penetrasi air
Post on 04-Jul-2015
400 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JENIS, AKIBAT DAN SOLUSI PENETRASI AIR PADA BANGUNAN
Penetrasi air pada bangunan adalah salah satu bentuk dari perwujudan sifat air yang meresap
pada celah kecil (kapilaritas) jadi kita tidak dapat menghindarinya. penetrasi air ini dapat bersifat
destruktif dan progresif, progresif karena bila tidak segera ditangani kerusakan yang ditimbulkan
akan semakin membesar, destruktif karena pada bagian bangunan yang terkena akan mengalami
jamuran, cat rusak, pelapukan, tidur terganggu karena atap bocor, alat elektronik rusak dan
banyak kerusakan lainnya. Penetrasi air pada bangunan mayoritas terjadi karena kebocoran pada
atap bangunan, merembesnya air pada kamar mandi yang notabene selalu berhubungan dengan
air, penetrasi air karena kapilaritas air dari tembok tetangga dan penetrasi air karena
merembesnya air tanah pada bangunan. Penetrasi air ini dapat diatasi dengan
1. penerapan/ penggunaan waterproof pada bangunan,
2. kesempurnaan dalam penutupan dinding oleh acian,
3. kerapatan dalam penyusunan atap,
4. cara pemilihan jenis atap,
5. penggunaan cat yang dapat mencegah merembesnya air pada dinding ( pada bangunan
tinggi biasanya lapisan luar berupa keramik ),
6. pemasangan lantai kamar mandi yang benar,
7. pemasangan sambungan pipa yang benar terutama yang terintegrasi dengan dinding,
8. penempatan tandon air yang benar dan terlindungi bawah tandon jika terjadi overload,
9. penggunaan material yang pas untuk pintu kamar mandi,
10. pemasangan saluran air hujan atau pipanisasi untuk mengalirkan air dari atap, dan lain-
lain.
penetrasi air dari atap bangunan yang biasa kita sebut dengan kebocoran umumnya disebabkan
oleh empat hal. Pertama, rancangan atau konstruksi yang salah. Pada konteks ini, yang umum
terjadi adalah karena kemiringan atap tidak diperhatikan. Seharusnya, atap rumah memiliki sudut
kemiringan minimal 30 derajat supaya air dapat mengalir dengan lancar. Kurang dari itu, pasti
akan timbul masalah. Batas toleransi yang umumnya disarankan adalah antara 30-40 derajat
karena lebih dari itupun masalah lain akan timbul, yakni genteng gampang melorot. Paling aman
adalah di antaranya. Penyebab kedua adalah kondisi alam. Perubahan panas dan dingin secara
terus menerus akan membuat material penutup rumah menjadi aus atau berubah. Retak-retak,
sekecil apapun, bila itu terjadi di atap rumah, pasti akan menyeret air memasuki celah-celahnya.
Semakin dibiarkan, air yang merembes akan merajalela dan membuat retakan membesar.
Kondisi alam lain yang menyebabkan kebocoran adalah tumpukan sampah dedaunan dan apa
saja yang diterbangkan oleh angin dan hinggap di atap rumah. Akibat sampah-sampah alamiah
ini, aliran air pun menjadi terganggu dan berpotensi menetes ke dalam rumah. Lumut yang
muncul di genteng juga bisa menyebabkan terjadinya rembesan air. Retak-retak rambut pada
atap rumah akan segera memicu tumbuhnya lumut-lumut yang mengakibatkan aliran air tidak
lancar. Nah, lumut ini biasanya menjadi problem pada rumah-rumah yang terletak di daerah
lembab atau dingin. Ketiga tentu saja pemilihan material yang digunakan. Menggunakan atap
lembaran seperti asbes, semen fiber, ardex, seng antikarat, atau bitumen (aspal) berbeda
pemasangannya dengan material seperti genteng tanah liat, genteng beton, keramik, atau kayu
sirap. Asbes memberikan toleransi kemiringan hingga sedikit kurang dari 30 derajat karena
rongga antarbidang yang terbentuk tidak sebanyak material genteng. Material yang juga penting
untuk diperhatikan adalah talang air dan nok (ridge) yang menutup sambungan antarbidang atap.
