pengadilan tinggi medan filepengadilan tinggi medan halaman 1 dari 24 putusan nomor 230/pdt/2017/pt...
Post on 08-May-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 230/PDT/2017/PT MDN.
P U T U S A N
Nomor 360/PDT/2017/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
1. dr. Restuti Hidayani Saragih,SP.PD,perempuan, umur 34 Tahun, lahir di
Tebing Tinggi pada tanggal 15 April 1981, agama Islam,
Warganegara Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di
Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21
jalan Setia Budi, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai
Pembanding I semula Penggugat I;
2. dr. Andika Sitepu,SP.JP(K),FIHA,laki-laki, umur 36 Tahun, lahir di Medan
pada tanggal 12 Nopember 1979, agama Islam, Warganegara
Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di Komplek Taman
Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21 jalan Setia Budi, Kota
Medan, selanjutnya disebut sebagai Pembanding II semula
Penggugat II;
dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya Hasrul Benny
Harahap,S.H.,M.Hum dan Julisman,S.H,Kesemuanya
Advokat, dan Konsultan Hukum, berkantor pada Kantor
Hukum ”Hasrul Benny Harahap & Rekan”, beralamat di Jalan
Sei Galang No. 5 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 15 Desember 2015.
Selanjutnya disebut sebagai para Pebanding semula para
Penggugat;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
M e l a w a n
1. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, berkedudukan dan
berkantor di Jalan Ibus Raya No. 130-A Medan, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding I semula sebagai Tergugat I;
2. dr. Ramlan Sitopul, Sp.THT-kl, laki-laki, pekerjaan Dokter, beralamat di Jalan
Setia Budi Komplek Atria Resident No. A-1, Pondok Surya
Medan, selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula
sebagai Tergugat II;
Pengadilan Tinggi Medan tersebut;
Telah membaca:
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 30 Oktober 2017
Nomor 360/PDT/2017/PT MDN. tentang penunjukan Majelis Hakim untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding;
2. Surat Penunjukan Panitera Pengganti Nomor 360/PDT/2017/PT-MDN
tanggal 31 Oktober 2017 oleh Panitera Pengadilan Tinggi Medan untuk
membantu Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara tersebut;
3. Telah membaca Penetapan Majelis Hakim Tinggi Medan Nomor
360/PDT/2017/PT MDN, tanggal 31 Oktober 2017, tentang Penetapan hari
sidang Pertama;
4. Berkas perkara Nomor 682/Pdt.G/2016/PN Mdn. dan surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini;
Tentang Duduk Perkara
Telah membaca dan mengutip surat gugatan Pembanding semula
Penggugat tertanggal 16 Desember 2015, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 16 Desember 2015 dibawah
Reg.Nomor: 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, mengemukakan gugatan sebagai
berikut:
1. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II berprofesi sebagai seorang dokter
yang telah memiliki keahlian khusus (spesialis) ilmu kedokteran
dibidangnya masing-masing yang berdomisili di wilayah Kota Medan yang
dalam melaksanakan tugas dan kewenanganya melayani masyarakat
penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
kesehatan wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kota Medan, sebagaimana yang diamanatkan dalam ketentuan
Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran jo.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang
Izin Praktik dan pelaksanaan Praktik Kedokteran ;
2. Bahwa adapun ketentuan Pasal 36 Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004
Tentang Praktek Kodokteran menyebutkan :“Setiap dokter dan dokter gigi
yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat Izin
praktik”
Selanjutnya didalam ketentuan Pasal 37 ayat (2) menyebutkan
bahwasanya surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk
paling banyak 3 (tiga) tempat praktik, sehingga dengan adanya ketentuan
tersebut Penggugat selaku dokter bisa memperoleh 3 (tiga) surat izin
praktek sekaligus di 3 (tiga) tempat praktek yang berbeda ;
3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang RI No. 29
Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran menyebutkan :
“Untuk mendapatkan surat izin praktek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus :
a. Memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi
dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29, pasal 31 dan Pasal 32 ;
b. Mempunyai tempat praktik; dan
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
4. Bahwa ketentuan lebih lanjut untuk mendapatkan surat izin praktek tersebut
telah diatur dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan pelaksanaan
Praktik Kedokteran menyatakan bahwa untuk memperoleh Surat Izin
Praktik (SIP) tersebut Penggugat I dan Penggugat II harus mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat
praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :
a. Fotocopy surat tanda registrasi dokter yang diterbitkan dan
dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia, yang masih
berlaku ;
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat
keterangan dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat
praktiknya ;
c. Surat Rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x
4 sebanyak 2 (dua) lembar ;
5. Bahwa Tergugat I adalah suatu organisasi profesi kedokteran yang
menghimpun para dokter di Kota Medan, bersifat independen, tidak
beraviliasi dengan kekuatan politik dan ideologi manapun yang dilandasi
oleh Pancasila, UUD 1945, Sumpah Dokter, serta Kode Etik Kedokteran
Indonesia yang pada saat sekarang ini Tergugat I diketuai oleh Tergugat II,
yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menerbitkan Surat
Rekomendasi kepada anggotanya yaitu para dokter yang akan
melaksanakan praktik kedokteran, yang merupakan salah satu syarat
untuk mengurus Surat Izin Praktek, yang mana Penggugat I dan Penggugat
II sebagai salah satu anggota dari Tergugat ;
6. Bahwa untuk memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam ketentuan
Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kodokteran jo. ketentuan Pasal Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan pelaksanaan
Praktik Kedokteran diatas, khususnya tentang Surat Rekomendasi dari
organisasi profesi sesuai tempat praktek, maka pada tanggal 27 Oktober
2014 Penggugat I dan Penggugat II telah mengajukan permohonan kepada
Tergugat I melalui Tergugat II selaku Ketuanya organisasi profesi agar
Tergugat I melalui Tergugat II selaku ketuanya mengeluarkan/menerbitkan
Surat Rekomendasi kepada Penggugat I dan Penggugat II untuk
dipergunakan sebagai syarat dalam pengajuan Surat Izin Praktek dengan
melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk itu ;
7. Bahwa walaupun permohonan dan syarat-syarat telah Penggugat I dan
Penggugat II penuhi ternyata hingga bulan Desember 2014 Tergugat I dan
Tergugat II belum juga mengeluarkan Surat Rekomendasi tersebut tanpa
ada alasan yang jelas dan dapat dipertangungjawabkan, dan akhirnya
terhadap berkas dan syarat-syarat tersebut Penggugat I dan Penggugat II
ambil kembali untuk menghindari hilangnya berkas-berkas tersebut
ditempat Tergugat I ;
8. Bahwa oleh karena Penggugat I dan Penggugat II sangat membutuhkan
Surat Rekomendasi dari Tergugat I tersebut, maka pada tanggal 23
Februari 2015 Penggugat I dan Penggugat II kembali mengajukan
permohonan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengurusan Surat
Rekomendasi tersebut kepada Tergugat I melalui Tergugat II selaku Ketua,
akan tetapi permohonan dan berkas yang diajukan oleh Penggugat-
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Penggugat tersebut dikembalikan oleh Tergugat I dan Tergugat II dengan
alasan bahwasanya Surat Tanda Registrasi yang dikeluarkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia yang dimiliki oleh Penggugat I dan Penggugat II akan
berakhir masa berlakunya, sehingga akhirnya Penggugat I dan Penggugat
II mengurus perpanjangan Surat Tanda Registrasi ke Konsil Kedokteran
Indonesia demi untuk mendapatkan surat rekomendasi tersebut ;
9. Bahwa setelah Penggugat I dan Penggugat II memperoleh Surat Tanda
Registrasi yang baru, maka untuk ketiga kalinya Penggugat I dan
Penggugat II mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat
Rekomendasi dari Tergugat I, akan tetapi hingga sampai gugatan ini
Penggugat-Penggugat ajukan ke pengadilan Surat Rekomendasi yang
Penggugat I dan Penggugat II butuhkan tersebut belum juga dikeluarkan
oleh Tergugat I dan Tergugat II selaku ketuanya, pada hal semua syarat-
syarat dan ketentuan untuk itu telah Penggugat I dan Penggugat II penuhi,
dan begitu juga secara keorganisasian profesi maupun etika profesi,
Penggugat I dan Penggugat II tidak ada terhalang untuk mendapatkan surat
rekomendasi tersebut karena Penggugat I dan Penggugat II laik untuk
menjalankan praktik sebagai dokter ;
10. Bahwa atas permasalahan tersebut Penggugat I dan Penggugat II telah
meminta bantuan secara tertulis berupa surat tertanggal 08 April 2015 yang
disampaikan kepada Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera
Utara agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
Penggugat I dan Penggugat II untuk mendapatkan Surat Rekomendasi dari
Tergugat I, dan atas permohonan dari Penggugat I dan Penggugat II
tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Wilayah Sumatera Utara dengan menyampaikan surat kepada Tergugat I
melalui Tergugat II selaku ketua, agar Tergugat I dan Tergugat II
menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama
Penggugat-Penggugat tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara No. 28/PW IDI-SU/V/2015,
tanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal tersebut juga tidak ditanggapi oleh
Tergugat I dan Tergugat II untuk menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri
Penggugat-Penggugat ;
11. Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh Tergugat I
dan Tergugat II selaku ketua untuk Penggugat I dan Penggugat II tersebut
telah menghilangkan hak-hak Penggugat I dan Penggugat II selaku
anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, dan juga
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
mengancam karier Penggugat I dan Penggugat II didalam menjalankan
profesi dokter karena Penggugat-Penggugat tidak bisa melakukan praktik
kedokteran sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing
Penggugat, karena Penggugat-Penggugat tidak dapat mengurus surat izin
praktik untuk menjalankan profesinya, sehingga apabila Penggugat I dan
Penggugat II melakukan praktik kedokteran tanpa ada Surat Izin Praktik
maka hal tersebut dapat nyatakan sebagai tindakan yang ilegal dan juga
dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran;
12. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II selaku ketua tidak
menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri Penggugat I dan Penggugat II
sebagai salah satu syarat untuk mengurus Surat Izin Praktek dalam jangka
waktu yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian yang lebih
besar lagi kepada diri Penggugat I dan Penggugat II, maka Penggugat-
Penggugat akhirnya meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah
Sumatera Utara untuk menerbitkan surat rekomendasi atas diri Penggugat-
Penggugat, sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara bersedia untuk menerbitkan
Surat Rekomendasi tersebut kepada Penggugat-Penggugat, masing-
masing ;
I. Untuk Penggugat I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi
Izin Praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomenasasi
Izin Praktek No. 40/PW IDI-SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015,
yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS. Siloam
Medan ;
II. Untuk Penggugat II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi Izin
Praktek, masing-masing dimaksud dalam 1). Surat Rekomenasasi
Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015,
yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS. Siloam
Medan, 2). Surat Rekomenasasi Izin Praktek No. 42/PW IDI-
SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015, yang dikeluarkan oleh
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara,
sebagai dokter spesialis pada RSUP. H. Adam Malik Medan;
13. Bahwa atas adanya surat rekomendasi izin praktek yang dikeluarkan oleh
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara tersebut
akhirnya Penggugat-Penggugat baru dapat mengajukan permohonan untuk
mendapatkan Surat Izin Praktek dari Dinas Kesehatan Kota Medan sesuai
dengan tempat rekomendasi yang diberikan ;
14. Bahwa oleh karena itu tindakan dari Tergugat I dan Tergugat II yang tidak
menerbitkan Surat Rekomenasasi atas nama diri Penggugat I dan
Penggugat II walaupun permohonan tersebut telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan
melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta
kepentingan hukum Penggugat I dan Penggugat II dalam menjalankan
praktik kedokteran ;
15. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh
Tergugat I dan Tergugat II telah menimbulkan kerugian kepada Penggugat I
dan Penggugat II, karena Tergugat I dan Tergugat II telah menghilangkan
hak-hak Penggugat-Penggugat selaku anggota Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) Cabang Medan, dan juga mengancam karier Penggugat-Penggugat
sebagai seorang dokter dalam menjalankan praktik kedokteran karena
Penggugat-Penggugat tidak memiliki izin untuk menjalankan profesinya,
sehingga praktik yang dilakukan oleh Penggugat-Penggugat dapat
dikatakan ilegal dan juga juga dapat dikenakan ketentuan pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang RI No. 29 Tahun
2004 Tentang Praktek Kodokteran, kerugian Penggugat I dan Penggugat II
tersebut berupa kerugian materiil maupun immateriil, yang kesemua
kerugian tersebut harus dibayar sekaligus dan tunai secara tanggung
renteng oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada masing-masing Penggugat
baik itu Penggugat I maupun kepada Penggugat II setelah putusan dalam
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
16. Bahwa adapun kerugian yang Penggugat-Penggugat alami akibat dari
perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II
dapat dirinci sebagai berikut :
I. KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PENGGUGAT I
Kerugian Materiil
- Tidak bisanya Penggugat I melakukan
Praktik kedokteran sejak bulan Nopember
2014 s.d. Bulan Juni 2015 (8 bulan) di
R.S. Siloam dimana setiap bulannya
Penggugat I memperoleh Penghasilan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga
8 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar..............Rp.
160.000.000,-
- Biaya-biaya Penggugat I selama memproses
pengajuan Permohonan rekomendasi
kepada pihak Tergugat.....……................................Rp. 50.000.000,-
+
Total ………………………………………………….. Rp. 210.000.000,- Kerugian Immateriil
Akibat perbuatan melawan hukum yang
Dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II telah
Mengganggu ketenangan Penggugat I sehingga
pengurusan masalah tersebut Penggugat I telah
mengalami kelelahan pisik dan psikis dan selain
itu juga Penggugat I menjadi malu dengan
relasi-relasi Penggugat I sehingga berakibat
kepada berkurangnya kepercayaannya kepada
Penggugat I Yang telah berdampak kepada tidak
Berjalan Praktik kedokteran Penggugat I, yang
kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai dengan
uang, namun untuk mempermudahkan
perhitungannya ditetapkan sebesar ...................... Rp.1.000.000,-
Total ……………………………….......................... Rp.211.000.000,- Terbilang : (dua ratus sebelas juta rupiah)
Sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat I adalah
sebesar Rp. 211.000.000,- (dua ratus sebelas juta rupiah) yang
harus dibayar secara tanggung renteng oleh Tergugat secara
sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai
kekuatan hukum tetap ;
II. KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PENGGUGAT II
Kerugian Materiil
- Tidak bisanya Penggugat II melakukan
Praktik kedokteran sejak bulan Nopember
2014 s.d. Bulan Juni 2015 (8 bulan) di
R.S. Siloam dimana setiap bulannya
Penggugat I memperoleh Penghasilan
rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
8 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar............ Rp. 160.000.000,-
- Tidak bisanya Penggugat II melakukan
Praktik kedokteran sejak bulan April
2015 s.d. Bulan Juni 2015 (3 bulan) di
RSUP. H. Adam Malik dimana setiap bulannya
Penggugat II memperoleh Penghasilan
rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga
3 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar ......... Rp. 60.000.000,-
- Biaya-biaya Penggugat II selama memproses
pengajuan Permohonan rekomendasi
kepada pihak Tergugat.....……......................... Rp.50.000.000,-
+Total ………………………………………………Rp. 270.000.000,- Kerugian Immateriil
Akibat perbuatan melawan hukum yang
Dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II telah
Mengganggu ketenangan Penggugat II sehingga
pengurusan masalah tersebut Penggugat I telah
mengalami kelelahan pisik dan psikis dan selain
itu juga Penggugat II menjadi malu dengan
relasi-relasi Penggugat I sehingga berakibat
kepada berkurangnya kepercayaannya kepada
Penggugat II Yang telah berdampak kepada tidak
Berjalan Praktik kedokteran Penggugat II, yang
kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai dengan
uang, namun untuk mempermudahkan
perhitungannya ditetapkan sebesar.................... Rp. 1.000.000,
Total ………………………….….......................... Rp. 271.000.000,- Terbilang : (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah)
Sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat II adalah
sebesar Rp. 271.000.000,- (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah)
yang harus dibayar oleh Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung
renteng secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara
ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
17. Bahwa atas kerugian materiil yang diderita Penggugat I maka Tergugat I
dan Tergugat II layak dihukum secara tanggung renteng untuk membayar
bunga kepada Penggugat I sebesar 5 % setiap bulannya yaitu 5/100 x Rp.
