oleh -...
Post on 31-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL KOMUNITAS TANGAN DI ATAS (KTDA): KONSEP
DAN PRAKTIK
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
IHSAN RAHAYU HERYANA
1110054100006
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
i
ABSTRAK
Ihsan Rahayu Heryana
Kewirausahaan Sosial Komunitas Tangan Di Atas: Konsep dan Praktik
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia, perkembangan infrastruktur dan
teknologi informasi yang terjadi saat ini memberikan dampak positif dan
kontribusi bagi kemajuan peradaban di Indonesia secara keseluruhan. Namun
masalah sosial seperti kemiskinan, kepadatan penduduk hingga sulitnya mencari
lapangan pekerjaan yang menyebabkan banyak masyarakat menganggur. Hal ini
tentu saja menjadi suatu permasalahan bagi pemerintah dalam memberdayakan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Konsep praktik
kewirausahaan sosial menjadi konsep yang banyak digunakan di berbagai Negara
sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Hal inilah yang
kemudian menjadi faktor didirikannya Komunitas Tangan Di Atas (KTDA).
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengatahui
kewirausahaan sosial yang ada di Komunitas Tangan Di Atas (KTDA) melalui
konsep dan praktinya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pemilihan
informan yang peneliti gunakan adalah purposive sampling. Subyek penelitian ini
adalah presiden KTDA dan 4 koordinator wilayah KTDA yang berasal dari
Jakarta, Makassar, Depok.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Komunitas Tangan Di
Atas merupakan sebuah organisasi yang melakukan praktik kewirausahaan sosial,
Dilihat dari program-program yang didalamnya jelas telah menggunakan
kewirausahaan sosial yaitu : peluang, inovasi, kepemimpinan, value creation,
social benefits, dan profitability. Seain itu KTDA juga mengaplikasikan konsep
kewirausahaan tersebut dalam bentuk praktik kewiraushaaan sosial dengan
melakukan kegiatan seperti memberikan pendidikan bagi anak yang kurang
mampu, mengadakan sunatan masal, membuka peluang usaha di bidang
infrastruktur dan memberikan perubahan berkepanjangan pada lingkungan.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................................................8
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................9
E. Metodologi Penelitian ..........................................................................................................12
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................................................21
A. Kewirausahaan Sosial ..........................................................................................................21
1. Definisi Kewirausahaan Sosial .......................................................................................21
2. Komponen Kewirausahaan Sosial ..................................................................................22
B. Tujuan Kewirausahaan Sosial ..............................................................................................36
BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS TANGAN DI ATAS .....................................42
A. Awal Mula Berdirinya Komunitas Tangan di Atas (KTDA) ...............................................42
B. Profil Komunitas Tangan di Atas (KTDA) ..........................................................................43
C. Deskripsi Program Komunitas Tangan di Atas (KTDA) .....................................................45
D. Pengurus Komunitas Tangan di Atas (KTDA) ....................................................................49
BAB IV TEMUAN LAPANGAN & ANALISIS .......................................................................51
A. Temuan Lapangan ................................................................................................................51
1. Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan di Atas (KTDA)............................................51
a. Konsep Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan di Atas (KTDA)..........................51
b. Tujuan Komunitas Tangan di Atas (KTDA) ………………………..………………54
vi
2. Komponen Wirausaha ………………………………………………...………………..57
a. Peluang ……………………...……………………………………………………..57
b. Inovasi ……………...…………………………………………………………...…62
c. Kepemimpinan …….………………………………………………………………64
d. Value Creation …………………………………………………………………….66
e. Social Benefit ……………………………………………………………………………….68
f. Provitability ………………………………………………………………………..69
3. Tujuan Kewirausahaan Sosial ........................................................................................71
B. Analisa................................................................................................................................78
1. Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan di Atas (KTDA).........................................78
2. Praktik Kewirausahaan Sosial dalam Komunitas Tangan di Atas (KTDA)………......79
3. Tujuan Kewirausahaan Sosial …………………………….………………………......85
BAB V PENUTUP........................................................................................................................88
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................88
B. Saran .....................................................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................91
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia negara dengan 33 propinsi dan jumlah penduduk lebih dari 240
juta jiwa telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, mulai tahun
2010 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu indikator yang
dipakai untuk mengukur pertumbuhan ini tingkat Produk Domestik Bruto (PDB),
yang mulai tahun 2010 telah bertumbuh di atas 6%.1
Tabel 1.1: Statistik Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB)
Sumber: Data BPS Indonesia, Statistik Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Tahun
2006-2014
Merujuk Tabel 1.1 diatas, bahwasanya sejak tahun 2010-2014, PDB
Indonesia telah bertumbuh rata-rata 5.8% per tahunnya dan sejak tahun 2010,
untuk pertama kalinya Indonesia telah melewati PDB di angka $ 3000, dimana
jika merujuk pada data dari IMF (International Monetary Fund), Indonesia sudah
masuk ke negara kelas menengah.2 Menilik pengalaman negara lain, $3000 adalah
angka batas suatu negara yang akan masuk jajaran negara berpendapatan
menengah. Ini terjadi karena negara dengan PDB yang telah mencapai level $3000
1BPS Indonesia, “StatistikPertumbuhanDomestikBruto (PDB) Tahun 2006-2014, “
artikeldiaksespada 19 Feburari 2016darhttp://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/836
2Yuswohady, Consumer 3000, (Jakarta : GramediaPers , 2012), h.5.
Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PDB (dalam milyar USD)) 364.6 332.2 510.2 539.6 755.1 893.0 917.9 910.5 888.5
PDB (perubahan % tahunan) 5.5 6.3 6.0 4.6 6.2 6.2 6.0 5.6 5.0
PDB per Kapita (dalam USD) 1,590 1,861 2,168 2,263 3,125 3,648 3,701 3,624 3,492
2
memiliki konsumen kelas menengah yang besar sehingga menjadi akselerator
lokomotif perekenomian. Konsumen kelas menengah itu pada umumnya memiliki
pendapatan yang belum dialokasikan, dimana rule of thumb yang berlalu umum
adalah 1/3 dari pendapatan per bulan, yang siap diinvestasikan dalam berbagai
bentuk mulai dari berwirausaha (entrepreneurship), tabungan, tanah & bangunan,
sampai reksadana. Peluang akan tumbuhnya kelas wirausaha baru inilah yang
berpotensi mendorong tumbuhnya industri tersebut secara meluas, yang pada
gilirannya menggerakkan laju pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. 3
Kemajuan pembangunan, ternyata tidak selamanya menghasilkan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Hingga hari ini, belum semua kebutuhan
dan kepentingan masyarakat mampu dipenuhi oleh pemerintah. Usaha dari pihak
pemerintah dan berbagai lembaga lainnya, belum cukup untuk menanggulangi
kecenderungan negatif seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah dan lain
sebagainya. Maka harapan terbaik untuk masa depan terletak pada kekuatan dan
efektivitas dari mereka yang termotivasi secara sosial, yang bersedia berjuang
demi perubahan cara kita hidup, berpikir dan bertingkahlaku. Maka, di berbagai
belahan dunia, lahirnya beragam praktik dan gerakan dengan benang merah yang
sama yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan menyelesaikan beragam
permasalahan sosial secara mandiri. Ragam gerakan ini, kemudian dikenal dengan
nama kewirausahaan sosial. 4
Kewirausahaan sosial merupakan salah satu metode pengembangan
masyarakat yang sekarang ini digunakan oleh banyak lembaga di Indonesia.
Meskipun konsep ini telah muncul sejak tahun 1980-an di Eropa, namun baru
3Yuswohady, Consumer 3000, (Jakarta : GramediaPers, 2012), h.20.
4Hery Wibowo dan Soni A. Nulhaqim, Kewirusahaan Sosial: Merevolusi Pola Pikir dan
Menginisiasi Mitra Pembangunan Kontemporer, (Bandung: Unpad Press, 2015), h. 1
3
pada dekade 2000-an menjadi sebuah konsep matang dan digunakan sebagai cara
bagi lembaga-lembaga sosial untuk memberdayakan diri sekaligus
memberdayakan masyarakat sekitar. Secara sederhana, kewirausahaan sosial
adalah suatu metode yang menggabungkan kegiatan bisnis dan misi sosial. Dalam
pengertian tersebut, kewirausahaan sosial adalah upaya atau kegiatan bisnis yang
dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang memiliki misi sosial. 5
Konsep praktik kewirausahaan yang berbasis sosial belakangan ini telah
menjadi konsep yang populer di berbagai Negara. Berbagai kalangan akademisi,
praktisi, media massa dan elite pemerintahan mulai memperbincangkan konsep
kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial. Kegagalan dan lambatnya organisasi-organisasi sosial dalam
menyelesaikan permasalahan sosial membuat beberapa individu, organisasi atau
negara mulai memikirkan konsep kewirausahaan sosial. Organisasi sosial
cenderung memberikan bantuan yang bersifat filantropi, hal inilah yang disebut-
sebut sebagai pemicu ketidakberhasilan sebuah lembaga atau organisasi dalam
keberlanjutan program pengembangan di masyarakat. Kewirausahaan sosial
merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan sosial.6 Hal ini
dikarenakan kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk
melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan permasalahan sosial dengan
5Asyhabuddin, MA, Berdaya sekaligus Memberdayakan: Kewirausahaan Sosial Berbasis
Pesantren(Studi Kewirausahaan Sosial dan Dampaknya terhadap kemandirian pesantren dan
Pengembangan Masyarakat sekitar di Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Al-Azhar
Malangdan Pesantren Putri Al-Mawaddah Ponorogo), dari
http://scholarship.kemenag.go.id/peserta2015/AsyhabuddinfrmPROPOSAL%20DISERTASI.pdf, diakses pada 8 Maret 2016.
6Helfin Frinces, Kewirausahaan dan inovasi Bisnis, (Yogyakarta: Darussalam, 2004), h.4
4
menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan melalui praktik penciptaan lapangan
padat karya dalam rangka pengentasan kemiskinan.7
Berwirausaha juga telah disinggung dalam Al-Qur’an, pekerjaan berdagang
atau berwirausaha mendapat tempat terhormat dalam ajaran Islam, seperti yang
djelakan dalam hadits:
مالك بن أنس فيما قزئ عليه عن نافع عنعبد الله بن عمز أن رسول الله حدثنا قتيبة بن سعيد عن
يز مناليد اليد العليا خ صلي الله عليه وسلم قال وهو علىالمنبز وهو يذكز الصدقة والتعفف عن المسألة
السفلي واليد العليا المنفقة والسفلي السائلة
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Malik bin Anas-
sebagaimana yang telah dibacakan kepadanya- dari Nafi' dari Abdullah bin Umar
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di atas mimbar, beliau
menyebut tentang sedekah dan menahan diri dari meminta-minta. Sabda beliau:
"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas
adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-
minta.8
Selain itu Islam juga mengatur wirausahawan muslim untuk memperhatikan
beberapa etika dan perilaku terpuji dalam perdagangan. Seperti yang diucapkan
oleh Imam Ghazali bahwa terdapat 8 sifat dan perilaku yang terpuji dalam
perdagangan yaitu pertama, sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur. Kedua,
tidak mengambil laba yang lebih banyak. Ketiga, jujur. Keempat, niat suci dan
7Sudrajad Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri (Jakarta : PT.
Citratudha, 2006),h. 4
8 Mutiara Hadits, dari http://www.mutiarahadits.com/23/62/76/tangan-di-atas-lebih-baik-
dari-tangan-di-bahwa.htm, diakses pada 13 Maret 2017.
5
ibadah. Kelima, Azzam dan banun lebih pagi. Keenam, toleransi. Ketujuh,
berzakat dan berinfak. Kedelapan, silaturahmi.9
Sekian banyak komunitas yang muncul dan bergerak dalam bidang
kewirausahaan, namun masih sedikit yang mempunyai program pemberdayaan
dan program kewirausahaan sosial. Kebanyakan dari mereka hanya sebagai
tempat dan wadah untuk kooptasi dalam kerangka kerjasama bisnis dalam
mencapai tujuan yang bersifat keuntungan komersial. Salah satu komunitas yang
telah berdampak dalam menggabungkan antara semangat kewirausahaan dan nilai
sosial adalah Komunitas Tangan di Atas (KTDA).
KTDA adalah sebuah komunitas atau tempat bergabungnya para
wirausahawan Indonesia yang didirikan pada Januari 2006 oleh Badroni
Yuzirman dan 6 pengusaha lainnya di Jakarta. KTDA mempunyai visi
membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi
positif bagi peradaban. Sampai tahun 2014 telah bergabung tidak kurang dari
15.000 member di KTDA dan diantaranya terdapat sekitar 5.000 member terdaftar
secara resmi di database KTDA. Sampai tahun 2013, TDA telah hadir di 55 kota
di seluruh Indonesia dan di 4 negara yaitu KTDA Malaysia, KTDA Singapura,
KTDA Hongkong, KTDA Mesir, dan KTDA Australia. Melihat perkembangan
ekspansi dari KTDA di berbagai kota di Indonesia, sampai merambah ke luar
negeri, menunjukkan bahwa proses pengembangan dan penyebaran kultur
kewirausahaan telah terjadi secara eksponensial, bermula dari anggota di
dalamnya sampai keluar untuk merekrut para calon wirausahaan-wirausahaan
baru.
9 Aprijon, M.Ed, Kewirausahaan dan Pandangan Islam, dari http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Menara/article/download/406/387 diakses pada 14 Maret 2017.
6
Hal ini dapat dilihat dari berberapa indikator yang mengarah pada
terciptanya praktik penjalanan bisnis yang berbasis pemberdayaan lingkungan
sosial untuk para anggotanya dan mendidik serta mengedukasi para anggota dan
calon anggota bahwa kewirausahaan adalah hal yang telah menjadi siginifikan
dalam peran serta membangun ekonomi nasional. Selain itu, misi kewirausahaan
sosial KTDA adalah menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan,
menciptakan sinergitas diantara sesama anggota dan antara anggota dengan pihak
lain, berlandaskan prinsip high trust community, dan menumbuhkan jiwa sosial &
berbagi di antara anggota.
Selain itu KTDA memiliki beragam program dimana program-program
tersebut ada yang sudah ditentukan oleh pengurus tingkat Nasional, ada pula
program yang diinisiasi oleh pengurus tingkat daerah dan yang membuat program
dari KTDA ini menajdi menarik adalah karena program tersebut menyesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi yang terjadi di daerah tersebut. Program tersebut
diantaranya program reguler, program bulanan, program tiga bulanan, program
tahunan dan program insidential. Melalui serangkaian progam yang sudah
dijalankan oleh Komunitas Tangan di Atas, program-program tersebut memanglah
diarahkan untuk mengembangkan kompetensi dan skill para anggotanya untuk
meningkatkan produktivitas dalam rangka penyerapan tenga kerja, serta
melahirkan dan memberdayaan para wirausahawan baru yang dapat menciptakan
lapangan kerja yang semakin banyak untuk menjadikan masyarakat yang lebih
produktif.
KTDA memiliki komponen kewirausahaan sosial diantaranya
menumbuhkan peluang bisnis bagi para wirausahawan, menumbuhkan inovasi,
7
menumbuhkan jiwa kepemimpinan, value creation, social benefit dan
provitability. Masing-masing dari komponen kewirausahaan sosial yang dimiliki
KTDA tersebut diaplikasikan dalam bentuk praktik kewirausahaan sosial. Dimana
dala praktik tersebut memiliki tujuan diantaranya untuk mengentaskan
kemiskinan, meningkatkan aspek pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu
terlebih pada anak, meningkatkan aspek kesehatan, membuka peluang bagi para
wirausaha untuk memajukan usaha di bidang air bersih, mengembangkan usaha di
bidang infrastruktur dan pembangunan serta pengembangan lingkungan yang
berkelanjutan.
Berdasarkan data di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
pada praktik kewirausahaan sosial serta mengetahui bagaimana konsep
kewirausahaan sosial yang ada di KTDA dengan judul Kewirausahaan Sosial
Komunitas Tangan Di Atas (KTDA): Konsep dan Praktik.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang penulis teliti, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang
berkaitan dengan peneliti ini, karena peneliti menyadari adanya keterbatasan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan masalah
dilakukan agar pengkajian dalam penelitian tidak terlampau jauh sehingga
menjadi lebih fokus dan efektif terhadap apa yang akan disimpulkan.
Penulis membatasi penelitian ini hanya pada Konsep dan Praktik
Kewirausahaan Sosial yang ada di KTDA.
2. Perumusan Masalah
8
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep dan
praktik kewirausahaan sosial yang ada di KTDA?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep dan
praktik kewirausahaan sosial yang ada di KTDA.
2. Manfaat Hasil Penelitian
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama bagi penulis
sendiri dalam mendalami dan mengetahui bagaimana konsep dan
praktik kewirausahaan sosial yang ada di KTDA.
b. Manfaat praktis
Sebagai acuan dalam pembinaan nilai kewirausahaan sosial,
khususnya sikap kemandirian bagi para anggota Komunitas Tangan di
Atas yang memiliki potensi SDA maupun SDM-nya. Dalam jangka
panjang semoga bagi para kaum muda bisa membentuk sebuah jiwa
kewirausahaan sosial untuk melahirkan karya-karya yang mandiri,
kreatif dan inovatif.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Setelah penulis melakukan studi kepustakaan, terdapat buku dan
beberapa artikel dari internet yang berhubungan dengan kewirausahaan
dan kewirausahaan sosial.
9
Penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap skripsi
terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan terutama yang melakukan
penelitian yang mengenai peran kewirausahaan dan pentingnya
berwirausaha.
Skripsi pertama berjudul Strategi Pengembangan Kewirausahaan
Pondok Pesantren Al-Ashiriyah Nurul Iman. Oleh: Nuraini, Jurusan
Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Lulusan Tahun
2009. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini mengenai strategi
pengembangan kewirausahaan melalui usaha daur ulang sampah, pabrik
roti dan percetakan. Strategi pengembangan kewirausahaan di Pondok
Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman meliputi 4 tahap. Pertama,
perencanaan meliputi: menumbuhkan gagasan usaha, menetapkan tujuan,
mencari data dan informasi. Kedua, pemilihan jenis dan macam usaha.
Ketiga, pelaksanaan dan pengelolaan usaha. Keempat, pengembangan
usaha pondok pesantren yang meliputi: pengembangan pemasaran,
pengembangan dan peningkatan produksi, pengembangan dan peningkatan
modal, sistem evaluasi dan pengawasan. Manajemen pengelolaan
kewirausahaan pondok pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman yang
memberikan peran domain kepada santri sehingga terjadi proses belajar
kemandirian akan tetapi dalam hal orientasi akhir Pondok Pesantren Al-
Ashiriyyah Nurul Iman tidak sesuai dengan konsep pengembangan
kewiraushaan pondok pesantren secara umum karena tidak melibatkan
santri putri, selain itu yang menjadi penghambat pengembangan
kewirausahaan yaitu mahalnya bahan-bahan produksi sehingga dapat
10
menghambat usaha di Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman. Saran
peneliti dalam penelitian tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah
Nurul Iman diharapkan dapat mengelola dengan lebih baik lagi wirausaha
yang telah ada, agar suatu masa yang akan datang Pesantren Al-Ashiriyyah
Nurul Iman dapat lebih berkembang dan dapat menambah lagi wirausaha
yang lainnya.10
Skripsi kedua berjudul Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada
Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Oleh: Fitria
Handayani. Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Handayani mengenai pelatihan dan
pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan yang
diberikan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Berbagai macam
pelatihan yang diberikan oleh anak jalanan berupa pelatihan pembuatan
kue, pelatihan perbengkelan motor dan pelatihan kewirausahaan sablon.
Peneliti dapat menyimpulkan mengenai sistem pelatihan kewirausahaan
pada anak jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok yakni kegiatan
pelatihan diharapkan selain untuk menambah ketrampilan pemuda namun
juga dapat memperbaiki pola hidup dan bersikap sesuai dengan ajaran
Islam. Untuk itu Yabim menerapkan proses pembelajaran dari hati kehati
berupa diskusi, tahap perkenalan alat-alat pelatihan, cara pengolahan
produk dan sampai pada tahap pelatihan pengelolaan usaha. Sehingga
10
Nurul Iman, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-
Ashiriyyah Nurul Iman,” (Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2009).
11
menciptakan pemuda yang mandiri, siap dan berakhlak dalam menghadapi
dan menjalani kehidupanya. Saran dari peneliti yaitu, lebih fokus terhadap
pelatihan-pelatihan yang sudah ada. Hal tersebut ditandai dengan masih
belum terdapatnya nomor izin pelatihan, struktur kepengurusan, serta
pembukuan anggaran. Kemudian lebih fokus untuk merangkul anak
jalanan yang masih belum mengenyam pendidikan dan sebaiknya waktu
pelatihan disesuaikan oleh waktu mereka biasa bekerja.11
Skripsi ketiga berjudul Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap
Santri di Pondok Pesantren Al-Ashiriyah. Oleh: Deden Bazar
Badruzaman. Jurusan Perbankan Syariah. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Deden Fajar
Badruzzaman mengenai pola pemberdayaan kewirausahaan di Pondok
Pesantren Al-Asyriyyah yang terdiri dari: Input yaitu, 1. Identifikasi
kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga sisi: pertama
dilihat dari kebutuhan santri, kedua kebutuhan pesantren, ketiga kebutuhan
organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara
selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya. Proses yaitu,
merancang program pemberdayaan, rancangan program terdiri dari
penyelenggara yaitu Pondok Pesantren Al-Ashiriyah Nurul Iman, dengan
tujuan terwujudnya kemandirian dengan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan santri. Pelaksanaan program pemberdayaan kewirausahaan
dilakukan dengan cara seminar, workshop, kemudian dipraktikkan di
lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Adapun saran yang dapat diberikan
11
Fitria Handayani,” Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan
Bina Insan Mandiri Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2013)
12
dari hasil penelitian ini yaitu, pengembangan kegiatan belajar mengajar
dalam melaksanakan pemberdayaan kewirausahaan dalam upaya
menumbuhkan jiwa enterptreneur santri hendaknya menyeimbangkan
antara pembekalan teori dan praktik secara proposional, sehingga mereka
benar-benar mempunyai bekal untuk menjadi wirausahaan kelak. 12
Penulis menyadari bahwa literatur tersebut merupakan sumber
inspirasi dalam menyusun skripsi ini. berbeda dengan karya ilmiah yang
menjadi gagasan tersebut, penelitian yang penulis lakukan lebih
menekankan pada bagaimana konsep dan praktik kewirausahaan sosial yang
ada di KTDA.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah
dan menganalisa data secara kualitatif. Penulis dapat memiliki data yang
akurat dari pelaksanaan program dan praktik Komunitas Tangan di Atas.
Penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam mengenai peran dari
Komunitas Tangan di Atas dalam mengurangi pengangguran mengatasi
pengangguran dan menyelesaikan permasalahan sosial lingkungan di
masyarakat yang dilakukan oleh para anggota di dalamnya.
Sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor yang dikutip
Lexy J. Moleong bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian
12Deden Bazar Badruzaman, “Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok
Pesantren Al-Ashiriyah,” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2009)
13
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat dialami. Sedangkan menurut Krik dan
Miller seperti yang di kutip Lexy J. Moleong, mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan pada orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.13
Istilah penelitian kualitatif menurut Strauss dan Corbin seperti yang
dikutip Lexy J. Moleong Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran).
Menurut prof. Dr. Sugiyono penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme yaitu digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut
Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan intepretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya,
2009 ), h. 4
14
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dan situasi tertentu dalam masyarakat, termasuk tentang hubungan-
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta proses-proses
yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.14
Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan,
instrumen yang penulis maksud adalah berbagai bentuk alat bantu dan
dokumentasi lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang hasil
penelitian terkait dengan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan objek
penelitian.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian lapangan selama 4 bulan, agar peneliti
dapat menghasilkan penelitian dengan sebaik mungkin dan tidak tergesa-
gesa dalam melakukan penelitian. Adapun tempat yang dijadikan penelitian
ini ialah Komunitas Tangan di Atas yang memilki sekretariat di Gedung
UMKM Smesco Pancoran Jakarta.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer, yaitu berupa data yang diperoleh dari informan
atau sasaran penelitian melalui wawancara mendalam, dimana
penulis melakukan percakapan dua arah secara berulang dalam
suasana kesetaraan, akrab, dan informal terkait proses
kewirausahaan sosial.
14Moh Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), h. 16
15
b. Data sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil
melalui sumber-sumber informasi tidak langsung. Data sekunder
yang penulis maksud adalah catatan atau dokumen-dokumen
yang diperoleh dari berbagai literatur, buku, majalah brosur,
karangan, ilmiah, arsip dan modul-modul yang berkaitan dengan
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Wawancara mendalam, suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.15
Menurut Moleong yang dikutip oleh Haris
Hardiansyah bahwa wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yaitu
peneliti sendiri dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang terdiri Ketua
Komunitas Tangan di Atas, perwakilan anggota komunitas (dua
pihak), Pengamat Kewirausahaan, dan Akademisi
Kewirausahaan Instrumen yang digunakan dalam wawancara
pedoman wawancara, handphone ataupun alat perekam.
b. Studi Dokumentasi, salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
15Riduwan, Metode Teknik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 102
16
subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari
sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen
lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.16
Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang
tidak diperoleh dengan wawancara dan observasi, tetapi hanya
diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan cara
menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet, dan foto
kegiatan yang bersumber dari lembaga dan dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian.
6. Teknik pemilihan informan
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang diambil
karena pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.17
Pertimbangan
tertentu ini, saat penulis ingin mengambil informan anggota komunitas ini
adalah penulis berdiskusi dengan ketua Komunitas Tangan di Atas
mengenai siapa saja anggota komunitas yang bisa dijadikan informan.
Berikut adalah tabel rancangan informan dalam penelitian:
16
Haris Herdiansyah , Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta : Salemba Humanika,2012)
h.118
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.52
17
Tabel 1.3 Rancangan Informan
No.
Informasi Yang
Dicari
Jabatan
Nama
Informan
Jumlah
1.
Profil Komunitas
Tangan di Atas, praktik
dan program yang
sudah dilakukan
Ketua
Komunitas
Tangan di Atas
Mustofa
Ramdhoni
1 orang
2.
Konsep
Kewirausahaan Sosial
dalam KTDA
Founder dan
Pengamat
Roni
Yurizman dan
Yuswohady
2 orang
3 Praktik Kewirausahaan
Sosial
Anggota KTDA
Edi Fajar. P
Ade
Heri
Chandra
4 orang
Jumlah 7 orang
7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
18
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.18
Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengelola data
penelitian ini adalah dari hasil wawancara dan dokumentasi, dan bahan
pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti
mencoba mempaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian
menganalisa data dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.
8. Teknik Keabsahan Data
Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan
bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi
persoalan dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal ini disebabkan
banyak hal, yaitu: (1) subjektifitas penelitian merupakan hal yang dominan
dalam penelitian kualitatif, (2) alat penelitian yang diandalkan adalah
wawancara dan observasi, (3) sumber data kualitatif yang credible akan
mempengaruhi hasil akurasi penelitian.19
Menurut Patton dan Moleong
keabsahan data dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan
prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kredibilitas (derajat
kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Dalam hal ini
jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut
merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikirian. Yang penting
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2006), h. 244
19
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial
lainnya (Jakarta: Kencana 2007), h. 253
19
di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-
perbedaan tersebut.20
F. Teknik Penulisan Data
Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development
And Assurance)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan pertama, 2007.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara
rinci sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengutarakan tentang: Latar Belakang, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang definisi kewirausahaan sosial, termasuk
komponen-komponen dalam kewirausahaan sosial yang terdiridari: peluang,
inovasi, kepemimpinan, value creation, social benefit, dan profitability serta
tujuan dari kewirausahaan sosial.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Bab ini membahas profil dari Komunitas Tangan di Atas yang
meliputi: sejarah singkat berdirinya, visi, misi, motto, tujuan, identitias
20Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330
20
lembaga, sarana dan prasarana, struktur organisasi, pembiayaan operasional
dan mitra atau kerja sama.
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN
Bab ini membahas tentang apa saja konsep kewirausahaan sosial
dalam KTDA, tujuan dari KTDA, dan komponen kewirausahaan sosial.
BAB V PENUTUP
Memberikan kesimpulan tentang bagaimana konsep dan praktik
kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh KTDA.
21
BAB II
KERANGKA TEORI
Pada bab ini, penulis mencoba mengumpulkan dan menganalisis teori dan
pemikiran dari para ahli tentang kewirausahaan sosial, sebagai landasan yang
diperlukan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah yang telah
dijelaskan di bab 1. Bab ini dibagi dalam dua bagian utama. Pertama, teori dan
pemikiran yang berkaitan dengan defini kewirausahaan sosial dan teori dan
pemikiran yang berkaitan dengan sisi inovasi dalam kewirausahaan sosial.
