pengaruh kandungan informasi keuangan terhadap abnormal return
Post on 04-Jul-2015
320 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return
Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Yusa Andinova S
Nomor Mahasiswa : 00 312 380
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2006
Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return
Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004
SKRIPSI
disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi UII
Oleh :
Nama : Yusa Andinova S
Nomor Mahasiswa : 00 312 380
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2006
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, 17 Desember 2006
Penyusun,
( Yusa Andinova S )
Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return
Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004
Hasil Penelitian
Diajukan oleh :
Nama : Yusa Andinova Setyawan
Nomor Mahasiswa : 00 312 380
Jurusan : Akuntansi
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pada tanggal
Dosen Pembimbing,
( Drs. Kesit Bambang P, M.Si )
DAFTAR ISI
Hal Halaman Judul ......................................................................................................... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................................ iii Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv Kata Pengantar ....................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Lampiran ..................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................7 2.1 Pengertian Laporan Keuangan ...........................................................................7 2.2 Pemakai Laporan Keuangan ..............................................................................9 2.3 Kandungan dan Informasi Keuangan.................................................................11 2.4 Peranan Laporan Keuangan ..............................................................................12 2.5 Informasi Laporan Keuangan ............................................................................12 2.6 Efisiensi Pasar ....................................................................................................14 2.7 Pengertian dan Efisiensi pasar modal ................................................................15 2.8 Abnormal Return................................................................................................17 2.9 Hubungan informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham.......................18 2.10 Penelitian terdahulu..........................................................................................21 2.11 Hipotesis...........................................................................................................22 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................24 3.1 Populasi ............................................................................................................24 3.2 Sampel ...............................................................................................................25 3.3 Teknik pengumpulan data .................................................................................25 3.4 Jenis dan sumber data .......................................................................................26 3.5 Variabel Penelitian .............................................................................................26 3.6 Teknik analisis data............................................................................................30 3.7 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................34 BAB IV HASIL ANALISIS dan PEMBAHASAN ............................................35 4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta ....................................................................35 4.2 Hasil Regresi Berganda......................................................................................36 4.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ..............................................................39
4.3.1 Uji Multikolinearitas ..............................................................................39 4.3.2 Uji Heterokedastisitas ............................................................................40 4.3.3 Uji Autokorelasi .....................................................................................42
4.4 Uji Hipotesa .......................................................................................................44 4.4.1 Uji secara parsial (uji T).........................................................................45 4.4.2 Uji secara simultan (uji F)......................................................................46
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ...................................................................48 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................48 5.2 Saran...................................................................................................................49
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam sebuah negara tentunya masalah perekonomian memiliki peranan
yang sangat penting, pasar modal merupakan salah satu penunjang kegiatan
perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan dan fungsi yang
sangat vital yakni menyediakan tempat dan fasilitas yang mempertemukan antara
dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dan
pihak yang mendanai atau penanam saham (investor). Disini investor dapat
menanamkan dananya dengan harapan memperoleh keuntungan atau imbalan atas
dana yang mereka tanam tersebut, sedangkan bagi pihak perusahaan (issuer) dana
tersebut berguna sebagai alternatife pendanaan sehingga perusahaan dapat
beroperasi dengan sebagaimana mestinya.
Perubahan keadaan lingkungan ekonomi, bagi pasar modal sangat
berpengaruh terhadap perilaku pasar. Pengaruh ekonomi seperti kinerja
perusahaan, perubahan tujuan perusahaan, pengumuman hasil laporan keuangan
akan selalu direspon (ditanggapi) oleh pelaku pasar. Tanggapan oleh pelaku pasar
berkaitan dengan kegiatan investasi yang akan mereka lakukan. Karena tiap
kegiatan investasi selalu dipenuhi ketidakpastian maka investor membutuhkan
laporan keuangan dan informasi yang akurat, hal ini sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Salah satu informasi yang banyak digunakan adalah informasi keuangan.
Analisis terhadap informasi keuangan difokuskan pada penilaian kemampuan
perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan laba di masa datang
(Munawir, 2002). Neraca menunjukkan aktiva yang digunakan untuk memperoleh
laba di masa datang dan melaporkan utang dan kewajiban kepada kreditur serta
pada para investor. Laporan aliran arus kas amat sangat penting untuk menilai
perusahaan untuk melaksanakan kewajiban dan membiayai operasional
perusahaan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa laporan keuangan
sangat penting untuk mendapat informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dan hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan. Agar laporan posisi
keuangan menyediakan informasi yang relevan untuk meramalkan arus kas pada
waktu mendatang, maka laporan itu juga harus mencakup pengukuran sumber –
sumber daya dan komitmen secara kuantitatif untuk dibandingkan dengan periode
lainnya atau dengan perusahaan lainnya (Eldon S. Hendrikson , 1995).
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang
untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi kalangan internal dan eksternal
perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat untuk mempengaruhi keputusan
investor, dimana dalam jangka pendek laba bersih bermanfaat dalam memprediksi
return investasi (Widhy Setyowati, 2002). Parawiyati (dalam Widhy Setyowati,
2002) meneliti mengenai variabel dalam laporan keuangan (laba bersih, piutang,
hutang, persediaan, biaya operasional, dan net profit margin) yang digunakan
untuk memprediksi return saham dan arus kas untuk periode satu tahun. Dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa informasi keuangan secara signifikan
berhubungan dengan prediksi return saham dan arus kas.
Menurut Tri joko Prasetyo (2000) (dalam Widhy Setyowati, 2002) laba
suatu perusahaan direspons oleh investor perusahaan lain dengan menginterpretasi
dan menganalisa dampak informasi tersebut pada perusahaan lain. Lebih jauh dia
juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi kekuatan transfer
informasi intra industri, yaitu perusahaan besar maka abnormal return-nya besar
dan perusahaan kecil abnormal return-nya kecil.
Peneliti lainnya seperti Nur Fajrih Asyik (1999) (dalam Widhy Setyowati,
2002) meneliti tentang signifikasi pengaruh laba bersih terhadap return saham,
dan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Wiwik Utami dan Sudarmadi (1998)
(dalam Widhy Setyowati, 2002) juga meneliti tentang pengaruh informasi
penghasilan terhadap harga saham. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
hubungan yang positif antara informasi keuangan dan return saham
Dari hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan tesebut menunjukkan
bahwa beberapa pos laporan keuangan (neraca dan laba rugi) antara lain total
asset, total liability, Net profit margin dan return on equity diduga berpengaruh
terhadap harga atau return saham. Return saham ini dapat digunakan untuk
memprediksi abnormal return. Hal ini karena abnormal return atau excess return
adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return ekspektasi. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh investor di masa mendatang.
Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian tentang pengaruh
informasi laporan keuangan (neraca dan laba rugi) antara lain total asset, total
liability, Net profit margin dan return on equity terhadap abnormal return saham
menjadi menarik untuk diteliti. Diperkirakan ada hubungan antara total asset,
total liability, Net profit margin dan return on equity terhadap abnormal return
saham, karena hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan konsistensi hasil
dimana total asset, total liability, Net profit margin dan return on equity
berpengaruh terhadap abnormal return saham.
Didalam penelitian ini penulis berminat melakukan penelitian tentang
pengaruh informasi laporan keuangan terhadap abnormal return saham pada
perusahaan real estate dan properti yang terdapat di bursa efek Jakarta. Pada
dasarnya penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
Parawiyati (dalam Widhy Setyowati, 2002) yang meneliti mengenai variabel
dalam laporan keuangan (laba bersih, piutang, hutang, persediaan, biaya
operasional, dan net profit margin) yang digunakan untuk memprediksi return
saham dan arus kas untuk periode satu tahun. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian tersebut karena dalam hal ini saham dan laporan keuangan yang diamati
adalah saham dan laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang
terdapat di bursa efek Jakarta. Sektor ini dipilih menjadi obyek penelitian karena
sektor ini telah mengalami perkembangan setelah krisis moneter dan mulai
menunjukkan kontribusinya pada pertumbuhan perekonomian akhir akhir ini.
Selain itu, variabel yang diteliti dikembangkan, yaitu total asset, total liability,
Net profit margin dan return on equity yang diduga berpengaruh terhadap
abnormal return saham.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah unsur unsur dalam laporan keuangan (asset, liability, net profit
margin, return on equity) mempunyai pengaruh terhadap abnormal return
saham pada kelompok perusahaan real estate dan properti di BEJ?
2. Variabel keuangan manakah yang paling dominan mempengaruhi abnormal
return saham pada sektor properti di BEJ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh informasi keuangan (asset, liability, net profit
margin, return on equity) terhadap abnormal rerturn saham pada perusahaan
yang bergerak pada bidang properti di BEJ.
2. Untuk mengetahui variabel keuangan yang paling dominan dalam
mempengaruhi abnormal return saham pada sektor properti di BEJ.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai tambahan referensi terutama dalam hal pengaruh informasi keuangan
dalam laporan keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan di sektor
properti.
2. Sebagai salah satu bahan perencanaan dalam upaya peningkatan return saham
perusahaan terutama dalam pengelolaan total asset, total liability, Net profit
margin dan return on equity.
3. Sebagai salah satu alat bagi investor dan calon investor untuk menilai return
dan abnormal return saham perusahaan dilihat dari perspektif total asset, total
liability, Net profit margin dan return on equity.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan berfungsi untuk melaporkan hasil kinerja dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi,
serta untuk membuat gambaran dan peramalan dimasa yang akan datang. Laporan
tahunan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang
saham dan diaudit sesuai dengan prinsip prinsip yang berlaku umum. Gambaran
yang lengkap tentang aktivitas aktivitas akuntansi keuangan suatu perusahaan
selama satu tahun terdiri dari tiga laporan keuangan dasar, yaitu :
1. Neraca awal tahun memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan
tahun pajaknya ; ditambah neraca akhir tahun yang memberikan gambaran
tentang harta dan hutang akhir tahun.
2. Perhitungan rugi laba menunjukkan arus pendapatan dan beban atau biaya
selama interval antara neraca awal dan akhir periode.
3. Laporan arus kas merinci sumber-sumber perubahan kas dan ekuivalen kas
selama interval waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba
Dari tiga laporan keuangan dan catatan catatan yang menyertainya laporan
laporan keuangan turunan lainnya seperti rekonsiliasi laba bersih dalam
perhitungan rugi laba terhadap kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi
dalam laporan arus kas dapat dikembangkan.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan
kemajuan maupun kemunduran sebuah perusahaan secara periodik atau bertahap,
sehingga manajemen perusahaan dapat mengetahui tingkat perkembangan , iklim
investasi dalam perusahaan tersebut dan hasil hasil yang telah dicapai selama
jangka waktu tertentu. Dalam PSAK No. 1 (47) disebutkan bahwa: “Laporan
keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan
adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Adapun unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban atau
biaya.
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (07) adalah sebagai
berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan contohnya laporan arus kas dan laporan perubahan
modal. Pengertian laporan keuangan juga didefinisikan sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan kumpulan data yang diorganisasi menurut logika
dan prosedur prosedur akuntansi. Definisi dari unsur penghasilan dan beban
menurut PSAK No. 1 (70) adalah sebagai berikut :
1. Penghasilan (income) Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal
Dari laporan keuangan ini akan diketahui posisi keuangan dan tingkat
kesehatan perusahaan.
Sedangkan definisi dari unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan posisi keuangan dijelaskan dalam PSAK No. 1 (49);
1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa dimasa lalu dan dari manfaat ekonomi dimasa depan yang
diharapkan akan didapat perusahaan
2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan dimasa kini yang timbul dari
peristiwa dimasa lalu penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi
3. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban
2.2 Pemakai Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (09), 'pemakai laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga lembaga dan
masyarakat .Masing masing mereka menggunakan informasi keuangan tersebut
untuk kepentingan yang berbeda pula
1. Investor
Penanam modal yang beresiko dan penasihat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
mereka harus membeli, menahan atau menjual investasi yang mereka miliki
terhadap perusahan tersebut. Pemegang saham juga tertari pada informai yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh
deviden atau untuk memperoleh abnormal return saham.
2. Karyawan
Mereka menggunakan informasi ini untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan juga kesempatan kerja
3. Pemberi pinjaman
Laporan keuangan oleh mereka digunakan untuk memberi keputusan
apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayarkan tepat pada saat jatuh tempo.
