pengaruh penatausahaan barang milik daerah ...mendo’akanku dan juga kakak ku ade setyawan, adek ku...
Post on 25-Feb-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAHTERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
OlehELY NURFITRIYANINIM 105730487714
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2018
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAHTERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA
OLEH
ELY NURFITRIYANI
NIM 105730487714
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2018
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk :
1. Allah swt yang telah memberiku kemudahan, jalan, dan kekuatan
dalam hidupku.
2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Suroto dan Ibu Ngatinem, selaku
motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah berhenti
mendo’akanku dan juga kakak ku Ade Setyawan, adek ku Wisnu
Aji Prasetiyo yang telah banyak berkorban dan memotivasi dalam
penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Dosen-dosenku, terkhusus kedua pembimbingku yang tak pernah
lelah dan sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan
motivasi kepadaku.
4. Para sahabat dan teman-teman sekalian yang senantiasa selalu
memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
“Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”.
(QS. Al Baqarah : 153)“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.
(QS. Al Insyirah : 5)
Jangan putus asa terhadap impianmu dengan keterbatasanmu,
bersabarlah, teruslah berusaha dan berdoa serta tuliskanlah mimpimu.
Sampai suatu saat nanti kamu akan mengucapkan “Terima kasih Ya Allah
telah mewujudkan mimpi saya” dan disaat itulah kebahagiaan yang
sesungguhnya karena tidak ada perjuangan yang sia-sia.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan
salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang
tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penatausahaan Barang Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis Bapak Suroto dan Ibu Ngatinem yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta kakak ku Ade Setyawan, adek ku
Wisnu Aji Prasetiyo yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat
hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan,
dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam
menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
viii
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak.CA.CSP., selaku ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dra.Hj. Lilly Ibrahim, SE.,M.Si., selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak.CA.CSP., selaku Pembimbing II yang
telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Staff Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa yang sudah
banyak membantu dan meluangkan waktunya.
9. Sahabat tercinta Mutmainnah Yusuf dan Fadillah Pradini Putri terima kasih
atas motivasi, semangat dan suka cita yang kalian berikan. Asyifa Hasanah
dan Sulfiana teman sedari SMA yang tak hentinya terus memberikan
semangat dan motivasi.
ix
10. Terima kasih teruntuk Nduk ayu untuk bantuan dan semangatnya, yang mau
disusahkan dan direpotkan juga, karena berkat bantuannya skripsi ini dapat
terselesaikan. Dan teruntuk Nur Atifah terima kasih untuk semangat,
dukungan dan motivasinya.
11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2014 terkhusus kelas Ak.6-2014 yang selalu belajar
bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
12. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat. kesabaran, motivasi dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada samua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantias mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 27 Oktober 2018
Penulis
x
ABSTRAK
ELY NURFITRIYANI, 2018. Pengaruh Penatausahaan Barang Milik DaerahTerhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah KabupatenGowa, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasMuhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Ibu Lilly Ibrahim dan Bapak IsmailBadollahi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penatausahaan barangmilik daerah terhadap kualitas laporan keuangan pada Pemerintah DaerahKabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linearsederhana. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa penatausahaantidak berpengaruh signifikan tetapi berpengaruh secara positif terhadap kualitaslaporan keuangan.
Kata Kunci : Penatausahaan Barang Milik Daerah, Kualitas Laporan Keuangan.
xi
ABSTRACT
ELY NURFITRIYANI, 2018. Effect of Administration of Regional Property on theQuality of Financial Reports on the Regional Government of Gowa Regency,Thesis in Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business,Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Ms. Lilly Ibrahim and Mr.Ismail Badollahi.
This study aims to determine the effect of administration of regionalproperty on the quality of financial reports in the Regional Government of GowaRegency. The type of research used in this study is a quantitative descriptiveapproach using a simple linear regression method. From the results of theresearch conducted it is known that administration does not have a significanteffect but has a positive effect on the quality of financial statements.
Keywords: Administration of Regional Property, Quality of Financial Statements
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .............................................................. x
ABSTRACK ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ....................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1A. Latar Belakang ........................................................................... 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6A. Barang Milik Negara/Daerah ....................................................... 6B. Penatausahaan Barang Milik Daerah ......................................... 9C. Laporan Keuangan ..................................................................... 15
1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................. 152. Tujuan Laporan Keuangan .................................................... 153. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ......................... 164. Penyajian Laporan Keuangan ............................................... 175. Jenis Laporan Keuangan ...................................................... 196. Kualitas Laporan Keuangan .................................................. 25
D. Penelitian Terdahulu ................................................................... 28E. Kerangka Pikir ............................................................................ 31F. Hipotesis ..................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33A. Jenis Penelitian .......................................................................... 33B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 34C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ........................... 34
1. Variabel Independen ............................................................. 34
xiii
2. Variabel Dependen ............................................................... 343. Skala Pengukuran ................................................................. 35
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 36E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36F. Teknik Analisis ............................................................................ 37
1. Statistik Deskriptif ................................................................. 372. Uji Kualitas Data ................................................................... 373. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 394. Analisis Regresi Linear Sederhana ....................................... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 43A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 43
1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah .... 432. Struktur Organisasi ............................................................... 463. Job Description ..................................................................... 474. Visi dan Misi .......................................................................... 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 53A. Hasil Penelitian .......................................................................... 53
1. Karakteristik Penelitian ......................................................... 562. Analisis Deskriptif .................................................................. 553. Uji Kualitas Data ................................................................... 56
a. Uji Validitas ..................................................................... 56b. Uji Reabilitas ................................................................... 58
4. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 59a. Uji Normalitas .................................................................. 59b. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 60
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ........................................ 61a. Koefisien determinasi (R2) ............................................... 62b. Uji t .................................................................................. 63
B. Pembahasan .............................................................................. 65
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 67A. Kesimpulan ................................................................................. 67B. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................... 28
Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner .................................. 53
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................. 54
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ....... 55
Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 55
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas .......................................................... 57
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas .......................................................... 57
Tabel 5.8 Hasil Uji Reabilitas ........................................................ 58
Tabel 5.9 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ................................ 61
Tabel 5.10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ................................ 62
Tabel 5.11 Koefisien Determinasi ................................................... 63
Tabel 5.12 Hasil Uji t ....................................................................... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................... 32
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................... 45
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas ................................................... 59
Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan dan pertanggungjawaban atas barang milik negara/daerah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan Negara. Undang-undang (UU) No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa keuangan negara
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang pembendaraan Negara
dinyatakan bahwa perbendaharaan merupakan kegiatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi, dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam Anggaran dan Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Menurut permendagri No. 17 Tahun 2007 serta pada Tahun 2016 Menteri
Dalam Negeri Menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri ini yang dimaksud barang milik daerah adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah. Dan Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2
Sukma Febrianti (2016) dalam jurnal Analisis Pengaruh Penatausahaan Aset
Tetap Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kuba
Kabupaten Raya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan berpengaruh secara simultan terhadap kualitas
laporan keuangan Pemerintah Daerah Kuba Kabupaten Raya.
Dalam penatausahaan ini termasuk didalamnya melaksanakan tugas dan
fungsi akuntansi barang milik negara/daerah. Penatausahaan barang milik
negara/daerah dalam rangka mewujudkan tertib administrasi termasuk
menyusun Laporan barang milik negara/daerah yang akan digunakan sebagai
bahan penyusunan neraca. Sedangkan penatausahaan barang milik
negara/daerah dalam rangka mendukung terwujudnya tertib pengelolaan barang
milik negara/daerah adalah menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan
barang milik negara/daerah dapat sesuai dengan asas fungsional, kepastian
hukum, transparansi dan keterbukaan, efesiensi, akuntabilitas, dan kepastian
nilai.
Penatausahaan barang milik negara/daerah meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan. Barang milik negara/daerah yang berada dibawah
penugasan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui
proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna
barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik
Negara/Daerah oleh pengelolaan barang.
Proses inventarisasi, baik berupa pendataan, pencatatan, dan pelaporan
hasil pendataan barang milik negara/daerah merupakan bagian dari
penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan dan inventarisasi diperlukan
dalam melaksanakan proses pelaporan barang milik negara/daerah yang
3
dilakukan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang dan pengelolaan
barang. Hasil penatausahaan barang milik negara/daerah digunakan dalam
rangka penyusunan neraca setiap tahun. Perencanaan kebutuhan pengadaan
dan pemeliharaan barang milik negara/daerah setiap tahun untuk digunakan
sebagai bahan penyusunan rencana anggaran dan pengamanan administratif
terhadap barang milik negara/daerah.
Dalam rangka pengamanan barang milik negara/daerah dibutuhkan sistem
penatausahaan yang dapat menciptakan pengendalian atas barang milik daerah.
Selain berfungsi sebagai alat kontrol, sistem penatausahaan tersebut juga harus
memenuhi kebutuhan manajemen instansi pemerintahan didalam perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, maupun penghapusan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap entitas Pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja.
