pengaruh kegiatan ko-kurikuler pai di sekolah...
Post on 13-Dec-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KEGIATAN KO-KURIKULER PAI DI SEKOLAH TERHADAP
PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL SISWA
(Penelitian ini dilakukan di MTs Jamiatul Khair Ciputat Timur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan (Spd)
Disusun oleh:
FITRI LESTARI
NIM. 11150110000113
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
ABSTRAK
Fitri Lestari (NIM 11150110000113), Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Pengaruh Kegiatan
Kokurikuler PAI terhadap Pembentukan Sikap Sosial Siswa”. Skripsi Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini mengenai kegiatan kokurikuler PAI di sekolah dan sikap sosial siswa.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari kegiatan
kokurikuler PAI terhadap pembentukan sikap sosial siswa di MTs Jam’iyyatul
Khair. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX MTs Jam’iyyatul Khair dengan sampel
yang berjumlah 47 siswa (22 siswa kelas VIII dan 25 siswa kelas IX). Pengambilan
sampel menggunakan teknik Multi Stage Sampling. Merupakan gabungan beberapa
teknik sampling yang ada, yaitu teknik porportional sampling, startified sampling
dan random sampling. Teknik proportional digunakan karena peneliti akan
menentukan jumlah presentase subjek yang akan dijadikan sebagai sampel
penelitian, sebesar 30% . Teknik startified sampling digunakan karena dalam
populasi subjek memiliki kedudukan yang bertingkat. Dan teknik terakhir yang
digunakan yaitu random sampling. Setelah peneliti mengetahui jumlah sampel pada
masing-masing jenjang maka peneliti akan mengambil sampel secara acak tanpa
pandang bulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kegiatan
kokurikuler PAI terhadap pembentukan sikap sosial siswa MTs Jam’iyyatul Khair.
Hal ini dibuktikan dengan menggunakan Uji T yang menunjukkan bahwa Thitung
yaitu sebesar 5,587 dengan Ttabel sebesar 2,014. Dapat disimpulkan bahwa Thitung
lebih besar dari pada Ttabel yang artinya dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh antara kegiatan kokurikuler PAI terhadap
pembentukan sikap sosial siswa. Jika dilihat dari analisis regresi sederhana
menunjukkan bahwa Y= 9,570 + 0,909 (X) dan nilai koefisien korelasi sebesar
0,640 serta nilai koefisien determinasi sebesar 0,4096 atau 40,96%. Hal ini
bermakna bahwa kontribusi kegiatan kokurikuler PAI terhadap pembentukan sikap
i
siswa sebesar 41% sedangkan sisanya sebesar 59% di pengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Nilai koefisien korelasi 0,640
menandakan memiliki hubungan atau korelasi yang kuat. Jadi Kegiatan
Kokurikuler PAI memiliki korelasi yang kuat terhadap Sikap Sosial Siswa.
Kata Kunci: Kegiatan Kokurikuler PAI, Sikap Sosial.
ii
ABSTRACT
Fitri Lestari (NIM 11150110000113), majoring in Islamic education. Faculty of
Tarbiyah and teaching sciences. Title of thesis "The Influence of the PAI co-
curricular activities on the establishment of student social attitudes". Thesis of
Islamic Education study Program Faculty of Tarbiyah and teaching UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
This study was about the co-curricular activities of PAI in school and the social
attitudes of students. The goal is to find out if there is an influence from the co-
curricular activities of PAI to the establishment of the social attitude of students at
MTs Jam'iyyatul Khair. This research uses a quantitative approach. The population
of this research is students of grade VIII and IX MTs Jam'iyyatul Khair with
samples amounting to 47 students (22 grade VIII students and 25 grade IX students).
Sampling using Multi Stage Sampling technique. It is a combination of several
existing sampling techniques, namely porportional sampling technique, startified
sampling and random sampling. Proportional technique is used because
researchers will determine the number of percentage of subjects that will be used
as samples of research, by 30%. Startified sampling technique is used because in
the subject population has a multilevel position. And the last technique used is
random sampling. After researchers know the number of samples at each level,
researchers will randomly take samples indiscriminately. Results showed that there
was a influence of the co-curricular activities of PAI to the establishment of social
attitudes of students of MTs Jam'iyyatul Khair. This is evidenced by the use of test
T that shows that Thitung amounted to 5.587 with Ttabel of 2.014. It can be
concluded that the Thitung is greater than Ttabel which means it can be concluded
that Ho was rejected and Ha accepted, so that there was an influence between the
co-curricular activities of the student social attitudes. If viewed from a simple
regression analysis shows that Y = 9.570 + 0.909 (X) and the value of the
correlation coefficient of 0.640 as well as the value of coefficient of determination
of 0.4096 or 40.96%. This means that the contribution of PAI's co-curricular
activities to the establishment of a student attitude is 41% while the remaining 59%
iii
is influenced by other variables not included in the study. The value of the
correlation coefficient 0.640 indicates a strong relationship or correlation. So the
co-curricular activities of PAI have a strong correlation to the social attitude of
students.
Keyword: Co-curricular activities of PAI, social attitudes.
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi merupakan aspek berbahasa yang penting dalam penulisan skripsi,
karena banyak istilah Arab, nama orang, nama tempat, judul buku, nama lembaga
dan lain sebagainya, yang aslinya ditulis dengan huruf Arab dan harus disalin ke
dalam huruf latin. Adapun pedoman transliterasi menurut pedoman penulisan
skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin
ا
ث Ś
ح ḥ
خ Ih
ذ Ź
ش Sy
ص Ṣ
ض ḍ
ط ṭ
ظ Ť
ع ᾽
v
غ Ģ
ة H
2. Vokal
Vocal Tunggul
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
◌ A
◌ ◌◌ I
◌ U
3. Mȃdd (Panjang)
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
…◌ا ◌◌ى Ᾱ
◌◌ ◌ى Ῑ
◌و Ṹ
4. Tȃ’ marbȗtahTȃ’ marbȗtah hidup transliterasinya adalah /t/.
Tȃ’ marbȗtah mati ditransliterasinya adalah /h/.
Kalau pada satu kata yang akhirnya katanya adalah Tȃ’ marbȗtah diikuti
oleh kata yang digunakan oleh kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu
terpisah maka Tȃ’ marbȗtah itu ditransliterasikan dengan /h/. contoh:
دوجولا ةدحو = Wahdat al-wujứd atau Wahdatul wujứd.
vi
5. Syaddah (Tasydḭd)
Syaddah/tasydid di transliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf
yang diberi tanda syaddah (digandakan).
Contoh : rabbanả, al-ḫaqq, ảduwwun.
6. Kata Sandang
a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan
huruf yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sambung/hubung.
Contoh: al - zalzalah (az zalzalah)
b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya. Contoh: al - syamsu (bukan asy – syamsu),
7. Penulisan Hamzah
a. Bila hamzah terletak di awal kita, maka ia tidak dilambangkan dan ia
seperti a;if, contoh: akaltu, ȗitya.
b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof, contoh:
ta’kulȗna atau syai’un.
8. Huruf Kapital
Huruf capital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata
sandangnya. Contoh: ◌ن ا◌ل◌ق◌آر = al-Qur’an,
◌نم◌وـ◌ةر◌ لا◌ ◌ ◌ ◌ید◌ـ◌ةن ◌م لا◌ = al-Madinatul Munawwarah
◌ي ◌و◌د◌ ◌ ◌عس ◌م =ا◌ل al-Mas’ȗdi.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI
terhadap Pembentukan Sikap Sosial Siswa”. Dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan
penelitian ini, namun sebagai manusia penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kebaikan skripsi ini.
Selain itu dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan,
bantuan, bimbingan serta do’a dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari
awal sampai akhir yaitu:
1. Ibu Dr. Hj. Sururin, M. Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh staf.
2. Bapak Drs. Abdul Haris, M. Ag sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beliau juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
yang selalu memberikan arahan, bimbingan, memberikan arahan dan
nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag sebagai Wakil Sekretaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik,
yang telah membimbing penulis selama berkuliah di Jurusan Pendidikan
viii
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan banyak sekali motivasi, bimbigan, arahan serta ilmu yang
bermanfaat bagi kami mahasiswanya.
6. Seluruh Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Jurusan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dan
peminjaman buku-buku yang dibutuhkan penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Sadikun dan ibunda Rokayah serta
adik Puji Lestari yang selalu mendukung dan memberi semangat selama
saya menjalani kuliah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2015. Khususnya kelas D atas segala pengalaman, dukungan, dan waktu
yang dijalani selama perkuliahan.
9. Teman-teman GJ yaitu Siti Nurjannah, Atik Nuratikah, Diah
Kurniawatu, Pipin Widiyati Putri, Risky Tria Amanda, Sri Ayu Ningsih
dan Nurul Mahmudah yang selalu memotivasi memberikan saran dan
juga semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kosan Gesrek yaitu Widya Wibowo, Emilia, Siti Amalia, Atik
Nuratikah, Siti Nurjannah, Riri Roikoh, Wildayanti. Yang selalu
menyemangati, mendukung dan berdiskusi mengenai skripsi maupun
tugas selama kuliah. Tidak lupa kepada Aisyah Nur Ilahi teman
seperjuangan penelitian di MTs Jam’iyyatul Khair.
11. Serta kepada seluruh pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung
yang membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat peneliti sampaikan kepada pihak-
pihak yang sekiranya membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga apa yang
dilakukan mendapatkan balasan dan semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah
SWT. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
ix
pendidikan serta menambah referensi bagi penelitian lain yang membutuhkan.
Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 21 Juni 2020
Fitri Lestari
x
LEMBAR JUDUL
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................8
E. Tujuan Penelitian .........................................................................................8
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................8
BAB II....................................................................................................................10
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR.................................................10
A. Tinjauan Pustaka 101. Pengertian Sikap 10
2. Komponen Sikap..................................................................................12
3. Tingkatan Sikap ...................................................................................15
4. Pembentukan Sikap..............................................................................16
5. Perubahan Sikap...................................................................................20
6. Sikap Sosial..........................................................................................25
xi
7. Kegiatan Kokurikuler PAI ...................................................................26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................27
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................29
D. Hipotesis Penelitian....................................................................................31
BAB III...................................................................................................................32
METODE PENELITIAN.......................................................................................32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................32
B. Metode Penelitian.......................................................................................32
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................33
D. Teknik Pengambilan Data ..........................................................................37
E. Teknik Analisis Data..................................................................................44
F. Hipotesis Statistik.......................................................................................49
BAB IV ..................................................................................................................50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................................50
A. Gambaran Umum MTs Jam’iyyatul Khair ................................................50
1. Profil Sekolah.......................................................................................50
2. Visi dan Misi ........................................................................................50
3. Siswa MTs Jam’iyyatul Khair..............................................................51
4. Kegiatan Kokurikuler PAI di MTs Jam’iyyatul Khair .........................53
B. Deskripsi Data ..............................................................55
1. Hasil Angket 55
C. Analisis Data.................................................................63
1. Pra Analisis 63
a. Uji Validitas Instrumen 63
b. Hasil Uji Validitas Instrumen.........................................................64
c. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas.....................................................65
d. Hasil Uji Reliabilitas 66
2. Uji Asumsi Dasar 68
a. Uji Normalitas ................................................................................67
b. Uji Linieritas ..................................................................................69xii
D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis...........69
1. Uji Koefisien Korelasi..........................................................................70
2. Analisis Regresi Sederhana..................................................................71
3. Koefisien Determinasi..........................................................................72
4. Uji Hipotesis Statistik ..........................................................................73
E. Pembahasan Hasil Penelitian........................................75
1. Tingkat Antusiasme Siswa dan Kegiatan Kokurkuler PAI..................75
2. Tingkat Sosial Siswa di MTs Jam’iyyatul Khair..................................75
3. Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap Pembentukan SikapSosial
Siswa ....................................................................................................78
BAB V....................................................................................................................80
PENUTUP..............................................................................................................80
A. Kesimpulan ................................................................................................80
B. Saran...........................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................83
A. BUKU ........................................................................................................83
B. JURNAL DAN SKRIPSI ...........................................................................84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengambilan Sampel ..............................................................................35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi ................................................................................38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara .............................................................................39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Dokumentasi...........................................................................39
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Sosial Siswa ................................................41
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Kokurikuler PAI....................................................42
Tabel 3.7 Penilaian Kuesioner ...............................................................................43
Tabel 3.8 Alternatif Jawaban Variabel Penelitian..................................................44
Tabel 4.1 Hasil Angket Variabel X........................................................................55
Tabel 4.2 Tabel Mean, Median, Modus Variabel X...............................................58
Tabel 4.3 Hasil Angket Variabel Y........................................................................60
Tabel 4.4 Tabel Mean, Median, Modus Variabel Y...............................................62
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen.................................................................63
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas.............................................................65
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ..............................................................................67
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov ....................................................68
Tabel 4.9 Tabel Uji Linieritas ................................................................................69
Tabel 4.10 Uji Koefisien Korelasi..........................................................................70
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana......................................................71
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi..........................................................................73
Tabel 4.13 Hipotesis Statistik Uji T.......................................................................74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah Perubahan Sikap....................................................20
Gambar 2.2 Pendekatan Komunikasi dan Persuasi Menurut Model Studi Yale....21
Gambar 2.3 Elaboration Likelihood Model (ELM) ...............................................22
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian 1 ..........................................................28
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian 2 ..........................................................29
Gambar 3.1 Sampel Penelitian Kelas VIII .............................................................37
Gambar 3.2 Sampel Penelitian Kelas IX................................................................37
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data ..................................................................68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Bukti Wawancara
Lampiran 3 Observasi Sarana dan Prasarana
Lampiran 4 Lembar Observasi Perilaku Siswa
Lampiran 5 Prestasi Siswa Tahun 2011-2018
Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas VIII mts Jam’iyyatul Khair
Lampiran 7 Daftar Siswa Kelas IX mts Jam’iyyatul Khair
Lampiran 8 Nilai Total Siswa Angket Variabel X
Lampiran 9 Nilai Total Variabel Y
Lampiran 10 Struktur Organisasi Sekolah
Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Siswa
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Variabel (X)
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Variabel (Y)
Lampiran 14 Lampiran Foto Tempat Kegiatan siswa
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa
hidup sendirian pasti akan selalu berhubungan dengan manusia lain maupun
lingkungannya. Manusia pasti memiliki pandangan masing-masing mengenai
hal-hal yang terjadi di dunia ini sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
mengenai hal tersebut sehingga mereka memiliki perasaan suka atau tidak
suka terhadap hal itu, setelah memiliki perasaan suka atau tidak suka maka
akan timbul kecenderungan sikap atau kesiapan antisipatif sehingga akan
mudah diprediksi respons mereka terhadap hal tersebut, jika hal itu benar-
benar terjadi orang tersebut, perilaku apa yang akan ia lakukan, meskipun
kadang tidak semua perilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki karena sikap
hanyalah salah satu faktor atau komponen yang mempengaruhi perilaku.
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaanmendukung atau memihak atau perasaan tidak mendukung atau tidakmemihak pada objek tersebut. LaPierre sendiri berpendapat yangdikutipdari buku Safiuddin Azwar “Suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapanantisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial,atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yangtelah terkondisikan.”1
Sikap merupakan hal penting selain kognitif yang harus dibentuk dan
dibina dalam dunia pendidikan agar siswa tidak salah dalam bersikap
terhadap rangsangan, pro kontra dan juga permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Dalam pembentukan sikap siswa, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain “pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media massa, institusi (lembaga pendidikan) dan lembaga
agama.” 2 Kita dapat melihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap di atas, salah satunya adalah lembaga pendidikan, dalam
1 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar),2011, Cet 16, hlm 5
2 Saifuddin Azwar, 30
1
2
lembaga pendidikan peraturan-peraturan yang dibuat dan segala kegiatan
yang dilakukan bertujuan untuk membentuk sikap, perilaku serta akhlak
siswa agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat maupun
agama.
Dalam dunia pendidikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler
diperuntukkan untuk membentuk sikap melalui pembiasaan, pengalaman
pribadi dan juga pengetahuan siswa sehingga memiliki sikap sosial yang baik
sesuai agama. Siswa tahu bagaimana caranya berperilaku dengan teman
sebaya, orang yang lebih tua, orang tua, guru maupun dalam lingkungan
sosial yang lain.
Siswa sebagai makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa hidup
sendirian yang selalu membutuhkan bantuan orang lain (kerja sama) dan
berinteraksi dengan orang lain, sehingga siswa harus memiliki sikap sosial
yang baik terhadap orang lain di sekitarnya seperti sikap terhadap orang tua,
guru, teman sebaya, saudara, partner kerja, tetangga dan sebagainya.
Dalam tuntutan kelulusan sekolah maupun kenaikan kelas biasanya
hanya dilihat dari aspek kognitifnya. Tuntutan itu yang membuat guru terus
mengutamakan aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif atau
sikap. Guru sibuk mengutamakan aspek kognitif, dan hal ini menular pada
siswa, mereka berpikir bahwa jika mereka pintar maka sudah pasti mereka
akan naik kelas sehingga mereka bersikap dan perilaku seenaknya.
Perilaku siswa yang masih seenaknya dan kurang baik itu seperti
masih banyaknya siswa yang terlambat, acuh tak acuh ketika guru
menjelaskan, menyontek yang menjadi hal lumrah di antara para siswa, berani
membantah perkataan guru, berbohong dan juga bolos dari sekolah atau dari
pelajaran yang tidak disukai.
3
Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor000912 tahun 2013 tentang kurikulum madrasah 2013 mata pelajaranpendidikan agama islam dan bahasa Arab. Kompetensi sikap sosial siswaterdapat pada KI-2, urutan tersebut mengacu pada urutan yangdisebutkan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional No 20 tahun2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,pengetahuan dan keterampilan.3
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 000912 tahun
2013 sikap sosial siswa yang terdapat dalam KI 2 pada jenjang MTsmeliputi
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.4
Dalam lembaga pendidikan kita mengenal istilah intrakulikurer, ko-
kulikurer dan juga ekstrakulikurer. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
upaya sekolah untuk membangun kognitif siswa serta membentuk karakter,
sikap maupun perilaku siswa didik, sehingga sekolah merancang sedemikian
rupa kegiatan-kegiatan maupun kultur sekolah agar dapat semaksimal
mungkin membentuk sikap, karakter dan juga perilaku.
- Intrakulikuler: Adalah kegiatan di sekolah yang sudah teratur, jelas dan
sistematik dan merupakan program utama dalam proses pendidikan siswa.
Kegiatan intrakulikurer dalam pelaksanaannya telah terdapat
pengalokasian atau telah terjadwal dengan baik, kegiatan ini dilakukan
oleh guru dan siswa pada jam pembelajaran di sekolah (Kegiatan Belajar
Mengajar).5
- Kokulikuler: Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, kegiatan
ini dimaksudkan untuk memperdalam dan menghayati materi pelajaran
yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara individual
3 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor000912, Tahun 2013, hal 12
4 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Republik IndonesiaNomor000912, Tahun 2013, hal 117
5 Reni Anggraini, Skripsi Universitas Lampung “Pengaruh Kegiatan Kokulikurer dalamMendukung Kegiatan Intrakulikurer di SMAN 1 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018”,Bandar Lampung, 2018, hal 3
4
maupun kelompok. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendalami dan menghayati materi pelajaran.6
- Ekstrakulikuler: Adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu mengembangkan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah atau madrasah.7
Dalam salinan Permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang
pembinaan kesiswaan bab 1 pasal 3 sebagai berikut:8
1. Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler dan
kokurikuler.
2. Materi pembinaan kesiswaan meliputi:
a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Budi pekerti luhur dan akhlak mulia
c. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara
d. Prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat
e. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup,
kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural
f. Kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan
g. Kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang
terdiversifikasi
h. Sastra dan budaya
i. Teknologi informasi dan komunikasi
j. Komunikasi dalam bahasa Inggris
6 Reni Anggraini, hal, 3-47 Slamet Nuryanto, Jurnal Kependidikan “Manajemen Kegiatan Ekstrakulikuler di SD Al
Irsyad 01 Purwokerto” Vol. 5 No. 1, 2017 hal, 116-1178 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Tentang Pembinaan
Kesiswaan ,Nomor 39 Tahun 2008, Hal 4-5
5
3. Meteri pembinaan kesiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dijabarkan lebih lanjut dalam jenis-jenis kegiatan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini
4. Jenis kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikembangkan
oleh sekolah
Dari Permendiknas di atas nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan
kesiswaan bab 1 pasal 3 dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan
serta membina potensi, bakat, minat dan kreativitas yang dimiliki siswa
secara optimal dan juga membantu menetapkan kepribadian siswa, maka
sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Materi
kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler sangat banyak seperti yangterdapat
di atas dan sekolah memiliki hak dan juga wewenang untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan guna memenuhi materi di atas.
Dalam lembaga pendidikan atau sekolah kegiatan intrakurikuler
(KBM) biasanya tidak jauh berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang
lain. Biasanya berbeda di dalam kurikulum lokal yang diterapkan di sekolah
tersebut. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di suatu sekolah dengan
sekolah lain biasanya berbeda-beda sesuai dengan sarana dan prasarana serta
SDM (sumber daya manusia) di sekolah tersebut.
Kokurikuler pada pembelajaran keagamaan atau PAI itu sangat
penting diadakan di sekolah karena ibadah bukan hanya tahu ilmunya saja
tapi juga prakteknya, dan jika hanya praktek pada jam pelajaran itu tidaklah
cukup untuk membentuk karakter maupun sikap, maka perlu adanya
kokurikuler PAI untuk menjadi pembiasaan bagi anak sehingga bisa
mendarah daging pada anak tersebut.
Kokulikurer PAI yang dilakukan di sekolah seperti shalat dhuha
berjamaah, shalat zuhur berjamaah, infak sekolah setiap jum’at, kegiatan
muhadharah, pesantren kilat setiap ramadhan, pemeriksaan menstruasi untuk
perempuan, praktek penyembelihan kurban, manasik haji, wirid dan zikir
setelah shlat dan juga tadarus. Sebagai upaya pembentukan sikap atau
kepribadian siswa.
6
Hal tersebut juga tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia
no 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Mengenai Pendidikan
Keagamaan dalam pasal 30 yang terdiri dari lima ayat. Ayat 1 pendidikan
keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/ kelompok masyarakat
pemelik agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ayat 2
pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Ayat 3 pendidikan keagamaan
dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Ayat 4 pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja, samanera, dan bentuk lain yang sejenis. Ayat 5 ketentuan
mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud di ayat 1, ayat 2,
dan ayat 3, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Dari uraian di atas seharusnya siswa memiliki sikap dan juga perilaku
sosial yang baik terhadap guru maupun lingkungannya karena sudah ditempa
di sekolah dengan berbagai kegiatan maupun pembiasaan. Namun
kenyataannya masih banyak siswa yang bahkan masih jauh dari kata sopan
maupun hormat kepada guru, kita dapat melihatnya dari berita-berita adanya
guru yang dilaporkan ke pihak berwajib karena menghukum siswanya, orang
tua yang mengadu kepada kepala sekolah karena anaknya dipukul atau di
cubit guru, guru yang di keroyok siswanya. Masalah-masalah itu juga terjadi
di dalam kelas seperti saat pelajaran ada beberapa siswa yang mengganggu
teman sebayanya, adanya siswa yang dikucilkan oleh teman sebayanya.
