pendahuluan-dapus ardianti nur o
Post on 30-Dec-2015
56 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU
No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di
Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional
dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU
(Sisa Hasil Usaha).
Koperasi sejak lama telah menjadi badan usaha yang strategis dalam
meningkatkan ekonomi anggotanya maupun masyarakat pada umumnya.
Sejumlah fakta menunjukkan bahwa keberadaan organisasi koperasi di
sektor pertanian diakui atau tidak sangat membantu petani dalam
proses produksi pangan baik padi maupun palawija. Keberhasilan program
Bimas dan Inmas di masa lalu tidak terlepas dari peranserta
koperasi/KUD sejak dari penyediaan prasarana dan sarana produksi
sampai dengan pengolahan hingga pemasaran produk.
Di sektor pertanian peran serta koperasi di masa lalu cukup efektif
untuk mendorong peningkatan produksi khususnya di subsektor pangan.
Selama era tahun 1980-an, koperasi terutama KUD mampu memposisikan
diri sebagai embaga yang diperhitungkan dalam program pengadaan pangan
nasional. Sementara itu, di dalam negeri telah terjadi berbagai perubahan
seiring dengan berlangsungnya era globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan
kondisi tersebut membawa konsekuensi serius dalam hal pengadaan bahan
pangan. Secara konseptual liberalisasi ekonomi dengan menyerahkan kendali
1
2
orda perekonomian kepada mekanisme pasar ternyata dalam prakteknya
belum tentu secara otomatis berpihak kepada komunitas ekonomi lemah atau
kecil.
Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk
melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi
permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk
berkualitas tinggi, dan harga yang murah. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan usaha besar
(UB). Kesadaran akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain
management (SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya
merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya
antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar
tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan
bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal
calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya,
memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi
sampai target tercapai.
Lokasi praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis bertempat di
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) dan BALITSA (Balai
Penelitian Tanaman Sayuran) di Bandung Utara. Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis ini diadakan pada hari Kamis tanggal 2 Desember
2011. Lokasi tersebut dipilih karena perusahaan ini mempunyai kreadibilitas
dan akuntabilitas yang baik dengan mempertimbangkan aspek efektivitas,
urgensi dan spesialisasi yang dimiliki oleh lokasi. Praktikum ini dilaksanakan
guna untuk mensinergikan antara teori pada pertemuan tatap muka dengan
aplikasinya di lapangan, mengidentifikasi permasalahan koperasi dan
3
kemitraan di bidang agribisnis dan menerapkan ilmu tentang koperasi dan
kemitraan untuk mengatasi permasalahan dan melakukan pengembangannya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana organisasi yang meliputi struktur, koordinasi, pembagian
kerja, tugas dan wewenang, tanggung jawab, sistem pengambilan
keputusan, pola komunikasi organisasi pada koperasi KPSBU (Koperasi
Peternak Susu Bandung Utara)?
2. Bagaimana hubungan kemitraan di BALITSA dan kelompok tani Mekar
Tani Jaya?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) dan BALITSA (Balai Penelitan Tanaman
Sayuran) di Lembang, Bandung Utara adalah:
a. Mahasiswa dapat mengetahui organisasi yang meliputi struktur,
koordinasi, pembagian kerja, tugas dan wewenang, tanggung jawab,
sistem pengambilan keputusan, pola komunikasi organisasi pada
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara).
b. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan kemitraan di BALITSA dan
kelompok tani Mekar Tani Jaya.
2. Kegunaan
Kegunaan dilaksanakannya praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) dan BALITSA (Balai Penelitan Tanaman
Sayuran) di Lembang, Bandung Utara adalah:
a. Bagi Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dan Balitsa
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan
koperasi dan dapat menambah informasi untuk memperluas jaringan
usaha koperasi dan kemitraan.
b. Bagi Fakultas Pertanian UNS
4
Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
c. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang koperasi
dan kemitraannya, sekaligus sebagai syarat kelulusan mata kuliah
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis.
d. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan, informasi dan pemahaman tentang koperasi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja
sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud
mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah
koperasi. Sebagai organisasi koperasi mempunyai tujuan organisasi yang
merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi
tujuan koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan memperjuangkan
pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus
sinkron (Anonim, 2010).
Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan
peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.
Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah
karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini
dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi
masyarakat. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu
diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang
lebih baik dibandingkan dengan lembaga usaha lain (Santosa, 2004).
2. Kemitraan
Kemitraan usaha agribisnis adalah hubungan bisnis usaha pertanian
yang melibatkan satu atau sekelompok orang atau badan hukum dimana
masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari usaha bisnis yang
sama atau saling berkaitan dengan usaha menjamin terciptanya
keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan dilandasi rasa saling
menguntungkan, memerlukan dan saling melaksanakan etika bisnis
(Suwandi, 1995).
5
6
Pada usaha pertanian berorientasi pasar, pendekatan yang sesuai
adalah agribisnis. Kemitraan di antara pelaku usaha di bidang agribisnis
merupakan salah satu cara untuk memperbesar peluang keberhasilan.
Tulisan ini menggambarkan kemitraan hortikultura yang ada di Provinsi
Sumatera Utara dalam upaya menyempurnakan serta merevitalisasi
kemitraan yang pernah dikembangkan. Pola kemitraan yang ada di sentra
produksi hortikultura umumnya bersifat lokal, pola inti-plasma, dan
bentukan pemerintah. Kemitraan usaha yang bersifat lokal terbentuk
karena adanya kebutuhan bersama dari pelaku kemitraaan usaha,
sehingga relatif melembaga karena adanya nilai-nilai kepercayaan dan
kejujuran. Kemitraan usaha dengan pola inti plasma diatur dan dikontrol
oleh aturan-aturan yang bersifat formal, yang telah disetujui dan
ditandatangani bersama. Pola kemitraan yang dibentuk oleh pemerintah
terutama bertujuan sesuai dengan program pembangunan pedesaan, dan
sampai saat ini tampaknya relatif sulit melembaga. Hal ini antara lain
disebabkan adanya anggapan bahwa setiap bantuan yang diberikan oleh
pemerintah merupakan hibah, sehingga tidak perlu dikembalikan. Oleh
karena itu peran pemerintah harus ditingkatkan dan koordinasi antar
lembaga terkait lebih diintensifkan (Valeriana,2006).
Hubungan antar pelaku usaha yang didasarkan pada ikatan usaha
yang saling menguntungkan antara hubungan kerja yang sinergis, yang
hasilnya bukanlah suatu zero-sum-game atau win-win situation dengan
kata lain kemitraan usaha merupakan hubungan kerjasama antar usaha
yang sejajar , dilandasi prinsip saling menunjang, dan saling menghidupi
berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan (Kartasasmitra, 1996).
B. Kerangka Teori
Struktur organisasi adalah konfigurasi peran formal yang didalamnya
dimaksudkan sebagai prosedur, governansi dan mekanisme kontrol,
kewenangan serta proses pengambilan kebijakan (Anonim, 2010). Struktur
organisasi koperasi dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan idiologi dan
strategi pengembangan untuk memperoleh Strategic competitiveness sehingga
7
setiap koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara fungsional
karena menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetapi
secara basic idologi terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi
akan menunjukan kesamaan.
Selanjutnya dalam melaksanakan roda organisasinya koperasi harus
tunduk pada tata nilai tertentu yang merupakan karakteristik koperasi tata
nilai ini dapat kita baca di Undang-undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian terutama pasal 2 s/d 5, yang lazim disebut : Landasan Asas,
Tujuan, Fungsi dan Peran serta Prinsip-prinsip koperasi.
