penerjemahan simbol-simbol verbal religi pada … awal.pdfmenurut elemen tanda yang dikenal dengan...
Post on 09-Feb-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DISERTASI
PENERJEMAHAN SIMBOL-SIMBOL VERBAL RELIGI
PADA KITAB WAHYU
NI MADE DIANA ERFIANI
NIM 1290171009
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
PENERJEMAHAN SIMBOL-SIMBOL
VERBAL RELIGI PADA KITAB WAHYU
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor
Pada Program Doktor, Program Studi Linguistik,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI MADE DIANA ERFIANI
NIM 1290171009
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
iii
iv
Disertasi ini telah dinilai pada Ujian Tertutup
Tanggal 8 April 2016
Panitia Penguji Disertasi
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No: 1401/UN.14.4/HK/2016
Ketua : Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum.
Anggota :
1. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. (Promotor)
2. Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. (Kopromotor I)
3. Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum. (Kopromotor II)
4. Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D.
5. Prof. Dr. N.L. Sutjiati Beratha, M.A.
6. Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A.,Ph.D.
7. Prof. Dr. Ni Nyoman Padma Dewi, M.A.
v
Pernyataan Bebas Plagiat
Nama : Ni Made Diana Erfiani
NIM : 1290171009
Program Studi : Program Doktor, Program Studi Linguistik
Judul Disertasi : Penerjemahan Simbol-Simbol Verbal Religi pada
Kitab Wahyu
dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah/disertasi ini bebas plagiat. Apabila di
kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, Maret 2016
Yang Membuat Pernyataan,
Ni Made Diana Erfiani
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur ke hadapan Allah Tri
Tunggal – Bapa, Putra, dan Roh Kudus karena atas berkat dan anugerah-Nya saja
disertasi ini yang berjudul “Penerjemahan Simbol-Simbol Verbal Religi pada
Kitab Wahyu” dapat terselesaikan dengan baik. Atas kasih dan rahmat-Nya pula
penulis telah memperoleh dukungan dari berbagai pihak yang membimbing
penulis selama proses perkuliahan sampai perancangan dan penulisan disertasi ini.
Untuk itu perkenankan penulis pada kesempatan yang baik ini menyampaikan
penghargaan, dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA., selaku promotor yang
dengan terus-menerus meyakinkan penulis bahwa kesulitan akan terlewati melalui
kerja keras. Beliau juga telah membimbing dan mengarahkan penulis unuk
memahami teks dengan teori yang relevan bagi penulis yang berkutat pada tataran
linguistik terjemahan. Berbagai ide cemerlang yang beliau paparkan memperkaya
pengetahuan dan menguatkan konsep belajar sepanjang hayat. Ungkapan terima
kasih yang sama penulis juga haturkan kepada Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.
dan Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum. selaku Kopromotor, yang selalu penulis
sibukkan dengan kegundahan, perubahan persepsi, penataan gagasan, masalah
penulisan dan hal-hal lainnya. Banyak masukan dan ide cemerlang yang penulis
terima dalam proses bimbingan, sekaligus menyadarkan kekeliruah persepsi
penulis selama ini. Penulis mengakui bahwa kesabaran dan ketutusan beliau
membimbing patut dijadikan teladan.
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., selaku Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K)., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana, Asisten Direktur 1 Prof. Dr. Made Budiarsa,
M.A dan Asisten Direktur 2 Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D., Program
Pascasarjana Universitas udayana, atas bantuan dan informasi yang diberikan, dan
kepada seluruh staf Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga
menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A., beserta Ibu
Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum., selaku Ketua dan Sekretaris Program Doktor
Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana, dan Prof. Dr. Drs. Ida
Bagus Putra Yadnya, M.A. selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan, baik secara formal maupun informal.
Rasa terima kasih yang tulus patut juga penulis ungkapkan untuk Prof.
Drs. I Made Suastra, Ph.D., Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA., Prof. Dr. I
Wayan Simpen, M.Hum., Prof. Drs. Ketut Artawa, MA.,Ph.D., dan Prof. Dr. Ni
Nyoman Padma Dewi, M.A. sebagai penguji, yang dengan setia membaca dan
mengkritisi penelitian ini sejak tahap proposal. Penulis menyadari masukan dan
saran yang diberikan memberi kontribusi positif bagi kesempurnaan disertasi ini.
Penulis juga tidak patut melupakan jasa seluruh staf pengajar pada
Program Doktor Linguistik Universitas Udayana: Prof. Dr. Aron Meko Mbete.,
Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaya, M.A., Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A.,
Prof. Drs. Ketut Artawa, Ph.D., Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA.,
Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D., Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A., Prof. Dr. I
Wayan Simpen, M.Hum., Prof Dr. I Ketut Riana, S.U., Prof. Dr. I Wayan Pastika,
M.S., Prof. Dr. Nyoman Suparwa, M.Hum., Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S., Dr.
vii
A.A. Putu Putra, M.Hum., Prof. Dewa Komang Tantra, M.Sc.,Ph.D., Prof. Dr. I
Ketut Darma Laksana, M.Hum., dan Dr. I Nyoman Sedeng, M.Hum., yang telah
banyak memberikan pembelajaran berharga baik secara formal maupun secara
informal. Tuntunan yang tulus bahkan sudah mereka berikan sejak penulis
memulai studi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Demikian pula
ungkapan terima kasih yang tulus penulis haturkan bagi seluruh staf administrasi,
I Nyoman Sadra, S.S., Ida Bagus Suanda, I.G.A Putu Supadmini., Komang Tiani,
SE., I Ketut Ebuh, S.Sos dan para pustakawan di Perpustakaan Linguistik atas
bantuan mereka yang tulus untuk memudahkan penyelesaian studi penulis.
Dr.dr. Made Nyandra, Sp.KJ.,M.Repro.,FIAS., selaku Rektor Universitas
Dhyana Pura, Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,MMA.,MA., Dr. I Wayan
Ruspendi Junaedi, SE.,MA., selaku Wakil Rektor Universitas Dhyana Pura, Dr.
Jaya Pramono, SE.,M.Par. selaku Dekan Fakultas Eknomia dan Humaniora, Dra.
Adri Supriyati, selaku Ketua LPPM Universitas Dhyana Pura, serta rekan-rekan
sekerja, Ni Nyoman Sri Surya Maenawati, Putu Chris Susanto, BA.,MBA.,M.Ed.,
Dr. Ni Nyoman Tri Sukarsih, M.Hum., Putu Chrisma Dewi, SS.,M.Hum., serta
yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih yang tulus untuk
kalian semua atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian baik studi maupun
tugas akhir. Secara khusus, penulis juga menghaturkan terima kasih yang tulus
kepada Pengurus Yayasan Dhyana Pura atas dukungan yang diberikan sehingga
studi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih yang tulus juga penulis haturkan untuk rekan-rekan
dari Bread for the World – Protestant Development Service khususnya dari divisi
beasiswa, Dr. Claudia Warning, Ms. Susanne Werner, Mr. Oliver Märtin, Ms.
Nadine Ebinghaus, Ms. Ulrike Küstner, Ms. Fanny Kamptz, serta Ms. Carolin
Rölle. Dukungan yang telah diberikan selama ini khususnya berupa bantuan
beasiswa yang diberikan sejak tahun 2013 sampai dengan saat ini sangat
membantu kelancaran studi penulis. Secara khusus, ucapan terima kasih yang
tulus juga penulis haturkan untuk Pdt. Anwar Tjen, Ph.D, Rev. Lyle Predmore dan
Professor Robert Cummings Neville atas bantuan yang diberikan berupa buku-
buku yang berharga untuk membantu penulis dalam penyelesaikan tugas akhir.
Teman-teman seperjuangan karyasiswa program Doktor Linguistik
khususnya angkatan tahun 2012 yang saat ini masih menyelesaikan studi, Ni
Ketut Dewi Yulianti, S.S.,M.Hum., Dra. Ni Made Suwari Antari., M.Hum.,
Kadek Eva Krishna Adnyani, S.S.,M.Si., Iswanto, S.Th.,M.Hum., Drs. Gregorius
Sudaryono, M.Hum., Robert Masreng, M.Hum., Dra. Yemi Septiyarti, M.Hum.,
dan Barth B Kainakaimu. Demikian pula untuk teman-teman yang sudah
menamatkan studi, Dr. Ida Ayu Iran Adhiti, M.Si., Dr. A.A. Kade Sri Yudari,
M.Si., Dr. Ni Nyoman Tri Sukarsih, M.Hum., dan Dr. Agus Darma Yoga
Pratama, SS.,M.Hum.