Talang air sekarang umumnya menggunakan karet vinil atau seng. Bahan ini tentu saja tidak
elastis sementara perubahan cuaca akan membuat pergeseran-pergeseran. Pada rumah zaman
dulu, talang air ini dibuat menggunakan timah yang memiliki kemampuan menyesuaikan dengan
kondisi cuaca. Artinya, pada saat dingin ia akan menyusut, pada saat panas akan memuai, tanpa
kehilangan kemampuannya melindungi. Namun, sekarang bahan ini sudah sulit ditemukan
karena dianggap terlampau mahal dan kurang ramah lingkungan. Penyebab keempat kebocoran
adalah kesalahan dan kecerobohan pemasangan. Pemasangan genteng yang tidak rapi mengikuti
larikan pada reng membuat atap memiliki rongga yang mengundang datangnya air di musim
hujan. Pemasangan asbes yang dikunci dengan paku tak berpayung jelas adalah sumber
malapetaka. Memasang genteng wuwungan atau nok dengan semen yang seirit-iritnya pasti
membuat sambungan ini memicu rembesan air ke bawah. Apalagi bila bagian ini tidak dilapisi
dengan material waterproofing.
Ada tujuh (7) cara penanggulangan bocor
1. Cermati Sudut Kemiringan Atap, Buatlah atap dengan sudut kemiringan yang tepat, sehingga
air cepat mengalir ke tanah. Sudut kemiringan yang ideal sekitar 30° - 40°. namun ada beberapa
jenis atap yang sudut kemiringannya bisa lebih landai.
2. Minimalkan Sambungan Atap, Kebocoran dapat ditimbulkan dari sambungan, minimalkan
pemakaian sambungan antara atap seperti penggunaan karpusan/nok, jurai. atau model atap
bertumpuk, karena tiap pertemuan atap berpotensi untuk bocor. Atap dengan model pelana
paling ideal untuk mengurangi risiko bocor.
3. Pilih Genteng Berkualitas, Genteng yang kurang bagus dapat menimbulkan kebocoran, pilih
penutup atap ( genteng ) yang berkualitas sehingga tidak mudah retak yang menyebabkan air
rembes ke bawah. Penutup atap katagori bagus dapat dipasang dengan sempurna tanpa ada celah.
Pilihan material atap amat beragam mulai dari keramik / tanah liat, metal, PVC, bitumen, beton
dll.
4. Pasang Talang dengan Tepat, Pasang talang untuk mengarahkan air hujan dari atap. Pilih
talang dengan ukuran. kekuatan dan pemasangan yang tepat.
5. Perhatikan Ketinggian Nok, Bubungan / nok jangan dipasang terlalu tinggi karena akan
menimbulkan celah yang bisa mengundang air. Pengerjaannya harus rapi dan memakai bahan
yang tidak mudah retak. Bahan berupa lembaran yang tahan air, lunak dan lentur sehingga tidak
akan getas lalu retak karena cuaca. Cara ini juga membuat atap lebih bersih dan rapi, karena
tidak ada lagi lelehan adukan yang kerap mengotori atap.
6. Pasang Material Pelapis, Pasang material pelapis (flashing) pada bagian yang rawan bocor
seperti; pada jurai dan pertemuan antara genteng dan dinding. Syarat ideal bagi bahan pelapjs ini
adalah: - tidak terdegradasi oleh air. - tidak memuai pada temperatur yang tinggi. - tidak
menyerap air. - warna bisa disesuaikan dengan genteng sehingga cocok dikombinasikan dengan
material lain. - dapat diwarnai/dicat. - dapat diaplikasikan langsung pada bagian yang ingin
dilindungi.
