nyeri perut akut
Post on 19-Dec-2015
144 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena penyusun
masih diberi limpahan rahmat dan hidayah sehingga masih tertuntun
menyelesaikan laporan ini. Dan tak lupa shalawat dan taslim tertuju kepada
Muhammad Saw., suri tauladan umat di seluruh dunia.
Penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada orang-orang
berikut ini atas sumbangan mereka, yang tanpa bantuan mereka laporan ini tak
akan pernah terwujud: Dosen Pengajar Bagian Gastroenterohepatologi, baik itu
Dosen Pengampu dan Dosen Mitra. Tanpa bantuan materi-materi dari beliau,
penyusun tidak dapat menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, ‘tiada gading yang tak retak’, demikian pula dengan laporan
ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Harapan
penyusun, mudah-mudahan laporan ini dapat berguna.
Makassar, Desember 2013
Kelompok 3B
Gastroenterohepatologi Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN........................................................................................... 4
ASkenario ........................................................................................................... 4
BKlarifikasi kata kunci......................................................................................... 4
CKalimat Kunci................................................................................................... 4
DIdentifikasi
Masalah.................................................................................4-5
EAnalisis
Masalah.....................................................................................5-47
FLearning Objective...............................................................................47-
81
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................82
Gastroenterohepatologi Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
ALatar Belakang
Nyeri akut abdomen merupakan suatu keadaan gawat darurat yang
memerlukan penanganan cepat dan sesegara mungkin, dapat terjadi karena
faktor bedah dan non bedah. Mayoritas pasien yang datang dengan
keluhan nyeri perut yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Diperlukan identifikasi awal apakah pasien yang dihadapi ini
datang dengan kasus bedah atau non bedah, sehingga harus segera
ditangani agar tidak terjadi komplikasi dan sakit yang berkepanjangan.
ATujuan Pembelajaran
BMahasiswa dapat mengetahui basic science yang meliputi; anatomi,
histologi, dan fisiologi sistem gastroenterohepatologi.
CMahasiswa dapat mengetahui patomekanisme dari gejala-gejala yang
berkaitan dengan skenario yang meliputi; nyeri abdomen, mual, muntah,
dan perut membesar.
DMahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis penyakit dengan gejala utama
nyeri perut akut.
Gastroenterohepatologi Page 3
EMahasiswa dapat mengetahui mekanisme demam tifoid serta dampak
pengobatan demam tifoid yang tidak dilanjutkan pada sistem
gastroenterohepatologi.
FMahasiswa dapat mengetahui lokalisasi nyeri dan tipe nyeri secara
umum.
GMahasiswa dapat mengetahui dapat mengetahui langkah-langkah
diagnosis pasien dengan keluhan nyeri perut akut.
HMahasiswa dapat mengetahui pencegahan preventif yang dapat diberikan
kepada masyarakat.
BAB II
ISI
ASkenario
Pasien wanita 20 tahun MRS dengan nyeri perut hebat yang timbul
mendadak dirasakan diseluruh bagian perut, disertai perut yang membesar
dan mual muntah. Seminggu sebelumnya penderita demam dan dikatakan
menderita demam tifoid tapi pasien pulang atas permintaan sendiri. Pasien
mengaku sering mengkonsumsi jajanan.
AKlarifikasi Kata Sulit
BMual/nausea adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara
samar dialihkan ke epigastrium dan abdomen, serta sering memuncak
dengan muntah-muntah.
Gastroenterohepatologi Page 4
CMuntah/vomit adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut.
DDemam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut akibat infeksi bakteri
salmonella typhii. Penyakit ini khusus menyerang manusia yang ditandai
dengan malaise, demam, rasa tidak nyaman pada perut, splenomegali,
dan leukopenia.
EKalimat Kunci
FWanita 20 tahun.
GNyeri perut hebat yang timbul mendadak dirasakan diseluruh perut.
HPerut membesar dan mual muntah.
ISeminggu sebelumnya menderita demam tifoid tapi pasien pulang dengan
permintaan sendiri.
JSering mengkonsumsi jajanan.
KIdentifikasi Masalah
LJelaskan mengenai anatomi, histologi, dan fisiologi saluran pencernaan?
MBagaimana mekanisme gejala-gejala yang berkaitan dengan skenario ?
NJelaskan lokalisasi nyeri serta tipe nyeri secara umum ?
OBagaimana hubungan demam tifoid dengan riwayat sering makan
jajanan dan gejala-gejala yang timbul ?
PBagaimana dampak pemberhentian pengobatan demam tifoid serta
hubungan dengan keluhan utama beserta komplikasi yang dapat timbul?
QMenjelaskan langkah-langkah diagnosis pada skenario ?
RSebutkan penyakit-penyakit dengan keluhan utama nyeri perut akut ?
Gastroenterohepatologi Page 5
SSebutkan diferensial diagnosis dan penatalaksanaan gejala pada
skenario ?
TSebutkan pencegahan preventif yang dapat diberikan pada masyarakat?
UAnalisis Masalah
VJelaskan mengenai anatomi, histologi, dan fisiologi saluran pencernaan ?
-壱Anatomi
1 Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
1Pharynx
Gastroenterohepatologi Page 6
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan
nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.Keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium.Tekak terdiri dari; Bagian superior
=bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi
dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media
disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan
laring
1 Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan
proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
Ø壱bagian superior (sebagian besar adalahotot rangka)
Gastroenterohepatologi Page 7
Ø弐bagian tengah (campuran otot rangka danotot halus)
Ø参serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
1 Lambung (Gaster)
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Ø Kardia.
Ø Fundus.
Ø Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
·Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
·Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
·Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
1 Usus halus (Intestinum tenue)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian darisaluran pencernaan yang
terletak di antara lambungdan usus besar. Dinding usus kaya akan
Gastroenterohepatologi Page 8
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas
jari (duodenum), usus kosong (jejunum), danusus penyerapan (ileum).
- Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalahbagian dari usus
halus yang terletak setelahlambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir diligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organretroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Namaduodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
- Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dariusus halus, di antara usus dua belas
Gastroenterohepatologi Page 9
jari(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Padamanusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet danplak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti "kosong".
壱Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum danjejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
1 Usus Besar (Intestinum Crasum)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
Gastroenterohepatologi Page 10
·Kolon asendens (kanan)
·Kolon transversum
·Kolon desendens (kiri)
·Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besarberfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-
zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Usus Buntu (Caecum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin:caecus, "buta") dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya
digantikan oleh umbai cacing.
8. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa
Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu
tabung yang menyambung dengan caecum.
Gastroenterohepatologi Page 11
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari
2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung
umbai cacing bisa berbeda - bisa diretrocaecal atau di pinggang (pelvis)
yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial
(sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi
dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagaiappendektomi.
9. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
sarafyang menimbulkan keinginan untuk melakukandefekasi. Jika defekasi
tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter. Fesesdibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
Gastroenterohepatologi Page 12
10. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapahormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
·Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
·Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
11. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalammetabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesisprotein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunaniuntuk
hati, hepar.
Gastroenterohepatologi Page 13
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah
ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi
umum.
12. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris:gallbladder)
adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50
ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Padamanusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
denganhati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
-壱Histologi
Saluran pencernaan mempunyai 4 lapisan fungsional, yaitu :
Mukosa.
Mukosa secara histologik terbagi menjadi 3 lapisan : lapisan epitel,
penyokong lamina propria dan lapisan tipis oto polos, muskularis mukosa
yang menghasilkan gerakan setempat dan pelipatan mukosa.
Gastroenterohepatologi Page 14
Submukosa
Lapisan jaringan kolagen longgar ini menyokong mukosa dan
mengandung pembuluh darah lebih besar, pembuluh limfe dan saraf.
Muskularis propria.
Dinding ototnya terdiri atas otot polos yang biasanya tersebar sebagai
lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Kerja kedua lapisan,
pada sudut yang teoat satu dengan lainnya, merupakan dasar kontraksi
peristaltic.
Adventisia
Lapisan luar jaringan penyokong longgar ini menyalurkan pembuluh
utama dan saraf; pada orang gemuk ia mengandung banyak jaringan
lemak. Karena usus terletak dalam rongga abdomen, adventisia dianggap
sebagai serosa dan dilapisi epitel selapis gepeng. Lapisan adventisia
menyatu dengan jaringan retroperitoneal.
1Rongga Mulut
·Rongga Mulut
Dalam rongga mulut daerah ini dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan
dalam atau labial bibir.
·Bibir
Bibir dilapisi oleh kulit yang sangat tipis yang ditutupi oleh epitel
berlapis gepeng bertanduk. Pembuluh darah terletak dekat dengan
permukaan bibir sehingga bibir berwarna merah. Permukaan luar
bibir mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar
keringat. Bibir juga mengandung otot rangka yang disebut
Musculus orbikularis oris. Di sebelah dalam batas bebas bibir
lapisan luar beruba menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk yang lebih tebal. Di bawah epitel mulut terdapat kelenjar
lanialis penghasil mucus
Bibir terdiri atas:
Gastroenterohepatologi Page 15
Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:
Epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks
berkeratin, dibawahnya terdapat dermis.
Dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, m. Erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.
·Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir
·Pars Mukosa, dilapisi:
Epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia
(jaringan ikat padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya
submukosa, terdapat kelenjar labialis (sekretnya membasahi
mukosa mulut).
·Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.
·Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:
Epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.
Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir
atas dan bawah)
- Lidah
Lidah adalah organ berotor di rongga mulut. Bagian tengah lidah
terdiri atas jaringan ikat dan berkas serat otoo rangka. Penyebaran dan
orientasi masing-masing serat otot rangka lidah yang acak
memungkinkan lidah bergerak bebas selama mengunyah, menelan dan
berbicara. Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel
squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi
pada jaringan ikat lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus).
Terdiri papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata.
Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian
bertanduk.
bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh
darah dan saraf.
1Esophagus
Gastroenterohepatologi Page 16
Panjang ±10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang
trakea, sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma
masuk rongga abdomen. Terdiri atas:
·Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa.
·Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
kelenjar esophageal propia.
·Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat.
