pengaruh agresivitas pajak, tingkat...
Post on 01-Sep-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,
DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Nike Beliza k
NIM. 208082000025
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
i
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,
DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nike Beliza k
NIM. 208082000025
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Nike Beliza
2. NIM : 208082000025
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi
Laba dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di
Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa:
1. Nama : Nike Beliza
2. NIM : 208082000025
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, dan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Nike Beliza
NIM : 208082000025
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi Pajak
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Desember 2015
(Nike Beliza)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Nike Beliza
2. Tempat Tanggal Lahir : Tj. Pandan, 16 Oktober 1990
3. Alamat : Jl. Swadaya No.40 RT/RW 010/011 Kedaung -
Pamulang, Tangerang Selatan 15415
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Hasyim Amrin
6. Nama Ibu : Arjuni Harun
7. Nama Kakak : Jacky Arien
Ricko Andeska
Yurika Hastriana
8. Anak ke dari : 4 dari 4 bersaudara
9. Nomor Telepon : 0857-1923-6553
10. E-mail : beliza.nike@gmail.com
B. Data Pendidikan Formal
1. 1996 - 2000 : SDN 07 Padang
2. 2001 - 2002 : SDN 02 Bandar Lampung
3. 2002 - 2005 : SLTPN 1 Bandar Lampung
4. 2005 - 2008 : SMAN 9 Bandar Lampung
5. 2008 - 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
THE INFLUENCE OF TAX AGGRESSIVENESS, EARNINGS
PERSISTENCE AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM
VALUE
( Study to LQ 45 Company In Indonesia Stock Exchange 2012 – 2014 )
ABSTRACT
This research aim is to analyze the influence of tax aggressiveness,
earnings persistence and corporate social responsibility to firm value using
multiple linear regression analysis to the company LQ 45 listed on the Indonesia
Stock Exchange. The sampling technique used purposive sampling. The data
obtained are secondary data based on the financial statements in the period of
three years, start in 2012 to 2014.
This research shows that there are simultaneous influence on variables
(tax aggressiveness, earnings persistence and corporate social responsibility)
toward firm value, based on significant value 0.04 is lower than 0.05 and Fvalue
(4.925) > Ftable (2.723). This research also shows that partially, earning
persistence gives influence toward firm value, where tvalue 3.329 > ttable 1.992 and
significant value is lower than 0.05 (0.001 < 0.05), on the other side, tax
aggressiveness and corporate social responsibility doesn’t affect the firm value
because each variable has significant value higher than 0.05 and tvalue < ttabel. On
the determinant test, independent variables (agressiveness, earning persistence,
and corporate social responsibility) give 14,2% influence toward dependent
variable (firm value). Meanwhile, 85,8% is affected by another variables that
does not include in this regression analysis, such as profitability, capital
structure, management ownership, institutional ownership, etc.
Keyword: firm value, tobin’s q, earnings persistence, tax agressiveness, book-tax
difference, corporate social responsibility
vii
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,
DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh antara
agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap nilai perusahaan, secara simultan dan parsial.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda pada
perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder berdasarkan laporan keuangan dalam kurun waktu tiga
tahun pada periode 2012 - 2014. Total sampel diperoleh sebanyak 81 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan
pada variabel (agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab
sosial perusahaan) terhadap nilai perusahaan, terlihat nilai signifikan 0,04 di
bawah 0,05 dan nilai Fhitung (4,925) > Ftabel (2,723). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai
perusahaan, dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 3.329 > 1.992 atau nilai sig.
lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), sedangkan variabel agresivitas pajak dan
tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan
karena masing-masing variabel memiliki nilai thitung < ttabel atau nilai sig. > 0.05.
Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 14,2% dari variabel independen
(agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan)
terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Sedangkan, sebanyak 85,8%
dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini,
seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, struktur
modal.
Kata Kunci: nilai perusahaan, tobin’s q, agresivitas pajak, persistensi laba,
tanggung jawab sosial perusahaan, book-tax difference
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti
panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang
telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, Dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)”. Shalawat beserta
salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis,
serta abang dan kakakku yang terus memacu untuk tetap berjuang
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr.Rini,M.Si.,Ak.,CA. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, ilmu
pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang peneliti
miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah
diberikan selama ini.
4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.CA selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat,
ilmu pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang
peneliti miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa
ix
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah
diberikan selama ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
7. Teman-teman seperjuangan Mildit, Adit, teh Dina, Nabil, Retno, Diden, Dita
yang selalu mendukung, menyemangati, berjuang bersama, dan semua teman
se-Geng Green Generation yang memberi warna pada masa-masa
penyelesaian skripsi, Muchsin yang turut menyumbangkan ilmu dan
tenaganya, Irma, Kiki, Cici dan teman-teman lainnya yang secara tidak
langsung turut memberikan semangat dan do’anya.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2015
(Nike Beliza)
x
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 15
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 17
A. Landasan Teori .......................................................................... 17
1. Nilai Perusahaan ................................................................... 17
2. Agresivitas Perusahaan ........................................................ 20
3. Persistensi Laba .................................................................... 23
4. Corporate Social Responsibility
(Tanggungjawab Sosial Perusahaan) ................................... 25
B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 30
C. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................... 38
1. Keterkaitan Antara Variabel Agresivitas Pajak
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38
2. Keterkaitan Antara Variabel Tingkat Persistensi Laba
xi
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38
3. Keterkaitan Antara Variabel Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 40
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 43
B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ................................... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
D. Metode Analisa Data ................................................................ 45
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 45
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 49
3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 51
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 52
1. Nilai Perusahaan (Y) ............................................................ 52
2. Agresivitas Pajak (X1) .......................................................... 53
3. Tingkat Persistensi Laba (X2) .............................................. 54
4. Corporate Social Responsibility (X3) ................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 56
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 56
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 56
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 56
B. Hasil Uji Analisi Penelitian ...................................................... 58
1. Hasil Uji Deskriptif .............................................................. 58
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 60
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 67
4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda .......... 70
C. Pembahasan ... .......................................................................... 72
1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 72
2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility
xii
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 75
A. Kesimpulan .... .......................................................................... 75
B. Saran .............. .......................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
LAMPIRAN .................................................................................................... 82
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 31
4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45 ............................. 57
4.2 Daftar Perusahaan LQ 45 ........................................................ 57
4.3 Hasil Uji Deskriptif Data .......................................................... 59
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik .............................. 62
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 63
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
(Glejser) ................................................................................... 65
4.7 Hasil Uji Autokolerasi ............................................................. 66
4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...................................... 67
4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................... 68
4.10 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 69
4.11 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 42
4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik ................................ 61
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik ............................. 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Sampel .......................................................................... 83
2 Lampiran Daftar Rincian Data
Variabel Penelitian 2012-2014 ................................................ 85
3 Perhitungan Pengungkapan CSR .............................................. 87
4 Lampiran Hasil Output Spss 22 ............................................... 89
5 Lampiran Indikator Pengungkapan CSR .................................. 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan umumnya berusaha meningkatkan nilai perusahaan setiap
periode, karena tingginya nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham,
akan dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham (Ilmiani dan
Sutrisno, 2014). Hal ini memberi dampak para pemegang saham tetap
mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut. Berbagai upaya dilakukan pihak
manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah dengan
melakukan pengurangan biaya pajak yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor
privat (perusahaan) ke sektor publik. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber
penerimaan penting dan terbesar. Oleh karenanya, pembayaran pajak perusahaan
memiliki implikasi bagi masyarakat dan sosial karena membentuk fungsi yang
penting dalam membantu mendanai penyediaan barang publik dalam masyarakat,
termasuk hal-hal seperti pendidikan, pertahanan nasional, kesehatan masyarakat,
transportasi umum, dan penegakan hukum (Friese, dkk, 2008 dalam Lanis dan
Richardson, 2012).
Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka perusahaan akan
menekan biaya seoptimal mungkin, dalam hal ini beban pajak itu sendiri. Dari
sinilah muncul perilaku yang dinamakan agresivitas pajak. Hlaing (2012)
2
mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua kegiatan perencanaan
pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi tarif pajak efektif.
Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank, dkk., (2004), yaitu suatu tindakan
yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak
baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion.
Di Indonesia banyak kasus terkait pajak. Salah satunya, terdapat kasus
dugaan penggelapan pajak PT Bumi Resources Tbk, termasuk anak
perusahaannya PT Arutmin Indonesia, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar
Rp.2,1 triliun pada tahun 2007. Lembaga Sosial Masyarakat, Indonesian
Corruption Watch (ICW) menilai, jumlah itu membengkak menjadi Rp.11,426
triliun setelah perusahaan diduga kurang membayar royalti pada periode 2003-
2008. Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sendiri tidak tinggal diam. Institusi yang
bernaung di bawah Departemen Keuangan ini terus melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap tunggakan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie tersebut.
Dirjen Pajak yang mengetahui kasus ini mengatakan kemungkinan penambahan
nilai kerugian negara terjadi karena dalam proses penyidikan yang dilaksanakan,
penyidik menemukan komponen biaya pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
yang tidak sesuai dengan seharusnya, sehingga menyebabkan besaran pajak yang
dibayarkan menjadi kecil. Itu salah satunya dari biaya bunga pinjaman, yang bila
ditelusuri nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah (Dini, 2010).
Komponen biaya merupakan salah satu komponen yang bisa dikurangkan
dari penghasilan bruto dalam rangka penentuan penghasilan kena pajak. Namun,
berdasarkan ketentuan perpajakan, tidak semua komponen biaya bisa dikurangkan
3
dari penghasilan bruto. Perbedaan asumsi biaya sebagai beban yang dapat
dikurangkan antara akuntasi dan pajak menyebabkan terdapat perbedaan antara
laba akuntansi dan laba perpajakan. Adanya 2 jenis laba tersebut menyebabkan
laba yang dihasilkan perusahaan berbeda sehingga mempengaruhi kualitas laba.
Laba merupakan salah satu indikator penting dalam laporan keuangan yang
digunakan untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan. Informasi tentang laba
mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang
ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan, 2006). Baik kreditur maupun
investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen,
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan
datang. Meningkatkan nilai adalah tujuan utama yang ingin dicapai setiap
perusahaan.
Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif relevansi
laba (Jonas dan Blanchet, 2000 dalam Suwandika dan Astika, 2013), maka
semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal, persistensi laba
perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil perbedaan laba
akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin tinggi persistensi laba yang dimiliki
oleh perusahaan. Menurut Wijayanti (2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba
fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal
maka persistensi laba perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanlon (2005). Persistensi laba
menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi
4
mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke
waktu. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder,
dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar
berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan
kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal
maka laba harus persisten.
Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan
laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi
kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun
berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi. Laba bersih yang tinggi
menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai
tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat
meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan
harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan juga semakin naik.
Konsep Teoritis mengenai jenis-jenis biaya yang bisa menjadi pengurang
penghasilan bruto sebagaimana dikemukakan oleh Sommerfeld dalam
Ompusunggu (2009), bahwa pengeluaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria
yaitu:
1) Ordinary expense, bahwa komponen biaya secara umum dapat menjadi
pengurang penghasilan bruto bagi semua Wajib Pajak.
5
2) Necessary, bahwa biaya yang dikeluarkan dianggap mampu untuk memberi
kontribusi menghasilkan pendapatan perusahaan.
3) Trade or business, bahwa biaya usaha adalah berhubungan dengan kegiatan
lini usaha perusahaan.
4) Reasonable in amount, bahwa biaya yang dikeluarkan merupakan jumlah
yang wajar sesuai dengan kepentingan usaha.
Dalam UU PPh No.36 tahun 2008, biaya-biaya yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto (deductible expense) tertuang dalam pasal 6. Komponen-
komponen biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto
perusahaan di dalam UU tersebut, terdapat diantaranya komponen biaya yang
dibebankan karena perusahaan melaksanakan program CSR (Corporate Social
Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Kegiatan tanggung jawab sosial ini menjadi marak dibahas sejak
disahkannya UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No.25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, dimana dalam pasal 74 UU PT
mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang melekat pada setiap perseroan dan yang tidak melaksanakan akan dikenai
sanksi hukum, serta dalam pasal 15 (b) UU Penanaman Modal mewajibkan setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: kep-431/bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengungkapkan
6
kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan tahunan perusahaan atau
di dalam laporan keberlanjutan tersendiri.