Laporan keuangan yang berkualitas menurut Financial Accounting Standars
Board (FASB) merupakan laporan keuangan yang memenuhi unsur nilai relevan
dan reabilitas. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Peraturan
Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010 menjelaskan tentang karakteristik kualitas
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik
tersebut adalah relevan, andal, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa. Alasan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara
4
penatausahaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penatausahaan Barang
Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penatausahaan barang milik
daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Gowa.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui
pengaruh penatausahaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan
keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan dan
referensi serta menjadi rujukan dalam dunia akuntansi mengenai
penatausahaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat
bagi instansi pemerintahan khususnya yang terkait dengan
5
penatausahaan barang milik daerah dan pengelolaan laporan keuangan
agar dapat menyajikan laporan keuangan yang lebih baik dan lebih
berkualitas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Barang Milik Negara/Daerah
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Tahun
2010 Nomor 07 paragraf 5 aset tetap adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari masa manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Pada PSAP 07 dalam paragraf 7, aset tetap diklasifikasikan berdasarkan
kesamaan sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Aset tetap dibagi
menjadi 6 klasifikasi yaitu :
a. Tanah
Tanah yang termasuk dalam aset tetap dalam PSAP 07 Paragraf
07 adalah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
Termasuk dalam klasifikasi tanah ini adalh tanah yang digunakan untuk
gedung, bangunan, jalan, irigasi dan jaringan;
7
b. Peralatan dan mesin
Peralatan dan mesin berdasarkan PSAP 07 Paragraf 11
mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik dan
seluruh inventaris kantor dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan
dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dalam kondisi siap
pakai;
c. Gedung dan bangunan
Gedung dan bangunan dalam PSAP 07 Paragraf 10 mencakup
seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk
dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
pakai;
d. Jalan, irigasi dan jaringan
Jalan, irigasi dan jaringan dalam PSAP 07 Paragraf 12 mencakup
jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki
dan atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai;
e. Aset tetap lainnya
Aset tetap lainnya dalam PSAP 07 Paragraf 13 mencakup aset
tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam aset tetap diatas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap pakai;
f. Konstruksi dalam pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang
dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan
belum selesai seluruhnya.
8
Pada Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan barang milik negara/daerah adalah semua barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBN dan perolehan lainnya yang sah.
Pengertian barang milik negara/daerah berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 yaitu semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau perolehan lainnya yang sah, yang meliputi
antara lain :
a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau sejenisnya;
b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; atau
e. Barang yang diperoleh kembali dari hasil divestasi atas penyertaan
modal pemerintah daerah.
Barang milik daerah sebagaimana tersebut di atas, terdiri dari :
a. Barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya/
pemakaiannya berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)/Instansi/Lembaga Pemerintah Daerah lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Barang yang dimiliki oleh Penatausahaan Daerah atau Badan Usaha
Milik Daerah lainnya yang status barangnya dipisahkan. Barang milik
daerah yang dipisahkan adalah barang daerah yang pengelolaannya
berada pada Perusahaan Daerah atau Badan Milik Daerah lainnya yang
9
anggarannya dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah atau
Badan Usaha Milik Daerah lainnya.
Berdasarkan lingkup dan penggolongan aset tersebut diatas, Barang Milik
Daerah merupakan bagian dari aset Pemerintah Daerah yang berwujud maupun
tidak berwujud yang tercakup dalam aset lancar dan aset tetap. Aset lancar
merupakan aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai atau
dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Sedangkan
aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
B. Penatausahaan Barang Milik Daerah
Dalam kamus bahasa indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
istilah Tata Usaha ialah penyelenggaraan tulis menulis (keuangan dan
sebagainya) diperusahaan, negara dan sebagainya. Sedangkan menurut
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Penatausahaan mengasilkan dokumen yang
dihasilkan sebagai bukti untuk mencatat transaksi dalam proses akuntansi
meliputi semua dokumen yakni semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam
penguasaan Kuasa Pengguna Barang/ Pengguna Barang dan berada dalam
pengelolaan Pengelola Barang.
Penatausahaan barang milik daerah dalam mewujudkan tertib administrasi
termasuk menyusun laporan barang milik daerah yang akan digunakan sebagai
bahan penyusunan neraca pemerintah daerah. Dalam penatausahaan barang
10
milik daerah ini termasuk didalamnya melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi
barang milik daerah. Pelaksanaan tugas dan fungsi akuntansi barang milik
daerah yang dimaksud mengacu kapada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penatausahaan barang milik daerah dilakukan dengan 3 (tiga) kegiatan yang
meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.
a. Pembukuan
Permendagri No 19 Tahun 2016 menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pembukuan adalah proses pencatatan barang milik
daerah kedalam daftar barang pengelola menurut golongan dan
kodefikasi barang dan kedalam kartu inventaris barang serta dalam
daftar barang milik daerah. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib
melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam
Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).
Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan
pencatatan harus sesuai dengan format.
1.) Kartu Inventaris Barang (KIB)
Kartu inventaris barang (KIB) adalah kartu untuk mencatat
barang-barang inventaris secara tersendiri atau kumpulan/kolektif
dilengkapi data asal, volume, kapasitas, merk, type, nilai/harga
perolehan dan data lain mengenai barang tersebut, yang diperlukan
untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakan selama
barang tersebut belum dihapuskan. Terdapat empat macam Kartu
Inventaris Barang (KIB) yaitu :
11
a.) KIB A Tanah;
b.) KIB B Peralatan dan Mesin;
c.) KIB C Gedung dan Bangunan;
d.) KIB D Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e.) KIB E Aset Tetap Lainnya’
f.) KIB F Konstruksi dalam pengerjaan.
2.) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
Kartu Inventaris Ruangan (KIR) adalah kartu untuk mencatat
barang-barang inventaris yang ada dalam ruangan kerja. Kartu
Inventaris Ruangan (KIR) ini harus dipasang disetiap ruangan kerja.
Pemasangan maupun pencatatan Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
merupakan tanggungjawab pengurus barang dan Kepala Ruangan
disetiap SKPD.
b. Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan
perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan
data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Kegiatan
identifikasi dan inventarisasi dimaksudkan untuk informasi yang akurat,
lengkap, dan mutakhir mengenai kekayaan daerah yang dimiliki atau
dikuasai oleh pemerintah daerah. Untuk dapat melakukan identifikasi dan
inventarisasi aset daerah secara objektif dan dapat diandalkan,
pemerintah daerah perlu memanfaatkan profesi auditor atau jasa penilai
yang independen.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.19 Tahun 2016 menyebutkan
bahwa inventarisasi barang barang milik daerah paling sedikit dilakukan
12
1 kali dalam 5 tahun oleh pengguna barang. Tetapi inventarisasi
dilakukan setiap tahun untuk barang milik daerah berupa persediaan dan
konstruksi dalam pengerjaan.
Dari kegiatan inventarisasi maka disusunlah Buku Inventaris (BI)
yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaraan,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris
tersebut memuat data meliputi lokasi, jenis/merk, jumlah, type, ukuran,
harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang, dan sebagainya.
Kemudian dari BI tiap-tiap SKPD dilakukan penggabungan menjadi Buku
Induk Inventaris (BII).
Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan
mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka :
1. Pengendalian, pemanfaatan, pengamatan dan pengawasan
setiap barang;
2. Usaha untuk menggunakan, memanfaatkan setiap barang secara
maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing;
3. Menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.
Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiiki oleh Pemerintah
Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta didaftar
dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dapat digunakan dengan fungsi
dan perannya, maka pelaksannannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan,
berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat
memberikan informasi yang tepat dalam :
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2. Pengadaan;
13
3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
4. Penggunaan;
5. Penatausahaan;
6. Pemanfaatan;
7. Pengamanan dan pemeliharaan;
8. Penilaian;
9. Penghapusan;
10. Pemindahtanganan;
11. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
12. Pembiayaan;
13. Tuntutan ganti rugi.
c. Pelaporan
Dalam Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 disebutkan bahwa
pelaporan barang milik daerah yang dilakukan kuasa pengguna barang
harus disampaikan setiap semesteran dan tahunan kepada pengguna
barang. Hasil dari laporan kuasa pengguna barang yang disampaikan
tersebut kemudian digunakan sebagai bahan dalam penyusunan
laporan barang pengguna semesteran dan tahunan yang kemudian
akan disampaikan kepada pengelola barang sebagai dasar dalam
penyusunan SKPD.
Yang dimaksud dengan pelaporan adalah proses penyusunan
laporan barang setiap semesteran dan setiap tahun setelah dilakukan
inventarisasi dan pencatatan. Pengguna menyampaikan laporan
pengguna barang semesteran dan tahunan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola. Sementara Pembantu Pengelola menghimpun
14
seluruh laporan pengguna barang semesteran dan tahunan dari masing-
masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat rekapitulasinya.
Rekapitulasi tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan neraca
daerah.
Hasil sensus barang dari hasil masing-masing pengguna/kuasa
pengguna, dirakap kedalam buku inventaris dan disampaikan kepada
pengelola, selanjutnya pembantu pengelola merekap buku inventaris
tersebut menjadi buku induk inventaris.
Buku induk inventaris merupakan saldo awal pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya,selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya
pengguna/kuasa pengguna dan pengelola hanya membuat Daftar
Mutasi Barang (bertambah dan/atau berkurang) dalam bentuk
rekapitulasi barang milik daerah. Mutasi barang bertambah dan atau
berkurang pada masing-masing SKPD setiap semester, dicatat secara
tertib pada :
1. Laporan Mutasi Barang
Laporan Mutasi Barang merupakan laporan mutasi barang per
semester dari SKPD kepada pembantu pengelola.