Suami tercinta, R. Kandi Lucky dan kedua buah hati terkasih, Hanastasya
Stephanie Lucky dan Queentine Gracia Lucky. Terima kasih yang tulus untuk
kalian bertiga atas kesabaran, dukungan, bahkan pengorbanan yang tiada henti
yang telah diberikan untuk mama selama mengikuti Program Doktor di Program
Pascasarjana Universitas Udayana. Ayahanda dan Ibunda terkasih, Prof. Dr.
Nyoman Kutha Ratha Ratna, SU dan Ni Luh Triminah yang tidak hanya
menghadirkan tetapi juga telah membekali penulis dengan segala yang baik
viii
khususnya dalam memberi dukungan untuk dapat mengenyam pendidikan dari
tingkat TK sampai dengan strata pendidikan tertinggi di tingkat universitas.
Saudariku sekandung, Ni Luh Putu Swastyana Vidari, S.E dan Ni Nyoman
Herlina Maha Pawitri, S.E atas dukungan dan semangat yang telah diberikan
selama masa studi.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa disertasi ini merupakan karya
maksimal yang sudah dilakukan yang tentu saja memerlukan pendalaman dan
penyempurnaan lebih lanjut. Oleh karena itu, segala kekurangan dalam penelitian
ini merupakan keterbatasan penulis semata. Kiranya disertasi ini bermanfaat bagi
pembaca atau peneliti berikutnya. Semoga Tuhan Yang Mahakasih senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian disertasi ini.
Denpasar, Maret 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
PENERJEMAHAN SIMBOL-SIMBOL VERBAL RELIGI PADA
KITAB WAHYU: PERSPEKTIF HARFIAH DAN BEBAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerjemahan simbol-simbol
verbal religi yang terdapat pada kitab Wahyu dari bahasa Inggris (dan Yunani)
sebagai BSu ke dalam bahasa Indonesia sebagai BSa. Kajian tersebut dilakukan
dengan mengacu pada fakta mengenai dikotomi penerjemahan Alkitab yang
berada pada dua kubu yaitu harfiah dan bebas. Beberapa permasalahan yang
dicarikan pemecahannya melalui analisis data adalah terkait dengan tipe dan
makna simbol, serta proses transfer termasuk di dalamnya ideologi dan strategi,
baik global berupa metode dan lokal berupa prosedur/strategi serta pengaruhnya
pada tingkat kesepadanan TSu dan TSa.
Kajian dilakukan dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif melalui
studi fenomenologi. Pendekatan tersebut diaplikasikan melalui penerapan
beberapa teori yaitu (1) teori yang dikemukakan oleh Peirce mengenai relasi tiga
elemen tanda, (2) teori mengenai kategorisasi simbol, (3) teori mengenai tiga
dimensi makna yang terdiri dari gramatikal, referensial, dan emotif, (4) teori
penyederhanaan struktur melalui ilustrasi kernel, (5) teori pola relasi antar tanda
baik secara sintagmatik maupun paradigmatik, dan (6) teori penerjemahan dalam
hal ideologi, strategi, serta kesepadanan. Sumber data terdiri atas data primer
berupa korpus pararel berbentuk teks asli simbol berbahasa Inggris (dan Yunani)
sebagai bahasa sumber dan versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagai
bahasa sasaran. Korpus data diambil dari enam buah versi terjemahan Alkitab
yaitu PBIK, JGLT, ILT, GNB-BIMK,TSI dan BISD. Sumber data sekunder
berupa hasil kuesioner terhadap 10 responden mengenai aspek keterbacaan
masing-masing versi terjemahan simbol.
Sesuai dengan jenis dan sumber data, metode yang diterapkan dalam hal
pengumpulan data adalah metode pustaka dan lapangan dengan prioritas pada
metode pustaka. Data yang terkumpul dianalisis menurut tiga alur kegiatan yang
terjadi bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Proses analisis dimulai dengan melakukan reduksi data
berupa enam versi terjemahan teks kitab Wahyu serta hasil kuesioner dengan
menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta menyajikan korpus data
untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teori semantik, semiotik, serta
teori penerjemahan. Langkah selanjutnya adalah memformulasikan temuan-
temuan sebagai hasil analisis data dan juga penarikan simpulan dan saran baik
secara akademis maupun praktis.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa simbol-simbol verbal religi yang
terdapat pada Kitab Wahyu secara keseluruhan berjumlah 172 buah simbol, yang
mana 39 diantaranya merupakan temuan dalam penelitian ini. Simbol-simbol
tersebut dapat digolongkan ke dalam 12 tipe atau kategori yaitu (1) simbol yang
berwujud objek, dapat dibedakan menjadi enam jenis berupa objek yang
berhubungan dengan manusia, objek buatan manusia, objek berhubungan dengan
mineral, objek sebagai benda langit, objek supernatural serta objek berwujud
tanaman, (2) simbol dalam wujud makhluk, (3) simbol dalam wujud tindakan, (4)
simbol dalam wujud angka, (5) simbol dalam wujud nama, (6) simbol dalam
x
wujud warna, (7) simbol dalam wujud arah, (8) simbol dalam wujud tempat, (9)
simbol mengenai keadaan/kondisi, (10) simbol dalam wujud waktu, (11) simbol
yang terkait dengan peristiwa, dan (12) simbol yang terkait dengan huruf. Empat
kategori terakhir yaitu keadaan, waktu, peristiwa, dan huruf merupakan temuan
dalam penelitian ini. Jika dihubungkan dengan teori semiotik yang dikembangkan
Peirce sesuai dengan ilustrasi Eco (1976) mengenai tiga elemen tanda dalam hal
ini representamen, objek, dan interpretan, penggolongan tersebut dilakukan
menurut elemen tanda yang dikenal dengan representamen atau legisign.
Di satu sisi, analisis terhadap makna simbol khususnya gramatikal dan
referensial membuktikan bahwa telah terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
proses penerjemahan simbol verbal religi dari bahasa Inggris (dan Yunani) ke
dalam bahasa Indonesia. Fakta ini dapat dibuktikan dan juga direduksi melalui
penerapan analisis pada kedua dimensi makna yang sudah diformulasi dalam
bentuk model hubungan tiga elemen tanda dalam hal relasi makna gramatikal dan
referensial yang saling mengkonfirmasi pada tataran komponen tambahan. Model
analisis ini termasuk salah satu temuan teoretis penelitian ini. Analisis makna
emotif, di lain sisi membuktikan kecenderungan penilaian positif pembaca
terhadap versi terjemahan bebas yang menunjukkan tingginya tingkat keterbacaan
versi tersebut khususnya untuk penerjemahan bahasa simbolis.
Hasil pembahasan yang menyangkut proses transfer TSu ke TSa pada
tataran ideologi menghasilkan kebaruan metodologis berupa landasan berpikir
bahwa keseluruhan proses analisis terhadap produk terjemahan Alkitab sebaiknya
selalu mengacu pada ideologi yang telah ditetapkan. Pemikiran ini menghasilkan
temuan berupa taksonomi prosedur/teknik penerjemahan yang dikategorisasi
berdasarkan pada ideologi. Selanjutnya, pada tataran strategi serta pengaruhnya
terhadap kesepadanan mengungkapkan tentang faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap ketidaksepadanan diantaranya ialah (1) ketidaktaatan penerjemah pada
ideologi dalam menerapkan strategi penerjemahan, (2) BSu produk terjemahan
Alkitab termasuk di dalamnya Kitab Wahyu yang tidak hanya mengacu pada
bahasa Inggris tetapi juga bahasa Yunani sebagai bahasa asli dari kitab-kitab PB,
dan (3) rendahnya tingkat pemahaman penerjemah terhadap makna simbol
sehingga meskipun menerapkan prosedur/teknik yang sesuai dengan ideologi akan
tetap menghasilkan makna yang tidak sepadan dengan BSu. Analisis terhadap
strategi penerjemahan juga mengahasilkan temuan tentang pemanfaatan
prosedur/teknik penerjemahan baru (di luar taksonomi), yaitu penerjemahan
legisign sebagai objek tanda.
Kata kunci: simbol, harfiah, bebas, ideologi penerjemahan, strategi penerjemahan
xi
ABSTRACT
THE TRANSLATION OF RELIGIOUS VERBAL SYMBOLS
IN THE BOOK OF REVELATION
This study aims at analyzing the translation of religious verbal symbols in
the book of Revelation, of the English language (and Greek) as source language
(SL), into Indonesian as target language (TL). The study is carried out with
reference to the fact of the dichotomy of Bible translation, which is on two poles,
namely literal and free. Two problems to be resolved through data analysis
relating to the type and the meaning of symbols, and the transfer process,
including ideology and strategy, both global in the form of method and locally in
the form of procedures/strategies, as well as its influence on the level of
equivalence between the source text (ST) and the target text (TT).
