pengembangan ekstra kurikuler pai
DESCRIPTION
Semoga bemanfaatTRANSCRIPT
PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER PAI
MAKALAHDisusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Semester IV Program Strata Satu (S1)Fakultas Tarbiyah
Kelompok Kelas : B Reguler Mata Kuliah : Pengembangan
KurikulumDosen
Dr. RAHMAT RAHARJO, M.Ag
Disusun Oleh :
1. EKO SUMARNO2. MUHAMAD MU’MINAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA(STAINU) KEBUMEN
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum, dengan judul
Pengembang Ekstrakurikler PAI.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Yth. Dr. Rahmat Raharjo, M.Ag selaku pembimbing mata kuliah
Pengembangan Kurikulum.
2. Kedua Orang Tua Kami yang telah memberikan motivasi kepada
kami semua.
3. Teman – teman seperjuangan kami yang telah memberi semangat.
4. Serta semua pihak yang membantu tersusunnya makalah ini.
Tidak ada yang dapat kami perbuat untuk membalas budi semua
pihak kecuali mendoakan semoga amal baik yang telah diberikan kepada
kami termasuk amal sholeh yang diterima disisi Allah swt.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Kebumen, Juni 2012
Penyusun2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………..………
DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………….…….……….…
B. Rumusan Masalah………………………….…………….…
C. Tujuan Penulisan……………………………………………
D. Manfaat Penulisan………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstrakurikuler PAI …………………….………
B. Kedudukan Ekstrakurikuler PAI dalam KTSP.……………
C. Manfaat Ekstrakurikuler PAI ……………...………………..
D. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler PAI ..……………
E. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler PAI ………………..…
F. Perbedaan Ekstrakurikuler dengan Kurikuler ………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………
B. Saran……………………………………………….………
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
iii
1
2
3
3
4
6
7
9
11
15
17
18
19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana.
Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal
menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan
sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan
ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu.
Sebagai lembaga pendidikan formal, secara umum, sekolah
memiliki tiga tanggung jawab yang mendasar, yaitu:1 Tanggung jawab
formal, Tanggung jawab keilmuan, dan Tanggung jawab fungsional,
Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung
jawab tersebut secara optimal. Untuk itu, pada umumnya, sekolah tidak
membatasi tanggung jawab formal kependidikan dengan sekedar
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara
rutin, tapi juga berupaya mengembangkan keterampilan siswa melalui
kegiatan-kegiatan terprogram lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar
yang diperoleh siswa menjadi lebih maksimal.
1 Asep Hery Hermawan, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: UT. 2008, hal. 20 4
Di antara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan
oleh sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah
program kegiatan ekstrakurikuler, baik yang sama sekali tidak terkait
dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata
pelajaran tertentu. Program kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran
tertentu yang diselenggarakan sekolah lebih sering untuk mata pelajaran
ilmu-ilmu eksakta dan bahasa, seperti matematika, fisika, kimia, dan
bahasa Inggris. Sementara, mata pelajaran lain sering diabaikan termasuk
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Padahal, bidang studi
Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud
pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang
mempercayakan penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah,
terlebih alokasi waktu untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam yang
sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu atau ± 90
menit dalam seminggu.
B. Rumuusan Masalah
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, dalam makalah ini akan
menguraikan mengenai:
1. Apa pengertian Ekstrakurikuler PAI?
2. Bagaimana kedudukan Ekstralurikuler PAI dalam KTSP?
3. Apa prinsip-prinsip Ekstrakurikuler PAI?
4. Apa perbedaan Ekstrakurikuler dengan Kurikuler?
5
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan, diantaranya yaitu:
1. Mengetahui pengertian Ekstrakurikuler PAI.
2. Mengetahui kedudukan Ekstrakurikuler PAI dalam KTSP.
3. Mengetahui prinsip-prinsip Ekstrakurikuler PAI.
4. Mengetahui perbedaan Ekstrakurikuler dengan Kurikuler.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengertian dan pemahaman pada para pendidik
tentang Pengembangan Ekstrakurikuler PAI.