Tanggung jawab utama sebuah perusahaan secara historis adalah untuk
menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai pemegang
saham (maximize shareholders value). Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh
Friedman dalam Baron (2003), bahwa tanggung jawab perusahaan adalah
menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemilik untuk menghasilkan
keuntungan sebanyak mungkin sepanjang tidak melanggar hukum masyarakat dan
etika. Tentu saja dengan adanya ketentuan tentang CSR yang diatur oleh
pemerintah membuat investor dan para pemegang saham kebingungan.
Perusahaan akan menganggarkan kewajiban tersebut sebagai biaya perseroan,
yang akan dibebankan dalam biaya sebagai pengurang penghasil bruto dan
berpotensi mengurangi kewajiban perpajakan dikemudian hari. Namun di sisi lain,
investor dan pemegang saham ingin memperoleh laba yang besar dengan
meminimalkan biaya perusahaan.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, tujuan tersebut mengalami
pergeseran. Adanya tuntutan dari masyarakat pengguna hasil-hasil produksi
perusahaan, membuat perusahaan mengubah orientasi tujuannya, bukan lagi
hanya mengejar laba tetapi bagaimana masyarakat memberikan pengakuan
terhadap eksistensi perusahaan.
Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur
proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan,
sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih
7
keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun eksternal (kelembagaan
pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan
perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat
beraneka ragam, dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang bersifat
pengembangan komunitas (Community Development). Dengan adanya tanggung
jawab sosial sebenarnya perusahaan diuntungkan karena dapat menciptakan
lingkungan sosial yang baik serta dapat menumbuhkan citra positif perusahaan,
tentu hal ini dapat meningkatkan iklim bisnis bagi perusahaan.
Di Indonesia, sudah banyak perusahaan yang melaksanakan program CSR,
beberapa diantaranya:
1. Kontribusi sosial-lingkungan di Aqua sudah dimulai sejak sebelum CSR jadi
tren saat ini di Indonesia. Terbentuknya Departemen CSR tahun 2005 di
Aqua menginisiasi pelaksanaan beberapa kegiatan, salah satunya Program
Aqua Lestari yang merupakan sustainable initiative. Perspektif pengelolaan
dampak pun mulai terlihat, dimana Danone kemudian melakukan kajian
perhatian pemangku kepentingan serta isu yang harus ditangani perusahaan
misalnya dari aspek transportasi, pengelolaan limbah, akses air, konservasi,
program pengembangan masyarakat dan lainnya. Pada tahun 2010 Aqua
mulai merapikan, memfokuskan strategi dan melihat kegiatan CSR secara
komprehensif.
2. Pengembangan pendidikan berkarakter, menjadi fokus kegiatan tanggung
jawab sosial (CSR) Trakindo. Maka dari itu, perusahaan yang berdiri pada
1970 dan telah memiliki lebih dari 65 cabang di seluruh negeri mulai yang
8
terbentang dari Sumatera hingga ke Papua, ingin mengembangkan model
pendidikan yang tidak melulu menyoal kemampuan kognitif belaka, namun
menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan akhlak. Pada periode 2012-
2013, Trakindo telah memberikan Bantuan Pendidikan bagi 40 Sekolah
Dasar Negeri di seluruh Indonesia dan Program Pendidikan Alat Berat
(COOP) bagi 10 SMK Negeri dan 5 Politeknik di Indonesia. Program
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Saat ini, lebih dari
13.000 murid dan seribu guru telah merasakan manfaatnya. Tidak hanya itu,
Trakindo juga telah merenovasi lebih dari 500 ruangan kelas sekolah di
Indonesia yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
3. Sampoerna, Tbk, perusahaan rokok yang telah memulai bisnisnya di
Indonesia selama puluhan tahun yang lalu telah banyak berkontribusi dalam
mengurangi penggangguran dengan membuka lapangan pekerjaan. Puluhan
ribu masyarakat Indonesia saat ini menjadi tulang punggung proses produksi
perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
4. PT. Telekomunikasi Indonesia, kegiatan tanggung jawab sosial Telkom
cukup beragam dengan jangkauan seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan
tanggung jawab sosial Telkom dikelola oleh unit Telkom Community
Development Center (Telkom CDC) yang berdiri secara resmi sejak 2001.
Melalui CDC, Telkom mengelola program PKBL (Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan) yang tersebar di seluruh Nusantara. Kegiatan tanggung
jawab sosial Telkom yang cukup menonjol adalah di bidang pendidikan.
Pada posisi sampai dengan Triwulan III 2006, dana yang dikeluarkan untuk
9
bantuan pendidikan dan pelatihan (BPP) mencapai 49% dari seluruh
anggaran Bina Lingkungan Telkom.
5. Bank Mandiri, sebagai salah bank pemerintah telah merealisasikan Program
Bina Lingkungan 2007 di bidang kesehatan dengan melaksanakan khitanan
massal bagi 5.000 anak yang tersebar di 15 lokasi kota besar Indonesia.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap anak-
anak tidak mampu.
6. Selain bank pemerintah, Bank Danamon sebagai salah satu bank swasta
nasional juga melaksanakan tanggung jawab sosial dengan program
”Danamon Peduli”. Program Danamon Peduli dimulai tahun 2001, dan terus
berkembang, sehingga pada tanggal 17 Februari 2007 didirikanlah Yayasan
Danamon Peduli oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT. Adira
Dinamika Multifinance Tbk untuk memberikan akses yang lebih luas kepada
para pihak yang mempunyai misi yang sama dalam menciptakan
kesejahteraan.
Berdasarkan UU PPh No.36 Tahun 2008, Pemerintah melalui Direktorat
Jendral Pajak dapat memberikan insentif pajak dengan memperkenankan
pengeluaran-pengeluaran tanggung jawab sosial sebagai pengurang penghasilan
kena pajak untuk perusahaan yang konsisten menerapkan tanggung jawab
sosialnya. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam
melaksanakan program CSR tersebut.
Menurut Setiadji (2010) mengatakan bahwa selama ini perusahaan
beranggapan memiliki dua beban yang sama yaitu beban pajak dan beban CSR.
10
Pada dasarnya kedua beban tersebut digunakan untuk mensejahterakan
masyarakat. Namun agar perusahaan tidak memiliki dua beban maka perusahaan
mulai mencari cara untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan
agresivitas pajak. Tindakan tersebut tentu tidak sesuai dengan harapan
masyarakat. Oleh karena itu untuk menutupi tindakan tersebut perusahaan
melaksanakan tanggung jawab sosialnya lebih besar kepada masyarakat untuk
mengubah presepsi dan memperoleh legitimasi dari masyarakat.
Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif akan memperoleh
keuntungan dan kerugian (Chen dkk., 2010 dalam Hidayanti, 2013). Keuntungan
yang diperoleh berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati
pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar. Kerugian yang
ditanggung yaitu kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/penalti dari fiskus
pajak, dan turunnya harga saham perusahaan. Seperti yang pernah menimpa bank
swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2014 lalu,
ketika Ketua KPK, Abraham Samad, pada tanggal 21 April 2014, menetapkan
Hadi Poernomo yang menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode
tersebut, sebagai tersangka kasus manipulasi pajak pada tahun 2003.
Dalam kasus yang diduga merugikan negara Rp.375 miliar itu, Hadi yang
saat itu menjabat sebagai Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2003,
mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA melalui nota dinas bernomor
ND192/PJ/2004/ pada 17 Juni 2004. Nota dinas yang dikeluarkan mendadak ini
menganulir penolakan keberatan Direktorat Pajak Penghasilan yang saat itu
dipimpin Sumihar Petrus Tambunan. Menurut salinan nota dinas yang diperoleh
11
Tempo, Hadi menyebutkan sejumlah alasan mengabulkan permohonan keberatan
pajak BCA atas terdapatnya koreksi fiskal pemeriksa pajak senilai Rp.5,5 triliun.
Menurut Hadi, seperti disebut dalam dokumen itu, BCA dianggap masih memiliki
aset dan kredit macetnya ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional
sehingga koreksi Rp.5,5 triliun itu dibatalkan. Karena pembatalan ini, negara
kehilangan pajak penghasilan dari koreksi penghasilan BCA senilai Rp.5,5 triliun
itu. Perhitungan KPK nilainya Rp.375 miliar (Rizky, 2014).
Penetapan status tersangka terhadap Hadi Poernomo dalam kaitan dengan
pembayaran pajak PT Bank Central Asia Tbk memberi dampak buruk bagi saham
emiten tersebut. Dikabarkan bahwa pihak Bank BCA sendiri sudah menghubungi
KPK agar tidak mempublikasikan nama-nama dari Bank BCA yang terkait kasus
korupsi pajak Bank BCA. Hal itu dilakukan untuk melindungi saham Bank BCA
agar tidak anjlok akibat terseret kasus korupsi pajak. Namun, KPK menegaskan
bahwa KPK tidak akan menuruti kemauan Bank BCA. Anjloknya nilai saham
BCA akibat terseret kasus korupsi adalah resiko yang harus diterima. Dalam
perdagangan di Bursa Efek Indonesia 22 April 2014, nilai saham emiten berkode
BBCA itu turun 125 poin (1,12 persen) menjadi Rp.11.050 per lembar. Penurunan
tersebut bertolak belakang dengan kenaikan harga saham emiten bank
berkapitalisasi besar, seperti PT Bank BRI Tbk yang naik 150 poin (1,49 persen)
menjadi Rp.10.200 dan PT Bank Mandiri Tbk yang naik 25 poin (0,25 persen)
menjadi Rp.9.850. Saham BCA yang berpindah tangan sebanyak 226.074 lot atau
jauh di atas rata-rata tiga bulan sebanyak 168.966 lot. Analis dari PT Recapital
Securities, Agustini Hamid, memperkirakan terungkapnya kasus pajak BCA bakal
12
menggerus kepercayaan pelaku pasar atas emiten bank. Jadi, tak mengherankan
jika pelaku pasar mengurangi kepemilikan saham pada bank itu. “Publik mulai
mencemaskan integritas dan manajemen risiko yang dimiliki BCA,” ujarnya
(Megel dkk., 2014)
Penelitian mengenai pengaruh agresivitas perusahaan dalam hal ini tax
avoidance terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Juwita (2013) dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa tax avoidance jangka panjang berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini memiliki keterbatasan data
variabel moderasi kepemilikan keluarga karena tidak semua perusahaan
menyediakan informasi yang transparan mengenai keterlibatan keluarga dalam
manajemen dan kepemilikan suatu perusahaan. Penelitian yang sama juga pernah
dilakukan oleh Simarmata dan Cahyonowati (2014) dengan hasil bahwa tax
avoidance jangka pendek berpengaruh positif terhadap tax avoidance jangka
panjang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai Cash ETR tahunan akan
meningkatkan long-run tax avoidance (LRTA). Tax avoidance jangka panjang
tidak memiliki pengaruh yang postitif terhadap nilai perusahaan.
Hanlon dan Slemrod (2009) dalam Simarmata dan Cahyonowati (2014),
penelitiannya menguji bagaimana reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang
dilakukan oleh perusahaan, menunjukkan bahwa tindakan tax aggressiveness
dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham perusahaan. Jika tax
aggressiveness dipandang sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan
efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif terhadap nilai perusahaan. Namun jika
13
dipandang sebagai tindakan non-compliance, hal tersebut akan meningkatkan
risiko sehingga mengurangi nilai perusahaan.
Menurut Lanis dan Richardson (2012) perusahaan yang telah terbukti
melakukan agresivitas pajak dapat betindak sesuai dengan teori legitimasi dengan
cara melakukan pengungkapan informasi CSR tambahan. Dari sudut pandang
ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi
tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio, 2007), perusahaan
berharap jika dengan menerapkan corporate social responsibility atau tanggung
jawab sosial perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan
memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan corporate social responsibility
berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditur
yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap nilai perusahaan pernah
dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa
variabel corporate social responsibility memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan
keempat variabel, yaitu “Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi
Laba, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2012-2014)”.