7. Pakai Waterproofing, Aplikasikan cat waterproofing pada tiap sambungan dengan benar, agar
tidak terjadi retak rambut.
Dalam tugas penetrasi air pada bangunan ini kami akan banyak membahas tentang waterproof
dan plumbing karena mungkin waterproof dan plumbing adalah hal yang paling berperan dalam
mengatasi penetrasi air pada bangunan.
1. WATERPROOF
Pertama penetrasi air dapat ditanggulangi dengan waterproof, waterproof adalah bahan pelapis
yang kedap air sehingga dapat mencegah kebocoran. Aplikasi waterproofing bisa dilakukan
dengan kuas, roller, atau spray. pengaplikasiannya dibuat berlapis. Lapis pertama, berupa
waterproofing yang diencerkan dengan air (10%) agar lebih menyatu dengan permukaan yang
dilapisinya. Lapis kedua berupa waterproofing tanpa campuran. Hal ini dilakukan berulang
( minimal 1x ulangan ) dengan tetap ulangan arah lapisannya berlawanan agar kedua lapisan
saling "menganyam”. Selain penetrasi pada atap kebanyakan penetrasi juga terjadi pada tembok
terutama tembok kamar mandi, kamar mandi sebagai daerah yang banyak terkena siraman air
tentu saja membutuhkan perawatan yang intensif, keretakan sekecil rambutpun akan menjadi
masalah serius bila tidak cepat ditanggulangi. Di dalam kamar mandi, masalah yang paling
sering terjadi adalah merembesnya air ke dalam dinding atau lantai. Apalagi, kebanyakan kamar
mandi di Indonesia adalah kamar mandi basah, sehingga air sering menggenang dalam waktu
cukup lama. Air yang merembes tadi menjadi masalah apabila rembesannya sampai ke dinding
di luar kamar mandi. Yang lebih parah lagi, kalau kamar mandi terletak di lantai 2, air yang
masuk ke lantai bisa merembes ke plafon lantai di bawahnya. Akibatnya, dinding dan plafon
menjadi lembab dan timbul bercak-bercak serta ditumbuhi jamur. Tentu ini sangat mengganggu
pemandangan. Untuk mencegah timbulnya masalah tersebut, harus ada yang menghalangi
masuknya air ke dalam lantai atau dinding kamar mandi. Bahan yang bisa memblokir air tersebut
adalah waterproofing. Untuk lantai kamar mandi, bahan pelapis ini dipasang di bawah acian
semen yang digunakan untuk menempelkan ubin serta pada muara pipa pembuangan di lantai
(floor drain), . Sementara pada dinding kamar mandi yang perlu dilapisi waterproofing adalah
dinding sekitar jalur pipa-pipa air. Ini dilakukan untuk mencegah merembesnya air apabila
terjadi kebocoran. Lantai kamar mandi di lantai atas merupakan area yang perlu dilapisi
waterproofing. Cara pelapisannya harus diperhatikan agar waterproofing dapat melindungi
secara optimal. Berdasarkan urutannya, pemasangan waterproofing pada lantai adalah sebagai
berikut :
1. Pada lantai beton, yang pertama kali disapukan adalah lapisan primer. Lapisan ini merupakan
campuran antara waterproofing dengan air, dengan perbandingan 1:1. Campuran disapukan pada
lantai beton secara searah menggunakan kuas atau roller.
2. Setelah lapisan primer pertama kering (sekitar 4 jam), barulah lapisan waterproofing tanpa
campuran disapukan di atasnya. Cara mengecek apakan lapisan pertama sudah kering atau belum
adalah dengan menyentuhkan ujung jari ke permukaan waterproofing. Jika tidak ada bahan yang
menempel pada ujung jari Anda, berarti lapisan tersebut sudah kering.
