pengaruh net profit margin (npm), earning per …
Post on 26-Nov-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), EARNING PER
SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PER SHARE (DPS)
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN
2015-2018
JUDUL
SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
YOSHEPIN MALIA ARDANTI
NIM : 111510370
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI - 2019
ii
iv
v
vi
ABSTRAK
PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), EARNING PER SHARE (EPS)
DAN DIVIDEND PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2015-2018
Oleh:
YOSHEPIN MALIA ARDANTI
NIM: 111510370
Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat menjadi penggerak positif bagi
perusahaan-perusahaan manufaktur terkhusus yang bergerak dalam bidang
Consumer Goods. Tidak terkecuali pada perdagangan saham, indeks Consumer
Goods mencatatkan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan dengan indeks
sektoral yang lain. Dalam keputusan berinvestasi, para pemegang saham
menggunakan rasio keuangan sebagai acuan dalam memilih perusahaan untuk
menanamkan investasinya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net
Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi data
panel dan menggunakan software Eviews 10. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa data tahunan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia,
Kustodian Sentral Efek Indonesia dan situs resmi perusahaan, dengan teknik
dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling dan mendapatkan 44 data selama periode 2015-2018 pada 11
perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil pengujian menggunakan uji t mendapatkan kesimpulan bahwa
variabel Net Profit Margin dan Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap
harga saham, sebaliknya hanya variabel Dividend Per Share yang memiliki
pengaruh positif dan signifkan terhadap harga saham perusahaan manufaktur
sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian.
Kata Kunci : Net Profit Margin, Earning Per Share, Dividend Per Share,
Harga Saham, Consumer Goods.
vii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF NET PROFIT MARGIN (NPM), EARNING
PER SHARE (EPS) AND DIVIDEND PER SHARE (DPS) TOWARD
STOCK PRICE ON MANUFACTURING COMPANY GOODS
CONSUMER SECTORS LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
PERIOD 2015-2018
By :
YOSHEPIN MALIA ARDANTI
NIM: 111510370
The increasing level of public consumption is a positive driver for manufacturing
companies specifically engaged in Consumer Goods. No exception in stock
trading, the Consumer Goods index recorded the highest growth compared to
other sectoral indices. In investing decisions, shareholders use financial ratios as a
reference in choosing companies to invest. The ratios used in this study are Net
Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS).
This research is a quantitative study using panel data regression analysis method
and using Eviews 10. The data used is secondary data in the form of annual data
obtained from the Indonesia Stock Exchange, the Indonesian Central Securities
Depository and the company's official website, with documentation technique.
The sampling technique was carried out using the purposive sampling method and
obtained 44 data during the 2015-2018 period in 11 consumer goods
manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The test
results using the t test concluded that the Net Profit Margin and Earning Per Share
variables had no effect on stock prices, on the contrary only the Dividend Per
Share variable had a positive and significant effect on the stock prices of
manufacturing companies in the consumer goods sector listed on the Indonesia
Stock Exchange during the period research.
Keywords: Net Profit Margin, Earning Per Share, Dividend Per Share, Stock
Prices, Consumer Goods.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan kasih-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang mengambil judul
“Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per
Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2018”.
Tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Pelita
Bangsa.
Terselesaikannya Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak
yang senantiasa memberikan bantuan baik moril maupun materil, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai.
Maka dari itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Hamzah Muhammad M.,SKM.,M.M. selaku Rektor Universitas
Pelita Bangsa.
2. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P. selaku Wakil Rektor I Universitas Pelita
Bangsa.
3. Bapak M. Hatta Fahamsyah, S.Sy.,M.Sc. selaku Wakil Rektor II
Universitas Pelita Bangsa.
4. Ibu Preatmi Nurastuti, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
5. Bapak Adrianna Syariefur R, S.Sy.,M.Si. selaku Wakil Dekan Universitas
Pelita Bangsa.
6. Ibu Yunita Ramadhani Ratnaningsih DS.,SE.,MSc, selaku Ketua Program
Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.
7. Ibu Siska Wulandari, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar
memberikan bimbingan dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi.
ix
8. Bapak Kuwat Riyanto, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik
kelas B2.2 angkatan tahun 2015.
9. Orang tua penulis, Bapak Maryono dan Ibu Sri Suwarni yang senantiasa
memberikan dukungan serta senantiasa mendoakan dari jauh.
10. Saudari penulis, Yohana Ninggar Arjanti yang selalu memberikan energi
positif di dalam proses menyelesaikan skripsi.
11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa
angkatan 2015 terkhusus kelas B2.2 dan B2 Keuangan.
12. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Bekasi, 29 September 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 8
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Saham dan Harga Saham ................................................ 8
2.1.2 Pengertian Net Profit Margin (NPM) ............................................. 10
2.1.3 Pengertian Earning Per Share (EPS) .............................................. 11
2.1.4 Pengertian Dividend Per Share (DPS) ............................................ 13
2.2 Penelitan Terdahulu yang Relevan ......................................................... 14
2.3 Hipotesis ................................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 25
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25
3.3 Kerangka Konsep ..................................................................................... 26
3.3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 26
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 27
3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel ......................................................... 29
3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 31
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 32
3.6.1 Analisis Deskriptif .......................................................................... 32
3.6.2 Analisis Regresi Data Panel ............................................................ 32
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 37
3.6.4 Uji Hipotesis ................................................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN .................................... 41
4.1 Bursa Efek Indonesia .............................................................................. 41
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ......................................................... 41
4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ...................................... 43
4.1.3 Profil Bursa Efek Indonesia ............................................................ 44
4.2 PT Delta Djakarta Tbk ........................................................................... 44
xi
4.2.1 Sejarah PT Delta Djakarta Tbk ....................................................... 44
4.2.2 Struktur Organisasi PT Delta Djakarta Tbk .................................... 46
4.2.3 Profil PT Delta Djakarta Tbk .......................................................... 48
4.3 PT Gudang Garam Tbk .......................................................................... 49
4.3.1 Sejarah PT Gudang Garam Tbk ...................................................... 49
4.3.2 Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk ................................... 51
4.3.3 Profil PT Gudang Garam Tbk ......................................................... 52
4.4 PT Mandom Indonesia Tbk .................................................................... 53
4.4.1 Sejarah PT Mandom Indonesia Tbk ................................................ 53
4.4.2 Struktur Organisasi PT Mandom Indonesia Tbk ............................ 55
4.4.3 Profil PT Mandom Indonesia Tbk .................................................. 56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 57
5.1 Analisis Data Penelitian ......................................................................... 57
5.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 57
5.1.2 Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................. 59
5.1.3 Persamaan Analisis Regresi ............................................................ 62
5.1.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 64
5.1.5 Uji Hipotesis ................................................................................... 69
5.2 Pembahasan ............................................................................................ 72
5.2.1 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham ...................... 72
5.2.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham ..................... 73
5.2.3 Pengaruh Dividend Per Share terhadap Harga Saham ................... 74
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 76
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 76
6.2 Saran ....................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sektor Manufaktur Bursa Efek Indonesia berdasarkan JASICA ..... 2
Tabel 2.1 Jenis Saham dan Ciri-cirinya............................................................ 8
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 26
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 28
Tabel 3.3 Daftar Populasi Penelitian ................................................................ 29
Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian .................................................................. 31
Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ........................................ 42
Tabel 4.2 Daftar Jajaran Komisaris dan Direksi BEI ....................................... 43
Tabel 4.3 Profil Perusahaan BEI ...................................................................... 44
Tabel 4.4 Daftar Jajaran Manajemen PT Delta Djakarta Tbk ......................... 47
Tabel 4.5 Profil Perusahaan PT Delta Djakarta Tbk ........................................ 48
Tabel 4.6 Perkembangan PT Gudang Garam Tbk ........................................... 50
Tabel 4.7 Daftar Jajaran Komisaris dan Direksi PT Gudang Garam Tbk ........ 52
Tabel 4.8 Profil Perusahaan PT Gudang Garam Tbk ....................................... 52
Tabel 4.9 Perkembangan PT Mandom Indonesia Tbk .................................... 53
Tabel 4.10 Profil Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk ................................ 56
Tabel 5.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 57
Tabel 5.2 Hasil Estimasi Common Effect Model .............................................. 60
Tabel 5.3 Hasil Estimasi Fixed Effect Model ................................................... 60
Tabel 5.4 Hasil Uji Chow ................................................................................. 61
Tabel 5.5 Hasil Estimasi Random Effect Model ............................................... 61
Tabel 5.6 Hasil Uji Hausman ........................................................................... 62
Tabel 5.7 Hasil Regresi Fixed Effect Model..................................................... 62
Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 66
Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas Transformasi Log ................................. 67
Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 68
Tabel 5.11 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 68
Tabel 5.12 Hasil Uji t Parsial ............................................................................. 69
Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ........................................ 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1Pertumbuhan Harga Saham Indeks Sektoral Periode 2015-2018 .... 3
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 26
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi BEI ....................................................... 43
Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi PT Delta Djakarta Tbk ......................... 46
Gambar 4.3 Bagan Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk ........................ 51
Gambar 4.4 Bagan Struktur Organisasi PT Mandom Indonesia Tbk ................. 55
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas dengan Jarque-Bera ...................................... 64
Gambar 5.2 Penambahan Series Log per Variabel ............................................. 65
Gambar 5.3 Hasil Uji Normalitas Transformasi Log dengan Jarque-Bera ........ 66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................. 83
Lampiran 02 Tabulasi Data Penelitian .............................................................. 87
Lampiran 03 Hasil Common Effect Model ........................................................ 89
Lampiran 04 Hasil Fixed Effect Model ............................................................. 90
Lampiran 05 Hasil Random Effect Model ......................................................... 91
Lampiran 06 Hasil Uji Chow ............................................................................ 92
Lampiran 07 Hasil Uji Hausman ...................................................................... 93
Lampiran 08 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................. 94
Lampiran 09 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 95
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Transformasi Log ...................................... 95
Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 96
Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinearitas Transformasi Log ............................ 96
Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 97
Lampiran 14 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 98
Lampiran 15 Transformasi Log Variabel pada Eviews 10 ............................... 99
Lampiran 16 Hasil Uji t dan Koefisien Determinasi.........................................100
Lampiran 17 T Tabel.........................................................................................101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua perusahaan memiliki kesempatan untuk menjadi perusahaan publik
(Go Public) dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Go
Public sendiri berarti menawarkan saham atau obligasi untuk dijual kepada umum
dengan tujuan mendapatkan tambahan modal dalam menjalankan perusahaan.
Saat pertama kali perusahaan melakukan penawaran saham perdananya disebut
dengan IPO atau Initial Public Offering (www.idx.co.id). IPO dilakukan melalui
pasar modal dengan fasilitator perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perusahaan-perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) diklasifikasikan ke dalam 9 Sektor berdasarkan pada kualifikasi
industri yang ditetapkan oleh BEI yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange
Industrial Clasification). Pengkategorian ini memudahkan para investor pasar
modal dalam membuat keputusan investasi. Keputusan inilah yang nantinya akan
menyebabkan terjadinya transaksi jual beli efek yang akan berdampak pada harga
saham yang akan bereaksi berlebihan ketika frekuensi perdagangan juga berada
pada volume yang tinggi (Frank Zhang, 2010). Salah satu sektor berdasarkan
kualifikasi JASICA adalah Sektor Manufaktur yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan industri yang kegiatannya adalah mengelolah bahan baku dan atau
memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang
2
2
memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri
(Undang-undang No. 3 tahun 2014).
Tabel 1.1 Sektor Manufaktur Bursa Efek Indonesia berdasarkan JASICA
Primary
Sectors Agriculture
Mining
Secondary
Sectors
(Industry and
Manufacturing)
Basic Industry and
Chemical
Miscellaneous
Industry
Consumer Goods
Tertiary
Sectors
(Service)
Property, Real Estate
and Building
Construction
Infrastructure, Utilities
and Transportation
Finance
Trade, Services and
Investment Sumber : Bursa Efek Indonesia.
Majalah Kontan pada 6 Januari 2019 merilis artikel mengenai saham
sektor consumer goods yang tercatat menjadi sektor yang paling cemerlang pada
perdagangan saham di pekan pertama bulan Januari 2019. Adapun berdasarkan
data Bursa Efek Indonesia (BEI) consumer goods industry berhasil menghijau
2,98% year to date (ytd). Mengutip pernyataan Analis Senior CSA Research
Institute, Reza Priyambada, sentimen yang menggerakkan sektor consumer goods
ini adalah dari kinerja emiten serta anggapan mulai membaiknya tingkat konsumsi
masyarakat. Sama halnya pada tahun 2017 sepanjang sepekan untuk periode 4
Desember 2017 - 8 Desember 2017, indeks consumer goods dan manufaktur
mencatatkan pertumbuhan paling tinggi dibanding indeks sektoral lainnya dimana
indeks sektor consumer goods mencapai 2.663,71 atau menjadi titik tertinggi dari
sepekan, tumbuh 4,04% sepanjang pekan.
3
3
Gambar 1.1 Pertumbuhan Harga Saham Indeks Sektoral periode 2015-2018
Kasmir (2012:106-107) menyatakan bahwa untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada naik turunnya harga
saham perusahaan tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan
salah satunya Growth Ratio yang terdiri dari pertumbuhan penjualan, laba bersih,
pendapatan per saham dan dividen per saham. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Collins (1957) dalam
International Journal of Research in Management & Technology/IJRMT (2013)
antara lain dividen, laba bersih, laba operasi dan nilai buku. Namun hasil
penelitian tersebut menunujukkan hasil sebaliknya dimana variabel Dividend Per
Share (DPS) tidak secara signifikan mempengaruhi pergerakan harga saham
(Nidhi Malhotra dan Kamini Tandon, 2013). Sama halnya dengan penelitian
Imelda Khairani (2016) dimana hasil penelitiannya serempak maupun parsial
Sumber : Bursa Efek Indonesia, data diolah penulis, 2019.
4
4
tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikatnya, dengan kata lain
Dividend Per Share (DPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara
teoritis, nilai dividen yang tinggi yang ditawarkan perusahaan akan
mempengaruhi minat para investor untuk menanamkan saham di perusahaan
tersebut, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Christian V. Datu dan
Djeini Maredesa (2017) menunjukkan hasil yang sama yaitu vairabel Dividend
Per Share (DPS) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham.
Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan juga dilihat dari variabel
Earning Per Share (EPS) dimana jika suatu perusahaan memiliki nilai Earning
Per Share (EPS) yang tinggi, maka investor akan mendapat gambaran jumlah
keuntungan yang akan diperoleh saat menanamkan saham di perusahaan tersebut.
