pelayanan diakonia gkj tirta wening parakan dan gkj...
Post on 02-Mar-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PELAYANAN DIAKONIA GKJ TIRTA WENING PARAKAN DAN GKJ SINDORO
MELALUI KOPERASI SINAR KASIH
(Penelitian Tentang Kinerja Koperasi Sinar Kasih GKJ Tirta WeningParakan dan
GKJ Sindoro, Temanggung Terhadap Peningkatan Ekonomi Anggotanya)
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi: Teologi, Fakultas Teologi Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol)
Oleh:
Yosua Reza Aji
712010063
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“ Jangan berharap kepada manusia, karena kita bisa
dikecewakan, tetapi berharaplah kepada Dia yang memberi
kita pengharapan yang pasti”
“Selama saya melakukan hal yang benar saya akan terus
maju sekalipun orang mencaci-maki saya”
vii
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengakhiri studi pada sebuah Perguruan Tinggi,
jurnal akhir menjadi tugas yang menuntut perhatian khusus, keseriusan, ketekunan, serta
pemahaman yang mendalam terhadap topik yang diangkat. Jurnal akhir menjadi salah satu
cara bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama berkuliah.
Berkaitan dengan ini , penulis memilih bahasan pada jurnal akhir ini terkait dengan
koperasi gereja sebagai bagian dari diakonia transformatif. Penulis tertarik memilih topik ini
karena dalam dunia yang semakin berkembang, gereja dituntut untuk tidak hanya memberi
makanan rohani saja melainkan juga kebutuhan-kebutuhan ekonomi jemaat. Koperasi gereja
menjadi salah satu alternatif yang sangat tepat dalam menjawab permasalahan ini, dan
terbukti di dalam kinerja koperasi Sinar Kasih GKJ Parakan dan GKJ Sindoro dalam
meningkatkan perekonomian para anggotanya.Pelayanan diakonia melalui koperasi selama
12 tahun yang hanya berlandaskan semangat melayani inilah yang membuat penulis tertarik
untuk mengangkat topik ini.
Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis akui ada banyak hambatan baik internal maupun
eksternal. Penulis sadar bahwa hambatan-hambatan tersebut dapat penulis lalui bukan karena
kemampuan diri sendiri melainkan ada banyak pihak yang terus mendukung danmembantu
meyelesaikannya.Oleh karena itu, melalui kesempatan ini pertama-tama penulis ingin
bersyukur kepada Yesus Kristus, TUHANyang memberikan penulis kekuatan dan setia
mendampingi penulis dalam menempuh perkuliahan di Fakultas Teologi Universitas Kristen
Satya Wacana.dari awal kuliah hingga akhir perkuliahan tepat pada waktunya. Penulis juga
ingin menghaturkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu penulis
selamamenempuh pendidikan di UKSW ini:
1. Dosen Pembimbing 1ku Pdt.Dr.Retnowati danPdt.Dr.Ebenhaezer Nuban
Timo, terimakasih untuk bimbingan yang diberikan, motivasi dan arahan yang
viii
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal Akhir
ini.
2. Pdt.Dr.Retnowati selaku wali studi penulis. Terimakasih untuk waktu yang
diberikan sebagai wali studi selama penulis melakukan studi di UKSW,
terimaksih sudah memberi motivasi dan perhatian. Tuhan memberkati.
3. Para staf pengajar dan staf kantor FakultasTeologiUKSW yang telah
menerima penulis menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Teologi
UKSW, terimakasih untuk suasana kekeluargaan dan kehangatan serta
berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan sebagai bekal penulis dalam
melakukan pelayanan di masa mendatang.
4. Untuk mamaku Rina Wijayanti yang seorang diri berjuang untuk bisa
menyekolahkan penulis hingga tamat bangku perkuliahan, yang selalu
mendukang dalam doa, semangat, hingga air mata sehingga penulis tidak
berlambat-lambat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk kakak
Andreas Rio Rizky dan adik Renaldy Abednego yang turut memberperhatian
serta doa selama pengerjaan skripsi ini. Terimakasih untuk cinta kasih yang
selama ini diberikan kepada penulis, penyelesaian skripsi ini belum dapat
membalas cinta kasih yang penulis terima selama ini dari mama, kakak dan
adik.
5. Tempat PPL:
GKI Tegalrejo Salatiga, dimana penulis melakukan PPL 1 meski hanya
waktu singkat tetapi anya hal yang diperoleh dalam pelayanan ini.
GPIB Tamansari Salatiga, yang menerima penulis untuk melakukan
PPL 1-4. Terimakasih untuk Pdt. Miss Pelletimu Sono Bogar dan MJ
serta jemaat baik yang ada di pospel maupun di pusat yang memberi
kesempatan pemulis untuk berkarya dan pelayanan di gereja ini.
SMA Kristen 2 Salatiga, yang memberi kesempatan penulis untuk
melakukan PPL 5 selama 2 bulan sebagai pengajar PAK.
Jemaat GMIM Imanuel Leilem beserta seluruh warga masyarakat
Leilem Raya yang telah menerima penulis untuk melakukan PPL 6
selama 4 bulan penuh dan seluruh bantuan yang diberikan kepada
penulis. Pdt. Denny Paruntu M.Th sebagai Supervisor Lapangan
ix
bersama Pendeta pelayan yang lain yang telah menolong dan
membimbing penulis dalam melayani jemaat besar.
6. GKJ Tirta Wening Parkan dan GKJ Sindoro, lebih khusus pengurus dan
anggota Koperasi Sinar Kasih tempat penulis mengdadakan penelitian untuk
tugas akhir ini. Terimakasih sudah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
7. Keluarga angkatku di Desa Leilem 2, Keluarga Ponto Lombogia, Oma Encik,
Oma Evi, Dek Riedl, Dek Michele, Om Maudy, Tante Conny, bangga menjadi
bagian dari keluarga ini.
8. Teman-teman Two Zero One Zero yang kece badai dan selalu kompak, baik
yang sudah lulus maupun masih berjuang dalam tugas akhir. Semangat guys!!
9. Teman-teman Perkantas Salatiga, khususnya angkatan 2010 Dora, Lisa, Inda,
Bang Desman, Asye, Kezi, Wanto, Pujo dan Adi. Terimakasih untuk semua
bantun dan semangat dari kalian.
10. Adik KTB ku, Frandy Valentino Ponto dan Jhony Telaumbanua, terimakasih
sudah membantu kakakmu ini dalam berjuang di UKSW terimaksih untuk
setiap pengalaman bertumbuh bersama kalian.
11. Saudara KTB ku, Dani Bayu, Manasye Indra, Kak Daniel Latumaerissa,
terimkasih untuk waktu-waktu bertumbuh bersama kalian, penulis belajar
mengenal karakter dan selalu mendapat pendampingan dari kelompok kecil
ini.
12. Rekan-rekan Teater Agape, tetap kompak ya!
13. Gank Jetizer, Manasye Indra Kusuma, Kurniawan, Beritha, Adrian Patola dan
Ani, tetap berjaya sampe tua ya!
14. Penghuni Kos Hijau. Geggy Puput dan Adit, kalau setel musik hargai
kenyamanan teman di dalam kos juga, bass nya itu lho, ayo belajar peka
terhadap lingkungan, saling tegur sapa antar penghuni supaya tidak ada
kecurigaan.
15. Untuk 2 mantan selama kuliah, terimakasih untuk warna yang kalian berikan
selama penulis berkuliah, semoga dipertemukan suatu saat lagi #lho
Salatiga, 27 Juni 2015
Yosua Reza Aji
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................................ ii
Lembar Pernyataan Tidak Plagiat ....................................................................................... iii
Lembar Pernyataan Persetujuan Akses ............................................................................... iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi .......................................................................... v
Motto ................................................................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................................. x
Saripati ................................................................................................................................ xii
1. Pendahuluan ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 3
1.5 Metode Penelitian ................................................................................................................ 3
1.6 Unit Analisa dan Amatan ...................................................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 4
2. Teori ............................................................................................................................................ 5
2.1 Gereja dan Pelayanan Diakonia ............................................................................................ 5
2.2 Diakonia Transformatif Dalam Bidang Ekonomi dan Koperasi ............................................. 8
2.3Fungsi dan Peran Koperasi ............................................................................................ 9
2.4Koperasi Sebagai Wujud Diakonia ................................................................................ 9
2.5 Kinerja dan Peningkatan Ekonomi .......................................................................... 10
3. Selayang Pandang Koperasi Sinar Kasih ....................................................................... 11
3.1 Sejarah Pendirian Koperasi Sinar Kasih .................................................................. 12
3.2 Prosedur Kerja di Koperasi Sinar Kasih ....................................................................... 13
3.3 Hubungan Koperasi Sinar Kasih dengan Gereja .......................................................... 14
4. Analisa Data ................................................................................................................... 15
4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................................... 15
4.2 Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 16
4.2.1 Indikator Tujuan Strategis Organisasi ............................................................... 16
xi
4.2.2 Indikator Kepuasan Anggota .............................................................................. 18
4.2.3 Indikator Kontribusi Ekonomi ............................................................................ 21
5. Kesimpulan dan Saran .................................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 22
5.2 Saran ......................................................................................................................... 23
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 25
xii
PELAYANAN DIAKONIA GKJ TIRTA WENING PARAKAN DAN GKJ SINDORO
MELALUI KOPERASI SINAR KASIH
Penelitian Tentang Kinerja Koperasi Sinar Kasih GKJ Tirta WeningParakan dan GKJ
Sindoro, Temanggung Terhadap Peningkatan Ekonomi Anggotanya
Oleh:
Yosua Reza Aji
SARIPATI
Kebutuhan masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan perkotaan tidak bisa
dilepaskan dari kegiatan pertanian dan kehidupan yang dinamis. Permasalahan umum yang
muncul di kalangan petani berkutat pada sektor permodalan, pemasaran, dan pembibitan
ditambah lagi dengan kebutuhan tumah tangga yang harus selalu tercukupi.Petani-petani juga
dihadapkan pada persoalan kebutuhan mendadak seperti biaya kematian, uang sekolah, dll.
