pengaruh membaca al-quran terhadap tekanan darah...
Post on 02-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MEMBACA AL-QURAN TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2012
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
Imam Maula Fikri
108104000037
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1433 H
ii
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama : Imam Maula Fikri
Tempat, Tgl. Lahir : Sukabumi, 03 September 1990
Alamat : Jl. Sriwidari no 97 rt 04 rw 02 Sriwidari Gunung Puyuh
Sukabumi Jawa Barat
No. Telp/HP : 08978567460
e-mail : maula_fikri@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan :
1. TK Al Azhar, Sukabumi, Jawa Barat
2. SDN Pasirhalang III, Sukabumi, Jawa Barat
3. SMP Tahfidh Al-Amien, Sumenep, Madura
4. SMA Tahfidz Al-Amien, Sumenep Madura
5. Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Pengalaman Organisasi :
1. Rayon Al-kindy organisasi RITMA Al-Amien Prenduan
2. sekretaris bagian bahasa organisasi santri RITMA Al-Amien Prenduan
3. Ketua Divisi Keislaman Baadan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan
Periode 2011-2012
4. Staff ahli Divisi Pendidkan dan Pengembangan Lembaga Kesehatan Mahasiswa
Islam (LKMI) HMI Cabang Ciputat Periode 2010-2011
5. Bendahara umum LKMI HMI Cabang Ciputat Periode 2012-2013
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Sebagai seorang hamba yang lemah, penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW, atas jasa beliaulah Penulis dapat merasakan nikmatnya ilmu dengan
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah
pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012 ”. Skripsi ini
disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga saya
ucapkan kepada:
1. Prof. dr.Dr (hc) M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Waras Budiutomo, S.Kep, Ns, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
yang telah membimbing dan memberikan motivasi.
3. Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
4. Ernawati,S.Kp, M.Kep, SpKMB selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan masukan dan motivasi
6. Segenap staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan
viii
7. Papa dan Mama serta saudara-saudaraku tercinta, teh ani, teh usi, ilham, faris, anna
terima kasih atas do’a dan dukungannya yang telah diberikan selama ini. Kalian orang-
orang dekatku yang terbaik.
8. Hilda Fakhrani Fardiani, S.Ked yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan
selalu memberikan semangat.
9. Ibu Yeni selaku petugas puskesmas Ciputat, ibu-ibu kader serta para responden
penelitian. Terima kasih atas kerja sama serta sikap kooperatif kalian semua
10. Novi fardilla, Roseliana, Nurdiansyah, Endah Nurfitriani. Terima kasih atas bantuannya
selama menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-temanku, sahabat PSIK ’08 terima kasih atas dukungannya.
12. Keluarga besar Hima PUI Jakarta (khususnya penghuni sekretariat : kopeng, bajay, uki,
ulum, a luthfi) terima kasih atas sumbangan ide serta diskusinya.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses skripsi ini, karena
sesungguhnya kesempurnaan milik Allah. Semoga skripsi ini bisa dikembangkan
kembali dan dapat memberikan manfaat. Amiin
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Ciputat, Januari 2013
Penulis
ix
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Desember 2012
Imam Maula Fikri, NIM : 108104000037
Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012
x+72 halaman+11 tabel+6 bagan+5 lampiran
ABSTRAK
Terapi bagi penderita hipertensi dapat diberikan secara farmakolgis dan non
farmakologis. Untuk terapi non farmakologi biasanya pasien penderita hipertensi dianjurkan
untuk bergaya hidup sehat juga mengurangi stress dengan berelaksasi. Membaca Al-quran
dapat menjadi sarana relaksasi religious yang bermanfaat untuk kesehatan. Berdasar studi
literature, belum ditemukannya penelitian dalam bidang ini menjadi alasan ketertarikan
dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh membaca
Al-Quran terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
Metode yang digunakan ialah kuasi eksperimen dengan rancangan control group pretest-
posttest design dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling dengan uji statistic
non parametric (uji wilcoxon dan mann whitney). Responden penelitian ini berjumlah 28
orang dengan rentang usia antara 50-75 tahun. 96,4% berjenis kelamin perempuan dan 3,5 %
berjenis kelamin laki-laki dan 100% responden memiliki IMT normal yang secara statistik
memiliki varian sama. Hasil penelitian ini melaporkan penurunan tekanan darah sistol dan
diastol kelompok intervensi (P<0.05) serta melaporkan perbedaan nilai tekanan darah yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok (P<0.05). kesimpulannya ialah ada
pengaruh membaca al-Quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi. Untuk peneliti selanjutnya dengan ruang lingkup yang sama diharapkan mampu
mengendalikan faktor penggangu.
Kata kunci : membaca Al-Quran, Al-Quran, lansia, Tekanan darah, Hipertensi
Daftar bacaan : 39 (1989-2010)
x
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduates Thesis, December 2012
Imam Maula Fikri, NIM : 108104000037
Effect of Reading Al-Quran on Blood Pressure in Elderly Hypertension in The Region
of Community Health Center in 2012
x+72 pages+11 tables+6 charts+5 attachments
ABSTRACT
The therapy given to patients with hypertension can be pharmacological therapy and
non-pharmacological therapies. For non pharmacological therapy a method that suggest
patients for doing a healthy lifestyle and reducing psychological stress with doing relaxation.
Reading Al-Quran can be a religious relaxation that beneficial for human health. This
research implemented based on literature study that was not found any research yet that
looking the effect of reading Quran for blood pressure. This study aimed to investigate the
effect of reading the Holy Quran on blood pressure in elderly people with hypertension in the
clinic work Ciputat. The method used was a quasi-experimental design with pretest-posttest
control group design and the sampling technique used was purposive sampling with non
parametric statistical test (Wilcoxon and Mann Whitney ). The respondents numbered were 28
peoples with range of age between 50-75 years old. 96.4% was ladies and 3.6% was gentle
with 100% normal body mass index. This research reported the lowering of intervention
group’s blood pressure (P<0.05). Also reported the significant difference between the
intervention and control group (P<0.05). In conclusion, reading Quran influential on lowering
blood pressure in elderly with hypertension. To the next researcher with the same topic,
suggested can control the confounding factor.
Keyword: reading Al-Quran, Al-Quran, elderly, blood pressure, hypertension
References: 33 (1989-2012)
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..v
DAFTAR TABEL…………………………….……………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………..x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………6
C. Tujuan……………………………………………………………………..7
1. Umum………………………………………………………………….7
2. Khusus…………………………………………………………………7
D. Manfaat……………………………………………………………………8
E. Ruang lingkup penelitian………………………………………………….9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Al-Quran……………...…………………………………………………..10
1. Al-Quran dan keutamaannya………………..………………………..10
2. Ilmu Membaca Al-Quran………………..........……………………...13
B. Hipertensi…………………………………………………………..…….18
1. Definisi dan Klasifikasi…………..…………………………………..18
2. Etiologi…………………………………………………………….....20
3. Jenis Hipertensi………………………..……………………………..23
4. Patofisiologi………………………………………………………..…24
5. Penatalaksanaan………………………………………………..……..28
C. Relaksasi………………………………………………..………………...30
D. Kerangka Teori……………………..…………………………………….37
E. Penelitian Terkait……………………...…………………………............38
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep………………………………………………………...39
B. Hipotesis………………………………………………………………….39
C. Definisi operasional………………………………………………………40
xii
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian…………………………………………………............41
B. Populasi, Sample, dan Tekhnik Sampling………………………………..43
C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………........44
D. Alat Pengumpulan Data…………………………………………………..45
E. Prosedur Intervensi……………………………………………………….46
F. Pengolahan Data………………………………………………………….46
G. Tekhnik Analisa Data…………………………………………………….47
H. Etika Penelitian…………………………………………………………...48
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………...51
B. Analisa Univariat…………………………………………………………52
1. Karakteristik Reponden………………………………………………53
2. Nilai Tekanan Darah…………………………………………………55
C. Analisa Bivariat…………………………………………………………..57
1. Uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)…………………………58
2. Analisa kesetaraan kelompok intervensi dan kontrol………………...59
3. Uji Beda Dua Mean Dependen (Wilcoxon Signed Rank Test)………..59
4. Uji Beda Dua Mean Independen (Mann Whitney)……………………...61
BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI
A. Interpretasi dan Hasil Diskusi……………………………………………62
1. Karakteristik Responden Penelitian………………………………….62
2. Analisa Kesetaraan Usia, Nilai Tekanan Darah kelompok intervensi
dan kelompok kontrol………………………………………………...63
3. Pengaruh Membaca Al-Quran pada Lansia Hipertensi………............63
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………..69
C. Implikasi Penelitian………………………………………………………69
1. Implikasi Pelayanan Keperawatan………………...............................69
2. Implikasi Pendidikan Keperawatan…………………………………..70
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………….71
B. Saran……………………………………………………………………...72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII………………………………….19
TABEL 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO 1999……………………………....19
TABEL 3.1 Definisi Operasional………………………………………………………...40
TABEL 5.1 Data Demografi Berdasar Usia Lansia Hipertensi Oktober 2012……….53
TABEL 5.2 Data Demografi Berdasar Jenis Kelamin dan IMT Lansia Hipertensi
Oktober 2012………………………………………………………………..53
TABEL 5.3 Rata-rata Nilai Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah
Intervensi pada Lansia Hipertensi Kelompok Intervensi
Oktober 2012………………………………………………………………..55
TABEL 5.4 Rata-Rata Nilai Tekanan Darah Sistol dan Diastol Intervensi pada Lansia
Hipertensi Kelompok Intervensi dan kontrol pada Evaluasi awal dan
Akhir Oktober 2012………………………………………………………...57
TABEL 5.5 Analisa Hasil Uji Normalitas Data Responden Intervensi dan Kontrol
Oktober 2012………………………………………………………………...58
TABEL 5.6 Analisa Kesetaraan Kelompok Intervensi dan Kontrol Lansia Hipertensi
Berdasarkan Usia, Oktober 2012…………………………………………..59
TABEL 5.7 Analisa Hasil Uji Wilcoxon pada Kelompok Intervensi dan Kontrol pada
Evaluasi Awal dan Akhir, Oktober 2012………………………………….60
TABEL 5.8 Analisa Hasil Uji Beda Dua Mean Independen (Mann Whitney )pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol saat Evaluasi Akhir,
OKtober 2012………………………………………………………………..61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah……........................22
Gambar 2.2 Patofisiologi Hipertensi……………………………………………………..27
Gambar 2.3 Algoritma Penangnanan Hipertensi……………………………………….36
Gambar 2.4 Kerangka Teori……………………………………………………………...37
Gambar 3.1 Kerangka Konsep…………………………………………………………...39
Gambar 4.1 Alur Penelitian………………………………………………………………46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan responden
2. Lembar Observasi
3. Lembar kerja SPSS 20
4. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
5. Daftar riwayat hidup
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistem kardiovaskular merupakan sebuah sistem yang tersusun dari organ
jantung dan pembuluh darah. Pada sebuah pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan,
biasa diukur tekanan darah yang merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri. Ada dua jenis tekanan yang diukur yaitu tekanan sistol ialah tekanan puncak
yang terjadi saat ventrikel berkontraksi. Sedangkan tekanan yang lainnya ialah
tekanan diastole atau tekanan terendah yang terjadi saat jantung berelaksasi. Rata-rata
nilai tekanan darah normal pada orang dewasa ialah 120/80, sedangkan tekanan darah
yang melampui batas normal diatas disebut hipertensi (Smeltzer&Suzenne, 2002).
Hipertensi ialah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah
arterial secara abnormal dan berlangsung terus menerus. Namun WHO
mengkategorikan hipertensi dengan hipertensi sistolik secara terpisah yaitu bila nilai
tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140mmHg sedangkan nilai tekanan
diastoliknya kurang dari 90 mmHg (Brasher, 2008). Hipertensi masih menjadi momok
menakutkan penyebab tingginya angka penyakit jantung yang berpengaruh juga
terhadap tingginya angka mortalitas akibat penyakit jantung.
Angka kejadian hipertensi mencapai 30% dengan insiden kejadian komplikasi
penyakit jantung lebih banyak pada wanita dibandingkan pada lelaki. Selain itu,
hipertensi menjadi penyebab kematian terbanyak kedua setelah stroke dengan angka
6,8% dari populasi kematian di seluruh Indonesia. Dan sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdeteksi sehingga hal ini menjadi sangat berbahaya
2
yang akhirnya dapat menyebabkan kematian secara mendadak. Di beberapa daerah
angka hipertensi masih tinggi (Depkes, 2010).
Dalam laporan Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007 disebutkan
bahwa angka kejadian hipertensi nasional ialah sebesar 31,7 %. Dalam laporan yang
sama, angka kejadian hipertensi di provinsi Banten lebih rendah dari angka nasional
yaitu 27,6% . jika diurutkan berdasar kabupaten atau kota, angka kejadian hipertensi
berdasar pemeriksaan tekanan darah berkisar antara 23,2-36,1%, yang mana angka
kejadian tertinggi di dapat di kabupaten Tangerang sedangkan angka terendah
terdapat di kota tangerang (Riskesdas, 2007). Meskipun angka kejadian hipertensi di
daerah Banten lebih rendah dari angka nasional, namun tetap saja penanganan
hipertensi masih diubutuhkan untuk menurunkan angka hipertensi tersebut. Baik itu
penanganan farmakologi ataupun non farmakologi.
Terapi yang diberikan bagi penderita hipertensi secara garis besar terbagi
menjadi dua bagian yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi
farmakologi yang biasa diberikan antara lain ialah obat-obatan jenis diuretik seperti
HCT; alpha, beta dan alpha-beta blocker seperti propanolol; penghambat simpatetik
seperti metildopa; vasodilator seperti hidralasin; dan banyak yang lainnya. Untuk
terpi non farmakologi sendiri biasanya penderita hipertensi dianjurkan untuk bergaya
hidup sehat dan mengatur pola makan. Selain itu tidak jarang juga penderita
hipertensi dianjurkan untuk tidak mudah mengalami stress (Dalimartha dkk, 2008).