The study was conducted by utilizing qualitatif approach through
phenomenological study. The approach was applied through the adoption of
several theories, namely (1) the theory which is proposed by Peirce regarding the
relation of three sign elements, (2) the theory about the categorization of symbols,
(3) the theory of three-dimensional meanings that consists of grammatical,
referential and emotive, (4) the theory of simplification structure by way of kernel
illustration, (5) the theory of the relation between the pattern of the sign both
syntagmatic and paradigmatic, and (6) the theory of translation in terms of
ideology, strategy, as well as equivalency. The data sources consist of primary
data in the form of parallel corpus which source text is symbol texts in English
(and Greek) and the translated version in Indonesian. The corpus data was taken
from six Bible translation versions consist of PBIK, JGLT, ILT, GNB-BIMK, TSI
and BISD. Secondary data source, on the other hand is in the form of
questionnaire to 10 respondents regarding aspect of readability of each translation
version.
In accordance with the types and data sources, methods applied in terms of
data collection were method of literature and field research with priority to
literature method. Data were analyzed according to three concomitant flows of
activity: data reduction, data presentation, and conclusion/verification. The
analysis process began with data reduction taken from six versions of Revelation
book as well as the result of the questionnaires. It was conducted by selecting,
simplifying, abstracting, and finally presenting corpus of data for further analysis
using semantic theory, semiotics theory, and the theory of translation. The next
step was to formulate the findings as a result of data analysis and drew
conclusions and suggestions both academically and practically.
Analysis reveals that the total number of religious verbal symbol contained
in the book of Revelation as a whole amounted to 172 symbols. Of the total
numbers, 39 symbols are claimed as findings in this study. Those symbols can be
classified into 12 types or categories: (1) symbolic objects, can be divided into six
types namely object associated with human, man-made object, mineral object,
objects in the sky, supernatural object, and object associated with plants, (2)
symbolic creatures, (3) symbolic action, (4) symbolic numbers, (5) symbolic
names, (6) symbolic colours, (7) symbolic directions, (8) symbolic places, (9)
symbolic state/condition, (10) symbolic time, (11) symbolic events, and (12)
xii
symbolic letter. The last four categories are the findings in this study. If connected
with semiotic theory of Peirce about the three sign elements, which are
representament, objects, and interpretant, the classification was done according to
the sign element known as representament or legisign.
On the one hand, the analysis of the meaning of symbols, especially
grammatical and referential proves that there have been deviations in the process
of translating verbal religious symbols of English (and Greek) into Indonesian.
This fact can be proved and also minimized through the analysis on the two-
dimensional meanings namely grammatical and referential, which has been
formulated in the form of relationship model of the three sign elements that
mutually confirm at the level of additional components. This analysis model
includes one theoretical findings of this study. Analysis of emotive meaning, on
the other hand, proves the tendency of a positive assessment by the readers to the
free translation versions, indicating a high level of readability of that version,
especially in terms symbolic language translation.
The result of analysis regarding transfer of ST to TT at the level of
ideology produces methodological novelty in the form of basic thinking that the
whole process of Bible translation analysis should always refer to ideology. This
thinking has also resulted in theoretical novelty in the form of taxonomic
translation procedures which are categorized based on the two ideologies namely
foreignization and domestication. Furthermore, analysis at the level of strategy
and its influence on equivalence revealed some factors that contribute to
unequivalences in translation of symbolic language namely (1) the disobedience
of translators on ideology in implementing the strategy of translation, (2) the
source language of the Bible transtional products, specifically the book of
Revelation, which is not only refers to the English language but also the Greek as
the native language of New Testament‟s books, and (3) low level of
understanding of translators of the meaning of symbols that although implement
procedures in accordance with the ideology will still produce meanings that are
not equivalent with the ST. Analysis of translation strategies also result in finding
on the use of new procedure (outside taxonomy) namely the translation of legisign
as sign object.
Keywords: symbols, literal, free, translation ideology, translation strategies
xiii
RINGKASAN
PENERJEMAHAN SIMBOL-SIMBOL VERBAL RELIGI PADA
KITAB WAHYU
Simbol sebagai salah satu dari tiga jenis bahasa kiasan yang populer pada
hampir semua jenis bahasa memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan
manusia. Salah satu alasan untuk hal itu ialah simbol merupakan alat yang kuat
untuk memperluas pengetahuan, merangsang daya imajinasi dan memperdalam
pengetahuan. Ricouer (1974) mencetuskan definisi yang cukup mendasar tentang
simbol sebagai struktur makna, yang arti langsung, primer atau harfiahnya
menunjukkan arti lain yang tidak langsung, sekunder, dan figuratif yang hanya
dapat dipahami melalui makna harfiahnya. Secara khusus, Dillistone (2002) juga
mengungkapkan fungsi khusus simbol dalam kehidupan kerohanian yaitu sebagai
alat untuk menyatakan realitas kesucian atau kosmologis yang tidak dapat
dinyatakan oleh manifestasi lain guna menciptakan solidaritas yang tetap antara
manusia dengan Yang Kudus.
Pentingnya makna simbol menyebabkan jenis bahasa kiasan ini mendapat
tempat khusus pada hampir seluruh bagian Kitab Suci umat Kristiani utamanya
Kitab Wahyu yang dijuluki sebagai kitab simbol karena mengandung tidak kurang
dari 130 buah simbol di keseluruhan bagiannya. Sehubungan dengan makna dan
fungsi simbol, serta mengingat Alkitab merupakan salah satu produk terjemahan
yang berakar dari bahasa Ibrani atau Yunani dan kemudian diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa termasuk Inggris dan Indonesia, menjadikan simbol
sebagai objek kajian yang menarik untuk dibahas. Terlebih lagi jika menyimak
fenomena penerjemahan Alkitab yang berada pada dua kubu yang sering disebut
bertentangan yaitu harfiah dan bebas, menjadikan proses penerjemahan simbol
menjadi objek kajian yang penting untuk diteliti.
Dua buah permasalahan yang diangkat sehubungan dengan penerjemahan
simbol-simbol verbal religi pada Kitab Wahyu adalah terkait tipe, makna, serta
proses penerjemahannya yang terdiri atas ideologi serta strategi penerjemahan dan
juga pengaruhnya pada tingkat kesepadanan antara TSu dan TSa. Simbol darah
yang berasal dari bahasa Yunani haima dan bahasa Inggris blood, misalnya, pada
tataran ideologi domestikasi diterjemahkan sebagai kematian yang bertentangan
dengan makna harfiahnya sebagai cairan penopang kehidupan. Demikian pula
simbol the key of David yang secara domestikasi diterjemahkan menjadi kunci
yang dimiliki Daud juga menimbulkan makna yang tidak sepadan dengan BSu
yang pada dasarnya tidak memposisikan Daud sebagai pemilik tetapi orang yang
kepadanya dipercayakan objek yang dimaksudkan. Fakta ini semakin menegaskan
pentingnya pembahasan penerjemahan simbol menurut perspektif dua jenis kubu
terjemahan yaitu harfiah dan bebas.
Mengacu pada latar belakang serta permasalahan di atas, penelitian ini
secara khusus bertujuan untuk mengidentifikasi tipe, makna, serta proses
penerjemahan simbol dan juga pengaruhnya terhadap kesepadanan TSu dan Tsa
dalam perspektif dikotomi penerjemahan harfiah dan bebas. Secara umum
penelitian ini dimaksudkan untuk „mendekatkan‟ kitab Wahyu pada pembaca
sasaran mengingat kitab ini termasuk jenis teks apokaliptik yang sulit untuk
xiv
dipahami. Sehubungan dengan tujuan itu, secara teoretis penelitian ini bermanfaat
dalam hal pengembangan model kajian terhadap penerjemahan simbol yang sarat
dengan muatan religi dengan memanfaatkan kajian semiotik sebagai salah satu
pendekatan dalam pemecahan masalah penerjemahan TSu ke TSa. Secara praktis
penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu membuka wawasan pembaca
Alkitab tentang tipe serta makna simbol pada Kitab Wahyu yang ada di dalam
kitab suci, serta proses penerjemahannya dalam berbagai versi Alkitab bahasa
Indonesia.