210.000.000,- = Rp. 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah)
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini
dapat dijalankan dengan sempurna ;
18. Bahwa begitu juga atas kerugian materiil yang diderita Penggugat II maka
Tergugat I dan Tergugat II layak dihukum secara tanggung renteng untuk
membayar bunga kepada Penggugat II sebesar 5 % setiap bulannya yaitu
5/100 x Rp. 270.000.000,- = Rp. 13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus
ribu rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam
perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna ;
19. Bahwa agar tuntutan ganti kerugian Penggugat I dan Penggugat II dalam
perkara aquo tidak hampa nantinya, maka dimohonkan kepada Pengadilan
Negeri Medan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas
harta dari Tergugat I maupun harta dari Tergugat II baik atas barang
bergerak maupun tidak bergerak yang nantinya akan Penggugat I dan
Penggugat II mohonkan dalam permohonan tersendiri di persidangan
perkara ini ;
20. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II sangat meragukan Tergugat I dan
Tergugat II akan mematuhi (lalai) melaksanakan isi putusan ini kelak untuk
mengganti kerugian yang dialami oleh Penggugat I dan Penggugat II, maka
oleh karenanya sangat beralasan hukum apabila Tergugat I dan Tergugat
II dihukum secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa
(dwangsoom) sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) kepada masing-
masing Penggugat I dan Penggugat II setiap hari kelalaiannya tersebut
terhitung sejak perkara perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap
hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan secara sempurna ;
21. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat I dan Penggugat II didasarkan atas
bukti-bukti yang autentik dan akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
191 ayat (1) RBg maka sangat beralasan hukum apabila terhadap putusan
aquo dapat dijalankan dengan serta merta (uit voerbar bij voorraad)
meskipun terdapat perlawanan, banding maupun kasasi ;
22. Bahwa apabila Tergugat I dan Tergugat II dikalahkan dalam perkara ini,
maka sangat berdasar hukum jika Tergugat I dan Tergugat II dihukum
secara tanggung renteng untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan diatas dengan ini
dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk menetapkan suatu
hari persidangan dan memanggil para pihak untuk hadir di persidangan yang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
telah ditentukan untuk itu, dan selanjutnya berkenan pula memberi putusan
dalam perkara ini dengan amar sebaga berikut :
PRIMAIR :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang
diletakkan dalam perkara ini ;
3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan
melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah mendatangkan kerugian
kepada Penggugat I dan Penggugat II ;
4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar ganti rugi baik Materiil maupun Immateriil kepada Penggugat I
sebesar Rp. 211.000.000,- (dua ratus sebelas juta rupiah) secara terang
dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum
tetap;
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar bunga kepada Penggugat I sebesar Rp. 10.500.000,- (sepuluh
juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya terhitung sejak gugatan ini
dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan
sempurna ;
6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar ganti rugi baik Materiil maupun Immateriil kepada Penggugat II
sebesar Rp. 271.000.000,- (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah) secara
terang dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan
hukum tetap;
7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar bunga kepada Penggugat II sebesar Rp. 13.500.000,- (tiga
belas juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya terhitung sejak gugatan ini
dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan
sempurna ;
8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar uang paksa (Dwangsoom) masing-masing kepada Penggugat I
dan Penggugat II sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap hari
keterlambatan untuk melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan
perkara ini berkekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini
dapat dijalankan secara sempurna ;
9. Menyatakan Putusan terhadap perkara ini dapat dilaksanakan dengan serta
merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun Tergugat ataupun pihak lain
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
mengajukan Gugatan, Perlawanan, Banding ataupun Kasasi ;
10. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini ;
SUBSIDAIR :
Atau apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
Membaca jawaban Para Terbanding semula Para Tergugat yang pada
pokoknya sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
1. GUGATAN PENGGUGAT KELIRU DALAM MENEMPATKAN PIHAK
TERGUGAT (ERROR IN PERSONA)
- Bahwa Para Tergugat dengan ini menolak dan membantah seluruh dalil-
dalil Gugatan Penggugat dalam perkara ini sebagaimana tertuang dalam
Gugatan Penggugat tertanggal 16 Desember 2015, kecuali terhadap hal-
hal yang dengan tegas Para Tergugat akui di depan persidangan
perkara aquo ;
- Bahwa apa yang menjadi pokok tuntutan Penggugat dalam perkara ini
adalah tentang keberatan Penggugat yang mengklaim dirinya dirugikan
oleh para Tergugat dengan tuduhan kerugian tersebut akibat Para
Tergugat tidak mengeluarkan rekomendasi atas nama Penggugat guna
pengurusan izin praktek dokter ;
- Bahwa benar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 36 UU
No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran menyatakan :”setiap
dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia
wajib memiliki surat izin praktek” dan untuk memperoleh izin praktek
tersebut maka benar seorang dokter dan dokter gigi wajib memenuhi
syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang, dimana
salah satunya adalah rekomendasi dari organisasi profesi ;
- Bahwa ketentuan yang menjadikan rekomendasi dari organisasi profesi
tersebut menjadi salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk
pengurusan izin praktek antara lain adalah :
a. Pasal 38 ayat 1 huruf c UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran yang isinya : “memiliki rekomendasi dari organisasi
profesi” ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin
Praktek Kedokteran, pasal 8 angka 4 yang isinya :”surat
rekomendasi dari Organisasi Profesi (IDI/PDGI)” ;
c. Pasal 46 ayat 4 UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan yang isinya : “untuk mendapatkan SIP sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 Tenaga Kesehatan harus memiliki : a. STR
yang masih berlaku, b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi,
c.Tempat praktik“;
- Bahwa dari ketiga ketentuan tersebut di atas, maka jelas yang
mengeluarkan rekomendasi adalah organisasi profesi dokter yaitu Ikatan
Dokter Indonesia ;
- Bahwa Ikatan Dokter Indonesia sebagai suatu organisasi profesi dokter
yang bersifat nasional dan independent didirikan pada tanggal 24
Oktober 1950, dimana sesuai dengan isi pasal 9 Anggaran Dasar nya
dikatakan “ Ikatan Dokter Indonesia merupakan satu-satunya organisasi
profesi kedokteran di Indonesia yang berbadan hukum” ;
- Bahwa sebagai sebuah badan hukum maka Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) adalah salah satu subjek hukum dalam sistim hukum Indonesia,
dan sebagai subjek hukum maka IDI adalah sesuatu yang menurut
hukum berhak/berwenang untuk melakukan perbuatan hukum atau
siapa yang mempunyai hak dan cakap untuk bertindak dalam hukum,
atau dengan kata lain IDI adalah sesuatu pendukung hak yangmenurut
hukum berwenang/berkuasa bertindak menjadi pendukung hak
(Rechtsbevoeghheid) ;
- Bahwa oleh karena IDI adalah sebagai subjek hukum berbentuk badan
hukum, maka untuk keikutsertaannya dalam pergaulan hukum,IDI
sebagaimana badan hukum lainnya yang dikenal dalam sistim hukum
Indonesia haruslah mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
hukum, yaitu :
a. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggota-anggotanya.
b.Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban
anggota-anggotanya ;
- Bahwa oleh karena IDI sebagai organisasi profesi dokter adalah sebuah
badan hukum, sebagai subjek hukum yang mempunyai kekayaan, hak
dan kewajiban sendiri, terpisah dari kekayaan, hak dan kewajiban
anggota-anggotanya, maka tuntutan Penggugat terhadap Tergugat I dan
Tergugat II dalam perkara ini adalah keliru, salah menempatkan pihak
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
tergugat (error in persona) karena rekomendasi yang dimaksud oleh
Penggugat sebagaimana diatur dalam beberapa ketentuan yang telah
disebutkan di atas adalah wewenang IDI sebagai organisasi profesi
dokter yang dihunjuk oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan,
bukan pengurus dari IDI (Tergugat I) dan juga (apalagi) bukan dr.
Ramlan Sitompul (sebagai pribadi)/Tergugat II ;
- Bahwa dengan demikian, jika seandainya pun (quod non) Penggugat
telah dirugikan akibat dari tidak dikeluarkannya rekomendasi tersebut,
maka pihak yang patut digugat adalah Ikatan Dokter Indonesia sebagai
organisasi profesi dokter, bukan Tergugat I dan Tergugat II, sedangkan
persoalan kebijakan Tergugat I dan Tergugat II sebagai pengurus dari
IDI Cabang Medan, pertanggung jawabannya adalah bersifat internal
organisasi, yaitu antara Tergugat I dan Tergugat berhadapan dengan IDI
- Bahwa oleh karena Penggugat telah keliru dalam menempatkan
Tergugat I dan Tergugat II dalam perkara ini, maka Gugatan Penggugat
dalam perkara ini dapat dikualifisir sebagai gugatan yang cacat formil
karena tidak terpenuhinya syarat-syarat formil sebagai sebuah gugatan,
oleh karena itu dimohonkan kepada yang mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima eksepsi ini dan
selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (NO) ;
2. GUGATAN PENGGUGAT PREMATURE (EXCEPTIO DILOTORIA)
- Bahwa yang menjadi inti gugatan Penggugat dalam perkara ini
adalah tuntutan ganti kerugian akibat perbuatan melawan hukum
yang dituduhkan kepada Para Tergugat karena tidak mengeluarkan
rekomendasi sebagai syarat untuk mengurus izin praktek dokter bagi
Para Penggugat ;
- Bahwa dari maksud gugatan Para Penggugat tersebut, maka jelas
hubungan hukum yang tercipta adalah antara Para Penggugat
dengan pihak yang berwenang mengeluarkan rekomendasi
dimaksud, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dalam hal ini adalah
IDI Cabang Medan, dimana Para Penggugat adalah sebagai anggota
yang mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota, dan IDI
Cabang Medan sebagai organisasinya yang juga mempunyai hak
dan kewajiban sebagai organisasi profesinya, sedangkan antara
Para Penggugat dengan Para Tergugat secara pribadi tidak pernah
terjadi hubungan hukum dalam bentuk apapun ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
- Bahwa oleh karena hubungan hukum yang tercipta adalah antara
Para Penggugat dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sementara
sebagai sebuah organisasi profesi dokter tentu IDI mempunyai
ketentuan hukum yang berlaku secara internal yang mengatur
hubungan hukum yang terjadi antara organisasi (badan hukum)
dengan para anggota, termasuk jika terjadi persengketaan bidang
hukum ;
- Bahwa sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Dasar IDI, yaitu
pasal 16, salah satu unsur pimpinan dalam struktur kepengurusan
IDIadalah Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) yang
bertanggung jawab untuk pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
etika kedokteran ;
- Bahwa sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Organisasi dan
Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI, pada
pasal 1 ayat 3 disebutkan “Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK) ialah Badan Otonom Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang
bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan internal organisasi
dalam pengembangankebijakan, pembinaan pelaksanaan dan
pengawasan penerapan etika kedokteran, ysng dibentuk secara
khusus di tingkat pusat, wilayah dan cabang untuk menjalankan
tugas kemahkamahan profesi, pembinaan etika profesi dan atau
tugas kelembagaan dan ad hoc lainnya dalam tingkatannya masing-
masing” ;
- Bahwa kemudian pada pasal 9 Pedoman Organisasi dan Tata
Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, disebutkan yang
merupakan wewenang umum MKEK sesuai yurisdiksi masing-
masing tingkatan, salah satunya adalah yang tertuang dalam point 4
yang isinya : “menyelesaikan konflik etikolegal perbedaan
kepentingan pelayanan kesehatan antar perangkat dan jajaran IDI
termasuk, namun tidak terbatas pada pengurus maupun anggota
perhimpunan dokter spesialis dan perhimpunan dokter seminat atau
seokupasi, khususnya yang berpotensi menjadi sengketa medik,
dengan cara meneliti, memeriksa, menyidangkan dan dan
memutuskan perkaranya” ;
- Bahwa sedangkan yang dimaksud dengan konflik etikolegal adalah :
“ketidaksepahaman berdimensi etik akibat perbedaan kepentingan
atau kewenangan antar dokter, antar dokter dengan perangkat dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
jajaran IDI atau antara dokter –tenaga kesehatan lainnya yang belum
atau tidak melibatkan pasien/klien dalam hubungan dokter –pasien,
yang dianggap akan berkepanjangan dan berpotensi menurunkan
citra dan keluhuran profesi kedokteran atau kondisi sengketa profesi
yang memerlukan kepastian pedoman etika, fatwa dan atau hukum
profesi”;
- Bahwa dari ketentuan Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran tersebut di atas, maka jika
terjadi konflik etikolegal maka terlebih dahulu diselesaikan dalam
lingkungan organisasi melalui MKEK sesuai dengan mekanisme
yang sudah diatur secara tetap dalam Pedoman Organisasi dan Tata
Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran ;
- Bahwa tuntutan hukum yang dilakukan oleh Para Penggugat kepada
Tergugat I dan Tergugat (dalam kedudukannya sebagai
Pengurus/yang menjalankan IDI Cabang Medan) dalam perkara
aquo dapat dikualifisir sebagai konflik etikolegal sebagaimana
dimaksud di atas, oleh karena itu konflik tersebut seharusnya terlebih
dahulu diselesaikan dalam persidangan kemahkamahan yang ada
dalam MKEK sebagaimana mekanisme yang diatur dalam Pedoman
Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran tersebut ;
- Bahwa namun kenyataannya Gugatan Penggugat dalam perkara ini
telah diajukan sebelum menempuh jalur penyelesaian ke MKEK,
dengan demikian Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat
dikualifisir sebagai gugatan yang premature/belum saatnya diajukan
karena belum menempuh proses pemeriksaan dalam organisasi
profesi ;
- Bahwa oleh karena gugatan Penggugat terlalu dini diajukan
(premature), maka Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat
dikualifisir sebagai gugatan yang cacat formil karena tidak
terpenuhinya syarat-syarat formil sebagai sebuah gugatan, oleh
karena itu dimohonkan kepada yang mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima eksepsi ini dan
selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
(NO; 3. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (OBSCUR LIBELL)
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
- Bahwa apa yang menjadi tuntutan Para Penggugat dalam perkara ini
adalah tuntutan ganti kerugian atas tuduhan perbuatan melawan hukum,
namun Para Penggugat tidak menjelaskan secara jelas dan rinci tentang
hubungan (kausalitas) secara langsung antara perbuatan melawan
hukumnya dengan akibat langsung dari perbuatan tersebut ;
- Bahwa untuk dapat menuntut ganti rugi berdasarkan perbuatan melawan
hukum, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya jelas
dan nyata hubungan antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian
yang ditimbulkannya secara kausalitas dan harus langsung, yaitu
perbuatan tersebut secara langsung yang mengakibatkan kerugian,
sebagai satu-satunya alasan munculnya kerugian, yang tanpa perbuatan
itu kerugian tersebut tidak akan muncul ;
- Bahwa akan halnya dengan tuntutan ganti kerugian yang diajukan Para