4. Kreditur
Kreditur usaha sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan , sebab
digunakan sebagai dasar untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan
dapat dibayarkan tepat saat jatuh tempo. Kreditur usaha sangat berkepentingan
pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama mereka tergantung kepada
keangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama apabila mereka terlibat dengan perjanjian jangka
panjang dengan perusahaan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah dan lembaga lembaga lainnya
Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karena itu
berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu juga pemerintah sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan ini untuk menetapkan besarnya pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan terkait dengan operasionalnya, dan sebagai
dasar penyusunan statistik pendapatan daerah maupun nasional
7. Masyarakat
Laporan keuangan sangat membantu masyarakat dalam menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga perusahaan dapat
mempengaruhi anggota masyarakat dengan bermacam cara contohnya perusahaan
dapat memberikan dananya diperusahaan tersebut atau tidak,kontribusi yang
berarti bagi perekonomian nasional termasuk jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan dalam perusahaan tersebut.
2.3 Kandungan dan Informasi Keuangan
Informasi yang lengkap, relevan dan akurat serta tepat waktu sangat
diperlukan bagi investor, sebab hal ini sangat penting bagi calon investor dalam
mempertimbangkan apakah dia akan menginvestasikan dananya atau tidak.
Kandungan informasi dalam laporan keuangan pada hakekatnya menyajikan
keterangan, catatan ataupun gambaran baik keadaan perusahaan dimasa lalu, saat
ini ataupun prediksi yang akan datang bagi kehidupan perusahaan dan bagaimana
pasaran sahamnya.
2.4 Peranan laporan keuangan
Laporan keuangan berfungsi untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan sebuah perusahaan,kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
mengambil sebuah keputusan. Selain itu laporan keuangan juga menunjukkan apa
yang telah dikerjakan oleh manajemen perusahaan sehingga laporan keuangan itu
sendiri juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Laporan keuangan digunakan juga oleh manajemen perusahaan untuk membuat
keputusan ekonomi, seperti keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
2.5 Informasi Laporan Keuangan
Informasi amatlah penting bagi para investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya memberikan gambaran mengenai kondisi sebuah
perusahaan dalam bentuk catatan, keterangan, maupun gambaran baik untuk
keadaan masa lalu, sekarang maupun prediksi kemasa depan bagi kelangsungan
sebuah perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Oleh sebab itu informasi yang
lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor.
Pasar modal efisien adalah apabila harga harga saham yang
diperdagangkan selalu menggambarkan sepenuhnya (full reflect) semua informasi
yang tersedia dipasar, yang kemudian diklasifikasikan dalam tiga bentuk yakni
bentuk lemah, setengah kuat dan bentuk kuat. Selanjutnya Fama mengusulkan
bahwa pengujian efisiensi bentuk setengah kuat diubah menjadi studi peristiwa
(event study) yakni studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
yang informasinya dipubikasikan sebagai suatu pengumuman dan dapat
digunakan untuk menguji adanya kandungan informasi (Fama, 1970).
Pada umumnya penelitian menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia
sudah efisien namun dalam bentuk lemah, pada kondisi tersebut harga harga
sekuritas mencerminkan informasi harga masa lalu. Pengujian dari kandungan
informasi berbeda dengan pengujian pada pasar dalam bentuk setengah kuat. Hal
ini sesuai dengan tujuannya yakni untuk melihat reaksi pasar diukur dengan
menggunakan return saham atau abnormal return saham. Apabila menggunakan
abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki
kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar begitu juga
sebaliknya.sementara pengujian pada bentuk pasar setengah kuat ditujukan untuk
melihat reaksi ataupun kecepatan reaksi pasar dalam menyerap informasi yang
diumumkan.
Pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat jika tidak ada investor yang
dapat memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan, atau jika ada
abnormal return, pasar harus bereaksi secara cepat dalam menyerap abnormal
return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.
2.6 Efisiensi Pasar
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya
saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasinya saja tetapi juga
dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan
analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut
informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secaa informasi (informationally
efficient market). Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan
pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia
disebut effisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Efisiensi
dalam pasar saham menunjukkan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi
yang tersedia tentang suatu saham langsung tercermin dalam harga saham tersebut
(J.Fred Weston, 1995)
Kunci utama untuk mengukur pasar yang effisien adalah hubungan antara
sekuritas dan informasi. Efisiensi pasar sebagai dasar pengambilan keputusan
secara informasi dibagi menjadi 3 (Fama, 1970)
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan bentuk lemah apabila harga harga dari sekuritas tercermin
secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar dalam
bentuk ini berkaitan dengan teori acak (random walk theory) yang menyatakan
bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang, sehingga tidak
dapat digunakan untuk memprediksi nilai sekarang. Ini berarti bahwa untuk
pasar yang efisien bentuk lemah investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk mendapat keuntungan yang tidak normal
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Pasar dikatakan setengah kuat jika harga harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk
informasi yang berada di laporan laporan keuangan perusahaan emiten. Jika
pasar efisien dalam bentuk setengah kuat maka tidak ada investor atau grup
dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk
mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga harga sekuritas secara
penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang
privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini maka tidak ada individual investor
maupun grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal
(abnormal return) karena memiliki informasi privat.
2.7 Pengertian Pasar Modal dan Efisiensi Pasar Modal
Pengertian klasik dari pasar modal adalah pengertian sebagaimana yang
ada di negara negara kapitalis seperti amerika, yakni suatu bidang usaha
perdagangan surat surat berharga seperti saham, obligasi, dan sekuritas efek.
Sebagai salah satu elemen ekonomi maka aspek memperoleh keuntungan yang
optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual beli efek.
Di pasar modal perusahaan mengharapkan akan mendapatkan modal dengan biaya
murah melalui penjualan sebagian dari sahamnya. Secara umum pengertian pasar
modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkrit dengan barang yang
diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak dan bentuk konkritnya adalah
lembar surat surat berharga di bursa efek (Tandelilin, 1991: 7-8).