Sebagai sebuah institusi sosial, gereja terpanggil untuk melibatkan diri secara aktif dalam
proses pemberdayaan, baik sosial maupun ekonomi dengan tujuan membangun masyarakat
yang mampu berswadayaKoperasi yang di hadirkan sebagai program diakonia gereja efektif
dalam membantu jemaat lepas dari belenggu kemiskinan struktural, terlebih bagi jemaat yang
berada di wilayah kabupaten atau desa. Koperasi Sinar Kasih yang di hadirkan oleh GKJ
Tirta Wening dan GKJ Sindoro selama dua 12 tahun terbukti efektif dalam menjawab
permasalahan ekonomi yang muncul dalam jemaat.
Penelitian ini menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja
Koperasi Sinar Kasih GKJ Tirta Wening, Parakan dan GKJ Sindoro dalam membantu
meningkatan ekonomi jemaat. Pelayanan diakonia yang telah dijalankan selama dua belas
tahun dengan prinsip kekeluargaan dan prinsip melayani yang berdasarkan kasih ini, terbukti
mampu membantu anggotanya dalam meningkatkan perekonomian keluarga serta mampu
membuat pelayanan diakonia melalui Koperasi Sinar Kasih ini bertahan dan
berkembang.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang diakonia,
koperasi dan teori peningkatan ekonomi.Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah
metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
survey.
Kata Kunci :diakonia, koperasi, peningkatan ekonomi
1
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat kita semakin cepat terjadi.
Perubahan sosial ini tidak luput dari pengaruh petumbuhan ekonomi yang terjadi di
Indonesia. Perubahan di dalam sektor sosial inipun tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang mulai meningkat pada tahun 2002, dimana PDB1 (Produk Domestik Bruto)
Indonesia selama tahun 2002 meningkat sebesar 3,66% dibanding tahun 2001.2 Namun jika
melihat data yang dikeluarkan oleh Lembaga Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
justru menunjukan bahwa pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin di Indonesia baik di kota
maupun di desa mengalami peningkatan yakni sebanyak 38,40 juta jiwa.3 Melihat fenomena
sosial ini jelas menuntut masyarakat, terkhusus gereja untuk turun tangan terkait hal tersebut.
Salah satu peran yang bisa dilakukan gereja sebagai institusi adalah mendidik umat atau
wargnya agar dapat melakukan misi dan panggilannya di bidang sosial, ekonomi dan
politik.4
Sebagai sebuah institusi sosial, gereja terpanggil untuk melibatkan diri secara aktif
dalam proses pemberdayaan, baik sosial maupun ekonomi dengan tujuan membangun
masyarakat yang mampu berswadaya. Sebagai garam dan terang serta sebagai salah satu
organisasi sosial yang bergerak di dalam masyarakat juga, gereja dituntut untuk peka
terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Di sinilah tugas gereja akan menjadi semakin
nyata dalam mewujudkan Kerajaan Allah yakni dengan membantu semua orang yang
membutuhkan. Ini akan menjadi selaras dengan pernyataan J.C. Sikkel (1880) bahwa gereja
bisa hidup tanpa gedung, tetapi gereja tidak bisa hidup tanpa diakonia.5 Gereja bukan hanya
menjalankan tugas pemberitaan Firman, akan tetapi melakukan dan mewujudkan Firman
tersebut di tengah kehidupan jemaat. Diakonia bukanlah sekedar persoalan memberi uang.
Diakonia merupakan sebuah panggilan untuk berbagi hidup dan solidaritas dengan yang
miskin dan tertindas. Tujuan diakonia adalah untuk mewujudkan manusia dan dunia baru.
Diakonia harus dijalankan dalam rangka Missio Dei, yaitu kehadiran pemerintahan Allah di
1 PDB digunakan untuk menentukan laju ekonomi dan kemakmuran suatu negara.
2 http:// -
3 http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskin -
4 Robert P. Borrong dkk (penyunting), Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia: 80 tahun
Prof.Dr.P.D.Latuihamallo,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002),79 5 Josef Purnama Widyatmaja, YESUS DAN WONG CILIK: Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi Rakyat
di Indonesia, (Jakarta: PT. BPK- Gunung Mulia, 2010), 1
2
dunia dan lingkup diakonia tidak dibatasi oleh tembok dinding gereja tetapi mencakup setiap
sudut kehidupan, baik sosial ekonomi maupun politik.6 Oleh karena itu gereja harus aktif dan
kreatif dalam menyikapi segala bentuk perubahan serta permasalahan di tengah kehidupan
manusia.7 Dalam rangka ini diakonia gereja tidak boleh lagi bersifat karitatif saja, melainkan
harus sekaligus bersifat reformatif dan transformatif.8
Salah satu cara berdiakonia sosial yang reformatif sekaligus transformatif yang efektif
untuk meningkatkan ekonomi dan juga membangun masyarakat yang mampu berswadaya
adalah melalui program koperasi atau credit union. Di negara berkembang, koperasi
dihadirkan dalam rangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam
menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.9 Dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan tersebut maka pada bulan Juli 2002 Gereja Kristen Jawa Tirta
Wening Parakan membuat solusi untuk memberdayakan warga jemaatnya melalui program
Koperasi Sinar Kasih. Koperasi ini dibangun karena melihat realita jemaat yang berekonomi
pas pasan membutuhkan dana cepat untuk hal-hal yaag bersifat mendadak seperti kematian,
biaya rumah sakit, biaya ujian anak, serta kebiasaan jemaat untuk mencari pinjaman dana
tidak resmi melalui rentenir atau tengkulak ketika musim tanam tiba sehingga pada akhirnya
harus dikembalikan dengan bunga yang tinggi. Pendirian koperasi ini juga sejalan dengan
Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ Bab II Pasal 54 tentang Pelayanan Sosial Ekonomi yakni
pemberdayaan yang dilakukan oleh gereja dalam bidang ekonomi.10
Koperasi ini selama
kurun waktu dua 12 tahun telah menunjukan perkembangannya dalam meningkatkan
ekonomi bagi para anggotanya yang dalam hal ini adalah warga jemaatnya.
Sistem koperasi yang hanya dilandaskan pada pelayanan ini mampu meningkatkan
ekonomi anggotanya selama 12 tahun. Menarik bahwa kinerja koperasi ini secara nyata
mampu meningkatkan ekonomi para anggotanya dan hal ini menarik minat bagi penulis
untuk mengetahui kinerja koperasi ini selama kurun waktu 12 tahun dalam meningkatkan
ekonomi anggotanya.
6 Ibid., hlm. 10-11.
7 Einar Sitompul, Gereja Menyikapi Perubahan, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2004), 75-76
8 Emmanuel Gerrit Singgih, Berteologi dalam Konteks: Pemikiran-pemikiran mengenai Kontekstualisasi
Teologi di Indonesia, ( Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000), 215 9 Y.Harsoyo, dkk, Ideologi Koperasi Menetap Masa Depan, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), 116
10 Isi Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ Bab II Pasal 54:
PELAYANAN SOSIAL EKONOMI
(1) Pelayanan sosial ekonomi adalah tindakan yang dilakukan oleh Gereja untuk memberdayakan warga
Gereja mengatasi kesulitan dalam hal kebutuhan sosial ekonomi demi terpelihara imannya
(2) Pelayanan sosial ekonomi yang dilakukan oleh Gereja dapat bersifat konsumtif (Khariatif), pemberdayaan
(Reformatif), dan penyadaran (Transformatif)
3
Berlandaskan hal ini penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi tugas akhir
dengan judul: PELAYANAN DIAKONIA GKJ TIRTA WENING PARAKAN DAN
GKJ SINDORO MELALUI KOPERASI SINAR KASIH dengan sub judul Penelitian
Tentang Kinerja Koperasi Sinar Kasih GKJ Tirta Wening Parakan dan GKJ Sindoro
Temanggung Terhadap Peningkatan Ekonomi Anggotanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah:
Bagaimana kinerja Koperasi Sinar Kasih dalam meningkatkan ekonomi anggotanya selama
12 tahun?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripskan kinerja Koperasi Sinar Kasih dalam meningkatkan ekonomi anggotanya
selama 12 tahun
2. Mengevaluasi kinerja Koperasi Sinar Kasih telah sesuai dengan misi gereja.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoritis dan praktis. Secara praktis
penelitian ini berguna agar GKJ Tirta Wening Parakan dn GKJ Sindoro memperbaiki
kualitas dari program Pengembangan Ekonomi Jemaat (PEJ) berkaca dari Koperasi Sinar
Kasih ini, baik sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya maupun mutu dan
kemampuannya dalam megerjakan tugas pelayanan ini. Sehingga di kemudian hari Koperasi
Sinar Kasih ini mampu bertahan sebagai lembaga sosial yang dapat mensejahterakan
anggotanya dan juga mewujudkan masyarakat yang maju serta mampu berswadaya mandiri
sesuai UUD.11
Secara teoritis, penelitian ini hendak memberi sumbangan pada keragaman
dari pelayanan diakonia yang bisa dilakukan oleh gereja pada masa kini sehingga bisa
melakukan tugas panggilannya dengan lebih baik.
