p u t u s a n nomor 126/pid/2015/pt bdg. demi ... 2015...halama 1 dari 16 hal putusan no...
Post on 22-Feb-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Halama 1 dari 16 hal putusan No :126/Pid/2015/PT Bdg
P U T U S A N
Nomor 126/Pid/2015/PT Bdg.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara
Praperadilan dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara :
FEDERICK RENALDI umur 33 tahun, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat
tinggal di Jalan Panjunan No.98 Rt.001 Rw.008 Kelurahan Panjunan,
Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya : HERMANTO, S.H.,M.H. Advokat/Penasihat Hukum, beralamat di
Jalan Merdeka No. 5A Kota Cirebon, berdasarkan surat kuasa, tertanggal 19
Maret 2015.
------------------ PEMBANDING, semula PEMOHON PRAPERADILAN ;
L a w a n
KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA Cq KEPALA KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA BARAT Cq KEPALAKEPOLISIAN RESORT CIREBON KOTA, berkedudukan di Jalan Veteran
No.5 Kota Cirebon dalam hal ini diwakili oleh kuasanya 1. AKP.
HIDAYATULAH,SH,SIK 2. IPTU RIZKA FADHILA,SH 3. IPDA OMANG
SUPARMAN,SH,MH 4. AIPTU DANI 5. AIPTU H.DEDEN MUSTOPA,
masing-masing Anggota POLRES CIREBON KOTA berdasarkan surat kuasa
khusus tertanggal 05 Maret 2015 dan Surat Perintah tanggal 04 Maret 2015
Nomor Sprin/251/III/2015.
------------------- TERBANDING, semula TERMOHON PRAPERADILAN ;
PENGADILAN TINGGI tersebut ; ---------------------------------------
Setelah membaca berkas perkara maupun surat-surat lain yang
berkenaan dengan perkara ini sebagaimana terlampir dalam berkas perkara
;-
Menimbang bahwa dari berkas dan surat-surat tersebut ternyata
bahwa sekarang bahwa PEMBANDING sebagai PEMOHON
Halama 2 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
PRAPERADILAN, telah mengajukan permohonan sidang pemeriksaan
praperadilan dimuka sidang Praperadilan Pengadilan Negeri Cirebon atas
dalil dan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bahwa Pemohon pada hari Sabtu, tanggal 9 Januari 2010 telah
melaporkan Kepada pihak yang berwajib (TERMOHON) tentang Peristiwa
dugaan tindak Pidana PENIPUAN dan atau PENGGELAPAN
sebagaimana bukti Surat Penerimaan Laporan Nomor :
B/22/1/2010/JBR/WILCRB/RESTA CRB;
2. Bahwa terhadap laporan tersebut diatas pada point 1 PEMOHON
telah menerima surat perihal pemberitahuan perkembangan hasil
penyidikan (SP2HP) yang pertama kali dari TERMOHON tertanggal
13 Januari 2010 dan ditindak lanjuti dengan klarifikasi secara
langsung dengan Penyidik oleh PEMOHON dalam rangka
menanyakan perkara a quo;
3. Bahwa atas klarifikasi langsung tersebut pada tanggal 1 Pebruari 2010
di ruangan UNIT II telah ternyata diperoleh informasi dari Penyidik
(TERMOHON) terkait dengan perkembangan perkara In Casu yaitu
dengan telah ditetapkan PARA TERSANGKA antara lain :
- Status saudara Wahyu Slamet sebagai TERSANGKA DALAM Pasal
378 KUHP dan 372 KUHP;
- Status Saudara BUDI SUTRISNO Bin SUWARDI sebagai
TERSANGKA dalam Pasal 55 KUHP Jo 56 KUHP Jo 480;
- Status saudara SURYO anak dari ANTONIOUS MULYONO sebagai
TERSANGKA dalam pasal 480 KUHP Jo 481 KUHP;
4. Bahwa menurut beberapa peraturan Perundang-undangan yang
berlaku antara lain:
- Pasal 1 butir 24 KUHAP.
"LAPORAN adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang
karena hak dan kewajiban berdasarkan undang-undang Kepada pejabat
yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya
peristiwa Pidana".
Selanjutnya " Bahwa dalam Buku Petunjuk Pelaksana tentang Proses
Penyidikan Tindak Pidana yang telah ditetapkan oleh kepala kepolisian
Republik Indonesia tertanggal 11 September 2000 yang pada pokoknya
Halama 3 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
dalam kegiatan penyidikan telah disebutkan : setelah diketahui bahwa
suatu peristiwa yang terjadi diduga atau merupakan tindak Pidana
SEGERA dilakukan penyidikan melalui kegiatan-kegiatan Penyelidikan,
Penindakan, Pemeriksaan serta Penyelesaian dan Penyerahan berkas
perkara".