Dari pengamatan yang sudah dilakukan terhadap pustaka yang ada
mengenai penerjemahan simbol, tidak banyak ditemukan penelitian mengenai
topik ini. Dua di antaranya yang dianggap sejalan adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ordudari (2008) yang menyoroti strategi penerjemahan simbol
serta Dastjerdi dan Shoorche (2011) yang memfokuskan penelitiannya pada aspek
keterjemahan (translatability) penerjemahan simbol khususnya dalam bahasa
Inggris dan Persia. Pustaka lainnya terkait erat dengan dua kubu ideologi
penerjemahan yaitu harfiah dan bebas dilakukan oleh Zare-Behtash dan
Firoozkoohi (2009) dan Schmidt (2013) yang melakukan studi diakronis terkait
strategi penerjemahan sehubungan dengan ideologi forenisasi dan domestikasi.
Pustaka yang lebih bersifat umum mengenai ideologi penerjemahan Alkitab
disarikan dari penelitian yang dilakukan oleh Currie (2008) mengenai
perbandingan versi terjemahan Alkitab sehubungan dengan tingkat akurasi, dan
penelitian yang dilakukan oleh Roach (2011) sehubungan dengan riset terhadap
2.000 orang pembaca Alkitab di Amerika terkait pilihan mereka terhadap produk
terjemahan Alkitab yang beroritentasi pada kubu harfiah dan bebas.
Teori yang dipakai untuk membedah masalah sehubungan dengan tipe
simbol adalah teori mengenai relasi tiga elemen tanda, yang dicetuskan oleh
Peirce dan kemudian diformulasikan oleh Eco (1976), serta kategorisasi simbol
yang dikemukakan oleh Conner (1992). Selain itu, teori mengenai kode yang
dikemukakan oleh Chandler (2002) juga dimanfaatkan dalam memperdalam
pemahaman mengenai tipe simbol. Makna simbol, ditelaah secara linguistik atau
gramatikal dengan memanfaatkan teori yang dikemukakan oleh Nida dan Taber
(1974) mengenai ilustrasi kernel, dan secara referensial dibedah dengan
memanfaatkan teori semiotik melalui perangkat analisis aksis tanda yaitu
sintagmatik dan paradigmatik. Dimensi makna yang ketiga yaitu emotif, dianalisis
melalui pemanfaatan matriks berskala satu sampai sepuluh seperti yang
dicetuskan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum dalam Nida dan Taber (1974).
Masalah mengenai proses transfer TSu dan TSa serta yang menyangkut aspek
kesepadanan dalam penerjemahan simbol diteliti dengan mengacu pada
pandangan teoretis yang dikemukakan oleh Bassnett dan Lefevere (1992), Nord
dalam Yan (2005) serta Venuti (1995) terkait ideologi, sedangkan strategi
penerjemahan dianalisis sesuai dengan taksonomi yang diformulasikan dari teori
mengenai prosedur penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark (1998) serta
Molina dan Albir (2002) dengan memanfaatkan alur pikiran Vinay dan Dalbernet
(1958). Selanjutnya, masalah kesepadanan ditinjau berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Nida (1964) mengenai prinsip-prinsip kesepadanan formal dan
dinamis.
Secara umum, metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini
adalah metode kualitatif dengan tradisi fenomenologi. Sehubungan dengan itu
xv
kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan,
mendeskripsikan, dan membandingkan fakta dan sifat objek penelitian berupa
enam buah versi terjemahan yang memuat simbol-simbol verbal religi. Jadi, tipe
data penelitian ini berupa korpus pararel yang terdiri atas teks asli simbol
(berbahasa Inggris dan juga Yunani sebagai bahasa sumber) dan versi
terjemahannya (dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran). Jika
digolongkan berdasarkan sumber data, yang termasuk dalam golongan primer
adalah korpus data pararel yang diambil dari enam versi terjemahan Alkitab yang
memuat simbol verbal religi terdiri atas PBIK, JGLT, ILT, GNB-BIMK,TSI dan
BISD. Di sisi lain, sumber data sekunder berupa hasil kuesioner terhadap 10
responden mengenai aspek keterbacaan masing-masing versi terjemahan simbol.
Metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah metode pustaka dan
lapangan dengan prioritas pada metode pustaka. Metode tersebut terjabar dalam
beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri atas teknik baca, kuesioner, dan
triangulasi baik data maupun teori. Sehubungan dengan teknik, instrumen yang
dipakai untuk mengumpulkan data adalah alat bantu tulis, kuesioner, serta peneliti
sebagai instumen utama. Data yang terkumpul dianalisis menurut tiga alur
kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Keseluruhan data yang ada dipresentasikan menurut dua
metode yaitu metode formal dan informal.
Gambaran umum objek penelitian berupa paparan sejarah singkat
penerjemahan Alkitab di Indonesia dari tahun 1629 sampai tahun 2002, yang
bermuara pada penjelasan mengenai fenomena dikotomi penerjemahan Alkitab
yang terdiri atas dua kubu yaitu harfiah dan bebas. Fenomena ini juga memuat
fakta-fakta mengenai pertentangan dua kubu tersebut baik secara global maupun
yang terjadi pada aktivitas penerjemahan Alkitab di Indonesia. Fenomena tersebut
kemudian dipersempit pada kasus penerjemahan kitab terakhir dari 66 kitab yang
terangkum pada Alkitab yaitu kitab Wahyu yang dikenal dengan kitab simbol.
Dalam hal ini, penerjemah menghadapi dilema mengenai cara menerjemahkan
simbol-simbol yang terdapat pada kitab Wahyu apakah diterjemahkan secara
harfiah atau dinamis. Pertanyaan ini cukup membingungkan mengingat versi
terjemahan bebas dengan metode dinamis bertujuan untuk membuat pembaca
mengerti mengenai makna simbol seperti halnya pembaca pada masa dan tempat
Alkitab ditulis. Uraian gambaran umum ditutup dengan simpulan yang
memberikan landasan terhadap proses analisis selanjutnya untuk tidak berfokus
pada pencarian ideologi penerjemahan tetapi lebih pada ketaatan penerjemah
terhadap ideologi yang telah ditetapkan sejak semula yaitu ideologi forenisasi
untuk terjemahan harfiah dan domestikasi untuk terjemahan bebas.
Penelitian ini menghasilkan jawaban atas pertanyaan penelitian berupa tipe
dan makna simbol serta proses penerjemahannya yang menyangkut ideologi,
strategi serta pengaruhnya terhadap kesepadanan penerjemahan TSu ke TSa.
Tidak hanya sebatas itu, tetapi juga menghasilkan temuan-temuan baik yang
bersifat empiris, metodologis, maupun teoretis. Sehubungan dengan tipe, hasil
analisis mengungkapkan bahwa simbol-simbol verbal religi yang terdapat pada
Kitab Wahyu secara keseluruhan berjumlah 172 buah simbol. Dari total tersebut
sejumlah 39 simbol merupakan temuan penelitian ini. Simbol-simbol dimaksud
dapat digolongkan ke dalam 12 tipe atau kategori yaitu (1) simbol yang berwujud
objek, dapat dibedakan menjadi lima jenis berupa objek yang berhubungan
xvi
dengan manusia, objek buatan manusia, objek sebagai benda langit, objek
supernatural serta objek berwujud tanaman, (2) simbol dalam wujud makhluk, (3)
simbol dalam wujud tindakan, (4) simbol dalam wujud angka, (5) simbol dalam
wujud nama, (6) simbol dalam wujud warna, (7) simbol dalam wujud arah, (8)
simbol dalam wujud tempat, (9) simbol mengenai keadaan/kondisi, (10) simbol
dalam wujud waktu, (11) simbol yang terkait dengan peristiwa, dan (12) simbol
yang berwujud huruf. Empat kategori terakhir yaitu keadaan, waktu, peristiwa,
dan huruf merupakan temuan dalam penelitian ini. Jika dihubungkan dengan teori
semiotik yang dicetuskan oleh Peirce sesuai dengan ilustrasi Eco (1976) mengenai
tiga elemen tanda dalam hal ini representamen, objek, dan interpretan,
penggolongan tersebut dilakukan menurut elemen tanda yang dikenal dengan
representamen atau legisign.
Sehubungan dengan makna simbol yang ditinjau dari segi tiga dimensi
makna yang dikemukakan oleh Nida dan Taber (1974) yaitu linguistik atau
gramatikal, referensial, serta emotif, hasil analisis menunjukkan bahwa telah
terjadi distorsi makna dalam proses pengalihan pesan bahasa simbolis dari TSu ke
TSa yang diakibatkan oleh ketidakpahaman penerjemah terhadap makna simbol
terutama pada versi terjemahan bebas. Contohnya adalah penerjemahan simbol
blood atau haima menjadi kematian, the key of David menjadi kunci yang
dimililiki Daud, purros menjadi merah, demikian pula kokkinos atau scarlet
menjadi merah. Fakta ini terungkap melalui hasil analisis dengan menggunakan
pisau bedah berupa teori penyederhanaan struktur frasa atau klausa menurut
ekspresi kernel untuk mengungkapkan makna gramatikal, dan teori semiotik
melalui analisis terhadap aksis tanda yaitu dalam hal pengamatan terhadap pola
relasi antar tanda, baik sintagmatik maupun paradigmatik dalam hal mengungkap
makna referensial. Hasil analisis makna yang saling mengkonfirmasi antara
makna linguistik atau gramatikal dan referensial pada tataran komponen makna
tambahan (supplementary component) telah menjadi bukti yang kuat terhadap
terjadinya distorsi makna dalam proses penerjemahan simbol verbal religi pada
kitab Wahyu.