Sedangkan pengertian bursa efek adalah suatu system yang terorganisir
dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeliefek secara
langsung ataupun melalui wakil wakilnya
Bedasarkan Kepres No.53 /1990 tentang pasar modal yang dimaksud
dengan pasar modal adalah bursa efek. Sedangkan bursa efek menurut UU
No.8/1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan system dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan
beli efek pihak pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Sedangkan pengertian pasar modal di Indonesia berbeda dengan tujuan pasar
modal dinegara negara lainnya. Pasar modal di Indonesia memiliki jangkauan dan
misi yng lebih luas. Jangkauan ini diusahakan sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD
1945 yang menyebutkan bahwa perekonomian kita dijalankan dengan azas
kekeluargaan. Ada 3 aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal di Indonesia
yakni :
1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham
saham perusahaan
2. Pemeratan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham.
3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan penghimpunan dana
untuk digunakan secara produktif
2.8 Abnormal Return
Return merupakan pengembalian dari apa yang telah kita investasikan
pada suatu perusahaan dalam bentuk investasi. Sedangkan abnormal return atau
excess return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap
return normal. Return normal merupakan return expektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Dengan demikan arti sesungguhnya dari return tidak
normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return ekspektasi
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relative tehadap harga sebelumnya . Sedangkan
return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Return ekspektasi
dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yakni mean adjusted model,
market model dan market adjusted model (Brown and Warner, 1985)
1. Mean adjusted Model
Model disesuaikan rata rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa
return ekspektasi bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata rata return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi (estimation period)
Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum
periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan
periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window)
2. Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan
model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan tekhnik regresi OLS
(Ordinary Least Square)
3. Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi
adalah sama dengan indeks pasar. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar
BEJ misalnya IHSG (indek harga saham gabungan)
2.9 Hubungan Antara Informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham
Dalam PSAK No.3/1999 ditegaskan bahwa unsur yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan
ekuitas. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dan peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan. Kewajiban merupakan hutang perusahaan dimasa kini
yang timbul akibat peristiwa dimasa lalu. Penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi. Sedangkan ekuitas merupakan hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
1. Pengaruh Aktiva terhadap return saham
Semakin besar aktiva menunjukkan semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya sehingga kinerja
perusahaan makin baik.Dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka harga
saham perusahaan dipasar modal cenderung naik/ meningkat dan hal itu
berdampak pada meningkatnya return saham. Dengan demikian assets
berpengaruh positif terhadap return saham
2. Pengaruh kewajiban (liability) terhadap return saham
Kewajiban merupakan suatu tugas atau tanggung jawab untuk
bertindak atau untuk melaksanakan dengan cara tertentu. Semakin besar
kewajiban menunjukkan semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak
luar baik yang berupa pokok maupun bunga pinjaman. Jika beban perusahaan
semakin besar maka kinerja perusahaan semakin memburuk dan hal ini
berdampak pada penurunan harga saham dipasar modal. Dengan menurunnya
harga saham perusahaan tersebut di pasar modal maka return saham juga
menurun. Dengan demikian kewajiban berhubungan atau berpengaruh negativ
terhadap harga atau return saham.
3. Pengaruh NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham
Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan
mencetak laba secara efisien. Yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut
mampu membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu
yang sama manajer mampu meminimalisir biaya – biaya. Mengingat laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat
dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini
terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), dimana tingginya NPM
menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir
biaya – biaya. Investor di bursa seringkali mengkaitkan antara NPM terhadap
return saham, dimana perusahaan dengan NPM yang tinggi dipersepsikan
sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik dimasa datang.
4. Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap retun saham
Indikator Profitabilitas ROE adalah rasio antara laba terhadap modal
sendiri (Equity) dimana semakin naik ROE berarti para pemegang saham
(shareholder) menikmati porsi laba yang semakin besar.
ROE merupakan parameter yang menunjukkan tingkat imbal hasil atas
investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham dalam perusahaan. Bila
ROE tinggi berarti para investor menikmati kesejahteraan yang lebih baik dan
begitu juga sebaliknya. Rasio ROE seringkali dipakai investor dibursa untuk
mengukur tingkat hasil investasi bila dia membeli saham tersebut. Karena itu
ROE memiliki pengaruh terhadap return saham, dimana saham perusahaan
yang memiliki ROE tinggi cenderung membukukan return yang positif.
Berdasarkan pada hubungan antara informasi laporan keuangan dengan return
saham, maka dapat dirumuskan model pengaruh informasi keuangan dengan
return saham sebagai berikut:
Aktiva
Kewajiban (Liability)
Net Profit Margin (NPM)
Return Saham
Gambar 2.1 Hubungan Informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham
2.10 Penelitian Penelitian Terdahulu
Hasil hasil penelitian yang berhubungan dengan informasi akuntansi terhadap
harga atau return saham masih sangat terbatas. Beberapa hasil penelitian tentang
pengaruh informasi akuntansi terhadap return saham antara lain dilakukan oleh :
1. Parawiyati. (2000)
Meneliti tentang fungsi pengaruh informasi keuangan hubungannya dengan
prediksi pertumbuhan laba dan arus kas periode satu tahun. Dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa informasi keuangan secara signifikan
berhubungan dengan prediksi return saham dan arus kas.
2. Nur Fajrih Asyik (1999)
Meneliti tentang signifikasi pengaruh laba bersih terhadap return saham, dan
dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
3. Wiwik Utami dan Sudarmadi (1998)
Meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan terhadap harga saham, hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang positif antara informasi
keuangan dan return saham
2.11 Hipotesis
Return On Equity (ROE)
Berdasarkan kerangka pemikiran serta hasil penelitian diatas maka
penulis ingin mengembangkan pemikiran dari hasil penelitian terdahulu. Apabila
penelitian terdahulu hanya meneliti pengaruh terhadap return saja maka
perbedaan dengan penelitian ini penulis ingin meneliti tentang abnormal return
pada perusahaan khususnya yang bergerak pada sektor properti.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada 4 hipotesa :
H1 : Total asset berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham
pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004
H2 : Total Liability berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham
pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004
H3 : NPM berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada
perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta periode 2002-2004
H4 : ROE berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada
perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta periode 2002-2004
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang metode metode yang digunakan oleh
penulis untuk mendapatkan data data dan mengolahnya sehingga data yang
tersedia dapat diuji signifikasinya terhadap variable terikatnya. Pada bab ini
peneliti akan memulai metode penelitian dengan menggunakan populasi dan
sample dengan pertimbangan tertentu dari jenis dan sumber data tertentu yang
kemudian dilanjutkan dengan survey kepustakaan. Kemudian ditentukan variable
apa yang berpengaruh dalam penelitian ini.