- Pasal 2 Undang-undang RI No. 2 Tahun 2004 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia telah menyebutkan hal FUNGSI KEPOLISIAN adalah
sebagai berikut :
" Salah satu fungsi Pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan Hukum,
Perlindungan, Pengayoman, dan Pelayanan Kepada Masyarakat "
sebagaimana kewajiban Anggota POLRI salah satunya adalah "
Memperhatikan dan Menyelesaikan dengan sebaik-baiknya laporan
dan/atau pengaduan masyarakat " (Vide Pasal 4 Peraturan Kapolri
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin
Anggota Kepolisian Republik Indonesia).
5. Bahwa dari hasil Kerja pihak kepolisian (TERMOHON) kemudian
sampailah pada telah disidangkannya 2 TERSANGKA dalam perkara a
quo dengan TERSANGKA Sdr. WAHYU SLAMET Alias APEP Bin
SOEPARDI yang saat ini telah berstatus NARAPIDANA dengan
putusan Pengadilan selama 3 Tahun 6 Bulan (Vide : Putusan No.
61/Pid.B/2010/PN.Cn, tertanggal 17 Mei 2010) dan telah berkekuatan
hukum tetap, dan TERSANGKA Sdr. BUDI SUTRISNO Bin SUWANDI
saat ini juga telah divonis bersalah dengan Putusan Pengadilan No.
131/Pid.B/2010/PN.Cn, tertanggal 9 Desember 2010 dan telah
berkekuatan Hukum tetap Pengadilan Negeri Cirebon dan juga telah
berstatus NARAPIDANA ;
6. Bahwa Pemohon selaku salah satu masyarakat sangatlah berharap atas
pertanggung jawaban hasil pengembangan dalam perkara a quo sehingga
sangatlah Rasional dan berdasarkan Hukum Jika dalam Perkara a quo
semua TERSANGKA dapat dilanjutkan dalam Persidangan yang bersifat
terbuka yang mana semua faktanya akan dapat diketahui secara
kebenaran material ;
Vide Pasal 80 KUHAP : "Permintaan untuk memeriksa sah atau
tidaknya Penghentian Penyidikan atau penuntutan dapat diajukan
Halama 4 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
oleh penyidik atau penuntut umum atau Pihak ketiga yang
berkepentingan kepada Ketua Pengadilan Negeri dengan
menyebutkan alasannya". Sebagaimana dalam Pasal Tersebut telah
memberikan penjelasannya yaitu bermaksud untuk menegakan
hukum, keadaan, dan kebenaran melalui sarana pengawasan secara
horizontal.
7. Bahwa Penyidik (TERMOHON) dalam hal ini adalah mewakili dalam
Kepentingan PUBLIK tentunya sangatlah beralasan hukum jika
permasalahan Hukum a quo segera dapat terjawab tidak sampai
berlarut-larut (Vide : butir 3 SP2HP tertanggal 13 Januari 2010) dengan
telah adanya alasan hukum yang jelas terlebih dalam persoalan hukum
tersebut selain didukung oleh Putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap juga telah diperiksanya seorang Ahli Pidana
oleh pihak Penyidik Kepolisian Resor Kota Cirebon (Vide : Surat
KAPOLRESTA No. B / 1562 / 2010 / Reskrim, tertanggal 1 Juni 2010);
8. Bahwa dalam keterangan ahli hukum Pidana yang pada pokoknya menurut
keterangannya bahwa saudara SURYO anak dan ANTONIUS MULYONO
selaku TERSANGKA dalam Pasal 480 KUHP Jo 481 KUHP yang telah
ditetapkan oleh TERMOHON adalah sudah tepat dan beralasan hukum.