Konfirmasi makna pada tataran linguistik atau gramatikal dan referensial
dalam penelitian ini diformulasikan menjadi sebuah temuan yang bersifat teoretis
seperti tampak pada gambar berikut ini:
Representamen
Objek
Interpretan
(interpretasi yang dihasilkan melalui pola hubungan antar tanda
(sintagmatik dan paradigmatik)
MAKNA GRAMATIKAL
Analisis makna gramatikal
melalui „kernel”
MAKNA REFERENSIAL
Pola hubungan antar tanda
mengungkapkan objek
tanda
Saling mengkonfirmasi pada
KOMPONEN TAMBAHAN
Analisis makna
referensial
melalui pola
hubungan antar
tanda
xvii
Hasil penelurusan terhadap makna emotif melalui pemanfaatan matriks berskala 1
– 10 , pada sisi yang berbeda, berkontribusi terhadap proses analisis kesepadanan
terjemahan simbol khususnya untuk versi terjemahan bebas. Rekapitulasi hasil
kuesioner terhadap 10 orang responden menunjukkan kecenderungan penilaian
positif terhadap versi terjemahan bebas yang menunjukkan tingginya tingkat
keterbacaan versi tersebut khususnya untuk penerjemahan bahasa simbolis.
Hasil pembahasan selanjutnya adalah menyangkut proses transfer simbol-
simbol verbal religi baik pada tataran ideologi, strategi, termasuk metode maupun
prosedur, atau teknik penerjemahan serta pengaruh keduanya terhadap
kesepadanan TSu dan TSa. Sehubungan dengan ideologi, hasil penelitian ini
semakin menguatkan fakta tentang eksistensi dikotomi terjemahan harfiah dan
bebas dalam dunia penerjemahan Alkitab. Keenam sumber data yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu PBIK, JGLT, ILT, GNB-BIMK, TSI, dan BISD
masing-masing secara jelas ditentukan menganut salah satu dari dua ideologi yang
ada yaitu forenisasi untuk terjemahan harfiah atau domestikasi untuk terjemahan
bebas. Fakta ini berpengaruh terhadap keseluruhan proses analisis pengalihan
bahasa simbolis dari TSu ke TSa termasuk di dalamnya penelusuran terhadap
pemanfaatan strategi penerjemahan dan juga pengaruhnya terhadap kesepadanan
produk terjemahan. Sehubungan dengan fakta tersebut penelitian ini
memformulasi taksonomi prosedur/teknik penerjemahan Alkitab dengan mengacu
pada ideologi dengan mengadopsi prosedur/teknik penerjemahan yang
dipopulerkan oleh Newmark (1988) dan Molina Albir (2002) untuk kemudian
direkomposisi menurut alur pikiran Vinay dan Dalbernet (1958/2000). Taksonomi
prosedur/teknik penerjemahan ini juga dimasukkan sebagai salah satu kebaruan
yang bersifat teoretis dalam penelitian ini.
Metode Penerjemahan
Prosedur/Teknik Penerjemahan
Langsung /Harfiah
Prosedur/Teknik Penerjemahan
Bebas/Oblique
1. Peminjaman
2. Kalke
3. Harfiah
1. Transposisi
2. Modulasi
3. Padanan lazim/baku
4. Amplifikasi
5. Reduksi
6. Amplifikasi linguistik
7. Kompresi linguistik
8. Generalisasi
9. Partikularisasi
10. Kompensasi
11. Kreasi diskursif
12. Deskripsi
13. Substitusi
14. Variasi
15. Adaptasi
16. Catatan
Hasil analisis ideologi seperti yang sudah terpapar di atas juga
mengahasilkan kebaruan yang bersifat metodologis berupa landasan berpikir
dalam analisis penerjemahan Alkitab. Proses kognitif ini tertuang baik pada
metode dan teknik pengumpulan data maupun teknik analisis data yang
xviii
seluruhnya dilakukan dengan mengacu pada ideologi penerjemahan Alkitab yaitu
forenisasi untuk versi terjemahan harfiah ataupun domesikasi untuk versi
terjemahan bebas. Sehubungan dengan itu, yang menjadi pertanyaan penelitian
yang paling mendasar adalah tidak lagi terletak pada „ideologi apa‟ yang
diterapkan oleh penerjemah tetapi cenderung pada „taat atau tidaknya‟ penerjemah
terhadap ideologi yang sudah ditetapkannya dari sejak semula. Jawaban terhadap
pertanyaan ini, berkontribusi terhadap kesepadanan produk terjemahan secara
khusus pada versi harfiah yang tidak memperkenankan adanya penyesuaian baik
pada tataran struktur maupun leksikon.
Selanjutnya, analisis terhadap strategi penerjemahan serta pengaruhnya
atas faktor kesepadanan baik formal maupun dinamis menghasilkan beberapa
fakta dan konsep yang juga bermuara pada beberapa temuan baik empiris maupun
teoretis. Hasil analisis menunjukkan temuan fakta mengenai ketidaktaatan
penerjemah dalam menerapkan prosedur/teknik penerjemahan sesuai dengan
ideologi. Tindakan ini berkontribusi terhadap ketidaksepadanan antara TSu dan
TSa khususnya pada versi terjemahan harfiah. Namun, tidak demikian halnya
dengan versi bebas, sebab pemanfaatan teknik harfiah tidak mempengaruhi faktor
kesepadanan sepanjang makna simbol masih dipahami oleh pembaca sasaran
melalui adanya pengungkapan objek tanda oleh penulis sendiri, ataupun
keberadaan catatan kaki yang memberikan penjelasan terhadap makna simbol.
Selain ketidaktaatan terhdap ideologi, faktor lain yang berkontribusi
terhadap ketidaksepadanan TSu dan TSa dalam hal penerapan strategi
penerjemahan adalah ketidakjelasan TSu yang diacu oleh penerjemah, apakah dari
bahasa Inggris atau langsung diterjemahkan dari bahasa Yunani. Penerjemahan
kata root pada simbol the root of David menjadi tunas atau tunas Daud bermuara
pada ketidaksepadanan antara TSu dan TSa. Namun, jika langsung mengacu dari
bahasa Yunani rhiza yang memiliki makna ganda yaitu tunas dan akar maka akan
dapat menghasilkan kesepadanan makna TSu dan TSa. Faktor lainnya yang
berkontribusi terhadap ketidaksepadanan dalam penerjemahan simbol adalah
rendahnya tingkat pemahaman penerjemah terhadap makna simbol baik pada
tataran gramatikal maupun referensial. Akibatnya, meskipun penerjemah
menerapkan teknik yang sesuai dengan ideologi yang dianut akan tetap
menghasilkan makna yang tidak sepadan dengan BSu. Berikut adalah gambar
yang menunjukkan kegagalan penerapan teknik generalisasi pada penerjemahan
bebas simbol warna merah dalam hal ini purros menjadi merah atau kokkinos
dalam bahasa Inggris scarlet menjadi merah. Dalam hal ini, kata merah pada TSa
tidak mampu merepresentasikan makna simbol yang mengacu pada „kesiapan
dalam peperangan‟ untuk purros atau „kehidupan dalam dosa‟ untuk kokkinos.
Representamen/Legisign
purros/merah api
/tunas Daud
Objek
kesiapan dalam peperangan
Interpretan
TSu
Representamen/Legisign
merah
/tunas Daud
Objek
?
/tunas Daud
Transfer
Teknik generalsisasi
TSa
Interpretan
xix
Hasil analisis terhadap strategi penerjemahan simbol juga menghasilkan
fakta tentang teknik penerjemahan di luar taksonomi yang disusun, yaitu
penerjemahan representamen dalam hal ini legisign tidak sebagai legisign tetapi
sebagai objek tanda. Berikut adalah gambaran mengenai fakta tersebut disertai
dengan contoh yang juga dimasukkan pada temuan yang bersifat teoretis dalam
penelitian ini.