1.5 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
11
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah “Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
4
Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kuantitatif
deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data survey. Penelitian kuantitatif
digunakan dalam rangka mencapai objektivitas sebagai syarat kebenaran ilmiah, dimana
data haruslah diubah ke dalam ukuran bilangan, karena bilangan merupakan bahasa
artifisa yang objektif dan tanpa emosi, sehinga dapat dijadikan sarana mencapai kebenaran
objektif.12
Metode kuantitatif dengan teknik survey ini juga menyajikan tahap yang lebih
lanjut dari observasi, dimana setelah memiliki seperangkat skema klasifikasi, penyelidik
kemudian mengukur besar atau distribusi sifat-sifat itu di antara anggota-anggota
kelompok tertentu.13
b. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data untuk tulisan ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan dengan teknik survey dan wawancara. Survey dilakukan dengan
menyebarkan angket kepada semua pengurus dan anggota Koperasi Sinar Kasih, selain itu
penulis juga menggunakan teknik wawancara kepada pengurus dan anggota koperasi
dengan menggunakan buku catatan kecil, dan alat perekam untuk menanyakan tentang
kinerja koperasi, sejarah, dan hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.
1.6 Unit Analisa dan Amatan
Unit analisa adalah anggota dan pengurus Koperasi Sinar Kasih. Amatan berfokus
pada Kinerja Koperasi Sinar Kasih dalam meningkatkan ekonomi anggotanya.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam tulisan ini penulis menyusunnya dalam lima bagian. Bagian 1 berisi
Pendahuluan (Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian). Bagian 2 berisi teori tentang diakonia
transformatif. Bagian 3 Gambaran umum atau selayang pandang Koperasi Sinar
Kasih Bagian 4 Berisi analisa data kinerja Koperasi Sinar Kasih dalam meningkatkan
ekonomi anggotanya selama dua belas tahun. Bagian 5 berisi kesimpulan yang berupa
refleksi.
12
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010)2-3 13
Silalahi, Urber, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama), 28
5
II. Teori
2.1 Gereja dan Pelayanan Diakonia
Dietrich Bonhoeffer mengatakan bahwa gereja baru menjadi gereja bila ia hadir bagi
orang lain. Gereja harus ikut serta dalam masalah-masalah sekular dari kehidupan manusia
sehari-hari, bukan mendominasi melainkan menolong dan melayani.14
Kehidupan bergereja
harus menunjukan misi Allah, yang membebaskan umat manusia dari penindasan. Menjadi
salah apabila kehidupan gereja hanya dimanifestasikan dalam bentuk ibadah dan kegiatan
sakramental yang sudah menjadi ritus dan dogma tanpa adanya esensi mula-mula historis
yang dinamis. Panggilan gereja untuk terlibat di dalam masyarakat harus di wujud nyatakan
melalui 3 tugas panggilan gereja itu sendiri, yakni marturia, koinonia dan diakonia.15
Diakonia akan menjadi bahasan khusus, di mana diakonia merupakan panggilan gereja yang
tidak terikat dalam bentuk ibadah dan kegiatan sakramental yang abstrak, melainkan misi
konkret gereja yang membumi dan secara langsung dapat hadir, sekaligus melibatkan diri
ditengah dunia untuk mewujudnyatakan tanda-tanda kedatangan pemerintahan Allah.
Pelayanan diakonia merupakan suatu kesadaran etis dari manusia yaitu bahwa
dirinya secara langsung maupun tidak langsung hidup dari orang lain, dengan orang lain dan
untuk orang lain. Oleh sebab itu dalam pelayanan tersebut terkandung rasa tanggung jawab
dan perhatian terhadap keberadaan dan kesejahteraan hidup orang lain. Gereja menyadari
bahwa mereka dipanggil dan diutus ke dunia untuk berperan dalam sejarah. Gereja tidak
boleh hidup dalam ketenangan dan kenyamanan di balik tembok. Gereja harus melihat,
mendengar, mengetahui, turun, melepaskan dan menuntun masyarakat yang menderita untuk
menuju kesejahteraan dan keadilan yang dikehendaki Allah.16
Prof.Dr.H.Berkhof
menegaskan bahwa diakonia adalah yang memperantarai Firman Allah yang menyelamatkan
itu, yang ditujukan kepada manusia. Dengan demikian, Firman itu tidak hanya Firman yang
kosong, melainkan Firman dan perbuatan sekaligus.17
Secara harafiah kata “ k ” berarti “memberi pertolongan atau pelayanan”. Kata
ini berasal dari kata Yunani diakonia (pelayanan), diakonien (melayani), dan diakonos
(pelayanan). Dalam Perjanjian Baru di samping kata-kata ini terdapat 5 kata lain untuk
14
Norman E. Thomas, Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia: Melengkapi Adikarya David
Bosch, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 2000),124 15
Joseph. P. Widyatmaja, Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia Transformatif,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 42 16
Joseph. P. Widyatmaja, Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia Transformatif,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 58-59 17
Andreas A. Yewanggoe, TIDAK ADA PENUMPANG GELAP: Warga Gereja, Warga Bangsa (Jakarta:
PT.BPK Gunung Mulia,2009), 129-131
6
“melayani”, masing-masing dengan nuansa dan arti tersendiri, yakni: Douleunin: melayani
sebagai budak, Latreuein: melayani untuk uang, Lertourgein: dalam bahasa Yunani
digunakan untuk pelayan umum bagi kesejahteraan rakyat dan negara, Therapeuin: kesiapan
untuk melakukan pelayanan sebaik mungkin, menunjukan sutu hubungan kerja terutama
relasi dengan orang untuk siapa pekerjaan itu dilakukan, dan Hupéretein yang dalam
terjemahan-terjemahan Alkitab kita pada umumnya diterjemahkan dengan kata “melayani”
karena bahasa kita tidak begitu kaya seperti bahasa Yunani. Diakonia yang dilakukan oleh
gereja dapat digolongkan dalam 3 model pendekatannya. Model ini berlandaskan dari Markus
3: 14-45 “ I m t k u u tuk m y t D u tuk utu -Nya
memberitakan Injil dan diberi-Ny ku u tuk m u t ” Ayat ini kemudian menjadi
dasar dari apa yang kita kenal sebagai tri tugas panggilan gereja, Yaitu, pertama, Yesus
menetapkan dua belas orang untuk menyertai-Nya: persekutuan (koinonia). Kedua, Yesus
mengutus mereka untuk memberitakan Injil: kesaksian (marturia). Ketiga, Yesus
memberikan kuasa kepada mereka untuk mengusir setan: pelayanan (diakonia) .18
Diakonia Karitatif adalah diakonia yang paling tua yang dipraktekan oleh gereja
dan pekerja sosial. Diakonia ini sering diwujudkan dalam bentuk pemberian
makanan, pakaian untuk orang miskin, menghibur orang sakit, dll.19
Bentuk
diakonia karitatif yang lazim digunakan oleh gereja adalah mengunjugi orang dalam
penjara dengan membawa makanan dan memimpin renungan, menyediakan beras
untuk membantu keluarga miskin, serta mendirikan poliklinik gratis atau murah
untuk orang miskin. Diakonia karitatif dapat digambarkan dengan memberi ikan dan
roti pada seorang yang lapar.
Diakonia Reformatif, yakni merupakan pengembangan diakonia karitatif yang
dirasakan tidak dapat menjawab persoalan untuk jangka panjang. Model diakonia ini
lebih menekankan aspek pembangunan, daripada sekadar tindakan karitas-amal
kasih semata-mata. Pendekatan yang dilakukan memakai pola Community
Development (CD) dengan pengembangan masyarakat seperti pembangunan
kesehatan dan penyuluhannya, kelompok usaha bersama, pemberian beasiswa untuk
pendidikan dan lain sebagainya Akibatnya, muncul kesadaran gereja untuk
18
A.Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2004), 2-4 19
Joseph. P. Widyatmaja, Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia Transformatif,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 109
7
berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan memikirkan persoalan kemasyarakatan
lainnya. Gereja tidak lagi mau menjadi menara gading untuk dirinya sendiri. Adapun
ciri-cirinya :
1. Orientasi pelayanan dibidang pendidikan, kesehatan, perkoperasian, dan
usaha-usaha untuk peningkatan penghasilan.
2. Solidaritas kelompok mulai ditumbuhkan.
3. Memerlukan tenaga terampil dan sesuai dengan program.
4. Lebih menyentuh akar permasalahan dan dampaknya lebih bersifat jangka
panjang.
5. Biasanya melengkapi program pemerintah.20
Diakonia karitatif sering digambarkan sebagai tindakan belas kasihan pada
orang yang lapar dengan memberi sepotong ikan, sedangkan diakonia reformatif
sering digambarkan dengan menolong orang lapar dengan memberi alat pancing dan
mengajar memancing.21
Diakonia Transformatif. Model ketiga ini mengarah pada perubahan struktural
dalam masyarakat, membongkar sistem yang ada dan membuat sistem baru. 22
Peran
gereja selama ini dalam mentransformasikan dunia dirasakan belum optimal. Maka
teolog pembebasan Gustavo Guitererrez merumuskan “ekklesiologi baru” secara
kontekstual dengan pendekatan ortopraksis.