Kedua, tujuan kewirausahaan sosial siginifikan untuk diketahui untuk
untuk mengetahui apakah tujuan dari Komunitas Tangan di Atas sudah relevan
dengan prinsip-prinsip yang menjadi tujuan sebuah entitas menjalankan praktik
kewirausahaan sosial.
A. Kewirausahaan Sosial
1. Definisi Kewirausahaan Sosial
Menurut Wawan Dhewanto, kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk
usaha yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial dengan
menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip
kewirausahaan sosial.1
Sedangkan kewirausahaan sosial menurut Juwaini, adalah individu
yang bervisi, berjiwa pengusaha, dan beretika yang mampu menciptakan
1Wawan Dhewanto,dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial (Bandung,Alfabeta: 2013), h.43
22
inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat.2
Kewirausahaan sosial merupakan suatu proses yang menciptakan nilai sosial
dengan menggabungkan sumber daya yang terfokus untuk mengejar dan
mencari kesempatan. Untuk menciptakan nilai sosial ini dengan mengetahui
kebutuhan yang belum terpenuhi, selanjutnya dalam proses ini melibatkan
adanya produk dan jasa yang dihasilkan tetapi bisa juga yang merujuk pada
adanya pembentukan organisasi baru. Kewirausahaan sosial merupakan
solusi untuk mengatasi permasalahan sosial.
Kewirausahaan sosial adalah sebuah anomali, yang menantang
pemahaman umum tentang manusia dengan segala pemikiran dan
prilakunya. Aktivitas kewirausahaan sosial dipertimbangkan sebagai sebuah
kegiatan yang „aneh‟ karena menabrak kelaziman; yaitu melakukan berbagai
kegiatan ekonomi, namun hasilnya untuk kesejahteraan orang lain.
Kelaziman pemikiran bahwa aktivitas ekonomi adalah untuk sebesar-
besarnya kemakmuran pribadi, seakan ditabrak oleh hadirnya aktivitas ini.3
2. Komponen Kewirausahaan Sosial
Paul C. Light mengasumsikan bahwa kewirausahaan sosial terbentuk
dari empat komponen besar yaitu kewirausahaan, ide/gagasan, peluang dan
organisasi.4 Dari beberapa definisi yang dirangkum oleh Okpra dan
Halkias ini terdapat beberapa komponen yang membentuk definisi
2Juwaini Ahmad, Social Enterprise (Bandung, Mizan Group: 2011), h.9
3 Hery Wibowo dan Sony A. Nulhaqim, Kewirausahaan Sosial: Merevolusi Pola Pikir
dan Menginisiasi Mitra Pembangunan Kontemporer, dari http://repository.unpad.ac.id/20298/1/6-
Kewirausahaan-Sosial.pdf, diakses pada 13 Maret 2016.
4Budi Wibhawa,dkk, Social Entrepreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility (Bandung,Widya Padjajaran:2011), h.15
23
kewirausahaan sosial. Komponen-komponen tersebut kemudian
didefinisikan dalam sebuah skema seperti di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir dalam Kewirausahaan Sosial
Bagan diatas mencoba menggambarkan alur dalam sebuah konstruksi
dan arsitektur sebuah pemikiran dan implementasi gerakan kewirasusahaan
sosial, mulai dari munculnya ide-ide yang berbasis kreatifitas yang berasal
dari subjek yang memang melihat dan menemukan sebuah kesempatan
dalam rangka menghasilkan sebuah nilai tambah (added value), bukan
hanya keuntungan yang bersifat komersial yang dihasilkan dan
dimanfaatkan secara pribadi semata, tetapi bagaimana keuntungan ini
bersifat sosial karena agregasi dan akumulasi dari beberapa organ
disekitarnya dan dampaknya bersifat umum dan bernilai pada masyarakat
pada umumnya. Efektifitas subjek dan kesempatan yang ada bersifat
hubungan yang saling simultan dan mempengaruhi dalam rangka
24
menghasilkan inovasi sosial berbasis kreatifitas. Hubungan ini kemudian
harus dijewantahkan melalui program-program yang komprehensif dan
konsisten dalam rangka menghasilkan keuntungan sosial untuk menambah
nilai bagi masyarakat. Program-program yang disusun dan
diimplementasikan haruslah direncanakan dan disusun berdasarkan
kreativitas yang memilki inovasi sosial dan dibuat standar pengukuran yang
jelas spesifik sebagai baromater untuk melihat apakah sebuah program yang
dijalankan telah menjawab permasalahan sosial yang ada dan pencapaian
yang dihasilkan dalam menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat. Pada
akhirnya, tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah sebuah
keuntungan sosial, bersifat umum, yang dapat dinikmati manfaat dan
dirasakan dampaknya bagi khalayak dan subjek yang menjalankannya.
Berikut penjelasan dari tiap elemen–elemen dalam sebuah alur pemikiran
kewirausahaan sosial, saling mempengaruhi diantaranya untuk membuat
satu kesatuan utuh dan komprehensif dalam prinsip penjalanan praktik
kewirausahaan sosial.
1. Peluang (Opportunity)
Proses untuk mengembangkan sebuah usaha baru terjadi pada proses
kewirausahaan (entreupreneur process), yang melibatkan lebih dari sekedar
penyelesaian masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha
harus menemukan, mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang
dengan mengatasi kekuatan yang menghalangi terciptanya suatu yang baru.
Proses ini memilki empat tahap yang berbeda: 1) Identifikasi dan evaluasi
25
peluang 2) Pengembangan rencana bisnis 3) Penetapan sumber daya yang
dibutuhkan 4) Manajemen perusahaan yang dihasilkan.5
Identitas peluang dan evaluasi merupakan tugas yang sangat sulit.
Sebagian besar peluang bisnis yang baik tidak muncul secara tiba-tiba
melainkan merupakan hasil ketajaman seseorang pengusaha melihat
kemungkinan pada beberapa kasus, pembentukan mekanisme yang dapat
mengidentifikasi peluang potensial.
Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti
kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Inspirasi
merupakan sumber dari peluangInspirasi bisa muncul dari mana saja dan
kapan saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi:6
1) Faktor Internal, yang berasal dalam diri seseorang sebagai subjek,
antara lain:
Pengetahuan yang dimiliki:
Pengalaman dari individu itu sendiri;
Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah
Instuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu
itu sendiri.
2) Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan
merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara
lain:
Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
5Donny Rosmiati, “Sikap, Motiasi, danminatberwirausahamahasiswa”, Jurnal Mahasiswa
Kewirausahaan,17:1, (Kupang, Maret 2015), 21-30 6 Zulekha, Izul, Peluang Usaha dalam Kewirausahaan Sosial, artikel diakses pada 17 Juli
2016 dari : https://www.idjoel.com/pengertian-peluang-usaha/, 2012.
26
Kesulitan yang dihadapi sehari-hari;
Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun
orang lain;
Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Dalam kewirausahaan sosial, proses menemukan peluang adalah
mengidentifikasi isu-isu sosial yang penting dalam masyarakat, melakukan
sesuatu yang realitas, terjangkau dan menguntungkan bagi masyarakat.
Sebuah ide harus disesuaikan dengan peluang atau kebutuhan yang
tersedia. Peluang usaha sendiri dapat diartikan sebagai kesempatan atau
waktu yang tepat untuk dimanfaatkan oleh wirausaha guna memperoleh
keuntungan. Untuk menangkap peluang usaha perlu kerja keras dan
perngorbanan. Howorth menjabarkan proses yang harus dilakukan oleh
wirausaha sosial untuk menjalankan usahanya:
a) Mencari kesempatan
b) Mengembangkan konsep bisnis
c) Mencari tahu apa arti sukses dan bagaimana mengukurnya
d) Memperoleh sumber daya yang tepat
e) Peluncuran dan tumbuh
f) Mencapai tujuan
Menurut Martin dan Orsberg, kewirausahaan sosial memiliki tiga
komponen sebagai berikut 7:
a) Mengidentifikasi keseimbangan yang stabil meskipun menyebabkan
pengecualian di dalamnya, marjinalisasi, atau penderitaan
7Wawan Dhewanto,dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial (Bandung,Alfabeta:2013),
h.65
27
kemanusiaan yang tidak memiliki sarana keuangan, atau kekuatan
politik untuk mencapai manfaat perubahan itu sendiri.
b) Mengidentifikasi solusi dalam keseimbangan yang salah,
mengembangkan proposisi nilai sosial, dan membawa tanggungan
untuk melewan hegemoni negara yang stabil.
c) Membangun hal yang baru, keseimbangan yang melepaskan beban,
dan meredakan penderitaan kelompok sasaran, meniru pemikiran
dan menciptakan ekosistem yang stabil serta memastikan masa
depan yang lebih baik untuk kelompok sasaran dan bahkan
masyarakat secara keseluruhan.
Peter Drucker dalam bukunga Innovation dan Entrepreneurship
Practice dan Principles mengungkapkan kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan melihat peluang
dari sebuah perubahan. Kunci keberhasilan dalam menangkap peluang
usaha adalah pengalaman dan pendekatan terhadap faktor manusia,
teknologi, komunikasi dan informasi. Untuk mendapatkan peluang usaha
sangat bergantung pada beberapa hal, antara lain:8
a) Minat
Ketertarikan seseorang atau yang menjadi fokus perhatian seseorang.
Misalnya, yang menjadi minat kita adalah masalah sosial, ekonomi,
politik, teknologi
8 Martono, Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial, (Depok: Rajagrafindo Persada,2006), h. 41
28
b) Modal
Hal ini berkaitan dengan dana dan sumber daya yang dimiliki
individu atau organisasi.
c) Relasi
Hal ini berkaitan dengan jaringan atau hubungan yang menunjang
potensi pengembangan usaha. Contohnya: teman, keluarga, institusi.
2. Inovasi (Innovation)
Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu
yang baru ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi
kebanyakan orang karena sifat nya relative (apa yang dianggap baru oleh
seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi sesuatu yang merupakan
lama bagi orang lain dalam konteks lain).
Inovasi adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang
menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat social maupun ekonomi.
Untuk menghasilkan perilaku inovatif seseorang harus melihat inovasi
secara mendasar sebagai proses yang dapat dikelola Proses inovasi terdiri
dari tiga tahap:9
1) Pencarian ideadalah tahap membuat ide-ide baru dan/atau
memperkuat ide yang sudah ada
2) Pemanenan ide adalah pengaplikasian ide-ide yang sudah terkumpul,
disaring, dan di evaluasi
3) Pengembangan dan implementasi idepenelitian, percobaan, perbaikan,
dan pengembangan dari suatu ide dan implementasinya
9Reniati, Kreativitas Organisasi dan Innovasi Bisnis, (Jakarta: Alfabeta,2010), h. 32
29
Berinovasi yaitu memperkenalkan sesuatu yang baru dari sebuah ide,
metode, atau alat inovasi adalah kombinasi dari dua proses: pembuatan ide
dan pengimplementasiannya. Inovasi adalah perubahan yang dapat berupa,
suatu proses atau suatu lompatan besar menuju sesuatu yang diinginkan.
Inovasi membutuhkan kepemimpinan yang baik dan manajemen pada
semua level organisasi. Pemimpin yang baik dapat mempengaruhi orang
untuk lebih aktif dan semangat dalam pekerjaan mereka. Hal ini dapat
menuntun menuju pembuatan ide yang lebih baik. Kepemimpinan dalam
manajerial sangat dibutuhkan untuk memungkinkan terjadinya perubahan
yang dibutuhkan oleh para pemimpin. Setiap orang dapat berpartisipasi
dalam tim untuk membangun kreativitas dan inovasi. Semua orang mampu
untuk menggunakan kreativitas, pengalaman, kecerdasan mereka untuk
mengimplentasikan perubahan tersebut. Inovasi yang efektif membutuhkan:
a) Pencampuran ide-ide yang baru
b) Kemampuan untuk membuat segala sesuatu selesai
c) Pengiklanan yang baik
d) Fokus pembeli
e) Iklim organisasi yang kondusif
Lima faktor untuk membuat iklim inovasi yang benar adalah: 10
a) Manajemen komitmen.
Top manajemen harus menunjukkan secara visual tentang pengakuan
dan komitmen pada inovasi, untuk mendukung dan memfasilitasi
perubahan pada semua level. Tanpa kepemimpinan yang menilai ide
10
Irwan Noor, Desain Inovasi,(Jakarta: ISBN,2013, h. 17
30
dan tanpa kepemimpinan yang secara konstan berjuang untuk tetap
memajukan inovasi, tidak akan ada pertumbuhan yang
menguntungkan
b) Strategi perubahan yang positif
c) Perspektif jangka panjang
Inovasi tidak harus reaktif tetapi inovasi merupakan bagian dari
rencana strategi jangka panjang dibawah arahan dari pemimpin dan
manajer yang baik.
d) Fleksibilitas untuk menyesusaikan dengan perubahan
Fleksibilitas merupakan kunci dalam menghadapi perubahan dalam
organisasi. Ini dapat berarti meratakan hirarki dalam sistem
menajemen piramid dan mendorong pengambilan keputusan lebih ke
bawah. Efektif, membuka komunikasi pada semua level adalah esensi
dari fleksibilitas ini.
e) Menerima kemungkinan dari semua resiko
Setiap ide yang muncul selalu disertai dengan resiko tetapi
kemungkinan kegagalan suatu ide bukan merupakan alasan untuk
tidak berinovasi. Manajer harus sadar akan resiko yang ada dan
memikirkan kemungkinan untuk menghilangkan potensi kegagalan
yang ada sebelum terlalu banyak kegagalan yang terjadi.
Bagaimanapun, sebuah manajemen tidak boleh terlalu menyalahkan
apabila terjadi kesalahan karena hal ini akan menghalangi inisiatif untuk
jangka panjang.
31
Di kewirausahaan sosial, para wirausahaan menggunakan solusi
inovatif untuk memecahkan masalah sosial masyarakat, inovasi dengan
menghasilkan produk layanan, atau sesuatu yang baru dan berebeda, atau
pendekatan untuk melakukan hal-hal yang bertanggung jawab secara sosial.
3. Kepemimpinan
Seorang pemimpin selain harus mampu membuat visi, misi, dan
tujuanorganisasi yang dipimpinnya, juga harus mampu “mengalirkannya”
dalam program, baik yang berkala panjang atau rencana strategis (renstra)
dan yang berkala pendek atau rencana operasional (renop), dapat memberi
pemahaman kepada para pengikutnya, mampu merealisasikan semua
program yang telah digarap bersama serta bisa mengajak seluruh
pengikutnya untuk bersama mensukseskan semua program tersebut.
Kepemimpinan sebagai kesadaran dan keinginan untuk mempengaruhi
orang lain, mereka kemudian memberikan tanggapan atas keinginan
sendiri untuk mengikutinya.11
Definisi tersebut menurut peneliti lebih sesuai
jika diterapkan pada masa sekarang, karena banyaknya orang yang bergelut
dalam organisasi terlebih pendidikan yang terlalu mengejar royalty dari
pada mengimbanginya dengan pekerjaan yang digelutinya.Dengan
kepemimpinan yang mengarahkan pengikutnya pada kesadaran diri dan
keinginan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing maka bisa
dipastikan istilah “pemimpin tukang cukur” tidak akan ada lagi. Dari
beberapa definisi yang dinyatakan oleh beberapa pakar dan sedikit analisa
peneliti, tentunya kepemimpinan dalam pengertian umum menunjukkan
11
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali, 1983), h.7
32
proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi
atau mengendalikan pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain agar
secara sadar dan atas keinginannya sendiri dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya.12
4. Value Creation
Nilai-nilai kewirausahaan di atas identik dengan sistem nilai yang melekat
pada sistem nilai manajer. Dalam sistem nilai manajer terdapat dua
kelompok nilai, yaitu: 13
1) Sistem nilai pribadi
2) Sistem nilai kelompok atau organisais.
Dalam sistem nilai pribadi terdapat empat jenis system nilai, yaitu (1)
nilai primer pragmatik, (2) nilai primer moralistik, (3) Nilai primer efektif
dan (4) nilai baruan. Dalam system nilai primer pragmatik terkandung
beberapa unsur diantaranya perencanaan, prestasi, produktivitas,
kemampuan kecakapan, kreativitas, kerja sama, dan kesempatan. Sedangkan
dalam nilai moralistik terkandung unsur-unsur keyakinan, jaminan,
martabat, pribadi, kehormatan, dan ketaatan.
Dalam kewirausahaan, sistem nilai primer pragmatik tersebut dapat
dilihat dari watak, jiwa, dan prilaku, misalnya selalu bekerja keras, tegas,
mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas,
kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan mencari
peluang, selanjutnya nilai moralistik meliputi keyakinan atau percaya diri,
12
Fifi Swandari, “Menjadi Perusahaan yang Survive Dengan Transformasional
Leadership” Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 1:2,(Depok, Mei 2003), h. 93-102 13
Rambat Lupiyoadi, Entrepreneurship: From Mindset to Strategy (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2007), h.34
33
kehormatan, kepercayaan, kerja sama, kejujuran, keteladanan dan
keutamaan.
Dari beberapa ciri di atas, terdapat beberapa nilai hakiki yang penting dari
kewirausahaan, yaitu:14
a) Percaya Diri
b) Berorientasi pada Tugas dan Hasil
c) Keberanian Mengambil Risiko
d) Berorientasi ke Masa Depan
e) Keorisinilan : kreativitas dan Inovasi
5. Social Benefit
Permasalahan sosial seperti pendidikan, kemiskinan, urbanisasi, dan
korupsi, bila tidak cepat-cepat diselesaikan akan membuat kondisi sosial
yang semakin buruk bagi masyarakat Indonesia. Kewirausahaan sosial
sebagai proses menciptakan nilai dengan mengkombinasikan dengan
sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan, dalam mengejar
keuntungan sosial yang tinggi.
Menurut Markides, dalam salah satu artikelnya yang berjudul How to
solve the world’s biggest social promblems, mengungkapkan bahwa pada
sektor bisnis kreativitas manusia dan kewirausahaan dapat menciptakan
nilai yang sangat besar dalam menyelesaikan masalah yang ada di dunia.
Dan hal ini dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sosial.
Dengan cara merubah sistem yang kompleks dan mengakar dan
14
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta:Salemba
Empat, 2011), h.24
34
memecahkan beberapa masalah besar yang mengganggu masyarakat kita
seperti berikut ini: 15
a) Masalah sosial cenderung kompleks.
Masalah sosial adalah hasil alami dari sistem tertanam yang terdiri dari
banyak aktor saling bergantung, semua berperilaku sesuai dengan
kepentingan mereka sendiri. Sistem ini telah dikembangkan dalam jangka
waktu yang lama dan tidak hanya tertanam kuat dalam budaya kita, tetapi
juga dilindungi oleh kepentingan pribadi yang kuat. Oleh karena itu
dibutuhkan fokus sebagai upaya perubahan untuk mencari titik strategis
dalam sebuah struktur yang mendasari sistem sehingga mendorong
perubahan holistik.
b) Masalah sosial tidak mungkin dirubah sendirian
Sistem yang menimbulkan masalah sosial yang besar memerlukan
perubahan yang berbeda proses, bukanlah proses top-down, yang didorong
oleh individu heroik, tapi bottom-up, proses desentralisasi yang didorong
oleh ratusan individu. Dalam proses tersebut, daripada mendorong
perubahan secara individu/agen tunggal, lebih baik menempatkan sistem
dengan menempatkan beberapa agen perubahan yang melakukan
percobaan secara terus menerus dan berkelanjutan. Jadi dengan ini dapat
disimpulkan bahwa perubahan yang mendalam tidak dibawa oleh agen
tunggal tetapi oleh beberapa agen.
15
Haryati, Tuti, Definisi CSR, Manfaat, danKeuntungannyabagi Perusahaan, artikel
diakses pada 17 Juli 2016 dari : http://amynaaby.blogspot.co.id/2013/10/definisi-csr-manfaat-dan-
keuntungannya.html, 2013.
35
c) Masalah sosial bersifat global tidak bisa menggunakan solusi lokal.
Solusi lokal tidak cukup untuk mencapai peningkatan yang signifikan
dalam masalah sosial. Perubahan masalah sosial harus ditingkatkan jika itu
memiliki dampak yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan
kemampuan untuk mengembangkan banyak ide agar menjadi ide-ide
inovatif sehingga menghasilkan solusi inovatif untuk menyelesaikan
masalah sosial. Kewirausahaan tidak bisa dilepaskan dari inovasi. Proses
inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti misi,
nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan faktor lain yang
mempengaruhi adalah peluang. Inovasi sosial dibutuhkan untuk
memecahkan masalah sosial. Indonesia berada dalam posisi unik untuk
memecahkan permasalahan sosialnya. Hal ini dikarenakan permasalahan
sosial dan tantangan yang dihadapi oleh pekerja atau lembaga sosial
semakin kompleks. Semua ini terdengar sulit tapi bantuan teknologi di era
sosial telah membuat lebih mudah bagi kita untuk mengerahkan ribuan
bahkan jutaan orang untuk lebih peduli terhadap masalah-masalah sosial
dengan menggunakan berbagai platform yang hari ini ada di kemajuan
teknologi informasi.
6. Profitability
Menggunakan dan memperoleh pendapatan untuk memecahkan
masalah sosial masyarakat. Para wirausaha sosial bergerak untuk mengatasi
permasalahan sosial yang terjadi di lingkungannya dengan menciptakan
solusi yang inovatif di bidang kesejahteraan, pendidikan,
kesehatan,pengembangan masyarakat dan lingkungan. Tujuan para
36
wirausaha sosial yang berusaha untuk membuat sebuah perubahan di
masyarakat yang dihubungan juga dengan bagaimana mereka menjalankan
bisnisnya supaya bisa bertahan menghidupi organisasinya dan tetap
berorientasi sosial menjadi sebuah tantangan untuk melakukan keduanya
secara bersama-sama dan berjalan dengan baik.
Dalam hal ini inovasi yang dilakukan oleh para wirausaha sosial
tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi karena inovasi
tidak hanya tentang menciptakan produk atau teknologi baru namun juga
tentang bagaimana bisa menciptakan sebuah program kesejahteraan yang
berimbas luas terhadap masyarakat. Dalam menciptakan sebuah inovasi
sosial dibutuhkan sebuah proses yang merupakan tahapan-tahapan yang
diawali dengan mencari suatu peluang untuk memperbaiki atau untuk
memberikan solusi bagi permasalahan sosial yang ada sehingga tercipta
nilai sosial yang baru. Inovasi sosial menjadi dasar bagi para wirausaha
sosial dalam melakukan misi sosialnya dengan cara yang baru atau cara
yang lebih baik dari sebelumnya.16
B. TujuanKewirausahaan Sosial
Tujuan kewirausahaan sosial adalah terjadinya perubahan sosial ke arah
yang lebih baik atau positif dan memecahkan permasalahan sosial untuk
kepentingan masyarakat atau kelompok dampingan. Berikut adalah tujuan dari
kewirausahaan sosial secara global dapat dilihat melalui kebutuhan mendesak dan
potensi pengembangan yang ingin dicapai yaitu:17
16
Hendro, Dasar-dasarKewirausahaan, (Jakarta: Erlangga Press, 2012), h.31
17
Juwaini Ahmad, Social Enterprise (Bandung, Mizan Group:2011) h.84
37
a) Pengentasan kemiskinan
b) Pendidikan
c) Kesehatan
d) Kebutuhan air bersih
e) Infrastruktur dan pembangunan
f) Pengembangan lingkungan yang berkelanjutan
Wirausaha sosial berusaha memberdayakan masyarakatnya yang mengalami
permasalahan sosial untuk menjalankan usaha sehingga pada akhirnya masyarakat
dapat merasakan manfaat berupa peningkatan kesejahteraan karena memperoleh
penghasilan dari usaha yang didirikan.
Permasalahan sosial seperti pendidikan, kemiskinan, urbanisasi, dan
korupsi,bila tidak cepat-cepat diselesaikan akan membuat kondisi sosial yang
semakin buruk bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu semua masalah sosial
ini membutuhkan analisis yang cermat dan solusi rasional, mewakili aspirasi
masyarakat, terintegrasi, dan holistic, sehingga menghasilkan sebuah gagasan atau
ide yang lebih komprehensif, dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
sosial yang ada di Indonesia. Kewirausahaan sosial sebagai proses menciptakan
nilai dengan mengkombinasikan sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan,
dalam mengejar keuntungan sosial yang tinggi.
Pada sektor bisnis kreativitas manusia dan kewirausahaan dapat
menciptakan nilai yang sangat besar dalam menyelesaikan masalah yang ada di
dunia. Dan hal ini dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sosial,
dengan cara mengubah sistem yang kompleks dan mengakar dan memecahkan
beberapa masalah besar yang mengganggu masyarakat kita.
38
Konsep kewirausahaan sosial berbeda dengan konsep kewirausahaan umum.
Kewirausahaan secara umum dapat diartikan dengan usaha yang dijalankan secara
mandiri oleh individu atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan semata.
Pemahaman kewirausahaan dapat juga diartikan dengan bagaimana seseorang
menghadapi sebuah resiko atau ketidakpastian dari lingkungan yang selalu
berubah. Sedangkan yang dimaksud wirausaha sosial adalah individu atau
organisasi yang melihat permasalahan yang ada di lingkungannya sebagai peluang
untuk usaha atau bisnis, tidak hanya itu, kegiatan yang dihasilkan oleh wirausaha
sosial akan memberikan dampak positif bagi masyarakat.18
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh wirausaha sosial adalah bagaimana
ide yang ditawarkan bisa diterima oleh masyarakat. Mengacu pada konsep
kewirausahaan, seorang wirausaha sosial berperan dalam menyediakan lapangan
kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapkan tenaga kerja dari kesempatan
kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha sehingga diharapkan tingkat
pengangguran secara nasional bisa berkurang. Menurunnya tingkat pengangguran
akan berdampak pada naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat
sehingga tumbuhnya perekonomian secara nasional. Berikut adalah peran
wirausaha sosial dalam perekonomian suatu negara:
a) Menciptakan lapangan kerja
b) Mengurangi pengangguran
c) Meningkatkan pendapatan masyarakat
d) Mengkombinasikan faktor-faktor produksi (alam,tenaga kerja,modal
dan keahlian)
18Budi Wibhawa,dkk, Social Entrepreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility (Bandung,Widya Padjajaran:2011), h.16
39
e) Meningkatkan produktivitas nasional
Menggunakan konsep komponen dan tujuan kewirausahaan sosial yang
penulis jabarkan diatas, maka kerangka berpikir yang digunakan adalah
bagaimana program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Tangan di
Atas telah mengacu kepada keenam komponan kewirausahaan sosial sehingga
pada prinsipnya keberadaan komunitas tangan di atas telah berperan sebagai
akselerator organisasi yang menjalankan praktik kewirausahaan sosial.
40
Tabel 2.2
Kerangka berpikir Komponan Kewirausahaan Sosial pada program KTDA
Misi Sosial KTDA
Tujuan Kewirausahaan Sosial:
1.Pengentasan Kemiskinan: Bank
sampah
2.Pendidikan: Bagi-bagi buku dan
memberikan pendidikan bahasa
inggris
3.Kesehatan: Sunatan masal di
Makassar dalam rangkaian pesta
KWU regional Makassar;
wawancara dengan pengurus
4.Kebutuhan Air Bersih:
pendampingan pada wirausaha
mikro dalam mengembangkan
usaha di bidang air bersih;
5.Infrastruktur dan Pembangunan:
Regional KTDA Depok
mengembangkan usaha di sector
infrastrktur dan pembangunan
(apartment)
6.Pengembangan Lingkungan yang
Berkelanjutan: Bank sampah
Program KTDA
Komponen Kewirausahaan
Sosial:
1. Peluang
2. Inovasi
3. Kepemimpinan
4. Value Creation
5. Social Benefit
6. Profitability
41
Berdasarkan tabel 2.2, peneliti akan mencoba menganalisis dalam bab IV, untuk
melihat apakah program-program yang selama ini dijalankan oleh Komunitas
Tangan di Atas sudah berlandaskan pada komponen-komponen kewirausahaan
sosial. Analisis akan dijadikan dasar justifikasi dalam menentukan bahwa
KomunitasTangan di Atas menjadi salah satu organ di Indonesia yang konsisten
dan telah sesuai dalam menjalankan praktik organsasi kewirausahaan sosial.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS TANGAN DI ATAS (KTDA)
A. Awal Mula Berdirinya Komunitas Tangan di Atas (KTDA)
Komunitas Tangan di Atas berawal dari sebuah tulisan blog di internet,
yang ditulis oleh Badroni Yuzirman di website www.roniyuzirman.com. Blog ini
berisi himbauankepada para pembacanya agar mau menjadi seorang wirausaha.
