pai 117310011-abs
Post on 06-Aug-2015
49 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN
(Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah
Oleh:
ARIF KURNIAWAN
NIM. 06410314
KEMENTERIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2011 M/1432 H
2
ABSTRAK
ARIF KURNIAWAN : Konsep Pendidikan Islam Studi Terhadap Tafsir Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah Ayat 31-32
Minimnya pemahaman, penjiwaan, penghayatan dan pengamalan peserta didik
mengenai ajaran-ajaran Islam itu, maka generasi muda penerus bangsa itu pun terjebak ke
dalam lingkaran berbagai kebejadan akhlak (dekadensi moral) karena mereka tidak memiliki
pegangan hidup atau pedoman kehidupan yang sudah gamblang dan nyata tertuang di dalam
al-Qur‟an dan as-Sunnah.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut
QS. al-Baqarah ayat 31-32, materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32 dan
mengetahui metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.
Penelitian ini bertolak dari pemikiran dasar bahwa pendidikan dalam konsepsi
ajaran Islam merupakan manifestasi dari tugas kekhalifahan ummat manusia di muka bumi.
Manifestasi ini akan bermakna fungsional jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul
dapat di beri batasan-batasan nilai moralitasnya, sehingga tugas kekhalifahan itu tidak justru
berada di luar lingkar nilai-nilai itu. Dan konsekuensinya, mengisyaratkan kepada manusia
agar dalam proses pendidikannya selalu cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari sang
Pendidik yang paling utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-„alamiin dan sekaligus
sebagai rab an-naas.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik studi kepustakaan (Library
research), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif untuk
selanjutnya akan dianalisis dengan pendekatan logika.
Dari uraian di atas, maka dapat kita ketahui bahwa: 1) tujuan pendidikan yang
terkandung dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 31-32 adalah: pertama, menyiapkan
manusia (peserta didik) untuk menjadi khalifah di muka bumi, dan mampu berperan aktif dalam mengemban amanat-amanat kekhalifahannya. Dan kedua, menyiapkan manusia (peserta didik) yang memiliki pengetahuan yang dapat bermanfaat baik untuk dirinya, maupun orang lain. 2) Materi pendidikan yang tercermin dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah
ayat 31-32, tidak hanya mendorong untuk belajar ilmu akidah, syari‟ah dan akhlak saja, juga
mendorong manusia untuk menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Al-Qur‟an
menetapkan alam semesta ini adalah „buku‟ yang harus dibaca untuk menuju ma‟rifatullah.
Sehingga al-Qur‟an mendorong pembelajaran dalam konteks yang seluas-luasnya. Jadi,
seorang muslim wajib belajar sains, karena sains menjadi salah satu alat untuk membuktikan
kekuasaan Allah, selain ayat-ayat tanziliyah (wahyu). 3) Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah
ayat 31-32, menunjukkan adanya penggunaan metode ta‟liim (memberi tahu). Ta‟liim secara
harfiah artinya memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu. Metode ta‟liim
merupakan metode dasar dalam pendidikan, bahkan dalam aktivitas komunikasi antara
seseorang dengan orang lain. Sebelum pembicaraan lebih jauh dan untuk menghindari
kesalahpahaman, maka pihak-pihak yang bersangkutan harus menyamakan pemahaman
tentang obyek yang dibicarakan, dengan cara saling memberi tahu pengenalan atau
pengetahuan tentang obyek yang dimaksud.