2. Daftar Mutasi Barang
Daftar Mutasi Barang merupakan laporan mutasi barang per
tahun dari SKPD kepada Biro/Bagian Perlengkapan.
Laporan inventarisasi barang (mutasi bertambah dan atau berkurang)
selain mencantumkan jenis, merk, type, dan lain sebagainya juga harus
mencantumkan nilai barang.
15
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatau
peiode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas
tersebut.
Menurut kasmir (2014:7) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu.
Menurut harahap (2013:105) laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu.
Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan
data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut fahmi (2013:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan
tersebut.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Standar akuntansi keuangan yang tulis oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(2002:4) dijelaskan bahwa “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
16
Menurut harahap (2013:70) mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan
merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi.
Menurut fahmi (2013:5) tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan
dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.
Dari beberapa tujuan laporan yang disebutkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi
tentang kondisi suatu perusahaan seperti posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu tujuan dari laporan
keuangan juga ditujukan bagi pihak eksternal maupun pihak internal. Bagi pihak
eksternal laporan keuangan memberi informasi yang bermanfaat bagi
pemakainya saat ini maupun masa yang akan datang dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan bagi pihak internal sebagai alat evaluasi atas kegiatan
operasional perusahaan pada periode tertentu dan sebagai prediksi arus kas di
masa depan.
3. Prinsip Akuntansi dan Peloporan Keuangan
Prinsip akuntansi dan pelaporan merupakan ketentuan yang harus diikuti
oleh pembuat standar serta penyusun, pemeriksa, dan pemakai laporan
keuangan. Ada beberapa prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintahan:
1. Basis akuntansi, yaitu basisi akrual untuk finansial dan basis kas untuk
pelaksanaan anggaran;
17
2. Nilai historis, yaitu aset dicatat sebesar kas/setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar untuk memperoleh aset pada saat perolehan serta
kewajiban dicatat sebesar kas/setara kas yang diharapkan akan dibayar
dimasa yang akan datang;
3. Realisasi, yaitu pendapatan dan belanja pada basis kas diakui setelah
diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas;
4. Substansi mengungguli bentuk formal, yaitu informasi yang diperlukan
dalam rangka penyajian wajar harus disajikan sesuai dengan substansi
dan tidak semata-mata hanya aspek formalitasnya;
5. Periodisitas, yaitu laporan keuangan disajikan dalam periode-periode
sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya dapat
ditentukan;
6. Konsistensi, yaitu perlakuan akuntansi yang sama digunakan untuk
transaksi atau kejadian yang sama antar-periode;
7. Pengungkapan lengka, yaitu informasi keuangan yang lengkap yang
dibutuhkan pengguna disajikan pada laoran keuangan;
8. Penyajian wajar, yaitu laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Penyajian Laporan Keuangan
Dalam PSAP 1 tentang penyajian laporan keuangan tujuan laporan
keuangan adalah diharapkan memberikan manfaat bagi pemakai untuk membuat
keputusan agar bermanfaat, laporan keuangan diharapkan menyediakan
informasi tentang:
18
1. Sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan;
2. Kecukupan pemnerimaan periode berjalan untuk pembiayaan seluruh
pengeluaran;
3. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas
pelaporan serta hasil-hasil yang dicapai;
4. Bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya
kebutuhan kasnya;
5. Posisi keuangan dan kondisi entititas pelaporan keuangan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek mauoun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan
pinjaman;
6. Perubahan posisi keuangan entitas peloporan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal:
1. Aset;
2. Kewajiban;
3. Ekuitas;
4. Pendapatan Laporan Realisasi Anggaran;
5. Belanja;
6. Transfer;
7. Pembiayaan;
8. Saldo Anggaran Lebih;
9. Pendapatan Laporan Operasional;
19
10. Beban;
11. Arus kas.
Unsur-unsur diatas relevan untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan.
Akan tetapi unsur-unsur tersebut belum sepenuhnya memenuhi tujuan pelaporan
keuangan. Karena itu informasi non-keuangan dalam catatan atas laporan
keuangan memberikan informasi yang lebih langkap.
5. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun oleh entitas akuntansi meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Operasional, Neraca, Catatan atas Laporan Keuangan.
Sedangkan laporan keuangan yang disusun entitas pelaporan meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan reaslisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya kas yang dikelola oleh
pemerintah dalam suatu periode. Realisasi anggaran adalah pelaksanaan
APBD/APBN. APBD/APBN adalah undang-undang/peraturan daerah.
Laporan realisasi anggran menunjukkan ketaatan pemerintah terhadap
APBD/APBN. Laporan realisasi anggaran disusun oleh entitas akuntansi
dan entitas peloporan. Laporan realisasi anggaran menyajikan unsur-
unsur:
a. Pendapatan LRA;
b. Belanja;
c. Transfer;
20
d. Surlus/defisit LRA;
e. Pembiayaan;
f. Sisa leboh/kurang pembiayaan anggaran;
Pendapatan laporan realisasi anggaran adalah semua penerimaan
rekening kas umum pemerintah yang menambah saldo anggaran lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Belanja
adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum pemerintah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari/kepada
entitas pelaporan lain termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
Surplus/defisit laporan realisasi anggaran adalah selisih lebih/kurang
antara pendapatan laporan realisasi anggaran selama satu periode
pelaporan. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan atau pengeluaran yang akan menerima kembali baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran (silpa/sikpa) adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi pendapatan LRA dan belanja serta penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan dalam anggaran selama satu periode pelaporan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan perubahan saldo anggaran lebih adalah laporan yang
menunjukkan perubahan dari saldo anggaran lebih dalam suatu periode.
21
Saldo anggaran lebih (SAL) adalah gunggunan saldo yang berasal dari
akumulasi SILPA/SIKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan akun
berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan. Laporan erubahan
saldo anggaran lebih hanya disusun oleh entitas pelaporan. Laporan
perubahan saldo anggaran lebih menyajikan unsur-unsur:
a. Saldo anggaran lebih awal periode;
b. Penggunaan saldo anggaran lebih;
c. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan;
d. Lain-lain;
e. Saldo anggaran lebih akhir periode.
3. Laporan Operasional
Laporan operasional adalah laporan yang menunjukkan kinerja
pemerintah dalam satu periode. Laporan disusun oleh entitas akuntansi
dan entitas pelaporan. Unsur-unsur yang disajikan dalam laporan
operasional adalah:
a. Pendapatan LO;
b. Beban dari kegiatan operasional;
c. Surplus/defisit dari kegiatan non-operasional;
d. Pos luar biasa;
e. Surplus/defisit LO.
Pendapatan LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Beban adalah kewajiban pemerintah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Surplus/defisit non
operasional adalah surplus/defisit yang berasal dari kegiatan non-
operasional seperti surplus/defisit penjualan aset tetap dan pelepasan
22
kewajiban jangka panjang. Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa
atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang
bukan merupakan operasi biasa,tidak diharapkan sering atau rutin terjadi,
dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Surplus/defisit LO merupakan selisih antara pendapatan LO dan beban
selama satu periode pelaporan, setelah diperhitugkan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional dan pos luar biasa.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah lapiran yang menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan denagn
tahun sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas disusun oleh entitas
akuntansi dan entitas pelaporan. Laporan perubahan ekuitas menyajikan
pos-pos:
1. Ekuitas awal;
2. Surplus/defist LO pada periode bersangkutan;
3. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas.
Ekuitas awal adalah ekuitas yang berasal dari akhir tahun
sebelumnya. Nilai ekuitas awal diperoleh dari ekuitas akhir pada laporan
perubahan ekuitas tahun sebelumnya. Surplus/defisit LO periode
bersangkutan adalah surplus/defisit tahun berjalan. Nilai ini diperoleh dari
adanya koreksi kesalahan tidak terulang pada tahun sebelumnya. Ekuitas
akhir diperoleh dari penjumlahan antara ekuitas awal ditambah
surplus/defisit periode berjalan dan koreksi kesalahan.
23
5. Neraca
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas tentang aset, kewajiban,dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca
disusun oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Unsur-unsur yang
disajikan dalam neraca adalah:
a. Aset;
b. Kewajiban;
c. Ekuitas.
Aset adalah sumber adaya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa depan diharapkan diperoleh
baik oleh pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam
satuan uang termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Kewajiban adalah utang
yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Ekuitas
adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah.
6. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi
kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Manfaat laporan arus kas adalah sebagai indikator jumlah arus kas
24
dimasa yang akan datang dan untuk menilai kecermatan atas taksiran
arus kas yang dibuat sebelumnya. Laporan arus kas hanya disusun oleh
fungsi perbendaharaan umum. Pemerintah tidak melakukan konsolidasi
laporan arus kas karena SKPD tidak menyusun laporan tersebut. Laporan
arus kas yang dibuat oleh PPKD merupakan laporan arus kas Pemda.
Unsur-unsur yang disajikan dalam laporan arus kas adalah:
1. Arus kas dari aktivitas operasi;
2. Arus kas dari aktivitas investasi;
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan;
4. Arus kas dari aktivitas transitoris.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas apiran keuangan (CaLK) adalah penjelasan naratif atau
rincian daria ngka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, Laporan
perubahan saldo anggaran lebih, laporan opersaional, laporan perubahan
ekuitas, Neraca, dan laporan arus kas. CaLK juga mencakup informasi
tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan
dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan
didalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta ungkapan-
ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar. CaLK mengungkapkan/menyajikan/menyediakan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengungkapkan informasi umum tentang entitas;
2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi
makro;
25
3. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangam selama tahun
pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
4. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan penting lainnya.