Blog ini mengulas fakta-fakta tentang kisah sukses para entrepreneur, makna dan
tujuan moralitas dari menjadi seorang wirusaha, keuntungan dan manfaat yang
bisa didapatkan dengan menjadi seorang wirausahawan. 1
Badroni Yuzirman
berharap bahwa semakin banyak orang yang membaca tulisan di blognya,
semakin terinspirasi dan termotivasi untuk menjadi seorang entrepreneur. Tulisan
mendapatkan reaksi positif dari pembacanya, dengan berbagai komentar dan ide-
ide agar tulisan di blog ini bisa menjadi cikal bakal pembentukan komunitas
wirausaha di Indonesia. Atas dasar usul dan dukungan dari pembaca blog nya,
maka pada tanggal 12 Januari 2016, maka Badroni Yuzirman membuat talkshow
dan sharing session, yang untuk pertama kali mengundang pengusaha sukses
Tanah Abang yaitu Haji Alay.2 Acara pertama kali ini dihadiri oleh 40 orang,
dimana selama acara berlangsung, Haji Alay membagikan kisah perjuangan
memulai menjadi seorang wirausahawan sampai kepada keuntungan dan manfaat
1
Redaksi TDA, “Sejarah Komunitas TDA, “ diakses dari
http://www.tangandiatas.com/sejarah-profil-pendiri/, pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 01.37
2Redaksi TDA, Profil Komunitas Bisnis Tangan di Atas 2015-2018, (Jakarta:Komunitas
TDA, 2015), h.2
43
yang bisa diraih saat ini melalui ketekunan dan inovasi bisnis yang dijalani. Atas
dasar dukungan dan motivasi yang kuat dari ke-40 anggota yang hadir pada saat
acara tersebut, maka Badroni Yuzirman akhirnya membuat sebuah komunitas
wirausaha, dimana perencanaan awalnya adalah komunitas ini akan menjadi
wadah saling berbagi ilmu dan pengetahuan antar anggota di dalamnya mengenai
bidang kewirausahaan, serta mengembangkan spirit kewirausahaan kepada
masyarakat pada umumnya. Dua belas orang peserta yang hadir pada saat
talkshow itu, segera langsung belajar untuk mulai membuka usaha dengan
berdagang di ITC Mangga Dua. 3
Komunikasi di antara para alumni talkshow dilakukan melalui sebuah
mailing list untuk saling berkoordinasi dan membahas permasalahan
bisnis.Mailing list itu kemudian dibuka untuk umum dengan anggota sampai hari
ini telah mencapai 8000 orang seluruh Indonesia, sebagai media komunikasi
paling awal dan utama Komunitas Bisnis Tangan Di Atas.
B. Profil Komunitas Tangan di Atas
Istilah Tangan Di Atas, yang berarti bahwa tangan di atas lebih baik dari
tangan dibawah) dipilih menjadi nama komunitas ini, yang diperluas artinya
menjadi pengusaha yang gemar berbagi, baik berbagi pengalaman, ilmu,
informasi, untuk sesama anggota di dalamnya, maupun kepada masyarakat umum,
agar memperoleh inspirasi dalam memulai sebagai seorang wirausahawan.4
Komunitas Tangan di Atas adalah media pembelajaran entrepreneurship
yang murah, terbuka, kekeluargaan, yang digerakkan oleh semangat voluntary
3Ibid
4Redaksi TDA, “Sejarah Komunitas TDA, “ diakses dari
http://www.tangandiatas.com/visi-misi-dan-nilai/, pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 01.45
44
basis yang masif dan berkelimpahan. Komunitas Tangan di Atas hadir untuk
mendobrak kebuntuan umum bahwa ilmu bisnis adalah rahasia perusahaan atau
rahasia kelompok tertentu.Komunitas Tangan di Atas adalah komunitas yang
bertujuan membentuk para anggotanya agar menjadi pengusaha kaya yang gemar
berbagi - dalam upaya menumbuhkan semangat kewirausahaan di Indonesia.
Visi dari Komunitas Tangan di Atas adalah
“Membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki
kontribusi positif bagi peradaban.”5
Misi dari Komnitas Tangan di Atas adalah : 6
1. Menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan, membentuk 10.000
(sepuluh ribu) pengusaha miliader yang tangguh dan sukses sampai tahun
2018.
2. Menciptakan sinergi diantara sesama anggota, antara anggota dengan
pihak lain, berlandaskan prinsip high trust community.
3. Menumbuhkan jiwa sosial dan berbagi diantara anggota, menciptakan
pusat sumber daya bisnis berbasis tekonologi.
Nilai-nilai yang diusung oleh Komunitas Tangan di Atas adalah :
1. Silaturahim : saling mendukung, sinergi, komunikasi, kerja sama, berbaik
sangka, teamwork, sukses bersama
2. Integritas :kejujuran, transparansi, amanah, win-win, komitmen,
tanggungjawab, adil
5Redaksi TDA, Profil Komunitas Bisnis Tangan di Atas 2015-2018, (Jakarta:Komunitas
TDA, 2015), h.4
6Ibid
45
3. Berpikiran Terbuka : continuous learning, continuous improvement,
kreatif, inovatif
4. Berorientasi Tindakan : semangat solutif, konsisten, persisten, berpikir dan
bertindak positif, give and take, mindset keberlimpahan
5. Fun : Menjaga keseimbangan dalam hidup
Dalam ruang lingkup secara Nasional, saat ini Komunitas Tangan di Atas
(KTDA) sudah hadir di 25 kota di Indonesia yaitu : Jakarta (Pusat, Barat, Selatan,
Timur), Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Solo,
Yogyakarta, Surabaya, Malang, Jember, Medan, Pekanbaru, Padang, Lampung,
Samarinda.
C. Deskripsi Program Komunitas Tangan di Atas
Organisasi komunitas Tangan di Atas memiliki sejumlah program, baik program
yang sudah ditentukan oleh pengurus tingkat Nasional, maupun program-program
yang diinisiasi oleh pengurus tingkat daerah, menyesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi yang terjadi di daerah tersebut. Program-program ini dibagi dalam
beberapa ketegori, mengacu kepada intensitas waktunya, yaitu 7 :
1. Program Reguler
a) Kelompok Master Mind adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
5–10 orang, berbasis kedekatan wilayah, yang berkumpul minimal
2 kali dalam sebulan, untuk membicarakan semua hal tentang
bisnis mereka. Dalam waktu-waktu tertentu kelompok ini kerap
7Redaksi TDA, Profil Komunitas Bisnis Tangan di Atas 2015-2018, (Jakarta:Komunitas
TDA, 2015), h.8
46
mengundang mentor sebagai bentuk nyata dari pendampingan
untuk para anggota yang baru memulai membuka usaha.
b) Focus Group Discussion (FGD) : adalah sebuah diskusi yang
dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu tertentu
yang dipilih secara konsensus di dalam komunitas. Berbagai isu-
isu yang pernah dibahas di dalam FGD adalah seputar bidang
property, kuliner, fashion, dan lain-lain. FGD juga kerapkali tidak
hanya dilakukan di dalam ruangan tetapi juga bisa dalam bentuk
kunjungan bisnis ke lokasi usaha yang relevan dengan isu yang
dibahas. Pada saat membahas topik tertentu di dalam FGD,
komunitas juga menghadirkan pakar yang ahli di topik yang
sedang dibahas, dan untuk memastikan materi tersampaikan
dengan baik, para anggota bisa langsung belajar simulasi yang
dibimbing oleh pakar yang telah diundang ke dalam FGD.
Kegiatan FGD ini rutin dilakukan setiap satu bulan sekali, namun
kegiatan FGD ini bukan termasuk program bulanan dari KTDA.
2. Program Bulanan
a) TDA Forum adalah sebuah forum antar anggota komunitas,
yang diadakan secara bulanan di seluruh daerah, dengan topik
sesuai dengan kebutuhan anggota komunitas setempat.
b) Kelompok Mentoring Bisnis adalah sebuah program mentoring
berjenjang anggota Komunitas Tangan di Atas sampai ke
tingkat Nasional. Dasar daripada program ini adalah kapasitas
47
bisnis yang wajib dimiliki oleh masing-masing individu di
dalam komunitas. Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi
bisnis praktis. Program ini dilaksanakan secara lintas daerah
tetapi menggunakan standar yang telah diformulasi secara
nasional. Jenjang dari mentoring ini adalah :Member awal
adalah para pelaku usaha dengan usia usahanya kurang dari 2
tahun, dengan rata-rata pendapatan tahunan usahanya
mencapai kurang dari Rp 500.000.000,-Mentor level 2 adalah
para pelaku usaha dengan usia usahanya antara 2 sampai 5
tahun, dengan rata-rata pendapatan tahunan usahanya
mencapai lebih dari Rp 500.000.000,-sampai dengan maksimal
Rp 1.000.000.000,Mentor level 1 adalah para pelaku usaha
dengan usia usahanya sudah lebih dari 5 tahun, dengan rata-
rata pendapatan tahunan usahanya mencapai lebih dari Rp
1.000.000.000,-
3. Program 3 Bulanan
a) Training dan Workshop adalah program yang diadakan 1-2
hari, dengan mengundang para anggota yang terdaftar secara
resmi di Komunitas Tangan di Atas, dan masyarakat umum
yang ingin hadir melalui mekanisme pendaftaran, dengan
mengangkat 1 tema khusus untuk dibahas oleh 1-2 orang pakar
/ ahli di bidang tersebut.
48
4. Program Tahunan
a) Pesta Wirausaha adalah sebuah acara tahunan dan terbesar dari
Komunitas Tangan di Atas dalam skala nasional, sekaligus
memperingati ulang tahun komunitas, dimana acara ini
berlangsung antara 2 – 3 hari dengan beberapa mata acara di
dalamnya yaitu:
I. Business Expo adalah pameran usaha dari para anggota
komunitas Tangan Di Atas (KTDA), dalam bentuk
stand/booth, dimana melalui pameran ini, para anggota bisa
mempresentasikan kepada masyarakat tentang usaha dan
bisnis yang sedang dijalankan.
II. Workshop : adalah sebuah seminar dan pelatihan dengan
mengangkat beberapa judul / materi dalam 1 acara, yang diisi
oleh para pakar yang ahli di bidangnya, dengan tujuan
mengembangkan kompetensi dan pengetahuan para anggota
komunitas maupun masyarakat yang ingin menjadi
wirausahawan, dimana melalui kegiatan ini dibagikan tips
dan trik agar siap menjadi seorang pengusaha yang tangguh.
III. Meet the investor adalah kerjasama dari pengurus Komunitas
Tangan di Atas dengen Pemerintah, yaitu Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian UMKM dan
Koperasi, untuk menghadirkan beberapa investor, baik dari
49
dalam maupun luar negeri, dimana para anggota komunitas
yang terpilih, bisa mempresentasikan business plan yang
sudah dirancang untuk usaha yang sedang dijalani, agar dapat
menarik dan mendapat dukungan pendanaan untuk modal
usaha dari para investor.
5. Program Insidental
Komunitas Tangan di Atas Peduli adalah sebuah program insidental
yang bersifat sosial yaitu santunan kematian, berbagi paket kepada anak
yatim, ber-qurban di daerah-daerah, dan gerakan kontribusi masyarakat
terhadap bencana alam yang terjadi bekerjasama dengan lembaga
masyarakat setempat.
D. Pengurus Komunitas Tangan di Atas
Kepengurusan Komunitas Tangan di Atas dibagi dalam 2 model yaitu
struktur kepengurusan nasional dan struktur kepengurusan daerah. Jangka waktu
dari setiap kepengurusan adalah selama 3 tahun periode, dimana para pengurus
dipilih berdasarkan musyawarah mufakat. Ruang lingkup kerja dari kepengurusan
berdasarkan cakupan dari fungsinya, baik secara nasional maupun daerah.
Komunitas Tangan di Atas menganut pola desentralisasi, dimana kepengurusan di
tiap-tiap daerah diberikan otonomi untuk mengembangkan program-programnya
secara mandiri, menyesuaikan dengan isu lokal di daerahnya, tetapi dengan tetap
berbasis standar operating procedure yang telah disusun secara Nasional. Setiap
program yang dibuat berlandaskan model bottom-up yaitu berdasarkan usulan dan
50
kejadian dari model terbawah yaitu para anggota yang diusulkan kepada para
pengurus di daerah masing.
Berikut kepengurusan Komunitas Tangan di Atas di tingkat Nasional, masa bakti
tahun 2015- 20
Tabel 3.1 : Kepengurusan komunitas TDA tingkat Nasional8
8Redaksi TDA, “Sejarah Komunitas TDA, “ diakses dari
http://www.tangandiatas.com/profil-pengurus/,pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 01.57
Posisi Nama
Presiden Mustofa Romdloni
Sekretaris Jenderal Herri Setiawan
Direktur Keuangan Ahmad Baidillah Thariq Barokah
Direktur Pelayanan Keanggotaan Ferdian
Direktur Marketing & Komunikasi Hari Wibowo
Direktur Pesta Wirausaha Rawi Wahyudiono
Direktur Edukasi & Peningkatan Kapasitas Dwi Handaya
Direktur Program Khusus Ade Wahyudi
Direktur Penggalangan Sumberdaya & Kerjasama Annas Ahmad
Direktur Pengembangan Wilayah Idham Mashar
Direktur Pengawasan & Kepatuhan Safri Helmi
51
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN & ANALISIS
Berdasarkan data penelitian bab ini akan menjelaskan tentang praktek
kewirausahaan yang dilakukan oleh Komunitas Tangan Di Atas (KTDA) yang
dikaji dalam perspektif kewirausahaan sosial. Adapun sub bab yang akan dibahas
diantaranya ialah komponen kewirausahaan sosial yang ada pada Komunitas
Tangan DI Atas (KTDA), serta bagaimana upaya Komunitas Tangan Di Atas
dalam melahirkan wirausahaan baru serta menjawab misi sosialnya.
A. Temuan Lapangan
1. Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan Di Atas (KTDA)
a. Konsep Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan Di Atas
(KTDA)
Seperti yang kita ketahui bahwasannya kewirausahaan sosial
adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk melakukan perubahan
sosial dan menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan
prinsip-prinsip kewirausahaan sosial.Dimana hal tersebut sejalan dengan
visi dan misi serta tujuan dari dibentuknya KTDA.
Komunitas Tangan di Atas atau KTDA adalah salah satu
komunitas yang berfokus pada media pembelajaran enterpreunership yang
digerakan oleh semangat voluntary. KTDA bertujuan untuk membentuk
para anggotanya agar menjadi pengusaha kaya yang gemar berbagi dalam
upaya menumbuhkan semangat kewirausahaan di Indonesia. Berikut hasil
wawancara dengan Presiden KTDA:
52
Tujuan utamanya ya tadi teman-teman yang mau belajar jadi
pengusaha silahkan bergabung, kemudian teman-teman yang sudah
bergabung yang sudah punya usaha di KTDA ya bisa terupgrade
ya, dari skalanya misalnya dari mikro naik ke kecil, kecil ke
menengah, menengah ke skala besar ya dan seterusnya, selain itu
tujuan kita juga menjadi wirausahawan yang punya manfaat untuk
orang banyak, untuk membuka lapangan pekerjaan, untuk
didalamnya pun saling berbagi ya, kayak gitulah kira-kira
tujuannya.1
Hal senada juga disampaikan oleh founder TDA Roni Yuzirman.
Berikut penuturannya:
Lebih kepada wirausahawan agar mereka lebih tangguh dan
menumbuhkan semangat berwirausaha. Soalnya memang kan
banyak sekali permasalahan sosial apalagi waktu ada krisis
ekonomi sehingga perusahaan besar melakukan PHK kepada
karyawan. Nah dari situ kita rubah mindsetnya supaya mereka bisa
lebih produktif, kita itu ibarat wadah bagi para pegusahal kecil
untuk bisa berkembang sampai ke level dengan skala besar melalui
program yang dibuat oleh KTDA.2
KTDA merupakan wadah bagi para wirausahawan baik yang baru
akan memulai bisnisnya ataupun yang sudah lama menjalankan bisnisnya.
Cara yang digunakan oleh KTDA untuk menumbuh kembangkan
semangat berwirausaha yaitu dengan melakukan diskusi melalui program
yang dibuat oleh KTDA, talkshow, pelatihan, pesta wirausaha agar lebih
termotivasi untuk berinovasi dan berkreativitas.
Terdapat lima program yang dijalankan oleh KTDA yakni program
regular terdiri dari kelompok master mind dan FGD, program bulanan
yang terdiri dari TDA forum dan kelompok mentoring, program 3 bulanan
terdiri dari training workshop, program tahunan seperti pesta
kewirausahaan yang terdiri dari business expo, workshop, dan meet the
1 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
2 Wawancara dengan founder KTDA “Roni Yuzirman”, Jakarta, 14 Oktober 2016
53
investor, program yang terakhir yakni program incidental yang sifatnya
sosial. Kelima program tersebut memiliki konsep untuk menggabungkan
antara aspek sosial dan aspek bisnis. Berikut kutipan wawancara yang
dilakukan dengan Bapak Yuswohady selaku pengamat dari KTDA:
Konsep kewirausahaan sosial intinya semuanya itu
menggabungkan antara aspek bisnis sama aspek social, bisnis
diperlukan untuk sosianable, untuk apa namanya untuk bisa
mandiri. Menurut saya menjadi tren yang booming dan kemudian
istilah kewirausahaan sosial itu, enterprize itu be coming sesuatu
yang cool. Contohnya Bil Gates, justru ini unik nih jadi Bill Gates
begitu kaya raya terus kemudian duitnya sebagian besar
didonasikan untuk membantu fakir miskin dan
seterusnya,kemudian dia lebih tertarik untuk membangun social
interprice, daripada microsoftnya.3
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Ade sebagai salah profesional
KTDA, menurutnya konsep dari KTDA ini adalahorganisasi yang
mengkoordinasikan kegiatan yang tergolong social enterpreneurship dan
sosial, berikut pernyataannya:
KTDA itu adalah organisasi yang menggabungkan antara
kewirausahaan atau trendnya itu enterpreunership dan kegiatan
sosial. Sebenarnya dalam tataran bisnis di Indonesia,
kewirausahaan sosial ini sudah ada dan masuk ke dalam kelompok
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tapi yang membuat
kita beda dengan UMKM pada umumnya itu, KTDA merupakan
UMKM yang tidak hanya memperhatikan profit, namun juga
memperhatikan masalah sosial yang ada.4
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa KTDA memilki
konsep penggabungan antara enterpreunership dengan kegiatan sosial.
Konsep tersebut merupakan konsep yang unik dalam sebuah komunitas
kewirausahaan.
3 Wawancara dengan pengamat KTDA “bapak Yuswohady”, Jakarta, 14 Oktober 2016
4 Wawancara dengan profesional KTDA “Ibu Ade”, Jakarta, 12 Oktober 2016
54
b. Tujuan Komunitas Tangan Di Atas (KTDA)
Dalam menggali informasi, peneliti melakukan wawancara dengan
presiden KTDA. Dimana dijelaskan bahwa untuk mencapai visi, misi dan
tujuan dari KTDA maka dibuatlah suatu program yang disesuaikan dengan
kebutuhan para wirausahawan saat ini. Berikut penuturan presiden KTDA:
Ya kan setiap tahun kita saling berkembang kan, ya kan trennya
selalu berkembang seperti kepengurusan usaha jaman dahulu lebih
fokus misalnya untuk semangat intensif, motivasi yaitu sering
diutamakan diawal-awal dulu ya kan, seiring banyaknya member
yang terus bertambah level bisnisnya naik dan seterusnya ya
semakin banyak konten yang disampaikan ke memberpun juga
berkembang gitu kan. Lebih kearah teknis kemudian lebih kearah
yang terstruktur, kita ngomong systemize gimana bisnis berjalan itu
kita berikan terus ke member, yaitu mengikuti perkembangan saja,
seiring berkembangnya jaman mungkin orang marketing masih
mengandalkan offline, distributor, agent, sekarang kan sudah
menggunakan online marketing ya kita upgrade teruslah sesuai
kebutuhan jaman dan level bisnis masing-masing, bahkan sekarang
yang lebih besar menggunakan ipo saya bantuin, sediakan
mentornya gitu.5
Dari pernyataan di atas jelas bahwa memang kebutuhan
wirausahawan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Oleh karenanya KTDA membuat lima program yang terbagi dalam
program regular seperti kelompok master mind dan FGD, program
bulanan seperti TDA forum dan kelompok monitoring bisnis, program tiga
bulanan seperti training workshop, program tahunan seperti pesta
wirausaha (business expo, workshop, meet the investor), serta program
Insidental.
5 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
55
KTDA sendiri merupakan suatu wadah bagi UMKM untuk
mengembangkan dan memajukan wirausahawan. UMKM yang berada di
bawah koordinasi KTDA memiliki basis usaha pengembangan komunitas
(community development) atau pengembangan sosial (community
development). Mereka juga UMKM yang juga menguntungkan
(profitable), sebab kalau tidak menguntungkan, maka UMKM tersebut
tidak akan berkembang. Berarti selain memperhatikan bottom line pada
biaya sosial (social cost), UMKM itu pun memperhatikan bottomlain
yakni profit namun juga memperhatikan dampak sosialnya.Berikut
penuturan ibu Ade yang merupakan salah seorang profesional KTDA:
Kami tidak pernah membiayai usaha-usaha kulit di Indonesia
khusunya usaha kulit itu di Garut ya karena apa biasanya usaha
kulit itu kan pakai bahan kimia padahal kita udah sering
mengedukasi kalau pakai bahan pengawet jangan dari kimia akan
tetapi dari kelapa. Karena kelapa kan bisa untuk jadi bahan
pengawet.6
Dari pernyataan ibu Ade diatas dapat diketahui bahwa KTDA
merupakan organisasi yang tidak hanya melihat profit semata, akan tetapi
juga melihat etika berwirausaha yang baik dan benar. KTDA sendiri juga
sudah memberikan edukasi kepada pengusaha kulit agar tidak
menggunakan bahan kimia karena limbahnya akan berbahaya bagi warga
sekitar.
Ibu Ade juga memberikan contoh UMKM yang tidak hanya
mementingkan profit semata, tetapi juga menjaga dan bertanggung jawab
kepada lingkungan sekitar. Berikut penuturan ibu Ade:
6 Wawancara dengan profesional KTDA “Ibu Ade”, Jakarta, 12 Oktober 2016
56
Yang kedua. Misalnya ada pemakaian ini apa namanya mmm
colouring apa namanya itu cat. Pemakaian itu cat, nah kalo sebagai
wirausahawan sosial dia harus memperhatikan lingkungan, jadi
harus ramah terhadap lingkungan.jadi memakai cat juga harus
ramah terhadap lingkungan.kemudian orang-orang di itu juga harus
memakai masker kalo orang yang satu bisa aja dia memakai kimia
karena kimia lebih murah.Sama seperti baju batik. Batik itu dengan
pewarnaannya itu kan ada yang alam dan dengan pewarnaanya itu,
itu untuk pengerjaannya itu memang membutuhkan waktu yang
lebih lama akan tetapi kan lebih ramah lingkungan akan tetapi yang
satu kan memakai kimia dia hanya mengaduk-aduk itu juga bisa
juga warnanya sama bahkan juga hasilnya pun sama. Tetapi dalam
pembuatannya itu yang satu menggunakan mmm yang satu ada
etika sosialnya yang satu nggak.7
Seorang wirausaha juga harus memiliki etika dalam
mengembangkan usahanya. Karena bisa jadi akan berdampak negatif
bahkan mencemarkan lingkungan. Oleh karena itu hendaknya setiap
wirausahawan memiliki kreativitas dan inovatif dalam mengambangkan
bisnisnya. KTDA sendiri membuat lima program untuk memberikan
edukasi, evaluasi, dan menjadi perantara antara investor dengan
wirausahawan untuk meningkatkan masing-masing usahanya.
Dalam meningkatkan kualitas dan pengetahuan bagi para anggota
KTDA, maka dibuatlah program untuk training workshop serta FGD yang
menghadirkan pakar ataupun ahli dibidang kewirausahaan sosial, dan
pesta wirausaha. Dimana membutuhkan wilayah, TDA centre serta
anggota. Berikut penuturan Presiden KTDA:
Kita sudah ciptakan namanya fetelsan yang tadi saya bilang ada
breding wilayah itu disitu sebenernya indikatornya terukur
misalnya setiap wilayah harus punya TDA centre setiap wilayah
punya pengurus lengkap, punya memberaktifya yang memang
7Wawancara dengan profesional KTDA “Ibu Ade”, Jakarta, 12 Oktober 2016
57
teregister dengan baik itu kan ada datanya kemudian setiap wilayah
punya berapa kelompok tetori bisnis, apakah sudah melakukan
ivent besar seperti pesta wira usaha karna itu kan fungsinya banyak
kan, pesta wirausaha dah jelas. Ada rekrutmen, leadership ada
kreativitas ada orang bertanggung jawab, disitu lah bisa expo
product dikenal masyarakat luas makanya itu kita masukan sebagai
fetelsan kita yang orang pengurus dah ceklis belum kemudian ada
berapa jumlah milyarder kemudian dari sisi pengurus wilayah
organisasinya seberapa sehat secara cash dan aset yang dimiliki.
Nah itu kan kita ukur dari situ nanti kita akumulasikan kemudian
akan muncul great-great tadi, nanti semua di akhir ke pengurusan
atau pertengahan udah naik kita berikan recomendation, kenaikan
clenitu kan semangat.8
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa KTDA
berusaha untuk membuka wawasan wirausahawan dengan mengadakan
pertemuan dimana akan selalu di monitoring. Yang biasa dibahas dalam
pertemuan pada program bulanan, program tiga bulanan, program tahunan
biasanya akan mengangkat isu-isu yang berkembang di masyarakat. Selain
itu KTDA juga memonitoring dengan indikator yang terukur untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari 5 program yang telah dijalankan.
2. Komponen Kewirausahaan Sosial
a. Peluang
Peluang usaha merupakan sesuatu yang sangat penting karena
dengan adanya peluang tentunya ada kesempatan untuk mencapainya
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Hal inilah yang
dilakukan oleh KTDA sebagai suatu wadah bagi wirausahawan untuk
meningkatkan level bisnisnya. Dalam faktor peluang terdapat tiga
komponen yang akan dibahas yaitu:
8 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
58
1) Identifikasi Masalah Sosial
Sebagai seorang wirausahawan sangat penting dalam
melakukan identifikasi permasalahan sosial yang saat ini menjadi
perhatian seperti ketidakmampuan seseorang dalam memperoleh
pendidikan karena tidak adanya biaya. KTDA berusaha melakukan
identifikasi terhadap masalah sosial sebagai salah satu misinya
yaitu dengan menumbuhkan jiwa sosial bagi tiap-tiap anggotanya.
Berikut hasil wawancara dengan Presiden KTDA:
Sesuai dengan salah satu misi KTDA, yaitu menumbuhkan
jiwa sosial di setiap anggota dengan cara peduli terhadap
sesama dengan melihat permasalahan sosial yang ada.
Gimana caranya?Kita melakukan kegiatan-kegiatan sosial
sebagai bentuk kepedulian kita terhadap permasalahan
sosial yang ada, contohnya itu ada salah satu anggota kami
yang menyelenggarakan kegiatan sosial dengan
mengajarkan bahasa Inggris dan memberikan buku-buku
bacaan pada anak-anak yang kurang beruntung.Kenapa
bahasa Inggris? Karena kita sadar bahwa di era globalisasi
ini kita harus mampu bersaing dan salah satu hal kecil
namun penting untuk dilakukan adalah belajar bahasa
Inggris. Untuk itu kita mencoba untuk mengajarkan hal itu
kepada anak-anak yang kurang beruntung supaya
kedepannya mereka punya bekal untuk bisa survive
dikemudian hari.9
Hal senada juga dapat terlihat dari hasil observasi yang
peneliti lakukan pada kegiatan sosial dengan mengajarkan bahasa
Inggris dan memberikan buku-buku bacaan.
9 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
59
Gambar: 4.1
Edy Fajar Prasetyo salah satu anggota KTDA yang sedang
melakukan kegiatan sosial dengan memberikan pendidikan bahasa
Inggris dan memberikan beberapa buku bacaan kepada anak-anak
yang kurang mampu
Pada gambar tersebut terlihat bahwa salah satu anggota
KTDA yang bernama Edy Fajar Prasetyosedang berada ditengah-
tengah anak-anak dan melakukan kegiatan sosial dengan
mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak dengan metode
menonton film dalam dialog bahasa Inggris. Tergambarkan pada
ekspresi anak-anak tersebut bahwa mereka sangat senang.