Pada ? bagian atas esophagus terdiri otot rangka, ? bagian tengah
terdiri otot polos dan otot rangka, ? bagian bawah dibentuk otot
polos.
·Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia
merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan
serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah
1Gaster
Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis
dan sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk
epitel, lamina propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat
rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat sementara dan
menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri
dari:
Sel neck : menghasilkan secret mukosa asam kaya
glikosaminoglikan
Gastroenterohepatologi Page 17
Sel parietal : menghasilkan HCl
Sel chief :mengahasilkan pepsin
Sel argentaffin : menghasilkan intrinsic factor castle untuk
pembentukan darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
pleksus meissner
Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan
otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal
tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1Usus halus
Panjang ±5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan
mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales
merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah
lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan
juluran sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth
(penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu
dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin
(penghasil hormone-gastric inhibitory peptide, sekretin dan
kolesistokinin / pankreozimin-).
壱Duodenum
Tunika Mukosa
Gastroenterohepatologi Page 18
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri
utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat).
Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel
limfosit)
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa
simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
壱Jejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak
ada kelenjar duodenal brunner.
1Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan
dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia
terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih
pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat
banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
1Usus Besar (Kolon)
Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid;
rectum serta anus.
Gastroenterohepatologi Page 19
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih
banyak dibanding usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis
maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal
lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus limpatikus. Tidak terdapat
sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah lamina terdapat
muskularis mukosa
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel
lemak dan saraf pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian
luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga
untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
Tunika Serosa/Adventisia
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks,
yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan
sigmoid melekat ke dinding tubuh melalui mesenterium, sehingga
tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini. Sedangkan
adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena
ketaknya peritoneal.
1Rectum
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan
mikrovili, tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili
intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn,
sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina terdapat
muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Gastroenterohepatologi Page 20
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak
dan saraf pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian
luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga
untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
Adventisia
Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya
ditutupi serosa.
1Anus
Tunika Mukosa
Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada
terdapat muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak
mengandung pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan
glandula sirkum analis.
Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos,
perubahan otot sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu
diluarnya m. levator ani. Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot
longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya
dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Terdiri jaringan ikat longgar.
-壱Fisiologi
Gastroenterohepatologi Page 21
Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit,
dan zat makanan, yang terus-menerus. Untuk mencapai hal ini,
dibutuhkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi
getah pencernaan dan pencernaan makanan, absorpsi air berbagai
elekteolit dan hasil pencernaan, sirkulasi darah melalui organ-organ
gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorpsi, serta
pengaturan semua fungsi ini oleh sistem lokal, saraf, dan hormon.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran
pencernaan, waktu yang diperlukan makanan pada masing-masing
bagian saluran bersifat sangat penting. Selain itu, pencampuran yang
tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk
pencampuran darinpendorongan sangat berbeda pada tiap tingkat
proses, berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf ototmatis
akamn mengontrol waktu darimtoap aspek proses ini sehingga
pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal, tidak
terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.
Adanya bokus makanan di dalam mulut pada awalnya
menimbulkan penghambat refleks otot untuk mengunyah,
menyebabkan rahang bawah turun ke bawah. Penurunan ini kemudian
menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang bawah yang
menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis
mengangkat rahang bawah yang mejimbulkan pengatupan gigi, tetapi
juga menekan bolus melawan dindig mulut menyebabkan rahang
bawah turun dan kembali rebound, dan ini terjadi berulang-ulang.
Esofagus merupakan suatu organ silindris berongga yang
terbentang dari hipofaring hingga kardia lamhung, fungsinya adalah
untuk menghantarkan bahan yang dimakan. Sfingter mengatur
makanan yang bertahan dalam esofagus. Sfingter esofagus bagian atas
dibentuk oleh otot krikofaringeus, secara normal berada dalam
keadaan kontraksi kecuali pada saat menelan. Sfingter esofagus bagian
bawah bertindak sebagai sawar terhadap refluks isi lambung. Dinding
Gastroenterohepatologi Page 22
esofagus terdiri atas lapisan mukosa, submukpsa, muskularis, dan
serosa. Kadar keasaman(pH) esofagus adalah agak basa, dan kurang
dapat. Menoleransi kandungan asam lambung.
Deglutinasi atau menelan merupakan suatu aksi fisiologis
kompleks ketika makanan atau cairan berjalan dari kukut ke lambung
dan terjadi dalam tiga fase. Yang pertama disebut fase oral, yaitu bolus
didorong ke belakang oleh gerakan voluntar lidah. Pada fase faringeal,
bolus bergerak melewati epiglotis ke faring bagian bawah berlanjut ke
esofagus. Pada fase esofagus akhir, gelombang peristaltik primer yang
dimulai dari faring terus berjalan sepajjang eaofagus, mendorong bolus
menuju sfingter esofagus bagian distal. Adanya bolus merelaksasikan
otot sfingter distal ini sejenak sehingga memungkinkan bolus masuk
ke dalam lambung.
Lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum pilorikum atau
pilorus. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
ke dalam esofagus. Sfingter pilorus terminal berelaksasi dan
berkontraksi untuk mengalirkan makanan ke duodenum dan mencegah
terjadinya aliran balik isi usus ke dalam lambung.
Fungsi motorik lambung adalah penyimpanan, pencampuran, dan
pengosongan makanan semi cair yang tercerna sebagian dicampur
dwngan sekret lambung. Substansi ini disebut sebagai kimus.
Kelenjar kardia yang berada dekat orifisium kardia lambung
menyekresi mukus. Kelenjar gastrik yang terletak di fundus dan
korpus lambung memiliki tiga tipe sel: sel parietal menyekresi HCl
dan faktor intrinsik (penting untuk absorpsi vitamin B12 di dalam usus
halus), sel chief menyekresi pepsinogen yang teraktivasi menjadi
pepsin dalam lingkungan pH asam, dan selnmukus (leher) yang
menyekresi mukus. Sel G yang terletak di daerah pilorus lambubg
mwnyekresi hormon gastrin.
Gastroenterohepatologi Page 23
Sekresi lambung terbagi menjadi tiga fase. Yang pertama adalah
fase sefalik, yaitu ketika kelenjar lambung terangsang oleh
penglihatan, bau, pikiran, atau rasa makanan dan merupakan 10% dari
sekresi asam lambung. Yang kedua adalah fase hormonal atau gastrik,
merupakan 67% dari sekresi asam lambung. Apabila makanan
memasuki lambung, pH basa dan peregangan lambung merangsang
saraf vagus secara kimiawi maupun mekanis. Impuls vagus
merangsang sel parietal dan sel G untuk melepaskan gastrin,
menyebabkan sekresi HCl dan pepsinogen. Yang terakhir adalah fase
intestinal yang dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum
dan sangat dipengaruhi oleh hormon.
Usus halus merupakan usus berbentuk tabung yang kompleks,
berlipat-lipat, membentang dari pilorus hingga katup ileosekal, dan
dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Dua fungsi utamanya
adalah pencernaan serta absorpsi zat gizi dan air yang terdapat dalam
makanan yang masuk dalam tubuh.
Vili dan mikrovili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti
jari-jari yang terdapat di seluruh usus halus. Struktur ini
meningkatkanermukaan absorpsi usus halus sebesar 1000 kali lipat.
Setiap vilus terdiri atas saluran limfe sentral yang disebut sebagai
lakteal dan dikelilingi oleh kapiler darah. Makanan yang telah dimakan
akan masuk ke dalam lakteal dan kapiler vilus.
Enzim terletak pada brush border dan menyelesaikan proses
pencernaan saat proses absorpsi berlangsung. Di sekeliling vilus
terdapat beberapa sumur kecil yang disebut sebagai kripte Lieberkhün.
Kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan sekret
mengandung enzim pencernaan.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat yang dimakan
dengan sekret pankreas, hepatobilier, dan sekresi usus, sedangkan
pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung
Gastroenterohepatologi Page 24
lain dengan kecepatan yang sesuai untuk terjadinya absorpsi yang
optimal dan asupan isi lambung secara kontinu.
Absorpsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein (gula sederhana, asam lemak, dan asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan
oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorpsi air, elektrolit, dan
vitamin. Absorpsi berbagai zat berlangsung melalui mekanisme
transpor aktif dan pasif.
Absorpsi gula, asam aminp, dan lemak hampir selesai pada saat
kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian
besar diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum. Absorpsi kalsium
memerlukan vitamin D. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K)
diabsorpsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam empedu.
Sebagian besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus
bagian atas. Absorpsi vitamin B12 berlangsung dalam ileum terminalis
melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan faktor
intrinsik lambung.
Sebagian besar asam empedu yang dikeluarkan oleh kandung
empedu ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan lemak, akan
direabsorpsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus
ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat
penting dalam mempertahankan cadangan empedu untuk pencernaan
lemak.
Usus besar atau kolon bebentuk saluran muskular berongga yang
membentang dari sekum hingga kanalis ani dan dibagi menjadi sekum,
kolon (asendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rektum.
Katup ileosekal mengontrok masuknya kimus ke dalam kolon,
sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengontrol keluarnya
feses dari kanalis ani.
Usus besar memiliki berbagai fungsi, yang terpenting adalah
absorpsi air dan elektrolit. Absorpsi ini sudah hampir selesai dalam
Gastroenterohepatologi Page 25
kolon dekstra. Kolon sigmoid merupakan reservoir massa feses yang
terdehidrasi sampai terjadinya defekasi. Kapasitas absorpsi kolon
adalah sekitar 1500 sampai 2000 ml. Bila jumlah ini dilampaui akibat
pengiriman air yang berlebihan dari ileum, akan terjadi diare.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama disebabkan
oleh bakteri dan bukan oleh kerja enzim. Bakteri dalam usus besar
menyintesis vitamin K dan beberapa vitamin B. Selain itu juga terjadi
fermentasi bakteri beberapa karbohidrat dalam kolon. Sekitar 1000 ml
flatus (kebanyakan dari udara yang tertelan) dikeluarkan setiap hari.
Ciri khas gerakan usus besar adalah pengadukan haustral. Gerakan
meremas yang tidak progresif ini menyebabkan isi usus bergerak
bolak-balik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya absorpsi.