3
PERSETUJUAN
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN
(Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)
Oleh:
ARIF KURNIAWAN
NIM. 06410314
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Maksum, M.A Drs. H. Suteja, M.Ag
NIP. 19540809 198803 1 001 NIP. 19630305 199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan PAI
Drs. H. Suteja, M.Ag
NIP. 19630305 199903 1 001
4
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Islam Studi Terhadap Tafsir
al-Qur’an (Telaah Surat al-Baqarah Ayat 31-32)”, oleh ARIF KURNIAWAN
NIM. 06410314, telah diujikan dalam sidang munaqosah pada tanggal 26 Agustus
2011 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Cirebon, 26 Agustus 2011
Sidang Munaqosah,
Ketua, Sekretaris,
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Drs. H. Suteja, M.Ag Akhmad Affandi, M.Ag
NIP. 19630305 199903 1 001 NIP. 19721214 200312 1 003
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Dra. Hj. Nurlaela, M.Ag Drs. H. Aen Zaenudin, M.A
NIP. 19610627 198603 2 001 NIP. 19530724 198103 1 002
5
NOTA DINAS
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
di
Cirebon
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap
penulisan skripsi saudara:
Nama : Arif Kurniawan
NIM : 06410314
Judul : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-
QUR’AN (Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)
Kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diajukan kepada Dekan
Fakultas Tarbiyah untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Cirebon, Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Maksum, M.A Drs. H. Suteja, M.Ag
NIP. 19540809 198803 1 001 NIP. 19630305 199903 1 001
6
PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN (Telaah
Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32), ini beserta seluruh isinya adalah benar-
benar karya saya sendiri. Dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apapun yang
dijatuhkan pada saya.
Cirebon, Juli 2011
Yang membuat pernyataan:
ARIF KURNIAWAN
NIM : 06410314
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN (Telaah
Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32).
Sholawat serta salam semoga Allah SWT melimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan
dari semua pihak, baik berupa moril maupun materil. Untuk ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, M.A, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M.Ag, Dekan Fakutas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
3. Bapak Drs. H. Suteja, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, M.A, Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Drs. H. Suteja, M. Ag, Dosen Pembimbing II.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam memperlancar penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah diperbuat Bapak-
bapak di atas, Amiin.
i
8
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti demi
kesempurnaan skripsi ini dan semoga menjadi titik sumbangan yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Cirebon, Juli 2011.
Penulis
ii
9
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk orang-orang
yang menyayangiku…..
Kedua orang tuaku yang selalu menyayangiku
sampai akhir zaman.
Guru-guru dan dosen-dosenku yang mengajari
ilmunya dengan ikhlas.
Keluarga besarku (kakak-kakak dan adik-adikku).
Untuk teman-temanku PAI Angkatan 2006.
Dan semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Jazakumullah ...
10
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Arif Kurniawan dilahirkan di Brebes pada
tanggal 31 Desember 1987. Ayahanda bernama M. Khajirin
dan ibunda Wamroh yang beralamatkan Jl. Pulosaren Desa
Prapag Lor RT. 03/RW. 03 Kec. Losari Kabupaten Brebes.
Pendidikan yang ditempuh:
Pendidikan Tahun Tempat
SD 1994-2000 SDN 1 PRAPAG LOR
SMP 2000-2003 SMP 3 LOSARI
SMA 2003-2006 MAN BUNTET PESANTREN CIREBON
S1 2006-2011 IAIN SYEKH NURJATI
11
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................................. 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................. 9
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 10
E. Langkah-Langkah Penelitian................................................................... 16
BAB II TAFSIR TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 31-32 ..................... 18
A. Teks dan Terjemahan Qur‟an Surat al-Baqarah Ayat 31-32 ................... 18
B. Penjelasan Mufradat ................................................................................ 18
C. Tafsir Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 menurut Para Mufasir ......... 22
BAB III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM ........................................................... 32
A. Hakikat Pendidikan ................................................................................. 32
B. Karakteristik Pendidikan Islam ............................................................... 48
C. Tujuan Pendidikan Islam ......................................................................... 54
BAB IV KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
DALAM QS. AL-BAQARAH AYAT 31-32 ............................................ 62
A. Tujuan Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 .......... 62
B. Materi Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 ........... 66
C. Metode Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 ......... 71
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di masa ini, masalah pendidikan yang masih saja menjadi bahan diskusi
bahkan masih dipertanyakan sejak mulai pendidikan prasekolah hingga
pendidikan tinggi, adalah bagaimana membangun kerangka pendidikan yang
berkesinambungan sehingga didapatkan hasil yang optimal dari proses
pendidikan.
Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup
individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.
Melalui pendidikan, setiap potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT dapat
dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di
muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan perbuatan manusiawi oleh karena
itu pendidikan lahir dari pergaulan antar orang dewasa dan orang yang belum
dewasa dalam suatu kesatuan hidup (Hasbullah, 2005: 5).
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar
dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya
memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Namun, apabila kita amati berita-
berita di media massa, anak yang durhaka kepada orang tuanya, sudah bukan
lagi seperti hanya dalam dongeng “Malin Kundang” atau “Sangkuriang-Dayang
Sumbi” saja, melainkan sudah merupakan kejadian nyata. Ada anak membunuh
2
ayah atau ibu kandungnya, atau neneknya hanya karena permintaan si anak tidak
dipenuhi. Untuk menambah uang jajan, ada sejumlah anak menipu kedua orang
tuanya, atau mencuri barang berharga milik mereka, serta tindakan kriminal yang
merisaukan masyarakat.
Akibat minimnya pemahaman, penjiwaan, penghayatan dan pengamalan
peserta didik mengenai ajaran-ajaran Islam itu, maka generasi muda penerus
bangsa itu pun terjebak ke dalam lingkaran berbagai kebejadan akhlak
(dekadensi moral) karena mereka tidak memiliki pegangan hidup atau pedoman
kehidupan yang sudah gamblang dan nyata tertuang di dalam al-Qur‟an dan as-
Sunnah. Allah SWT berfiriman:
Artinya:
“Katakanlah (hai Muhammad): „Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh
Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang
yang musyrik” (QS. al-An‟am: 161) (Hasbi Ashshiddiqi dkk, 1977:
216).
Demikian juga dengan kasus pornografi dan pornoaksi di kalangan peserta
didik mulai dari level SLTP, SLTA hingga mahasiswa sebagai agent of
intellectuality (pendukung ilmu-pengetahuan). Dalam kesehariannya, ternyata
3
mereka sudah tidak lagi merasa berdosa jika pakaian yang mereka kenakan itu
justru memamerkan aurat. Lebih dari itu kita saksikan pula dari berita media
massa, bahwa para pelajar kita sudah banyak yang terlibat ke dalam pergaulan
bebas dengan lawan jenis tanpa ikatan nikah. Sehingga menurut I Nyoman Naya
MA, peneliti masalah remaja yang pendapatnya dikutip Abu al-Ghifari (2002:
18), berpendapat bahwa kenakalan remaja kini bukan lagi kenakalan biasa tapi
sudah menjurus pada tingkat kriminalitas.
Kasus lemahnya kadar Iman, Islam, dan Ikhsan dari para pelajar itu juga
berakibat pada meningkatnya gejala “kenakalan remaja” yang menjurus pada
tindak melanggar agama, susila, budi pekerti atau tindak kriminal, yang sering
diistilahkan dengan sebutan crossboys atau remaja yang menyimpang. Generasi
muda kita menjadi mudah terjerumus ke dalam lembah maksiat, pecandu
minuman keras (miras), narkotik, obat terlarang dan zat adiktif (narkoba), atau
perzinahan yang sudah menjadi gaya hidup remaja sekarang.
Oleh karena itu, pantas jika periode ini dikatakan sebagai periode
keberingasan. Buktinya perkosaan dan perkelahian pelajar yang dulu hanya
terbatas di Jakarta, kini merambah di kota-kota lainnya seperti Bandung,
Surabaya, Semarang, dan lain-lain. Bahkan akhir-akhir ini perkelahian antar
kampung sudah menjadi trend. Bukan hal mustahil masa mendatang akan lahir
geng-geng sebagai konsekuensi logis dari hukum rimba (Abu al-Ghifari, 2002:
16).
4
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun
2003 menyebutkan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Menurut Zakiah Darajat, dalam Nur Uhbiyati (1999: 41), mengatakan
bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan yaitu kepribadian seseorang
yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa. Insan kamil artinya
manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan
normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa
pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi
dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan
sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam
semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.
Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam ialah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Artinya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan
5
rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung
jawab terhadap diri, masyarakat dan bangsa.
Namun, penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan
nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi
sebaliknya yang terjadi. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah
menjadi industri bisnis, yang memiliki visi dan misi yang pragmatis. Pendidikan
diarahkan untuk melahirkan individu-individu pragmatis yang bekerja untuk
meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memakmuran diri,
perusahaan dan Negara. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan
secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai
keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak
didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak
akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab. Pendidikan
yang bertujuan pragmatis dan ekonomis sebenarnya merupakan pengaruh dari
paradigma pendidikan Barat yang sekular.
Sebenarnya, agama Islam memiliki tujuan yang lebih komprehensif dan
integratif dibanding dengan sistem pendidikan sekular yang semata-mata
menghasilkan para anak didik yang memiliki paradigma yang pragmatis. Dalam
Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja,
melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education). Jauh sebelum orang-
orang Barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup.
6
Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas
keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya
mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk
menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang terkait urusan
ukhrowi saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan pengetahuan yang terkait
dengan urusan duniawi juga. Karena tidak mungkin manusia mencapai
kebahagiaan hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini.
Sehingga oleh Hujair AH. Sanaki (2003: 142) menyebut istilah tujuan
pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya
sebenarnya pendidikan Islam telah memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu
“Rohmatan Lil „Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis
pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi
dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan
manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam
rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan
lestari.
Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 31-32:
7
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!. Mereka menjawab: “Maha
suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Baqarah: 31-32)
Al-Quran merupakan sumber dan pedoman yang pertama dalam
membentuk akhlakul karimah sedangkan sumber yang kedua adalah As-Sunnah.
Manusia diciptakan Allah mempunyai tugas-tugas sendiri yang berupa Hablum
Minallah dan Hablum Minannas, maka akhlaklah yang mempunyai kedudukan
terpenting dalam menjaga hubungan tersebut.
Islam merupakan agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Allah
kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada
hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja,
akan tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia. (Nasution, 1985: 24).
Salah satu diantaranya yaitu mengatur interaksi antar individu dan masyarakat.
Di dalam interaksi tersebut akan terjadi komunikasi antar individu yang mana
akan mewujudkan berbagai perilaku, baik itu perilaku positif maupun perilaku
negatif.
8
Berdasarkan wacana dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang konsep pendidikan islam dengan mengupas al-Qur‟an surat al-
Hajj ayat 41 dengan analisis tafsir yang akan dituangkan dalam sebuah judul:
“Konsep Pendidikan Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur’an (Telaah Surat al-
Baqarah Ayat 31-32)”.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi ini penulis membagi ke dalam tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah Tafsir Tarbawi.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan normatif
kewahyuan. Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneliti sumber
literatur yang terkait dengan judul, utamanya penafsiran al-Qur‟an tentang
Konsep Pendidikan Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (Telaah Surat
al-Baqarah ayat 31-32).
9
c. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam penelitian ini berbentuk eksploratif ialah menelaah
dan mengkaji problematika penafsiran tentang Konsep Pendidikan Islam
Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (al-Baqarah ayat 31-32).
2. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam masalah
yang dibahas, maka penulis akan membatasinya pada Konsep Pendidikan
Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (Telaah Surat al-Baqarah ayat 31-32).
Adapun ayat-ayat lain tidak menjadi objek penelitian penulis.
3. Pertanyaan Penelitian
Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tujuan pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?
2. Bagaimana materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?
3. Bagaimana metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tujuan pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.
2. Mengetahui materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.
3. Mengetahui metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.
10
D. Kerangka Pemikiran
Konsep pendidikan menurut al-Qur‟an merujuk kepada informasi al-
Qur‟an mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas kepada
manusia semata yakni dengan menempatkan Allah sebagai pendidik yang Maha
Agung. Konsep pendidikan al-Qur‟an sejalan dengan konsep pendidikan Islam
yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib.