Pelayanan transformatif bukan mau menciptakan oposisi bagi pemerintah dan
penguasa, tetapi menjadikan kelompok yang diberdayakan sebagai mitra dalam
membagun kualitas kehidupan yang lebih baik. Maksud dari diakonia transformatif
ini adalah diakonia yang bertujuan untuk membebaskan rakyat kecil yang
terbelenggu struktural yang tidak adil bukan sekedar diakonia yang berfungsi
sebagai palang merah yang menolong korban tanpa usaha mencegah dan
mengurangi sebab-sebab terjadinya korban dari masalah-masalah sosial. Dengan
menggunakan pengorganisasian masyarakat dalam melayani orang miskin dan
tersisih, maka fokus dari diakonia transformatif adalah:
20
Diunduh dari : http://lembagadiakoniamitrakasih.blogspot.com/2009/12/model-model-diakonia.html 21
Joseph. P. Widyatmaja, Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia Transformatif,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 113 22
Rijnardus A.van Kooij, Sri Agus Patnaningsih, Yam‟ah Tsalatsa, MENGUAK FAKTA, MENATA KARYA
NYATA: Sumbangan Teologi Praktis dalam Pencarian Model Pembangunan Jemaat Kontekstual, (Jakarta: PT.
BPK Gumung Mulia,2007),41
8
- Pertama, rakyat sebagai subjek dari sejarah, bukan objek;
- Kedua, tidak karitatif, tetapi preventif;
- Ketiga, tidak didorong oleh belas kasihan, tetapi keadilan;
- Keempat, menstimulus partisipasi rakyat, dan;
- Kelima, memakai alat analisis sosial dalam memahami sebab-sebab kemiskinan.23
2.2 Diakonia Transformatif Dalam Bidang Ekonomi dan Koperasi
Dr. P. Wiryono, SJ dalam tulisannya yang berjudul “Dimensi Sosial Ekonomi dalam
Rangka Pengembangan Gereja Setempat” menyatakan bahwa bentuk diakonia dalam bidang
ekonomi merupakan pelayanan gereja bagi golongan masyarakat yang paling membutuhkan
atau lebih jauh diartikan sebagai keterlibatan gereja dalam bidang pembangunan
masyarakat.24
Kegiatan sosial ekonomi gereja merupakan pelayanan bagi kesejahteraan sosial
ekonomi umat dan masyarakat dalam rangka pengembangan manusia seutuhnya.25
Artinya
pelayanan diakonia dalam bidang ekonomi pun bidang sosial sangat tepat diterapkan karena
dimensi ini merupakan dimensi yang konkret dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu bentuk diakonia transformatif yang mampu melayani dalam bidang
ekonomi bagi golongan masyarakat adalah melalui pelayanan koperasi, karena di dalam
koperasi tidak hanya sekedar berdiakonia secara karitatif, tetapi menyangkut diakonia yang
mampu memberdayakan umat. Prinsip koperasi untuk mensejahterakan anggotanya menjadi
selaras dengan makna diakonia transformatif yang memberdayakan.
Drs.Arifinal Chaniago mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota
untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.26
Sedangkan Moh. Hatta “Bapak
Koperasi Indonesia” mengatakan bahwa “koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki
nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong
tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan „seorang buat
semua dan semua buat seorang‟.‟‟ 27
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
23
Josef Purnama Widyatmadja, Diakonia Sebagai Misi Gereja (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2008), 116 24
Dr. P. Wiryono, SJ , Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani 1993,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), 76 25
Dr. Bernard Kieser SJ , Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani 1993,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), 18 26
Arfinal Chaniago, Perkoperasian Indonesia. (Bandung: Angkasa,1982) 27
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Wisnu Chandra Kristiaji, Koperasi: Teori dan Praktik (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2001), 16-17//
9
tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. 28
Koperasi dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu, yang bermaksud
mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran konkritnya melalui kegiatan-kegiatan
ekonomis, yang dilaksanakan secara bersama bagi kemanfaatan bersama. Terminologi
koperasi mempunyai arti “kerjasama”, atau paling tidak mengandung makna kerjasama.
2.3 Fungsi dan Peran Koperasi 29
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, fungsi, peran dan prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko gurunya.
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
2.4 Koperasi Sebagai Wujud Diakonia
Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang melakukan pelayanan diakonianya
dengan baik, terlebih berdiakonia secara reformatif dan transformatif. Yakni menjadi gereja
yang benar-benar melakukan tugas missio dei nya di dalam kehidupan kepada masyarakat
dan menghadirkan tanda kerajaan Allah. Johannes Ludwig Chrisostomus Abineno
menegaskan, bagi gereja diakonia bukanlah merupakan suatu tugas tambahan, akan tetapi
merupakan tugas dan pelayanan penuh yang esensinya sama dengan pelayanan pemberitaan
Firman.30
Oleh sebab itu diakonia bukanlah suatu hobi atau perbuatan amal, akan tetapi
28
Diunduh dari : http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1992/25TAHUN~1992UU.htm tanggal 12 Januari 2015 29
Diunduh dari : http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1992/25TAHUN~1992UU.htm tanggal 12 Januari 2015 30
Jl.Ch. Abineno, Jemaat. (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,1983), 121
10
merupakan ungkapan jati diri gereja yang dipanggil menjadi tanda-tanda pertolongan dan
keselamatan bagi dunia.31
Konsep koperasi secara umum adalah intisari dari pendirian dan pelayanan badan
usaha gereja yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam
kehidupan baik duniawi maupun rohani. Kepedulian pelayanan untuk berbagi dengan sesama
umat-Nya memberikan dorongan bagi unit usaha dalam koordinasi badan usaha untuk
menolong warga gereja sesuai dengan kebutuhan dan sejalan dengan keimanan mereka.32
Koperasi menjadi salah satu wujud diakonia yang dapat dilakukan oleh gereja,
terkhusus bagi gereja-gereja yang berada di desa yang lebih mengarah pada usaha tolong-
menolong.33
Koperasi yang dihadirkan oleh gereja dinilai efektif dalam menjawab
permasalahan perekonomian anggotanya. Dengan melakukan kinerja yang baik maka
kesejahteraan anggota pun meningkat. Koperasi adalah jenis usaha yang dapat dimasuki oleh
gereja dengan kemungkinan keberhasilan yang cukup tinggi. Demikian strategisnya badan
usaha gereja di dalam menopang keberhasilan misi gereja khususnya pelayanan duniawi
warganya sehingga pelayanan gereja akan makin berdayaguna untuk mendukung misi
pengajaran dan penyebaran ajaran Kristus dan akan makin berhasil karena pelayanan rohani
dipadu dengan pelayanan duniawi sehingga terbentuk pelayanan padu yang mempunyai
kekuatan iman.
2.5 Kinerja dan Peningkatan Ekonomi
Dalam buku Performance Management, Amstrong dan Baron mengatakan bahwa
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan anggota dan memberikan kontribusi ekonomi.34
Kinerja juga merupakan
capaian yang diperoleh sebuah organisasi dalam mewujudkan rencana kerja yang telah
disusun bersama. Seperti yang diungkapkan oleh Indra Bastian yang menyatakan bahwa
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanan suatu kegiatan/ program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.35
Di sisi lain
pemerintah melalui Departemen Keuangan telah menetapkan kriteria-kriteria bagi penilaian
sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992 tanggal 28 Juni
31
Jl.Ch. Abineno, Jemaat. (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,1983), 121 32
J. Boangmanalu, Praeses Pdt.Cyrellus Simanjuntak: Pendidik, Misionaris dan Motivator (Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 2008), 125 33
Ibid 34
Michael Amstrong, Performance Management (Nyutran: Tugu Publisher, 2004), 29. 35
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama (Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM,
2001), 329
11
1992 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja perusahaan merupakan penilaian
terhadap efisiensi dan produktivitas perusahaan yang dilakukan secara berkala atas laporan
manajemen dan laporan keuangan. Hasil penilaian kinerja tersebut digunakan untuk
menentukan penggolongan tingkat kesehatan keuangan perusahaan.36
Penilaian kinerja suatu organisasi tentunya membutuhkan tolak ukur untuk melihat
sejauh mana kinerja organisasi tersebut berjalan dengan baik. Amstrong dan Baron
menggolongkan kriteria penilaian kinerja berdasarkan:
1. Tujuan Strategis Organisasi
2. Kepuasan Anggota
3. Kontribusi Ekonomi37
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai organisasi koperasi yang bertujuan memajukan
kesejahteraan anggotanya dan masyarakat turut sera dalam pembangunan ekonomi
nasional.38
Dalam tujuan ini tersirat bahwa koperasi bertindak untuk memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya, sehingga dengan demikian program
utama dari koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui pelayanan
usaha. Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya diukur dari
peningkatan kesejahteraan anggota.39
Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi
rendahnya pendapatan riil. Dengan demikian pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak
dan relatif tersebut dapat diubah menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk
pendapatan, baik yang berbentuk pendapatan nominal yang diukur dalam satuan uang yang
diperoleh maupun pendapatan riil yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh
kebutuhan yang dapat dibeli dengan membelanjakan pendapatan nominalnya. Sehingga
apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga barang/ jasa tetap, maka
orang tersebut akan lebih mampu membeli barang/ jasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang
berarti kesejahteraannya meningkat pula.40
III. Selayang Pandang Koperasi Sinar Kasih
36
Irham Fahmi, MANAJEMEN KINERJA: Teori dan Aplikasi (Bandung: CV.Alfabeta, 2010), 72 37
Michael Amstrong, Performance Management (Nyutran: Tugu Publisher, 2004), 29. 38
UU No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian BAB II Pasal 3 : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. 39
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, KOPERASI: Teori dan Praktek (Jakarta: Erlangga, 2001), 19 40
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, KOPERASI: Teori dan Praktek (Jakarta: Erlangga, 2001), 20
12
3.1 Sejarah Pendirian Koperasi Sinar Kasih
Penyebaran jemaat yang menjadi anggota Koperasi Sinar Kasih terbagi menjadi
delapan wilayah (Bethel, Betlehem, Maranatha, Yerusalem, Imanuel 1, Imanuel 2, Malatan,
Mranggen Kidul) dan dikategorikan menjadi 2 wilayah yakni wilayah atas (pegunungan)
dan wilayah bawah.