3. Lapisan ketiga sama sengan lapisan pertama, yaitu campuran antara air dengan
waterproofing, dengan perbandingan 1:1. Namun, lapisan ketiga ini harus disapukan dengan arah
yang berbeda dengan lapisan kedua. Jika lapisan kedua horizontal, lapisan ketiga ini harus
vertikal, dan sebaliknya. Ini dilakukan agar lapisan-lapisan tersebut membentuk “anyaman” yang
kuat.
4. Sebelum lapisan ketiga kering benar, taburkan pasir di atasnya. Pasir ini berguna untuk
mengikat acian agar lebih kuat melekat. Selanjutnya, di atas lapisan setebal kira-kira 2 ml ini
dipasang ubin seperti biasa dengan menggunakan acian.
Sedangkan proses pengaplikasian waterproof pada dinding berbeda dari cara pengaplikasian
pada atap atau lantai kamar mandi, berikut adalah cara pengaplikasian waterproof pada dinding.
Upaya waterproofing untuk bagian dinding, dimulai setelah batu bata dinding selesai terpasang.
Untuk dinding bagian dalam kebanyakan dari pemilik rumah melanjutkannya dengan finishing
plester dan aci. Tapi untuk dinding bagian luar, terutama di posisi samping dan belakang, masih
banyak ditemukan yang tidak diplester atau diaci. Sebenernya tidak diplester dan diaci, hal ini
berkaitan dengan selera orang yang membuat rumah dengan model bata ekspose.
Kalaupilihannya batu bata dinding tidak diplester dan diaci, maka dinding batu bata yang
diekspos ini mesti di-coating dengan cairan waterproofing atau anti bocor. Ini untuk menutupi
pori-pori yang terbuka lebar di bagian bata yang tersusun dan adukan yang merekatkan bata-bata
itu. Cairan coating ini ada yang jenis doff atau glossy. Doff maksudnya, batu bata dinding yang
di-coating tadi akan berkesan alami, bertekstur kasar. Sementara glossy, akan membuat batu bata
dinding yang di-coating akan terlihat mengkilap dan mengkilat.
Kalo batu bata dinding difinishing plester aci, maka proses plester dan acinya mesti mencapai
kondisi-kondisi ideal. Sebelum diaci, plesteran mesti benar-benar kering, agar unsur air tidak ada
yang tersisa di dinding. Kalo kita nekat meng-aci-nya pada saat plesteran masih basah atau
lembab, nantinya pada suatu saat setelah dinding itu jadi (di-aci dan dicat), unsur air yang
mengendap tadi akan keluar dalam bentuk dinding berkeringat atau lembab. Pada saat di-aci,
kualitas acian mesti benar-benar diperhatikan, agar tidak terjadi banyak retakan memanjang yang
menjadi celah untuk masuknya air hujan ke dalam dinding. Setelah selesai di-aci, bila finishing
akhirnya dinding akan di-cat, maka perlu diperhatikan jenis cat yang akan dipergunakan. Cat
untuk dinding bagian dalam rumah, akan berbeda dengan cat untuk dinding bagian luar rumah.
Cat untuk dinding bagian luar rumah harus bisa membuat dinding tahan segala cuaca di luar
rumah, seperti terkena panas terik dan hujan yang lebat. Beberapa produk cat, menamakan cat
untuk dinding bagian luar ini dengan nama ‘weathercoat’, atau ‘weathershield’, yang
menerangkan bahwa cat itu akan membuat dinding tahan terhadap ganasnya cuaca.
Cat khusus untuk dinding bagian luar ini berfungsi pula sebagai lapisan waterproofing dinding.
Bahkan beberapa produsen cat kenamaan, mengklaim cat khusus dinding luar mereka, lebih
ampuh berfungsi sebagai cairan waterproofing ketimbang produk lain yang mengkhususkan diri
untuk waterprooofing, selain warna yang mereka sediakan juga berwarna-warni, sebagaimana
warna-warna cat.
dewasa ini dalam memilih waterproof sebagai cara untuk mencegah penetrasi air pada bangunan
tidaklah sesulit dulu yang didominasi aquaproof, sekarang banyak produk yang telah ada
dipasaran baik lokal maupun impor dengan haraga yang relatif terjangkau (sebagai gambaran:
Harga:–Rp 17.500 (1 l)–Rp 56.000 (3,5 l)–Rp 261.000 (18 l atau 1 pail)) dan memiliki
spesifikasi dan kekhususan produk tersendiri, bahkan ada juga produk yang khusus sebagai
waterproofing bahan kimia.
