obstructive sleep apnea syndrome

Post on 25-Dec-2015

67 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

OSAS

TRANSCRIPT

OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME (OSAS)

FRANSISKA SEPDAHLIAI11109058

TIDUR

Definisi suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.

TidurNREM sleep

REM sleep

NREM (Non Rapid Eye Movement) SLEEP

• NREM Tidur gelombang-lambat (tidur tanpa mimpi)– Tidur tenang– Tidur nyenyak dan dalam– Sukar dibangunkan dengan rangsang sensorik– Penurunan tonus pembuluh darah perifer dan

fungsi-fungsi vegetatif tubuh lain (tek. darah; frek. napas; kecepatan metabolisme basal).

4 tahap tidur NREM1. Tahap transisi antara terjaga dan mengantuk (1 – 7

menit) santai, mata tertutup, terjaga.

2. Light sleep/true sleep susah dibangunkan, mimpi bisa ada, pergerakan

mata lambat.

3. Tidur dalam moderat suhu tubuh dan tek. darah menurun, susah dibangunkan. Terjadi 20

menit setelah tertidur. 4. Level tidur terdalam metabolisme otak dan suhu tubuh, tonus otot

menurun, beberapa refleks intak, (pada tahap

ini sleep walking)

REM (Rapid Eye Movement) SLEEP

• REM tidur dengan pergerakan mata yang cepat (tidur paradoksisal/tidur desinkronisasi)– Berlangsung 5-30 menit dan muncul tiap 90 menit.– Mimpi aktif dan pergerakan otot yang aktif– Bangun spontan pada pagi hari– Tonus otot seluruh tubuh berkurang hambatan pada

saraf spinal– Frekuensi denyut jantung dan pernapasan ireguler.– Pergerakan otot yang tidak teratur REM– Metabolisme otak meningkat

SISTEM AKTIVITAS RETIKULAR (RAS)

Meningkatnya sistem RAS menyebabkan keadaan terbangun dari tidur (arousal). Pada saat RAS aktif terjadi peningkatan

tonus otot pernapasan.

(+)

PUSAT TIDUR Tidak aktifaktif

RAS aktif

Korteks serebri dan saraf

perifer

Keadaan siaga

Neuron – neuron sistem aktivasi letih

Siklus umpan balik (+) RAS & korteks serebri memudar

Siaga TIDUR

SIKLUS ANTARA KEADAAN TIDUR DAN KEADAAN SIAGA

EFEK FISIOLOGIS TIDUR

• Keadaan siaga berkepanjangan:– Gangguan proses berpikir yang progresif– Aktivitas perilaku yang abnormal– Mudah tersinggung– Psikotik

SISTEM PERNAPASAN

• Traktus respirasi terdiri dari dua traktus:– Traktus respiratori atas

• Kavitas nasal• Faring• Laring

– Traktus respiratori bawah• Trakea• Bronkus primer• Paru-paru

CAVITAS NASI

OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME (OSAS)

• Obstructive sleep apnea syndrome (OSAS) dikarekteristikkan oleh adanya episode berulang pada sebagian atau keseluruhan jalan napas atas selama tidur.

• Manifestasi :– hipopnea : berkurangnya aliran udara > 10 detik.– Apnea : berhentinya aliran udara pada hidung dan

mulut paling sedikit 10 detik.

• OSAS biasanya dihubungkan dengan masalah tidur– Mendengkur habitual– Excessive daytime sleepiness (EDS)– Chronic nonrestorative sleep

FAKTOR RESIKO• Obesitas• Struktur saluran napas atas : hidung,

nasofaring, orofaring, hipofaring.• Aktivitas neuromuskuler• Central sleep apnea• Pada anak-anak : >> hipertrofi adenoid dan

tonsil, disproporsi kraniofasial, dan obesitas.

PATOFISIOLOGI TIDUR NORMAL

• Tonus otot faring menurun• Saluran udara menyempit• Resistensi pernapasan meningkat– Tekanan inspirasi harus ditingkatkan– Usaha bernapas meningkat– Terjadi peningkatan tekanan negatif intratorakal

PATOFISIOLOGI OSAS

• Jika tekanan negatif intratorakal lebih besar dari kekuatan muskulus abduktor dan dilator faring– Kolaps bagian saluran napas yang tidak kaku:

faring, velofaring, dan hipofaring.– Terjadi dengkur (getaran dari saluran napas yang

kolaps)– Obstruksi sebagian atau total hipopnea &

apnea.

PATOFISIOLOGI OBSTRUKSI HIDUNG & OSAS

• Hidung mempengaruhi sistem saluran napas– 50% dari total resistensi sistem saluran napas– Kecepatan aliran udara: turbulensi

PATOFISIOLOGI OBSTRUKSI HIDUNG & OSAS1. GANGGUAN MEKANIK

• Jika terjadi obstruksi pada hidung (tipe mukosa atau tulang)– Resistensi meningkat dan kecepatan aliran udara

menurun– Tekanan negatif intratorakal semakin meningkat

(sesuai dgn peningkatan kekuatan otot-otot pernapasan)

– Kolaps terjadi pada velofaring dan orofaring yang tidak kaku, bukan pada hidung