3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang bergerak
pada bidang properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 – 2004.
”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dikumpulka dari satuan satuan
individu yang membentuk suatu data statistik yang oleh peneliti untuk dipelajari,
kemudian akan ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 200:72). Adapun jumlah
populasi yaitu perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode tahun 2002-2004 adalah sebanyak 38 perusahaan.
3.2 Sampel
Populasi yang telah didapat kemudian diambil sampel yang sesuai dengan
kriteria yang ditentukan oleh penulis sesuai dengan apa yang akan diteliti.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2002: 73)”. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
antara lain :
1. Perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang sahamnya terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode 2002- 2004
2. Perusahaan yang dalam laporan keuangannya memiliki net income yang
bernilai positif
3. Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara aktif di Bursa Efek Jakarta.
Suatu saham dikatakan aktif diperdagangkan apabila perdagangan saham
tersebut sebanyak 75 kali atau lebih dalam periode 3 bulanan (berdasarkan
surat edaran PT. BEJ No. SE 03/BEJ II.I/1999).
Adapun jumlah perusahaan yang akan dijadikan sample berdasarkan kriteria
diatas dapat dilihat dalam lampiran I. Dari populasi sebanyak 38 perusahaan
ternyata terdapat 17 perusahaan yang memenuhi syarat dan layak untuk
digunakan sebagai sample dalam penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha untuk mengumpulkan data yang diperlukan maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan survei kepustakaan, yaitu bertujuan untuk
memahami permasalahan yang akan diteliti dengan menitikberatkan pada
identifikasi masalah yang akan dibahas dan diteliti.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang melalui pihak
kedua, ketiga bahkan dari pihak pihak seterusnya, sehingga tidak langsung
diperoleh dari pihak pertama. Data sekunder tersebut bersumber dari Bursa Efek
Jakarta melalui JSX mounthly statistik.
Data data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri data data laporan keuangan
yang telah dipublikasikan dan diaudit, tanggal publikasi laporan keuangan, data
harga penutupan akhir bulan saham perusahaan serta data indeks harga saham
gabungan (IHSG) selama desember 2002 hingga desember 2004.
3.5 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua macam variable yakni variable terikat
(Y) atau disebut juga Variabel Dependen dan Variabel tergantung (X) atau disebut
juga variable independent
1. Variabel Dependen / Terikat (Y)
Variabel Dependen dari penelitian ini adalah abnormal return yang dapat
diartikan sebagai selisih antara return realisasi (actual return) dengan return
yang diharapkan (expected return), yang dalam penelitian ini digunakan
pengukuran abnormal return dengan metode market adjusted return sbb :
ARi = Ri – Rn
dimana:
ARi = Abnormal return saham i
Ri = Actual return saham i
Rn = Actual return pasar IHSG
Return realisasi (sesungguhnya) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
capital gain / loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya actual
return (Ri ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
( Pt - Pt-1 )
Ri =
Pt-1
Dimana :
Ri = Actual return saham i pada hari t
Pt = Closing price hari t
Pt-1 = Closing price 1 hari sebelum hari t
Dalam peneltian ini expected return dihitung dengan menggunakan
Market Adjusted Model, dalam model ini return sekuritas yang diestimasi
sama dengan return indeks pasarnya.
Sehingga dalam penelitian ini expected return dapat dihitung dengan rumus :
IHSGt - IHSGt-1
Rmt =
IHSGt-1
Dimana :
Rmt = Return pasar hari t
IHSGt = IHSG hari t
IHSGt-1 = IHSG pada 1 hari sebelum hari t
Dimana IHSG merupakan indeks harga saham gabungan pada periode saat
ini, dan IHSG merupakan indeks harga saham pada saat periode sebelumnya (
t-1)
2. Variabel Independen / Tergantung (Y)
Seperti yang telah diutarakan pada bab I didepan pada penelitian ini
diajukan variable bebas yang diduga mempengaruhi variabilitas abnormal
return. Variabel bebas tersebut adalah : Total Asset, Total Liability, NPM,
ROE.
Bentuk hubungan antara variable variable tersebut adalah sebagai berikut :
Abnormal Return Saham = f (X1,X2,X3,X4)
Keterangan :
X1 = Total Assets
X2 = Total liability
X3 = NPM
X4 = ROE
Keempat variabel bebas yang mempengaruhi return saham antara lain :
a. Total Assets (X1)
Total Assets dalam persaman akuntansi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Total Assets = Total liability + Total Equity
b. Total liability (X2)
Total Liability dalam rasio keuangan dirumuskan sebagai berikut :
Total Liability = Total Assets – Total Equity
c. NPM (X3)
NPM dalam persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPM = Profit after tax
Total sales
d. Return on Equity (X4)
ROE dirumuskan sebagai berikut:
ROE = Profit after tax
Total Equity
3.6 Teknik Analisis Data
Dilakukan setelah data yang didapat diperoleh, sehingga dengan analisis data ini
diharapkan dapat diambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan
pengaruh variabel variabel independent terhadap variabel dependen. Adapun
metode analisis data dalam penelitian ini digunakan model persamaan regresi
linier ganda yang menggunakan OLS.
1. Model Persamaan Regresi
Model persamaan regresi linier ganda dengan time lag dengan rumus sebagai
berikut:
Yt = β0 + β1.x1 + β2.x2 + β3.x3 + β4.x4 + еi
Keterangan :
Yt = Abnormal Return saham periode t
X1 = Total Assets pada periode t-1…n
X2 = Total liability pada periode t-1..n
X3 = NPM pada periode t-1..n
X4 = ROE pada periode t-1..n
β0 = Konstanta
еi = Kesalahan acak yang terkait dengan Y
Model persamaan regresi linier ganda dengan empat variabel bebas dapat
digunakan metode kuadrat terkecil (OLS). Dalam penelitian ini data akan
diproses dengan menggunakan bantuan software program statistic yakni SPSS
ver. 10
2. Pengujian Asumsi Dasar Klasik Regresi
Agar model regresi yang digunakan akan benar benar menunjukkan hubungan
yang signifikan dan representative atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator) maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik
regresi. Pengujian asumsi dasar klasik yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi :
a. Uji Multikolinearitas
Merupakan situasi adanya korelasi variabel variabel bebas diantara
satu dengan yang lainnya, dimana variable bebas ini tidak bersifat
orthogonal (Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya diantara
sesamanya sama dengan nol. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
multikolinearitas antara lain dengan metode Koutsoyiannis,
mentransformasikan variabel variabel dan memperoleh lebih banyak data.
