pengaruh experiential marketing dan positioning …repository.umrah.ac.id/1695/1/5. jurnal...
Post on 15-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN POSITIONING
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KERUPUK SIPUT
GONG-GONG CV. KYRIA REZEKI
Winda Ristiani1, Myrna Sofia
2, Roni Kurniawan
3
windaristy58@gmail.com
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali
Haji
ABSTRAK
Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah
pengaruh dari Experiential Marketing dan Positioning terhadap keputusan
pembelian konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki. Jenis penelitian
dalam skripsi ini adalah kuantitafif. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen
kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki dengan metode sampling acidential
memperoleh populasi sebanyak 115, yang kemudian menentukan sampel dengan
rumus Slovin sebanyak 81orang. Data dianalisis menggunakan dengan regresi
linear berganda, termasuk uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian
uji t menunjukkan bahwa Experiential Marketing (X1) berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian, Positioning (X2) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Berdasarkan uji F nilai probabilitas sig 0,00 < 0,05 yang
berarti bahwa secara bersama-sama Experiential Marketing dan Positioning
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Berdasarkan uji
koefisien determinasi dilihat dari nilai (Adjusted R2) sebesar 0,523 dapat diartikan
bahwa pengaruh Experiential Marketing dan Positioning terhadap keputusan
pembelian adalah sebesar 52,3%. Sisanya 48,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya
yang tidak djelaskan dalam penelitian ini.
Kata kunci: Experiential Marketing, Positioning, Keputusan Pembelian
1 Fakutas Ekonomi, UMRAH,windaristy58@gmail.com
2 Dosen Fakultas Ekonomi, UMRAH,Bakti_2006@yahoo.co.id
3 Dosen Fakultas Ekonomi,UMRAH, Ronimsifekon@gmail.com
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia usaha semangkin
ketat dan meningkat, hal ini menuntut perusahaan untuk lebih terampil
berorientasi dalam mengambil keputusan untuk menentukan perencanaan
pemasaran yang tepat agar mencapai target yang optimal. Selain itu, persaing
yang tinggi menuntut adanya perencanaan strategi pemasaran yang tidak lepas
dari sisi konsumen mempunyai peranan penting dimana konsumen sebagi alat
ukur dalam menentukan keberhasilan suatu barang dan jasa (Suprapti, 2010).
Salah satu upaya atau strategi yang dapat perusahaan lakukan adalah dengan
konsep experiential marketing dan positioning. Dengan experiential marketing
konsumen akan diajak untuk merasakan sendiri pengalaman yang mereka
dapatkan setelah melakukan pembelian dan mengonsumsi, dan strategi
positioning juga sangat penting dilakukan untuk menarik minat dalam benak
konsumen dalam memutuskan pembelian.
Sebesar apakah pengaruh experiential marketing sebagai salah satu faktor
pertimbangan untuk memutuskan melakukan pembelian. Apakah positioning
faktor penunjang untuk memutuskan pembelian suatu produk, serta bagaimana
konsumen sendiri akan menilai dari produk tersebut, sesuai atau tidak dengan
selera konsumen dengan harga yang ditawarkan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjuduk “ PENGARUH EXPERIENTIAL
MARKETING DAN POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN KERUPUK SIPUT GONG-GONG CV. KYRIA
REZEKI”
Tujuan penelitian.
Tujuan dalam dilakukannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah experiential marketing berpengaruh terhadap
keputusan pembelian pada konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria
rezeki.
2. Untuk mengetahui apakah positioning berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pada konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria rezeki.
3. Untuk mengetahui apakah experiential marketing dan positioning secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan pemblian konsumen kerupuk
siput gong-gong CV. Kyria rezeki.
3
BAHAN DAN METODE
Experiential Marketing
Experiential marketing adalah merupakan pendekatan pemasaran yang
melibatkan emosi dan perasaan konsumen dengan menciptakan pengalaman –
pengalaman positif yang tidak terlupakan sehingga konsumen mengkonsumsi dan
fanatik terhadap produk tertentu Schmitt (Novia, dalam Azizah 2016).