Tekhnik penanganan stress dapat dilakukan dengan berbagai tekhnik
relaksasi seperti meditasi. Dalam sebuah metode meditasi terdapat metode yang
melibatkan unsur keyakinan atau biasa dikenal dengan meditasi transendental
(transcendental meditation), meditasi ini mengambil frase atau mantra yang
3
berhubungan dengan keyakinan sebagai objek meditasi. Manfaat yang didapat dari
relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut adalah dapat mempercepat
terjadinya rileks (Purwanto, 2006).
Meditasi transendental yang menjadikan frase-frase keagamaan sebagai
media untuk memfokuskan pikiran dalam konsep agama disebut meditasi spiritual
.Meditasi spiritual dapat digunakan untuk menurunkan denyut jantung, tekanan
darah, metabolisme, laju pernapasan, dan menurunkan hasil EEG, meningkatkan
stabilitas sistem otonom selama stress dan mengubah respon endokrin terhadap
stress. Dan tentu saja teknik relaksasi ini dapat dilakuakn oleh seorang perawat
ketika memberikan asuhan pada kliennya (Pargament dan Wachholtz, 2005) .
Dalam melakukan intervensi keperawatan, tekhnik relaksasi sering
digunakan untuk memberikan individu kontrol diri ketika klien mengalami rasa
tidak nyaman atau nyeri, juga stress fisik dan emosi klien. Tekhnik relaksasi ini
dapat dilakukan untuk klien sehat sebagai upaya pencegahan dan membantu tubuh
tetap segar dan beregenerasi setiap hari. Selain itu, relaksasi yang berhasil juga
dapat memberikan beberapa perubahan efek fisiologis dalam tubuh klien yang
antara lain penurunan nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi
oksigen; penurunan ketegangan otot; penururnan kecepatan metabolisme (Potter
& Perry 2006). Sebagai seorang muslim ada cara lain berelaksasi yang telah
diajarkan oleh Allah kepada kita yaitu dzikir.
Dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat
muslim. Dengan melafadzkan dzikir baik itu tahmid, tasbih, tahlil, ataupun takbir,
hati seseorang akan lebih menjadi tenang. Dalam surah Ar-Ra’du Allah
menjelaskan
4
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.
Selain menjadi ibadah, dzikir juga memiliki unsur meditasi yang dapat
memberikan ketenangan. Terlebih setelah kita mengetahui bahwa dalam meditasi
sendiri terdapat satu metode yang menggunakan frase atau mantra yang
berhubungan dengan keyakinan seseorang sebagai objek meditasi. Membaca Al-
quran merupakan salah satu bentuk dzikir yang dianjurkan oleh Nabi (Abidin,
2008).
Membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk dzikir yang dituntut oleh
islam bagi umatnya selain ucapan tahmid, tasbih, tahlil, dan takbir. Bila kita
melihat bahwasanya membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk dzikir dan
kemudian kita analogikan dengan meditasi transendensi dalam memberikan
manfaat positif bagi tubuh, maka benarlah firman Allah yang berbunyi
5
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Belakangan ini banyak yang mulai menyadari kemukjizatan dari setiap
ibadah yang Allah perintahkan kepada kita. Khususnya di dunia kedokteran dan
kesehatan, banyak para ilmuan baik muslim maupun non muslim yang akhirnya
menemukan banyak manfaat yang didapat bagi tubuh setelah melakukan suatu
ibadah seperti sholat ( baik wajib ataupun sunnah ), puasa, dzikir baik dengan
menyebut-nyebut nama-Nya ataupun dengan membaca al-quran, dan lain-lain.
Dan dzikir merupakan salah satu bentuk relaksasi religious yang dapat
memberikan respon relaksasi. Selain itu, dari sebuah penelitian ditemukan bahwa
faktor religious dapat terlibat dalam peningkatan usia harapan hidup, penurunan
penggunaan alkohol, rokok, dan obat, penurunan depresi, marah, dan kecemasan,
penurunan tekanan darah, dan perbaikan kualitas hidup bagi pasien kanker dan
penyakit jantung (Larson dan Constance dalam Purwanto, 2006).
Atas dasar penulusuran pustaka diatas, maka penulis ingin meneliti
pengaruh antara ibadah membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
B. Perumusan Masalah
Tekhnik relaksasi merupakan intervensi keperawatan yang diberikan
terhadap pasien yang mengalami stress fisik ataupun emosi.Tekhnik ini juga dapat
dilakukan pada orang sehat sebagai upaya pencegahan penyakit dan menjaga
kebugaran tubuh. Relaksasi juga dapat memberikan beberapa perubahan efek
fisiologis dalam tubuh seperti penurunan nadi, tekanan darah, dan pernapasan;
6
penurunan konsumsi oksigen; penurunan ketegangan otot; penururnan kecepatan
metabolisme (Perry&Potter 2006).
Membaca Al-Quran merupakan sebuah dzikir dan menjadi sebuah
relaksasi religious. Relaksasi religious ini tidak hanya berfokus pada pengendoran
fisik tapi juga digabungkan dengan sikap pasrah yang merupakan aktivitas psikis
yang dapat menguatkan pengendoran fisik. Dengan kepasrahan yang ada dalam
relaksasi religious ini, tidak hanya berdampak pada tataran fisik saja karena
kepasrahan adalah menyerahkan atau menggantungkan (mentransendensikan) diri
secara total kepada Sang Penguasa sehingga ketegangan yang ditimbulkan oleh
permasalahan hidup dapat ditolerir (purwanto, 2006)
Berdasar uraian diatas, membuat penulis tertarik untuk melakukan
penilitian apakah ada pengaruh membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan
darah yang akan dilakukakn di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
membaca Al-Quran dengan penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden
b. Mengidentifikasi nilai tekanan darah pada klien hipertensi sebelum
membaca Al-Quran pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat
c. Mengidentifikasi pengaruh membaca Al-Quran pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat
7
d. Membandingkan antara penderita yang diintervensi dengan penderita
hipertensi kontrol tentang nilai tekanan darah diwilayah kerja Puskesmas
Ciputat
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Klien
Penelitian ini dapat memberi masukan kepada penderita hipertensi primer untuk
menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi dari hipertensi dengan
mengagbungkan pengobatan medis dan non medis.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menambah wawasan dalam
penanganan stress penderita hipertensi bagi semua mahasiswa keperawatan
sebagai sumber ilmu dan informasi.
3. Untuk Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti dan
sebagai sarana menambah khazanah keilmuan peneliti.
4. Untuk penelitian akan datang
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya
dalam ruang lingkup yang sama.
E. Ruang Lingkup penelititan
Penelitian ini dilakukan dengan desain studi kuasi eksperimen dan metode
pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dengan
menggunakan intervensi langsung terhadap penderita hipertensi. Intervensi yang
digunakan yaitu dengan membaca Al quran. Populasi dalam penelitian ini adalah
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
8
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Al-Quran
A.1 Al-Quran dan keutamaan membacanya
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi penutup
yaitu Muhammad SAW.selama 23 tahun dan diturunkan dengan berangsur-
angsur. Membaca Al-Quran menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang muslim.
Karena membaca Al-Quran merupakan pintu awal dalam memahami,
merenungkan hingga mengamalkan isinya sebagai pedoman hidup. Bahkan kita
dianjurkan untuk menghafalkan Al-Quran (Ibn Nasir, 2010).
Secara bahasa, Al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun secara
istilah, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang dihimpun dalam mushaf yang
merupakan mukjizat Nabi dan menjadi ibadah bagi siapapun yang membacanya
(Muhaemin, 2008)
Banyak sekali anjuran kepada umat muslim untuk membaca Al-Quran
yang datang langsung dari Allah SWT sebagai pemilik wahyu. Antara lain :
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
9
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan ( QS.Al-Ankabnut : 45 ).
Selain itu, Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu pun memberi
keutamaan kepada umat muslim yang membaca Al-Quran. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai hadits berikut :
عي عثواى رض اهلل ع عي البى صلى اهلل عل سلن لال خزكن هي تعلن .1
المزأى علو
Dari Utsman bin Affan ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda :“sebaik-baik
kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” HR. Bukhari
(Shohih Bukhori Juz 6, Jilid 3 hal 108)
عي أهاهت رض اهلل ع لال : سوعت رسل اهلل عل سلن مل: إلزؤا .2
المزأى فإ أ تى م الماهت شفعا ألصحب را هسلن
Dari Abu Umamah Al-Bahili ra, ia berkata “saya mendengar Rasulullah
bersabda : “ bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat memberi syafaat bagi ahlinya ( yaitu orang yang membaca,
memeplajari dan mengamalkannya ).” HR. Muslim (Riyadus Shalihin, bab
keutamaan membaca al-quran hadist nomor satu)
عي عائشت رض اهلل عا لالت : لال رسل اهلل صلى اهلل عل سلن: الذي .3
مزؤ المزأى هاز ب هع السفزة الكزام البزرة الذي مزؤ المزأى
تتعتع ف شاق لأجزاى هتفك عل
Dari Aisyah radiyallahu „anha, ia berkata, nabi Muhammad SAW bersabda :
“orang yang membaca Al-Quran dan ia mahir dalam membacanya maka ia
10
dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan
orang yang membaca Al-Quran dan ia masih terbata-bata dan merasa berat
dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala.”Muttafaqun Alaihi
(Riyadus Shalihin, bab keutamaan membaca al-quran hadist nomor empat).
A.2 Ilmu Membaca Al-Quran
Dalam mebaca Al-Quran tidak dapat dilakukan dengan sesuka hati. Ada
beberapa kaidah yang harus diperhatikan oleh seorang pembaca Al-Quran. Secara
garis besar ilmu yang mempelajari tentang itu terdapat dalam suatu ilmu yang
disebut ulum al-quran yaitu suatu ilmu yang objek materinya adalah al-quran.
Ulum al-quran memiliki tiga cabang ilmu yaitu bacaan/qiraat, penulisan,
kandungan/tafsir. Dalam bab ini penulis akan membahas sebatas tentang ilmu
qiraat seperti ilmu tajwid, ilmu nagham, dan ilmu qiraat.
Ilmu nagham ialah ilmu yang mempelajari lagu-lagu yang digunakan saat
membaca al-quran. Ada tiga tingkatan penggolongan bagi orang yang membaca
al-quran dengan mengunakan lagu yaitu :
Mu‟allam ialah orang membaca al-quran pada tingkat belajar, sehingga
pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan tanpa
memperhatikan lagu. Dalam beberapa hal mu’allam memiliki persamaan
dengan tahsin
Murottal ialah pembacaan al-quran difokuskan pada benar salahnya bacaan
dan lagu. Karena fokus pada dua hal, maka porsi lagu dalam tingkatan ini
tidak dibawakan sepenuhnya hanya pada nada asli
Mujawwad ialah membaca al-quran dengan lagu yang dibawakan secara
sempurna baik dalam tingkatan nadanya maupun jenis dan variasi lagunya
11
Sedangkan ilmu qiraat ialah ilmu yang mempelajari perbedaan lafadz-
lafadz Al-Quran baik yang disepakati ataupun yang diperdebatkan oleh para ahli
qiraat yang diperoleh melalui periwayatan. Ada tujuh qiraat yang mutawatir yang
disebut qiraat sab‟ah yang pengklasifikasiannya didasarkan pada panjang
pendeknya mad jaiz munfashil, yakni salah satu hukum bacaan yang ada dalam
ilmu tajwid (Ridwan, 2007).
Ilmu tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-
quran dengan sebaik-baiknya. Bagi seorang muslim, belajar ilmu tajwid
hukumnya ialah fardu kifayah sedangkan membaca Al-quran dengan ilmu tajwid
hukumnya fardu „ain. Ada beberapa hukum tajwid yang harus dipelajari antara
lain : hukum nun sukun dan tanwin, hal mim sukun, mim tasydid dan nun tasydid,
lam ta‟rif, lam tebal dan tipis, idgham, mad, bacaan ra‟, qalqalah dan waqaf.
Dalam subbab ini penulis akan sedikit mengulas beberapa hukum tajwid
yang harus digunakan saat membaca Al-Quran.
Hal nun sukun dan tanwin
Hukum yang berkaitan dengan nun sukun dan tanwin ada empat yaitu idzhar
halqi, idgham bighunnah, idgham bi laa ghunnah, dan ikhfa‟ haqiqi. Yang
kesemuanya memliki huruf masing-masing dan cara melafalkannya.
Hal mim sukun
Ada tiga hukum dalam hal mim sukun yaitu apabila mim sukun bertemu
dengan huruf baa‟ maka dibaca ikhfa‟ syafawi, sedangkan apabila mim sukun
bertemu dengan mim maka hukum bacaannya idgham mimi, dan apabila mim
sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain baa‟ dan mim maka hukum
bacaannya idzhar syafawi.
12
Hal mim tasydid dan nun tasydid
Apabila ada mim tasydid atau nun tasydid, maka hukum bacaannya ialah
ghunnah yang dibaca dengan mendengung.
Hal lam ta‟rief
Lam ta‟rief ialah apabila ada huruf alif dan lam yang selalu dihubungkan. Ada
dua hukum yang terkait dengan lam ta‟rief ini yaitu idzhar qamariyah dan
idgham syamsiah
Hal lam tebal dan lam tipis
Suatu bacaan dibaca lam tebal apabila ada lam dalam lafadz Allah didahului
oleh fathah atau dhommah. Sedangkan apabila didahului oleh kasrah maka
hukum bacaannya dibaca lam tipis.