5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan
pada lembar muka laporan kauangan.
6. Kualitas Laporan Keuangan
Dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Peraturan Pemerintah (PP) No
71 Tahun 2010 menjelaskan tentang karektiristik kualitatif laporan keuangan
adalah sebagai berikut: “karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-
ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
dapat memenuhi tujuannya”.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki.
a. Relevan
Sesuatu dikatakan relevan apabila mampu mempengaruhi keputusan
alokasi sumber daya, yaitu kapabilitasnya dalam membuat suatu
keputusan berbeda (FASB 1980). Laporan keuangan dapat dikatakan
relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi hasil evaluasi mereka
26
dimasa lalu. Karakteristik informasi yang relevan menurut Peraturan
Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1.) Memiliki Manfaat Laporan Keuangan
Informasi memungkinakan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksi ekspektasi mereka dimasa lalu. Laporan dikatakan
bermanfaat jika informasi didalamnya relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
2.) Memiliki Manfaat Prediktif (Predictive Value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3.) Tepat Waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
disusun juga harus memenuhi ketepatan informasi yang disusun
serta didukung dengan ketepatan waktu penyampaian sesuai
ketentuan yang berlaku.
4.) Lengkap
Informasi akuntansi keuangan disajikan selengkap mungkin,
mencakup semuai informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dangan memperhatikan kendala yang ada.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
27
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan (Peraturan
Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010). Peraturan Pemerintah (PP) No 71
Tahun 2010 juga menyebutkan bahwa informasi yang andal harus
memenuhi karakteristik:
1.) Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
2.) Dapat Diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari satu kali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang sama.
3.) Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak lain.
c. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas
pelaporan pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila suatu
entiatas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang
28
lebih baik dari pada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
D. Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang
sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data
pendukungnya adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan adalah terkait dengan penatausahaan barang miik daerah
terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain
disajikan pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti(Tahun)
JudulPenelitian
TujuanPenelitian
MetodePenelitian
HasilPenelitian
SukmaFebrianti(2016)
AnalisisPengaruhPenatausahaan Aset TetapTerhadapKualitasLaporanKeuangan
Untukmengetahuipengaruhaktiva tetapyang terdiridaripembukuan,inventarisasi
Metode yangdigunakanadalahmetodesurvei,analisis yangdigunakanadalah
Hasil penelitian inimenunjukkanbahwa pembukuan,inventarisasi danpelaporanberpengaruh secarasimultan terhadapkualitas laporan
29
PemerintahDaerah KubaKabupatenRaya
dan pelaporankualitaslaporankeuanganPemda KubaKabupatenRaya
regresi linearbergandadengan ujisimultan danuji parsial
keuangan PemdaKuba KabupatenRaya
AyangPurtiSeptiayuAnggreani (2015)
PengaruhPenatausahaan BarangMilik NegaraTerhadapKualitasLaporanKeuanganpada KantorKementrianAgama KotaProbolinggo
Untukmengetahuipengaruhpenatausahaan barang miliknegaraterhadapkualitaslaporankeuangan
Metode yangdigunakanadalahpendekatankuantitatif,penentuansampelmenggunakan metodesamplingjenuh,analisis datayangdigunakanadalahanalisis linearberganda
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa secarastimulan danparsial, variabelpembukuan,inventarisasi danpelaporanberpengaruh positifdan signifikanterhadap kualitaslaporan keuanganpada KantorKementrian AgamaKota Probolinggo
OktaDwiKurnianto (2017)
PengaruhPenatausahaan BarangMilik DaerahterhadapKualitasLaporanKeuangan(Studi kasuspadaPemerintahanKabupatenMagelang)
Untukmencari buktiempirik untukmendukunghipotesisnahwaterdapatpengaruhpenatausahaan barang milikdaerah yangterdiri darikompetensiSDM,instrumenpenatausahaan BMD, danpelaporanterhadapkualitaslaporankeuangan
Metode yangdigunakanadalahobservasilangsung dansurvei,penelitian inimenggunakan modelanalisisregresi linearsederhana
Penelitian inimembuktikanbahwa terdapatpengaruh signifikanantarapenatausahaanbarang milik daerahterhadap kualitaslaporan keuanganpemerintah daerah
YulpiPoae,VentjeIlat,
PengaruhPengelolaanBarang MilikDaerah
Untukmenganalisispengaruhpengelolaan
Menggunakan metodepurposivesampling.
Hasil penelitian inimenunjukkanbahwa secaraparsial penilaian,
30
JessyD.L.Warongan
terhadapKualitasLaporanKeuanganPemerintahDaerahKabupatenKepulauanTalaud
barang milikdaerah (BMD)terhadapkualitaslaporankeuanganPemerintahDaerahKabupatenKepulauanTaulad
Jenispenelitian iniadalahkuantitatifdenganmenggunakan metodeanalisisregresiberganda
penatausahaan,pengawasan danpengendalian BMDmemiliki pengaruhpositif dan signifikanterhadap kualitaslaporan keuanganpemerintah daerah,sedangkanperencanaan BMDmemiliki pengaruhnegatif dan tidaksignifikan terhadapkualitas laporankeuanganpemerintah daerah
Anshari,EfrizalSyofyan
PengaruhPengelolaanBarang MilikDaerahterhadapKualitasLaporanKeuanganPemerintahanKota Padang
UntukmengaetahuipengaruhpengelolaanasetPemerintahKota Padang,dampaknyaterhadapkualitaslaporankeuanganPemerintahKota Padang
Menggunakan teknikSimpelRandomSampling,analisa yangdigunakanadalahanalisaregresiberganda
Inventarisasi, legalaudit, penilaian,pegendalian danpengawasanberpengaruh positifdan signifikanterhadap kualitaslaporan keuanganPemerintah KotaPadang
NoviraJuwitaAndiani,DiniWahyuHapsari,Muhamad Muslih(2017)
PengaruhPenatausahaan danPenerapanSistemInformasiManaemenAkuntansiBarang MilikNegara(SIMAK BMN)terhadapKualitasLaporanKeuangan(Studi padaKantor Pusatdan KantorWilayahDirektorat
Untukmengetahuipengaruhpenatausahaan, danpenerapansisteminformasimanajemenakuntansibarang miliknegara(SIMAK BMN)terhadapkualitaslaporankeuanganpada KantorPusat danKantor
Metode yangdigunakanadalahregresi linearberganda
Pembukuan,inventarisasipelaporan, danpenerapan SIMAKBMN secarasimultanberpengaruhterhadap kualitaslaporan keuangan.Secara parsialditemukan bahwapembukuanberpengaruh positifdan signifikanterhadap kualitaslaporan keuangan.Inventarisasi tidakberpengaruhterhadap kualitaslaporan keuangan,
31
JenderalKekayaanNegara DKIJakarta
WilayahDirektoratKekayaanNegara DKIJakarta
pelaporan tidakberpengaruhsignifikan tetapiberpengaruh secarapositif terhadapkualitas laporankeuangan danSIMAK BMN tidakberpengaruhterhadap kualitaslaporan keuangan
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan pada teori-teori diatas dapat dijelaskan sebagai berikut,
penatausahaan barang milik daerah merupakan fungsi yang sangat strategis.
Inventarisasi dan revaluasi aset/kekayaan negara diharapkan akan mampu
memperbaiki/menyempurnakan administrasi pengelolaan barang milik daerah
yang saat ini. Dengan langkah inventarisasi barang milik daerah tersebut,
diproyeksikan kedepan akan dapat terwujud database BMD yang akurat dan
reliable, sehingga dapat dipergunakan bagi kepentingan penyusunan rencana
kebutuhan penganggaran atas belanja barang dan/atau belanja modal pada
kementerian/lembaga Negara. Implementasi dari sistem inventarisasi dan
pelaporan yang baik akan berdampak baik untuk keberhasilan pengamanan
barang milik daerah.
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat ditentukan oleh baik
tidaknya penatausahaan aset tetap atau barang milik daerah nya. Pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan merupakan proses dalam penatausahaan barang
milik daerah. Meningkatnya sistem penatausahaan terhadap barang milik daerah
tersebut, maka tingkat kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi
32
lebih reliable mengingat jumlah aset yang terdaftar benar-benar menggambarkan
jumlah yang sebenarnya dari tindakan pengamanan yang efisien dan efektif.
Dari uraian diatas, maka kerangka pikir yang akan digunakan penulis adalah:
Gambar 2.1 kerangka pikir
Penatausahaan (X) Kualitas Laporan Keuangan (Y)
F. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir yang sudah dijabarkan di
atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara penatausahaan terhadap kualitas
laporan keuangan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014,13) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Kuantitatif yaitu
data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang berupa data-data
dokumen yang berhubungan dengan pengaruh penatausahaan barang milik
daerah terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research) yakni
penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal antara variabel
independen dengan variabel dependen melalui pengajuan hipotesis yang telah
dirumuskan. Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian deskriptif.
Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena terdapat rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri atau
variabel yang berdiri sendiri. Variabel independen atau variabel mandiri dalam
penelitian ini adalah penatausahaan barang milik daerah yang terdiri dari
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan, sedangkan variabel dependen adalah
kualitas laporan keuangan.