Karena sikap siswa yang kurang baik meskipun sekolah tersebut
sudah menerapkan kegiatan keislaman (Kokurikuler PAI), karena itulah
peneliti memilih sikap sosial sebagai bahan penelitian dan bukan sikap
spiritual yang terdapat pada KI-1. Peneliti menemukan di beberapa sekolah
terdapat siswa dengan sikap sosial yang masih kurang baik terhadap guru
maupun temannya, sedangkan di sekolah tersebut sudah terdapat banyak
kegiatan kokurikuler PAI.
7
Dari berbagai kegiatan kokurikuler di sekolah terutama kokurikuler
PAI apakah memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pembentukan
sikap sosial siswa, sehingga penelitian ini diberikan judul “Pengaruh
Kegiatan Kokurikuler PAI di Sekolah Terhadap Pembentukan Sikap Sosial
Siswa”. Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki
program kokurikuler PAI ke depannya. Jika hasil penelitian ini kegiatan
kokurikuler PAI memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap sikap
sosial siswa maka kegiatan kokurikuler PAI harus lebih tingkatkan dan
diperbaiki lagi di masing-masing sekolah, sehingga dapat dipergunakan
semaksimal mungkin dalam pembentukan maupun perubahan sikap sosial
siswa di sekolah tersebut. Sebaliknya jika terdapat pengaruh namun tidak
terlalu signifikan maka sekolah tersebut bisa memperbaiki kegiatan
kokurikuler PAI di sekolahnya agar pengaruhnya dapat signifikan dalam
pembentukan sikap sosial siswa.
B. Identifikasi Masalah
Untuk mempermudah penelitian ini, terdapat masalah-masalah yang
meliputinya di antara lain.
1. Pergaulan siswa yang kurang baik
2. Sarana dan prasarana PAI di MTs Jam’iyyatul Khair yang kurang baik
3. Guru yang sibuk dan kurang memperhatikan perilaku siswa di luar jam
pelajaran
4. Pelaksanaan kokurikuler PAI di sekolah yang masih kurang maksimal
5. Siswa hanya berfokus meningkatkan keterampilan kognitif sedangkan
tidak berusaha memperbaiki sikap maupun perilakunya
6. Kurangnya keaktifan siswa pada kegiatan kokurikuler PAI di sekolah
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, agar penelitian ini tetap
fokus tidak melebar ke mana-mana dan mendapatkan hasil yang maksimal
maka penelitian ini akan membatasi masalah sebagai berikut:
8
1. Pelaksanaan kegiatan kokurikuler PAI di MTs Jamiyyatul Khair.
2. Sikap sosial siswa di MTs Jamiyyatul Khair.
3. Pengaruh kegiatan kokurikuler PAI terhadap sikap sosial siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan kokurikuler PAI di MTs Jamiyyatul
Khair ?
2. Seberapa tinggi tingkat sikap sosial siswa di MTs Jamiyyatul Khair?
3. Apakah kegiatan kokurikuler PAI mempengaruhi pembentukan sikap
sosial siswa di MTs Jam’iyyatul Khair?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan kokurikuler di MTs
Jamiyyatul Khair.
2. Untuk menjelaskan seberapa tinggi tingkat sikap sosial siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair.
3. Untuk menjelaskan apakah kegiatan kokurikuler PAI mempengaruhi
pembentukan sikap sosial siswa
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi guru, kepala sekolah
dan segenap jajaran pendidikan untuk memberikan informasi mengenai
pelaksanaan kokurikuler PAI di sekolah agar menjadi introspeksi dan
pelaksanaannya menjadi lebih baik lagi. Dan mudah-mudahan dengan adanya
penelitian ini, kokurikuler PAI di sekolah sebagai sarana pembentukan sikap
lebih dimaksimalkan lagi. Dalam dunia penelitian mudah-mudahan penelitian
ini bisa dikembangkan ataupun membantu penelitian lain ke depannya.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sikap
Menurut Burno yang dikutip dari buku Psikologi Pendidikan karya
Muhibbin Syah, “Sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relative menetap
untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang
tertentu.”1 Sedangkan menurut Gagne dan juga Woodworth yang dikutip dari
buku Rachman Abror sikap itu merupakan keadaan batiniyah bukan merupakan
pernyataan lahiriyah, karena sikap merupakan kecenderungan dan kesiapan
untuk bertindak atau merespon, bukannya tindakan atau respon itu sendiri.
Berikut ini merupakan pengertian sikap menurut Gagne dan juga Woodworth:
“Keadaan batiniyah yang mempengaruhi (memimpin) pilihan-pilihan
dari tindakan pribadi yang diambil oleh individu.” (Gagne)2
“Ketetapan hati atau kecenderungan (kesiapan, kehendak hati, tendensi)
untuk bertindak terhadap obyek menurut karakteristiknya sepanjang yang kita
kenal.” (Woodworth)3
Sikap sudah didefinisikan dalam berbagai fersi oleh para ahli. Berkowitz
bahkan menemukan lebih dari 30 adanya definisi sikap. Dari puluhan definisi itu
pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga kerangka pemikiran.
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya), 2010, Cet. 15, hlm 118
2 Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya), 1993, Cet 4,hlm 108
3 Rachman Abror, hlm 108
9
10
- Pertama, pemikiran ini diwakili oleh beberapa ahli psikologi sepertiLouisThurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut merekasikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorangterhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak(unfavorable) pada objek tersebut.
- Kedua, pemikiran kedua diwakili oleh Chave, Bogardus, LaPierre, Mead,dan Gordon Allport yang konsepsi mereka mengenai sikap lebih kompleks.Menurut kelompok pemikiran ini, sikap merupakan semacam kesiapanuntuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapatdikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderunganpotensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkanpada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. LaPierremendefinisikan sikap sebagai ‘suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapanantisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atausecara sederhana sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telahterkondisikan.’
- Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasikepada skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran inisuatu sikap merupakan konstelasi (susunan) komponen-komponenkognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.4
Jadi, sikap mencakup rasa suka dan tidak suka, mendekati atau
menghindari suatu situasi, benda, orang, kelompok dan juga aspek lingkungan
termasuk gagasan abstrak dan kebijakan sosial. Sering kali kita
mengungkapkan sikap kita dengan sebuah pernyataan opini: 5 “Saya senang
apel”, “Saya benci Bank”.
Sikap berkaitan dengan pemikiran atau perasaan, maka karena itu sikap
tidak mudah diketahui hanya dengan pengamatan langsung tetapi juga harus
disimpulkan dari respons tertentu dari seseorang terhadap stimulus yang
diberikan.
Sikap individu dalam berhubungan dengan lingkungannya secara
umum dapat dikelompokkan menjadi 4 macam:6
4 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar),2011, Cet 16, hlm 4-5
5 Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga), 1983, hlm 3716 Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media), 2016, hlm 74
11
a. Individu menggunakan lingkungan
“Hubungan ini terjadi bilamana lingkungan memberikan pengaruh
positif seperti contoh: bernafas, makan, minum, berkomunikasi dengan baik
dll.”7
b. Individu menentang lingkungan
“Hubungan kedua berlangsung kalau pengaruh lingkungan dirasakan
membahayakan atau kurang menguntungkan misalnya seseorang akan
menentang peraturan yang dirasa kurang adil.”8
c. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan
d. Individu turut serta dengan kegiatan yang sedang berlangsung
Lingkungan tidak selamanya diam, terus bergerak secara dinamis.
Dalam keadaan demikian individu turut serta mengambil bagian.
2. Komponen Sikap
Melihat dari pengertian-pengertian sikap yang telah dipaparkan di atas,
maka sikap memiliki 3 komponen, yaitu:9
a. Komponen Kognisi yang hubungannya dengan kepercayaan/keyakinan,ide
dan konsep.
b. Komponen Afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang.
c. Komponen Konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.
Dapat diuraikan lebih lanjut mengenai komponen sikap seperti di bawah ini:
Kognitif Komponen kognitif berisi persepsi (persepsi ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya),
stereotip dan kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat dan
apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan dari apa yang kita lihat itu kemudian
terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu
7 Baharuddin, hlm 748 Baharuddin, hlm. 749 Mar’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 1982,
hlm 13
12
objek. Kita melihat, misalnya ayam bertelur, bebek bertelur, elang bertelur,
burung dara bertelur karena itulah kita percaya jika ada binatang langka yang
sebangsa dengan unggas itu ditemukan kita percaya bahwa ia juga dapat
bertelur. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang.10
Respons kognitif berhubungan dengan pemikiran atau persepsi kita
tentang suatu objek. Terdapat dua cara dalam respons kognitif yaitu secara
verbal dan nonverbal.11
- Secara verbal misalnya sebagian besar masyarakat Indonesia punya
keyakinan negatif atas profesi polisi lalu lintas yang suka “berdamai”
dalam proses tilang. Sebaliknya orang juga bisa punya sikap menyukai
kepolisian diyakini memiliki sifat tegas, konsisten dan tidak pandang
bulu.
- Secara nonverbal misalnya orang yang memiliki sikap negatif terhadap
polisi, cenderung sangat sensitif terhadap isu-isu negatif dari polisi.
Artinya sangat mudah baginya memiliki persepsi negatif atas hal-halyang
dilakukan pihak polisi.
Komponen kognitif melihat objek yang dihadapinya pertama-tama
langsung dengan pemikiran dan penalaran, melukiskan obyek tersebut dan
sekaligus dikaitkan dengan objek-objek lain di sekitarnya. Hal ini menandakan
adanya penalaran pada seseorang terhadap objek mengenai karakteristiknya.12
Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Karena kadang-
kadang kepercayaan justru terbentuk karena kurang atau tidak adanya informasi
yang benar mengenai objek yang dihadapi.
10 Saifuddin Azwar, hlm 24-2511 Taufiq Amir, Merancang Koesioner Konsep dan Panduan untuk Penelitian Sikap,
Kepribadian dan Perilaku, (Jakarta: Prendamedia Grup), 2015, hal 1612 Mar’at, hlm 13-14
13
Komponen Afektif menurut Saifuddin Azwar menyangkutmasalah emosional subjektif seseorang terhadap objek sikap. Secaraumum komponen afektif ini disamakan dengan perasaan yang dimilikiterhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi sering kali sangatberbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap. Sebagai contoh duaorang yang mempunyai sikap negatif terhadap pelacuran misalnya, yangseorang tidak menyukai pelacuran dan ke tidak sukanya ini berkaitandengan ketakutan akan akibat dari perbuatan pelacuran tersebut.Sedangkan yang satunya lagi mewujudkan ketidaksukaannya dalambentuk rasa benci atau jijik terhadap segala sesuatu yang bersangkutandengan pelacuran.13
Komponen afeksi memiliki sistem evaluasi emosional mengakibatkan
timbulnya perasaan senang atau tidak senang, takut atau tidak takut, setuju atau
tidak setuju. Dengan sendirinya pada proses evaluasi ini terdapat suatu valensi
positif atau negatif.14
Di lihat dari penjelasan di atas respons seseorang bersifat afeksi dapat
kita lihat dari perasaan seseorang terhadap objek sikap tersebut. Misalnya
respons secara verbal kita dapat melihat ketika ia memuji atau mencela,
menghormati atau membenci objek sikap sedangkan respons secara nonverbal
dapat dilihat jelas dari ekspresi wajahnya atau reaksi fisiologisnya (reaksi tubuh,
respons kulit, pupil mata, detak jantung, tekanan darah dan sistem saraf).15
Komponen Perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
Bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus
tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya
terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten,
selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual.16
13 Saifuddin Azwar, hlm 2614 Mar’at, hlm 14
15 Taufiq Amir, hlm 1716 Saifuddin Azwar, hlm 27
14
Respons yang bersifat konatif menurut Taufiq Amir dalam bukunya,terkait dengan kecenderungan perilaku, keinginan, komitmen dan tindakanyang terkait dengan objek sikap. Dalam bentuk verbal, kita bisamemperhatikan apa yang dikatakan seseorang tentang apa yang merekakerjakan, yang mereka rencanakan, atau yang akan mereka lakukanseandainya berada di situasi tertentu. Memberi pujian ketika sebuahtayangan iklan tentang pajak ditayangkan di TV dan mereka sedangmelihatnya. Atau mewanti-wanti anaknya untuk tidak memikirkan memilihpolisi sebagai profesi. Dalam bentuk nonverbal seperti mereka mematuhiperaturan perpajakan dan melaporkannya dengan jujur. Ketika ada bukubaru tentang pelayanan pajak, mungkin mereka akan membelinya sebagaikoleksi.17
Suatu kekeliruan jika mengharapkan adanya hubungan sistematis yang
langsung antara sikap dengan perilaku nyata dikarenakan sikap tidaklah
merupakan determinasi satu-satunya bagi perilaku.
Dari ketiga komponen sikap di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jika terdapat suatu objek maka seseorang akan memandang suatu
gambaran mengenai objek tersebut. Seseorang tidak hanya memiliki gambaran
mengenai objek-objek maupun subjek-subjek di sekelilingnya, mereka juga
memiliki perasaan terhadap hal-hal tersebut. Komponen yang ketiga,
merupakan pemunculan yang logis dari kedua unsur tersebut akan
memperlihatkan kesiapan tertentu agar berperilaku sedemikian rupa pada objek
yang dimaksud. Kecenderungan perilaku bukan hanya ditentukan oleh kedua
komponen tersebut, tetapi juga oleh kepribadian seseorang.18
3. Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan menurut Soekidjo Notoatmojo yang
merupakan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
yang dikutip dari buku Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia karangan Wawan dan Dewi. Soekidjo Notoatmojo mengungkapkan
bahwa sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon
(responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsibel).
17 Taufiq Amir, hlm 17-1818 Samsunuwiyati Mar’at dan Lieke Indieningsih Kartono, Perilaku Manusia Pengantar
Singkat Tentang Psikologi, (Bandung: PT Refika Aditama), 2006, hal. 102-103
15
◌
Tahapan pertama yaitu menerima di mana seseorang mau
memperhatikan stimulus yang objek berikan setelah itu merespons dengan
menjawab apabila ditanya, menyelesaikan tugas yang diberikan barulah ke tahap
menghargai dengan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain, tahapan yang terakhir bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dipilihnya.19
4. Pembentukan Sikap
Dalam perjalanan hidup, seseorang mengembangkan sikap-sikap
terhadap semua objek dan subjek yang datang dalam kehidupan mereka secara
alami.
Pembentukan sikap menurut Mar’at dan Lieke dalam bukunya,terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan dan informasi yangditerima mengenai hal-hal tertentu. Ada faktor terkait yang berperan dalampembentukan sikap seperti kelompok tempat orang itu berada di dalamnya.Kelompok menentukan bagaimana harus memuaskan kebutuhan kita.Dengan sendirinya kelompok juga menekankan agar sikap yang ada dalamkelompok tersebut diikuti. Setiap kelompok mengenal apa yang disebut“penjaga pintu gerbang” yang dimaksud adalah penjaga pintu gerbangmenyeleksi informasi yang masuk dari lingkungan, mulanyamenginterpretasikan kemudian meneruskannya ke anggota lain dalamkelompok. Pada kenyataannya, pemimpin opini ini menjaga agaranggotanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan yangditentukan kelompok.20
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi antara
individu yang satu dengan yang lain. Terjadi hubungan timbal balik yang turut
mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu. Di bawah ini meupakan
hadis mengenai tuma’ninah dalam sholat yang Nabi SAW sebut sebagai pencuri.
م◌ ◌ت◌ی◌لا:ل◌ا◌ق؟ھ◌ ◌◌◌ ت◌لاص◌ ن◌م◌ ◌ق◌ر◌ ◌س◌◌یف◌ الله◌ ◌ی◌ك◌و◌
ل◌و◌س◌ر◌ :او◌◌لا◌ق،ھ◌◌ ◌ ◌ت◌لاص◌ ن◌م◌◌ ق◌ر◌ ◌س◌◌یيذ◌◌ لاة◌◌قر◌ ◌س◌اھ◌د◌و◌ج◌س◌
س◌◌ انلا◌أو◌س◌◌أ◌عو◌ك◌ر.◌ ◌لاو◌اھ◌
19 Wawan dan Dewi, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia,(Yogyakarta: Nuha Medika), 2010, hlm 33-34
20 Samsunuwiyati Mar’at dan Lieke Indieningsih Kartono, hlm. 104
16
“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah
berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad no 11532,
dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)
Hadis di atas mengajarkan kita mengenai kejujuran dalam hal apapun
terutama dalam sholat. Tuma’ninah yang kadang suka orang remehkan atau
dilewatkan itu adalah sejahat-jahatnya pencuri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap di
antaranya: “Pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosi dalam
diri individu.”21
a. Pengalaman Pribadi
Untuk membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus
sosial, apa yang telah dan sedang dialami akan sangat mempengaruhi.
Seseorang harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis,
penghayatan itulah yang akan membentuk sikap positif atau negatif, meskipun
ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi. Dikutip dari buku karya Safiudin
Azwar yang berjudul sikap manusia, Middlebrook mengatakan, “Tidak adanya
pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan
membentuk sikap negatif pada objek tersebut.”22
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi di situasi yang melibatkan faktor emosional,
penghayatan akan pengalaman akan lebih dalam dan lebih lama membekas.
Namun suatu pengalaman tunggal biasanya jarang sekali dapat dijadikan dasar
pembentukan sikap.
21 Saifuddin Azwar, hlm3022 Saifuddin Azwar, hlm31
25
b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
Orang-orang di sekitar kita merupakan salah satu komponen yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang
kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus
untuk kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu. Di antara orang yang biasannya dianggap penting bagi individu adalah
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,
guru, teman kerja, istri, suami dll.23
Pada masa remaja, orang tua biasannya menjadi figur yang paling
berarti bagi anak “nilai-nilai atau prasangka seorang anak dapat dipengaruhi
dengan mengamati interaksi orang tua mereka dengan orang lain, penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengambil respons-respons emosional
orang tua terhadap objek melalui observasi”.24 Interaksi antara anak dan orang
tua merupakan determinan utama sikap si anak. Namun biasannya jika
dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya maka pengaruh sikap orang tua
jarang menang.
c. Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan di mana kita tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap. Apabila kita hidup dalam budaya sosial
yang mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan
mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme. Tanpa kita sadari,
kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai
masalah. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat
memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.25
d. Media Massa
23 Saifuddin Azwar, hlm 3224 Jenny Mercer dan Debbie Clayton, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga), 2012, hlm. 1125 Saifuddin Azwar, hlm 33-34
18
Media massa merupakan salah satu komponen pembentukan sikap,
terutama pada masa sekarang ini, semua orang tidak bisa lepas dari media
massa bahkan sudah cenderung mendarah daging pada kehidupan manusia.
Sebegitu besarnya peran media massa bagi kehidupan manusia sehingga
berdampak besar terhadap pembentukan sikap manusia.
Media massa sebagai komponen pembentukan sikap menurutSaifuddin Azwar, media massa merupakan sarana komunikasimeliputi televisi, radio, surat kabar, majalah, koran, media sosial,internet, dan lain sebagainya. Media massa memiliki pengaruh besardalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Adanyainformasi baru terhadap suatu hal memberikan landasan kognitif barubagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestiyang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akanmemberi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklaharah sikap tertentu. Walaupun peran media massa tidaklah sebesarpengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam prosespembentukan dan perubahan sikap, peran media massa tidaklahsedikit. Salah satu bentuk informasi sugesti dalam media massa yaituiklan selalu dimanfaatkan dunia usaha guna meningkatkan penjualanatau memperkenalkan suatu produk baru. Dalam hal ini, informasidalam iklan selalu berisi segi positif mengenai produk sehinggadapatmenimbulkan pengaruh afektif yang positif pula. Dalam pemberitaandi media komunikasi, berita-berita faktual yang seharusnyadisampaikan secara objektif sering kali dimasukkan unsursubjektivitas penulis, baik secara sengaja maupun tidak. Hal ini seringkali berpengaruh terhadap sikap pembaca atau pendengarnya,sehingga hanya dengan menerima berita-berita yang sudah dimasukiunsur subjektivitas itu, terbentuklah sikap tertentu.26
Dewasa ini, di setiap sudut kehidupan selalu ada bujukan membeli,
yang halus maupun yang terang-terangan. Bahkan kolom tajuk rencana di
koran-koran pun kadang disisipi dengan iklan terselubung. Penonton sudah
tidak kaget kalau di tengah-tengah acara nyanyian yang indah muncul iklan
sampo. Sekitar 50 persen halaman majalah juga bertabur iklan. Ada 3 macam
persuasi yang dilakukan media massa. Yangpertama adalah iklan seperti yang
kita bahas di atas. Yang kedua adalah anjuran-anjuran dalam tajuk rencana,
kolom opini dan artikel-artikel interpretasi yang mendorong pembaca
26 Saifuddin Azwar, hlm 34-35
19
mengambil kesimpulan tertentu. Yang ketiga adalah aneka artikel informatif
atau hiburan yang secara tersirat mengandung bujukan.27
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah
antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan
dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran
agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan
kalau kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu terhadap suatu hal.28
f. Pengaruh Faktor Emosional
Selain dari semua faktor di atas, kadang-kadang pembentukansikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsisebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentukmekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yangsementara dan segera berlalu begitu frustrasi telah hilang akan tetapidapat pula merupakan sikap yang lebih persisten (terus menerus) dantahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktoremosional adalah prasangka. Prasangka didefinisikan sebagai sikap yangtidak toleran terhadap sekelompok orang.29
5. Perubahan Sikap
Sikap manusia yang sudah terbentuk tidak selamanya tetap, tetapi juga
dapat berubah seiring dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, apalagi
pada dunia globalisasi saat ini teknologi komunikasi sudah hampir menyeluruh
di semua bidang. Arus informasi dari satu tempat ke tempat lain pun sangat sulit
untuk dicegah, bahkan hanya butuh kurang lebih satu menit untuk membuat
berita itu tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui internet.