Penggugat dalam Gugatannya tertanggal 16 Desember 2015, tidak
dijelaskan secara rinci hubungan kausalitas antara perbuatan yang
dituduhkan kepada Para Tergugat dengan kerugian akibat perbuatan
tersebut ;
- Bahwa selain itu, penyebutan kerugian yang muncul selama 8 bulan
antara Nopember 2014 sampai Juni 2015 tidak diikuti dengan penjelasan
secara rinci darimana sumber patokannya, sehingga dalil yang
menyebutkan kerugian yang diderita selama 8 bulan adalah kabur ;
- Bahwa demikian juga dengan penyebutan kerugian akibat tidak
memperoleh hasil rata-rata Rp. 20.000.000,- perbulan, tidak diikuti
penjelasan yang rinci darimana sumber penghitungan angka tersebut,
sehingga dalil yang menyebutkan kerugian Rp. 20.000.000,- tersebut
adalah kabur (obscurr) karena merupakan khayalan Para Penggugat
belaka dan bersumber dari imajinasi Para Penggugat semata, bukan
berdasarkan fakta (fijtelik) maupun dasar hukum yang berlaku ;
- Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat kabur (obscurr Libell),
maka Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat dikualifisir sebagai
gugatan yang cacat formil karena tidak terpenuhinya syarat-syarat formil
sebagai sebuah gugatan, oleh karena itu dimohonkan kepada yang mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima
eksepsi ini dan selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima atau NO (vide Putusan MA No.556 K/Sip/1973 tanggal 21
Agustus 1974 yang menyatakan “Kalau objek gugatan tidak jelas, maka
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
gugatan tidak dapat diterima”dan Putusan Mahkamah Agng RI No. 492
K/sip/1970) ;
II. DALAM POKOK PERKARA
- Bahwa Para Tergugat dengan ini menyatakan menolak dan membantah
dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Para Penggugat dalam perkara
ini sebagaimana yang disebutkan dalam Gugatan Penggugat tertanggal
16 Desember 2015 kecuali terhadap hal – hal yang dengan tegas
Tergugat I dan Tergugat II akui di depan persidangan perkara ini ;
- Bahwa benar pada tanggal 27 Oktober 2014 Penggugat I dan penggugat
II mengajukan permohonan rekomendasi kepada IDI Cabang Medan
guna pengurusan Izin Praktik Dokter, permohonan mana dilengkapi
dengan berkas – berkas yang merupakan syarat dari pengurusan
tersebut yang telah diterima dan dijaga dengan baik oleh IDI Cabang
Medan ;
- Bahwa benar setelah melakukan verifikasi terhadap permohonan Para
Penggugat tersebut IDI Cabang Medan menyampaikan secara lisan
kepada Para Penggugat bahwa proses penerbitan rekomendasi yang
dimohonkan oleh Para Penggugat tersebut belum dapat dilakukan
mengingat masa berlaku STR (Surat Tanda Registrasi) Para Penggugat
akan masuk masa kadaluarsa sehingga pada tanggal 19 Desember
2014 berkas – berkas permohonan tersebut ditarik kembali oleh Para
Penggugat;
- Bahwa benar kemudian pada tanggal 23 Februari 2015 berkas – berkas
permohonan kembali dimasukkan oleh Para Penggugat, namun setelah
IDI Cabang Medan memeriksa berkas – berkas yang diajukan oleh Para
Penggugat ternyata STR yang diajukan masih STR yang lama yang
masa berlakunya sampai tanggal 18 Maret 2015, oleh karena itu Para
Penggugat menarik kembali berkas – berkas tersebut ;
- Bahwa kemudian pada tanggal 19 Maret 2015 Para Penggugat kembali
memasukkan berkas permohonannya ke IDI Cabang Medan melalui
Para Tergugat dengan melampirkan STR yang baru, namun benar IDI
Cabang Medan belum dapat menerbitkan rekomendasi kepada Para
Penggugat ;
- Bahwa namun tidak benar kalau Tergugat I dan Tergugat II belum
mengeluarkan surat rekomendasi yang dimohonkan Para Penggugat
tersebut karena telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
sebagaimana tuduhan Para Penggugat dalam gugatannya, tetapi justru
sebaliknya tindakan tergugat I dan Tergugat II yang belum menerbitkan
surat rekomendasi tersebut adalah demi menegakkan hukum,
menertibkan anggotanya dan menjaga nama baik organisasi profesi
dokter beserta seluruh anggotanya termasuk Para Penggugat sendiri ;
- Bahwa adapun alasan – alasan dan pertimbangan IDI Cabang Medan
yang dalam hal ini diwakili oleh Tergugat I & II sebagai Pengurus IDI
Cabang Medanbelum menerbitkan rekomendasi untuk keperluan izin
praktik yang dimohonkan oleh Para Penggugat dapat disebutkan
sebagai berikut ;
a. Ikatan Dokter Indonesia berfungsi sebagai pemersatu, pembina dan
pemberdaya dokter di Indonesia dan berperan sebagai organisasi
yang mendorong peningkatan peran dokter yang meliputi peran
profesional medis, agen pembaharu (agent of change) dan pelaku
pembangunan di bidang kesehatan ;
b. Setiap anggota IDI berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, mematuhi peraturan dan keputusan
organisasi, serta menjaga dan mempertahankan kehormatan Ikatan
Dokter Indonesia ;
c. Selama masa proses verifikasi Tergugat I dan II sebagai Pengurus
Organisasi memperoleh informasi bahwa Para Penggugat telah
mengurus Surat Izin Praktik di 4 (empat) tempat yaitu Rumah Sakit
Haji Adam Malik Medan, Rumah Sakit Murni Teguh Medan, Rumah
Sakit Grand Medistra Deli Serdang dan Rumah Sakit Sembiring Deli
Serdang, sementara surat rekomendasi yang diajukan oleh para
Penggugat kepada IDI Cabang Medan adalah untuk pengurusan izin
praktik di Rumah Sakit Siloam ;
d. Berdasarkan ketentuan pasal 36 dan 37 Undang – Undang No. 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran yang mana tertuang
sebagai berikut ;
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran
di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
Pasal 37
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi
dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
(4) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat
praktik.
Dan Pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052 Tahun 2011
Tentang Izin Praktik Kedokteran
Pasal 4
(1) SIP Dokter dan Dokter Gigi diberikan paling banyak untuk 3
(tiga)
tempat praktik, baik pada fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah, swasta, maupun praktik perorangan.
(2) SIP 3 (tiga) tempat praktik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dapat berada dalam kabupaten/kota yang sama atau berbeda di
provinsi yang sama atau provinsi lain
- Bahwa berdasarkan alasan – alasan pertimbangan di atas IDI Cabang
Medan kemudian melakukan investigasi terhadap kebenaran informasi
yang diterima oleh IDI Cabang Medan sebagaimana yang disebutkan di
atas, dan berdasarkan investigasi tersebut maka IDI Cabang Medan
memperoleh data benar adanya bahwa Para Penggugat telah memiliki
Surat Izin Praktik di beberapa tempat praktik yaitu ;
a. Surat Izin Praktik Nomor 445/6652/III/2013 (praktik pribadi)
b. Surat Izin Praktik Nomor 445/6652/III/2013 (RSUP Haji Adam
Malik Medan)
c. Surat Izin Praktik Nomor 2197/440/SIP/DS/2011/RS. Grand
Medistra Lubuk Pakam
Sebagaimana tertuang dalam Surat Tugas Dokter Spesialis nomor
440.446.1/7962/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 yang diterbitkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utarauntuk Pengugat I
berpraktek di RS. Murni Teguh Medan ;
- Bahwa dalam waktu proses investigasi terus berjalan, kemudian
ditemukan fakta telah terbit Surat Izin Praktik (SIP) Nomor 2293
tertanggal 9 April 2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Kabupaten Deli Serdang kepada Penggugat I dengan tempat praktik di
RSU Grand Medistra Lubuk Pakam ;
- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter
Spesialis Nomor 445/262.01/VI/2015 tertanggal 29 Juni 2015 yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan ;
- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter
Spesialis Nomor 4216/440/SIPD/VII/DS/2015 tertanggal 13 Juli 2015
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk
tempat praktik di RSU Sembiring ;
- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter
Spesialis Nomor 445/422. 57/X/2015 tertanggal 20 Oktober 2015 yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk tempat praktik di
RSU Murni Teguh Medan ;
- Bahwa dari temuan hasil investigasi Para Tergugat sesuai dengan fakta
– fakta tersebut di atas selama beberapa bulan tersebut maka sangat
beralasan hukum jika sampai saat ini IDI Cabang Medan tidak
mengeluarkan surat rekomendasi sebagaimana yang diinginkan Para
Penggugat, apalagi sebagaimana pengakuan Penggugat sendiri di
dalam Gugatannya dalam halaman 5 poin 12, Para Penggugat (entah
bagaimana caranya) telah memperoleh Surat Rekomendasi dari IDI
wilayah Sumatera Utara untuk berpraktik di Rumah Sakit Siloam Medan,
sehingga Para Penggugat telah mengantongi lebih dari 3 Surat Izin
Praktek ;
- Bahwa berdasarkan fakta tersebut juga telah terlihat jelas kebohongan
yang diciptakan oleh Para Penggugat yang termuat dalam poin 13
gugatannya yang mengatakan setelah mendapatkan Surat Rekomendasi
IDI Wilayah Sumatera Utara barulah Penggugat dapat mengajukan
permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik dari Dinas Kesehatan
Kota Medan, padahal berdasarkan Surat Tugas Dokter Spesialis nomor
440.446.1/7962/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 yang diterbitkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagaimana
yang disebutkan di atas, Para Penggugat khususnya Penggugat I telah
mempunyai Surat Izin Praktik sejak tanggal 1 September 2014 ;
- Bahwa demikian juga dengan dalil Para Penggugat pada point 11
Gugatannya yang mengatakan karena Para Tergugat tidak
mengeluarkan surat rekomendasi telah menghilangkan hak-hak Para
Penggugat dan mengancam karier Penggugat dalam menjalankan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
profesi dokter karena tidak bisa melakukan praktik kedokteran, padahal
senyatanya Para Penggugat terus menerus melakukan praktik
kedokteran di banyak tempat bahkan melebihi dari jumlah tempat praktik
yang telah dibatasi oleh ketentuan hukum yang berlaku ;
- Bahwa dari kenyataan tersebut di atas, maka tidak beralasan hukum jika
Para Penggugat menuduh tindakan Para Tergugat yang belum
mengeluarkan Surat Rekomendasi untuk Para Penggugat tersebut telah
melakukan perbuatan melawan hukum, karena justru tindakan Para
Tergugat yang menunda menerbitkannya karena ingin melakukan
investigasi secara berkesinambungan adalah tindakan yang
menegakkan hukum dan melindungi nama baik profesi kedokteran,
justru sebaliknya, Para Penggugat lah yang telah nyata-nyata melanggar
ketentuan hukum yang berlaku, yaitu peraturan yang membatasi jumlah
tempat praktek bagi dokter hanya 3 tempat, serta Para Penggugat juga
telah mengelabui Para Tergugat dengan meminta rekomendasi lagi
untuk pengurusan izin praktek di RS Siloam Medan padahal telah juga
mengurus izin di 4 tempat;
- Bahwa dengan demikian adalah tidak beralasan hukum Para Penggugat
mengklaim dirinya telah dirugikan oleh Para Tergugat dengan
mengatakan selama 8 (delapan) bulan sejak Nopember 2014 sampai
Juni 2015 tidak bisa melakukan praktek di RS. Siloam, karena justru jika
rekomendasi tersebut dikeluarkan oleh IDI Cabang Medan akan
melanggar ketentuan hukum yang berlaku, sehingga kerugian yang
disebutkan Para Penggugat adalah bohong belaka ;
- Bahwa sehingga hitung-hitungan kerugian baik kerugian materil dan
kerugian immaterial yang diuraikan Para Penggugat dalam gugatannya
pada halaman 8 dan 9 adalah tidak beralasan hukum, karena selain
tuntutan dalam perkara ini tidak tepat diajukan kepada Para Tergugat
(secara pribadi) juga tidak benar Para Penggugat tidak menjalankan
praktek selama kurun waktu yang disebutkan Para Penggugat tersebut,
justru sebaliknya telah melakukan praktek di banyak tempat, sehingga
hitung-hitungan kerugian yang diuraikan Para Penggugat hanyalah
khayalan semata ;
- Bahwa demikian juga dengan tuntutan tentang agar Tergugat I dan
Tergugat II secara tanggung renteng membayar kerugian yang
disebutkan Para Penggugat tersebut ditambah dengan bunga dan
dwangsom adalah jelas tuntutan yang tidak berdasarkan hukum, karena
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
selain hitung-hitungannya yang tidak masuk akal dan tidak berdasarkan
hukum, tuntutan tersebut juga tidak dapat dimintakan kepada Pengurus
IDI Cabang Medan (Tergugat I) apalagi terhadap dr. Ramlan secara
pribadi (Tergugat II) karena hak dan kewajiban serta kekayaan Tergugat
I dan Tergugat II berbeda/terpisah dengan hak dan kewajiban serta
kekayaan IDI Cabang Medan ;
- Bahwa sedangkan tuntutan terhadap putusan serta merta (uit voerbar bij
voorraad) adalah sangat tidak beralasan, karena justru sebaliknya Para
Penggugatlah yang harus segera menghentikan tuntutan yang tidak
beralasan ini agar tidak semakin bertambah diketahuinya niat buruk Para
Penggugat selama ini yang bisa saja menjurus kepada tuntutan balik
terhadap diri Para Penggugat, karena telah melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan tentang praktek kedokteran ;
Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan diatas, maka dengan ini
dimohonkan kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar menjatuhkan putusan dalam perkara ini dengan
amar putusan sebagai berikut :
I. TENTANG EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II ;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat dalam perkara ini tidak dapat diterima
(NO) ;
atau
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menetapkan biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan
hukum yang berlaku ;
Atau jika Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).
Membaca putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G /2015/PN
Mdn. tanggal 23 Juni 2016 yang amar berbunyi sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
- Mengabulkan eksepsi Para Tergugat sebagian
- Menyatakan Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak
Tergugat (Error In Persona);
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk selain dan selebihnya;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
DALAM POKOK PERKARA:
- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijke Verklaard);
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp 1.264.000,- ( satu juta dua ratus enam puluh empat ribu rupiah).
Membaca, Akte Pernyataan Permohonan Banding Akta.No103/2016 yang
dibuat oleh Tavip Dwiyatmiko, SH.,MH. Panitera Pengadilan Negeri Medan
yang menerangkan bahwa pada tanggal 30 Juni 2016 Kuasa Hukumnya
sebagai Para Penggugat sekarang Para Pembanding, telah menyatakan
banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 23 Juni 2016
Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn;
Membaca Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor 682/Pdt.G
/2015/PN Mdn. yang dilaksanakan oleh Idra Wahyudi, ST., Jurusita Pengganti
Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa pernyataan banding
Kuasa Hukumnya sebagai Pembanding semula para Penggugat tersebut, telah
diberitahukan dengan sah dan patut kepada Terbanding I semula Tergugat I
dan Terbanding II semula Tergugat II masing-masing pada tanggal 22 Agustus
2016 dan 24 Agustus 2016;
Membaca Memori Banding Pembanding semula para Penggugat
tertanggal 06 Oktober 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan, pada tanggal 06 Oktober 2016;
Membaca Relaas Penyerahan Memori Banding Nomor 682/Pdt.G/ 2015/PN
Mdn, yang dilaksanakan oleh Indra Wahyudi, ST. Jurusita Pengadilan Negeri
Medan yang menerangkan bahwa salinan Memori Banding para Pembanding
semula para Penggugat tersebut, telah diberitahukan dan diserahkan dengan
sah dan patut kepada Kuasa hukum para Terbanding semula Para Tergugat
tanggal 16 Desember 2017;
Membaca Kontra Memori Banding Terbanding semula para Tergugat
tertanggal 28 Desember 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan, pada tanggal 28 Desember 2016;
Membaca, Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Nomor 682/Pdt.
G/2016/PN Mdn, yang diberitahukan oleh Indra Wahyudi, ST., Jurusita
Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan telah diberi kesempatan kepada
Kuasa Hukum Perbanding I semula Penggugat I dan Pembanding II semula
Penggugat II masing – masing pada tanggal 10 Januari 2017 untuk
mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan selama
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak pemberitahuan diterima sebelum
berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;
Membaca, Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Nomor 682/Pdt.