TT
Keseluruhan prosedur/teknik penerjemahan yang terrangkum pada taksonomi
berfungsi untuk mengalihbahasakan legisign tetap sebagai legisign hanya saja
dengan penambahan atau pengurangan kata atau juga perubahan struktur frase
atau klausa. Namun, tidak demikian halnya dengan teknik penerjemahan objek
tanda yang mentransfer TSu sesuai dengan makna yang ada di balik simbol seperti
halnya simbol the key of David, yang diterjemahkan sebagai „pemegang otoritas.
Beberapa saran yang bisa direkomendasikan melalui penelitian ini adalah
penerapan atau penyempurnaan temuan khususnya yang bersifat teoretis dan
metodologis yang dihasilkan dalam proses analisis, seperti: (1) analisis produk
terjemahan berdasarkan yang mengacu pada ideologi, (2) penerapan taksonomi
prosedur/teknik penerjemahan yang mengacu pada ideologi, (3) penerapan model
hubungan makna gramatikal dan referensial yang dilandasi teori kernel dan teori
semiotik, pengujian ataupun penerapan teknik penerjemahan legisign sebagai
objek tanda khususnya pada versi terjemahan bebas. Saran lainnya secara
akademis adalah perluasan jangkauan analisis terhadap versi terjemahan Alkitab
bahasa daerah, yang untuk PB sudah mencapai 67 versi Alkitab bahasa daerah di
seluruh wilayah nusantara. Saran praktis ditujukan kepada para pembaca Alkitab
untuk menyadari dan mulai memperhatikan beberapa fakta mengenai
penerjemahan Alkitab yaitu bahwa setiap produk terjemahan Alkitab menganut
ideologi yang berbeda-beda dan sehubungan dengan itu memiliki fungsi yang
berbeda serta tidak dapat dibandingkan tingkat akurasinya antara versi yang satu
dengan lainnya.
Teknik penerjemahan sesuai taksonomi (legisign – legisign)
Contoh
the key of David kunci yang dimiliki Daud
the key of David kunci yang dimiliki Raja Daud
Teknik penerjemahan tidak sesuai taksonomi (legisign – objek tanda)
Contoh:
the key of David pemegang otoritas Transfer melalui prosedur
penerjemahan objek tanda
TSu TSa
Transfer melalui prosedur
amplifikasi linguistik dan amplifikasi TSu TSa
Transfer melalui prosedur
amplifikasi linguistk
TSu TSa
xx
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM -------------------------------------------------------------------- i
PRASYARAT GELAR --------------------------------------------------------------- ii
LEMBAR PENGESAHAN ---------------------------------------------------------- iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ----------------------------------------------- iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ----------------------------------------------- v
UCAPAN TERIMA KASIH -------------------------------------------------------- vi
ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------------ ix
ABSTRACT ------------------------------------------------------------------------------ xi
RINGKASAN --------------------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- xx
DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------- xxiii
DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------------- xxvi
DAFTAR LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------- xxx
DAFTAR SINGKATAN -------------------------------------------------------------- xxxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------------ 1
1.2 Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------- 7
1.3 Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------ 8
1.3.1 Tujuan Umum ------------------------------------------------------------------ 8
1.3.2 Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------ 8
1.4. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------------- 9
1.4.1 Manfaat Teoretis --------------------------------------------------------------- 9
1.4.2 Manfaat Praktis ----------------------------------------------------------------- 10
1.5. Ruang Lingkup Penelitian --------------------------------------------------- 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN
MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ------------------------------------------------------------------ 14
2.2 Konsep ------------------------------------------------------------------------ 24
2.2.1 Terjemahan Harfiah dan Bebas -------------------------------------------- 25
2.2.2 Simbol-Simbol Verbal Religi ----------------------------------------------- 26
2.2.3 Kitab Wahyu ------------------------------------------------------------------- 28
2.3 Landasan Teori ----------------------------------------------------------------- 30
2.3.1 Teori Terjemahan -------------------------------------------------------------- 31
2.3.1.1 Kejelasan teoritis tentang terjemahan harfiah dan bebas ------------------ 33
2.3.1.2 Kesepadanan dalam teori terjemahan --------------------------------------- 39
2.3.1.3 Prinsip-prinsip kesepadanan formal dan dinamis ------------------------- 42
2.3.1.4 Kriteria untuk menilai terjemahan ------------------------------------------ 47
2.3.1.5 Ideologi dan strategi penerjemahan ----------------------------------------- 48
2.3.2 Dimensi Makna ---------------------------------------------------------------- 65
2.3.2.1 Makna linguistik --------------------------------------------------------------- 65
2.3.2.2 Makna referensial -------------------------------------------------------------- 68
2.3.2.3 Makna emotif ------------------------------------------------------------------- 71
xxi
2.3.3 Klasifikasi Simbol dalam Alkitab ------------------------------------------- 74 2.3.4 Teori Semiotik ------------------------------------------------------------------ 77 2.3.4.1 Perbedaan semiotik Saussurean dan Peircean ----------------------------- 78 2.3.4.2 Ikon, indeks dan simbol ------------------------------------------------------- 84 2.3.4.3 Mode simbolis ------------------------------------------------------------------ 86 2.3.4.4 Hubungan sintagmatik dan paradigmatik ----------------------------------- 87 2.3.4.5 Perangkat analisis semiotik --------------------------------------------------- 91 2.3.4.6 Kode ----------------------------------------------------------------------------- 97 2.3.4.7 Analisis semiotik dalam enerjemahan Alkitab ----------------------------- 100 2.4. Model Penelitian --------------------------------------------------------------- 103 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Landasan Filosofis Penelitian ------------------------------------------------ 106 3.2 Jenis Penelitian ---------------------------------------------------------------- 107 3.3 Tipe dan Sumber Data Penelitian -------------------------------------------- 108 3.3.1 Tipe Data ------------------------------------------------------------------------ 109 3.3.2 Sumber Data -------------------------------------------------------------------- 110 3.3.2.1 Sumber data primer ------------------------------------------------------------ 111 3.3.2.2 Sumber data sekunder --------------------------------------------------------- 120 3.4 Metode, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data --------------------- 121 3.4.1 Metode Pengumpulan Data --------------------------------------------------- 121 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data --------------------------------------------------- 122 3.4.2.1 Teknik baca --------------------------------------------------------------------- 123 3.4.2.2 Teknik kuesioner --------------------------------------------------------------- 124 3.4.2.3 Teknik triangulasi -------------------------------------------------------------- 125 3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data ------------------------------------------------ 127 3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ------------------------------------------- 128 3.6 Metode dan Teknik Presentasi Data ----------------------------------------- 131 BAB IV KITAB WAHYU SEBAGAI BAGIAN DARI ALKITAB DALAM PERSPEKTIF DIKOTOMI TERJEMAHAN HARFIAH DAN BEBAS 4.1 Sejarah Singkat Penerjemahan Alkitab Indonesia ------------------------- 133 4.2 Fenomena Global Dikotomi Terjemahan Harfiah dan Bebas ----------- 142 4.3 Pertentangan Dua Kubu Terjemahan Alkitab ------------------------------ 147 4.4 Gambaran Singkat Kitab Wahyu sebagai Kitab Simbol ----------------- 150 4.5 Ringkasan ----------------------------------------------------------------------- 158 BAB V TIPE DAN MAKNA SIMBOL DALAM KITAB WAHYU DALAM PERSPEKTIF HARFIAH DAN BEBAS 5.1 Pengantar ------------------------------------------------------------------------ 161 5.2 Tipe dan Makna Simbol dalam Kitab Wahyu ----------------------------- 165 5.2.1 Kategorisasi Simbol dalam Kitab Wahyu ---------------------------------- 169 5.2.2 Simbol dalam Wujud Benda -------------------------------------------------- 170 5.2.2.1 Simbol sebagai objek yang terhubung dengan manusia ------------------ 171 5.2.2.2 Simbol sebagai objek buatan tangan manusia ----------------------------- 186 5.2.2.3 Simbol sebagai benda langit -------------------------------------------------- 204 5.2.2.4 Simbol sebagai benda supernatural ------------------------------------------ 214 5.2.2.5 Simbol sebagai objek yang terhubung dengan tanaman ------------------ 234 5.2.3 Simbol sebagai Makhluk Ciptaan ------------------------------------------- 247 5.2.4 Simbol dalam Wujud Tindakan ---------------------------------------------- 257