27 William L. Rivers, dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: PrenadamediaGrup), 2015, Cet 5, hlm 232-233
28 Saifuddin Azwar, hlm35-3629 Saifuddin Azwar, hlm36-37
20
Stimulus Perhatian Pemahaman Penerimaan
Respon
(PerubahanSikap)
Usaha pengubahan sikap, serta teori-teori mengenai perubahan sikap itu
dapat di pakai untuk psikoterapi, pendidikan, propaganda dan juga kebiasaan
sehari-hari. Sehingga sangat penting bagi seorang guru untuk mempelajari
bagaimana cara mengubah sikap manusia, sehingga guru dapat mengubah sikap
serta pemahaman yang salah pada peserta didik.
Banyak sekali cara dan juga teori untuk mengubah sikap manusia, dari
semua teori pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing berikut
di bawah ini merupakan teori dan hal-hal yang mempengaruhi perubahan sikap:
a. Strategi Persuasi
Dalam strategi persuasi, di mana selain faktor internal terdapat juga
faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan sikap. Persuasi ini termasuk
faktor eksternal yang sengaja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap manusia
sehingga dengan sadar atau tidak sadar individu yang bersangkutan akan
mengadopsi sikap tertentu. Persuasi biasanya berupa memasukkan ide, pikiran,
pendapat dan fakta baru. Dalam strategi persuasi terdapat teori mengenai
perubahan sikap sebagai berikut:
Model Studi Yale: Hovland dan kawan-kawan meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi persuasif. Komunikasi sebagai suatu proses
yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan stimuli guna mengubah
perilaku orang lain. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland dan kawan-
kawan adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa
perubahan sikap akan bergantung sejauh mana komunikasi itu diperhatikan,
dipahami dan diterima.30
Gambar 2.1 Langkah-langkah Perubahan Sikap
30 Saifuddin Azwar, hlm 62-63
21
Proses PerantaraInternal
Efek Komunikasiyang Tampak
Perubahan Sikap
PERHATIANPerubahan pendapat
Perubahan persepsi
Perubahantindakan
PENERIMAAN
Faktor-faktorSumber
Keahlian, dapatdipercaya, disukai,status, ras, agama.
Faktor-faktorPesan
Urutan argumentasi,satu sisi atau dua
sisi, tipe daya tarik,kesimpulan implisit
atau eksplisit.
Faktor-faktorSubjek Penerima
Kemudahan dibujuk,sikap pemula,
intelegensi, hargadiri, kepribadian
Variabel yangmempengaruhi
Perubahan afeksi
PEMAHAMAN
Gambar 2.1 Langkah-langkah Perubahan Sikap menurut Model Hovland,
Janis dan Kelley (Safiuddin Azwar, sikap manusia, 2011
Berikut ini faktor-faktor utama dalam Model Hovland dan kawan-kawan.
Gambar 2.2 Pendekatan Komunikasi dan Persuasi Menurut Model Study
Yale
Gambar 2.2 Pendekatan Komunikasi dan Persuasi Menurut Model Study Yale
(Safiuddin Azwar, sikap manusia, 2011)
b. Pendekatan Kognisi
Menurut Petty, Cacioppo dan Greenwald yang penulis kutip dari buku
sikap manusia karya Sappiudin Azwar “Sewaktu individu dihadapkan pada
22
Pesan Persuasif
Elaborasi RendahElaborasi Tinggi
Jalur SentralJalur Periferal
Tingkat perubahan tergantungpada kualitas argumentasi
Tingkat perubahan tergantungpada kehadiran kunci persuasi
pesan persuasif, maka ia akan memikirkan pesan itu, memikirkan
argumentasi apa yang terkandung didalamnya dan argumentasi apa yang
tidak. Pemikiran-pemikiran (elaboration) inilah yang akan membawa pada
penerimaan atau penolakan pesan yang disampaikan, bukan pesan itu
sendiri.”31
Menurut elaboration likelihood model (ELM) yang dikutip dari buku
Sikap Manusia karya Safiuddin Azwar ada 2 jalur proses yang dapat dipilih
untuk memikirkan pesan yang disampaikan, berdasarkan urgensi dan
relevansi pesan.32
- Pertama: Individu memberikan perhatian penuh terhadap pesan dan
argumentasinya karena itu ia menerima persuasi lewat jalur sentral
(Central route)
- Kedua: Jalur periferal (peripheral route) tanpa pemikiran yang
mendalam, bahkan hampir secara otomatis, persuasi mendapat respons
langsung dari individu.
Gambar 2.3 Elaboration Likelihood Model (ELM)
31 Safiuddin Azwar, hlm 6732
Perencanaan informasidilakukan secara hati-hati
Perencanaan informasisecara hati-hati tidak
terjadi
23
Gambar 2.3. elaboration likelihood model (ELM), (Safiuddin Azwar, Sikap
Manusia 2013)
c. Pendekatan Belajar Pesan
Pendekatan belajar pesan (massage learning approach) mengatakan
bahwa proses yang paling dasar dalam pengubahan sikap manusia adalah
atensi, pemahaman, penerimaan dan retensi.33
d. Komunikator Sebagai Sumber Komunikasi
Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikator dalam
menyampaikan pesannya (pesan yang bertujuan mengubah sikap) akan
tergantung pada beberapa hal antara lain adalah kredibilitas (kompetensi dan
kepercayaan), daya tarik dan kekuatan komunikator itu sendiri.34
e. Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi dan pengaruhnya terhadap perubahan sikap
dapat dilihat paling tidak dari 2 aspek:35
- Organisasi komunikasi
- Isi komunikasi
f. Target Persuasi (audience)
g. Teori Disonansi Kognitif: Pandangan Baru
Perubahan sikap akan mudah terjadi apabila terjadi
ketidakseimbangan (disonansi) kognitif di antara komponen sikap dalam diri
individu. Oleh karenanya, strategi persuasi menurut teori ini menekankan
pada proses manipulasi atau usaha menimbulkan disonansi dalam diri
individu sehingga persuasi akan mudah menimbulkan perubahan sikap ke
arah yang dikehendaki.36
33 Safiuddin Azwar, hlm7134 Safiuddin Azwar, hlm7235 Safiuddin Azwar, hlm7736 Safiuddin Azwar, hlm83
24
Cooper dan Fazio mengatakan bahwa harus ada empat langkah
sebelum timbul dan menghilangnya disonansi.(dikutip dari buku Sikap
Manusia karya Safiuddin Azwar)
- Ketidaksesuaian sikap dan perilaku seseorang haruslah menimbulkan
konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.
- Adanya rasa tanggung jawab personal terhadap konsekuensi negatif
perilaku. Tanggung jawab personal ini terdiri atas 2 faktor yakni
kebebasan untuk memilih dan antisipasi terhadap konsekuensi negatif
perilaku.
- Agar proses disonansi terjadi haruslah ada kebangkitan fisiologik
- Individu harus mengembalikan penyebab timbulnya kebangkitan
fisiologik tersebut di atas pada perilakunya sendiri.
6. Sikap Sosial (Attitude Sosial)
Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-
ulang terhadap objek sosial. Attitude sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku
yang khas dan berulang-ulang terhadap objek sosial, oleh karena itu maka
attitude sosial turut menjadi faktor penggerak dalam pribadi individu untuk
bertingkah laku secara tertentu, sehingga attitude sosial dan attitude pada
umumnya itu memiliki sifat dinamis yang sama seperti sifat motif dan motivasi.
Merupakan faktor penggerak intern di dalam pribadi individu yang
mendorongnya berbuat sesuatu dengan cara tertentu.37
Untuk lebih jelas lagi bagaimana bagaimana rupa attitude sosial sebagai
contoh suatu kelompok dapat memiliki attitude sosial sebagai berikut: “kau
harus menghormati benderamu, atau kau harus menjadi anggota yang baik dalam
kelompokmu, atau kau harus solider terhadap teman-temanmu atau kau harus
merealisasikan norma-norma kelompokmu.” Dan seterusnya, attitude itu
menyatakan dirinya di dalam tindakan-tindakan anggotanya.38
37 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama), 2000, cet 14, hal 150-15138 W.A. Gerungan,hal 153
25
Dalam dunia pendidikan sikap sosial terdiri dari beberapa macam, dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebut bahwa sikap sosial mencakup
kerja keras, disiplin, percaya diri, dan jujur dalam belajar. Sedangkan jika dalam
kurikulum 2013 tidak jauh berbeda yaitu jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun serta percaya diri.39
Sikap sosial dalam KMA (Kementrian Agama) 165 tahun 2014 yaitu
menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
a. Berperilaku Jujur
Sikap sosial dalam perilaku jujur berarti mengatakan kebenaran.
Jujur juga dapat diartikan sebagai kesadaran tentang sesuatu yang benar dan
sesuai dengan peran, tindakan dan hubungan. Dengan adanya pikiran,
tindakan dan kata-kata yang jujur akan menciptkan keharmonisan hubungan
dengan yang lain.40
Perilaku jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri dan pihak
lain.41
b. Disiplin
Disiplin merupakan tindakan melatih diri dan mengembangkan
kontrol diri. Melatih anak dalam keteraturan hidup sehari-hari akan muncul
watak disiplin. Misalnya saja orang tua yang membiasakan anaknya teratur
dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, belajar membantu
39 Anisabellah, Skripsi, Pengaruh Sikap Sosial Siswa Terhadap Prestasi Belajar MataPelajaran IPS di MTs Maarif 01 Singosari Malang, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim) 2017,hal 16
40 Herlina Nensy, Implementasi pendidikan karakter dalam membentuk sikap sosial, Skripsi,(Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim), 2016, hlm 26
41 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabetha),2012, hlm 33
26
pekerjaan orang tua, beribadah serta jam untuk bermain, maka lama-
kelamaan anak tersebut akan melakukannya dengan teratur karena sudah
terbiasa dengan peraturan-peraturan tersebut. Inilah yang dinamakan
disiplin.42
Gootman menegaskan bahwa kedisiplinan seorang anak yang akan
diterapkan dengan emosi, amarah, dan kekerasan maka akan muncul
disiplin yang terpaksa. Melaksanakan disiplin dengan penuh kasih sayang
akan membuat perasaan anak menjadi lega dan disisi lain orang tua tidak
merasa tertekan. Kedisiplinan dapat diajarkan pada anak saat anak sudah
dapat atau mampu diajak berkomunikasi.43
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan suatu tindakan menerima kebutuhan
dan melakukan tugas dengan sebaik-baiknya. Dengan bertanggung jawab
maka seseorang melakukannya dengan sepenuh hati. Pada dasarnya
tanggung jawab bukan hanya sebagai kewajiban saja tetapi juga suatu yang
membantu kita untuk mencapai tujuan. Terkadang melakukan apa yang kita
katakan merupakan hal yang sulit dan ini merupakan suatu tanggung jawab
yang sering di abaikan. Ketika kita yakin atas prinsip dan nilai tertentu,
maka yang dilakukan harus mendukung nilai dan prinsip tersebut.44
d. Peduli
Sikap peduli dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu peduli terhadap
lingkungan dan terhadap sesama atau sosial. Peduli sosial merupakan sikap
atau tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan. Sikap peduli sosial ini sangat penting untuk
ditanamkan karena hal ini berhubungan dengan interaksi antara sesama.
Sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menjaga kebersihan lingkungan, mencegah kerusakan lingkungan alam
42 Herlina Nensy, hlm3143 Herlina Nensy, hlm2744 E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Rosda), 2007, hlm 216
27
◌ ◌
disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.45
Dalam islam manusia juga diajarkan untuk selalu menjaga
kebeersihan lingkungan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan maka
telah menunjukkan bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini tertulis
dalam QS Ar Rum ayat 41-42 yang berbunyi:
¤ن◌وع◌ج◌ ◌ر◌◌ـیم◌ھ◌لع◌◌لاو◌لم◌◌ ع◌ ىذ◌ ◌لٱض◌ ع◌◌ـبمھ◌ق◌یذ◌ ◌◌ی◌ ◌لس◌ ◌انلٱىد◌◌ ◌ی◌أت◌ ◌بس◌ك◌ا◌بم◌ ◌ر◌ ◌ح◌ب◌◌لٱو◌ر◌ ◌◌ـ◌ب◌لٱفى◌◌ ◌داس◌ف◌ل◌ٱر◌ھ◌◌ظ◌ة◌بق◌ ◌ع◌ين◌ ك◌ ◌ر◌ ◌ش◌ممھ◌ر◌◌ـثك◌◌أن◌اك◌◌◌ ل◌ب◌ـ◌قنم◌ ◌ن◌یذ◌◌ لٱ ن◌اك◌ف◌ ی◌ك◌اور◌◌نظٱ◌فض◌ ◌ ر◌◌لأ◌ٱفى◌◌ اوير◌س◌ ◌ ◌ل ق◌
Terjemah Arti: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). Adakanlah perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan(Allah)".
e. Santun
Kata santun dalam KBBI memilikin arti halus dan baik (budi
bahasanya, tingkah lakunya), sabar dan tenang, sopan. Dalam QS Hujurat
ayat 2 terdapat perintah untuk berbuat santun dengan cara merendahkan
suara:
ل◌◌ و◌ق◌◌ل ◌ھ◌لاور◌ھ◌تج◌◌ لا◌و◌بي◌◌ ◌◌ ◌نلات◌◌ و◌ص◌ ق◌و◌◌ـفم◌ك◌◌تاو◌ص◌ ◌أاوع◌◌ـفر◌ـ◌تلا◌او◌نم◌آن◌یذ◌ ◌لااھ◌ـی◌أ
◌ت◌ـن◌أو◌م◌ك◌◌لام◌ع◌◌أط◌ب◌تح◌◌ ن◌ور◌ع◌ش◌◌تلا◌م◌ ن◌◌أض◌ ◌ ع◌ـب◌◌ ◌لم◌ك◌ض◌◌ ع◌◌ـبر◌ ◌ھ◌ج◌ك◌Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata
kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian
45 Herlina Nensy, hlm 25
28
kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu,
sedangkan kamu tidak menyadari."(Al Hujurat: 2)
f. Percaya Diri
Percaya diri adalah sikap positif seorang individu memampukan
dirinya untuk mengembangkan nilai positif baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Rasa percaya
diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari
kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi yakni
mampu dan percaya bahwa ia bisa karena didukung oleh pengalaman,
potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistis terhadap diri sendiri.46
7. Kegiatan Kokurikuler PAI
Ko-kurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk
waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai jenis
pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya. Agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa
yang di pelajari dalam kegiatan intrakurikuler.47
Adanya kegiatan ko-kurikuler di sekolah bertujuan menunjang
pelaksanaan program intrakurikuler agar siswa dapat lebih menghayati bahan
atau materi yang telah dipelajarinya serta melatih siswa untuk melaksanakan
tugas secara bertanggung jawab. Pelaksanaan kegiatan ko-kurikuler sebaiknya
memperhatikan asas-asas sebagai berikut:48
a. Menunjang langsung kegiatan intrakurikuler.
b. Adanya hubungan yang jelas dengan pokok bahasan yang diajarkan.
c. Tidak menjadi beban berlebihan bagi siswa yang dapat mengakibatkan
gangguan fisik atau psikologis.
46 Indari Mastuti, 50 Kiat Percaya Diri, (Jakarta: Hi Fest Publishing), 2008, hlm 1347 Abdul Malik Kusuma Negara, Skripsi, Pembinaan Karakter Keislaman Siswa Melalui
Kokurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga), 2017, hal 23-24
48 Abdul Malik Kusuma Negara, hal 24-25
29
Macam-macam bentuk kegiatan ko kurikuler PAI yang terdapat di
sekolah-sekolah adalah BTA (Baca Tulis Al-qur’an), kultum ba’da dhuhur, infak
(sedekah), sholat dhuha dan zuhur berjamaah, zikir, tadarus, muhadharah, PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam), zakat dan qurban.
Bentuk pendidikan islam yang paling utama adalah ibadah, shalat, puasa,
zakat, haji dan seluruh amal ibadah. Namun ibadah bukan hanya meliputi ritus-
ritus tersebut tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan seperti yang dimaksudkan
oleh ayat di bawah ini:
56):تراذلا(ن◌ ◌و◌د◌◌بع◌ـ◌ی◌◌ للا◌◌ اس◌ ◌نلا◌◌ ◌او◌ن◌◌ لج◌ات◌ ◌ ◌خل◌ق
ماو◌
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk
beribadat kepada-Ku. Bila tidak demikian apakah arti saat singkat (ritus) itu buat
pribadi dan lingkungan bila hampir tidak meninggalkan pengaruh dan hanya
terbuang-buang di udara.” (QS Az Zariat:56)49
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Anisabellah, skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul
“Pengaruh Sikap Sosial Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS
Kelas VIII di MTs Al Maarif 01 Singosari Malang.” Penelitian ini membahas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Salah satu dari
faktor tersebut adalah sikap sosial siswa. Perbedaan sikap sosial yang
dimiliki masing-masing siswa memunculkan hasil belajar yang berbeda-
beda pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar
sikap sosial siswa kelas VIII di MTs Al Maarif 01 Singosari Malang,
seberapa besar tingkat prestasi belajar mata pelajaran IPS, pengaruh sikap
sosial siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS. Pendekatan yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional. Teknik
pengambilan data menggunakan metode angket/kuesioner dandokumentasi.
Setelah dilakukan penelitian, maka hasilnya sebanyak 2,4% hasil belajar
49 Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: Al maarif), 1988, hal. 49
30
pelajaran IPS di pengaruhi oleh sikap sosial siswa, sedangkan 97,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di bahas dalam penelitian.
2. Abdul Malik Kusuma Negara, skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan
judul “Pembinaan Karakter Keislaman Siswa Melalui Ko Kurikuler PAI di
MA Muhammadiah Baturetno, Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pembinaan karakter keislaman siswa melalui ko-kurikuler PAI
di MA Muhammadiyah Baturetno, Wonogiri. Yang pembahasannya
meliputi: bentuk dan pelaksanaan pembinaan, hasil yang dicapai, serta faktor
pendukung dan penghambat. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan
(Field research) yang bersifat kualitatif deskriptif dengan mengambil latar
di MA Muhammadiyah Baturetno, Wonogiri. Untuk metode pengumpulan
datanya menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: Pertama, bahwa MA Baturetno
memiliki banyak progam ko-kurikuler, khususnya ko-kurikuler PAI, di
antaranya adalah: BTA, Kultum Ba’da Dhuhur, Praktik PAI, PHBI,
Pesantren Kilat, Kunjungan Studi, Lomba-lomba Keagamaan, dan
Pemberian Tugas Rumah. Kedua, dari kegiatan ko-kurikuler PAI tersebut
mempunyai peran penting dalam pembinaan karakter keislaman siswaserta
meningkatkan keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di sekolah, karena banyak materi PAI yang berkaitan dengan
kegiatan ko-kurikuler tersebut diatas. Ketiga, faktor pendukung dan
penghambat kegiatan ko-kurikuler tersebut antara lain: faktor internal yang
meliputi strength (kekuatan), weakness (kelemahan). faktor eksternal yang
meliputi opportunity (peluang), treath (ancaman).
3. Reni Anggraeni, skripsi Universitas Lampung Bandar Lampung dengan
judul “Pengaruh Kegiatan Kokurikuler dalam Mendukung Kegiatan
Intrakurikuler di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Tahun ajaran 2017/2018”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : Pengaruh
pemberian kegiatan kokurikuler dalam mendukung kegiatan intrakurikuler
di SMAN 1 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018, seberapa besar
persentase pengaruh pemberian kegiatan kokurikuler dalam mendukung
31
Variabel (X) Variabel (Y)
kegiatan intrakurikuler di SMAN 1 Seputih Mataram Tahun Pelajaran
2017/2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional
C. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian 1
Gambar 2.4 Menggambarkan variabel (X) yang mempengaruhi variabel (Y)
Keterangan Gambar:
X= Kegiatan Kokurikuler
Y= Pembentukan Sikap
= Pengaruh variabel X terhadap variabel Y
32
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian 2
SIKAP
Faktor-faktor yangMempengaruhi
Pembentukan Sikap
Pembentukan Sikap Sikap Sosial
Pengalaman Pribadi
Pengaruh Orang Lainyang Dianggap Penting
Pengaruh Kebudayaan
Media Massa
Jujur, disiplin,tanggung
jawab, peduli(toleransi,
gotong royong),santun, percaya
diri.
Lembaga Pendidikan danLembaga Agama
Kegiatan KokurikulerPAI di sekolah
Faktor Emosional
BTA (Baca Tulis Al-
qur’an), kultum ba’da
dhuhur, infak (sedekah),
sholat dhuha dan zuhur
berjamaah, zikir, tadarus,
muhadharah, PHBI
(Peringatan Hari Besar
Islam), zakat dan qurban.
Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadapPembentukan Sikap Sosial Siswa
33
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis yang diajukan ialah: Di duga pelaksanaan kegiatan kokurikuler
di sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap pembentukan sikap
siswa khususnya sikap sosial.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTS Jam’iyyatul Khair daerah Kampung
Utan Pondok Ranji. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil Tahun
ajaran 2019-2020. Alasan memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian karena,
pertama letaknya tidak terlalu jauh dari kampus sehingga dapat menekan biaya,
yang kedua di MTs Jam’iyyatul Khair memiliki kokurikuler PAI yang lumayan
banyak dan berjalan, yang ketiga karena memiliki karakteristik yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan.
Waktu pengumpulan data pada tahun ajaran 2019-2020 kurang lebih
selama lima bulan. Mulai dari study pendahuluan, penyebaran angket hingga
observasi.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Dimana penelitian ini berbasis data yang kemudian diolah sehingga
mendapatkan hasil yang diinginkan. “Penelitian korelasional merupakan
penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang
muncul secara alami. Tujuannya untuk mengidentifikasi hubungan prediktif
dengan menggunakan teknik korelasi.”1
Menurut Gay yang dikutip dari Emzir “Penelitian korelasi kadang-
kadang diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian korelasi
mendeskripsikan kondisi yang telah ada. Suatu studi korelasional
mendeskripsikan tingkatan di mana variabel-variabel berhubungan.”2
1 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: RajaGrafindoPersada), 2008, hlm. 37
2 Emzir, hlm. 37
34
35
Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif,
korelasi negatif, tidak ada korelasi ataupun korelasi sempurna.3
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable).4
1. Variabel bebas (independent variable): Merupakan variabel yang nilai-
nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasannya disimbolkan
dengan X. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan
nilai variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
X yaitu kegiatan Kokurikuler PAI.
Kokurikuler PAI merupakan variabel bebas karena kokurikuler
PAI merupakan variabel yang meramalkan atau yang mempengaruhi
variabel terikat.
2. Variabel terikat (dependent variable): Merupakan variabel yang nilai-
nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya di simbolkan
dengan Y. Variabel terikat merupakan variabel yang diramalkan atau
diterangkan nilainya. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel Y
yaitu pembentukan sikap sosial siswa.