Peristalsis mendorong feses ke dalam rektum dan menyebabkan
peregangan dinding rektum dan aktivasi refleks defekasi.
1Bagaimana mekanisme gejala-gejala yang berkaitan dengan skenario ?
Mekanisme Mual
Didalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita
memakan makanana yang mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan
kafein sehingga menyebabkan terjadi iritasi pada lambung dan
menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginya
asam lambung. Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan
merangsang pengeluaran zat yang disebut vas aktif yang menyebabkan
permeabilitas kapiler pembuluh darah naik. Sehingga
menyebabkanlambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang
reseptor tegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual.
Mekanisme Muntah
Gastroenterohepatologi Page 26
Muntah merupakan respon reflex yang terintegrasi di medulla
oblongata. Muntah di mulai dengan salivasi dan rasa mual. Peristaltik
terbalik mengeluarkan isi usus halus bagian atas ke dalam lambung.
Glottis menutup, mencegah aspirasi. Pernapasan tertahan pada tengah-
tengah inspirasi. Otot dinding perut berkontraksi, dan karena dada
ditahan dalam posisi tetap, kontraksi meningkatkan tekanan
intraabdomen. Sfingter esophagus bawah dan esophagus berelaksasi da
nisi lambung terdorong keluar sehingga terjadi muntah.
Mekanisme Nyeri
Nyeri terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur nyeri substansi P dan
jalur analgesik. Jalur nyeri Substansi P terbentuk dari serabut kecil
bermielin yang diameter 2-5 µm, sistem ini menghantarkan dengan
kecepatan 12-30 m/detik. ketika di aktifkan oleh rangsangan yang
mengganggu , jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P, yang
mengaktifkan jalur-jalur nyeri asendens yang memberi masukan
kepada medulla spinalis dan dilanjutkan ke thalamus untuk persepsi
nyeri dan korteks somatic untuk lokalisasi hal ini menghantarkan nyeri
ringan cepat. Sedangkan jalur analgesic terbentuk dari serabut tidak
bermielin dengan diameter 0,4-1,2 µm dan kecepatan 0,5-2 m/detik.
Ketika di aktifkan oleh rangsangan yang mengganggu, jalur nyeri
afferent mengeluarkan substansi P akan tetapi transmisi impuks ke
otak di hambat oleh reseptor opiate yang dikeluarkan dari jalur
analgesic, sehingga terhantar nyeri hebat lambat.
Mekanisme Perut Membesar
Masuknya kuman salmonella thypi ke dalam tubuh manusia terjadi
melalui makan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos ,asuk dalam usus dan
selanjutnya berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa
(IgA) usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel
(terutama sel-M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oelh sel-sel fagosit terutama
Gastroenterohepatologi Page 27
makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam makrofag.
Dan selanjutnya di bawa ke plak peyeri ileum distal dan kemudian ke
kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus
torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam
sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama) yang
asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ retikulo endothelial
tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ ini kuman
meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembakbiak di luar sel
atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah
lagi mengakibatkan bakteremia yang kedua kalinya dengan desertai
tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.
Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu,
berkembang biak, dan bersama cairan empedu diekskresikan secara
intermiten ke dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan melalui
feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus
usus. Proses yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah
teraktifasi dan hiperaktif maka saat fagositosis
kuman salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi
sistemik seperti demam,malaise,mialgia, sakit kepala, sakit perut,
instabilitas vascular, gangguan mental, dan koagulasi.
Di dalam plaque peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi
hyperplasia jaringan (s.thypi intra makrofag menginduksi reaksi
hipersensitivitas tipe lambat, hyperplasia jaringan dan nekrosis organ).
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah
sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia
akibat akumulasi sel-sel mononuclear di dinding usus. Proses
patologis jaringan limfoid ini dapat berkembangbhingga ke lapisan
otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. Endotoksin
dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat
timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik,
kardiovaskular, pernapasan, dan gangguan organ lainnya
Gastroenterohepatologi Page 28
1Jelaskan lokalisasi nyeri serta tipe nyeri secara umum ?
Tipe - tipe nyeri :
aNyeri visceral
Nyeri yang berasal dari struktur-struktur visceral yang tidak
terlokalisasi dengan baik, menimbulkan rasa tidak menyenangkan,
dan berkaitan dengan mual dan gejala-gejala otonom. Nyeri ini
menyebar ke daerah lain.
Mekanisme aferen visceral berperan penting dalam penyesuaian
homeostatic. Reseptor nyeri dan modalitas sensorik lain yang terdapat
di visceral serupa dengan yang terdapat di kulit, tetapi terdapat
perpedaan dalam distribusi. Serat-serat aferen dari struktur alat dalam
mencapai sistem saraf pusat melalui jalur simpatis dan parasimpatis.
Juga terdapat serat-serat aferen visceral dari mata di saraf trigeminus.
Pada susunan saraf pusat, sensasi visceral berjalan di sepanjang jalur
yang sama dengan sensasi somatic di traktus spinotalamikus dan
radiasi thalamus, dan daerah korteks penerima untuk sensasi visceral
bercampur dengan daerah korteks penerima sensasi somatic.
aNyeri somatik
Jaras parietal untuk mperjalanan nyeri abdomen dan torakal. Nyeri
dari visera seringkali secara bersamaan dilokalisasi di dua daerah
eprmukaan tubuh karena nyeri dijalarkan melalui jaras alih vieral dan
jaras langsung parietal. Impuls nyeri yang berasal appendiks akan
melewati serabut-serabut nyeri visceral saraf simpatis dan selanjutnya
akan masuk ke medulla spinalis kira-kira setinggi T-10 atau T11; nyeri
ini dialihkan ke daerah sekeliling umbilicus dan merupakan tipe pegal
serta kram. Sebaliknya, impuls nyeri seringkali juga dimulai di
Gastroenterohepatologi Page 29
peritoneum parietal tempat apendks yang meradang menyentuh atau
melekat pada dinding abdomen.hal ini mnyebabkan nyeri tajam di
sekitar peritoneum yang teriritasi di kuadram kanan bawah abdomen.
aNyeri Alih
Nyeri alih merupakan nyeri yang jauh dari sumber lesinya dan hasil
dari konvergensi dari serabut saraf di saraf tulang belakang. Contoh
yang paling umum adalah nyeri pada scapula karena kolik bilier, nyeri
perut karena kolik ginjal dan nyeri bahu karena darah atau infeksi
pada diagfragma.
1Bagaimana hubungan demam tifoid dengan riwayat sering makan jajanan
dan gejala-gejala yang timbul ?
Bakteri salmonella thypii masuk ke dalam saluran pencernaan melalui
makanan atau minuman yang tercemar dalam hal ini jajanan. Tidak
semuanya mati didalam lambung tetapi sebagian kuman akan mati
akibat barier asam lambung, dan sebagiaannya lagi akan lolos masuk
ke dalam usus. Sesampainya diusus, bakteri salmonella thypii akan
menembus masuk ke dinding usus halus melalui kelenjar yang disebut
plaque peyeri (MALT) dan akan menimbulkan peradangan pada
daerah itu. Bakteri ini kemudian berkembang biak dalam makrofag
plaque peyeri. Lama kelamaan plaque peyeri yang membesar akan
menekan dinding usus halus sehingga akan terjadi nekrosis. Akibatnya
kuman akan tersebar melalui pembuluh darah ke seluruh organ tubuh
dan tersebar ke cavum peritoneum sehingga mengakibatkan nyeri pada
abdomen. Nyeri pada abdomen yang diakibatkan pada tertekannya
Gastroenterohepatologi Page 30
dinding usus halus akan menimbulkan rasa tidak nyaman yang sering
kali membuat seseorang merasakan mual dan akhirnya muntah.
1Bagaimana dampak pemberhentian pengobatan demam tifoid serta
hubungan dengan keluhan utama beserta komplikasi yang dapat timbul?
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut akibat infeksi
salmonella typhii. Penyakit ini khusus menyerang manusia yang
ditandai dengan malaise, demam, rasa tidak nyaman pada perut,
splenomegali, dan leukopenia.
Hasil interaksi antara basilus tifoid dan manusia ditentukan selama
jam-jam pertama setelah menelan Salmonella typhii yang kemudian
menuju ke usus untuk bersembunyi di Plaque Peyeri. Selanjutnya,
organisme ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah, menetap di tempat lain untuk sementara guna untuk
bermultipikasi lalu kembali lagi ke usus. Dari patogenesa inilah yang
menyebabkan timbulnya gejala-gejala pada demam tifoid.
Ketika gejala mulai bermunculan, maka seseorang akan pergi ke
dokter lalu didiagnosa demam tifoid. Setelah didiagnosa, tentulah sang
dokter akan memberikan terapi berupa obat, yaitu antibiotik. Gejala
utama dari demam tifoid adalah demam yang sangat tinggi, jadi ketika
penderita sudah merasa bahwa penyakitnya sudah sembuh dengan
melihat demamnya telah turun, maka penderita akan berinisiatif
memberhentikan terapi yang sudah dokter berikan padanya, termasuk
pemberhentian konsumsi antibiotik.
Pemberhentian terapi antibiotik yang tidak tepat waktu dapat ,
menyebabkan bakteri resisten terhadap obat tersebut dan terjadilah
Gastroenterohepatologi Page 31
resistensi obat untuk bakteri Salmonella typhii dan timbullah
komplikasi-komplikasi dari resistensi obat tersebut.
Sebelum ditemukan kloramfenikol, demam yang lama dalam
perjalanan tifoid sering menimbulkan kelemahan hebat, penurunan
berat badan, dan banyak defisiensi zat gizi. Perdarahan usus dan
perforasi usus adalah komplikasi yang paling menakutkan.
Erosi pembuluh darah di plaque peyeri yang hiperplastik dan
nekrotik atau di dalam akumulasi sel-sel mononuklear lainnya di dalam
dinding usus akan menyebabkan perdarahan ke dalam traktus
intestinalis. Hal ini akan terjadi terus-menerus, memberi warna merah
pada feses hingga akhirmya dapat menyebabkan syok hipovolemik.
Syok yang terjadi akibat dari penurunan mendadak tekanan darah atau
suhu tubuh.