9. Bahwa selain dari itu pula dalam faktanya dipersidangan baik saudara
WAHYU SLAMET dan saudara BUDI SUTRISNO (Keduanya telah di Vonis
bersalah secara Hukum) telah memberikan keterangannya yang pada
pokoknya saudara SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO TELAH
MEMBELI 403 Unit HP jauh dari harga pasaran dan selain keterangan
tersebut keduanya secara bersama-sama didepan Majelis Hakim pemeriksa
perkara meminta keadilan untuk supaya saudara SURYO anak dari
ANTONIUS juga diadili dengan alasan telah ikut terlibat dalam persoalan a
quo dengan Faktanya telah memperoleh keuntungan yang besar dikarenakan
pembeliannya tersebut yang dibawah harga pasaran yang sebenarnya dan
merupakan hasil dari suatu kejahatan ;
10. Bahwa kemudian dari pengembangan laporan PEMOHON Nomor
sebagaimana bukti surat tanda penerimaan laporan Nomor :
B/22/I/2010/JBR/WIL.CRB/RESTA CRB salah satu TERSANGKA yaitu
SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO dihentikan penyidikannya
sementara sambil menunggu bukti baru dengan alasan belum cukup bukti
Halama 5 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
sebagaimana disebutkan dalam Surat Ketetapan Nomor Sp.Tap/30.b/VII/2010/
Reskrim, tertanggal 23 Juli 2010 tentang penghentian penyidikan ;
11. Bahwa alasan yang disampaikan TERMOHON tentang dihentikan
penyidikannya sementara sambil menunggu bukti baru dengan alasan belum
cukup bukti tersebut adalah tidak masuk akal dan tidak berdasarkan hukum
sebab keterangan saksi adalah salah satu alat bukti, keterangan terdakwa
adalah satu alat bukti, maka berkaitan keduanya akan memunculkan alat bukti
Iainnnya yang merupakan alat bukti petunjuk, dan dengan adanya tiga alat bukti
tersebut cukup bagi hakim untuk membuat suatu pertimbangan guna
menjatuhkan suatu putusan, terlebih 2 (dua) orang TERSANGKA Iainnya telah
di VONIS BERSALAH dan PUTUSANNYA tersebut telah berkekuatan hukum
tetap sehingga PUTUSAN tersebut bisa dijadikan Bukti pula dan juga termasuk
bukti baru (Novum) yang dimaksud oleh TERMOHON.
12.Bahwa alasan tesebut tidak masuk akal dan tidak berdasarkan hukum dari
TERMOHON adalah salah satunya Surat Ketetapan Nomor
Sp.Tap/30.b/VII/2010/Reskrim, tertanggal 23 Juli 2010 tentang
penghentian penyidikan yang diterbitkan TERMOHON tersebut tidak
memenuhi syarat Administrasi yang dibenarkan oleh hukum yaitu :
- Tidak adanya SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL
PENYIDIKAN (SP2HP) terlebih dahulu yang diberitahukan kepada
PEMOHON dengan kata lain seharusnya ada SP2HP dulu sebelum
adanya SP3;
Vide : Pasal 39 ayat (1) Peraturan Kapolri No. 12 tahun 2009
tentang Pengawasan dan Pengendalian penanganan perkara
Pidana dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia : "Dalam hal
menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan, penyidik wajib
memberikan SP2HP kepada pihak PELAPOR baik diminta atau tidak
diminta secara berkala paling sedikit 1 kali setiap bulan ".
- TERMOHON pada saat itu telah tidak memenuhi ketentuan SURAT
KEPUTUSAN KABARESKRIM No. Pol: Skep/P2/X11/2006/BARESKRIM
"tentang Naskah sementara pedoman " TATA CARA
PENYELENGGARAAN ADM INISTRASI PENYIDIKAN" pada BAB II "
Tata cara pelaksanaan Administrasi Penyidikan yang merupakan isi
berkas perkara" huruf d "tentang surat-surat" point 2 huruf b " tentang
Halama 6 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
surat-surat Penghentian Penyidikan (SP3)" Jo BAB III Administrasi Jo
BAB IV "PENUTUP" tertanggal 15 Desember 2006 antara lain yaitu :
a. Bahwa TERMOHON dalam surat ketetapan Penghentian
Penyidikan tersebut dalam hal Pertimbangan/menimbang : Tidak
terdapat kalimat "Ahli Pidana" sehingga sangatlah jelas dalam
pertimbangannya tersebut tidak mempertimbangkan tentang adanya
keterangan AHLI PIDANA padahal faktanya AHLI PIDANA
berdasarkan Surat KAPOLRESTA No. B / 1562/ 2010/Reskrim
tertanggal 1 juni 2010 telah diperiksa dan hasilnya adalah penetapan
saudara SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO sebagai
TERSANGKA adalah sudah TEPAT dan telah memenuhi unsur-unsur
Pidana dan Telah cukup Bukti.