G/2015/PN Mdn, yang diberitahukan oleh Indra Wahyudi, ST., Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa pada tanggal
16 Desember 2016 telah diberi kesempatan masing - masing kepada
Terbanding I semula Tergugat I dan Terbanding II semula Tergugat II melalui
Kuasa Hukumnya untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan selama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
pemberitahuan diterima sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi
Medan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding dari kuasa Hukum Para
Pembanding semula para Penggugat diajukan pada tanggal 30 Juni 2016 oleh
Para Pembanding sedangkan perkara a quo diputus oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 23 Juni 2016 dengan dihadiri oleh
Kuasa Para Pembanding semula Para Penggugat, sehingga permohonan
banding dalam perkara ini diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata
cara serta persyaratan yang ditentukan dalam Undang-undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara yuridis formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa para Pembanding semula para Penggugat menolak
putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, tanggal 23
Juni 2016 dengan mengajukan alasan memori banding pada pokoknya
sebagai berikut:
Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., telah diucapkan dihadapan persidangan yang
terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Yang
Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara aquo pada hari Kamis, tanggal 23
Juni 2016 yang dihadiri oleh Kuasa Hukum PARA PENGGUGAT (sekarang
PARA PEMBANDING) dan Kuasa Hukum PARA TERGUGAT (sekarang PARA
TERBANDING);
Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., yang diucapkan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni
2016 tersebut, PARA PEMBANDING melalui Kuasa Hukumnya yang sah telah
menyatakan banding dengan menandatangani permohonan banding di
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan yang sekarang dimohonkan Banding
dimaksud pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2016 sebagaimana tertuang di
dalam Akte Banding No. 103/2016 tertanggal 30 Juni 2016;
Bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh PARA
PEMBANDING masih dalam tenggang waktu yang ditentukan undang-undang
untuk itu, maka patut dan layak menurut hukum secara yuridis formil
Permohonan Banding dari PARA PEMBANDING untuk diterima;
Bahwa PARA PEMBANDING sangat keberatan terhadap Putusan Pengadilan
Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016, baik
mengenai pertimbangan-pertimbangan hukumnya, maupun bunyi amar putusan
tersebut, sebab Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Yang Memeriksa,
Mengadili, dan Memutus perkara aquo telah bertindak secara proforma belaka
dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo, yang nyata-nyata
pertimbangan hukumnya mengandung cacat perin curiam dan atau tidak
mengandung ratio decidendi, atau setidak-tidaknya mengandung ratio
decidendi yang tidak aktual atau tidak mengandung obiter dicta yang
kesemuanya memperlihatkan sikap partial (memihak) kepada PARA
TERBANDING dengan mengabaikan secara terang-terangan prinsip-prinsip
hukum acara formil dan atau hukum perdata materil, sehingga mengakibatkan
pertimbangan hukumnya tidak argumentatif, dangkal, keliru, dan mengambang;
Bahwa sebelum kami menguraikan alasan-alasan keberatan kami atas Putusan
Pengadilan Negeri Medan tersebut di atas, ada baiknya terlebih dahulu kami
sampaikan pokok permasalahan dalam perkara perdata antara PARA
PEMBANDING dengan PARA TERBANDING, pokok permasalahan ataupun
uraian singkat duduk perkara aquo beserta uraian singkat keberatan banding
sengaja kembali kami kemukakan pada bagian awal Memori Banding aquo,
tidak lain agar Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan Yang
Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara dalam tingkat banding dapat
dengan mudah memahami duduk perkara aquo dan memiliki fokus perhatian
dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo;
Bahwa adapun pokok-pokok permasalahan dalam perkara aquo adalah
sebagai berikut :
- Bahwa PARA PEMBANDING adalah berprofesi sebagai dokter yang
telah memiliki keahlian khusus (spesialis) di bidang ilmu kedokteran,
masing-masing berdomisili di wilayah Kota Medan, yang dalam
melaksanakan tugas dan kewenanganya melayani masyarakat penerima
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
merupakan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan;
- Bahwa untuk melayani masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kota Medan, maka
berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran Jo. Peraturan Menteri Kesehatan No.
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran yang pada pokoknya menyatakan bahwa setiap dokter dan
dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di wilayah Indonesia
wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang dalam hal wilayah kerja
berada di Kota Medan, maka SIP tersebut diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kota Medan, termasuk juga PARA PEMBANDING yang
berpraktek di wilayah Kota Medan dan sekaligus sebagai Anggota IDI
Cabang Medan;
- Bahwa berdasarkan Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran yang pada pokoknya menyatakan
bahwa Surat Izin Praktek (SIP) Dokter atau Dokter Gigi hanya diberikan
untuk paling banyak 3 (tiga) tempat praktik, oleh karena PARA
PEMBANDING adalah berprofesi sebagai Dokter yang memiliki keahlian
khusus (spesialis) di bidang ilmu kedokteran, maka berdasarkan
ketentuan tersebut, PARA PEMBANDING dapat memperoleh 3 (tiga)
Surat Izin Praktek (SIP), yang masing-masing SIP digunakan untuk di 3
(tiga) tempat praktek yang berbeda, atau dengan kata lain, 1 (satu) SIP
untuk 1 (satu) tempat praktek;
- Bahwa selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang-
Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran yang pada
pokoknya telah menentukan syarat-syarat untuk mendapatkan SIP, yaitu
a. Memiliki Surat Tanda Registerasi Dokter atau Surat Tanda
Registerasi Dokter Gigi yang masih berlaku;
b. Mempunyai tempat praktek;
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi;
Dan ketentuan lebih lanjut untuk mendapatkan Surat Izin Praktek
tersebut telah diatur dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran menyatakan bahwa untuk memperoleh
Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, Pemohon harus mengajukan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat
praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :
a. Foto Copy Surat Tanda Registerasi Dokter yang diterbitkan dan
dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku;
b. Surat Pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan
dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;
c. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi sesuai tempat praktik;
d. Pas Foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4
sebanyak 2 (dua) lembar;
- Bahwa dikarenakan telah dipersyaratkan dalam Pasal 38 ayat (1)
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan
dikaitkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran bahwa untuk mengajukan permohonan penerbitan Surat Izin
Praktek (SIP) dokter, pemohon harus mendapatkan Surat Rekomendasi
dari Organisasi Profesi sesuai tempat praktik, maka sehubungan PARA
TERBANDING merupakan organisasi profesi kedokteran yang
menghimpun para dokter di Kota Medan dan didirikan berdasarkan
undang-undang yang berlaku, dikenal dengan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) Cabang Medan, maka PARA PEMBANDING telah mengajukan
permohonan untuk penerbitan Surat Rekomendasi guna melengkapi
pengurusan SIP ke Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 27
Oktober 2014 melalui Ketuanya sebagai Pengurus IDI Cabang Medan
selaku TERBANDING II;
- Bahwa atas permohonan yang diajukan PARA PEMBANDING kepada
TERBANDING I melalui TERBANDING II pada tanggal 27 Oktober 2014,
ternyata hingga bulan Desember 2014, PARA TERBANDING tidak juga
mengeluarkan Surat Rekomendasi tersebut tanpa ada alasan yang jelas,
dan oleh karena PARA TERBANDING tidak mengeluarkan Surat
Rekomendasi tersebut, padahal permohonan yang diajukan PARA
PEMBANDING sudah dilengkapi seluruh syarat-syarat yang ditentukan
oleh Undang-Undang, maka PARA PEMBANDING mengambil kembali
berkas-berkas permohonan beserta syarat-syaratnya untuk menghindari
hilangnya berkas-berkas tersebut di tempat TERBANDING I;
- Bahwa selanjutnya, pada tanggal 23 Februari 2015, PARA
PEMBANDING kembali mengajukan permohonan dan syarat-syarat
yang diperlukan untuk pengurusan Surat Rekomendasi tersebut kepada
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 29 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
TERBANDING I melalui TERBANDING II selaku Ketua, akan tetapi
permohonan dan seluruh berkas persyaratan yang diajukan oleh PARA
PEMBANDING tersebut dikembalikan oleh PARA TERBANDING dengan
alasan bahwa Surat Tanda Registerasi yang dikeluarkan Konsil
Kedokteran Indonesia yang dimiliki PARA PEMBANDING akan berakhir
masa berlakunya, untuk itu PARA PEMBANDING menyelidikinya
ternyata memang benar masa berlaku Surat Tanda Registerasi (STR)
PEMBANDING II akan masuk dalam masa kadaluarsa, sehingga
akhirnya PEMBANDING II mengurus perpanjangan STR tersebut ke
Konsil Kedokteran Indonesia demi mendapatkan surat rekomendasi
tersebut namun masa berlaku STR PEMBANDING I masih berlaku
hingga 6 Desember 2017;
- Bahwa setelah PEMBANDING II memperoleh Surat Tanda Registerasi
(STR) yang baru, PARA PEMBANDING kembali mengajukan
permohonan penerbitan Surat Rekomendasi tersebut kepada
TERBANDING I (ic. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang
Medan) melalui TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL
selaku Ketua Pengurus IDI Cabang Medan), akan tetapi hingga gugatan
diajukan ke Pengadilan, Surat Rekomendasi tersebut belum juga
dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, dengan alasan PARA
TERBANDING bahwa selama masa proses verifikasi, PARA
TERBANDING memperoleh informasi bahwa PARA PEMBANDING telah
mengurus Surat Izin Praktek di 4 (empat) tempat yaitu : Rumah Sakit
Adam Malik, Rumah Sakit Grand Medistra Deli Serdang, dan Rumah
Sakit Sembiring Deli Serdang, padahal PEMBANDING II hanya memiliki
SIP di 2 (dua) tempat praktek, yaitu : RSU. Grand Medistra Deli Serdang,
RSUP H. Adam Malik Medan, dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis
dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk penugasan
ke RS. Murni Teguh Medan;
- Bahwa PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) tempat praktek ,yaitu di :
a. Praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G Medan sesuai Surat Izin
Praktek (SIP) No. 445/2608/I/2013 tertanggal 31 Januari 2013 an. dr.
Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING
I);
b. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.
445/21470/VII/2013tertanggal 26 Juli 2013 an. dr. Restuti Hidayani
Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 30 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Dan terhadap PEMBANDING II juga hanya memiliki 2 (dua) tempat
praktek dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, yaitu di :
a. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.
445/10442/VI/2010 tertanggal 30 Juni 2010 an. dr. Andika Sitepu,
Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
b. RSU Grand Medistra Lubuk Pakam sesuai Surat Izin Praktek (SIP)
No. 2197/440/SIP//DS/2011tertanggal 28 Juni 2011 an. dr. Andika
Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
c. RS Murni Teguh sesuai Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.
440.446.1/7962/IX/2014tertanggal 11 September 2014 an. dr. Andika
Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
Oleh karenanya, PEMBANDING II hanya memiliki 2 (dua) SIP dan 1
(satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, dan sebelum
praktek di RS Siloam Medan dikeluarkan, PEMBANDING II telah
mencabut Surat Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic.
PEMBANDING II) dari Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga Surat
Izin Praktek (SIP) No. 445/6652/III/2013berpraktek di jalan Sekip No. 65
G (Praktek pribadi) menjadi tidak berlaku lagi, dan selain itu pun,
PEMBANDING II telah menutup praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G
tersebut, maka PEMBANDING II tetap hanya mempunyai 2 (dua) SIP
dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang
PraktekKedokteran Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2025/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek
Kedokteran;
- Bahwa salah satu syarat bagi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk
mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, diperlukan Surat Tanda
Registerasi (STR) Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk melengkapi
syarat permohonan tersebut, selanjutnya STR tersebut dilekatkan
dengan SIP yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sesuai Pasal 38
ayat (1) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran Jo. Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No.
2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 31 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Praktik Kedokteran, dan STR tersebut juga hanya diterbitkan 1 (satu)
Asli dan 3 (tiga) yang Legalisir oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
sebagai bukti tertulis bagi Dokter dan Dokter Gigi yang telah
diregsiterasi, oleh karena itu, STR yang di-Legalisir-lah yang dilekatkan
dengan SIP yang dimohonkan ke Dinas Kesehatan setempat bagi Dokter
dan Dokter Gigi yang mengurus SIP-nya di Dinas Kesehatan dimaksud;
- Bahwa oleh karena permohonan penerbitan Surat Rekomendasi yang
diajukan oleh PARA PEMBANDING kepada TERBANDING I melalui
TERBANDING II tidak juga dikeluarkan, maka atas permasalahan
tersebut PARA PEMBANDING telah meminta bantuan secara tertulis
melalui Surat tertanggal 08 April 2015 yang disampaikan kepada Ketua
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara agar dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh PARA PEMBANDING
untuk mendapatkan Surat Rekomendasi dari TERBANDING I, dan atas
permohonan PARA PEMBANDING tersebut, telah ditindaklanjuti oleh IDI
Wilayah Sumut dengan menyampaikan surat kepada TERBANDING I
melalui TERBANDING II selaku Ketua, agar PARA TERBANDING
menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama PARA
PEMBANDING tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat IDI Wilayah
Sumut No. 28/PW.IDI-SU/V/2015 tertanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal
tersebut juga tidak ditanggapi oleh PARA TERBANDING untuk
menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri PARA PEMBANDING;
- Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh PARA
TERBANDING untuk PARA PEMBANDING tersebut telah
menghilangkan hak-hak PARA PEMBANDING selaku Anggota IDI
Cabang Medan, dan juga dapat mengancam karier PARA
PEMBANDING di dalam menjalankan profesi dokter karena PARA
PEMBANDING tidak dapat melakukan praktik dokter sesuai dengan
keahlian yang dimiliki oleh masing-masing PEMBANDING, hal ini
disebabkan PARA PEMBANDING tidak dapat mengurus Surat Izin
Praktik (SIP) untuk menjalankan profesinya, sehingga apabila PARA
PEMBANDING melakukan praktek dokter tanpa ada SIP tersebut, maka
PARA PEMBANDING dapat dinyatakan sebagai tindakan yang ilegal
dan juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 32 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
- Bahwa oleh karena TERBANDING I dan TERBANDING II selaku Ketua
IDI Cabang Medan tidak menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri
PARA PEMBANDING sebagai salah satu syarat untuk mengurus SIP
dalam waktu yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian
yang lebih besar lagi kepada diri PARA PEMBANDING, selanjutnya IDI
Wilayah Sumut menerbitkan Surat Rekomendasi atas diri PARA
PEMBANDING, sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya IDI
Wilayah Sumut menerbitkan Surat Rekomendasi tersebut kepada PARA
PEMBANDING, masing-masing :
a. Untuk PEMBANDING I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi
izin praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomendasi Izin
Praktek No. 40/PW.IDI-SU/Rek/VI/2015 tertanggal 22 Juni 2015,
yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS Siloam
Medan;
b. Untuk PEMBANDING II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi izin
praktek, masing-masing :
1) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015
tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RS Siloam
Medan;
2) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015,
tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RSUP. H.