14
B. Rumusan Masalah
Perusahaan yang melakukan agresivitas pajak dalam rangka menekan
pajak yang dibebankan perusahaan sebagai biaya. Profitabilitas yang besar
merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan. Apabila
manajemen mampu menekan pajak maka perusahaan akan mendapatkan laba
yang lebih besar. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang
tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik,
dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan
pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Namun, tindakan tersebut
merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial.
Dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan mampu menjadi media
bagi masyarakat untuk mengetahui apakah perusahaan terlibat dalam agresivitas
pajak. Karena adanya pengungkapan CSR pada laporan tahunan akan membuat
informasi keuangan lebih transparan bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan
keuangan dan berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti
investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjawab:
1. Apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi laba terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah terdapat pengaruh variabel corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan?
15
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak
terhadap nilai perusahaan.
2.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi
laba terhadap nilai perusahaan.
3.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Bagi bidang akademik diharapkan dapat menambah wawasan pembaca.
Selain itu dapat berkontribusi dalam literatur penelitian lebih lanjut
tentang praktik agresivitas pajak, tanggung jawab sosial perusahaan,
persistensi laba dan nilai perusahaan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan
sebaiknya berhati-hati menentukan kebijakan khususnya mengenai pajak
agar tidak tergolong dalam agresivitas pajak karena memiliki dampak
yang sangat luas, tidak hanya kinerja perusahaan tetapi kepercayaan
masyarakat.
16
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak, diharapkan mampu mengidentifikasi
kasus-kasus dan resiko terkait agresivitas pajak serta mempertegas
peraturan perpajakan agar dapat meminimalisir kemungkinan perusahaan
melakukan agresivitas pajak yang dapat mengurangi pajak sebagai
penghasilan negara.
3. Bagi investor, pengungkapan corporate social responsibility dalam
laporan tahunan diharapkan mampu menunjukan transparansi perusahaan
guna membantu menentukan keputusan untuk berinvestasi.
4. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat
menggali ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat
dimanfaatkan di kehidupan yang sesungguhnya.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar,
karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi
harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Karena tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Hal ini memberi dampak
para pemegang saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor
tertarik menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Ilmiani dan
Sutrisno, 2014).
Untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimum umumnya para
pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para
professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Enterprise value
(EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep
penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam
Kusumadilaga, 2010).
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan
18
prospeknya di masa depan. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah
dikembangkan dalam penilaian perusahaan (Mardiyanto, 2008), di antaranya
adalah:
1) Cash Flow Return On Asset (CFROA)
Cash Flow Return On Asset (CFROA) merupakan salah satu pengukuran
kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran
kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat pada harga saham.
2) Q-Tobin
Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku
total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena
dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan
yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan
seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe
investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur
karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari
ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Rumus
rasio ini diformulasikan sebagai berikut:
Dimana : Qit = Nilai perusahaan pada tahun t;
MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i
pada tahun t, yang diperoleh dari hasil perkalian harga
19
saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan
jumlah saham yang beredar pada akhir tahun;
BVit = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i
pada tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan
dengan total kewajiban;
Dit = Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.
3) Price to Book Value ( PBV)
PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarannya)
yang diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah
teknisnya adalah apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Rasio ini
mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham,
1999), yang diproksikan dengan:
4) Market to Book Ratio (M/B Ratio)
M/B Ratio merupakan formula untuk menghitung rata-rata nilai perusahaan
yang dihitung dengan membagi nilai pasar saham perusahaan dengan nilai
buku ekuitas.
5) PER (Price Earning Ratio)
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga
saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.
20
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
a. Tingkat pertumbuhan laba
b. Dividend Payout Ratio
c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan
nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik
antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika
perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat,
sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh
sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa
merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.
Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan
dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan,
atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham
tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham
dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
2. Agresivitas Pajak
Secara bahasa, agresivitas berasal dari kata agresif yang berarti bersifat
menyerang atau cenderung ingin melawan sesuatu yang dipandang sebagai
situasi atau hal yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Maka, secara bahasa, agresivitas pajak dapat
21
diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib Pajak yang cenderung ingin
menyerang atau melawan terhadap pajak.
Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank dkk., (2004), yaitu suatu
tindakan yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui
perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong
tax evasion. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan,
namun semakin banyak celah yang digunakan untuk menurunkan laba kena
pajak maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak
(Supramono, 2010).
Hlaing (2012) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua
kegiatan perencanaan pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi
tarif pajak efektif, sesuai dengan pengertian tax avoidance yang diungkapkan
oleh Dyreng, dkk (2008).
Terdapat beberapa pengukuran agresivitas pajak (Hanlon dan Heitzman,
2010), diantaranya :
a. Effective Tax Rate (ETR)
Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan perusahaan, dihitung dengan
cara membagi total beban pajak perusahaan dengan laba sebelum pajak
penghasilan.
22
b.Cash ETR
Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan dalam arus
kas. Fungsi dari Current ETR adalah mengakomodasikan pajak yang
dibayarkan oleh perusahaan sehingga dapat mengukur agresivitas pajak
dalam jangka pendek.
c. GAAP ETR
GAAP ETR melihat beban pajak yang dibayarkan dalam tahun berjalan,
yang didalamnya mengandung beban pajak kini dan beban pajak
tangguhan, namun GAAP ETR memiliki kekurangan yaitu nilai yang
diinput adalah nilai berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang
dipengaruhi oleh estimasi-estimasi akuntansi sehingga timbul perbedaan
sementara antara komersial dan fiskal.
d.Book Tax Differences (BTD)
Pengukuran Book Tax Differences yaitu dengan cara mengurangkan laba
sebelum pajak di laporan laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal.
Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan dan juga Book Tax
Differences yang dinaikkan oleh nilai buku aset, maka Book Tax
Differences juga diskala dengan membaginya dengan nilai buku aset, yang
dirumuskan sebagai berikut:
23
Dimana:
- BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan
laba secara fiskal.
- Book Incomeit adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada
tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.
- Taxable Incomeit adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung
beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t
berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal.
3. Persistensi Laba
Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan di
masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun
berjalan (current earnings). Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di
masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki
persistensi yang tinggi. Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para
pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap
persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan
memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan
untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam
pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan
pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba
harus persisten.
24
Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif
relevansi laba, maka semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan
laba fiskal, persistensi laba perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin
tinggi persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Wijayanti
(2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal secara negatif berpengaruh
signifikan terhadap persistensi laba, hal ini mengindikasikan bahwa semakin
besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal maka persistensi laba
perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Hanlon (2005).
(Lipe, 1990 dalam Meithy, 2006) Persistensi laba akuntansi diukur
menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan
laba akuntansi periode yang lalu. Semakin tinggi (mendekati angka 1)
koefisiennya menunjukkan persistensi laba yang dihasilkan tinggi, sebaliknya
jika nilai koefisiennya mendekati nol, persistensi labanya rendah atau laba
transitorinya tinggi. Jika nilai koefisiennya bernilai negatif, pengertiannya
terbalik, yaitu nilai koefisien yang lebih tinggi menunjukkan kurang persisten,
dan nilai koefisien yang lebih rendah menunjukkan lebih persisten. Persitensi
laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana : Eit = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada
tahun t
25
Eit-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum
tahun t
β1 = persistensi laba akuntansi
4. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)
Definisi operasional CSR menurut Pedoman CSR Bidang Lingkungan
adalah tindakan yang melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan
peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan, untuk:
1) Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas
hidup dari para pemangku kepentingan.
2) Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial
sebagai bagian dari proses pembangunan berkelanjutan.
Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responbility adalah
kemauan sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan
lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak
dari keputusan sarta aktivitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan.
Dalam ISO 26000 Social Responsibility mencakup 7 aspek utama, yaitu: tata
kelola organisasi, hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktek
bisnis yang adil, isu konsumen serta keterlibatan dan pengembangan
masyarakat.
Program tanggung jawab social perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada
tahun 1953. Setelah itu, CSR mengalami pengembangan konsep secara terus
menerus, semula kegiatan CSR berorentasi pada “filantropi”, maka saat ini
26
telah dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan
“citra perusahaan” yang akan turut mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan beserta pentingnya pengembangan masyarakat terhadap penerapan
CSR. Substansi CSR adalah dalam rangka kemampuan perusahaan untuk
beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait
dengannya baik lokal, nasional maupun global. Secara singkat, CSR
mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku
jujur, mematuhi hukum, menjujung integritas (Ardianto, 2011).
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(dalam Rika dan Ishlahuddin, 2008), Corporate Social Responsibility atau
tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dari dunia
usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan
peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya. Hal tersebut
dilakukan melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka,
keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi
bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Menurut Boone dan Kurtz (dikutip oleh Harmoni dan Ade, 2008),
pengertian tanggung jawab sosial (social responsibility) secara umum adalah
dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba,
kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam
27
mengevaluasi kinerja perusahaan. Achda (2007) mengartikan CSR sebagai
komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya
dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga
agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan (Priyanto, 2008). Landasan teori yang mengatur tentang
pengungkapan CSR adalah Legitimacy Theori yang mengatur tentang kontrak
perusahaan dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilai-
nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok
kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Permanasari, 2010).
Menurut Darwin (2006) cakupan CSR sangat luas, tidak hanya terkait
dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy). Secara umum isu CSR
mencakup lima komponen pokok, yaitu:
1) Hak Asasi Manusia (HAM)
Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strateginya serta
kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya
pelanggaran HAM dalam perusahaan.
2) Tenaga Kerja (Buruh)
Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain ataupun dipabrik, mulai
dari sistem panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja,
28
peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada
pola penggunaan tenaga kerja di bawah umur.
3) Lingkungan hidup
Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah
lingkungan hidup. Usaha perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas
produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah
pembuangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
proses produksi dan distribusi produk.
4) Sosial masyarakat
Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan
masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi
perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat.
5) Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan
Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa
produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif seperti
menggangu kesehatan pelanggan, mengancam keamanan dan produk yang
dilarang.
Berdasarkan kelima komponen diatas maka komponen-komponen
tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran
perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada stakeholdernya.
Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja dari kelima
komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan masih rendah.
29
Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kelima komponen tersebut dapat
dikatakan kesadaran perusahaan tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan
Emiten atau Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib
mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan
tahunan perusahaan atau di dalam laporan keberlanjutan tersendiri. Dalam
ketentuan mengenai Bentuk dan Isi Laporan Tahunan poin h(1) bahasan
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan meliputi kebijakan, jenis program,
dan biaya yang dikeluarkan, antara lain terkait aspek:
a) lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah
lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan,
sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain;
b) praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti
kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja,
tingkat perpindahan (turnover) karyawan, tingkat kecelakaan kerja,
pelatihan, dan lain-lain;
c) pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga
kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan
sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain; dan
d) tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen,
informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan
konsumen, dan lain-lain.
30
Aspek-aspek mengenai tanggung jawab sosial yang di atur oleh
BPPMLK tersebut di atas, merupakan penyesuaian atas indeks standar
pengungkapan CSR yang telah dirumuskan oleh Global Reporting Initiative
(GRI), yang merupakan organisasi internasional terkemuka di bidang
keberlanjutan. GRI mempromosikan penggunaan pelaporan keberlanjutan
sebagai cara untuk organisasi untuk menjadi lebih berkelanjutan dan
berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Ada 3 dimensi
pengungkapan yang dirumuskan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4
(2013) , yaitu: ekonomi, lingkungan dan sosial, dengan total item adalah 91
indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9 indikator, lingkungan 34 indikator, sosial
48 indikator yang terbagi dalam, 16 indikator praktik tenaga kerja; 12
indikator hak asasi manusia; 11 indikator masyarakat; dan 9 indikator
tanggungjawab produk.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang agresivitas pajak (TA), persistensi laba (EP),
corporate social responsibility / tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan
nilai perusahaan (FV) telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain:
Annisa (2015), Ilmiani dan Sutrisno (2014); Octaviana dan Rohman (2014);
Juwita (2013); Permanasari (2010), dsb. Adapun hasil penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
31
Bersambung ke halaman berikutnya
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
1.
