optimasi jaring
Post on 14-Jul-2016
219 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN
PARAMETER
Yeni Arsih Sriani, Mokhamad Nur Cahyadi
Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS
Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
Email: yeniarsihsriani@yahoo.co.id
Abstrak
Orde-3 merupakan tingkatan dari klasifikasi jaring setelah Orde-1 dan Orde-2 pada Kerangka Dasar
Kadastral Nasional (KDKN) dan merupakan hasil perapatan dari orde sebelumnya yaitu Orde-2 yang
menggunakan Teknologi GPS . Dalam survei GPS strategi pengolahan data merupakan langkah terakhir
untuk mencapai hasil maksimal dalam pengukuran. Pada umumnya untuk mencapai hasil dengan
ketelitian yang baik pada pengukuran diberikan ukuran lebih, salah satu metode untuk perhitungan
ukuran lebih yaitu menggunakan metode hitung perataan kuadrat terkecil dengan perataan parameter.
Ada beberapa metode perataan jaring yang dapat dilakukan pada hasil survei dengan GPS ini antara
lain perataan jaring terikat (Constrained Network Adjustment) dan perataan jaring bebas( Free
Network Adjustment). Perataan jaring terikat ini sering kali mengabaikan kesalahan yang terjadi pada
titik ikat yang digunakan, atau di asumsikan bahwa titik ikat tidak mempunyai kesalahan.
Penelitian ini akan menganalisis hasil optimasi jaring menggunakan hitungan perataan parameter
yaitu dengan perataan jaring bebas dan terikat. Pada perataan jaring terikat ini dilakukan perhitungan
baik dengan mengabaikan kesalahan titik ikat dan memperhitungkan kesalahan dari titik ikat yang
digunakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain dengan jumlah loop terbanyak tidak
menjamin memperoleh ketelitian yang baik, desain terbaik terdapat pada desain VI. Hasil uji statistik (F-
test) dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa 60% dari 10 desain terjadi perbedaan yang
signifikan antara perataan jaring bebas dan perataan jaring terikat. Sedangkan hasil uji statistik antara
hasil Contrained Network Adjustment tanpa memperhitungkan standar deviasi titik ikat dan dengan
memperhitungkan standar deviasi titik ikat tidak terjadi perbedaan yang signifikan dengan tingkat
kepercayaan 95%.
Kata Kunci : Orde-3, Perataan Jaring Bebas, Perataan Jaring Terikat, Standar Deviasi Titik Ikat Uji
Statistik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Survei GPS sangat banyak digunakan dalam
berbagai bidang salah satunya adalah untuk
penentuan posisi pada jaring kontrol Geodesi
Nasional (JKGN) baik pada orde 0,1,2, dan 3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ketetelitan dalam penentuan posisi GPS antara
lain; ketelitian data, strategi pengamatan,
geometri pengamatan, dan strategi pengolahan
data. Strategi pengolahan data merupakan
langkah yang paling akhir apabila pengukuran
telah dilakukan, untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai
hasil pengukuran orde-3 untuk strategi
pengolahan datanya agar dapat mencapai hasil
yang maksimal. Untuk memperoleh ketelitian
yang baik pada pengukuran tersebut diberikan
ukuran lebih, yaitu pengukuran yang melebihi
jumlah minimum dari pengukuran yang
diperlukan. Sehingga pada penelitian ini
mengkaji pada strategi pengolahan data
pengukuran orde-3 dengan mengoptimalkan
jaring pengukuran dan memanfaatkan ukuran
lebih yang dimiliki menggunakan Metode
hitungan perataan parameter.
Ada beberapa metode perataan yang sering
digunakan yaitu peratataan jaring terikat
2
(Constrained Network Adjustment) dan perataan
jaring bebas (Constrained Network Adjustment).
