pbl ca serviks
Post on 12-Feb-2016
61 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang berasal dari leher rahim dan
sampai saat ini tetap menjadi masalah kesehatan.1 Di negara berkembang kanker
servik masih menempati urutan pertama diantara kanker pada wanita. World Health
Organization (WHO) menyatakan hampir 75 – 80 % kasus kanker serviks terdapat di
negara – negara sedang berkembang.2 Di Indonesia, kanker serviks merupakan
masalah kesehatan karena insidennya tertinggi diantara penyakit keganasan yaitu 150-
200/100000 wanita. Selain itu kanker serviks adalah fatal karena biasanya terdiagnosis
pada stadium invasif, lanjut, bahkan terminal. Kanker serviks merupakan keganasan
yang menyerang bagian serviks dari uterus secara primer yang sampai saat ini
penyebabnya masi belum diketahui, namun berhubungan erat dengan sejumlah faktor
diantaranya infeksi HPV (Human Papilloma Virus), aktivitas seksual yang terlalu
muda, jumlah pasangan seksual yang tinggi serta kebiasaan merokok.1,3
Kanker serviks diawali oleh lesi serviks berupa displasia yang merupakan lesi
prekanker. Displasia ini dapat dideteksi melalui berbagai cara diantaranya pap smear,
gineskopi, histopatologik, dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). IVA saat ini
merupakan cara yang cukup baik digunakan saat ini berdasarkan evidence based
medicine dengan spesifisitas dan sensitifitas yang tidak berbeda dengan pap smear. 2
Keluhan yang biasanya disampaikan oleh penderita adalah keputihan,
perdarahan pervaginam yang abnormal, perdarahan setelah melakukan hubungan
seksual, perdarahan setelah menopause, gangguan kencing dan defekasi, nyeri pada
daerah pelvis, pinggang/punggung, tungkai dan keluhan-keluhan lain yang sesuai
dengan lokasi penyebaran penyakit.1,3 Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan histologik dari jaringan yang diperoleh dengan melakukan biopsi dan
hasilnya dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu tipe epidermoid, tipe adeno, dan tipe lain.
Penanganan dapat dilakukan saat lesi displasia sedangkan bila sudah didiagnosis kanser
serviks penanganan dilakukan berdasarkan stadium.1
Prognosis kanker serviks ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya umur
penderita, keadaan umum, tingkat klinik keganasan, ciri-ciri histologik sel tumor,
kemampuan ahli yang menangani, dan sarana pengobatan yang tersedia.1,2
1
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas pasien
Nama : Desak Putu Raka
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Tidak sekolah
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Br. Dinas Sekan Nusa Dua Tabanan
2.2 Anamnesis (18 Febuari 2012)
Keluhan Utama
Nyeri pada pinggang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang. Keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu, nyeri pada pinggang dirasakan pasien sepanjang hari seperti ditusuk-tusuk
sehingga sangat mengganggu aktivitas pasien. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak sampai muntah.
Pasien juga mengeluhkan BAB tidak lancar, sedangkan BAK pasien
dikatakan biasa. Keluhan keputihan sudah dikatakan berkurang dan keluhan
perdarahan pervaginam disangkal oleh pasien. Pasien juga mengatakan nafsu
makannya berkurang sejak 2 bulan yang lalu, dan saat ini pasien merasa lemas.
Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan lupa pertama kali mengalami haid. Siklus haid pasien
dikatakan teratur setiap 30 hari selama 3-4 hari. Pasien sampai saat ini sedang
memakai alat kontrasepsi spiral (IUD) dan belum dicabut.
2
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada usia 17 tahun dan sampai sekarang telah menikah selama
35 tahun dengan suaminya yang sekarang.
Riwayat Kehamilan
No Umur
kehamilan
BBL Sex Cara
Persalinan
Penolong
Persalinan
Tempat
Persalinan
Abortus Komplikasi/
KeteranganL P Ya Tidak
1 Aterm - P Spontan Dukun Rumah Tidak
2 Aterm - L Spontan Dukun Rumah Tidak
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Pasien mengatakan mengalami susah BAB sejak 2 bulan yang lalu disertai sakit
pada pinggang dan penurunan nafsu makan. Pasien juga mengatakan mengalami
keputihan dan keluar cairan seperti lendir yang berwarna putih disertai bau yang
tidak enak namun tidak disertai rasa gatal. Keluhan ini dirasakan sejak
Desember 2011. Pasien juga mengeluh keluar darah dari kemaluan, apabila
pasien berhubungan seksual. Darah keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri.