34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Gowa yang berlokasi dijalan Mesjid Raya No.30
Sungguminasa, Somba Opu. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei sampai
dengan bulan juni.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel Independen
Menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 Penatausahaan adalah
rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan
pelaporan barang milik daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Penatausahaan mengasilkan dokumen yang dihasilkan
sebagai bukti untuk mencatat transaksi dalam proses akuntansi meliputi
semua dokumen yakni semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada
dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/ Pengguna Barang dan
berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel Penatausahaan adalah dengan menggunakan
kuesioner.
2. Variabel Dependen
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa
karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik tersebut merupakan
prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah
dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Keempat karakteristik itu
35
adalah (1) relevan, yaitu laporan keuangan memiliki manfaat laporan
keuangan, memiliki manfaat prediktif, tepat waktu dan lengkap; (2) andal
(reliability), dimana laporan keuangan disajikan secara jujur, dapat
diverifikasi dan netral; (3) dapat dibandingkan; (4) dapat dipahami. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel Kualitas Laporan
Keuangan adalah dengan menggunakan kuesioner
3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada yang
digunakan dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial, dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Jawaban responden terhadap pernyataan pada penelitian ini dengan
memberikan tanda () pada kolom yang mewakili pilihan alternatif
jawaban. Berikut ini adalah contoh pengukuran indikator dari variabel
tersebut di atas :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Kurang Setuju (KS)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
36
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah segala sesuatu yang meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimilki oleh obyek/subyek yang diterapkan untuk dipelajari. Sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada pada
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa yaitu berjumlah 58
orang pegawai.
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini
yang menjadi sampel adalah 21 orang pegawai.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan
kuosioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
37
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam studi kepustakaan ini peneliti mengumpulkan dan mempelajari
berbagai teori dan konsep dasar yang berhubungan dengan masalah diteliti.
Teori dan konsep dasar tersebut peneliti peroleh dengan cara menelaah
berbagai macam sumber seperti buku, jurnal, dan bahan bacaan yang
relevan.
F. Teknik Analisis
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Dalam penelitian ini, statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Dengan menggunakan alat uji program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS). Dengan Metode Regresi Sederhana.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (sugiyono, 2014 :206).
2. Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen
kuesioner harus dilakukaan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
38
valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan
kualitas hasil penelitian.
a. Uji Validitas
Uji Validitas data adalah Derajat ketetapan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Uji Validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak.
Sedangkan uji realibitas menyatakan bahwa apabila instrumen yang
digunakan beberapa kali digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat
menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metode penelitian
bahwa untuk melihat valid tidaknya suatu alat ukur digunakan
pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor
butir pernyataan.
Faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain kepatuhan
responden mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya
formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan
kriteria sebagai berikut.
a.) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan
tersebut valid.
b.) Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan
tersebut tidak valid.
39
b. Uji Reabilitas
Realibitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk responden yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Uji Realibiltas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur
dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan
memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat
andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika,
yaitu melalui koefesien realibilitas dan apabila koefesien realibitansnya
lebih besar dari 0.60 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut
dinyatakan andal (reliabel).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear berganda residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:80).
40
Uji normalitas juga dapat dilakukan dalam bentuk Uji Kolmogorov-
Smirnov (Kolmogorov-Smirnov Test) teknik pengujian ini dilakukan
dengan menguji nilai residual dari variabel dependen dan variabel
independen (Statistik, youtube: 2013), dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi Normal
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas (Nilai Signifikan) > 0.05 maka H0 diterima.
Jika probabilitas (Nilai Signifikan) < 0.05 maka H0 ditolak.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Danang Sunyoto (2016:90) menjelaskan uji
heteroskedastisidas sebagai berikut: "Dalam persamaan regresi berganda
perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual dari
observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika
variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas".
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik plot (scatterplot) dimana
penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak
41
membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya berada di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak
terjadi gejala heterokedastisitas pada regresi ini, sehingga modal regresi
yang dilakukaan layak dipakai.
4. Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2014:270) regresi sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan
satu variabel dependen. Persamaan Umum regresi linier sederhana
adalah:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel response atau variabel akibat (Dependent)
X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (Independent)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2013:95).
42
Setiap tambahan satu variabel maka R2 akan meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable
dependen. Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2 saat mengevaluasi model regresi yang
terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
suatu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,
2013:95).
b. Uji t
Uji t digunakan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun ketentuan penerimaan atau penolakan pengujian ini yaitu apabila
angka signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis alternatif diterima dan
hipotesis nol ditolak. Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan
ketentuan:
a. - Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (ada pengaruh yang
signifikan).
- Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima (tidak ada pengaruh
yang signifikan).
b. Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah:
- Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
- Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa terbentuk pada
Bulan Maret Tahun 2009 yang merupakan gabungan dari dua instansi
pemerintah yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa yang mempunyai
tupoksi di sektor pendapatan dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa yang mempunyai tupoksi di bidang pembelanjaan/pencairan
anggaran dan penyusunan anggaran Pemerintah Dearah Kabupaten Gowa.
Latar belakang terbentuknya Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 dan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 7 Tahun 2008 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 3 Tahun 2001
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, serta Peraturan
Bupati Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas
Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.
Dimana didalamnya menjelaskan bahwa kedudukannya adalah sebagai unsur
pelaksanaan tekhnis operasional yang bertugas di bidang pengelolaan keuangan
daerah. Dengan demikian terbentuknya Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa dapat mempermudah koordinasi antara ketersediaan anggaran
yang bersumber dari pendapatan daerah dengan kebutuhan anggaran belanja
daerah dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Gowa setiap tahunnya.
44
Dinas Pengelolaan Keuangan Dearah Kabupaten Gowa secara administratif
berkedudukan di Sungguminasa yang merupakan Ibukota Kabupaten dan
sebagai daerah penyanggah kawasan Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten
Gowa sebagai daerah yang cukup potensial sangat beralasan untuk tetap logis
dalam masa Otonomi Daerah, bahwa dapat mandiri, maju seiring dengan
Kabupaten / Kota yang maju di Indonesia dan menjadi Kabupaten adalan di
Sulawesi Selatan.
Sebagai daerah percontohan otonomi daerah secara logis akan mempunyai
tanggungjawab dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
sehingga dengan demikian disadari semakin besarnya permasalahan yang akan
dihadapi sejalan dengan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks tentu
bukan berimplikasi pada peningkatan jumlah pendanaan yang semakin besar.
Guna mewujudkan pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan
bertanggungjawab, maka pemerintah daerah di tuntut untuk berupaya seoptimal
mungkin untuk menggali sumber-sumber pendapatan guna membiayai sendiri
Kabupaten di daerahnya.
45
Gambar 4.1STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
Kelompok Jabatan Fungsional
BIDANG ANGGARAN
Sub Bidang penyusunanAPBD
Sub bidang pengendaliandanpenatausahaananggaran
Sub bidang otoritas DPA-SKPD
BIDANG PERBENDAHARAANDAN KAS DAERAH
Sub.bidang pengelolaanbelanja tidak langsungdan pembiyaan daerah
Sub bidang pengelolaanbelanja langsung
Sub bidang pengelolaankas daerah
Sub.Bagian Umumdan kepegawaian
Sub.Bagian perencanaandan pelaporan
Sub.bagian keuangan
BAGIAN AKUNTANSI BIDANG ASETDAERAH
Sub bidang akuntansipenerimaan danpengeluaran kas
Sub bidang akuntansi aset
Sub bidang penyususnanlaporan keuangan
Sub bidangperencanaankebutuhan aset
Sub bidang analisaaset
Sub bidang mutasidan penghapusan aset
UPTD
46
2. Struktur Organisasi
a. Susunan Organisasi Badan, terdiri atas :
1.) Kepala Badan;
2.) Sekretariat;
a.) Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
b.) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
c.) Sub. Bagian Keuangan.
3.) Bidang Anggaran;
a.) Sub. BidangPenyusunan APBD;
b.) Sub. Bidang Pengendalian Dan Penatausahaan Anggaran;
c.) Sub. Bidang Otoritas DPA - SKPD;
4.) Bidang Perbendaharaan;
a.) Sub. Bidang Pengelolaan Belanja Tidak Langsung Dan
Pembiayaan Daerah;
b.) Sub. Bidang Pengelolaan Belanja Langsung;
c.) Sub. Bidang Pengelolaan Kas Daerah;
5.) Bidang Akuntansi;
a.) Sub. Bidang Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas;
b.) Sub. Bidang Akuntansi Aset;
c.) Sub. Bidang Penyusunan Laporan Keuangan;
6.) Bidang Aset Daerah;
a.) Sub. Bidang Perencanaan Kebutuhan Aset;
b.) Sub. Bidang Analisa Aset;
c.) Sub. Bidang Mutasi dan Penghapusan Aset;
7.) Jabatan Fungsional.
47
3. Job Description
1.) Kepala Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan keuangan
daerah berdasarkan kewenangan dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada daerah sesuai peraturan perundang-undangan
dan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.Kepala Badan
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan fungsi :
a.) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan
keuangan daerah;
b.) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang
pengelolaan keuangan daerah;
c.) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan
bidang pengelolaan keuangan daerah;
d.) Pelaksanaan administrasi Badan; dan
e.) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas
dan fungsinya.