Pada Constrained Network Adjustment ini
seringkali kita mengasumsikan bahwa titik ikat
merupakan titik yang tidak mempunyai
kesalahan. Akan tetapi sebenarnya titik ikat ini
bukan merupakan titik yang sempurna dan
mempunyai kesalahan dari pengukuran
sebelumnya dan seharusnya diikutsertakan
dalam hitungan perataan. Pada penelitian ini
akan dilakukan optimasi jaring dengan perataan
parameter baik pada jaring terikat maupun jaring
bebas. Constrained Network Adjustment ini
dilakukan dengan memperhitungkan dan tidak
memperhitungkan standar deviasi titik ikat.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang muncul dari latar
belakang diatas setelah dilakukan perataan
jaringan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk jaring orde-3 yang
mencapai hasil optimal?
2. Bagaimana pengaruh Titik ikat dan
Standar deviasinya dalam perhitungan
perataan jaringan?
3. Analisa perbedaan hasil perataan jaring
bebas dan terikat .
Batasan Permasalahan
Adapun batasan masalah yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data pengukuran orde-3
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah BPN
Provinsi Kalimantan Selatan di Kota
Banjarmasin.
2. Jumlah titik orde-3 Kota Banjarmasin
sebanyak 44 titik dan 2 titik ikat orde-2
dan sebanyak 131 baseline.
3. Metode perhitungan yang akan digunakan
pada pengolahan data penelitian ini adalah
metode perataan parameter menurut
(Wolf,1981)
4. Dalam penelitian ini akan dilakukan
perhitungan perataan jaring bebas dan
perataan jaring terikat baik dengan
memperhitungkan dan tanpa
memperhitungkan ketelitian titik ikat
yang digunakan.
5 Software yang digunakan untuk
perhitungan adalah Matlab 7.11
Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menghasilkan desain jaring yang
optimal dan mengetahui pengaruh kesalahan
titik ikat pada hasil akhir perhitungan.
METODOLOGI PENELITIAN
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data hasil pengukuran kerangka kontrol
horisontal orde-3 beserta titik ikat yang
digunakan, yang telah dilaksanakan oleh petugas
ukur BPN Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan
Selatan kota Banjarmasin. Sebanyak 44 titik
orde-3, 2 titik ikat dan 131 baseline.
Gambar 1 Geometri Jaring GPS Orde-3
Kota Banjarmasin
Keterangan Gambar:
: Titik Orde-3
: Titik Ikat Orde 2
: Pengamatan Baseline
: Pengamatan dua kali
(Common Baseline)
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Perangkat Lunak (Software)
a. Sistem operasi Windows XP
Profesional
b. Microsoft Word 2007 untuk
penulisan laporan
c. Matlab 7.11 Untuk perhitungan
perataan parameter
3
d. Software Spektrum SOKKIA untuk
membuka data pengukuran orde-3.
Pengolahan Data Pada tahap ini merupakan tahap pengolahan
dari data yang telah diperoleh. Berikut tahapan
pengolahan data tersebut:
Tanpa Memperhitungkan
Standar Deviasi Titik Ikat
Hasi dan
Kesimpulan
Data Hasil
Pengukuran
Orde-3
Perataan Jaring Bebas Perataan Jaring Terikat
Memperhitungkan Standar
Deviasi Titik Ikat
Kontrol Kualitas dan
Uji Statistik
Analisa
Variatif Bentuk
Geometri Jaring
Gambar 1 Diagram Pengolahan Data dan Tahap Akhir
Penjelasan:
Secara garis besar pengolahan data dari diagram
di atas adalah:
1. Variatif Geometri Jaring
Variatif Geometri Jaring Pada tahap ini
dilakukan pendesainan bentuk jaringan,
sebanyak 10 desain jaringan. Variatif
bentuk ini didasarkan pada perbedaan
pada jumlah loop dan jumlah common
baseline dalam jaringan. Pada penelitian
ini terdapat 5 bentuk dengan jumlah
loop yang berbeda(Desain I- V) dan
bentuk selanjutnya (Desain VI-X)
memiliki jumlah loop yang sama dengan
Desain I-V hanya berbeda jumlah
common baselinenya.
2. Perataan Jaringan
Perataan Jaringan ini dilakukan dengan
metode perataan parameter baik pada
jaring bebas maupun pada jaring terikat.
Pada perataan jaring terikat dengan
memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat bobot titik ikat tersebut diperoleh
dari rumus (Wolf,1981).