Pembentukan sikap sosial merupakan variabel terikat karena
pembentukan sikap sosial merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas yakni kokurikuler PAI.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Setiap penelitian baik itu kualitatif maupun kuantitatif pasti memiliki
subjek penelitian yaitu orang yang dijadikan sumber data atau sumber informasi
dari penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu
guru bagian kurikulum dan murid MTs Jam’iyyatul Khair. Subjek penelitian
dalam penelitian kuantitatif dikenal dengan populasi dan juga sampel.
Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukanoleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu/variabel/data dapat
3 M Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1, (Jakarta: PT Bumi Aksara),2005, Cet 3,hal.228
4 M Iqbal Hasan, hal.227
36
dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atautidak. Dengan kata lain populasi adalah himpunan semua individu yangdapat memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian. Sedangkansampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciriciri ataukarakteristiknya benar-benar diselidiki.5
Pengambilan sampel dalam penelitian itu diperkenankan selama sampel
tersebut dapat mewakili populasinya secara baik serta menggunakan teknik
pengambilan sampel yang benar. Dalam menentukan populasi penelitian peneliti
harus mengetahui ciri-ciri atau karakteristik terlebih dahulu, karena hal tersebut
dapat mempengaruhi sampel penelitian. Dalam hal ini maka peneliti harus
menetapkan atau membuat kriteria tentang subjek yang akan diteliti.
“Sejak awal seharusnya peneliti telah menentukan beberapa kriteria
subjek, hal ini akan menjadikan unit analisis semakin kecil dan terfokus sehingga
akan menyebabkan jumlah sampel yang diambil juga dapat semakin sedikit.”6
Berikut merupakan kriteria pemilihan subjek untuk penelitian ini :
1. Mereka merupakan siswa MTs di mana penelitian dilakukan
2. Sudah menjalani kegiatan kokurikuler PAI selama 1 tahun
3. Sudah menerima materi pelajaran PAI yang berkaitan dengan kokurikuler
PAI
Populasi: Populasi dari penelitian ini yaitu siswa dan siswi kelas VIII dan IX
Sampel: Menurut Gay yang dikutip dari buku karya Muhammad Idrus bahwaukuran sampel yang diambil tergantung pada jenis penelitian. Jikapenelitian deskriptif, besar sampel adalah 10% dari populasi. Untukpenelitian korelasional, besar sampel minimum 30 subjek. Untukpenelitian kausal komparatif, besar sampel adalah 30 subjek perkelompok dan untuk penelitian eksperimental, besar sampel adalahlima belas subjek per kelompok. Meski begitu Gay menyarankansampel sedapat mungkin berjumlah besar. Menurutnya sampel yangbesar lebih representatif dan hasilnya lebih mendekati generalisasipopulasi.7
5 Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm 646 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga), 2009, hal 947 Muhammad Idrus, hlm 94
37
Sampling (teknik pengambilan sampel) adalah cara atau metode untuk
menarik sampel dari suatu populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan sangat terkait dengan homogenitas karakteristik populasi. Secara
garis besarnya terdapat dua teknik penarikan sampel, yaitu teknik acak (random)
dan teknik tak-acak (non-random).8
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Multi Stage Sampling.
“Merupakan gabungan beberapa teknik sampling yang ada. Dengan teknik ini
peneliti akan lebih mudah memperoleh data dari subjek yang diinginkan.” 9
Dalam penelitian kali ini subjeknya seluruh siswa kelas VIII dan IX di suatu
sekolah dengan pembagian siswa untuk masing-masing kelas yang tampak
berbeda. Untuk itu ada beberapa teknik yang digunakan yaitu teknik
porportional sampling, startified sampling dan random sampling.
Teknik proportional di gunakan karena peneliti akan menentukan jumlah
presentase subjek yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian, sebesar 30% .
Teknik startified sampling digunakan karena dalam populasi subjek memiliki
kedudukan yang bertingkat. Dengan telah ditentukannya jumlah persentase,
jumlah sampel yang terpilih pada masing-masing tingkat sebagai berikut.10
Tabel 3.1
Pengambilan Sampel
Kelas Presentase Subjek Subjek Terpilih sebagai
Sampel
VIII = 72 siswa 30% × 72 22 Orang siswa
IX = 85 siswa 30% × 85 25 Orang siswa
Jumlah 47 (30% dari jumlah
keseluruhan 157)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
8 Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm, 649 Muhammad Idrus, hlm 9810 Muhammad Idrus, hlm98
38
Dan teknik terakhir yang digunakan yaitu random sampling. Setelah
peneliti mengetahui jumlah sampel pada masing-masing jenjang maka peneliti
akan mengambil sampel secara acak tanpa pandang bulu. Random yang
mempunyai arti bahwa pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa,
sehingga setiap individu (unit) dari populasi mempunyai kesempatan
(probability) yang sama untuk terpilih menjadi sampel.11
Teknik acak (random) yang digunakan dalam penelitian ini berupa
sampling random sederhana (simpel random sampling) “merupakan jenis
sampling probabilitas yang paling umum digunakan, setiap elemen dengan
karakteristiknya sama dimasukkan ke dalam sampel.”12
Berikut ini peneliti akan menjelaskan gambaran umum tentang
responden yang menjadi objek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kelas VIII dan IX MTs Jam’iyyatul Khair. Sampel dalam
penelitian ini sebesar 47 siswa. Kuesioner disebar kepada 47 responden yang
terdiri dari 22 responden kelas VIII dan 25 responden kelas IX. Kuesioner yang
telah disebarkan kepada responden kemudian di hitung dan diolah menggunakan
program komputer IMB SPSS Statistik 23.
Responden di beri angket sebanyak dua buah yang terdiri dari variabel X
dan variabel Y. Angket yang disebarkan kepada responden berisi 22 pertanyaan
(variabel X) dan 25 pertanyaan (variabel Y), pertanyaan-pertanyaan ini dibuat
dari indikator-indikator yang telah ditentukan agar dapat mengukur kegiatan
kokurikuler PAI dan sikap sosial siswa.
11 Muhammad Idrus, hlm 9812 Ezmir, hlm 39-40
39
umber: Data Primer yang diol
Sampel Penelitian Kelas VIII
sampel30% populasi kelas VIII
populasikelas VIII
70 %
sampel
S ah, 2019
Sampel Kelas IXSampel
30%
Populasikelas IX
70%
Populasi kelas IX
Sampel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Gambar 3.1 Sampel Penelitian Kelas VIII
Gambar 3.2 Sampel Penelitian Kelas IX
D. Teknik Pengambilan Data
1. Observasi : Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
yang tampak pada objek maupun subjek penelitian. Metode observasi yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah observasi langsung dengan cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat
standar lain untuk kepentingan tersebut. Dalam hal ini, teknik yang akan
digunakan adalah non participant observation dimana peneliti berada di luar
subjek, yang pada dasarnya meliputi pengamatan tanpa menyembunyikan
identitas seseorang dan kelompok. Dalam observasi ini peneliti tidak ikut
40
terlibat langsung di dalam kehidupan orang yang di observasi dan secara
terpisah berkedudukan selaku pengamat.13
Teknik pengambilan data observasi ini digunakan oleh peneliti
sebagai studi pendahuluan juga untuk membantu peneliti dalam penyusunan
quesioner kegiatan kokurikuler di MTs Jamiatul Khair. Observasi juga
dilakukan untuk mengetahui apakah sikap dan juga perilaku siswa itu sesuai
dengan yang mereka cantumkan di skala atau terjadi penyimpangan.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No Hal yang Diobservasi
1 Sarana dan Prasarana Terutama yang digunakan untuk
kegiatan kokurikuler
2 Kegiatan KokurikulerApa saja yang ada dan aktif
3 Perilaku siswa ketika di
sekolah
- Kebersihan diri dan lingkungan
- Perilaku kepada teman
- Perilaku ketika jajan di kantin
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
2. Wawancara:
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.14
Wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini untuk
memperoleh data mengenai kegiatan kokurikuler PAI yang terdapat di MTs
Jam’iyyatul Khair bagaimana keaktifannya, tantangannya, pelaksanaannya
dan sebagai informasi tambahan dalam penelitian ini.
13 Pedoman Penulisan Skripsi hlm 6614 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), h. 212
41
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara
Kisi-kisi Wawancara dengan guru bidang kurikulum
No Variabel Indikator
1 Kegiatan Kokurikuler 1. Jenis kegiatan
PAI 2. Sejarah dimulainya
3. Keadaanya
4. Tujuannya
5. Pelaksanaanya
6. Hambatanya
7. Penanggung jawab
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
3. Dokumentasi: Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya.15
Teknik dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui jumlah
siswa MTs Jamiatul Khair, jadwal kegiatan Kokurikuler PAI dan kegiatan
kokurikuler PAI apa saja yang terdapat di MTs Jamiatul Khair.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Dokumentasi
No Dokumen
1 Profil dan sejarah Madrasah
2 Sarana dan Prasarana
3 Daftar Kegiatan Sekolah
4 Jumlah Siswa
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI,(Jakarta: PT Rineka Cipta), 2006, cet 13, hal 229
42
4. Angket (quesionere): Merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden).16 Teknik angket ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur
sikap sosial siswa dan antusiasme/keaktifan siswa pada kegiatan kokurikuler
PAI. Dengan menggunakan metode Thurstone, Likert atau Guttman.
a. Skala Likert merupakan skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang
menggunakan lima alternatif perjenjangan dari kondisi yang sangat
mendukung hingga yang sangat tidak mendukung. Misalnya dengan
menggunakan model sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan
sangat tidak setuju.17 Isi pertanyaan dibedakan menjadi 2 kategoriyaitu:
Favorable dan Unvavorable.18
1) Pertanyaan Favorable yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jika
diiyakan menunjukkan sikap positif atau suka terhadap objek terkait.
2) Pertanyaan Unfavorable yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jika
diiyakan atau disetujui menunjukkan sikap negatif atau tidak
menyukai objek yang menjadi pusat perhatian.
b. Skala Guttman merupakan skala yang dikembangkan oleh LouisGuttman. Skala ini terdiri atas serangkaian pertanyaan, semuamenunjukkan sikap seseorang terhadap sebuah objek ataukepemilikan atas atribut psikologis tertentu, dan harus dijawabsecara dikotomis (“Ya” atau “Tidak”) oleh sekelompok subjek.Tujuan analisis dengan skala Guttman adalah menemukan sebuahdimensi tunggal yang dapat dipakai untuk menentukan posisi, baikpernyataan maupun para subjek penjawabnya. Posisi pernyataan dansubjek pada dimensi yang ditemukan selanjutnya bisa dipakai untukmenentukan nilai numerik atau skor mereka.19
Skala Guttman memiliki dua ciri yaitu:20
1) Pertanyaan-pertanyaan mencerminkan perasaan positif yang
semakin meningkat pada objek sikap.
16 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya), 2006, cet.2, hlm 219
17 Muhammad Idrus, hlm 10118 Agustinus Supratiknya, Pengukuran Psikologis, (Yogyakarta: Sanata Dharma University
Press), 2014, hlm, 26819 Agustinus Supratiknya, hlm27220 Agustinus Supratiknya, hlm272
43
2) Pemilihan suatu pertanyaan menyiratkan pemilihan terhadap setiap
3) pertanyaan lain yang memiliki kadar positif yang lebih rendah.
Kisi-Kisi Kuesioner dan Penilaiannya
Tabel 3.5
Kisi-kisi Kuesioner Sikap Sosial Siswa
Variabel Dimensi IndikatorSkala
ukuranKode
Sikap
Sosial
Siswa (Y)
Sikap Jujur
Jujur pada tugas dan
ujian sekolah
Likert Y.1
Likert Y.2
Jujur pada orang lainLikert Y.3
Likert Y.4
Sikap Disiplin
Disiplin dalam
menggunakan waktu
Likert Y.5
Likert Y.6
Likert Y.7
Disiplin dalam menaati
peraturan sekolahLikert Y.8
Disiplin pada
lingkunganLikert Y.9
Sikap
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab
sebagai pelajar
Tanggung jawab
Likert Y.10
Likert Y.11
Tanggung jawab pada
kebersihan badan dan
pakaian
Likert Y.12
Likert Y.13
Sikap Peduli
(toleransi dan
gotong royong)
DermawanLikert Y.14
Likert Y.15
Kepedulian terhadap
dhuafa
Likert Y.16
Likert Y.17
Sikap Santun Santun terhadap guruLikert Y.18
Likert Y.19
44
Santun terhadap teman Likert Y.20
Santun terhadap orang
tuaLikert Y.21
Sikap Percaya
Diri
Percaya diri di dalam
kelas
Likert Y.22
Likert Y.23
Likert Y.24
Percaya diri di
masyarakatLikert Y.25
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 3.6
Kisi-kisi Koesioner Kokurikuler PAI
Variabel Dimensi IndikatorSkala
ukuranKode
Kegiatan
Kokurikuler
PAI (X)
Sholat Zuhur
Senang serta menikmati
shalat zuhur berjamaah
Likert X.1
Likert X.2
Tertib dan disiplinLikert X.3
Likert X.4
Sholat Dhuha
Melaksanakan shalat
dhuha
Likert X.5
Likert X.6
Disiplin dalam
pelaksanaan shalat
dhuha
Likert X.7
Antusias dan senang
melaksanakan shalat
dhuha
Likert X.8
Infak Kesadaran diri sendiri
Likert X.9
Likert X. 10
Likert X.11
45
Membantu guru
mengumpulkan uang
infak
Likert X.12
Muhadharah
PartisipasiLikert X.13
Likert X.14
TertibLikert X.15
Likert X.16
Zikir dan Doa
setelah Shalat
Partisipasi Likert X.17
Menghafal Likert X.18
Disiplin Likert X.19
Tadaruz
Partisipasi Likert X.20
Menghapal Likert X.21
Disiplin Likert X.22
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 3.7
Penilaian Kuesioner
No Kode S SR KK J TP No Kode S SR KK J TP
1 X 5 4 3 2 1 1 Y 5 4 3 2 1
2 X 5 4 3 2 1 2 Y (-) 1 2 3 4 5
3 X (-) 1 2 3 4 5 3 Y 5 4 3 2 1
4 X 5 4 3 2 1 4 Y 5 4 3 2 1
5 X 5 4 3 2 1 5 Y 5 4 3 2 1
6 X 5 4 3 2 1 6 Y 5 4 3 2 1
7 X (-) 1 2 3 4 5 7 Y 5 4 3 2 1
8 X 5 4 3 2 1 8 Y 5 4 3 2 1
9 X 5 4 3 2 1 9 Y 5 4 3 2 1
10 X 5 4 3 2 1 10 Y 5 4 3 2 1
11 X 5 4 3 2 1 11 Y 5 4 3 2 1
46
12 X 5 4 3 2 1 12 Y 5 4 3 2 1
13 X 5 4 3 2 1 13 Y 5 4 3 2 1
14 X 5 4 3 2 1 14 Y 5 4 3 2 1
15 X (-) 1 2 3 4 5 15 Y 5 4 3 2 1
16 X 5 4 3 2 1 16 Y 5 4 3 2 1
17 X 5 4 3 2 1 17 Y (-) 1 2 3 4 5
18 X 5 4 3 2 1 18 Y 5 4 3 2 1
19 X 5 4 3 2 1 19 Y (-) 1 2 3 4 5
20 X 5 4 3 2 1 20 Y (-) 1 2 3 4 5
21 X 5 4 3 2 1 21 Y 5 4 3 2 1
22 X (-) 1 2 3 4 5 22 Y 5 4 3 2 1
23 Y 5 4 3 2 1
24 Y 5 4 3 2 1
25 Y 5 4 3 2 1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 3.8
Alternatif Jawaban Variabel Penelitian
Pilihan Jawaban Item Positif Item Negativ
Selalu (S) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang-kadang (KK) 3 3
Jarang (J) 2 4
Tidak Pernah (TP) 1 5
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah
untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan,
yang terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian.
47
1. Editing data (Pemeriksaan data): Proses meneliti hasil survei untuk meneliti
apakah ada respons yang tidak lengkap, tidak komplit atau membingungkan.
Jika terjadi masalah seperti itu maka bisa dengan cara mengembalikannya ke
responden, apabila survei lagi tidak dapat dilakukan maka respons yang tidak
lengkap dengan missing value atau di tulis tidak menjawab.
2. Scoring yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.
3. Tabulating yaitu penyajian data jawaban yang telah diberikan ke dalam
bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya.
4. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity. Validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang dimaksuduntuk
diukur. Validitas menunjukkan pada fungsi pengukuran suatu tes. Validitas
melihat kecermatan ukur suatu alat ukur. Validitas melihat sejauh mana
ketepatan alat ukur melakukan fungsi pengukurannya. Alat ukur dikatakan
valid saat memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai fungsi
ukurnya.21
Suatu instrument dikatakan valid apabila hasil perhitungan didapatkan
angka koefisien korelasi r hitung > r tabel yang dikonsultasikan pada taraf
signifikasi 0,05. Hasil uji validitas item tersebut kemudian dibandingkan
dengan r tabel = 0,288 (pada taraf signifikasi 5% dan N = 47) dengan
keputusan.:
Jika r hitung > r tabel maka dinyatakan valid
Jika r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid
5. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah untuk menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau
21 Jelpa Periantalo, Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah dan Bermanfaat, (Yogyakarta:Pustaka Belajar), 2015, hal. 104
48
∑lebih. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan
instrumen atau data yang diteliti. 22 Pengukuran pada penelitian ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan rumus.
= ( )(1 − )
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas
= Banyaknya butir pertanyaan (yang valid)1 = Bilangan konstan∑ = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir pertanyaan∑ = Varians skor total
6. Uji Normalitas
Yakni pengujian yang digunakan untuk menentukan apakah suatu set
data sudah sesuai dimodelkan oleh distribusi normal atau tidak atau untuk
menghitung seberapa besar kemungkinan variabel acak sudah terdistribusi
secara normal.23
Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Normalitas
One Sample Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan taraf signifikasi
0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari
0,05 dan ditolak jika signifikasi data lebih kecil dari 0,05.
7. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Dua
variabel dinyatakan memiliki hubungan yang linier bila signifikansi
(Linearity) lebih dari 0,05.
8. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan
untuk mengukur keeratan (kuat, lemah atau tidak ada) maupun hubungan
22 Suharsimi Arikunto, hal 14723 Edi Riadi, Statistika Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset), 2016, hal.105
49
(positif, negatif atau tidak ada) antar variabel. Koefisien korelasi memiliki
nilai antara -1 dan +1 (-1≤ KK ≤ +1).
- Jika KK bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin
dekat nilai KK ke +1 semakin kuat korelasinya.
- Jika KK bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif.
Semakin dekat nilai KK ke -1 semakin kuat korelasinya.
- Jika KK bernilai 0 (nol) maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi.
- Jika KK bernilai +1 atau -1 maka variabel-variabel menunjukkan korelasi
positif atau negatif yang sempurna.24
Untuk mengukur koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi person yaitu indeks atau angka yang digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk
data interval atau rasio. Disimbolkan dengan “ ”.25
Untuk mengukur “ ” dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus
product moment. =Keterangan:
= Koefisien korelasi
= deviasi rata-rata variabel ( − )
= deviasi rata-rata variabel ( − )9. Analisis Regresi Sederhana
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk
mengukur ada atau tidak adanya korelasi antar variabel. Garis yang
menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi. Regresi linear adalah
24 M Iqbal Hasan, hal. 233-23425 M Iqbal Hasan, hal. 234
∑∑ . ∑ ²
50
= + = (∑ ) x∑ ²
= + = (∑ ) y∑ ²
regresi yang variabel bebasnya ( ) berpangkat paling tinggi satu. Untuk
regresi linear sederhana yaitu regresi linear yang hanya melibatkan dua
variabel (variabel dan ), persamaan garis regresinya dapat di tuliskan
dalam dua bentuk, yaitu:26
a. Persamaan regresi linear Y terhadap X dirumuskan:
Keterangan: = Variabel terikat
= Variabel bebas
α= Intersep
= Koefisien regresi
b. Persamaan regresi linear dari X terhadap Y dirumuskan:
Keterangan:
= Variabel terikat
= Variabel bebas
= Intersep
= Koefisien regresi
10. Koefisien Penentu (KP) atau Koefisien Determinasi (R²)
Jika koefisien korelasi di kuadratkan akan menjadi koefisien penentu
(KP) atau koefisien determinasi (R²), yang artinya penyebab perubahan pada
26 M. Iqbal Hasan, hal. 249-250
51
= = × 100%
variabel yang datang dari variabel , sebesar kuadrat koefisien korelasinya.
Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel
( ) terhadap naik turunnya (variasi) nilai variabel lainnya ( ). Jika koefisien
korelasinya adalah koefisien korelasi person ( ) maka koefisien penentu/
determinasi menggunakan rumus.27
Keterangan:
= Koefisien Determinasi
= Koefisien Korelasi
F. Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis akan dirumuskan dengan menggunakan hipotesis nol
atau ditulis H0. Hipotesis nol ini merupakan hipotesis yang akan kita uji.
Penolakan terhadap H0 akan membawa kita pada penerimaan hipotesis
tandingannya yang biasa kita sebut hipotesis alternatif dan biasa kita
lambangkan dengan Ha atau H1.
Jika Tℎ lebih besar dari pada T , maka H0 ditolak dan Ha
diterima, begitu pula sebaliknya, jika Tℎ lebih kecil dari pada T , maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan kokurukuler PAI
(variabel X) terhadap sikap sosial siswa (variabel Y)
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan
kegiatan kokurukuler PAI (variabel X) dengan sikap sosial siswa (variabel Y)
27 M. Iqbal Hasan, hal. 247-248
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Jam’iyyatul Khair
1. Profil Sekolah
Nama Madrasah tempat peneliti memperoleh data adalah MTs
Jam’iyyatul Khair yang terletak di jalan Wr. Supratman No. 35 Rt 002/06
kelurahan Cempaka Putih kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan Banten.
Madrasah ini berdiri pada tanggal 11 Juli 1986 dan sudah terakreditasi A pada
tahun 2016. Madrasah Jam’iyyatul Khair ini berdiri di atas tanah seluas 1.160
m² dengan status bangunan milik yayasan.1
Saat ini Kepala Madrasah MTs Jam’iyyatul Khair dipimpin oleh ibu
Saenih, S.Ag yang lahir di Tangerang, 18 Juni 1968, beliau bertempat tinggal di
Jl. Wr Supratman Rt. 001/06, Cempaka Putih Ciputat Timur TangerangSelatan.
Beliau pernah menjadi guru MTs dari tahun 1992 sampai dengan sekarang, guru
SD dari tahun 2007- 2010 dan pernah pula menjabat sebagai kepala TK tahun
1994- 2010, sekarang jabatannya sebagai Kepala MTs Jam’iyyatul Khair dari
tahun 2011 sampai dengan sekarang.