Kemitraan usaha agribisnis adalah hubungan bisnis usaha pertanian
yang melibatkan satu atau sekelompok orang atau badan hukum dimana
masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari usaha bisnis yang sama
atau saling berkaitan dengan usaha menjamin terciptanya keseimbangan,
keselarasan, dan keterpaduan dilandasi rasa saling menguntungkan,
memerlukan dan salaing melaksanakan etika bisnis (Suwandi, 1995).
Indonesia mempunyai potensi besar di sektor agribisnis. Kekayaan sumber
daya agribisnis sangat besar, agribisnis berperan sebagai mata pencaharian
sebagian besar penduduk, serta agribisnis mempunyai potensi menghasilkan
pemasukan devisa bagi negara. Ironisnya, potensi sektor agribisnis belum
tergarap secara optimal. Pertumbuhan kapasitas produksi dan utilisasi
agribisnis dirasakan masih lambat. Akibatnya, keinginan untuk mengandalkan
sektor agribisnis sebagai salah satu faktor pendu-kung stimulasi pemulihan
ekonomi dirasakan masih akan menghadapi kendala.
Penerapan pola kemitraan agribisnis bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah keterbatasan modal dan teknologi bagi petani kecil,
peningkatan mutu produk, dan masalah pemasaran. Namun pada
kenyataannya penerapan kemitraan tersebut sering menghadapi masalah, baik
yang bersumber dari petani mitra maupun dari pihak perusahaan yang
menyebabkan kemitraan yang dibangun tidak dapat berkelanjutan. Melihat
potensi dan tantangan penerapan pola kemitraan sebagai suatu inovasi dalam
peningkatan kinerja petani kecil, maka penting menganalisis faktor-faktor
8
yang mempengaruhinya penerapan pola kemitraan agribisnis dan
merumuskan strategi kemitraan yang berkelanjutan (Ninuk, 2000).
Organisasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara orang-orang
yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan
yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah. Sebagai organisasi
koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari
tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi tujuan koperasi sedapat mungkin
harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya,
dalam operasionalnya harus sinkron begitupun juga organisasi dalam
kemitraan.
9
III. METODOLOGI
A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam laporan Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis ini adalah metode deskriptif analistis. Metode deskriptif
dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subjrk/objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sutrisno, 1989). Metode
deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat dan hubungan dengan
fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif analistis yang dilakukan adalah
dengan pendekatan studi kasus dimana data yang diperoleh selama praktikum
diolah, serta diproses lebih lanjut berdasarkan teori yang telah dipelajari.
B. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan yang dilakukan dalam penyusunan laporan
Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah
melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek
penelitian.Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi terstruktur
yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang
akan diamati dan dimana tempatnya. Praktikan telah mengetahui dengan
pasti variabel apa yang akan diamati.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang kedua dalam penyusunan laporan ini
adalah teknik wawancara/interview dengan daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan
narasumber yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti menggunakan daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum yang telah dipersiapkan
9
10
terlebih dahulu, lalu mengadakan tanya jawab dengan narasumber dimana
praktikum dilaksanakan.
3. Pencatatan
Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan media catatan oleh peneliti mengenai data atau informasi
penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian.Pencatatan
data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi
ataupun buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut.
C. Metode Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara serta pengamatan
yang dilakukan ditempat praktikum dianalisis dengan tabulasi persentatif.
Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan berapapun
banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi data
dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami
maknanya. Jadi pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang
penting dalam penelitian. Agar memudahkan untuk penafsiran, data yang
sudah terkumpul harus ditabulasikan.
Cara-cara tabulasi data dapat dipelajari saat kita mempelajari Statistik.