Experiential marketing merupakan sebuah strategi atau pendekatan pasaran yang
sudah dilakukan dari jaman dulu hingga sekarang untuk menarik hati konsumen
agar tertarik dengan produk yang ditawarkan. Salah satu inti utama dari
experiential marketing penciptaan berbagai jenis pengalaman yang berbeda bagi
pelanggan. Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena berkesinambungan dengan
perkembangan jaman dan teknologi, produsen lebih menekankan deferensiasi
produk dengan produk pesaing. Experiential marketing membantu menciptakan
pengalaman dan emosi kepada pelanggan.
Adapun demensi dari experiential marketing menurut Schmitt (dalam Andrawina,
2013):
1. Sense
Merupakan tipe experiential yang bermunculan untuk menciptakan
pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit, lidah dan hidung. Sense
marketing mempunyai daya tarik dengan indera, bertujuan untuk menciptakan
pengalaman sensorik melalui penglihatan (sight), suara (sound), sentuhan
(touch), rasa (taste), dan penciuman (smell). Sense Marketing dapat digunakan
untuk membedakan perusahaan dan produk, untuk memotivasi pelanggan dan
menambah nilai produk.
2. Feel
Ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan
mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai
dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan. Hal ini
berhubungan dengan bagaimana menciptakan perasaan enak atau nyaman (feel
good) bagi para konsumen, yaitu dengan melibatkan mood dan emosi secara
intens karena hal tersebut berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa yang
mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan.
3. Think marketing
Ditujukan terhadap intelektual dengan tujuan menciptakan kesadaran
(cognitive), pengalaman untuk memecahkan masalah yang mengajak
4
konsumen untuk berfikir kreatif. Ini berhubungan dengan upaya yang perlu
diciptakan agar konsumen berpikir positif terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan setelah konsumen mampu merasa baik (feel good).
4. Act
bertujuan untuk mempengaruhi pengalaman tubuh, gaya hidup, dan
interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk menciptakan
pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan physical body,life style,
dan interaksi dengan orang lain.
5. Relate
berisikan aspek – aspek dari sense, feel, think,act marketing serta menitik
beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan. Tujuan dari
pemasaran relate adalah menghubungkan diri pribadi seseorang kepada
konteks sosial budaya didalam suatu merek kemudian akan menciptakan suatu
identitas sosial kepada dirinya sendiri.
Positioning
Istilah positioning mengandung arti bagaimana suatu produk didefinisikan
oleh konsumen melalui sifat-sifat pentingnya dibenak konsumen yang dimiliki
oleh produk teersebut (Kotler, 2008: 198). Sedangkan menurut Tjiptono (1997:69)
positioning yaitu tindakan membangun dan mengomunikasikan manfaat pokok
yang istimewa dari produk di dalam pasar.
Menurut Tjiptono (2017:191), ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk
melakukan positioning:
1. Berdasarkan Atribut
Penentuan posisi ini dilakukan dengan menonjolkan atribut (ciri-ciri)
produk yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
2. Berdasarkan Manfaat
Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai pemimpin
dalam suatu manfaat tertentu atau lebih dikaitkan dengan manfaat lebih yang
diberikan dari suatu produk.
3. Berdasarkan Penerapan dan Penggunaan
Dengan menonjolkan seperangkat nilai penggunaan dan penerapan.
Pemosisian yang dilandasi penggunaan atau penerapan produk dapat
5
menggunakan strategi pemosisian berganda walaupun setiap penambahan
strategi berarti mengundang kesulitan dan resiko.
4. Berdasarkan Pemakai
Memposisikan produk yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai
atau dengan kata lain produk lebih ditujukan pada sebuah komunitas atau lebih.
Mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakai.
5. Berdasarkan Pesaing
Untuk meyakinkan konsumen bahwa suatu merek lebih baik daripada
merek pemimpin pasar untuk ciri-ciri tertentu. Produk secara keseluruhan
menonjolkan nama mereknya secara penuh dan diposisikan lebih baik daripada
pesaingnya.
