pengamatan virus pada bakteri dengan metode plaque
Post on 08-Dec-2014
217 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGAMATAN VIRUS PADA BAKTERI DENGAN METODE PLAQUE
Oleh:
Nama : Muhammad Abdullah Kamal MuktarNIM : B1J010182Kelompok : 5Rombongan : I
LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus merupakan penyebab infeksi terkecil (berdiameter 20-300 nm).
Genom virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA). Asam
nukleat virus terbungkus dalam suatu kulit protein, yang dapat dikelilingi oleh
selaput yang mengandung lemak. Seluruh unit infektif disebut virion. Virus tidak
aktif dalam lingkungan di luar sel. Virus hanya bereplikasi di dalam sel hidup,
sebagai parasit pada tingkat genetic.
Virus merupakan mahluk peralihan antara benda mati dan benda hidup.
Disebut benda mati karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma
atau aseluler dan di alam bebas virus mengalami dormansi atau istirahat dan akan
terbawa oleh angin dan ketika menemukan tempat yang cocok maka virus itu akan
aktif dan jika tempat itu tidak cocok maka virus akan terlempar dan terbawa oleh
angin lagi. Virus juga bersifat virulen dan hanya mampu hidup pada organisme
yang hidup. Virus hanya memiliki DNA atau RNA saja.Disebut benda hidup
karena mempunyai DNA/RNA dan dapat bereproduksi. Ukuran virus lebih kecil
dari bakteri yakni sekitar 200-300 milimikron. Bentuk virus ada yang poligonal,
bulat, T dll. Contoh virus berbentuk T adalah bakteriofag atu sering disebut fag
saja. Virus ini menyerang bakteri epidemik misalnya e.coli (Deri, 2008).
Ukuran virus yang sangat kecil inilah yang menyebabkan virus sulit
untuk dideteksi. Plaque merupakan metode yang digunakan untuk mengisolasi
virus ke strain baru karena plaque timbul dari virion single. Virion yang berasal
dalam plaque mungkin hasil yang sama. Beberapa virion yang berasal dari plaque
dapat dipilih dan di inokulasikan ke dalam kultur bakteri yang baru.
B. Tujuan
Tujuan praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque
adalah untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel yang melisiskan sel
bakteri. Yang terlihat dari zona jernih atau adanya plaque yang terbentuk di dalam
media NA yang telah diinokulasikan sampel dan bakteri E. coli.
II. MATERI DAN MEODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, cotton
bud steril, korek api, pembakar bunsen, wrapper, pipet ukur 1 ml, filler, botol
steril, drugalsky, dan inkubator.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu media Natrium Agar,
bakteri Escherechia coli cair, alkohol dan air sampel yang berasal dari limbah
peternakan cair.
B. Metode
Cara kerja praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri adalah sebagai
berikut:
1. Sampel limbah cair yang diduga mengandung virus dimasukkan ke dalam
botol sampel
2. Media pertumbuhan bakteri (NA) disiapkan
3. Diambil cotton bud steril dan dicelupkan pada E. coli cair secara aseptis
4. Dilawnkan secara aseptis cutton bud yang telah dicelupkan E. coli pada
media NA cawan
5. Sampel air diinokulasikan secara aseptis kedalam medium NA yang telah
disiapkan
6. Kemudian di inkubasi selama 2-4 x 24 jam
7. Diamati pembentukan plaque yang terjadi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Data Pengamatan Metode Plaque Rombongan I
No. Kelompok Jenis Limbah CairKeterangan Plaque
Kontrol Sample
1 1 Kotoran sapi - +
2 2 Kotoran kambing + -
3 3 Kotoran ayam + +
4 4 Kotoran kelinci + -
5 5 Kotoran sapi + -
6 6 Kotoran kambing - -
7 7 Kotoran ayam - +
8 8 Kotoran kelinci - +
keterangan: (+) terdapat zona jernih ; (-) tidak terdapat zona jernih
Gambar 1. Sampel dengan E. coliGambar 2. Kontrol tanpa E. coli
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini kelompok 5 memperoleh
hasil positif pada kontrol dan negatif pada perlakuan atau sampel limbah air sapi
yang dituangkan oleh E. Coli. Hasil positif dapat dilihat adanya zona jernih di
media NA, sedangkan hasil negatif tidak ditemukannya zona jernih yang
dipastikan virus melisiskan inangnya. Metode tersebut dinamakan dengan metode
Plaque. Perbandingan juga terlihat di kelompok 6 yang tidak didapatkannya zona
jernih di kedua cawan perlakuan. Hal ini bisa saja karena fase yang ditemukan
bukan litik, melainkan fase lisogenik (Deri, 2008).