2) Identifikasi Solusi Sosial
Setelah melakukan identifikasi permasalahan sosial,
tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi solusi sosial.
Identifikasi solusi sosial ini dilakukan agar permasalahan sosial
yang ada dapat teratasi dengan tepat. Seperti yang dijelaskan
anggota KTDA ibu Ade bahwa solusi yang diberikan harus sesuai
dengan permasalahan sosial yang ada namun sifatnya harus
menumbuhkan kemandirian. Berikut penuturannya:
60
Jadi setelah kita tahu apa permasalahan sosial yang mau
kita angkat, kita juga harus merumuskan solusi apa yang
tepat atas permasalahan tersebut.misalnya, kita ambil tema
sampah, nah kita harus cari solusi yang tepat, misalnya
dengan melakukan pelatihan pengembangan ekonomi
mikro di masyarakat. Waktu itu kita pernah bikin acara
pelatihan untuk ibu-ibu, pelatihannya itu mengelola bank
sampah. Disana kita ajarin gimana managementnya, gimana
prosesnya, pokoknya kita jelasin sampai mereka paham.
Terus kita kasih edukasi juga ke mereka bahwa sebenarnya
ada beberapa jenis sampah yang memiliki nilai jual tinggi,
contohnya bungkus kopi plastik itukan bisa kita bikin
kerajinan tangan berupa tas dan itu memiliki nilai jual.10
Namun menurut bapak Mustofa Ramdhoni bahwa dengan
hadirnya KTDA dan program-programnya sudah merupakan solusi
bagi para wirausahawan. Berikut penuturan yang disampaikan oleh
Mustofa Ramdhoni selaku presiden KTDA:
Sebenarnya KTDA sendiri merupakan solusi bagi para
wirausaha. Disini kita harus punya kesamaan sifat awal
yang memang mau berbagi. Ya boleh dibilang dari kita oleh
kita untuk kita, jadi misalnya orang-orang yang punya skill
lebih itu di sharingkan ke yang lain, orang yang mengerti
keuangan misalnya sharing, temen orang marketing sharing
ke teman yang lain, orang yang ngerti perpajakan sharing,
orang yang ngerti bangun tim ya, sudah expert ya sharing
bagi ke temen yang lain, dan seterusnya lah, intinya saling
berbagi, bahkan fotografi produklah, online marketing,
semua orang harus berbagi disini.11
KTDA merupakan sebuah solusi bagi para wirausahawan
untuk bertukar pandangan, pendapat, dilema, maupun kesulitannya
untuk sama-sama dibahas dan dikaji agar kedepannya bisa lebih
baik.Itu berarti KTDA sudah membaerikan peluang kepada
wirausahawan untuk mengembangkan bisnisnya, dan KTDA
10 Wawancara dengan profesional KTDA “Ibu Ade”, Jakarta, 12 Oktober 2016
11
Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
61
bersama-sama membangun jiwa pengusaha untuk kesejahteraan
pengusaha.
3) Menciptakan Kondisi yang Stabil
Dalam menciptakan kondisi sosial yang stabil, KTDA
membuat konsep kemandirian bagi kelompok sasaran.Dengan
konsep kemandirian tersebut, diharapkan para anggota KTDA
dapat meluaskan jejaringnya, seperti penuturan dari Edi Fajar
Prasetyo selaku anggota dari KTDA:
Kalau di KTDA ini, kegiatan yang kita buat itu sifatnya
harus menumbuhkan kemandirian jadi tidak ada
ketergantungan sama sekali. Contohnya aja, kita melakukan
pelatihan dan pembukaan bank sampah.Nah itukan satu
contoh bahwa kita itu membantu mencarikan solusi namun
sifatnya tidak bergantungdan ekonomis.Justru dengan
adanya bank sampah itu ibu-ibu rumah tangga juga
mendapatkan uang dari hasil sampah yang mereka
kumpulkan dan yang sudah dipisahkan.12
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa peluang
menurut KTDA dilihat dari mengidentifikasi masalah sosial,
identifikasi solusi sosial dan kondisi yang stabil. Dimana biasanya
KTDA akan mengadakan kumpul-kumpul atau diskusi untuk
sharing dari anggota yang satu kepada anggota yang lain berupa
pengetahuan, pengalaman, dan intuisi yang merupakan pemikiran
yang muncul dari tiap-tiap anggota. Dari situlah KTDA
mengidentifikasi masalah, mencari solusi dari permasalahan yang
ada dan bagaimana seorang wirausaha untuk bisa survive ketika
bisnisnya kurang stabil.
12 Wawancara dengan anggota KTDA “ Edi Fajar Prasetyo”, Jakarta, 15 September 2016
62
b. Inovasi
Dalam berwirausaha inovasi merupakan komponen yang sangat
penting untuk memajukan dan mengambangkan bisnis. Inovasi di dalam
KTDA dapat berupa suatu ide, dimana ide tersebut dapat berupa suatu
pemikiran yang belum pernah ada sebelumnya ataupun suatu pemikiran
yang sudah ada namun diperbaharui sehingga akan terlihat baru dan unik.
Misalnya wirausahawan melihat apa yang menjadi trend dan disukai
masyarakat saat ini dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital
sampai kepada memasarkan produknya melalui website. Berikut penuturan
Roni Yuzirman selaku founder KTDA:
Kalau konten secara prinsip mendasar sebenarnya sama saja.
Kemudian ide inovasi sebenarnya dari masalah juga yang
dinamikanya begitu beragam jadi misalnya dulu kebutuhannya ini
belum dirasa sekarang sudah, macem-macem lah dulu orang kan
nggak ada yang ngomong bisnis digital, dulu kan kuliner, fashion
dan sekarang digital dimana mencari investor dimana model digital
kaya gitu gitu kan yang lebih kepada mengikuti dinamika
kebutuhan anggota dan apa yang terjadi di pasar.13
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saat ini KTDA
berinovasi dengan memasarkan produk berbasis teknologi. Biasanya ide
akan hadir disaat sharing antar anggota KTDA yang setelah itu dievaluasi
lalu diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan pasar dan tren yang
terjadi di masyarakat saat ini. para anggota anggota KTDA dapat
memanfaatkan website KTDA atau membuat website sendiri dalam
memasarkan produknya serta untuk mencari investor. KTDA sendiri
memiliki cara tersendiri untuk mengambangkan inovasi bagi para
anggotanya, berikut penuturan presiden KTDA bapak Mustofa Ramdhoni:
13 Wawancara dengan founder KTDA “Roni Yuzirman”, Jakarta, 14 Oktober 2016
63
Inovasi luas ya, kita sebutkan ada 3 program utama yang dilakukan
yaitu lesson, action, recomunition yang kategori lesson kan
pembelajaran, pembelajaran yang paling lebih terstruktur,
sistematis itu kita sudah buat. Sehingga kalo orang mau bisnis
harus ada 8 elemen yang harus diperkuat yaitu kita carikan
misalnya dari yang basic membuat visi, misi, kemudian
membangun tim leadership, kemudian V-program, kemudian
sistem bisnis legalitas, komunikasi pemasaran, kemudian di
keuangan ya kan, konten-konten itu kitadelivered ke member-
member kita jadi ini bisa dibilang contoh inovasi dari sisi produk.
Kemudian kita juga punya yang namanya pesta wirausaha yaitu
lesson dan action disitu kita belajar dengan pengusaha-pengusaha
sukses yangberjejaring dengananggota yang lain. Langkah
selanjutnya kita adakan expo, bazar dengan masyarakat luas,
pemerintah setempat serta teman-teman kita yang sudah punya
jaringan.14
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa KTDA
mengimplementasikan inovasi kedalam programnya. Program inovasi itu
sendiri terdiri dari lesson, action dan recomunition. Inovasi lesson dan
action diimplementasikan kedalam pesta wirausaha dimana tiap-tiap
anggota akan belajar dengan pengusaha-pengusaha sukses yang
berjejaring dengan anggota yang lain.
Berdirinya KTDA sendiri merupakan sebuah inovasi bagi para
pengusaha yang merupakan wadah bagi para pengusaha untuk
berkembang dan belajar lebih banyak dari anggota yang lain. Berikut
penuturan Edi Fajar Prasetyo selaku founder dari ECO Bisnis Indonesia:
TDA disini merupakan salah satu inovasi yang saya rasakan betul
adanya, karena banyak sekali potensi anak-anak muda yang
memiliki banyak ide, kreatifitas karya tapi dia nggak punya wadah
real model makanya dengan keberadaan TDA ini menjadi sebuah
kelompok yang sangat ideal secara atmosfir untuk membentuk
karakter kewirausahaan karena banyak terdapat orang-orang TDA
yang sudah berhasil yang mumpuni dan mereka dengan senang
14 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
64
hati,dengan sukarela membagikan ilmunya semua pengalamannya
untuk bisa diterapkan kepada temen temen muda.15
Dari pernyataan diatas diketahui bahwa penerapan inovasi dalam
KTDA dilakukan secara demokratis. Dengan membuka kesempatan bagi
para anggota untuk saling bertukar pandangan dan berbagi cerita yang
akhirnya memunculkan ide yang fresh. Masing-masing anggota KTDA
juga dapat memasarkan produknya serta mencari investor melaui website
KTDA ataupun TDA mart.
c. Kepemimpinan
Seluruh anggota KTDA merupakan sebuah pemimpin bagi usaha
yang dibangunnya, ataupun pemimpin bagi para karyawannya. Tidak
semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan, oleh karena itu untuk
menjadi seorang pemimpin di KTDA seseorang harus mampu membuat
visi, misi dan tujuan dari organisasi yang dipimpinnya. Untuk menjadi
ketua KTDA itu berarti dia harus mampu mengatur para anggota serta
bergerak dan membantu para anggota agar tujuan, visi dan misi
oraganisasi tercapai. Berikut penuturan presiden KTDA bapak Mustofa
Romdhoni mengenai leadership di lingkungan KTDA:
Kalo disini harus participation leadership jadi yang namanya
leader karena semuanya adalah pergerakan volunter mereka yang
menjadi pemimpin itu baik mendapatkan amanah, tanggung jawab
dan menggerakkan yang lain ya harus jadi contoh mau nggak mau
disini kita harus beragerak ya harus jadi contoh tapi juga
memanage, kita membagi-bagi tanggung jawab tapi kita juga jadi
contoh kita juga mau kerja, itu yang dilakukan secara leadership
disini kalo kita hanya bikin-bikin peraturan terus suruh orang
ngerjain ya susah.16
15 Wawancara dengan anggota KTDA “Edy Fajar Prasetyo”, Jakarta, 15 September 2016
16
Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
65
Dari pernyataan bapak Mustofa Ramdhoni dijelaskan bahwa KTDA
bentuk kepemimpinannya yaitu participation leadership, karena
menurutnya menjadi seorang pemimpin bukan hanya memerintah kepada
yang lain tetapi seorang pemimpin harus ikut bergerak dan menjadi contoh
bagi yang lain serta memberikan tanggung jawab kepada pengurus
ataupun anggota.
Selain itu dalam melatih kepemimpinan terdapat beberapa upaya
yang sudah dilakukan. KTDA juga berupaya dalam menumbuhkan jiwa
kepemimpinan seperti yang dijelaskan founder KTDA bapak Yoni
Yurizman sebagai berikut:
Aktifitas program-program pengembangan kapasitas pengurus itu
jadi kaya semacem sarana untuk melatih kepemimpinan di TDA.
Dan ada juga pengamatan saya yang cukup menarik itu banyak
anggota TDA itu sebenarnya yang menjadi aktifis itu dulunya di
kampus juga aktif gitu, jadi semacem kelanjutan kiprah mereka di
kampus jadi kalau di telusuri ada yang jadi pengurus,ketua masing-
masing wilayah atau di pusat kemungkinan besar dia juga aktif di
kampus apa di BEM atau dimana biasanya disitu dia.17
Untuk menjadi leader selain harus memberikan teladan yang baik
agar dapat dicontoh oleh anggotanya, jika diperhatikan memang pemimpin
yang ada di KTDA pasti awalnya sudah aktif terlebih dahulu baik menjadi
panitia, kepala bidang yang memang sudah terlihat kalau mereka serius
mau bekerja dan ikut serta berbagi pengalaman di pusat majelis
musyawarah/badan musyawarah. Hal yang sama juga disampaikan oleh
bapak Edi bahwa KTDA merupakan suatu wadah sebagai sarana yang
17 Wawancara dengan founder KTDA “Roni Yuzirman”, Jakarta, 14 Oktober 2016
66
ideal untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Berikut penuturan bapak
Edi Fajar Prasetyo:
KTDA biasanya akan memberikan tanggung jawab kepada
anggotanya dengan mengklasifikasi teman-teman yang memiliki
jenis usaha yang sama. Misalkan fashion, kuliner, digital, property
biasanya secara tidak langsung akan terpetakan. Jadi yang fashion
akan gabung dengan fashion begitupun dengan kuliner walaupun
dalam satu kondisi akan sangat terbuka juga akan share satu sama
lain tetapi ini merupakan salah satu cara yang dilakukan KTDA
begitu jadi anggota satu untuk bisa membangun karakter,
membangun kepemimpinan anggotanya untuk bisa menjadi
pemimpin dan kader masa depan untuk KTDA itu sendiri karena
kan yang paling esensy dari keberlanjutan komunitas.18
Selain membuat program untuk mengembangkan jiwa
kepemimpinan, KTDA dalam membuat event pesta wirausaha juga
memiliki forum yang amat besar dengan menjadikan piloting, menjadikan
sarana medan baru untuk para anggota dalam menampilkan kreativitas ide
yang dituangkan dalam project yang besar.
d. Value Creation
Nilai hakiki yang terpenting dari kewirausahaan yakni percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko,
berorientasi ke masa depan, keorisinilan akan kreativitas dan inovasi.
Menurut bapak Yuswohady KTDA merupakan suatu organisasi yang
konsepnya di desain untuk memecahkan permasalahan manusia seperti
pengangguran dan rendahnya kesejahteraan masyarakat dilihat dari aspek
ekonomi. Melalui nilai kreatifitas maka KTDA menjadi sebuah organisasi
kewirausahaan di Indonesia sebagai suatu pemecahan masalah. Seperti
yang diucapkan oleh pengamat bapak Yuswohady sebagai berikut :
18 Wawancara dengan anggota KTDA “Edi Fajar Prasetyo”, Jakarta, 15 September 2016
67
Sebenarnya kalau kita ngomong definisi, kreatifiti, routnya adalah
problem solving itu desainnya kaya gitu, desain thinking itu anda
3 tahun kreatif kalau anda bisa menemukan masalah, jeli
menemukan masalah dan dilihat dari agel yang pas kita bisa soul.
Steven Job itu bisa kreatif karena solving human problem, di
desain thinking itu ujung dari konsep thinking adalah solving
problem. Misalnya TDA itu menurut saya angel sangat unik karena
sebelum TDA, ngga ada orang yang mikir kesitu bahwa melihat
problem Indonesia dari aspek wirausahaannya. TDA 2006 belum
ada yang mikir kesitu.19
Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa KTDA itu sendiri
merupakan sebuah wujud dari kreativitas. KTDA dibuat sebagai pemecah
masalah manusia atas pekerjaan, PHK, banyaknya pengangguran karena
terbatasnya lapangan pekerjaan, serta adanya krisis ekonomi global.
Sehingga KTDA kemudian menumbuhkan jiwa-jiwa kreativitas dengan
mengubah mindset anggota untuk berwirausaha, kreative dan inovative.
Berikut penuturan dari presiden KTDA bapak Mustofa Ramdhoni:
Contohnya saya dari pendanaan harus kreatif supaya gimana
bisnisnya besar tapi tidak harus pake modal kita sendiri, misalnya
kita perkenalkan dengan lembaga kerjasama supaya tercapai itu
kan KTDA AMAN kreatifitas bisnis juga untuk melevel bisnis
temen-temen juga daripada jualan sendiri nggak ngerti atau bikin
website sendiri terus jadi terkenal juga nggak gampang kan ya
mending ikut platform di KTDA AMAN. Rencana kreatif yang
bisa dilakukan untuk merangsang cara-cara recognition juga kreatif
yang di refresh menjadi semangat kemudian di improof untuk
meningkatkan kreatifitasnya kita lakukan di KTDA ya, gimana biar
murah, oke pendekatan ke pemerintahan gimana biar ijin-ijin
seperti KIRT, halal ini dapat disidak ini kan kreatifitas temen-
temen.20
Cara KTDA meningkatkan kreativas bagi para anggotanya yaitu
dengan diskusi atau sharing guna merefresh permasalahan yang mereka
alami untuk kemudian sama-sama dicari solusi demi meningkatkan
19 Wawancara dengan pengamat KTDA “Bapak Yuswohady”, Jakarta, 14 Oktober 2016
20
Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
68
kreativitas masing-masing anggota. Termasuk melakukan pendekatan ke
pemerintah melalui pesta kewirausahaan.
e. Social Benefit
Dalam menjalankan suatu bisnis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan selain melihat profit yang didapatkan. Akan tetapi harus juga
melihat dampaknya bagi masyarakat sekitar ataupun konsumen yang
membeli. KTDA biasanya menyebutnya sebagai impact social dimana
secara tidak langsung anggota KTDA yang membuka usaha akan
melibatkan masyarakat sekitar untuk bekerja. Selain itu benefit yang
dihasilkan pengusaha juga digunakan untuk mengembangkan usaha dan
masyarakat sekitar. Seperti yang disampaikan oleh presiden KTDA bapak
Mustofa Ramdhoni, sebagai berikut:
Sebenernya semua wirausaha itu sosial karna menciptakan
lapangan kerja, misalnya dengan desa nanti kita libatkan
masyarakat sekitar untuk ikut terlibat, semua orang jadi pengusaha
dan masyarakat sekitar kerja, pasti itu semua punya impact sosial.
Kalau di luar negeri kan kewirausahaan yang dimaksud misalnya
membantu, memodali contohnya sebuah comunity misalnya warga
setempat kemudian wirausaha ini menghasilkan kemudian
penghasilan ini akan di kembalikan ke pemodal biasanya pokoknya
aja, uang saya dibalikin keuntungan yang lainnya kan untuk
ngembangin perusahaan untuk masyarakat disitu.21
Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa social benefit juga
merupakan bagian dari suatu inovasi. Untuk KTDA sendiri benefit yang
didapatkan biasanya akan digunakan untuk mensejahterakan anggotanya
dan akan merekrut orang-orang disekitarnya untuk ikut bekerja.
21 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
69
Hal senada juga disampaikan oleh bapak Roni Yuzirman bahwa
social benefit dalm komunitas ini lebih kepada anggota yang ikut
berpatisipasi dan menjadi bagian dari KTDA. Berikut penuturan founder
bapak Roni Yuzirman:
TDA ini kan adalah komunitas yang para usaha nah apakah ada di
TDA atau membernya itu semua seperti itu saya bilang itu juga
tapi yang jelas saya bilang tadi yang jelas social impact yang versi
kita ya itu tadi bahwa setiap anggota atau aktivis TDA yang merasa
terpanggil dia terlibat di TDA itu untuk mengembangkan
wirausaha yang pada akhirnya juga kan ada sosial impact gitu
ketika ada orang-orang menjadi wirausaha kemudian lapangan
kerja juga jadi terbuka dan semacam itu kan tapi apakah itu sesuai
dengan kewirausahaan sosial secara teori ya mungkin bisa dikaji
lagi.22
Dalam KTDA sendiri social benefit lebih dikenal sebagai social
impact. KTDA sendiri bukanlah lembaga sosial melainkan komunitas
yang diperuntukkan pengusaha-pengusaha agar belajar meningkatkan
kapasitasnya, social benefit lebih digunakan kepada oraganisasi itu sendiri.
Seperti membeli proyektor, kursi untuk mengembangkan serta
meningkatkan usaha dan bisnis para anggotanya. Selanjutnya apakah
keuntungan dari para anggota yang mempunyai bisnis tersebut akan
diberikan kepada masyarakat, itu menjadi pilihan dari masing-masing
anggota.
f. Profitability
Profit adalah laba atau keuntungan yang didapatkan seseorang
melalui bisnis yang dijalankan olehnya. Untuk mendapatkan keuntungan
dari bisinis yang dijalankan maka seseorang harus memiliki inovasi dan
22 Wawancara dengan anggota KTDA “Roni Yuzirman”, Jakarta, 14 Oktober 2016
70
kreatifitas, semakin besar inovasi dan kreatifitas seorang wirausaha maka
semakin besar pula profit yang didapatkan, selain itu pendapatannya pun
harus berkelanjutan.
KTDA dalam mengelola keuntungan dari para wirausahawan
sebagian digunakan untuk organisasi dan sebagian mengembangkan
usahanya. Profit yang didapatkan oleh KTDA akan digunakan untuk TDA
centre dan TDA mart seperti menambah fasilitas sarana, prasarana, juga
untuk menjalankan program-program yang sudah dibuat oleh KTDA.
Seperti yang dijelaskan oleh presiden KTDA bapak Mustofa Ramdhoni:
Kalo ngomong profit harus ada suistanable income untuk
menggerakkan roda organisasi yang mau kita lakukan sekarang
misalnya membership, membership itu kan kembali ke member,
nanti kan kita ujung-ujungnya kalau ada dana kita bisa melakukan
program-program yang kita kasih trus kita punya TDA centre, trus
kita punya TDA mart, TDA mart itu kan kita buat selain membantu
member-member kita disitu ada sedikit keuntungan yang kita
ambil.23
Profit yang didapatkan oleh angggota KTDA sebagian
keuntungannya digunakan untuk menjalankan program yang ada di
KTDA. Sehingga profit dari bisnis para anggota KTDA juga digunakan
untuk mengembangkan kapasitas wirausaha didalamnya. Bisa dikatakan
dari kita, untuk kita, milik kita. Dari profit itulah KTDA membuat
program-program dimana program itu free atau tidak dipungut biaya baik
untuk anggota yang baru bergabung atau yang sudah lama. Jikapun
membayar juga semurah mungkin. Dari segi keuangannya KTDA sudah
bisa membayar sewa TDA centre untuk mengurusi kebutuhan-kebutuhan
untuk kesekertariatan. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Mustofa:
23 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
71
Kita pun kalau ada dana kita tu nggak menyebut profit tapi kita itu
sebut surplus jadi kita ada kegiatan ada kebutuhan oh ternyata ada
pemasukan lebih/surplus dan itu masuk ke organisasinya. Paling
penting yang harus kita perhatikan adalah impact nya. Kalo kita
ngomongin profit adalah ketika apa yang kita lakukan menjadi
impact yang maksimal terhadap para peserta.24
Dari informasi diatas dapat diketahui bahwasannya surplus atau
benefit itu akan masuk ke organisasi, jadi dana itu diputar di KTDA untuk
selanjutnya dibuat TDA centre dimana tersedianya fasilitas seperti lcd,
proyektor, meja, dll untuk belajar dan menjalankan program. Yang dilihat
bukan seberapa besar surplus itu tetapi seberapa penting impact dari setiap
kegiatan bisa maksimal.
3. Tujuan Kewirausahaan Sosial
Tujuan kewirausahaan sosial yakni terjadinya perubahan sosial ke
arah yang lebih baik atau positif dalam memecahkan masalah sosial bagi
kepentingan masyarakat ataupun kelompok. Untuk memberdayakan
masyarakat erat kaitannya dengan social benefit / social impact yang
dilakukan oleh KTDA. Profit yang didapat dari masing-masing anggota
sebagian digunakan untuk organisasi dalam menjalankan programnya
sesuai dengan misi sosial KTDA, terdapat enam aspek dari misi sosial
KTDA diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengentasan Kemiskinan
KTDA merupakan sebuah inovasi yang salah satunya bertujuan
untuk pengentasan kemiskinan, dimana KTDA merupakan wadah bagi
masyarakat untuk berwirausaha. Semakin bertambahnya jumlah
24 Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
72
wirausaha di Indonesia secara otomatis membuka lapangan pekerjaan,
bagi masyarakat luas, jika usahanya berkembang ke level makro maka
akan membutuhkan lebih banyak pekerja yang akan mengurangi
jumlah pengangguran di Indonesia. Berikut penuturan bapak Mustofa
Ramdhoni:
Otomatis itu kalo setiap pengusaha punya 5-10 karyawan.
kalau yang sudah level menengah pasti sudah punya lebih
dari 20 karyawan kalau kita tingkatkan terus. Kalau yang
level milyarder tadi misalnya ,kalau kita ngomong
milyarder itu bisa dari omzet misalnya supaya gampang
sebenernya sih dari aset tapi kalau kita ngomong dari sales
ketika sebuah bisnis sudah punya sales 1Milyar satu tahun
itu itu saya yakin karyawannya bisa lebih dari 5orang
memang membutuhkan skill itu ya kecuali bisnis-bisnis
yang ngga butuh karyawan ada juga ,kita ngomong dari sisi
yang memang butuh karyawan.25
Dari data di atas dapat kita ketahui signifikansi dari
program KTDA dengan penciptaan lapangan pekerjaan. Selain itu
social impact yang dilakukan oleh anggota KTDA juga merupakan
suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti yang
dilakukan oleh bapak Yuswohady yakni memberdayakan masyarakat
lingkungan dengan menyediakan bank sampah. Berikut penuturan
bapak Yuswohady:
Banyak yaa kalo kita bicara tentang social benefit misalnya
saja bank sampah. Berawal dari kegalauan saya ini tentang
sampah dan kejadian beberapa waktu lalu dimana sampah
dari Jakarta yang ditolak di tempat pembuangan akhir
sampah Bantar Gebang karena sudah over capacity ya kira-
kira begitulah sebutannya. Jadi kita coba membuat sampah
itu berdaya guna, memang belum semua wilayah di Jakarta
25
Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
73
hanya beberapa wilayah saja yang kita damping. Misalnya
seperti memisah sampah organik dan non organik nah nanti
sampah seperti botol, dll kita jual kalo untuk bungkus kopi
dan sejenisnya kita jadikan dompet atau tempat tisu yang
pasti kita sediakan mentornya.Hasilnya kita jual lewat
website ataupun TDA mart. Saya sendiri bergabung di
KTDA dari tahun 2012 dan mendirikan bank sampah ini
tahun 2013.26
Pemilahan sampah organik dan non organik yang berasal
dari rumah tangga akan memberikan dampak positif pada
perekonomian keluarga. Botol plastik dapat ditimbang untuk
diuangkan, lalu sampah plastik dari bungkus kopi dapat dibuat
dompet dan tempat tisu dimana akan dipasarkan dan akan
mendapatkan keuntungan. Bapak Yuswohady sendiri selain sebagai
pengamat juga melakukan kegiatan kewirausahaan sosial di
lingkungannya. Hal senada juga disampaikan oleh bapak Chandra
yang berasal dari KTDA wilayah kota Depok, sebagai berikut:
Social impact wilayah KTDA Depok itu macem-macem
yaa. Jadi gini kita itu sesama anggota KTDA sering sharing
yaa baik untuk wilayah Depok ataupun Jakarta. Saya
sendiri terinspirasi dari bapak Yuswohady yang mendirikan
bank sampah, menurut saya apa yang dia lakukan untuk
masyarakat itu sangat kreatif dan membantu masyarakat
sekitar, selain itu bank sampah juga kegiatan sosial yang
berjangka panjang dan sangat bermanfaat. Sehingga saya
juga mencoba menjalankan bank sampah di Depok, dan
Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik dan tentunya
menguntungkan buat kita semua.27
Dari pernyataan bapak Chandra diatas dapat diketahui
bahwa social impact yang dilakukan KTDA Depok termasuk kegiatan
26 Wawancara dengan pengamat KTDA “Bapak Yuswohady”, Jakarta, 14 Oktober 2016
27
Wawancara dengan anggota KTDA “Bapak Chandra”, Depok, 18 September 2016
74
bank sampah, dimana kegiatan ini terinspirasi dari kegiatan bank
sampah yang dilakukan oleh bapak Yuswohady di Jakarta. Selain
memberdayakan ibu-ibu rumah tangga, juga dapat memberikan uang
belanja tambahan bagi ibu-ibu yang mau berkreatifitas.