Penelitian Ventje Ilat bersama Gerald E. Y. Egam dan Sonny Pangerapan (2017),
dimana hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Earning Per
Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham meskipun di tahun
sebelumnya peneliti Imelda Khairania (2016) menyatakan variabel Earning Per
Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Variabel lain yang juga menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi
adalah Net Profit Margin (NPM), dimana nilai Net Profit Margin (NPM) yang
tinggi menunjukkan seberapa presentase yang tersisa untuk membayar dividen
kepada para pemegang saham ataupun untuk berinvestasi kembali pada
perusahaannya. Seorang peneliti bernama Ventje Ilat melakukan dua kali
penelitian untuk variabel Net Profit Margin (NPM) dan menunjukkan hasil yang
5
5
berbeda terhadap harga saham. Hasil penelitian Ventje Ilat bersama Rosdian
Widiawati Watung (2016) menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan di tahun berikutnya
Ventje Ilat bersama Gerald E. Y. Egam dan Sonny Pangarepan (2017) hasil
analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Berdasarkan penelitian dengan hasil yang berbeda-beda tersebut, penelitian
ini akan meneliti tentang pengaruh Net Profit Margin (NPM), Earnings Per Share
(EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham dimana objek yang
diteliti adalah perusahaan manufaktur Sektor Consumer Goods yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2018?
2. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2018?
3. Apakah Dividend Per Share (DPS) berpengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2018?
6
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui
pengaruh Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per
Share (DPS) terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer
Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
untuk kepentingan investasi.
2. Bagi Emiten, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang
keuangan, terutama dalam rangka untuk mencapai tujuan manajemen
keuangan yaitu memaksimumkan nilai kekayaan pemegang saham.
3. Bagi Perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi keuangan khususnya berkaitan dengan perkembangan rasio
keuangan yang berpengaruh terhadap harga saham.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut dan menghasilkan lebih
banyak kesimpulan yang lebih akurat.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan pada
aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen STIE
Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2019:14-32), sehingga dapat diuraikan sebagai
berikut :
7
7
1. Bab I Pendahuluan, dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang kajian
pustaka meliputi pengertian masing-masing variabel yaitu Harga Saham
beserta variabel Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan
Dividend Per Share (DPS), selanjutnya menjelaskan tentang penelitian
terdahulu yang relevan dan hipotesis.
3. Bab III Metodologi Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang
meliputi desain penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian,
selanjutnya menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode pengumpulan
data, metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif
dan tahap pengujian instrumen penelitian.
4. Bab IV Gambaran Umum Obyek Penelitian, dimana pada bab ini
menjelaskan tentang sejarah obyek penelitian, struktur organisasi obyek
penelitian dan kegiatan operasional obyek penelitian.
5. Bab V Hasil Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang hasil
analisis deskriptif, uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas, analisis regresi
dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.
6. Bab VI Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran
bagi pihak-pihak yang terkait.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Saham dan Harga Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai bentuk penyertaan modal dalam sebuah
perusahaan dimana ketika seorang investor memiliki saham suatu perusahaan bisa
dikatakan bahwa si investor memiliki perusahaan tersebut sebesar presentase
tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki (Joko Salim, 2012:5).
Saham dibagi menjadi dua jenis yaitu Saham Utama (Prefered Stock) dan Saham
Biasa (Common Stock) yang merupakan jenis saham yang lebih banyak
diperdagangkan di bursa.
Tabel 2.1
Jenis Saham Dan Ciri-Cirinya
No Saham Utama (Prefered Stock) Saham Biasa (Common Stock)
1 Tidak memiliki hak suara untuk
menunjuk direksi dan komisaris
Memiliki hak suara untuk menunjuk
manajemen
2 Dividen yang diterima sudah pasti atau
tetap
Dividen tergantung pada keuntungan
perusahaan dan disetujui dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
3 Memiliki hak klaim terlebih dahulu
jika perusahaan dilikuidasi
Hak klaim terakhir jika perusahaan
dilikuidasi
4 Dapat dikonversi ke jenis saham lain
Memiliki hak memesan terlebih dahulu
sebelum saham ditawarkan ke
masyarakat Sumber : Parluhutan S, Jauhari M dan Tri Listiyarini (2010:2-3)
Saat terjadinya transaksi saham di bursa, tidak akan terlepas dari komponen
harga, dimana naik turunnya harga saham diharapkan dapat mendatangkan
9
9
keuntungan bagi para investor (Joko Salim, 2012:20). Darmadji & Fakhrudin
(2012) mendefinisikan harga saham adalah harga yang terjadi di bursa pada waktu
tertentu yang bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu
cepat, ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam
hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan
dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham.
Menurut Widoatmodjo (2000) dalam Azis, Mintarti dan Nadir (2015), harga
saham dibedakan sebagai berikut :
1. Harga Nominal
Merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan
oleh emiten untuk menilai setiap lembar yang dikeluarkan.
2. Harga Perdana
Harga pada waktu saham tersebut dicatatkan di bursa efek dalam rangka
penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO
(Initial Public Offering).
3. Harga Pasar
Adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga
ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek.
Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja
perusahaan. Sri Elvani, Ramadona S dan Sri Puspa Dewi (2019) menyatakan
bahwa harga saham merupakan salah satu indikator yang menunjukkan prestasi
perusahaan dimana harga saham yang tinggi akan menguntungkan dalam bentuk
capital gain dan image yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan
10
10
manajemen untuk mendapat dana dari luar perusahaan. Secara teoritis jika kinerja
perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya
dengan peningkatan harga saham, sebaliknya semakin menurun kinerja emiten
maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan
diperdagangkan.
Harga saham merupakan harga pada pasar riil dan harga yang paling mudah
ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung atau jika pasar ditutup (Musdalifah Azis : 2015). Berdasarkan
pengertian diatas maka indikator harga saham pada penelitian ini diambil dari
nilai harga saham penutup (close price).
2.1.2 Pengertian Net Profit Margin (NPM)
Adalah rasio profitabilitas yang dipakai untuk mengukur persentase laba
bersih terhadap penjualan bersih suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM) ini
menunjukan proposisi penjualan yang tersisa sesudah dikurangi seluruh biaya
yang terkait. Mamduh M. Hanafi (2009:83) dalam jurnal Hakiki Muliadi dan
Irham Fahmi (2016) menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) merupakan
rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi nilai Net Profit Margin
(NPM) maka itu menunjukkan semakin baik sehingga marjin dengan laba yang
tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang
baik yang melebihi harga pokok penjualan.
Dengan memeriksa margin laba dan norma industri suatu perusahaan pada
tahun-tahun sebelumnya, dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan
11
11
harga serta persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut
(Irham Fahmi, 2014:136). Dengan kata lain Net Profit Margin (NPM) ini dipakai
untuk mengukur sampai seberapa efisienkah manajemen mengelola
perusahaannya dan memprediksi profitabilitas masa depan perusahaan
berdasarkan peramalan penjualan yang dibuat oleh manajemennya.
Menurut Kasmir (2012:200) Net Profit Margin (NPM) merupakan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan, sehingga Net Profit Margin (NPM) dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
Tujuan dari perhitungan Net Profit Margin (NPM) yaitu untuk mengatur
tingkat keberhasilan keseluruhan bisnis suatu perusahaan. Dimana Net Profit
Margin (NPM) yang tinggi menunjukkan suatu perusahaan dalam menetapkan
harga produknya benar dan berhasil mengendalikan biaya dengan baik. Nilai rasio
Net Profit Margin (NPM) yang tinggi juga menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan baik karena dapat menghasilkan laba yang tinggi melalui aktivitas
penjualannya dan laba bersih yang tinggi akan menarik minat investor untuk
berinvestasi sehingga harga saham perusahaan akan mengalami kenaikan pula (Sri
Elvani, Ramadona S dan Sri Puspa Dewi : 2019).
2.1.3 Pengertian Earning Per Share (EPS)
Irham Fahmi (2014:138) menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) atau
pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang
diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
12
12
Earning Per Share (EPS) menggambarkan profitabilitas perusahaan yang
tergambar pada setiap lembar saham sehingga makin tinggi nilai Earning Per
Share (EPS) tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan
jumlah dividen yang diterima pemegang saham.
Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu
para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya Earning Per Share
(EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai Earning Per Share
(EPS) tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba
yang disediakan untuk pemegang saham (Eduardus Tandelilin : 2011). Rasio laba
menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan
kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Rasio Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham yang merupakan indikator
fundamental. Earning Per Share (EPS) lebih menggambarkan nilai saham yang
seharusnya dimiliki suatu perusahaan dimana menghitung perbandingan antara
pendapatan yang dihasilkan perusahaan terhadap jumlah saham yang
beredar di pasar saham, sehingga rumus dalam menghitung EPS adalah :
Prinsipnya, Earning Per Share (EPS) ini merupakan informasi internal
perusahaan yang dikeluarkan agar pihak luar perusahaan yang membutuhkan
informasi tentang hal ini dapat mengetahuinya. Selain mempengaruhi keputusan
13
13
dalam pembagian dividen, Earning Per Share (EPS) akan mampu menunjukan
tingkat kesejahteraan perusahaan. Maksudnya semakin tinggi Earning Per Share
(EPS) yang dibagikan kepada para investor, semakin menandakan perusahaan itu
mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan tingkat
pengembalian yang tinggi pula, pun sebaliknya semakin rendah Earning Per
Share (EPS) yang dibagikan menunjukkan bahwa manajemen belum berhasil
untuk memuaskan pemegang saham (Kasmir, 2012:207).
2.1.4 Pengertian Dividend Per Share (DPS)
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham
berdasarkan jumlah saham yang dimiliki (Parluhutan S, Jauhari M dan Tri
Listiyarini, 2010:51). Pembagian dividen pada umumnya diputuskan oleh dewan
direksi dan memerlukan persetujuan dari para pemegang saham. Namun perlu
diketahui bahwa perusahaan tidak diwajibkan untuk membayarkan dividen kepada
pemegang sahamnya. Jadi dengan kata lain, dividen akan diterima oleh pemegang
saham hanya apabila badan usaha menghasilkan cukup uang untuk membagi
dividen tersebut dan bila Dewan Direksi menganggap layak bagi perusahaan
mengumumkan dividen (Bagyo Tri A, Rina Arifati dan Abrar : 2016). Robbert
Ang (1997) dalam jurnal Christian V. Datu dan Djeini Maredesa (2017)
menyatakan bahwa Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua dividen
yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total
atau dividen saham. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dividen
merupakan laba yang diterima oleh pemilik saham sesuai dengan jumlah
14
14
kepemilikan sahamnya yang berasal dari keuntungan perusahaan selama usahanya
dalam suatu periode..
Untuk menghitung dividen per lembar saham dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
Brigham dan Houston (2006:76) dalam jurnal Asmiranto (2015)
menyatakan perusahaan yang Dividen Per Share (DPS) lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena
investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yaitu hasil
berupa dividen. Namun menurut Halim (2005) dalam jurnal Imelda Khariani
(2016) menyatakan bahwa pembayaran dividen yang mengalami penurunan dapat
menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen merupakan
tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya yang dibayarkan sebagai
informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan di masa mendatang. Dengan
anggapan tersebut, harga saham menjadi turun karena banyaknya pemegang
saham yang akan menjual sahamnya kembali.
2.2 Penelitan Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan hasil – hasil penelitian terdahulu yang
memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil dan pembahasan
yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang dilakukan,
penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Denies Priatinah Prabandaru dan Adhe Kusuma dalam artikel berjudul
Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan
15
15
Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010 terbit di
Jurnal Nominal Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen Indonesia Vol.
1, No. 2 (2012) menghasilkan kesimpulan bahwa Earning Per Share (EPS)
dan Dividen Per Share (DPS) secara parsial juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham.
2. Atika Jauharia Hatta dan Bambang Sugeng Dwiyanto dalam artikel berjudul
The Company Fundamental Factors and Systematic Risk In Increasing
Stock Price terbit di Journal of Economics, Business and Accountancy
Ventura ISSN 2087-3735 Vol. 15, No. 2 (2012) menghasilkan kesimpulan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham, sedangkan Net Profit Margin (NPM) memiliki efek
negatif dan signifikan terhadap harga saham.
3. Nidhi Malhotra dan Kamini Tandon dalam artikel Determinants of Stock
Prices : Empirical Evidence from NSE 100 Companies terbit di
International Journal of Research in Management and Technology (IJMRT)
ISSN 2249-9563 Vol. 3, No. 3 (2013) menghasilkan kesimpulan bahwa
Earning Per Share (EPS) memiliki hubungan positif yang signifikan
terhadap harga saham sedangkan Dividend Per Share (DPS) tidak secara
signifikan mempengaruhi pergerakan harga saham.
4. Yuyun Yuliani dan Yoyon Supriadi dalam artikel berjudul Pengaruh
Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Go Public terbit di Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan
16
16
Vol. 2, No. 2, April 2014 menghasilkan kesimpulan variabel Earning Per
Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham, variabel
Dividend Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga
saham dan kedua variabel simultan (bersama) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
5. Aditya Pratama dan Teguh Erawati dalam artikel berjudul Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)
terbit di Jurnal Akuntansi Vol. 2 No. 1, Juni 2014 menghasilkan kesimpulan
probabilitas value untuk Earning Per Share diketahui bahwa Earning Per
Share mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga
saham, sedangkan probabilitas value diketahui bahwa Net Profit Margin
tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, yang berarti
bahwa variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan
variabel dependen. Hal ini dikarenakan data yang dimiliki oleh perusahaan
yang relatif kecil sehingga tidak dapat memberi pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
6. Abdullah Masum dalam artikel berjudul Dividend Policy and Its Impact
on Stock Price – A Study on Commercial Banks Listed in Dhaka Stock
Exchange terbit di jurnal Global Disclosure of Economics and Business
ISSN 2305-9168 Volume 3, No 1 (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa
17
17
Earning per Share (EPS) memiliki dampak positif yang signifikan secara
statistik terhadap harga saham.
7. Edhi Asmirantho dan Elif Yuliawati dalam artikel Pengaruh Dividen Per
Share (DPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV),
Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Return On
Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan Minuman Dalam Kemasan Yang Terdaftar di BEI
terbit di Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi Vol. 1, No. 2 (2015)
menghasilkan kesimpulan bahwa Dividen Per Share (DPS) secara parsial
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham.
8. Thio Lie Sha dalam artikel berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen,
Likuiditas, Net Profit Margin, Return On Equity dan Price To Book Value
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia 2010 – 2013 terbit di Universitas Tarumanagara
Journal of Accounting Vol. 19, No.2 (2015) menghasilkan kesimpulan uji
hipotesis dengan hasil uji t yang menunjukkan dividen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan Likuiditas, Net
Profit Margin, Return On Equity dan Price To Book Value tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
9. Nur Aminah, Rina Arifati, SE, M.Si dan Agus Supriyanto, SE, MM dalam
artikel berjudul Pengaruh Deviden Per Share, Return On Equity, Net Profit
18
18
Margin, Return On Investment dan Return On Asset Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2013 terbit di Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1
Akuntansi Universitas Pandanaran Vol. 2, No. 2, Maret 2016 menghasilkan
kesimpulan variabel Deviden Per Share berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan Perusahaan real estate dan Properti di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perusahaan real
estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia.