Kehidupan anggota koperasi yang berada di lereng gunung tentu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan pertanian. Demikian pula masyarakat Kecamatan Parakan
dalam hal ini termasuk anggota Koperasi Sinar Kasih yang juga bekerja di sektor pertanian
seperti sayur mayur ataupun tanamana musiman seperti tembakau sehingga seringkali
permasalahan umum yang muncul di kalangan petani berkutat pada sektor pemasaran, dan
pembibitan ditambah lagi dengan kebutuhan tumah tangga yang harus selalu tercukupi.
Petani-petani juga dihadapkan pada persoalan permodalan pada masa tanam dan masih
banyak yang belum terjangkau oleh lembaga keuangan dan enggan berhubungan dengan
lembaga keungan seperti perbankan yang prosesnya berbelit-belit. Melihat kompleksitas ini
maka tidak heran jika di kalangan petani lebih mengandalkan jasa tengkulak yang dapat
memberikan pinjaman dengan catatan ada bunga yang harus mereka bayarkan dan bunganya
sangat tinggi. Kecenderungan ini merajalela pada pertanian kecil dan terpisah-pisah di
Kecamatan ini. Sehingga seringkali kehadiran tengkulak ini dianggap seperti ibu peri yang
memberi bantuan secara kilat. Di samping itu kualitas SDM yang rendah juga turut
mempengaruhi pola pikir sehingga ketika panen tiba mereka menghambur-hamburkan uang
hasil panennya.41
Demikian pula dengan kebutuhan anggota koperasi yang berada di wilayah bawah
yang cenderung sudah maju baik dalam pemikiran maupun kebutuhan. Sehingga selalu
dijumpai kebutuhan mendadak yang dialami oleh warga jemaat yang bekerja honorer,
serabutan, pensiunan atau sekadar ibu rumah tangga sebagai contoh untuk biaya sekolah,
kematian, biaya berobat, servis, atau kebutuhan khusus lainnya yang membutuhkan dana
cepat. Sehinga berangkat dari permasalahan ini maka pada bulan Juni 2002 dibentuklah
sebuah badan usaha gereja yang diharapkan mampu memutus mata rantai tengkulak dan
menyediakan dana cepat di kalangan jemaat GKJ sehingga sebagai bagian dari masyarakat,
maka Gereja Kristen Jawa Tirta Wening melalui Koperasi Sinar Kasih hadir untuk
41
Hasil wawancara dengan, Bapak Kamso Handoyo, Minggu, 1 Februari 2015, Parakan
13
membantu para anggotnya dalam menyelesaikan persoalan kuangan yang ada di sekitar
kehidupan sehari-hari anggotanya.42
Koperasi ini berdiri dengan modal yang sangat kecil dan perintisannya dimulai dari
nol oleh jemaat GKJ Tirta Wening. Di mulai dengan misi penyebaran ajaran Kristen melalui
Unit Pelayanan Kerohanian yang diampu oleh Bapak Darsono yang memiliki tugas dan
kewajiban untuk memberi bantuan kepada orang-orang yang berekonomi lemah sambil
didalamnya melalukan penyebaran ajaran Kristen. Karena efektivitas pelayanan ini maka di
kemudian hari pelayanan ini diperluas cakupannya dan ditata secara maksimal dengan
melakukan kerja sama bersama Kampus UKDW Yogyakarta di bidang PEJ (Pengembangan
Ekonomi Jemaat) dan lahirlah Koperasi Sinar Kasih pada tahun 2002 dengan simpanan
pokok pertama sebesar Rp.50.000 pertahun dan simpanan wajib mulai Rp 2.000 kemudian
Rp 5.000 hingga sekarang menyentuh nominal Rp. 10.000 setiap bulannya.
3.2 Prosedur Kerja di Koperasi Sinar Kasih
Gambar 3.1 Prosedur Peminjaman
Setiap 112 anggota yang terdaftar dalam Koperasi Sinar Kasih berhak melakukan
peminjaman kepada koperasi dengan waktu pelayanan yang diberikan oleh koperasi setiap
tanggal 11-15 setiap bulannya, dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan oleh
pihak Koperasi Sinar Kasih. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pinjaman di luar
tanggal tersebut jika ada pertimbangan sebelumnya. Peminjaman maksimal untuk periode
2015-2016 sebesar Rp 2.500.000 ini meningkat dari sebelumnya Rp 2.000.000 dan akan
dikurangi jumlahnya jika jumlah peminjam banyak. Pembayaran angsuran pinjaman
selambat-lambatnya dibayarkan tanggal 10 setiap bulannya.
42
Hasil wawancara dengan, Bapak Sri Rahmat Minggu , 1 Februari 2015, Parakan
ANGGOTA
(Mengisi Formulir Peminjaman)
USP ACC
(Pengurus)
KASIR
(Bendahara)
Anggota mendapat pinjaman dengan
bunga 1% perbulan
Peminjam membayar angsuran selambat-lambatnya
tanggal 10
14
Peminjam akan dikenakan bunga sebesar 1% setiap bulannya dan jika dalam jangka
waktu dua tahun berturut-turut peminjam tidak melunasi simpanan wajib berarti dianggap
mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi. Setiap anggota akan diwajibkan untuk
membayar simpanan berupa simpanan pokok sebesar Rp 50.000 setiap tahun dan simpanan
wajib sebesar Rp 10.000 setiap bulannya, di samping itu juga ada simpanan sukarela. Adapun
pemasukan dan pengeluaran Koperasi Sinar Kasih ini terdiri dari provisi dan jasa pinjaman
serta belanja tahunan seperti rapat, honor, administrasi, dll yang diperoleh dari kegiatan
simpan pinjam yang dilakukan setiap bulannya. Sebagai bagian dari pelayanan gereja maka
laba dari Koperasi Sinar Kasih diberikan kepada gereja sebagai persembahan sebesar 10%
dari SHU (Sisa Hasil Usaha) sisanya sebagai cadangan modal 40%, jasa simpanan 25%, dan
jasa peminjam sebesar 25%.
3.4 Hubungan Koperasi Sinar Kasih dengan Gereja
Pelayanan Ekonomi melalui Koperasi sejatinya merupakan salah satu pelayanan
gereja di bidang PEJ (Pengembangan Ekonomi Jemaat) yang diharapkan mampu
mengentaskan permasalahan ekonomi di tingkat jemaat. Meskipun secara kenyataan bahwa
program PEJ yang ada di Gereja GKJ Tirta Wening ini tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Koperasi ini merupakan salah satu dari bentuk pelayanan diakonia yang dilakukan oleh
gereja ini selain memberikan dana sehat bagi jemaat. Perjalanan Koperasi Sinar Kasih selama
12 tahun dalam berkarya tidak bisa lepas dari tanggungjawab gereja. Hubungan koperasi
dengan gereja dapat dikatakan seperti hubungan antara orangtua dan anaknya, dimana gereja
hanya memberi pengawasan kepada koperasi tanpa mengintervensi secara penuh kegiatan
dari Koperasi Sinar Kasih.43
Koperasi Sinar Kasih masih bergantung kepada gereja meski sudah menganggap
dirinya sebagai koperasi yang mandiri. Hal tersebut nampak ketika narasumber
mengungkapkan bahwa koperasi masih berjaga-jaga jika suatu hari membutuhkan pinjaman
yang cukup besar maka bisa meminjam kepada Klasis Sindoro-Sumbing dengan mengatas
namakan gereja. Setiap tahunnya koperasi memberikan pelaporan kepada gereja melalui
Rapat Anggota Tahunan dan juga memberikan persembahan dari SHU kepada gereja sebesar
10%. Hubungan fungsional yang dilakukan oleh gereja dan koperasi selama ini harus dirubah
menjadi hubungan yang koordinatif. Karena jika tidak ada koordinatif antara gereja dan
koperasi maka fungsi pembinaan atau fungsi pastoral gereja tidak bisa dilakukan bagi
43
Hasil wawancara dengan, Bapak Sri Rahmat Minggu , 1 Februari 2015, Parakan
15
koperasi ini, mengingat koperasi ini masih di bawahi oleh gereja, sehingga gereja harus
terlibat penuh namun tidak mengintervensi.
IV. Analisisa Data
4.1 Pengujian Instumen Penelitian
Bagian ini menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif. Dalam penelitian ini maka
variabel penelitiannya adalah kinerja Koperasi Sinar Kasih dan peningkatan ekonomi
anggotanya yang berjumlah keseluruhan 112 serta 16 orang pegawai di dalamnya yang terdiri
dari 1 orang ketua 1, 1 orang ketua 2, 1 orang seketaris 1, 1 orang seketaris 2, 1 orang
bendahara 1, 1 orang bendahara 2, 1 orang bendahara USP, 7 orang koordinator wilayah dan
2 orang badan pemeriksa dan dalam analisis ini mengacu pada rancangan penelitian yang
merupakan rencangan menyeluruh dari penelitian ini yang mencakup hal-hal yang dilakukan
mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir
data yang selanjutnya disimpulkan dan diberi saran.