2. Pendidikan
Solusi yang sudah berhasil dijalankan melalui program KTDA
dalam proses penyelesaian masalah sosial salah satunya berfokus
kepada pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh bapak Edi Fajar
Prasetyo dimana dalam mewujudkan misi sosial KTDA, ia
mengaplikasikannya melalui pendidikan. Berikut penuturan dari bapak
Edi Fajar Prasetyo:
Masing-masing anggota KTDA punya fokusnya masing-
masing dalam menggunakan hasil keuntungannya.Ada
anggota yang menggunakannya untuk sunatan masal, bank
sampah, dll. Kalo saya sendiri menggunakan profit lebih
fokus kepada pendidikan, karena engga semua orang di
Jakarta mau mengkursuskan anaknya bahasa Inggris,
lagipula saya bisa bahasa Inggris dan teman saya juga ada
yang mau membantu jadi saya manfaatkan semua sumber
yang ada untuk masyarakat sekitar rumah saya. Karena
memang perekonomian mereka sebagian kelas menengah
kebawah.28
Bapak Edi merupakan anggota TDA di wilayah Jakarta, dimana
sebagian dari keuntungan yang ia dapatkan ia gunakan untuk
memberikan kursus bahasa Inggris kepada anak-anak yang kurang
mampu di lingkungan rumahnya. Selain itu Bapak Edi juga
mengajarkan anak-anak untuk belajar berwirausaha. Berbeda pula
dengan apa yang dilakukan bapak Edi.
28 Wawancara dengan anggota KTDA “Bapak Edi”, Jakarta, 15 September 2016
75
3. Kesehatan
Berbeda dengan yang dilakukan oleh bapak Edi dari Jakarta, di
wilayah Makassar bentuk misi sosialnya berfokus pada kesehatan. Hal
ini berkaitan dengan tujuan daripada kewirausahaan sosial dimana
sebagian profit yang didapat anggota KTDA digunakan untuk
masyarakat sekitar. Seperti halnya kegiatan sunatan masal di wilayah
Makassar untuk masyarakat sekitar tanpa dikenakan biaya. Seperti
penuturan ibu Ade sebagai berikut:
Dulu saya sempat menjadi pengurus untuk KTDA
Makassar kurang lebih 2 tahun yaa.Kalo anggota TDA
disana, untuk social impact fokusnya di bidang
kesehatan.Waktu itu kita mengadakan sunatan masal di
Makassar untuk masyarakat sekitar khususnya yang kurang
mampu.Sunatan masal ini juga menjadi bagian dari
rangkaian pesta kewirausahaan disana. Sehingga memang
profit yang kita dapatkan sebagian kita gunakan untuk
masyarakat.29
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa untuk wilayah Makassar,
sebagian dari profit yang mereka dapatkan digunakan untuk kegiatan
sosial seperti sunatan masyarakat. Secara tidak langsung masyarakat
Makassar mengetahui bahwa rangkaian sunatan massal merupakan
bagian dari pesta kewirausahaan yang membuat masyarakat tertarik
dan mau mengunjungi pesta kewirausahaan tersebut. Selain
memberikan manfaat sosial ternyata juga dapat memberikan dampak
positif bagi para pengusaha yang mengikuti pesta kewirausahaan.
29 Wawancara dengan anggota KTDA “Ibu Ade”, Jakarta, 12 Oktober 2016
76
4. Kebutuhan Air Bersih
KTDA dalam misi sosial akan Kebutuhan Air Bersih yakni
melakukan pendampingan pada wirausaha mikro dalam
mengambangkan usaha di bidang air bersih. Contohnya ada di wilayah
Depok seperti yang dijelaskan oleh bapak Heri sebagai berikut:
Sebenarnya KTDA Depok ada pendampingan bagi
pengusaha mikro dibidang pengembangan usaha air bersih
yang dikonsumsi. Kamu pasti tau kan Air Mineral Kangen
Water? Dulu sebelum bergabung di KTDA dia hanya
menjual di wilayah lingkungan sekitar Depok aja, tapi
sekarang udah ke Jakarta bahkan banyak yang mau jadi
reseller di Jakarta. Kelebihannya dia berbeda dengan air
biasa, jadi memang di kangen water ini ada kandungan PH
nya dan banyak manfaatnya ada yang untuk diminum ada
juga untuk kecantikan dan untuk luka.30
Dari penuturan diatas dapat diketahui bahwa pendampingan yang
dilakukan oleh KTDA dalam upaya Kebutuhan Air Bersih merupakan
suatu upaya yang berhasil dalam memasarkan produknya. Kangen
water merupakan produk yang inovatif dimana air mineral ini
mengandung PH yang dikemas secara berbeda, manfaatnya bisa untuk
di minum, untuk kecantikan ataupun untuk luka. Dengan semakin
dikenalnya produk kangen water maka berdampak pada bertambahnya
reseller ataupun tenaga pekerja untuk mengurangi permasalahan sosial
yang ada di Indonesia khususnya wilayah Depok.
5. Infrastruktur dan Pembangunan
Sekjen KTDA wilayah Depok yakni bapak Heri menyatakan
bahwa ia berfokus pada pengembangan infrastruktur dan
30 Wawancara dengan anggota KTDA “Bapak Heri ”, Depok, 18 September 2016
77
pembangunan cluster-cluster di daerah Depok dapat memberikan
manfaat sosial bagi warga sekitar, berikut penuturan bapak Heri:
Dulu saya itu kerjanya jadi makelar rumah, kalo ada orang
yang mau beli rumah saya bantu carikan. Tapi setelah saya
gabung di TDA usaha saya yang tadinya jadi makelar
rumah akhirnya berinovasi menjadi usaha pembuatan
cluster-cluster di daerah Depok. Selain mendapatkan
keuntungan secara financial, manfaat sosialnya tentu saja
ada yaa. Dulu orang Depok kan tidak sebanyak ini, karna
banyak pindahan dari Jakarta makanya disini jadi banyak
orangnya. Mereka juga kalo bangun rumah engga teratur
bahkan jalanan di depan rumahnya sempit terkesan kumuh.
Makanya saya bergabung di KTDA untuk membuat cluster,
pekerjanya pun saya ambil dari daerah Depok kan secara
tidak langsung saya memberdayakan masyarakat,
lingkungan juga indah, ada tempat untuk ruang hijau juga
yaa gitulah kira-kira.31
Dari pernyataan bapak Heri dan bapak Chandra di atas dapat
diketahui usaha-usaha yang dilakukan diwilayah Depok memberikan
manfaat tidak hanya kepada masyarakatnya tetapi lingkungan
sosialnya. Ruang hijau selain daripada menjaga keasrian juga untuk
kesehatan, dimana pohon dapat menyerap polusi udara dan
menghasilkan oksigen.
6. Pengembangan Lingkungan yang Berkelanjutan
Misi sosial KTDA yang berkaitan dengan program pengembangan
lingkungan yang berkelanjutan seperti yang dijelaskan oleh bapak
Mustofa Ramdhoni sebagai berikut:
Pengembangan yang berkelanjutan di sini contohnya itu
seperti bapak Heri di Depok, dia membuat cluster dan dia
juga membuat ruang hijau di lingkungan sekitar dengan
31 Wawancara dengan anggota KTDA “Bapak Heri ”, Depok, 18 September 2016
78
memanfaatkan SDM masyarakat sekitar yaa. Lalu contoh
lainnya seperti yang dilakukan oleh Yuswohady dia
membuat bank sampah untuk menjaga lingkungannya
dengan menghimbau ibu-ibu di lingkungannya untuk
memisahkan sampah organik dan non organik, lalu
kemudian sampah non organik dijadikan nilai tambah bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar yang kita sebut program
bank sampah. Biasanya kegiatan itu berkelanjutan serta
tidak merugikan lingkungan yaa.32
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa memang tidak
semua kegiatan yang dilakukan KTDA merupakan suatu
pengembangan yang berkelanjutan. Hanya yang dilakukan oleh bapak
Heri seperti membangun cluster dengan membuat ruang hijau dan
bank sampah yang dilakukan oleh bapak Yuswohady di Jakarta yang
merupakan kegiatan yang berkelanjutan.
B. Analisis
Berdasarkan hasil temuan lapangan diatas dapat kita ketahui apakah
yang dilakukan Komunitas Tangan Di Atas merupakan kewirausahaan sosial.
Dan bagaimana KTDA menghasilkan wirausahaan baru dalam menjawab misi
sosialnya. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teori yang dianggap relevan
dimana dapat dilihat pada bab 2 (h. 21).
Berdasarkan data diatas, maka diperoleh analisis sebagai berikut:
1. Kewirausahaan dalam Komunitas Tangan Di Atas (KTDA)
Berdasarkan hasil temuan lapangan diketahui bahwasannya KTDA
merupakan sebuah organisasi yang berfungsi sebagai wadah bagi para
32
Wawancara dengan presiden KTDA “Mustofa Ramdhoni”, Jakarta, 14 oktober 2016
79
wirausahawan untuk memulai atau menjalan bisnisnya. KTDA bertujuan
untuk membentuk para anggotanya agar menjadi pengusaha kaya yang
gemar berbagi dalam upaya menumbuhkan semangat kewirausahaan di
Indonesia.33
Dengan semakin banyaknya wirausahawan di Indonesia,
secara tidak langsung akan mengurangi pengangguran dengan
memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjalankan usaha sehingga
masyarakat dapat merasakan manfaatnya.34
Selain itu KTDA berfokus pada media pembelajaran
entrepreneurship, dimana konsep yang digunakan tidak hanya
mementingkan profit saja namun juga memperhatikan masalah sosial.35
Hal ini sesuai dengan kewirausahaan sosial sebagai suatu proses yang
menciptakan nilai sosial dengan mengetahui kebutuhan yang belum
terpenuhi, dimana proses ini melibatkan adanya produk dan jasa yang
dihasilkan tetapi bisa juga yang merujuk pada adanya pembentukan
organisasi baru.36
Dalam hal ini KTDA merupakan sebuah organisasi
dalam praktik kewirausahaan sosial.
2. Praktik Kewirausahaan Sosial dalam KTDA
Berdasarkan hasil temuan lapangan, KTDA sudah melakukan
praktik kewirausahaan sosial yaitu dengan menjalankan komponen
kewirausahaan sosial, yaitu:
33 lihat pada bab 4, h.51
34
bab 2, h. 35
35
bab 4 h. 53
36
bab 2, h. 22
80
a. Peluang
Berdasarkan informasi diatas dapat dipahami bahwa
terdapat dua sumber peluang yakni berasal dari internal dan
eksternal. Sumber internal antara lain kebersamaan dari para
anggotanya dimana mereka akan berbagi/sharing tentang
pengetahuan, perkembangan bisnis mereka sampai kepada intuisi
mereka. Sumber eksternal yakni hal-hal yang terkait dengan apa
yang terjadi di internal seperti kesulitan yang dihadapi, pemikiran
yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga akan
tumbuh rasa saling mendukung dan mencari solusi dari
permasalahan yang masing-masing anggota alami melalui FGD.
Berdasarkan hasil temuan lapangan, KTDA
mengaplikasikan peluang dalam menjalankan programnya.
Aplikasi peluang tersebut diperoleh dengan cara menggali skill dan
kemampuan dari masing-masing anggota dengan diadakannya sesi
sharing tentang pengetahuan serta mencari solusi atas
permasalahan atau kesulitan yang mereka hadapi.37
Hal tersebut sesuai dengan konsep peluang dari
kewirausahaan sosial yaitu mengidentifikasi masalah sosial,
mengidentifikasi solusi, dan menciptakan kondisi yang stabil
dengan membangun hal baru serta menciptakan ekosistem yang
stabil bagi masyarakat secara keseluruhan.
37 lihat bab 4, h. 61
81
b. Inovasi
Berdasarkan hasil temuan lapangan diatas, KTDA sering
mengadakan sebuah diskusi atau sharing bagi para anggota.
Sehingga dari sharing itulah terlahir sebuah ide.Ide tersebut
diaplikasikan dengan ide-ide dari anggota lainya lalu disaring dan
dievaluasi.KTDA sendiri mengimplementasikan ide melalui 3
program yaitu “lesson, action dan recomunition”.38
KTDA dalam
melahirkan wirausahawan yang inovatif juga melalui proses
inovasi yakni pencarian ide, pemanenan ide, serta pengembangan
dan implementasi.39
Selain itu Komunitas Tangan Di Atas merupakan sebuah
inovasi dimana para pengusaha muda ataupun pengusaha lama
dapat membenutk karakter kewirausahaan dengan sukarela
membagi ilmu dan pengalamannya.
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang diterapkan oleh Komunitas Tangan Di
Atas yakni participation leadership. Karena didalam KTDA semua
pengusaha merupakan seorang pemimpin.40
Pemimpin dalam KTDA bertugas untuk menjadi contoh
bagi para anggota lain dibandingkan pemimpin yang hanya bisanya
memerintah saja tetepi tidak mau melakukan bersam-sama. KTDA
bahkan memiliki program-program untuk mengembangkan
kapasitas pengurus seperti menyediakan sarana untuk melatih
38 bab 4, h. 63
39
lihat pada bab 2, h. 28
40 lihat pada bab 4, h. 64
82
kepemimpinan. Hal tersebut bertujuan untuk bisa membangun
karakter dan membangun kepemimpinan anggota untuk menjadi
pemimpin kader masa depan. Caranya yaitu dengan memberi
masing-masing tanggung jawab kepada tiap-tiap anggota, misalnya
mengklasifikasikan teman-teman yang memiliki usaha yang sama
sehingga ketika ada perkumpulan mereka tetap menshare kondisi
dan situasi satu sama lain.41
Hal ini sesuai dengan mengartikan kepemimpinan sebagai
kesadaran dan keinginan untuk mempengaruhi orang lain, dengan
memberikan tanggapan atas keinginan sendiri atau keinginan
bersama untuk mengetahuinya.42
d. Value creation
Nilai-nilai kreatifitas juga dapat diwujudkan melalui
KTDA. Bahkan bisa dikatakan bahwa KTDA merupakan wujud
dari suatu kereatifitas karena sebelum adanya organisasi ini belum
ada yang bisa melihat permasalahan yang ada di Indonesia dari
aspek kewirausahaan.43
KTDA dalam menumbuhkan jiwa-jiwa kreatifitas dengan
cara mengubah mindset anggota untuk berwirausaha kreatif dan
inovatif. Seperti hal nya KTDA menjadi pihak penghubung antara
pengusaha dan lembaga untuk menambah modal usaha ini bentuk
kreatifitas dari sisi produk. Membuat KTDA AMAN yaitu website
untuk para anggota memasarkan produknya agar lebih mudah
41 lihat bab 4, h. 66
42
bab 2, h. 31
43 lihat bab 4, h. 67
83
dibandingkan membuat website sendiri. Selain itu melakukan
pendekatan kepada pemerintah setempat agar memiliki izin-izin
seperti KIRT agar lebih mudah dan aman, ini bisa dikatakan
merupaka sebuah aksi dari kreativitas.44
KTDA tumbuh secara mandiri, percaya diri sehingga masih
terus berlanjut sampai sekarang, berorientasi ke masa depan,
memiliki kreativitas dan inovasi, dimana hal ini juga merupakan
bagian terpenting dari nilai kewirausahaan.45
e. Social benefit
Berdasarkan temuan lapangan diatas dapat diketahui bahwa
permasalahan sosial seperti pengangguran dan sedikitnya lapangan
pekerjaan merupakan salah satu akar permasalahan dari
kemiskinan. Maka sebuah hal yang inovatif ketika KTDA melihat
penyelesaian dari permasalahan sosial melalui aspek
kewirausahaan. Profit merupakan suatu keuntungan bagi para
wirausahawan, para wirausahawan biasanya akan menggunakan
sebagian keuntungannya untuk masyarakat atau kegiatan sosial.46
Namun berbeda dengan KTDA dimana merupakan sebuah
wadah bagi para pengusaha yang keuntungannya digunakan untuk
mensejahterakan anggotanya dan akan merekrut orang-orang
disekitarnya untuk ikut bekerja. KTDA tidak menyebutnya sebagai
social benefit akan tetapi menyebutnya sebagai social impact
44 lihat pada bab 4, h. 67
45
bab 2, h. 32
46 lihat bab 4, h. 68
84
karena KTDA bukan merupakan lembaga sosial sehingga
keuntungannya digunakan untuk organisasi dan anggotanya.47
Social impact biasanya digunakan untuk menambah
fasilitas-fasilitas dalam upaya meningkatkan usaha dan bisnis para
anggotanya. Hal ini terkait dengan merubah cara sistem dan
memecahkan beberapa masalah yangmenggangu masyarakat
termasuk para wirausahawan. Seperti masalah sosial yang
kompleks sehingga dibutuhkan upaya perubahan dalam sebuah
struktur yang mendasari sistem sehingga mendorong perubahan
yakni KTDA. Ataupun masalah yang bersifat global, sehingga
dibuatlah perkumpulan untuk sharing yang tidak terlepas dari
peluang, inovasi, kreatifitas misalnya dengan pemasaran
menggunakan teknologi seperti apa yang dilakukan oleh KTDA.48
f. Profitability
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya
KTDA menggunakan profitnya untuk organisasi. Para anggota
KTDA biasanya akan memberikan sebagian dari profit yang
mereka dapatkan untuk kas organisasi. Dimana profit tersebut
digunakan KTDA untuk mengembangkan kapasitas wirausahanya
dengan membuat program-program yang tidak dipungut biaya atau
free baik untuk anggota lama ataupun anggota yang baru
47 lihat bab 4, h. 75
48
bab 2 h. 33
85
bergabung. Selain itu sebagiannya lagi untuk TDA centre dan TDA
mart.49
Biasanya anggota KTDA juga memberikan keuntungan
untuk masyarakat sekitar seperti yang dilakukan oleh
wirausahawan Edy Fajar Prasetyo yang memberikan
keuntungannya untuk kegiatan sosial.50
Jika ditinjau dari pembahasan sebelumnya maka KTDA
sudah menjalankan tujuan para wirausaha sosial untuk membuat
sebuah perubahan di masyarakat yang dihubungkan dengan
bagaimana mereka menjalankan bisnisnya dan bertahan
menghidupi organisasinya, serta tetap berorientasi sosial, yang
dijalankan secara bersamaan.51
Jadi dapat diketahui bahwasannya memang KTDA dari segi
profit, social impact, danprogram-programnyabagi masyarakat atau
anggotanya berjalan sangat baik dan dijalankan sesuai dengan
tujuan kewirausahaan sosial.
3. Tujuan Kewirausahaan Sosial
Berdasarkan temuan lapangan diatas dapat diketahui bahwa
program-program yang telah dibuat oleh KTDA bertujuan untuk
meningkatkan semangat kewirausahaan untuk menjadi pengusaha yang
mandiri yang didalamnya mencakup tujuan dari kewirausahaan sosial.
Adapun tujuan kewirausahaan sosial diaplikasikan melalui program-
49 lihat pada bab 4, h. 70
50
bab 4 h. 59
51 bab 2, h. 35
86
program yang telah dibuat lalu dijalankan sesuai dengan misi sosial
KTDA, seperti yang dijelaskan pada halaman sebelumnya52
yaitu pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kebutuhan air
bersih, infrastruktur dan pembangunan dan pengembangan lingkungan
yang berkelanjutan.53
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa misi sosial
KTDA sejalan dengan tujuan kewirausahaan sosial.54
Profit/keuntungan
yang dihasilkan oleh masing-masing anggota, sebagian digunakan untuk
keperluan organisasi dan sebagian digunakan untuk kegiatan sosial.
Sehingga dapat dilihat bahwa Komunitas Tangan Di Atas (KTDA)
menjadikan kompenen-komponen kewirausahaan sosial sebagai pedoman
untuk mengaplikasikan program dan kegiatan yang akan mereka jalankan
yang sejalan dengan visi dan misi KTDA. Seperti yang dijelaskan oleh
tabel dibawah ini:
52 lihat bab.4 h.71
53
lihat pada bab 4, h.71-78
54 lihat pada bab 2, h.40
87
Tabel 4.1
Aplikasi Program KTDA
1. Membentuk 10.000 wirausahaan
baru yang tangguh dan sukses.
2. sinergi diantara sesama anggota
berdasarkan prinsip high trust
community.
3. menumbuhkan jiwa sosial dan
berbagi diantara anggota.
Program KTDA
Komponen
Kewirausahaan
Sosial
Temuan Program KTDA
1. Peluang Mengembangkan bisnis
usaha level mikro ke level
makro.
2. Inovasi Dalam melahirkan ide-ide
yang baru KTDA membuat
program yang didalamnya
dilakukan sharing ataupun
FGD antar anggota.
3. Kepemimpinan Masing-masing anggota
diberi tanggung jawab
dalam kepengurusan KTDA
lalu tiap-tiap anggota di
klasifikasikan sesuai
dengan jenis usaha
kemudian didiskusikan
dalam forum.
4. Value Creation Menjadi penghubung antar
pengusaha dan lembaga
untuk menambah modal
dilihat dari sisi produk.
Mendirikan TDA mart dan
TDA centre untuk menjual
usaha-usaha anggota TDA.
5. Social Benefit Memalui program KTDA
peduli maka dibuatlah bank
sampah, pemberian
pendidikan b.inggris,
sunatan masal,
pengembangan usaha air.
6. Profitability Keuntungan yang didapt
sebagian digunakan untuk
point nomer 5 dan sebagian
untuk organisasi.
Misi Sosial KTDA
Tujuan
Kewirausahaan
Sosial
Temuan Tujuan
dalam KTDA
1. Pengentasan
Kemiskinan
Membentuk bank
sampah seperti yang
dilakukan di Jakarta
dan di Depok
2. Pendidikan Memberikan
pendidikan dan
buku-buku
3. Kesehatan Mengadakan sunat
masal di Makassar
4. Kebutuhan Air
Bersih
Pendampingan pada
wirausaha mikro
dalam
mengembangkan
usaha di bidang air
bersih.
5. Infrastruktur
dan
Pembangunan
Membuat sebuah
unit baru seperti
membangun cluster
baru yang lagi
banyak diminati di
daerah Depok.
6. Pengembangan
Lingkungan
yang
Berkelanjutan
Bank sampah
merupakan salah
satu kegiatan yang
berkelanjutan.
88
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa: KTDA merupakan sebuah organisasi dalam praktik
kewirausahaan sosial. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan atau program
yang telah dibuat dan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk
para anggotanya agar menjadi pengusaha kaya yang gemar berbagi
dalam upaya menumbuhkan semangat kewirausahaan di Indonesia.
Secara konsep KTDA juga menggunakan pembelajaran
entrepreneurship dimana konsep yang digunakan tidak hanya
mementingkan profit saja, namun juga memperhatikan masalah sosial.
Adapun program-program yang dibuat oleh KTDA meliputi lesson,
action dan recomunition dimana salah satunya meliputi kegiatan
sharing antar anggota/FGD, pesta kewirausahaan, serta melakukan
mentoring.
Menjalankan program TDA centre, TDA mart untuk menunjang
dan memasarkan berbagai produk dari anggota KTDA. Dapat diketahui
bahwasannya program-program yang telah dijalankan oleh KTDA,
sejalan dengan praktik kewirausahaan sosial itu sendiri. KTDA
merupakan komunitas yang terdiri dari wirausahan baru ataupun
89
wirausahawan lama. Bahkan bagi para anak-anak muda yang baru
memulai bisnisnya juga dapat bergabung kedalam komunitas ini.
Pada Praktiknya Komponen yang digunakan KTDA antara lain
peluang, inovasi, kepemimpinan, value creation, social benefit, dan
profitability seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.
Komunitas Tangan Di Atas (KTDA) menjadikan kompenen-
komponen kewirausahaan sosial sebagai pedoman untuk
mengaplikasikan program dan kegiatan yang akan mereka jalankan yang
sejalan dengan visi dan misi KTDA.
Tujuan dari kewirausahaan sosial adalah Pengentasan
kemiskinan yakni membentuk bank sampah yang dilakukan di Jakarta
dan Depok. Pendidikan diberikan dalam bentuk pemberian pendidikan
bahasa Inggris dan buku yang berkaitan dengan pelajaran bahasa
Inggris. Kesehatan yakni berupa mengadakan sunatan masal di
Makassar. Kebutuhan Air Bersih yakni membantu pengembangan usaha
air bersih. Infrastruktur dan Pembangunan yakni membuat sebuah unit
baru seperti cluster di wilayah KTDA Depok.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa KTDA dari segi
profit, social impact dan program-programnya bagi masyarakat atau
anggotanya berjalan sangat baik dan terdapat kesesuaian antara konsep
kewirausahaan sosial dengan visi, misi dari KTDA.
90
B. Saran
Dari hasil penelitian, terdapat sejumlah sarana untuk meningkatkan
kinerja KTDA di masa depan. Di antaranya yaitu:
1. Bagi para pengurus dan anggota KTDA diharapkan bisa lebih
berkontribusi aktif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kegiatan
sosial juga bisa menjadi sarana KTDA untuk mengenalkan produknya
pada masyarakat. Seperti memperbanyak kegiatan mengajar bahasa
inggris dan memberikan buku-buku bacaan, mengajarkan masyarakat
untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
2. KTDA dalam memasarkan produknya harus lebih giat dan lebih
berkreatifitas lagi agar tidak hanya dikenal oleh masyarakat luas tetapi
juga mancanegara. Sehingga income atau profit yang didapatkan bisa
jauh lebih besar. Kegiatan sosial pun bisa diperbanyak dan dirasakan
manfaatnya oleh organisasi itu sendiri, pengusaha, dan masyarakat.
3. Hendaknya KTDA memiliki paradigma global, sehingga UMKM-
UMKM yang dibinanya dapat semakin eksis dalam pasar global.
91
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ahmad, Juwaini. Social Enterprise. Bandung, Mizan Group: 2011.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial
lainnya. Jakarta: Kencana 2007.
Dhewanto, Wawan. dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Bandung, Alfabeta:
2013.
Frinces, Helfin. Kewirausahaan dan inovasi Bisnis. Yogyakarta: Darussalam, 2004.
Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika,2012.
Hendro. Dasar-dasarKewirausahaan. Jakarta: Erlangga Press, 2012.
Juwaini Ahmad. Social Enterprise. Bandung: Mizan Group, 2011.
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali, 1983.
Moleong, Dr. Lexy J. “Metodelogi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Nanang, Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. Depok: Rajagrafindo Persada, 2006.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003.
Noor, Irwan. Desain Inovasi. Jakarta: ISBN, 2013.
Rasyid, Sudrajad. dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri . Jakarta :
PT. Citratudha, 2006.
Riduwan. Metode Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007.
Reniati. Kreativitas Organisasi dan Innovasi Bisnis. Jakarta: Alfabeta, 2010.
92
Suryana. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta:Salemba Empat, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2006.
Taufik. Rising Middle Class in Indonesia. Jakarta: Gramedia Pers, 2014.
Yahya, Arief. Great Spirit Grand Strategy. Jakarta : Gramedia Pers, 2012.
Yuswohady. Consumer 3000. Jakarta : Gramedia Pers, 2012.
Wibhawa, Budi. dkk. Social Entrepreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility. Bandung: Widya Padjajaran, 2011.
MEDIA ONLINE
BPS Indonesia, “Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi, 2013-2015, “ artikel
diakses pada 19 Feburari 2016 dari
http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119
BPS Indonesia, “Statistik Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Tahun 2006-2014, “
artikel diakses pada 19 Feburari 2016 dar
http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/836
Haryati, Tuti, Definisi CSR, Manfaat, danKeuntungannyabagi Perusahaan, artikel
diakses pada 17 Juli 2016 dari :
http://amynaaby.blogspot.co.id/2013/10/definisi-csr-manfaat-dan-
keuntungannya.html, 2013.
93
Kementerian Komunikasi dan Informatika, “ Penetrasi Interenet di Indonesia 2006-
2015, “ artikel diakses pada 19 Feburari 2016 dari
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6633/Anggaran+Penetrasi
Internet di Indonesia/0/infografis#.VtLY-X197IU
Zulekha, Izul, Peluang Usaha dalam Kewirausahaan Sosial, artikel diakses pada 17
Juli 2016 dari : https://www.idjoel.com/pengertian-peluang-usaha/, 2012.
SKRIPSI
Deden Bazar Badruzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di
Pondok Pesantren Al-Ashiriyah (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009).
Fitria Handayani, Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan
Bina Insan Mandiri Depok (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013).
Nurul Iman, Strategi Pengembangan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-
Ashiriyyah Nurul Iman (Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2009).
JURNAL
Rosmiati, Donny. Sikap, Motiasi, dan minatberwirausahamahasiswa”, Jurnal
Mahasiswa Kewirausahaan,17:1. Kupang, Maret 2015.
94
Swandari, Fifi. Menjadi Perusahaan yang Survive Dengan Transformasional
Leadership” Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 1:2. Depok, Mei
2003. h. 93-102.
Lupiyoadi, Rambat. Entrepreneurship: From Mindset to Strategy, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2007. h.34.
PEDOMAN WAWANCARA RONI YURIZMAN
Wawancara dilakukan pada hari Jumat, 14 Oktober 2016. Bapak Roni
Yurizman berjenis kelamin laki-laki, merupakan anggota KTDA yang masih aktif
sampai sekarang. Bapak Roni Yurizman termasuk anggota KTDA wilayah Depok.
Bersama dnegan bapak Chandra dan bapak Heri.