2.) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasikegiatan,
memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan
program, pelaporan, umum, kepegawaian dan keuangan dalam
lingkungan Badan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi:
a.) Pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Badan;
b.) Pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan;
48
c.) Pengoordinasian urusan umum dan kepegawaian;
d.) Pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan
e.) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
3.) Sub Bagian umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam
mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan,
administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang,
urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian.
4.) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam
mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan
pelaporan keuangan.
5.) Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Badan dalam mengoordinasikan
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas,
Kepala Bidang Anggaran mempunyai fungsi:
a.) Perumusan kebijakan teknis Bidang Anggaran;
b.) Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Anggaran;
c.) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Anggaran;
d.) Pelaksanaan administrasi Bidang Anggaran;
6.) Sub Bidang Penyusunan APBD dipimpin oleh Kepala Sub Bidang
yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Anggaran
dalam melakukan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
49
7.) Sub. Bidang Pengendalian dan Penatausahaan Anggaran dipimpin
oleh Kepala Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Anggaran dalam melakukan pengendalian dan
penatausaan anggaran.
8.) Sub. Bidang Otoritas DPA-SKPD dipimpin oleh Kepala Sub. Bidang
yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Anggaran
dalam melakukan otorisasi DPA-SKPD.
9.) Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah dipimpin oleh Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
dalam mengoordinasikan pelaksanaan perbendaharaan dan kas
daerah.
10.) Sub. Bidang Pengelolaan Belanja Tidak Langsung dan
Pembiayaan Daerah dipimpin oleh Kepala Sub. Bidang yang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perbendaharaan
dan Kas Daerah dalam melaksanakan pengelolaan belanja tidak
langsung dan pembiayaan daerah.
11.) Sub. Bidang Pengelolaan Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala
Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah dalam melaksanakan
pengelolaan belanja langsung.
12.) Sub. Bidang Pengelolaan Kas Daerah dipimpin oleh Kepala Sub.
Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
Perbendaharaan dan Kas Daerah dalam melaksanakan pengelolaan
Kas Daerah.
50
13.) Bidang Aset Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam
pengelolaan pelaporan aset daerah.
14.) Sub. Bidang Perencanaan Kebutuhan Aset dipimpin oleh Kepala
Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bidang Aset Daerah dalam perencanaan kebutuhan aset.
15.) Sub. Bidang Analisa Aset dipimpin oleh Kepala Sub. Bidang yang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Aset Daerah
dalam melakukan analisa aset.
16.) Sub. Bidang Mutasi dan Penghapusan Aset dipimpin oleh Kepala
Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bidang Aset Daerah dalam melakukan mutasi dan penghapusan
aset.
17.) Bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
pelaporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
18.) Sub. Bidang Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
dipimpin oleh Kepala Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Akuntansi dalam mencatat penerimaan
dan pengeluaran kas.
19.) Sub. Bidang Akuntansi Aset dipimpin oleh Kepala Sub. Bidang
yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Akuntansi
dalam melakukan pelaporan akuntansi aset.
51
20.) Sub. Bidang Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh
Kepala Sub. Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Akuntansi dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan daerah.
4. Visi dan Misi
1. Visi
Berdasarkan keadaan saat ini dan perkiraan strategis 5 tahun yang akan
datang Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa telah
menetapkan visi yang telah dirumuskan dan menjadi komitmen bersama
dengan melibatkan seluruh stakeholders dilingkungan Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Gowa. Adapun visi yang ditetapkan yaitu
sebagai berikut:
“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan yang Handal dan Akuntabel guna
mendukung Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan harapan yang terkandung dalam visi Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah maka perlu dirumuskan misi yang
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan proyeksi kondisi tentang masa depan. Selaras dengan
visi yang telah dirumuskan bersama, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa merumuskan dan menetapkan misi untuk periode tahun
2016 sampai dengan tahun 2021 yaitu sebagai berikut :
52
a.) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan kualitas pelayanan
administrasi Dinas Pengelolaan Keuangan.
b.) Meningkatkan pelayanan publik dan potensi penerimaan keuangan
daerah.
c.) Meningkatkan pelayanan penatausahaan anggaran yang transparan,
efektif, efisien dan akuntabel berbasis teknologi informasi.
d.) Meningkatkan pelaksanaan tata kelola barang milik daerah yang baik
dan berkelanjutan.
e.) Meningkatkan penyusunan laporan keuangan dan akuntansi asset
daerah yang transparansi dan akuntabel sesuai dengan kebijakan dan
standar akuntansi pemerintah.
53
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian aset dan akuntansi
pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa. Peneliti
menyebar 30 kuesioner dan semua dijadikan data penelitian.
Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 30 100%
Kuesioner yang dapat diolah 30 100%
(Sumber : Data Primer diolah, 2018)
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, usia, dan masa kerja.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, tabel dibawah ini menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 16 responden (53%), dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 14 responden (47%).
54
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 16 53%
Perempuan 14 47%
Total 30 100%
(Sumber : Data Primer diolah, 2018)
c. Usia
Berdasarkan usia responden, tabel berikut menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur antara 30-40 tahun
yaitu sebanyak 18 responden (60%), dilanjutkan dengan umur lebih dari 40
tahun sebanyak 12 responden (40%).
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
<20 - -
20-30 - -
30-40 18 60%
>40 12 40%
Total 30 100%
(Sumber : Data Primer diolah, 2018)
d. Lama Kerja
Berdasarkan lama kerja, tabel berikut menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian ini telah bekerja selama 1-10 tahun sebanyak 13
responden (44%), bekerja selama 11-20 tahun sebanyak 10 responden
55
(33%), dan yang bekerja selama lebih dari 20 tahun sebanyak 7
responden (23%).
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja
Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
<1 - -
1-10 13 44%
11-20 10 33%
>20 7 23%
Total 30 100%
(Sumber : Data Primer diolah, 2018)
2. Analisis Deskriptif
Gambaran mengenai variabel penelitian dalam penelitian ini seperti
penatausahaan dan kualitas laporan keuangan maka digunakan tabel statistik
deskriptif yang menunjukkan angka rata-rata (mean), dan standar deviasi yang
dapat disajikan dalam tabel 5.5 dibawah ini :
Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Penatausahaan 30 32,00 40,00 35,9000 2,52368
Kualitas Laporan
Keuangan
30 28,00 35,00 41,4000 1,95818
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
56
Pada tabel 5.5 diatas, dapat diketahui bahwa pada variabel
penatausahaan dari jawaban responden yang diperoleh rata-rata (mean) sebesar
35,9000 artinya lebih banyak responden yang menjawab setuju atas pernyataan
dari kuesioner yang terkait penatausahaan dengan standar deviasi sebesar
2,52368. Nilai terendah dari variabel penatausahaan sebesar 32,00
menunjukkan bahwa ada responden yang menjawab setuju atas pernyataan
dalam kuesioner yang terkait dengan penatausahaan. Dan nilai tertinggi sebesar
40,00 menunjukkan bahwa terdapat responden yang menjawab sangat setuju
atas penyataan dalam kuesioner yang terkait penatausahaan.
3. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji Validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Faktor-
faktor yang mengurangi validitas data antara lain kepatuhan responden
mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat
pengukur yaitu bentuk dan isi. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut.
a.) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan
tersebut valid.
b.) Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan
tersebut tidak valid.
Adapun hasil uji validitas kuesioner untuk variabel yang diteliti disajikan
pada tabel berikut :
57
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Penatausahaan (X)
Item r hitung r tabel Keterangan
X.1 0.609 0.361 Valid
X.2 0.480 0.361 Valid
X.3 0.517 0.361 Valid
X.4 0.580 0.361 Valid
X.5 0.549 0.361 Valid
X.6 0.643 0.361 Valid
X.7 0.658 0.361 Valid
X.8 0.609 0.361 Valid
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Tabel 4.6 diperoleh bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk
mengukur variabel penatausahaan yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai nilai korelasi (rhitung) yang lebih besar dari rtabel = 0,361 sehingga
semua pernyataan tersebut valid.
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas
Variabel Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Item r hitung r tabel Keterangan
Y.1 0.796 0.361 Valid
Y.2 0.435 0.361 Valid
Y.3 0.637 0.361 Valid
Y.4 0.590 0.361 Valid
Y.5 0.647 0.361 Valid
Y.6 0.640 0.361 Valid
Y.7 0.663 0.361 Valid
Y.8 0.777 0.361 Valid
Y.9 0.522 0.361 Valid
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
58
Tabel 5.7 diperoleh bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk
mengukur variabel kualitas laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian
ini mempunyai nilai korelasi (rhitung) yang lebih besar dari rtabel = 0,361 sehingga
semua pernyataan tersebut valid.
b. Uji Reabilitas
Uji Realibitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang
dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika
alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif
sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur
digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefesien realibilitas dan
apabila koefesien realibitasnya lebih besar dari 0.60 maka secara keseluruhan
pernyataan tersebut dinyatakan andal (reliabel).
Adapun hasil uji realibilitas dala penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.8
dibawah ini :
Tabel 5.8 Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Alpa Batas Reabilitas Keterangan
Penatausahaan 0.717 0.60 Reliabel
Kualitas Laporan Keuangan 0.811 0.60 Reliabel
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpa dari semua
variabel lebih besar dari 0.60. sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari
kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel penatausahaan dan
kualitas laporan keuangan dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian.