“Pengaruh
Corporate
Social
Responsibilit
y, Struktur
Modal dan
Kepemilikan
Institusional Terhadap Nilai
Perusahaan” –
Leni Nur
Annisa
(2015)
- Jenis
penelitian:
Penelitian
kausatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan,
catatan atas
laporan
keuangan,
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
go public
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 56
perusahaan
dan 3 tahun
penelitian,
tahun 2010-
2012.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
Panel.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Struktur
modal dan
kepemilikan
institusional
.
CSR
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap nilai
perusahaan,
struktur
modal tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan,
kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
32
Bersambung ke halaman berikutnya
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
2.
“Pengaruh
Tax
Avoidance
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Transparansi
Perusahaan
Sebagai
Variabel
Moderating”
- Amalia
Ilmiani,Catur
Ragil
Sutrisno
(2014)
- Jenis
penelitian:
Penelitian
kuantitatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 25
perusahaan
dan 3 tahun
penelitian,
tahun 2010-
2012.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
Panel.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Transparans
i perusahaan
sebagai
variabel
moderating.
Variabel tax
avoidance
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
nilai
perusahaan.
Variabel
transparansi
mampu
memoderasi
hubungan
antara tax
avoidance
terhadap
nilai
perusahaan.
3. “Pengaruh
Tax
Avoidance
Jangka
Panjang
Terhadap
- Jenis
penelitian:
Penelitian
kuantitatif.
- Sumber
Tax
avoidance
jangka
pendek
berpengaruh
positif
33
Bersambung ke halaman berikutnya
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
Nilai
Perusahaan
Dengan
Kepemilikan
Institusional
Sebagai
Variabel
Pemoderasi”
-Ari Putra
Permata
Simarmata,
Nur
Cahyonowati
(2014)
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 34
perusahaan
dan 2 tahun
penelitian,
tahun 2011-
2012.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
linier.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Kepemilika
n
institusional
sebagai
variabel
moderating.
terhadap tax
avoidance
jangka
panjang.
Tax
avoidance
jangka
panjang
tidak
memiliki
pengaruh
yang postitif
terhadap
nilai
perusahaan.
Hal ini
disebabkan
dampak
yang
didapat bagi
perusahaan
ketika
melakukan
penghindara
n pajak akan
lebih
berisiko dari
keuntungan
yang akan
didapat.
Kepemilika
n
institusional
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
4.
“Pengaruh
- Jenis
penelitian:
Secara
serempak
CSR,
34
Bersambung ke halaman berikutnya
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
Corporate
Social
Responsibility
Terhadap Nilai
Perusahaan” -
Ira Agustine
(2014)
Penelitian
kuantitatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
terbuka
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 40
perusahaan
dan 5 tahun
penelitian,
tahun 2008-
2012.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
linier
berganda.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Prosentase
kepemilikan
manajemen
dan
profitabilita
s sebagai
variabel
moderating.
prosentase
kepemilikan
manajemen,
ROA,
interaksi
antara CSR
dan
prosentase
kepemilikan
manajemen,
dan interaksi
antara CSR
dan ROA
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
CSR tidak
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Prosentase
kepemilikan
manajemen
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
profitabilitas
(ROA)
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Interaksi
antara CSR
dan
prosentase
kepemilikan
manajemen
berpengaruh
35
Bersambung ke halaman berikutnya
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
interaksi
antara CSR
dan
profitabilitas
(ROA)
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
5.
“Pengaruh
Arus Kas
Dan
Persistensi
Laba
Terhadap
Harga
Saham” -
Fatkhur
Rochman
(2012)
- Jenis
penelitian:
Penelitian
kuantitatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
yang
termasuk
dalam daftar
Jakarta
Islamic
Index di
BEI.
- Sampel: 36
perusahaan
dan 6 tahun
penelitian,
tahun 2005-
2011.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
linier
Hasil
penelitian
menunjukkan
secara
simultan arus
kas operasi,
arus kas
investasi, arus
kas pendanaan
dan persistensi
laba
mempunyai
pengaruh
terhadap harga
saham sebesar
2,4%. Secara
parsial,
variabel
persistensi
laba
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap harga
saham,
sedangkan
arus kas
operasi, arus
kas investasi
dan arus
pendanaan
36
Bersambung ke halaman berikutnya
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
berganda. Variabel
lainnya yang
diteliti: Arus
kas.
tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham.
6.
“Pengaruh
Corporate
Social
Responsibilit
y Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Profitabilitas
Sebagai
Variabel
Moderating”
- Rimba
Kusumadilag
a (2010)
- Jenis
penelitian:
Penelitian
kuantitatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 63
perusahaan,
tahun
penelitian
2006-2008.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
linier
berganda.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Profitabilita
s sebagai
variabel
moderating.
Variabel CSR
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Variabel
profitabilitas
sebagai
variabel
moderating
tidak dapat
mempengaruh
i hubungan
CSR dan nilai
perusahaan,
terdapat
perbedaan
luas
pengungkapan
CSR periode
sebelum dan
sesudah
berlakunya
Undang-
Undang
Nomor 40
Tahun 2007
tentang
Perseroan
Terbatas.
7. “Pengaruh
Kepemilikan
Manajemen,
Kepemilikan
- Jenis
penelitian:
Penelitian
Variabel
corporate
social
responsibilit
37
No Judul, Peneliti
(Tahun)
Metode
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
TA
(X1)
EP
(X2)
CSR
(X3)
FV
(Y)
Institusional,
Dan
Corporate
Social
Responsibilit
y
Terhadap
Nilai
Perusahaan” -
Wien Ika
Permanasari
(2010)
kuantitatif.
- Sumber
data:
Laporan
keuangan
dan laporan
tahunan.
- Populasi:
Perusahaan
non-
keuangan
yang
terdaftar di
BEI.
- Sampel: 68
perusahaan,
tahun
penelitian
2007-2008.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
linier
berganda. Variabel
lainnya yang
diteliti:
Kepemilikan
manajemen
dan
kepemilikan
institusional.
y memiliki
pengaruh
positif dan
siginfikan.
Variabel
kepemilikan
institusional
tidak
memiliki
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Variabel
kepemilikan
manajemen
tidak
memiliki
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Sumber: Penelitian Terdahulu
38
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Keterkaitan Variabel Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Agresivitas pajak merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan
dalam upaya untuk mengoptimalkan biaya agar dapat mengecilkan nilai laba
kena pajak perusahaan. Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif
akan memperoleh keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh
berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati
pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar (Chen dkk.,
2010 dalam Hidayanti, 2013). Kerugian yang ditanggung yaitu kemungkinan
perusahaan mendapatkan sanksi/ penalti dari fiskus pajak, dan turunnya harga
saham perusahaan (Sari dan Martani, 2010 dalam Hidayanti, 2013).
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai
perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau
para pemegang saham. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Agresivitas pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Keterkaitan Variabel Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai
Perusahaan
Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan
atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik
kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja
39
manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba
dimasa yang akan datang. Earnings dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila
earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk
membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau
memprediksi harga dan return saham. Atas dasar persistensi, laba yang
berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih
bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba
ini ditentukan berdasarkan perspektif kemanfaatannya dalam pengambilan
keputusan khususnya dalam penilaian ekuitas (Gamayuni, 2012).
Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan
keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi
karena persistensi laba menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan memberikan laporan
keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan
informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan
keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak.
Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten
(Darraough, 1993 dalam Fanani, 2010).
Penman (2001) dalam Suwandika dan Astika (2013) menyatakan
bahwa persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa
mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan
(current earnings). Informasi yang terkandung dalam book tax gap
mempengaruhi laba perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat
40
mempengaruhi persistensi laba serta dapat membantu investor dalam
menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Prospek perusahaan dimasa
yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang
tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang
dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di
masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki
persistensi yang tinggi (Persada dan Martani, 2010). Laba bersih yang tinggi
menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan
mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa
sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan
juga semakin naik, sehingga hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan
3. Keterkaitan Variabel Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan
Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan
mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula
dikatakan, sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan
untuk meraih keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun
eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas,
kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka ragam, dari yang bersifat
41
charity sampai pada kegiatan yang bersifat pengembangan komunitas
(Community Development).
Dengan adanya tanggung jawab sosial sebenarnya perusahaan
diuntungkan karena dapat menciptakan lingkungan sosial yang baik serta dapat
menumbuhkan citra positif perusahaan, tentu hal ini dapat meningkatkan iklim
bisnis bagi perusahaan. Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio,
2007), perusahaan berharap jika dengan menerapkan Corporate Social
Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akan memperoleh
legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka
waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
CSR berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan
kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam
penelitiannya ditemukan bahwa variabel corporate social responsibility
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan hasil
penelitian tersebut, makanya hipotesis ketiga yaitu:
H3 : Corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau
tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan
keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
42
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual
penelitian ini seperti dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
Perusahaan Kategori LQ 45
Uji Hipotesis
1. Uji F (Secara Simultan)
2. Uji t (Secara Parsial)
3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Independen (X)
1. Agresivitas Pajak (X1)
2. Persistensi Laba (X2)
3. Corporate Social Responsibility (X3)
Variabel Dependen (Y):
Nilai Perusahaan (Y)
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu
agresivitas pajak, persistensi laba, corporate social responsibility terhadap
variabel dependen, yaitu nilai perusahaan. Yang menjadi unit analisis pada
penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dengan mengumpulkan data per tahun selama 3 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2012-2014 di BEI.
B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun 2014.
Pertimbangan pemilihan perusahaan LQ45 sebagai sampel adalah perusahaan
tersebut merupakan perusahaan pilihan dimana perkembangan kinerja perusahaan
selalu dipantau oleh BEI berdasarkan pendapat para ahli dari Bapepam-LK,
universitas dan profesional.
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling,
yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti,
dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh
44
sampel. Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan
perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014.
2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun
2012-2014.
3) Perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 2012-
2014.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk
mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang
bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara
tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo
(2009), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian
ini hanya menggunakan data sekunder berupa:
a. Data laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit untuk periode
tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website BEI
(www.idx.co.id), website masing-masing perusahaan dan website informasi
pembelajaran yang disediakan oleh blogger di www.sahamok.co.id.
45
b. Data laporan keberlanjutan perusahaan yang diperoleh dari masing-masing
website perusahaan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi melalui studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara
mengumpulkan, membaca, mencatat dan memahami bahan-bahan yang berkaitan
dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis yang dianggap penting
dari berbagai sumber yang resmi, seperti buku, dokumen, artikel, laporan, jurnal,
dll.
D. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel yang melibatkan lebih
dari satu variabel bebas (independent/explanatory variable) terhadap satu variabel
terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini (agresivitas
pajak, tingkat persistensi laba, corporate social responsibility, terhadap nilai
perusahaan) menggunakan model regresi berganda atau multiple regression
(Sunyoto, 2013). Tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji
asumsi dasar yang dilakukan adalah:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
46
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis
statistik (Ghozali, 2013):
Analisis Grafik
Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut
mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Analisis Statistik
Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian
ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas dengan
menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali, 2013). Hal ini
dapat dilihat sebagai berikut:
a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :
Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak.
Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima.
b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.
Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima.
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model regresi
47
(Ghazali, 2013). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih
variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya.
Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas digunakan sama sekali tidak
berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas.
Uji multikolinearitas dapat juga dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan Variance Information Factor (VIF) dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau
VIF lebih kecil dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak
sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu
kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data cross section mengandung
situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang dan besar).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
48
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013).
Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut
dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut
residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.. Apabila
koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada
tingkat kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari
waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya dilakukan
uji statistik Durbin – Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%.
Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi
(Santoso, 2002).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi
49
yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena
“gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif
jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari
individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013).
2. Uji Hipotesis
a) Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013). Apabila Fhitung > Ftabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan
menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05.
Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05),
maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada
0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
50
b) Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel
dependen (Ghozali, 2013). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah
pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak (Santoso, 2007).