Data yang sudah ditabulasi, jika diperhatikan dengan cermat dan sungguh-
sungguh menimbulkan sejumlah pertanyaan, atau dapat mengungkapkan hal-
hal tertentu. Kemungkinan, kita akan melihat sejumlah keganjilan atau
penyimpangan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi
demikian. Meskipun tanpa atau belum menggunakan perhitungan-perhitungan
statistik, hanya menggunakan pikiran, imajinasi dan kecermatan
pengamatan kita dapat mendekati makna data yang kita hadapi. Dengan selalu
menggunakan pertanyaan pertanyaan kita mencoba berusaha memperoleh
jawaban dari data itu. Dengan menggunakan statistik, data dapat diolah
dengan lebih eksak. Dengan statistik mungkin dapat pula mengungkapkan
aspek-aspek baru, sehingga dapat memancing pemahaman baru yang dapat
membantu kita dalam menelaah data yang kita kerjakan.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
1. KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) berdiri pada
tanggal 8 Agustus 1971 dengan hak badan hukum No. 4891/BH/Dk-
102/21. Pada awal mula berdirinya, KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) hanya mempunyai 35 orang anggota sebagai perintis dan
jumlah anggotanya terus bertambah dari tahun ke tahun. Sapi perah
diperkenalkan oleh Bangsa Belanda. KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) dibawah kerjasama Pemerintah Indonesia dan Belanda,
kemitraan CCA, KPSBU dalam Program INCODAP Extension, memiliki
slogan yaitu “Murni koperasinya, murni susunya. Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah
utara kota Bandung. Lokasi ini tergolong dataran tinggi dengan ketinggian
mencapai kurang lebih 1200 meter di atas permukaan laut.
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) merupakan
koperasi yang mengumpulkan hasil susu dari sapi perah dari peternak yang
akan dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi setelah melalui beberapa
proses dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan
di Indonesia dalam menyejahterakan anggotanya. Keunggulannya adalah
anggota KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) setia dan aktif
dalam menjalankan semua kewajibannya. KPSBU (Koperasi Peternak
Susu Bandung Utara) menghasilkan produk bermutu tinggi, yakni susu
segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu tinggi di pasaran.
Susunan kinerja dari KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)
sudah tersusun rapi baik dari proses produksinya, organisasinya,
manajemen dan sebagainya.
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) memiliki 7000
anggota (peternak) dengan jumlah sapi perahnya mencapai 21.036 yang di
quarter mulai September 2011 yang lalu. Produksi Susu segar yang
11
12
dihasilkan lebih dari 110.000 kg / hari yang nantinya akan dikirim ke
pabrik IPS (Industri Pengolah Susu) misalnya, Danone, eskrim diamond
dan susu bendera. Penentuan harga susu untuk peternak berdasarkan
kualitas. Harga susu pada level peternak antara Rp. 3.000 s/d Rp 3.450 /
liter.
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) juga memiliki
fasilitas-fasilitas untuk para anggotanya diantaranya pelayanan kredit
melalui proses yang mudah, cepat dan tanpa bunga, layanan antar sembako
dan sapronak, kredit sapi bergulir (tanpa bunga), pendidikan dan pelatihan,
pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong kuku,
pelayanan kesehatan bagi anggota dan sebagainya. KPSBU (Koperasi
Peternak Susu Bandung Utara) juga bekerjasama dengan PERUM
PERHUTANI dalam penyediaan lahan untuk rumput sebagai pakan sapi.
2. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) merupakan suatu
wadah yang berfungsi untuk mengembangkan IPTEK dalam hal tanaman
sayuran agar mendapatkan hasil berupa komoditas unggulan. BALITSA
(Balai Penelitian Tanaman Sayuran) bernaung di bawah Departemen
Pertanian Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Margasatwa,
Ragunan, Jakarta Selatan. Oleh karena itu lembaga ini merupakan salah
satu Balai Penelitian Tanaman Sayuran yang berstatus sebagai instansi
pemerintah.
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mempunyai areal
seluas 36 hektar yang terletak di Kp. Margahayu, Desa Cikole, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Tipe tanah yang
terdapat di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) adalah tanah
andosol yang berasal dari abu vulkanik Gunung Tangkuban Perahu.