b. Bahwa TERMOHON dalam pertimbangan "DASAR" tidak terdapatnya
point keterangan yang menyebutkan tentang surat pemberitahuan
dimulai penyidikan (SPDP) karena dalam FAKTANYA telah dilakukan
Penyidikan dan SURYO anak ANTONIUS MULYONO telah berstatus
TERSANGKA;
c. Bahwa TERMOHON dalam Surat Ketetapannya tidak memperhatikan
hal-hal antara lain : RESUME HASIL PENYIDIKAN terhadap
TERSANGKA SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO yang
menurut hasil penyidikan adalah telah memenuhi Unsur Tindak Pidana
dan tidak terdapatnya laporan hasil gelar perkara luar biasa yang
seharusnya dicantumkan dalam ketetapannya tersebut ;
d. Bahwa terhadap tidak diperhatikannya surat yang telah disampaikan
oleh PEMOHON kepada Termohon terkait persoalan hukum tentang
keberatan dan permohonan tindak lanjut perkara atas nama
Tersangka SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO seharusnya
dijadikan sebagai salah satu pertimbangan hukum Pula oleh
TERMOHON;
e. Bahwa TERMOHON dalam Keputusannya pula telah menetapkan
sesuatu yang bersifat tidak TEGAS yaitu terdapatnya Kalimat
"MENGHENTIKAN PENYIDIKAN SEMENTARA" sehingga sangatlah
beralasan hukum ketetapan tersebut adalah tidak berdasarkan
ketentuan Hukum yang berlaku.
Halama 7 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
f. Bahwa ketidaktegasan tersebut yang telah dilakukan oleh Pihak
TERMOHON dapat dikualifikasikan adanya pelanggaran prosedur
penghentian penyidikan sebagaimana yang telah diatur saat itu dalam
BAB XI "tentang penyelesaian perkara" bagian kesatu "penghentian
penyidikan" paragraph 3 "tentang prosedur penghentian penyidikan",
Pasal 121 ayat (1) dan (2) peraturan Kapolri No.12 tahun 2009 tentang
pengawasan dan pengendalian pengamanan Perkara Pidana
dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia yang pada pokoknya
berbunyi : "Penghentian penyidikan hanya dapat dilaksanakan setelah
dilakukan tindakan penyidik secara maksimal dan Keputusan
penghentian penyidikan tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah
melalui 2 (dua) tahapan gelar perkara luar biasa".
Kemudian selanjutnya gelar perkara LUAR BIASA seharusnya dihadiri
oleh saksi AHLI dan PELAPOR (Vide : Pasal 122 (1) Peraturan Kapolri
No. 12 tahun 2009 tentang Pengawasan pengendalian pengamanan
perkara Pidana dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia).
g. Bahwa TERMOHON tidak menggunakan bentuk atau format yang
ditentukan/diatur dalam buku petunjuk administrasi POLRI/tidak sesuai
dengan SURAT KEPUTUSAN KABARESKRIM No.Pol.:Skep / P2 / XII /
2006 /BARESKRIM tersebut.
- Bahwa selain alasan ADMINISTRASI tersebut tidak sesuai hukum
TERMOHON juga salah memberikan dasar alasan hukum dilakukannya
penghentian penyidikan dengan mempertimbangkan hasil EKSPOSE yang
tidak berdasarkan argumentasi hukum tetapi lebih bersifat VOTING artinya
tidak memperhatikan ketentuan Pasal 183 dan 184 KUHAP dan Pasal 67
peraturan Kapolri No.12 tahun 2009 tentang pengawasan dan
pengendalian penanganan perkara pidana dilingkungan kepolisian republik
Indonesia yang dalam faktanya telah terpenuhinya minimal 2 (dua) alat
bukti menurut KUHAP dan Peraturan Kapolri tersebut diatas yang telah
menjadi dasar alasan hukum SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO
telah bersetatus TERSANGKA, antara lain SAKSI-SAKSI (Saksi WAHYU
SLAMET dan Saksi BUDI SUTRISNO), KETERANGAN AHLI (Ahli Pidana
: SOMAWIJAYA, S.H., M.H. dan Ahli Perdagangan HP : H. YANTO
JISUAN, S.H. serta Ahli Disperindag Kota Cirebon TEGUH WIYANTO
S.Sos), SURAT (Putusan No. 61/Pid.B/2010/PN.Cn tertanggal 9
Halama 8 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
Desember 2010), Keterangan para TERDAKWA (WAHYU SLAMET dan
BUDI SUTRISNO), serta PETUNJUK;
13.Bahwa selain itu pula agar perkara PENIPUAN dan atau
PENGGELAPAN berikut pengembangannya yaitu Tindak Pidana
PENADAHAN sebagaimana bukti surat tanda penerimaan laporan
Nomor : B/22/I/2010/JBR/WILCRB/ RESTA CRB, sesuai dengan
laporan PEMOHON tidak berlarut-larut dan tidak memiliki kepastian
hukum, maka seharusnya TERMOHON segera menindaklanjuti
laporan PEMOHON berikut pengembangannya dalam waktu
selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah putusan dalam
perkara ini berkekuatan hukum tetap, dan agar Termohon
