pendahuluan dr. ika widyawati,...

Post on 01-Feb-2018

232 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pendahuluan

Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Maksud: memberikan…• cara bagi dokter & peneliti u/ mengorganisir

pengamatannya• bantuan kepada dokter dalam mengaji & dalam

memformulasikan rekomendasi2 begi intervensi & pengawasan lebih jauh

• Bahasa umum yg dapat dipakai dokter & peneliti u/ berkomunikasi 1 sama lain, u/ mengumpulkan data sistematik pada berbagai gangguan, & memperbaiki pemahaman tipe2 gangguan, faktor2 yg mempengaruhi perjalannya, & komponen2 & keefektifan intervensi

• Kerangka awal yg darinya perbaikan lebih lanjut & perubahan dapat dibuat

Keinginan u/ menganalisis temuan2 dari penelitian yg sistematik sebelum

menawarkan konseptualisasi2 awal sekalipun

Vs.Kebutuhan u/ menanamkan

konseptualisasi2 pendahuluan yg dapat menjadi dasar bagi pengumpulan data yg

sistematik usaha2 yg lebih berdasar empiris

Presentasi kategorisasi berbasis konsensus para ahli akan gangguan2 kesehatan jiwa & perkembangan dalam th2 awal kehidupan

• Kerangka yg berubah tak dimaksudkan u/ memasukkan semua kondisi at gangguan yg mungkin

• Pedoman awal bagi dokter & peneliti u/ memfasilitasi diagnosis & perencanaan klinis, komunikasi & penelitian selanjutnya

• Tak dimaksudkan u/ dipakai secara hukum at nonklinis

• Gejala & perilaku yg ada• Riwayat perkembangan – fungsi afektif,

bahasa, kognitif, motorik, sensorik, keluarga, & interaktif masa lalu & kini

• Fungsi keluarga & pola2 kebudayaan & interaktif

• Orangtua sebagai individu• Hubungan & pola2 interaktif pengasuh-anak• Ciri2 konstitusional-maturasional anak• Pola2 afektif, bahasa, kognitif, motorik &

sensorik

1. Sifat dari kesukaran2, kekuatan, tingkat kapasitas adaptif keseluruhan, & fungsi dalam area perkembangan utama anak, termasuk sosial-emosional, hubungan, kognitif, bahasa, kemampuan2 sensorik & motorik dala perbandingannya dengan pola2 perkembangan yg sesuai-usia

2. Kontribusi relatif dari area2 yg berbeda yg dikaji kepada kesukaran2 & kompetensi2 si anak

3. Pengobatan komprehensif at rencana intervensi preventif u/ menghadapi hal2 di atas

Sistem klasifikasi multiaksial sementara kategori2 berubah sejalan bertambahnya pengetahuan: aksis…

I. Klasifikasi primerII.Klasifikasi hubunganIII.Gangguan at kondisi fisik, neurologis,

perkembangan & kesehatan jiwa (digambarkan dalam sistem klasifikasi yg lain)

IV.Stres psikososialV.Tingkat perkembangan fungsional emosional

• Tak dimaksudkan u/ simetris sepenuhnya dengan sistem lain seperti DSM-IV & ICD-10 fokus pada masalah2 perkembangan

• Dimaksudkan u/ melengkapi kerangka2 yg lain (DSM-IV, ICD-10) tak dimaksudkan u/ memasukkan kategori2 bagi setiap tipe gangguan perkembangan at kesehatan jiwa– diagnosis DSM-IV menggambarkan secara tepat

kesukaran primer yg ada I– diagnosis DSM-IV terkait dengan diagnosis

primer dari sistem ini III

1. stres yg jelas yg cukup berat at bermakna gangguan stres traumatik

2. kesukaran sensorik, motorik, pemrosesan, organisasional, at integrasi berbasis konstitu-sional at maturasional yg terkait dengan pola2 perilaku &/at emosional maladaptif yg tampak gangguan2 regulasi

1. masalah2 yg ada ringan at berdurasi relatif singkat (> 4 bl), & terkait dengan kejadian lingkungan yg jelas gangguan penyesuaian

2. tak ada kerentanan berbasis konstitusional at maturasional, stres at trauma yg berat at bermakna; kesukarannya tak ringan, berdurasi singkat, & tak terkait dengan kejadian yg jelas gangguan mood & afek

1. Gangguan2 keterlambatan yg multipel (komunikasi & kedekatan sosial) cukup ekstrim & jelas u/ dapat dikenali secara mudah pola2 maladaptasi yg kronik (MDD) & pola deprivasi yg berlanjut (berbeda dengan gangguan stres traumatik) harus didahulukan dari kategori2 yang lain seperti gangguan regulasi at stres traumatik pengecualian terhadap peraturan2 umum di atas