10. Bagyo Tri Atmojo, Rina Arifati dan Abrar dalam artikel berjudul Pengaruh
Rasio Profitabilitas, Dividen Per Share, Earning Per Share, dan Return On
Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur (Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009-2013) terbit di Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1
Akuntansi Universitas Pandanaran Vol. 2, No. 2, Maret 2016 menghasilkan
kesimpulan bahwa variabel Dividen Per Share dan Earning Per Share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
11. Imelda Khairani dalam artikel berjudul Pengaruh Earning Per Share (EPS)
dan Deviden Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013 terbit di
Jurnal Manajemen dan Keuangan Vol. 5, No. 1, Mei 2016 menghasilkan
kesimpulan bahwa secara serempak maupun parsial tidak ada pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dengan kata lain bahwa Earning
19
19
Per Share dan Dividen Per Share tidak berpengaruh terhadap harga saham
pada sektor pertambangan.
12. Hakiki Muliadi dan Irham Fahmi dalam artikel berjudul Pengaruh Dividen
Per Share, Return On Equaty dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia terbit di Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 2, November 2016
menghasilkan kesimpulan Dividend per Share berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham di perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sedangkan Net Profit Margin berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
13. Rosdian Widiawati Watung dan Ventje Ilat dalam artikel berjudul Pengaruh
Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share
(EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015 terbit di Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol. 4, No. 2 (2016) menghasilkan
kesimpulan secara parsial Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share
(EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015.
14. Christian V. Datu dan Djeini Maredesa dalam artikel berjudul Pengaruh
Devidend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia terbit di Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern Vol. 12, No. 2 (2017) menghasilkan kesimpulan
20
20
dimana dapat disimpulkan bahwa variabel Dividend Per Share (DPS) dan
Earning Per Share (EPS) secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.
15. Gerald Edsel Yermia Egam, Ventje Ilat dan Sonny Pangerapan dalam artikel
berjudul Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2013-2015 terbit di Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol. 5, No. 1 (2017) menghasilkan
kesimpulan Net Profit Margin memiliki pengaruh negatif terhadap harga
saham yang terdaftar di indeks LQ45, implikasinya ketika Net Profit Margin
naik, harga saham akan mengalami penurunan. Earning Per Share memiliki
pengaruh positif terhadap harga saham yang terdaftar di indeks LQ45,
implikasinya ketika Earning Per Share naik, harga saham akan mengalami
peningkatan.
16. Arie Setyawan Muhammad dalam artikel berjudul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE)
Terhadap Harga Saham terbit di Jurnal Profita Vol. 5, No. 6 (2017)
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif variabel Ukuran
Perusahaan, Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE)
terhadap harga saham.
17. Jojor Gustmalnar dan Mariani dalam artikel berjudul Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return On
21
21
Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016 terbit di
Bilancia : Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2, No. 4, Desember 2018
menghasilkan kesimpulan bahwa hanya variabel Earning per Share (EPS)
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2016.
18. Fachrun Nisa dan Elly Suryani dalam artikel berjudul Pengaruh Earning Per
Share, Pembagian Dividen, Laba Bersih dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016) terbit di eProceedings of Management Vol. 5, No. 3,
Desember 2018 menghasilkan kesimpulan pembagian dividen berpengaruh
negatif signifikan terhadap terhadap perubahan harga saham, sedangkan
Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016.
19. Pande Widya Rahmadewi dan Nyoman Abundanti dalam artikel berjudul
Pengaruh EPS, PER, CR, dan ROE Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek
Indonesia terbit di E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 7, No. 4 (2018)
menghasilkan kesimpulan secara parsial EPS, CR dan ROE berpengaruh
negatif terhadap harga saham hal ini menunjukkan bahwa investor tidak
mempertimbangkan EPS, CR dan ROE sebagai keputusan untuk membeli
saham.
22
22
20. Sri Elviani, Ramadona Simbolon dan Sri Puspa Dewi dalam artikel berjudul
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan
Telekomunikasi terbit di JRAM : Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma
Vol. 6, No. 1, Juli 2019 menghasilkan kesimpulan bahwa variabel Net Profit
Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham.
2.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian dengan tema Pengaruh Net Profit Margin
(NPM), Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2018 adalah sebagai berikut :
Hipotesis pertama (H1) : dinyatakan bahwa variabel Net Profit Margin
(NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor
Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2015-2018 dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :
1. Arie Setyawan Muhammad dalam artikel berjudul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE)
Terhadap Harga Saham terbit di Jurnal Profita Vol. 5, No. 6 (2017)
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif variabel Net
Profit Margin (NPM) terhadap harga saham.
2. Nur Aminah, Rina Arifati, SE, M.Si dan Agus Supriyanto, SE, MM dalam
artikel berjudul Pengaruh Deviden Per Share, Return On Equity, Net Profit
Margin, Return On Investment dan Return On Asset Terhadap Harga Saham
23
23
Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2013 terbit di Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1
Akuntansi Universitas Pandanaran Vol. 2, No. 2, Maret 2016 menghasilkan
kesimpulan variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis kedua (H2) : dinyatakan bahwa variabel Earning Per Share
(EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor
Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2015-2018 dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :
1. Jojor Gustmalnar dan Mariani dalam artikel berjudul Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return On
Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016 terbit di
Bilancia : Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2, No. 4, Desember 2018
menghasilkan kesimpulan bahwa hanya variabel Earning per Share (EPS)
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
2. Pande Widya Rahmadewi dan Nyoman Abundanti dalam artikel berjudul
Pengaruh EPS, PER, CR, dan ROE Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek
Indonesia terbit di E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 7, No. 4 (2018)
menghasilkan kesimpulan secara parsial EPS berpengaruh negatif terhadap
harga saham.
Hipotesis ketiga (H3) : dinyatakan bahwa variabel Dividend Per Share
(DPS) berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor
24
24
Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2015-2018 dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :
1. Bagyo Tri Atmojo, Rina Arifati dan Abrar dalam artikel berjudul Pengaruh
Rasio Profitabilitas, Dividen Per Share, Earning Per Share, dan Return On
Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur (Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009-2013) terbit di Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1
Akuntansi Universitas Pandanaran Vol. 2, No. 2, Maret 2016 menghasilkan
kesimpulan bahwa variabel Dividen Per Share berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham.
2. Hakiki Muliadi dan Irham Fahmi dalam artikel berjudul Pengaruh Dividen
Per Share, Return On Equaty dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia terbit di Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 2, November 2016
menghasilkan kesimpulan Dividend per Share berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian yaitu
berupa data-data laporan keuangan. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu periode tahun 2015 – 2018 dengan menggunakan data
sekunder yang dimana data tersebut sudah di buat oleh perusahaan. Data yang
diperoleh berupa informasi tertulis dan dokumentasi serta laporan-laporan melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id, website resmi
Kustodian Sentral Efek Indonesia di www.ksei.co.id dan situs resmi masing-
masing perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Perusahaan yang akan menjadi sampel pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sektor consumer goods periode
tahun 2014 – 2018 dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai
dengan September 2019. Adapun waktu penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
26
26
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber : Data diolah penulis, 2019.
3.3 Kerangka Konsep
3.3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Sumber : Data diolah penulis, 2019.
No Uraian Kegiatan Tahun 2019
Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt
1 Observasi
2 Menyusun Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Mengumpulkan Data
5 Penelitian
6 Bimbingan Skripsi
7 Menganalisa Data
8 Ujian Skripsi
Net Profit Margin
( X1 )
Earning Per Share
( X2 )
Dividend Per Share
( X3 )
Harga Saham
( Y )
Arie Setyawan Muhammad (2017)
Jojor Gustmalnar dan Mariani (2018)
Bagyo Tri Atmojo, Rina Arifati dan
Abrar (2016)
Sri Elviani, Ramadona Simbolon
dan Sri Puspa Dewi (2019)
27
27
Keterangan :
H1= X1 Y : Arie Setyawan Muhammad, Jurnal Profita Volume 5,
Nomor 6, 2017.
Gerald Edsel Yermia Egam, Ventje Ilat dan Sonny Pangerapan,
Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi Volume 5, Nomor 1, 2017.
H2 = X2 Y : Jojor Gustmalnar dan Mariani, Bilancia : Jurnal Ilmiah
Akuntansi Volume 2, Nomor 4, 2018.
Pande Widya Rahmadewi dan Nyoman Abundanti E-Jurnal
Manajemen Unud Volume 7, Nomor 4, 2018.
H3 = X3 Y : Bagyo Tri Atmojo, Rina Arifati dan Abrar Jurnal Ilmiah
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran Volume 2,
Nomor 2, 2016.
Hakiki Muliadi dan Irham Fahmi Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Manajemen Volume 1, Nomor 2, 2016.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Adapun definisi Operasional variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan
pada tabel berikut :
28
28
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Uraian
Variabel
Instrumen/Dimensi Penjelasan Atas Instrumen
Variabel
Net
Profit
Margin
(X1)
Rasio profitabilitas yang
dipakai untuk mengukur
persentase laba bersih terhadap
penjualan bersih suatu
perusahaan. Net Profit Margin
ini menunjukan proposisi
penjualan yang tersisa sesudah
dikurangi seluruh biaya yang
terkait.
Earning
Per
Share
(X2)
Rasio yang menunjukkan
bagian laba untuk setiap
saham. Earning Per Share
menggambarkan profitabilitas
perusahaan yang tergambar
pada setiap lembar saham
sehingga makin tinggi nilai
Earning Per Share tentu saja
menggembirakan pemegang
saham karena makin besar laba
yang disediakan.
Dividend
Per
Share
(X3)
Rasio untuk mengetahui laba
yang diterima oleh pemilik
saham sesuai dengan jumlah
kepemilikan sahamnya yang
berasal dari keuntungan
perusahaan selama usahanya
dalam suatu periode. Karena
dasar utama untuk dividen
adalah laba, maka Dividen Per
Share (DPS) umumnya
digunakan investor untuk
menilai investasi saham
alternative.
Harga
Saham
(Y)
Indikator harga saham diambil dari nilai
harga saham penutup (close price).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia
harga saham pun dinilai dari harga
penutup.
Harga pada pasar riil dan
harga yang paling mudah
ditentukan karena merupakan
harga dari suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung
atau jika pasar ditutup Sumber : Berbagai sumber, data diolah penulis, 2019.
29
29
3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor
Consumer Goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 53
perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
yang menurut Arikunto (2007) dalam jurnal Imelda Khairani (2016) yaitu teknik
pengambilan sampel yang mempertimbangkan dengan kriteria tertentu. Adapun
kriteria – kriteria yang dipertimbangkan oleh peneliti antara lain :
1. Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk
dalam Sektor Consumer Goods.
2. Perusahaan yang menyampaikan data atau laporan keuangan secara lengkap
yang sesuai dengan periode penelitian ini.
3. Perusahaan yang membagikan dividen secara rutin setiap tahun sekali (laba
bersih tahun buku periode akhir tahun bukan periode kuartal) sesuai dengan
periode penelitian ini.
Berdasarkan kriteria diatas, maka di peroleh daftar perusahaan sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Daftar Populasi Penelitian
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
Kriteria
sampel
penelitian
1 2 3
1 ADES Akasha Wira International Tbk -
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk -
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk -
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk -
6 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk - -
30
30
7 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk -
8 CINT Chitose Internasional Tbk
9 CLEO Sariguna Primatirta Tbk - -
10 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk - -
11 DLTA Delta Djakarta Tbk
12 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tb -
13 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk - -
14 GGRM Gudang Garam Tbk
15 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk - -
16 HMSP H.M. Sampoerna Tbk
17 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk - -
18 HRTA Hartadinata Abadi Tbk - -
19 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk -
20 IIKP Inti Agri Resources Tbk -
21 INAF Indofarma (Persero) Tbk - -
22 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk -
23 ITIC Indonesian Tobacco Tbk - -
24 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
25 KICI Kedaung Indah Can Tbk -
26 KINO Kino Indonesia Tbk
27 KLBF Kalbe Farma Tbk
28 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk - -
29 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk - -
30 MBTO Martina Berto Tbk - -
31 MERK Merck Tbk -
32 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk -
33 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk -
34 MRAT Mustika Ratu Tbk -
35 MYOR Mayora Indah Tbk
36 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk - -
37 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk - -
38 PEHA Phapros Tbk - -
39 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk -
40 PYFA Pyridam Farma Tbk -
41 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk -
42 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
43 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk - -
44 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk -
45 SKBM Sekar Bumi Tbk -
46 SKLT Sekar Laut Tbk
47 STTP Siantar Top Tbk - -
48 TCID Mandom Indonesia Tbk
49 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk -
31
31
50 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk -
51 UNVR Unilever Indonesia Tbk -
52 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk -
53 WOOD Integra Indocabinet Tbk - - Sumber : Bursa Efek Indonesia, data diolah penulis, 2019.
Dilihat dari daftar di atas terdapat 11 perusahaan yang memenuhi ketiga
kriteria metode purposive sampling untuk dijadikan sampel pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4
Daftar Sampel Penelitian
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 CINT Chitose Internasional Tbk
2 DLTA Delta Djakarta Tbk
3 GGRM Gudang Garam Tbk
4 HMSP H.M. Sampoerna Tbk
5 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
6 KINO Kino Indonesia Tbk
7 KLBF Kalbe Farma Tbk
8 MYOR Mayora Indah Tbk
9 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
10 SKLT Sekar Laut Tbk
11 TCID Mandom Indonesia Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia, data diolah penulis, 2019.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode dalam mengumpulkan data, yaitu
dengan metode dokumentasi dan pencarian. Metode dokumentasi dilakukan
dengan mempelajari data sekunder laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan
oleh Bursa Efek Indonesia dengan website www.idx.co.id dan laporan dividen
tunai perusahaan yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan
32
32
website www.ksei.co.id serta situs resmi ke-11 perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini dimana data yang digunakan adalah data pada periode tahun
2015 - 2018 dilanjutkan penghitungan sekaligus pencatatan. Metode pencarian
dilakukan dengan cara mencari informasi melalui jurnal dan data yang tersedia
melalui website resmi yang terdapat di internet.
3.6 Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel, maka beberapa metode
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menurut Indra Sakti (2018)
adalah sebagai berikut :
3.6.1 Analisis Deskriptif
Analsis deskriptif digunakaan untuk mengetahui kondisi masing-masing
variabel yaitu Net Porfit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Dividend
Per Share (DPS) terhadap harga saham.