Dengan menelaah indikator-indikator yang telah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
maka diperoleh gambaran tentang pelaksanaan kinerja Koperasi Sinar Kasih terhadap
peningkatkan ekonomi anggotanya. Kuesioner yang disebar terdiri dari pertanyaaan yang
bersifat positif hingga negatif dengan jawaban yang disediakan kemudian disusun
berdasarkan skala Likert.44
Jumlah kuesioner yang telah disebar sebanyak 112 kuesioner untuk 112 orang
responden namun yang kembali hanya 71 kuesioner atau 63% ( n=71) yang terdiri dari 40
pertanyaan dengan pemberian skor untuk analisis kuesioner menggunakan dua macam
coding, yaitu terdiri dari penilaian favorable (jawaban positif) dan unfavorable (jawaban
negatif). Dari data tersebut selanjutnya dilakukan analisis item tiap pertanyaan dalam angket,
sehingga diperoleh data variabel x yaitu kinerja koperasi dan peningkatan ekonomi dengan
jumlah pertanyaan 40 item dan selanjutnya data diuji statistik menggunakan rumus Pearson
Product Moment sehingga di dapat data yang valid dengan jumlah 30 dari 40 item yang diisi
oleh 71 responden dengan alpha cronbarch (α) sebesar 0,299dan dinyatakan realible45
dengan r hitung sebesar 0,949822, sehingga dapat disimpulkan data kuesioner tentang kinerja
44
Skala Likert digunkan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial sehingga variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan. 45
Pengujian data untuk mengetahui reabilitas seluruh tes menggunakan metode belah dua dengan rumus
Spearman-Brown
16
koperasi adalah realible, artinya data kuesioner yang di dapatkan bisa dilanjutkan dan dapat
di andalkan.
4.2 Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian
Deskripsi dan pembahasan hasil penelitian mengacu pada tujuan, landasan teori dan
hasil pengolahan data berdasarkan penelitian tentang kinerja pelayanan diakonia GKJ Tirta
Wening Parakan dan GKJ Sindoro melalui Koperasi Sinar Kasih. Untuk menilai kinerja
suatu organisasi, termasuk koperasi, Amstrong dan Baron menggolongkan kriteria penilaian
berdasarkan tujuan strategis organisasi, kepuasan dan kontribusi ekonomi.46
Kriteria ini
sangat tepat diterapkan dalam menganalisa Kinerja Koperasi Sinar Kasih selama 12 tahun
dalam melayani anggotanya. Untuk itu tiap-tiap indikator dari kinerja Koperasi ini akan di
analisa dan diuraikan sebabagi berikut.
4.2.1 Indikator Tujuan Strategis Organisasi
Indikator Pertanyaan Jawaban
Terbanyak
Keterangan
Tujuan
Strategis
Organisasi
Apakah setelah menjadi anggota Koperasi Sinar
Kasih, saudara masih mengambil pinjaman dari
tempat lain?
4 Tidak pernah
Apakah selama ini pihak Koperasi Sinar Kasih
memberikan penyuluhan kepada saudara untuk tidak
mengambil pinjaman dari tengkulak atau renternir?
4 Selalu
Apakah ada pengecekan rutin dari pihak Koperasi
Sinar Kasih mengenai anggota yang bermasalah
secara berkala?
4 Selalu
Apakah selama ini ada defisit dana yang
menyebabkan pinjaman dana yang saudara ajukan
menjadi terlambat?
4 Tidak pernah
Apakah selama ini Koperasi Sinar Kasih dapat
menyediakan dana yang sesuai dengan jumlah
pinjaman yang diajukan oleh saudara?
4 Selalu
Pertanyaan dalam instrumen yang berkaitan dengan indikator tujuan strategis
organisasi terdiri dari 5 butir pertanyaan yang realible yang terdiri dari strategi pengawasan
terhadap anggota yang bermasalah, ketersediaan dana untuk di pinjam serta pemberian
motivasi dan kesadaran untuk menghindari pinjaman di tengkulak.
Andreas A. Yewangoe mengatakan bahwa diakonia adalah pembebasan manusia dari
berbagai keterpurukan dan kererbelakangannya, sebagaimana diperlihatkan oleh Yesus
Kristus sendiri.47
Pembebasan yang dilakukan oleh Koperasi Sinar Kasih ini nampak di
dalam misi yang terus dikerjakan oleh koperasi ini yaitu membebaskan anggotanya dari
46
Michael Amstrong, Performance Management (Nyutran: Tugu Publisher, 2004), 29. 47
Prakata dari Ketua Umum PGI dalam buku Josef P. Widiatmaja, Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan
Refleksi Diakonia Transformatif (Yogyakarta: Penerbit Kanisius
17
pinjaman-pinjaman liar yang dilakukan oleh jemaat sebelum bergabung di dalam Koperasi
Sinar Kasih dan terbukti dengan penyuluhan yang terus dilakukan oleh koperasi untuk tidak
mengambil pinjaman kepada tengkulak atau renternir ini mampu membuat sebagian besar
anggotanya lepas dari ketergantungan terhadap sumber dana liar. Hasil ini dibuktikan melalui
jawaban yang diberikan oleh responden yakni dengan mayoritas jawaban berskala 4 yang
berarti sebagian besar anggota tidak melakukan pinjaman kepada tengkulak karena koperasi
selalu memberikan penyuluhan kepada anggotanya. Meskipun data menunjukan masih ada
23% dari anggota koperasi yang melakukan pinjaman kepada tengkulak atau renternir. Ini
berarti misi dari Koperasi Sinar Kasih ini berlumlah usai untuk mengajak anggotanya tidak
meminjam ke sumber dana liar.
Pengecekan rutin yang dilakukan oleh pengurus koperasi terhadap anggota yang
bermasalah sebagai bentuk perhatian koperasi pun belum mampu mengurangi kebiaasaan
buruk 23% anggota koperasi meskipun pengecekan dilakukan secara berkala, rendahnya
kualitas SDM (pendidikan dan pola pikir) juga turut mempengaruhi pemikiran masyarakat
yang masih melakukan pinjaman liar. Untuk itulah GKJ Tirta Wening dan GKJ Sindoro
melalui Koperasi Sinar Kasih terus hadir dan terpanggil untuk melakukan diakonia sebagai
misi gereja yang kontinyu. Ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Ditrich Bonhoeffer
bahwa gereja baru menjadi gereja bila ia hadir bagi orang lain dan gereja harus ikut serta
dalam masalah-masalah sekular dari kehidupan manusia.48
Artinya jika masih ada jemaat
yang melakukan pinjaman liar meskipun sudah mendapat perhatian dari pengurus, dapat
dikatakan bahwa kehadiran GKJ Tirta Wening dan GKJ Sindoro belum sepenuhnya
menjangkau dan membebaskan seutuhnya anggota Koperasi Sinar Kasih dari kebiasaan
pinjaman liar. Dalam analisis untuk bagian ini dapat dikatakan kehadiran gereja melalui
diakonia juga belum sepenuhnya mentransformasi para anggota untuk membebaskan diri dari
belenggu ketergantungan pada lintah darat.
Dalam instrumen indikator ini pula, dana yang selalu tersedia juga turut mendukung
misi pelayanan diakonia melalui koperasi selama dua belas tahun lamanya. Dana yang
tersedia membuat anggota tidak kesulitan manakala membutuhkan pinjaman uang di koperasi
ini. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran dan partisipasi anggota Koperasi Sinar Kasih dalam
melaksanakan tugasnya untuk membayar simpanan pokok dan simpanan wajib setiap
bulannya. Semangat tolong-menolong dan bekerja bersama inilah yang terus dipupuk dalam
setiap kegiatan perkoperasian. Sejalan dengan pendapat Arfinal Chaniago bahwa koperasi
48
Norman E. Thomas, Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia: Melengkapi Adikarya David
Bosch, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 2000),124
18
merupakan suatu perkumpulan yang menjalankan usaha dengan bekerja sama secara
kekeluargaan demi mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.49
Partisipasi
anggota koperasi dalam membayarkan kewajibannya ini menjadi indikasi bahwa setiap
anggota di dalamnya sudah tergerak untuk terus memberi kehidupan bagi keberlangsungan
Koperasi Sinar Kasih. Dari hasil laporan keuangan pada Rapat Anggota Tahunan selama ini
pun dapat terlihat bagaimana koperasi ini terus mengalami peningkatan baik dari sisi
permodalan maupun pinjaman yang digulirkan.
4.2.2 Indikator Kepuasan Anggota
Indikator Pertanyaan Frekuensi
Jawaban
Keterangan
Kepuasan
Anggota
Apakah pegawai atau pengurus Koperasi Sinar Kasih
melakukan tugas sesuai dengan jobdisknya?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah anda sepakat dengan setiap aturan yang dibuat
oleh pihak Koperasi Sinar Kasih?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah pihak Koperasi Sinar Kasih melakukan
pembaharuan aturan secara berkala sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan anggota?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah saudara mendapatkan laporan keungan
Koperasi Sinar Kasih secara berkala?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah saudara dapat dengan mudah menerima
informasi mengenai prosedur pinjaman anggota dari
pihak Koperasi Sinar Kasih?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah selama ini, pihak Koperasi Sinar Kasih
berusaha melaporkan keuangan sesuai dengan keadaan
riil di lapangan?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah pegawai/ pengurus Koperasi Sinar Kasih
memberikan respon yang cepat saat melayani saudara?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah pegawai/ pengurus Koperasi Sinar Kasih
melayani saudara dengan baik dari awal hingga akhir
proses peminjaman?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah waktu layanan peminjaman yang dibuat oleh
pihak Koperasi Sinar Kasih (Tanggal 11 - 15 setiap
bulan) menyulitkan saudara untuk mengajukan
pinjaman?
