pembahasan edema serebri
Post on 11-Nov-2015
4 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
4.1Anamnesis
4.1Anamnesis
TeoriFakta
Kejang
Kejang dapat merupakan tanda awal (aura) atau merupakan efek samping dari peningkatan tekanan intracranial sehingga turunya suplai O2 ke jaringan otak, Hal ini akan mengganggu metabolisme jaringan otak sehingga timbul gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit akhirnya timbul aktivitas listrik yang abnormal (kejang).
Nyeri kepala hebat.
Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri kepala adalah ;
Lokal :
Kontraksi otot-otot di sekitar kepala
Peningkatan tekanan intracranial, karena edema otak, abses, tumor dan infrak yang luas karena stroke, dan hematom karena perdarahan selaput otak ( perdarahan subaraknoid ). Sehingga menyebabkan pendesakkan yang hebat pada jaringan saraf disekitarnya dan menimbulkan nyeri yang hebat
Sistemik :
Hipertensi
Muntah; dapat proyektil maupun tidak.
Penglihatan kabur.Kejang dirumah satu kali pada 1 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari pengakuan ibu pasien, pasien mengalami kejang selama 1 jam terus-menerus, pasien tidak sadar, mata pasien menghadap ke atas, tangan dan kaki pasien seperti orang menyentak Setelah satu jam, kejang berhenti dengan sendirinya. Kejang ini merupakan kejang yang pertama kali dialami oleh pasien1 hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien mengeluh sakit kepala hebat, muntah menyemprot sebanyak 2 kali dirumah, pada saat di IGD pasien mengalami muntah menyemprot kembali sebanyak 4 kali dan demam tinggi secara mendadak sejak 2 hari yang lalu, demam terjadi terus-menerus. Pasien tidak mengalami batuk dan pilek. BAB dan BAK dalam batas normal.
4.2Pemeriksaan FisikTeoriFakta
Penglihatan kabur.
Bradikardi dan hipertensi; terjadi akibat iskemi dan terganggunya pusat vasomotor medular.
Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadi lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan intracranial (TIK).
Saat terjadi kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.
Gambaran papiledema pada funduskopi; ditandai dengan batas papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.Tanda Vital:
Kesadaran Apatis pada saat pasien pertama kali masuk, namun membaik menjadi komposmentis selama perawatan
Tekanan darah 100/70 mmHg
Nadi 88x/menit, regular, kuat angkat
Pernafasan 24x/menit, reguler
Temperatur axila 37,6o C
Pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+) d=s
Tanda meningeal: Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinski I (-), brudzinski II (-)
Refleks Fisiologis:
Reflex biceps (+/+) normal
Refleks triceps (+/+) normal
Refleks patella (+/+) normal
Refleks achiles (+/+) normal
Refleks patologis:
Babinsky (-/-)
Hoffman (-/-)
Chaddock (-/-)
Tromer (-/-)
Openheim (-/-)
Klonus pergelangan kaki (-/-)
Pada pemeriksaan funduskopi, didapatkan hasil kesan normal, tidak ada tanda papiledema, cup dan disk ratio lebih dari 0,2.
4.4Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosa
TeoriFakta
Laboratorium
Darah Lengkap, Elektrolit, Gula Darah, Serologic darah, Biakan Darah, Lumbal Pungsi
Radiologi
CT scan atau MRI otak untuk melihat etiologi dan luas edema serebri.Pada iskemia fokal serebri, edema dapat terlihat karena pengurangan radiodensitas pada jaringan pada daerah infark dan karena ada midline shift dan desakan serta distorsi ventrikular.
Laboratorium
Tanggal
09/06/13
10/05/13
Darah Lengkap
Leukosit
39.100
9.110Hb
13,7
11,8
Hct
37,3%
33,8%
Plt
348.000
98.000Kimia Darah Lengkap
GDS
176
-
Ureum
48,3
-
Creatinin
1,4
-
ElektrolitNa
136
-
K
3,0
-
Cl
100
-
Pemeriksaan Hematologi
Malaria
(-) Negatif-
Hapusan Darah Tepi
Tanggal
10/06/13
Kesan
Eritrosit Normokrom normositik, leukosit kesan jumlah dan morfologi normal, trombosit kesan jumlah menurun (trombositopenia)
Radiologi
Foto Thorax ( Kesan : Normal
CT-Scan Kepala ( Kesan : Tanda-tanda perdarahan (-), Edema Serebri (+)
Funduscopy : Kesan Normal
Dari Hasil Anamnesa , Pemeriksaan Fisik dan Penunjang (Lab, Radiologi) dapat didiagnosis Edema Serebri ec Susp Encefalitis
4.5Penatalaksanaan
TeoriKasus
a. Posisikan kepala dan Leher 30 derajatb. Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik.c. Ventilasi dan Oksigenasi.d. Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik (balans 200 ml).
e. Penatalaksanaan Tekanan Darah.f. Penanganganan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, demam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan antikonvulsan dan antipiretik yang sesuai.
h. antibiotic (tergantung penyebab)
Terapi OsmotikManitol
Dosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah 20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.
Salin Hipertonik
Cairan salin hipertonik (NaC1 3%) juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Mekanisme kerjanya kurang lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.
SteroidGlukokortikoid
Deksametason paling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang sangat rendah. Burfungsi mengatasi edema vasogenik yang menyertai tumor, peradangan, dan kelainan lain yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas sawar darah-otak Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan dengan 4 mg setiap 6 jam.- IVFD D5 1/2 NS 16 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2 x 650 mg i.v.
- Inj. Cortidex 3 x 3 mg i.v.
- Inj. Dilantin 2 x 70 mg
- Drip Manitol 4 x 20 cc
top related