2. PLUMBING
Kedua pengurangan efek penetrasi air dilihat dari proses pemipaan meliputi pemasangan,
perencanaan, pemilahan saluran, sampai penggunaan bahan yang baik ( sesuai). Berikut
mengenai jenis pipa, peraturan pembangunan, sistem saluran, macam-macam saluran, dan bahan
saluran yang berkaitan dengan plumbing :
Plumbing (pemipaan) harus direncanakan dengan baik guna menghindarkan pemborosan yang
tidak perlu. Instalasi plumbing yang tidak direncanakan dengan baik (berkelok-kelok dan
bercabang banyak) akan sangat merepotkan dalam pendistribusian air bersih. Gambar
perencanaan instalasi ini mutlak diperlukan sebelum dilaksanakan pengerjaannya, terlebih jika
ingin dimintakan sambungan pipa dari PDAM. Setiap pemilik rumah biasanya cenderung
melakukan reinstalasi terhadap sistem distribusi air bersih ini. Maka sangat penting untuk
diingat: plumbing harus dilaksanakan sebelum pemasangan dinding keramik kamar mandi,
ataupun sebelum pekerjaan pengecatan dinding tembok yang dilalui pipa plumbing.
Pemakaian pipa pada instalasi plumbing ada dua macam, yakni pipa yang terbuat dari logam dan
yang terbuat dari PVC. Bahan PVC untuk pipa plumbing merupakan terobosan inovatif yang
hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tak
karat.Satu-satunya kelemahan pipa PVC ialah rawan bocor apabila sistem pengelemannya
kurang rapi. Meski demikian, pipa PVC merupakan alternatif yang paling banyak dipakai
masyarakat luas saat ini.Soal harga tergantung ketebalan pipa yang jadi pilihan. Pipa PVC jenis
AW dengan ketebalan memadai cukup menjamin pendistribusian yang baik.
Instalasi sanitasi (air kotor) yang buruk dapat mengakibatkan pengeluaran dana yang berlipat-
lipat di kemudian hari. Gambar dan perencanaan yang baik mutlak diperlukan. Instalasi air kotor
yang umumnya "tersimpan" di bawah lantai ini harus merupakan instalasi yang paten dan bukan
untuk diutak-atik. Bayangkan kalau instalasi ini bermasalah dan kita harus membongkar ubin
keramik sepanjang rumah untuk mencari "penyakit"-nya.Perhatian yang lebih layak diberikan
untuk pengerjaan instalasi sanitasi, bahkan juga dari segi pembiayaannya. Meski demikian, perlu
diingat bahwa sistem sanitasi (pemilihan pipa) pada tempat umum (hotel, mal, dan lain-lain)
tentu berbeda dengan sistem sanitasi sebuah hunian (rumah tinggal).Instalasi yang baik sudah
tentu memerlukan bahan/material yang baik pula. Namun, semua menjadi sia-sia tanpa disertai
dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat dan efisien.Sangat penting untuk mencari
tenaga yang ahli dan menguasai bidangnya dengan baik.
Macam-macam saluran
a) Air Hujan
Pada prinsipnya air hujan yang menjadi air agak bersih harus kita biarkan meresap kedalam
tanah ditempat air hujan itu turun. Apabila hal ini tidak mungkin lagi karena di bangun jalan
mobil yang diaspali atau gedung dengan atap genting ddan sebagainya, kita harus membangun
sumur resapan sedekat ungkin atau mengalirkan air hujan itu ke kali yang terdekat.