Berdasarkan metode ini, langkah awal yang dilakukan adalah regresi
variabel terikat atas setiap variabel bebas yang terkandung dalam suatu
model regresi yang sedang diuji. Kemudian dari hasil regresi ini, dipilih
salah satu model regresi yang secara apriori dan statistic yang paling
meyakinkan. Model regresi yang terpilih ini disebut regresi elementer
(elementary regression).
Selanjutnya dimasukkan satu persatu variabel bebas lainnya untuk
diregresikan dalam kaitannya dengan variabel terikat yang telah
ditentukan. Hasil regresi yang terjadi diteliti baik mengenai koefisien
regresi, standard error yang berkaitan dengan koefisien regresi ini
maupun R2. Variabel bebas yang baru dimasukkan kedalam percobaan
dapat diklasifikasikan sebagai variabel bebas yang berguna (useful), tidak
perlu (superfluous) dan merusak hasil (detrimental).Dalam penelitian ini
akan digunakan metode VIF (Variance Inflation Factor) untuk mendeteksi
ada tidaknya gejala multikolieniritas.
b. Heterokedastisitas
Merupakan nilai varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh
nilai tertentu mengenai variabel bebas adalah tidak sama (Sritua Arief,
1993:31)
Keadaan heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien
regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari
semestinya, melebihi dai semestinya atau menyesatkan. Dalam penelitian
ini dipakai metode gletser test untuk menguji ada tidaknya gejala
heterokedastisitas dalam model penelitian ini
c. Uji Autokorelasi
Adalah korelasi yang terjadi diantara anggota anggota dari
serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu seperti data
runtun waktu (time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang
(seperti data silang waktu atau cross sectional data) (Sritua Arief 1993:
27).
Untuk menguji apakah hasil estimasi model regresi tersebut tidak
mengandung korelasi serial diantara disturbance term-nya maka
dipergunakan metode Durbin Watson Statistic.
3.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Analisis regresi ini
berguna untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Berdasarkan pada analisis regresi inilah, maka dapat diketahui apakah
hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Dengan demikian, dengan
pengujian regresi dapat dilakukan penarikan kesimpulan dari hipotesis yang
diajukan.
Analisis hasil penelitian juga didasarkan pada variabel-variabel yang
diamati dalam penelitian ini. Selain itu, analisis terhadap hasil penelitian dari
pengujian regresi juga mendasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
relevan dengan penelitian ini.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta
Berbagai kemajuan telah dicapai oleh Bursa Efek Jakarta selama
sebelum adanya krisis moneter yang melanda Indonesia. Kemajuan yang
telah dicapai tersebut bahkan terus berlanjut sampai semester pertama
tahun 1997. Namun demikian, masa-masa sulit pernah dialamai oleh Bursa
Efek Jakarta yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal. Salah
satu faktor eksternal tersebut adalah adanya penurunan yang sangat drastis
atau depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang terjadi
mulai semester kedua tahun 1997. Tabel 4.1 berikut ini menunjukkan
perkembangan Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000 sampai dengan
tahun 2004 atau setelahterjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia
Tabel 4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta, 2000 – 2004
Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004
Volume perdagangan saham (jutaan
saham)
134.531 148.381 171.207 234.030 411.768
Nilai Perdagangan (Triliyun Rp) 117.117 97.983 120.763 125.467 247.000
IHSG 416.3 392 425 691.9 1.000.2
Kapitalisasi Pasar (Trilyun Rp) 259.621 239.259 268.423 460.365 679.949
Perusahaan yang listing 290 316 331 333 331
Sumber : Laporan Tahunan Bursa Efek Jakarta
Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan terus
meningkatnya kinerja Bursa Efek Jakarta setelah terjadinya krisis moneter
dapat dilihat pada periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.dari data
yang ada pada akhir tahun 2004 menunjukkan perbaikan dibandingkan
dari tahun–tahun sebelumnya. Pada data terlihat pada akhir tahun 2004
tercatat IHSG sebesar 1.000.2,hal ini menunjukkan kenaikan dari tahun
sebelumnya pada akhir tahun 2003 sebesar 691.995. Nilai kapitalisasi
pasar juga selalu menunjukkan peningkatan terus dari tahun 2002 hingga
tahun 2004. Pada tahun 2002 tercatat 268.423 trilyun naik pada tahun 2003
menjadi 460.365 dan pada akhir tahun 2004 tercatat sebesar 679.949
trilyun.Selain IHSG dan nilai kapitalisasi pasar, nilai perdagangan dan
volume perdagangan juga mengalami peningkatan. Perusahaan yang
listing di Bursa Efek Jakarta selalu mengalami peningkatan baik selama
sebelum krisis moneter maupun pada saat terjadinya krisis moneter.
4.2 Hasil Regresi Berganda
Model persamaan regresi linier ganda dengan time lag dengan rumus
sebagai berikut:
Yt = β0 + β1.x1 + β2.x2 + β3.x3 + β4.x4 + еi
Keterangan :
Yt = Abnormal Return saham periode t
X1 = Total Assets pada periode t-1…n
X2 = Total liability pada periode t-1..n
X3 = NPM pada periode t-1..n
X4 = ROE pada periode t-1..n
β0 = Konstanta
еi = Kesalahan acak yang terkait dengan Y
Model persamaan regresi linier ganda dengan empat variabel bebas
menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS).
Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diketahui nilai β0, β1, β2, β3,
dan β4 sebagai berikut.
β0 = -0,208
β1 = 0,035
β2 = -0,020
β3 = 0,042
β4 = -0,063
Berdasarkan pada perhitungan, maka dapat ditentukan model persamaan
regresi sebagai berikut:
Yt = -0,208 + 0,035x1 - 0,020x2 + 0,042x3 - 0,063x4
Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar -
0,028. Ini berarti bahwa jika variabel-variabel tergantung (independen)
dalam penelitian ini yaitu variabel Total Assets, Total liability, NPM, dan
ROE dianggap konstan, maka rata-rata abnormal return yang dijadikan
obyek penelitian ini adalah sebesar -0,028%. Ini juga menunjukkan nilai
abnormal return yang tidak dipengaruhi oleh variabel Total Assets, Total
liability, NPM, dan ROE.
