pembahasan, kesimpulan, saran

Post on 25-Sep-2015

3 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Pembahasan

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum isoterm adsorpsi ini adalah melakukan pemanasan arang terlebih dahulu. Pemanasan arang aktif dihentikan ketika timbul asap, bukan pada saat arang menjadi berwarna merah (menjadi membara). Ketika arang dipanaskan, pori-pori pada permukaan arang akan membuka sehingga nantinya arang menjadi aktif dan dapat digunakan untuk mengabsorbsi asam klorida secara maksimal. Apabila pemanasan arang terlalu lama, akibatnya arang akan berubah menjadi abu dan tidak lagi dapat digunakan sebagai absorben lagi. Adapun sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap adsorbsi.

1. Sifat Serapan

Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.

2. Temperatur/ suhu

Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifatsifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya.

3. pH (Derajat Keasaman)

Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

4. Waktu Singgung

Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbandingterbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung.

Larutan asam klorida yang digunakan dalam praktikum ini memiliki beberapa variasi konsentrasi, yakni 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N. Selain adanya variasi konsentrasi, ke-enam macam larutan asam klorida tersebut juga mendapatkan dua perlakuan yang berbeda, yakni : (1) tidak mendapat perlakuan apa-apa dan (2) ditambah dengan arang aktif, ditutup rapat, dikocok setiap jangka waktu 10 menit dalam 30 menit pertama, dan kemudian disaring. Selanjutnya, semua larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N untuk mendapatkan konsentrasi awal (larutan asam klorida murni) dan konsentrasi akhir (larutan asam klorida + arang). Penentuan konsentrasi awal dak akhir larutan asam klorida disini menggunakan rumus pengenceran, yakni 1.1=2.2

Konsentrasi awal dan akhir yang didapat berdasarkan hasil praktikum kemudian dikurangkan untuk mengetahui harga C larutan asam klorida. Selain itu, data konsentrasi tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung harga X (gram) dengan rumus X = massa x Mr x 100/1000. Akhirnya, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dihasilkan 2 grafik yang berbentuk linier, yakni grafik C vs X/m dan grafik log X/m vs log C. Terbentuknya grafik linear dalam praktikum ini menunjukkan bahwa isoterm adsorpsi yang berlangsung disini memang benar merupakan isotherm adsorpsi Freundlich.

Berdasarkan persamaan grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich (log x/m vs log c) jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut. (/)=log+1/n . Sedangkan persamaan grafik isoterm Adsorpsi Freundlich adalah Y= 1,329 x 0,079

Jadi, didapat nilai Log k = -0,079 dan 1/n = 1,329. Maka nilai K adalah 0,834 dan n adalah 0,752.

Mengenai gambar grafik log x/m vs log C yang dihasilkan belum sesuai dengan teori isotherm adsorpsi Freundlich yaitu grafik tidak berupa garis linear karena ketidakteraturan suhu dan konsentrasi. Sedangkan grafik C vs x/m belum sesuai dengan teori isotherm adsobsi Langmuir karena seharusnya grafik seperti setengah trapezium mengalami kenaikan dan selanjutnya terjadi kekonstanan. Namun dari hasil percobaan ini grafik mengalami terus mengalami kenaikan. Hal ini mungkin terjadi karena kekurang cermatan praktikan dalam mengencerkan larutan asam klorida yang akan digunakan, atau ketidaktepatan praktikan dalam memanaskan arang sehingga arang yang digunakan bukan merupakan absorben yang baik (bisa bekerja secara maksimal).

Kesimpulan

1. Percobaan ini tergolong isoterm adsorpsi Freundlich. Oleh karenanya, didapatkan kurva antara log x/m dengan log C berbentuk linear.

2. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dalam percobaan ini dapat dituliskan Y= 1,329 x - 0,079. Dengan K= 0,834 n = 0,752. Nilai K tentunya dapat dipengaruhi oleh suhu atau temperatur sehingga mempengaruhi laju adsorpsi. Konsentrasi akhir HCl berbanding lurus dengan molaritas awal HCl dan keaktifan adsorbant (arang).

Saran

1. Praktikan lebih baik menyiapkan langkah kerja dan pembagian tugas anggota kelompok terlebih dahulu, sehingga waktu praktikum dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

2. Praktikan harus cermat dalam melaksanakan praktikum ini, terlebih lagi dalam penggunaan buret pada saat titrasi.

top related