novel janji langit
Post on 25-Oct-2015
98 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
A. Identitas Buku
Judul : JANJI LANGIT
Penulis : Aishworo AnG
Editor : Abu Firly Bassam Taqiy
Cover & Perwajahan Isi: KibarCreation
Cetakan : 1
Tebal Halaman : 333 hlm.
Ukuran Kertas : 14 x 21 cm², ISBN.
Tahun Terbit : 2010
Penerbit : HIKAM PUSTAKA, Perum Satria Nusantara No.12 Bantul, Jogjakarta.
B. Sinopsis
JANJI LANGIT
“ZARATHUSTRA, Musa, Isa, atau Muhammmad adalah orang-orang yang pikirannya
sudah tidak waras. Mereka itu orang jahat yang telah memasukkan manusia dalam penjara
gelap bernama agama.” “Ya, Tuhan memang ada. Tuhan ada dalam imajinasi liar orang-orang
sinting. Jika Tuhan ada dan membawa keselamatan, mengapa Tuhan tidak menyelamatkan
ibuku ketika diperkosa, dibunuh, kemudian dibuang ke sungai seperti sampah….” Itulah yang
dikatakan seorang pemuda yang seluruh tubuhnya dihiasi oleh tato sebut saja namanya Acet.
Sepenggal pernyataan yang membuat siapa saja yang mendengarkan akan naik darah, terlebih
bagi orang yang sangat kuat imannya. Namun tidak dengan Bejo tokoh utama dalam novel ini
yang juga menihilkan Tuhan. Karena kelakuan mereka yang kafir, mereka diberikan hukumam
oleh Tuhan. Mereka dikejar-kejar oleh rentenir hingga nyawa mereka hampir melayang. Disaat
seperti ini Tuhan memberiak mereka pertolongan untuk membuka hati mereka. Akan tetapi
hanya Bejo lah yang dibukakan hatinya. Setelah itu Bejo kembali ke kampung halamannya
untuk mencari Tuhan dan berjanji akan membawakan Tuhan kepada sahabatnya Acet. Setelah
kembali ke kampung halamannya ia memulai mencari Tuhan dengan cara masuk di UMY. Tanpa
bekal ilmu sedikitpun ia mengikuti tes, walaupun ia tidak bisa membaca Al quran ia diterima di
UMY. Setelah di UMY ia mulai mendapat sedikit ilmu tentang agam yang enuntunnya ke jalan
Allah. Di Muhammadiyah ia bertemu dengan gadis keturunan Jerman namanya Anisa Hinke.
Bejo sangat bersyukur mempunyai sahabat sebaik Hinke, disaat ia sedih dan dalam masalah
Hinke selalu mendukung dan membangkitkan semangatnya lagi. Hinke seperti menjadi guru
bagi Bejo yang akan menuntutnya kejalan mencari Tuhan. Disaat ia sudah mulai menemuka
Tuhan, cobaan datang menghampirinya. Hinke dikeluarkan dari kampus karena ia dituduh telah
mencuri HP-Salma dan memperlihatkan tubuh indahnya tanpa busana. Semua itu memang
fitnah karena Hinke adalah seorang muslimah sejati, jangankan untuk membuka busanya,
membuka jilbabnya saja ia tidak pernah berani. Semua itu fitnah dari sahabtnya karean
dibutakan cinta yaitu Salma. Setelah dikeluarkannya Hinke dari UMY, Bejo merasa tidak
bergairah lagi belajar karena dia sedih melihat wanita seperti Hinke yang memiliki kemampuan
yang tinggi harus putus kuliah. Kemuadian dengan hati yang berat demi, dia berani mengarang
cerita dengan menyebut dirinya sebagai pelaku semua itu. Setelah itu Hinke bisa menikmati
bangku kuliah lagi tapi Bejo harus keluar dari sana. Bejo merasa sedih karena harus
meninggalkan banyak kenangan indah di Muhammadiyah. Setalah merasa yakin ia kembali lagi
ke kota pahlawan itu untuk menepati janjinya. Tepatnya di jembatan Merah Bejo dan Acet
berjanji untuk bertemu lagi. Tapi setelah sampai disana dia tidak menemukan seorang pun
termasuk Acet hingga berhari-hari samapi persedian uangnya habis. Setelah keputus asaan
menemui jalannya ia pu kembali pulang. Namun tiba-tiba Acet muncul di depannya dengan
penampilan yang jauh berbeda dari yang dulu. Acet pun membawa Bejo kerumah barunya dan
di rumah itu Bejo memulai menunaikan janjinya, tapi ternyata Acet masih seperti dulu. Segala
sesuatu telah disampaikan Bejo untuk meyakinkannya, tapi hatinya sudah terlalu hitam untuk
menerima hidayah dari Tuhan. Pada akhirnya Acet menemukan Tuhan disaat peluru menembus
dadanya. Acet meninggal ditangan kekasih lamanya yaitu Elisa. Diakhir hayatnya Acet berkata
kalu dia telah menemukan tuhan yang di cari-cari oleh Bejo. Dan kesedihan yang mendalam
menjadi akhir cerita antara Acet, Bejo dan Elisa didalam menuai janji langit.