3.6.2 Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel, yaitu penggabungan cross section dan time
series. Data cross section adalah data observasi pada beberapa subjek penelitian
dalam satu waktu, misalnya dalam satu tahun. Sedangkan data time series adalah
data observasi pada satu subjek penelitian diamati dalam satu periode waktu,
misalnya selama sembilan tahun. Dalam data panel, observasi dilakukan pada
beberapa subjek dianalisis dari waktu ke waktu. Persamaan model dengan data
cross section ditunjukkan oleh :
; i = 1,2…….,N
33
33
N = banyak data cross section
Sedangkan persamaan model dengan time series adalah sebagai berikut :
; t = 1,2,…….,T
T = banyak data time series
Sehingga persamaan data panel yang merupakan gabungan dari data cross
section dan time series dapat ditulis sebagai berikut :
; i = 1,2,…….,N; t = 1,2, ,…….,T
Keterangan :
N = banyaknya obervasi
T = banyaknya waktu
N x T = banyaknya data panel
Menurut Widarjono (2007:251) pada Indra Sakti (2018) menyatakan dalam
analisis regresi data panel terdapat tiga pendekatan estimasi yaitu model common
effect, fixed effect dan random effect.
1. Model Common Effect
Model common effect yang mengkombinasikan data cross section dan time
series tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan entitas (individu). Pendekatan
yang sering dipakai dalam model ini adalah dengan menggunakan pendekatan
metode Ordinary Least Square (OLS). Model common effect ini mengabaikan
perbedaan dimensi individu maupun waktu dengan kata lain perilaku data antar
individu sama dalam berbagai kurun waktu. Secara umum, persamaan model
common effect ditulis sebagai berikut :
34
34
Keterangan :
Yit = variabel dependen di waktu t
α = intersep
= parameter untuk variabel ke – j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
𝜀𝑖𝑡 = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i = urutan perusahaan yang di observasi
t = time series (urutan waktu)
j = urutan variable
2. Model Fixed Effect
Pendekatan dengan model ini adalah dengan memasukan variabel dummy
untuk mengijinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda – beda baik
cross section maupun time series. Penambahan variabel dummy ini juga dikenal
dengan sebutan least square dummy variable (LSDV).
Keterangan :
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
𝛼 = intersep yang berubah-ubah antar cross section
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
= komponan error di waktu t untuk unit cross section i
35
35
= Dummy Variable
3. Random Effect Model
Didalam model fixed effect yang dimana model ini memasukan variabel
dummy, sehingga model tersebut mengalami ketidakpastian yang mengakibatkan
penggunaan variabel dummy mengalami penurunan derajat bebas (degree of
freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang
diestimasi maka solusi atas kelemahan yang dimiliki oleh model fixed effect
adalah dengan mengunakan Random Effect Model. REM menggunakan residual
yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu sehingga
mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang
merupakan variabel random. Persamaan model REM secara umum dituliskan
sebagai berikut :
Keterangan :
= Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-i
𝛼 = Intercept model regresi
= Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu
ke-i
𝛽 = Koefisien slope atau koefisien arah
= Error pada unit observasi ke-i dan waktu ke t
𝑢𝑖 = Komponen error cross section
36
36
= Komponen error time series
= Komponen error gabungan
3.6.2.1 Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan Model Regresi Data Panel yang paling tepat diantara model
Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect menurut Widarjono
(2007:258) pada Indra Sakti (2018) terdiri dari beberapa uji yang dilakukan,
yaitu :
1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk menentukan apakah model common effect
lebih baik digunakan dari pada metode fixed effect. Pengambilan
keputusan dilakukan jika :
a. Nilai probabilitas > taraf signifikan 0,05 maka Ho diterima atau
model common effect lebih tepat daripada model fixed effect.
b. Nilai probabilitas < taraf signifikan 0,05 maka Ho ditolak atau
model fixed effect lebih tepat daripada model common effect.
2. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan apakah model fixed effect
lebih baik digunakan dari pada model random effect. Pengambilan
keputusan dilakukan jika :
a. Nilai probabilitas > taraf signifikan 0,05 maka Ho diterima atau
model random effect lebih tepat daripada model fixed effect.
b. Nilai probabilitas < taraf signifikan 0,05 maka Ho ditolak atau
model fixed effect lebih tepat daripada model random effect.
37
37
3. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan untuk menentukan apakah
model common effect atau random effect yang lebih tepat digunakan
dalam estimasi regresi data panel. Pengambilan keputusan dilakukan
jika :
a. Nilai probabilitas > taraf signifikan 0,05 maka Ho diterima atau
model common effect lebih tepat daripada model random effect.
b. Nilai probabilitas < taraf signifikan 0,05 maka Ho ditolak atau
model random effect lebih tepat daripada model common effect.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk
melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan. Model
regresi yang baik adalah model yang memiliki nilai residual yang terdistribusi
secara normal. Uji normalitas data menurut Widarjono (2007:54) dalam Indra
Sakti (2018) dapat dilakukan dengan uji Jarque-Bera dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas Jarque-Bera > taraf signifikan (0,05) maka Ho
diterima atau residual terdistribusi normal.
38
38
b. Jika probabilitas Jarque-Bera < taraf signifikan (0,05) maka Ho
ditolak atau residual tidak terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Nachrowi dan Hardius (2006:95) dalam Indra Sakti (2018),
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear antara variabel bebas yang
dilakukan pada saat model regresi menggunakan lebih dari satu variabel bebas.
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas / variabel independen. Metode pengujian dilakukan dengan melihat
koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas yaitu sebagai berikut :
a. Jika nilai koefisien masing-masing variabel > 0,85 maka Ho ditolak
atau terdapat multikolinearitas.
b. Jika nilai koefisien masing-masing variabel < 0,85 maka Ho diterima
atau tidak terdapat masalah multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah residual dalam
model regresi memiliki varians yang konstan atau tidak (Indra Sakti : 2018).
Model regresi yang baik yaitu tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas yaitu sebagai berikut :
a. Jika probabilitas chi square > taraf signifikansi (0,05) maka Ho
diterima atau tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
b. Jika probabilitas chi square < taraf signifikansi (0,05) maka Ho
ditolak atau terdapat masalah heteroskedastisitas.
39
39
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada
korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada peridode sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah model yang tidak adanya masalah autokorelasi.
Metode pengujian yang dapat digunakan adalah dengan metode Lagrange
Multiplier, menurut Widarjono (2007:258) dalam Indra Sakti (2018) pengambilan
keputusan metode Lagrange Multiplier adalah sebagai berikut :
a. Jika probabilitas chi square > taraf signifikansi (0,05) maka Ho
diterima atau tidak terjadi masalah autokorelasi.
b. Jika probabilitas chi square < taraf signifikansi (0,05) maka Ho
ditolak atau terdapat masalah autokorelasi.
3.6.4 Uji Kelayakan Model
1. Uji parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial atau individu. Uji t pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Net Proftt Margin (NPM), Earning Per
Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham. Kriteria
penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan berdasarkan nilai signifikansi yaitu
sebagai berikut :
a. Jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima
b. Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak
40
40
2. Koefisien determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberepa besar
pengaruh yang diberikan variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat
(dependen). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Menurut
Widarjono (2007:1978) dalam Indra Sakti (2018) sebuah model dikatakan baik
jika nilai R2 mendekati satu dan sebaliknya dikatakan kurang baik jika nilai R2
mendekati nol. Nilai tersebut bisa dilihat dari hasil analisis regresi data panel pada
output Model Summary. Besarnya nilai koefisien determinasi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
= Koefisien korelasi
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen lemah.
b. Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen kuat.
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Bursa Efek Indonesia
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun
1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring
dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut :
42
42
Tabel 4.1
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Waktu Keterangan
14 Des 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya
1939 Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup karena adanya
isu politik (Perang Dunia II)
1945 – 1952 Bursa Efek di Jakarta
ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956 – 1977 Program nasionalisasi perusahaan Belanda
Perdagangan di Bursa Efek vakum dan semakin tidak aktif
10 Agt 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto
Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal)
16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta
22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem Computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 Nov 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal yang mulai diberlakukan Januari 1996
23 Des 1997 Pendirian Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI)
21 Juli 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia
30 Nov 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI) Sumber : www.idx.co.id
Pada aspek infrastruktur kebursaan, BEI bersama seluruh pemangku
kepentingan pasar modal berhasil merealisasikan implementasi percepatan
penyelesaian transaksi T+3 menjadi T+2. Dalam perkembangannya, BEI terus
menerus melakukan pembenahan dan penyempurnaan sistem, sarana dan
infrastruktur penunjang pasar modal, termasuk pengembangan teknologi digital,
guna kemajuan Pasar Modal Indonesia.
43
43
4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi BEI
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 4.2
Daftar Jajaran Komisaris dan Direksi BEI
No Jabatan Nama
1 Komisaris Utama John Aristianto Prasetio
2 Komisaris Garibaldi Thohir
Hendra H. Kustarjo
Lidya Trivelly Azhar M. N. R
44
44
3 Direktur Utama Inarno Djajadi
4 Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna
5 Direktur Perdagangan dan Pengaturan
Anggota Bursa
Laksono W. Widodo
6 Direktur Pengawasan Transaksi dan
Kepatuhan
Kristian S. Manullang
7 Direktur Teknologi Informasi dan
Manajemen Resiko
Fithri Hadi
8 Direktur Pengembangan Hasan Fawzi
9 Direktur Keuangan dan SDM Risa E. Rustam Sumber : www.idx.co.id
4.1.3 Profil Bursa Efek Indonesia
Berikut adalah profil tentang Bursa Efek Indonesia :
Tabel 4.3
Profil Perusahaan BEI
Nama Perusahaan : Bursa Efek Indonesia
Tanggal Pendirian : 14 Desember 1912
(Resmi bernama Bursa Efek Indonesia pada 30
November 2007)
Alamat Kantor Pusat : Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lt 6
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan
12190
Website Resmi : www.idx.co.id
No. Telp : 0800-100-9000 Sumber : www.idx.co.id
4.2 PT Delta Djakarta Tbk
4.2.1 Sejarah PT Delta Djakarta Tbk
PT Delta Djakarta Tbk.. (“PT Delta” or “the Company”) didirikan pertama
kali di Indonesia pada tahun 1932 sebagai perusahaan produksi bir Jerman
bernama “Archipel Brouwerij, NV.” Perseroan kemudian dibeli oleh Perusahaan
Belanda dan berganti nama menjadi NV De Oranje Brouwerij. Perseroan resmi
menggunakan nama PT Delta Djakarta sejak tahun 1970. Di tahun 1984, PT Delta
45
45
menjadi salah satu perusahaan Indonesia pertama yang mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), mengukuhkan statusnya
sebagai pemain utama industri bir dalam negeri. Tahun 1990an adalah era
derasnya penanaman modal asing ke Indonesia. Pada masa inilah San Miguel
Corporation "SMC" melalui San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd. (yang sepenuhnya
dimiliki oleh San Miguel Brewing Limited yang merupakan anak perusahaan
SMC), menjadi pemegang saham pengendali di Perseroan.
SMC adalah salah satu perusahaan konglomerat terbesar di Filipina, yang
bergerak di bidang usaha minuman, makanan, kemasan, energi, bahan bakar dan
penyulingan minyak, infrastruktur, dan pertambangan. Pemerintah Daerah DKI
Jakarta juga merupakan pemegang saham utama Perseroan, dengan total saham
sebanyak 26,25%. Di tahun 1997, Perseroan memulai rencana ekspansi besar-
besaran dengan memindahkan fasilitas produksi bir dari Jakarta Utara ke fasilitas
yang lebih moderen dan luas di Bekasi, Jawa Barat. PT Jangkar Delta Indonesia,
anak perusahaan PT Delta, didirikan pada tahun 1998 agar dapat bertindak
sebagai distributor tunggal Perseroan dengan jaringan yang luas, dari Medan di
Sumatera Utara ke Jayapura, Papua.
PT Delta memproduksi bir Pilsener dan Stout berkualitas terbaik untuk
pasar domestik dengan merek dagang meliputi Anker Bir, Anker Stout, Anker
Lychee, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza
Negra, dan Kuda Putih. PT Delta juga memproduksi dan mengekspor bir Pilsener
dengan merek dagang Batavia. Pada kwartal akhir 2017, Perseroan mulai
46
46
mengekspor bir ke Timor Leste dan di tahun 2018, Perseroan juga mulai
mengekspor San Miguel Cerveza Negra ke Thailand dan Vietnam.