Adam Malik Medan;
Kedua Surat Rekomendasi Izin Praktek tersebut dikeluarkan oleh
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara;
- Bahwa atas adanya Surat Rekomendasi Izin Praktek yang dikeluarkan
oleh Pengurus IDI Wilayah Sumut tersebut, akhirnya PARA
PEMBANDING baru dapat mengajukan permohonan untuk
mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) ke Dinas Kesehatan Kota Medan
sesuai dengan tempat rekomendasi yang diberikan;
- Bahwa perbuatan PARA TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat
Rekomendasi atas nama PEMBANDING I dan PEMBANDING II
walaupun permohonan telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan undang-undang, namun PARA TERBANDING tetap tidak
mengeluarkannya, telah dilaporkan ke Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK) Wilayah Sumatera Utara dan terhadap laporan
tersebut telah disidangkan dan memperoleh kekuatan hukum tetap
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 33 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
(inkracht) bahwa PARA TERBANDING dinyatakan bersalah yang pada
pokoknya menyatakan bahwa : “Menetapkan sanksi etik dan sanksi
organisasi kepada Ketua IDI Cabang Medan oleh Ketua Umum PB IDI
berupa teguran peringatan tertulis dan permintaan maaf, karena
khususnya setelah STR baru diupayakan dokter pemohon rekomendasi,
namun IDI Cabang tetap tidak mau memproses rekOmendasi”, oleh
karenanya PARA TERBANDING telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan PARA PEMBANDING;
- Bahwa oleh karena itu, tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING
II yang tidak menerbitkan Surat Rekomendasi atas nama diri
PEMBANDING I dan PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut
telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan undang-undang
untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta kepentingan
hukum bagi PARA PEMBANDING dalam menjalankan praktek
kedokterandan karenanya kerugian yang dialami oleh PARA
PEMBANDING harus diganti oleh PARA TERBANDING sesuai Pasal
1365 KUH.Perdata;
Bahwa setelah mengetahui duduk permasalahan dalam perkara aquo, maka
selanjutnya PARA PEMBANDING menguraikan alasan-alasan banding yang
ditentukan oleh undang-undang yang dituangkan dalam Memori Banding ini
terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,
tertanggal 23 Juni 2016, sebagai berikut :
Bahwa adapun alasan-alasan banding yang diajukan PARA PEMBANDING,
yaitu :
1. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dengan
Menerima Eksepsi Error In Persona Yang Diajukan Para Tergugat/Para
Terbanding
2. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dalam
Mempertimbangkan Seluruh Eksepsi Yang Diajukan Para Tergugat/Para
Terbanding
3. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dalam
Mempertimbangkan Fakta-Fakta Yang Terungkap di Depan Persidangan
Bahwa untuk lebih jelasnya, maka alasan banding tersebut di atas, dapat
diuraikan di bawah ini :
I. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 34 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
MENERIMA EKSEPSI ERROR IN PERSONA YANG DIAJUKAN PARA
TERGUGAT/ PARA TERBANDING
Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah salah dan keliru dalam
mempertimbangkan eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING yaitu
tentang Exceptio Error in Persona dalam pertimbangannya yang terdapat pada
halaman 56 s.d. 58 Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016 yang pada pokoknya
menyatakan bahwa Majelis Hakim sependapat dengan eksepsi tentang
gugatan penggugat keliru dalam menempatkan pihak Tergugat (Error In
Persona) dikarenakan dalam hal penerbitan surat rekomendasi yang
dipermasalahkan oleh PARA PEMBANDING hanya dapat diterbitkan oleh
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan sebagai Organisasi Profesi yang
berwenang untuk menerbitkan surat rekomendasi, walaupun dalam hal
penandatanganan surat rekomendasi dilakukan oleh pengurusnya yaitu Ketua
dan Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan, dan selanjutnya
apabila terjadi perselisihan hukum antara Anggota Ikatan Dokter Indonesia
dengan Ikatan Dokter Indonesia tersebut, maka yang bertanggung jawab
terhadap perselisihan hukum tersebut adalah Ikatan Dokter Indonesia
dimaksud, bukan pengurusnya, termasuk pengurusnya secara pribadi, dalam
hal ini dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia
Cabang Medan, merupakan pertimbangan hukum yang salah dan keliru;
Bahwa adapun alasan PARA PEMBANDING menyatakan bahwa pertimbangan
hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam pertimbangannya tentang Exceptio
Errror in Persona salah dan keliru, adalah sebagaimana diuraikan secara
yuridis di bawah ini :
Bahwa sebagaimana didalilkan oleh PARA TERBANDING di dalam Eksepsi &
Jawabannya terdahulu bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah organisasi
profesi yang berbadan hukum sesuai Pasal 9 Anggaran Dasar Ikatan Dokter
Indonesia sehingga menurut PARA TERBANDING, PARA PEMBANDING telah
salah menempatkan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan sebagai
TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) apalagi dr. Ramlan Sitompul, Sp-THT.KL
sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II) merupakan dalil yang tidak
berdasar hukum dan hanya memutar-balikkan fakta terhadap pemahaman
hukum tentang badan hukum organisasi profesi;
Bahwa di dalam teori badan hukum, setiap badan hukum terdiri dari pengurus,
pengawas, dan pembina yang merupakan organ-organ yang terdapat pada
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 35 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
badan hukum tersebut yang mempunyai tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang
berbeda pula untuk menjalankan roda badan hukum tersebut, sehingga badan
hukum merupakan subjek hukum yang dapat bertindak dalam lalu lintas hukum,
jadi dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti persoon;
Bahwa oleh karena badan hukum dapat bertindak dalam lalu lintas hukum
seperti melakukan perbuatan-perbuatan hukum layaknya inpersoon, maka tidak
mungkin badan hukum tersebut tidak diwakili oleh persoon sebagai subjek
hukum penggerak roda badan hukum tersebut, sebagai contoh, terhadap badan
hukum berbentuk Perseroan Terbatas untuk bertindak di dalam maupun di luar
pengadilan, selalu diwakili oleh Direksinya (vide : Pasal 1 angka 5 Jo. Pasal 92
ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), dan
terhadap badan hukum berbentuk Yayasan juga diwakili oleh Pengurus
Yayasan (vide : Pasal 2 Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
sebagaimana telah diubah melalui Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan), oleh
karenanya Ikatan Dokter Indonesia sebagai Organisasi Profesi Kedokteran
yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia terhadap struktur organisasinya berdasarkan Tata Laksana
Organisasi yang dikeluarkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Tahun
2013 Pasal 1 Tatalaksana Organisasi IDI Cabang bahwa kepengurusan IDI
Cabang Medan dilakukan oleh Pengurus Cabang yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara;
Bahwa selain Pengurus IDI Cabang, IDI juga terdiri atas Majelis Kehormatan
Etik Kedokteran (MKEK) Cabang dan Badan Kelengkapan Tim P2KB serta
Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar, dan dikarenakan PARA
PEMBANDING tidak mempunyai permasalahan dan perselisihan hukum
dengan struktur organisasi lainnya selain dari Pengurus IDI Cabang Medan,
maka PARA PEMBANDING menarik Pengurus IDI Cabang Medan sebagai
TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) dan selaku Ketuanya yaitu dr. Ramlan
Sitompul, Sp-THT.KL sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II);
Bahwa berdasarkan Pasal 4, 81, 107 Reglement op de Rectsvordering (Rv),
dalam perkara perdata, tidak menutup kemungkinan Penggugat atau Tergugat
lebih dari satu orang, hal ini disebut kumulasi subyektif, oleh karenanya dalam
perkara aquo yang telah terdapat lebih dari 1 (satu) Penggugat dan lebih dari 1
(satu) Tergugat diperbolehkan oleh hukum acara perdata dan tidak menyalahi
ketentuan hukum yang berlaku;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 36 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Bahwa selain itu juga, di dalam sistem peradilan perdata yang berlaku
menyebutkan bahwa Penggugat berwenang untuk menentukan siapa-siapa
orang yang akan digugatnya yang pastinya orang-orang tersebut masih
mempunyai kaitan dengan perkara yang akan digugatnya, hal mana sejalan
dengan kaedah hukum yang tertuang dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung
RI No. 2823 K/Pdt/1992 tertanggal 18 Juli 1994, yang menyatakan bahwa :
“Wewenang yang menentukan siapa-siapa yang akan digugat ialah
Penggugat”;
Bahwa dalam perkara aquo, PARA PEMBANDING menarik Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Cabang Medan sebagai TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) dan
dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II)
merupakan hak dan wewenang dari PARA PEMBANDING untuk menentukan
siapa-siapa yang akan digugatnya;
Bahwa selanjutnya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 4
K/Sip/1958, tertanggal 13 Desember 1958 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung
RI No. 294 K/Sip/1971, tertanggal 07 Juli 1971, yang menyatakan bahwa :
“Syarat mutlak untuk menuntut seseorang di depan pengadilan adanya
perselisihan hukum (sengketa hukum) antara kedua belah pihak”;
Bahwa berdasarkan Yurisprudensi di atas, apakah suatu perkara atau tuntutan
hak tersebut diajukan atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang
berkepentingan, apabila tidak ada tuntutan hak atau penuntutan, maka tidak
ada hakim (wo kein klager ist, ist kein richter; nemo judex sine actore), oleh
karena itu, tuntutan hak yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan,
sedangkan hakim bersikap menunggu datangnya tuntutan hak yang diajukan
kepadanya (judex ne procedat ex officio), termasuk dalam menentukan siapa
yang akan digugat, tentu penggugat tahu siapa yang “dirasa” telah melanggar
haknya dan merugikan dirinya, maka penggugat dapat memilih siapa yang akan
dijadikan tergugat dengan mencantumkannya dalam surat gugatan;
Bahwa dengan dasar Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tersebut di atas,
maka PARA PEMBANDING yang mempunyai perselisihan dan permasalahan
hukum dengan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan karena
tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi dalam jangka waktu yang telah
ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka PARA
PEMBANDING menarik Pengurus IDI Cabang Medan sebagai TERGUGAT I
(ic. TERBANDING II), begitu juga dengan dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL
yang sebagai Ketua Organisasi Profesi Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kepengurusan dalam roda
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 37 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
badan hukum IDI Cabang Medan, maka PARA PEMBANDING menarik dr.
Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai pihak TERGUGAT II (ic. TERBANDING
II) dalam perkara aquo;
Bahwa selain itu, berdasarkan Pasal 13 ayat (3) Anggaran Dasar Ikatan Dokter
Indonesia yang menyatakan bahwa :
“Kepengurusan IDI tingkat Cabang terdiri dari Pengurus Cabang dan
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran”;
Maka IDI Cabang Medan yang terdiri dari Pengurus Cabang dan Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran Cabang, yang mana PARA PEMBANDING hanya
mempunyai perselisihan dan permasalahan hukum dengan Pengurus IDI
Cabang Medan sehingga ditarik sebagai pihak TERGUGAT I (ic. TERBANDING
I) dalam perkara aquo dan oleh karena berdasarkan Pasal 2 Anggaran Dasar
tersebut, Pengurus Cabang Medan bertugas mengurusi administrasi
keanggotaan cabang demi jalannya roda organisasi profesi tingkat cabang,
sedangkan Pasal 29 ayat (2) huruf b Anggaran Dasar tersebut, MKEK Cabang
berfungsi melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam
pelaksanaan etik kedokteran termasuk perbuatan anggota yang melanggar
kehormatan dan tradisi luhur kedokteran, maka PARA PEMBANDING tidak
menarik MKEK Cabang Medan sebagai pihak tergugat dalam perkara aquo;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka pertimbangan hukum Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Medan yang mengabulkan eksepsi dari TERGUGAT I
dan TERGUGAT II adalah salah dan bertentangan dengan hukum yang
berlaku, dikarenakan PARA PEMBANDING telah menguraikan dan
menyampaikan alasan-alasan hukum kenapa PARA PEMBANDING menarik
Pengurus IDI Cabang Medan dan dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai
PARA TERGUGAT (ic. PARA TERBANDING) dalam perkara aquo, maka
Majelis Hakim pada tingkat pertama telah salah dan keliru dalam
mempertimbangkan eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING, kecuali
di dalam perkara aquo dapat dibuktikan bahwa tidak ada hubungan hukum atau
tidak ada permasalahan hukum diantara PARA PEMBANDING dengan PARA
TERBANDING, barulah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dapat
mempertimbangkan tidak ada hubungan hukum antara PARA PEMBANDING
dengan PARA TERBANDING, namun dalam hal ini, permasalahan hukum yang
terjadi adalah diantara PARA PEMBANDING dengan PARA TERBANDING,
maka dari itu PARA PEMBANDING menarik PARA TERBANDING sebagai
pihak Tergugat dalam perkara aquo, sehingga oleh karenanya pertimbangan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 38 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
hukum Majelis Hakim tingkat pertama tersebut tidak layak untuk dipertahankan
lagi;
Bahwa dikarenakan pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama tidak
layak untuk dipertahankan lagi, maka telah patut dan layak pula bagi PARA
PEMBANDING untuk memohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pengadilan
Tinggi Medan untuk menerima Gugatan PARA PENGGUGAT/PARA
PEMBANDING seluruhnya, dan selanjutnya menolak seluruh eksepsi yang
diajukan oleh PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING dengan mengadili
sendiri dan membuat pertimbangan hukum sebagaimana telah diuraikan di
atas;
II. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU
MEMPERTIMBANGKAN SELURUH EKSEPSI YANG DIAJUKAN PARA
TERGUGAT/PARA TERBANDING
Bahwa selain, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah salah dan keliru
dengan menerima eksepsi error in persona yang diajukan oleh PARA
TERBANDING, ternyata Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan juga telah
salah dan keliru dengan mempertimbangkan eksepsi PARA TERBANDING
yang lain, yaitu Eksepsi Dilotoria dan Eksepsi Obscuur Libel yang seharusnya
tidak perlu dipertimbangkan lagi;
Bahwa kekeliruan Majelis Hakim tingkat pertama dalam pertimbangan hukum
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23
Juni 2016 yang telah dinyatakan banding oleh PARA PENGGUGAT/PARA
PEMBANDING adalah dikarenakan Majelis Hakim Yang Memeriksa, Mengadili,
dan Memutus perkara aquo telah menerima eksepsi yang diajukan PARA
TERGUGGAT, sehingga Gugatan PARA PENGGUGAT dinyatakan tidak dapat
diterima, dan anehnya Majelis Hakim tidak hanya mempertimbangkan 1 (satu)
eksepsi saja, melainkan mempertimbangkan seluruh eksepsi yang diajukan
oleh PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING, yang mana secara hukum
sebaiknya cukup hanya mempertimbangkan 1 (satu) eksepsi saja, dan apabila
telah sependapat dengan eksepsi yang diajukan tersebut, maka eksepsi yang
lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dengan demikian Majelis Hakim telah
salah dan keliru dalam mempertimbangkan seluruh eksepsi yang diajukan oleh
PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING;
Bahwa adapun eksepsi yang diajukan oleh PARA TERGUGAT/PARA
TERBANDING yang telah dipertimbangkan seluruhnya oleh Majelis Hakim
Yang Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara aquo, yaitu :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 39 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
1. Eksepsi Tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak
Tergugat (Error In Persona)
2. Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria)
3. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
Ad.1) Eksepsi Tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak
Tergugat (Error In Persona)
Bahwa eksepsi error in persona yang diajukan PARA TERBANDING, telah
dipertimbangkan dengan salah dan keliru oleh Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Medan dalam pertimbangan hukumnya yang terdapat pada halaman 56
s.d. 58dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,
tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :
“Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dengan eksepsi
tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak Tergugat
(Error in Persona) tersebut di atas dengan pertimbangan sebagai berikut
Menimbang, bahwa Para Penggugat mengajukan gugatan
terhadap Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan sebagai
Tergugat I, dan terhadap dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, sebagai
Tergugat II, sehubungan dengan masalah penerbitan surat rekomendasi
guna mengurus Surat Izin Praktik (SIP) dari Dinas Kesehatan Kota
Medan;
Menimbang, bahwa dalam hal penerbitan surat rekomendasi
tersebut di atas, hanya dapat diterbitkan oleh Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) Cabang Medan sebagai organisasi profesi yang berwenang untuk
menerbitkan surat rekomendasi tersebut, walaupun dalam hal
penandatanganan surat rekomendasi dilakukan oleh pengurusnya yang
Ketua dan Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia;
Menimbang, bahwa apabila terjadi perselisihan hukum antara
Anggota Ikatan Dokter Indonesia dengan Ikatan Dokter Indonesia
tersebut, maka yang bertanggungjawab terhadap perselisihan hukum
tersebut adalah Ikatan Dokter Indonesia dimaksud, bukan pengurusnya,
termasuk pengurusnya secara pribadi, dalam hal ini dr. Ramlan
Sitompul, Sp.THT-KL selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang
Medan;
Menimbang, bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat
seharusnya ditujukan kepada Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan,
bukan terhadap Pengurusnya atau kepada Ketua Ikatan Dokter
Indonesia Cabang Medan secara pribadi;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 40 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Menimbang, bahwa selanjutnya walaupun kepada Penggugat
diberikan kewenangan untuk menentukan siapa yang akan dijadikan
sebagai Tergugat dalam suatu perselisihan hukum sebagaimana
ditentukan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 2823
K/Pdt/1992, tertanggal 18 Juli 1994 dan Putusan Mahkamah Agung RI
No. 4 K/Sip/1958, tertanggal 13 Desember 1958 Jo. No. 294 K/Sip/1971,
tertanggal 07 Juli 1971, akan tetapi untuk menjadikan seseorang atau
suatu badan hukum sebagai Tergugat dalam suatu perkara haruslah
juga berdasarkan ketentuan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya;
Menimbang, bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Putusan
Nomor : 601 K/Sip/1975, menyatakan bahwa :
“Seseorang pengurus yayasan yang digugat secara pribadi untuk
mempertanggung-jawabkan sengketa yang berkaitan dengan
yayasan. Dalam kasus demikian, orang yang ditarik sebagai
Tergugat tidak tepat, karena yang semestinya ditarik sebagai
Tergugat adalah Yayasan”;
Menimbang, bahwa demikian juga halnya dengan Putusan
Mahkamah Agung Nomor 1035 K/Sip/1973, yang menyatakan bahwa :
“Karena Tatsuhiko Matsuda/Tergugat asal adalah wakil sah dari
Shin Asahigawa Co. Ltd. Ia sebagai representative dapat digugat.