6. Berdasarkan Katagori Produk
Memposisikan produk sebagai pemimpin dalam kategori produk.
Pemosisian dengan mengalihkan atau mengganti kelas produk tertentu.
7. Berdasarkan Harga
Berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi lewat harga
tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai. Disini
produk diposisikan memberikan nilai yang terbaik.
Keputusan Pembelian
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
konsumen mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan
pembelian pembeli,sedangkan tugas manager adalah memahami apa yang terjadi
dalam kesadaran pembelian antar datangnya stimulasi luar dari keputusan
pembelian (Kotler, 2008:177). Menurut Kotler dalam Suprapti (2010:4), bahwa
keputusan dalam membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan pembelian merupakan keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk yang sebelumnya memikir layak atau
tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi-informasi
yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.
Proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan
memengaruhi pelanggan,tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian keputusan
untuk membeli.
6
Kerangka Pemikiran
Experiential Marketing
(X1) H1
Keputusan Pembelian
Positioning H2 (Y)
(X2)
H3
Gambar 1
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian
2. Positioning berpengaruh terhadap keputusan pembelian
3. Experiential marketing dan positioning berpengaruh terhadap keputusan
pembelian
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Pada penelitian ini, penulis menjadikan konsumen kerupuk siput gong-
gong CV.Kyria Rezeki sebagai populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dimana setiap
responden memenuhi kriteria populasi memiliki kesempatan atau peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009).
Sampel
Pada penelitian ini digunakan dengan metode sampling incidential, adalah
teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insedential bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010). Maka
untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus Slovin (Siregar, 2013:34) sebagai berikut :
7
n = N
1+N e2
Dimana:
n = Sampel,
N = Populasi,
e = Perkiraan tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir atau
diinginkan (0,05)2.
Maka, jumlah atau ukuran sampel dalam penelitian ini diperoleh sebesar:
n = N = 115 = 81 responden
1+N e2 1 + 115 (0,05)
2
Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2015:223) menjelaskan bahwa apabila di lihat dari teknik atau
cara, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
koesioner (angket), dan observasi (pengamatan) serta gabungan dari ketiganya.
Untuk memperoleh data sejumlah data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini, maka peneliti menggunakan data primer dan data sekunder.
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh koesioner tersebut (Ghozali,
2016 : 52). Untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner, dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of
freedom (df) = n- 2, dalam hal ini n adalah sampel. Jika rhitung > rtabel dan nilai
positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatkan valid.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah :
1. Jika nilai rhitung > rtabel, maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
2. Jika rhitung < rtabel, maka instrument atau item-item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
8
Uji Reliabilitas
Ghozali (2016 :47) berpendapat bahwa reabilitas adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai pengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau kontruk. Kereabilitasan suatu koesioner dapat diukur menggunakan
teknik Alpha Cronbach. Variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai Alpha
Cronbach > 0.6.
Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik, menggunakan 3 uji anata lain: Uji Normalitas,
Uji Multikolonieritas, dan Uji Heteroskedastisitas. Uji Normalitas adalah uji
dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilakan. Uji Multikolonieritas digunakan sebagai
upaya untuk menentukan ada atau tidaknya kolerasi yang sempurna atau
mendekati mendekati hubungan yang sempurna. Uji Heteroskedastisitas yang
dimaksud untuk menguji apabila variabl terdapat kesalahan pengganggu tidak
konstan untuk semua nilai variabel.
Analisis Linear Berganda
Analisis linear berganda digunkan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas ( Experiential Marketing dan Positioning ) dan variabel terikat (
Keputusan Pembelian).
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan 3 uji yaitu, Uji t digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti (signifikan)
anatar variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji f
digunakan untuk mengetahui anata variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama (simultan). Koefisien determinasi (R2), akan
melihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas terhadap variabel terikat.