Proses patologis di dalam jaringan limfoid usus bisa juga
melibatkan tunica muscularis atau serosa usus dan menimbulkan
perforasi usus. Biasanya, nyeri di kuadran kanan bawah abdomen
menjadi manifestasi dini tersering untuk perforasi. Namun, mulainya
perforasi mungkin tidak diperkirakan selama konvalesenyang tanpa
komplikasi lain.
Basil tifoid mungkin terlokalisasi di jaringan tubuh maupun dengan
produk-produk infeksi supuratif lokalisata. Meningitis, kondritis,
periostitis, osteomielitis, artritis dan pielonefritis merupakan contoh
infeksi lokalisata yang kadang-kadang dijumpai. Pneumonia tidak
jarang terjadi, dan mungkin disebabkan oleh basil tifoid atau bakteri
penginvasi sekunder, seperti pneumokokus. Komplikasi lanjut meliputi
juga neuropati perifer, tuli dan alopesia. Mungkin terlihat anemia
Gastroenterohepatologi Page 32
hemolitik terutama pada individu penderita infeksi dengan defisiensi
glukosa 6-fosfat dehidrogenase.
1Menjelaskan langkah-langkah diagnosis pada skenario ?
ANAMNESIS
aKeluhan utama
-壱Onset nyeri (sudah berapa lama nyerinya)
-弐Kapan nyerinya timbul ? Apakah timbulnya terus-menerus, bertahan
atau tiba-tiba ?
-参Nyeri seperti apa ? berdenyut, tajam, rasa terbakar, dan lain-lain ?
-四Apakah nyerinya bersifat berkurang dalam suatu waktu ?
-伍Dimana letak nyerinya ? apakah menjalar ? apakah menjalar sampai
punggung ?
-六Apakah faktor yang memperberat rasa nyeri (gerakan, postur, atau
makanan ?
-七Adakah gejala penyerta (muntah, diare, mual-mual) ? apakah ada
perdarahan ?
-八Adakah perubahan terhadap kebiasaan buang air besar maupun kecil ?
atau adakah gejala gangguan pencernaan atau bahkan penurunan berat
badan ?
aRiwayat penyakit masa lalu
-壱Apakah pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya ?
Gastroenterohepatologi Page 33
-弐Adakah penyakit lain yang pernah diderita (demam tifoid, dispepsia,
dsb)
aRiwayat pengobatan sebelumnya
-壱Apakah pernah berobat kedokter sebelumnya ?
-弐Pernah minum obat sebelumnya ? obat seperti apa yang diminum ?
-参Apakah setelah minum obat sakitnya hilang ?
-四Minum obatnya rajin atau tidak ?
aRiwayat psikososial
-壱Kebiasaan penderita dengan sakit yang dikeluhkan sekarang (makan
jajanan, sering telat makan, dsb)
aRiwayat keluarga
-壱Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita seperti ini dengan
keluhan yang sama ?
PEMERIKSAAN FISIK
aInspeksi
-壱Warna Kulit (ikterus, pucat, coklat atau kehitaman).
-弐Elastisitas kulit dan kekeringan (penurun pada orang tua dan pada
penderita dehidrasi), lembab pada asites.
-参Bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif).
-四Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau cekung. Simetrisitas;
hepatomegali, splenomegali, dsb).
-伍Pembesaran organ atau tumor, dilihat dari lokasinya dapat ditentukan
letak pembesaran organ dan tumor apa.
Gastroenterohepatologi Page 34
-六Pulsasi; Pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering
memberikan gambaran pulsasi didaerah epigastrium dan umbilical.
-七Pasien sering merubah posisi (adanya obstruktif usus).
-八Pasien sering menghindari gerakan (iritasi peritoneum)
-九Pasien sering melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju
mundur pada saat nyeri (pankreatitis parah).
aAuskultasi
-壱Mendengar suara gerakan peristaltik usus: diagfragma stetoskop
diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan keseluruh bagian
abdomen. Suara peristaltik usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan
udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/menit. Bila terdapat
obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit. Bila obstruksi
memberat, abdomen tampak besar, peristaktik makin meningkat seperti
dentingan keping uang logam. Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus
melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
-弐Mendengar suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase
sistolik dan diastolik atau kedua fase. Pada hipertensi portal, terdengar
adanya bising vena didaerah epigastrium.
aPalpasi
-壱Pasien diusahakan tenang dan santai dengan posisi berbaring.
-弐Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak
tangan. Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung
jari.
-参Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada
daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir
dalam hal menilai nyeri tekan sebaiknya melihat mimik pasien.
Gastroenterohepatologi Page 35
-四Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka
pasien diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer &
spasme sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien
menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah
spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan,
itu adalah spasme sejati.
-伍Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan,
dimanatangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan
tangan kanan di bagian depan dinding abdomen.
aPerkusi
-壱Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis
untuk mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada
perforasi usus, pekak hati akan menghilang.
-弐Cairan bebas dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga
abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan
dullness dibagian samping atau suaradullness dominant. Karena cairan itu bebas
dalam rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan
cairan ke sisi terendah.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
aPemeriksaan darah rutin
-Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi
perdarahan terus menerus.
-Demikian pula dengan pemeriksaan hematocrit: Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada
kemungkinan ruptura lienalis.
-Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya
trauma pankreas atau perforasi usus halus.
-Kenaikan ALT dan AST menunjukkan kemungkinan kelainan
pada hepar.
Gastroenterohepatologi Page 36
b) Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai
hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya
trauma pada saluran urogenital. Pemeriksaan ureum, kreatinin, kadar
glukosa urin, untuk menilai keadaan status cairan dan asam basa
pasien,fungsi ginjal dan asam basa pasien, fungsi ginjaldan metabolik,
serta pemeriksaan kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan
kehamilan.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
aFoto toraks
Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam
posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks
atau trauma pada thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara
bebas di bawah diafragma atau adanya gambaran usus dalam
rongga thoraks pada hernia diafragmatika.
aPlain abdomen foto tegak
Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga
peritoneum, udara bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus
alienum, perubahan gambaran usus.
aIVP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada
persangkaan trauma pada ginjal.
aPemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum
dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan
retroperitoneum.
PEMERIKSAAN KHUSUS
aAbdominal paracentesis Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna
untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari
100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum
Gastroenterohepatologi Page 37
setelah dimasukkan 100--200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan
indikasi untuk laparotomi.
bPemeriksaan laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui
langsung sumber penyebabnya.
cBila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi.
dPemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang keluar dari
lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat
diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah
sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan
pengobatan bagi penderita dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pengobatan.
1Sebutkan penyakit-penyakit dengan keluhan utama nyeri perut akut ?
-壱Kolesistisis
-弐Pankreatitis
-参Tifus abdominalis
-四Appendistis akut
-伍Peritonitis
-六Perforasi usus
1Sebutkan diferensial diagnosis dan penatalaksanaan gejala pada
skenario ?
2PERITONITIS
Peritonitis adalah suatu proses inflamasi local atau
menyeluruh pada peritoneum dapat berupa kelainan akut atau
Gastroenterohepatologi Page 38
kronik. Pada bentuk akut, aktivitas motorik usus menurun, dan
lumen usus mengembang akibat terisi udara dan cairan.
Etiologi Peritonitis bacterial mungkin disebabkan oleh
masuknya bakteri ke dalam rongga peritoneum pada saluran
makanan yang mengalami perforasi atau dari luka peneterasi
eksternal.Penyebab tersering dari peritonitis bacterial adalah
apendisitis, perforasi pada ventrikulus, ulkus peptikum, kandung
empedu gangrenosa, obstruksi gangrenosa usus halus akibat pita
adhesi, hernia inkaserata, atau volvulus. Organisme yang sering
menginfeksi adalah organisme yang hidup dalam kolon yang
mencakup Eschericia coli atau Bacteroides, sedangkan
stafilokokus dan sterptokokus seringkali masuk dari luar.
Patofisiologi Reaksi awal peritoneum terhadap invasi
bacteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa.Terbentuk kantong-
kantong nanah (abses) diantara perlekatan fibrinosa, yang
menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga
membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi
menghilang, tetapi dapat menetap sebagai pita-pita fibrosa, yang
kelak dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus.
Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan
peritoneum atau bila infeksi menyebar akan menyebabkan
timbulnya peritonitis generalisata. Dengan timbulnya peritonitis
gerenalisata, aktivitas peristaltic berkurang sampai timbul ileus
paralitik; usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan
elektrolit hilang kedalam lumen usus, menyebabkan terjadinya
dehidrasi, gangguan sirkulasi, oliguria, dan mungkin syok.
Gambaran klinis Gejala dan tanda yang terjadi bervariasi
bergantung pada luas peritonitis, beratnya peritonitis, dan jenis
organism penyebab. Gejala yang terjadi biasanya adalah demam,
Gastroenterohepatologi Page 39
leukositosis, nyeri abdomen (biasanya terus-menerus), muntah; dan
abdomen yang tegang, kaku, nyeri tekan lepas, dan tanpa bunyi.
Lokasi nyeri dan nyeri tekan bergantung pada sebab yang
mendasari dan apakah proses radanganya bersifat local atau umum.
Pada peritonitis local seperti yang dijumpai pada apendisitis
tampak komplikasi atau diventrikulitis, kelainan fisisnya hanya
ditemukan pada daerah yang mengalami peradangan. Pada radang
peritoneum yang menyebar, terdapat peritonitis umum dengan
nyeri tekan pada seluruh dinding abdomen dan nyeri pantul
(rebound).
Fotopolos abdomen menunjukkan dilatasi usus halus dan
usus besar dengan dinding usus halus yang membengkak seperti
yang dibuktikanolehjarakantaraikalusushalus yang berdekatan yang
terisi udara.
Pengobatan Pemberian antibiotic yang sesuai, dekompresi
saluran gastrointestinal dengan penyedotan intestinal atau
nasogastric, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang secara
intravena, tirah baring dalam posisi Fowler, pembuangan focus
septic atau penyebab inflamasi lainnya (bila mungkin), dan
tindakan untuk menghilangkan nyeri.
aAppendistis akut
Etiologi Penyakit ini mengenai semua umur baik laki laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki laki berusia
antara 10 sampai 30 tahun.