Tarbiyah berasal dari kata rabba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah
selaku murabbi (pendidik) sekalian alam. Kata rabb (Tuhan) dan murabbi
(pendidik) berasal dari akar kata seperti termuat dalam ayat al-Qur‟an:
Artinya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”
(QS. al-Israa: 24).
Menurut Syed Naquib al-Attas yang pendapatnya dikutip Jalaluddin
(2003: 115), al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara,
menjaga, dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan
tumbuhan. Sedangkan Samsul Nizar (2001: 87), menjelaskan kata al-tarbiyah
mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan,
11
mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi
baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah.
Kata rabb dalam al-Qur‟an diulang sebanyak 169 kali dan dihubungkan
pada objek-objek yang sangat banyak. Pada rabb ini juga sering dikaitkan
dengan kata alam, sesuatu selain Tuhan. Pengkaitan kata rabb dan kata alam
tersebut seperti pada surat al-A‟raf ayat 61:
Artinya:
“Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun
tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam” (QS. al-A‟raf: 61).
Pendidikan diistilahkan dengan ta‟dib yang berasal dari kata kerja addaba.
Kata al-ta‟dib diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada
pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik (Samsul
Nizar, 2001: 90). Kata ta‟dib tidak dijumpai langsung dalam al-Qur‟an tetapai
pada tingkat operasional, pendidikan dapat dilihat pada praktek yang dilakukan
oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan pendidikan
islam, sejalan dengan tujuan Allah mengutus beliau kepada manusia yaitu untuk
menyempurnakan akhlak (Jalaluddin, 2003: 125). Allah juga menjelaskan, bahwa
sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan bagi kamu sekalian.
12
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. al-Ahzab:
21).
Pendidikan disebut dengan ta‟lim yang berasal dari kata „allama
berkonotasi pembelajaran yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan.
Dalam kaitan pendidikan ta‟lim dipahami sebagai proses bimbingan yang dititik
beratkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik (Jalaluddin, 2003:
133). Proses pembelajara ta‟lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-
Qur‟an ketika penciptaan Adam as. oleh Allah SWT. Adam as. sebagai cikal
bakal dari makhluk berperadaban (manusia) menerima pemahaman tentang
konsep ilmu pengetahuan langsung dari Allah SWT sedang dirinya (Adam as)
sama sekali kosong. Sebagaimana tertulis dalam QS. al-Baqarah ayat 31-32:
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha
13
suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Baqarah: 31-32).
Dari ketiga konsep di atas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta‟lim dan
ta‟dib. Ketiga konsep tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan
teleologis (tujuan) dalam pendidikan islam sesuai al-Qur‟an yaitu membentuk
akhlakul karimah.
Pendidikan dalam konsepsi ajaran Islam merupakan manifestasi dari tugas
kekhalifahan ummat manusia di muka bumi. Manifestasi ini akan bermakna
fungsional jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul dapat di beri batasan-
batasan nilai moralitasnya, sehingga tugas kekhalifahan itu tidak justru berada di
luar lingkar nilai-nilai itu. Dan konsekuensinya, mengisyaratkan kepada manusia
agar dalam proses pendidikannya selalu cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari
sang Pendidik yang paling utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-
„alamiin dan sekaligus sebagai rab an-naas.
Pendidikan Islam memahami alam dan manusia sebagai totalitas ciptaan
Allah, sebagai satu kesatuan, di mana manusia yang diberi otoritas relatif untuk
mendayagunakan alam, tidak bisa terlepas dari sifat ar-rahman dan ar-rahim
Allah yang termasuk sifat ke-rubbubiyyahan-Nya. Oleh karena itu pendidikan
sebagai bagian pokok dari aktifitas pembinaan hidup manusia harus mampu
mengembangkan rasa kepatuhan dan rasa syukur yang mendalam kepada Khaliq-
14
nya. Sehingga beban tanggungjawab manusia tidak ditujukan kepada selain
Allah. Inilah sebenarnya makna tauhid yang mendasari segala aspek pendidikan
Islam.