MTs Jam’iyyatul Khair didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam
Jam’iyyatul Khair Kampung Utan. Yayasan ini mulai berdiri pada 1962 yang
didirikan oleh Drs. H. Sukirman, MA, H. Madali HR, H. Nawin, H. Mohammad
Yusuf Ridwan dan Drs. H. TB. Aman Syihabuddin. Saat ini yang menjabat
sebagai pengurus yayasan adalah M. Yusuf HS, S.Ag (ketua) dan H. Makhmud,
S.Ag (sekertaris). Jumlah tenaga pendidik yang berpendidikan S1 (15 Orang)
dan S2 (2 Orang) sedang jumlah tenaga kependidikan TU (3 Orang) dan
pegawai (3 Orang).2
2. VISI dan MISI
a. Visi
1 Data sekolah, Profil madrasah Jam’iyyatul Khair, 20192 Data sekolah,Ibid. 2019
84
53
Terwujudnya warga madrasah yang islami, nasionalis dan cerdas (INCER)
b. Misi
(1) Mengintegrasi Kurikulum Nasional dengan nilai-nilaike-Islaman
(2) Mengembangkan kurikulum muatan lokal yang berbasis ke-Islaman
(3) Memaksimalkan potensi dan daya nalar peserta didik dalam proses
pembelajaran
(4) Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan sebagai sumber belajar
dan pembelajaran yang efektif
(5) Menyelenggarakan pembinaan kebangsaan atau nasionalisme melalui
aktivitas belajar intra maupun ekstrakurikuler
(6) Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuh kembangkan
kemampuan berpikir aktif, kreatif dalam memecahkan masalah
(7) Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga peserta didik dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya
(8) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku Islami sehingga peserta
didik dapat mengamalkan dan menghayati agamanya secara nyata
(9) Menumbuh kembangkan perilaku terpuji (Akhlakul Karimah) dan praktek
nyata, sehingga peserta didik dapat menjadi teladan bagi teman dan
masyarakatnya.3
3. Prestasi Siswa MTs Jam’iyyatul Khair
Keberhasilan lembaga pendidikan dapat di lihat dari prestasi-prestasi
yang didapatkan, seberapa eksis suatu sekolah dapat dilihat dari seberapa
seringnya sekolah mengirimkan perwakilannya dalam perlombaan atau dari
prestasi-prestasi yang didapatkan. Berikut merupakan prestasi MTs Jam’iyyatul
Khair:
Pada tahun 2011 mendapatkan juara tiga lomba pramuka putri, lomba
PBB dasar putri, lomba PBB dasar putra, lomba membaca putra. Sedangkan
3 Data sekolah MTs Jam’iyyatul Khair,Ibid. 2019
54
yang mendapatkan juara dua pada lomba cerdas cermat putri, lomba pramuka
yel-yel putra, dan lomba marawis semuanya itu di tingkat kecamatan. Pada tahun
2012 juara tiga lomba POS PBB perkemahan pada HAB Kemenag Tangsel,
juara tiga lomba pidato dan azan remaja masjid, juara dua lomba marawis remaja
masjid tingkat kelurahan. Pada tahun 2013 juara tiga lomba penulisan naskah
dakwah dan pidato tingkat menengah dari Kemenag RI, juara dua lomba
pramuka terbaik putri dan lomba pramuka POS 2 putri yang diselenggarakan
SMPN 2 Tangerang, juara satu pidato bahasa Arab putri pada acara Aksioma
yang diselenggarakan di KKM. Pada tahun 2014 juara satu lomba olimpiade
MTQ yang diselenggarakan KKM, juara satu tilawah SMP dan MTS yang
diselenggarakan di kota Tangerang Selatan, juara satu lomba MTQ Adzkia dan
lomba pidato Adzkia pada acara Expo yang diselenggarakan di pesantren Daarut
Tauhid. Pada tahun 2015 juara satu lomba galang terampil di KKM MTS Kota
Tangerang Selatan. Pada tahun 2016 juara satu lomba pramuka penggalang
SMP/MTS sekota Tangerang Selatan, juara tiga lomba olimpiade sains yang
diselenggarakan KKM MTS Kota Tangsel. Pada tahun 2017 juara satu lomba
lari 100 meter putri diselenggarakan oleh KKM MTS Kota Tangsel, juara satu
lomba qiroati sejabodetabek. Pada tahun 2018 pada kegiatan OSSO tingkat
KKM, juara satu lomba lari 400 meter putra, juara dua lomba tenis meja putri
dan juara dua lomba tenis meja putra.4
4. Kegiatan Kokurikuler PAI di MTs Jam’iyyatul Khair
Kegiatan kokurikuler PAI di MTs Jam’iyyatul Khair berdasarkan hasil
observasi peneliti dan wawancara terhadap guru bidang kesiswaan terdapat
beberapa kegiatan kokurikuler PAI seperti sholat dhuha bersama, sholat zuhur
berjamaah, kegiatan 30 menit sebelum KBM (tadarus, tahfidz surat pendek,
infak, asmaulhusna, membaca sifat wajib dan jaiz bagi Allah), zikir dan doa,
4Data sekolah, Dokumentasi MTS Jam’iyyatul Khair 2019
55
muhadharah dan infaq harian. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan
pembiasaan yang rutin dilakukan setiap Minggunya.
Kegiatan kokurikuler PAI berupa shalat dhuha waktu pelaksanaannya
pada hari Senin dan Rabu, namun pada hari Senin dilaksanakan setiap dua
Minggu sekali karena selang seling dengan upacara bendera. Dilaksanakan
sholat dhuha di masjid Al Istiqomah, waktunya dari jam 07:00 hingga jam 08:00.
Jumlah sholat dhuha yang siswa laksanakan sebanyak 6 rakaat lalu setelah itu
sama-sama zikir dan membaca doa dhuha, barulah terakhir ada petuah-petuah
dari guru. Hambatan dilaksanakannya shalat dhuha ini yaitu karena letak masjid
yang berada di seberang sekolah sehingga sedikit rawan dan memakan waktu
untuk menyeberang belum lagi ada satu atau dua siswa yang kurang terkontrol
sehingga jajan terlebih dahulu. Guru yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan shalat dhuha ini adalah semua guru mulai dari mengontrol semua
kelas, pendamipingan ke masjid, mengatur siswa di masjid hingga kembali ke
sekolah. Hukuman bagi siswa yang ketahuan tidak shalat dhuha adalah sholat
dhuha di kelas sebanyak delapan rakaat, hafalan dan juga di jewer.5
Kegiatan kokurikuler PAI berupa sholat zuhur berjamaah dilakukan
setiap hari bertempat di masjid Al Istiqomah. Pelaksanaan sholat zuhur ini sudah
lumayan tertib terlaksana, setelah sholat membaca zikir dan doa, guru
menyampaikan informasi ataupun petuah-petuah barulah sama-sama kembali ke
kelas. Hukuman bagi siswa yang ketahuan tidak sholat zuhur berupa di suruh
maju ke depan menyebutkan nama, kelas, nama orang tua dan wali kelas.
Hukuman ini sangat manjur dan untuk hambatan kurang lebih sama dengan
shalat dhuha. Penanggung jawab pelaksanaan adalah semua guru.
Kegiatan kokurikuler PAI berupa zikir dan doa dilaksanakan setelah
sholat dhuha dan sholat zuhur berjamaah di masjid Al Istiqomah. Petugasnya
jika setelah sholat dhuha adalah imamnya, sedangkan setelah sholat zuhur
5Wawancara dengan Mualifatul Istianah S.Pd.I, tanggal 09 Januari 2020 di meja piket MTsJam’iyyatul Khair.
56
petugasnya adalah siswa yang bergilir setiap kelas. Penanggung jawabnya
adalah wali kelasnya masing-masing. Hambatannya adalah masih adanya siswa
yang masih salah-salah membaca doanya dan ada juga yang macet di tengah-
tengah membaca doa sehingga menimbulkan tawa-tawa kecil temannya.
Kegiatan 30 menit sebelum KBM yang terdiri dari tahfidz, tadarus,
membaca do’a, Asmaul Husna, sifat wajib bagi Allah, sifat jaiz bagi Allah
dilaksanakan setiap hari selama 30 menit sebelum KBM dilaksanakan,
tempatnya di dalam kelas masing-masing. Tadarus dan tahfidz materinya
sekitaran juz ‘amma. Hambatannya masih ada siswa yang lupa untuk membawa
al-Qur’an dan juz ‘amma.6
Kegiatan kokurikuler PAI berupa muhadharah dilaksanakan di masjid Al
Istiqamah pada hari senin setelah kegiatan sholat dhuha. Petugasnya di gilir
bergantian setiap kelas dengan di bimbing oleh wali kelas masing-masing
dengan tema yang telah ditentukan oleh bagian kesiswaan namun dapat juga
diganti sesuai kesepakatan siswa dan wali kelasnya. Dalam kegiatan
muhadharah terdiri dari MC, pembaca tilawah Al Qur’an, para penyampai pidato,
dan terakhir do’a. Muhadharah di MTs Jam’iyyatul Khair masih menggunakan
satu bahasa, untuk pidato tiga bahasa baru tahun ini diterapkan tetapi yang
mampu melaksanakannya baru satu kelas saja. Kegiatan muhadharah dahulunya
masuk ke dalam mata pelajaran atau KBM tapi sekarang sudah menjadikegiatan
pembiasaan di luar KBM.
Kegiatan kokurikuler PAI berupa infaq harian dilakukan di kelas masing-
masing sebelum memulai KBM. Besarnya infaq minimal 1000 rupiah sehari tapi
itu juga tidak wajib hanya dianjurkan jika tidak ada tidak apa-apa. Dari orang
tua sendiri juga akhirnya percaya bahwa infaqnya memang untuk kegiatan sosial
dan untuk siswa lagi. Infak yang sudah terkumpul dialokasikanuntuk pembelian
komputer dan infocus. Infak juga dialokasikan jika ada bencana banjir, gempa
6 Wawancara dengan Mualifatul Istianah S.Pd.I, tanggal 09 Januari 2020 di meja piket MTsJam’iyyatul Khair.
57
bumi atau sebagainya yang nantinya ada informasi kepada siswa bahwa dana
infaq hari ini dialokasikan untuk bencana banjir atau kalau ada teman yang
saudaranya meninggal maka dana infaq hari ini dialokasikan untuk takziah
seperti itu.
B. Deskripsi Data
Data dari angket yang sudah disebar kemudian dikumpulkan dan diberikan
skor lalu di buat tabelnya, langkah selanjutnya dianalisis item dengan uji validitas
dan reliabilitas dengan menggunakan Microsoft excel dan SPSS 23. Dari hasil uji
validitas dan reliabilitas tersebut diketahui mana data yang valid dan reliabel juga
data yang tidak valid dan tidak reliabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Pengaruh
Kegiatan Kokurikuler PAI (X) sebagai variabel bebas, terhadap Pembentukan
Sikap Sosial Siswa (Y) sebagai variabel terikat.
1. Hasil Angket
Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil jawaban dari angket yang
telah disebar pada responden sebanyak 47, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Angket Variabel X (Kokurikuler PAI)
No Pertanyaan Jawaban Responden
5 4 3 2 1
1 Saya senang melakukan sholat zuhurberjamaah bersama teman
39 4 2 2 0
2 Saya sangat menikmati sholat zuhurberjamaah di sekolah
37 7 2 1 0
3 Saya mengobrol ketika iqamah sudahdikumandangkan (-)
4 14 24 5 0
4 Saya langsung pergi ke masjid jika sudahwaktunya sholat zuhur
24 15 6 2 0
5 Saya ingin terbiasa melakukan shalatdhuha
19 16 10 1 1
58
6 Saya mengikuti kegiatan shalat dhuha disekolah
35 9 3 0 0
7 Saya bercanda saat melakukan shalatdhuha di sekolah (-)
18 8 18 2 1
8 Saya merasa tenang setelah melakukanshalat dhuha
33 9 3 2 0
9 Saya menyisihkan uang jajan untukberinfak di sekolah
31 11 4 1 0
10 Tanpa perlu diperintah guru saya akanmembayar infak karena itu kewajibansaya
30 9 5 3 0
11 Saya senang berinfak karena dapatberbagi
28 16 3 0 0
12 Saya membantu guru untukmengumpulkan uang infak
4 7 23 11 2
13 Saya menjadi petugas muhadharah 2 5 14 10 16
14 Saya tidak mendengarkan ketika sedangada yang berpidato (-)
13 12 16 5 1
15 Saya mengikuti kegiatan zikir dan doasetelah shalat
31 15 1 0 0
16 Saya tidak mengobrol saat zikir dan doa 16 13 15 3 0
17 Saya mengikuti kegiatan tadaruz disekolah jika tidak ada halangan
26 12 7 2 0
18 Saya berusaha menghafal surah yangsering di baca saat tadaruz
21 17 8 1 0
19 Saya tidak bercanda ketika sedangbertadaruz
22 14 10 1 0
Total keseluruhan 433 213 174 52 21
Presentase 48 % 24% 19% 6% 2 %
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
NB: Panduan skoring.
Pernyataanpositif
5 4 3 2 1
Selalu Sering Kadang-Kadang
Jarang TidakPernah
PernyataanNegatif
5 4 3 2 1TidakPernah
Jarang Kadang-Kadang
Sering Selalu
Tabel 4.1 di atas merupakan pengelompokan hasil skoring angket
kokurikuler PAI yang terdiri dari 19 pertanyaan, dari setiap pertanyaan akan
59
dijawab oleh 47 responden kemudian dikelompokan berapa orang yang
mendapatkan skor 5, 4, 3, 2 dan 1. Skor 5 adalah skor tertinggi yang berarti siswa
menjawab “selalu” atau “tidak pernah” hal itu tergantung dari pertanyaan apakah
positif atau negatif. Skor 1 adalah skor terendah yang berarti siswa menjawab “tidak
pernah” atau “selalu” tergantung dari positif atau negatifnya suatu pertanyaan.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan sedikitnya responden yang mendapatkan
nilai 1 (satu) yang termasuk nilai terendah yaitu sebanyak 2%, dan banyaknya
responden yang mendapatkan nilai 5 (lima) yang merupakan nilai tertinggi. Total
sebanyak 433 yang mendapat skor 5 atau sebanyak 48%, hal ini menunjukkan
tingginya tingkat keaktifan mereka terhadap kegiatan kokurikuler PAI di sekolah.
Kegiatan kokurikuler PAI yang terdapat di MTs Jam’iyyatul Khair penulis
masukkan ke dalam kuesioner yaitu terdapat enam kategori: Sholat zuhur
berjamaah, sholat dhuha, infak, muhadharah, zikir dan doa setelah shalat dan
tadaruz. Indikator keaktivan yang dapat dilihat yaitu dari tingkat ke ikutsertaan
mereka dalam kegiatan, menjadi petugas dalam kegiatan dan rasa tertib selama
kegiatan maupun perasaan senang yang timbul ketika melaksanakan kegiatan.
Jika kita lihat dari pertanyaan nomor 1 ada 39 orang dari 47 responden yang
mendapatkan poin 5 itu menandakan tingginya tingkat keaktifan mereka dalam
melaksanakan shalat zuhur berjamaah bersama teman-teman dan para guru.
Meskipun masih ada beberapa yang masih mengobrol setelah iqamah
dikumandangkan maupun ketika zikir setelah sholat. Namun hal tersebut tidak
menggangu ke khusuan sholat zuhur berjamaah, beberapa siswi tersebut mengobrol
dengan suara yang sangat pelan (berbisik) namun ketika ditegur oleh guru dengan
kata “sssssttttt” mereka langsung diam sehingga tidak mempengaruhi zikir dan doa
yang dilakukan menggunakan mikrofon yang diikuti oleh seluruh jamaah. Menurut
peneliti sholat zuhur berjamaah di MTs Jam’iyyatul khair sudah berjalan dengan
kondusif.7
Dalam pertanyaan kegiatan muhadharah soal ke 13, banyak responden yang
mendapatkan skor 1 atau banyak siswa yang menjawab “tidak pernah” itu
7Observasi, di MTs Jam’iyyatul Khair, 15 Agustus 2019
60
dikarenakan kegiatan muhadharah dilaksanakan dalam dua minggu satu kali, yang
dalam satu kali muhadharah itu ditugaskan pada satu kelas. Misalnya VII.1 yang
menjadi petugas muhadharah kali ini maka dua orang bertugas berpidato dan satu
moderator, sehingga tidak semua siswa pernah merasakan menjadi petugas
muhadharah, bahkan satu orang bisa berkali-kali menjadi perwakilan kelas jika dari
kelas tersebut sepakat menunjuknya lagi. Dalam hal pemilihan petugas muhadharah
itu diserahkan kepada wali kelas masing-masing kelas yang bertugas.8
Pada pertanyaan negatif yang terdapat pada nomor 3 sebagian besar
sejumlah 24 siswa mendapatkan skor 3 skor pertengahan yaitu banyaknya siswa
yang menjawab “kadang-kadang”, itu dikarenakan pada saat iqamah masih ada
sebagian siswa yang berbicara, namun setelah imam takbir barulah semuanya diam
dan memulai sholat, hal ini adalah yang ditemukan peneliti ketika melakukan
observasi pada sholat zuhur di MTs Jam’iyyatul Khair.
Dari 47 responden yang sudah mengisi angket maka akan di skoring oleh
peneliti sehingga setiap responden memiliki nilai total anngketnya. Tabel nilai total
angket variabel X milik responden dapat dilihat di lampiran. Nilai total angket
variabel X setiap responden ini kemudian dihitung Mean, Median dan Modusnya,
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah.
Tabel 4.2 Tabel Mean, Median,dan Modus Variabel (X)Statistics
Sum X
N Valid 47
Missing 37
Mean 77,9574
Median 77,0000
Mode 69,00a
Std. Deviation 7,67819
Variance 58,955
Range 33,00
Minimum 60,00
8 Wawancara dengan Mualifatul Istianah S.Pd.I, Ibid.
61
a. Multiple modes exist. The smallest value is shownSumber: Data primer yang diolah menggunakan IMB SPSS 23, 2019
Melihat tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwasanya nilai mean atau rata-
rata dari angket Kokurikuler PAI (X) adalah 77,9574, mediannya (nilai tengah) 77
dan modusnya (nilai yang sering muncul) 69.3664Mean (Rata-rata)= 47 = 77,9 ≈ 78
Variabel Kokurikuler PAI mempunyai nilai minimum sebesar 60 dan nilai
maksimum sebesar 93, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 77,9. Berdasarkan hasil
deskripsi tersebut mengindikasikan keaktifan siswa dalam kegiatan Kokurikuler
PAI disekolah sudah baik. Nilai rata-rata sebesar 77,9 itu sudah cukup besar untuk
menjadi gambaran secara umum mengenai kumpulan bahan keterangan yang
berupa angka. Standar deviasi 7,6 lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran dari
variabel data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari nilai
variabel X terendah dan tertinggi.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul atau nilai dengan jumlah
frekuensi paling banyak dari nilai angket variabel X (Kokurikuler PAI) sebesar 69
nilai ini tidak bisa dibilang kecil namun tidak terlalu besar juga ini masih
menandakan tingkat antusiasme siswa pada kegiatan kokurikuler PAI sudah baik.
Tabel 4.3
Hasil Angket Variabel Y (Sikap Sosial)
No Pertanyaan Jawaban Responden
5 4 3 2 1
1 Saya menyontek ketika ujian sedangberlangsung (-)
6 8 27 6 0
2 Saya menemukan dan mengembalikanbarang kepada pemiliknya
21 10 13 2 1
3 Saya berkata jujur kepada orang tua,guru dan teman
15 22 6 4 0
4 Saya melaksanakan tugas piket 23 11 8 1 4
5 Saya datang ke sekolah tepat waktu 18 11 15 3 0
93,00Maximum
62
6 Saya meminta izin ketika keluar kelas 19 10 10 6 2
7 Saya berseragam sesuai ketentuan
sekolah
38 3 6 0 0
8 Saya membuang sampah pada
tempatnya
24 17 5 0 1
9 Saya mengerjakan PR di rumah 8 11 22 4 2
10 Saya mengerjakan tugas individu dengansungguh-sungguh (tidak asal-asalan)
17 8 18 3 1
11 Saya memakai pakaian bersih dan harumketika sekolah
1 6 22 13 5
12 Saya mandi sehari 2 kali 23 6 11 4 3
13 Saya menolong teman yang sedangkesulitan tanpa menginginkan balasan
4 6 18 13 6
14 Saya memiliki makanan lebih maka sayaakan membaginya kepada teman saya
14 14 10 6 3
15 Jika bertemu dengan pengemis di jalandan memiliki uang lebih maka saya akanmemberinya
8 15 15 7 2
16 Saya tidak mau berteman dengan orangyang kurang mampu (-)
14 18 12 2 1
17 Jika saya tidak masuk sekolah, sayamembuat surat izin
25 14 6 2 0
18 Saya mengobrol saat guru sedangmenerangkan materi (-)
4 6 22 11 4
19 Saya mencela atau mengejek sesamateman (-)
9 11 21 6 0
20 Saya mengajukan pertanyaan ketikatidak mengerti pada guru
6 11 18 8 4
21 Saya berani menyuarakan pendapat didepan kelas
2 7 23 13 2
22 Saya berani membela diri jika tidakbersalah
22 11 11 2 1
Hasil Keseluruhan 321 236 319 116 42
Presentase 31% 23% 31% 11% 4%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
63
Pernyataanpositif
5 4 3 2 1
Selalu Sering Kadang-Kadang
Jarang TidakPernah
PernyataanNegatif
5 4 3 2 1TidakPernah Jarang
Kadang-Kadang Sering Selalu
Tabel 4.3 di atas merupakan pengelompokan hasil skoring angket sikap
sosial yang terdiri dari 22 pertanyaan, dari setiap pertanyaan akan dijawab oleh 47
responden kemudian dikelompokan berapa orang yang mendapatkan skor 5, 4, 3, 2
dan 1. Skor 5 adalah skor tertinggi sebanyak 31% yang berarti siswa menjawab
“selalu” atau “tidak pernah” hal itu tergantung dari pertanyaan apakah positif atau
negatif. Skor 1 adalah skor terendah sebanyak 4% yang berarti siswa menjawab
“tidak pernah” atau “selalu” tergantung dari positif atau negatifnya suatu
pertanyaan.
Berdasarkan tabel 4.3 tentang sikap sosial menunjukkan banyaknya
responden yang memberikan jawaban positif yang peneliti beri skor 5. Jumlah
keseluruhan dari responden yang menjawab dengan skors 5 pada setiap pernyataan
berjumlah 321 dan merupakan jumlah tertinggi dibanding dengan jawaban yang
lainnya. Tingginya jawaban dengan skor 5 itu menandakan positifnya sikap sosial
siswa di MTs Jam’iyyatul Khair.