59
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribus
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
(Ghozali, 2005:80). Hasil uji normalitas ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Hasil uji normalitas yang tertera pada gambar diatas menunjukan bahwa
data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
60
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik plot (scatterplot) yang tampak
pada gambar 5.2 berikut :
Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu atau tidak ada pada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian, asumsi-asumsi
normalitas dan heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dipenuhi dari
model ini.
61
5. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk melaksanakan analisis regresi linear sederhana ini peneliti
menggunakan bantuan program spss 24.0 for windows. Hasil analisis regresi
sederhana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.9 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
ModelUnstandardized
Coefficients
Standardized
CoefficientsT Sig.
B Std.Eror Beta
1 (Constant)
Penatausahaan
31,836
,227
7,919
,220 ,192
4,020
1,033
,000
,310
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Dari tabel diatas maka dapat di peroleh persamaan sebagai berikut:
Y = a + b X
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi diatas digunakan untuk
memprediksi atau meramalkan besarnya variabel bebas (Y) berdasarkan variabel
terikat (X) dilakukan pengujan hipotesis untuk mengetahui signifikansi antara dua
variabel. Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear
sederhana, dibawah ini merupakan hasil analisis regresi linier sederhana dengan
bantuan SPSS 24.0.
62
Tabel 5.10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
ANOVAa
Model Sum of
Square
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regression
Residual
Total
9,551
250,449
260.000
1
28
29
9,551
8,945
1,068 ,310b
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuanganb. Predictors: (Constant), PenatausahaanSumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Dari tabel di atas digunakan untuk menentukan taraf signifikansi atau
linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji nilai signifikansi
(sig), dengan ketentuan jika nilai sig < 0,05 maka model regresi adalah linier, dan
berlaku sebaliknya. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai sig = 0,310 yang
berarti 0,310 > dari kriteria signifikan (0,05). Dengan demikian model persamaan
regresi berdasarkan data penelitian ini adalah tidak signifikan.
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
63
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:95). Hasil uji
koefisien determinasi (R2) ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5.11 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,192a ,037 ,002 2,99076
a. Predictors: (Constant), Penatausahaan
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Berdasarkan tabel 5.12 diatas, nilai R menunjukkan angka sebesar
0,192 yang berarti hubungan korelasi secara bersama-sama antara variabel
independen dan dependen R lebih besar dari 0,05 dan pengujian yang
dilakukan dengan melihat R square diperoleh nilai 0,037 yang berarti bahwa
variabel bebas penatausahaan berpengaruh positif tapi tidak signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 37%, sedangkan 63% sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Uji t
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam
pengujian ini adalah:
64
Tabel 5.12 Hasil Uji t
Coefficientsa
ModelUnstandardized
Coefficients
Standardized
CoefficientsT Sig.
B Std.Eror Beta
1 (Constant)
Penatausahaan
31,836
,227
7,919
,220 ,192
4,020
1,033
,000
,310
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Hasil data uji SPSS, 2018
Pengujian ini digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari
variabel bebas yaitu Penatausahaan (X) secara parsial terhadap variabel
terikat yaitu Kualitas Laporan Keuangan (Y). Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
a. - Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditotak artinya ada pengaruh yang
signifikan.
- Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan.
b. Berdasarkan dasar signifikan, kriterianya adalah :
- Apabila signifikansi > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat.
- Apabila signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
- Signifikansi yang diharapkan adalah = 5%
65
Berdasarkan tabel 5.14, maka pengujian hipotesis secara parsial untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah
pengujian hipotesis variabel penatausahaan memiliki thitung 1,033, dengan
tingkat signifikansi 0,310. Hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel (1,033 <
2,042). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara penatausahaan terhadap kualitas laporan keuangan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diatas, nilai R menunjukkan angka sebesar
0,192 yang berarti hubungan korelasi secara bersama-sama antara variabel
independen dan dependen R lebih besar dari 0,05 dan pengujian yang
dilakukan dengan melihat R square diperoleh nilai 0,037 yang berarti bahwa
variabel bebas penatausahaan berpengaruh positif tapi tidak signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 37%, sedangkan 63% sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas diperoleh hasil
bahwa variabel Penatausahaan (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kualitas Laporan Keuangan (Y) pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Gowa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis regresi sederhana sebesar
0,192 dibandingkan dengan rtabel tingkat signifikansi 5% N = 30 sebesar
0,361. Jadi rhitung lebih kecil dari rtabel, maka dapat diartikan bahwa H0
diterima.
Dari hasil analisis uji t diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan variabel penatausahaan (X) dan varabel kualitas laporan keuangan
(Y). Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t sebesar 1,033
66
sedangkan pada ttabel adalah 2,042 pada taraf signifikansi 5% yang berarti
bahwa H0 diterima.
Dengan demikian dari hasil analisis di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penatausahaan tidak berpengaruh signifikan tetapi
berpengaruh secara positif terhadap kualitas laporan keuangan pada
pemerintah daerah kabupaten gowa.
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penatausahaan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa. Hal
tersebut ditunjukkan dari hasil pengujian yang dilakukan dengan melihat
R square diperoleh diperoleh nilai 0,037 yang berarti bahwa variabel
bebas penatausahaan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan sebesar 37%, sedangkan 63% sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel penatausahaan dan
variabel kualitas laporan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji t, thitung 1,033 sedangkan pada ttabel adalah 2,042 yang
berarti bahwa H0 diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggantungkan dari hasil
kuesioner, tetapi juga melakukan wawancara mendalam kepada setiap
68
responden sehingga memperolah data yang lebih akurat sekaligus untuk
meningkatkan kualitas hasil olah data.
2. Menambah variabel-variabel bebas (independen) yang kemungkinan
adanya pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah populasi dan
sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, Sukma. 2016. Analisis Pengaruh Penatausahaan Aset Tetap TerhadapKualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya.Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1.
Anggraeini, Ayang Putri Septiayu. 2015. Pengaruh Penatausahaan Barang MilikNegara terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Kurnianto, O.D. 2017. Pengaruh Penatausahaan Barang Milik Daerah TerhadapKualitas Laporan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada PemerintahKabupaten Magelang).
Warongan, D.L, Jessy, Ilat Ventje, Poae Yulpi. 2016. Pengaruh PengelolaanBaarang Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan PemerintahDaerah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal
Anshari, Efrizal Syofyan. 2016. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik DaerahTerhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal riset manajemen bisnis danpublic.
Muslih, muhammad,. Wahyu, Hapsari,. Dini, Juwita, Andiani, Novira. 2017.Pengaruh Penatausahaan dan Penerapan Sistem Informasi ManajemenAkuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) Terhadap Kualitas LaporanKeuangan (Studi pada Kantor Pusat dan Kantor Wilayah Direktorat JendralKekayaan Negara DKI Jakarta). Jurnal
Siregar, Dr, B. 2015. Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan PemerintahDaerah Berbasis Akrual). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003, Tentang KeuanganNegara.
Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2004, TentangPerbendaharaan Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Tentang Standar AkuntansiPemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, Tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Tentang Standar AkuntansiPemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, Tentang PedomanPengelolaan Barang Milik Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, Tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, TentangPengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016, Tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013, Tentang PenerapanStandar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada PemerintahDaerah.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan AKPD, Direktorat JenderalPerimbangan Keuangan, Kementrian Republik Indonesia, 2014.
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual, Direktorat JenderalKeuangan Daerah, Kementrian Dalam Negeri, 2014.
Datakata.wordpress.com/2015/10/17/laporan-keuangan/amp/ (diakses 30Januari 2018)
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.
.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.
Sunyoto, Danang. 2016. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis.Medpress.Yogayakarta.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
A. Pendahuluan
Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesadiaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Daftar
pernyataan ini dibuat dengan maksud mengumpulkan data dalam rangka
penyusunan Skripsi yang berjudul : Pengaruh Penatausahaan Barang MilikDaerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”, dengan melakukan studi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa.