Patofisiologi Appendicitis biasanya disebabkan oleh
penyumbatan lumen appendicitis oleh hyperplasia folikel limfoid,
fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya, atau neoplasma.
Gastroenterohepatologi Page 40
Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukosa tersebut
makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai
keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukusa. Pada saai inilah terjadi appendicitis akut focal
yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema
bertambah , dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang
tibul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut
dengan appendicitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infrak
dinding appendis diikuti dengan ganggren. Stadium ini disebut
dengan appendicitis ganggrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu
pecah, akan terjadi appendicitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan
usus yang berdekatan akan bergerak kearah appendiks hingga
timbul suatu massa local yang disebut infiltrate appendicularis.
Peradangan appendis tersebut dapat terjadi abses atau menghilang.
Pada anak anak, karena omentum lebih pendek dan
appendiks lebih panjang, dinding appendiks lebih tipis . keadaan
tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi . sedangkan pada orang tua
perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh
darah.
Gastroenterohepatologi Page 41
Manifestasi klinik Keluhan appendicitis biasanya bermula
dan nyeri di daerah umbicalis atau periumbicalis yang
berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih
ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila
berjalan dan batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan
demam yang tidak terlalu tinggi . biasanya juga terdapat konstipasi
tetapi kadang kadang terjadi mual , mundah dan diare.
Pada permulaan timbuknya penyakit belum ada keluhan
abdomen menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen
kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan
seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal .
Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu
menentukan lokasi nyeri . Nyeri lepas dan spasme biasanya juga
muncul.bila tanda rovsing, psoas, dan obturator positif, akan
semakin menyakinkan diagnosis klinik appendicitis.
Pemeriksaan penunjang Akan terjadi leukositosis ringan
(10.000-20.000/ml) dengan peningkatan jumlah neutrofil.
Peemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakan
dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.
Pada kasus akut tidak diperbolehkan melakukan bariunm
enema, sedangkan pada kasus appenditis kronik rindakan ini
dibenarkan. Pemeriksaan USG dilakukan bila terjadi infiltrate
appendikularis.
Penatalaksanaan
1Sebelum operasi
2Observasi
Gastroenterohepatologi Page 42
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala dan
appendicitis sering kali masih belum jelas. Dalam keadaan ini
observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah
baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai
adanya appendicitis ataupun bentuk peritonitis lainnya.
Pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan darah (leukosit dan hitung
jenis) diulang secara periodic.
aAntibiotic
bOperasi apendiktomi
cPasca operasi
Perlu dilakukan observasi tanda tanda vital untuk mengetahui
terjadinya perdarah di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan
pernapasan. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar,
sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicgah. Baringkan pasien
dalam posisis fowler. Pasien dikataka baik bila dalam 12 jam tidak
terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan
operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis umum,
puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.
Kemudian diberikan minum mulai 15 ml/jam selama 4-5 jam lalu
naikkan 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring,
dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
Suatu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua, pasien dapat
berdiri dan duduk di luar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat
diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
1Penatalaksanaan gawat darurat non operasi
Gastroenterohepatologi Page 43
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti
dalam peritonitis akut. Dengan demikian, gejala appendicitis akut
akan mereda, dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan
berkurang.
aTifus abdominalis
Etiologi; Kuman berasal dari Salmonella thypi. Batang
gram negative. Termasuk dalam family Enterobacteriaceae
Patofisiologis Salmonella thypi masuk ke dalam saluran
pencernaan melali makanan atau minuman yang tercemar.
Sebagian kuman akan mati akibat barrier asam lambung, tapi
sebagian lagi akan lolos ke dalam usus. Sesampainya di usus,
bakteri akan menembus masuk ke dinding usus halus melalui
kelenjar yang disebut plaque peyeri dan menimbulkan peradangan
disana. Bakteri ini kemudian berkembang biak dalam makrofag
plaque peyeri tersebut. Lama kelamaan plaque peyeri yang
membesar akan menekan dinding usus sehingga terjadi nekrosis
dan akhirnya pecah. Akibatnya kuman akan tersebar melalui darah
ke seluruh organ tubuh.
Gejala dan Tanda klinis Gejala biasanya diawali dengan rasa
tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga
mimisan. Kenaikan suhu bisa mencapai 40oC. sebah tanda khas
demam tifoid yang disebut “bintik merah muda” bisa terlihat,
khususnya pada bagian perut (abdomen). Pada pemeriksaan fisik
dapat ditemukan :
-壱Bradikardi
-弐Perkusi abdomen: Timpani
-参Palpasi abdomen: nyeri tekan khususnya fossa ilika
Gastroenterohepatologi Page 44
Pemeriksaan Laboratorium Pembiakan kuman dari darah
penderita. Pembiakan akan positif selama minggu pertama
penyakit, yaitu pada saat terjadinya bakteremi.
Tes serologi widal adalah percobaan terhadap antibody, berupa
aglutinasi antigen-antibodi. Perhitungan lekosit merupakan cara
penting bagi diagnosis penyakit thypus, yaitu akan ditemukan
lekopeni yang terutama disebabkan menurunnya jumlah sel
polinukleus dan sering menghilangnya sel eosinofil. Pada minggu
ke-3, kemih dapat mengandung thypus.
Pemeriksaan radiologi Jika terjadi perforasi usus maka
terlihat air flid level pada subdiaphragma kanan. Komplikasi yang
mungkin terjadi : Perforasi saluran cerna, Abses pada berbagai
organ, Perdarahan, Peritonitis
1Sebutkan pencegahan preventif yang dapat diberikan pada masyarakat?
Pengawasan kontinu dan laporan seksama bagi semua Salmonella
memperbaiki kesadaran akan strain baru, sumber umum, resistensi
antibiotika, dan keadaan pembawa kuman. Karena banyaknya serotipe
spesifik, maka kadang-kadang pengawasan dan penentuan serotipe
membangkitkan perhatian pada banyaknya kejadian serotipe yang
relatif jarang dan berasa dari satu sumber. Proses pemasakan daging
dan produk telur yang adekuat dan pengawasan yang seksama bagi
produk unggas serta orang-orang yang menangani makanan hanya
berhasil sedang dalam mengontrol salmonelosis. Mungkin yang
terpenting, di samping pengawasan makanan adalah hygiene
perseorangan, termasuk pencucian tangan. Pembawa kuman
sementara atau permanen harus diingatkan pelaksanaan tindakan
pencegahan ini, dan sedapatnmungkin menghindari pekerjaan
mengolah makanan. Mengurangi waktu makanan dibiarkan berada
Gastroenterohepatologi Page 45
dalam suhu kamar (misalnya antara memasak dan pendinginan) akan
mengurangi kesempatan pertumbuhan bakteri sampai inokula yang
menular.
Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kepentingan
kerbersihan lingkungan bagi kesehatan pencernaan mereka termasuk
hal yang penting yang dapat kita berikan dalam melakukan
pencegahan.
Anamnesis kebidanan yang teliti bagi penyakit diare pada saat
wanita datang untu melahirkan seharusnya dilakukan, serta ibu dan
bayi yang terlibat harus diisolasi sampai biakan membuktikan tidak
membawa Salmonella. Akhirnya, karena peningkatan resistensi
terhadap antibiotika, maka harus dihindarkan pemakaian
sembarangan agen antimikroba "profilaktik" atau yang tidak
diperlukan.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi. Imunasasi
dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi
Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini, pencegahan
terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi
bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid).
Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
ALearning Objective
BAnatomi, histologi, fisiologi sistem gastroenterohepatologi.
-壱Anatomi
Gastroenterohepatologi Page 46
1 Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
1Pharynx
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan
nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.Keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
Gastroenterohepatologi Page 47
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium.Tekak terdiri dari; Bagian superior
=bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi
dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media
disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan
laring
1 Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan
proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
Ø壱bagian superior (sebagian besar adalahotot rangka)
Ø弐bagian tengah (campuran otot rangka danotot halus)
Ø参serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
1 Lambung (Gaster)
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Ø Kardia.
Ø Fundus.
Ø Antrum.
Gastroenterohepatologi Page 48
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
·Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
·Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
·Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
1 Usus halus (Intestinum tenue)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian darisaluran pencernaan yang
terletak di antara lambungdan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas
jari (duodenum), usus kosong (jejunum), danusus penyerapan (ileum).
Gastroenterohepatologi Page 49
- Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalahbagian dari usus
halus yang terletak setelahlambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir diligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organretroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Namaduodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
- Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dariusus halus, di antara usus dua belas
jari(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Padamanusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet danplak Peyeri.
Gastroenterohepatologi Page 50
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti "kosong".
壱Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum danjejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
1 Usus Besar (Intestinum Crasum)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
·Kolon asendens (kanan)
·Kolon transversum
·Kolon desendens (kiri)
·Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besarberfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-
zat gizi.
Gastroenterohepatologi Page 51
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Usus Buntu (Caecum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin:caecus, "buta") dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya
digantikan oleh umbai cacing.
8. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa
Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu
tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari
2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung
umbai cacing bisa berbeda - bisa diretrocaecal atau di pinggang (pelvis)
yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial
(sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi
dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagaiappendektomi.
Gastroenterohepatologi Page 52
9. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
sarafyang menimbulkan keinginan untuk melakukandefekasi. Jika defekasi
tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter. Fesesdibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
10. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapahormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
·Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
·Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Gastroenterohepatologi Page 53
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
11. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalammetabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesisprotein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunaniuntuk
hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah
ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi
umum.
12. Kandung empedu
Gastroenterohepatologi Page 54
Kandung empedu (Bahasa Inggris:gallbladder)
adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50
ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Padamanusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
denganhati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
-壱Histologi
Saluran pencernaan mempunyai 4 lapisan fungsional, yaitu :
Mukosa.
Mukosa secara histologik terbagi menjadi 3 lapisan : lapisan epitel,
penyokong lamina propria dan lapisan tipis oto polos, muskularis mukosa
yang menghasilkan gerakan setempat dan pelipatan mukosa.