Jika dilihat dari tabel di atas pada pertanyaan no 7 mengenai kesesuaian
memakai seragam sekolah banyak dari responden yang jawabannya mendapatkan
skor 5 yaitu sebanyak 38 responden dan merupakan pertanyaan dengan skor 5
terbanyak. Hal tersebut menandakan bahwa masih banyak siswa memiliki perilaku
sosial yang baik, baik dari kejujuran, disiplin terhadap peraturan sekolah, tanggung
jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), sikap santun dan terakhir yaitu sikap
percaya diri.
Mengenai kesesuaian menggunakan seragam memang sudah hampir
seluruhnya menggunakan seragam sesuai dengan yang sudah ditentukan hanya saja
kerapihan dalam menggunakan seragam ini yang masih kurang seperti kerudung
NB: Panduan Skoring
64
yang kusut, sepatu yang kotor, baju putih yang sudah berubah warnanya sehingga
tidak sesuai dengan kerudung dan masih saja ada yang tertinggal menggunakan dasi,
topi dan sabuk.9
Dari tabel 4.3 dapat dilihat yang mendapatkan nilai satu paling banyak yaitu
pada pertanyaan nomor 13 mengenai menolong teman tanpa meminta balasan dari
47 responden ada 6 orang yang mendapat skor 1, hal ini masih lumayan baik karena
sisanya masih banyak yang mendapatkan skor 3.
Banyak di antara siswa siswi yang saling menitip makanan karena malas
untuk turun tangga karena letak MTs ada di lantai 2 dan 3 atau karena melihat
temannya yang ada di bawah sehingga sekalian . Namun hal itu dilakukan saling
bergantian atau bergiliran.10
Kadang-kadang atau skor 3 yang paling besar ada pada pertanyaan nomor 1
mengenai menyontek ketika ujian. Sebanyak 27 dari 47 responden yang
mendapatkan skor 3. Hal ini menandakan masih banyak responden yang kadang-
kadang melakukan hal menyontek tersebut.
Tabel 4.4 Mean, Median dan Modus Variabel (Y)Statistics
Sikap SosialN Valid 47
Missing 0Mean 80,4255Median 81,0000Mode 91,00Std. Deviation 10,90422Variance 118,902Range 49,00Minimum 51,00Maximum 100,00
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IMB SPSS 23, 2019
Data skoring angket setiap responden variabel Y kemudian ditotal, data
inilah yang akan dicari Mean, Median, dan Modusnya, tabel ini dapat dilihat di
lampiran. Melihat tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwasanya nilai mean atau
9 Observasi, di MTs Jam’iyyatul Khair, 12 Desember 201910 Observasi, di MTs Jam’iyyatul Khair, 18 Desember 2019
65
rata-rata dari nilai total Sikap Sosial (Y) adalah 80,4 mediannya (nilai tengah) 81
dan modusnya (nilai yang sering muncul) 91.3780Mean (Rata-rata)= = 80,447
Variabel sikap sosial mempunyai nilai minimum sebesar 51 dan nilai
maksimum sebesar 100, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 80,4. Berdasarkan
hasil deskriptif tersebut mengindikasikan sikap sosial siswa disekolah sudah baik.
Standar deviasi 10,9 lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran dari variabel data
yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari nilai variabel Y
terendah dan tertinggi.
Nilai yang sering muncul atau jumlah frekuensi paling banyak adalah nilai
91 ini jelas sekali menandakan bahwa sikap sosial siswa di MTs Jam’iyyatul Khair
sangat baik.
C. Analisis Data
1. Pra Analisis
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya angket
yang digunakan dalam penelitian layak atau tidaknya suatu data disajikan.
Dalam penelitian ini uji validitas instrument menggunakan rumus product
moment yaitu dengan cara membandingkan antara r tabel dengan r hitung, jika r
hitung > r tabel maka suatu pernyataan dalam kuesioner dianggap valid, namun
jika r hitung < r tabel maka pernyataan dalam kuesioner dinyatakan tidak valid.
Instrumen penelitian ini diujikan kepada responden siswa kelas VIIIdan
IX MTs Jam’iyyatul Khair sebanyak 47 responden dengan soal sebanyak 22
untuk kokurikuler PAI dan 25 soal untuk sikap sosial. Setelah dilakukan uji
validitas dapat diketahui dari 22 soal kokurikuler PAI terdapat 19 soal yang valid
dan 3 yang tidak valid. Hasil uji validitas pada 25 soal sikap sosial di dapatkan
hasil 22 soal dinyatakan valid dan 3 lainnya dinyatakan tidak valid. Soal
dinyatakan valid apabila skor r hitung di atas 0,288 dan dikatakan tidak valid
66
apabila skor r hitung kurang dari 0,288. Data soal yang valid digunakan sebagai
instrumen penelitian dan yang tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen
penelitian.
b. Hasil Uji Validitas Instrumen
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel rHitung tabel Nilai Sig Keputusan
Kegiatan Kokurikuler PAI di Sekolah (X)
X1 0,458 0,288 001 VALID
X2 0,455 0,288 001 VALID
X3 0,487 0,288 001 VALID
X4 0,416 0,288 004 VALID
X5 0,434 0,288 002 VALID
X6 0,325 0,288 026 VALID
X7 0,463 0,288 001 VALID
X8 0,485 0,288 001 VALID
X9 0,294 0,288 045 VALID
X10 0,542 0,288 000 VALID
X11 0,541 0,288 000 VALID
X12 0,522 0,288 000 VALID
X13 0,247 0,288 092 TIDAK VALID
X14 0,355 0,288 014 VALID
X15 0,139 0,288 351 TIDAK VALID
X16 0,489 0,288 000 VALID
X17 0,548 0,288 000 VALID
X18 0,054 0,288 717 TIDAK VALID
X19 0,541 0,288 000 VALID
X20 0,600 0,288 000 VALID
X21 0,546 0,288 000 VALID
67
X22 0,400 0,288 005 VALID
Sikap Sosial (Y)
Y1 0,240 0,288 104 TIDAK VALID
Y2 0,396 0,288 006 VALID
Y3 0,413 0,288 004 VALID
Y4 0,493 0,288 000 VALID
Y5 0,731 0,288 000 VALID
Y6 0,393 0,288 006 VALID
Y7 0,622 0,288 000 VALID
Y8 0,356 0,288 014 VALID
Y9 0,442 0,288 002 VALID
Y10 0,615 0,288 000 VALID
Y11 0,658 0,288 000 VALID
Y12 0,584 0,288 000 VALID
Y13 0,368 0,288 011 VALID
Y14 0,295 0,288 044 VALID
Y15 0,562 0,288 000 VALID
Y16 0,472 0,288 001 VALID
Y17 0,500 0,288 000 VALID
Y18 0,437 0,288 002 VALID
Y19 0,430 0,288 003 VALID
Y20 0,373 0,288 010 VALID
Y21 0,172 0,288 246 TIDAK VALID
Y22 0,502 0,288 000 VALID
Y23 0,310 0,288 034 VALID
Y24 0,469 0,288 001 VALID
Y25 0,136 0,288 363 TIDAK VALID
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IMB SPSS 23, 2019
Tabel 4.5 merupakan tabel uji validitas instrumen dari tabel tersebut dapat
68
dilihat untuk instrumen variabel X ada 3 pernyataan yang tidak valid yaitu X13,
X15 dan X18. Instrumen pada variabel Y juga terdapat 3 pernyataan yang tidak
valid yaitu Y1, Y21 dan Y25. Sehingga total Instrumen variabel X terdapat 19
pernyataan yang valid sedang variabel Y memiliki 22 pernyataan yang valid.
c. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No Variabel Sub VariabelButir
InstrumenJumlah
Item1
Kegiatan
Kokurikuler PAI
(X)
1. Sholat Zuhur 1,2,3,4 4
2. Sholat Dhuha 5,6,7,8 4
3. Infak 9,10,11,12 4
4. Muhadharah *13,14,*15,16 4
5. Zikir dan Doa
setelah Shalat17,*18,19
3
6. Tadaruz 20,21,22 3
2
Sikap Sosial Siswa
(Y)
1. Sikap Jujur *1,2,3,4 4
2. Sikap Disiplin 5,6,7,8,9 5
3. Sikap Tanggung
Jawab10,11,12,13
4
4. Sikap Peduli
(toleransi dan
gotong royong)
14,15,16,17
4
5. Sikap Santun 18,19,20,*21 4
6. Sikap Percaya
Diri22,23,24,*25
4
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Keterangan: (*) Item Tidak Valid
d. Hasil Pengujian Reliabilitas
69
Hasil uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui atau menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau
lebih. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan instrumen atau
data yang diteliti. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alpha cronbach,
di mana instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 60 %
atau >0,6 dan dinyatakan tidak reliabel apabila < 0,6. Dan berikut merupakan hasil
penghitungan reliabilitas:
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah
Pernyataan
Cronbach
Alpha
Nilai
Alpha
Keterangan
Kegiatan Kokurikuler
PAI (X)
19
Pernyataan0,816 0,60 Reliabel
Sikap Sosial (Y) 22
Pernyataan0,844 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.7 di atas mengenai hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa variabel independen kegiatan kokurikuler PAI memiliki nilai cronbach
alpha sebesar 0,816 > 0,60 sehingga variabel kegiatan kokurikuler PAI dinyatakan
reliabel. Variabel dependen sikap sosial memiliki nilai cronbach alpha sebesar
0,844 > 0,60 yang menunjukkan bahwa variabel sikap sosial dinyatakan reliabel.
2. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
nilai residual yang berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik dengan pengujian Kolmogorof Smirnov terhadap
masing-masing variabel.
70
Cara pengambilan keputusan: Jika nilai Signifikansi > 0,05 maka
nilai residual berdistribusi normal. Jika nilai Signifikansi < 0,05, maka nila
UnstandardizedResidual
N 47Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.Deviation 8,37853605
Most Extreme Differences Absolute ,088Positive ,088Negative -,061
Test Statistic ,088Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
residual tidak berdistribusi normal. Di bawah ini adalah hasil pengujian
normalitas Kolmogorof Smirnov menggunakan SPSS:
Tabel 4.8
Uji normalitas Kolmogorof Smirnov
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan metode
Kolmogorov-Sminov pada tabel 4.8 di atas, didapatkan hasil sebesar 0,200>
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Untuk uji normalitas ini penulis juga menggunakan metode Normal
Probability, dengan melihat kurva norma P-Plots, yaitu suatu data dikatakan
normal apabila titik-titik mendekati atau menyebar di sekitar garis diagonal,
71
sedangkan jika data menyebar menjauhi garis diagonal maka data tersebut
tidak normal. Hasil uji normalitas data dengan metode Normal Probability,
dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Pada gambar 4.1 terlihat pada grafik normal Probability Plot
menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang
ada selalu mengikuti dan mendekati garis diagonalnya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel
terikat (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan linier. Berikut
adalah tabel hasil uji linieritas:
Tabel 4.9 Tabel Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
SikapSosial*
BetweenGroups
(Combined) 3245,306 23 141,100 1,459 ,186
Linearity2240,296 1
2240,296
23,167 ,000
72
KoKurikulerPAI
DeviationfromLinearity
1005,011 22 45,682 ,472 ,958
Within Groups 2224,183 23 96,704Total 5469,489 46
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai signifikan deviation
from linearity sebesar 0,958 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linier antara KoKurikuler PAI dengan Sikap SosialSiswa.
D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji pra analisis, di mana uji normalitas dan data
dinyatakan normal, uji linieritas yang menunjukkan bahwa dua variabel ada pada
hubungan linier, sehingga memenuhi untuk pengujian statistik parametrik.
1. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi dilakukan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah
atau tidak ada) maupun hubungan (positif, negatif atau tidak ada) antar variabel.
Untuk mengukur koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan koefisien
korelasi person. Berikut adalah tabel uji koefisien korelasi menggunakan SPSS:
Tabel 4.10 Uji Koefisien Korelasi
CorrelationsKoKurikuler
PAI Sikap SosialKoKurikulerPAI
Pearson Correlation 1 ,640**
Sig. (2-tailed) ,000N 47 47
Sikap Sosial Pearson Correlation ,640** 1Sig. (2-tailed) ,000N 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah 2019
a. Dasar pengambilan keputusan uji koefisien korelasi:
73
1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka berkorelasi
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak berkorelasiJika kita lihat dari tabel koefisien korelasi person di atas nilai
signifikansi nya 0,000 yaitu kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Kegiatan Kokurikuler PAI dengan Sikap Sosial memiliki korelasi.
b. Pedoman derajat hubungan
1) Nilai person correlation 0,00 s/d 0,20 = Tidak ada korelasi
2) Nilai person correlation 0,21 s/d 0,40 = Korelasi lemah
3) Nilai person correlation 0,41 s/d 0,60 = Korelasi sedang
4) Nilai person correlation 0,61 s/d 0,80 = Korelasi kuat
5) Nilai person correlation 0,81 s/d 1,00 = Korelasi sempurna
Jika kita lihat tabel di atas nilai Person Correlation 0,640 lalu kita lihat
pada pedoman derajat hubungan, maka nilai 0,640 termasuk kedalam
golongan (d) yang memiliki hubungan atau korelasi yang kuat. Jadi Kegiatan
Kokurikuler PAI memiliki korelasi yang kuat terhadap Sikap SosialSiswa.
2. Analisis Regresi Sederhana
Ananlisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji
pengaruh suatu variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat
atau variabel dependen. Dengan uji ini dapat diketahui pengaruh antara kegiatan
Kokurikeler PAI dengan sikap social.
Berikut merupakan tabel hasil uji regresi sederhana yang diolah
menggunakan SPSS yaitu:
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 9,570 12,741 ,751 ,456
74
KoKurikulerPAI
,909 ,163 ,640 5,587 ,000
a. Dependent Variable: Sikap SosialSumber: Data primer yang diolah menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut.
Y = α + bX
Sikap Sosial = 9,570 + 0,909 (Kokurikuler PAI)
Persamaan di atas memiliki arti bahwa:
a. Nilai sikap sosial dapat diperkirakan jika kita tahu nilai kokurikuler PAI.
Nilai konstanta adalah sebesar 9,570, dapat diartikan jika kegiatan
kokurikuler PAI (X) dianggap konstan atau tidak ada, maka nilai konsisten
sikap sosial (Y) adalah sebesar 9,570.
b. Dari nilai b (angka koefisien regresi) = 0,909 berarti bahwa setiap nilai
variabel kokurikuler PAI bertambah sebesar 1 % maka variabel sikap sosial
akan mengalami peningkatan sebesar 0,909 jika dalam persen 90,9 %.
Menjawab hipotesis:
Untuk mengetahui apakah X mempengaruhi Y, maka peneliti melihat
dari nilai signifikansi variabel X (Kokurikeler PAI) sebesar 0,000 yang berarti
nilai probabilitas kurang dari 0,05 yang mengandung arti bahwa ada pengaruh
variabel X terhadap variabel Y.
Ho: B < 0 (Tidak terdapat pengaruh Kokurikeler PAI terhadap sikap sosial)
Ha: B > 0 (Terdapat pengaruh Kokurikeler PAI terhadap sikap sosial)
Karena nilai B = 0,909 (lebih besar dari 0), maka tolak Ho dan terima Ha yang
berarti terdapat pengaruh kegiatan kokurikuler PAI terhadap sikap sosial siswa.
3. Koefisien Penentu (KP) atau Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) adalah untuk mengukur seberapa besar
sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin
75
besar koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
Adapun untuk mengetahui besarnya konstribusi yang ditimbulkan dari
variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
KD = r² × 100%
= 0,640² × 100%
= 0,4096 × 100%
= 40,96%
= 41%
Berdasarkan hasil koefisien determinasi di atas didapatkan hasil sebesar
41%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh kegiatan Kokurikuler
PAI terhadap pembentukan sikap siswa sebesar 41%. Sedangkan sisanya
sebesar 59% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Di bawah ini merupakan tabel koefisien determinasi
menggunakan SPSS 23:
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 ,640a ,410 ,396 8,47112
a. Predictors: (Constant), KoKurikuler PAISumber: Data primer yang diolah menggunakan SPSS 23, 2019
Jika kita lihat perhitungan koefisien determinasi menggunakan SPSS
pada tabel di atas, nilai R Square sebesar 0,410 jika di presentasikan sebesar
41%. Jadi pengaruh dari variaber X (Kokukrikuler PAI) terhadap variabel
Y(Sikap Sosial) sebesar 41% dan sisanya sebanyak 59% di pengaruhi oleh
variabel lainnya yang tidak di bahas pada penelitian ini.
76
4. Uji Hipotesis Statistik
Uji hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji T
Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi
dengan melihat nilai signifikansi dan nilai Thitung.
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 mengandung arti bahwa ada pengaruh kegiatan
kokurikuler PAI terhadap sikap sosial.
b. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 mengandung arti bahwa tidak
adanya pengaruh kegiatan kokurikuler PAI terhadap sikap sosial.
c. Jika Tℎ lebih besar dari pada T , terdapat pengaruh yang signifikan
antara kegiatan kokurikuler PAI (variabel X) terhadap pembentukan sikap sosial
siswa (variabel Y). Jika Tℎ lebih kecil dari pada T , maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara kegiatan kokurikuler PAI (variabel X) terhadap
pembentukan sikap sosial siswa (variabel Y).
Tabel 4.13 Hipotesis Statistik Uji T
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,570 12,741 ,751 ,456
KoKurikulerPAI
,909 ,163 ,640 5,587 ,000
a. Dependent Variable: Sikap SosialSumber: Data primer yang diolah menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel 4.13 di atas diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti bahwa “Ada Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap
Sikap Sosial Siswa”.
77
Berdasarkan tabel di atas juga diketahui nilai Thitung sebesar 5,587. Karena
nilai Thitung sudah ditentukan sekarang, maka selanjutnya mencari Ttabel dengan
rumus:
Nilai a / 2 = 0,05 / 2 = 0,025
Derajat Kebebasan (df)= n – 2 = 47- 2 = 45
Nilai 0,025; 45 kemudian dilihat pada tabel distribusi nilai T tabel, maka
didapat nilai T tabel sebesar 2,014. Karena nilat Thitung sebesar 5,587 lebih besar
dari > 2,014, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti “Ada Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap Sikap Sosial Siswa”.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melaksanakan serangkaian perhitungan analisis data dari pra
analisis sampai analisis, didapatkanlah hasil yang akan dibahas pada
pembahasan di bawah ini:
1. Tingkat Antusiasme Siswa dalam Kegiatan Kokurikuler PAI
Berdasarkan hasil angket yang disebar oleh peneliti pada siswa
diketahui bahwa banyak dari jawaban siswa yang mendapatkan skor 5 yaitu
merupakan skor tertinggi. Sebanyak 19 pernyataan disebar pada 47 siswa
sehingga total jawaban yang harus peneliti skorsing yaitu sebanyak 893
jawaban (19 x 47 = 893). Sebanyak 433 adalah jawaban yang mendapat skor
5, 213 mendapat skor 4, 174 mendapat skor 3, 52 mendapat skor 2 dan 21
mendapat skor 1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat keaktifan
siswa dalam kegiatan kokurikuler PAI tergolong tinggi.
Dari 47 siswa nilai terendah yang di dapatkan siswa adalah 60 dan nilai
tertinggi yang didapatkan siswa adalah 93. Sedangkan nilai rata-rata 77,9,
karena nilai standar deviasi 7,6 lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran dari
variabel data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari
variabel X terendah dan tertinggi.
78
2. Tingkat Sikap Sosial Siswa di MTs Jam’iyyatul Khair
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MTs Jam’iyyatul khair
tentang perilaku sosial siswa. Peneliti menemukan perilaku sosial siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah lumayan baik. Dari perilaku inilah dapat disimpulkan
bahwa sikap sosial siswa sudah lumayan baik meskipun ada beberapa yang
kurang baik. Berikut adalah paparan hasil observasi:
Siswa MTs Jam’iyyatul Khair memiliki sikap kejujuran yang lumayan
baik, hal ini dapat dilihat dari kegiatan mereka di kantin, ada seorang pedagang
bakso yang ketika jam istirahat tiba langsung penuh sehingga sedikit kerepotan.
Siswa yang membeli disuruh membantu meracik baksonya sendiri dan si ibu
yang memberikan bakso dan kuahnya. Waktu istirahat ibu bakso ini sangat
ramai sehingga kadang menyuruh siswa menaruh saja uangnya dan mengambil
kembalian di gerobak bakso, setelah selesai melayani semuanya barulah si ibu
merapihkan uangnya dan memasukkannya ke dalam kotak.11
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa kejujuran siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair baik sehingga pedagang masih percaya siswa untuk
mengumpulkan uang di satu tempat. Observasi perilaku sosial selanjutnya
adalah yaitu mengenai kedisiplinan.
Kedisiplinan siswa di MTs Jam’iyyatul Khair tidak terlalu baik karena
berdasarkan hasil pengamatan masih ada sebagian siswa yang tidak mematuhi
kedisiplinan waktu, seperti masih adanya siswa yang curi-curi waktu untuk
jajan pada waktu jam pelajaran, biasanya hal itu terjadi pada waktu pergantian
jam pelajaran atau kelas yang sedang tidak ada guru. Kedisiplinan waktu yang
kurang baik juga terlihat dari masih adanya siswa yang terlambat datang ke
sekolah meskipun tidak terlalu banyak. Kedisiplinan peraturan sekolah juga
masih ada beberapa yang dilanggar seperti yang sudah disebutkan di atas.
Berbeda dengan kedisiplinan waktu dan menaati peraturan,
kedisiplinan membuang sampah atau menjaga kebersihan lingkungan sekolah
di MTs Jam’iyyatul Khair sudah sangat baik sekali, hal ini ditandai dari tidak
11 Observasi di MTs Jam’iyyatul Khair, 13 Januari 2020
79
adanya sampah di lingkungan sekolah bahkan di kantin pun bersih.
Sikap tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri di MTs Jam’iyyatul
Khair masih kurang baik hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya siswa
yang memakai pakaian yang kusut tidak digosok, kurang bersih, bagi siswa
laki-laki tidak memakai ikat pinggang, bajunya tidak dikancing dan rambut
yang sedikit kusut. Dari beberapa hal yang ditemukan di atas masih banyak
juga yang berpakaian rapi sesuai dengan peraturan sekolah.
Toleransi dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sangat baik. Dapat dilihat dari kegiatan infaq harian
yang meskipun tidak diwajibkan setiap harinya banyak siswa yang berinfaq
dengan uang jajanya. Infaq harian ini dialokasikan untuk bencana alam,
menjenguk orang sakit, takziah jika ada keluarga siswa siswi yang meninggal
dunia. Kepedulian siswa terhadap sesama juga sudah lumayan baik dari
meminjamkan alat tulis kepada sesama teman, saling menitip makanan, dan
membantu teman yang sakit ke UKS bahkan menemaninya ketika jam istirahat.
Perilaku santun siswa terhadap guru dan sesama teman di MTs Jam’iyyatul
Khair masih kurang baik. Jika bertemu atau berpapasan dengan guru cium
tangan hanya sebagian yang seperti itu, membantah perkataan guru.