bersungguh-sungguh maka padanya perlu dibebankan uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap hari
keterlambatan. Berdasarkan pertimbangan diatas kami mohon Yang
Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Cirebon berkenan untuk memeriksa
dan selanjutnya memutus dengan amar putusan sebagai berikut :
Primer :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan PEMOHON untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum bahwa surat ketetapan kepolisian
Nomor Sp.Tap/30.b/V11/2010/Reskrim tertanggal 23 juli 2010
tentang Penghentian Penyidikan adalah tidak sah menurut
hukum karena didasarkan pada alasan yang tidak sah menurut
hukum ;
3. Menyatakan Penyidikan terhadap perkara TERSANGKA
SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO yang sudah
diterima oleh TERMOHON dari pengembangan perkara Laporan
PEMOHON wajib dilanjutkan;
4. Menghukum Termohon agar membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk setiap keterlambatan
penyelesaian penyidikan setelah lewat waktu 20 (dua puluh) hari
sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap ;
5. Memerintahkan kepada TERMOHON untuk dapat rnenindaklanjuti
laporan PEMOHON dan melakukan Penyidikan kembali terhadap
Halama 9 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
TERSANGKA SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO atas
pengembangan perkara yang dilaporkan PEMOHON;
6. Menghukum TERMOHON untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini;
Subsidair :
Mohon Putusan Yang Seadil-adilnya.
Menimbang, bahwa terhadap permohonan tersebut, Pengadilan
Negeri Cirebon telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 13 Maret
2015 Nomor: 01/Pra.Per/2015/PN Cbn yang amar lengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi Termohon untuk seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA :
- Menyatakan permohonan Praperadilan Pemohon tidak dapat
diterima (Niet Onvankelijke Verklaard) ;
- Membebankan biaya permohonan ini kepada Pemohon sebesar
NIHIL.
Mengingat akan Akta Permohonan Banding Nomor : 2/Akta
Pid/2015/PN.Cbn Jo Nomor 1/Pid Prap/2015/PN Cbn yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Cirebon yang menerangkan, bahwa pada hari
Kamis tanggal 19 Maret 2015 Pemohon Praperadilan/Pembanding telah
mengajukan permohonan banding terhadap putusan Praperadilan pada
Pengadilan Negeri tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan
kepada Terbanding/Termohon Praperadilan pada tanggal 23 Maret 2015;
Memperhatikan memori banding tertanggal 31 Maret 2015 dari
kuasa Pembanding/Pemohon praperadilan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Cirebon pada tanggal 31 Maret 2015, memori banding
mana telah diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding/Termohon
Praperadilan pada tanggal 1 April 2015;
Memperhatikan pula kontra memori banding tertanggal 6 April 2015
yang diajukan oleh kuasa Terbanding/Termohon praperadilan dan diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon pada tanggal 6 April 2015, kontra
Halama 10 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
memori banding mana telah diberitahukan kepada pembanding/pemohon
praperadilan pada tanggal 6 April 2015;
Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan
Tinggi Bandung guna pemeriksaan dalam tingkat banding, kepada kedua
belah pihak berperkara telah diberikan kesempatan untuk memeriksa dan
mempelajari berkas perkaranya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon
yaitu sebagaimana tersebut dalam surat pemberitahuan untuk mempelajari
berkas perkara masing-masing tertanggal 2 April 2015 dan 6 April 2015;
Menimbang, bahwa adapun keberatan-keberatan dan alasan-alasan
yang dikemukakan Pembanding didalam memori bandingnya tersebut pada
pokoknya ialah :
1. Bahwa dalam perkara a quo yang pada pokoknya Hakim pemeriksa
perkara a quo telah mempertimbangkan tentang telah terdapatnya
kualifikasi Nebis In Idem adalah tidak beralasan hukum untuk dapat
dibenarkan dalam memutuskan perkara Praperadilan a quo ;
2. Bahwa alasan hukum Hakim tersebut yang menjatuhkan dengan
pertimbangannya itu telah tidak memperhatikan rasa keadilan secara
substansial atas bukti-bukti yang telah diajukan sebagai instrument