Pasien mengatakan sempat berobat ke spesialis penyakit dalam di gianyar
kemudian oleh dokter tersebut dirujuk ke dokter spesialis Obgyn, oleh dokter
tersebut pasien dikatakan mengalami kanker serviks stadium IIIB setelah
dilakukan biopsi dan karena di RS Gianyar tidak ada fasilitas Kemoterapi,
akhirnya pasien dirujuk ke RS Sanglah. Pasien telah mendapatkan program seri
kemoterapi BOMP di RSUP Sanglah. Kemoterapi BOMP seri pertama
berlangsung selama empat hari dari tanggal 21 Januari 2012 – 24 Januari 2012.
Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit
seperti yang dialami pasien saat ini.
Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki status ekonomi
yang cukup. Pasien tidak memiliki riwayat merokok atau minum alkohol.
Sedangkan beberapa anggota keluarga yang tinggal dengan pasien memiliki
kebiasaan merokok.
3
2.3 Pemeriksaan Fisik (18 Febuari 2011)
Status Present
Keadaan umum : Sedang
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 92 x/mnt
Respirasi : 22 x/mnt
Suhu aksila : 36,9 °C
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 165 cm
BMI : 16.5 kg/m2
Status General
Mata : anemia -/-, ikterus -/- , odem palpebra -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
THT : kesan tenang
Thorax:
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : ves+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abdomen : Massa (-), nyeri tekan (-), BU (+) N, distensi (-),timfani (+),
H/L : ttb
R.Inguinal : Pembesaran KGB -/-
Ekstremitas : akral hangat ++/++, edema --/--
Status Ginekologi
Inspeksi : Fluxus (-), flour (-)
PØ berdungkul, infiltrasi s/d 1/3 distal vagina
VT : Fluxus (-), flour (-)
PØ endofilik, infiltrasi s/d 1/3 distal vagina
AP : massa-/-, Nyeri +/+, kaku +/+
CD : nyeri (+), kaku (+)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah lengkap
4
WBC : 7.98 x 103µL
RBC : 4.03 x 106µL
HGB : 10.2 g/dL
HCT : 33.7 %
MCV : 83.6 fL
MCH : 25.3 pg
MCHC: 30.2 g/dL
PLT : 298 x 103µL
SGOT/SGPT : 26,0 /19,0 U/L
Albumin : 3,10 g/dL
Bun :10 mg/dL
SC :0,87 mg/dL
Natrium : 139 mmol/L
Kalium : 3,90 mmol/L
Patologi anatomi jaringan biopsi serviks (10 Januari 2012) : non keratinizing
squamous cell carcinoma, servik uteri grade II
2.5 Diagnosis
Ca cervix stadium III B pasca kemoterapi neoajuvan BOMP seri I
2.6 Penatalaksanaan
Akan dilaksanakan kemoterapi BOM II saat kunjungan ini , terdiri dari :
1. Dexamethason 5 mg IV
2. B6 200 mg diencerkan 200cc IV
3. Oncovin 2 mg dalam 200cc aquabidesh 3 jam kemudia lanjut dengan
Bleomycin 15 mg dalam 500 cc D5
4. 12 jam kemudian lanjut dengan Bleocin 15 mg dalam 500 cc D5
5. 12 jam kemudian lanjut dengan Bleocin 15 mg dalam 500 cc D5
6. Vincristine B6 dalam 200 mg + odansentrol 1 ampul
7. Primperon 1 amp IV
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Daftar Permasalahan
Saat ini pasien masih mengeluhkan nyeri pada pinggangnya. Hal ini menyebabkan
pasien sering meminta bantuan dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah
tangga. Pasien mengeluhkan penampilannya dan merasa malu karena rontok akibat
kemoterapi yang dijalani sejak satu bulan yang lalu. Hal ini membuat pasien merasa
kurang percaya diri saat bersosialisasi sehingga pasien membatasi aktivitasnya di
luar rumah.
Pasien juiga mengeluhkan berat badannya turun, hal ini disebabkan oleh karena
pasien tidak memiliki nafsu makan semenjak sakit. Selain itu pasien mengatakan
merasa sedikit mual terutama pada saat makan.
3.2 Analisis Kebutuhan Pasien
1. Kebutuhan Fisik-Biomedis
Kecukupan Gizi
Keadaan gizi pasien tergolong cukup. Menurut pengakuan pasien, dalam
sehari pasien biasa makan 2-3 kali sehari dengan uraian menu berupa nasi,
daging, sayur-sayuran, buah-buahan, kadang-kadang susu, yang diselingi
cemilan. Namun pasien mengatakan sulit untuk menghabiskan satu porsi
makanan karena nafsu makan pasien berkurang semenjak sakit.