Dalam sesama teman sering menggunakan kata-kata yang kasar.
Sikap percaya diri siswa di MTs Jam’iyyatul Khair sudah lumayan baik
dari berani bertanya pada guru, berani menjadi petugas muhadharah, berani
menyuarakan pendapatnya, meskipun hal tersebut belum semua siswa tapi
sebagian sudah memiliki sikap kepercayaan diri.
Berdasarkan hasil angket yang disebar oleh peneliti pada siswa
diketahui bahwa banyak dari jawaban siswa yang mendapatkan skor 5 yaitu
merupakan skor tertinggi. Sebanyak 22 pernyataan disebar pada 47 siswa
sehingga total jawaban yang harus peneliti skorsing yaitu sebanyak 1034
jawaban (22 x 47 = 1034). Berikut adalah uraian dari hasil skoring yaitu
sebanyak 321 jawaban mendapatkan skor 5, 236 jawaban mendapatkan skor 4,
319 jawaban mendapatkan skor 3, 116 jawaban mendapatkan skor 2 dan 42
jawaban mendapatkan skor 1 yang merupakan skor terendah.
80
Melihat dari uraian di atas jawaban yang paling banyak pertama,
mendapatkan skor 5 yaitu sebanyak 321 dan jawaban terbanyak kedua,
mendapatkan skor 3 yaitu sebanyak 319. Jawaban skor 5 dalam pernyataan
positif adalah “selalu” dan dalam pernyataan negatif “tidak pernah”, sedangkan
skor 3 dalam pernyataan positif dan negatif adalah “kadang-kadang”. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat sikap sosial siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair tergolong tinggi.
Variabel sikap sosial mempunyai nilai minimum sebesar 51 dan nilai
maksimum sebesar 100, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 80,4.
Berdasarkan hasil deskriptif tersebut mengindikasikan sikap sosial siswa
disekolah sudah baik. Standar deviasi 10,9 lebih kecil dari mean menunjukkan
sebaran dari variabel data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup
besar dari variabel Y terendah dan tertinggi.
3. Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap Pembentukan Sikap
Sosial Siwa di MTs Jam’iyyatul KhairSetelah melakukan serangkaian perhitungan analisis data dari pra
analisis sampai analisis, hasil analisis akhir menunjukkan bahwa kegiatan
kokurikuler PAI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan
sikap sosial siswa. Pengaruh kegiatan kokurikuler PAI terhadap pembentukan
sikap sosial siswa dapat di lihat dari uji regresi sederhana yang ditunjukkan
oleh persamaan regresi Y(Sikap Sosial) = 9,570 + 0,909 (Kokurikuler PAI).
Nilai koefisien menunjukkan arah yang positif dimana nilai koefisien sebesar
0,909 yang menunjukkan jika variabel kegiatan kokurikuler PAI mengalami
peningkatan sebesar 1 % maka variabel sikap sosial akan mengalami
peningkatan sebesar 90,9 %.
Hasil analisis data menunjukkan kokurikuler PAI memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap pembentukan sikap sosial siswa, hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji koefisien determinasi (R²). Uji koefisien determinasi
didapatkan hasil sebesar 41%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
pengaruh kegiatan Kokurikuler PAI terhadap pembentukan sikap siswa sebesar
81
41%. Sedangkan sisanya sebesar 59% di pengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap
Sikap Sosial Siswa di MTs Jam’iyyatul Khair. Hasil ini dibuktikan dengan
menggunakan Uji t (Parsial) didapatkan hasil Thitung yaitu sebesar 5,587
dengan Ttabel sebesar 2,014. Dapat disimpulkan bahwa nilai Thitung lebih
besar dari pada Ttabel, yang artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga terdapat pengaruh antara variabel X (Kegiatan Kokurikuler PAI)
terhadap variabel Y (Sikap Sosial Siswa) MTs Jam’iyyatul Khair. Jika dilihat
dari regresi sederhana menunjukkan bahwa Y = 9,570 + 0,909 X, yang artinya
nilai X sebesar 0,909 berarti bahwa setiap nilai variabel kokurikuler PAI
bertambah sebesar 1 % maka variabel sikap sosial akan mengalami
peningkatan sebesar 0,909 jika dalam persen 90,9 %. Jika kita lihat dari
koefisien determinasi nilai R Square sebesar 0,410 jika di presentasikan sebesar
41%. Jadi pengaruh dari variaber X (Kokukrikuler PAI) terhadap variabel
Y(Sikap Sosial) sebesar 41% dan sisanya sebanyak 59% di pengaruhi oleh
variabel lainnya yang tidak di bahas pada penelitian ini.
Setelah melakukan wawancara untuk kegiatan kokurikuler PAI di MTs
Jam’iyyatul Khair peneliti melakukan penelitian pada enam kegiatan
kokurikuler PAI yang ada di sana yaitu shalat dhuha berjamaah, shalat zuhur
berjamaah, infak, muhadharah, zikir dan doa serta tadaruz. Antusiasme
kokurikuler PAI, dari 47 siswa yang dijadikan sampel didapatkan nilai terendah
adalah 60 dan nilai tertinggi yang didapatkan siswa adalah 93. Sedangkan nilai
rata-rata 77,9, karena nilai standar deviasi 7,6 lebih kecil dari mean
menunjukkan sebaran dari variabel data yang kecil atau tidak adanya
kesenjangan yang cukup besar dari variabel X terendah dan tertinggi. Dari nilai
rata-rata ini juga dapat disimpulkan bahwa tingkat antusiasme siswa cukup
baik.
84
83
Sikap sosial siswa yang peneliti teliti merujuk pada KMA 165 tahun
2014 yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri.
Sikap sosial selain melalui angket peneliti juga melakukan observasi, dapat
disimpulkan bahwa kejujuran siswa di MTs Jam’iyyatul Khair baik sehingga
pedagang masih percaya siswa untuk mengumpulkan uang di satu tempat
namun kejujuran terhadap guru sedikit kurang. Setelah kejujuran selanjutnya
adalah kedisiplinan, berbeda dengan kedisiplinan waktu dan menaati peraturan
yang masih kurang, kedisiplinan membuang sampah atau menjaga kebersihan
lingkungan sekolah di MTs Jam’iyyatul Khair sudah sangat baik sekali, hal ini
ditandai dari tidak adanya sampah di lingkungan sekolah bahkan di kantin pun
bersih. Sikap tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri di MTs Jam’iyyatul
Khair masih kurang baik hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya siswa
yang memakai pakaian yang kusut tidak digosok, kurang bersih, bagi siswa
laki-laki tidak memakai ikat pinggang, bajunya tidak dikancing dan rambut
yang sedikit kusut. Dari beberapa hal yang ditemukan di atas masih banyak
juga yang berpakaian rapi sesuai dengan peraturan sekolah.
Toleransi dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sangat baik. Dapat dilihat dari kegiatan infaq harian
yang meskipun tidak diwajibkan setiap harinya banyak siswayang berinfaq
dengan uang jajanya. Infaq harian ini dialokasikan untuk bencana alam,
menjenguk orang sakit, takziah jika ada keluarga siswa siswi yang meninggal
dunia. Kepedulian siswa terhadap sesama juga sudah lumayan baik dari
meminjamkan alat tulis kepada sesama teman, saling menitip makanan, dan
membantu teman yang sakit ke UKS bahkan menemaninya ketika jam istirahat.
Perilaku santun siswa terhadap guru dan sesama teman di MTs Jam’iyyatul
Khair masih kurang baik. Jika bertemu atau berpapasan dengan guru cium
tangan hanya sebagian yang seperti itu, membantah perkataan guru.
Dalam sesama teman sering menggunakan kata-kata yang kasar.
Sikap percaya diri siswa di MTs Jam’iyyatul Khair sudah lumayan baik
dari berani bertanya pada guru, berani menjadi petugas muhadharah, berani
menyuarakan pendapatnya, meskipun hal tersebut belum semua siswa tapi
84
sebagian sudah memiliki sikap kepercayaan diri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran
dari peneliti sebagai berikut:
1. Sekolah MTs Jam’iyyatul Khair
a. Memaksimalkan lagi kegiatan kokurikuler PAI disekolah sebagaisarana
pembentukan sikap sosial siswa
b. Memperhatikan aspek sikap sama seperti aspek kognitif
2. Peneliti Lain
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengganti atau menambah
variabel lain yang dapat mempengaruhi sikap sosial siswa.
b. Dalam hal penelitian dapat dilakukan di sekolah-sekolah yang berbeda
dan jangkauan yang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abror, Rachman. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya). 1993.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
VI. (Jakarta: PT Rineka Cipta). 2006
Atkinson, Rita L. dkk. Pengantar Psikologi. (Jakarta: Erlangga). 1983.
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar). 2011.
Baharuddin. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media). 2016.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta:
RajaGrafindo Persada). 2008
Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. (Bandung: Refika Aditama). 2000.
Harun, Salman. Sistem Pendidikan Islam. (Bandung: Al maarif). 1988.
Hasan, M Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 1. (Jakarta: PT Bumi Aksara). 2005
Luthfi, Atabik. Tafsir Da’awi Tadabur Ayat-ayat Dakwah untuk Para Dai. (Jakarta:
Al I’tishom). 2011
Mar’at,Samsunuwiyati dan Lieke Indieningsih Kartono. Perilaku Manusia
Pengantar Singkat Tentang Psikologi. (Bandung: PT Refika Aditama). 2006.
Mar’at. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. (Jakarta: Ghalia
Indonesia). 1982
Mercer, Jenny dan Debbie Clayton. Psikologi Sosial. (Jakarta: Erlangga). 2012.
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat: Penerbit UIN
Periantalo, Jelpa. Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah dan Bermanfaat.
(Yogyakarta: Pustaka Belajar). 2015
Riadi, Edi. Statistika Penelitian. (Yogyakarta: Andi Offset). 2016
Rivers, William L. dkk. Media Massa dan Masyarakat Modern. (Jakarta:
Prenadamedia Grup). 2015.
84
86
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya). 2006
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya). 2010.
Amir, Taufiq. Merancang Koesioner Konsep dan Panduan untuk Penelitian Sikap,
Kepribadian dan Perilaku. (Jakarta: Prendamedia Grup). 2015.
Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. (Yogyakarta: Nuha Medika). 2010.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Jakarta: Penerbit Erlangga).
2009
Sudaryono. Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada). 2017
Supratiknya, Agustinus. Pengukuran Psikologis. (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press). 2014.
B. JURNAL DAN SKRIPSI
Negara, Abdul Malik Kusuma. Skripsi. Pembinaan Karakter Keislaman Siswa
Melalui Kokurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno. (Yogyakarta:
Sunan Kalijaga). 2017.
Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 000912, Tahun 2013
Anggraini, Reni. Skripsi Universitas Lampung Pengaruh Kegiatan Kokulikurer
dalam Mendukung Kegiatan Intrakulikurer di SMAN 1 Seputih Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018. Bandar Lampung. 2018
Nuryanto, Slamet. Jurnal Kependidikan Manajemen Kegiatan Ekstrakulikuler di
SD Al Irsyad 01 Purwokerto Vol. 5 No. 1. 2017
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tentang Pembinaan
Kesiswaan. Nomor 39 Tahun. 2008
Anisabellah. Skripsi. Pengaruh Sikap Sosial Siswa Terhadap Prestasi BelajarMata Pelajaran IPS di MTs Maarif 01 Singosa
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
ANGKET SIKAP SOSIAL SISWA DAN KOKURIKULER PAI
A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
B. Petunjuk Penelitian
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan
penelitian Pengaruh Kegiatan Kokurikuler PAI terhadap Pembentukan Sikap
Sosial Siswa.
2. Pengisian kuesioner ini tidak mempengaruhi nilai akademik dan akan dijaga
kerahasiaan datanya.
3. Bacalah pertanyaan ini dengan baik kemudian pilihlah jawaban yang tersedia.
4. Isilah jawaban dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang
tersedia.
5. Jangan mengosongkan jawaban, jika tidak sesuai, pilihlah jawaban yang
paling mendekati.
6. Partisipasi yang anda berikan sangat berharga sekali, karena jawaban anda
sangat membantu hasil penelitian.
7. Alternatif jawaban:
S Berarti selalu, ini menyatakan bahwa pernyataan tersebut selalu
dilakukan
SR Berarti sering, ini menyatakan bahwa pernyataan tersebut sering
dilakukan
KK Berarti kadang-kadang, ini menyatakan bahwa pernyataan tersebut
kadang-kadang dilakukan
J Berarti jarang, ini menyatakan bahwa pernyataan tersebut jarang
dilakukan
TP Berari tidak pernah, ini menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak
pernah dilakukan
C. Angket Sikap Sosial
No Pertanyaan Jawaban
S SR KK J TP
1 Saya membuat karya tulis, tugas atau karyaseni sendiri tidak copy paste milik orang lain
2 Saya menyontekberlangsung (-)
ketika ujian sedang
3 Saya menemukan dan mengembalikan barangkepada pemiliknya
4 Saya berkata jujur kepada orang tua, guru danteman
5 Saya melaksanakan tugas piket
6 Saya datang ke sekolah tepat waktu
7 Saya meminta izin ketika keluar kelas
8 Saya berseragam sesuai ketentuan sekolah
9 Saya membuang sampah pada tempatnya
10 Saya mengerjakan PR di rumah
11 Saya mengerjakan tugas individu dengansungguh-sungguh (tidak asal-asalan)
12 Saya memakai pakaian bersih dan harumketika sekolah
13 Saya mandi sehari 2 kali
14 Saya menolong teman yang sedang kesulitantanpa menginginkan balasan
15 Saya memiliki makanan lebih maka saya akanmembaginya kepada teman saya
16 Jika bertemu dengan pengemis di jalan danmemiliki uang lebih maka saya akanmemberinya
17 Saya tidak mau berteman dengan orang yangkurang mampu (-)
18 Jika saya tidak masuk sekolah, saya membuatsurat izin
19 Saya mengobrol saat guru sedangmenerangkan materi (-)
20 Saya mencela atau mengejek sesama teman(-)
21 Saya tidak berkata kotor dan kasar kepadaorang tua
22 Saya mengajukan pertanyaan ketika tidakmengerti pada guru
23 Saya berani menyuarakan pendapat di depankelas
24 Saya menerima amanat yang diberikan olehguru
25 Saya berani membela diri jika tidak bersalah
D. Angket Kokurukuler PAI
No Pertanyaan Jawaban
S SR KK J TP
1 Saya senang melakukan sholat zuhurberjamaah bersama teman
2 Saya sangat menikmati sholat zuhurberjamaah di sekolah
3 Saya mengobrol ketika iqamah sudahdikumandangkan (-)
4 Saya langsung pergi ke masjid jika sudahwaktunya sholat zuhur
5 Saya ingin terbiasa melakukan shalat dhuha
6 Saya mengikuti kegiatan shalat dhuha disekolah
7 Saya bercanda saat melakukan shalat dhuha disekolah (-)
8 Saya merasa tenang setelah melakukan shalatdhuha
9 Saya menyisihkan uang jajan untuk berinfakdi sekolah
10 Tanpa perlu diperintah guru saya akanmembayar infak karena itu kewajiban saya
11 Saya senang berinfak karena dapat berbagi
12 Saya membantu guru untuk mengumpulkanuang infak
13 Saya melakukan kegiatan muhadharah disekolah
14 Saya menjadi petugas muhadharah
15 Saya mengantuk ketika kegiatan muhadharah(-)
16 Saya tidak mendengarkan ketika sedang adayang berpidato (-)
17 Saya mengikuti kegiatan zikir dan doa setelahshalat
18 Saya menghafal lafadz zikir setelah shalat
19 Saya tidak mengobrol saat zikir dan doa
20 Saya mengikuti kegiatan tadaruz di sekolahjika tidak ada halangan
21 Saya berusaha menghafal surah yang sering dibaca saat tadaruz
22 Saya tidak bercanda ketika sedang bertadaruz
Lampiran 2
BUKTI WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mualifatul Istianah, S.Pd.I
Jabatan : PKM Kesiswaan dan guru fiqih
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Januari 2020
Tempat : Meja piket, MTs Jam’iyyatul Khair
Waktu : 09 ; 30
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama ibu
mengajar di MTs Jam’iyyatul
Khair?
Saya mengajar di sini dari tahun 2006.
Jadi kurang lebih sudah 14 tahun
2 Kegiatan kokurikuler PAI
(kegiatan pembiasaan) apa saja
yang terdapat di MTs
Jam’iyyatul Khair? dan kapan
saja pelaksanaannya?
Seperti rangkaian 30 menit sebelum
KBM yaitu terdiri dari tahfidz, tadarus,
membaca do’a, Asmaul Husna, sifat
wajib bagi Allah, sifat jaiz bagi Allah.
Sholat dhuha, sholat zuhur berjamaah.
Untuk sholat dhuha dilaksanakan 2
minggu satu kali setiap hari senin dan
yang rutinnya setiap hari rabu, jika
dhuha di hari senin itu bergantian
lapangan upacara dengan MI, jadi
minggu ini upacara minggu selanjutnya
dhuha dan begitu seterusnya sehingga
minimal satu minggu satu kali sholat
dhuha.
Untuk tahfidz, tadarus, membaca do’a,
Asmaul Husna, sifat wajib bagi Allah,
sifat jaiz bagi Allah dilaksanakan setiap
hari selama 30 menit sebelum KBM
dilaksanakan. Tadarus juga
dilaksanakan sebelum dhuha ataupun
sesudah dhuha.
Untuk pelaksanaan zikir dan doa
dilaksanakan setelah sholat dhuha dan
sholat zuhur berjamaah. Petugas zikir
dan doa sudahterjadwal setiap kelas dan
kepada petugas sudah dilakukan
bimbingan terlebih dahulu oleh wali
kelas, untuk zikir dan doa sudah terdapat
teksnya sehingga mereka tinggal
membaca dan melancarkan sehingga
mereka tidak akan kaget atau panik.
Untuk kegiatan muhadharah
dilaksanakan sesudah sholat dhuha di
hari senin untuk menghindari
bentroknya anak keluar masjid dan di
sekolah siswa MI masih upacara.
Sehingga siswa MTs diundur dengan
kegiatan muhadharah di hari senin.
Muhadharah sendiri anak-anak tampil
seperti mengisi acara mulai dari MC,
pembacaan al Qur’an dan saritilawah,
penyampaian pidato dan terakhir doa.
Untuk petugasnya sendiri sudah
dijadwalkan sudah ditempel di awal
semester untuk satu tahun ajaran, jadi
mereka sudah bisa mempersiapkan diri
dari jauh-jauh hari. Naskah muhadharah
itu saya sudah membuatkan temanya
tapi itu balik lagi pada kesiapan murid
dan wali kelas, tema bisa diganti jika
mereka tidak siap mereka bisa
mengambil tema yang lain yang sudah
disiapkan dan biasanya saya membuat
tema disesuaikan dengan bulan misalnya
April temanya tentang Kartini atau
Agustus tentang kemerdekan, maulid
Nabi, Isra Mi’raj. Pada semester satu
kemarin saya sudah menerapkan untuk3
bahasa tapi baru muncul satu kelas yang
terwujud, karena bahasa Arab dan
bahasa Inggris butuh persiapan yang
matang sehingga membuat anak itu
percaya diri terutama dari
pengucapannya.
Untuk kegiatan infak itu kotak infaq
dikelilingi setiap hari, infaq ini
dialokasikan untuk pembelian
komputer, dan Alhamdulillah sudah
lebih dari 10 komputer terbeli dari uang
hasil infaq harian. Besarnya infaq
minimal 1000 rupiah sehari tapi itu juga
tidak wajib hanya dianjurkan jika tidak
ada tidak apa-apa. Dari orang tuasendiri
juga akhirnya percaya bahwa infaqnya
memang untuk kegiatan sosial dan untuk
mereka lagi. Bahkan sudah terbeli satu
lagi infocus sehingga total infocus di sini
ada 4 dan itu dari uang infaq.
Pengambilan infaq ini dilakukan setelah
pembiasaan 30 menit. Dan untuk
bencana banjir, gempa bumi atau
sebagainya nanti ada informasi kepada
siswa bahwa dana infaq hari ini
dialokasikan untuk bencana banjir atau
kalau ada teman yang saudaranya
meninggal maka dana infaq hari ini
dialokasikan untuk takziah seperti itu.
Dan guru juga selalu memberikan
pemahaman pada mereka bahwa infak
itu tidak wajib tapi banyak sekali
keutamaanya sehingga Alhamdulillah
anak-anak cukup dermawan, dengan
disampaikannya keutamaan-keutamaan
shodaqoh maka mereka paham.
3 Kapan mulai diadakannya
kegiatan pembiasaan
(kokurikuler PAI) di MTs
Jam’iyyatul Khair?
Kegiatan-kegiatan ini sudah lama sudah
dilaksanakan dari dulu hanya saja
kegiatan muhadharah dahulunya masuk
kedalam KBM (mapel) tapi semenjak
ada tambahan MAPEL kitab kuning
maka muhadharah dijadikan kegiatan
pembiasaan.
4 Apakah kegiatan pembiasaan
(kokurikuler PAI) ini berjalan
dengan baik?
Alhamdulillah berjalan dengan baik
karena kita memang bergerak serentak
antara semua guru
5 Hambatan apa saja yang
terdapat dalam pelaksanaan
Paling hambatannya ya untuk sholat
dhuha menggiring ratusan murid untuk
kegiatan pembiasaan
(kokurikuler PAI) di sekolah?
ke masjid paling ada satu atau dua anak
yang melenceng ke kantin atau ke
tempat lain. Tapi kalau kita guru lamasih
ketauan siapa yang tidak ada kemudian
langsung kita follow up, seperti kemarin
ada 2 orang yang tidak kemasjid lalu
ketika kembali ke kelas dua orang
tersebut disuruh mengambil wudu dan
sholat dhuha di kelas atau yang tadinya
6 rakaat menjadi 8 rakaat.
Untuk tadarus anak yang tidak
membawa al-Qur’an.
6 Apakah ada guru yang
bertanggung jawab dalam
setiap pelaksanaan kegiatan
pembiasaan (kokurikuler
PAI)?
Tidak ada, seperti yang saya bilang
sebelumnya serempak yang artinya
semua guru ikut turun tangan dalam
semua kegiatan sholat dhuha dan zuhur
berjamaah. Untuk kegiatan 30 menit
sebelum KBM itu tanggung jawab wali
kelas masing-masing kelas. Untuk
muhadharah petugasnya digilir perkelas
dan untuk pembinaanya itu tanggung
jawab wali kelasnya. Sedang untuk infak
harian, itu biasanya dikumpulkan oleh
wali kelas atau guru piket yang keliling.
7 Apakah tujuan
dilaksanakannya kegiatan
pembiasaan (kokurikuler
PAI)?