Yang digugat dalam perkara ini adalah Tatsuhiko Matsuda
sebagai kuasa dari dan atas nama Shin Asahigawa Co. Ltd yang
berkedudukan di Jalan Kramat Raya 94-96 yang oleh Shin
Asahigawa Co. Ltd., Tokio diakui sebagai kantornya di Jakarta”;
Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung
Nomor : 601 K/Sip/1975, dan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1035
K/Sip/1973 tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa
Gugatan Para Penggugat terhadap Pengurus Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) Cabang Medan sebagai Tergugat I dan terlebih lagi terhadap dr.
Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia
Cabang Medan sebagai Tergugat II, yang digugat secara pribadi adalah
tidak tepat sasaran menurut hukum, seharusnya gugatan ditujukan
kepada Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat
mengenai gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak
Tergugat (Error in Persona) patut dan layak untuk dikabulkan”;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 41 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, Majelis Hakim telah
menerima eksepsi error in persona yang diajukan oleh PARA TERBANDING,
sehingga gugatan tersebut telah dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijk Verklaard), akan tetapi, Majelis Hakim dalam perkara aquoternyata
juga mempertimbangkan eksepsi yang diajukan PARA TERBANDING lainnya,
yaitu tentang Exceptio Dilotoria dan Exceptio Obscuur Libel;
Ad.2) Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria);
Bahwa terhadap eksepsi tentang Gugatan Penggugat Premature (Exceptio
Dilotoria) yang diajukan oleh PARA TERBANDING ternyata dipertimbangkan
juga oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan, padahal menurut hukum
apabila Exceptio Error in Persona telah dipertimbangkan, maka eksepsi
selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dan untuk lebih jelasnya, PARA
PEMBANDING akan mengutip pertimbanganMajelis Hakim pada perkara aquo
yang terdapat pada halaman 60 s.d. 61 Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :
“Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan
eksepsi tentang Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilatoria)
tersebut di atas dengan pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mencermati bukti
Pasal 9 ayat (4) dari Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, Majelis Hakim sependapat dengan
argumentasi dari Para Penggugat yang menyatakan bahwa dalam
perkara aquo bukanlah mengenai konflik sengketa yang berpotensi
menjadi sengketa medik;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa
permasalahan Para Penggugat adalah mengenai tidak diterbitkannya
surat rekomendasi yang mengakibatkan kerugian bagi Para Penggugat,
oleh karenanya Para Penggugat berhak mengajukan gugatan
keperdataan;
Menimbang, bahwa perselisihan hukum antara Para Penggugat
dengan Para Tergugat tidak dapat dihalangi dengan belum adanya
keputusan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran atas konflik
kepentingan antara Para Penggugat dengan Para Tergugat. Keputusan
konflik kepentingan antara Penggugat dengan Para Tergugat yang
dijatuhkan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran tidak dapat
dikaitkan dengan pemeriksaan perselisihan hukum dalam ranah
keperdataan;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 42 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat
mengenai Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria) haruslah ditolak”;
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Medan yang telah mempertimbangkan eksepsi kedua yang diajukan oleh PARA
TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Prematur (Exceptio Dilotoria)
sebagaimana diuraikan di atas, merupakan kesalahan dan kekeliruan Majelis
Hakim tingkat pertama, apalagi Majelis Hakim telah pula mempertimbangkan
dalil-dalil Replik sebagai bantahan eksepsi yang diajukan oleh PARA
PENGGUGAT/PARA PEMBANDING yang menyatakan bahwa berdasarkan
Pasal 9 ayat (4) dari Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran, Majelis Hakim sependapat dengan argumentasi
dari Para Penggugat yang menyatakan bahwa dalam perkara aquo bukanlah
mengenai konflik sengketa yang berpotensi menjadi sengketa medik, sehingga
apabila Majelis Hakim telah menerima eksepsi yang pertama (Eksepsi Error in
Persona), maka demi hukum Majelis Hakim tidak perlu lagi mempertimbangkan
eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING apalagi sampai sependapat
dengan dalil-dalil Replik yang diajukan PARA PEMBANDING yang membantah
eksepsi yang kedua diajukan oleh PARA TERBANDING (Exceptio Dilotoria);
Bahwa dengan demikian, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah salah
dalam menerima eksepsi error in persona ditambah lagi keliru dengan
mempertimbangkan eksepsi prematur (exceptio dilotoria), oleh karena itu
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23
Juni 2016 sudah tidak layak layak untuk dipertahankan lagi, sehingga patut
untuk dibatalkan, selanjutnya mengadili sendiri dengan menerima Gugatan
Penggugat/PARA PEMBANDING untuk seluruhnya;
Ad.3) Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
Bahwa selanjutnya, kekeliruan dan kesalahan Majelis Hakim bukan hanya
mempertimbangkan eksepsi yang pertama dan kedua saja, melainkan Majelis
Hakim juga mempertimbangkan eksepsi ketiga yang diajukan oleh PARA
TERGUGAT/PARA TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Kabur (Exceptio
Obscuur Libel), sehingga membuat kekeliruan Majelis Hakim dalam
mempertimbangkannya;
Bahwa adapun pertimbangan Majelis Hakim pada eksepsi ketiga yang diajukan
PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING adalah terdapat pada halaman 62
s.d. 63 Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,
tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 43 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
“Menimbang, bahwa terhadap eksepsi dari Para Tergugat tersebut di
atas, Para Penggugat dalam repliknya menyatakan bahwa eksepsi Para
Tergugat telah masuk ke dalam pokok perkara, yang memerlukan pembuktian
lebih lanjut, sehingga untuk membuktikan adanya kerugian tersebut akan Para
Penggugat buktikan pada persidangan dengan acara pembuktian;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi dari Para Tergugat tersebut di atas, sebagai
berikut :
Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan eksepsi
tentang Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) tersebut di atas dengan
pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa mengenai
adanya kerugian yang dialami oleh Para Penggugat, dan juga mengenai
besaran dari kerugian yang dialami oleh Para Penggugat, sudah masuk dalam
pokok perkara yang hanya dapat diketahui berdasarkan bukti-bukti yang
diajukan di persidangan, baik dari bukti-bukti surat maupun dari keterangan
saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;
Menimbang, bahwa demikian juga mengenai apakah terdapat
hubungan antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yang
ditimbulkannya secara kausalitas dan langsung, sudah masuk dalam pokok
perkara yang hanya dapat diketahui berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di
persidangan, baik dari bukti-bukti surat maupun dari keterangan saksi-saksi
yang diajukan oleh Para Pihak;
Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah Tergugat I dan Tergugat
II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak menerbitkan surat
rekomendasi atas permohonan dari Para Penggugat, hanya dapat diketahui
berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di persidangan, baik bukti-bukti surat
maupun dari keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;
Menimbang, bahwa apabila telah terjadi perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Para Tergugat, apakah perbuatan tersebut telah
mendatangkan kerugian kepada Para Penggugat, hanya dapat diketahui
berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di persidangan, baik dari bukti-bukti surat
maupun dari keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat mengenai Gugatan
Penggugat Kabur (Obscuur Libel) haruslah ditolak;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 44 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi dari Para Tergugat
dikabulkan sebagian dan menolak eksepsi selain dan selebihnya”;
Bahwa kekeliruan dan kesalahan Majelis Hakim pada tingkat pertama
selanjutnya adalah bahwa Majelis Hakim telah mempertimbangkan eksepsi
yang ketiga diajukan oleh PARA TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Obscuur
Libel sebagaimana telah diuraikan di atas;
Bahwa menurut hukum acara perdata yang berlaku, apabila Majelis Hakim
telah mengabulkan salah satu eksepsi yang diajukan PARA TERBANDING,
maka eksepsi selain dan selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, akan
tetapi dalam hal ini Majelis Hakim pada tingkat pertama yang mengabulkan
eksepsi pertama (Exceptio Error in Persona) yang diajukan oleh PARA
TERBANDING dalam perkara aquo, ternyata eksepsi kedua (Exceptio Dilotoria)
dan eksepsi ketiga (Exceptio Obscuur Libel) dipertimbangkan, sehingga
menurut ketentuan hukum acara perdata yang berlaku putusan yang demikian
tidak patut untuk dipertahankan lagi, oleh karenanya PARA PEMBANDING
memohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pada Pengadilan Tinggi Medan untuk
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,
tertanggal 23 Juni 2016 dan selanjutnya mengadili sendiri dengan mengabulkan
Gugatan PARA PEMBANDING untuk seluruhnya;
III. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU
DALAM MEMPERTIMBANGKAN FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI
DEPAN PERSIDANGAN
Bahwa selain alasan banding mengenai kesalahan dan kekeliruan dalam
mempertimbangkan eksepsi tersebut di atas, PARA PEMBANDING juga
mengajukan alasan banding tentang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan
telah salah dan keliru mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di depan
persidangan, sebagai berikut :
Bahwa adapun fakta-fakta hukum yang telah terungkap di depan persidangan,
baik yang disampaikan PARA PEMBANDING, maupun yang dibenarkan oleh
PARA TERBANDING, yaitu :
1. Bahwa benar PEMBANDING I (ic. dr. Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD) dan
PEMBANDING II (ic. dr. Andika Sitepu, Sp.JP (K) FIHA) adalah Anggota
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan;
2. Bahwa benar TERBANDING I (ic. Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan)
adalah satu-satunya Organisasi Profesi Kedokteran yang berhak secara
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 45 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
hukum mengeluarkan Surat Rekomendasi kepada Dokter dan Dokter
Spesialis untuk digunakan sebagai kelengkapan persyaratan pengajuan
permohonan penerbitan Surat Izin Praktek (SIP) bagi Dokter dan Dokter
Spesialis yang akan membuka praktek dokter;
3. Bahwa benar TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp-THT.KL) adalah
sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan (ic. TERBANDING I)
yang bertanggung jawab dalam menjalankan roda kepengurusan organisasi
profesi IDI Cabang Medan, termasuk tapi tidak terbatas sebagai orang yang
bertugas untuk menimbang dan memutuskan bahwa seseorang dokter atau
dokter spesialis berhak atau tidak mendapatkan Surat Rekomendasi dari IDI
Cabang Medan;
4. Bahwa benar pada tanggal 27 Oktober 2014, PARA PEMBANDING
mengajukan permohonan kepada TERBANDING I melalui TERBANDING II
selaku Ketuanya untuk mengeluarkan/menerbitkan Surat Rekomendasi
kepada PARA PEMBANDING untuk dipergunakan sebagai syarat dalam
pengajuan Surat Izin Praktek dengan melengkapi syarat-syarat yang telah
ditentukan untuk itu sesuai peraturan yang berlaku, hal ini telah diakui
secara tegas oleh PARA TERBANDING di dalam Jawaban bagian Dalam
Pokok Perkara pada halaman 8 s.d. 9 Jawaban dan Eksepsi PARA
TERBANDING;
5. Bahwa benar pada bulan Desember 2014, berkas-berkas permohonan yang
dilengkapi dengan syarat-syarat untuk memohonkan Surat Rekomendasi
yang diajukan kepada TERBANDINGG I telah ditarik kembali oleh PARA
PEMBANDING karena TERBANDING I tidak juga mengeluarkan dan
menerbitkan Surat Rekomendasi an. PARA PEMBANDING dengan alasan
masa berlaku Surat Tanda Registerasi (STR) PEMBANDING II akan masuk
masa kadaluarsa;
6. Bahwa benar pada tanggal 23 Februari 2015, berkas-berkas permohonan
dan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengurusan Surat Rekomendasi
tersebut kembali diajukan kepada TERBANDING I melalui TERBANDING II
selaku Ketua, akan tetapi permohonan dan berkas-berkas yang diajukan
oleh PARA PEMBANDING tersebut dikembalikan oleh TERBANDING I dan
TERBANDING II dengan alasan yang sama bahwa STR yang dikeluarkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang dimiliki oleh PARA PEMBANDING
akan berakhir masa berlakunya, sehingga akhirnya PARA PEMBANDING
mengurus perpanjangan STR ke Konsil Kedokteran Indonesia demi untuk
mendapatkan surat rekomendasi tersebut;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 46 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
7. Bahwa setelah PEMBANDING II memperoleh Surat Tanda Registerasi
(STR) yang baru, PARA PEMBANDING kembali mengajukan permohonan
penerbitan Surat Rekomendasi tersebut kepada TERBANDING I (ic.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan) melalui
TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL selaku Ketua
Pengurus IDI Cabang Medan), akan tetapi hingga gugatan diajukan ke
Pengadilan, Surat Rekomendasi tersebut belum juga dikeluarkan oleh
PARA TERBANDING, dengan alasan PARA TERBANDING bahwa selama
masa proses verifikasi, PARA TERBANDING memperoleh informasi bahwa
PARA PEMBANDING telah mengurus Surat Izin Praktek di 4 (empat)
tempat yaitu : Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit Grand Medistra Deli
Serdang, dan Rumah Sakit Sembiring Deli Serdang, padahal
PEMBANDING II hanya memiliki SIP di 2 (dua) tempat praktek, yaitu : RSU.
Grand Medistra Deli Serdang, RSUP H. Adam Malik Medan, dan 1 (satu)
Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara untuk penugasan ke RS. Murni Teguh Medan;
8. Bahwa PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) tempat praktek ,yaitu di :
a. Praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G Medan sesuai Surat Izin Praktek
(SIP) No. 445/2608/I/2013 tertanggal 31 Januari 2013 an. dr. Restuti
Hidayani Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);
b. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.
445/21470/VII/2013tertanggal 26 Juli 2013 an. dr. Restuti Hidayani
Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);
Dan terhadap PEMBANDING II juga hanya memiliki 2 (dua) tempat
praktek dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, yaitu di :
a. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.
445/10442/VI/2010 tertanggal 30 Juni 2010 an. dr. Andika Sitepu, Sp.JP
(ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
b. RSU Grand Medistra Lubuk Pakam sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.
2197/440/SIP//DS/2011 tertanggal 28 Juni 2011 an. dr. Andika Sitepu,
Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
c. RS Murni Teguh sesuai Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.
440.446.1/7962/IX/2014tertanggal 11 September 2014 an. dr. Andika
Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 47 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Oleh karenanya, PEMBANDING II hanya memiliki 2 (dua) SIP dan 1 (satu)
Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, dan sebelum praktek di
RS Siloam Medan dikeluarkan, PEMBANDING II telah mencabut Surat
Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic. PEMBANDING II) dari Dinas
Kesehatan Kota Medan, sehingga Surat Izin Praktek (SIP) No.