Akses pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan pasien terbilang cukup mudah. Jarak rumah
pasien dengan Puskesmas adalah kurang lebih 2 km dan pasien dikatakan
rutin untuk datang ke puskesmas jika memiliki keluhan ringan seperti pegal-
pegal di badannya, demam, batuk dan pilek.
6
Lingkungan
- Rumah : Keadaan rumah pasien tergolong bersih dan tertata rapi
dengan lantai keramik dan ventilasi rumah yang cukup. Sumber air
minum dan MCK untuk keluarga pasien adalah dari air PDAM.
- Orang tua/keluarga : Pasien memiliki 2 orang anak, anak pertama
perempuan berumur 22 tahun sedangkan anak kedua laki-laki berumur
19 tahun. Kedua anak pasien telah menikah dan memiliki anak.
Kebutuhan emosi/kasih sayang
Pasien dan keluarganya merupakan keluarga yang harmonis. Hubungan
pasien dengan orang tua, suami dan anak-anaknya sangat dekat.. Disela-
sela kesibukan, semua anggota keluarga tetap menjaga komunikasi dan
saling memberikan dukungan. Anak dan suami pasien sangat mendukung
pasien dalam menjalani pengobatan kemoterapi.
2. Kebutuhan Bio-Psikososial
Lingkungan biologis
- Penyebab : Pasien merupakan seorang wanita usia 52 tahun dan
memiliki 2 orang anak, yang telah berhubungan sexual sejak usia 17
tahun. Dapat dikatakan kondisi ini berhubungan dengan faktor risiko
untuk terjadinya ca cerviks, yaitu usia 40-60 tahun atau 20-30 tahun
dengan riwayat berhubungan seksual pada usia muda.
- Gizi : Gizi pasien tergolong cukup. Dengan penghasilannya yang
cukup, pasien dan keluarganya dapat makan 3x sehari dengan menu
yang seimbang. Namun saat ini pasien terkadang mengeluhkan mual
yang dapat mengganggu makannya.
- Akses pelayanan kesehatan: Rumah pasien dengan puskesmas
tergolong dekat yaitu hanya berjarak kurang lebih 2 km.
Faktor psikososial
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang yang sehari-harinya
hanya diam di rumah dan juga terkadang membantu suami dalam
7
menyelesaikan pesanan ukir-ukiran. Suami pasien merupakan seorang
tukang ukir dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, dan pasien saat ini berobat di RS sanglah dengan menggunakan
jamkesmas, karena suami pasien tidak mampu membiayai pengobatan
pasien.
Berkat nasehat dan dukungan dari suami dan anak-anaknya, pasien mau
mengikuti program pengobatan yang dianjurkan. Pasien juga dikatakan
tidak pernah merasa pesimis maupun rendah diri akibat penyakitnya.
Dukungan keluarga dirasakan begitu besar dengan harapan pasien segera
sembuh.
3.3 Saran
Melakukan komunikasi, dan memberikan informasi serta edukasi yang tepat
kepada pasien dan keluarganya tentang kanker serviks agar pasien dan
keluarganya mengerti tentang pentingnya pengobatan.
Teratur untuk kontrol ke rumah sakit/poliklinik sesuai jadwal yang diberikan.
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien bahwa saat ini pasien sangat
membutuhkan dukungan dan motivasi dari mereka, mengingat penyakit yang
diderita pasien membutuhkan pengobatan yang cukup lama dan teratur.
KIE pasien agar tidak berkecil hati jika terdapat efek samping dari kemoterapi
seperti rontoknya rambut, mual muntah dan lain-lain.
KIE terhadap pasien mengenai aktivitas yang dilakukan agar tidak terlalu
berat dan membebani tubuhnya, tetapi pasien masih dapat melakukan
aktivitas yang digemarinya namun masih dalam batas kemampuan pasien.
Terus memotivasi pasien agar dapat hidup dengan segala keterbatasan akibat
penyakitnya
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknojosastro Hanifa, dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2. American Cancer Society. 2010. Cancer Facts and Figures 2010. Atlanta,
Ga: American Cancer Society
3. Anonim. 2005. Cervical cancer Risk Factors. Mayo Research Foundation.
Diunduh dari: www.mayoclinic.com (akses:18 Mei 2011)
9
5 6
U
3 2
4
1
7
LAMPIRAN
Denah Rumah Pasien
1. Merajan
2. Kamar pasien
3. Gudang
4. Kamar anak
pasien
5. Tempat MCK
6. Dapur
7. Rumah saudara
pasien
10
top related