4.2.2 Struktur Organisasi PT Delta Djakarta Tbk
Sumber : www.deltajkt.co.id (data 2019)
Gambar 4.2
Bagan Struktur Organisasi PT Delta Djakarta Tbk
47
47
Tabel 4.4
Daftar Jajaran Manajemen PT Delta Djakarta Tbk
No Jabatan Nama
1 Komisaris Utama Sarman Simanjorang
2 Komisaris Carlos Antonio Mayo Beba
Fumiaki Ozawa
3 Komisaris Independen Reynato Serrano Puno
Jeje Nurjaman
4 Direktur Utama Jose Daniel A. Javier
5 Direktur Allan De Vera Fernandez
Webster Andres Gonzales
Allan Inocente Abrea
6 Direktur Independen Ronny Titiheruw
7 Financial Planning and Corporate
Reporting Manager
Poltak O. Siahaan
8 Financial Services Manager Irfan Azani
9 Internal Audit Manager M. Goenawan Kartiyasa
10 Brewing Manager Richardo Steven Bintoro
11 Packaging Manager Dwi Hardi Sugeng Sutanto
12 Quality Assurance Manager Albert Yuda Sutanto
13 Engineering Manager Denny Tjatur Indarto
14 Trade Marketing Group Manager Harry Wiyanto
15 Trade Promo and Merchandising
Manager
Agustinus Budiyanto
16 Sales Information Manager Junita Sulistyorini
17 National Channel Manager Erry Yulianto
18 Regional Sales Manager - Region 1 Syahbeni
19 Regional Sales Manager - Region 2 Dharmawan Afirfianto
20 Regional Sales Manager - Region 3 Denny Razil Arbain
21 Regional Sales Manager - Region 4 Nikson Simanjuntak
22 Regional Sales Manager - Region 5 Fadli
23 Regional Sales Manager - Region 6 Wilson Purnama
24 Group Product Manager and Product
Manager for Anker Bir & Lychee
Majara Jeson Siregar
25 Product Manager – Carlsberg Nouvera Aprileni
26 Product Manager - San Miguel
Brands
Jaka Sebastian
27 Product Manager - Anker Stout and
Kuda Putih
Adhy Martua P. Hutabarat
28 Logistics Manager Aguscik Johar
29 Materials Management Manager Ridwan Siagian
30 Product Supply Operations Manager Farid Amr
31 Human Resources and Lia Moelyati
48
48
Administration Manager
32 Information Technology Manager Elia Yahya Kawinda
Sumber : www.deltajkt.co.id (data 2019)
4.2.3 Profil PT Delta Djakarta Tbk
Berikut adalah profil tentang PT Delta Djakarta Tbk :
Tabel 4.5
Profil Perusahaan PT Delta Djakarta Tbk
Nama Perusahaan : PT Delta Djakarta Tbk
Tanggal Pendirian : Tahun 1932
(Resmi bernama PT Delta Djakarta pada tahun
1970)
Alamat Kantor Pusat : Jalan Inspeksi Tarum Barat, Tambun Bekasi
Timur 17510, Bekasi 17081, Jawa Barat
Website Resmi : www.deltajkt.co.id
No. Telp : +62-21 882 2520, 880 0511
No. Fax : +62-21 881 9423, 880 0513
Aktivitas Perusahaan : Produksi minuman berbasis Malt
Produk dan Merek : Untuk Pasar Domestik :
Anker Bir, Anker Stout, Anker Lychee,
Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig
Light, San Miguel Cerveza Negra and Kuda
Putih
Untuk Pasar Ekspor :
Batavia Beer, Anker Bir, Anker Stout, San
Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San
Miguel Cerveza Negra and Kuda Putih
Share Listing
Sektor : Consumer Goods Industri
Sub Sektor : Food and Beverages
Kode Perusahaan : DLTA
Listing Date : 12 Februari 1984
IPO Price : 2.950
Issued Shares : 800.659.050 Sumber : www.deltajkt.co.id dan RTI Analytics (data tahun 2019)
49
49
4.3 PT Gudang Garam Tbk
4.3.1 Sejarah PT Gudang Garam Tbk
Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok
terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa
Timur. Berawal dari industri rumahan, perusahaan kretek Gudang Garam telah
tumbuh dan berkembang seiring tata kelola perusahaan yang baik dan
berlandaskan pada filosofi “Catur Dharma”. Nilai-nilai tersebut merupakan
panduan kami dalam tata laku dan kinerja perusahaan bagi karyawan, pemegang
saham, serta masyarakat luas.
Apa yang dicapai Gudang Garam saat ini tentunya tidak terlepas dari peran
penting sang pendiri, Surya Wonowidjojo, seorang wirausahawan sejati yang
dimatangkan oleh pengalaman dan naluri bisnis. Di mata para karyawan, beliau
bukan hanya berperan sebagai pemimpin, melainkan juga sosok seorang bapak,
saudara, serta sahabat yang amat memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Surya Wonowidjojo meninggal dunia pada 28 Agustus 1985 dengan
meninggalkan kesan mendalam bukan hanya di mata karyawan, melainkan juga di
hati masyarakat Kediri dan sekitarnya. Beliau merupakan seorang panutan yang
menanamkan nilai-nilai luhur bagi perusahaan, yang dituangkannya ke dalam
“Catur Dharma” Perusahaan :
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan
suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.
50
50
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Tabel 4.6
Perkembangan PT Gudang Garam Tbk
Waktu Keterangan
1958 Perusahaan rokok Gudang Garam yang bermula dari sebuah
industri rumahan. Produk kretek yang diproduksi pertama kali
adalah sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-
tangan (SKT).
1960 Gudang Garam membuka cabang produksi SKL dan SKT
didirikan di Gurah, 13 km arah tenggara Kota Kediri, guna
memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat.
1968 Gudang Garam membuka 2 unit lahan baru pada bulan
September 1968 didirikan unit produksi bernama Unit I di
atas sebidang lahan seluas 1000 meter persegi. Pada tahun
yang sama dibangun pula sebuah unit produksi baru yang
disebut Unit II.
1969 Gudang Garam merubah status dari Industri Rumah Tangga
atau Perusahaan Perseorangan menjadi Firma. Unit Produksi
dipindah dari Gurah ke Kediri.
1971 Gudang Garam kembali mengubah status dari Firma menjadi
Perseroan Terbatas (PT). Pada tahun yang sama, terbit
bantuan fasilitas dari pemerintah berupa Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN), yang semakin mendukung
perkembangan usaha.
1979 Gudang Garam mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek
Mesin (SKM).
1990 Gudang Garam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya, yang mengubah statusnya menjadi
Perusahaan Terbuka.
2002 Gudang Garam memproduksi jenis rokok baru, yaitu kretek
mild yang ditandai dengan berdirinya Direktorat Produksi
Gempol di Pasuruan Jawa Timur.
2013 Gudang Garam memperluas daerah produksinya dimana areal
perusahaan yang semula hanya seluas 1000 meter persegi kini
telah berkembang menjadi sekitar 208 hektar yang terletak di
wilayah Kabupaten dan Kota Kediri serta di wilayah
Pasuruan. Bulan Januari 2013, mulai beroperasi gedung baru
di Jakarta, untuk menunjang proses produksi yang semakin
progresif. Sumber : www.gudanggaramtbk.com
51
51
4.3.2 Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk
Gambar 4.3
Bagan Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk
Sumber : www.gudanggaramtbk.com
52
52
Tabel 4.7
Daftar Jajaran Komisaris dan Direksi PT Gudang Garam Tbk
No Jabatan Nama
1 Presiden Komisaris Juni Setiawati Wonowidjojo
2 Komisaris Lucas Mulia Suhardja
3 Komisaris Independen Frank W. van Gelder
Gotama Hengdratsonata
4 Presiden Direktur Susilo Wonowidjojo
5 Direktur Heru Budiman
Herry Susianto
Buana Susilo
Istata Taswin Siddharta
Susanto Widiatmoko
Andik Wahyudi
Hamdhany Halim
6 Direktur Independen Sony Sasono Rahmadi Sumber : www.gudanggaramtbk.com dan RTI Analytics (data 2019)
4.3.3 Profil PT Gudang Garam Tbk
Berikut adalah profil tentang PT Gudang Garam Tbk :
Tabel 4.8
Profil Perusahaan PT Gudang Garam Tbk
Nama Perusahaan : PT Gudang Garam Tbk
Tanggal Pendirian : Tahun 1958
Alamat Kantor Pusat : Jalan Semampir II/1, Kediri 64121
Website Resmi : www.gudanggaramtbk.com
No. Telp : (62-354) 682 091
No. Fax : (62-354) 681 555
Aktivitas Perusahaan : Produksi rokok kretek
Produk dan Merek :
Handmade/Sigaret Kretek Tangan (SKT) :
Klobot, Sriwedari, Djaja
Machine made/Sigaret Kretek Mesin (SKM) :
Gudang Garam Series
Low Tar Nicotine/Rendah Tar Nikotin (LTN) :
Gudang Garam Signature Mild, Merah Series,
Surya Series, GG Move, Surya Pro Mild dan
GG Mild
Share Listing
Sektor : Consumer Goods Industri
53
53
Sub Sektor : Tobacco Manufacturers
Listing Date : 27 Agustus 1990
IPO Price : 10.250
Issued Shares : 1.924.088.000 Sumber : www.gudanggaramtbk.com dan RTI Analytics (data tahun 2019)
4.4 PT Mandom Indonesia Tbk
4.4.1 Sejarah PT Mandom Indonesia Tbk
Secara garis besar, berikut sejarah berdirinya PT Mandom Indonesia Tbk :
Tabel 4.9
Perkembangan PT Mandom Indonesia Tbk
Waktu Keterangan
1969 Berdiri dengan nama PT Tancho Indonesia Co. Ltd, sebagai
joint venture antara Mandom Corporation dan NV The City
Factory
1973 Meluncurkan Tancho Hair Dye Powder
1975 Meluncurkan seri kosmetik pria, Mandom
1978 Membangun pabrik II dan gudang II di Sunter
1980 Meluncurkan seri kosmetik pria, Gatsby dan Spalding
1987 Mulai memasuki pasar kosmetik wanita
1990 Berubah nama menjadi PT Tancho Indonesia
Mulai penjualan domestik dan ekspor ke negara-negara
ASEAN dan Jepang
1993 Mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta
Meluncurkan Splash Cologne dari merek Pucelle
1995 Mulai bisnis dengan GEM Plaza di Dubai yang melakukan re-
ekspor ke negara-negara di Afrika dan Eropa Timur
Peresmian bangunan baru di Sunter Jakarta Utara untuk
Pabrik Kosmetik dan Kantor Pusat Perseroan
Meluncurkan Pixy Two-Way Cake
1996 Meluncurkan produk make-up Excel untuk konsumen
menengah keatas
1997 Meluncurkan Lovillea, produk cologne tanpa alcohol
1999 Meluncurkan produk dengan merek Johnny Andrean untuk
konsumen salon
2001 Nama perseroan berubah menjadi PT Mandom Indonesia Tbk
Persemian pabrik baru kemasan plastik di Cibitung
Meluncurkan merek LA Beaute untuk konsumen menengah
kebawah
2003 Meluncurkan Gatsby Hair Wax untuk menciptakan tren baru
dalam penataan rambut
54
54
2005 Meluncurkan produk Splash Cologne Pucelle dalam seri
Sweet Joy
2007 Peresmian pabrik di Cibitung yang kedua dan Pusat Logistik
2012 Grand Launching Gatsby Moving Rubber produk hairstyling
nomor 1 di Jepang
Masuk kategori anak-anak dengan meluncurkan produk
personal care untuk anak dengan karakter Angry Birds
2015 Peresmian kantor pusat dan factory 1 di Kawasan Industri
MM 2100 Bekasi, Jawa Barat
2018 Perpindahan kantor pusat ke Wisma 46 Kota BNI Jakarta
Pusat Sumber : www.mandom.co.id
55
55
4.4.2 Struktur Organisasi PT Mandom Indonesia Tbk
Gambar 4.4
Bagan Struktur Organisasi PT Mandom Indonesia Tbk
Sumber : www.mandom.co.id
56
56
4.4.3 Profil PT Mandom Indonesia Tbk
Berikut adalah profil tentang PT Mandom Indonesia Tbk :
Tabel 4.10
Profil Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk
Nama Perusahaan : PT Mandom Indonesia Tbk
Tanggal Pendirian : November 1969
(Resmi bernama PT Mandom Indonesia Tbk
pada Januari 2001)
Alamat Kantor Pusat : Wisma 46 Kota BNI, Suite 7.01, 7th floor
Jalan Jend.Sudirman Kav.1 Jakarta 10220
Website Resmi : www.mandom.co.id
No. Telp : +6221 2980 9500
Aktivitas Perusahaan : Produk untuk perawatan rambut dan kulit,
parfum dan kosmetik
Produk dan Merek : General Product :
Johnny Andrean, Tancho, Fresh n Fresh
For Women :
Lucido~L, Pixy, Pucelle, Glazelle de Pucelle,
Miratone, Lovillea
For Men :
Gatsby, Mandom, Spalding
Export Product :
Axya, Oxxo, Style Up
Share Listing
Sektor : Consumer Goods Industri
Sub Sektor : Cosmetics and Household
Listing Date : 30 September 1993
IPO Price : 7.350
Issued Shares : 201.066.667 Sumber : www.mandom.co.id dan RTI Analytics (data tahun 2019)
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data Penelitian
5.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, mendiskripsikan
atau menggambarkan data dari masing-masing variabel yang akan dimasukkan ke
dalam model penelitian. Obyek penelitian berjumlah 44 data yang terdiri dari data
cross-section sebanyak 11 perusahaan manufaktur sektor consumer goods dan
data time series sebanyak 4 tahun.
Tabel 5.1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
NPM EPS DPS HS
Mean 0.104132 533.6432 372.2198 12510.57
Median 0.080350 71.82500 26.50000 2660.000
Maximum 0.378600 4050.270 2600.000 94000.00
Minimum 0.024800 13.55000 3.300000 284.0000
Std. Dev. 0.084763 1115.366 793.2032 24254.88
Skewness 2.001148 2.385726 2.323243 2.377722
Kurtosis 6.405738 7.124248 6.658628 7.306845
Jarque-Bera 50.63193 72.92299 64.12155 75.46582
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 4.581800 23480.30 16377.67 550465.0
Sum Sq. Dev. 0.308944 53493785 27054364 2.53E+10
Observations 44 44 44 44 Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Dari tabel 5.1 di atas dapat menghasilkan kesimpulan bahwa :
58
58
1. Net Profit Margin
Nilai tertinggi Net Profit Margin pada periode tahun 2015-2018 adalah
37,86% yaitu milik PT. Delta Djakarta, Tbk pada tahun 2018 sedangkan
nilai terendah Net Profit Margin mencapai angka 2,48% yaitu milik PT.
Sekar Laut, Tbk di tahun 2016. Nilai rata-rata Net Profit Margin sebesar
10,41% dengan standar deviasi 8,47% dimana nilai mean > daripada standar
deviasi sehingga mengindikasi hasil yang cukup baik. Hal tersebut
dikarenakan standar deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang tinggi
sehingga penyebaran data dari variabel Net Profit Margin menunjukkan
hasil normal dan tidak menyebabkan bias.
2. Earning Per Share
Nilai tertinggi Earning Per Share pada periode tahun 2015-2018 adalah
4.050,27 yaitu milik PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun 2018 sedangkan
nilai terendah Earning Per Share mencapai angka 13,55 yaitu milik PT.
Chitose Internasional, Tbk di tahun 2016. Nilai rata-rata Earning Per Share
sebesar 533,64 dengan standar deviasi 1.115,36 dimana nilai mean <
daripada standar deviasi sehingga mengindikasi hasil yang kurang baik
dimana pada periode penelitian ini variabel Earning Per Share tidak terlalu
besar fluktuasinya.
3. Dividend Per Share
Nilai tertinggi Dividend Per Share pada periode tahun 2015-2018 adalah Rp
2.600 yaitu milik PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun 2015-2018 sedangkan
nilai terendah Dividend Per Share yaitu Rp 3,30 milik PT. Chitose
59
59
Internasional, Tbk di tahun 2018. Nilai rata-rata Dividend Per Share sebesar
372,21 dengan standar deviasi 793,20 dimana nilai mean < daripada standar
deviasi sehingga mengindikasi hasil yang kurang baik dimana pada periode
penelitian ini variabel Dividend Per Share tidak terlalu besar fluktuasinya.
4. Harga Saham
Harga saham tertinggi yaitu Rp 94.000 adalah harga saham PT. H.M
Sampoerna, Tbk di tahun 2015 sedangkan harga saham terendah yaitu Rp
284 yaitu PT. Chitose Internasional, Tbk di tahun 2018. Nilai rata-rata
pencapaian harga saham pada sektor consumer goods adalah sebesar Rp
12.510,57.