Atas dasar ketauhidan tersebut, pendidikan Islam haruslah mendasarkan
orientasinya pada penyucian jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu
meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkatan ikhsan yang mendasari
seluruh kerja kemanusiaannya (amal sholeh).
Dari orientasi pendidikan Islam ini, maka asas pendidikan Islam tidak lain
adalah berupaya mengefektifkan aplikasi-aplikasi nilai-nilai agama yang dapat
menimbulkan transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia,
masyarakat, dan dunia pada umunya (Syamsul Arifin, 1996: 166-167).
Manusia adalah makhluk rohaniah, di samping ia juga makhluk jasmaniah,
biologis. Tiga potensi dasar yang dimiliki manusia sebagai khalifah adalah:
fitrah, unifikasi ruh dan jasad, dan kemampuan untuk berkehendak (qudrah, free
will) (Abdullah Abdurrahman Shalih, 1991: 170). Dalam dunia pendidikan
manusia dibedakan dari makhluk-makhluk lain semisal jin, malaikat, dan
binatang karena ketiga potensi dasar tersebut. Karena ketiga potensi dasar itu
pula manusia diberi amanat dan didaulat oleh Allah SWT untuk menjadi
khalifah-Nya di bumi ini (Suteja, 2009: 28).
Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Khalifah, baik Adam AS
maupun keturunannya diberi kepercayaan atau amanat untuk mengelola bumi
15
demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh umat manusia serta kemanusiaan.
Namun manusia sebagai khalifah Allah tidak mungkin melaksanakan tugasnya,
kecuali dibekali dengan potensi-potensi yang memungkinkan dirinya
mengemban tugas dan amanat tersebut. Al-Qur‟an menyatakan, manusia
memiliki karakteristik unik sejak mula manusia mempunyai fitrah baik. Manusia
tidak mewarisi dosa hanya akibat pengusiran Nabi Adam AS dari surga
(Abdullah Abdurrahman Shalih, 1991: 70).
Manusia yang dianggap layak sebagai khalifah tidak akan dapat
memegang tanggung jawab sebagai khalifah kecuali ia dilengkapi dengan
potensi-potensi yang memungkinkannya berbuat demikian. Al-Qur‟an
menyatakan bahwa, ada beberapa ciri yang dimiliki manusia sehingga layak
menjadi khalifah. Dari segi fitrahnya, manusia sejak lahir adalah baik dan tidak
mewarisi dosa Adam as. Ciri ketiga adalah manusia dikaruniai kebebasan
kemauan (iradah). Ciri keempat adalah akal yang memungkinkan manusia
melakukan pilihan antara baik dan buruk. Keempat ciri inilah yang membedakan
manusia sebagai khalifah dari makhluk-makhluk lain, dan tujuan tertinggi dari
pendidikan Islam adalah membina individu-individu yang akan menjadi khalifah
(Hasan Langgulung, 1995: 57-58).
16
E. Langkah-Langkah Penelitian
Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi ke dalam lima langkah,
yaitu metode penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan di bawah ini:
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian skripsi ini adalah jenis data kualitatif yang
menyangkut data tentang masalah yang akan dibahas, yaitu Konsep
Pendidikan Islam.
2. Sumber Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi sumber data ke dalam dua
bagian, yaitu:
a. Sumber data primer, yaitu literatur utama tentang pembahasan tafsir
Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32, yaitu Tafsir al-Thabari, Tafsir al-
Baghawi Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Maraghi, Tafsir Fi Dhilal al-Qur‟an,
dan Tafsir al-Misbah.
b. Sumber data sekunder, yaitu literatur pelengkap yang sesuai dengan
pembahasan, yaitu Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Holistik Mengenai
Tujuan Pendidikan Nasional, Pengantar Filsafat Pendidikan, Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Pengantar Ilmu Tafsir, Metodologi
Tafsir al-Qur‟an, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
17
3. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah tafsir tahlili, yaitu
penulis membahas ayat al-Qur‟an sesuai dengan tema atau judul yang telah
ditetapkan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik studi kepustakaan (Library
research), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi
obyek penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif untuk
selanjutnya akan dianalisis dengan pendekatan logika.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-
Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1991. Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut al-
Qur‟an serta Implementasinya. Bandung: Diponegoro.