PATOFISIOLOGI OBSTRUKSI HIDUNG & OSAS2. REFLEKS NASOPULMONER

• Aliran udara hidung merangsang peningkatan aktivitas otot-otot pernapasan

• Mukosa hidung berhubungan dengan refleks apnea dan bradikardi seperti pada refleks menyelam (diving reflex)

FAKTOR RISIKO HIDUNG PADA OSAS

• HIDUNG– Struktur: stenosis, tumor,

tampon, polip, septum deviasi

– Mukosa: rinitis alergi, rinitis vasomotor,rinitis medikamentosa, rinosinusitis kronis

• NASOFARING

– Struktur: adenoid, tumor, stenosis, atresia koana, tampon bellocque

– Mukosa:nasofaringitis

Patofisiologi Kelainan Orofaring & OSAS

• Palatum mole yang elongasi & ukuran uvula yang besar

• Jaringan parafaring yg berlebihan mengurangi ukuran saluran napas bagian

posteriorPenurunan kekuatan otot pada saat tidur

Gerakan Palatum mole pada

mendengkur

PATOFISIOLOGI KELAINAN HIPOFARING & OSAS

• Predileksi tersering dari obstruksi hipofaring pada OSAS– Dasar lidah– Lidah yg besar sehingga dasar lidah menghalangi

udara di atas glotis– Mandibula yang kecil dan tidak menonjol

INDEKS APNEA (AHI)

• Ringan = AHI 5 – 15, saturasi oksigen 86%, keluhan ringan.

• Sedang = AHI 15 – 30, saturasi oksigen 80 – 85%, mengantuk dan sulit konsentrasi.

• Berat = AHI > 30, saturasi oksigen < 80% dan gangguan tidur.

PEMERIKSAAN

1. ANAMNESISa. Gejala Nokturnal

1) Mendengkur, habitual, keras dan menganggu.2) Henti napas disela-sela mendengkur.3) Rasa sesak dan tercekik yang membuat penderita

terbangun (arousal)4) Tidur tidak nyenyak karena sering terbangun dan

berubah posisi.

PEMERIKSAAN

b. Gejala Siang Hari1) Bangun dengan

perasaan tidak segar2) Sakit kepala pagi hari3) Excessive daytime

sleepiness (EDS)4) Kelelahan

berkepanjangan5) Perubahan

kepribadian6) Gangguan konsentrasi

dan memori

c. Pada Anak1) Enuresis2) Tidak stabil, mudah

jatuh3) Prestasi belajar buruk4) Hiperaktivitas

PEMERIKSAAN FISIK

• KU : obesitas, hipertensi, leher pendek• THT :– Uvula besar– Elongasi palatum mole– Hipertrofi tonsil-adenoid– Retrognathia/mikrognathia– Palatum mole edem dan hiperemis – Palatum durum dengan lengkungan tinggi

PEMERIKSAAN – DIAGNOSIS OSAS

• Standar baku emas : Polisomnografi– Stadium tidur– Upaya pernafasan– Aliran udara– Saturasi oksihemoglobin arteri– Posisi tubuh– Gerakan anggota badan– Irama dan denyut jantung

• Uji tapis – kuesioner – Brouillette dkk – skor OSAS :– Rumus = 1,42 D + 1,41 A + 0,71 S -3,83

• D = sulit bernapas (selalu = 3, sering = 2, sesekali = 1, tidak = 0)• A = apnea (ada = 1, tidak ada = 0)• S = snoring (selalu = 3, sering = 2, sesekali = 1, tidak = 0)

Skor < 1 : bukan OSASSkor -1 sampai 3,5 mungkin OSAS mungkin bukan OSASSkor > 3,5 sangat mungkin OSAS

PEMERIKSAAN – DIAGNOSIS OSAS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto polos kepala posisi lateral dan sefalometrik

• CT Scan dan MRI kepala potongan aksial.

PENGOBATAN

• Mendeteksi dan mengobati faktor risiko yang memperberat:

1. Obesitas.2. Hipertensi.3. Hiperlipidemia.4. Diabetes.5. Sindrom metabolik.

PENATALAKSANAAN TERAPI NON-OPERATIF

• Terapi perilaku.• Tidur Sehat.• Obat-obatan: Trisiklik, dekongestan nasal, kortikosteroid.• Alat untuk mempertahankan patensi saluran napas atas:– CPAP

CPAP

• Mencapai berat badan yang ideal (BMI). • Tidur miring.• Menghindari pemakaian alkohol, sedatif,

obat tidur.• Posisi kepala dinaikkan saat tidur.• Segera mengobati penyakit flu dan

alergi.• Manghindari makan besar sebelum tidur.• Berhenti merokok.

1. Bangun pada waktu yang sama.2. Mempertahankan saat tidur yang menetap.3. Melakukan aktivitas relaksasi sebelum tidur.4. Menjaga kamar tidur tetap tenang dan sejuk.5. Tidak mengkonsumsi kafein atau alkohol 4-6 jam

sebelum tidur.6. Latihan/olah raga yang teratur, namun tidak

dilakukan 2-4 jam sebelum tidur.

Terapi Bedah

• Surgical therapy: site of obstruction– Nasal airway: septum, turbinates, polyps– Tracheostomy: gold standard, seldom needed– UPPP: palate, pharynx– LAUP: palate, no pharyngeal tightening– Glossectomy: base of tongue resection– Hyoid advancement, expansion: expand airway– Mandibular advancement: retrognathia– Pillar implant

TERIMA KASIH

top related