Metode Plaque didasarkan pada timbulnya daerah kecil yang bersih
disebabkan oleh adanya pelisisan dinding sel bakteri yang disebabkan oleh virus.
Metode ini dapat digunakan untuk menguji adanya bakteriofag pada hewan
ataupun pada tumbuhan. Metode plaque digunakan untuk mengukur atau melihat
virus secara teliti sampai ke konsentrasi yang tepat (Smith, 1980).
Cara kerja dalam metode plaque ini dengan cara memindahkan air sampel
yang telah disterilisasi diplating duplo sebanyak 0,1ml ke dalam medium NA
yang telah disiapkan kemudian diratakan agar semua sampel merata kedalam
media setelah itu diinkubasi selama 2-4 x 24 jam setelah itu amati pembentukan
plaque yang terjadi pada koloni pertumbuhan bakteri. Adanya infeksi kecil bersih
atau kosong menandakan adanya virus yang melisiskan bakteri menunjukkan hasil
positif, sedangkan menurut pustaka adalah sel bakteri dan virus dimasukkan ke
dalam top agar lalu dicampur dan dimasukkan ke dalam cawan yang berisikan
natrium agar hingga terbentuk lapisan antara top agar dengan agar NA kemudian
media diinkubasi dan hasilnya terlihat adanya plaque phaga yang terbentuk pada
media (Madigan et al., 1997).
Virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk
bereproduksi. Ada dua macam cara virus menginfeksi sel hospes, yaitu secara litik
dan secara lisogenik. Virus yang melisiskan sel bakteri adalah bakteriofage.
Bakteriofage termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh
bakteriofage adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. Virus yang
membunuh bakteri melalui lisis intraseluler telah ditemukan sejak abad ke-20 oleh
Frederick Twort dan disebut sebagai bacteriophages atau phages (Anderson,
2011).
Virus bereproduksi dengan menginfeksi organisme lain dengan
memasukan DNA atau RNAnya saja. Ada 2 daur yang terjadi pada virus ketika
menginfeksi organisme lain (E. coli), diantaranya:
1. Daur Litik
Disebut daur litik karena ketika pada fase pembebasan membran plasma
bakteri akan lisis/pecah, berikut fase-fase pada daur ini:
a. Fase adsorpsi
Fase ini adalah fase melekatnya virus pada membran plasma bakteri.
b. Fase penetrasi/ injeksi
Fase ini adalah fase virus merusak membran plasma bakteri dengan enzim
lisozim yang dipunyanya, kemudian setelah membran tersebut
terhidrolisis/rusak barulah virus memasukkan DNA/RNAnya ke dalam tubuh
inang.
c. Fase sintesis
Fase dimana terjadinya membentuk DNA/RNA baru virus oleh DNA dan RNA
bakteri.
d. Fase replikasi
Fase ini dimana terjadinya pembentukan selubung protein/kapsid.
e. Fase perakitan
Pada fase ini terjadi perakitan faga-faga baru.
f. Fase pembebasan
Setelah sejumlah fag-fag baru terbentuk kemudian membran plasma bakteri
pecah dan virus-virus tersebut keluar kemudian berpencar dan menginfeksi
organisme lainya (Smith, 1980).