Struktur tanah adalah remah dan gembur dengan tekstur tanah terdiri dari
debu, lempung berdebu dan lempung. Balai Penelitian Tanaman Sayuran
(BALITSA) memiliki beberapa komoditas unggulan yang dibagi menjadi
empat prioritas, yaitu:
13
a. Komoditas utama : Kentang, cabai merah, bawang merah,
kubis, tomat, buncis, kacang panjang dan
jamur
b. Komoditas unggulan : Kentang, cabai merah dan kacang merah
c. Komoditas prospektif : Terung dan Mentimun
d. Komoditas trendsetter : Sayuran tropis asli Indonesia
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mengembangkan
kerjasama melalui pola kemitraan dengan beberapa kelompok tani di
beberapa daerah diantaranya kelompok tani yang berasal dari Jawa Timur,
Jawa Tengah, Sumatra, Kalimantan dan lain lain. Dari kegiatan kemitraan
tersebut kelompok tani mengaplikasikan IPTEK yang didapat dari
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) kemudian diterapkan
dalam kerja nyata. Dalam hal kemitraan dengan BALITSA (Balai
Penelitian Tanaman Sayuran) petani di lembanglah yang paling sering
salah satunya adalah kelompok tani Mekar Tani Jaya.
3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya
Untuk kemitraan dalam praktikum kali ini adalah kemitraan antara
Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya dengan BALITSA (Balai
Penelitian Tanaman Sayuran). BALITSA bekerja sama dengan kelompok
tani dengan mengaplikasikan teknologi pada petani sehingga produksi
petani dapat meningkat, dari hasil tersebut BALITSA juga memperoleh
keuntungan dari petani dengan jumlah yang telah disepakati antara
BALITSA dan Kelompok Usaha Tani. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani
Jaya berada di Jl. Cibea (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) nging No 85
RT 02/10 Cibodas Lembang Bandung Barat. Kelompok Usaha Tani Mekar
Tani Jaya berdiri tanggal 10 Oktober 1987. Bidang usahanya antara lain
perdagangan hasil panen, warung produksi dan sarana produksi pertanian.
Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya merupakan penerus dari
kelompok tani Ciung Wanara. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya
bergerak di bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya diusahakan secara
kolektif (berkelompok).
14
Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bertujuan untuk mencapai
usaha yang menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi
meningkatkan kesejahteraan petani. Produk-produk sayuran yang
dihasilkan dipasarkan di supermarket, hotel, restaurant, catering bahkan
sudah menjadi komoditas ekspor. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya
menyelenggarakan pelatihan dan magang bagi petani nasional, calon
pensiunan dari BUMN, petani pemula dan mahasiswa disertai dengan
beberapa fasilitas diantaranya tutor dan pembimbing yang sudah ahli.
B. Kondisi Organisasi
1. KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)
KPSBU merupakan koperasi primer yang merupakan milik
anggota dalam struktur organisasi. KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) sama seperti koperasi lainnya bahwa RAT (Rapat
Anggota Tahunan) merupakan pemegang kekuasaan yang paling tinggi
yang berwenang untuk memilih pengurus dan pengawas. Rapat Anggota
merupakan wadah anggota untuk mengambil keputusan dan pemegang
kekuasaan tertinggi yang bertugas untuk: 1) Penetapan anggaran dasar, 2)
Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi dan usaha koperasi), 3)
Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus & pengawas , 4)
Rencana kerja,rencana budget & pendapatan serta pengesahan laporan
keuangan, 5) Pengesahan pertanggung jawaban , 6) Pembagian SHU, 7)
Penggabungan, pendirian, peleburan dan pembubaran.