Berikut Rumus penentuan nilai
variansi pada 2 titik kontrol:
(1)
Dengan asumsi
bahwa = = = Sehingga,
(2)
3. Uji Statistik
Setelah diperoleh hasil dari perataan
maka dilakukan uji statistik untuk
mengetahui apakah perbedaan dari hasil
ketiga hitungan ini signifikan atau tidak.
Uji statistik yang digunakan yaitu uji
statistik F-test dengan α= 0.05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Berdasarkan Jumlah Baseline dan
Loop Dalam Jaringan
Analisa tahap ini mengenai pengaruh jumlah
baseline dan loop pada jaringan, yang telah
terbentuk. Tabel 1 Jumlah baseline dan loop jaringan
Untuk mempermudah analisa digunakan
grafik di bawah ini:
No Desain Jumlah
Loop
Jumlah
Baseline
1. Jaring I 42 107
2. Jaring II 30 78
3. Jaring III 27 76
4. Jaring IV 28 74
5. Jaring V 45 110
6. Jaring VI 43 119
7. Jaring VII 30 92
8. Jaring VIII 27 93
9. Jaring IX 28 77
10. Jaring X 45 124
4
Gambar 2 Grafik Hubungan Desain Jaring
Dengan Nilai Standar Deviasi Total
Pada hitungan Constrained Network
Adjustment tanpa memperhitungkan standar
deviasi titik ikat dan dengan memperhitungkan
standar deviasi titik ikat, terjadi penyimpangan.
Secara teori menrut (abidin,2000) Jaring yang
memiliki jumlah loop terbanyak akan
menghasilkan ketelitian yang baik yaitu Desain
Jaring X. Pada hasil hitungan di atas hasil
ketelitian yang paling baik terdapat pada desain
VI. Hal ini menunjukkan bahwa pada hitungan
perataan jaring terikat ketelitian yang baik dapat
dicapai tidak hanya bergantung pada banyaknya
jumlah loop.
Terjadi perbedaan antara hasil perataan
jaring terikat dan bebas, pada jaring bebas
desain terbaik terdapat pada Desain X. Dari
grafik di atas dapat dilihat pada Desain VII yang
memiliki ketelitian yang lebih baik dari pada
Desain VI. Secara teori seharusnya Desain VI
memiliki ketelitian yang lebih baik dari Desain
VII karena memiliki jumlah baseline dan loop
yang lebih banyak.Hal ini dapat terjadi karena
pada perataan jaring bebas ini mengabaikan
keberadaan titik ikat dan kesalahan yang
terdapat pada jaring juga besar.
Dari ketiga model perataan jaringan diatas
menunjukkan bahwa ketelitian yang baik dapat
diperoleh apabila didukung dengan ketelitian
yang baik pada masing-masing baseline yang
ada pada jaringan tersebut. Apabila ada salah
satu baseline yang mengandung kesalahan maka
akan memperburuk ketelitian pada jaring
tersebut karena terjadi perambatan kesalahan
(error propagation). Hasil yang diperoleh dari
ketiga jenis perataan dengan jumlah baseline dan
loop yang sama menghasil ketelitian yang
berbeda-beda, jaring yang memiliki ketelitian
paling baik dihasilkan pada hitungan
Constrained Network Adjustment tanpa
memperhitungkan standar deviasi titik ikat.
Analisa Penambahan Common Baseline
Jumlah common baseline juga dapat
mempengaruhi ketelitian, semakin banyak
common baseline pada suatu jaring GPS
semakin meningkatkan ketelitian.
Pada gambar 3 dapat terlihat bahwa terjadi
peningkatan ketelitian seiring dengan
penambahan common baseline pada suatu
jaringan. Dengan adanya penambahan jumlah
common baseline pada suatu jaringan akan
meningkatkan ketelitian, pada penelitian ini
dihasilkan bahwa penambahan common baseline
yang lebih banyak akan menurunkan nilai
standar deviasi dengan arti bahwa ketelitian
semakin baik. Hal ini terjadi pada ketiga
hitungan yang dilakukan baik pada perataan
jaring bebas maupun terikat. Penambahan
common baseline dapat meningkatkan ketelitian
yang ada apabila di dukung oleh ketelitian yang
baik pada baseline-nya agar tidak memperburuk
ketelitian yang ada.