5.1.2 Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan model regresi data panel tergantung dari asumsi peneliti dan
pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar sehingga hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. Langkah pertama yang dilakukan
untuk dapat menentukan model regresi yang paling tepat dari ketiga model regresi
adalah meregresikan data panel yang sudah dikumpulkan untuk kemudian dicoba
terlebih dahulu menggunakan model common effect, yang dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut :
60
60
Tabel 5.2
Hasil Estimasi Common Effect Model
Selanjutnya untuk hasil regresi dengan model fixed effect dapat dilihat
hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5.3
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Setelah estimasi model common effect dan fixed effect sudah didapat, maka
selanjutnya dilakukan Uji Chow untuk menentukan model regresi mana yang
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
61
61
paling tepat antara model common effect dan fixed effect. Berikut hasil Uji Chow
dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5.4
Hasil Uji Chow
Pada tabel hasil Uji Chow diatas menunjukkan nilai probabilitas 0,00 < 0,05
yang artinya Ho ditolak atau model fixed effect lebih tepat dibandingkan dengan
model common effect.
Kemudian mengestimasi regresi data panel dengan menggunakan model
random effect dan berikut hasilnya :
Tabel 5.5
Hasil Estimasi Random Effect Model
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
62
62
Langkah selanjutnya setelah diperoleh hasil estimasi fixed effect dan random
effect adalah melakukan Uji Hausman untuk menentukan model mana yang paling
tepat untuk pengolahan data dalam penelitian ini. Berikut hasil Uji Hausman dapat
dilihat hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5.6
Hasil Uji Hausman
Dari hasil Uji Hausman diatas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,00
< 0,05 yang artinya Ho ditolak atau model fixed effect lebih tepat dibandingkan
dengan model random effect.
Setelah dilakukan Uji Chow dan Uji Hausman yang sama-sama
menunjukkan model terbaik menggunakan model Fix Effect Model maka tidak
perlu dilakukan Lagrange Multipler test lagi.
5.1.3 Persamaan Analisis Regresi
Persamaan regresi data panel dengan menggunakan model fixed effect
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.7
Hasil Regresi Fixed Effect Model
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
63
63
Dilihat dari tabel di atas, dapat dituliskan persamaan model analisis regresi
sebagai berikut :
HS = 1705.408 - 130421.2*NPM + 16.00154*EPS + 42.57443*DPS
Berdasarkan persamaan regresi data panel yang telah terbentuk diatas,
berikut penjelasan dari persamaan tersebut :
1. Nilai Konstanta sebesar 1705,408. Apabila semua variabel bebas yaitu Net
Profit Margin, Earning Per Share dan Dividend Per Share diasumsikan
bernilai nol, maka akan terjadi nilai konstanta pada harga saham sektor
consumer goods sebesar 1705,408.
2. Nilai koefisien regresi variabel Net Profit Margin menunjukkan angka -
130421,2 dimana koefisien bertanda negatif berarti Net Profit Margin
berpengaruh berlawanan dengan harga saham. Maka setiap kenaikan Net
Profit Margin sebesar 1 satuan akan menurunkan harga saham sebesar
130421,2 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai nol.
3. Nilai koefisien regresi variabel Earning Per Share menunjukkan angka
16,00154 mempunyai arti bahwa setiap kenaikan Earning Per Share sebesar
1 satuan akan meningkatkan harga saham sebesar 16,00154 satuan dengan
asumsi variabel lain bernilai nol.
4. Nilai koefisien regresi variabel Dividend Per Share menunjukkan angka
42,57443 mempunyai arti bahwa setiap kenaikan Dividend Per Share
sebesar 1 satuan akan meningkatkan harga saham sebesar 16,00154 satuan
dengan asumsi variabel lain bernilai nol.
64
64
5.1.4 Uji Asumsi Klasik
5.1.4.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui (data) residual yang
dibentuk model regresi terdistribusi normal atau tidak Model regresi yang
baik adalah yang nilai residualnya terdistribusi normal. Keputusan
terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan
membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan tingkat
alpha 0,05 (5%). Apabila Probabilitas JB hitung lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal dan sebaliknya,
apabila nilainya lebih kecil maka dinyatakan bahwa residual tidak
terdistribusi normal.
Gambar 5.1
Hasil Uji Normalitas dengan Jarque-Bera
Pada penelitian ini hasil pengujian normalitas diperoleh nilai JB
hitung sebesar 0,00 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan data penelitian ini
tidak mempunyai distribusi normal.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
65
65
Untuk mendapatkan residual yang terdistribusi normal maka perlu
dilakukan perbaikan / transformasi data. Transformasi data bertujuan untuk
mengubah skala pengukuran data asli ke dalam bentuk lain sehingga data
dapat memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam (Anwar
Hidayat, 2017). Salah satu jenis transformasi data adalah Transfromasi
Logaritma dimana pada saat penggunaan software Eviews 10 dibuatkan
object series baru menggunakan Log pada masing-masing variabel, misal
series hs menjadi loghs dan berlaku pada variabel bebas yang lain dimana
data yang ada di dalamnya berubah secara otomatis untuk kemudian dapat
dilakukan pengujian dan memenuhi uji asumsi klasik.
Gambar 5.2
Penambahan Series Log per Variabel
Dari variabel-variabel yang sudah ditransformasi Log, maka diperoleh
hasil uji normalitas sebagai berikut :
66
66
Gambar 5.3
Hasil Uji Normalitas Transformasi Log dengan Jarque-Bera
Hasil pengujian normalitas diperoleh nilai JB hitung sebesar 0,81 >
0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
mempunyai nilai distribusi normal.
5.1.4.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada korelasi
yang tinggi antar variabel independen tersebut, maka hubungan antara
variabel dependen dan independen menjadi terganggu. Model regresi yang
baik adalah yang tidak memiliki korelasi antar variabel bebas (independen).
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
67
67
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan metode korelasi
berpasangan diatas, menunjukkan bahwa ada nilai korelasi variabel yang
lebih besar dari 0,85 yang berarti Ho ditolak atau terdapat masalah
multikolinearitas pada data penelitian ini.
Sama seperti uji normalitas sebelumnya, pada uji multikolinearitas
akan dilakukan perbaikan data menggunakan transformasi Log dan berikut
hasilnya :
Tabel 5.9
Hasil Uji Multikolinearitas Transformasi Log
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan metode korelasi
berpasangan dan transformasi Log diatas, menunjukkan bahwa nilai korelasi
masing-masing variabel < 0,85 yang berarti Ho diterima atau tidak terdapat
masalah multikolinearitas pada data penelitian ini.
5.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan pada data
yang unstrucktured/undated karena dalam uji heteroskedastisitas ini
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
68
68
analisanya membutuhkan struktur data yang tidak mempertimbangkan
adanya perbedaan individu maupun periode.
Tabel 5.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas diperoleh nilai
probabilitas chi squares sebesar 0,1443. Nilai probabilitas chi squares lebih
besar dari taraf signifikansi (0,1443 > 0,05) yang berarti Ho diterima atau
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada data penelitian ini.
5.1.4.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah model regresi
memiliki korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode
sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi. Sama halnya dengan pengujian heteroskedastisitas, pengujian
autokorelasi ini dilakukan pada data yang unstrucktured/undated karena
dalam analisanya membutuhkan struktur data yang tidak
mempertimbangkan adanya perbedaan individu maupun periode.
Tabel 5.11
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
69
69
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas diperoleh nilai probababiliras
chi squares sebesar 0,0596. Hasil tersebut lebih besar dati taraf signifikansi
(0,0596 > 0,05) yang berarti Ho diterima atau tidak terdapat masalah
autokorelasi pada data penelitian ini.
5.1.5 Uji Kelayakan Model
5.1.5.1 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial
berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas di penelitian ini
adalah Net Profit Margin, Earning Per Share dan Dividend Per Share,
sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham.
Tabel 5.12
Hasil Uji t Parsial
Berdasarkan tabel hasil uji t parsial diatas menunjukkan :
1. Pada variabel Net Profit Margin diperoleh t hitung sebesar -0,459 < t
tabel sebesar 2,021 dengan tingkat signifikansi 0,649 > 0,05 yang
artinya tidak menolak Ho. Nilai t hitung yang negatif menunjukkan
bahwa variabel Net Profit Margin memiliki hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel harga saham. Dari hasil uji t tersebut
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
70
70
disimpulkan bahwa Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh
terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods.
2. Pada variabel Earning Per Share diperoleh t hitung sebesar 0,591 < t
tabel sebesar 2,021 dengan tingkat signifikansi 0,558 > 0,05 yang
artinya tidak menolak Ho. Dari hasil uji t tersebut disimpulkan bahwa
Earning Per Share tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham
perusahaan manufaktur sektor consumer goods.
3. Pada variabel Dividend Per Share diperoleh t hitung sebesar 6,029 > t
tabel sebesar 2,021 dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 yang
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji t tersebut
disimpulkan bahwa Earning Per Share memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor
consumer goods.
5.1.5.2 Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variasi dari
variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Widarjono
(2007:198) dalam Indra Sakti (2018) menyatakan bahwa sebuah model
penelitian yang baik adalah jika nilai R2 mendekati angka 1 dan sebaliknya
dikatakan kurang baik jika nilai R2 mendekati angka 0. Dalam penelitian ini
menggunakan lebih dari dua variabel bebas, maka koefisien determinasi
yang digunakan adalah Adjusted R-Square. Berikut hasil perhitungan
koefisien determinasi :
71
71
Tabel 5.13
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil diatas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R-
Squared) sebesar 0,902 yang artinya 90,2% variabel terikat yaitu harga
saham dapat dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Net Profit Margin,
Earning Per Share dan Dividend Per Share.
Pada penelitian ini pemilihan model estimasi terbaik adalah fixed
effect model, yang mana pada model tersebut terdapat individual effect yang
berkorelasi dengan variabel X untuk mengakomodir heterogenitas yang
terjadi antar individu. Implikasi dari pengestimasian efek individu tersebut
adalah R-Squared modelnya membesar. Adjusted R-squared yang dihasilkan
pada model fixed effect merupakan Adjusted R-squared yang
sebenarnya semu karena variabel X sebenarnya tidak menjelaskan
seutuhnya benar-benar sebesar Adjusted R-squared tersebut. Hal ini
dikarenakan variasi dari dependen pada model tersebut sebenarnya juga
dijelaskan oleh efek individu (variabel dummy pada model fixed effect)
yang bisa saja menangkap variabel-variabel yang belum kita gunakan pada
penelitian ini.
Sumber : Output Eviews 10, data diolah penulis, 2019.
72
72
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Dari hasil uji parsial (uji t) diketahui bahwa Net Profit Margin memiliki t
hitung sebesar -0,459 dan nilai probabilitas sebesar 0,649. Nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel (-0,459 < 2,021) dan nilai probabilitas lebih besar dari
tingkat signifikansi (0,649 > 0,05) yang artinya tidak menolak Ho atau menolak
Ha dimana variabel Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh terhadap harga
saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2018. Kesimpulan dari penelitian ini sesuai dengan
hasil dari penelitian Thio Lie Sha (2015) yang menyimpulkan bahwa Net Profit
Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Begitupun dengan hasil penelitian Sri Elvani,
Ramadona S dan Sri Puspa Dewi (2019) dengan obyek penelitian perusahaan
telekomunikasi serta hasil penelitian Ina Rinati (2012) untuk obyek perusahaan
indeks LQ45 yang sama-sama menyatakan secara parsial Net Profit Margin tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Dengan kata lain perusahaan dengan informasi Net Profit Margin yang lebih
besar justru kurang memiliki nilai informasi yang signifikan. Net Profit Margin
merupakan rasio yang memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang
saham sebagai presentase dari penjualan. Variabel Net Profit Margin dalam
penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sehingga
memberikan indikasi bahwa tingkat pengembalian investasi yang akan diterima
73
73
investor rendah, sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham tersebut,
dan hal ini cenderung menyebabkan harga pasar saham cenderung turun.
5.2.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
Hasil uji parsial (uji t) variabel Earning Per Share diperoleh t hitung sebesar
0,591 dan nilai probabilitas sebesar 0,58. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel
(0,591 < 2,021) dan nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (0,558 >
0,05) yang artinya menolak Ha atau Ho diterima. Dari hasil uji t tersebut
disimpulkan bahwa Earning Per Share tidak memiliki pengaruh terhadap harga
saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2018. Kesimpulan ini sesuai dengan hasil dari
penelitian dari Fachrun Nisa dan Elly Suryani (2018) yang menyatakan bahwa
Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Begitupun dengan hasil penelitian Imelda Khairani (2016) dengan
obyek penelitian perusahaan pertambangan serta hasil penelitian dari Sri Elvani,
Ramadona S dan Sri Puspa Dewi (2019) dengan obyek penelitian perusahaan
telekomunikasi yang sama-sama menyatakan secara parsial Earning Per Share
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa rasio Earning per Share
atau laba per lembar saham tidak selalu menjadi acuan investor dalam berinvestasi
saham dan menyebabkan naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Meskipun
Earning Per Share menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar
dalam setiap lembar saham, semakin tingginya nilai Earning Per Share tidak
74
74
selalu menjadi perhatian bagi pemegang saham dalam perhitungan laba yang
diterima saat berinvestasi saham.
5.2.3 Pengaruh Dividend Per Share terhadap Harga Saham
Hasil dari uji parsial (uji t) variabel Dividend Per Share yaitu memiliki t
hitung sebesar 6,029 dan nilai probabilitas sebesar 0,00. Nilai t hitung lebih besar
dari t tabel (6,029 > 2,021) dan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikansi (0,00 < 0,05) yang artinya Ha diterima atau Ho ditolak. Dari hasil uji t
tersebut disimpulkan bahwa Dividend Per Share memiliki pengaruh terhadap
harga saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari
tingkat signifikansi menunjukkan pengaruh yang positif antar variabel,
kesimpulan ini menerima Ha1 yang berdasar pada penelitian Bagyo Tri A, Rina
Arifati dan Abrar (2016) yang menyatakan bahwa variabel Dividend Per Share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini pun sama dengan hasil penelitian
Christian V. Datu dan Djeini Maredesa (2017) serta Yuyun Yuliani dan Yoyon
Supriadi (2014) dengan obyek penelitian yang sama yaitu perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia yang sama-sama menyatakan bahwa Dividend Per Share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Dividend Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar bagi
hasil suatu perusahaan yang akan dibagikan setiap periode tahunan kepada para
pemegang saham. Hasil penelitian ini menarik kesimpulan bahwa semakin besar
dividen yang dibagikan oleh suatu perusahaan terhadap investor maka minat
75
75
investor pun semakin besar dalam menanamkan sahamnya untuk perusahaan
tersebut yang pada akhirnya terjadi lebih banyak transaksi jual beli saham dan
berpengaruh juga terhadap naik turunnya harga saham perusahaan tersebut.