4 Tidak pernah
Kepuasan
Anggota
Apakah anda setuju dengan persyaratan peminjaman
yang ditentukan oleh pihak Koperasi Sinar Kasih?
4 Selalu
Kepuasan
Anggota
Apakah selama ini, pihak Koperasi Sinar Kasih
mengadakan peningkatan jumlah plafon pinjaman
anggota secara berkala?
3 Sering
Kepuasan
Anggota
Apakah pinjaman yang saudara ajukan disetujui oleh
pihak Koperasi Sinar Kasih?
3 Sering
Pertanyaan dalam instrumen yang berkaitan dengan indikator kepuasan konsumen
terdiri dari 12 butir pertanyaan yang realible yang terdiri dari keterbukaan informasi,
pertanggungjawaban keuangan, sikap pegawai, kemudahan proses peminjaman dan aturan
49
Arfinal Chaniago, Perkoperasian Indonesia. (Bandung: Angkasa, 1982)
19
koperasi. Berdasarkan jawaban yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 71
responden, dapat disimpulkan untuk indikator kepuasan anggota terhadap kinerja Koperasi
Sinar Kasih yang terdiri dari 12 pertanyaan maka diperoleh jawaban bahwa 96% anggota
merasa puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh koperasi ini mulai dari cara kerja pegawai,
aturan, kemudahan memperoleh informasi dan fasilitas yang di dapatkan.
Kualitas pelayanan merupakan tolak ukur dalam menentukan minat yang memberikan
referensi positif atau tidak seseorang pengguna jasa, karena melalui kualitas pelayan, anggota
akan dapat merasakan puas atau tidaknya dengan layanan yang diberikan oleh penyedia
jasa.50
Kualitas pelayanan Koperasi Sinar Kasih berbanding lurus dengan kepuasan yang
diperoleh oleh anggotanya, artinya semakin baik kualitas pelayanan Koperasi Sinar Kasih
maka semakin tinggi pula loyalitas dan kepuasan anggota koperasi. Indiator Kepuasan
Anggota ini ditinjau dengan menerapkan sistem dimensi kualitas jasa (tangible,
responsiveness, assurance, emphaty)51
Gambar 4.1 Hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan anggota
a. Tangible / Bukti Fisik
Koperasi Sinar Kasih selalu memberikan kemudahan anggotanya dalam melakukan
proses jasa simpan pinjam, seperti dengan memberi waktu layanan pinjaman selama 5 hari
tiap bulan yakni tanggal 11-15 dan masih bisa bertaransaksi jika dibutuhkan, peningkatan
jumlah plafon pinjaman secara berkala dan persetujuan jumlah pinjaman oleh koperasi,
sehingga anggota merasa nyaman selama menjadi anggota Koperasi Sinar Kasih. Temuan ini
berdasarkan instrumen-instrumen yang ditinjau dari tangible kualitas pelayanan maka
diperoleh hasil 84% responden merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Koperasi Sinar Kasih.
b. Responsiveness / Tanggapan
Pegawai maupun pengurus Koperasi Sinar Kasih merupakan orang-orang yang
tanggap terhadap setiap keluhan, kebutuhan anggotanya dan akan ditanggapi dengan positif
lalu dipecahkan secara bersama-sama sesuai prinsip koperasi dan pelayanan transformatif
50
Sony Yowono,dkk Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,2002) 170. 51
Chris Ryan, The Tourist Experience (London: TJI Digital,Padstow,Cornwall, 2002) 85.
Kualitas Pelayanan Kepuasan Anggota
20
yang membebaskan dari belenggu. Ini ditunjukan melalui jawaban responden yang 100%
merasa puas dengan pelayanan yang cepat dan tanggap dari pegawai maupun pengurus.
Tanggapan ini berupa pelayanan yang maksimal dari awal hingga akhir proses peminjaman,
respon yang cepat saat melayani anggota, pelayanan yang tidak tumpang tindih (sesuai
jobdesk) yang dilakukan oleh semua pegawai maupun pengurus koperasi ini.
c. Assurance / Kepastian atau Kepercayaan
Koperasi Sinar Kasih pada dasarnya tidak memberikan jaminan apapun yang
membuatnya berbeda dengan credit union lain, namun adanya kepercayaan yang tinggi dari
anggota koperasi terhadap kinerja dan kepengurusan pegawai maupun pengurusnya ini
membuat Koperasi Sinar Kasih setiap tahunnya mengalami jumlah peningkatan jumlah
anggota. Ini membuktikan bahwa koperasi ini mampu memupuk rasa percaya anggota dan
calon anggota melalui komunikasi yang baik dalam melayani dan transparansi setiap
kegiatan maupun keuangan. Prosentase kepuasan sebesar 100% sudah menunjukan bahwa
Koperasi Sinar Kasih ini mampu menunjukan eksistensinya di dalam memberi rasa percaya
yang dibangun diatas prinsip kebersamaan.
d. Emphaty / Empati
Suatu organisasi seperti koperasi harus memiliki rasa empati yang tinggi terhadap
kebutuhan semua anggotanya. Empati yang tinggi memperbesar kesediaan untuk menolong,
untuk berbagi dan berkorban demi kesejahteraan orang lain. Koperasi Sinar Kasih mewujud
nyatakan sikap empatinya dengan mengerti keadaan para anggotanya melalui pembaharuan
aturan secara berkala menyesuaikan dengan kebutuhan anggota, yang direspon dengan
prosentase jawaban puas sebesar 100% dan peningkatan jumlah plafon pinjaman anggota
secara berkala, yakni memperhatikan harga-harga kebutuhan yang cenderung naik setiap
tahunnya. Program peningkatan plafon ini direspon positif oleh 75% responden yang
menyatakan setuju bahwa harus ada peningkatan secara berkala. Dengan ini Koperasi Sinar
Kasih pada dasarnya mengerti sejauh mana kebutuhan para anggotanya.
Sikap empati yang mau memahami dan ikut merasakan beban orang lain inilah yang
juga merupakan sifat dari diakonia yakni memahami kebutuhan orang kecil lalu
menindaklanjuti dengan program-program diakonia yang di rasa tepat untuk menjawab
persoalan. Ini sama dengan yang dilakukan oleh Yesus di mana Dia memahami betul apa
yang dirasakan dan dibutuhkan dari orang-orang di sekitarNya. Yesus tidak saja merasa
kasihan kepada orang miskin, tetapi ia juga menaruh minat pribadi kepada kebutuhan mereka.
21
Ia dan rasul-rasulnya mempunyai dana bersama untuk membantu orang Israel yang
berkekurangan. (Matius 26:6-13)
4.2.3 Indikator Kontribusi Ekonomi
Indikator Pertanyaan Frekuensi
Jawaban
Keterangan
Kontribusi
Ekonomi
Apakah pinjaman yang didapatkan dari Koperasi
Sinar Kasih bisa memenuhi kebutuhan saudara?
4 Selalu
Kontribusi
Ekonomi
Apakah pinjaman yang diberikan Koperasi Sinar
Kasih dapat membantu anda meningkatkan
pendapatan keluarga?
3 Sering
Kontribusi
Ekonomi
Apakah saudara merasa dibebani dengan pelunasan
pinjaman yang saudara dapatkan dari pihak Koperasi
Sinar Kasih?
4 Tidak Pernah
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah saudara merasa jumlah angsuran pinjaman
tiap bulan yang ditentukan oleh pihak Koperasi Sinar
Kasih terlalu besar?
4 Selalu
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah pinjaman yang saudara dapatkan dari
koperasi, digunakan untuk menunjang usaha milik
saudara?
4 Selalu
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah jumlah pinjaman yang di dapat setiap kalinya
berpengaruh besar dalam menunjang usaha milik
saudara?
4 Selalu
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah penghasilan saudara dapat mempengaruhi
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) sehari-
hari?
4 Selalu
Kontrribusi
Ekonomi
Sejak menjadi anggota Koperasi Sinar Kasih, apakah
usaha yang saudara miliki mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu?
3 Sering
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah setiap anggota keluarga memiliki kesempatan
untuk bersekolah?
4 Selalu
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah saudara menyusun rencana untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga?
3 Sering
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah setiap rencana yang saudara buat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga dapat
tercapai?
3 Sering
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah setiap kali mengajukan pinjaman, jumlah
pinjaman saudara melebihi batas maksimal yang
ditentukan pihak koperasi?
4 Tidak Pernah
Kontrribusi
Ekonomi
Apakah saudara dapat menyisihkan penghasilan
saudara untuk ditabung?
3 Sering
Pertanyaan dalam instrumen yang berkaitan dengan indikator koribusi ekonomi terdiri
dari 13 butir pertanyaan yang realible yang terdiri relevansi jumlah pinjaman dengan harga
kebutuhan sekarang, beban pelunasan tiap bulan dan iuran, signifikansi peningkatan jumlah
plafon terhadap kebuthan, hingga penambahan pendapatan keluarga. Berdasar kuesioner yang
disebar, didapatkan hasil bahwa 71,151% anggota merasakan dampak yang signifikan dalam
rangka peningkatan ekonomi. Mulai dari pemenuhan kebutuhan pribadi atau keluarga hingga
memberi tunjangan dalam usaha yang dilakukan oleh anggota sehingga kesejahteraan
anggota menjadi lebih baik.