Hal idgham
Terdapat tiga hal idgham yang harus dipelajari dalam ilmu tajwid yaitu :
idgham mutamatsilain yakni apabila ada dua huruf yang sama sedangkan
huruf sebelumnya mati seperti baa sukun bertemu baa, idgham mutaqribain
yakni apabila ada dua huruf yang tempat keluar hurufnya sama ( makharijul
huruf ) maka dibaca dengan dimasukan ke dalam huruf yang kedua contohnya
seperti qaf bertemu kaf, dan idgham mutajnisain apabila ada taa sukun
bertemu tha, taa sukun bertemu dal, tha sukun bertemu taa, dal sukun bertemu
taa, lam sukun bertemu raa, dan dzal sukun bertemu dhaa maka harus dibaca
dengan cara ditasydidkan ke dalam huruf yang kedua.
Hal mad
Hukum mad ialah hukum bacaan panjang yang harus dibaca apakah dua
harakat, empat harakat, atau enam harakat. Ada lima belas hukum bacaan mad
diantaranya : mad thabi‟ie, mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil, mad
13
lazim mutsaqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmy, mad layin, mad „aridh li
sukun, mad shilah qasiroh, mad shilah thawilah, mad iwadl, mad badal, mad
lazim harfi musybba‟ mad lazim harfi mukhaffaf, mad tamin, dan mad farq.
Hal membaca raa
Ada dua hal dalam membacakan huruf raa yaitu raa tebal dan raa tipis. Raa
dibaca tebal ketika huruf raa tersebut berharakat fathah, dhammah, atau sukun
yang sebelumnya didahului oleh huruf berharakat fathah atau dhamah.
Sedangkan huruf raa boleh dibaca tipis apabila huruf raa tersebut berharakat
kasroh.
Hal qalqalah
Terdapat dua macam qalqalah yang dipelajari yaitu qalqalah sughra dan
qalqalah kubro. Huruf qaf, tha ,baa, jim, dal dibaca qalqalah sughra apabila
berharakat sukun dan matinya itu berasal dari kata bahas arab sedangkan
dibaca qalqalah kubro apabila matinya kelima huruf diatas karena waqaf atau
berhenti
Waqaf
Ada beberapa tingkatan waqaf yang diajarkan dalam ilmu tajwid yang antara
lain : waqaf Tam ialah Menghentikan bacaan pada suatu kata yang apabila
ditinjau dari segi artin dan segi susunan kalimatnya sudah berada dalam
kalimat sempurna. Yang kedua ialah Waqaf Kafi yaitu apabila berhenti pada
kata atau kalimat yang kalau ditinjau dari segi susunan kalimat sudah berada
dalam kalimat sempurna, tetapi kalau dilihat dari segi arti ayat, masih ada
hubungan dengan ayat selanjutnya. ketiga Waqaf Hasan apabila
Menghentikan bacaan pada kata yang pengertiannya masih ada hubungan
dengan kalimat sesudahnya, sedang dilihat dari segi susunan kalimat, ada
14
hubungan kata yang sebelumnya. Keempat Waqaf Qobih yaitu Berhenti pada
kata dimana kalau ditinjau dari segi susunan kalimat tidak berada dalam
kalimat sempurna, dan tidak sempurna pula ditinjau dari segi arti (Zarkasyi,
2005).
B. Hipertensi
B.1. Definisi dan klasifikasi
Hipertensi atau yang dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi adalah
suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistol. Dalam referensi
lain disebutkan bahwa hipertensi ialah kondisi dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang meningkatkan angka kesakitan
(morbiditas) bahkan angka kematian (Tambayong, 2000 ; Dalimartha dkk, 2008 ).
JNC VII mendefinisikan hipertensi pada orang dewasa sesuai dengan
klasifikasi berikut
Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolic ( mmHg )
Normal <120 <80
Hipertensi
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
tahap1
140-159 90-99
Hipertensi
tahap2
≥160 ≥100
Table 2.1 klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
15
Dalam buku lain disebutkan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah
tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kali kesempatan yang
berbeda (sudoyo et al dalam berek, 2010 ; Corwin, 2009).
Sementara menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, hipertensi
sistol diastol dapat didiagnosis bila TDS≥140 mmHg dan TDD≥90 mmHg.
Berikut kalsifikasinya menurut WHO ( Kuswardhani, 2006 )
Kategori Sistolik Diastolic
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 ( ringan ) 140-159 90-99
Subkelompok : borderline 140-149 90-94
Hipertensi derajat 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 ( berat ) ≥180 ≥110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Subkelompok : borderline 140-149 <90
Table 2.2 klasifikasi hipertensi menurut WHO 1999
B.2. Etiologi
Pada dasarnya hipertensi merupakan suatu kondisi medis yang beragam.
Kebanyakan patofisiologi dari hipertensi tidak diketahui penyebabnya yang
16
kemudian disebut hipertensi primer. Hal ini menyebabkan hipertensi tidak dapat
diobati namun dapat dikontrol. Adapun sebagian kecil kejadian hipertensi
memiliki penyebab khusus yang dikenal dengan hipertensi sekunder yang mana
apabila penyebab dari hipertensi ini dapat diidentifikasi, hipertensi ini dapat
disembuhkan secara potensial.
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah dan berpotensi menyebabkan
hipertensi antara lain
o Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatis yang mungkin berhubungan
dengan meningkatnya respon terhadap stress psikososial
o Produksi hormone yang menahan natium dan vasokontriktor
o Asupan natrium berlebih
o Asupan kalium dan kalsium yang kurang
o Meningkatnya sekresi rennin yang menyebabkan produksi angiotensin dan
aldosteron juga ikut meningkat
o Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitric oxide, peptide natriuretik
o Perubahan dalam ekspresi sitem kallikrein-kininyang mempengaruhi tonus
vascular, dan penanganan garam oleh ginjal
o Abnormalitas tahanan pembuluh darah
o Dibetes mellitus
o Resistensi insulin
o Obesitas
o Meningkatnya aktivitas vascular growth factor
o Perubahan reseptor adrenergic
o Berubahnya transport ion dalam sel ( Depkes, 2006 )
17
Factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Tekanan darah = Cardiac output X Resistensi perifer
Hipertensi = Peningkatan CO dan/atau Penurunan PR
Autoregulasi
Gambar 2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam vikrant&tiwari 2001
Intake sodium
berlebih Jml nefron
berkurang Stress Kelainan
genetik
Obesitas
Factor yg
didapat dari
endotelium
Retensi
sodium
ginjal
Penurunan
membrane
filtrasi
Aktivitas
saraf
simpatetik
yang
berlebih
Rennin-
angiotensi
n berlebih
Kelainan
membrane
sel
hiperinsulinemia
Vol cairan
meningkat vasokontriksi
Preload
meningkat
Kontraktabilitas
meningkat
Kontriksi
fungsional hipertropi
18
B.3. Jenis Hipertensi
Ada dua jenis hipertensi yang dikenal, pertama Hipertensi primer yang
merupakan jenis hipertensi yang banyak terjadi, angka kajadiannya mencapai 90-
95 persen dari seluruh kejadian hipertensi. Banyak factor yang dapat
menyebabkan hipertensi ini seperti lingkungan, kelainan metabolisme intraselular,
dan faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas, konsumsi alkohol,
merokok, dan kelainan darah. Meski begitu, para ahli menunujuk stress sebagai
penyebab utama. Hipertensi primer memiliki karakteristik patofisiologi yang
antara lain : tidak diketahui penyebabnya, tekanan diastole >90 mmHg secara
berulang, resistensi perifer total biasanya meningkat, tekanan nadi bisa meningkat
atau menurun (Vitahealth, 2006 ; vikrant & tiwari, 2001). Dan jenis yang kedua
ialah hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder tidak seperti hipertensi primer, hipertensi jenis ini
sudah diketahui spesifik penyebabnya seperti gangguan hormonal, penyakit
jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah, dan tumor kelenjar adrenal
namun hal yang terakhir jarang terjadi. Angka kejadian hipertensi ini 5 sampai 10
persen dari seluruh kejadian hipertensi (Vitahealth, 2006).
B.4. Patofisiologi
Mekanisme vasokonstriktor dan relaksasi pembuluh darah terdapat pada
pusat vasomotor yang terletak di medulla pada otak. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokontriktor. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini neuron preganglion akan melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut
19
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin, maka akan terjadi vasokonstriksi yang berakibat pada meningkatnya
tekanan darah.
Saat sistem saraf simpatis akan merangsang pembuluh darah sebagai respon
dari emosi. Pada saat itu pula, kelenjar adrenal terangsang yang dapat menambah
aktivitas vasokonstriksi. Medulla kelenjar adrenal mengeluarkan epinefrin dan
korteks kelenjar adrenal akan mengeluarkan kortisol dan steroid lain yang
semuanya akan memperkuat repons vasokonstriktor pembuluh darah. Terjadinya
konstriksi pada pembuluh darah akan mengakibatkan menurunnya suplai darah ke
ginjal yang kemudian akan mensekresikan rennin sebagai respon ginjal dari
konstriksi tadi. Kemudian rennin akan merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian akan dirubah menjadi angiotensin II yang merupakan suatu
vasokonstriktor kuat yang kemudian angiotensin II ini akan merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon aldosteron ini akan menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal yang pada akhirnya akan meningkatakan
volume intravaskular. Dan semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Smeltzer&Suzenne, 2002).
Namun demikian, yang memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya
hipertensi primer ialah faktor genetik yang mencapai 30-40 persen. Gen yang
berpengaruh antara lain reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan rennin, gen
sintetase oksida nitrat endothelial, gen protein reseptor kinase G, gen reseptor
adrenergic, gen kalsium transport dan natrium hydrogen antipoler, dan gen yang
berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, hiperlipidemia, dan hipertensi
sebagai kelompok bawaan.
20
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelasakan terjadinya
hipertensi primer yaitu :
o Peningkatan sistem saraf simpatis ( SNS )
Respon maladaptif terhadap srimulasi saraf simpatis dapat mengakibatkan
perubahan pada gen reseptor dan juga kadar katekolamin serum yang menetap.
Meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatis dapat diakibatkan oleh stress
psikososial
o Peningkatan sistem rennin-angiotensin-aldosteron ( RAA )
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi secara langsung dan juga
meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan menurunkan kadar
prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
o Defek pada transport garam dan air
Asupan kalsium, magnesium dan kalium yang rendah dapat menyebabkan
gangguan aktivitas pada peptide natriuretik otak, pepetida natriuretik atrial,
adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin.
o Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel
Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endothelial
oksida nitrat dan vasodilator lain serta mempengaruhi fungsi ginjal. Resistensi
dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan
RAA (Brasher, 2008).
Adapaun penyebab hipertensi sekunder dapat diketahui sebelumnya.
Disebutkan ada beberapa penyakit yang menjadi penyebab dari hipertensi
sekunder yaitu : penyakit parenkim ginjal, penyakit renovaskular, aldosteronisme,
penyakit tiroid, sindrom cushing, obat, dan kehamilan (Yusuf, 2008).
21
Patofisiologi hipertensi
Gambar 2.2 patofisiologi hipertensi dalam brunner&suddarth (2002), brasher
(2008), dan yusuf ( 2008 )
Hipertensi
Primer Sekunder
Factor genetik
Peningkatan aktivitas
saraf simpatis
Peningkatan
sistem RAA
Peny parenkim
ginjal
aldosteronisme
Peny
renovaskular kehamilan
Merangsang kel
adrenal Asetilkolin
dilepas
Medula
adrenal
Kortek
adrenal Saraf pasca
ganlion
Sekresi
epinefrin
Sekresi
kortisol dan
steroid lain
Sekresi
norepinefrin
Vasokontrksi
Hipertensi
bawaan
Sekresi renin
Merangsang angiotensin I
Angiotensi I diubah menjadi
angiotensin II
Merangsang aldosteron
Retensi natrium Volume intravaskular
Retensi air
dan garam Sekresi rennin
hiperaldoster
onisme CO meningkat,
rennin plasma
dan
aldosteron
meningkat Retensi air dan
garam Retensi air
dan garam
Suplai darah ke
ginjal
22
B.5 Penatalaksanaan hipertensi
Pada dasarnya penatalaksanaan kasus hipertensi sama seperti kasus lainnya
yaitu penatalaksanaan medis dan non-medis. Penatalaksanaan medis pada
hipertensi dapat dailakukan dengan pemberian obat-obat seperti jenis diuretic;
alpha, beta, dan alpha-beta blocker; penghambat simpatetik; vasodilator;
penghambat enzim konversi angiotensin; antagonis kalsium; dan pengahambat
reseptor angiotensin II
Selain terapi farmakologi yang dapat diberikan untuk menangani
hipertensi, penanganan hipertensi pun dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologi seperti :
Mengontrol pola makan
Menghindari makanan berlemak dan makanan yang mengandung banyak
garam menjadi salah satu cara untuk menghindari hipertensi. American heart
association menyarankan konsumsi garam setiap hari hanya satu sendok teh,
sementara konsumsi lemak disarankan hanya 30 % dari total kalori yang
dikonsumsi per harinya.
Tingkatkan asupan potassium dan magnesium
Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber terbaik potassium dan
magnesium. Kekurangan potassium dan magnesium dalam tubuh menjadi
salah satu faktor pemicu terjadinya hipertensi, oleh sebab itu banyak dokter
yang menyarankan agar mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar pada
penderita hipertensi
Mengkonsumsi makanan jenis padi-padian
23
Mengkonsumsi padi-padian dapat menurunkan resiko terserang penyakit
jantung koroner termasuk terserang hipertensi. Dalam sebuah penelitian yang
dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition disebutkan bahwa pria
yang mengkonsumsi sereal dari jenis padi-padian per hari mempunyai
kemungkinan yang sangat kecil ( 0-20 persen ) untuk terserang penyakit
jantung koroner.
Meningkatkan aktivitas
Penderita yang memiliki banyak aktivitas dapat menurunkan tekanan darah.