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two
tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu
terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa
digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak
sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak
menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah
(Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009).
Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima,
2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak,
51
3. Analisis Regresi Linier Berganda
a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2013) menyatakan Uji Koefisien Determinasi
bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas
menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R²
ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.
Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5 maka model
yang digunakan dianggap cukup handal dalam melakukan suatu estimasi.
Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model
tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
b) Uji Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan model regresi linier berganda dimana variabel
independen yaitu agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate
social responsibility terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan
(price earning ratio). Model regresi linier berganda penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ɛ
Keterangan: Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1…b3 = Koefisien regresi terhadap dugaan
X1 = agresivitas pajak
X2 = persistensi laba
52
X3 = corporate social responsibility
Ɛ = Standar Error
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh agresivitas pajak,
tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan, adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Nilai Perusahaan (Y)
Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan
nilai buku total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling
baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal
saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan
memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus
pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga
untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan
hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh
kreditur (Sukamulja, 2004). Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut:
Dimana:
Qit = Nilai perusahaan pada tahun t;
53
MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i pada tahun t,
yang diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing
price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir
tahun;
BVEit = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i pada
tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total
kewajiban;
Dit = Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.
Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham
penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin
berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili nilai
bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar berarti
perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik.
2. Agresivitas Pajak (X1)
Agresivitas pajak dapat diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib
Pajak yang cenderung ingin menyerang atau melawan terhadap pajak.
Pengukuran agresivitas pajak yang menggunakan pengukuran Book Tax
Differences diukur dengan cara mengurangkan laba sebelum pajak di laporan
laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal. Untuk mengontrol perbedaan
dalam skala perusahaan dan juga Book Tax Differences yang dinaikkan oleh
nilai buku aset, maka Book Tax Differences juga diskala dengan membaginya
dengan nilai buku aset, yang dirumuskan sebagai berikut:
54
Dimana:
- BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan
laba secara fiskal.
- Book Income i t adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada
tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.
- Taxable Income i t adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung
beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t
berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal.
- Total Asset it adalah nilai total buku aset
3. Tingkat Persistensi Laba (X2)
Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan
di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun
berjalan (current earnings). Persistensi laba dapat diukur dengan
menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi sebelum pajak satu
periode masa depan dengan laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang
(Wijayanti, 2006). Laba akuntansi dianggap semakin persisten apabila
koefisien regresinya semakin kecil. Persitensi laba dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana: Ei t = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada
tahun t
55
Ei t-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum
tahun t
β1 = persistensi laba akuntansi
4. Corporate Social Responsibility (X3)
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan CSRI
(Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan indikator GRI (Global
Reporting Initiatives) dengan rumus (Priyanka, 2013) :
Keterangan :
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
ΣXIj : jumlah indikator CSR yang diungkapkan perusahaan
NI j : jumlah indikator CSR yang diharapkan diungkapkan oleh
perusahaan
CSR Disclosure dengan menggunakan indikator dari Global Reporting
Initiative (GRI) yang dituangkan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4
(2013) dengan jumlah 91 pengungkapan yang meliputi: ekonomi, lingkungan
dan sosial, dengan total item adalah 91 indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9
indikator, lingkungan 34 indikator, sosial 48 indikator yang terbagi dalam, 16
indikator praktik tenaga kerja; 12 indikator hak asasi manusia; 11 indikator
masyarakat; dan 9 indikator tanggungjawab produk.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun
2014. Perusahaan LQ45 tersebut yang mempublikasikan laporan keuangan
yang telah diaudit 31 Desember tahun 2012 - 2014. Sampel perusahaan yang
berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria adalah sebanyak 27 perusahaan,
dimana penelitian dilakukan selama 3 tahun yaitu tahun 2012 hingga tahun
2014, sehingga terkumpul sebanyak 81 sampel.
Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan, laporan tahunan
dan laporan keberlanjutan perusahaan, dan harga saham yang terdapat di situs
resmi Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id, www.sahamok.co.id,
National Center for Sustainability Reporting yaitu www.sra.ncsr-id.org dan
situs masing-masing perusahaan. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat
pengaruh agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling,
yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti,
dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh
57
Bersambung ke halaman berikutnya
sampel. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan untuk perusahaan LQ45 tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam
golongan perusahaan LQ45.
45
2. Perusahaan LQ45 yang tidak masuk berturut-turut
selama kurun waktu 2012 - 2014.
(17)
3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-
turut selama tahun 2012-2014.
0
4. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait
informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis data.
(1)
Total Sampel Perusahaan 27
Tahun Penelitian 3
Total Sampel 81
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan yang
menjadi objek penelitian berjumlah 27 perusahaan, jumlah perusahaan didapat
dari hasil seleksi perusahaan LQ45 yang berturut-turut masuk ke dalam
golongan perusahaan LQ45 selama periode penelitian (2012 - 2014). Berikut
ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan LQ 45
No. Kode Nama Perusahaan
1. ALLI Astra Agro Lestari
2. ADRO Adaro Energy
3. AKRA AKR Corporindo
4. ASSI Astra Internasional
5. ASRI Alam Sutra Realty
6. BBCA Bank Central Asia
7. BBNI Bank Negara Indonesia
58
No. Kode Nama Perusahaan
8. BDMN Bank Danamon
9. BMRI Bank Mandiri
10. CPIN Charoen Pokhand Indonesia
11. EXCL XL Axiata
12. GGRM Gudang Garam
13. HRUM Harum Energy
14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
15. INDF Indofood Sukses Makmur
16. INTP Indocement Tunggal Prakasa
17. ITMG Indo Tambangraya Megah
18. JSMR Jasa Marga
19. KLBF Kalbe Farma
20. LPKR Lippo Karawaci
21. LSIP PP London Sumatera
22. PGAS Perusahaan Gas Negara
23. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
24. SMGR Semen Indonesia
25. TLKM Telekomunikasi Indonesia
26. UNTR United Tractors
27. UNVR Unilever Indonesia
Sumber Data: www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id
B. Hasil Uji Analisi Penelitian
1. Hasil Uji Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik
dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 22.0 untuk
memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel
yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 81
data observasi untuk perusahaan LQ-45 yang berasal dari perkalian antara
periode penelitian 3 tahun, dari tahun 2012 sampai 2014 dengan jumlah
perusahaan sampel 27 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai
statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
59
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskriptif Data
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FV1 81
17.753801
2 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335
TA1 81 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243
Persistensi1 81 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942
CSRI1 81 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
Valid N
(listwise) 81
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap Nilai Perusahaan (FV) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0. 1816940, nilai maksimum sebesar 17. 9354952 dengan
jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 17.7538012; rata-
rata sebesar 2.580730451; dan standar deviasi 2.9539934335. Hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap agresivitas pajak (TA)
menunjukkan nilai minimum sebesar -0.0533244, nilai maksimum sebesar
0.3986355 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar
0.4519599; dengan rata-rata sebesar 0.056301980; dan standar deviasi
0.0728879243. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
Persistensi Laba menunjukkan nilai minimum sebesar -0.8627501 nilai
maksimum sebesar 2.0176169 dengan jarak antara nilai minimun dan
maksimun tersebut sebesar 2.8803670; dengan rata-rata 1.003968281; dan
standar deviasi 0.3743461942. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap Indeks CSR (CSRI) menunjukkan nilai minimum sebesar
60
0.1648352 nilai maksimum sebesar 0.9230769 dengan jarak antara nilai
minimun dan maksimun tersebut sebesar 0.7582418; dengan rata-rata
0.436575770; dan standar deviasi 0.1799231372.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Sehingga
perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah
dalam penggunaan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi
normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus
dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian,
analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data
adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2013) uji
normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat)
dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
61
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2013).
Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang
ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas
(Ghozali, 2013).
2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh
62
sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik
(Ghozali, 2013). Uji normalitas dapat dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov
Test. Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat
berdasarkan uji Kolmogorof-Smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Unstandardized
Residual
N 81 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 .0000000
Std.
Deviation 2.92960759 .76541151
Most Extreme
Differences
Absolute .274 .097
Positive .274 .087
Negative -.222 -.097
Test Statistic .274 .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Dari Tabel 4.4 pada kolom 2 dapat dilihat bahwa residual belum
berdistribusi normal, dimana nilai Asymp. 0.000 < 0,05. Oleh sebab itu
dilakukan transformasi data. Setelah transformasi data dilakukan dengan
menggunakan log normal (ln) dan data kembali diuji normalitas residualnya
dan diperoleh hasil olahan data Kolmogorov-Smirnov pada kolom 3 dengan
model unstandardized yang menyatakan bahwa nilai Asymp. sig. 0,087.
Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai unstandarized
residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data
terdistribusi dengan normal.
63
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Gejala multikollinearitas ditandai dengan adanya hubungan yang kuat
diantara variabel independen (bebas) dalam suatu persamaan regresi. Apabila
dalam suatu persamaan regresi terdapat gejala multikolinearitas maka akan
menyebabkan ketidakpastian estimasi, sehingga kesimpulan yang diambil tidak
tepat. Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai
Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan Tolerance > 0,10.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 TA .987 1.013
Persistensi .983 1.017
CSRI .981 1.019
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala
multikolinearitas antara masing-masing variabel independen. Karena data di
atas menunjukan bahwa nilai VIF (1.013; 1.017; 1.019) < 10 dan nilai
tolerance (0.987; 0.983; 0.981) > 0,10, keadaan seperti itu membuktikan tidak
terjadinya multikolinearitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk
64
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara
acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu
atau lebih variabel. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah
yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedastisitas adalah
sebagai berikut:
1) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,
2009). Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
65
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2013).
2) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut
dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut
residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil uji Glejser dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) .650 .195 3.328 .001
TA .036 .036 .121 1.003 .320
Persistensi .035 .139 .030 .249 .804
CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Berdasarkan uji Glejser dapat diketahui bahwa nilai Sig. pada ketiga
variabel bebas: tax aggresiveness (TA), persistensi, corporate social
responsibility indeks (CSRI) > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
66
d. Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam
penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW).
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summarya
Model Durbin-Watson
1 1.855
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,855,
berdasarkan nilai tersebut, maka hasil membuktikan tidak terjadi autokolerasi,
karena nilai DW berada antara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan tidak ada
autokorelasi baik positif maupun negatif.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel
di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji
penelitian berpengaruh secara simultan atau bersama-sama.
67
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 .004b
Residual 41.596 68 .612
Total 50.633 71
a. Dependent Variable: FV
b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh sebesar
4.925 > Ftabel sebesar 2,723 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel bebas agresivitas pajak, tingkat persistensi laba dan CSR terhadap nilai
perusahaan berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel
terikat nilai perusahaan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa model layak diuji.
b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali).
Berdasarkan hasil olahan data statistik, maka dapat dilihat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah
sebagai berikut:
68
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 3.435 .001
TA .190 .850
Persistensi 3.329 .001
CSRI 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Agresivitas pajak (TA) dan indeks CSR (CSRI) terhadap nilai
perusahaan (FV) tidak terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan
persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PV).
Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel
independen terhadap nilai perusahaan (PV):
1) Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Variabel agresivitas pajak dengan nilai thitung sebesar 0.190 < 1.992 atau
nilai sig. lebih besar dari 0.05 (0.850 > 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa
agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan tindakan agresivitas pajak yang diproyeksikan melalui selisih
perbedaan book income dan taxable income bukan merupakan tindakan
perencanaan pajak yang bersifat agresif, sehingga pasar menerima informasi
tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014). Terjadinya perbedaan merupakan
karena perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan
69
perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada kemakmuran para pemegang
saham.
2) Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan
Variabel tingkat persistensi laba dengan nilai thitung sebesar 3.329 >
1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa persistensi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3) Pengaruh Coroporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
Variabel corporate social responsibility dengan nilai thitung sebesar
1.541 < 1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.128 > 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa corporate social responsibility tida berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2013) untuk menentukan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai
koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi
Adjusted R2.