xxii
5.2.5 Simbol dalam Wujud Angka ------------------------------------------------- 267 5.2.6 Simbol dalam Wujud Warna ------------------------------------------------- 280 5.2.7 Simbol dalam Wujud Tempat ------------------------------------------------ 296 5.3 Ringkasan ----------------------------------------------------------------------- 308 BAB VI IDEOLOGI DAN STRATEGI SERTA KESEPADANAN DALAM PENERJEMAHAN SIMBOL 6.1 Pengantar ------------------------------------------------------------------------ 314 6.2 Ideologi Penerjemahan Simbol Kitab Wahyu ----------------------------- 317
6.3 Metode, Prosedur, dan Kesepadanan Penerjemahan
Simbol dalam Kitab Wahyu -------------------------------------------------- 320
6.4 Ringkasan ----------------------------------------------------------------------- 362
BAB VII TEMUAN BARU DISERTASI
7.1 Temuan Empiris ---------------------------------------------------------------- 367
7.2 Temuan Metodologis ---------------------------------------------------------- 376
7.3 Temuan Teoretis --------------------------------------------------------------- 378
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN
8.1 Simpulan ------------------------------------------------------------------------ 384
8.2 Saran ----------------------------------------------------------------------------- 389
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------- 392
LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------------------- 401
xxiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Perbandingan Karakteristik Terjemahan Harfiah dan Bebas ------------- 38
2.2 Prinsp-prinsip Kesepadanan Formal dan Dinamis ----------------------- 44
2.3 Prosedur Penerjemahan Menurut Vinay dan Darbelnet ---------------- 57
2.4 Klasifikasi Prosedur Penerjemahan Menurut Molina dan Albir -------- 62
2.5 Taksonomi Prosedur/Teknik Penerjemahan Hasil Rekomposisi -------- 63
2.6 Formulasi Perangkat Analisis Paradigmatik ------------------------------- 94
2.7 Formulasi Perangkat Analisis Sintagmatik --------------------------------- 97
3.1 Kategorisasi Sumber Data ---------------------------------------------------- 112
4.1 Versi Alkitab yang Terbit dalam Bahasa Melayu/Indonesia
dari Tahun 1629 – 2002 ------------------------------------------------------- 136
5.1 Rangkuman Trikotomi Tanda Menurut Peirce ---------------------------- 168
5.2 Daftar Simbol yang Terhubung dengan Manusia ------------------------- 171
5.3 Variasi Penerjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Darah ---------------- 174
5.4 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Darah ------------------ 175
5.5 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Darah ---------------------------------- 176
5.6 Daftar Simbol Benda-benda Buatan Tangan Manusia -------------------- 186
5.7 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol
Pedang Bermata Dua ---------------------------------------------------------- 188
5.8 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbl
Pedang Bermata Dua ---------------------------------------------------------- 189
5.9 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Pedang Bermata Dua --------------- 190
5.10 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Lampu/Obor/Pelita --- 198
5.11 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Lampu/Obor/Pelita------------------- 198
5.12 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas
Simbol Lampu/Obor/Pelita --------------------------------------------------- 199
5.13 Daftar Simbol Benda Langit -------------------------------------------------- 204
5.14 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Bintang Jatuh ---------- 206
5.15 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Bintang Jatuh -------- 207
5.16 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Bintang Jatuh ------------------------- 208
5.17 Daftar Simbol Benda Supernatural ------------------------------------------ 214
xxiv
5.18 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas
Simbol Mahkota Kehidupan -------------------------------------------------- 216
5.19 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas
Simbol Mahkota Kehidupan -------------------------------------------------- 217
5.20 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Mahkota Kehidupan ----------------- 218
5.21 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Kunci Daud ------------ 225
5.22 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Kunci Daud ---------- 225
5.23 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Kunci Daud ---------------------------- 226
5.24 Dafar Simbol yang Terhubung dengan Tanaman ------------------------- 235
5.25 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Tunas Daud ------------ 236
5.26 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas simbol Tunas Daud ----------- 237
5.27 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Tunas Daud --------------------------- 237
5.28 Variasi Terjemahan Leksikon Akar/Tunas dalam Bahasa Yunani
dan Transliterasinya, Inggris serta Indonesia ------------------------------ 238
5.29 Daftar Simbol Makhluk Ciptaan pada Kitab Wahyu --------------------- 248
5.30 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Naga --------------------- 250
5.31 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Naga ------------------- 250
5.32 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Naga ------------------------------------ 251
5.33 Daftar Simbol dalam Wujud Tindakan ------------------------------------- 258
5.34 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Pernikahan ------------- 259
5.35 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Pernikahan ----------- 260
5.36 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Pernikahan ---------------------------- 261
5.37 Contoh Simbol „Angka‟ Tersurat dan Tersirat ---------------------------- 268
5.38 Daftar Simbol dalam Wujud Angka pada Kitab Wahyu ------------------ 269
5.39 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Angka Tujuh ----------- 271
5.40 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Angka Tujuh ---------- 272
5.41 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Angka Tujuh -------------------------- 273
5.42 Daftar Simbol dalam Wujud Warna pada Kitab Wahyu ------------------ 281
5.43 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Warna
Merah Api dan Merah Padam ------------------------------------------------ 283
5.44 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol
Warna Merah Api dan Merah Padam --------------------------------------- 284
5.45 Variasi Terjemahan Bebas Simbol
Warna Merah Api dan Merah Padam --------------------------------------- 285
xxv
5.46 Daftar Simbol dalam Wujud Tempat pada Kitab Wahyu ---------------- 297
5.47 Variasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Yerusalem Baru-------- 299
5.48 Tabulasi Terjemahan Harfiah dan Bebas Simbol Yerusalem Baru ------ 300
5.49 Variasi Terjemahan Bebas Simbol Yerusalem Baru ----------------------- 301
5.50 Fakta Sejarah Allkitab tentang Perbedaan Antara Kata Yerusalem
dan Frasa Yerusalem Baru ---------------------------------------------------- 302
5.51 Daftar Tipe Simbol pada Kitab Wahyu ------------------------------------- 309
6.1 Tabel Penggolongan Sumber Data Berdasarkan
Versinya Masing-masing ----------------------------------------------------- 317
7.1 Taksonomi Prosedur/Teknik Penerjemahan Berdasarkan Ideologi ----- 382
xxvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Diagram V Metode Penerjemahan ------------------------------------------ 53
2.2 Kerangka Berpikir Terkait Ideologi, Metode, Teknik/Prosedur
Terjemahan Alkitab ---------------------------------------------------------- 64
2.3 Matriks Makna Emotif terhadap Kata ‘Woman’ dan ‘Mother’ ---------- 73
2.4 Model Hubungan Antar Tanda Menurut Saussure ------------------------ 79
2.5 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda Menurut Peirce ------------------ 81
2.6 Segitiga Semiotik Menurut Odgen dan Richards -------------------------- 82
2.7 Figur Interpretasi Berkesinambungan Menurut Peirce ------------------- 84
2.8 Model Hubungan Dimensi Sintagmatik dan Paradigmatik
Sebagai Akibat Perbedaan Antara Penanda dan Petanda ---------------- 89
2.8 Model Penelitian --------------------------------------------------------------- 103
3.1 Contoh Teks Terjemahan Jay Green’s Literal Translation (JGLT) ---- 114
3.2 Contoh Teks Terjemahan Indonesian Literal Translation (ILT) -------- 114
3.3 Contoh Teks Terjemahan Bilingual Inggris – Indonesia Good News
Bible (GNB) – Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) --------------------- 114
3.4 Contoh Teks Terjemahan Perjanjian Baru
Interlinear Konkordansi (PBIK Jilid I) ------------------------------------- 116
3.5 Contoh Teks PBIK Jilid II Konkordansi ------------------------------------ 116
3.6 Contoh Teks Terjemahan Bahasa Indonesia Sederhana (BISD) --------- 117
3.7 Contoh Teks Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI) -------------------- 118
3.8 Matriks Aspek Keterbacaan Produk Terjemahan ------------------------- 120
4.1 Bagan Penerjemahan Alkitab ------------------------------------------------ 144
4.2 Model Proses Penerjemahan Alkitab dalam Perspektif