pelaksanaan penegakkan hukum dalam menuntaskan suatu perkara
yang tidak tuntas dengan telah di putusnya 2 perkara yang berkaitan
secara hukum tersebut sebagaimana bukti P-2 dan bukti P-5 yang
sangat berkaitan sekali dengan perkara yang dimohonkan sebagai
dasar alasan PEMOHON / PEMBANDING a quo ( TERSANGKA
SURYO selaku PENADAH DIBERHENTIKAN TANPA DASAR
HUKUM YANG DIBENARKAN DAN MELUKAI RASA KEADILAN
BAGI PEMOHON/PEMBANDING dan MASYARAKAT PADA
UMUMNYA ) ;
3. Bahwa tidak lah tepat hakim dalam mempertimbangkan bukti-bukti
yang diajukan oleh PEMOHON/PEMBANDING adalah Nebis In Idem
dengan pertimbangannya a quo oleh karena itu sudah sepatut untuk di
kesampingkan dan/atau di TOLAK dengan alasan bahwa karena
proses acara praperadilan bukanlah sebagian dari tugas memeriksa
dan memutus (mengadili) perkara tindak pidananya itu sendiri,
sehingga putusan praperadilan bukanlah merupakan tugas dan fungsi
untuk menangani suatu tindak pidana (pokok) yang berupa memeriksa
dan memutus perkara tindak pidana yang berdiri sendiri sebagai
Halama 11 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
putusan akhir. Jika demikian, putusan praperadilan walaupun yang
mencakup sah atau tidaknya suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan, juga bukan merupakan atau yang dapat digolongkan
sebagai putusan akhir pada Pengadilan Negeri. Oleh karenanya
apapun yang diputus oleh praperadilan adalah hal yang khas, spesifik
dan mempunyai karakter tersendiri, sebab disini Hakim hanya
mempunyai tugas dan wewenang sebagai sarana pengawasan secara
horisontal demi penegakan hukum keadilan dan kebenaran ( R.
Soeparmono, Praperadilan dan Penggabungan Perkara Gugatan ganti
Kerugian dalam KUHAP, Penerbit Mandar Maju, 2003, hal. 13 )
sebagai dasar alasan itu sejalan dengan Pertimbangan Hakim dalam
Perkara yang pernah diajukan oleh KOMJEN. SUSNO DUAJI yang
pada pokoknya “ Hakim membantah argumen eksespi pihak
kepolisian. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang mengadili
permohonan praperadilan Susno yang bernomor 33 / Pid / Prap / 2010
/ PN.Jkt.Sel. Karena, sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1)
huruf b KUHAP, pengawasan horizontal atas upaya paksa dapat
dilakukan, agar penyidikan dan penuntutan berjalan sesuai ketentuan
yang berlaku dalam KUHAP. Dan pengawasan horizontal itu, dianggap
hakim tidak bertentangan dengan hukum. Sehingga, hakim, tidak
tertutup kemungkinan pengadilan mengadakan pemeriksaan kembali
terhadap upaya paksa yang dilakukan dalam tingkat penyidikan
maupun penuntutan. Oleh karena pengadilan dianggap dapat
melakukan pemeriksaan kembali atas permohonan praperadilan
Susno, hakim dalam pertimbangannya menyatakan praperadilan dapat
diajukan lebih dari satu kali terhadap tindakan penahanan tersebut.
Sehingga Asas ne bis in idem ini baru berlaku apabila secara hukum
acara di pengadilan sudah memasuki pemeriksaan pokok perkaranya.
4. Bahwa dalam Putusan a quo Hakim Pemeriksa tidak
mempertimbangkan dasar alasan Penghentian Penyidikan dalam
perkara a quo sebagaimana dimaksud dalam persoalan terdapatnya
P-19 dari Kejaksaan Negeri Cirebon yang menurut PEMBANDING/
PEMOHON adalah bentuk pengakuan TERMOHON yang tidak
terbantahkan dengan alasan PENGHENTIAN PENYIDIKAN yang tidak
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku baik menurut ketentuan
administrasi penyidikan dan atau ketentuan hukum acara pidana
Halama 12 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
indonesia, dimana dalam hal terdapatnya P-19 bukan dijadikan dasar
alasan perkara tersebut di hentikan melainkan Penyidik untuk
memenuhi seluruh petunjuk yang dimaksud oleh Kejaksaan dimana
perkara tersebut di periksa ( dalam hal ini Kejaksaan Negeri Cirebon )
terbukti secara TEGAS dalam PROSES GELAR PERKARA yang pada
Pokoknya selama proses P-19 telah tidak menyertakan dan/atau
memasukkan hasil berita acara Ahli Pidana dan Hasil PUTUSAN
PENGADILAN No. 131/Pid.B/2010/PN.Cn tertanggal 9 Desember
2010 atasnama Pelaku ke-2 Budi Sutrisno (bukti-P-5) yang
seharusnya pula diserahkan dan dijelaskan kepada pihak kejaksaan a
quo maka sangatlah beralasan hukum seluruh Permohonan dalam
PETITUM PEMOHON tersebut patut untuk dapat dikabulkan
seluruhnya ;
Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka PEMBANDING/
PEMOHON memohon kepada yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi
Bandung agar berkenan menerima Permohonan Banding dan Memori
Banding ini karena masih dalam tenggang waktu dan dengan cara
yang diperbolehkan menurut undang-undang ;
Serta menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
- Menyatakan bahwa Putusan Pengadilan Negeri Cirebon
No.1/Pid.Prap/2015/PN.Cbn, tertanggal 13 Maret 2015, Batal demi
hukum ;
Mengadili Sendiri :
1. Mengabulkan Permohonan Pra Peradilan PEMOHON untuk
seluruhnya ;
2. Menyatakan secara hukum bahwa Surat Ketetapan Kepolisian
Nomor Sp.Tap/30.b/VII/2010/Reskrim tertanggal 23 juli 2010
tentang Penghentian Penyidikan adalah tidak sah menurut hukum
karena didasarkan pada alasan yang tidak sah menurut hukum ;3. Menyatakan Penyidikan terhadap perkara TERSANGKA SURYO
anak dari ANTONIUS MULYONO yang sudah diterima oleh
TERMOHON dari pengembangan perkara Laporan PEMOHON
wajib dilanjutkan;
4. Menghukum Termohon agar membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk setiap
Halama 13 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
keterlambatan penyelesaian penyidikan setelah lewat waktu 20 (dua
puluh) hari sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan ;
5. Memerintahkan kepada TERMOHON untuk dapat menindaklanjutilaporan PEMOHON dan melakukan Penyidikan kembali terhadapTERSANGKA SURYO anak dari ANTONIUS MULYONO ataspengembangan perkara yang dilaporkan PEMOHON;
6. Menghukum TERMOHON untuk membayar biaya perkara yangtimbul dalam perkara ini;
SUBSIDAIR :
Dalam Peradilan yang baik, mohon agar dapat kiranya dijatuhkanputusan yang seadil-adilnya ( ex aequo et bono ).
Menimbang, bahwa sebaliknya Terbanding/Termohon Praperadilan
didalam kontra memori bandingnya antara lain mengemukakan :
1. Bahwa Terbanding menolak dengan tegas materi atau isi Memori
Banding Pembanding oleh karena tidak beralasan berdasarkan hukum,
lagi pula hanya pengulangan dalil-dalil permohonan pemeriksaan
praperadilan;
2. Bahwa alasan pembanding tidak relevan, karena menurut undang-
undang penyidik mempunyai kewenangan untuk menghentikan
penyidikan dengan alasan tidak cukup bukti dan demi hukum maka
penyidik mempunyai dasar hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal
6 ayat 1 huruf a KUHAP sesuai pasal 7 ayat 1 huruf 1 KUHAP;
Menimbang, bahwa sebelum Pengadilan Tinggi mempertimbangkan
keberatan-keberatan dan alasan-alasan Pembanding /Pemohon Praperadilan
didalam memori bandingnya, terlebih dahulu Pengadilan Tinggi akan
mempertimbangkan, apakah terhadap putusan praperadilan dapat
dimohonkan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi ;
Menimbang bahwa sidang pemeriksaan praperadilan adalah
wewenang Pengadilan Negeri dalam melakukan pengawasan secara
horizontal atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penyidik dan/atau Jaksa
Penuntut Umum yang berkenaan dengan masalah sah atau tidaknya
penangkapan, sah atau tidaknya penahanan sah atau tidaknya penghentian
penyidikan dan/atau penuntutan, serta tindakan-tindakan lain yang berkaitan
Halama 14 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
dengan penggeledahan atau pemasukkan rumah tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang, serta penyitaan yang tidak sah secara hukum;
Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, telah ternyata bahwa pihak
penyidik pada Kepolisian Resort Kota Cirebon telah menerbitkan Surat
Perintah Penghentian Penyidikan terhadap perkara yang dilaporkan oleh
Federick Renaldi ( pemohon praperadilan ) atas diri tersangka Suryo anak
dari Antonius Mulyono. Bahwa atas tindakan penghentian penyidikan mana
oleh pihak yang berkepentingan, yaitu saksi pelapor, dalam hal ini Federick
Rinaldi diajukan permohonan sidang pemeriksaan praperadilan melalui
Pengadilan Negeri Cirebon, yaitu untuk memeriksa, menilai dan menguji
apakah tindakan penyidik/termohon praperadilan yang menghentikan
penyidikan tersebut sah atau tidak sah;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dikemukakan diatas,
pemeriksaan praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri dalam
melakukan pengawasan secara horizontal, terhadap penyidik maupun