76
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan
pembahasan yang sudah dijelaskan tentang pengaruh Net Profit Margin, Earning
Per Share dan Dividend Per Share terhadap saham perusahaan manufaktur sektor
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel Net Profit Margin memiliki nilai t hitung -0,459 lebih kecil dari
nilai t table dan nilai probabilitas 0,649 > 0,05 yang artinya variabel Net
Profit Margin tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham atau Hipotesis
1 (H1) yang menyatakan “Net Profit Margin memiliki pengaruh terhadap
harga saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018” ditolak.
2. Variabel Earning Per Share memiliki nilai t hitung 0,591 lebih kecil dari
nilai t tabel dan nilai probabilitas 0,558 > 0,05 yang artinya variabel
Earning Per Share tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham atau
Hipotesis 2 (H2) yang menyatakan “Earning Per Share memiliki pengaruh
terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018” ditolak.
3. Variabel Dividend Per Share memiliki nilai t hitung 6,029 lebih besar dari t
tabel dan nilai probabilitas 0,00 < 0,05 yang artinya variabel Dividend Per
77
77
Share memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham atau
Hipotesis 3 (H3) yang menyatakan “Dividend Per Share memiliki pengaruh
terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018” diterima.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang diberikan adalah
sebagai berikut :
1. Melihat variabel Dividend Per Share yang berpengaruh positif dan
signifikan dari penelitian ini sebaiknya dapat juga menjadi referensi bagi
para investor yang hendak mengambil keputusan dalam berinvestasi pada
suatu perusahaan.
2. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dapat juga menjadikan besaran nilai dividen sebagai referensi
untuk menarik minat para pemegan saham supaya menanamkan sahamnya.
3. Penelitian lebih lanjut dapat menerapkan penelitian pada sektor yang lain
untuk dapat mengetahui apakah hasil yang sama dari penelitian ini berlaku
juga pada sektor yang lain atau bisa juga dengan memperluas lingkup sektor
perusahaan sehingga dapat melihat hasil yang lebih akurat.
4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah periode perusahaan,
menambahkan variabel raiso keuangan yang lain sehingga dapat mengetahui
rasio apa saja yang dapat mempengaruhi transaksi jual beli saham suatu
perusahaan yang nantinya akan berdampak pada naik turunnya harga saham
itu sendiri sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.
78
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, N., Arifati, R., & Supriyanto, A. (2016). Pengaruh Deviden Per Share,
Return on Equity, Net Profit Margin, Return On Investment dan Return On
Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013. Journal
Of Accounting, 2(2).
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/AKS/article/view/546. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
Asmirantho, E., & Yuliawati, E. (2015). Pengaruh Dividen Per Share (DPS),
Dividen Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV), Debt To Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Asset (ROA)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman Dalam Kemasan yang Terdaftar di BEI. JIAFE (Jurnal Ilmiah
Akuntansi Fakultas Ekonomi), 1(2), 95-117.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe/article/view/525. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
Asmirantho, E., & Yuliawati, E. (2015). Pengaruh Dividen Per Share (DPS),
Dividen Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV), Debt To Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Asset (ROA)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman Dalam Kemasan yang Terdaftar di BEI. JIAFE (Jurnal Ilmiah
Akuntansi Fakultas Ekonomi), 1(2), 95-117.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe/article/view/525. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
Datu, C. V., & Maredesa, D. (2017). PENGARUH DEVIDEND PER SHARE
DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAMPADA
PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern, 12(2).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/18696. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
Egam, G. E., Ilat, V., & Pangerapan, S. (2017). Pengaruh Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share
(EPS) terhadap Harga Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks
LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2015. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(1).
79
79
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/15455.(Diakses
pada tanggal 12 Mei 2019)
Elviani, S., Simbolon, R., & Dewi, S. P. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi. JRAM (Jurnal
Riset Akuntansi Multiparadigma), 6(1).
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JRAM/article/view/1408. (Diakses pada
tanggal 07 Agustus 2019)
Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung:Alfabeta.
Gustmainar, J., & Mariani, M. (2018). Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return On Investment, Dan Earning Per
Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Bilancia: Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 2(4), 465-476.
http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/articl
e/view/79. (Diakses pada tanggal 07 Agustus 2019)
Hatta, A. J., & Dwiyanto, B. S. (2012). The company fundamental factors and
systematic risk in increasing stock price. Journal of Economics, Business,
and Accountancy Ventura, 15(2), 245-256.
https://pdfs.semanticscholar.org/9f01/79d3da932b1ac58e1df40561f7dd2625
e9af.pdf. (Diakses pada 13 Juni 2019)
Joko Salim, S. (2012). Jangan Coba-coba Main Saham Sebelum Baca Buku
Ini.Jakarta: VisiMedia.
Kasmir. (2015) Analisis Laporan Keuangan Edisi 1-8. Jakarta:Rajawali Pers.
Khairani, I. (2016). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share
terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013. Jurnal Manajemen dan
Keuangan, 5(2), 566-572.
https://ejurnalunsam.id/index.php/jmk/article/view/75. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
Kusuma, P. A., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh Return On Investment (ROI),
Earning Per Share (EPS), Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga
Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2008-2010. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 1(2).
https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/998. (Diakses pada
tanggal 12 Mei 2019)
80
80
Masum, A. (2014). Dividend policy and its impact on stock price–A study on
commercial banks listed in Dhaka stock exchange. Global Disclosure of
Economics and Business, 3(1).
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2724964 (Diakses pada
tanggal 07 Agustus 2019)
Muliadi, H., & Fahmi, I. (2016). Pengaruh Dividen Per Share, Return On Equaty
Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 1(2),
71-80. http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKM/index.(Diakses pada tanggal 07
Agustus 2019)
Nisa, F., & Suryani, E. (2018). Pengaruh Earning Per Share, Pembagian Dividen,
Laba Bersih Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham
(studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). eProceedings
of Management, 5(3).
https://libraryeproceeding.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/art
icle/view/7323. (Diakses pada tanggal 07 Agustus 2019)
Pratama, A., & Erawati, T. (2014). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Return On Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap
Harga Saham (Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Jurnal akuntansi, 2(1), 1-10.
http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/akuntansi/article/view/20. (Diakses
pada tanggal 12 Mei 2019)
Sakti, Indra. (2018). Analisis Data Panel Menggunakan Eviews.
Jakarta:Universitas Esa Unggul.
Setyawan, M. D.. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin (Npm),
Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Harga Saham. Jurnal Profita, 5(6).
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/profita/article/view/9840.
(Diakses pada tanggal 14 Juni 2019)
Situmorang P., Mahardika, J., & Listiyarini, T. (2010). Jurus-jurus Berinvestasi
Saham Untuk Pemula. Jakarta: TransMedia Pustaka.
Tandon, K., & Malhotra, N. (2013). Determinants of stock prices: Empirical
evidence from NSE 100 companies. International Journal of Research in
Management & Technology (IJRMT), ISSN, 2249, 9563.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33509528/3vol3no3.pd
f. (Diakses pada 13 Juni 2019)
81
81
Watung, R. W., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit
Margin (Npm), Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(2).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/13108. (Diakses
pada tanggal 12 Mei 2019)
Yuliani, Y., & Supriadi, Y. (2014). Pengaruh Earning Per Share dan Dvidend Per
Share Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Go Public. Jurnal Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 2(2), 111-118.
https://www.researchgate.net/profile/Yoyon_Supriadi/publication/32607111
7. (Diakses pada tanggal 07 Agustus 2019)
Zhang, Frank. Desember 2010. High-Frequency Trading, Stock Volatility, and
Price Discovery. Social Science Research Network (SSRN).
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1691679. (Diakses
pada tanggal 21 Juli 2019)
Zuliarni, S. (2012). Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada
perusahaan mining and mining service di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(1), 36-48.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32091985/%283%29.
(Diakses pada tanggal 13 Mei 2019)
Sumber dari internet :
https://analytics2.rti.co.id/?m_id=1&sub_m=s2&sub_sub_m=4
https://idx.co.id/
https://investasi.kontan.co.id/news/sektor-saham-konsumen-paling-moncer-pada-
pekan-pertama-2019
https://market.bisnis.com/read/20171209/7/716708/indeks-sektor-consumer-
goods-manufaktur-jadi-jawara-
https://scholar.google.co.id
https://www.chitose-indonesia.com/
https://www.deltajkt.co.id
https://www.gudanggaramtbk.com/
https://www.kalbe.co.id
https://www.kimiafarma.co.id
https://www.kino.co.id
https://www.ksei.co.id/
https://www.mandom.co.id
https://www.mayoraindah.co.id
https://www.researchgate.net
https://www.sahamok.com/jasica-jakarta-stock-industrial-classification/
https://www.sahamok.com/perusahaan-manufaktur-di-bei/
82
82
https://www.sampoerna.com
https://www.sariroti.com
https://www.sekarlaut.com
https://www.statistikian.com/2013/01/transformasi-data.html/amp
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html/amp
https://www.statistikian.com/2017/01/tutorial-regresi-linear-dengan-
eviews.html/amp
https://www.statistikian.com/2017/02/tutorial-uji-asumsi-klasik-eviews.html
https://www.statistikian.com/2017/02/tutorial-uji-asumsi-klasik-eviews.html
https://www.statistikian.com/2017/03/tutorial-cara-input-data-panel-dengan-
eviews.html
https://www.statistikian.com/2017/04/cara-membaca-hasil-regresi-data-
panel.html/amp
https://www.statistikian.com/2017/04/hausman-test-dengan-eviews-regresi-data-
panel.html
https://www.statistikian.com/2017/04/tutorial-regresi-data-panel-dengan-
eviews.html/amp
83
83
LAMPIRAN 01
PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Variabel Penelitian Metode
Analisis Hasil (Kesimpulan)
1. Denies
Priatinah dan
Prabandaru
Adhe
Kusuma
(2012)
Variabel Independen :
Return On Investment,
Earning Per Share,
Dividen Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Return On
Investment, Earning
Per Share dan
Dividen Per Share secara berpengaruh
(+) dan signifikan
2. Atika
Jauharia
Hatta dan
Bambang
Sugeng
Dwiyanto
(2012)
Variabel Independen :
Earning Per Share,
Price Earnings Ratio,
Debt Equity Ratio,
Current Ratio, Net
Profit Margin,
Dividend Payout
Ratio, Returns on
Asset, β
Variabel Dependen :
Stock Price
Regression
analysis and
mckinnon,
White, and
Davidson test
(MWD test)
a. Earning Per Share and Price Earnings
Ratio have (+) and
significant effects
b. Debt Equity Ratio and
Net Profit Margin
have (-) and
significant effects
c. Current Ratio ,
Dividend Payout
Ratio, Returns on
Asset and Beta have
insignificant effect
3. Nidhi
Malhotra dan
Kamini
Tandon
(2013)
Variabel Independen :
Market Price, Book
Value, Dividend Per
Share, Earning Per
Share, Price Earnings
Ratio, Dividend Yield
Variabel Dependen :
Stock Price
Linear
Regression
Model
a. Book Value, Earning
Per Share and Price
Earnings Ratio have a
significant (+)
b. Dividend Per Share and Dividend Yield
have a significant (-)
4. Yuyun
Yuliani dan
YoyOn
Supriadi
(2014)
Variabel Independen :
Earning Per Share,
Dividend Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Earning Per Share dan Dividend Per
Share berpengaruh
(+) dan signifikan
5. Aditya
Pratama dan
Teguh
Erawati
Variabel Independen :
Current Ratio, Debt
To Equity Ratio,
Return On Equity, Net
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Current Ratio, Debt
To Equity Ratio, Net
Profit Margin dan
Earning Per Share
84
84
(2014) Profit Margin,
Earning Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
berpengaruh (+) dan
signifikan
b. Return On Equity
berpengaruh (-) dan
signifikan
6. Abdullah
Masum
(2014)
Variabel Independen :
Market Price,
Dividend Yield,
Retention Ratio, Profit
After Tax, Earning
Per Share, Return on
Equity
Variabel Dependen :
Stock Price
Panel Data
Methodology
a. Dividend Yield and
Profit After Tax have
(-) and insignificant
effects
b. Retention Ratio,
Earning Per Share
and Return on Equity
have (+) and
significant effects
7. Edhi
Asmirantho
dan Elif
Yuliawati
(2015)
Variabel Independen :
Dividen Per Share,
Dividen Payout Ratio,
Price To Book Value,
Debt to Equity Ratio,
Net Profit Margin,
Return On Asset
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Dividen Per Share berpengaruh (-) dan
signifikan
b. Dividen Payout Ratio
dan Debt to Equity
Ratio berpengaruh (-)
dan tidak signifikan
c. Price To Book Value,
Net Profit Margin dan Return On Asset
berpengaruh (+) dan
signifikan
8. Thio Lie Sha
(2015)
Variabel Independen :
Kebijakan Dividen,
Likuiditas, Net Profit
Margin, Return On
Equity, Price To Book
Value
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Kebijakan Dividend
berpengaruh (+) dan
signifikan
b. Likuiditas, Net Profit
Margin, Return On
Equity dan Price To
Book Value tidak
berpengaruh
signifikan
9. Nur Aminah
Rina Arifati,
SE, M.Si dan
Agus
Supriyanto,
SE, MM
(2016)
Variabel Independen :
Deviden Per Share,
Return On Equity, Net
Profit Margin,
Return On Investment,
Return On Asset
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Dividend Per Share dan Return On
Investment
berpengaruh (+) dan
signifikan
b. Return On Equity
berpengaruh (-) dan
signifikan
c. Net Profit Margin dan Return On Asset
berpengaruh (-) dan
85
85
tidak signifikan
10. Bagyo Tri
Atmojo, Rina
Arifati dan
Abrar (2016)
Variabel Independen :
Rasio Profitabilitas,
Dividen Per Share,
Earning Per Share,
Return On Equity
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Return On Asset,
Dividend Per Share
dan Earning Per
Share berpengaruh
(+) dan signifikan
d. Return On Equity
tidak berpengaruh
signifikan
11. Imelda
Khairani
(2016)
Variabel Independen :
Earning Per Share,
Dividend Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Earning Per Share dan Dividend Per
Share tidak
berpengaruh
signifikan
12. Hakiki
Muliadi dan
Irham Fahmi
(2016)
Variabel Independen :
Dividend Per Share,
Return On Equity, Net
Profit Margin Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Dividend Per Share berpengaruh (-) dan
signifikan
b. Return on Equity
berpengaruh (+) dan
signifikan
c. Net Profit Margin berpengaruh (-) dan
tidak signifikan
13. Rosdian
Widiawati
Watung dan
Ventje Ilat
(2016)
Variabel Independen :