2. Daur Lisogenik
Pada daur ini membran plasma tidak mengalami lisis, tetapi setelah daur
ini selesai dilanjutkan lagi ke daur litik. Daur ini terdapat beberapa fase yakni:
a. Fase Adsorpsi
Pada fase ini terjadi pelekatan virus pada membran plasma bakteri.
b. Fase Penetrasi/injeksi
Fase pemasukan DNA/RNA virus pada bakteri.
c. Fase Penggabungan
Pada fase ini DNA/RNA virus bergabung dengan DNA dan RNA bakteri.
d. Fase Replikasi
Pada fase ini terjadi pembentukan kapsid/selubung protein virus. Setelah fase
replikasi diatas berarti daur lisogenik telah selesai kemudian dilanjutkan ke
fase-fase yang terdapat pada daur litik seperti:
e. Fase Perakitan
Kemudian pada fase ini terjadi perakitan fag-fag baru yang sudah sempurna
f. Fase pembebasan
Fase ini adalah fase lisisnya membran bakteri dan keluarnya fag-fag baru yang
telah terbentuk ke udara (Deri, 2008).
Praktikum kali ini menggunakan limbah cair dari berbagai hewan ternak
dari sapi, kambing, ayam dan kelinci. Limbah cair tersebut diasumsikan bahwa
terdapatnya virus pada kotoran atau limbah hewan ternak tersebut. Setelah
diinkubasi 2x24 jam dengan suhu 37oC didapatkan zona jernih yang diasumsikan
bahwa adanya lisis didalam media NA kontrol maupun media NA ditambah
dengan bakteri E. Coli. Hal tersebut dengan hasil uji coba kelompok 2 yang
mendapatkan hasil positif dikedua cawan.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dan biasa menyerang unggas
diantaranya adalah New Castle Disease. Virus ND merupakan infeksi viral yang
menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus
Paramyxoviridae. Limbah kotoran sapi maupun kambing kemungkinan virus yang
menyerang hewan ternak antara lain cowpox (cacar sapi), sheeppox (cacar domba
dan kambing), coronavirus yang dapat menyerang pada manusia dan sapi yang
menyebabkan gastroentritis atau penyebab selesma. Sedangkan pada limbah
kotoran kelinci, dapat ditemukan virus influenza dan Poxvirus (Sardjito, 1993).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Metode plaque merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui
adanya virus yang melisiskan sel bakteri. Pada limbah cair kotoran kambing,
terdapat virus yang melisiskan sel bakteri. Hal ini terlihat dari adanya plaque
(zona jernih) setelah E.coli diinkubasikan kedalam cawan.
B. Saran
Metode plaque merupakan metode yang sederhana dalam mendeteksi
adanya virus, tetapi perlu ketelitian agar hasil yang disimpulkan akurat, karena
zona yang terbentuk pada hasil praktikum tidak terlalu jelas.
DAFTAR REFERENSI
Anderson, Bradley. 2011. Comparative Analysis of The Traditional Plaque Assay and Real Time QPCR- and Nanosight-Based Assay. Journal of Bacteriophage 1:2, 86-93 Landes Bioscience
Deri, A. 2008. Jenis atau Macam Daur Infeksi Virus (Litik & Lisogenik) + Contoh Virus Pada Hewan Dan Tumbuhan. Perpustakaan Online Indonesia.
Madigan, Michael T., John M., Jack P. 1997. Brock Biology of Microorganism. Prentice Hall International, United States of America.
Smith, K.M.1980. Introduction to Virology. Chapman and Hall, London.
Sardjito R. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara, jakarta.
Wijesinghe, L.P. 2010. A Study on the Bactericidal Efficiency of Selected Chemical Disinfectants and Antiseptics. OUSL Journal Vol. 6, pp. 44- 58
top related