Submukosa
Lapisan jaringan kolagen longgar ini menyokong mukosa dan
mengandung pembuluh darah lebih besar, pembuluh limfe dan saraf.
Muskularis propria.
Dinding ototnya terdiri atas otot polos yang biasanya tersebar sebagai
lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Kerja kedua lapisan,
pada sudut yang teoat satu dengan lainnya, merupakan dasar kontraksi
peristaltic.
Adventisia
Lapisan luar jaringan penyokong longgar ini menyalurkan pembuluh
utama dan saraf; pada orang gemuk ia mengandung banyak jaringan
Gastroenterohepatologi Page 55
lemak. Karena usus terletak dalam rongga abdomen, adventisia dianggap
sebagai serosa dan dilapisi epitel selapis gepeng. Lapisan adventisia
menyatu dengan jaringan retroperitoneal.
1Rongga Mulut
·Rongga Mulut
Dalam rongga mulut daerah ini dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan
dalam atau labial bibir.
·Bibir
Bibir dilapisi oleh kulit yang sangat tipis yang ditutupi oleh epitel
berlapis gepeng bertanduk. Pembuluh darah terletak dekat dengan
permukaan bibir sehingga bibir berwarna merah. Permukaan luar
bibir mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar
keringat. Bibir juga mengandung otot rangka yang disebut
Musculus orbikularis oris. Di sebelah dalam batas bebas bibir
lapisan luar beruba menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk yang lebih tebal. Di bawah epitel mulut terdapat kelenjar
lanialis penghasil mucus
Bibir terdiri atas:
Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:
Epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks
berkeratin, dibawahnya terdapat dermis.
Dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, m. Erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.
·Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir
·Pars Mukosa, dilapisi:
Epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia
(jaringan ikat padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya
submukosa, terdapat kelenjar labialis (sekretnya membasahi
mukosa mulut).
Gastroenterohepatologi Page 56
·Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.
·Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:
Epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.
Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir
atas dan bawah)
- Lidah
Lidah adalah organ berotor di rongga mulut. Bagian tengah lidah
terdiri atas jaringan ikat dan berkas serat otoo rangka. Penyebaran dan
orientasi masing-masing serat otot rangka lidah yang acak
memungkinkan lidah bergerak bebas selama mengunyah, menelan dan
berbicara. Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel
squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi
pada jaringan ikat lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus).
Terdiri papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata.
Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian
bertanduk.
bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh
darah dan saraf.
1Esophagus
Panjang ±10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang
trakea, sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma
masuk rongga abdomen. Terdiri atas:
·Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa.
·Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
kelenjar esophageal propia.
·Tunika Muskularis
Gastroenterohepatologi Page 57
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat.
Pada ? bagian atas esophagus terdiri otot rangka, ? bagian tengah
terdiri otot polos dan otot rangka, ? bagian bawah dibentuk otot
polos.
·Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia
merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan
serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah
1Gaster
Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis
dan sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk
epitel, lamina propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat
rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat sementara dan
menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri
dari:
Sel neck : menghasilkan secret mukosa asam kaya
glikosaminoglikan
Sel parietal : menghasilkan HCl
Sel chief :mengahasilkan pepsin
Sel argentaffin : menghasilkan intrinsic factor castle untuk
pembentukan darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
pleksus meissner
Tunika muskularis
Gastroenterohepatologi Page 58
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan
otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal
tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1Usus halus
Panjang ±5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan
mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales
merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah
lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan
juluran sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth
(penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu
dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin
(penghasil hormone-gastric inhibitory peptide, sekretin dan
kolesistokinin / pankreozimin-).
壱Duodenum
Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri
utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat).
Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel
limfosit)
Tunika Muskularis
Gastroenterohepatologi Page 59
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa
simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
壱Jejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak
ada kelenjar duodenal brunner.
1Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan
dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia
terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih
pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat
banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
1Usus Besar (Kolon)
Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid;
rectum serta anus.
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih
banyak dibanding usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis
maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal
lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus limpatikus. Tidak terdapat
sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah lamina terdapat
muskularis mukosa
Tunika Submukosa
Gastroenterohepatologi Page 60
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel
lemak dan saraf pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian
luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga
untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
Tunika Serosa/Adventisia
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks,
yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan
sigmoid melekat ke dinding tubuh melalui mesenterium, sehingga
tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini. Sedangkan
adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena
ketaknya peritoneal.
1Rectum
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan
mikrovili, tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili
intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn,
sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina terdapat
muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak
dan saraf pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian
luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga
untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
Adventisia
Gastroenterohepatologi Page 61
Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya
ditutupi serosa.
1Anus
Tunika Mukosa
Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada
terdapat muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak
mengandung pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan
glandula sirkum analis.
Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos,
perubahan otot sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu
diluarnya m. levator ani. Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot
longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya
dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Terdiri jaringan ikat longgar.
-壱Fisiologi
Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit,
dan zat makanan, yang terus-menerus. Untuk mencapai hal ini,
dibutuhkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi
getah pencernaan dan pencernaan makanan, absorpsi air berbagai
elekteolit dan hasil pencernaan, sirkulasi darah melalui organ-organ
gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorpsi, serta
pengaturan semua fungsi ini oleh sistem lokal, saraf, dan hormon.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran
pencernaan, waktu yang diperlukan makanan pada masing-masing
Gastroenterohepatologi Page 62
bagian saluran bersifat sangat penting. Selain itu, pencampuran yang
tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk
pencampuran darinpendorongan sangat berbeda pada tiap tingkat
proses, berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf ototmatis
akamn mengontrol waktu darimtoap aspek proses ini sehingga
pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal, tidak
terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.
Adanya bokus makanan di dalam mulut pada awalnya
menimbulkan penghambat refleks otot untuk mengunyah,
menyebabkan rahang bawah turun ke bawah. Penurunan ini kemudian
menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang bawah yang
menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis
mengangkat rahang bawah yang mejimbulkan pengatupan gigi, tetapi
juga menekan bolus melawan dindig mulut menyebabkan rahang
bawah turun dan kembali rebound, dan ini terjadi berulang-ulang.
Esofagus merupakan suatu organ silindris berongga yang
terbentang dari hipofaring hingga kardia lamhung, fungsinya adalah
untuk menghantarkan bahan yang dimakan. Sfingter mengatur
makanan yang bertahan dalam esofagus. Sfingter esofagus bagian atas
dibentuk oleh otot krikofaringeus, secara normal berada dalam
keadaan kontraksi kecuali pada saat menelan. Sfingter esofagus bagian
bawah bertindak sebagai sawar terhadap refluks isi lambung. Dinding
esofagus terdiri atas lapisan mukosa, submukpsa, muskularis, dan
serosa. Kadar keasaman(pH) esofagus adalah agak basa, dan kurang
dapat. Menoleransi kandungan asam lambung.
Deglutinasi atau menelan merupakan suatu aksi fisiologis
kompleks ketika makanan atau cairan berjalan dari kukut ke lambung
dan terjadi dalam tiga fase. Yang pertama disebut fase oral, yaitu bolus
didorong ke belakang oleh gerakan voluntar lidah. Pada fase faringeal,
bolus bergerak melewati epiglotis ke faring bagian bawah berlanjut ke
esofagus. Pada fase esofagus akhir, gelombang peristaltik primer yang
Gastroenterohepatologi Page 63
dimulai dari faring terus berjalan sepajjang eaofagus, mendorong bolus
menuju sfingter esofagus bagian distal. Adanya bolus merelaksasikan
otot sfingter distal ini sejenak sehingga memungkinkan bolus masuk
ke dalam lambung.
Lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum pilorikum atau
pilorus. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
ke dalam esofagus. Sfingter pilorus terminal berelaksasi dan
berkontraksi untuk mengalirkan makanan ke duodenum dan mencegah
terjadinya aliran balik isi usus ke dalam lambung.
Fungsi motorik lambung adalah penyimpanan, pencampuran, dan
pengosongan makanan semi cair yang tercerna sebagian dicampur
dwngan sekret lambung. Substansi ini disebut sebagai kimus.
Kelenjar kardia yang berada dekat orifisium kardia lambung
menyekresi mukus. Kelenjar gastrik yang terletak di fundus dan
korpus lambung memiliki tiga tipe sel: sel parietal menyekresi HCl
dan faktor intrinsik (penting untuk absorpsi vitamin B12 di dalam usus
halus), sel chief menyekresi pepsinogen yang teraktivasi menjadi
pepsin dalam lingkungan pH asam, dan selnmukus (leher) yang
menyekresi mukus. Sel G yang terletak di daerah pilorus lambubg
mwnyekresi hormon gastrin.
Sekresi lambung terbagi menjadi tiga fase. Yang pertama adalah
fase sefalik, yaitu ketika kelenjar lambung terangsang oleh
penglihatan, bau, pikiran, atau rasa makanan dan merupakan 10% dari
sekresi asam lambung. Yang kedua adalah fase hormonal atau gastrik,
merupakan 67% dari sekresi asam lambung. Apabila makanan
memasuki lambung, pH basa dan peregangan lambung merangsang
saraf vagus secara kimiawi maupun mekanis. Impuls vagus
merangsang sel parietal dan sel G untuk melepaskan gastrin,
menyebabkan sekresi HCl dan pepsinogen. Yang terakhir adalah fase
Gastroenterohepatologi Page 64
intestinal yang dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum
dan sangat dipengaruhi oleh hormon.
Usus halus merupakan usus berbentuk tabung yang kompleks,
berlipat-lipat, membentang dari pilorus hingga katup ileosekal, dan
dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Dua fungsi utamanya
adalah pencernaan serta absorpsi zat gizi dan air yang terdapat dalam
makanan yang masuk dalam tubuh.
Vili dan mikrovili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti
jari-jari yang terdapat di seluruh usus halus. Struktur ini
meningkatkanermukaan absorpsi usus halus sebesar 1000 kali lipat.
Setiap vilus terdiri atas saluran limfe sentral yang disebut sebagai
lakteal dan dikelilingi oleh kapiler darah. Makanan yang telah dimakan
akan masuk ke dalam lakteal dan kapiler vilus.