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .422a .178 .142 .78211
a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
b. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
70
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R),
koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas
diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.422. Ini
menunjukkan bahwa variabel agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR
terhadap nilai perusahaan mempunyai hubungan yang sedang.
Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.178 dan nilai koefisien determinasi yang
sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0.142. Hal ini berarti 14.2%
variasi dari nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen
(agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR). Sedangkan sisanya (100% -
14.2% = 85.8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian
ini, seperti tingkat profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan
institusional, struktur modal.
b. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi
linier berganda adalah sebagai berikut:
71
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .967 .282 3.435 .001
TA .010 .052 .021 .190 .850
Persistensi .666 .200 .369 3.329 .001
CSRI .358 .232 .171 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,
maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0,967 + 0,010X1 + 0,666X2 + 0,358X3 + 0,282
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar
0.967. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel agresivitas pajak, persistensi
laba dan corporate social responsibility dianggap konstan atau bernilai 0 (nol),
maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.967 satuan.
Koefisien regresi pada variabel agresivitas pajak (TA) sebesar 0.10, hal
ini berarti jika variabel agresivitas pajak bertambah satu satuan maka variabel
nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.010 satuan, dengan catatan variabel
lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel persistensi sebesar 0.666, hal ini berarti
jika variabel persistensi bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan
akan bertambah sebesar 0.666 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
72
Koefisien regresi pada variabel corporate social responsibility (CSRI)
sebesar 0.358, hal ini berarti jika variabel CSR bertambah satu satuan maka
variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.358 satuan, dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel tingkat persistensi
laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel agresivitas dan
corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
berikut ini interpretasi hasil penelitian.
1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan
lebih dari 0,05 (0.850 > 0.05). Hal ini dikarenakan tindakan agresivitas pajak
yang diproyeksikan melalui selisih perbedaan book income dan taxable
income bukan merupakan tindakan perencanaan pajak yang bersifat agresif,
sehingga pasar menerima informasi tersebut sebagai hal bukan merupakan
tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014).
Terjadinya perbedaan merupakan karena perbedaan persepsi antara peraturan
perpajakan dan kebijakan perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada
kemakmuran para pemegang saham.
2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat
persistensi laba terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan
73
lebih kecil dari 0,05 (0.001 < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa semakin
persisten laba perusahaan dari waktu ke waktu maka akan semakin tinggi nilai
perusahaan. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari
pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara
efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang
tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi
(Persada dan Martani, 2010). Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut menambah modal bagi
perusahaan sehingga berakibat naiknya nilai perusahaan.
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, dilihat berdasarkan
nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0.128 > 0.05). Hal ini membuktikan
bahwa penerapan CSR di dalam perusahaan bukan merupakan faktor yang
menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya. Karena penerapan CSR itu
sendiri sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan dan telah diatur oleh
pemerintah. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam
melaksanakan program CSR karena pengalokasian dana kepada program
tersebut dapat menambah banyak beban perusahaan dan akan mengurangi
pendapatan. Dengan demikian kualitas pengungkapan CSR di dalam
perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Selain itu, investor dalam mengambil keputusan
74
juga melihat kepada bagaimana perusahaan memanfaatkan modalnya untuk
dapat menghasilkan keuntungan secara finansial yang dapat langsung
dirasakan oleh investor, bukan kegiatan sosial yang dampaknya tidak dapat
dirasakan secara langsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan Agustine (2014)
dengan hasil analisis menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agresivitas pajak,
tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dari tiga hipotesis yang diajukan, dua hipotesis ditolak dan
satu hipotesis diterima.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa agresivitas
pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa selisih perbedaan book income dan taxable income
yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan bukan merupakan tindakan
perencanaan pajak yang bersifat agresif, pasar menerima informasi
tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen sehingga tidak akan berdampak pada
kemakmuran para pemegang saham. Oleh karenanya, agresivitas pajak
yang diproyeksikan melalui book-tax difference belum dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa tingkat
persistensi laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
76
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya
tingkat persistensi laba suatu perusahaan maka akan berakibat
meningkatnya nilai perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi
pada perusahaaan yang memiliki laba yang persisten.
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa corporate
social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil
menunjukkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak
berpengaruh terhadap naik atau turunnya nilai perusahaan. Investor dalam
mengambil keputusan melihat kepada bagaimana perusahaan
memanfaatkan modalnya untuk dapat menghasilkan keuntungan secara
finansial yang dapat langsung dirasakan oleh investor, bukan kegiatan
sosial yang dampaknya tidak dapat dirasakan secara langsung.
B. Saran
Hasil menyatakan bahwa tingkat persistensi laba berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan agresivitas pajak dan corporate social
responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini:
1. Penggunaan pengukuran book-tax difference sebagai proksi tingkat
agresivitas pajak kurang memadai, karena terjadinya selisih nilai buku pajak
disebabkan perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan
perusahaan, sehingga tidak dianggap sebagai tindakan pajak yang agresif.
2. Rentang waktu tahun penelitian yang kurang panjang, sehingga tingkat
persistensi laba dari tahun ke tahunnya kurang memadai.
77
Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya sebaiknya:
1. Melakukan penelitian dengan periode yang lebih lama agar menghasilkan
data yang lebih baik lagi.
2. Menambahkan jumlah variabel lain yang bisa dikaitkan langsung dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga akan menghasilkan data yang
lebih baik lagi, seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan
institusional, struktur modal, kinerja keuangan perusahaan.
3. Menggunakan metode pengukuran yang lain yang lebih tepat untuk
memproyeksikan masing-masing variabel yang diuji.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, Ira. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan”. FINESTA Vol. 2, No. 1.
Annisa, Leni Nur. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Struktur
Modal dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi:
Universitas Negeri Padang.
Balakrishnan, K., J. Blouin, and W, Guay. 2012. "Does Tax Aggressiveness
Reduce Financial Reporting Transparency?".
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1792783 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.
Brolin, Amos Rico dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Book Tax Differences
Terhadap Pertumbuhan Laba”. Diponegoro Journal of Accounting Volume
03, No.2. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.
Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. “Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage Dan
Persistensi Laba Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)”. Jurnal
Wahana Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1 April 2013.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/wra/article/view/2317 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.
Dewi, Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri. 2015. “Pengaruh Book-Tax
Difference, Arus Kas Operasi, Arus Kas Akrual, Dan Ukuran Perusahaan
Pada Persistensi Laba”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10,
No.1, Januari 2015. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9974.
Dini. 2010. “Kronologis Perseteruan Bakrie-Pajak”. Diakses melalui
http://hminews.com/news diakses pada tanggal 22 September 2015.
Fanani, Zaenal. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba”. Jumal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 7 - No. 1.
Garcia, Joanna Leigh. 2014. “The Influence of Corporate Social Responsibility on
Lobbying Effectiveness: Evidence from Effective Tax Rates”. Blacksburg,
Virginia.
Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
GRI. 2013. Sustainability Reporting Guidelines G4. Diambil pada tanggal 23
79
Oktober 2015 dari https://www.globalreporting.org/
Gunawan, Barbara dan Suharti Sri Utami. 2008. “Peranan Corporate Social
Responsibility Dalam Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
No.2 Volume 7.
Hanlon, Michelle dan Shane Heitzman. 2010. “A review of tax research”. Journal
of Accounting and Economics 50, 127–178.
Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. “Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga Dan
Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif”. Skripsi:
Universitas Diponegoro.
Hlaing, Khin Phyo. 2012. “Organizational Architecture of Multinationals and Tax
Aggressiveness”. Summer Paper of University of Waterloo.
Ilmiani, Amalia dan Catur Ragil Sutrisno. 2014. “Pengaruh Tax Avoidance
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai
Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 14, No.1.
http://journal.unikal.ac.id/index.php/ekonomi/issue/view/58 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.
Juwita, Vincentia Wahyu. 2013. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Keluarga Sebagai Variabel
Moderasi”. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie: Vol 2, No 01.
Kusumadilaga, Rimba. 2010. “Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas seabagai Variabel
Moderating”. Skripsi: UNDIP.
Lanis, R. and G. Richardson. 2012. “Corporate Social Responsibility and Tax
Aggressiveness: An Empirical Analysis”. J. Account. Public Policy, pp.86-
108.
Mardiyanto, Handono. 2008. “Intisari Manjaemen Keuangan”. Jakarta: Grasindo.
Megel, M. Azhar dan Maria Yuniar. 2014. “Investor Ragukan Integritas BCA”.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/04/23/087572558/investor-ragukan-
integritas-bca.
Meythi. 2006. “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan
Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006.
Nurlela, Rika Dan Islahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
80
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”. Universitas Syiah Kuala.
Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Agresivitas Pajak
Terhadap Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori
Legistimasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Dan Properti
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)”. Jurnal
Akuntansi Diponegoro Volume 03, No. 02.
Ompusunggu, Arles Parulian. 2009. “Implikasi Kebijakan Perpajakan Atas
Tuntutan Stakeholder Terhadap Kewajiban CSR Perusahaan”. Fakultas
Ekonomi Universitas Tarumanagara: Jurnal Akuntansi, Volume 9, No. 3.
Perdana, Ricky Zalkifli Putra. 2014. “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Persada, Aulia Eka dan Dwi Martani. 2010. “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Book Tax Gap dan Pengaruhnya Terhadap Persistensi Laba”
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 7, No.2.
Priyanka, Felyna. 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan High Profile
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011. Skripsi: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rizky, Muhammad. 2014. “KPK Isyaratkan Periksa BCA Terkait Kasus Ketua
BPK”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/04/21/063572180/kpk-isyaratkan-
periksa-bca-terkait-kasus-ketua-bpk.
Rochman, Fatkhur. 2012. “Pengaruh Arus Kas dan Persistensi Laba Terhadap
Harga Saham”. Skripsi thesis: UIN Sunan Kalijaga.
Romasari, Sonya. 2013. “Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba”.
Skripsi: Universitas Negeri Padang.
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR
Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional
Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 Juli 2007.
Sembiring, R.A. 2005. “Karakteristik perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Studi Empiris padaPerusahaan yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005.
81
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. “Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006.
Singgih, Santoso. 2002. “Buku latihan SPSS Statistik Multivariat”. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Simarmata, Ari Putra Permata dan Nur Cahyonowati. 2014. “Pengaruh Tax
Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan
Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of
Accounting Volume 3, Nomor 3.
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Ke-5. Jakarta: Salemba Empat.
Sunyoto, Drs. Danang. 2013. “Metodologi Penelitian Akuntansi”. Bandung:
Refika Aditama.
Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.
Wahyu. 2014. “KPK Menggeledah, BCA Berkilah, Saham BCA Anjlok: Kasus
Hadi Poernomo”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, melalui
http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/kpk-menggeledah-bca-berkilah-
saham-bca-anjlok-kasus-hadi-poernomo_54f78096a33311a9738b45d7
Wang, Xiaohang. 2010. “Tax Avoidance, Corporate Transparency, and Firm
Value”. Disertasi: The University of Texas at Austin.