Gambar 3 Grafik Penambahan Common
Baseline Pada Constrained Network Adjustment
Tanpa Memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat
Analisa Pengaruh Titik Ikat dan
Distribusinya Dalam Hitungan Perataan
Ketelitian titik orde-3 pada hitungan
Constrained Network Adjustment dapat dilihat
pada grafik di lampiran yang memperlihatkan
kecenderungan bahwa ketelitian titik yang
berada di dekat titik ikat mempunyai ketelitian
yang relatif lebih baik. Untuk itu distribusi titik
5
tetap/ikat ini sangat berpengaruh pada ketelitian
titik yang menjadi parameter. Pada penelitian ini
hanya memiliki 2 titik ikat yang digunakan
dalam pengukuran dan distribusinya tidak
merata pada seluruh jaringan. Sehingga
menyebabkan ketelitian titik orde-3 yang
letaknya jauh memiliki ketelitian yang relatif
lebih buruk.
Jaring pada hitungan perataan jaring bebas
memiliki standar deviasi yang cukup besar,
besarnya nilai ini berasal dari kesalahan pada
masing-masing baseline yang terdapat pada
jaring ini terlalu besar. Pada perataan Jaring
setelah dilakukan perhitungan dengan
menyertakan kedua titik ikat standar deviasinya
semakin kecil.
Untuk mendapat ketelitian yang baik pada
titik parameter dengan perataan jaring terikat
baik tanpa memperhitungkan standar deviasi
titik ikat maupun dengan memperhitungkan
standar deviasi titik ikat harusnya menggunakan
titik ikat yang letaknya merata pada seluruh
jaringan.
Analisa Pengaruh Standar Deviasi Titik Ikat
Terhadap parameter titik orde-3
Perhitungan pada Constrained Network
Adjustment dengan memperhitungkan standar
deviasi titik ikat ini menghasilkan nilai standar
deviasi yang lebih besar dibanding dengan
pehitungan tanpa memperhitungkan standar
deviasi titik ikat. Pola dari grafik 1 dan grafik 2
pada lampiran secara garis besar pola yang
ditunjukkan grafik antar keduanya memiliki pola
yang sama. Akan tetapi sebenarnya kenaikan
standar deviasi yang diperoleh dari perhitungan
jaring terikat keduanya ini memiliki nilai yang
berbeda pada setiap titiknya sehingga pola nilai
standar deviasinya tidak sejajar (grafik 4 pada
lampiran). Kecenderungan bahwa titik parameter
yang berada di dekat titik ikat ini mengalami
perubahan standar deviasi yang lebih besar dari
hitungan tanpa memperhitungkan standar
deviasi titik ikat. Hal ini disebabkan oleh standar
deviasi pada titik ikat yang di ikutsertakan
sehingga terjadi perambatan kesalahan.
Analisa Pengaruh Standar Deviasi Titik Ikat
Terhadap Koordinat Titik Ikat Orde-2
Terjadi perubahan nilai standar deviasi pada
titik ikat pada hitungan dengan
memperhitungkan standar deviasi titik ikat.
Nilai standar deviasi yang semula σX = σY = σZ =
0,0074 m setelah dilakukan perhitungan menjadi
seperti pada tabel 2. Tabel 2 Nilai Standar Deviasi Titik Orde-2 Pada
Hitungan Constrained Network Adjustment
Dengan Memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat.
Desain Jaring Nilai Standar Deviasi
Titik Orde-2 (meter)
Jaring I 0,386
Jaring II 0,540
Jaring III 0,558
Jaring IV 0,541
Jaring V 0,505
Jaring VI 0,362
Jaring VII 0,495
Jaring VIII 0,479
Jaring IX 0,527
Jaring X 0,490
Pada tabel 2 menunjukkan perubahan nilai
standar deviasi pada titik ikat, dan kedua titik
ikat ini memiliki perubahan yang sama pada satu
desain. Hal ini di sebabkan standar deviasi awal
yang dimiliki berdasarkan akurasi 10 ppm
adalah sama. Besar kecilnya perubahan nilai
standar deviasi ini dipengaruhi oleh bentuk
geometri jaring pada masing-masing desain.