Berolahraga selama 30-45 menit per hari selama lima hari dalam seminggu
dapat menurunkan hipertensi
Relaksasi
Pada awlanya tidak banyak yang mengetahui hubungan antara kondisi
psikologis dengan keadaan fisik. Namun belakangan terakhir mulai banyak
yang menyadari adanya hubungan antara stress psikologis dengan kondisi
kesehatan fisik, sehingga munculah istilah psikoneuro-imunologi yang secara
sederhana berarti adanya hubungan antara pikiran, sistem saraf, dan sistem
kerja tubuh. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian yang ada. Salah
satunya ialah hasil penelitian dari University College of London yang
menunjukan bahwa orang yang memiliki stress akibat tekanan pada pekerjaan
memiliki resiko sindrom gangguan metabolik lebih tinggi dari pada orang
yang tidak memiliki tekanan pekerjaan. Oleh sebab itu tekhnik-tekhnik
tertentu perlu digunakan untuk mengurangi stress seperti relaksasi, bersantai
bersama keluarga ataupun lainnya yang dapat mengurangi beban pikiran kita.
Walaupun sedikit bukti yang menunjukan adanya hubungan berarti antara
tekhnik relaksasi dengan penurunan angka kejadian stroke, namun teknik
24
relaksasi untuk mengulangi stress dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada
beberapa orang (Kowalski, 2010 ; Dalimartha dkk, 2008 )
C. Relaksasi
Relaksasi merupakan proses yang menurunkan keausan pada pikiran dan
tubuh dari stressor hidup sehari-hari. Relaksasi yang berhasil dapat memberikan
beberapa perubahan efek fisiologis dalam tubuh klien yang antara lain penurunan
nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi oksigen; penurunan
ketegangan otot; penururnan kecepatan metabolisme (Aprillia, 2011 ; Potter &
Perry 2006). Banyak manfaat dari teknik relaksasi yang dapat dirasakan oleh
tubuh kita, yang antara lain ialah sebagi berikut :
Menurunkan tekanan darah
Memperlambat detak jantung
Memperlambat laju nafas
Meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama dalam tubuh
Mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis
Meningkatkan konsentrasi
Mengurangi kemarahan dan frustrasi
Meningkatkan rasa percaya diri untuk menangani masalah
Semua manfaat yang disebutkan diatas dapat dirasakan dengan melakukan tekhnik
relaksasi tanpa memandang teknik apa yang digunakan.
Tekhnik relaksasi sendiri memiliki beberapa jenis yang secara umum
memusatkan perhatian kepada sesuatu yang menenangkan dan meningkatkan
kesadaran tubuh. Diantara jenis-jenis itu ialah :
25
Autogenik relaksasi. Autogenik berarti sesuatu yang berasal dari dalam
diri. Dalam teknik relaksasi ini, seseorang menggunakan citra visual dan
kesadaran tubuh untuk mengurangi stres. Dengan cara mengulang kata-
kata atau saran dalam pikiran untuk membantu memberikan kondisi rileks
dan mengurangi ketegangan otot. Sesorang yang melakuakn teknik ini
dapat membayangkan tempat damai dan kemudian fokus, pernapasan
santai, memperlambat detak jantung, atau merasa sensasi fisik yang
berbeda, seperti santai pada kaki atau lengan satu per satu.
relaksasi otot progresif. Dalam teknik relaksasi ini, sesorang berfokus
menengangkan otot-otot yang kemudian perlahan-lahan merilekskannya.
Hal ini akan membantu seseorang berfokus pada perbedaan antara
ketegangan otot dan relaksasi. Dengan relaksasi ini sesorang menjadi lebih
sadar akan sensasi fisik. Salah satu metodenya adalah dimulai dengan
menegangkan dan merelaksasi otot-otot jari-jari kaki hingga leher dan
kepala. Kemudian rasakan ketegangan otot sekurang-kurangnya lima detik
lalu kendurkan selama 30 detik, dan ulangi beberapa kali.
Visualisasi. teknik relaksasi ini digunakan dengan cara seseorang
membentuk citra mental untuk mengambil perjalanan visual untuk suatu
yang menenangkan, tempat atau situasi yang damai. Selama visualisasi,
mencoba untuk menggunakan banyak indera sebisa mungkin, termasuk
bau, suara, penglihatan dan sentuhan. Yang termasuk teknik relaksasi ini
antara lain :Yoga, Tai chi, Mendengarkan music, Latihan, Meditasi,
Hipnosis, dan Pijat (Aprillia, 2011).
Meditasi menjadi salah satu tekhnik relaksasi yang telah diuraikan diatas.
Meditasi pada dasarnya adalah upaya memasuki alam bawah sadar kita.Semakin
26
dalam kita menyelam, kita semakin dapat mencapai puncak kehidupan spiritual
kita. Meditasi biasanya dilakuakn dengan memusatkan perhatian pada satu objek
meditasi tertentu seperti memandang lilin, merasakan denyut nadi atau
memfokuskan diri pada bacaan tertentu seperti mantra, do’a, dzikir, atau bacaan
quran. Ada dua jenis meditasi yang dikenal selama ini yaitu meditasi duduk
seperti yoga dan tafakkur juga meditasi gerak seperti pada perguruan bela diri
seperti tai chi (Chapila, 2011).
Yoga yang berasal dari bahasa sangsekerta kuno memiliki pengertian yang
sangat luas. Yoga yang juga berarti sebagai penyatuan dengan alam atau
penyatuan dengan Sang Pencipta memiliki beberapa jenis. Namun yang sering
digunakan ialah hata yoga yang menggabungkan antara unsur gerakan dengan
unsur pernapasan (Wartawarga, 2010). Selain yoga meditasi juga memiliki
berbagai bentuk termasuk meditasi islam seperti sholat, tafakur, dzikir, membaca
Al-Quran dan berbagai ibadah lainnya.
Sebagai seorang mukmin, sholat merupakan ibadah pertama yang akan
Allah perhitungkan di akhirat kelak. Menurut M Sholeh apabila kita
melaksanakan sholat lima waktu secara teratur, penuh kekhusuan, dan tumakninah
akan menimbulkan kondisi yang tenang, terhindar dari kegelisahan dan
kecemasan maupun depresi. Relakasasi religious seperti ibadah sholat ini dapat
membawa seseorang kepada kondisi equilibrium antara jiwa dan badan (Lekrer
dan nizami dalam abidin, 2009 ).
Sebuah study menunjukan bahwa pada dua kelompok pasien psikiatri yang
beragama islam diberikan dua perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama
diberikan terapi konvensional sementara kelompok kerdua diberikan terapi
27
konvensional ditambah terapi psikoreligious seperti shalat, dzikir, membaca Al-
Quran dan berdoa. Hasil studi menunjukan bahwa kelompok kedua mengalami
perbaikan yang bermakna dari gejala-gejala stress dibandingkan dengan kelompok
pertama. Relaksasi seperti diuraikan diatas disebut sebagai meditasi transendensi
yang mana meditasi ini menggunakan frase-frase agama sebagai objeknya
(Hawari dalam Abidin, 2009 ; Purwanto, 2006 ).
Menurut Benson ( 2000 ), secara singkat meditasi transendensi ini
dilakukan dengan langkah-langkah berikut
Memilih frase yang akan digunakan sesuai dengan keyakinan
Atur posisi tubuh yang nyaman
Memejamkan mata secara perlahan
Melemaskan otot mulai dari otot kaki dan terus hingga kepala
Memeperhatikan napas dan mulai mengulang frase yang digunakan
Pertahankan sikap pasif untuk mengabaikan pikiran yang muncul di saat
bermeditasi ( Purwanto, 2006 )
28
Atau atau
Gambar 2.2 Algoritma penanganan hipertensi dalam Brunner & Suddarth, 2002
Modifikasi gaya hidup
Penurunan berat badan
Pengurangan konsumsi alcohol
Aktivitas fisik teratur
Pengura,anagn asupan natrium
Berhenti merokok
Relaksasi
Respon tidak adekuat
Lanjutkan modifikasi gaya hidup
Pemilihan farmakologi awal :
Diuretic atau B bloker
Respon tidak adekuat
Naikan dosis
obat
Ganti dengan
obat lain
Tambahkan bahan
kedua dari jenis yang
berbeda
Respon tidak adekuat
Tambahkan bahan kedua atau
ketiga dan atau diuretica bila
belum diresepkan
29
D. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah modifikasi yang
berdasar pada teori dalam buku Brunner dan Suddarth ( 2002 ), serta Perry dan
Potter ( 2006 ), Purwanto ( 2006 ).
Terjadi paparan
awal
Terjadi terus
menerus
Terjadi hipertensi
primer
Penatalaksanaan
Hipertansi
Terjadi
peningkatan TD
Farmakologi
Non farmakologi
Obat diuretic dan
obat HT lain
Modifikasi gaya
hidup
Aktivitas fisik yang
teratur
Relaksasi
Membaca Al-
Quran
Terjadi penurunan TD
Factor yang mempengaruhi nilai TD :
Merokok,obesitas, factor genetik
30
E. Penelitian terkait
.
1. Sudiarto, dkk. ( 2007 ). Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah binaan rumah sakit
Emanuel klampok banjanegara
Hasil penelitian ini ada pengaruh yang bermakna bagi penurunan tekanan darah
sistol lansia setelah melakukan terapi relaksasi meditasi yang dilakukan selama
2x15 menit dan 3 kali dalam satu minggu. Rata-rata nilai takanan darah sistol
pasien sebelum melakukan relaksasi meditasi 147,3 mmHg dan rata-rata nilai
tekanan darah setelah melakukan relaksasi 139,6 mmHg. Adapun rata-rata
tekanan darah diaastolik sebelum intervensi 90,7 dan setelah melakukan intervensi
90,0 mmHg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi penurunan tekanan
darah baik pada sistol ataupun diastoliknya.
31
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
Variabel independen adalah membaca Al quran.
Variabel dependen adalah penurunan tekanan darah yang diukur menggunakan
sphygmomamometer.
Berdasarkan kerangka konsep diatas, peneliti ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara membaca Al-
quran dengan penurunan nilai tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah
kerja puskesmas ciputat.
B. Hipotesis
Ada pengaruh antara membaca Al quran terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas ciputat.
Membaca Al quran
dengan tartil sesuai
dengan ilmu tajwid
penurunan tekanan
darah
32
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi operasional
Variable Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala
Independen
Membaca
Al-Quran
Membaca
Al-Quran
sesuai ilmu
ulum al-
quran yaitu
ilmu
nagham,
ilmu qiraat
dan ilmu
tajwid
Diukur waktu
membaca Al-
Quran yaitu 15
menit selama 3
kali dalam satu
minggu
timer Subjek mampu
membaca Al-
Quran dalam
waktu 15 menit 3
kali dalam satu
minggu ( sudiarto,
dkk)
Dependen
Hipertensi
kondisi
dimana
seseorang
mengalami
peningkatan
tekanan
darah diatas
normal
Diukur
menggunakan
sphygmomanom
eter. Seorang
dikatakan
hipertensi bila
TD ≥ 140/90
mmHg
Sphygmoman
ometer
Borderline
TS: 140-149
mmHg
TD : 90-94 mmHg
Sedang
TS : 160-179
mmHg
TD : 100-109
mmHg
Berat
TS: ≥180 mmHg
TD : ≥110 mmHg
Ordinal
33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode kuasi
eksperimen. Tujuan dari metode ini ialah untuk menjelaskan hubungan-hubungan,
mengapa suatu peristiwa terjadi atau keduanya (Cook & Campbel dalam Danim,
2003).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest
design. Desain ini dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi,
kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir (Notoatmodjo, 2010 ).
Subjek diukur tekanan darahnya sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada
waktu penelitian, dan kelompok kontrol diukur tekanan darahnya pada hari pertama
dan terakhir tanpa diberi perlakuan. Setelah dilakukan intervensi diharapkan terjadi
suatu perubahan atau pengaruh pada variabel ini. Secara sederhana penelitian ini
dapat dilihat dengan gambaran sebagai berikut :
Gambar 4.1
Dibandingkan
E1 – E2 = X1
E1 Intervensi membaca
Al-quran E2
E3 E4
34
E3 – E4 = X2
E1 – E3 = X3
E2 – E4 = X4
X1 – X2 = X5
Keterangan:
E1 = nilai tekanan darah sebelum membaca Al quran pada pasien hipertensi
E2 = nilai tekanan darah setelah membaca Al quran pada pasien hipertensi
E3 = nilai tekanan darah hari pertama pasien hipertensi pada kelompok kontrol
E4 = nilai tekanan darah hari terakhir pada pasien hipertensi pada kelompok kontrol
X1 = Deviasi / perubahan nilai tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi membaca Al quran pada kelompok intervensi
X2 = Deviasi / perubahan nilai tekanan darah tidak membaca Al quran hari pertama
dan hari terakhir pada kelompok kontrol
X3 = Perbedaan nilai tekanan darah sebelum dilakukan membaca Al quran pada
kelompok intervensi dan kontrol
X4 = Perubahan nilai tekanan darah sesudah dilakukan membaca Al qur’an pada
kelompok intervensi dan kontrol
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian atau yang diteliti
(Notoatmojo, 2010). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatann, kriteria
sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Hidayat, 2007). Tekhnik
sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
35
Kriteria inklusi
a. Responden menderita hipertensi primer ( tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg)
b. IMT normal
c. Mampu membaca Al-quran
d. Responden dengan terapi standar antihipertensi
e. Responden sedang tidak mengikuti program meditasi atau terapi relaksasi
lainnya
Penulis membuat perhitungan besar sampel minimal berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan uji hipotesis beda dua mean derajat kemaknaan 5%
kekuatan uji 90%, didapatkan besar sampel sebagai berikut ( Hidayat, 2007).
n = 2.σ² ( Z1-α + Z1-β )²
(μ1 – μ2)²
n = 2.6,26² (1,96 + 1,28)² = 13,9 dibulatkan 14
(147,3 – 139,6)²
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel dalam penelitian ini ialah 14
kasus dan 14 kontrol
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal
Z1-α = Nilai Z pada derajat kemaknaan 1,96 bila α 5%
Z1-β = Nilai Z pada kekuatan 1,28 bila β 10%
σ² = Standar deviasi dari beda dua mean berpasangan 6,26
μ1 = Rerata nilai TDS sebelum intervensi 147,3 mmHg
36
μ2 = Rerata nilai TDS sesudah intervensi 139,6 mmHg
Sumber : sudiarto, dkk ( 2007 )
C. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas ciputat pada
oktober 2012.