82
LAMPIRAN
83
No. Kode Nama Tanggal
Pendaftaran Website Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari 09 Desember
1997
http://www.astra-
agro.co.id
2 ADRO Adaro Energy 16 Juli 2008 http://www.adaro.com
3 AKRA AKR Corporindo 03 Oktober
1994 http://www.akr.co.id
4 ASII Astra Internasional 04 April 1990 http://www.astra.co.id
5 ASRI Alam Sutra Realty 18 Desember
2007
http://www.alamsuterareal
ty.co.id
6 BBCA Bank Central Asia 31 Mei 2000 http://www.bca.co.id
7 BBNI Bank Negara
Indonesia
25 Desember
1996 http://www.bni.co.id/
8 BDMN Bank Danamon 06 Desember
1989 http://www.danamon.co.id
9 BMRI Bank Mandiri 14 Juli 2003 http://ir.bankmandiri.co.id
10 CPIN Charoen Pokhand
Indonesia 18 Maret 1991 https://cp.co.id
11 EXCL XL Axiata 29 September
2005 http://www.xl.co.id
12 GGRM Gudang Garam 27 Agustus
1990
http://www.gudanggaramt
bk.com
13 HRUM Harum Energy 06 Oktober
2010
http://www.harumenergy.c
om
14 ICBP Indofood CBP
Sukses Makmur
07 Oktober
2010
http://www.indofoodcbp.c
om
15 INDF Indofood Sukses
Makmur 14 Juli 1994 http://www.indofood.com
16 INTP Indocement
Tunggal Prakasa
05 Desember
1989
http://www.indocement.co
.id
17 ITMG Indo Tambangraya
Megah
18 Desember
2007 http://www.itmg.co.id
18 JSMR Jasa Marga 12 Nopember
2007 http://www.jasamarga.com
LAMPIRAN
DAFTAR SAMPEL
PERUSAHAAN
84
Bersambung ke halaman berikutnya
No. Kode Nama Tanggal
Pendaftaran Website Perusahaan
19 KLBF Kalbe Farma 30 Juli 1991 http://id.kalbe.co.id
20 LPKR Lippo Karawaci 28 Juni 1996 https://www.lippokarawac
i.co.id
21 LSIP PP London
Sumatera 05 Juli 1996
http://www.londonsumatra
.com
22 PGAS Perusahaan Gas
Negara
15 Desember
2003 http://ir.pgn.co.id
23 PTBA Tambang Batubara
Bukit Asam
23 Desember
2002 http://www.ptba.co.id
24 SMGR Semen Indonesia 08 Juli 1991 http://www.semenindonesi
a.com
25 TLKM Telekomunikasi
Indonesia
14 Nopember
1995 http://www.telkom.co.id
26 UNTR United Tractors 19 September
1989
http://www.unitedtractors.
com
27 UNVR Unilever Indonesia 11 Januari
1982 http://www.unilever.co.id
Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan
perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014.
b. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun 2012-
2014.
c. Perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 2012-
2014.
85
No. Kode Tobin'sQ (Nilai Perusahaan) BTD (Agresivitas Pajak)
2012 2013 2014 2012 2013 2014
1 AALI 2.7437504 2.9553478 2.4198520 0.2710371 0.1840998 0.1850328
2 ADRO 1.2145829 0.9569913 0.9242192 0.1056922 0.0599983 0.0490011
3 AKRA 1.9988314 1.7937477 1.6870647 0.0029187 0.0148404 0.0103050
4 ASII 2.1952391 1.7902098 1.7637468 0.1175764 0.1033580 0.1008563
5 ASRI 1.6447564 1.2160691 1.2737164 0.1223159 0.0748206 0.0817277
6 BBCA 1.3851413 1.3441660 1.4404233 0.0005316 -0.0009710 0.0000128
7 BBNI 1.0743609 1.0652832 1.1282988 0.0043903 0.0015332 0.0017525
8 BDMN 1.1596905 1.0231616 1.0506839 0.0164746 0.0130611 0.0036978
9 BMRI 1.1857694 1.1349976 1.1796538 0.0015301 0.0019342 0.0030807
10 CPIN 5.1847758 3.8871506 3.4465572 0.0321997 0.0359587 -0.0533244
11 EXCL 1.9372184 1.7219692 1.4326039 0.0232534 0.0139049 0.0091739
12 GGRM 2.9687249 2.0123138 2.4352896 0.0006796 0.0036580 0.0125911
13 HRUM 0.2067276 0.1816940 0.1857935 0.3986355 0.1362588 0.0313782
14 ICBP 2.8866523 3.1728019 3.4626668 0.0091838 -0.0081939 -0.0152957
15 INDF 1.2903169 1.2584550 1.2099108 0.0875206 0.0492389 0.0545170
16 INTP 3.7784869 2.9035024 3.3280614 0.0147443 0.0047982 0.0288258
17 ITMG 2.9513824 2.3454628 1.4200048 0.1096046 0.0908675 0.0906086
18 JSMR 2.1017496 1.7688219 2.1461819 0.0070214 0.0040768 -0.0089358
19 KLBF 5.9326630 5.4271916 7.1137867 0.1587489 0.1541468 0.1548070
20 LPKR 1.4639288 1.2179887 1.1560541 0.0690733 0.0604438 0.0964997
21 LSIP 2.2464418 1.8218351 1.6558256 -0.0027419 -0.0168954 -0.0170266
22 PGAS 0.3968231 0.3835040 0.5252271 0.0181257 0.0290644 0.0298943
23 PTBA 3.0651474 2.3659642 2.3590855 0.0051445 0.0231282 0.0298418
24 SMGR 3.8537378 3.0175776 3.0716557 0.0803832 0.0774856 0.0719329
25 TLKM 2.0368235 2.0886667 2.4384257 0.1797538 0.1790451 0.1781185
26 UNTR 1.8187393 1.6140567 1.4335749 0.0923051 0.0825795 0.0895099
27 UNVR 13.9426289 16.2812862 17.9354952 0.0175468 0.0127972 0.0131908
Bersambung ke halaman berikutnya
LAMPIRAN DAFTAR
RINCIAN DATA
VARIABEL PENELITIAN
2012-2014
86
No. Kode Persistensi Indeks CSR
2012 2013 2014 2012 2013 2014
1 AALI 1.0086854 0.7551139 1.3773798 0.7472527 0.5934066 0.5714286
2 ADRO 0.6942672 0.5981185 0.8005653 0.4945055 0.4945055 0.4945055
3 AKRA 1.0150907 0.9948182 1.2841599 0.5054945 0.5604396 0.5274725
4 ASII 1.0789961 0.9804327 0.9922860 0.7692308 0.5824176 0.5164835
5 ASRI 2.0176169 0.7315046 1.3230509 0.4945055 0.2197802 0.2967033
6 BBCA 1.0832574 1.2165625 1.1582066 0.4835165 0.4065934 0.2747253
7 BBNI 1.2135154 1.2851129 1.1955674 0.5604396 0.2087912 0.2637363
8 BDMN 1.2101396 1.0102430 0.6449761 0.5714286 0.2197802 0.2417582
9 BMRI 1.2636865 1.1736713 1.0969121 0.4065934 0.1648352 0.3736264
10 CPIN 1.1347621 0.9432341 0.6907308 0.5934066 0.5274725 0.3846154
11 EXCL 0.9768722 0.3735801 -0.8627501 0.4945055 0.4065934 0.2857143
12 GGRM 0.8206187 1.0774744 1.2306972 0.6593407 0.4615385 0.2747253
13 HRUM 0.8062678 0.2961656 0.0544255 0.4945055 0.3626374 0.2967033
14 ICBP 1.1045343 0.9784960 1.1336100 0.3846154 0.2307692 0.1868132
15 INDF 0.9770575 0.5908951 1.5583728 0.4065934 0.2747253 0.2087912
16 INTP 1.3226064 1.0522540 1.0522146 0.9230769 0.9230769 0.5164835
17 ITMG 0.7911050 0.4744458 0.9767637 0.3956044 0.3076923 0.3956044
18 JSMR 1.3023284 0.6047535 1.3085140 0.9010989 0.2747253 0.2527473
19 KLBF 1.1655609 1.1100522 1.0764485 0.5604396 0.4175824 0.2857143
20 LPKR 1.6249308 1.2038363 1.9687493 0.3626374 0.2967033 0.2087912
21 LSIP 0.6556159 0.6890167 1.1926427 0.7142857 0.4175824 0.2637363
22 PGAS 1.3039686 0.9153741 0.8924204 0.6263736 0.3516484 0.3956044
23 PTBA 0.9421493 0.6373368 1.0889471 0.7472527 0.6153846 0.5164835
24 SMGR 1.2455880 1.0868053 1.0409538 0.5054945 0.3296703 0.3076923
25 TLKM 1.1869425 1.1049995 1.0569739 0.8571429 0.3626374 0.3076923
26 UNTR 0.9752244 0.8340853 1.0085839 0.3846154 0.2417582 0.2087912
27 UNVR 1.1620537 1.1061097 1.0720951 0.5494505 0.3736264 0.2857143
87
Perhitungan Pengungkapan CSR
No. Kode Nama Perusahaan
Indikator Yang
Diungkapkan Indikator
GRI 2012 2013 2014
1 AALI Astra Agro Lestari 68 54 52 91
2 ADRO Adaro Energy 45 45 45 91
3 AKRA AKR Corporindo 46 51 48 91
4 ASII Astra Internasional 70 53 47 91
5 ASRI Alam Sutra Realty 45 20 27 91
6 BBCA Bank Central Asia 44 37 25 91
7 BBNI Bank Negara Indonesia 51 19 24 91
8 BDMN Bank Danamon 52 20 22 91
9 BMRI Bank Mandiri 37 15 34 91
10 CPIN Charoen Pokhand Indonesia 54 48 35 91
11 EXCL XL Axiata 45 37 26 91
12 GGRM Gudang Garam 60 42 25 91
13 HRUM Harum Energy 45 33 27 91
14 ICBP Indofood CBP Sukses
Makmur 35 21 17 91
15 INDF Indofood Sukses Makmur 37 25 19 91
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa 84 84 47 91
17 ITMG Indo Tambangraya Megah 36 28 36 91
18 JSMR Jasa Marga 82 25 23 91
19 KLBF Kalbe Farma 51 38 26 91
20 LPKR Lippo Karawaci 33 27 19 91
21 LSIP PP London Sumatera 65 38 24 91
22 PGAS Perusahaan Gas Negara 57 32 36 91
23 PTBA Tambang Batubara Bukit
Asam 68 56 47 91
24 SMGR Semen Indonesia 46 30 28 91
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia 78 33 28 91
26 UNTR United Tractors 35 22 19 91
27 UNVR Unilever Indonesia 50 34 26 91
88
Perhitungan Pengungkapan CSR
No. Kode Nama Perusahaan Indeks CSR
2012 2013 2014
1 AALI Astra Agro Lestari 0.74725 0.59341 0.57143
2 ADRO Adaro Energy 0.49451 0.49451 0.49451
3 AKRA AKR Corporindo 0.67647 0.94444 0.92308
4 ASII Astra Internasional 0.76923 0.58242 0.51648
5 ASRI Alam Sutra Realty 0.49451 0.21978 0.2967
6 BBCA Bank Central Asia 0.48352 0.40659 0.27473
7 BBNI Bank Negara Indonesia 0.56044 0.20879 0.26374
8 BDMN Bank Danamon 0.57143 0.21978 0.24176
9 BMRI Bank Mandiri 0.40659 0.16484 0.37363
10 CPIN Charoen Pokhand Indonesia 0.59341 0.52747 0.38462
11 EXCL XL Axiata 0.49451 0.40659 0.28571
12 GGRM Gudang Garam 0.65934 0.46154 0.27473
13 HRUM Harum Energy 0.49451 0.36264 0.2967
14 ICBP Indofood CBP Sukses
Makmur 0.38462 0.23077 0.18681
15 INDF Indofood Sukses Makmur 0.40659 0.27473 0.20879
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa 0.92308 0.92308 0.51648
17 ITMG Indo Tambangraya Megah 0.3956 0.30769 0.3956
18 JSMR Jasa Marga 0.9011 0.27473 0.25275
19 KLBF Kalbe Farma 0.56044 0.41758 0.28571
20 LPKR Lippo Karawaci 0.36264 0.2967 0.20879
21 LSIP PP London Sumatera 0.71429 0.41758 0.26374
22 PGAS Perusahaan Gas Negara 0.62637 0.35165 0.3956
23 PTBA Tambang Batubara Bukit
Asam 0.74725 0.61538 0.51648
24 SMGR Semen Indonesia 0.50549 0.32967 0.30769
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia 0.85714 0.36264 0.30769
26 UNTR United Tractors 0.38462 0.24176 0.20879
27 UNVR Unilever Indonesia 0.54945 0.37363 0.28571
89
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskriptif Data Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FV1 81
17.753801
2 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335
TA1 81 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243
Persistensi1 81 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942
CSRI1 81 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
Valid N
(listwise) 81
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
LAMPIRAN HASIL
OUTPUT SPSS 22
90
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Unstandardized
Residual
N 81 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 .0000000
Std.