I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial
A. Peluang
1. Apa definisi peluang menurut Komunitas Tangan di Atas?
Jawab: yaa lebih kepada inovasi dan kreatifitas tentunya yaa dimana mereka
saling berbagi dimana ada suka dan duka mereka ketika menjalankan
usahanya masing-masing. Sehingga ketika ada problem dari pengusaha yang
satu bisa dibantu berdasarkan pengalaman pengusaha yang lain jadi kita bisa
cari solusinya dan bisa menjadi pengetahuan yang baru buat yang lain
berdasarkan pengalaman itu tadi yaa saya kira.
2. Apa saja sumber internal dan eksternal yang menjadi basis peluang pendirian
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: Sumber internalnya ya itu tadi, kebersamaan dari anggotanya jadi
kaya semacam bodwil dari semua anggota pengurus aktifis juga kita punya
nilai-nilai budaya yang kita sepakati bersama yang menjadi acuan,pegangan
,itu sebenarnya sumber internal kita ,jadi bodwill dari temen-temen
berbagi,bekerja,mewujudkan sesuatu yang baik menurut kita ya,itu
sebetulnya. Eksternal itu kan sebenernya terkait dengan apa yang terjadi di
internal ketika itu berjalanterus menerus membesar dan konsisten otomatis
yang eksternal yang juga punya visi misi yang sama dengan kita itu otomatis
akan terbina saling dukung disitu.
B. Inovasi
1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas Tangan
di Atas dilihat dari produknya dan cara berbisnisnya ?
Jawab: Kalo cara berbisnis itu biasanya itu memikirkan bagaimana cara
memproduksi sesuatu misalnya kaya sekarang gimana kan kita menggunakan
produk yang tidak ada pestisidanya kan. Kaya dulu kita menggunakan klien
beras dan dia memprosuksi beras-beras yang tidak menggunakan bahan-bahan
kimia jadi yang tidak kena kimia seperti yang benar-benar menggunakan
pupuk organik. Kalo yang seperti itu memang lama.
2. Bagaimana proses implementasi sebuah inovasi dalam kegiatan Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab: Adanya KTDA itu sebenernya sudah menjadi inovasi yaa menurut
saya pribadi. Dengan program-program yang dimiliki oleh KTDA untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan kreatifitas, mengikuti
perkembangan teknologi dengan memasarkan produk-produk anggota, lalu
melihat peluang yang memang sedang menjadi trend dan yang menjadi
kebutuhan masyarakat saat ini.
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dari sebuah implementasi inovasi yang
dilakukan Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: seperti yang udah saya jelasin diatas mengenai beras organik dan non
organik, ada beberapa contoh lain mengenai usaha kulit di Indonesia. KTDA
itu social entrepreneurship yaa jadi sebisa mungkin kita dalam berusaha tidak
boleh merugikan siapapun termasuk lingkungan sekitar harus ada etika dalam
berbisnis. Contohnya kami selalu menekankan kepada usaha-usaha kulit di
Indonesia khusunya usaha kulit itu di Garut ya karena apa biasanya usaha
kulit itu kan pakai bahan kimia padahal kita udah sering mengedukasi kalau
pakai bahan pengawet jangan dari kimia akan tetapi dari kelapa. Karena
kelapa kan bisa untuk jadi bahan pengawet. Kalo pake kimia limbahnya kan
dapat mencemarkan lingkungan dan aliran sungai.
4. Apa rencana inovasi dari Komunitas Tangan di Atas di masa mendatang ?
Jawab: yang pasti inovasi ini sejalan dengan tujuan, visi, dan misi KTDA.
Inovasi ini kan sifatnya tentatif yaa berubah-ubah mengikuti trend dan
perkembangan zaman.
C. Kepemimpinan
1. Apa saja hokum kepemimpinan yang diterapakan oleh Komunitas Tangan di
Atas untuk para anggota nya?
Jawab: KTDA sendiri punya yang namanya TDA centre, dimana
kepengurusannya ada disini karena kita kan punya struktur organisasi dan
disini pusatnya. Sistem kepengurusan jabatan KTDA itu hanya 2 periode
masing-masing periode sekitar 2 tahun. Biasanya yang menjadi ketua KTDA
itu aktif berorganisasi di KTDA dan mau ikut membantu anggota yang lain
dalam menjalankan tanggung jawab yang ada pada masing-masing
anggotanya.
2. Mengapa kepemimpinan menjadi penting bagi seorang wirausaha sosial ?
Jawab: menurut saya sih penting ya. Menurut saya mm kita harus ada
kepemimpinan kalau nggak tuh mm sebenarnya tuh wirausahawan itu kan
merupakan usaha menengah dan harus ada jiwa kepemimpinan. Apalagi
mereka tuh baru bangun usaha dan apalagi mereka tuh misalnya belum dapet
dana dari mana-mana dan menurut saya jiwa kepemimpinan itu penting
supaya jiwa kepemimpinan ini berjalan dan bisa.
3. Bagaimana proses menumbuhkan dan mengembangan jiwa kepemimpinan
oleh Komunitas Tangan di Atas bagi para anggota nya ?
Jawab: prosesnya yaa tadi dengan adanya kopdar, lalu lahir lah sebuah
inovasi, peluang, kreatifitas lalu kita share dan evaluasi bersama. Tiap-tiap
anggota diberi tanggung jawab, diklasifikasikan berdasarkan jenis usahanya,
lalu diadakan pertemuan untuk sharing dan ada perwakilan dari tiap-tiap
usaha. Yaa begitulah kira-kira.
D. Value Creation
1. Mengapa budaya kreatif menjadi hal yang perlu dimiliki dalam kewirausahaan
sosial ?
Jawab: oh iya itu perlu ya. Perlu karena itu tadi yang membuat kadang-kadang
Indonesia tuh tidak dapat bersaing dengan orang luar karena UKM itu usaha
itu UKM ya. Jadi, mm itu yang menjadi kadang-kadang kelemahan UKM di
Indonesia kalau saya lihat. Misalnya kalau kreatif itu memakai internet, jadi
menjual dengan berbagai macam marketing, karena kan sekarang semua
sudah terbuka sudah murah dan kenapa sekarang kan online-online pada maju
gitu ya.
2. Bagaimana proses menumbuhkan budaya kreatif yang sudah dilakukan oleh
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: yaa kaya yang sudah saya jelaskan tadi yaa, awalnya kopdar terus
tukar pikiran, saling sharing tentang perkembangan teknologi tentunya atau
produk-produk kita. Dari sana bisa dievaluasi dan follow up ke dalam
program-program KTDA.
3. Apa hubungan antara budaya kreatif dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: nah apa yang saya jelaskan berkesinambungan dengan budaya kreatif.
Karena dari sharing itulah kita dapet ide-ide baru atau suatu inovasi,
kemudian kita buat suatu kreatifitas yang memang berbeda dari yang lain
untuk menarik para konsumen dan kita lihat peluang pasarnya dan kondisi
perekonomian serta daya beli masyarakatnya. Intinya semangat untuk terus
menumbuhkan semangat kewirausahaan kita lakukan dengan cara berbagi dan
melalui sharing itu tadi sampe menciptakan kreatifitas para pengusaha.
E. Social Benefit
1. Apa saja masalah sosial yang kompleks dan mendesak untuk segera
diselesaikan dari latar belakang pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: yang pasti pengangguran karna lapangan pekerjaan yang kurang,
kenapa kurang? Ya itu tadi banyak orang yang kurang memiliki jiwa
kewirausahaan. Jadi yaa latar belakang berdirinya KTDA itu tadi membantu
para anggota utnuk menumbuhkan semangat kewirausahaan.
2. Bagaimana tahapan-tahapan penyelesaian dari masalah sosial berkaitan
dengan program-program yang dimiliki oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kan kita udah ada program, program itu lahir dari sharing sesama
anggota KTDA jadi kita ikuti saja alurnya. Kita lebih menekankan pada
sharing yaaa dalam menyelesaikan permasalahan karena disitu kita bisa
berbagisatusama lain.
3. Apa saja yang sudah dilakukan KTDA dalam memberikan social benefit
untuk masyarakat ?
Jawab: Dulu saya sempat menjadi pengurus untuk KTDA Makassar kurang
lebih 2 tahun yaa. Kalo anggota TDA disana, untuk social impact fokusnya di
bidang kesehatan. Waktu itu kita mengadakan sunatan masal di Makassar
untuk masyarakat sekitar khususnya yang kurang mampu. Sunatan masal ini
juga menjadi bagian dari rangkaian pesta kewirausahaan disana. Sehingga
memang profit yang kita dapatkan sebagian kita gunakan untuk masyarakat.
F. Profitability
1. Apa definisi “profit” dalam kewirausahaan sosial menurut Komunitas Tangan
di Atas ?
Jawab: profit sama aja kaya keuntungan, tapi memang anggota KTDA
menggunakan profit itu sebagian untuk organisasi dan sebagian lagi untuk
kegiatan sosial.
2. Bagaimana strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan sebuah
profitability dalam jangka panjang dari program-program yang dijalankan
oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: yaa gini yaa, jadi sebagian profit itu digunakan untuk organisasi kaya
untuk membeli proyektor, kursi untuk pertemuan, dan yang paling penting
semua program KTDA dijalankan menggunakan profit dan iuran bersama
sehingga saat program itu dijalankan tidak dikenai biaya baik untuk anggota
baru atatu anggota lama. Untuk kegiatan sosial ada yang berkelanjutan seperti
bank sampah dan pengajaran b.inggris, sedangkan kegiatan seperti sunatan
masal itu biasanya tidak jangka panjang yaa.
II. Dimensi : Tujuan Kewirausahaan Sosial
1. Apa visi, misi, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari pendirian
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kalo itu bisa diliat di website yaaa, karena disitu udah dijelasin secara
rinci tentang KTDA.
2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari
program-program KTDA ?
Jawab: yaa semakin banyak anggota yang bergabung di KTDA itu berarti
KTDA secara tidak langsung sudah memberikan kontribusi bagi
perkembangan kewirausahaan sosial.
3. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk
menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan perencanaan ?
Jawab: monitoring itu kita lakukan sesuai prosedur tentunya, kita manfaatkan
kegiatan sharing antara sesama anggota, selain itu masing-masing anggota
sudah diberi tanggung jawab sesuai dengan klasifikasi usahanya. Jadi biar
monitoring ini terarah yaa, selain itu tipa-tiap wilayah kita buat juga struktur
oraganisasinya.
4. Bagaimana Komunitas Tangan di Atas mengaplikasikan tujuan
kewirausahaan sosial kepada masyarakat?
Jawab: Dulu saya sempat menjadi pengurus untuk KTDA Makassar kurang
lebih 2 tahun yaa. Kalo anggota TDA disana, untuk social impact fokusnya di
bidang kesehatan. Waktu itu kita mengadakan sunatan masal di Makassar
untuk masyarakat sekitar khususnya yang kurang mampu. Sunatan masal ini
juga menjadi bagian dari rangkaian pesta kewirausahaan disana. Sehingga
memang profit yang kita dapatkan sebagian kita gunakan untuk masyarakat.
TRANSKIP WAWANCARA MUSTOFA RAMDHONI
Assalamualaikum warohmamatullahi wabarokatu hari ini tanggal 14
oktober hari jum’at tangggal 14 oktober 2016 alhamdulillah masih dikasih
kesempatan pak terima kasih sebelumnya atas waktu sama kesempatannya untuk
bisa dikasih ke saya untuk bisa wawancara bapak dengan bapak mustofa presiden
langsung dari komunitas tangan diatas
Langsung aja ya pak untuk wawancara disini ada 6 pahaman gitu pak,
disini ada peluang, inovasi, kepemimpinan, care creation, social benefit, dan trofit
ability nah dari tiap partnya itu ada 3 pertanyaan, yang pertama itu dari peluang
yangdimensi untuk komponen pure essenciality
1. Apa tujuan didirikannya KTDA?
Jawab: Tujuan utamanya ya tadi teman-teman yang mau belajar jadi
pengusaha silahkan bergabung, kemudian teman-teman yang sudah bergabung
yang sudah punya usaha di KTDA ya bisa terupgrade ya, dari skalanya
misalnya dari mikro naik ke kecil, kecil ke menengah, menengah ke skala
besar ya dan seterusnya, selain itu tujuan kita juga menjadi wirausahawan
yang punya manfaat untuk orang banyak, untuk membuka lapangan pekerjaan,
untuk didalamnya pun saling berbagi ya, kayak gitulah kira-kira tujuannya.
2. Apa saja konsep yang membedakan KTDA dengan lembaga wirausahawan
lainnya?
Jawab: Jadi gini yaa kita ini (KTDA) bukan sebuah lembaga tapi komunitas
atau organisasi dimana memang para wirausahawan muda berkumpul di
komunitas ini. Dan keberadaan KTDA ini lebih kepada untuk mengasah dan
memotivasi para pengusaha untuk lebih baik ke depannya. Tujuan KTDA
dengan Kewirausahaan sosial hampir sama cuma mungkin konsep yang kita
gunakan memang berbeda seperti program talkshow, sharing, pesta wirausaha,
dll. Lebih mematangkan para pengusaha untuk menjalankan bisnis mereka. Ya
kira-kira seperti itulah KTDA.
3. Apa saja program yang dimiliki KTDA?
Jawab: kamu bisa liat di website yaa. Pokoknya kita punya program bulanan,
program 3 bulanan, dan program tahunan. Apa saja kegiatannya bisa kamu liat
di websitenya biar lebih detail.
4. Bagaimana cara KTDA menanamkan konsep motivasi bagi para anggota?
Jawab: motivasi yaitu sering diutamakan diawal-awal dulu ya kan, seiring
banyaknya member yang terus bertambah level bisnisnya naik dan seterusnya
ya semakin banyak konten yang disampaikan ke memberpun juga berkembang
gitu kan, lebih kearah teknis kemudian lebih kearah yang terstruktur, kita
ngomong sistemize gimana bisnis berjalan itu kita berikan terus ke member,
yaitu mengikuti perkembangan aja, seiring berkembangnya jaman mungkin
orang marketing masih mengandalkan offline, distributor, agen, agent,
sekarang kan sudah menggunakan online marketing ya kita upgrade teruslah
sesuai kebutuhan jaman dan level bisnis masing-masing, bahkan sekarang
yang lebih besar menggunakan ipo saya bantuin, sediakan mentornya gitu,
5. Bagaimana managerial kepemimpinan dalam KTDA?
Jawab: di sini ada yang namanya majelis musyawarah, biasanya kita punya
ketentuan seperti masa jabatan ketua biasanya hanya 2 tahun. Yang memilih
ketua tentu saja para anggota KTDA yang lain berdasarkan hasil musyawarah.
Biasanya mereka yang menjadi ketua itu yang memang sudah member tetap
dan biasanya aktif dalam kegiatan KTDA itu sendiri.
6. Bagaimana cara KTDA dalam mengaplikasikan keuntungan bisnis untuk
kegiatan sosial?
Jawab: misi KTDA antara lain itu menumbuhkan jiwa sosial pada diri setiap
anggota dengan cara berbagi dan peduli sesama. Memang kita sebuah
komunitas dan sebagian profit untuk kita gunakan bagi kepentingan
komunitas. Namun jika memang para anggota ingin melakukan kegiatan sosial
kita juga saling membantu dan support seperti yang dilakukan oleh Edy
dengan mengajarkan bahasa inggris buat anak-anak dilingkungan sekitar, itu
kita support.
7. Apa yang dilakukan KTDA dalam mengaplikasikan provitability dalam
mengentaskan permasalahan sosial?
Jawab: ya itu kita puter uangnya, kan UKM banyak yaa nah kalo mereka
biasanya keuntungannya sebagian buat organisasi sebagian buat kegiatan
sosial. Dari profit itu kita buat program-program biar jiwa wirausahanya lebih
baik lagi, bisnisnya makin maju, kan secara tidak langsung pengusaha UKM
memperkejakan orang itu sudah membantu mengurangi pengangguran. Jadi
kita sebagai pengurus memang harus pintar berinovasi, berkreativitas, supaya
peluang-peluang yang ada bisa kita manfaatkan.
I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial
A. Peluang
1. Bagaimana proses identifikasi isu sosial dari latar belakang pendirian
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: ya, latar belakang adapun itu diawali dari semangat anak-anak
muda kan waktu itu dari tahun 2006 ya, para former yaitu anak-anak muda
yang sedang mau merintis usaha dan mereka tidak punya pengalaman
akhirnya mereka saling berkomunikasi dengan yang lain sharing ya
sharing dari apa yang mereka lakukan tantangan-tantangannya ketika
menjalankan bisnis awalnya ada pak roni yang senang menulis di blog
kemudian banyak orang yang membaca di blog dari blog kemudian kopdar
ya kopi darat sekalian ketemu kemudian dibikininlah sebuah komunitas
yang dinamai milis waktu itu sehingga bisa saling sharing apa yang teman-
teman alamin lakukan tantangannya rintangannya kemudian di sharinglah
disitu walau banyak yang ikut karena kan kewirausahaan di indonesia
udah mulai ramai ya, yang jadi tren waktu itu akhirnya banyak anak-anak
muda yang mau melepas posisi dari karyawan, mau jadi pengusaha itu
yang tergabung dari KTDA itu yang pada awalnya, sekarang kan itu kita
kembangkan terus dari waktu ke waktu dibikin organisasi yang lebih
tersistem dan lebih rapi iya kan, tujuan utamanya ya tadi teman-teman
yang mau belajar jadi pengusaha silahkan bergabung, kemudian teman-
teman yang sudah bergabung yang sudah punya usaha di KTDA ya bisa
terupgrade ya, dari skalanya misalnya dari mikro naik ke kecil, kecil ke
menengah, menengah ke skala besar ya dan seterusnya yaitu disitulah,
karena memang tidak ada ilmu wirausaha yang diluar sana yang gampang
ya, yang kita temuin orang kita belajar kan nggak sesimpel itu makanya itu
kita ingin berkumpul terus dimana-mana sekarang karena semangat tadi
orang menjadi wirausahawan menjadi punya menjadi wirausahawan yang
punya manfaat untuk orang banyak iya kan, untuk membuka lapangan
pekerjaan, untuk didalamnyapun saling berbagi ya, kayak gitulah latar
belakangnya.
2. Bagaimana evaluasi kelayakan (feasibility study) dari pendirian Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab: ya kan setiap tahun kita saling berkembang kan, ya kan trennya
selalu berkembang seperti kepengurusan usaha jaman dahulu lebih fokus
misalnya untuk semangat intensif, motivasi yaitu sering diutamakan
diawal-awal dulu ya kan, seiring banyaknya member yang terus bertambah
level bisnisnya naik dan seterusnya ya semakin banyak konten yang
disampaikan ke memberpun juga berkembang gitu kan, lebih kearah teknis
kemudian lebih kearah yang terstruktur, kita ngomong sistemize gimana
bisnis berjalan itu kita berikan terus ke member, yaitu mengikuti
perkembangan aja, seiring berkembangnya jaman mungkin orang
marketing masih mengandalkan offline, distributor, agen, agent, sekarang
kan sudah menggunakan online marketing ya kita upgrade teruslah sesuai
kebutuhan jaman dan level bisnis masing-masing, bahkan sekarang yang
lebih besar menggunakan ipo saya bantuin, sediakan mentornya gitu.
3. Apa saja sumber internal dan eksternal yang menjadi basis peluang
pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: Ya internalnya masih diantara member sendiri, orangnya ya orang
yang jadi anggota komunitas ya kan harus punya kesamaan sifat awal yang
memang mau berbagi ya disini karena komunitas ini yang ya boleh
dibilang dari kita oleh kita untuk kita, jadi misalnya orang-orang yang
punya skill lebih itu di sharingkan ke yang lain, orang yang mengerti
keuangan misalnya sharing , temen orang marketing sharing ke teman
yang lain, orang yang ngerti perpajakan sharing, , orang yang ngerti
bangun tim ya, sudah expert ya sharing bagi ke temen yang lain, dan
seterusnya lah, intinya saling berbagi, bahkan fotografi produklah, online
marketing, semua orang harus berbagi disini.
B. Inovasi
1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas
Tangan di Atas dari awal berdiri sampai saat ini ?
Jawab: Inovasi luas ya, kita sebutkan ada 3 program utama yang dilakukan
yaitu lesson, action, recomunition yang kategori lesson kan pembelajaran,
pembelajaran yang paling lebih terstruktur, sistematis itu kita sudah buat.
Sehingga kalo orang mau bisnis harus ada 8 elemen yang harus diperkuat
yaitu kita carikan misalnya dari yang basic membuat visi, misi, kemudian
membangun tim leadership, kemudian V-program, kemudian sistem bisnis
legalitas, komunikasi pemasaran, kemudian di keuangan ya kan, konten-
konten itu kita delivered ke member-member kita jadi ini bisa dibilang
contoh inovasi dari sisi produk. Kemudian kita juga punya yang namanya
pesta wirausaha yaitu lesson dan action disitu kita belajar dengan
pengusaha-pengusaha sukses yang berjejaring dengan anggota yang lain.
Langkah selanjutnya kita adakan expo, bazar dengan masyarakat luas,
pemerintah setempat serta teman-teman kita yang sudah punya jaringan.
2. Bagaimana proses implementasi sebuah invoasi dalam kegiatan
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: ya inovasi ini kan semuanya sifatnya tadi ini kan dunia otorisme,
otorisme itu kan semua orang bergerak dengan niat dengan semangat dari
dalam ya karena mereka tidak kita berikan memori dalam bentuk kaji
karena memang ini kan non komersil dan profit gitu kan namanya orang
ketika yang menghandel tanggung jawab bisa aja ada distruction misalnya
lagi ada masalah atau lagi turun ya otomatis program-program ini kalo dari
si leadershipnya kurang ya hasilnya nggak mungkin bagus ya kan
kemudian dari sisi member sendiri ya kan member itu kan latar
belakangnya macam-macam ada yang mungkin sekedar ining bergabung
sekedar ingin tahu ingin lihat ya kan belum punya semangat yang kuat
belum mau pengen jadi pengusaha akhirnya kan pergerakan kegiatan
diwilayah baik dari organisir atau dari member kalo memang belum siap
itu pasti terhambat itulah yang jadi tantangan jadi kitapun bagaimana
harusmampu menggerakkan itu makanya kita kan bikinin gimana caranya
rekrut member seperti pesta murasa kan itu juga member-member baru
kan mereka tau ada acara besar mereka datang, tertarik, bergabung setelah
bergabung kita masukin KTDA Camp dan lain-lain yaitu salah satu cara
kitalah untuk mengatasi hambatan-hambatan inovasi
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dari sebuah implementasi inovasi yang
dilakukan Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: ya untuk masa mendatang kan namanya juga entrerpreneursip kan
nggak ada habisnya ya kan the skies on the limit walau kita ngomong dari
jumlah enterpreneur ke depan itu masih kurang banyak kemudian itu dari
sisi jumlah kan yaitu kuantitas kita belum ngomong kualitas enterpreneur
yang betul-betul bagus terus nambah levelnya bisa naik itu kan hal yang
harus bisa di proses, diperjuangkan ya, nah kalo kedepan tentu saja tadi
member-member kita harus kita bawa ya benar-benar kita bawa benar-
benar yang naik dari mikro kecil ya mikro kecil naik ke level menengah
dan besar itu yang haru kita perbanyak ya itu target kita ya inovasinya
tetep aja kalo seperti itu semua yang bagus ini kan bermula dari yang
bagus dulu ya membernya tetep harus kita perbanyak contohnya kita sudah
membuat pendaftaran membership secara online smua sudah online selain
itu kalo orang sudah member kan kemudian dan sekarang membership kan
berbayar ya sekarang berbayar kalo organisasi itu ada case yang masuk
kan otomatis organisasinya bisa bergerak untuk menyelenggarakan event
butuh alat-alat support dan lain-lain itu kan bisa kemudian dari situ
membership yang sudah online tadi kita berikan contoh-contoh konten-
konten yang sekarang juga harus online nah itulah inovasi berikutnya ya
kita akan berikan web minar misalnya ya secara online konten-konten bisa
member-member kita nikmati itulah kenapa kita bisa mengoneksi
member-member diseluruh indonesia ya kan kalo database kita seluruhnya
sudah secara online kita sudah lengkap sebenernya itu lebih mudah itu
yang sedang kita lakukan sekarang itu nanti kita hubungkan lagi itu TDA
TDA itu juga inovasi kita yang terbaru sebenarnya nah kemudian kalo di
internal sendiri sudah mulai naik naik berkembang makanya kan saya juga
kan sekarang mencoba mentoring yang lebih komprehensif dan intensif
juga dengan pengusaha-pengusaha yang level atas kita lakukan itu supaya
yang kecil, yang menengah yang besar bisa bertambah kan karena itu kan
lokomotif organisasi juga karena semakin banyak yang besar ya mereka
akan mentoring lagi yang dibawahnya ya itu yang sedang kita lakukan
sekarang misalnya kalo nanti butuh IPO ya kita sediakan mentornya itu
inovasi yang kita lakukan sekarang ya, kemudian saya pun kita pun dari
KTDA sudah mulai berfikir dalam enterpreneurship ini ada juga produk
yang namanya kita bina masyarakat desa ya, masyarakat desa kita sudah
mulai diskusi dengan partner bisnis kita saya dengan BI ya kita diskusi
misalnya kita coba dengan masyarakat di kepulauan seribu mereka
bagaimana kita upgrade kualitas produknya usahanya agar lebih maju dari
sisi produk, sistem, pemasaran, keuangan dan lain-lain lah itu nanti bagian
dari program kita inovasi kita berikutnya jadi kita munculkan juga dari
tiap desa bisa muncul produk handal lah sementara saya menyebutnya itu
program dari desa untuk bangsa mungkin itu masih inisiasi kita belum
launching semua.
4. Apa rencana inovasi dari Komunitas Tangan di Atas di masa mendatang ?
Jawab: ya untuk masa mendatang kan namanya juga entrerpreneursip kan
nggak ada habisnya ya kan the skies on the limit walau kita ngomong dari
jumlah enterpreneur ke depan itu masih kurang banyak kemudian itu dari
sisi jumlah kan yaitu kuantitas kita belum ngomong kualitas enterpreneur
yang betul-betul bagus terus nambah levelnya bisa naik itu kan hal yang
harus bisa di proses, diperjuangkan ya, nah kalo kedepan tentu saja tadi
member-member kita harus kita bawa ya benar-benar kita bawa benar-
benar yang naik dari mikro kecil ya mikro kecil naik ke level menengah
dan besar itu yang haru kita perbanyak ya itu target kita ya inovasinya
tetep aja kalo seperti itu semua yang bagus ini kan bermula dari yang
bagus dulu ya membernya tetep harus kita perbanyak contohnya kita sudah
membuat pendaftaran membership secara online smua sudah online selain
itu kalo orang sudah member kan kemudian dan sekarang membership kan
berbayar ya sekarang berbayar kalo organisasi itu ada case yang masuk
kan otomatis organisasinya bisa bergerak untuk menyelenggarakan event
butuh alat-alat support dan lain-lain itu kan bisa kemudian dari situ
membership yang sudah online tadi kita berikan contoh-contoh konten-
konten yang sekarang juga harus online nah itulah inovasi berikutnya ya
kita akan berikan web minar misalnya ya secara online konten-konten bisa
member-member kita nikmati itulah kenapa kita bisa mengoneksi
member-member diseluruh indonesia ya kan kalo database kita seluruhnya
sudah secara online kita sudah lengkap sebenernya itu lebih mudah itu
yang sedang kita lakukan sekarang itu nanti kita hubungkan lagi itu TDA
TDA itu juga inovasi kita yang terbaru sebenarnya nah kemudian kalo di
internal sendiri sudah mulai naik naik berkembang makanya kan saya juga
kan sekarang mencoba mentoring yang lebih komprehensif dan intensif
juga dengan pengusaha-pengusaha yang level atas kita lakukan itu supaya
yang kecil, yang menengah yang besar bisa bertambah kan karena itu kan
lokomotif organisasi juga karena semakin banyak yang besar ya mereka
akan mentoring lagi yang dibawahnya ya itu yang sedang kita lakukan
sekarang misalnya kalo nanti butuh IPO ya kita sediakan mentornya itu
inovasi yang kita lakukan sekarang ya, kemudian saya pun kita pun dari
KTDA sudah mulai berfikir dalam enterpreneurship ini ada juga produk
yang namanya kita bina masyarakat desa ya, masyarakat desa kita sudah
mulai diskusi dengan partner bisnis kita saya dengan BI ya kita diskusi
misalnya kita coba dengan masyarakat di kepulauan seribu mereka
bagaimana kita upgrade kualitas produknya usahanya agar lebih maju dari
sisi produk, sistem, pemasaran, keuangan dan lain-lain lah itu nanti bagian
dari program kita inovasi kita berikutnya jadi kita munculkan juga dari
tiap desa bisa muncul produk handal lah sementara saya menyebutnya itu
program dari desa untuk bangsa mungkin itu masih inisiasi kita belum
launching semua.