D. Alat pengumpul data dan Prosedur penelitian
1. Alat Pengumpul Data
a. Timmer
Timmer digunakan untuk menghitung waktu saat responden membaca Al quran
selama 15 menit.
b. Spygmomanomemeter
spygmomanomemeter adalah alat untuk mengukur tekanan darah, yang mana
terdapat dua jenis yaitu jenis raksa dan digital.
c. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat kerakteristik responden yaitu, nama
(inisial), usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi.
d. Meteran Tinggi Badan
Meteran adalah alat untuk mengukur tinggi badan dalam satuan senti meter (cm).
e. Timbangan berat badan
Timbangan berat badan adalah alat untuk mengukur berat badan dengan satuan
kilogram (kg).
37
2. Prosedur Intervensi
Bagan 3.1 Alur penelitian
E. Pengolahan Data
Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama yaitu pengolahan
data dan analisa data dengan menggunakan komputer. Analisa yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
1. Pengolahan Data
a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang telah diisi,
pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, data responden. Data
Penderita hipertensi Penyaringan responden
Informed consent
Dilakukan pengukuran
tekanan darah
Catat dalam lembar
observasi
Lakukan intervensi membaca Al-
Quran selama 15 menit
Ukur tekanan darah
Catat dalam lembar
observasi
Pemilihan 14 orang
responden intervensi Pemilihan 14 orang
responden kontrol
Dilakukan pengukuran
tekanan darah pada
hari pertama
Catat dalam lembar
observasi
Dilakukan pengukuran
tekanan darah pada
hari terakhir
Catat dalam lembar
observasi
Member itahukan hasi;
penelitian
38
yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan untuk diisi kembali
pada saat itu juga.
b. Entri data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabel atau data base komputer.
c. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukkan untuk
melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan.
Apabila terjadinya kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga
sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.
F. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-masing
variabel yang diteliti untuk data numerik dengan menghitung mean, median, simpangan
baku (SD), nilai minimal dan maksimal dengan menghitung nilai tekanan darah.
Pengujian masing-masing variabel dengan menggunakan tabel dan diintepretasikan
berdasarkan hasil yang diperoleh. Analisa univariat pada penelitian ini menjelaskan atau
mendeksripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, berat badan, tinggi badan
dan variabel tekanan darah dengan menghitung nilai teakanan darah sebelum maupun
sesudah intervensi.
b. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan dua variabel.
Analisis bivariat akan menguraikan perbedaan mean variabel tekanan darah dengan
menghitung nilai tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi membaca Al quran
selama 15 menit dengan interval waktu tiga kali dalam satu minggu. Uji statistik untuk
seluruh analisis tersebut dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05).
39
G. Etika Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti meyakinkan bahwa responden perlu mendapat
perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama penelitian, dengan memperhatikan
aspek-aspek etika sebagai berikut
1. Informed consent (otonomi)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan yang diberikan oleh responden
sebelum penelititan dilakukan. Hal ini diberikan dalam bentuk tanda persetujuan
yang tertulis dalam lembar informed consent yang disediakan peneliti bagi
responden. Tujuan informed consent ini ialah agar subjek mengerti tujuan dan
manfaat penelitian serta mengetahui dampaknya. Hal-hal yang harus tertulis
dalam informed consent antara lain : partisipasi pasien, tujuan tindakan, jenis data
yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang
mungkin timbul, manfaat, kerahasiaan, dll.
2. Anonymity
Penelitian dalam keperawatan harus memberikan kenyamanan bagi responden.
Salah satunya ialah melalui prinsip etik anonymity yaitu seorang peneliti tidak
mencantumkan nama respondennya di lembar observasi dan hanya menuliskan
nomor kode pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Peniliti harus menjamin kepada responden atas semua informasi yang telah
diberikan. Masalah ini merupakan masalah etika yang harus diperhatikan (
Hidayat, 2007 ).
4. Beneficience
40
Segala tindakan yang dilakukan perawat terhadap pasien harus atas dasar prinsip
kebaikan (promote good). Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan pasien
sebagai responden mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan
pasien, guna mendapatkan suatu metode dan konsep baru ubtuk kebaikan pasien
5. Nonmaleficience
Tindakan seorang perawat juga harus jauh dari merugikan orang lain. Apabila
intervensi dalam penelitian dapat menimbulkan cedera atau stress tambahan bagi
pasien, maka pasien tersebut harus dikeluarkan dari penelitian untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang dapat merugikan responden tersebut.
6. Keadilan
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan serta adil. Dengan prinsip ini,
penelitian harus dilakukan secara jujur, hati-hati, professional, serta
berprikemanusiaan. Hal yang terpenting dari prinsip etik ini atas penelitian yang
dilakukan ialah bagaimana beban dan keuntungan penelitian ini didistribusikan
pada kelompok responden penelitian baik sebelum, selama dan sesudah
penelitian dilakukan (Wasis, 2008)
41
Bab V
Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian pengaruh membaca Al-quran
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi yang dilakukan di
puskesmas wilayah kerja ciputat dan ciputat timur. Penelitian dilakukan selama satu bulan
lebih terhitung dari tanggal 10 september 2012 sampai 8 november 2012 dengan 14
responden yang diintervensi kemudian dibandingkan dengan 14 orang responden yang
menjadi kontrol.
Penapisan responden penelitian ini diawali peneliti dengan mengikuti petugas
puskesmas Ciputat ke posbindu. Dari tiga posbindu yang diikuti ditemukan 32 lansia
hipertensi dengan rincian 28 perempuan dan 4 orang laki-laki. Semua responden perempuan
tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, dan riwayat merokok. Sedangkan dari 4
responden laki-laki 2 diantaranya mempunyai riwayat merokok, 1 orang masih merupakan
perokok aktif dan 1 orang tidak mempunyai riwayat merokok. Untuk menghomogenkan
responden akhirnya peneliti hanya mengambil responden perempuan untuk diikutkan dalam
penelitian. Setelah didapatkan 28 responden, peneliti kemudian melakukan penapisan untuk
membagi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Lalu didapatkan 14 orang lansia yang
bersedia diberikan intervensi dan 14 orang lainnya dimasukan kedalam kelompok kontrol.
Intervensi dilakukan peneliti dengan mengunjungi rumah responden yang dilakukan
pada pagi hari dari pukul 09.00-12.30 dan sore hari pukul 16.00-17.30. Dari empat belas
responden yang masuk ke dalam intervensi, 4 orang lansia dapat membaca Al-Quran dengan
baik tanpa bimbingan. Dan 10 orang lansia sisanya dilakukan intervensi membaca Al-quran
dengan bimbingan tajwid. Selama penelitian berlangsung, respon responden atas penelitaian
42
ini cukup baik. Para responden mengaku senang mengikuti program yang diberikan oleh
peneliti. Meskipun begitu, terdapat beberapa responden saat penelitian berlangsung yang
terlihat gugup saat melakukan intervensi sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian yang
diharapakan.
Pada penelitian ini kriteria inklusi terpenuhi. Namun ada beberapa faktor yang tidak
dikontrol dalam penelitian ini dan dapat mempengaruhi variabel dependen. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor tersebut tidak tergali oleh peneliti sendiri. Faktor-faktor itu adalah
diet garam, kepatuhan minum obat dan frekuensi olahraga.
A. Analisa univariat
Analisa univariat mendeskripsikan karakteristik responden penelitian yang dalam hal ini
ialah usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan nilai tekanan darah baik sebelum ataupun
sesudah intervensi begitu juga dengan responden kontrol. Untuk data numerik dihitung mean,
median, simpangan baku (standart deviasi), dan nilai masksimal dan minimal
1. Karakteristik responden
Table 5.1
Data Demografi Berdasarkan Usia, Berat Badan dan Tinggi Badan Pada lansia hipertensi,
Oktober 2012 (n = 28)
Variable Mean Median SD Min-
Maks
Usia
1. Intervensi
2. Kontrol
63.36
62.57
64
63.50
5.943
3.128
52-75
50-73
Berdasarkan karakteristik responden, rata-rata usia responden yang mendapatkan
intervensi adalah 63,36 dengan usia termuda 52 tahun dan usia tertua ialah 75 tahun.
43
Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata usianya adalah 62,57 dengan usia termuda
responden kontrol ialah 50 tahun dengan 73 tahun sebagai usia tertua responden kontrol.
Tabel 5.2
Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada lansia hipertensi
oktober 2012 (n = 28)
Variabel Intervensi
(N=14)
Kontrol
(N=14)
Total %
Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
0
14
0
14
0
28
0
100
IMT
1. Kurus (17.0-18.5)
2. Normal (18.5-25.0)
3. Gemuk (25.0-27.0)
0
14
0
0
14
0
0
28
0
0
100
0
Total 14 14 28 100
Dari total 28 orang responden, semua berjenis kelamin perempuan. Dan semua
responden pada penelitian ini memiliki indeks massa tubuh normal yakni antara 18.5-
25.0, hal ini sesui yang diharapkan dalam kriteria inklusi pada bab sebelumnya.
44
2. Nilai tekanan darah
Table 5.3
Rata-rata nilai tekanan darah sistol dan diastole sebelum dan sesudah intervensi,
pada lansia dengan hipertensi padakelompok intervensi
Oktober 2012 ( n=28 )
Hari
ke
Variable TD Mean Median SD
deviasi
Min-
maks
1 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
151.43
143.57
85.71
80.71
150.00
145.00
85.00
80.00
11.67
12.157
6.462
7.300
140-170
130-160
80-100
70-90
2 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
149.29
139.29
83.57
80.00
150.00
140.00
80.00
80.00
9.169
9.972
4.972
6.794
140-160
130-160
80-90
70-90
3 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
143.57
136.43
83.57
78.57
145.00
135.00
80.00
80.00
12.157
9.288
7.449
5.345
130-160
120-150
70-100
70-90
4 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
142.14
135.00
80.71
77.14
140.00
130.00
80.00
80.00
11.217
8.549
4.746
6.112
130-160
120-150
70-90
70-90
5 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
140.71
130.00
79.29
77.14
140.00
130.00
80.00
80.00
9.169
8.771
4.746
4.688
130-150
120-150
70-90
70-80
6 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
139.29
129.29
140.00
130.00
9.169
9.169
130-150
120-140
45
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
80.00
77.14
80.00
80.00
5.547
4.688
70-90
70-80
Hari
ke
Variable TD Mean Median SD
deviasi
Min-
maks
7 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
137.14
128.57
79.29
77.14
130.00
125.00
80.00
80.00
9.139
9.493
4.746
4.688
130-150
120-140
70-90
70-80
8 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
137.86
128.57
79.29
77.14
135.00
125.00
80.00
80.00
8.926
9.493
4.746
4.688
130-150
120-140
70-90
70-80
9 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
137.86
128.57
80.00
77.14
135.00
125.00
80.00
80.00
8.926
9.493
3.922
4.688
130-150
120-140
70-90
70-80
10 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
137.86
128.57
79.29
77.14
135.00
125.00
80.00
80.00
8.926
9.493
4.746
4.688
130-150
120-140
70-90
70-80
11 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
Pre intervensi
Post intervensi
136.43
127.86
79.29
77.14
130.00
120.00
80.00
80.00
10.082
9.750
4.746
4.688
120-150
120-140
70-90
70-80
12 Sistol
Pre intervensi
Post intervensi
Diastole
136.43
127.86
130.00
120.00
10.082
9.750
120-150
120-140
46
Pre intervensi
Post intervensi
79.29
77.14
80.00
80.00
4.746
4.688
70-90
70-80
Dari tabel 5.3 dapat dilihat distribusi nilai tekanan darah sistol dan diastole
kelompok intervensi dari evaluasi awal hingga evaluasi akhir. Dari data yang ada dapat
disimpulkan bahwa terjadi perubahan rat-rata nilai tekanan darah baik sistol mauapun
diastol setelah responden diberikan intervensi pada semua pertemuan.
Table 5.4
Rata-rata nilai tekanan darah sistol dan diastole kelompok intervensi dan control
pada evaluasi awal dan evaluasi akhir lansia hipertensi
Oktober 2012 ( n=28 )
Evaluasi Mean Median Sd
Deviasi
Min-
maks
Evaluasi Awal
Intervensi
Control
Sistol
diastol
151.43
85.71
150.00
120.00
11.67
9.750
140-170
80-100
Sistol
Diastol
149.29
90.00
150.00
90.00
8.287
5.547
140-160
80-100
Evaluasi Akhir
Intervensi
control
Sistol
diastol
127.86
77.14
85.00
80.00
6.462
4.688
120-140
70-80
Sistol
Diastole
151.43
89.29
150.00
90.00
14.064
6.157
140-180
80-100
Dari tabel 5.4 terlihat bahwa pada evaluasi awal responden intervensi rata-rata
nilai sistol dan diastolnya ialah 151.43 dan 85.71, dan mengalami penurunan nilai
rata-rata tekanan darah di akhir evaluasi yakni 127.86 dan 77.14. Dan untuk
responden kontrol, nilai rata-rata sistol dan diastole ialah 149.29 dan 90.00, dan
cenderung menigkat pada evaluasi akhir yakni 151.43 dan 89.29.
47
B. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yakni pengaruh
membaca Al quran terhdadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi, dengan
menganalisa hasil penelitian perhari, dan hasil terapi hari pertama sebelum intervensi
dengan hari kedua belas sesudah intervensi serta menganalisa penurunan tekanan
darah pada lansia hipertensi kontrol.
1. Uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)
Uji noramlitas digunakan untuk mengetahui jenis uji yang akan dipakai untuk
menguji hipotesa penelitian ini. Untuk melakukan hal itu, digunakan uji kolmogorov-
smirnov untuk mengetahui apakah data yang ada berdistribusi normal atau tidak. Data
berdistribusi normal jika nilai P value lebih besar dari 0.05.
Table 5.5
Analisa Hasil Uji Normalitas Data Responden Intervensi dan Kontrol, Oktober 2012
(n=28)
Variable Pengukuran Kelompok Nilai signifikansi
TD sistol Pertemuan
pertama
Intervensi
Control
0.009
0.051
Pertemuan
terakhir
Intervensi
Control
0.000
0.014
TD diastole Pertemuan
pertama
Intervensi
Control
0.001
0.000
Pertemuan
terakhir
Intervensi
Control
0.000
0.000
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis uji yang akan digunakan pada
penelitian ini ialah uji non parametric yaitu uji peringkat bertanda wilcoxon (wilcoxon
48
signed rank test). Hal ini dikarenakan data yang ada tidak berdistribusi normal yang
dapa t dilihat dari nilai P value lebih kecil dari 0.05.
2. Analisa kesetaraan kelompok kontrol dan intervensi
uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui kevalidan sebuah penelitian kuasi
eksperimen. Hasil penelitian bisa dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan secara
bermakana antara kelompok intervensi dan kontrol. Dikatakan tidak ada perbedaan
secara bermakana apabila P value lebih besar dari 0.05 (P>0.05) atau varian sama.
Dengan alat uji yang digunakan yaitu levene test.
Tabel 5.6
Analisa kesetaraan kelompok kontrol dan intervensi lansia dengan hipertensi
berdasarkan usia
Oktober, 2012 (N=28)
No Variabel Kelompok N Mean SD P value
1 Usia Intervensi 14 63.36 5.943 0.356
Kontrol 14 62.57 6.980
2 TD sistol
kunjungan awal
Intervensi 14 151.43 11.673 0.058
Kontrol 14 149.29 8.287
3 TD diastol
kunjungan awal
Intervensi 14 85.71 6.157 0.183
Kontrol 14 90.00 5.547
Dari data diatas didapatkan bahwa pada kelompok intervensi dan kontrol tidak
ada perbedaan yang bermakna atau memiliki varian sama. Hal ini dapat dilihat dari
nilai masing-masing P value yang lebih dari 0.05 (P>0.05).
3. Uji Beda Dua Mean Dependen (Wilcoxon Signed Rank Test)
Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi pada responden
kelompok intervensi. Bila nilai P value 0.05berarti ada pengaruh intervensi
terhadap penurunan tekanan darah (Pallant,2005). Selain itu, analisis ini juga
digunakan untuk mengetahui apakah H0 ditolak atau gagal ditolak dengan melihat
49
nilai P value. H0ditolak apabila nilai P value dan H0 gagal ditolak apabila P
value (Hastono, 2007).
Table 5.8
Analisa hasil uji wilcoxon pada kelompok intervensi dan kontrol di evaluasi awal dan
evaluasi akhir
Oktober 2012 (n=22)
Kelompok pemeriksaan Variabel N Mean Sd
deviasi
P value
Intervensi Sistol Evaluasi awal 14 151.43 11.673 0.001
Evaluasi akhir 14 127.86 9.750
Diastol Evaluasi awal 14 85.71 6.462 0.001
Evaluasi akhir 14 77.14 4.688
Kontrol Sistol Evaluasi awal 14 149.29 8.287 0.680
Evaluasi akhir 14 151.43 14.064
Diastol Evaluasi awal 14 90.00 5.547 0.317
Evaluasi akhir 14 89.29 6.157
Dari tabel diatas, terlihat bahwa ada pengaruh membaca Al-quran terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan mean sistol dan diastol, sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada
kelompok intervensi yang menghasilkan P value 0.001. Secara statistik hal ini berarti
ada pengaruh membaca al-quran terhadap penurunan tekanan darah, atau Dengan kata
lain Ho ditolak.
Sebagai perbandingan, nilai perbedaan mean pada kelompok kontrol
dievaluasi pertama dan terakhir memunculkan nilai P value 0.680 dan 0.317. Secara
statistik, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata sistol dan
diastol pada evaluasi pertama dengan evaluasi terkhir karena nilai P>0.05
4. Uji Beda Dua Mean Independen (mann whitney)
uji beda dua mean independen digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan secara signifikan pada nilai tekana darah kelompok intervensi dan
kontrol pada evaluasi akhir. Apabila P value lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak
50
atau dengan kata lain ada perbedaan bermakna pada nilai tekanan darah antara
kelompok intervensi dan kontrol.
Table 5.9
Analisa hasil uji beda dua mean independen (mann whitney) pada kelompok
intervensi dan kontrol saat evaluasi akhir
Oktober 2012 (n=22)
Variabel Evaluasi Kelompok N Mean Sd Deviasi P value
Sistol Akhir Intervensi 14 127.86 9.750 0.000
Kontrol 14 151.43 14.064
Diastol Akhir Intervensi 14 77.14 4.684 0.000
Kontrol 14 89.29 6.157
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai P value takanan darah baik sistol
maupun diastol 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 (P<0.05). secara statistik berarti nilai
tekanan darah baik sistol maupun diastol antara kelompok intervensi dan kontrol
berbeda secara signifikan. Atau dengan kata lain Ho ditolak.
51
BAB VI
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada bab ini akan membahas tentang interpretasi dan diskusi hasil penelitian yang telah
diurai di bab V, keterbatasn penelitian, karakteristik responden, implikasi penelitian ini pada
pelayanan keperawatan dan pengembangan penlitian selanjutnya.
A. Interpretasi dan hasil diskusi
Seperti telah diuraikan bahwa tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini ialah
untuk mengetahui apakah ada pengaruh membaca Al-quran terhadap tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi.di wilayah kerja puskesmas Ciputat.
Berikut akan coba diuraikan interpretasi hasil diskusi dari semua variabel.
1. Karakteristik responden penelitian
Data karakteristik responden dalam penelitian ini disusun berdasarkan usia,
jenis kelamin dan indeks massa tubuh. Rentang usia antara 52 hingga 75 tahun.
sedangkan untuk responden kontrol, rentang usia antara 50 hingga 73 tahun.Untuk
jenis kelamin, pada penelitian ini kelompok responden intervensi dan kontrol semua
berjenis kelamin perempuan. Sedangkan unuk indeks massa tubuh (IMT) semua
memiliki IMT normal.
Responden lansia dipilih karena kelompok usia lanjut banyak mengalami
hipertensi. Hal ini karena tubuh lansia mengalami penurunan baik fungsi ataupun
strukturnya seperti Aterosklerosis, berkurangnya elastisitas, dan penurunan relaksasi
otot polos pembuluh darah dapat menurunkan curah jantung dan meningkatkan
tahanan perifer sehingga terjadi hipertensi (Smeltzer & Bare, 2002). Secara insidensi
pun usia lebih dari dan sama dengan 55 tahun 90% memiliki resiko terserang
hipertensi. Dan di usia 55-74 tahun perempuan beresiko lebih tinggi terserang
52
hipertensi dibandingkan laki-laki (Depkes, 2006). Selain itu, pemilihan responden
perempuan dimaksudkan untuk menghomogenkan karakteristik responden.
2. Analisa kesetaraan usia, dan tekanan darah kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
Untuk hasil analisa kesetaraan usia, dan nilai tekanan darah pada penelitian
ini, menunjukan bahwa usia dan nilai tekanan darah baik sistol maupun diastole pada
responden intervensi dan responden kontrol setara (varian sama). Hal ini dikuatkan
dengan nilai P value yang lebih dari 0.05 (P>0.05). Secara statistik berarti usia dan
nilai tekanan darah responden dalam penelitian ini homogen
3. Pengaruh membaca al-quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi
Distribusi nilai tekanan darah sistol dan diastol setiap pertemuan menunjukan
adanya penurunan rata-rata nilai tekanan darah sistol dan diastole setelah dilakukan
intervensi pada kelompok inervensi dari pertemuan awal hingga pertemuan
terakhir.Sedangkan untuk perbandingan rata-rata tekanan darah kelompok intervensi
dan kontrol menunjukan adanya perbedaan rata-rata nilai tekanan darah pada evaluasi
awal dan evaluasi akhir.
Hasil analisa pengaruh membaca Al-quran terhadap penurunan tekanan darah
secara statistik menunjukan adanya penurunan tekanan darah sistol dan diastol yang
signifikan setelah dilakukan intervensi selama 12 pertemuan. Hal ini dibuktikan
dengan nilai P value yang kurang dari 0.05 (P<0.05) pada uji beda dua mean tekanan
darah sistol dan diastol antara evaluasi awal dan evaluasi akhir kelompok intervensi.
Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil P value uji beda dua mean tekanan darah
sistol dan diastol antara evaluasi awal dan akhir lebih dari 0.05 (P>0.05).
53
Hal ini jelas bisa terjadi karena pada saat seseorang menerima stressor yang
menimbulkan ketegangan dan kecemasan, saraf-saraf simpatis dalam tubuh akan akan
bekerja dan memicu penyempitan pembuluh darah perifer dan akan menimbulkan
peningkatan tekanan darah. Kemudian apabila seseorang tersebut melakukan
relaksasi, akan terjadi aktifasi saraf parasimpatis yang memiliki fungsi berlawanan
dengan saraf simpatis. Yang berarti dalam hal ini relaksasi dapat menjadi active
coping skill pada saat seseorang menerima stressor (Purwanto, 2006). Membaca Al-
Quran dengan dipenuhi rasa yakin atas Allah, akan menimbulkan proses pemasrahan
diri kepada Sang Pencipta yang akan membawa kondisi pasif bagi tubuh si pembaca.
Selain itu, membaca Al-Quran seperti ini juga akan menimbulkan efek plasebo yang
menyehatkan dan membaca Al-quran sendiri dapat menjadi salah satu bentuk
relaksasi disebut dengan metode meditasi transendensi.
Relaksasi ini tidak berfokus pada proses pengenduran otot atau proses
pelemasan fisik lainnya, melainkan pada frase yang diucapkan berulang dengan ritme
yang teratur disertai kepasrahan diri pada Tuhan. Pada saat dilakukan pengulangan
frase tersebut, tubuh akan terjadi proses relaksasi yang pada dasarnya ialah
mengaktifkan saraf-saraf parasimpatis yang akan menurunkan semua respon tubuh
yang telah dinaikan oleh saraf simpatis (Purwanto, 2006). Saat melakukan relaksasi,
ketegangan pikiran akan berkurang dan mengurangi respon “fight or flight”, sehingga
jumlah adrenalin yang dilepas pun ikut berkurang dan sirkulasi darah pun ikut
membaik (vitahealth, 2006).
Hasil uji mann whitney menunjukan nilai P value 0.000 (P<0.05) baik pada
tekanan darah sistol ataupun diastole. Secara statistic ini berarti ada perbedaan antara
kelompok yang diberikan intervensi dengan yang tidak diberikan intervensi atau
54
dengan kata lain ada pengaruh membaca Al-quran terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Data statistik
menunjukan bahwa membaca Al-|quran yang dilakukan oleh responden selama 3 hari
dalam satu minggu selama 4 minggu dapat menurunkan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh sudiarto, dkk
(2007) tentang Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi di wilayah binaan rumah sakit Emanuel Klampok
Banjanegara. Secara umum tujuan dari dua penelitian diatas tercapai yakni untuk
mengetahui pengaruh intervensi yang diberikan terhadap penurunan tekanan darah.
Walaupun terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sudiarto dkk.
Perbedaan itu ialah jumlah responden yang menjadi responden pada penelitian
yang dilakukan oleh peneliti sendiri sebanyak 28 orang dengan rentang usia 50-75
tahun dan distribusi berdasar jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang (3.6%) dan
perempuan 27 orang (96.4%). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sudiarto
menggunakan responden 30 orang dengan rentang usia 60-74 tahun dan distribusi
jenis kelamin laki-laki 8 orang (26.7%) dan perempuan 22 orang (73.3%). Untuk
metode penelitian yang peneliti gunakan ialah kuasi eksperimen dengan rancangan
control group pretest-posttest design, sedangkan yang digunakan oleh Sudiarto ialah
metode pra eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest. Dan perbedaan
yang terakhir ialah durasi intervensi serta bentuk intervensi. Intervensi yang dilakukan
peneliti ialah membaca Al-Quran selama 15 menit setiap pertemuan sedangkan yang
dilakukan oleh Sudiarto teknik relaksasi meditasi selama 2x15 menit setiap
pertemuannya.
55
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai tekanan darah selain faktor usia
dan stress psikososial antara lain diet garam, dan kebiasaan berolahraga. Bagi
penderita hipertensi, keteraturan minum obat pun akan mempengaruhi nilai tekanan
darah serta keberhasilan pengobatan.
Garam dapur yang biasa digunakan dalam masakan sangat mempengaruhi
nilai tekanan darah dikarenakan garam dapur bersifat menarik cairan dari ekstrasel.
Sehingga menyebabkan volume cairan dalam pembuluh darah bertambah yang
pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. tingkat konsumsi
garam masyarakat Indonesia pada tahun 2009 ialah 5.7 g/kap/hari angka ini belum
termasuk jumlah garam yang ada pada makanan jajanan seperti bakso, soto,
gorengan dan sebagainya juga tidak termasuk garam yang terdapat pada makanan
produk pabrik dan industri lain. Namun angka tersebut sudah melebihi batas
konsumsi garam yang dianjurkan oleh WHO yaitu 5 g/kap/hari (Hardiansyah,
2011). Diet garam yang dilakukan dengan benar oleh penderita hipertensi dapat
memberikan efek positf pada nilai tekanan darah serta membantu terapi yang
sedang dijalankan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 10.000 responden dengan usia
populasi 22-55 yang diminta untuk mngurangi konsumsi garam perhari sebanyak 3
gram menunjukan hasil yang positif yakni penurunan tekananan darah sistol 5
mmHg dan diastole 2,5 mmHg (Temple dalam Nurifadah dan Candra, 2012).