Apabila air hujan harus melalui pipa-pipa terbuka atau tertutup, bahan bangunan yang
cocok adalah beton, keramik, atau plastic. Pada sambungan –sambungan nya menggunakan
cara-cara atau pelekat sesuai dengan bahan pipa yang bersangkutan. Sebaiknya kita
menghindari sejauh mungkin saluran campuran air hujan dengan aie kotor (sistem ganda).
b) Air Kotor Manusia
Semua air kotor baik berasal dari kotoran manusia ataupun dari dapur, kamar mandi, dan
tempat cuci, pembuangannya harus melalui pipa-pipa tertutup baik dari beton, pasangan
ataupun dari keramikdan pada sambungan-sambungannya dipergunakan cara-cara adukan
sesuai bahan dari pipa yang bersangkutan.
Pada dasarnya pembuangan air kotor, baik berasal dari kotoran manusia ataupun air kotor
dari dapur, kamar mandi, dan tempat cuci, harus di buang atau dialirkan ke saluran umum kota.
Apabila hal ini tidak mungkin, karena belum tersedinya saluran umum kota ataupun sebab-
sebab yang lain yang dapat diterima oleh yang berwenang, maka pembuangan air kotor harus
di lakukan melalui proses pengolhan danatau peresapan seperti misalnya dengan septic tank
dan sebagainya, sehingga kesehatan masyarakat setempat tidak terganggu oleh akibat-
akibatnya.
c) Air kotor industri, pabrik, dan sebagainya
Air kotor industri, pabrik, dan sebagainya terutama yang terisi bahan-bahan bisa
menggangu kesehatan masyarakatsetempat, racun dan sebagainya, harus melalui pipa-pipa
tertutup, sebaiknya dari keramik dengan lapisan tembikar dengan sambungan-sambungannya
dipergunakan cara-cara dan adukan-adukian semestinya, sesuai dengan bvahan pipa keramik
dengan lapisan tembikar. Pada dasarnya pada pembuangan air kotor industry, pabrik dan
sebagainya harus diadakan proses pengolahan sebelum dialirkan ke saluran umum kota.
Sistem-sistem saluran
Saluran –saluran air hujan air kotor dapat dibedakan atas sistem-sistem saluran yang
digunakan seperti berikut:
a) Sistem pengurasan
Sistem pengurasan adalah sistem yang tidak membedakan antara air hujan dan air kotor
karena dicampur dan disalurkan dalam satu sistem saluran kota saja. Perlu dipertimbangkan ,
bahwa sistem pengurasan di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sekali memerlukan
gari-tengah pipa atau penampang saluran yang cukup luas, sehingga masih dapat menampung
semua air kotor walaupun air sangat deras. Walaupun ada keuntungan bahwa air hujan dapat
membantu mencuci dan membersihkan sistem salurankota, namun terdapat kerugian yang
cukup tinggi, yaitu semua air hujan yang bersih menjadi kotor dan harus diolah lagi dengan
proses pengolahan pada lingkungan besar yang mahal sekeli.
b) Sistem ganda
Pada sistem ganda kiat bedakan air hujan yang bersih dan air kotor. Air hujan yang bersih
bisa melalui selokan terbuka atau pipa-paipa baik dari besi maupun beton, pasangan atau
keramik langsung ke sungai, danau atau laut yang terdekat.
Air kotor dari manusia atau industri, pabrik dan sebagainya melalui pipa-papa tertutup
terpusah dari pipa atau selokan air hujan.
c) Selokan terbuka
Selokan terbuka sebenarnya merupakan sistem ganda, hanya bagianair hujan dialirkan ke
sungai, danau atau laut dengan selokan terbuka.
Peraturan-peraturan bangunan
Dalam tiap-tiap pekarangan harus diadakan saluran-saluran pembuangan air hujan.