C. Unsur-unsur Intrinsik Novel
1. Tema : Perjalanan mencari Tuhan. (“aku mau mencari Tuhan.”…”pasti aku
akan kembali . Aku akan kembali membawa tuhan untukmu.”….hal 25)
- Menurut Moeliena (1990:921),Tema adalah pokok pikiran, dasar
cerita (dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar mengarang dan
mengubah sajak.
- Menurut Stanton (1965:4),Tema merupakan ide sentral atau pokok
dalam karya.
2. Penokohan : Menurut Panuti Sudjiman(1988:16), Tokoh merupakan individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita. Dan Stanto(1965:17),Yang dimaksud dengan
tokoh utama ialah tokoh yang aktif pada setiap peristiwa, sedangkan
tokoh utama dalam peristiwa tertentu .
a. Acet : - Kafir (“mereka mengarang adanya Tuhan…..hal 1-25)
- Kasar(“Dasar wanita keras kepala! Sudah kubilang gugurkan saja..hal 8)
b. Bejo : - Kasar (“ku sumpal mulutnya dank u cabut pisau dipinggangku….hal 11)
- Pentaubat (“ aku mau mencari Tuhan…hal 25-332)
- Pekerja Keras (“seperti hari sebelumnya,,.Nyaris tanpa istirahat 74)
- Baik hati (“Ah sudahlah, aku tidak minta apa-apa….80-332)
- Pemberani (“kita ke bukit Pitulang…. Hal 254-288)
c. Elisa : - Pencinta (“aku sangat mencintai Kak Acet. Inilah wujud
kecintaanku..329)
d. Hinke : - Baik hati (“apalah arti sebuah permata dibanding persahabatan.80-82)
- Motivator (“ lihat dirimu….dirimulah jawabanya..90-160)
- Muslimah (“tak mau bersentuhan dengan bukamuhrimnya..80-182)
e. Warsono : - Pekerja keras (“dia seorang pekerja keras…32-38)
- Taat beribadah (“penghormatannya tinggi pada sholat berjamaah..32)
-Penyabar (“cukup berapapun rupiah orang menghargainya…32)
f. Bu Bidan : Baik hati (“aku melihat ketulusan dalam persahabatan u..23-16)
g. Keluarga Bu Bidan : Baik Hati (“pintu rumah selalu terbuka untuk mu…302-311)
h. Fatima Mae : Motivator(“…kamu masih muda. Aku yakin kesempatan ini..37-38)
i. Wahyu : Perhatian(“bangun sahabatku mari mengerjakan shalat…64-65)
j. Bram : - Pendengki (“hay bajingan, jangan engkau dekat,,, 171-232)
- Sirik (“… Besok tanggal 17 Suro Malikat Kazdar akan datang…233)
k. Salma : jahat(“tega menzholimin sahat sendiri..232)
l. Penguji : Kejam (“ulangi!” perintahnya kejam…49)
m. Syaikh Muhyuddin : Berwibawa (“….seluruh yang ada ditubuhnya memancarkan
khariama luar biasa...106-108)
n. Syaikh Hasyim Asy’ari : Kejam (“Anak muda tak bergununa! Tak tahu malu
menanyakan masalah remeh begitu padanya…111)
o. Tukijo : Pemimpin yang baik (“Dia tak akan sudi makan sebelum anak buahnya
lebih dulu menyentuh hidangannya..134)
p. Aprilia Bekti : Pintar (“seorang gadis cantik yang berilian..134)
r. Anisa Rahmawati : Amanah (“…tak ada sedikitpun niat untuk menyelewengkan
uang organisasi…134)
s. Johan Pangestu : Cerdas (“…Dia amat peka terhadap masalah sosial, politik, dan
pemikiran kontenporer…135)
t. Yarudin : Fundamentalis (...Yarudin tumbuh menjadi pemuda yang
fundamentalis...160)
u. Suwahyudi : Pekerja keras (“…dia rela menempuh jarak tak kurang dari 90
kiloketer pulang pergi..135)
v. Nanang : Dingin hati (“..pemuda bermata dingin yang selalu antusias….135)
w. Yuliana : Cantik (“…senyum seindah bunga krisan, seanggun bunga anggrek..135)
x. Aiswhoro Ang : Sederhana (“…, tampilannya sederhan..137)