Ketidak patuhan dalam diet garam sering menyebabkan tidak berhasilnya suatu
terapi. Diet garam menjadi hal yang sulit bagi masyarakat kita dapat timbul karena
kebiasaan yang disebabkan adanya faktor budaya yang sudah melekat sejak lahir.
Dalam sebuah penelitian, dari 60 responden yang diminta untuk melakuakn diet
56
garam oleh petugas kesehatan, 56,7% atau 34 orang mengaku tidak patuh atas
anjuran tersebut (Agrina dkk, 2011).
Kebiasaan berolahraga juga dapat mempengaruhi perdaran darah seseorang.
Dengan berolahraga, jantung akan memompakan darah lebih banyak ke seluruh
tubuh. Darah yang dipompakan membawa oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel
tubuh untuk pertumbuhan. Dengan meningkatnya oksigen yang diterima oleh sel,
meningkat pula pertumbuhan dan fungsinya sehingga menjadikan sel dalam tubuh
ada dalam kondisi yang optimal. Senam jantung yang dilakukan secara rutin 2 kali
seminggu dalam 15 minggu dapat menurunkan tekanan darah sistol 6 mmHg dan
tekanan darah diastol 4 mmHg (Werdhani, 2006).
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi dalam
menjalankan terapi ialah kualitas minum obat anti hipertensi yang diberikan.
Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Konsumsi
obat anti hipertensi yang baik dapat menurunkan tekanan darah serta dapat
menurunkan resiko terjadinya komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi.
Ketidak patuhan pasien mengkonsumsi obat antihipertensi dapat menyebabkan
komplikasi yang lebih buruk seperti kerusakan organ otak, stroke, pembesaran
jantung, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah di retina hingga kebutaan. Di
Indonesia angka ketidak patuhan minum obat anti hipertensi mencapai 50% dengan
berbagai faktor sebagai penyebab (Ali 2009).
B. Keterbatasan penelitian
Keterbatsan dalam penelitian ini adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel
penggangu lain seperti diet garam, kepatuhan minum obat, dan frekuensi olahraga
yang biasa dilakukan.
57
Selain itu, kelemahan dalam penelitian ini ialah tidak semua responden pada
penelitian ini mampu membaca Al-Quran dengan tajwid yang baik. Sehingga
peneliti harus memberikan intervensi sekaligus membimbing responden, untuk
peneliti selanjutnya dalam bidang yang sama, ada baiknya responden diberikan
pelatihan terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi.
C. Implikasi penelitian
Implikasi penelitian ini dapat diterapkan pada beberapa bidang dalam ranah
keperawatan seperti pelayanan keperawatan dan bidang keilmuan keperawatan.
1. Pelayanan keperawatan
Setelah responden melakukan penelitian ini selama 15 menit setiap pertemuan
dan dalam satu minggu tiga kali pertemuan selama satu bulan, responden
mendapatkan feedback positif yakni nilai tekanan darah yang menrun cukup
signifikan dari hari pertama sebelum intervensi hingga hari terakhir setelah intervensi.
Terapi psikoreligius seperti membaca al-quran ini dapat dilakukan dengan mudah
selama penderita hipertensi mau melakukannya.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan perawat dapat mempertimbangan
untuk mengembangkan promosi kesehatan dan edukasi yang lebih baik lagi tentang
manfaat terapi yang mudah dilakukan oleh pasien hipertensi yang beragama islam
yaitu membaca Al quran atau terapi psikoreligius sebagai penatalaksanaan jangka
panjang pasien hipertensi, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
hipertensi.
2. Manfaat pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan untuk penanganan
hipertensi dengan terapi non farmakologi. Selain itu, penelitian ini juga dapat
dikembangkan lebih baik lagi oleh akademisi keperawatan nantinya.
58
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penelitian ini telah mengidentifikasi beberapa karakteristik dari 28 responden. Usia
responden dari umur 50 tahun hingga 75 tahun. IMT responden 100% klasifikasi
normal, dan 96.4% responden berjenis kelamin perempuan dan 3.6% berjenis kelamin
laki-laki.
2. Setelah menganalisa kesetaraan nilai tekanan darah pada responden lansia dengan
hipertensi ternyata mempunyai kesetaraan yang sama karena P Value > 0.05.
3. Nilai tekanan darah pada lansia dengan hipertensi yang diintervensi setelah dianalisis
mengalami penurunan rata-rata setalah diberikan intervensi setiap hari. Dan setelah
dilakukan uji beda dua mean, tekanan darah pada kelompok intervensi mempunyai
perbedaan yang signifikan antara evaluasi awal dan akhir (P value<0.05) yang artinya
membaca al-quran memberikan pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi.
4. Untuk membandingkan perbedaan nilai tekanan darah kelompok intervensi dengan
kelompok control dilakukan uji beda dua mean independen. Hasilnya menunjukan ada
perbedaan antara tekanan darah kelompok yang diberikan intervensi dengan kelompok
control (P value<0.05). yang berarti ada pengaruh membaca al-quran terhadap
penurunan tekanan darah.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat disarankan untuk
pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap penurunan gejala asma pada penderita
asma.
59
1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan dapat memperbanyak
sampel dan dapat menganalisa sampai tingkat multivariate melihat hubungan
penurunan tekanan darah dengan mengontrol diet garam, kepatuhan minum obat dan
frekuensi olahraga.
2. Bagi pelayanan keperawatan kepada masyarakat
a. Dari penelitian ini diharapkan, perawat dapat membuat program rehabilitasi dan
promosi membaca Al-Quran pada pasien dengan hipertensi.
b. Membaca Al-Quran dapat dijadikan intervensi keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
c. Evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan tersebut sangat penting untuk melihat
efek membaca Al-Quran terhadap penurunan tekanan darah.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Danial Zainal. Alquran for life excellence tips-tips cemerlang dari Alquran. Jakarta :
PT. Mizan Publika. 2008.
Agrina; Rini Sunarti Swastika; Hairitama, Riyan. Kepatuhan Lansia Hipertensi dalam
Pemenuhan Diet Hipertensi. Diunduh dari
http://lib.unri.ac.id/ejournal/index.php/JS/article/view/7/6 pada 18 Desember 2012
Aprillia, Yesie. Teknik relaksasi penting untuk mengurangi stress.
http://www.hypnobirthing-indonesia.com diperoleh pada 12 maret 2012
Bahreisy, Fauzi A. Zikir penentram hati Ibn Athaillah. Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta.
2006
Baradero, Mary dkk. Klien gangguan kardiovaskular : seri asuhan keperawatan. Jakarta :
EGC. 2008
Berek, Pius A L. Efektifitas slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi primer di Atambua Nusa Tenggara Timur a randomized clinical
trial. Tesis. FIK UI. 2010.
Brasher, Valentina L. Aplikasi klinis patofisiologi pemeriksaan dan manajemen. Jakarta :
EGC. 2008.
Chapila. 2011. Tekhnik pengolahan nafas. http://www.energibiosel.org/teknik-pengolahan-
nafas.html diperoleh pada 8 april 2012
Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC. 2009.
Dalimartha, Setiawan dkk. Care yourself Hipertensi. Jakarta : Penebar plus. 2008.
Danim, Sudarwan. Riset keperawatan : sejarah dan metodologi. Jakarta : EGC. 2003.
Departemen Agama, Alquran dan terjemahannya
Depkes RI, 2010. Hipertensi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular,
http://www.depkes.go.id diperoleh tanggal 14 November 2011.
Depkes RI, 2006. Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi.
http://binfar.depkes.go.id/download/BUKU_SAKU_HIPERTENSI.pdf diperoleh pada
26 april 2012
Hardiansyah. Analisis Konsumsi lemak, Gula, dan Garam Penduduk Indonesia. Diunduh dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=konsumsi%20garam%20orang%20indone
sia&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A%2F%2Fwww.pe
rsagi.org%2Fdocument%2Fmakalah%2F208_makalah.pdf&ei=NfXPUJyYC4PwrQe
4s4Bg&usg=AFQjCNF82EOfmhmL4IEoFCTb4A8LFMUHug&bvm=bv.135553416
9,d.bmk pada 18 Desember 2012.
Hastono, Sutanto Priyo. Analisis Data Kesehatan. UI : Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2007.
61
Hawari, Dadang. Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan psikologi. Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran UI. 2005.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika. 2008.
Ibn nasir, Badr. Keutamaan membaca dan menghapal Al-quran.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=manfaat%20membaca%20alquran%20file
type%3Apdf&source=web&cd=6&ved=0CDsQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.oa
setarbiyah.com%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2008%2F03%2Fkeutamaan_membaca_dan_mengkaji_al-
quran.pdf&ei=Pd06T9CBKcmQiAfRruj6CQ&usg=AFQjCNEm1f9Gf2nz_8AHVpKb
kEChhSXVyQ&cad=rja diperoleh pada 15 februari 2012
Ja’fari, Albukhori. Shohih Bukhori juz as-sadis almujallidu al-tsalits. Beirut : Daar ibn
ashoshoh. 2005.
Kowalski, Robert E. Terapi hipertensi : program 8 minggu menurunkan tekanan darah tinggi
dan mengurangi resiko serangan jantung dan stroke secara alami. Bandung : PT.
Mizan Pustaka, 2010
Kuswardhani, Tuty RA. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia. Jurnal penyakit dalam
vol7. 2006.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2010.
Nurifadah, Chitya Septi; Candra, Aryu. Status Yodium Penderita Hipertensi Dengan Diet
Rendah Garam (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang).
Diunduh dari http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/680 pada
15 Desember 2012.
pallant, Julie F. SPSS Survival Manual : A Step by Step Guide to Data Analysis Using SPSS.
Sidney : Ligare. 2005
Pargament, Wachholtz. Is spirituality a critical ingredient of meditation? Comparing the
effect of spiritual meditation, secular meditation, and relaxation on spiritual,
psychological, cardiac, and pain outcome. Journal of behavior medicine vol.28. 2005.
Purwanto, setyo. Relaksasi dzikir. Suhuf vol. XVIII. 2006.
Potter & Perry. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (2th
Ed). St.
Louis. Baltimore. Toronto: Mosby Company. 1989
Ridwan, Asep. 2007. Tartil, Tahsin, dan Tahfidz,
http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/Apakah%20yang%20dimaksud%20Tahsin,%
20Tartil,%20dan%20Qiro'at.pdf didapat pada 30 desember 2012
Smeltzer, Suzenne C. Buku Ajar Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol.1 Ed.8. Jakarta:
EGC. 2001.
Sudiarto, dkk. Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi di wilayah binaan rumah sakit Emanuel Klampok
Banjarnegara. Jurnal keperawatan soedirman vol 2. 2006.
Tambayong, Jan. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC. 2000.
62
Vikrant, Tiwari SC. Essential hypertension pathogenesis and pathophysiology. Journal Indian
Academy of clinical medicine vol.2. 2001.
Vitahealt. Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia pustaka utama. 2006.
Wartawarga. Olahraga yoga. http://wartawarga.gunadarma.ac.id diperoleh pada 8 april 2012.
2010.
Werdhani, Asti Retno. Hubungan Frekuensi dan Keteraturan Senam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Anggota Klub Jantung Sehat Pondalisa Jakarta. Program Studi
Epidemiologi Program Pascasarjana FKM UI. 2006
Yahya, Muhyidin Abi Zakariya. Riyadus Shalihin.indonesia : Daar al-ihyya al-kitab al-
arabiyyah, 2005.
Yusuf, Ismail. Hipertensi sekunder. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/213087179.pdf
diperoleh pada 3 mei 2012. 2008.
Zarkasyi, Imam.. Pelajaran tajwid qaidah bagaimana mestinya membaca Al-quranuntuk
pelajaran permulaan, Ponorogo : Trimurti Gontor. 2005
63
LAMPIRAN
64
INFORMED CONSENT
PENGARUH MEMBACA AL-QURAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT
TAHUN 2012
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
No telp/HP :
Menyatakan bahwa :
Saya bersedia menjadi responden pada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
membaca al-quran terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi yang
dilakukan oleh Imam Maula Fikri sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,.......................
Responden
…………………………………..