Saluran-saluran tersebut harus cukup besar dan miring untuk dapat mengalirkan seluruh air
hujan dengan baik. Boleh dikatakan miringnya pipa-pipa beton sedikitnya 2% dan pada pipa
keramik sedikitnya 1%. Air hujan yang jatuhdi atas atap harus segera dapat disalurkan ke
saluran yang ada di atas permukaan tanah dengan pipa atau selokan dengan jarak maksimal
25m.
Pemasangan dan peletakan pipa-pipa dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan
mengurangi kekuatan dan kekokohan bangunan.pipa-pipa saluran tidak diperkenankan di
masukkan ke dalam lubang-lubang lift (elevator). Bahan saluran harus sesuai dengan
penggunaaanya dan sifat bahan yang hendak disalurkan. Saluran air kotor manusia tidak boleh
langsung menghadap jalan. Bagian-bagian pipa harus di cegah dari bahaya karatan.
B. Bahan Saluran
1. Pipa Beton
Bentuk dan ukuran pipa beton harus memenuhi syarat yang ditentukan setempat selama
lembar-lembar normalisasi Indonesia belum ada. Pipa beton dipasarkan dalam tiga jenis, yaitu:
pipa beton dengan penampang lingkaran tanpa kaki, pipa beton dengan penanpang dengan
kaki, dan pipa beton dengan penampang yang berbentuk bulat terlur dengan kaki. Bahan yang
digunakan adalah campuran semen Portland dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 s/d 5
tergantung kualitas pabriknya.bekisting/cetakan biasanya dibuat dari pelat besi atau kayu yang
pada bagian dalam di lapisi seng agar campuran tidakmelekat pada kayu. Kemudian campuran
dipres/ditekan biasanya dengan menumbuk campuran tersebut.setelah campuran tersebut
dianggap kuat maka alat cetak di buka dan dilepas , sehingga tinggal campuran yang terbentuk.
Pembuatan atau percetakan ini biasanya dilakukan di tempat yang luas yang kena angin tetapi
tidak terlalu luas. Pengeringan pipa beton tidak dapat dilakukan di tempat lain karena tidak
dapat dipindah tempatnya sebelum kering.
Sebagai pemekrisaan kualitas pada bidang patah, pipa beton harus memperlihatkan beton
yang merata tanpa adanya butir-butir kerikil atau batu pecah yang lebih besar dari seperlima
tebal dinding pipa. Pipa harus bebas dari retak-retak dan dalam keadaan kering harus nyaring
bunyinya,apabila dipukukul ringan dengan benda yang keras. Pipa beton harus lurus, bidang-
bidang ujungnya harus tegak lurus pada sumbunya, tapi ujungnya harus siku-siku, bebas dari
tonjolan-tonjolan dan cacat-cacat lain. Pipa tidak boleh terdiri dari dua atau lebih bagian.
Bidang dalam dan luar pipa beton harus dipulas dengan adukan semen Portland.
Kekuatan pipa beton dapat diuji sebagai berikut : pada bagian-bagiab atas pipa dikerjakan
muatan penguji yang membebani pipa secara merata dan simetris melalui seluruh panjang
pipadan melalui lebar sebesar maksimal 10cm. muatan ini kemudian diperbesar setiap menit
dengan maksimum 500kg, sampai tercapai jumlah muatan akhir yang berlaku untuk pipa
tersebut seperti yang ditentukan dalam tabel berikut:
Pipa beton dengan penampang lingkaran (dengan atau tanpa kaki)
Pipa beton dengan penampang berbentuk telur (dengan kaki)
Diameter (cm) Muatan penguji (kg)
Penampang (cm/cm) Muatan penguji (kg)
15202530405060
1.4001.6001.8002.0002.3002.6002.800
30/4540/6050/7560/90
70/10580/12090/135
2.5003.0003.5003.8004.1004.4004.700
70100
3.0003.000
100/150-
5.000-
Pipa beton juga harus terbuat dari beton yang cukup kedap air, yang harus memenuhi
syarat-syarat berikut: pada suatu bagian dari [pipa yang telah digosok sedalam 2mm direkatkan
sebuah tabung gelas bergaris tengah minimum 3cm yang tidak beralas. Setelah tabung diisi
dengan air setinggi 10cm, permukaan air tidak boleh turun lebih dari 1 cm dalam jangka waktu
3jam.