2. Memberikan tambahan wahana kepustakaan pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kebumen.
6
BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER PAI
A. Pengertian Ekstrakurikuler PAI
Pengertian ekstrakurikuler dapat ditemukan dalam panduan
pengembangan diri yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata
pelajaran untuk membantu pengambangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di
Sekolah/Mandrasah.2
Ekekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa Sekolah
atau Universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-
kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai
Universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai
bidang diluar akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak
2 Depdiknas RI, Panduan Pengembangan Diri, Jakarta: Depdiknas, 2006, hal. 12 7
sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar
jam pelajaran Sekolah.3
Pendidikan Agama Islam “merupakan istilah yang menunjuk pada
operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam dan
merupakan sub sistem pendidikan Islam.Dengan kata lain lain,
Pendidikan Agama Islam adalah aplikasi pendidikan agama Islam dalam
pembelajaran di sekolah, baik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar
ataupun kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan Islam. Maka yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam
dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran agama Islam melalui
bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dari pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan program kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam
adalah rancangan atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, baik
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari
siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.4
B. Kedudukan Ekstrakurikuler dalam Kurikulum KTSP
3 Asep Herry Hermawan, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pelajaran, Jakarta: UT, 2008, hal. 4
4 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997) hlm.271 8
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia,
pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam
pendidikan diantaranya dwngan diluncurkannya permendiknas No. 22
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta
permendiknas No. 23tentang standar kompetensi kelulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengahuntuk mengatur pelaksanaan peraturan
tersebut pemerintah mengeluarkan pula permendiknas no. 24 tahun 2006.
Ketiga peraturandiatas memuat hal-hal penting, diantaranya adalah
bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
menetapkan kurikulum tingkat satuan dasar dan menengah.
Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan struktur kurikulum
yang dikembangkan mencakup 3 komponen yaitu: 1. Mata pelajaran, 2.
Muatan local, 3. Pengembangan diri. Komponen pengembangan diri
yang relatif baru dan berlaku untuk dikembangkan pada semua jenjang
pendidikan.5 Baik pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan
khusus, meskipun demikian pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi juga bisa difasilitasi oleh
koselor atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.6
5 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), hlm.413
6 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 283 9
C. Manfaat Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah, tentunya
membawa manfaat, baik bagi siswa, sekolah, pendidikan, maupun bagi
masyarakat luas. Secara terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler sebagai
berikut :
1. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa :
Untuk memberikan kesempatan bagi pemantapan ketertarikan
yang telah tertanam serta pembangunan ketertarikan yang baru.
Untuk memberikan pendidikan sosial melalui pengalaman dan
pengamatan, terutama dalam hal perilaku kepemimpinan,
persahabatan, kerjasama, dan kemandirian.
Untuk membangun semangat dan mentalitas bersekolah.
Untuk memberikan kepuasan bagi perkembangan jiwa anak atau
pemuda.
Untuk memberikan kesempatan bergaul bagi siswa.
Untuk mengembangkan religiusitas, juga kepedulian terhadap
kondisi sosial budaya masyarakat.7
2. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi pengembangan
kurikulum :
Untuk memberikan tambahan pengayaan pengalaman di kelas.
7 Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum PAI : Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010) hlm. 156 10
Untuk mengeksplorasi pengalaman belajar yang baru yang
mungkin menunjung kurikulum.
Untuk memberikan tambahan kesempatan dalam bimbingan
kelompok ataupun individu.
Untuk memberikan motivasi dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi masyarakat:8
Untuk mempromosikan sekolah yang lebih baik dan hubungan
masyarakat.
Untuk meningkatkan ketertarikan yang besar pada masyarakat
dan dorongan mereka kepada sekolah.
4. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi sekolah :
Untuk membantu perkembangan kerjasama kelompok yang lebih
efektif antara personel dan penanggung jawab akademis siswa.
Untuk mengintegrasikan lebih dekat beberapa devisi di sekolah.
Untuk menyediakan sedikit peluang yang dirancang untuk
membantu siswa dalam memanfaatkan situasi guna memecahkan
masalah yang dihadapi.
D. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler
8 Ibid, hal. 13 11
Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program
ektrakurikuler. Program ekstrakurikuler adalah:9
Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut
serta dalam usaha meningkatkan program.
Proses adalah lebih penting daripada hasil.
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus
sekolah.
Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada
nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber
motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya
pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber
motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai
integral dari kesekuruhan program pendidikan di sekolah,
tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri
sendiri.