Deviation 2.92960759 .76541151
Most Extreme
Differences
Absolute .274 .097
Positive .274 .087
Negative -.222 -.097
Test Statistic .274 .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 TA .987 1.013
Persistensi .983 1.017
CSRI .981 1.019
a. Dependent Variable: FV
91
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) .650 .195 3.328 .001
TA .036 .036 .121 1.003 .320
Persistensi .035 .139 .030 .249 .804
CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854
a. Dependent Variable: ABS_RES
92
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summarya
Model Durbin-Watson
1 1.855
b.Dependent Variable: FV
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 .004b
Residual 41.596 68 .612
Total 50.633 71
a. Dependent Variable: FV
b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 3.435 .001
TA .190 .850
Persistensi 3.329 .001
CSRI 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
93
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .422a .178 .142 .78211
a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
b. Dependent Variable: FV
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .967 .282 3.435 .001
TA .010 .052 .021 .190 .850
Persistensi .666 .200 .369 3.329 .001
CSRI .358 .232 .171 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
94
Indikator Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Berdasarkan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4
No. Kategori dan Aspek Dalam Pedoman
A. Kategori Ekonomi (EC)
a. Kinerja Ekonomi
Indikator:
1. EC1
Laporkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
meliputi: pendapatan, biaya operasional, upah dan tunjangan karyawan,
pembayaran kepada pemodal, pembayaran kepada pemerintah (berdasarkan
negara), investasi masyarakat, dan nilai ekonomi yang ditahan.
2. EC2
Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan
organisasi karena perubahan iklim di mana terdapat potensi untuk
menghasilkan perubahan substantif dalam operasional, pendapatan, atau
pengeluaran, termasuk metode dan biaya yang timbul untuk mengelola
risiko atau peluang.
3. EC3
Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti.
4. EC4
Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah, seperti: keringanan pajak
dan kredit pajak, subsidi, bantuan investasi, bantuan penelitian dan
LAMPIRAN INDIKATOR
PENGUNGKAPAN CSR
95
pengembangan, dan jenis bantuan lainnya yang relevan, penghargaan,
pembebasan pembayaran royalti, bantuan finansial dari Badan Kredit
Ekspor (Export Credit Agencies - ECAs), insentif finansial, tunjangan
finansial lainnya yang diterima atau dapat diterima dari pemerintah untuk
operasi apapun.
b. Keberadaan Pasar
5. EC5
Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan.
6. EC6
Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di
lokasi operasi yang signifikan. Memastikan bahwa manajemen senior
diambil dari masyarakat lokal dapat memberi keuntungan bagi masyarakat
lokal. Keberagaman dalam tim manajemen dan penyertaan anggota dari
masyarakat lokal dapat meningkatkan SDM, keuntungan ekonomi untuk
masyarakat setempat, dan kemampuan organisasi untuk memahami
kebutuhan masyarakat lokal.
c. Dampak Ekonomi Tidak Langsung
7. EC7
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang
diberikan serta sifat keterlibatan untuk kepentingan publik apakah
komersial, natura, atau secara cumacuma.
8. EC8
Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas
dampaknya.
d. Praktik Pengadaan
9. EC9
Kebijakan, praktek, dan proporsi anggaran untuk dibelanjakan pada
pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.
96
B. Kategori Lingkungan (EN)
a. Bahan
10. EN1
Laporkan berat atau volume total bahan yang digunakan untuk
memproduksi dan mengemas produk dan jasa utama organisasi selama
periode pelaporan, berdasarkan: bahan tak terbarukan yang digunakan,
bahan terbarukan yang digunakan.
11. EN2
Persentase bahan yang digunakan berupa bahan daur ulang yang digunakan
untuk pembuatan produk dan jasa utama perusahaan.
b. Energi
12. EN3
Konsumsi total bahan bakar dari sumber yang tak terbarukan dan sumber
bahan bakar terbarukan, termasuk jenis bahan bakar yang digunakan.
13. EN4
Energi yang dikonsumsi di luar organisasi.
14. EN5
Rasio intensitas energi, jenis energi yang dicakup dalam rasio intensitas
energi, serta apakah rasio memperhitungkan energi yang dikonsumsi di
dalam organisasi, di luar organisasi, atau keduanya.
15. EN6
Pengurangan konsumsi energi.
16. EN7
Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa.
c. Air
17. EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber yaitu: air permukaan, termasuk
air dari rawa, sungai, danau, dan laut, air tanah, air hujan yang dikumpulkan
97
secara langsung dan disimpan oleh organisasi, air limbah dari organisasi
lain, maupun pasokan air kota atau perusahaan air lainnya.
18. EN9
Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air.
19. EN10
Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali.
d. Keanekaragaman Hayati
20. EN11
Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau
yang berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung, termauk jenis
operasi (kantor, pabrik atau produksi, atau pertambangan) dan ukuran lokasi
operasional.
21. EN12
Uraian dampak positif dan negatif, langsung dan tidak langsung, yang
signifikan oleh kegiatan, produk, dan jasa terhadap keanekaragaman hayati
di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
di luar kawasan lindung, yang meliputi: spesies yang terkena dampak,
luasan kawasan terkena dampak, durasi dampak, keterpulihan atau
ketidakpulihan dampak.
22. EN13
Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.
23. EN14
Jumlah total spesies dalam IUCN (International Union for Conservation of
Nature) red list dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional
dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan: kritis (critically endangered), genting (endangered),
rentan (vulnerable), hampir terancam (near threatened), berisiko rendah
(least concern).
e. Emisi
98
24. EN15
Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (cakupan 1) dari energi bruto dalam
satuan metrik ton setara CO2.
25. EN16
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 2) dari energi
bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
26. EN17
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 3) dari energi
bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
27. EN18
Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
28. EN19
Jumlah pengurangan emisi GRK yang dicapai sebagai hasil langsung
inisiatif pengurangan emisi, dalam satuan metrik ton setara CO2.
29. EN20
Produksi, impor, dan ekspor bahan perusak ozon (BPO) dalam satuan
metrik ton setara CFC-11.
30. EN21
Jumlah emisi udara yang signifikan, dalam satuan kilogram atau
kelipatannya untuk setiap hal berikut: NOX, SOX, pencemar organik
persisten (POP), senyawa organik volatil (VOC), pencemar udara berbahaya
(HAP), debu (PM), kategori emisi udara standar lainnya yang diidentifikasi
dalam peraturan yang relevan.
f. Efluen dan Limbah
31. EN22
Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
32. EN23
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan sebagai
berikut: penggunaan kembali, daur ulang, pengomposan, pemulihan
termasuk pemulihan energi, pembakaran (pembakaran massa), injeksi sumur
99
dalam, tempat pembuangan akhir (TPA), penyimpanan di tempat, lainnya
(ditentukan oleh organisasi).
33. EN24
Jumlah dan volume total tumpahan signifikan, serta bahan yang tumpah,
dikategorikan menurut:
Tumpahan minyak (permukaan tanah atau air)
Tumpahan bahan bakar (permukaan tanah atau air)
Tumpahan limbah (permukaan tanah atau air)
Tumpahan zat kimia (sebagian besar permukaan tanah atau air)
Lainnya (ditentukan oleh organisasi)
34. EN25
Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi basel2
Lampiran I, II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah,
dan persentase
Limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional.
35. EN26
Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari
badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air
buangan dan limpasan dari organisasi.
g. Produk dan Jasa
36. EN27
Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa.
37. EN28
Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut
kategori.
h. Kepatuhan
38. EN29
Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter karena
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan.
100
i. Transportasi
39. EN30
Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain
serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja.
j. Lain-Lain
40. EN31
Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis.
k. Asesmen Pemasok atas Lingkungan
41. EN32
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan.
42. EN33
Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai
pasokan dan tindakan yang diambil.
l. Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
43. EN34
Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani,
dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
C. Kategori Sosial (LA)
a. Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
44. LA1
Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan
menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
45. LA2
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan
bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan. Tunjangan mencakup: asuransi jiwa, asuransi kesehatan,
perlindungan kecacatan dan ketidakmampuan, cuti melahirkan, pemberian
pensiun, kepemilikan saham, dan lainnya.
101
46. LA3
Jumlah karyawan yanng berhak menerima cuti melahirkan dan yang
mengambil cuti melahirkan, serta tingkat kembali bekerja dan tingkat
retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender.
b. Hubungan Industrial
47. LA4
Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional,
termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama.
48. LA5
Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal
manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran
program kesehatan dan keselamatan kerja.
49. LA6
Laporkan jenis dan tingkat cedera, tingkat penyakit akibat kerja, tingkat hari
hilang, tingkat mangkir, dan kematian akibat kerja, untuk total tenaga kerja
(yaitu, jumlah karyawan ditambah pengawas/mandor), serta untuk
kontraktor independen yang bekerja di lokasi kerja yang keselamatan
kerjanya menjadi tanggung jawab organisasi, menurut daerah dan gender.
50. LA7
Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang
terkait dengan pekerjaan mereka.
51. LA8
Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal
dengan serikat pekerja.
c. Pelatihan dan Pendidikan
52. LA9
Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan
menurut kategori karyawan.
53. LA10
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup
102
bagi karyawan yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan
membantu mereka mengelola purna bakti.
54. LA11
Persentase karyawan total berdasarkan gender dan berdasarkan kategori
karyawan yang mendapat reviu kinerja rutin dan pengembangan karir
selama periode pelaporan.
d. Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
55. LA12
Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori
karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok
minoritas, dan indikator keberagaman lainnya.
e. Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-Laki
56. LA13
Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut
kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan.
f. Asesmen Pemasok Atas Praktik Ketenagakerjaan
57. LA14
Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik
ketenagakerjaan.
58. LA15
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
g. Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
59. LA16
Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
D. Kategori Hak Asasi Manusia (HR)
a. Investasi
103
60. HR1
Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan
yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan
berdasarkan hak asasi manusia.
61. HR2
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi
manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan
operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih.
b. Non-Diskriminasi
62. HR3
Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil
merujuk pada hal-hal berikut:
Insiden yang ditinjau oleh organisasi.
Rencana remediasi yang sedang diterapkan.
Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui
proses reviu manajemen rutin.
Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak.
c. Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Sama
63. HR4
Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko
tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan
perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hak-
hak tersebut.
d. Pekerja Anak
64. HR5
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan
eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi
dalam penghapusan pekerja anak yang efektif.
e. Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
65. HR6
104
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja
paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam penghapusan
segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja.
f. Pengamanan
66. HR7
Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur
hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi.
g. Hak Adat
67. HR8
Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat
dan tindakan yang diambil dengan merujuk pada:
insiden yang ditinjau oleh organisasi
rencana remediasi yang sedang diterapkan
rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui
proses reviu manajemen rutin
insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak
h. Asesmen
68. HR9
Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau
asesmen dampak hak asasi manusia.
i. Asesmen Pemasok Atas Hak Asasi Manusia
69. HR10
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi
manusia.
70. HR11
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi
manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
j. Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
71. HR12
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang
105
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal.
E. Masyarakat (SO)
a. Masyarakat Lokal
72. SO1
Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak,
dan program pengembangan yang diterapkan.
73. SO2
Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat lokal, termasuk: lokasi operasi serta dampak negatif
aktual dan potensial yang signifikan dari operasi.
b. Anti Korupsi
74. SO3
Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait
dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.
75. SO4
Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi.
76. SO5
Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil.
c. Kebijakan Publik
77. SO6
Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima
manfaat.
d. Anti Persaingan
78. SO7
Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust, serta praktik
monopoli dan hasilnya.
e. Kepatuhan
79. SO8
Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter
atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan.
106
f. Asesmen Pemasok Atas Dampak pada Masyarakat
80. SO9
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap
masyarakat.
81. SO10
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
g. Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyarakat
82. SO11
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
F. Tanggung Jawab Atas Produk (PR)
a. Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
83. PR1
Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya
terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan.
84. PR2
Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang
daur hidup, menurut jenis hasil.
b. Pelabelan Produk dan Jasa
85. PR3
Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi
terkaitdengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase
kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan
informasi sejenis.
86. PR4
Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil.
87. PR5
107
Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan.
c. Komunikasi Pemasaran
88. PR6
Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan.
89. PR7
Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor,
menurut jenis hasil.
d. Privasi Pelanggan
90. PR8
Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi
pelanggan dan hilangnya data pelanggan.
e. Kepatuhan
91. PR9
Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa.
Sumber: Global Reporting Initiative (GRI) (2013)
top related