Penuntut Umum, oleh karena itu sesuai ketentuan pasal 83 ayat (1), KUHAP
secara tegas telah ditentukan bahwa terhadap putusan praperadilan dalam
hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 79. Pasal 80 dan pasal 81” tidak
dapat dimintakan banding”
Menimbang, bahwa pengecualian dari hal tersebut diatas adalah
seperti yang diatur dan ditentukan dalam pasal 83 ayat (2), KUHAP, yaitu
bahwa terhadap putusan praperadilan yang isinya/putusannya menyatakan
bahwa “ Penghentian penyidikan atau Penghentian Penuntutan tidak sah “
dapat dimohonkan banding dan dimintakan putusan akhir ke Pengadilan
Tinggi ;
Menimbang, bahwa sekalipun pasal 83 ayat (2) KUHAP
memperbolehkan dan memungkinkan diajukan permohonan banding atas
putusan praperadilan yang menyatakan penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan tidak sah, akan tetapi ternyata telah berubah dan
berkembang situasi, kondisi dan kehidupan hukum yang baru, yaitu dengan
terbitnya putusan Mahkamah Kontitusi Republik Indonesia tanggal 1 Mei
2012 Nomor 65/PPU-IX/2011 yang memutuskan bahwa” Pasal 83 ayat (2)
Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, sekaligus memutuskan dan menyatatakan bahwa pasal 83 ayat
(2) KUHAP tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Halama 15 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
Menimbang, bahwa oleh karena itu sesuai dengan pertimbangan
Mahkamah Konstitusi, yaitu bahwa latar belakang dan dasar filosofi
diadakannya lembaga praperadilan sebagai peradilan yang cepat, lagi pula
menurut Pengadilan Tinggi seperti telah dipertimbangkan diatas yaitu bahwa
sidang pemeriksaan praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri
dalam melakukan pengawasan secara horizontal atas tindakan hukum yang
dilakukan oleh Penyidik dan/atau Penuntut Umum yang berkenaan dengan
masalah sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan serta
tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan penggeledahan atau
pemasukan rumah tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang serta
penyitaan yang tidak sah menurut hukum, maka Pengadilan Tinggi
berpendapat bahwa pertimbangan hukum dan putusan Mahkamah Konstitusi
yang meniadakan atau menghapus hak penyidik dan/ atau Penuntut Umum
maupun pihak yang berkepentingan untuk mengajukan permohonan banding
terhadap putusan praperadilan seperti dimungkinkan oleh pasal 83 ayat (2)
KUHAP adalah telah tepat dan harus dihormati;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka menurut hemat Pengadilan Tinggi, permohonan
banding atas suatu putusan Praperadilan yang telah diputus oleh Pengadilan
Negeri, tidak dapat diajukan ke Permohonan banding, dan karenanya
permohonan banding dari Pembanding, semula Pemohon Praperadilan
secara formal harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding tersebut
secara formal dinyatakan tidak dapat diterima, maka Pengadilan Tinggi tidak
perlu lagi mempertimbangkan materi maupun alasan-alasan yang
dikemukakan Pembanding/Pemohon Praperadilan didalam memori
bandingnya;
Mengingat pasal 1 butir 10, pasal 77 sampai dengan 82 KUHAP,
pasal 83 KUHAP jo Putusan Mahkamah Kontitusi tanggal 01 Mei 2012 Nomor
65/PUU-IX/2011, Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, Undang-Undang No.49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum
maupun ketentuan-ketentuan hukum lain yang bersangkutan ;
Halama 16 dari putusan16hal No :126/Pid/2015/PT Bdg
M E N G A D I L I
- Menyatakan tidak dapat diterima permohonan banding yang
diajukan oleh FEDERICK RINALDI, semulaPemohon
Praperadilan;
- Menyatakan biaya perkara ini nihil;
DEMIKIANLAH diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Bandung pada hari : SENIN, 11 Mei 2015, dan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh:
MOERINO, SH, Wakil Ketua/Hakim Tinggi yang ditunjuk oleh Ketua
Pengadilan Tinggi sebagai Ketua Majelis, FRITZ JOHN POLNAJA, SH MH
dan AMRIDIN, SH, MH masing-masing sebagai Hakim Anggota, dengan
dihadiri oleh Ny. DENI SETIANI, SH., Panitera Pengganti, dengan tidak
dihadiri oleh Penuntut Umum maupun Terdakwa.
HAKIM ANGGOTA KETUA MAJELIS
FRITZ JOHN POLNAJA, S.H., M.H. MOERINO, S.H.
AMRIDIN, S.H., M.H. PANITERA PENGGANTI
Ny. DENI SETIANI, S.H.
top related