Dikotomi Harfiah dan Bebas ------------------------------------------------- 159
5.1 Diagram Penerjemahan Menurut Nida dan Taber ------------------------- 162
5.2 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda Menurut Peirce ------------------- 165
5.3 Contoh Peran Representamen sebagai Representasi atau
Lambang Kehadiran Simbol pada Teks ------------------------------------ 166
5.4 Relasi Antar Simbol dalam Kode Penebusan ------------------------------ 180
5.5 Hubungan Analogi Peristiwa Pencurahan Darah pada PL dan PB ------ 182
xxvii
5.6 Matriks Makna Emotif Penerjemahan Harfiah dan Bebas
Simbol Darah ------------------------------------------------------------------- 185
5.7 Pola Hubungan Naratif Simbol Pedang Bermata Dua -------------------- 193
5.8 Matriks Makna Emotif Terjemahan Harfiah dan Bebas
Simbol Pedang Bermata Dua ------------------------------------------------ 197
5.9 Pola Hubungan Spasial Simbol Lampu/Obor/Pelita ---------------------- 200
5.10 Grafik Makna Emotif Penerjemahan Simbol Lampu/Obor/Pelita ------ 204
5.11 Pola Hubungan Spasial Simbol Bintang ------------------------------------ 210
5.12 Pola Hubungan Naratif Simbol Bintang Jatuh ----------------------------- 211
5.13 Grafik Makna Emotif Penerjemahan Simbol Bintang -------------------- 214
5.14 Pola Hubungan Spasial Beroposisi Simbol Mahkota Kehidupan -------- 220
5.15 Grafik Makna Emotif Simbol Mahkota Kehidupan ----------------------- 223
5.16 Pola Hubungan Spasial dan Naratif Simbol Kunci Daud ----------------- 229
5.17 Grafik Makna Emotif Simbol Kunci Daud --------------------------------- 234
5.18 Pola Hubungan Spasial Simbol Tunas Daud ------------------------------- 242
5.19 Pola Hubungan Naratif Simbol Tunas Daud ------------------------------- 243
5.20 Pola Hubungan Substitutif Simbol Tunas Daud --------------------------- 246
5.21 Grafik Makna Emotif Simbol Tunas Daud --------------------------------- 247
5.22 Pola Hubungan Spasial Simbol Naga ---------------------------------------- 254
5.23 Model Hubungan Tiga Elemen Simbol Naga ------------------------------ 255
5.24 Grafik Makna Emotif Penerjemahan Simbol Naga ----------------------- 257
5.25 Pola Hubungan Naratif Simbol Pernikahan -------------------------------- 263
5.26 Pola Hubungan Substitutif Simbol Pernikahan ---------------------------- 265
5.27 Grafik Makna Emotif Simbol Pernikahan ---------------------------------- 267
5.28 Figur Makna Gramatikal Frasa Tujuh Roh Allah Bredasarkan
Ilustrasi Kernel ----------------------------------------------------------------- 274
5.29 Figur Makna Gramatikal Frasa Tujuh Tanduk dan Tujuh Mata
Berdasarkan Ilustrasi Kernel -------------------------------------------------- 275
5.30 Pola Hubungan Spasial Simbol Angka Tujuh ------------------------------- 276
5.31 Pola Hubungan Kebermarkahan Simbol Angka Tujuh -------------------- 277
5.32 Grafik Makna Emotif Simbol Angka Tujuh --------------------------------- 280
5.33 Figur Makna Gramatikal Frasa Merah Api Berdasarkan
Ilustrasi Kernel ------------------------------------------------------------------ 287
xxviii
5.34 Figur Makna Gramatikal Frasa Merah Padam Berdasarkan
Ilustrasi Kernel ------------------------------------------------------------------ 287
5.35 Pola Hubungan Naratif Simbol Merah Api --------------------------------- 289
5.36 Pola Hubungan Spasial Simbol Merah Padam ----------------------------- 290
5.37 Pola Hubungan Substitutif Simbol Merah Api ---------------------------- 291
5.38 Pola Hubungan Substitutif Simbol Merah Padam ------------------------- 293
5.39 Grafik Makna Emotif Simbol Merah Api ----------------------------------- 295
5.40 Grafik Makna Emotif Simbol Merah Padam ------------------------------- 296
5.41 Figur Makna Gamatikal Frasa Yerusalem Baru
Berdasarkan Ilustrasi Kernel -------------------------------------------------- 303
5.42 Pola Hubungan Spasial Simbol Yerusalem Baru -------------------------- 304
5.43 Pola Hubungan Substitutif Simbol Yerusalem Baru ----------------------- 305
5.44 Grafik Makna Emotif Simbol Yerusalem Baru ---------------------------- 308
5.45 Figur Pola Hubungan Makna Gramatikal dan Referensial
yang Saling Mengonfirmasi --------------------------------------------------- 311
5.46 Contoh Pola Hubungan Gramatikal dan Referensial yang Saling
Mengonfirmasi ----------------------------------------------------------------- 312
6.1 Bagan Alur Proses Penerjemahan Alkitab Berdasarkan Ideologi ------- 318
6.2 Contoh Alur Proses Penerjemahan Alkitab Berdasarkan
Ideologi Forenisasi ------------------------------------------------------------- 320
6.3 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Darah ------------------------------------------------------------------- 323
6.4 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Pedang Bermata Dua ------------------------------------------------- 327
6.5 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Lampu/Obor/Pelita --------------------------------------------------- 330
6.6 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Bintang ------------------------------------------------------------------ 334
6.7 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Bintang Jatuh ---------------------------------------------------------- 334
6.8 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Mahkota Kehidupan -------------------------------------------------- 337
6.9 Diagram Sistem Penerjemahan Menurut Nida dan Taber ---------------- 339
xxix
6.10 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Kunci Daud ------------------------------------------------------------ 340
6.11 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Kunci Daud ------------------------------------------------------------ 341
6.12 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Tunas Daud ------------------------------------------------------------ 344
6.13 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Naga --------------------------------------------------------------------- 348
6.14 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Pernikahan ------------------------------------------------------------- 352
6.15 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Angka Tujuh ------------------------------------------------------------ 355
6.16 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Warna Merah Api ----------------------------------------------------- 358
6.17 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Warna Merah Padam ------------------------------------------------- 358
6.18 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda pada Penerjemahan
Simbol Yerusalem Baru -------------------------------------------------------- 360
7.1 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda dalam Hal Kegagalan
Penerapan Prosedur/Teknik Penerjemahan Generalisasi ----------------- 375
7.2 Model Hubungan Tiga Elemen Tanda dalam Hal Relasi Antara
Makna Gramatikal dan Referensial yang Saling Mengonfirmasi
pada Tataran Komponen Tambhan ------------------------------------------ 379
7.3 Contoh Hubungan Tiga Elemen Tanda dalam Hal Relasi Antara
Makna Gramatikal dan Referensial yang Saling Mengonfirmasi
pada tataran Komponen Tambahan ----------------------------------------- 380
7.4 Perbandingan Model Prosedur/Teknik Penerjemahan Sesuai
Taksonomi (Legisign – Legisign) dengan Prosedur/Teknik
Penerjemahan Baru (Legisign – Objek) ------------------------------------- 383
xxx
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran Halaman
1. Daftar Simbol pada Kitab Wahyu Menurut Kevin J. Conner
dan Terjemahannya dalam Versi Harfiah dan Bebas ---------------------- 401
2. Daftar Simbol pada Kitab Wahyu di Luar Daftar yang Dibuat
oleh Kevin J. Conner serta Terjemahannya dalam Versi Harfiah
dan Bebas ----------------------------------------------------------------------- 405
3. Daftar Simbol Kitab Wahyu Hasil Kompilasi serta
Terjemahannya dalam Versi Harfiah dan Bebas -------------------------- 406
4. Daftar Simbol pada Kitab Wahyu Hasil Kompilasi Setelah
Digolongkan Berdasarkan Kategori/Tipe serta Terjemahannya
dalam Versi Harfiah dan Bebas ---------------------------------------------- 411
5. Kuesioner ----------------------------------------------------------------------- 428
xxxi
DAFTAR SINGKATAN
Ams. : Amsal
BSu : Bahasa Sumber
BSa : Bahasa Sasaran
BIS : Bahasa Indonesia Sehari-hari
BIMK : Bahasa Indonesia Masa Kini
BISD : bahasa Indonesia Sederhana
Ef. : Efesus
GNB : Good News Bible
Hak. : Hakim-hakim
I : Interpretan
Ibr. : Ibrani
ILT : Indonesian Literal Translation
JGLT : Jay Green‟s Literal Translation
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kej. : Kejadian
Kis. : Kisah Para Rasul
KJV : King James Version
Kor. : Korintus
LAI : Lembaga Alkitab Indonesia
Luk. : Lukas
Mat. : Matius
Mark. : Markus
Mzm. : Mazmur
O : Objek
PBIK : Perjanjian Baru Interlinerar Konkordansi
PB : Perjanjian Baru
Pet. : Petrus
PL : Perjanjian Lama
R : Representamen
Rm. : Roma
RV : Revised Version
Sam. : Samuel
xxxii
Taw. : Tawarikh
Tes. : Tesalonika
TEV : Today‟s English Verison
Tim. : Timotius
TSI : Terjemahan Sederhana Indonesia
TSu : Teks Sumber
TSa : Teks Sasaran
TB : Terjemahan Baru
Why. : Wahyu
Yes. : Yesaya
Yoh. : Yohanes
Yos. : Yosua
Za. : Zakharia
top related