C. Kepemimpinan
1. Apa saja hukum kepemimpinan yang diterapakan oleh Komunitas Tangan
di Atas untuk para anggota nya?
Jawab: kalo disini harus participation leadership jadi yang namanya leader
karena semuanya adalah pergerakan volunter mereka yang menjadi
pemimpin itu baik mendapatkan amanah, tanggung jawab dan
menggerakkan yang lain ya harus jadi contoh mau nggak mau disini kita
harus beragerak ya harus jadi contoh tapi juga memanage, kita membagi-
bagi tanggung jawab tapi kita juga jadi contoh kita juga mau kerja, itu
yang dilakukan secara leadership disini kalo kita hanya bikin-bikin
peraturan terus suruh orang ngerjain ya susah
2. Mengapa kepemimpinan menjadi sebuah signifikansi bagi seorang
wirausaha sosial ?
Jawab: ya itu sudah otomatislah, jadi pengusaha kan pasti jadi pemimpin
ya itupun harus bener paling nggak buat mimpin dirinya sendiri makanya
kita kan ada materi leadership juga leadership itu dimulai dari internal
leadership, gimana jadi orang yang punya jiwa tanggung jawab misalnya
percaya misalnya punya antusiasme tinggi iya kan mampu berkomunikasi
dengan orang lain dengan baik terus nanti ngomong ke leadership yang
eksternal kalo dia sudah bisa mimpin diri sendiri ke staffnya ke anak
buahnya otomatis itu posisinya penting banget dan itu memang ada
sebagian dari basicnya, kemudian mereka aktif di KTDA kan salah satu
cara menggembleng leadershipnya ya dikasih kegiatan jadi pengurus kan
otomatis dia harus mimpin timnya dia harus berkomunikasi dengan orang
lain itu semua bagian dari leadership kalo orang mau cari manfaatnya
jangan hanya di KTDA hanya ikut ilmunya seminanrnya, workshopnya itu
harus diurusin karena kan itu praktek langsung.
3. Bagaimana proses menumbuhkan dan mengembangan jiwa kepemimpinan
oleh Komunitas Tangan di Atas bagi para anggota nya ?
Jawab: iya, sebenarnya kan belajar leadership itu luas kita belajar konten
dalam bentuk workshop ada, kemudian aplikasinya aplikasi dilapangan
kita berikan orang gitu kita ngurus ini ngurus ini kemudian kita berikan
mentoring mereka ketemu pengusaha mereka ketemu pembicara itu semua
kan konten leadership karena apa leadership itu kan bisa juga dengan cara
kita melihat orang lain dilihat cara orang bicara cara orang menangani
organisasi mereka itu kan beban leadership yang setiap saat temen-temen
bisa dapat ketika mereka datang ke workshop dan lain sebagainya.
D. Value Creation
1. Mengapa budaya kreatif menjadi hal yang perlu dimiliki dalam
kewirausahaan sosial ?
Jawab: mau nggak mau ya harus kreatif dari produknya cara
pemasarannya itu supaya yang pertama bisa berbeda dengan yang lain kalo
produk dan bisnis sudah beda dengan yang lain kan akan sedikit keluar
dari persaingan iya kan yang kedua ya strategi mereka sendiri untuk
survive harus kreatif cara efisiensi itu kan cara untuk survive juga harus
kreatif cara menemukan subtitusi dari bahan-bahan sebelumnya ketika
penjualan menurun bagaimana caranya harus tetap untung nah itu semua
kan kreatifitas. kreatifitaslah misalnya resource orang yang lebih efisien
lebih murah iya itu kan, marketing kalo jaman dulu harus keliling harus
bisa memanfaatkan sarana-sarana internet 7x24 jam dan jangkauannya
world wide itu kan kreatifitas bikin internet giman biar murah nih nggak
harus belanja iklan yang besar itu kan kreatifitas itu kan pokoknya
begitulah saya pikir semua sektor butuh kreatifitas.
2. Bagaimana proses menumbuhkan budaya kreatif yang sudah dilakukan
oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: ya memberikan contoh-contoh semua pengusaha sukses pasti
kreatif-kreatiflah ini kan kita hadirkan, kita hadirkan ke temen-temen
semua ya untuk menstimulus orang ngliat oh caranya gini pake FB karena
ini nomor satu di google bisa diakses dari semua yang sudah sukses ada
pakar branding gimana cara brand bisa dikenal luas ngomong harus
dengan advertising tapi dengan publin arrison ya harus namaya konten
kreatifitas insya allah kalo kita munculkan ke temen-temen ya bisa.
3. Apa hubungan antara budaya kreatif dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: ya tujuan utama ya tadi ya merefresh pengusaha naik kelas jadi
besar punya manfaat bagi orang banyak memperbaiki peradaban dan mau
berbagi gitulah ya otomatislah saya dari pendanaan harus kreatif supaya
gimana bisnisnya besar tapi tidak harus pake modal kita sendiri misalnya
kita perkenalkan dengan lembaga kerjasama supaya tercapai itu kan
KTDA AMAN kreatifitas bisnis juga untuk melevel bisnis temen-temen
juga daripada jualan sendiri nggak ngerti atau bikin website sendiri bikin
website sendiri jadi terkenal juga nggak gampang kan ya mending ikut
platform di KTDA AMAN gitu kan rencana kreatif yang bisa dilakukan
untuk merangsang kan cara-cara recognition itu kan juga kreatif yang di
refresh menjadi semangat di improof untuk meningkatkan kreatifitasnya
kita lakukan di KTDA ya, gimana biar murah, oke pendekatan ke
pemerintahan gimana biar ijin-ijin seperti KIRT, halal ini dapat disidak ini
kan kreatifitas temen-temen terus gimana nih cara mendekati pemerintah
setempat iya kan bagaimana cara menggunakan resource yang ada dengan
media supaya temen-temen keangkat juga bisnisnya di tiap-tiap wilayah ya
itu semua kreatifitas ya dengan adanya pesta wirausaha dengan banyaknya
media yang meliput pengusaha yang kita naikkan kepanggung jadi ini
usahanya media meliput nah begitu kan cara-cara kreatifitas.
E. Social Benefit
1. Apa saja masalah sosial yang kompleks dan mendesak untuk segera
diselesaikan dari latar belakang pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: maslah sosialnya ya ada banyak ya yang paling penting kan ada
dua mentalitas dan kualitas, mentalitas orang-orang indonesia yang segini
banyak kan boleh dibilang nggak banyak yang siap jadi pengusaha yang
harus punya semangat juang, amanah, jujur, etos kerja kita yang tinggi
kemudian blog yang dari dulu sudah terbiasa pola pikir jadi pegawai ya
gimana kita upgrade jadi pengusaha yang tadi punya kreatifitas punya
semangat itu pengusaha yang menjadi isu yang cukup besar di indonesia
yang maksud orang-orang yang akan kita rekrut orang-orang sekitar kita
menjadi pengusaha kemudian seberapa bagus tanggung jawab mereka
seperti ini masih tantangan kita semualah itu ya, kemudian skillnya orang-
orang kita pola pikir bisnisnya kan berdagang hanya melempar dari
produsen ke konsumen padahal kalo punya skill kan lambat laun kita bisa
menjadi produsen apalagi kita ngomong untuk produsen yang produk-
produk yang tinggi punya daya tarik tinggi punya nilai tarik tinggi ya itu
kita masih kurang disitu itu yang harus kita tingkatkan terus menurut saya.
2. Bagaimana tahapan-tahapan penyelesaian dari masalah sosial berkaitan
dengan program-program yang dimiliki oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: makanya itu kan kita sekarang back to basic kalo jaman dulukan
program orang bisa sporadis, sales jualan dapet duit. Nah sekarang kita
coba membuat back to basic dulu dari membuat visi dan misinya yang
bener untuk dirinya, jadi dia bisnis dia jadinya mau targetnya seperti apa,
lidershipnya kita mulai dari basic save lidersip dari dalem. Nah kalo
usahanya para anggota KTDA mendapatkan profit, biasanya sebagian
digunakan untuk internal (organisasi) dan sebagian untuk masyarakat
dengan kegiatan-kegiatan sosial. Di KTDA sendiri kita menyebutnya
bukan sosial benefit tapi lebih kepada social impact.
3. Apa saja social benefit yang sudah dijalankan Komunitas Tangan Di Atas
kepada masyarakat?
Jawab: Kalo kita berbicara tentang social benefit, sedikit kita udah bahas
diatas. Memang dalam penerapannya yang lebih kita kenal social impact
itu berbeda-beda setiap anggota. Di Jakarta kita bentuk bank sampah dan
memberikan pendidikan bhs.inggris buat anak-anak kurang mampu, di
Makassar kita adakan sunatan masal, lalu di Depok kita bantu
pengembangan usaha air bersih yang juga dibantu masyarakat dan
pemerintah setempat. Jadi memang setiap wilayah dan anggota KTDA
memiliki cara masing-masing dalam kegiatan sosial mereka.
F. Profitability
1. Apa definisi “profit” dalam kewirausahaan sosial menurut Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab: kalo ngomong profit harus ada suistanable income untuk
menggerakkan roda organisasi yang mau kita lakukan sekarang misalnya
membership,membership itu kan kembali ke member ,nanti kan kita
ujung-ujungnya kalau ada dana kita bisa melakukan program-program
yang kita deliver trus mereka trus kita punya tda centre, trus kita punya tda
mart, tda mart itu kan kita buat selain membantu member-member kita
disitu ada sedikit keuntungan yang kita ambil.
2. Bagaimana strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan sebuah
profitability dalam jangka panjang dari program-program yang dijalankan
oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kayak yang sudah saya jelasin diatas tadi yaa seperti profitnya
digunakan untuk TDA mart, TDA centre. Nah kemudian kita juga
memberikan kegiatan yang mempunyai program-program yang punya
benefit tinggi ke orang sehingga ,orang pun biasanya ,kan program kita
ada yang free ,walaupun berbayar kan juga semurah mungkin kadang
kadang ada yang agak komersil,nah yang seperti ini kan pasti ada sure
plusnya biasanya, kalau kita punya kegiatan seperti inimasuk khas
organisasi,itu cara kita memang supaya organisasi berjalan ,dari
financialnya masih bagus terus, sekarang di pengurusan kita alhamdulillah
kita udah bisa bayar sewa tda centre, kita udah bisa mengurusi kebutuhan
kebutuhan untuk ke sekertariatan.
3. Apakah KTDA memiliki program pengembangan lingkungan yang
berkelanjutan?
Jawab : Pengembangan yang berkelanjutan di sini contohnya itu seperti
bapak Heri di Depok, dia membuat cluster dan dia juga membuat ruang
hijau di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan SDM masyarakat
sekitar yaa. Lalu contoh lainnya seperti yang dilakukan oleh Yuswohady
dia membuat bank sampah untuk menjaga lingkungannya dengan
menghimbau ibu-ibu di lingkungannya untuk memisahkan sampah organik
dan non organik, lalu kemudian sampah non organik dijadikan nilai
tambah bagi kesejahteraan masyarakat sekitar yang kita sebut program
bank sampah. Biasanya kegiatan itu berkelanjutan serta tidak merugikan
lingkungan yaa.
II. Dimensi : Tujuan Kewirausahaan Sosial
1. Apa visi, misi, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari
pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kalo jangka panjang kan sebenernya kita ikut membangun
peradaban,dengan semakin banyaknya enterprener ,mungkin jangka
menengah kita kan mencetak 10,000 milyarder tapi insyaALLAH
milyarder yang mentalnya mau berbagi ,sebenarnya misi kita itu ,dalam
jangka pendek ,ya jangka menengah lah itu ,waktu di cetuskan itu
tahun2012 jadi tinggal 2tahun lagi itu 10,000 milyarder yang punya sikap
mental yang mau berbagi,itu jangka menengah kita ,kalo jangka panjak
kan memang UNLIMITED sebanyak mungkin,
Intina visi kita ada di webside kita lah nanti bisa di cek ,pengusaha
tangguh yang punya peradaban yang bisa ikut membantu memperbaiki
peradaban, intinya kan itu.
2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari
program-program KTDA ?
Jawab: sebenarnya kan kita mau menghasilkan para milyarder yang mulia
,tapi sebenernya nggak semua itu kita ukur secara felue ,menjadi
pengusaha itu kan proses dan perjalanan disitu kan ada dua faktor,orang
yang memang mau bekerja keras juga dan mengikuti apa yang harus
dilakukan supaya sukses ,kan memang ada faktor TUHAN juga kan,faktor
TUHAN yang apakah membawa seseorang ini bener bener sukses atau
nggak kan kita nggak tau ,tapi yang jelas yang kita lakukan sebagai tda ini
kan menemani perjalanan orang selama menjadi pengusaha ini ,orang dari
belum berani jadi pengusaha ayuk berani kita temenin ,kalau sudah berani
masuk gimana ya supaya bisanaik kelas dari mikro,kecil,menengah fungsi
tda kan menemani ,membantu dalam perjalanan orang ini supaya lebih
nyaman dapet konten-konten yang positif dapet lingkungan yang positif
Kalau kita sendiri sebagai orang yang menemani kan sehaarusnya target
utama kita bukanlah berapa banyak orang yang yang akhirnya bener bener
sukses karna tda tapi seberapa banyak orang yang selama perjalanan ini
bener bener di temeni ,kita dapet saudara ,dapet keluarga dapet temen,itu
saya fikir bernilai lebih ,bernilai tinggi kalau ngomong sukses enggak kan
siapa yang bisa menjamin orangsukses? Nggak ada kan
3. Apa alur monitoring yang dipaka oleh Komunitas Tangan di Atas untuk
menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan
perencanaan ?
Jawab: makanya kita sudah ciptakan namanya fetelsan yang tadi saya
bilang ada breding wilayah itu disitu sebenernya indikatornya terukur
,misalnya setiap wilayah harus punya tda centre setiap wilayah punya
pengurus lengkap ,punya memberaktifya yang memang teregister dengan
baik itu kan ada datanya kemudian setiap wilayah punya berapa kelompok
tetori bisnis ,apakan sudah melakukan ivent besar seperti pesta wira usaha
karna itu kan fungsinya banyak kan ,pesta wirausaha dah jelas .
Ada rekrutmen ,leder ship ada kreativitas ada orang bertanggung jawab
,disitu lah bisa expo prodak dikenal masyarakat luas makanya itu kita
masukan sebagai fetelsan kita yang orang pengurus dah ceklis belum
kemudian ada berapa jumlah milyarder kemudian dari sisi pengurus
wilayah organisasinya seberapa sehat secara cash dan aset yang dimiliki
nah itu kankita ukur dari situ nanti kita akumulasikan kemudian
akanmuncul great great tadi,nanti semua nanti di akhir ke pengurusan atau
pertengahan udah naik kita berikan recomendation,kenaikan clenitu kan
semangat.
4. Bagaiman signifikansi dari program Komunitas Tangan di Atas dengan
penciptaan lapangan pekerjaan ?
Jawab: otomatis itu kalo setiap pengusaha punya 5-10 karyawan. kalu
yang sudah level menengah pasti sudah punya lebih dari 20 karyawan
kalau kita tingkatkan terus,
Kalau yang level milyarder tadi misalnya ,kalau kita ngomong milyarder
itu bisa dari omzet misalnya supaya gampang sebenernya sih dari aset tapi
kalau kita ngomong dari sales ketika sebuah bisnis sudah punya sales
1Milyar satu tahun itu itu saya yakin karyawannya bisa lebih dari 5orang
memang membutuhkan skill itu ya kecuali bisnis-bisnis yang ngga butuh
karyawan ada juga ,kita ngomong dari sisi yang memang butuh karyawan.
5. Apakah pengangguran menjadi isu sosial yang siginifikan untuk segera
diselesaikan ?
Jawab: yang pasti kita membantu itu kan nggak mungkin selesai kan yang
kaya gitu, terkurangi, banyakin pengusaha itu kan udah pasti membuka
lapangan pekerjaan kemudian mereka yang bisa jadi di phk dari
perusahaan mulai bisnis bisnis baru, pengusaha baru.
6. Bagaimana Komunitas Tangan di Atas menstimulasi para anggota di
dalamnya untuk menerapkan kewirausahaan sosial ?
Jawab: Sebenernya semua wirausaha itu sosial karna menciptakan
lapangan kerja, misalnya dengan desa nanti kita libatkan masyarakat
sekitar untuk ikut terlibat, semua orang jadi pengusaha dan masyarakat
sekitar kerja, pasti itu semua punya impact sosial. Kalau di luar negeri kan
kewirausahaan yang dimaksud misalnya membantu, memodali contohnya
sebuah comunity misalnya warga setempat kemudian wirausaha ini
menghasilkan kemudian penghasilan ini akan di kembalikan ke pemodal
biasanya pokoknya aja, uang saya dibalikin keuntungan yang lainnya kan
untuk ngembangin perusahaan untuk masyarakat disitu.
TRANSKIP WAWANCARA BAPAK CHANDRA
Wawancara dilakukan pada tanggal 18 September 2016 di wilayah Depok.
Bapak Chandra merupakan anggota KTDA yang masih aktif sampai sekarang,
untuk saat ini bapak Chandra termasuk anggota KTDA wilayah Depok.
1. Apa visi, misi, dan tujuan dari pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : membentuk pengusaha yang tangguh juga sukses, menumbuhkan
semangat kewirausahaan, menciptakan sinergi diantara sesama anggota
lewat program-program KTDA, juga menumbuhkan jiwa sosial dan
berbagi membuat sumber daya bismis berbasis teknologi.
2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari
program-program KTDA ?
Jawb : ini bisa dilihat dari berkembang atau tidaknya usaha, lalu jumlah
anggota KTDA kalau saya tidak bisa menyebutkan jumlahnya karena
memang kan harus ada data yang valid, jadi kamu bisa coba tanya ke TDA
center untuk jumlah pastinya.
3. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk
menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan
perencanaan ?
Jawab : kalau monitoring bisa dilihat dari seberapa aktif anggota KTDA
melakukan kegiatan sosial. Nah nanti saat kegiatan sharing kita bisa
mengajak anggota yang lain untuk bergabung, dari situ sebenarnya KTDA
memonitoring kita para anggota.
4. Bagaimana signifikansi dari program Komunitas Tangan di Atas dengan
penciptaan lapangan pekerjaan ?
Jawab : untuk itu kamu butuh data, dan bisa dilihat nanti jumlah
pengusaha apakah memang berhasil atau tidak dan itu kamu bisa lihat di
TDA center.
5. Bagaimana Komunitas Tangan di Atas menstimulasi para anggota di
dalamnya untuk menerapkan kewirausahaan sosial ?
Jawab : dari program-program itu sebenarnya TDA memberikan stimulus
bagi para pengusaha untuk melakukan kewirausahaan sosial. KTDA juga
mendukung para anggota yang melakukan suatu kegiatan sosial, dan
mengajak anggota-anggota yang lain untuk berpatisipasi dalam kegiatan
tersebut.
6. Bagaimana tujuan kewirausahaan sosial diaplikasikan dengan tujuan
kewirausahaan yang ada dalam KTDA Depok?
Jawab : Social impact wilayah KTDA Depok itu macem-macem yaa. Jadi
gini kita itu sesama anggota KTDA sering sharing yaa baik untuk wilayah
Depok ataupun Jakarta. Saya sendiri terinspirasi dari bapak Yuswohady
yang mendirikan bank sampah, menurut saya apa yang dia lakukan untuk
masyarakat itu sangat kreatif dan membantu masyarakat sekitar, selain itu
bank sampah juga kegiatan sosial yang berjangka panjang dan sangat
bermanfaat. Sehingga saya juga mencoba menjalankan bank sampah di
Depok, dan Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik dan tentunya
menguntungkan buat kita semua.
PEDOMAN WAWANCARA BAPAK EDI FAJAR PRASETYO
Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 15 September 2016. Bapak Edi Fajar Prasetyo
merupakan anggota KTDA yang masih aktif sampai sekarang, untuk saat ini bapak Edi termasuk
anggota KTDA wilayah Jakarta dimana ia juga merupakan seorang pengusaha.
1. Apa tujuan didirikannya KTDA?
Jawab : pastinya untuk melahirkan wirausaha baru dalam menciptakan lapangan
pekerjaan untuk mengurangi jumlah pengangguran dan memberikan motivasi untuk
menumbuhkan jiwa dan semangat kewirausahaan sosial.
2. Apa saja konsep yang membedakan KTDA dengan lembaga wirausahawan lainnya?
Jawab : kita pakai konsep kemandirian dimana kita berinovasi, berkreatifitas, yang
nantinya dituangkan dan diperlihatkan saat dilakukan pesta kewirausahaan untuk
menjalin relasi baik dari swasta ataupun pemerintah.
3. Apa saja program yang dimiliki KTDA?
Jawab : program KTDA ada FGD, training, program nasional seperti business expo,
unutk lebih lengkapnya bisa dilihat di website resmi KTDA.
I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial
A. Peluang
1. Apa definisi peluang menurut Komunitas Tangan di Atas?
Jawab : peluang itu dalam KTDA sama aja kaya kesempatan, nah untuk bisa mendapatkan
peluang kita harus mencari suatu cara agar kita bisa menemukan peluang itu. Bagaimana
caranya? Tentunya kita harus bisa mengidentifikasi isu-isu sosial yang ada di masyarakat
untuk dicari benang kusut nya, ya begitulah kira-kira.
2. Bagaimana proses identifikasi isu sosial dalam menemukan sebuah peluang pak?
Jawab : yaa kita harus analisis hal-hal yang terjadi di masyarakat, mulai dari identifikasi
masalah sosial, identifikasi solusi sosial, baru selanjutnya menciptakan kondisi yang stabil.
3. Apa konsep yang digunakan KTDA untuk menciptakan kondisi yang stabil ?
Jawab : Kalau di KTDA ini, kegiatan yang kita buat itu sifatnya harus menumbuhkan
kemandirian jadi tidak ada ketergantungan sama sekali. Contohnya aja, kita
melakukan pelatihan dan pembukaan bank sampah. Nah itukan satu contoh bahwa
kita itu membantu mencarikan solusi namun sifatnya tidak bergantungdan ekonomis.
Justru dengan adanya bank sampah itu ibu-ibu rumah tangga juga mendapatkan uang
dari hasil sampah yang mereka kumpulkan dan yang sudah dipisahkan.
B. Inovasi
1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas Tangan di Atas dari awal
berdiri sampai saat ini ?
Jawab : Tda disini merupakansalah satu inovasi yang saya rasakan betul adanya, karena
banyak sekali potensi anak-anak muda yang memiliki banyak ide, kreatifitas karya tapi dia
nggak punya wadah real model makanya dengan keberadaan tda ini menjadi sebuah
kelompok yang sangat ideal secara atmosfir untuk membentuk karakter kewirausahaan
karena banyak terdapat orang orang tda yang sudah berhasil yang mumpuni dan mereka
dengan senang hati ,dengan sukarela membagikan ilmunya semua pengalamannya untuk
bisa diterapkan kepada temen temen muda.
2. Bagaimana proses implementasi sebuah inovasi dalam kegiatan Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : Yang saya lihat sebagai kacamata dalam anggota tda penerapan inovasi
dalam tda sebenarnya sangat demokratis jadi kita memang sifatnya membuka
siapapun yang memiliki disain yangmemiliki grren disain blu prin yang bagus untuk
mencoba di terapkan biasanya akan mendapatkan wadah atau tempat meskipun kita
anggota baru selama idenya fresh, bisa mendapatkan banyak keuntungan, bisa
mendapatkan banyak peluang baru biasanya akan diberikan sarana yang pas kaya
misalnya kemaren sempet konsen juga di bidang digital marketing ada salah satu
teman dari tda namanya Herman Puspito, ini dia pemilik jasa web disain gitu nah itu
juga jadi suatu promote akhirnya jadi setiap member KTDA untuk bisa mengeskalasi
usahanya dia diberikan wadah untuk social price gitu dengan si mas herman ini
gimana yang tadinya masih offline menjadi online gitu dan ini salah satu inovasi yang
dilakukan KTDA secara riil
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dari sebuah implementasi inovasi yang dilakukan
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : tantangannya pasti ada yaa kaya misalnya kita dah buat desain fashion yang baru
ternyata setelah dipasarkan justru kurang dari target karena kurang keren misalnya gitu. Jadi
salah perhitungan lah, atau bahan baku untuk membuat furniture yang baru ternyata sangat
langka dan ongkosnya mahal jadi produksinya bisa lambat.
C. Kepemimpinan
1. Apa saja hukum kepemimpinan yang diterapkan oleh Komunitas Tangan di Atas untuk para
anggota nya?
Jawab : mungkin bukan hukum yaa, tapi lebih kepada komitmen. Jadi pemimpin di KTDA itu
harus punya komitmen, harus bisa berkontribusi satusama lain khususnya dengan anggota
KTDA.
2. Mengapa kepemimpinan menjadi sebuah signifikansi bagi seorang wirausaha sosial ?
Jawab : oke yang jelas dalam kacamata startup dalam kacamata temen-temen yang
baru membangun usaha biasanya memang usaha yang dia lakukan akan sangat
melekat dan erat dengan siapa perdirinya, dengan siapa CEO Foundernya setiap figur
dari sosok pemimpin atau tokoh yang mengembangkan wirausaha tertentu biasanya
juga akan berdampak secara sistemik pada usaha yang dijalankan misalnya dalam
kepemimpinan sebuah usaha yang dijalankan rekan saya. Dia usahanya dibidang
wirausaha sosial klinik asuransi sampah dokter gamal abdul sid misalkan nah dokter
gamal ini secara basicly memiliki kepemimpinan yang cukup kuat, taktis, kreatif,
inovatif, nah secara tidak langsung nilai-nilai dan ide-ide yang tertuang dari seorang
pemimpin akan terlihat dan akan terinfestasikan didalam bentuk usaha yang
dijalankan jadi secara tidak langsung memang main idea, kepala dan sebuah kegiatan
wirausaha adalah terletak pada sosok pemimpinnya tadi tidak terlepas itu juga kadang
kan essensi kepemimpinan adalah sebuah tim bukan sebuah individualy kan yang
jelas porsi kepemimpinan disini dalam hal signifikansinya dalam seorang wirausaha
sosial sangat besar sangat memiliki urgensi dan pengaruh yang sangat kuat itu.
3. Bagaimana proses menumbuhkan dan mengembangan jiwa kepemimpinan oleh Komunitas
Tangan di Atas bagi para anggota nya ?
Jawab : KTDA biasanya akan memberikan tanggung jawab kepada anggotanya dengan
mengklasifikasi teman-teman yang memiliki jenis usaha yang sama. Misalkan fashion,
kuliner, digital, property biasanya secara tidak langsung akan terpetakan. Jadi yang fashion
akan gabung dengan fashion begitupun dengan kuliner walaupun dalam satu kondisi akan
sangat terbuka juga akan share satu sama lain tetapi ini merupakan salah satu cara yang
dilakukan KTDA begitu jadi anggota satu untuk bisa membangun karakter, membangun
kepemimpinan anggotanya untuk bisa menjadi pemimpin dan kader masa depan untuk
KTDA itu sendiri karena kan yang paling esensy dari keberlanjutan komunitas.
D. Value Creation
1. Mengapa budaya kreatif menjadi hal yang perlu dimiliki dalam kewirausahaan sosial ?
Jawab : melalui pendekatan kewirausahaan contoh misalnya ad amasalah pendidikan
,masilah disfaritas ekomi ,masalah di bidang kesehatan dengan adanya kegiatan
kewirausahaan kita bisa mengurangi permasalahan tersebut di samping juga
menghasilkan profit untuk bisa mengembankan program kewirausahaan ini bisa
berkelanjutan atau settain maka akan sangat erat kaitanya dengan budaya kreatifitas
untuk bisa menjadikan wirausah social ini bisa terus berjalan 5 tahun, 10 tahun, 20
tahun kedepan, karenan salah satu yang sangat esensial adalah melalui budaya kreatif
kita bisa nimbulkan inofasi, bisa menimbukan sebuah difrensiensi yang baru kita
punya perbedaan satu hal yang bisa kita cirri khas dan citra, independen citra diri
yang melekat dalam wirausaha sosial kita.