Azizy, Ahmad Qodri. 2000. Islam dan Permaslahan Sosial; Mencari Jalan Keluar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azra Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
al-Baidhowi, Nashiruddin Abi said Ibn Umar Muhammad al-Syaerozi. 1988. Tafsir
al-Baidhowi; Anwarul Tanzil wa Asrarul Ta‟wil. Bairut Libanon: Darul
Kutub al-Ilmiyah.
al-Baghdadi, Abu Fadl Syihabuddin Sayyid Mahmud al-Alusi. 2005. Ruhul Ma‟ani
Jilid VII. Beirut Lebanon: Darul Kutub al-„Ilmiyah.
al-Ghifari, Abu. 2002. Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern. Bandung:
Mujahid.
al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad al-Anshari. 2008. Tafsir al-
Qurthubi Jilid VI. Beirut Lebanon: Darul Fikr.
al-„Asqalani, al-Imam al-Hafidz ibnu Hajar. Fathul Bari bi Syarh Shahihul Bukhari”.
Bairut: Darul Maarif, tt.
__________. 2003. Bulughul Maram. Mesir: Darul „Aqidah.
al-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Ushulut Tarbiyah Islamiyah wa Asalibiha fi Baiti
wal Madrasati wal Mujtama', Cet. II, Terj., Shihabuddin. Jakarta: Gema
Insani Press.
al-Nawawi. 1982. Sahih Muslim bi Syarhi al-Nawawi Juz VII. Beirut: Darul Fikr.
al-Rifa‟i, Muhammad Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibn Katsir Jilid 3. Jakarta:
Gema Insani.
al-Thabari, Ja‟far Muhamaad ibn Jarir. 1996. Tafsir al-Thabari; Jami‟ul Bayan
Ta‟wilul Qur‟an. Bairut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Bahreisy, Salim. 1993. Terjemah Tafsir Ibn Katsir. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
86
Bahreisy, Hussein. 1980. Himpunan Hadits Pilihan: Hadits Shahih Bukhari.
Surabaya: al-Ikhlas.
Dewantara, Ki Hadjar. 1962. Karja Ki Hadjar Dewantara. Jogjakarta: Percetakan
Taman Siswa.
Drost, J. Mengajar adalah Mendidik. Kompas, 2 Mei 1998.
Gojali, Nanang. 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. STAIN Cirebon.
Hitami, Munzir. 2004. Menggagas Kembali Pendidikan Islam. Yogyakarta: Infinite
Press.
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Latif, Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progressif.
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
__________. 2009. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat at-Tarbawiy).
Jakarta: Rajawali Press.
Nur Uhbiyati & Abu Ahmadi. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Qardhawi, Yusuf. 1998. al-Quran Berbicara Akal dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Gema Insani Press.
Sadulloh, Uyoh. 2007. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sanaki, AH. Hujair. 2003. Paradigma Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat
Madani Indonesia. Yogyakarta: Safiria Insani Pers.
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i atas berbagai
persoalan umat. Bandung: Mizan.
Shihab, Quraish. 2005. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur'an
Cetakan Ketiga, Vol. 9 . Jakarta: Lentera Hati.
Suteja. 2009. Pendidikan Berbasis al-Quran (Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan). Cirebon:
Pangger Press.
Syadid, Muhammad. 2003. Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam al-Quran.
Jakarta: Robbani Press.
87
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Taqiyuddin. 2008. Sejarah Pendidikan: Melacak Geneologi Pendidikan Islam
Indonesia. Bandung: Mulia Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia, 2003.
Widodo, Sembodo Ardi. 2008. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. Jakarta:
PT. Nimas Multima
Yasin, As‟ad, dkk. 2004. Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an: di Bawah Naungan al-
Qur‟an Jilid 8. Jakarta: Gema Insani Press.
top related