Perubahan ini menyebabkan titik ikat
tersebut mengalami pergeseran dari koordinat
awal.
Gambar 4 Grafik Pergeseran koordinat dari
koordinat awal pada titik ikat 17041 dan
17044
Analisa Model Perataan Parameter
6
Faktor penentu ketelitian yang diperoleh
antara Constrained Network Adjustment tanpa
memperhitungkan standar deviasi titik ikat
memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan
hasil perhitungan keduanya terletak pada bentuk
matriks desain persamaan pada hitung perataan
parameternya.
Pada perataan jaring terikat dengan
memperhitungkan standar deviasi titik ikat
terdapat penambahan bobot pengamatan serta
parameter yang menyebabkan keseluruhan
standar deviasi total ini pada hitungan ini
menjadi lebih besar (nilai pada matriks varian
kovarian (AT
P A)-1
menjadi lebih besar).
Uji Statistik
Secara statistik berdasarkan uji dengan F-
test pada hasil Constrained Network Adjustment
antara tanpa dan dengan memperhitungkan
standar deviasi titik ikat tidak terjadi perbedaan
yang signifikan pada titik parameternya dengan
tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan uji
statistik antara hasil perataan jaring terikat dan
perataan jaring bebas terdapat beberapa desain
terjadi perbedaan yang sisnifikan, hal ini karena
pada Free Network Adjustment kesalahan yang
terkandung pada baseline masing-masing jaring
memiliki kesalahan yang besar dan bervariasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dibuat
adalah:
a. Desain geometri jaringan yang
mempunyai nilai SoF terkecil tidak
selalu menghasilkan ketelitian yang
baik ketika pengukuran telah
dilakukan. Hal ini dipengaruhi oleh
distribusi titik ikat serta perambatan
kesalahan standar deviasi titik ikat
tersebut.
b. Penambahan jumlah baseline, loop,
dan common baseline pada suatu
jaring akan memberikan hasil
terbaik apabila didukung oleh
ketelitian yang baik pada masing-
masing baseline.
c. Dari hasil pengamatan elips
kesalahan absolut pada hasil
hitungan perataan jaringan dapat
disimpulkan bahwa pada
pengukuran orde-3 ini terjadi
kesalahan sistematik. Titik yang
mempunyai kesalahan terbesar
terdapat pada titik 1701041.
d. Dari 10 desain jaring yang telah
dibentuk, diperoleh hasil terbaik
terdapat pada Desain VI dengan 42
loop 119 baseline sedangkan hasil
yang paling optimal terdapat pada
Desain I dengan 42 loop 107
baseline.
e. Pada uji statistik F-test pada Free
Network Adjustment terhadap
Constrained Network Adjustment
dengan tingkat kepercayaan 95%
terdapat 60% dari 10 desain terdapat
perbedaan yang signifikan.
f. Sedangkan uji F-test pada
Constraint Network Adjustment
Tanpa memperhitungkan standar
deviasi titik ikat terhadap
Constrained Networik Adjustment
dengan memperhitungkan standar
deviasi titik ikat menunjukkkan
bahwa tidak terjadi perbedaa yang
signifikan.
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan antara
lain :
a. Sebaiknya sebelum melakukan
perataan jaringan, kesalahan
sistematik harus dihilangkan terlebih
dahulu dan data yang digunakan
adalah row data dari hasil
pengkuran.
b. Perlu adanya penelitian serupa
dengan titik ikat yang lebih dari dua
serta nilai standar deviasi masing-
masing titik ikat yang berbeda.
c. Perhitungan Constrained Network
Adjustment untuk keperluan yang
sangat teliti sebaiknya menyertakan
nilai standar deviasi titik ikat dalam
perhitungannya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, HZ.2002. Survei dengan GPS. Pradnya
Paramita.Bandung
Cahyadi, M. Nur.2006. Pengaruh Geometri
Jaringan Horizontal Terhadap Besarnya
Ketelitian Pada Survai GPS. Jurnal
Teknik Geomatika –ITS
Handoko,Eko Yuli.2001. Optimasi Kerangka
Dasar. Teknik Geodesi – ITB
Maula Y dan Kamil.2000. Strategy For
Designing Geodetic GPS Networks With
High Reliability And Accuracy. Geodesy
And Photogrametry Engineering
Departemet, Karadeniz Technical
University.Turkey
Mikhail.M.E.1981. Analysis And Adjustment Of
Survey Measurement. Van Nostrant
Reihnhold Company. New York, United
States Of America
Muhamadi, Mansur dan Ira Mutiara.