2. Pipa keramik (tanah)
Pipa keramik dan bagian- bagian perlengkapannya harus terbuat dari tanah liat atau tanah
geluh yang homogin, yang dipersiapkan dengan baik serta dibakar sampai matang dan warana
menjadi merah. Cara pencetakan tidak berbeda dari pipa beton.
Bentuk dan ukuran pipa keramik harus memenuhi syarat yang ditentukan setempat selama
lembar-lembar normalisasi Indonesia belum ada, dengan catatan, bahwa untuk semua jenis
pipa, panjang pipa tidak termasuk soketnya, senantiasa harus 80 cm. pipa keramik ini biasanya
digunakan untuk saluran air kotor manusia. Pipa ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang kurang mampu di pedesaan dan proyek rumah tangga. Makanya harganya
paling murah dari semua macam pipa saluran.
3. Pipa keramik dengan lapisan tembikar
Sebenarnya, semua pipa keramik harus berlapiskan tembikar di bagian dalamnya. Pipa
keramik tanpa lapisan tembikar tidak dapat memenuhi syarat kedap air karena terlalu berpori
(poreus) dan bisa membahayakan kesehatan masyarakat setempat, jika digunakan sebagai
saluran air kotor manusia (kakus).
Pipa keramik dengan lapisan tembikar di buat sama dengan lapisan keramik , hanya
dilapisatembikar di bagian dalamnya. Pipa keramik harus cukup kuat, termasduk pelengkapnya,
sehingga dapat dikerjaklan dengan pahat dan palu. Bidang patahnya harus padat tanpa renggat-
renggat. Pipa keramik tidak boleh memperlihatkan lubang-lubang, retak-retak atau tonjolan-
tonjolan yang merugikan. Bagian dalam harus dilapisi tembikar dengan merata tanpa ada
renggat atau serpih. Bagian dalam soket tidak perlu dilapisi tembikar.
Kekuatan pipa-pipa keramik dengan lapisan tembikar dapat diuji sebagai berikut: pada lapisan atas
pipa dikerjakan muatan penguji yang membebani pipa secara merata dan simetris melalui seluruh
panjang dan lebar pipa sebesar 5cm (2,5cm untuk pipa dengan garis tengah kurang dari 25cm). muatan
ini kemudian diperbesar setiap menit dengan maksimum 500kg, sampai tercapai jumlah muatan akhir
yang berlaku ntuk pipa keramik tersebut seperti yang ditentukan dalam tabel berikut:
Garis tengah dalam (cm)
Muatan penguji (kg/m)
1012,515202530
1,2001.3001.4001.6001.8002.000
4. Pipa-pipa yang lain
Sebagai perlengkapan pengetahuan tentang bahan saluran masih harus dikatakan, bahwa
masih ada beberapa kemungkinan yang lain, seperti:
pipa dari besi cor,
pipa dari baja,
pipa plastic dari PE (polyetylen), PP(polypropylene), PVC ( polyvinilchlorid),
pipa dari timah.
Semua kemungkinan ini hanya dapat diterapkan pada bangunan dan bukan dalam tanah
atau sebagai saluran umum kota. Pada rumah-rumah bertingkat pemilihan bahan saluran agak
penting, dan sebaiknya dipilih pipa plastic atau pipa asbes-semen. Bahan saluran yang
diutarakan pada pipa cor, baja, atau timah sering diadakan pada bangunan lama, maka
sebaiknya pada bangunn baru tidak digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. Ilmu Konstruksi Bangunan 1. Semarang : 1980.
www.rumahkita.com
www.articlesnatch.com
www.shell-indonesia.com
top related