B. Identitas Responden1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
3. Usia :
4. Jabatan :
5. Masa Kerja :
C. Petunjuk Pengisian
Bacalah baik-baik pernyataan berikut dan pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan memberi tanda () pada kolom yang mewakili pilihan Bapak/Ibu
dengan petunjuk sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Kurang Setuju (KS)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No Pernyataan STS TS KS S SS
Penatausahaan1. Pengguna/kuasa pengguna barang telah
membuat Kartu Inventaris Barang (KIB)2. Pengguna/kuasa pengguna barang telah
membuat Kartu Inventaris Ruangan(KIR)
3. Inventaris barang dilakukan 1 kali dalam5 tahun
4. Pengguna barang telah membuat BukuInventaris (BI)
5. Pengguna menyusun laporan penggunabarang semesteran dan tahunan
6. Pengguna/kuasa pengguna telahmencatat secara tertib Laporan MutasiBarang dan Daftar Mutasi Barang
7. Laporan barang milik daerah digunakansebagai bahan untuk menyusun neracaPemerintah Daerah
8. Laporan inventarisasi barang (mutasibertambah atau berkurang) selainmencantumkan jenis, merk, type, Jugaharus mencantumkan nilai barang
Kualitas Laporan Keuangan1. Laporan keuangan yang dihasilkan
memberikan informasi untuk mengoreksiekspektasi dimasa lalu
2. Laporan keuangan menyediakaninformasi yang membantu penggunauntuk memprediksi masa yang akandatang
3. Laporan keuangan telah disusun tepatwaktu
4. Laporan keuangan disajikan secaralengkap
5. Informasi yang disajikan dalam laporankeuangan bebas dari kesalahan yangbersifat materil
6. Informasi yang disajikan dalam laporankeuangan bersifat jujur
7. Informasi yang disajikan dalam laporankeuangan dapat diuji
8. Informasi dalam laporan keuangan dapatdibandingkan
9. Informasi yang disajikan dalam laporankeuangan dapat dipahami olehpengguna
Responden XTotal
1 2 3 4 5 6 7 81 5 5 5 5 5 5 5 5 402 5 5 4 3 5 3 4 4 333 4 4 4 4 4 4 4 4 324 5 5 5 5 5 5 5 5 405 4 4 4 4 4 4 4 4 326 4 4 4 4 4 4 4 4 327 5 5 5 5 5 4 4 4 378 4 5 5 4 4 4 4 4 349 4 4 4 5 4 3 5 5 34
10 5 5 5 5 4 4 4 4 3611 4 5 5 5 5 5 5 5 3912 4 4 5 5 5 5 5 4 3713 5 5 4 5 5 5 5 5 3914 4 5 3 4 5 5 5 4 3515 4 4 4 5 4 4 4 4 3316 5 5 5 4 4 5 5 5 3817 5 5 4 5 4 5 5 5 3818 5 4 4 4 5 5 5 4 3619 4 5 5 3 4 4 4 4 3320 5 5 5 5 5 5 5 5 4021 5 5 5 4 5 5 4 4 3722 4 4 4 4 4 5 4 4 3323 5 4 5 4 4 5 4 5 3624 5 5 5 4 4 5 4 4 3625 4 5 4 4 5 4 4 4 3426 5 4 5 4 4 4 5 5 3627 4 4 5 4 5 5 5 5 3728 5 4 5 4 4 5 4 5 3629 5 5 5 5 5 5 5 4 3930 4 4 4 5 4 5 5 4 35
Responden Y Total1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 452 4 5 4 4 4 4 4 4 4 373 3 4 3 4 4 4 4 4 5 354 4 4 5 4 4 4 5 4 4 385 4 4 4 5 5 5 5 4 4 406 4 5 4 4 4 5 4 5 4 397 4 3 4 5 5 5 5 5 5 418 5 5 5 5 5 5 5 5 5 459 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4111 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4512 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3713 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4214 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4015 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3916 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3717 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3918 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3919 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4320 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3921 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3622 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4223 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3824 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3725 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3926 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4127 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4528 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3829 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4230 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
Statistik Deskriptif
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penatausahaan 30 32,00 40,00 35,9000 2,52368
Kualitas Laporan
Keuangan
30 35,00 45,00 40,0000 2,99425
Valid N (listwise) 30
Hasil Uji Validitas Variabel Penatausahaan
Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8
Penatausa
haan
Y.1 Pearson
Correlation
1 ,396* ,412* ,125 ,205 ,267 ,134 ,355 ,609**
Sig. (2-tailed) ,031 ,024 ,510 ,276 ,154 ,481 ,055 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.2 Pearson
Correlation
,396* 1 ,232 ,085 ,413* ,102 ,067 ,027 ,480**
Sig. (2-tailed) ,031 ,218 ,654 ,023 ,593 ,724 ,885 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.3 Pearson
Correlation
,412* ,232 1 ,111 ,063 ,237 ,000 ,315 ,517**
Sig. (2-tailed) ,024 ,218 ,558 ,739 ,208 1,000 ,090 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.4 Pearson
Correlation
,125 ,085 ,111 1 ,206 ,279 ,496** ,293 ,580**
Sig. (2-tailed) ,510 ,654 ,558 ,274 ,135 ,005 ,117 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.5 Pearson
Correlation
,205 ,413* ,063 ,206 1 ,274 ,401* ,055 ,549**
Sig. (2-tailed) ,276 ,023 ,739 ,274 ,143 ,028 ,775 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.6 Pearson
Correlation
,267 ,102 ,237 ,279 ,274 1 ,431* ,286 ,643**
Sig. (2-tailed) ,154 ,593 ,208 ,135 ,143 ,017 ,125 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.7 Pearson
Correlation
,134 ,067 ,000 ,496** ,401* ,431* 1 ,544** ,658**
Sig. (2-tailed) ,481 ,724 1,000 ,005 ,028 ,017 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.8 Pearson
Correlation
,355 ,027 ,315 ,293 ,055 ,286 ,544** 1 ,609**
Sig. (2-tailed) ,055 ,885 ,090 ,117 ,775 ,125 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Penatausah
aan
Pearson
Correlation
,609** ,480** ,517** ,580** ,549** ,643** ,658** ,609** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,003 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan
Correlations
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9
Kualitas
Laporan
Keuanga
n
X.1 Pearson
Correlation
1 ,429* ,597** ,406* ,336 ,396* ,396* ,524** ,406* ,796**
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,026 ,069 ,030 ,030 ,003 ,026 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.2 Pearson
Correlation
,429* 1 ,299 ,139 ,050 ,029 ,152 ,275 ,016 ,435*
Sig. (2-tailed) ,018 ,108 ,465 ,794 ,880 ,423 ,142 ,932 ,016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.3 Pearson
Correlation
,597** ,299 1 ,236 ,383* ,137 ,471** ,360 ,015 ,637**
Sig. (2-tailed) ,000 ,108 ,210 ,037 ,470 ,009 ,051 ,938 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.4 Pearson
Correlation
,406* ,139 ,236 1 ,464** ,279 ,279 ,413* ,196 ,590**
Sig. (2-tailed) ,026 ,465 ,210 ,010 ,136 ,136 ,023 ,298 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.5 Pearson
Correlation
,336 ,050 ,383* ,464** 1 ,439* ,302 ,439* ,327 ,647**
Sig. (2-tailed) ,069 ,794 ,037 ,010 ,015 ,105 ,015 ,077 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.6 Pearson
Correlation
,396* ,029 ,137 ,279 ,439* 1 ,457* ,593** ,413* ,640**
Sig. (2-tailed) ,030 ,880 ,470 ,136 ,015 ,011 ,001 ,023 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.7 Pearson
Correlation
,396* ,152 ,471** ,279 ,302 ,457* 1 ,457* ,279 ,663**
Sig. (2-tailed) ,030 ,423 ,009 ,136 ,105 ,011 ,011 ,136 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.8 Pearson
Correlation
,524** ,275 ,360 ,413* ,439* ,593** ,457* 1 ,413* ,777**
Sig. (2-tailed) ,003 ,142 ,051 ,023 ,015 ,001 ,011 ,023 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X.9 Pearson
Correlation
,406* ,016 ,015 ,196 ,327 ,413* ,279 ,413* 1 ,522**
Sig. (2-tailed) ,026 ,932 ,938 ,298 ,077 ,023 ,136 ,023 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kualitas Laporan
Keuangan
Pearson
Correlation
,796** ,435* ,637** ,590** ,647** ,640** ,663** ,777** ,522** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reabilitas Variabel Penatausahaan
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
,717 8
Hasil Uji Reabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
,811 9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,93873875
Most Extreme Differences Absolute ,111
Positive ,111
Negative -,093
Test Statistic ,111
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Hasil Uji Heroskedastisitas
Hasil Regresi Linier Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Penatausahaanb . Enter
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,192a ,037 ,002 2,99076
a. Predictors: (Constant), Penatausahaan
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9,551 1 9,551 1,068 ,310b
Residual 250,449 28 8,945
Total 260,000 29
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Penatausahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,836 7,919 4,020 ,000
Penatausahaan ,227 ,220 ,192 1,033 ,310
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
Kelompok Jabatan Fungsional
BIDANG ANGGARAN
Sub Bidang penyusunanAPBD
Sub bidang pengendaliandanpenatausahaananggaran
Sub bidang otoritas DPA-SKPD
BIDANG PERBENDAHARAANDAN KAS DAERAH
Sub.bidang pengelolaanbelanja tidak langsungdan pembiyaan daerah
Sub bidang pengelolaanbelanja langsung
Sub bidang pengelolaankas daerah
Sub.Bagian Umumdan kepegawaian
Sub.Bagian perencanaandan pelaporan
Sub.bagian keuangan
BAGIAN AKUNTANSI BIDANG ASETDAERAH
Sub bidang akuntansipenerimaan danpengeluaran kas
Sub bidang akuntansi aset
Sub bidang penyususnanlaporan keuangan
Sub bidangperencanaankebutuhan aset
Sub bidang analisaaset
Sub bidang mutasidan penghapusan aset
UPTD
BIOGRAFI PENULIS
Ely Nurfitriyani panggilan Ely lahir di Klaten, Jawa Tengah
pada tanggal 07 Februari 1997 dari pasangan suami istri
Bapak Suroto dan Ibu Ngatinem. Peneliti adalah anak
kedua dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang bertempat
tinggal di Jalan Toddopuli 4 Stp.6 No.21 Kota Makassar.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDN
Panyikkokang II lulus tahun 2008, SMP Muhammadiyah 12 Makassar lulus tahun
2011, SMA Nasional Makassar lulus tahun 2014, dan mulai tahun 2014 mengikuti
Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti
masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
top related