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara
kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dengan kegiatan
ekstrakurikuler pada umumnya, baik tujuan, manfaat, prinsip, dan lain
sebagainya. Perbedaan yang ada hanya pada orientasi pelaksanaannya
9 Oteng sutisna, Administrasi Pendidikan (Bandung: Nuansa, 2003), hlm. 14612
kepada ajaran agama Islam serta dalam jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang diselenggarakan.
Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Departemen
Pendidikan Nasional tentang kegiatan ekstrakurikuler dapatlah
didefinisikan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam sebagai
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan
di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa
dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
Agama Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai
tujuan-tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam yang mencakup 7
pokok bahan pelajaran, yaitu: Keimanan, Ibadah, Al Qur'an, Akhlak,
Muamalah, Syariah, dan Tarikh.
E. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler PAI
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan baik secara perorangan
atau kelompok. Kegiatan perseorangan dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa.
13
Sedangkan kediatan kelompok dimaksudakn untuk oembinaan
masyarakat.10
Adapun jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam di sekolah adalah sebagai berikut:11
1. Kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki kaitan dengan bidang studi
Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler
tersebut diarahkan kepada kegiatan pengayaan dan penguatan
terhadap materi-materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan
Agama Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler membaca al-
Qur’an (kursus membaca al-Qur’an). Kegiatan ini sangat penting
“mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan langkah
awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut.
2. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak memiliki kaitan dengan bidang
studi Pendidikan Agama Islam. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
tersebut dapat berupa:
a. Kesenian, Kesenian sebagai kegiatan ekstrakurikuler
Pendidiakn Agama Islam bisa berupa seni baca al-Qur’an,
qasidah, kaligrafi, dan sebagainya. Di samping memberikan
keterampilan kepada siswa, seni seperti dinyatakan oleh
Wardi Bachtiar, bisa membangun sesuatu perasaan
10 Moh. User usman, lilies setiawati, Upaya Opitmalkan Kegiatan Belajar
Mengajar, (Bandung: PT. Remajaja Rosdakarya, 1993), hlm. 22
11 ibid 14
keagamaan atau mengganti perasaan yang telah melekat
dengan perasaan yang baru.
b. Pesantren Kilat, Pesantren kilat adalah “kajian dasar Islam
dalam jangka waktu tertentu antara 2-5 hari tergatung situasi
dankondisi. Kegiatan ini dapat diadakan di dalam atau di luar
kota asalkan situasinya tenang, cukup luas, dapat menginap
dan fasilitas memadai”.
c. Tafakur Alam, Tafakur alam adalah “kegiatan yang bertujuan
untuk menyegarkan kembali jiwa yang penat sambil
menghayati kebesaran penciptaan Allah s.w.t. dan
menguatkan ukhuwah. Biasanya berlangsung 1-3 hari dan
diadakan di luar kota: pegunungan, perbukitan, taman/kebun
raya, pantai dan lain sebagainya.
d. Shalat Jum’at berjamaah. Bagi sekolah yang memiliki fasilitas
untuk menyelenggarakan shalat Jum’at berjamaah, bisa
menjadikan aktivitas ibadah ini sebagai bagian dari program
kegiatan esktrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini,
siswa tidak hanya sekedar menjalankan shalat secara
berjamaah, tapi juga terlibat dalam penyelenggaraannya.12
e. Majalah dinding.Sebagai kegiatan ekstrakurikuler, majalah
dinding memiliki dua fungsi, yaitu : “a). wahana informasi
keislaman, b). pusat informasi kegiatan Islam baik internal
12 Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum PAI : Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010) hlm. 156 15
sekolah maupun eksternal. Agar efektif, muatan informasi
Islam dalam majalah dinding hendaknya yang singkat, padat,
informatif, dan aktual. dan Masih banyak lagi jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselenggarakan di
sekolah tergantung kepada kebutuhan sekolah dan siswa.
F. Perbedaan Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan
Kurikuler (Intrakurikuler)
Kegiatan ektrakuriluler berbeda dengan kegiatan kurikuler
(intrakurikuler). Perbedaan keduanya ini dapat Dilihat dari beberapa
aspek, antara lain (1) sifat kegiatan; (2) waktu pelaksanaan; (3) sasaran
dan tujuan program; (4) teknis pelaksanaan dan; (5) evaluasi dan criteria
keberhasilan.
a. Sifat Kegiatan
Bila dilihat dari sifat kegiatan, kegitan kurikuler
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa.
Kegiatan kurikuler bersifat mengikat. Program kurikuler berisi
berbagai kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus
dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan).