445/6652/III/2013 berpraktek di jalan Sekip No. 65 G (Praktek pribadi)
menjadi tidak berlaku lagi, dan selain itu pun, PEMBANDING II telah
menutup praktek pribadi di Jalan Sekip No. 65 G tersebut, maka
PEMBANDING II tetap hanya mempunyai 2 (dua) SIP dan 1 (satu) Surat
Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Jo. Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 2025/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek
dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;
9. Bahwa salah satu syarat bagi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk
mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, diperlukan Surat Tanda
Registerasi (STR) Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk melengkapi
syarat permohonan tersebut, selanjutnya STR tersebut dilekatkan dengan
SIP yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sesuai Pasal 38 ayat (1)
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Jo. Pasal
8 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No. 2025/MENKES/PER/X/2011
tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran, dan STR
tersebut juga hanya diterbitkan 1 (satu) Asli dan 3 (tiga) yang Legalisir oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai bukti tertulis bagi Dokter dan
Dokter Gigi yang telah diregsiterasi, oleh karena itu, STR yang di-Legalisir-
lah yang dilekatkan dengan SIP yang dimohonkan ke Dinas Kesehatan
setempat bagi Dokter dan Dokter Gigi yang mengurus SIP-nya di Dinas
Kesehatan dimaksud;
10. Bahwa oleh karena permohonan penerbitan Surat Rekomendasi yang
diajukan oleh PARA PEMBANDING kepada TERBANDING I melalui
TERBANDING II tidak juga dikeluarkan, maka atas permasalahan tersebut
PARA PEMBANDING telah meminta bantuan secara tertulis melalui Surat
tertanggal 08 April 2015 yang disampaikan kepada Ketua Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara agar dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh PARA PEMBANDING untuk
mendapatkan Surat Rekomendasi dari TERBANDING I, dan atas
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 48 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
permohonan PARA PEMBANDING tersebut, telah ditindaklanjuti oleh IDI
Wilayah Sumut dengan menyampaikan surat kepada TERBANDING I
melalui TERBANDING II selaku Ketua, agar PARA TERBANDING
menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama PARA
PEMBANDING tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat IDI Wilayah
Sumut No. 28/PW.IDI-SU/V/2015 tertanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal
tersebut juga tidak ditanggapi oleh PARA TERBANDING untuk menerbitkan
Surat Rekomendasi untuk diri PARA PEMBANDING;
11. Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh PARA
TERBANDING untuk PARA PEMBANDING tersebut telah menghilangkan
hak-hak PARA PEMBANDING selaku Anggota IDI Cabang Medan, dan juga
dapat mengancam karier PARA PEMBANDING di dalam menjalankan
profesi dokter karena PARA PEMBANDING tidak dapat melakukan praktik
dokter sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing
PEMBANDING, hal ini disebabkan PARA PEMBANDING tidak dapat
mengurus Surat Izin Praktik (SIP) untuk menjalankan profesinya, sehingga
apabila PARA PEMBANDING melakukan praktek dokter tanpa ada SIP
tersebut, maka PARA PEMBANDING dapat dinyatakan sebagai tindakan
yang ilegal dan juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran;
12. Bahwa oleh karena TERBANDING I dan TERBANDING II selaku Ketua IDI
Cabang Medan tidak menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri PARA
PEMBANDING sebagai salah satu syarat untuk mengurus SIP dalam waktu
yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian yang lebih besar
lagi kepada diri PARA PEMBANDING, selanjutnya IDI Wilayah Sumut
menerbitkan Surat Rekomendasi atas diri PARA PEMBANDING, sehingga
dengan berbagai pertimbangan akhirnya IDI Wilayah Sumut menerbitkan
Surat Rekomendasi tersebut kepada PARA PEMBANDING, masing-masing
a. Untuk PEMBANDING I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi izin
praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomendasi Izin Praktek
No. 40/PW.IDI-SU/Rek/VI/2015 tertanggal 22 Juni 2015, yang
dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah
Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS Siloam Medan;
b. Untuk PEMBANDING II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi izin
praktek, masing-masing :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 49 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
1) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015
tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RS Siloam
Medan;
2) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015,
tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RSUP. H. Adam
Malik Medan;
Kedua Surat Rekomendasi Izin Praktek tersebut dikeluarkan oleh
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara;
13. Bahwa atas adanya Surat Rekomendasi Izin Praktek yang dikeluarkan oleh
Pengurus IDI Wilayah Sumut tersebut, akhirnya PARA PEMBANDING baru
dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP)
ke Dinas Kesehatan Kota Medan sesuai dengan tempat rekomendasi yang
diberikan;
14. Bahwa perbuatan PARA TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat
Rekomendasi atas nama PEMBANDING I dan PEMBANDING II walaupun
permohonan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan undang-
undang, namun PARA TERBANDING tetap tidak mengeluarkannya, telah
dilaporkan ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Wilayah
Sumatera Utara dan terhadap laporan tersebut telah disidangkan dan
memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht) bahwa PARA TERBANDING
dinyatakan bersalah yang pada pokoknya menyatakan bahwa :
“Menetapkan sanksi etik dan sanksi organisasi kepada Ketua IDI Cabang
Medan oleh Ketua Umum PB IDI berupa teguran peringatan tertulis dan
permintaan maaf, karena khususnya setelah STR baru diupayakan dokter
pemohon rekomendasi, namun IDI Cabang tetap tidak mau memproses
rekmendasi”, oleh karenanya PARA TERBANDING telah melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan PARA PEMBANDING;
15. Bahwa oleh karena itu, tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING II
yang tidak menerbitkan Surat Rekomendasi atas nama diri PEMBANDING I
dan PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut telah memenuhi
seluruh persyaratan yang ditentukan undang-undang untuk itu adalah dapat
dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) yang
telah merugikan hak-hak serta kepentingan hukum bagi PARA
PEMBANDING dalam menjalankan praktek kedokteran dan karenanya
kerugian yang dialami oleh PARA PEMBANDING harus diganti oleh PARA
TERBANDING sesuai Pasal 1365 KUH.Perdata;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 50 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
16. Bahwa selanjutnya, dalil-dalil bantahan PARA TERBANDING selain dan
selebihnya adalah dalil-dalil yang tidak berdasar hukum dan tidak sesuai
dengan fakta-fakta yang ada (fetelijk grond), sehingga PARA TERBANDING
salah dalam memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi dengan
PARA PEMBANDING dan terkesan mencari-cari alasan pembenaran saja;
Bahwa adapun dalil-dalil bantahan PARA TERBANDING yang tidak berdasar
hukum dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada tersebut terdapat pada
halaman 9 s.d. 15 Eksepsi dan Jawaban PARA TERBANDING, yang intinya
menyatakan bahwa PARA PEMBANDING-lah yang telah melanggar ketentuan
hukum yang berlaku, yaitu peraturan yang membatasi jumlah tempat praktek
bagi dokter hanya 3 (tiga) tempat, serta PARA PEMBANDING juga telah
mengelabui PARA TERBANDING dengan meminta rekomendasi lagi untuk
pengurusan izin praktek di RS. Siloam Medan padahal telah juga mengurus izin
di 4 (empat) tempat merupakan dalil bantahan yang hanya memandang dan
menginterpretasikan peraturan perundang-undangan di bidang kedokteran
secara sepotong-sepotong, sehingga PARA TERGUGAT salah dalam
memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi;
Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kedokteran yang disampaikan oleh PARA TERBANDING hanya menyampaikan
bahwa seorang dokter hanya diperbolehkan untuk berpraktik di 3 (tiga) tempat,
namun PARA TERBANDING tidak menjelaskan bahwa ada suatu ketentuan
bahwa diperbolehkan kepada seorang dokter spesialis untuk berpraktik di lebih
dari 3 (tiga) tempat dengan adanya Surat Permintaan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, untuk melihat apakah seorang dokter, khususnya Dokter
Spesialis diperbolehkan berpraktik di lebih dari 3 (tiga) tempat dengan syarat
mendapatkan penugasan dari Kepala Dinas Kesehatan setempat atas nama
Menteri Kesehatan RI dapat dirujuk pada Pasal 37 Undang-Undang No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Jo. Pasal 15 Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran; Bahwa adapun bunyi Pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran, bahwa :
1. “Untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan kedokteran,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas nama Menteri dapat
memberikan Surat Tugas kepada Dokter Spesialis atau Dokter Gigi
Spesialis tertentu yang telah memiliki SIP untuk bekerja di fasilitas
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 51 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
pelayanan kesehatan atau rumah sakit tertentu tanpa memerlukan
SIP di tempat tersebut, berdasarkan permintaan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota;
2. Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan di daerah yang tidak ada Dokter Spesialis untuk
memberikan pelayanan kesehatan spesialis yang sama;
3. Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun;
4. Perpanjangan Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dilakukan sepanjang mendapat persetujuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat atas nama Menteri;
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengajukan
permintaan Surat Tugas seorang Dokter Spesialis atau Dokter
Spesialis tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan pelayanan
dengan kemampuan Dokter Spesialis atau Dokter Gigi Spesialis
tersebut;
6. Keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kemampuan
Dokter Spesialis atau Dokter Gigi Spesialis yang harus
dipertimbankan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berdasarkan kesepakatan
antara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi
terkait setempat, dan asosiasi perumahsakitan setempat;
7. Contoh format Surat Tugas sebagaimana tercantum dalam Formulir
III terlampir”;
Bahwa berangkat dari ketentuan hukum di atas, apabila dihubungkan dengan
perkara aquo, PEMBANDING I pada tanggal 27 Oktober 2014 ada
mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA
TERBANDING untuk RS. Siloam Dirga Surya Medan karena Izin Praktek yang
dimiliki PEMBANDING I hanyalah berjumlah 2 (dua) SIP di 2 (dua) tempat
praktek, namun atas permohonan PEMBANDING I tersebut PARA
TERBANDING tidak pernah mengeluarkan rekomendasi dimaksud kepada
PEMBANDING I, oleh karena itu, tidak benar bahwa PEMBANDING I memiliki 4
(empat) SIP, sesuai fakta yang ada PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua)
SIP, tapi itupun rekomendasinya tidak diterbitkan pula oleh PARA
TERBANDING;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 52 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Bahwa adapun 2 (dua) SIP yang dimiliki PEMBANDING I pada saat
mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA
TERBANDING agar dapat mengurus SIP untuk praktek di RS Siloam Dirga
Surya, sebagai berikut :
1. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/2608/I/2013 berpraktek di Jalan Sekip No.
65 G (Praktek Pribadi) (vide : Bukti P1-3);
2. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/21470/VII/2013 berpraktek di RSUP H.
Adam Malik Medan (vide : Bukti P1-4);
Bahwa oleh karena PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) SIP pada saaat
mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA
TERBANDING untuk membuka praktek yang ketiga di RS. Siloam Dirga Surya
dan itupun tidak dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, maka perbuatan PARA
TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat Rekomendasi kepada
PEMBANDING I yang hanya memiliki 2 (dua) SIP dan persyaratan yang
ditentukan telah dipenuhi seluruhnya oleh PEMBANDING I, merupakan
perbuatan melawan hukum yang mendatangkan kerugian bagi PEMBANDING
I, sebab PEMBANDING I tidak dapat menjalankan praktek kedokterannya di
RS. Siloam Dirga Surya;
Bahwa terhadap PEMBANDING II pada tanggal 27 Oktober 2014 juga ada
mengajukan permohonan Surat Rekomendasi disertai dengan persyaratan
yang lengkap untuk mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di Rumah Sakit Siloam
Dirga Surya Medan, yang mana PENGGUGAT II pada waktu itu, pun hanya
memiliki 2 (dua) SIP di 2 (dua) tempat, yaitu :
1. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/10442/VI/2010 berpraktek di RSUP H.
Adam Malik Medan (vide : Bukti P2-3);
2. Surat Izin Praktek (SIP) No. 2197/440/SIP/DS/2011 berpraktek di RSU
Grand Medistra Lubuk Pakam (vide : Bukti P2-4);
Bahwa terhadap dalil PARA TERBANDING yang menyatakan bahwa
PEMBANDING II memiliki lebih dari 3 (tiga) tempat praktek dokter adalah tidak
sesuai fakta yang ada dan tidak berdasarkan hukum, karena Surat Izin Praktek
(SIP) No. 445/6652/III/2013 untuk berpraktek di Jalan Sekip No. 65 G (Praktek
Pribadi) sudah dicabut STR-nya dari Dinas Kesehatan Kota Medan sebelum
mengajukan permohonan surat rekomendasi kepada TERBANDING I pada
tanggal 27 Oktober 2014 berdasarkan Surat Pernyataan an. dr. Andika Sitepu,
Sp.JP(K) tertanggal 20 Oktober 2014 (vide : Bukti P2-19) yang telah
membuktikan secara sempurna menurut hukum di depan persidangan bahwa
PEMBANDING II telah MENUTUP Surat Izin Praktek (SIP) dengan alamat
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 53 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
tempat praktek dokter di Jalan Sekip No. 65-G Medan (Praktek Pribadi), yang
mana penutupan SIP tersebut dilakukan dengan cara MENARIK Surat Tanda
Registerasi (STR) dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 20 Oktober
2014, selanjutnya STR inilah yang akan digunakan oleh PEMBANDING II untuk
pengurusan SIP di RS. Siloam Medan, sehingga tempat praktek PEMBANDING
II yang di Jalan Sekip No. 65-G Medan (Praktek Pribadi) tersebut sudah tidak
beroperasi lagi dengan kata lain sudah ditutup;
Bahwa terhadap Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/6652/III/2013 berpraktek di
Jalan Sekip No. 65 G (Praktek Pribadi) telah dimatikan oleh PEMBANDING II
dan kemudian Surat Izin Praktek (SIP) inilah yang dimaksudkan PEMBANDING
II untuk berpraktek di RS Siloam Dirga Surya yang dimohonkan oleh
PEMBANDING II untuk mendapatkan Surat Rekomendasi terlebih dahulu demi
mengurus SIP di RS Siloam tersebut, namun rekomendasi tersebut tak kunjung
diberikan oleh TERBANDING I yang kepengurusannya dipertanggung-
jawabkan oleh TERBANDING II;
Bahwa dengan perkataan lain, sebelum PEMBANDING II mengajukan
permohonan untuk mendapatkan rekomendasi guna melengkapi persyaratan
untuk mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) yang berpraktek di RS Siloam
Dirga Surya, PEMBANDING II telah mencabut SIP-nya yang beralamat di Jalan
Sekip No. 65 G/ Praktek Pribadi dengan mengambil Surat Tanda Registerasi
(STR)-nya dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan kemudian STR tersebut
diajukan untuk mengurus rekomendasi SIP yang direncanakan PEMBANDING
II diperuntukkan di RS Siloam Dirga Surya Medan, oleh karena itu, dalil PARA
TERBANDING yang menyatakan bahwa PEMBANDING II berpraktek di lebih
dari 3 (tiga) tempat adalah tidak sesuai fakta yang ada sehingga harus ditolak;
Bahwa selain kedua tempat praktek tersebut di atas, PEMBANDING II juga
telah mendapatkan tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan bertindak
untuk dan atas nama Menteri Kesehatan RI berdasarkan Surat Tugas Dokter
Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.