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hail Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EXPERIENTIAL_MARKETING
81 34 58 50.90 4.170
POSITIONING 81 42 75 67.86 5.718
KEPUTUSAN_PEMBELIAN 81 34 52 47.52 3.472
Valid N (listwise) 81
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Kualitas Data
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan memperoleh hasil bahwa
semua instrumen dalam penelitian ini dinyatakan Valid yaitu nilai rhitung lebih
besar dari nilai rtabel sebesar 0,215sehingga semua instrumen dapat digunakan
dalam penelitian ini. Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha > 0,6 dikatakan reabel. Cronbach’s Alpha variabel experiential
marketing sebesar 0,601, Cronbach’s Alpha variabel positioning sebesar 0.704,
serta Cronbach’s Alpha variabel keputusan pembelian sebesar 0,673.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Untuk
menetahui apakah ditribusi frekuensi normal atau tidak dapat dilihat dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai Asymp Sig. > 0,05; maka data residual berdistribusi normal.
2. Jika nilai Asymp Sig. < 0,05; maka data residual berdistribusi tidak
normal.
10
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.36721160
Most Extreme
Differences
Absolute .092
Positive .054
Negative -.092
Test Statistic .092
Asymp. Sig. (2-tailed) .090c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas
kolmogorov-smirnov diperoleh nilai Asymp.Sig. sebesar 0,090 (Asymp. Sig. >
0,05), yang artinya data residual berdistribusi normal.
Uji Multikolonieritas
Uji Multiolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolonielitas dilakukan
dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) da tolerance.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi
adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,95), maka hal
ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
b. jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10, maka terjadi
korelasi atau terdapat multikolonieritas antar variabel bebas
(independen). Sebaliknya, jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan
VIF ≤ 10,maka tidak terjadi korelasi atau tidak ada multikolonieritas
antar varibel bebas (independen).
11
Tabel 3
Hasil Uji Multikolonielitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Experiential .568 1.761
Positioning .568 1.761
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dilihat dari tabel 3 diatas menunjukkan variabel experiential marketing
dan positiong diperoleh nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10. Maka dapat
disimpulakan bahwa regresi tidak terjadi muktikolonieritas antar variabel bebas
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Gambar 2
Dari garfik scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-tik menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memperediksi keputusan pembelian berdasrkan
masukan variabel independen experiential marketing dan positioning
Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisi regresi linear
berganda. Regresi linear berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh
12
beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Hasil regregi linear
berganda dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Hasil Uji Regresi Linear Beranda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 14.181 3.556 3.988 .000
Experiential .264 .085 .318 3.100 .003
Positioning .293 .062 .482 4.709 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari output uji regresi linear berganda diatas, maka diperoleh persamaan sebagai
berikut:
Y = 14,181 + 0,264X1 +0,293X2 + e
Uji Signifikasi Parameter Indifidual (Uji t)
Tabel 5
Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 14.181 3.556 3.988 .000
Experiential .264 .085 .318 3.100 .003
Positioning .293 .062 .482 4.709 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Berdasarkan hasil uji hipotesis uji t yang dilakukan dapat dilihat bahwa
variabel experiential marketing nilai sig. 0,003 < 0,05; nilai thitung 3.100 > ttabel
1.9905, artinya experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan secara
parsial terhadap keputusan pembelian. Variabel positioning nilai sig. 0.000 <
0,05; thitung 4.709 > ttabel 1.9905, artinya positioning berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.
13
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 6
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 515.927 2 257.963 44.884 .000b
Residual 448.295 78 5.747
Total 964.222 80
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
b. Predictors: (Constant), Positioning, Experiential
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari hasil uji F yang dilakukan, diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05; nilai
fhitung 44.884 > ftabel 3,11. Artinya bahwa experiential marketing dan positioning
secara besama-sama (simultan) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 7
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .731a .535 .523 2.397
a. Predictors: (Constant), Positioning, Experiential
b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari tampilan output diatas model summary besarnya adjusted R2 adalah
0,523; hal ini berarti 52,0% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh
variasi dari ke dua variabel independen experiential marketing dan positioning.
Sedangkan sisanya 48,0% (100%- 52,% = 48,0%) dari faktor yang tidak diteliti.