2. Bagaimana proses menumbuhkan budaya kreatif yang sudah dilakukan oleh Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab : membangunkan budaya kreatif contoh misalkan; diantara para member kita
ada satu wadah yang untuk tukar, sharing pengalaman berbagi tips berbagi trick
berbagi tahapan konsep dari mulai awal sampai akhir bisa juga melalui plafom media
whatssap media online email grup atau billis itu rutin kami lakukan sesekali ada
semacam searing semacam mentoring tapi via online jadi basisnya via whatssap dan
lain sebagainya sekarang lagi tren web binner kita seminar tapi visual langsung
melalui media social, melalui wadah plafom online web binner tersebut ini sangat
saya rasakan kental kaitanya terlebih juga ada sifat mentoring bagaimana temen-
temen yang besicnya sama dibimbing lalu ada tugas tiap pekanya misalnya hari ini
ketemu mentor pak Rosihan dia dibidang hijab koleksion fashion jadi temen-temen
yang basicnya sama jadi hari ini ketemu diajarkan bagaimana cara pemetaan lalu
setelah pertemuan itu ada tugas, tugas itu akan dipertanyakan kembali minggu depan,
jadi benar-benar kita dituntut untuk melakukan sebuah tugas untuk meningkatkan
kapasitas usaha kita masing-masing.
E. Social Benefit
1. Apa saja masalah sosial yang kompleks dan mendesak untuk segera diselesaikan dari latar
belakang pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : kemiskinan, pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan saya rasa itulah
kenapa kita membutuhkan wirausahawan. Sehingga KTDA menjadi suatu inovasi dan berdiri
di Indonesia, untuk memberikan edukasi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sosial.
2. Bagaimana tahapan-tahapan penyelesaian dari masalah sosial berkaitan dengan program-
program yang dimiliki oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : manfaat sosial kalo saya lebih kepada bantuan pendidikan, jadi kan benefit dalam
KTDA itu sebagian untuk organisasi dan sebagian untuk sosial. Jadi disini saya membuat
kegiatan sosial untuk anak-anak belajar b.inggris dan membagikan buku selain itu kita juga
bisa mengajak anak-anak untuk mau berwirausaha. Sehingga nantinya mereka mau
melakukan kewirausahaan sosial.
3. Apa saja solusi yang sudah berhasil dijalankan melalui program Komunitas Tangan di Atas
dan apa dampak nya para proses penyelesaian masalah sosial ?
Jawab : Masing-masing anggota KTDA punya fokusnya masing-masing dalam menggunakan
hasil keuntungannya. Ada anggota yang menggunakannya untuk sunatan masal, bank
sampah, dll. Kalo saya sendiri menggunakan profit lebih fokus kepada pendidikan, karena
engga semua orang di Jakarta mau mengkursuskan anaknya bahasa Inggris, lagipula saya
bisa bahasa inggris dan teman saya juga ada yang mau membantu jadi saya manfaatkan
semua sumber yang ada untuk masyarakat sekitar rumah saya. Karena memang
perekonomian mereka sebagian kelas menengah kebawah.
F. Profitability
1. Apa definisi “profit” dalam kewirausahaan sosial menurut Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : kita mengartikan profit itu sama secara universal yaa yaitu keuntungan. Dan sudah
dijelaskan sedikit tentang benefit kira-kira seperti itu jadi sebagian profit untuk oraganisasi
dan sebagian lain untuk kegiatan sosial.
2. Bagaimana strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan sebuah profitability
dalam jangka panjang dari program-program yang dijalankan oleh Komunitas Tangan di Atas
?
Jawab : kalau oraganisasi profitnya untuk program-program KTDA atau untuk sarana dan
prasaranan KTDA. Sedangkan untuk kegiatan sosial misalnya bank sampah, itu kegiatan yang
jangka panjang berbeda dengan sunatan masal misalnya yang hanya dilakukan pada saat
KTDA menggelar event tertentu seperti yang di Makassar.
II. Dimensi : Tujuan Kewirausahaan Sosial
1. Apa visi, misi, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari pendirian Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab : kalau untuk lebih lengkapnya kamu bisa liat di website yaa, karena memang sudah
ada dan dijelaskan secara detailnya.
2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari program-program
KTDA ?
Jawab : kita bisa lihat dari laju pertumbuhan wirausahawan yang ikut bergabung menjadi
anggota KTDA baik yang tetap ataupun tidak. Nah itu dilihat dari data member yang bisa
ditanyakan ke presiden KTDA.
3. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk menjaga tujuan
kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan perencanaan ?
Jawab : dengan adanya sharing atau FGD kita bisa memantau yaa, karena memang
diadakannya program FGD itu tujuaannya salah satunya untuk itu.
PEDOMAN WAWANCARA BAPAK HERI
Wawancara dilakukan pada tanggal 18 September 2016 di wilayah Depok.
Bapak Heri merupakan anggota KTDA yang masih aktif sampai sekarang, untuk
saat ini bapak Heri termasuk sekjen KTDA wilayah Depok.
1. Apa visi, misi, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari
pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab : tujuan KTDA sendiri menumbuhkan semangat dan
menumbuhkan jiwa kewirausahaan sosial, karena memang kalo kita lihat
memang kewirausahaan sosial bisa menjadi hal positif bagi para
pengusaha selain kita bisa berbagi dengan masyarkat dalam bentuk
kegiatan sosial kita juga bisa mengenalkan usaha yang kita tekuni.
2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari
program-program KTDA ?
Jawab : saya rasa tolak ukur nya bisa dilihat dari jumlah anggota KTDA
dari awal berdirinya komunitas ini sampai dengan sekarang. Tidak hanya
di Depok atau Jakarta tetapi mencakup semua KTDA yang ada di
Indonesia, kalau tidak salah ada sekitar 55 kota di seluruh Indonesia.
3. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk
menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan
perencanaan ?
Jawab : kayaknya hampir semua wilayah KTDA itu melakukan
monitoring melalui pertemuan kaya FGD atau program-program lainnya,
termasuk di Depok ini yaa.
4. Bagaimana signifikansi dari program Komunitas Tangan di Atas dengan
penciptaan lapangan pekerjaan ?
Jawab : sejauh ini berkembang baik yaa, contoh aja saya membangun
cluster-cluster saya ambil kuli, pengusaha bangunan itu dari masyarakat
sekitar Depok yang memang bekerja di bidang ini. Mulai memasarkan
lewat platform, ataupun website KTDA.
5. Bagaimana Komunitas Tangan di Atas menstimulasi para anggota di
dalamnya untuk menerapkan kewirausahaan sosial ?
Jawab : saya rasa menstimulasi nya dengan program-program yang ada di
KTDA, program di KTDA kan ada banyak tapi sebenarnya tujuannya
untuk berkumpul dan bertemu sehingga bisa berbagi dan bertukar pikiran.
6. Bagaimana tujuan kewirausahaan sosial diaplikasikan dengan tujuan
kewirausahaan yang ada dalam KTDA Depok?
Jawab : Dulu saya itu kerjanya jadi makelar rumah, kalo ada orang yang
mau beli rumah saya bantu carikan. Tapi setelah saya gabung di TDA
usaha saya yang tadinya jadi makelar rumah akhirnya berinovasi menjadi
usaha pembuatan cluster-cluster di daerah Depok. Selain mendapatkan
keuntungan secara financial, manfaat sosialnya tentu saja ada yaa. Dulu
orang Depok kan tidak sebanyak ini, karna banyak pindahan dari Jakarta
makanya disini jadi banyak orangnya. Mereka juga kalo bangun rumah
engga teratur bahkan jalanan di depan rumahnya sempit terkesan kumuh.
Makanya saya bergabung di KTDA untuk membuat cluster, pekerjanya
pun saya ambil dari daerah Depok kan secara tidak langsung saya
memberdayakan masyarakat, lingkungan juga indah, ada tempat untuk
ruang hijau juga yaa gitulah kira-kira.
7. Adakah contoh yang lain di wilayah Depok selain yang bapak sebutkan
diatas?
Jawab : Sebenarnya KTDA Depok ada pendampingan bagi pengusaha
mikro dibidang pengembangan usaha air bersih yang dikonsumsi. Kamu
pasti tau kan Air Mineral Kangen Water? Dulu sebelum bergabung di
KTDA dia hanya menjual di wilayah lingkungan sekitar Depok aja, tapi
sekarang udah ke Jakarta bahkan banyak yang mau jadi reseller di Jakarta.
Kelebihannya dia berbeda dengan air biasa, jadi memang di kangen water
ini ada kandungan PH nya dan banyak manfaatnya ada yang untuk
diminum ada juga untuk kecantikan dan untuk luka.
TRANSKIP WAWANCARA BAPAK YUSWOHADY
Wawancara dilakukan pada hari Jum’at 14 Oktober 2016. Bapak Yuswohady
merupakan pengamat KTDA yang masih aktif sampai sekarang. Untuk saat ini bapak
Yuswohady termasuk pengamat KTDA.
1. Apa tujuan didirikannya KTDA?
Jawab: tujuannya sebenarnya untuk membentuk anggota agar menjadi
wirausahawan yang gemar berbagi atau sharing kepada anggota yang lain agar
dapat membentuk dan menumbuhkan semangat kewirausahaan yang ada di
Indonesia. Karena memang yang kita tahu tidak mudah untuk menjadi seorang
wirausaha yang sukses yaa butuh kerja keras, semangat, inovasi dan kreativitas.
Oleh karena itu KTDA didirikan sebagai wadah bagi para pengusaha untuk
berbagi dan sharing satu sama lain.
2. Apa saja konsep yang membedakan KTDA dengan lembaga wirausahawan
lainnya?
Jawab: Konsep kewirausahaan sosial intinya semuanya itu menggabungkan antara
aspek bisnis sama aspek social, bisnis diperlukan untuk sosianable, untuk apa
namanya untuk bisa mandiri. Menurut saya menjadi tren yang booming dan
kemudian istilah kewirausahaan sosial itu, enterprize itu be coming sesuatu yang
cool. Contohnya Bil Gates, justru ini unik nih jadi Bill Gates begitu kaya raya
terus kemudian duitnya sebagian besar didonasikan untuk membantu fakir miskin
dan seterusnya,kemudian dia lebih tertarik untuk membangun social interprice,
daripada microsoftnya.
3. Apa saja pendekatan yang digunakan KTDA dalam membangun entrepreneur
melalui sebuah komunitas?
Jawab: pendekatan membangun enterpreneur melalui komunitas jadi semua
enterpreneur digabungkan dalam rumah, rumah itu bisa ketemu atau online jadi
ada kelas ada mentoring dan macam- macam tapi bagian kecil, tapi as hould itu
mempertemukan, sharing antar mereka, contoh aku bikin warung nasi padang
semua rapi segala macam tapi di launching ko gagal ada orang lain yang
melakuan tapi sukses terus melalui facebook atau apa pada sharing ko ada yang
sukses gitu akhirnya ketemu belajar, itu bentuk macem-macem, jadi ketemu orang
yang punya masalah sama orang yang udah ngerti terus mengajari dan segala
macem itu yang format pendidikan yang enterpreneursip yang bener, jadi bukan
traning, kamu belajar enterpreneursip sebulan apalagi sehari itu training ga bisa
jadi department koperasi itu keblinger karena meprogram isinya pelatihan,
pelatihan itu dikasih duit, enterpreneur itu bukan masalah kurang duit, kalau
semua enterpreneur itu sukses karena modal tentu semua punya duit bisa
langsung jalan ga gitu, jadi didalam TDA itu mereka bersiergi berkolaborasi
hingga lahir para enterpreneur-enterpreneur yang ga ada ijazahnya ga ada
sertifikatnya.
4. Bagaimana cara KTDA dalam mengembangkan peluang bagi para anggota?
Jawab: KTDA melihat peluang itu sebenarnya dari sharing itu sendiri. Jadi ketika
para anggota berkumpul mereka akan bercerita tentang hambatan misalnya, lalu
yang lainnya akan memberikan masukan dari apa yang pernah mereka alami lalu
apa yang menjadi permasalahan sosial, jadi istilahnya seperti identifikasi masalah
sosial gitu. Lalu mulai mencari solusi sampai kepada menciptakan suatu kondisi
yang stabil seperti membuat konsep kemandirian.
5. Bagaimana managerial kepemimpinan dalam KTDA?
Jawab: kalo KTDA sistem kepemimpinannya itu dipilih melalui musyawarh yaa,
dari yang sudah-sudah itu leader KTDA mereka rata-rata dulunya aktif dalam
kegiatan organisasi mahasiswa dan mereka juga aktif di berbagai kegiatan KTDA.
Masa jabatan pemimpin atau ketua KTDA itu dua tahun dan hanya dua periode.
Leader KTDA biasanya akan memberikan tanggung jawab kepada masing-
masing anggota, selain itu leader juga harus ikut terlibat jadi engga asal suruh-
suruh aja karena kita itu sistemnya participation leadership.
I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial
A. Peluang
1. Bagaimana proses identifikasi isu sosial dari latar belakang pendirian
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: Pertama memang negara berkembang jadi banyak persoalan terus by
default Indonesia ini karena banyak pulau ,banyak suku juga itu komplesiktas
tersendiri nggak ada negara yang se kompleks Indonesia itu nggak ada
makannya kayak hari ini pilkada itu jadi isu sara dan seterusnya kan itu kita
ngomong suku trus agama jadi persoalannya itu banyak sekali dan orangnya
itu saya kira itu ,jadi sekarang sosmed segala macem kelihatan itu
perangainya ,orang orang itu ngomong semua jadi kelihatan betapa memang
negara ini problem banyak problemnya, makanya didalam negara yang
problem kaya begini ada pemerintah yakan tapi kan sebenarnya kekuatan
pemerintah ini kan terbatas dan akhirnya muncul non pemerintah dulu ada
namanya LSM tahun 80an-90an jaman pak Harto Itu LSM Cuma LSM itu
punya kelemahan fundamental yaitu dia secara, dia itu nggak mandiri karna
itu sumber pandenya dari Lembaga –Lembaga yang ujung ujungnya adalah
Lembaga Lembaga kepanjangan dari kapitalisme barat itu ,yakaan jadi dia
minta dari soros dari mana mana. Terus kemudian di tahun 2000an muncul
konsep ini, konsep kewirausahaan sosial
2. Bagaimana evaluasi kelayakan (feasibility study) dari pendirian Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab: mungkin lebih ke tepat engga sih KTDA itu berdiri di Indonesia? Kalo
gitu pasti saya bilang bahwa TDA itu berjasa banget bagi Indonesia uniknya
berjasanya itu nggak ngurusi masalah yang remeh -remeh ,urusan yang
sifatnya itu ke papaan ,tapi memecahkan masalah yang sifatnya orientasi ke
depan ,Indonesia menuju negara besar gitu lho , saya ini punya keblen social
tapi kompetensi saya dibidang makerting dan dibidang management makanya
saya tidak masuk, kepedulian social saya masuk membantu pengemis itu
engga. Saya melihat bahwa menciptakan enterpeneur yang hebat seperti
bapak, banyak satuan jutaan enterpeneur seperti bapak itu hasilnya lebih
banyak, dari pada kita mengentaskan pengemis, tapi secara story indah kalau
pengemis.
3. Apa saja sumber internal dan eksternal yang menjadi basis peluang pendirian
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: sumber internal itu semua orang yang terlibat dalam komunitas KTDA
yang intinya kita punya nilali-nilai yang telah kita sepakati dimana mau saling
berbagi. Kalo eksternal terkait dengan memiliki visi, misi dan tujuan yang
sama dimana akan terbina saling dukung antar sesama anggota.
B. Inovasi
1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas Tangan
di Atas dari awal berdiri sampai saat ini ?
Jawab: iya, dan saya yang orang luar bisa melihat itu, Mustofa, Roni yang
menjadi fringkes i dont think dia ngerti itu. Karena aku sudah 20 tahun sudah
mengerti teroridis, mengerti konsep bisnis jadi menganalisis sebuah organisasi
saya ngerti. Maka saya katakan TDA itu berjasa untuk Indonesia berjasa
sebagai organisasi karena berinovasi menghasilkan social enterprize yang
menyelesaikan permasalahan social. Terus asemaple untuk enterpreneur itu
juga inovasi sebelumnya ga ada, karena dulu kalau bikin anterpreneur itu
sekolah di kampun ada jurusan enterpreneurst.
2. Bagaimana proses implementasi sebuah invoasi dalam kegiatan Komunitas
Tangan di Atas ?
Jawab: prosesnya seperti yang tadi sudah saya sebutkan misalnya dimulai dari
sharing antar mereka, misalnya ketika mereka buka bisnis fashion untuk rapi
semuanya udah matang tapi gagal malah merugi tapi anggota yang lain kok
ada yang berhasil nah dari sharing itu kita semua belajar kita saling memberi
masukan, mengajari dan segala format pendidikan yang entrepreneurship, jadi
bukan training ini juga termasuk inovasi menurut saya. menurut saya cara
inovasinya sebagai organisasi inovasi sebagai metode untuk membentuk
enterpreneur yang orang TDA ga pernah ngerti itu mereka ga sadar sedang
melakukan sesuatu yang besar.
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dari sebuah implementasi inovasi yang
dilakukan Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: tantangan pasti ada yaa, pastinya setiap anggota tantangannya berbeda.
Bisa saja nanti dalam implementasinya ada masalah terhadap keuangan atau
bahan baku yang mahal dan langka, atau memang mereka menciptakan bentuk
yang unik tapi kurang ada manfaatnya sehingga masyarakat kurang tertarik.
4. Apa rencana inovasi dari Komunitas Tangan di Atas di masa mendatang ?
Jawab: yang pasti sharing akan terus dilakukan karena itu kunci utamanya.
Pemberian bantuan untuk kegiatan-kegiatan sosial juga terus berjalan, karena
disaat kegiatan sosial itu kita bisa memumbuhkan semagat kewirus bagi
masyarakat juga bisa memeperkenalkan atau promosi tentang produk kita.
C. Kepemimpinan
1. Apa saja hukum kepemimpinan yang diterapkan oleh Komunitas Tangan di
Atas untuk para anggota nya?
Jawab: bukan hukum yaa lebih tepatnya mungkin sistem kepemimpinan, kita
pakai participation leadership dimana semua anggota, ketua dan pengurus
KTDA sama-sama ikut terlibat dalam menjalankan komunitas ini, saling
bertanggung jawab dan tentunya harus saling menghormati dan menghargai
satusama lain.
2. Mengapa kepemimpinan menjadi sebuah signifikansi bagi seorang wirausaha
sosial ?
Jawab: karena kalo engga punya leader jadi ga punya komitmen, ga punya
fashion, ga punya idialisme, kalau ga punya idialisme ga akan berjalan ya dia
cumin lihat ini projek cuman sampingan aja, gagal juga gapapa, beda kalao
dia ada maka akan habis-habisan dia selesaikan sampain dia membentuk
organisasi, organisasi itu kan kendaraan untuk menyelesaikan, TDA itu kan
kendaranan untuk menyelesaikan masalah, masalah kelangkaaan enterpreneur.
Untuk melakukan itu semua kalau ga leader ga bisa. Seorang leader itu
visinya kuat, dia punya komitmen, dia punya idialisme, terus dia punya
kemampuan menaict seseorang, risot, uang, walaupun hebatnya roni mungkin
sampai 3 tahun trus ganti berikutnya, tapi bagusnya yang selanjutnya bisa
nerusin sampai sekarang sudah bergantian itu organisasinya ga gonyang
malah semakin maju.
3. Bagaimana proses menumbuhkan dan mengembangan jiwa kepemimpinan
oleh Komunitas Tangan di Atas bagi para anggota nya ?
Jawab: kita merintis seorang wirausaha social enterprize, kita susul proving
itu ga enak makanya dibutuhkan alokasi disrot, dibutuhkan fisening,
dibutuhkan komitmen, dibutuhkan persitensi, karna kemungkinan gagal atau
apa. Roni dulu bikin juga ga kepirikan jadi seperti ini. Intinya berusaha terus,
dan itulah pemimpin, itulah leader, roni itu leader, walaupun dia sendiri tidak
merasa leader awalnya nyoba terus berhasil tapi berdasarkan kiterian apapun
roni itu leader, makanya dia bisa menwujudkan sesuatu yang ga ada jadi ada.
sangat sulit itu, jadi menwujudkan yang ga ada menjadi ada dibutuhkan
leadersif. Leader sif itu mulai dari basic alokasidsrot , mimpin organisasi itu
ada yang mengurusi keuangan dan macem – macem itu dikordinasi harus ada
visi. Leadersif ada lisening, exsekutif, monitoring, segala macam. Itu kalau ga
punya jiwa itu TDA ga akan terwujud.
D. Value Creation
1. Mengapa budaya kreatif menjadi hal yang perlu dimiliki dalam kewirausahaan
sosial ?
Jawab: kreatif itu perlu kaya pompa, ibarat anggota tubuh itu jantung semakin
kreatif maka semakin kencang dia memompa aliran darah kalo engga kreatif
engga ada yang mompa dong mati fungsi itu jantung jadi mati lah itu usaha.
Jadi kamu paham kan seberapa penting itu budaya kreatif.
2. Bagaimana proses menumbuhkan budaya kreatif yang sudah dilakukan oleh
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: Sebenarnya kalau kita ngomong definisi, kreatifiti, routnya adalah
problem solving itu desainnya kaya gitu, desain thinking itu anda 3 tahun
kreatif kalau anda bisa menemukan masalah, jeli menemukan masalah dan
dilihat dari agel yang pas kita bisa soul. Steven Job itu bisa kreatif karena
solving human problem, di desain thinking itu ujung dari konsep thinking
adalah solving problem.Misalnya TDA itu menurut saya angel sangat unik
karena sebelum TDA, ngga ada orang yang mikir kesitu bahwa melihat
problem Indonesia dari aspek wirausahaannya.TDA 2006 belum ada yang
mikir kesitu.
3. Apa hubungan antara budaya kreatif dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: begini yaa jadi bisa dibilang kalau Roni itu melihat persoalan
Indonesia dari engel prespektif yang sebenernya unik yang orang lain lihat
itulah kreatifiti, dan melihat masyarakat Indonesia dengan menentaskan
kemiskinan ya bagus tapi angel biasa gitu dan pemerintah udah lakukan. Tapi
TDA menurut saya melihat masalah Indonesia dari yang berbeda, kan orang
mikirnya bisnismen kok dibantu jadi masalah itu yang menarik itu kalau di
pandangan orang awam itu sulit harusnya kemiskinan yang lain yang diurusin,
tapi TDA kan ga begitu aku ga tau roni kepikir ga aku yakin dia ga kepirik
juga, dia pengin wirausaha ini tumbuh tapi melihat dalam konteks Indonesia
pasti enggak tapi sebenernya dilakukan itu, seperti yang saya katakana kamu
menetaskan kemiskinan, kamu menghasilkan katakanlah 5 rupiah tapi kamu
menyesailak persoalan wirausahaan kamu bisa dapat 5000 rupiah kontribusi
ke Indonesia jadi efektif, produktifiti dan ketikan wiraushaan ini jalan karena
potensi wirausahan adalah meyerap tenaga kerja itu nanti akan jadi obat untuk
menyerap kemiskinan juga.
E. Social Benefit
1. Apa saja masalah sosial yang kompleks dan mendesak untuk segera
diselesaikan dari latar belakang pendirian Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kemiskinan itu bukan akar dari permasalahan sebenarnya tapi lebih
kepada akibat, nah sebabnya karena kurang lapangan pekerjaan jadi ada
pengangguran kenapa pengangguran bisa karena banyak faktor yaa. Nah jadi
kami mencoba untuk menciptakan kewirausahaan sosial.
2. Bagaimana tahapan-tahapan penyelesaian dari masalah sosial berkaitan
dengan program-program yang dimiliki oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: kalau di TDA sendiri, secara umum saya kira banyak sekali tinggal
kitah milih mana yang menjadi kopetensi kita, kaya aku bilang saya punya
bakat dibidang bisnis, dibidang managemet, dibidang strategi saya milihnya
untuk aku peduli untuk Indonesia. Saya milihnya ya dibidang itu kalau saya
milihnya dibidang kemiskinan ya ga risott.
F. Profitability
1. Apa definisi “profit” dalam kewirausahaan sosial menurut Komunitas Tangan
di Atas ?
Jawab: jadi gini saya bilang, social enterprise itu tidak bisa menampikan
profit, itulah kesalahan terbesar LSM, anti profit dia dan dia bilang kita ini
social, kita jijik sama profit, profit itu teromonologinya kapitalis kita tidak
mau jadi kapitalis kita itu murni social, tapi ya itu kemakan omonganya
sendiri. Karena kamu minta-minta ga bisa cari uang jual proposal. Makanya
kalau mainsetnya social enterpreneur itu adalah social enterpreneur mas be
profit the bel itu prinsip dasar yang harus dipegang, kalau ga profit able,
social ability jadi terancam. Jadi bukan pencari profit dalam rangka
membesarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah sosial,
profit itu merupakan periotis difisit modal dasar untuk bisa jalan trus, kan
kalau kita bikin aktifitas sosial sehebat-hebatnya kalau cuman 1 tahun abis itu
tahun depan ga jalan kan ga ada gunanya jadi profit untuk sistem ability profit
itu, tapi misi kita bukan end goalnya bukan profit kita. Kita nyari profit tapi
end goalnya bukan profit, profit adalah jembatan untuk kita bisa membantu
menyelesaikan masalah social secara social able.
2. Bagaimana strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan sebuah
profitability dalam jangka panjang dari program-program yang dijalankan
oleh Komunitas Tangan di Atas ?
Jawab: jadi profit itu tidak bisa ditimbun, profit itu harus dikembalian untuk
program-program penyelesaian masalah social tapi penyelesaian masalah
social harus menghasilkan profit lagi yang kemudian profit itu dikembalikan
lagi sehingga nanti yang scope nya tidak hanya Jakarta kita tambah profit kita
punya uang maka melebar ke bandung misalnya setelah bandung kita maju
lagi dan kita punya uang lagi kita perluas ke jawa timur sehingga nanti bisa
seluruh Indonesia, seluruh Indonesia berarti kemampuan kita solving problem
jadi lebih power full, itu dimungkinkan harus ada profit, jadi bedanya profit
difinisi social enterprise dengan bisnis enterprise adalah kalau bisnis
enterprise kapitalisme itu perusahaan work time is only for thinking profit
kalau social enterprise dia work time for profit at mean time you think the
profit to solve sosial problem. Dimana yang to solving social problem itu
sebagian akan menghasilkan profit lagi. Jadi google itu membantu kita
mencari tempat-tempat yang susah, nyari informasi, solving masalah, kan
yang di solving seneng, sehingga dia mau membayar, mau mengunakan ini
kemudian dipakai dikumpulkan kemudian dipasangi iklan. Dia narik profitnya
dari pasangin iklan dan ininya gratis jadi apa dia menyelesaikan masalah
social, tapi dari menyelesaikan masalah itu karena dia explayer oleh customer
nya nah dia itu dapat profit, profit yang kita pakai untuk jadi luas, google
awalanya itu awalnya di Amerika misalnya terus ke asia, terus ada google
Indonesia misalnya jadi kemanfaatnya jadi lebih luas.
II. Dimensi : Tujuan Kewirausahaan Sosial
1. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari
program-program KTDA ?
Jawab: profit bisa proksi untuk mengidikator dengan ansumsi bahwa setiap
profit yang muncul diinvestasikan untuk menyelesaikan masalah, misalnya
profit yang kamu hasilkan lebih gede jadi masalah yang diselesaikan lebih
gede lagi karena gedenya organinsasi. TDA awalnya di jaboketabek terus
meluas mungkin sekarang sudah 60 cabang mungkin, dia membesarkan, kalau
dia membesar jadi kemampuan dia dalam memperdayakan kewirausahaan di
Indonesia jadi meluas, dari awalnya 1000 menjadi 50.000 kemudian l lagi
menjadi 1.000.000. itu kan jadi misinya dia menciptakan enterpreneurt atau
untuk memperdayakan enterpreneur. Suksesnya KTDA dilihat dari mana, dari
sebanyak yang dia perdayakan itu tercemin dari awalnya dijakarta dan masuk
di medan abadi. Semakin banyak kan logikanya semakin banyak yang
diperdayakan dan itulah yang didapat dari kesuksesan
2. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk
menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan perencanaan ?
Jawab: dengan diadakannya pertemuan itu kita bisa monitoring, terus dari
program-program yang kita buat terus kita pantau kita evaluasi kita buat
pembaharuan sesuai dengan keadaan sosial saat ini dan yang terjadi di
masyarakat.
3. Bagaimana Komunitas Tangan di Atas menstimulasi para anggota di
dalamnya untuk menerapkan kewirausahaan sosial ?
Jawab: setiap program kita selalu memberikan sebuah masukan satu sama
lain, tentang kenapa kita harus berwirausaha? Kapan kita memulainya? Untuk
siapa saja? Dan yang pasti kewirausahaan sosial merupakan suatu cara kita
untuk berbaur dan memperkenalkan kepada masyarakat, entah itu dari
menjadi seorang wirausahawan, atau bisa disekitar kegiatan sosial
disebelahnya kita buat bazar untuk mempromosikan usaha-usaha mereka.
top related