Nilai koefisien variabel total assets sebesar 0,035 menunjukkan bahwa
peningkatan pada total assets sebesar 1 persen akan meningkatkan
abnormal return sebesar 0,035 persen. Demikian pula sebaliknya,
penurunan pada total assets sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal
return sebesar 0,035 persen.
Nilai koefisien variabel total liability sebesar -0,020 menunjukkan bahwa
peningkatan pada total liability sebesar 1 persen akan menurunkan
abnormal return sebesar 0,020 persen. Demikian pula sebaliknya,
penurunan pada total liability sebesar 1 persen akan meningkatkan
abnormal return sebesar 0,020 persen.
Nilai koefisien variabel NPM sebesar 0,042 menunjukkan bahwa
peningkatan pada NPM sebesar 1 persen akan meningkatkan abnormal
return sebesar 0,042 persen. Demikian pula sebaliknya, penurunan pada
NPM sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal return sebesar 0,042
persen.
Nilai koefisien variabel ROE sebesar -0,020 menunjukkan bahwa
peningkatan pada ROE sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal
return sebesar 0,020 persen. Demikian pula sebaliknya, penurunan pada
ROE sebesar 1 persen akan meningkatkan abnormal return sebesar 0,020
persen.
4.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Dari model persamaan tersebut, selanjutnya diuji dengan menggunakan uji
asumsi klasik yang meliputi:
4.3.1 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier antar variabel penjelas
dalam suatu model regresi yang mengakibatkan adanya kesulitan untuk
dapat melihat pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang
dijelaskan. Salah satu uji untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
adalah dengan menggunakan VIF. Langkah-langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
• Melakukan regresi atau estimasi dengan menggunakan model awal
dan diperoleh nilai R2. .
• Melakukan regresi antar variabel independen dan kemudian diperoleh
nilai R2 untuk masing-masing regresi tersebut.
• Salah satu deteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan
melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF
diperoleh dengan melakukan regresi secara parsial dan kemudian
menghitung nilai VIF.
• Sebagai Rule of thumb dari VIF, jika VIF dari suatu variabel melebihi
10, dimana hal ini terjadi ketika nilai R2 melebihi 0,90, maka suatu
variabel dikatakan berkorelasi sangat tinggi.
Berikut ini adalah hasil pengujian multikolinieritas dan pengambilan
kesimpulannya.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Multikolinieritas
Variabel Dependen VIF Kesimpulan
Total Asset 3,676 Non-Multikolinearitas
Total Liability 3,536 Non-Multikolinearitas
NPM 1,044 Non-Multikolinearitas
ROE 1,105 Non-Multikolinearitas
Sumber : Lampiran
Dari hasil pengujian diatas, diperoleh nilai VIF yang kesemuanya
menunjukkan nilai dibawah 10. Ini berarti bahwa dalam model Linier ini
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas ini untuk mengetahui apakah ada penyimpangan
terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan adanya
homoskedastisitas. Heterokedastisitas adalah adanya varian yang berbeda
yang dapat membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan
konsekuensi adanya model yang akan menaksir terlalu rendah varian
yang sesungguhnya. Apabila varians unsur gangguan dalam model regresi
linear tidak konstan maka terdapat penyimpangan terhadap asumsi
homoskedastisitas atau terjadi heteroskedastisitas.
Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual regresi awal
terhadap variabel-variabel independennya. Uji Glejser dilakukan dengan
menggunakan dua tahap regresi yaitu :
• Melakukan regresi OLS data tanpa memperhatikan adanya gejala
heteroskedastisitas, dan diperoleh nilai residualnya (ei)
• Melakukan regresi nilai absolut residual tersebut sebagai variabel
dependennya. Regresi dilakukan terhadap semua variabel bebas.
Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat pada nilai koefisien
regresinya. Apabila nilai t hitung signifikan secara statistik, maka Ho
ditolak yang berarti menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas.
Sebaliknya, apabila t hitung tidak signifikan secara statistik, maka Ho
diterima yang berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Berikut ini adalah rangkuman hasil uji Glejser, yaitu :
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Variabel t-Hitung Signifikansi Kesimpulan
Total Asset 1,449 0,154 Homoskedastisitas
Total Liability -0,841 0,405 Homoskedastisitas
NPM 1,331 0,190 Homoskedastisitas
ROE 0,450 0,655 Homoskedastisitas
Sumber : Lampiran
Dari hasil perhitungan tersebut ternyata dalam model regresi tersebut
semua menunjukkan t-hitung < t-tabel atau signifikansi lebih besar
daripada 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi apabila gangguan dalam periode tertentu berhubungan
dengan nilai gangguan periode sebelumnya. Konsekuensi adanya
autokorelasi adalah selang keyakinan menjadi besar serta varians dan
kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Autokorelasi adalah
korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan
menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam
data crosss section) kensekuensi adanya autokorelasi adalah selang
keyakinan menjadi besar serta varian dan kesalahan standar akan ditaksir
terlalu rendah.
Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.
Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin
Watson dari hasil estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien
Durbin Watson adalah antara 0-4. Kalau koefisien Durbin Watson sekitar
2, dapat dikatakan tidak ada korelasi. Kalau besarnya mendekati nol, maka
terdapat autokorelasi positif, dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat
autokorelasi negatif. Berikut ini tabel yang dapat dipergunakan untuk
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Kesimpulan Uji Autokorelasi
Kriteria Kesimpulan
4-dL < d < 4 Mempunyai autokorelasi negatif
4-dU < d < 4-Dl Pengujian tidak meyakinkan
2 < d < 4-Du Tidak mempunyai autokorelasi
dU < d < 2 Tidak mempunyai autokorelasi
dL < d < Du Pengujian tidak meyakinkan
0 < d < Dl Mempunyai autokorelasi positif
Penentuan besarnya dL dan dU tergantung dari besarnya derajat
kebebasan.