(Nama jelas)
Peneliti
Imam Maula Fikri
108104000037
65
LEMBAR OBSERVASI
Iniaial :
Usia :
Jenis kelamin :
Tinggi badan :
Berat badan :
Minggu Hari
Tanggal
Nilai TD
Sebelum
Nilai TD
Sesudah
1
2
3
4
Tanda Tangan Responden
66
1. Analisa univariat
Data karatakteristik responden intervensi berdasarkan usia
Analisa data unvariat nilai tekanan darah sistol dan diastole seblum dan sesudah
intervensi pada hari pertama hingga hari terakhir
Statistics
TDSB1 TDSS1 TDSB2 TDSS2 TDSB3 TDSS3 TDSB4 TDSS4 TDSB5 TDSS5 TDSB6 TDSS6 TDSB7 TDSS7 TDSB8 TDSS8 TDSB9 TDSS9 TDSB10 TDSS10 TDSB11 TDSS11 TDSB12 TDSS12
N Valid 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 151,43 143,57 149,29 139,29 143,57 136,43 142,14 135,00 140,71 130,00 139,29 129,29 137,14 128,57 137,86 128,57 137,86 128,57 137,86 128,57 136,43 127,86 136,43 127,86
Median 150,00 145,00 150,00 140,00 145,00 135,00 140,00 130,00 140,00 130,00 140,00 130,00 130,00 125,00 135,00 125,00 135,00 125,00 135,00 125,00 130,00 120,00 130,00 120,00
Mode 140 130 140 130 130 130 130 130 150 120a 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120
Std. Deviation 11,673 12,157 9,169 9,972 12,157 9,288 11,217 8,549 9,169 8,771 9,169 9,169 9,139 9,493 8,926 9,493 8,926 9,493 8,926 9,493 10,082 9,750 10,082 9,750
Minimum 140 130 140 130 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 130 120 120 120 120 120
Maximum 170 160 160 160 160 150 160 150 150 140 150 140 150 140 150 140 150 140 150 140 150 140 150 140
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
TDSB1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
140 6 42,9 42,9 42,9
150 2 14,3 14,3 57,1
160 4 28,6 28,6 85,7
170 2 14,3 14,3 100,0
67
Total 14 100,0 100,0
TDSS1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
130 5 35,7 35,7 35,7
140 2 14,3 14,3 50,0
150 4 28,6 28,6 78,6
160 3 21,4 21,4 100,0
Total 14 100,0 100,0
TDSB2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
140 6 42,9 42,9 42,9
150 3 21,4 21,4 64,3
160 5 35,7 35,7 100,0
Total 14 100,0 100,0
TDSS2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
130 6 42,9 42,9 42,9
140 4 28,6 28,6 71,4
150 3 21,4 21,4 92,9
160 1 7,1 7,1 100,0
Total 14 100,0 100,0
Analisa data unvariat nilai tekanan darah sistol dan diastole seblum intervensi
pada hari pertama dan sesudah intervensi pada hari terakhir
Statistics
TDSB1 TDSS12 DSB1 DSS12
N Valid 14 14 14 14
Missing 0 0 0 0
Mean 151,43 127,86 85,71 77,14
Median 150,00 120,00 85,00 80,00
Mode 140 120 80 80
Std. Deviation 11,673 9,750 6,462 4,688
Minimum 140 120 80 70
Maximum 170 140 100 80
Analisa univariat karakteristik responden control dan nilai tekanan darah
pertemuan pertama dan pertemuan terakhir
Statistics
usia sistol1 sistl12 diastol1 diastol12
68
N Valid 14 14 14 14 14
Missing 0 0 0 0 0
Mean 62,57 149,29 151,43 90,00 89,29
Median 63,50 150,00 150,00 90,00 90,00
Mode 60 140a 140 90 90
Std. Deviation 6,980 8,287 14,064 5,547 6,157
Minimum 50 140 140 80 80
Maximum 73 160 180 100 100
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Analisa univariat karakteristik responden kontrol berdasar jenis kelamin dan
IMT
gender
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
pria 1 3,6 3,6 3,6
wanita 27 96,4 96,4 100,0
Total 28 100,0 100,0
IMT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid berat badan normal 28 100,0 100,0 100,0
2. Analisa bivariat
5. Uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov Test)
Intervensi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TDSB1 ,265 14 ,009 ,822 14 ,010
DSS12 ,443 14 ,000 ,576 14 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Control
69
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
sistol1 ,226 14 ,051 ,810 14 ,007
sistl12 ,255 14 ,014 ,779 14 ,003
diastol1 ,357 14 ,000 ,735 14 ,001
diastol12 ,332 14 ,000 ,779 14 ,003
a. Lilliefors Significance Correction
Uji variansi usia, tekanan darh sistol dan tekanan darah diastol responden
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
sistol awal
Based on Mean 3,930 1 26 ,058
Based on Median 3,218 1 26 ,084
Based on Median and with
adjusted df 3,218 1 25,695 ,085
Based on trimmed mean 3,669 1 26 ,066
diastol awal
Based on Mean 1,868 1 26 ,183
Based on Median 1,315 1 26 ,262
Based on Median and with
adjusted df 1,315 1 25,737 ,262
Based on trimmed mean 1,937 1 26 ,176
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
usia
Based on Mean ,884 1 26 ,356
Based on Median ,850 1 26 ,365
Based on Median and with
adjusted df ,850 1 25,971 ,365
Based on trimmed mean ,856 1 26 ,363
70
Analisa pengaruh membaca Al-Quran terhadap penurunan tekanan darah sistol
hari pertama dan hari terakhir pada lansia dengan hipertensi
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TDSS12 - TDSB1
Negative Ranks 14a 7,50 105,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 0c
Total 14
DSS12 - DSB1
Negative Ranks 11d 6,00 66,00
Positive Ranks 0e ,00 ,00
Ties 3f
Total 14
a. TDSS12 < TDSB1
b. TDSS12 > TDSB1
c. TDSS12 = TDSB1
d. DSS12 < DSB1
e. DSS12 > DSB1
f. DSS12 = DSB1
Test Statisticsa
TDSS12 -
TDSB1
DSS12 - DSB1
Z -3,442b -3,207
b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 ,001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Analisa penurunan tekanan darah sistol dan diastol pada lansia dengan
hipertensi kontrol
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
sistl12 - sistol1
Negative Ranks 3a 2,00 6,00
Positive Ranks 2b 4,50 9,00
Ties 9c
Total 14
diastol12 - diastol1 Negative Ranks 1
d 1,00 1,00
Positive Ranks 0e ,00 ,00
71
Ties 13f
Total 14
a. sistl12 < sistol1
b. sistl12 > sistol1
c. sistl12 = sistol1
d. diastol12 < diastol1
e. diastol12 > diastol1
f. diastol12 = diastol1
Test Statisticsa
sistl12 - sistol1 diastol12 -
diastol1
Z -,412b -1,000
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,680 ,317
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
c. Based on positive ranks.
Uji Beda Dua Mean Independen (mann whitney)
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
sistol akhir
intervensi 14 8,57 120,00
kontrol 14 20,43 286,00
Total 28
Test Statisticsa
sistol akhir
Mann-Whitney U 15,000
Wilcoxon W 120,000
Z -3,990
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b
a. Grouping Variable: kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
diastol akhir intervensi 14 8,57 120,00
kontrol 14 20,43 286,00
72
Total 28
Test Statisticsa
diastol akhir
Mann-Whitney U 15,000
Wilcoxon W 120,000
Z -4,102
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b
a. Grouping Variable: kelompok
b. Not corrected for ties.
Statistics
TDSS12 DSS12 sistl12 diastol12
N Valid 14 14 14 14
Missing 14 14 14 14
Mean 127,86 77,14 151,43 89,29
Median 120,00 80,00 150,00 90,00
Mode 120 80 140 90
Std. Deviation 9,750 4,688 14,064 6,157
Minimum 120 70 140 80
Maximum 140 80 180 100
73
74
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH SISTOL SEBELUM INTERVENSI
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SELAM SATU BULAN
no No
responden
Usia TB BB IMT TDS1 TDS2 TDS3 TDS4 TDS5 TDS6 TDS7 TDS8 TDS9 TDS10 TDS11 TDS12
1 i.1 53
155 60 24.97 160 160 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
2 i.2 52
156 53 21.78 160 160 160 160 150 150 150 150 150 150 150 150
3 i.3 65
162 55 20.96 170 160 160 160 150 150 150 150 150 150 150 150
4 i.4 64
154 54 22.78 140 140 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
5 i.5 75
159 62 24.52 160 160 150 140 150 130 130 140 140 140 130 130
6 i.6 70
162 50 19.46 170 160 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
7 i.7 65
162 51 19.46 140 140 130 130 130 130 130 130 130 130 120 120
8 i.8 63
162 63 24.04 140 140 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
9 i.9 59
155 60 24.66 160 150 160 150 150 150 140 140 140 140 140 140
10 i.10 65
155 60 24.97 140 140 140 140 140 140 130 130 130 130 130 130
11 i.11 67
160 54 21.09 140 140 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
12 i.12 62
161 55 21.23 150 150 150 150 140 140 140 140 140 140 140 140
13 i.13 64
157 59 23.98 150 150 140 140 140 140 130 130 130 130 130 130
75
14 i.14 63
158 61 24.43 140 140 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH SISTOL SETELAH INTERVENSI
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SELAM SATU BULAN
no No
responden
Usia TB BB IMT TDS1 TDS2 TDS3 TDS4 TDS5 TDS6 TDS7 TDS8 TDS9 TDS10 TDS11 TDS12
1 i.1 53 155 60 24.97 160 160 140
140
140
140
140
140
140
140 140 140
2 i.2 52 156 53 21.78 160 150 150
150
140
140
140
140
140
140
140
140
3 i.3 65 162 55 20.96 160 150 150
150
140
140
140
140
140
140
140
140
4 i.4 64 154 54 22.78 130 130 130
130
120
120
120
120
120
120
120
120
5 i.5 75 155 63 24.52 150 150 140
130
130
120
130
130
130
130
120
120
6 i.6 70 160 50 19.46 150 140 140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
7 i.7 65 162 51 19.46 130 130 130
130
120
120
120
120
120
120
120
120
8 i.8 63 162 63 24.04 140 130 120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
9 i.9 59 155 60 24.66 150 140 150
140
140
140
140
140
140
140
140
140
10 i.10 65 155 62 24.97 130 130 130
130
130
130
120
120
120
120
120
120
11 i.11 67 160 54 21.09 130 130 130
130
120
120
120
120
120
120
120
120
12 i.12 62 161 55 21.23 150 140 140
140
130
130
130
130
130
130
130
130
76
13 i.13 64 157 59 23.98 140 140 130
130
130
130
120
120
120
120
120
120
14 i.14
63 153 61 24.43 130 130 130 130 120 120 120 120 120 120 120 120
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH DIASTOL SEBELUM INTERVENSI
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SELAM SATU BULAN
no No
responden
Usia TB BB IMT TDD1 TDD2 TDD3 TDD4 TDD5 TDD6 TDD7 TDD8 TDD9 TDD10 TDD11 TDD12
1 i.1 53 155 60 24.97 90
90
100
80
80
80
80
80
80
80
80
80
2 i.2 52 156 53 21.78 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
3 i.3 65 162 55 20.96 90
90
90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
4 i.4 64 154 54 22.78 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
5 i.5 75 155 63 24.52 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
6 i.6 70 160 50 19.46 100
90
90
90
80
90
90
90
90
90
90
90
7 i.7 65 162 51 19.46 80
90
90
80
70
70
70
70
80
70
70
70
8 i.8 63 162 63 24.04 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
9 i.9 59 155 60 24.66 80
80
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
10 i.10 65 155 62 24.97 90
90
90
90
90
90
80
80
80
80
80
80
11 i.11 67 160 54 21.09 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80 80
77
12 i.12 62 161 55 21.23 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
13 i.13 64 157 59 23.98 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
14 i.14 63 153 61 24.43 80
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH DIASTOL SEBELUM INTERVENSI
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SELAM SATU BULAN
no No
responden
Usia TB BB IMT TDD1 TDD2 TDD3 TDD4 TDD5 TDD6 TDD7 TDD8 TDD9 TDD10 TDD11 TDD12
1 i.1 53 155 60 24.97 90
90
100
80
80
80
80
80
80
80
80
80
2 i.2 52 156 53 21.78 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
3 i.3 65 162 55 20.96 90
90
90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
4 i.4 64 154 54 22.78 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
5 i.5 75 155 63 24.52 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
6 i.6 70 160 50 19.46 100
90
90
90
80
90
90
90
90
90
90
90
7 i.7 65 162 51 19.46 80
90
90
80
70
70
70
70
80
70
70
70
8 i.8 63 162 63 24.04 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
9 i.9 59 155 60 24.66 80
80
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
10 i.10 65 155 62 24.97 90
90
90
90
90
90
80
80
80
80
80
80
78
11 i.11 67 160 54 21.09 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80 80
12 i.12 62 161 55 21.23 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
13 i.13 64 157 59 23.98 90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
14 i.14 63 153 61 24.43 80
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH DIASTOL SETELAH INTERVENSI
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SELAM SATU BULAN
no No
responden
Usia TB BB IMT TDD1 TDD2 TDD3 TDD4 TDD5 TDD6 TDD7 TDD8 TDD9 TDD10 TDD11 TDD12
1 i.1 53 155 60 24.97 90
90
90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
2 i.2 52 156 53 21.78 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
3 i.3 65 162 55 20.96 90
90
80
70
80
80
80
80
80
80
80
80
4 i.4 64 154 54 22.78 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
5 i.5 75 155 63 24.52 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
6 i.6 70 160 50 19.46 90
80
80
90
80
80
80
80
80
80
80
80
7 i.7 65 162 51 19.46 80
80
80
70
70
70
70
70
70
70
70
70
8 i.8 63 162 63 24.04 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
9 i.9 59 155 60 24.66 70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
79
10 i.10 65 155 62 24.97 90
90
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
11 i.11 67 160 54 21.09 70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
12 i.12 62 161 55 21.23 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
13 i.13 64 157 59 23.98 80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
14 i.14 63 153 61 24.43 70
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
DATA HASIL OBSERVASI NILAI TEKANAN DARAH SISTOL DAN DIASTOL
LANSIA DENGAN HIPERTENSI KELOMPOK KONTROL HARI PERTAMA DAN HARI TERAKHIR
NO No
responden
Usia TB BB IMT TDS
Hari pertama
TDD
Hari pertama
TDS
Hari terakhir
TDD
Hari terakhir
1 k.1 65
158
55
22.08 150
90
150
90
2 k.2 60
156
58
23.86 140
90
140
90
3 k.3 73
157
52
21.13 140
90
180
90
4 k.4 69
160
52
20.31 160
100
150
100
5 k.5 50
155
61
25.39 140
80
140
80
6 k.6 60
159
55
21.82 160
100
180
100
7 k.7 71
160
53
20.70 160
90
160
90
8 k.8 64
163
55
20.75 160
90
160
80
80
9 k.9 63
162
55
20.99 150
90
140
90
10 k.10 55
163
63
23.77 150
90
150
90
11 k.11 52
155
56
23.31 150
90
140
90
12 k.12 64
158
54
21.68 140
90
140
90
13 K.13 70
158
55
22.08 150
80
150
80
14 k.14 60 161
55 21.23 140 90 140 90
top related