Pembahasan Uji Hipotesis
Hipotesis 1: Experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
14
Ha : Terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y) secara parsial. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengujian uji t
menunjukkan nilai sig.0,003 < 0,05; nilai thitung 3.100 > ttabel 1.9905, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Maka menunjukkan bahwa
experiential marketing pada kerupuk gong-gong CV. Kyria Rezeki memberikan
nilai positif dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen.
Hipotesis 2: Positioning berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Ha : Terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)
secara parsial. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengujian uji t menunjukkan
nilai sig 0,000 < 0,05; nilai thitung 4,709 > ttabel 1.9905, maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Maka menunjukkan bahwa positioning pada
kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki memberikan nilai positif dalam
mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen.
Hipotesis 3: Experiential marketing dan positioning berpenaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Ha : Terdapat pengaruh signifikat terhadap keputusan pembelian.
Experiential marketing dan positioning berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y) secara simultan. Hal ini dapat dibuktikan dari
hasil pengujian uji F menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05: nilai fhitung 44.884 >
ftabel 3,11, maka dapat disimpulkan experiential marketing dan positioning secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara parsial, Experiential Marketing berpengaruh dan signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen kerupuk siput gong-gong
CV.Kyria Rezeki.
2. Secara parsial, Positioning berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan
pembelian konsemen siput gong-gong CV. Kyria Rezeki.
3. Berdasarkan uji F, variabel experiential marketing dan positioning
berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap
keputusan pembelian konsumen kerupuk siput gong-gong CV.Kyria
Rezeki.
15
Saran
1. Bagi pihak CV. Kyria Rezeki sebaiknya meningkatkan kualitas akan
produknya agar terciptanya pengalaman mereka saat mengonsumsi
kerupuk siput gong-gong CV. Kyria Rezeki sehingga membuat konsumen
melakukan pembelian ulang.
2. Dalam memasarkan produknya, CV.Kyria Rezeki perlu meningkatkan
positioningnya agar dapat membidik berbagai sasaran di semua kalangan,
untuk itu diperlukan inovasi dari produk kerupuk berupa menambahkan
varian rasa agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu
juga untuk memposisikan merek kerupuk CV.Kyria Rezeki didalam benak
konsumen
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan faktor-faktor yang lain yang dapat memengaruhi keputusan
pembelian. Besarnya faktor Experiential Marketing dan Positioning
sebesar 52 % dan 48 % merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
keputusan pembelian dari faktor yang diteliti. Peneliti selanjutnya dapat
menganalisis faktor-faktor laian yang memberikan kontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen kerupuk siput gong-gong CV. Kyria
Rezeki
16
Daftar Pustaka
Andrawina, Rissa, 2013. Pengaruh Experietial Marketing , Perceived Qiuality,
Dan Adveresig Terhadap Keputusan Pembelian Pada Poduk Lwak White
Coffe. ISSN 23384-8800
Azizah, Nur Annisa, 2016. Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding,
Dan Service Quality Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada
Konsumn IKEA Alam Sutera). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Hidayatullah, Jakarta.
Ghozali, Imam 2016. Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Program IBM SPSS
19, Semarang : Universitas Dipenegoro.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke 13
Jilid I, Jakarta: Erlangga
Siregar, Syofian, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta : Kencana.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, dan R & D ,
Bandung : Alfabeta.
________, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, dan R & D, Cetakan
Ketiga, Bandung : Alfabeta.
_________, 2015. Metode Penelitian Manajemen, Bandung : Alfabeta
Suprapti Lilik, 2010. Analisis Pengaruh Brand Awarenees Perceived Value,
Organizational Association Dan Perceived Quality Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen.
Tjiptono, Fandy,1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi.
____________, dan Chandra Georius, 2017. Pemasaran Strategik Edisi 3,
Mengupas Pemasaran Strategik, Branding Strategy, Custumer Satisfation,
Strategi Kompetitif hingga E- Marketing, Yogyakarta: Andi.
top related