Enzim terletak pada brush border dan menyelesaikan proses
pencernaan saat proses absorpsi berlangsung. Di sekeliling vilus
terdapat beberapa sumur kecil yang disebut sebagai kripte Lieberkhün.
Kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan sekret
mengandung enzim pencernaan.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat yang dimakan
dengan sekret pankreas, hepatobilier, dan sekresi usus, sedangkan
pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung
lain dengan kecepatan yang sesuai untuk terjadinya absorpsi yang
optimal dan asupan isi lambung secara kontinu.
Absorpsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein (gula sederhana, asam lemak, dan asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan
oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorpsi air, elektrolit, dan
vitamin. Absorpsi berbagai zat berlangsung melalui mekanisme
transpor aktif dan pasif.
Absorpsi gula, asam aminp, dan lemak hampir selesai pada saat
kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian
Gastroenterohepatologi Page 65
besar diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum. Absorpsi kalsium
memerlukan vitamin D. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K)
diabsorpsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam empedu.
Sebagian besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus
bagian atas. Absorpsi vitamin B12 berlangsung dalam ileum terminalis
melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan faktor
intrinsik lambung.
Sebagian besar asam empedu yang dikeluarkan oleh kandung
empedu ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan lemak, akan
direabsorpsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus
ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat
penting dalam mempertahankan cadangan empedu untuk pencernaan
lemak.
Usus besar atau kolon bebentuk saluran muskular berongga yang
membentang dari sekum hingga kanalis ani dan dibagi menjadi sekum,
kolon (asendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rektum.
Katup ileosekal mengontrok masuknya kimus ke dalam kolon,
sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengontrol keluarnya
feses dari kanalis ani.
Usus besar memiliki berbagai fungsi, yang terpenting adalah
absorpsi air dan elektrolit. Absorpsi ini sudah hampir selesai dalam
kolon dekstra. Kolon sigmoid merupakan reservoir massa feses yang
terdehidrasi sampai terjadinya defekasi. Kapasitas absorpsi kolon
adalah sekitar 1500 sampai 2000 ml. Bila jumlah ini dilampaui akibat
pengiriman air yang berlebihan dari ileum, akan terjadi diare.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama disebabkan
oleh bakteri dan bukan oleh kerja enzim. Bakteri dalam usus besar
menyintesis vitamin K dan beberapa vitamin B. Selain itu juga terjadi
fermentasi bakteri beberapa karbohidrat dalam kolon. Sekitar 1000 ml
flatus (kebanyakan dari udara yang tertelan) dikeluarkan setiap hari.
Gastroenterohepatologi Page 66
Ciri khas gerakan usus besar adalah pengadukan haustral. Gerakan
meremas yang tidak progresif ini menyebabkan isi usus bergerak
bolak-balik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya absorpsi.
Peristalsis mendorong feses ke dalam rektum dan menyebabkan
peregangan dinding rektum dan aktivasi refleks defekasi.
1Innervasi serta lapisan dinding abdomen.
Abdomen adalah bagian truncus yang terletak antara thorax dan
pelvis. Persarafan abdomen meliputi dinding dan organ – organ
abdomen.
PERSARAFAN DINDING ABDOMEN
- Dinding atas abdomen dibentuk oleh diaphragma yang dipersarafi
oleh n.phrenicus.
- Dinding bawah dibentuk oleh fossa iliaca dan iliopsoas yang
dipersarafi oleh cabang plexus lumbalis.
- Dinding belakang abdomen dibentuk oleh columna vertebralis pars
lumbalis sampai promontorium, dan m.quadratus lumborum yang
dipersarafi oleh n.spinalis TH12 dan L1.2.
- Dinding ventro – lateral abdomen dibentuk oleh cutis, subcutis,
lapisan otot-otot dengan fascianya, jaringan extra peritonial dan
peritoneum.
Cutis dan subcutis dipersarafi oleh nn.spinales TH6 – TH12 dan
n.iliohypogastricus.
* Otot – otot ? m.obliquus abdominis ext dipersarafi oleh nn.TH6
– 12, N.iliohypogastricus dan ilioinguinalis.
? m.obliquus abdominis internus persarafannya
sama.
Gastroenterohepatologi Page 67
? m.transversus abdominis dipersarafi oleh
Nn.spinales TH7 – 12.
? m.rectus abdominis persarafannya sama.
? m.pyramidalis oleh n.spinalis TH12.
PERSARAFAN ORGAN – ORGAN ABDOMEN
- Organ – organ dalam abdomen dipersarafi oleh cabang-cabang
plexus otonom.
- Plexus – plexus otonom dalam abdomen :
* PLEXUS COELIACUS
Plexus otonom terbesar dalam abdomen yang terletak disekitar
origo a.coeliaca setinggi vertebra L1.
KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari :
* Sepasang ganglion coeliacum ( ganglion simpatis prevertebral )
yang terletak kanan – kiri dari a.coeliaca.
* Serat – serat simpatis preganglionar cabang – cabang
Nn.splanchnici ( major, minor, minimus )
* Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion coeliacum.
* Serat – serat parasimpatis preganglionar, cabang n.vagus.
* PLEXUS MESENTERICUS SUPERIOR
Ini adalah lanjutan ke bawah dari plexus coeliacus yang terletak
sekitar origo A.mesenterica superior.
KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari :
Gastroenterohepatologi Page 68
* Ganglion mesenterica superior yang terletak dekat origo
A.mesenterica superior.
* Serat – serat simpatis preganglionar cabang n.splanchnicus
major dan minimus.
* Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion
mesenterica superior.
KOMPONEN PARA SIMPATIS terdiri dari :
* Serat – serat parasimpatis preganglionar cabang n.vagus.
* PLEXUS MESENTERICUS INFERIOR
Ini terletak di sekitar origo a.mesenterica inferior.
KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari :
* Cabang – cabang plexus aorticus abdominalis.
* Ada ganglion mesentericus inferior.
* Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion
mesentericus inferior.
KOMPONEN PARASIMPATIS terdiri dari :
* Serat – serat parasimpatis preganglionar dari sistim
parasimpatis pars sacralis yang menuju ke plexus mesentericus inferior
melalui plexus pelvicus dan plexus hypogastricus.
* PLEXUS AORTICUS ABDOMINALIS
Ini adalah lanjutan ke bawah dari plexus aorticus thoralis. Di
regio abdominus ditambah dengan cabang – cabang dari : plexus
coeliacus, plexus aortico renalis, ganglia- ganglia para vertebralis
Gastroenterohepatologi Page 69
lumbalis dan cabang – cabangnya ke arah kaudal melanjutkan diri
menuju plexus hypogastricus dan plexus iliaca communis.
CABANG – CABANG PLEXUS COELIACUS
* Plexus phrenicus ? ke diaphragma dan memberi cabang ke
glandula suprarenalii melalui a.phrenica
inferior.
* Plexus hepaticus lewat a.hepatica ? memberi cabang plexus
gastricus inferior lewat a.gastroduodenalis.
* Plexus lienalis lewat a.lienalis ? memberi cabang untuk pancreas.
* Plexus hepaticus lewat a.hepatica ? memberi cabang – cabang yang
mengikuti cabang – cabang a.hepatica.
* Plexus renalis yang dibentuk oleh serat – serat dari ganglion aortico
renalis yang serat – serat preganglionarnya dari n.splanchnicus major ?
membentuk plexus renalis.
CABANG – CABANG PLEXUS MESENTERICUS SUPERIOR
* Cabang – cabangnya mengikuti cabang – cabang a.mesenterica
superior ke alat – alat akhir.
CABANG –CABANG PLEXUS MESENTERICUS INFERIOR
* Cabang – cabangnya mengikuti cabag – cabang a.mesenterica
inferior menuju ke alat –alat akhir.
Secara umum bisa dijelaskan sebagai berikut :
* Organ – organ abdomen dapat persarafan dari cabang – cabang :
- Plexus coeliacus mengikuti cabang – cabang a.coeliaca.
Gastroenterohepatologi Page 70
- Plexus mesentericus superior mengikuti cabang – cabang
a.mesenterica superior.
- Plexus mesentericus inferior, mengikuti cabang – cabang
a.mesenterica inferior.
- Plexus aorticus abdominalis mengikuti cabang – cabang aorta
abdominalis.
Perkecualian :
* Semua organ – organ abdomen dipelihara oleh serat – serat simpatis
postganglionar, kecuali medulla suprarenalis.
* Batas daerah persarafan sistim parasimpatis pars cranialis dan pars
sacralis terletak pada flexus colli sinistra.
1Patofisiologi nyeri serta dampak yang dapat ditimbulkan.
Nyeri terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur nyeri substansi P dan
jalur analgesik. Jalur nyeri Substansi P terbentuk dari serabut kecil
bermielin yang diameter 2-5 µm, sistem ini menghantarkan dengan
kecepatan 12-30 m/detik. ketika di aktifkan oleh rangsangan yang
mengganggu , jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P, yang
mengaktifkan jalur-jalur nyeri asendens yang memberi masukan
kepada medulla spinalis dan dilanjutkan ke thalamus untuk persepsi
nyeri dan korteks somatic untuk lokalisasi hal ini menghantarkan nyeri
ringan cepat. Sedangkan jalur analgesic terbentuk dari serabut tidak
bermielin dengan diameter 0,4-1,2 µm dan kecepatan 0,5-2 m/detik.
Ketika di aktifkan oleh rangsangan yang mengganggu, jalur nyeri
afferent mengeluarkan substansi P akan tetapi transmisi impuks ke
otak di hambat oleh reseptor opiate yang dikeluarkan dari jalur
analgesic, sehingga terhantar nyeri hebat lambat.
1Tipe nyeri abdomen serta lokalisasinya.
Gastroenterohepatologi Page 71
Tipe - tipe nyeri :
aNyeri visceral
Nyeri yang berasal dari struktur-struktur visceral yang tidak
terlokalisasi dengan baik, menimbulkan rasa tidak menyenangkan,
dan berkaitan dengan mual dan gejala-gejala otonom. Nyeri ini
menyebar ke daerah lain.