Itu tujuannya untuk membuat mereka
terbiasa, karena ada pepatah yang
mengatakan bisa karena biasa.
Menjadikan mereka manusia-manusia
yang berguna, dan untuk menyiapkan
mereka bisa berarti di masyarakat.
Minimal mereka bisa menjadi imam
sholat dan bisa memimpin doa.
8 Bagaimana cara mengontrol Mengontrol mereka dengan cara
siswa dalam melaksanaan punishment. Untuk sholat dhuha
kegiatan pembiasaan ataupun sholat zuhur mereka yang tidak
(kokurikuler PAI)? ke masjid harus tetap melaksanakan
sholat meskipun dalam kelas untuk
sholat dhuha yang biasanya 6 menjadi 8
rakaat.
Dan untuk tadarus di masjid ataupun di
kelas mereka yang tidak membawa al
Qur’an dipanggil maju untuk
memperkenalkan diri, kelas, wali kelas,
nama orang tua dan kemudian berjanji
tidak mengulangi lagi. Alhamdulillah
hal tersebut lumayan manjur.
9 Apakah ada pengontrolan Kalau untuk itu belum ada, tapi kalau
untuk sholat anak dirumah? dari guru bidang studi biasanya guru
fiqih memberikan tugas harian untuk
menulis kegiatan sholat harian. Dan
kebetulan saya juga selaku guru fiqih
memberikan tugas seperti itu terutama di
kelas 7 yang terdapat materi tentang
sholat lima waktu dan sholat berjamaah.
Yang bertanda tangan
Mengetahui
Mualifatul Istianah, S.Pd.I
Lampiran 3
Observasi Sarana dan Prasarana
No. Jenis Ruang Jumlah Kondisi (Unit)
1 Ruang Kelas 8
Kondisi dalam alam keadaan baikdan semuanya digunakan sehinggaterjaga kebersihannya dengan adanyajadwal piket kelas.
2 Ruang Guru 1
Dalam keadaan baik, namunterlalu penuh sedikit melebihikapasitas. Banyak terdapat barang danberkas-berkas.
3 Ruang Kepala
Madrasah
1
Tertata rapih terdapat AC, kamarmandi di dalam, dispenser, dapur mini.Ruang Kepala Madrasah juga gabungdengan ruang wakil kepala madrasah.
4
Ruang Tata
Usaha
1 Dalam keadaan raih dan baik.
5
Ruang
Perpustakaan
1
Keadaan baik, terdapat AC dannyaman. Kekurangan ada pada bukuyang kurang memadai seperti terutamadi kamus, ensiklopedi dan dongengyang keadaannya sudah rusak.
6
Ruang Lab.
Bahasa
1Dalam keadaan baik namun lab
bahasa gabung dengan lab komputerdan jarang digunakan.
7 Ruang Lab. 1 Dalam keadaan baik, terdapat 10laptop. Namun ruangan ini jarangdigunakan.
Komputer
8 Ruang Lab. PAI 1 Kurang terawat dan jarangdigunakan serta selalu terkunci.
9
Kamar
Mandi/Toilet
6Keadaan baru saja direnovasi
yang 4, dan yang 2 lagi dalam keadaanbaik, hanya saja kebersihannyakurang.
10 Tempat Ibadah -
Tidak terdapat tempat ibadah didalam sekolah, sehingga untukmelaksanakan kegiatan sholat dhuha,sholat zuhur berjamaah, muhadharahdan berbagai kegiatan lainnyadialihkan ke masjid Istiqiomah yangterletak di sebrang sekolah.
Lampiran 4
Lembar Observasi Perilaku Siswa
Masalah yang di observasi: Perilaku ketika di kantin
Siswa yang diobservasi: Siswa VIII dan IX
Hari
ke
Tgl Peristiwa yang
ditemukan
Komentar Observer
1 Kantin bersih darisampah.
Pedagang tertib dan keadaankantin bersih para muridmembuang sampah padatempatnya. Disediakan tempatsampah pada gerbang pembatasantara kantin dan area sekolah.
Membudayakan antri inipeneliti temukan dari para muriddan juga penjual yangmendahulukan siapa yang terlebihdahulu pesan meskipun yang barudatang minta duluan.
Merekamembudayakan antridalam membelimakanan.
2 Ada beberapa murid
yang jajan pada waktu
pembelajaran.
Pintu gerbang pembatas areasekolah dengan kantin saat jampelajaran tidak ditutup sehinggaada murid yang izin ke kamarmandi atau di kelasnya tidak adaguru lalu malah ke kantin untukjajan dan membawa makanannyake kelas.
3 Ketika bel berbunyimereka langsung buru-buru masuk bahkan adayang tidak jadi beli.
Ketika bel berbunyi mereka
langsung buru-buru masuk kelas
dengan membawa makanan yang
mereka beli sedangkan yang
sedang ngantri mereka tidak jadi
untuk membeli.
Jujur dalam mengambilkembalian.
Ada salah satu pedagangyang
menyuruh menaruh saja uangnya
di gerobaknya karena ia sedang
sibuk melayani yang lain. Jika
waktu istirahat tiba serempak
kantin langsung penuh dan ada
beberapa pedagang yang
kerepotan sehingga menyuruh
mereka untuk melayani sendiri
agar cepat begitupun dengan uang,
mereka langsung taruhsaja sambil
mengatakan “bu ini uangnya saya
taruh sini yah” atau “ibu ini saya
kembali 5000 saya ambil uang ini
yah”. Kejujuran mereka sangat
baik dalam hal ini sehingga
pedagang percaya mereka
menaruh uang di gerobaknya
ketika sudah sepi barulah uang itu
dihitung dan dimasukkan ke
dalam tas pinggang.
Lembar Observasi Perilaku Siswa
Masalah yang di observasi: Perilaku ketika bermain bersama teman
Siswa yang diobservasi: Siswa VIII dan IX
Hari
ke
Tgl Peristiwa yang
ditemukan
Komentar Observer
1 Menggunakan kata- Dalam berbicara sesama
teman sebaya mereka kadang
menggunakan kata-kata kasar
seperti “anjing lu”. Dan ketika
ketahuan guru hukumannya
berupa hafalan surat.
Mereka saling menitip dari
makanan ringan hingga air dan es.
kata kasar.
Saling menitip
makanan.
2 Memiliki teman
kelompok (geng)
Dari pengamatan satu kelompok
terdiri dari 3-4 orang yang sering
kumpul dan bermain bersama.
3 Memiliki sifat jail
Membawa teman ke
UKS
Sifat jailnya seperti
menyembunyikan barang teman,
ada juga suka menjahili dengan
menoel-noel temannya. Reaksinya
ada yang bercanda dan tidak
marah tapi ada juga yang marah
karena sedang serius mengerjakan
sesuatu.
4 Saling sharing tentang
hal yang mereka sukai
Mereka sering berkumpuldan
membahas mengenai hal yang
mereka sukai atau hobi yang sama,
seperti pada siswi perempuan
yang menyukai Kpop ataudrama
korea mereka terlihat sangat asyik
mengobrol dan sangat akrab
dengan sesama penyuka hal
tersebut.
Lembar Observasi Perilaku Siswa
Masalah yang di observasi: Perilaku kebersihan dan lingkungan
Siswa yang diobservasi: Siswa VIII dan IX
Hari
ke
Tgl Peristiwa yang
ditemukan
Komentar Observer
1 Lingkungan sekolah
yang bersih
Lingkungan sekolah terlihat
bersih dari sampah.
Para siswa sepertinya sudah
terbiasa untuk membuang sampah
pada tempatnya sehingga
ditemukan pemandangan siswa
yang sering bolak-balik ke depan
kelas untuk membuang sampah
karena tempat sampah terletak di
depan kelas masing-masing.
Siswa yang membuang
sampah pada
tempatnya
2 Pakaian yang lecek dan
tidak dimasukkan ke
dalam celana.
Pakaian yang lecek ini
ditemukan pada beberapa siswa
maupun siswi baik dari baju
maupun kerudung. Pada pagi hari
para siswa baju masih dimasukkan
kedalam celana namun saat
istirahat hingga zuhur ada yang
sudah dikeluarkan ada juga yang
tidak dikancing.
3 Pakaian putih yang
sudah tidak putih lagi
Pada seragam putih ada yang
warnanya sudah tidak putih lagi
sehingga sangat mencolok. Ada
juga yang warna putih kerudung
dan bajunya berbeda sehingga
kurang serasi.
Lembar Observasi Kegiatan Kokurikuler PAI
Masalah yang diobservasi: Keadaan dan Keaktifan kegiatan
kokurikuler PAI
Yang diamati : Keadaanya
No Kegiatan Kokurikuler PAI Keadaan
1 Sholat Duha Sangat aktif dilaksanakan setiap
rabu dan hari senin jika tidak sedang
upacara. Pelaksanaanya juga sangat
rapih dan baik. Shalat dhuha
dilaksanakan sebanyak 6 rakaat.
2 Sholat Zuhur Berjamaah Shalat zuhur berjamaah
dilaksanakan setiap hari dari kelas VII
hingga kelas IX. Bagi siswa yang
ketahuan tidak melaksanakan shalat
zuhur berjamaah di masjid maka akan
dikenakan hukuman.
3 Zikir dan Doa Untuk kegiatan zikir dan doa
dilaksanakan sesudah sholat dhuha dan
sholat zuhur. Pemimpin zikir dan doa
dilakukan oleh siswa sendiri yang telah
dijadwal perkelas. Pelaksanaan zikir
dan doa sangat kondusif, setelah zikir
dan doa selesai akan ada guru yang
maju untuk menyampaikan informasi
sekaligus mengoreksi petugas zikir dan
doa.
4 Infaq Kotak infaq ini dikelilingkan
setiap hari sebelum kegiatan KBM
dilaksanakan. Karena infaq ini tidak
diwajibkan sehingga jika ada yang
tidak membayar maka tidak ada
hukuman. Para siswa hanya diberi
pemahaman mengenai keutamaan
berinfaq, tujuannya dan memberikan
informasi dana yang terkumpul itu
untuk apa saja sehingga mereka
percaya.
5 Tadarus Pelaksanaan tadarus ini
dilaksanakan sebelum mulai KBM dan
juga sesudah sholat dhuha. Untuk
tadarus sebelum mulai KBM di pandu
oleh wali kelas masing-masing dalam
kelas.
6 Muhadharah Muhadharah ini dilaksanakan
pada hari senin setelah shalat dhuha
bertempat di Masjid Al Istiqamah.
Tema pembahasan muhadharah sudah
ditentukan dan untuk pembuatan
naskahnya siswa dibantu oleh wali
kelas masing-masing dalam latihan
pula siswa dibantu oleh wali kelas.
Pelaksanaan muhadharah terlaksana
secara kondusif karena banyak guru
yang ikut serta.
Lampiran 5
Prestasi Siswa Tahun 2011-2018
No Tahun Jenis Lomba Juara Tingkat
1 2011
Lomba Pramuka Putri III Kecamatan
Ceerdas Cermat Putri II Kecamatan
Lomba Pramuka Yel-Yel
PutraII Kecamatan
Lomba PBB Dasar Putri III Kecamatan
Lomba PBB Dasar Putra III Kecamatan
Lomba Membaca Putra III Kecamatan
Lomba Marawis II Kecamatan
2 2012
Lomba POS PBB
Pramuka PerkemahanIII HAB Kemenag Tangsel
Lomba Remaja Masjid
MarawisII Kelurahan
Lomba Remaja Masjid
PidatoIII Kelurahan
Lomba Remaja Masjid
AdzanIII Kelurahan
3 2013
Pidato Bahasa Arab Putri
AksiomaI KKM
Kategori Putra Penulisan
Naskah Dakwah dan
Pidato Tingkat Sekolah
III Kemenag RI
Menengah
Lomba Pramuka Terbaik
PutriII SMPN 2 Tangerang
Lomba Terbaik Survival
PutraSMPN 2 Tangerang
Lomba Pramuka POS 2
PutriII SMPN 2 Tangerang
4 2014
Lomba Olimpiade MTQ I KKM
Lomba Olimpiade Pidato II KKM
Tilawah SMP & MTs
MTQ Pelajar 1I Kota Tangerang Selatan
Lomba MTQ Adzkia
ExportI Pesantren Daarut Tauhid
LOmba PIdato Adzkia
ExpoI Pesantren Daarut Tauhid
5 2015
KKM MTs Kota
Tangerang SelatanII
MTs. Se-Jabodetabek (
Badan Litbang dan
Diklat Kemeterian
Agama RI)
Lomba Galang Terampil
(Putri)I
KKM MTs Kota
Tangerang Selatan
6 2016
Lomba Olimpiade Sains IIIKKM MTs Kota
Tangerang Selatan
Lomba Pramuka
Penggalang SMP/MTsI Se-Kota Tangsel
7 2017
1.Lomba Lari 100 M
Putri
2.Lomba Qiroati
1
1
KKM MTs Kota Tangsel
Se Jabodetabek
8 2018Kegiatan OSSO Tingkat
KKM
ll
ll
Juwita
Muhammad Teguh
1.Lomba Tenis Meja
Putri
2,.Lomba Tenis Meja
Putra
3. Lomba Lari 400 M
Putra
l Rian Ardi
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Lampiran 6
Daftar Siswa Kelas VIII MTs Jam’iyyatul Khair
No Nama L/P Kelas
1. Anisa Fitri Hidayati P VIII/1
2. Aditya L VIII/1
3. Anggi Apriliana P VIII/1
4. Aulia Dinda Syahira P VIII/1
5. Cindy Chasi Putri P VIII/1
6. Dewi Lestari P VIII/1
7. Dimas Adji Putra L VIII/1
8. Erika Nishfi Aulia P VIII/1
9. Fathan Said Albukhari L VIII/1
10. Friska Gustiani P VIII/1
11. M. Dafi Aliyansyah L VIII/1
12. Muhammad Faiz Al Fatah L VIII/1
13. Muhammad Galang Saputra L VIII/1
14. Muhammad Ridwan L VIII/1
15. Muhammad Zaky L VIII/1
16. Nabila Andini Putri P VIII/1
17. Nanian Alvriena Dewi P VIII/1
18. Nasywa Dwi Aggriani P VIII/1
19. Salma Aprilia P VIII/1
20. Wahyu Tiban Gilang Ramadhan L VIII/1
21. Wildan Maulana L VIII/1
22. Zahra Syifa Ramadani P VIII/1
23. Zyahwa Azzahra Aprilia Kirana P VIII/1
24. Alfiyansyah Chairul Suta L VIII/2
25. Adel Ariyani P VIII/2
26. Agung Prastowo L VIII/2
27. Anantia Tri Febriani P VIII/2
28. Chelsea Amelia Putri P VIII/2
29. Dila Hikmatunisa P VIII/2
30. Fahrul Mustofa L VIII/2
31. Irvan Mahdi L VIII/2
32. Khaerina Aulia Putri P VIII/2
33. Khoirunnisa Azalia Artanti P VIII/2
34. Marselita Ayu Mutri P VIII/2
35. Mira Diva Cantika P VIII/2
36. Muhammad Ikhwan Nur Jaman L VIII/2
37. Muhammad Mario Al Bukhari L VIII/2
38. Muhammad Rezaldi Ramadhana L VIII/2
39. Muhammad Zainal Abidin L VIII/2
40. Nazwa Puspita Barus P VIII/2
41. Ni’mah P VIII/2
42. Qurrota Ainayya Aqila P VIII/2
43. Rafaiz Zanwar L VIII/2
44. Ridho Setiawan L VIII/2
45. Salwa Ananda Sazkia P VIII/2
46. Siti Lathifah P VIII/2
47. Siva Aliu Arfesia P VIII/2
48. Ade Firdiah Sari P VIII/3
49. Agus Miftahul Khoer L VIII/3
50. Aisyah Al Adawiyah P VIII/3
51. Alfianto Armadhani L VIII/3
52. Alif Fajar Idhining Gusti L VIII/3
53. Callista Ramadhani Azizah P VIII/3
54. Damita Damayanti P VIII/3
55. Dimas Restu Saputra L VIII/3
56. Fais Awalul Nursasi Nakmanas L VIII/3
57. Faizal Ramadhani L VIII/3
58. Fany Ariesti P VIII/3
59. Fareta Arrizka P VIII/3
60. Ina Retno Sari P VIII/3
61. Ivy Vercillia P VIII/3
62. Khairul Syahri L VIII/3
63. Khomiyatul Bahiroh P VIII/3
64. Muhammad Farel L VIII/3
65. Muhammad Khalifah Putra L VIII/3
66. Muhammad Yassin Ariel Bahtiyar L VIII/3
67. Nazril Ilham Maulana L VIII/3
68. Nur Azizah P VIII/3
69. Satria Madinah P VIII/3
70. Trie Funy Putri Ramadhani P VIII/3
71. Zunnyesha Shiffa Aurellia P VIII/3
Lampiran 7
Daftar Siswa Kelas IX/1
Daftar Siswa Kelas IX/2
Daftar Siswa Kelas IX/3
Lampiran 8
Nilai Total Siswa Angket Variabel X
No Responden Total nilai angket siswa
1 Faizal R 69
2 Callista Ramadhani A 733 Khairul Syahri 75
4 Trie Funy Putri R 77
5 Aisyah Al Adawiyah 84
6 Satria M 80
7 Foreta Ariska 83
8 Agus M.H. 88
9 Dimas Restu 81
10 Fani Ariesti 84
11 Ade Firdiah 93
12 Damita Damayanti 82
13 Zunnyesha Shiffa. A 83
14 Nur Azizah 80
15 Ina Retno Sari 85
16 Khomiyatul Bahiroh 85
17 Alifianto .A 9018 Alip 64
19 Ivy Vercillia 69
20 M. Khalifah Putra 77
21 Fais Awalun NN 88
22 M. Farel 6623 Zidni Cinta 81
24 Syafira .H 79
25 Kinkin Anis. R 77
26 Chandra Saputra 69
27 Wirdatul Jannah 66
28 Nayyara Maura .R 73
29 M. Satrio Aji .A 83
30 M. Nur Ramzi 73
31 M. Subhan. A 69
32 Syahan Naufal. A 6933 Intan Aulia 87
34 Wulan Aulia Azzahra 86
35 Aulia Agustin Miara.G 89
36 Fellujah Jannah 88
37 Suci Umairah 7138 Fahmi Amrullah 77
39 Rahandra Rama 70
40 Ryan Alfin N 83
41 Shintya Delvi K 7442 Saitati Tipa A.I 74
43 Shifa Auliya A 76
44 Hanifah Aulia 77
45 Ririn Mutiara H 81
46 Faris R 7647 Reyhan Ilham M. 60
TOTAL 3664
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Lampiran 9
Nilai Total Variabel Y
No Responden Variabel Y
1 Faizal R 912 Callista Ramadhani A 953 Khairul Syahri 834 Trie Funy Putri R 675 Aisyah Al Adawiyah 916 Satria M 947 Foreta Ariska 918 Agus M.H. 919 Dimas Restu 8010 Fani Ariesti 10011 Ade Firdiah 9312 Damita Damayanti 8713 Zunnyesha Shiffa. A 9614 Nur Azizah 8215 Ina Retno Sari 9516 Khomiyatul Bahiroh 7817 Alifianto .A 9118 Alip 7919 Ivy Vercillia 7520 M. Khalifah Putra 8121 Fais Awalun NN 8322 M. Farel 5823 Zidni Cinta 8824 Syafira .H 7425 Kinkin Anis. R 7926 Chandra Saputra 6027 Wirdatul Jannah 6928 Nayyara Maura .R 5129 M. Satrio Aji .A 8130 M. Nur Ramzi 7931 M. Subhan. A 6632 Syahan Naufal. A 6733 Intan Aulia 8534 Wulan Aulia Azzahra 8735 Aulia Agustin Miara.G 8336 Fellujah Jannah 8337 Suci Umairah 8638 Fahmi Amrullah 7139 Rahandra Rama 7440 Ryan Alfin N 89
41 Shintya Delvi Khairunnisa 7542 Saitati Tipa Al Istifaiyyah 7443 Shifa Auliya A 7844 Hanifah Aulia 7845 Ririn Mutiara H 8646 Faris R 7547 Reyhan Ilham Maulana 61
Total 3780Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas Variabel (X)
Variabel Nilai R Hitung Nilai R Tabel Nilai Sig Keputusan
X1 0,458 0,288 001 VALID
X2 0,455 0,288 001 VALID
X3 0,487 0,288 001 VALID
X4 0,416 0,288 004 VALID
X5 0,434 0,288 002 VALID
X6 0,325 0,288 026 VALID
X7 0,463 0,288 001 VALID
X8 0,485 0,288 001 VALID
X9 0,294 0,288 045 VALID
X10 0,542 0,288 000 VALID
X11 0,541 0,288 000 VALID
X12 0,522 0,288 000 VALID
X13 0,247 0,288 092 TIDAK VALID
X14 0,355 0,288 014 VALID
X15 0,139 0,288 351 TIDAK VALID
X16 0,489 0,288 000 VALID
X17 0,548 0,288 000 VALID
X18 0,054 0,288 717 TIDAK VALID
X19 0,541 0,288 000 VALID
X20 0,600 0,288 000 VALID
X21 0,546 0,288 000 VALID
X22 0,400 0,288 005 VALID
Lampiran 13
Hasil Uji Validitas Variabel (Y)
VariabelNilai RHitung
Nilai RTabel
0,288
NilaiSig Keputusan
Y1 0,240 104TIDAKVALID
Y2 0,396 0,288 006 VALIDY3 0,413 0,288 004 VALIDY4 0,493 0,288 000 VALIDY5 0,731 0,288 000 VALIDY6 0,393 0,288 006 VALIDY7 0,622 0,288 000 VALIDY8 0,356 0,288 014 VALIDY9 0,442 0,288 002 VALIDY10 0,615 0,288 000 VALIDY11 0,658 0,288 000 VALIDY12 0,584 0,288 000 VALIDY13 0,368 0,288 011 VALIDY14 0,295 0,288 044 VALIDY15 0,562 0,288 000 VALIDY16 0,472 0,288 001 VALIDY17 0,500 0,288 000 VALIDY18 0,437 0,288 002 VALIDY19 0,430 0,288 003 VALIDY20 0,373 0,288 010 VALID
Y21 0,172 0,288 246TIDAKVALID
Y22 0,502 0,288 000 VALIDY23 0,310 0,288 034 VALIDY24 0,469 0,288 001 VALID
Y25 0,136 0,288 363TIDAKVALID
Lampiran 14
tadarus bersama.
Dokumentasi Foto
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1: lorong ruang kelas tempat biasanya melakukan kegiatan 30 menitsebelum KBM. Gambar 2: Lapangan tempat melakukan pengumuman atau
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 3: Ruang Labolatorium PAI Gambar 4: Masjid tempat siswa dan siswiJam’iyyatul Khair melakukan kegiatan keislaman
top related