22
Program diakonia yang dihadirkan oleh Koperasi Sinar Kasih pada dasarnya
bertujuan untuk membebaskan rakyat kecil dari belenggu struktural yang menghimpit jemaat
GKJ Tirta Wening dan GKJ Sindoro. Yakni dengan melakukan pencegahan dan pengurangan
korban sosial dan ekonomi di dalamnya. Selama 12 tahun pelayanan melalui diakonia yang
berbasis ekonomi ini dikerjakan telah memberikan sumbangan yang besar di dalam
perekonomian para anggotanya. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Bernhard
Kieser bahwa kegiatan sosial ekonomi gereja merupakan pelayanan bagi kesejahteraan sosial
ekonomi umat dan masyarakat dalam rangka pengembangan manusia seutuhnya.52
Kontribusi ekonomi yang dirasakan para anggota Koperasi Sinar Kasih ini tidak
terlepas dari peranan para anggota itu sendiri dalam mendayagunakan dirinya sendiri.
Kesejahteraan anggota dalam indikator kontribusi ekonomi ini menjadi fokus yang ingin di
capai oleh Koperasi Sinar Kasih ini tanpa menciptakan beban baru. Anggota koperasi yang
hidupnya diberdayakan oleh kehadiran koperasi ini secara langsung dapat merasakan adanya
perubahan total dalam fungsi-fungsi dan penampilan dalam kehidupan berkeluarga maupun
bermasyarakat. Pelayanan transformatif inilah yang secara langsung menghadirkan Kerajaan
Allah di dunia melalui missio dei yang dikerjakan oleh GKJ Tirta Wening dan GKJ Sindoro
bagi para anggotanya. Inilah yang dimaksudkan oleh Gustavo Guitererrez dengan
ekklesiologi baru dalam merefleksikan gereja secara kontekstual yakni dengan memberi
perubahan pada struktural masyarakat dan membuat sistem baru.53
Pencapaian yang diperoleh ini merupakan hasil dari kinerja yang baik yang telah
dilakukan oleh semua pengurus Koperasi Sinar Kasih termasuk anggota dalam
mengusahakan kesejahteraan bagi umat Allah tanpa harus selalu menunggu bantuan
melainkan membebaskan diri dari ketergantungan dan bersama menghadirkan Kerajaan Allah
di dunia.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Permasalahan kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bergereja, terlebih
ditengah kehidupan masyarakat yang sedang berkembang. Kebutuhan msyarakat yang terus
52
Dr. Bernard Kieser SJ , Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani 1993,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), 18
53
Rijnardus A.van Kooij, Sri Agus Patnaningsih, Yam‟ah Tsalatsa, MENGUAK FAKTA, MENATA KARYA
NYATA: Sumbangan Teologi Praktis dalam Pencarian Model Pembangunan Jemaat Kontekstual, (Jakarta: PT.
BPK Gumung Mulia,2007),41
23
meningkat ini tidak diimbangi dengan pendapatan yang diperoleh dan hal ini membuat
menjamurnya pinjaman liar terlebih di tengah kehidupan orang Kristen. Disinilah dibutuhkan
kehadiran gereja yang mampu menyentuh jemaat dengan program ekonomi, sosial dan
masyarakatnya yang tidak hanya memberi bantuan secara temporer melainkan membantu
memberdayakan jemaat sehingga mampu menciptakan kesejahteraannya sendiri. Program
diakonia melalui koperasi inilah yang mampu menjawab permaslahan jemaat.
Bentuk pelayanan diakonia ini merupakan contoh yang di teladankan oleh Yesus di
dalam masa pelayananNya. Pelayanan diakonia yang baik melalui koperasi mampu
mendorong para anggotanya untuk mengembangkan kreatifitas dalam menghadapi masalah
ekonomi serta memperhatikan kebutuhan para anggotanya. Penelitian ini menemukan
hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja Koperasi Sinar Kasih GKJ Tirta Wening,
Parakan dan GKJ Sindoro dalam membantu meningkatan ekonomi jemaat. Pelayanan
diakonia melalui koperasi yang telah dijalankan selama dua belas tahun dengan prinsip
kekeluargaan dan prinsip melayani yang berdasarkan kasih ini, terbukti mampu membantu
anggotanya dalam meningkatkan perekonomian keluarga serta mampu membuat pelayanan
diakonia melalui Koperasi Sinar Kasih ini bertahan dan terus berkembang.
5.2 Saran
Berdiakonia melalui koperasi sangatlah relevan di lakukan pada gereja-gereja baik di
desa maupun di perkotaan, sehingga beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
a. Bagi Gereja-gereja: Gereja harus menaruh perhatian yang besar terhadap program
diakonia nya. Gereja jangan berlomba untuk membangun gedung megah dan
mengabaikan keadaan di sekitarnya, yakni makin meluasnya kemiskinan, sehingga
kehadirannya tidak menjadi garam apalagi terang. Diakonia tidak cukup hanya
dengan memberi uang, sembako atau pelayanan kesehatan melainkan harus
memberdayakan serta membebaskan umat dari kemiskinan yang membelenggu. Salah
satunya melalui program koperasi. Koperasi harus dihadirkan di setiap gereja tanpa
terkecuali karena koperasi sangat cocok di terapkan di era globalisasi ini, di mana
angka kemiskinan struktural semakin bertambah.
b. Bagi Koperasi Sinar Kasih, GKJ Tirta Wening dan GKJ Sindoro: pelayanan diakonia
melalui Koperasi Sinar Kasih harus tetap dipertahankan, mengingat esensi gereja
yang harus menjadi garam dan terang bagi sekitarnya. Pelayanan koperasi terhadap
anggota yang masih sering meminjam dari tengkulak harus lebih diperhatikan dimana
24
pengurus atau koordinator wilayah perlu mengecek apa saja yang menjadi kendala
para anggota dan tindakan apa yang nantinya akan ditempuh.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, Jl.Ch.1983. Jemaat.Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia.
Amstrong, Michael.2004. Performance Management.Nyutran: Tugu Publisher.
Arianto, Widi.1997. Menjadi Gereja Misioner.Yogyakarta:Kanisius.
Bastian, Indra.2001. Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama.Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM.
Boangmanalu, J. 2008. Praeses Pdt.Cyrellus Simanjuntak: Pendidik, Misionaris dan
Motivator.Jakarta:PT. BPK Gunung Mulia.
Borrong, Robert P, 2002. Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia: 80 tahun
Prof.Dr.P.D.Latuihamallo.Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Chaniago, Arfinal.1982. Perkoperasian Indonesia.Bandung: Angkasa.
Fahmi, Irham.2010. MANAJEMEN KINERJA: Teori dan Aplikasi.Bandung: CV.Alfabeta.
Harsoyo.Y,2006. Ideologi Koperasi Menetap Masa Depan.Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Kieser, Bernhard, SJ.1992. Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah
Rohani 1993.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kooij, Rijnardus A.Van.,et al.2007. MENGUAK FAKTA, MENATA KARYA NYATA:
Sumbangan Teologi Praktis dalam Pencarian Model Pembangunan Jemaat
Kontekstual.Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Noordegraaf, A. 2004.Orientasi Diakonia Gerea.Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Purwanto,2010. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan
Pemanfaatan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ryan, Chris.2002. The Tourist Experience.London: TJI Digital,Padstow,Cornwall.
Silalahi, Ulber,2009. Metode Penelitian Sosial.Bandung: PT. Refika Aditama.
Singgih, Emmanuel Gerrit, 2000.Berteologi dalam Konteks: Pemikiran-Pemikiran Mengenai
Kontekstualisasi Teologi di Indonesia.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sitio, Arifin.,et.al.2001.Koperasi: Teori dan Praktik.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sitompul, Einar,2004 Gereja Menyikapi Perubahan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
26
Thomas, Norman E. 2000. Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia:
Melengkapi Adikarya David Bosch, Transformasi Misi Kristen. Jakarta: PT.BPK
Gunung Mulia.
Widyatmaja, Joseph. P. 2009. Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia
Transformatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Widyatmaja, Josef Purnama,2010 YESUS DAN WONG CILIK: Praksis Diakonia
Transformatif dan Teologi Rakyat di Indonesia. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Wiryono. P.,SJ.1992. Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani
1993.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Yewanggoe, Andreas A, 2009. TIDAK ADA PENUMPANG GELAP: Warga Gereja, Warga
Bangsa. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.
Yowono,Sony.2002.Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi
yang Berfokus pada Strategi Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Websites
Badan Pusat Statistik, 2003.Pendapatan Domestik Bruto Tahun 2002. Diakses tanggal 09 Juli
2014 WIB dari
http:// -
Badan Pusat Statistik, 2006. Kemiskinan di Indonesia Tahun 2002.Diakses tanggal 09 Juli
2014 WIB dari
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskin -
Departemen Keuangan, 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian. Diakses tanggal 12 Desember pukul 18:00 WITA dari
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1992/25TAHUN~1992UU.htm
Lembaga Diakonia Mitra Kasih, 2009. Model-model Diakonia. Diakses tanggal 12 Desember
2014 pukul 14:22 WITA dari
http://lembagadiakoniamitrakasih.blogspot.com/2009/12/model-model-diakonia.html
27
Website Resmi Kabupaten Temanggung, 2008. Kecamatan Parakan. Diakses tanggal 12
Januari 2015 pukul 08:30 WIB dari
http://www.temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=38
Website Resmi Kabupaten Temanggung, 2008. Kecamatan Parakan. Diakses tanggal 12
Januari 2015 pukul 08:30 WIB dari
http://www.temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=26
top related