Dari tabel Durbin Watson pada tingkat α = 0,05 dan dengan n=42,
diketahui dL sebesar 1,048 dan dU sebesar 1,584, sehingga batasan
autokorelasinya menjadi :
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Kriteria Kesimpulan
2,952 < d < 4 Mempunyai autokorelasi negatif
2,416 < d < 2,952 Pengujian tidak meyakinkan
2 < d < 2,416 Tidak mempunyai autokorelasi
1,584 < d < 2 Tidak mempunyai autokorelasi
1,048 < d < 1,584 Pengujian tidak meyakinkan
0 < d < 1,048 Mempunyai autokorelasi positif
Dari hasil pengujian diperoleh nilai atau koefisien Durbin Watson sebesar
2,181. Nilai ini berada pada daerah 2 < d < 2,416 yang berarti berada pada
daerah tidak mempunyai autokorelasi. Dengan demikian, model yang
digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.
4.4 Uji Hipotesa
Pengujian dilakukan dengan melihat pada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial dan pengaruh secara simultan.
Ini dilakukan dengan uji t dan uji F.
4.4.1 Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas/independen (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE) secara
sendiri-sendiri terhadap variabel tidak bebas/dependen (abnormal return).
Dalam uji t ini pengambilan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi nilai t-statistik yang ditampilkan. Apabila nilai signifikansi
suatu variabel lebih tinggi daripada α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen tersebut signifikan terhadap variabel
dependennya atau mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.
Sebaliknya, apabila nilai signifikansi suatu variabel lebih rendah daripada
α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut
tidak signifikan terhadap variabel dependennya atau tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependennya.
Adapun tabulasi hasil uji-t untuk model diatas dapat ditunjukkan pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Uji-t
Variabel Independen t-Statistik Prob. Kesimpulan
Total Asset 2,190 0,034 Signifikan
Total Liability -1,448 0,154 Tidak Signifikan
NPM 3,560 0,001 Signifikan
ROE -1,129 0,265 Tidak Signifikan
Dari hasil tersebut diatas dapatlah dilihat bahwa ada dua variabel
independen yang mempunyai nilai t-statistik yang signifikansinya lebih
kecil daripada 0,05 yaitu variabel Total Asset dan NPM. Dengan
demikian, pada α = 5% hanya dua variabel independent yang dimasukkan
dalam model linear tersebut yang signifikan secara statistik dan
berpengaruh terhadap variabel dependennya (abnormal return) yaitu
variabel Total Asset dan NPM, sedangkan variabel Total Liability dan
ROE tidak signifikan atau tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
abnormal return.
4.4.2 Pengujian secara simultan (Uji F)
Uji F merupakan pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Dalam uji F ini pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai signifikansi nilai F-statistik
yang ditampilkan. Apabila nilai signifikansi lebih tinggi daripada α=5%
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen
signifikan terhadap variabel dependennya atau mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya, apabila nilai
signifikansi lebih rendah daripada α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel independen tersebut tidak signifikan terhadap
variabel dependennya atau tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependennya.
Dari hasil estimasi diperoleh nilai F-statistik sebesar 5,115 dengan
signifikansi 0,002. Karena nilai signifikansi ini jauh lebih rendah daripada
α = 0,05 (5%), maka dapatlah dikatakan bahwa nilai F-statistik tersebut
signifikan secara statistik. Ini juga berarti bahwa secara bersama-sama,
variabel independennya (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya (abnormal
return).
Pengaruh secara keseluruhan dari variabel independen terhadap variabel
dependen dapat ditunjukkan dengan koefisien determinasi. Koefisien
determinasi (R²) nilainya berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar R²
berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Sebaliknya, semakin kecil R² berarti
semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen. Dari hasil estimasi diperoleh nilai R2 sebesar
0,308. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen (Total
Assets, Total liability, NPM, dan ROE) yang ada dalam model dapat
menjelaskan sebanyak 30,8 persen terhadap variabel dependennya
(abnormal return). Sedangkan sisanya sebesar 69,2 persen variasi dalam
variabel abnormal return dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan untuk menjawab hipotesis penelitian. Adapun
kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan pada analisis regresi linier berganda, seluruh variabel
independen (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE) yang
dimasukkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan
secara simultan terhadap variabel dependen (abnormal return).
2. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,
Total asset berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham
pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004. Ini berarti bahwa hipotesis
pertama diterima.
3. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,
Total Liability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal
return saham pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004.
4. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,
NPM berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada
perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta periode 2002-2004.
5. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,
ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return
saham pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004
5.2 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan tersebut, maka dapat dirumuskan saran-
saran sebagai berikut.
1. Perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi-strategi dalam
manajemen portofolio mereka yang dapat mengurangi resiko saham
yang diakibatkan oleh adanya berbagai peristiwa. Salah satu yang bisa
dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi jenis portofolio atau
menyebar resiko pada berbagai jenis investasi.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan yang
dapat membantu peneliti untuk mengembangkan penelitian-penelitian
lebih lanjut tentang pasar modal, terutama dalam memperluas cakupan
analisis dan pembahasan serta alat yang dipakai.
3. Agar bagi peneliti selanjutnya menambah variable sehingga model
yang digunakan lebih tepat
DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi II, BPFE,
Yogyakarta
Bruner, F.R., 2002, Does M & A A Survey of Evidence for The Decision- Maker, Journal Of Applied Finance
Damodar Gujarati, 1998, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta Djarwanto, 1998, Statistik Non Parametrik, Edisi III, BPFE, Yogyakarta Foster, G., 1986, Financial Statement Analysis, Second Edition, Practice Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey Halim, A. Dan Sarwoko, 1993, Manajemen Keuangan, Edisi II, BPFE,
Yogyakarta Husnan, S., 1998, Manajemen Keuangan dan Teori Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek), Buku II, Edisi IV, BPFE, Yogyakarta Sandjaja, R.S. dan Barlian, I., 2002, Manajemen Keuangan, Buku I, Edisi IV,
Prenhallindo, Jakarta Santoso, S., 2003, Buku Latihan SPSS, Statistik Non Parametrik, Elex Media
Komputindo, Jakarta Suparwoto, 1997, Akuntansi Keuangan Lanjut, Laporan Keuangan Konsolidasi
Pendekatan Terpadu, Yogyakarta Supranto, J., 2001, Statistik, Teori dan Aplikasi, Jilid II, Edisi VI, Erlangga,
Jakarta Riyanto, B., 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi IV, BPFE,
Yogyakarta
top related