440.446.1/7962/IX/2014 (vide : Bukti P2-5) dengan penugasan ke RS Murni
Teguh untuk berpraktek dokter spesialis karena di RS Murni Teguh tidak ada
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sesuai dengan spesialisasi
PEMBANDING II, yang mana tugas praktek PEMBANDING II di RS Murni
Teguh tersebut berdasarkan penugasan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota
Medan telah sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 54 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Pelaksanaan Praktik Kedokteran, sehingga untuk penugasan ke RS Murni
Teguh tersebut PENGGUGAT II tidak memerlukan Surat Izin Praktek (SIP);
Bahwa oleh karena itu, PEMBANDING II masih berhak memperoleh Surat
Rekomendasi untuk mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di RS. Siloam Dirga
Surya Medan sebagai tempat prakteknya yang ketiga, maka perbuatan PARA
TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat Rekomendasi untuk
PEMBANDING II padahal seluruh persyaratan telah dipenuhi, merupakan
perbuatan melawan hukum yang mendatangkan kerugian bagi PEMBANDING
II dan kerugian tersebut harus dipertanggung-jawabkan oleh PARA
TERBANDING;
Bahwa perlu PEMBANDING II sampaikan kepada Majelis Hakim Yang
Memeriksa, Mengadili dan Memutus perkara aquo bahwa tidak benar Surat
Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic. PEMBANDING II) dengan
Nomor Registerasi 3111402110109343 berlaku 18 Maret 2010 s.d. 18 Maret
2015 (vide : Bukti P2-2) telah habis masa berlakunya pada tanggal 27 Oktober
2014 yaitu pada saat PEMBANDING II mengajukan permohonan rekomendasi
kepada TERBANDING I pertama sekali, sehingga sangat kentara
PEMBANDING II menduga bahwa PARA TERBANDING menghalang-halangi
PEMBANDING II untuk melakukan praktek dokter demi mengabdikan ilmunya
kepada masyarakat dengan tidak menindaklanjuti permohonan rekomendasi
yang pertama diajukan pada tanggal 27 Oktober 2014 tersebut;
Bahwa yang lebih parah lagi, PEMBANDING I yang memiliki Surat Tanda
Registerasi (STR) an. Restuti Hidayani Saragih dengan Nomor Registerasi
1221401212084188 (vide : Bukti P1-2) memiliki jangka waktu yang lebih lama
dari PEMBANDING II, yaitu berlaku sejak 06 Desember 2012 s.d. 06 Desember
2017, akan tetapi tetap saja permohonan rekomendasi izin praktek yang
diajukan oleh PEMBANDING I kepada PARA TERBANDING pada tanggal 27
Oktober 2014 tidak digubris dan tidak ditindaklanjuti untuk dikeluarkan
rekomendasi izin prakteknya, malahan sampai diajukan sebanyak 3 (tiga) kali,
namun rekomendasi yang diharapkan PEMBANDING I tidak kunjung
dikeluarkan oleh PARA TERBANDING tanpa ada alasan sama sekali;
Bahwa menurut ketentuan yang berlaku tentang penerbitan surat rekomendasi
ini, yaitu Pedoman Tata Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia mengenai
Tata Laksana Penerbitan Rekomendasi IDI, Pasal 2 ayat (3) dan (5)
menyatakan bahwa:
Pasal 2 ayat (3) : “Pengurus IDI Cabang melakukan verifikasi berkas
administrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari”;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 55 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Pasal 2 ayat (5) : “Ketua IDI Cabang menerbitkan Rekomendasi Izin
Praktek selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah
semua persyaratan terpenuhi”;
Bahwa menurut ketentuan di atas, demi tegaknya peraturan organisasi
seharusnya setelah PEMBANDING II mengajukan permohonan kepada
TERBANDING I pada hari Senin, tanggal 27 Oktober 2014 dalam tempo 3 (tiga)
hari kerja yaitu pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2014, TERBANDING II
wajib menerbitkan Rekomendasi Izin Praktek karena seluruh persyaratan yang
telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku telah dipenuhi oleh
PEMBANDING II, namun hingga sampai dengan waktu yang ditentukan
Pedoman Tata Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia tidak benar PARA
TERBANDING pernah menyampaikan secara lisan ataupun tertulis alasan tidak
diterbitkannya Surat Rekomendasi kepada PARA PEMBANDING sebab PARA
PEMBANDING tidak pernah diberitahukan untuk itu;
Bahwa oleh karena PARA TERBANDING tidak mengeluarkan Surat
Rekomendasi atas nama diri PEMBANDING I dan PEMBANDING II, maka
PARA TERBANDING telah ditetapkan bersalah melanggar Pedoman Tata
Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia oleh Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK) Pusat di Jakarta melalui Keputusan Banding Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia No. 005551/PB/MKEK-Banding/05/2016 (vide : Bukti P.1.2 – 7) yang
pada intinya, menyatakan bahwa : “Menetapkan sanksi etik dan sanksi
organisasi kepada Ketua IDI Cabang Medan oleh Ketua Umum PB IDI berupa
teguran peringatan tertulis dan permintaan maaf, karena khususnya setelah
STR baru diupayakan dokter Pemohon Rekomendasi, namun IDI Cabang tidak
mau memproses rekomendasi”, oleh karena itu, PARA TERBANDING telah
terbukti secara sempurna menurut hukum telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang mendatangkan kerugian kepada PARA PEMBANDING;
Bahwa terakhir perlu juga PARA PEMBANDING sampaikan bahwa sejak PARA
PEMBANDING mengajukan rekomendasi izin praktek kepada PARA
TERBANDING, Praktek Pribadi PARA PEMBANDING yang beralamat di Jalan
SEKip No. 65 G Medan ditutup karena PARA PEMBANDING sudah
berkeyakinan bahwa rekomendasi izin praktek yang diajukannya akan
ditindaklanjuti untuk dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, namun sangat
disayangkan selama 8 (delapan) bulan lamanya telah melampaui waktu yang
ditentukan pedoman tata laksana organisasi, PARA PEMBANDING tidak dapat
menjalani praktek pribadi yang telah ditutup sebelumnya, oleh karena itu, PARA
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 56 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
PEMBANDING mengalami kerugian materil Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta
Rupiah) untuk tiap-tiap bulannya, berdasarkan nilai materi yang dapat diperoleh
PARA PEMBANDING sewaktu berpraktek di RSUP H. Adam Malik Medan;
Bahwa oleh karena tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING II yang
tidak menerbitkan Surat Rekomenasasi atas nama diri PEMBANDING I dan
PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan
melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta
kepentingan hukum PEMBANDING I dan PEMBANDING II dalam menjalankan
praktik kedokteran;
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh
TERBANDING I dan TERBANDING II telah menimbulkan kerugian kepada
PEMBANDING I dan PEMBANDING II, karena TERBANDING I dan
TERBANDING II telah menghilangkan hak-hak PARA PEMBANDING selaku
anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, dan juga mengancam
karier PARA PEMBANDING sebagai seorang dokter dalam menjalankan praktik
kedokteran sebab PARA PEMBANDING tidak memiliki izin untuk menjalankan
profesinya, sehingga praktik yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING dapat
dikatakan ilegal dan juga juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kodokteran, kerugian PEMBANDING I dan PEMBANDING II tersebut berupa
kerugian materiil maupun immateriil, yang kesemua kerugian tersebut harus
dibayar sekaligus dan tunai secara tanggung renteng oleh TERBANDING I dan
TERBANDING II kepada masing-masing PEMBANDING baik itu
PEMBANDING I maupun kepada PEMBANDING II setelah putusan dalam
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
Bahwa adapun kerugian yang PARA PEMBANDING alami akibat dari
perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERBANDING I dan TERBANDING
II dapat dirinci sebagai berikut :
1. Kerugian Yang Dialami oleh Pembanding I
a. Kerugian Materiil
Tidak bisanya PEMBANDING I
melakukan Praktik Kedokteran sejak
bulan November 2014 s.d. Juni 2015 (8
bulan) di RS. Siloam dimana setiap
bulannya PEMBANDING I memperoleh
penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 57 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
sehingga 8 bulan x Rp. 20.000.000,-
adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 160.000.000,-
Biaya-biaya PEMBANDING I selama
memproses pengajuan permohonan
rekomendasi kepada pihak PARA
TERBANDING ----------------------------------------------------------- Rp. 50.000.000,- +
TOTAL ------------------------ Rp. 210.000.000,-
b. Kerugian Immateriil
Akibat perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh TERBANDING I dan
TERBANDING II telah mengganggu
ketenangan PEMBANDING I sehingga
akibat pengurusan masalah tersebut
PEMBANDING I telah mengalami
kelelahan fisik dan psikis dan selain itu
juga PEMBANDING I menjadi malu
dengan relasi-relasi PEMBANDING I
sehingga berakibat kepada
berkurangnya kepercayaannya kepada
PEMBANDING I yang telah berdampak
kepada tidak berjalan praktek
kedokteran PEMBANDING I, yang
kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai
dengan uang, namun untuk
mempermudahkan perhitungannya
ditetapkan sebesar ----------------------------------------------------- Rp. 1.000.000,- +
TOTAL ------------------------- Rp.211.000.000,-
Terbilang : (Dua Ratus Sebelas Juta Rupiah)
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 58 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Sehingga total kerugian yang dialami dan diderita oleh PEMBANDING I
adalah sebesar Rp. 211.000.000,- (Dua Ratus Sebelas Juta Rupiah)
yang harus dibayar secara tanggung renteng oleh PARA TERBANDING
secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara ini
mempunyai kekuatan hukum tetap;
2. Kerugian Yang Dialami oleh Pembanding II
a. Kerugian Materiil
Tidak bisanya PEMBANDING II
melakukan Praktik Kedokteran sejak
bulan November 2014 s.d. Juni 2015 (8
bulan) di RS. Siloam dimana setiap
bulannya PEMBANDING II memperoleh
penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-
sehingga 8 bulan x Rp. 20.000.000,-
adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 160.000.000,-
Tidak bisanya PEMBANDING II
melakukan praktek kedokteran sejak
bulan April 2015 s.d. Juni 2015 (3 bulan)
di RSUP. H. Adam Malik dimana setiap
bulannya PEMBANDING II memperoleh
penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-
sehingga 3 bulan x Rp. 20.000.000,-
adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 60.000.000,-
Biaya-biaya PEMBANDING II selama
memproses pengajuan permohonan
rekomendasi kepada pihak PARA
TERBANDING ----------------------------------------------------------- Rp. 50.000.000,- +
TOTAL ------------------------ Rp. 270.000.000,-
b. Kerugian Immateriil
Akibat perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh TERBANDING I dan
TERBANDING II telah mengganggu
ketenangan PEMBANDING II sehingga
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 59 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
akibat pengurusan masalah tersebut
PEMBANDING II telah mengalami
kelelahan fisik dan psikis dan selain itu
juga PEMBANDING II menjadi malu
dengan relasi-relasi PEMBANDING II
sehingga berakibat kepada
berkurangnya kepercayaannya kepada
PEMBANDING II yang telah berdampak
kepada tidak berjalan praktek
kedokteran PEMBANDING II, yang
kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai
dengan uang, namun untuk
mempermudahkan perhitungannya
ditetapkan sebesar ----------------------------------------------------- Rp. 1.000.000,- +
TOTAL ------------------------- Rp.271.000.000,-
Terbilang : (Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah)
Sehingga total kerugian yang dialami dan diderita oleh PEMBANDING II
adalah sebesar Rp. 271.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta
Rupiah) yang harus dibayar secara tanggung renteng oleh PARA
TERBANDING secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
Bahwa atas kerugian materiil yang diderita PEMBANDING I maka
TERBANDING I dan TERBANDING II layak dihukum secara tanggung renteng
untuk membayar bunga kepada PEMBANDING I sebesar 5 % setiap bulannya
yaitu 5/100 x Rp. 210.000.000,- = Rp. 10.500.000,- (Sepuluh Juta Lima Ratus
Ribu Rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam
perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;
Bahwa begitu juga atas kerugian materiil yang diderita PEMBANDING II maka
TERBANDING I dan TERBANDING II layak dihukum secara tanggung renteng
untuk membayar bunga kepada Penggugat II sebesar 5 % setiap bulannya
yaitu 5/100 x Rp. 270.000.000,- = Rp. 13.500.000,- (Tiga Belas Juta Lima
Ratus Ribu Rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan
dalam perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 60 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Bahwa PEMBANDING I dan PEMBANDING II sangat meragukan
TERBANDING I dan TERBANDING II akan mematuhi (lalai) melaksanakan isi
putusan ini kelak untuk mengganti kerugian yang dialami oleh PEMBANDING I
dan PEMBANDING II, maka oleh karenanya sangat beralasan hukum apabila
TERBANDING I dan TERBANDING II dihukum secara tanggung renteng untuk
membayar uang paksa (dwangsoom) sebesar Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta
Rupiah) kepada masing-masing PEMBANDING I dan PEMBANDING II setiap
hari kelalaiannya tersebut terhitung sejak perkara perkara ini mempunyai
kekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
secara sempurna;
Bahwa oleh karena gugatan PEMBANDING I dan PEMBANDING II didasarkan
atas bukti-bukti yang autentik dan akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
191 ayat (1) RBg maka sangat beralasan hukum apabila terhadap putusan
aquo dapat dijalankan dengan serta merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun
terdapat perlawanan, banding maupun kasasi;
Bahwa apabila TERBANDING I dan TERBANDING II dikalahkan dalam perkara
ini, maka sangat berdasar hukum jika TERBANDING I dan TERBANDING II
dihukum secara tanggung renteng untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian yuridis di atas, maka pertimbangan hukum
dan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,
tertanggal 23 Juni 2016 harus dibatalkan, sehingga sangat berlasan hukum
bagi Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan untuk membuat
pertimbangan hukum sendiri dengan mengacu kepada alasan-alasan
bandingyang tertuang dalam Memori Banding yang diajukan oleh PARA
PEMBANDING dan kiranya berkenan memberi putusan dalam perkara aquo
yang amarnya berbunyi, sebagai berikut :
MENGADILI :
- Menerima permohonan banding yang diajukan oleh PARA PEMBANDING
(ic. PARA PENGGUGAT);
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016 yang diajukan banding
oleh PARA PENGGUGAT/PARA PEMBANDING;
MENGADILI SENDIRI :
I. DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi yang diajukan PARA TERGUGAT (ic. PARA
TERBANDING) untuk seluruhnya;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 61 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II (ic. PARA
PEMBANDING) untuk seluruhnya;
2.Menyatakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrechmatigedaad) yang
telah mendatangkan kerugian kepada PENGGUGAT I dan PENGGUGAT
II;
3. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi baik Materiil maupun
Immateriil kepada Penggugat I sebesar Rp. 211.000.000,- (Dua Ratus
Sebelas Juta Rupiah) secara terang dan tunai setelah putusan dalam
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
4. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar bunga kepada PENGGUGAT I
sebesar Rp. 10.500.000,- (Sepuluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap
bulannya terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam
perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;
5. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi baik Materiil maupun
Immateriil kepada PENGGUGAT II sebesar Rp. 271.000.000,- (Dua Ratus
Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah) secara terang dan tunai setelah putusan
dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
6. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar bunga kepada PENGGUGAT II
sebesar Rp. 13.500.000,- (Tiga Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap
bulannya terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam
perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;
7. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (Dwangsoom)
masing-masing kepada PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II sebesar Rp.
3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah) setiap hari keterlambatan untuk
melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan perkara ini
berkekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
secara sempurna;
8. Menyatakan Putusan terhadap perkara ini dapat dilaksanakan dengan serta
merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun TERGUGAT I dan TERGUGAT II
(ic. PARA TERBANDING) ataupun pihak lain mengajukan Gugatan,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 62 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Perlawanan, Banding ataupun Kasasi;
9. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)
secara tanggung renteng untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum para Terbanding telah mengajukan
kontra memori banding tanggal 28 Desember 2016;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan putusan Pengadilan
Negeri Medan tanggal 23 Juni 2016 Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, Majelis
Hakim tingkat banding terlebih dahulu mempertimbangkan memori banding
para Pembanding semula para Penggugat adalah sebagai berikut;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding berkesimpulan bahwa
inti dari alasan keberatan yang diajukan Kuasa Hukum para Pembanding
semula para Penggugat yaitu bahwa gugatan para Penggugat sangat keliru
menempatkan para Tergugat dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti
secara cermat dan seksama berkas perkara beserta salinan resmi putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn., tanggal 23 Juni
2016 dan memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para
Pembanding semula para Penggugat serta kontra memori banding dari Kuasa
Hukum para Terbanding semula para Tergugat, dimana Memori Banding dan
Kontra Memori Banding hanya sebagai pengulangan saja, maka Pengadilan
Tinggi dapat menyetujui dan membenarkan putusan Majelis Hakim tingkat
pertama tersebut, oleh karena pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah
memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar semua keadaan serta
alasan-alasan yang menjadi dasar dalam putusannya, sehingga Pengadilan
Tinggi sependapat dengan putusan tersebut dan dijadikan dasar pertimbangan
hukum sendiri yang dianggap tercantum dalam memutuskan perkara ini di
tingkat banding;
Menimbang, bahwa dengan demikian maka pertimbangan-pertimbangan
putusan Majelis Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan dasar
didalam pertimbangan putusan Majelis Hakim tingkat banding sendiri, sehingga
putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, tanggal 23
Juni 2016 dapat dipertahankan dan dikuatkan dalam peradilan tingkat banding;
Menimbang, bahwa karena para Pembanding semula para Penggugat tetap
berada dipihak yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar semua
biaya yang timbul dalam kedua tingkat peradilan ini untuk tingkat banding
jumlahnya sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 63 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo Undang-
Undang Nomor 49 Tahun 2009, R.Bg dan peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkuta.
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum para Pembanding
semula sebagai para Penggugat tersebut;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
682/Pdt.G/2015/PN Mdn. Tanggal 23 Juni 2016 yang dimohonkan
banding;
- Menghukum para Pembanding semula para Penggugat untuk membayar
biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan untuk tingkat
banding ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Jum’at tanggal 5 Januari 2018 oleh kami
Sabar Tarigan Sibero, SH.,MH selaku Hakim Ketua Majelis, Agutinus
Silalahi,SH.,MH dan H. Agusin,SH.,MH. masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari Jum’at tanggal, 12 Januari 2018, oleh Hakim Ketua tersebut dengan
didampingi oleh kedua Hakim Anggota dandibantu oleh Pasti,SH. Panitera
Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri oleh kedua belah
pihak yang berperkara dan Kuasa Hukumnya.-
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ttd.- ttd.-
Agutinus Silalahi,SH.,MH. Sabar Tarigan Sibero,SH.MH.
ttd.-
H.Agusin,SH. MH. Panitera Pengganti,
ttd.-
P a s t i,S.H. Perincian Biaya :
1. Meterai Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 5.000,-
3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
top related