Pengurus menjadi pemegang kuasa rapat anggota. Tugas
pengurus adalah mengelola koperasi dalam usahanya, mengajukan
rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan
dan belanja koperasi, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan
laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,
menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan
memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Sedangkan wewenang
yang dimiliki pengurus adalah: 1) Mewakili koperasi didalam dan luar
pengadilan, 2) Memutuskan penerimaan, penolakan anggota baru &
15
pemberhentian anggota 3) Memanfaatkan koperasi sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Pengawas merupakan perangkat organisasi yang dipilih dari
anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya organisasi dan usaha koperasi. Pengawas bertanggung jawab
kepada Rapat Anggota. Pengawas bertugas melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, dan
membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Karyawan di
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) diangkat dan
diberhentikan oleh manajer berdasarkan Rapat Anggota. Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya berwenang untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi. Dalam
rangka pelaksanaan tugas pengawas yaitu berkewajiban membuat laporan
tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan hasil laporanya kepada
pihak ketiga. Pengawas berwenang untuk meneliti catatan dan fisik yang
ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
Untuk menjadi anggota tetap koperasi KPSBU (Koperasi
Peternak Susu Bandung Utara) memerlukan proses selama 2 tahun.
Calon anggota diberikan beberapa uji kelayakan untuk menjadi anggota
tetap diantaranya pendidikan dasar-dasar koperasi dan pada uji terakhir
dengan wawancara. Setelah dinyatakan layak maka calon anggota
kopeerasi memperoleh sertifikat dan menjadi anggota tetap di KPSBU
(Koperasi Peternak Susu Bandung Utara). Kewajiban dari para anggota
koperasi antara lain: 1) Mengamalkan asas, landasan dan sendi koperasi,
2) Menghadiri dan aktif dalam Rapat Anggota, 3) Melunasi simpanan
yang telah ditentukan, 4) Aktif dalam proses usaha koperasi, 5)
Mengikuti pendidikan yang diadakan tentang perkoperasian, 6)
Kewajiban bersama atas kerugian yang diderita. Anggota dapat berhenti
sebagai anggota ketika anggota tersebut meminta berhenti atas kemauan
sendiri atau anggota tersebut meninggal dunia. Anggota dapat
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
MANAGER
PENGAWAS
UNIT UNIT USAHA
UNITUSAHA UNIT
UNIT USAHA
ANGGOTA
16
diberhentikan ketika tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan koperasi
dan merugikan koperasi.
Struktur organisasi di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara) merupakan kebutuhan mendasar karena mengarahkan langkah
koperasi mau dibawa kemana. Dalam struktur organisasi memiliki tugas
dan wewenang masing-masing individu.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPSBU
KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) memiliki
jumlah pengurus dan pengawas masing-masing 3 orang. Antara pengurus
dan pengawas dihubungkan dengan garis putus-putus yang merupakan
garis koordinasi (tidak saling memerintah), sedangkan untuk garis yang
tidak terputus merupakan garis komando. Berikut susunan pengurus dan
pengawas di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) :
17
a. Pengurus
Ketua : Drs. Dedi Setiadi, SP
Sekretaris : drh. Ramdan Sobahi
Bendahara : Toto Abidin
b. Pengawas
Ketua : Jajang Sumarno, BE
Anggota : 1. H. Asep Hamdani, ST
2. Mansyur Hamzah
Sistem Pemilihan Pengurus dan Pengawas “ One Member One
Vote “.Komitmen Pengurus, Pengawas dan Menejer “ tidak membawa
saudara / keluarga untuk bekerja di KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara).“
c. Manajemen
Meneger : Agus Rahmat Indra Jaya , SE
Manager merupakan karyawan atau pegawai yang diberikan
kuasa dan wewenang oleh pengurus untuk mengembangkan usaha
koperasi dengan efisien dan profesional. Hubungannya dengan
pengurus bersifat kontrak kerja dan diangkat serta dibehentikan oleh
pengurus. Tugas dan tanggung jawab Manager di koperasi antara
lain: 1) Memimpin tiap unit usaha dan anggota, 2) Membantu
memberikan usulan kepada pengurus dalam menyusun perencanaan,
3) Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus secara
efektif dan efisien, 4) Membantu pengurus dalam menyusun uraian
tugas bawahannya, 5) Menentukan standart kualifikasi dalam
pemilihan dan promosi pegawai.
2. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) merupakan
organisasi yang berstatus sebagai instansi pemerintah. Organisasi ini
dipimpin oleh seorang kepala. Kekuasaan tertinggi terletak pada kepala
dan kebijakannya sangat mempengaruhi organisasi.
Kepala BALITSA
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pelayanan Teknik
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Jasa Penelitian
Ekofiologi
Pranata Komputer
Fisiologi
Pemuliaan Pustakawan Hama dan Penyakit
Teknik Litkayasa
18
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BALITSA (Balai Penelitian Tanaman
Sayuran)
Dalam struktur organisasi pada BALITSA (Balai Penelitian
Tanaman Sayuran) kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang Kepala
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran). Kepala dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha yang
mengurusi bagian administrasi, keuangan dan kepersonaliaan di lembaga
dan Seksi Jasa Penelitian yang menyediakan jasa untuk kepentingan
penelitian. Seksi Pelayanan Teknik bertugas menyediakan pelayanan
secara teknis terhadap kebutuhan lembaga. Dibawah kepala terdapat
Ketua Penasehat
Wakil Ketua
Sekertaris
Bendahara
Seksi-seksi
Jasa Humas
Saprodi
Pengolaha
n Hasil
Kemitraan
Pemasaran Hasil
SDM
19
kelompok Jabatan Fungsional yang terbagi menjadi beberapa kelompok
peneliti, antara lain: Ekofisiolog, Pranata komputer, Fisiologi, Pemuliaan,
Pustakawan, Teknik Litkayasa dan hama penyakit. Kelompok-kelompok
tersebut bertugas untuk mencari suatu cara, teknik dan inovasi dalam
mengembangkan produksi sayuran dari sejumlah penelitian sesuai
dengan keahlian mereka.
3. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya
Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bergerak di bidang
agribisnis dan dalam pelaksanaanya di usahakan secara kolektif atau
berkelompok. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah
mufakat. Berikut struktur organisasi dari Kelompok Usaha Tani Mekar
Tani Jaya:
Gambar 4.3 struktur Organisasi Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya
20
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kekuasaan tertinggi
pada ketua kelompok yang berkoordinasi dengan penasehat yang
digambarkan dengan garis putus-putus. Di sini penasehat hanya berperan
sebagai pengawas atau yang dimintai pertimbangan dalam mengambil
keputusan. Ketua bertugas sebagai pimpinan dalam organisasi tersebut
yang memiliki komando atas struktur di bawahnya, namun untuk
pengambilan keputusan tetap saja dilakukan secara musyawarah mufakat
dari anggota kelompok yang dipimpin ketua. Wakil ketua sebagai
pengganti ketua apabila ketua tidak dapat hadir dalam suatu rapat atau
acara lainnya dengan persetujuan ketua. Sekertaris bertugas untuk
mengurusi masalah administrasi lembaga baik surat menyurat maupun
pencatatan dan Bendahara berfungsi menangani masalah keuangan di
lembaga. Dalam menjalankan fungsinya, struktur organisasi memiliki
seksi-seksi yang terbagi menjadi beberapa, antara lain: SDM, Pemasaran
Hasil, Kemitraan, Jasa, Humas, Saprodi dan Pengolahan Hasil.
SDM (Sumber Daya Manusia) bertugas untuk mengembangkan
kualitas anggota baik berupa keahlian maupun pengetahuan. Pemasaran
Hasil berfungsi untuk menentukan tempat yang berpotensi untuk
memasarkan hasil produksi agar bisa terjual. Kemitraan berfungsi untuk
menjalin kerjasama dan membina hubungan baik dengan lembaga lain
agar masing-masing pihak mendapatkan keuntungan. Seksi pada Jasa
adalah berkaitan dengan fasilitas penyediaan jasa. Humas bertugas untuk
menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal misalnya pada
masyarakat luar. Saprodi bertugas untuk penyediaan kebutuhan dalam hal
budidaya tanaman seperti benih, pupuk, pestisida dan sebagainya.