1. Kesukaran tertentu timbul hanya pada situasi tertentu at berhubungan dengan orang tertentu gangguan penyesuaian & hubungan

2. Kesukaran hanya melibatkan hubungan & tak ada gejala lain terlepas dari hubungan itu jangan memakai aksis I pakai aksis II

3. Gangguan deprivasi/maltreatment attachment reaktif perawatan fisik, psikologis & emosi-onal dasar yg inadekuat.

1. Gejala2 umum seperti gangguan makan & tidur kaji basis yg mendasari masalah tersendiri, bagian dari kategori diagnostik yg beragam, bagian dari pola yg lebih lanjut seperti dalam ganggua attachment reaktif, at gangguan regulasi & MDDGangguan tidur kesukaran tersendiri, bagian dari kesukaran regulasi yg terkait pada hipersensitivitas & kesukaran pemrosesan sensorik lainnya

1. Bila terdapat sejumlah elemen yg mem-bingungkan, misal: elemen stres, kerentanan motorik dan sensorik, gangguan mood/afek & menarik diri pertimbangkan ciri2 yg paling menonjol

2. Pada kasus yg jarang, mungkin terdapat 2 kondisi primer. Misal: gangguan tidur & separation anxiety disorder 2 diagnosis primer

Harus mencerminkan fitur2 yg paling menonjol dari gangguan tersebut

• Anak2 yg telah mengalami:– Kejadian tunggal– Serangkaian kejadian traumatik yg berhubungan– Stres menetap yg kronik

• Meliputi:– Mengalami langsung– Menyaksikan– Konfrontasi dengan kejadian(2) yg melibatkan (ancaman)

kematian at jejas yg serius pada si anak at orang lain

• Kejadian yg mendadak & tak terduga gempa, serangan teroris, digigit binatang

• Serangkaian kejadian yg berhubungan serangan udara berulang

• Situasi yg menetap & kronik pemukulan at pemerkosaan seksual yg terus-menerus

Harus dipahami dalam konteks:• Trauma• Ciri2 kepribadian anak• Kemampuan pengasuh u/ membantu si anak

beradaptasi• Working through the experienceKenangan2 yg dilaporkan anak bisa berubah

sebagai bagian dari usahanya u/ mengolah ulang traumanya bukan berarti traumanya fantasi semata

1. Pengalaman kembali kejadian yg traumatik

2. Penumpulan keresponsifan pada seorang anak at interferensi dengan momentum perkembangan

3. Gejala2 peningkatan arousal4. Gejala2 yg tak ada sebelum kejadian

a. Permainan pasca-traumatikb. Rekoleksi berulang akan kejadian

traumatik di luar permainanc. Mimpi buruk berulangd. Distres saat terpajan hal yg

mengingatkan traumae. Episode2 dengan gambaran2 yg obyektif

dari suatu flashback at disosiasi

a. Peningkatan penarikan dirib. Rentang afek yg terbatasc. Kehilangan sementara keterampilan2

perkembangan yg didapat sebelumnyad. Penurunan at keterbatasan dalam

permainan dibanding dengan pola si anak sebelum kejadian

a. Night terrorb. Kesukaran pergi tidurc. Bangun di malam hari yg berulang tak

terkait pada mimpi buruk at night terrord. Kesukaran atensional yg bermakna &

penurunan konsentrasie. Hypervigilancef. Respons terkejut yg berlebihan

a. Agresi kepada anak sebaya, orang dewasa, at binatang

b. Cemas perpisahanc. Takut ke toilet sendiriand. Takut kegelapane. Ketakutan2 yg lainf. Pesimisme at perilaku merusak-diri,

manipulatif, at provokatif masokistikg. Perilaku2 seksual & agresif yg tak sesuai

bagi usia anakh. Reaksi2 nonverbal lain yg dialami saat

traumai. Gejala2 baru yg lain

maka diagnosis Gangguan Stres Traumatik lebih diutamakan daripada diagnosis primer yg lain

Meliputi:• Gangguan cemas• Gangguan mood• Gangguan ekspresi emosional campuran• Gangguan identitas gender masa kanak• Gangguan attachment reaktifDokter harus menentukan apakah gejala2nya

merupakan gambaran umum dari fungsi si anak at spesifik terhadap suatu situasi at hubungan hubungan & pola2 interaksi jarang bersifat 1D

Diagnosis ini harus berdasar pada bukti tingkat kecemasan at ketakutan si bayi at anak yg berlebihan, melebihi reaksi yg diperkirakan terhadap tantangan2 perkembangan yg normal & termanifestasi dengan 1 dari berikut:

1. Ketakutan yg banyak at spesifik2. Kecemasan perpisahan at kecemasan terhadap orang asing yg

berlebihan3. Episode2 kecemasan at panik yg berlebihan tanpa pencetus yg jelas4. Inhibisi at konstriksi perilaku yg berlebihan dikarenakan kecemasan5. Kecemasan yg berat, terkait dengan kurangnya perkembangan

fungsi ego dasar yg diharapkan berlangsung antara usia 2-4 th6. Agitasi pada bayi, tangisan at teriakan yg tak dapat dikendalikan,

gangguan tidur & makan, kecerobohan, & manifestasi perilaku lain dari kecemasan

Kecemasan at ketakutan harus menetap sesingkatnya dua minggu & mengganggu fungsi secara sesuai.

• Gejala2 yg ada• Durasi gejala2 tersebut• Derajat gangguan terhadap fungsi dalam

kaitannya dengan tingkat perkembangan si anak

Anak dengan keterlambatan perkembangan dapat didiagnosis suatu gangguan cemas bila kecemasan/ketakutannya tak sesuai dengan tingkat perkembangannya

• Saat trauma yg diketahui a/ nyata & awitan kesukaran si anak mengikuti trauma tersebut gangguan stres traumatik

• Gangguan cemas tak boleh diberikan pada saat adanya MSDD Dx: MSDD

• Jika terdapat kesukaran2 reaktivitas sensorik yg jelas, bahasa reseptif & pemrosesan auditorik, pemrosesan visual-spatial, at perencanaan motor gangguan regulasi

• Jika kecemasan at ketakutan si anak terbatas pada suatu hubungan tertentu gangguan relasi.

Kategori ini berdasar pada premis bahwa hilangnya seorang pengasuh utama seperti orangtua hampir selalu merupakan masalah yg serius bagi bayi at anak kecil karena kebanyakan anak kecil tak punya sumber2 emosional & kognitif u/ menghadapi kehilangan yg besar seperti itu.

Anak yg sedang berduka bisa mempunyai pengasuh penting lain yg juga sedang berduka tak ada dukungan duka bertambah

1. menangisi, memangil, & mencari orangtua yg absen, menolak usaha orang lain u/ memberi penghiburan

2. Penarikan emosional, disertai letargi; ekspresi wajah yg sedih, & kurangnya minat dalam aktivitas2 yg sesuai-usia

3. Makan & tidur bisa terganggu4. Bisa terdapat regresi at hilangnya tonggak2

perkembangan yg telah dicapai sebelumnya5. rentang afek yg terbatas6. Detachment7. Sangat sensitif terhadap segala hal yg

mengingatkannya pada sang pengasuh distres akut saat barang2 milik sang pengasuh disentuh orang lain at disingkirkan

Gangguan ini mungkin tak udah u/ dibedakan dari Gangguan Stres Traumatik. Perhatikan sifat gejala2nya!

• GST penghidupan kembali & pola2 kompulsif

• MKRDB depresi & apati

• Saat gangguan disertai deprivasi psikososial/ lingkungan yg bermakna, ini harus dicatat & Reactive Attachment Deprivation/ Maltreatment Disorder harus dipertimbangkan sebagai klasifikasi alternatif.

• Jika gangguannya tak berat & dalam konteks si anak sedang dalam proses membuat penye-suaian gangguan penyesuaian.

• Pola2 di atas (-) depresi.

• Mood depresif at iritabel• Hilang minat &/at kesenangan dalam

aktivitas2 yg sesuai perkembangan• Hilangnya kemampuan u/ protes• Merengek berlebihan• Hilangnya perbedaharaan interaksi & inisiatif

sosial• Gangguan tidur & makan, penurunan BBGejala2 di atas harus ada u/ periode

sesingkatnya 2 minggu.

1. Tak ada at hampir tak adanya 1 at > tipe afek yg spesifik yg dapat diperkirakan sesuai perkembangan

2. Rentang ekspresi emosional yg terbatas dibanding dengan harapan2 yg sesuai perkembangan

3. Intensitas ekspresi emosional yg terganggu, tak sesuai dengan tingkat perkembangan si anak

4. Pembalikan afek at ketaksesuaian afek terhadap situasi

• Diagnosis ini tak boleh dipakai bila si anak di-diagnosis cemas at depresi. Diagnosis ini harus dipakai pada anak2 dengan keterlambatan perkembangan hanya jika gangguan dalam ekspresi afektif tak sesuai tingkat perkembangan si anak

top related