16
Oleh karenanya maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
pencapaian siswa pada tujuan kegiatan kurikuler ini.
Sebaliknya, kegiatan ektrakurikuler lebih bersifat sebagai
kegiatan penunjang untuk mencapai program kegiatan kurikuler
serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas. Sebagai
kegiatan penunjang, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih
luwes dan tidak terlalu mengikat. Keikutsertaan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih bergantung
pada bakat, minat, dan kebutuhan siswa itu sendiri.
b. Waktu Pelaksanaan
Kalau ditinjau dari waktu pelaksanaan, waktu untuk
kegiatan kurikuler pasti dan tetap, dilaksanakan sekolah secara
terus-menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik.
Sedangkan waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sangat
bergantung pada sekolah yang bersangkutan, lebih bersifat
fleksibel dan dinamis.
c. Sasaran dan Tujuan
Sebagai kegiatan inti persekolahan yang wajib diikuti oleh
seluruh siswa, kegiatan kurikuler memiliki sasaran dan tujuan
yang berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler.
17
Kegiatan kurikuler berhubungan dengan kegiatan untuk
menumbuhkan kemampuan akademik siswa, sementara kegiatan
ekstrakurikuler lebih menumbuhkan pengembangan aspek-aspek
lain seperti pengembangan minat, bakat, kepribadian, dan
kemampuan sebagai makhluk sosial, disamping tentu saja,
sebagai pembantu pencapaian tujuan kegiatan kurikuler.
d. Teknis Pelaksanaan
Teknis pelaksanaan kegiatan kurikuler, sebagai kegiatan
inti persekolahan, sangatlah ketat dan teratur, dengan struktur
program yang pasti sesuai kalender akademik. Kegiatan kurikuler
berada di bawah tanggungjawab guru bidang studi atau guru
kelas.
Sementara itu kegiatan ekstrakurikuler, penanggung
jawabnya dapat guru kelas, guru bidang studi yang mungkin lebih
bersifat team work, sesuai dengan keahlian para guru tersebut
untuk bidang-bidang tertentu. Bahkan tak jarang sekolah
mempekerjakan tenaga dari luar untuk melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler, di mana tenaga luar tersebut memiliki keahlian-
keahlian khusus yang diprogramkan pada kegiatan
ekstrakurikuler.
e. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan
18
Keberhasilan kegiatan kurikuler ditentukan oleh
keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang sesuai
dengan kurikulum yang diberlakukan oleh sekolah. Evaluasi
keberhasilan pencapaian ditentukan dengan menggunakan tes.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, kriteria keberhasilan lebih
ditentukan oleh proses dan keikutsertaan dalam kegiatan itu.
Analisis dan evaluasi keberhasilan dilakukan secara kualitatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Dari Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah
rancangan atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, baik
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dipelajari siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
2. Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan struktur kurikulum
yang dikembangkan mencakup 3 komponen yaitu: 1. Mata
pelajaran, 2. Muatan local, 3. Pengembangan diri
3. Perbedaan ekstrakurikuler dengan kurikuler dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain (1) sifat kegiatan; (2) waktu
pelaksanaan; (3) sasaran dan tujuan program; (4) teknis
pelaksanaan dan; (5) evaluasi dan criteria keberhasilan.
4. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan baik secara perorangan
atau kelompok. Kegiatan perseorangan dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa.
Sedangkan kediatan kelompok dimaksudakn untuk oembinaan
masyarakat.
B. Saran
Demikian makalah yang bisa kami sampaikan, makalah ini
pasatinya jauh dari kesempurnaan, tidak lain dikarenakan minimnya
20
pengetahuan kami. Dengan tangan terbuka dan lapang dada kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dengan rendah hati kami akan
mendengar saran, guna mengevaluasi makalah ini, semoga makalah ini
memberi manfaat bagi kita. Amin….
DAFTAR PUSTAKA
21
Depdiknas RI, Panduan Pengembangan Diri, Jakarta: Depdiknas, 2006
Hermawan, Asep Hery, dkk. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: UT. 2008
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Raharjo, Rahmat, Inovasi Kurikulum PAI, Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran, Yogyakarta: Magnun, 2010
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan. Bandung: Nuansa, 2003
Usman, Moh. User, lilies setiawati, Upaya Opitmalkan Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remajaja Rosdakarya, 1993),
22