Return On Asset, Net
Profit Margin,
Earning Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Return On Asset, Net
Profit Margin dan
Earning Per Share berpengaruh (+) dan
signifikan
14. Christian V.
Datu dan
Djeini
Maredesa
(2017)
Variabel Independen :
Dividend Per Share,
Earning Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Earning Per Share dan Dividend Per
Share berpengaruh
(+) dan signifikan
15. Gerald Edsel
Yermia
Egam, Ventje
Ilat dan
Sonny
Pangerapan
(2017)
Variabel Independen :
Return On Asset,
Return On Equity, Net
Profit Margin,
Earning Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Return On Asset dan
Return On Equity
tidak berpengaruh
signifikan
b. Net Profit Margin berpengaruh (-) dan
signifikan
b. Earning Per Share berpengaruh (+) dan
signifikan
16. Arie
Setyawan
Variabel Independen :
Ukuran Perusahaan,
Analisis
Regresi
a. Ukuran Perusahaan,
Net Profit Margin
86
86
Muhammad
(2017)
Net Profit Margin,
Return On Equity
Variabel Dependen :
Harga Saham
Sederhana
dan Analisis
Regresi
Linier
Berganda
dan Return On Equity
berpengaruh positif
17. Jojor
Gustmalnar
dan Mariani
(2018)
Variabel Independen :
Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Gross
Profit Margin, Return
On Investment,
Earning Per Share
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
a. Current Ratio dan
Return on Investment
tidak berpengaruh dan
tidak signifikan
b. Debt to Equity Ratio
dan Gross Profit
Margin berpengaruh
negatif dan signifikan
c. Earning Per Share
berpengaruh positif
dan signifikan
18. Elly Suryani
(2018)
Variabel Independen :
Earning Per Share,
Pembagian Dividen,
Laba bersih,
Pertumbuhan
Penjualan
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi Data
Panel
a. Earning Per Share,
Laba bersih dan
Pertumbuhan
Penjualan tidak
berpengaruh
b. Pembagian dividen
berpengaruh (-) dan
signifikan
19. Pande Widya
Rahmadewi
dan Nyoman
Abundanti
(2018)
Variabel Independen :
Earning Per Share,
Price Earnings Ratio,
Current Ratio, Return
On Equity
Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi Data
Panel
a. Earning Per Share
dan Current Ratio
berpengaruh (-) dan
tidak signifikan
b. Price Earning Ratio
berpengaruh (+) dan
signifikan
c. Return On Equity
berpengaruh (-) dan
signifikan
20. Sri Elviani,
Ramadona
Simbolon dan
Sri Puspa
Dewi (2019)
Variabel Independen :
Return On Equity,
Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Net
Profit Margin, Debt
to Asset Ratio,
Earning Per Share Variabel Dependen :
Harga Saham
Analisis
Regresi Data
Panel
a. Return On Equity dan
Debt to Equity
berpengaruh (+) dan
signifikan
b. Return On Asset, Net
Profit Margin, Debt
to Asset Ratio dan
Earning Per Share
tidak berpengaruh
positif dan signifikan
87
87
LAMPIRAN 02
TABULASI DATA PENELITIAN
Perusahaan Tahun HS NPM EPS DPS
CINT 2015 338,00 9,35% 28,46 8,00
CINT 2016 316,00 6,30% 19,31 5,00
CINT 2017 334,00 7,93% 27,66 8,00
CINT 2018 284,00 3,66% 13,55 3,30
DLTA 2015 5.200,00 27,45% 239,86 120,00
DLTA 2016 5.000,00 32,84% 316,90 180,00
DLTA 2017 4.590,00 35,99% 349,39 260,00
DLTA 2018 5.500,00 37,86% 422,31 478,00
GGRM 2015 55.000,00 9,17% 3.344,78 2.600,00
GGRM 2016 63.900,00 8,75% 3.470,26 2.600,00
GGRM 2017 83.800,00 9,31% 4.030,66 2.600,00
GGRM 2018 83.625,00 8,14% 4.050,27 2.600,00
HMSP 2015 94.000,00 11,64% 89,09 2.225,00
HMSP 2016 3.830,00 13,37% 109,72 107,70
HMSP 2017 4.730,00 12,79% 108,93 107,30
HMSP 2018 3.710,00 12,68% 116,39 117,20
KAEF 2015 870,00 5,20% 44,81 8,96
KAEF 2016 2.750,00 4,67% 48,15 9,63
KAEF 2017 2.700,00 5,41% 58,84 17,66
KAEF 2018 2.600,00 5,39% 72,34 14,98
KINO 2015 3.840,00 7,30% 184,12 37,00
KINO 2016 3.030,00 5,18% 126,42 25,00
KINO 2017 2.120,00 3,47% 77,29 27,00
KINO 2018 2.800,00 4,16% 105,08 32,00
KLBF 2015 1.320,00 11,50% 42,76 19,00
KLBF 2016 1.515,00 12,13% 49,06 22,00
KLBF 2017 1.690,00 12,16% 51,28 25,00
KLBF 2018 1.520,00 11,85% 53,27 26,00
MYOR 2015 30.500,00 8,44% 55,92 300,00
MYOR 2016 1.645,00 7,57% 60,60 21,00
MYOR 2017 2.020,00 11,82% 71,31 27,00
MYOR 2018 2.620,00 7,32% 78,74 29,00
ROTI 2015 1.265,00 12,44% 53,45 10,61
ROTI 2016 1.600,00 11,09% 55,31 13,73
ROTI 2017 1.275,00 5,43% 28,84 5,82
ROTI 2018 1.200,00 4,60% 20,56 9,78
88
88
Perusahaan Tahun HS NPM EPS DPS
SKLT 2015 370,00 2,69% 29,55 6,00
SKLT 2016 308,00 2,48% 29,88 5,00
SKLT 2017 1.100,00 2,51% 33,45 7,00
SKLT 2018 1.500,00 3,06% 46,26 9,00
TCID 2015 16.500,00 23,52% 2.707,93 410,00
TCID 2016 12.500,00 6,41% 806,00 410,00
TCID 2017 17.900,00 6,62% 890,88 410,00
TCID 2018 17.250,00 6,53% 860,66 420,00
89
89
LAMPIRAN 03
HASIL COMMON EFFECT MODEL
Dependent Variable: HS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/17/19 Time: 22:39
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2973.631 1659.893 1.791459 0.0808
NPM -95.12761 120.3708 -0.790288 0.4340
EPS -4.666743 1.807361 -2.582076 0.0136
DPS 34.97368 2.536875 13.78613 0.0000 R-squared 0.929720 Mean dependent var 12510.57
Adjusted R-squared 0.924449 S.D. dependent var 24254.88
S.E. of regression 6666.842 Akaike info criterion 20.53419
Sum squared resid 1.78E+09 Schwarz criterion 20.69639
Log likelihood -447.7521 Hannan-Quinn criter. 20.59434
F-statistic 176.3831 Durbin-Watson stat 1.107691
Prob(F-statistic) 0.000000
90
90
LAMPIRAN 04
HASIL FIXED EFFECT MODEL
Dependent Variable: LOGHS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/17/19 Time: 23:34
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.556306 0.305383 24.74372 0.0000
NPM -0.017885 0.038926 -0.459450 0.6492
EPS 0.000254 0.000430 0.591139 0.5589
DPS 0.001597 0.000265 6.029594 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.931928 Mean dependent var 8.100039
Adjusted R-squared 0.902431 S.D. dependent var 1.582230
S.E. of regression 0.494227 Akaike info criterion 1.681727
Sum squared resid 7.327806 Schwarz criterion 2.249424
Log likelihood -22.99800 Hannan-Quinn criter. 1.892257
F-statistic 31.59324 Durbin-Watson stat 1.811354
Prob(F-statistic) 0.000000
91
91
LAMPIRAN 05
HASIL RANDOM EFFECT MODEL
Dependent Variable: HS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/17/19 Time: 22:40
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2370.170 1635.217 1.449452 0.1550
NPM -76.96828 116.8355 -0.658775 0.5138
EPS -4.477577 1.453401 -3.080758 0.0037
DPS 35.81570 1.947149 18.39392 0.0000 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2543.961 0.2353
Idiosyncratic random 4585.675 0.7647 Weighted Statistics R-squared 0.898534 Mean dependent var 8375.732
Adjusted R-squared 0.890924 S.D. dependent var 18911.02
S.E. of regression 6245.686 Sum squared resid 1.56E+09
F-statistic 118.0732 Durbin-Watson stat 1.193283
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.928410 Mean dependent var 12510.57
Sum squared resid 1.81E+09 Durbin-Watson stat 1.028121
92
92
LAMPIRAN 06
HASIL UJI CHOW
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 5.454616 (10,30) 0.0001
Cross-section Chi-square 45.588410 10 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: HS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/17/19 Time: 23:21
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2973.631 1659.893 1.791459 0.0808
NPM -95.12761 120.3708 -0.790288 0.4340
EPS -4.666743 1.807361 -2.582076 0.0136
DPS 34.97368 2.536875 13.78613 0.0000 R-squared 0.929720 Mean dependent var 12510.57
Adjusted R-squared 0.924449 S.D. dependent var 24254.88
S.E. of regression 6666.842 Akaike info criterion 20.53419
Sum squared resid 1.78E+09 Schwarz criterion 20.69639
Log likelihood -447.7521 Hannan-Quinn criter. 20.59434
F-statistic 176.3831 Durbin-Watson stat 1.107691
Prob(F-statistic) 0.000000
93
93
LAMPIRAN 07
HASIL UJI HAUSMAN
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: REM
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37.201695 3 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
NPM -
1304.211951 -76.968278 116797.05359
1 0.0003
EPS 16.001537 -4.477577 13.793376 0.0000
DPS 42.574432 35.815701 2.246689 0.0000
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: HS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/17/19 Time: 23:23
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1705.408 2833.488 0.601876 0.5518
NPM -1304.212 361.1753 -3.611022 0.0011
EPS 16.00154 3.988201 4.012219 0.0004
DPS 42.57443 2.457250 17.32605 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.975062 Mean dependent var 12510.57
Adjusted R-squared 0.964256 S.D. dependent var 24254.88
S.E. of regression 4585.675 Akaike info criterion 19.95263
Sum squared resid 6.31E+08 Schwarz criterion 20.52033
Log likelihood -424.9579 Hannan-Quinn criter. 20.16316
F-statistic 90.22958 Durbin-Watson stat 1.610812
Prob(F-statistic) 0.000000
94
94
LAMPIRAN 08
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
Date: 09/17/19 Time: 22:37
Sample: 2015 2018 HS NPM EPS DPS Mean 12510.57 10.41318 533.6432 372.2198
Median 2660.000 8.035000 71.82500 26.50000
Maximum 94000.00 37.86000 4050.270 2600.000
Minimum 284.0000 2.480000 13.55000 3.300000
Std. Dev. 24254.88 8.476282 1115.366 793.2032
Skewness 2.377722 2.001148 2.385726 2.323243
Kurtosis 7.306845 6.405738 7.124248 6.658628
Jarque-Bera 75.46582 50.63193 72.92299 64.12155
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 550465.0 458.1800 23480.30 16377.67
Sum Sq. Dev. 2.53E+10 3089.436 53493785 27054364
Observations 44 44 44 44
95
95
LAMPI.RAN 09
HASIL UJI NORMALITAS
LAMPIRAN 10
HASIL UJI NORMALITAS TRANSFORMASI LOG
96
96
LAMPIRAN 11
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
LAMPIRAN 12
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS TRANSFORMASI LOG
97
97
LAMPIRAN 13
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Heteroskedasticity Test: ARCH F-statistic 2.138407 Prob. F(1,41) 0.1513
Obs*R-squared 2.131546 Prob. Chi-Square(1) 0.1443
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/20/19 Time: 16:49
Sample (adjusted): 2 44
Included observations: 43 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 32158766 16360857 1.965592 0.0561
RESID^2(-1) 0.222418 0.152099 1.462329 0.1513 R-squared 0.049571 Mean dependent var 41262498
Adjusted R-squared 0.026390 S.D. dependent var 1.01E+08
S.E. of regression 99214886 Akaike info criterion 39.70887
Sum squared resid 4.04E+17 Schwarz criterion 39.79079
Log likelihood -851.7407 Hannan-Quinn criter. 39.73908
F-statistic 2.138407 Durbin-Watson stat 2.012656
Prob(F-statistic) 0.151275
98
98
LAMPIRAN 14
HASIL UJI AUTOKORELASI
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.793882 Prob. F(2,38) 0.0738
Obs*R-squared 5.640610 Prob. Chi-Square(2) 0.0596
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/20/19 Time: 16:46
Sample: 1 44
Included observations: 44
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -237.7802 1595.753 -0.149008 0.8823
NPM -192.5532 11644.05 -0.016537 0.9869
EPS 0.604520 1.928448 0.313475 0.7556
DPS -0.116218 2.457439 -0.047292 0.9625
RESID(-1) 0.388678 0.164429 2.363798 0.0233
RESID(-2) -0.072487 0.189686 -0.382140 0.7045 R-squared 0.128196 Mean dependent var -3.31E-13
Adjusted R-squared 0.013485 S.D. dependent var 6430.074
S.E. of regression 6386.573 Akaike info criterion 20.48791
Sum squared resid 1.55E+09 Schwarz criterion 20.73121
Log likelihood -444.7340 Hannan-Quinn criter. 20.57813
F-statistic 1.117553 Durbin-Watson stat 2.074551
Prob(F-statistic) 0.367510
99
99
LAMPIRAN 15
TRANSFORMASI LOG VARIABEL PADA EVIEWS 10
100
100
LAMPIRAN 16
HASIL UJI T DAN KOEFISIEN DETERMINASI
Dependent Variable: LOGHS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/17/19 Time: 23:34
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.556306 0.305383 24.74372 0.0000
NPM -0.017885 0.038926 -0.459450 0.6492
EPS 0.000254 0.000430 0.591139 0.5589
DPS 0.001597 0.000265 6.029594 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.931928 Mean dependent var 8.100039
Adjusted R-squared 0.902431 S.D. dependent var 1.582230
S.E. of regression 0.494227 Akaike info criterion 1.681727
Sum squared resid 7.327806 Schwarz criterion 2.249424
Log likelihood -22.99800 Hannan-Quinn criter. 1.892257
F-statistic 31.59324 Durbin-Watson stat 1.811354
Prob(F-statistic) 0.000000
101
101
LAMPIRAN 17
T TABEL
Rumus t tabel = n - k = 44 – 4 = 40
Dengan taraf signifikansi 5% dan pengujian menggunakan uji dua arah.
top related