Mekanisme aferen visceral berperan penting dalam penyesuaian
homeostatic. Reseptor nyeri dan modalitas sensorik lain yang terdapat
di visceral serupa dengan yang terdapat di kulit, tetapi terdapat
perpedaan dalam distribusi. Serat-serat aferen dari struktur alat dalam
mencapai sistem saraf pusat melalui jalur simpatis dan parasimpatis.
Juga terdapat serat-serat aferen visceral dari mata di saraf trigeminus.
Pada susunan saraf pusat, sensasi visceral berjalan di sepanjang jalur
yang sama dengan sensasi somatic di traktus spinotalamikus dan
radiasi thalamus, dan daerah korteks penerima untuk sensasi visceral
bercampur dengan daerah korteks penerima sensasi somatic.
aNyeri somatik
Jaras parietal untuk mperjalanan nyeri abdomen dan torakal. Nyeri
dari visera seringkali secara bersamaan dilokalisasi di dua daerah
eprmukaan tubuh karena nyeri dijalarkan melalui jaras alih vieral dan
jaras langsung parietal. Impuls nyeri yang berasal appendiks akan
melewati serabut-serabut nyeri visceral saraf simpatis dan selanjutnya
akan masuk ke medulla spinalis kira-kira setinggi T-10 atau T11; nyeri
ini dialihkan ke daerah sekeliling umbilicus dan merupakan tipe pegal
serta kram. Sebaliknya, impuls nyeri seringkali juga dimulai di
peritoneum parietal tempat apendks yang meradang menyentuh atau
melekat pada dinding abdomen.hal ini mnyebabkan nyeri tajam di
sekitar peritoneum yang teriritasi di kuadram kanan bawah abdomen.
Gastroenterohepatologi Page 72
aNyeri Alih
Nyeri alih merupakan nyeri yang jauh dari sumber lesinya dan hasil
dari konvergensi dari serabut saraf di saraf tulang belakang. Contoh
yang paling umum adalah nyeri pada scapula karena kolik bilier, nyeri
perut karena kolik ginjal dan nyeri bahu karena darah atau infeksi
pada diagfragma.
1Langkah-langkah diagnosis pada pasien nyeri akut abdomen.
ANAMNESIS
aKeluhan utama
-壱Onset nyeri (sudah berapa lama nyerinya)
-弐Kapan nyerinya timbul ? Apakah timbulnya terus-menerus, bertahan
atau tiba-tiba ?
-参Nyeri seperti apa ? berdenyut, tajam, rasa terbakar, dan lain-lain ?
-四Apakah nyerinya bersifat berkurang dalam suatu waktu ?
-伍Dimana letak nyerinya ? apakah menjalar ? apakah menjalar sampai
punggung ?
-六Apakah faktor yang memperberat rasa nyeri (gerakan, postur, atau
makanan ?
-七Adakah gejala penyerta (muntah, diare, mual-mual) ? apakah ada
perdarahan ?
-八Adakah perubahan terhadap kebiasaan buang air besar maupun kecil ?
atau adakah gejala gangguan pencernaan atau bahkan penurunan berat
badan ?
Gastroenterohepatologi Page 73
aRiwayat penyakit masa lalu
-壱Apakah pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya ?
-弐Adakah penyakit lain yang pernah diderita (demam tifoid, dispepsia,
dsb)
aRiwayat pengobatan sebelumnya
-壱Apakah pernah berobat kedokter sebelumnya ?
-弐Pernah minum obat sebelumnya ? obat seperti apa yang diminum ?
-参Apakah setelah minum obat sakitnya hilang ?
-四Minum obatnya rajin atau tidak ?
aRiwayat psikososial
-壱Kebiasaan penderita dengan sakit yang dikeluhkan sekarang (makan
jajanan, sering telat makan, dsb)
aRiwayat keluarga
-壱Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita seperti ini dengan
keluhan yang sama ?
PEMERIKSAAN FISIK
aInspeksi
-壱Warna Kulit (ikterus, pucat, coklat atau kehitaman).
-弐Elastisitas kulit dan kekeringan (penurun pada orang tua dan pada
penderita dehidrasi), lembab pada asites.
-参Bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif).
Gastroenterohepatologi Page 74
-四Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau cekung. Simetrisitas;
hepatomegali, splenomegali, dsb).
-伍Pembesaran organ atau tumor, dilihat dari lokasinya dapat ditentukan
letak pembesaran organ dan tumor apa.
-六Pulsasi; Pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering
memberikan gambaran pulsasi didaerah epigastrium dan umbilical.
-七Pasien sering merubah posisi (adanya obstruktif usus).
-八Pasien sering menghindari gerakan (iritasi peritoneum)
-九Pasien sering melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju
mundur pada saat nyeri (pankreatitis parah).
aAuskultasi
-壱Mendengar suara gerakan peristaltik usus: diagfragma stetoskop
diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan keseluruh bagian
abdomen. Suara peristaltik usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan
udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/menit. Bila terdapat
obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit. Bila obstruksi
memberat, abdomen tampak besar, peristaktik makin meningkat seperti
dentingan keping uang logam. Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus
melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
-弐Mendengar suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase
sistolik dan diastolik atau kedua fase. Pada hipertensi portal, terdengar
adanya bising vena didaerah epigastrium.
aPalpasi
-壱Pasien diusahakan tenang dan santai dengan posisi berbaring.
Gastroenterohepatologi Page 75
-弐Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak
tangan. Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung
jari.
-参Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada
daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir
dalam hal menilai nyeri tekan sebaiknya melihat mimik pasien.
-四Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka
pasien diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer &
spasme sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien
menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah
spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan,
itu adalah spasme sejati.
-伍Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan,
dimanatangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan
tangan kanan di bagian depan dinding abdomen.
aPerkusi
-壱Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis
untuk mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada
perforasi usus, pekak hati akan menghilang.
-弐Cairan bebas dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga
abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan
dullness dibagian samping atau suaradullness dominant. Karena cairan itu bebas
dalam rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan
cairan ke sisi terendah.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
aPemeriksaan darah rutin
-Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi
perdarahan terus menerus.
Gastroenterohepatologi Page 76
-Demikian pula dengan pemeriksaan hematocrit: Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada
kemungkinan ruptura lienalis.
-Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya
trauma pankreas atau perforasi usus halus.
-Kenaikan ALT dan AST menunjukkan kemungkinan kelainan
pada hepar.
b) Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai
hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya
trauma pada saluran urogenital. Pemeriksaan ureum, kreatinin, kadar
glukosa urin, untuk menilai keadaan status cairan dan asam basa
pasien,fungsi ginjal dan asam basa pasien, fungsi ginjaldan metabolik,
serta pemeriksaan kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan
kehamilan.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
aFoto toraks
Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam
posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks
atau trauma pada thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara
bebas di bawah diafragma atau adanya gambaran usus dalam
rongga thoraks pada hernia diafragmatika.
aPlain abdomen foto tegak
Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga
peritoneum, udara bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus
alienum, perubahan gambaran usus.
aIVP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada
persangkaan trauma pada ginjal.
aPemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan
Gastroenterohepatologi Page 77
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum
dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan
retroperitoneum.
PEMERIKSAAN KHUSUS
aAbdominal paracentesis Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna
untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari
100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum
setelah dimasukkan 100--200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan
indikasi untuk laparotomi.
bPemeriksaan laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui
langsung sumber penyebabnya.
cBila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi.
dPemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang keluar dari
lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat
diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah
sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan
pengobatan bagi penderita dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pengobatan.
e
fEpidemiologi serta pencegahan yang dapat diberikan kepada masyarakat.
Pengawasan kontinu dan laporan seksama bagi semua Salmonella
memperbaiki kesadaran akan strain baru, sumber umum, resistensi
antibiotika, dan keadaan pembawa kuman. Karena banyaknya serotipe
spesifik, maka kadang-kadang pengawasan dan penentuan serotipe
membangkitkan perhatian pada banyaknya kejadian serotipe yang
relatif jarang dan berasa dari satu sumber. Proses pemasakan daging
dan produk telur yang adekuat dan pengawasan yang seksama bagi
produk unggas serta orang-orang yang menangani makanan hanya
Gastroenterohepatologi Page 78
berhasil sedang dalam mengontrol salmonelosis. Mungkin yang
terpenting, di samping pengawasan makanan adalah hygiene
perseorangan, termasuk pencucian tangan. Pembawa kuman
sementara atau permanen harus diingatkan pelaksanaan tindakan
pencegahan ini, dan sedapatnmungkin menghindari pekerjaan
mengolah makanan. Mengurangi waktu makanan dibiarkan berada
dalam suhu kamar (misalnya antara memasak dan pendinginan) akan
mengurangi kesempatan pertumbuhan bakteri sampai inokula yang
menular.
Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kepentingan
kerbersihan lingkungan bagi kesehatan pencernaan mereka termasuk
hal yang penting yang dapat kita berikan dalam melakukan
pencegahan.
Anamnesis kebidanan yang teliti bagi penyakit diare pada saat
wanita datang untu melahirkan seharusnya dilakukan, serta ibu dan
bayi yang terlibat harus diisolasi sampai biakan membuktikan tidak
membawa Salmonella. Akhirnya, karena peningkatan resistensi
terhadap antibiotika, maka harus dihindarkan pemakaian
sembarangan agen antimikroba "profilaktik" atau yang tidak
diperlukan.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi. Imunasasi
dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi
Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini, pencegahan
terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi
bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid).
Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
Gastroenterohepatologi Page 79
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A. Newman. 2010. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Eroschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi diFiore Dengan Korelasi
Fungsional Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton and Hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Hadi, Sujono.2002.Gastroenterohepatologi edisi 7.Bandung: PT. Alumni
Isselbacher, dkk. 2009. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison
Volume 4 Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manjoer, Arif, dkk. 2000. Kapitas Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2.
Jakarta: FK UI
Paulsen, Waschke. 2012. Sobotta edisi 23 jilid II . Jakarta : CV. EGC
Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Robbins, Stanley L, et al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins volume 1 edisi 7.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sudoyo Aru W. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta: Internal
Publishing
Sudoyo Aru W. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Internal
Publishing
William F, Ganoong. 1998. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gastroenterohepatologi Page 80
top related