2002.Hitung Perataan I. Teknik Geodesi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya
Nugroho,Widyo.1979. Perataan Jaring
Segitiga. Departemen Geodesi-FTSP ITB
Bandung
Wolf, P.R and Ghilani, C.D.1981.Adjustment
Computation Statistic And Least Squarest
in Surveying and GIS. Canada. John
Wiley&Sons.
LAMPIRAN
1.Tabel Pengaruh Penambahan Common
Baseline
2.Grafik Hasil Perhitungan Free Network
Adjustment
3.Grafik Hasil Perhitungan Constrained
Network Adjustment Tanpa Standar
Deviasi Titik Ikat
9
4.Grafik Hasil Perhitungan Constrained
Network Adjustment Dengan Standar
Deviasi Titik Ikat
3. Hasil Uji Statistik
a. Tabel Hasil Uji F-test Constrained
Adjustment Network Tanpa
Memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat Dengan Free Network Adjustment
( Metode Two-Tailed Test, α = 0,05)
Nama
Desain R hitung Keterangan
Desain I 11,909 Di Tolak
Desain II 1,946 Di Tolak
Desain III 2,562 Di Tolak
Desain IV 1,086 Di Terima
Desain V 0,845 Di Terima
Desain VI 12,879 Di Tolak
DesainVII 2,567 Di Tolak
DesainVIII 2,353 Di Tolak
Desain IX 1,021 Di Terima
DesainX 1,109 Di Terima
R tabel, F 45 43 0.025 = 1,66,
Rhitug ≤ R tabel, maka “Ditolak”
(Terjadi perbedaan yang signifikan)
Rhitug ≤ R tabel, maka “Diterima”
(Tidak terjadi perbedaan yang
signifikan).
b. Tabel Hasil Uji F-test Constrained
Adjustment Network Dengan Standar
Memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat Dengan Free Network Adjustment
( Metode Two-Tailed Test, α = 0,05)
Nama
Desain R hitung Keterangan
Desain I 9,989 Di Tolak
Desain II 1,725 Di Tolak
Desain III 2,284 Di Tolak
Desain IV 1,043 Di Terima
Desain V 0,778 Di Terima
Desain VI 9,540 Di Tolak
DesainVII 2,187 Di Tolak
DesainVIII 2,113 Di Tolak
Desain IX 0,982 Di Terima
DesainX 0,965 Di Terima
R tabel, F 45 45 0.025 =1,8
Rhitung ≥ R tabel, maka “Ditolak”
(Terjadi perbedaan yang signifikan).
Rhitug ≤ R tabel, maka “Diterima”
(Tidak terjadi perbedaan yang
signifikan).
c. Tabel Hasil Uji F-test Constrained
Adjustment Network Tanpa
Memperhitungkan Standar Deviasi Titik
Ikat Dengan Memperhitungkan Standar
Deviasi Titik Ikat ( Metode Two-Tailed
Test, α = 0.05)
Nama
Desain R hitung Keterangan
Desain I 1,192 Diterima
10
Desain II 1,128 Diterima
Desain III 1,122 Diterima
Desain IV 1,042 Diterima
Desain V 1,087 Diterima
Desain VI 1,350 Diterima
DesainVII 1,174 Diterima
DesainVIII 1,114 Diterima
Desain IX 1,040 Diterima
DesainX 1,148 Diterima
R tabel, F 45 43 0.025 =1,66
Rhitung ≥ R tabel, maka “Ditolak”
(Terjadi perbedaan yang signifikan).
Rhitug ≤ R tabel, maka “Diterima”
(Tidak terjadi perbedaan yang
signifikan).
top related