Pengolahan hasil bertugas untuk menjalankan pengolahan dari produksi
tanam yang dihasilkan.
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) bermitra dengan
kelompok tani Mekar Tani Jaya. Dalam hal ini, bagian seksi kemitraan
bertugas untuk menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan kelompok
tani Mekar Tani Jaya. BALITSA bekerja sama dengan kelompok tani
21
dengan mengaplikasikan teknologi pada petani sehingga produksi petani
dapat meningkat, dari hasil tersebut BALITSA juga memperoleh
keuntungan dari petani dengan jumlah yang telah disepakati antara
BALITSA dan Kelompok Usaha Tani.
22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas antara lain:
1. Dalam struktur organisasi KPBSU (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)
RAT (Rapat Anggota Tahunan) merupakan pemegang kekuasaan yang
paling tinggi. Antara pengurus dan pengawas dihubungkan dengan garis
putus-putus yang merupakan garis koordinasi (tidak saling memerintah),
sedangkan untuk garis yang tidak terputus merupakan garis komando.
2. Dalam struktur organisasi Kelompok Tani Mekar Tani Jaya kekuasaan
tertinggi pada ketua kelompok yang berkoordinasi dengan penasehat yang
digambarkan dengan garis putus-putus. Ketua bertugas sebagai pimpinan
dalam organisasi tersebut yang komando atas struktur di bawahnya, namun
untuk pengambilan keputusan tetap saja dilakukan secara musyawarah
mufakat dari anggota kelompok. Wakil ketua sebagai pengganti ketua.
3. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mengembangkan
kerjasama melalui pola kemitraan dengan beberapa kelompok tani di
beberapa daerah diantaranya kelompok tani yang berasal dari Jawa Timur,
Jawa Tengah, Sumatra, Kalimantan dan lain lain. Dari kegiatan kemitraan
tersebut kelompok tani mengaplikasikan IPTEK yang didapat dari
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) kemudian diterapkan
dalam kerja nyata.
4. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bergerak di bidang agribisnis dan
dalam pelaksanaanya di usahakan secara kolektif atau berkelompok.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Dalam pengawasan koperasi pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) lebih ditingkatkan kembali agar usaha yang dijalankan
bisa berjalan dengan baik.
22
23
2. Sebaiknya pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)
dilakukan upaya peningkatan SDM dengan memberikan pelatihan-
pelatihan tidak hanya dari kalangan tertentu tetapi juga pada masyarakat
sekitar.
3. Untuk pemasaran susu pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara) lebih diperluas lagi.
4. Kemitraan yang dilakukan BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)
pada kelompok tani hendaknya banyak menguntungkan petani.
5. Sebaiknya dilakukan pengenalan lebih intensif pada petani terhadap
teknologi yang berkembang terutama dalam mengembangkan produksi
pertanian.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Organisasi Koperasi. http://www.gusbud. web.id /2010/04/ manajemen-koperasi-struktur-organisasi.html. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 16.00 WIB
Kartasasmitra, ginanjar.1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan. Cides. Jakarta
Ninuk. 2000. Strategi Kemitraan Agribisnis Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15 no. 2
Santosa, Budi. 2004. Eksistensi Koperasi Peluang dan Tantangan di Era Pasar Global.http://eprints.undip.ac.id/13998/1/Eksistensi_Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_Di_Era_Pasr_Global. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 16.00 WIB
Suwandi.1995. Strategi Pola Kemitraan Dalam Menunjang Agribisnis. ISPI. Bogor
Valeriana, Darwis. 2006. Kemitraan Dan Kelembagaan Agribisnis. Jurnal Agro Ekonomi Vol.24 no.02. Universitas Mulawarman. Samarinda
24
25
top related