y. Hanuan Hadar : Pembual (“…Tujuh biadari cantik mendatangiku. Mereka adalah
putrid dari surge..239-240)
3. Alur/Plot : Menurut Morjorie Boulton( 1975 : 45),Plot adalah pengorganisasian
dalam novel atau penentu struktur novel. (Aminuddin, 1987:83),Plot
adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa,
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam
suatu cerita.
- Maju : “keluarlah cari makanan.” Ketika aku kembali,…12-332)
- Mundur : “jauh sekali aku melintasi lorong,,,aku membuka mata…105-113)
4. Latar/Setting : Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan
tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi. Menurut pendapat
Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar adalah latar
peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun
peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis
a. Waktu : - Pagi hari (“menjelang matahari merekah…33)
- Malam hari ( bagi Elisa mala mini mungkin….8)
- Siang hari (menjelang siang Acet….17)
- Senja (“matahari ahmpir tenggelam…menciptakan lautan jingga…208)
b. Tempat : - kamar bekas gudang.
- jalan raya
- rumah Bejo
- masjid
- kampus
- area parker
- kantin
- Bunder Rest Area
- Bukit Naga
- Gua Halimun
- rumah Bu Bidan
- Jembatan Merah
- rumah Acet
c. Suasana : - Tegang (“dalam ruangan ujian in, aku terperangkap ketakutan…40-59)
- Sedih (“air mataku yang hanya,,,,kupeluk jasad sahabatku…330-331)
- Bahagia (“ wulan kamu lihat sepasang camar yang bahagia…94-96)
- Pilu (“Bejo kita harus akhiri hubungan kita….97-101)
- Sunyi (“ diluar keadaan benar-benar sepi…11)
5. Sudut Pandang : Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang
dipaparkannya disebut sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan
point of view (Aminuddin, 1987:90). Lebih lanjut Atar Semi (1988:57-
58) menegaskan bahwa titik kisah merupakan posisi dan penempatan
pengarang dalam ceritanya. Ia membedakan titik kisah menjadi
empat jenis yang meliputi : (1) pengarang sebagai tokoh, (2)
pengarang sebagai tokoh sampingan, (3) pengarang sebagai orang
ketiga, (4) pengarang sebagai pemain dan narrator.
Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama (“mengapa kamu katakan begitu,
Cet?” tanyaku pelan…1-332). Dan orang pertama serba tahu (Acet
adalah seorang yatim piatu. Dia melalui masa kecilnya dengan sangat
mengerikan….2-331).
6. Gaya Bahasa : Dalam karya sastra, istilah gaya bahasa mengandung pengertian
cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu
menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya
intelektual dan emosi pembaca. Aminuddin (1991:72). Wiyanto
(dalam Komara, 2010) mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara
menyampaikan pikiran dan perasaan.
Gaya Bahasa : gaya bahasa dalam novel ini menggunakan bahasa yang formal
dengan sedikit bahasa daerah dan bahasa asing di dalamnya namun
semua itu penuh dengan makna dan mudah dimengerti oleh
pembaca karena disediakan catatan kaki.(“…orang-orang yang
pikirannya sudah tidak wara….1-332)
7. Amanat : Amanat yang terdapat dalam karya sastra tertuang secara implisit.
Secara implisit yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan
dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir,Sudjiman
(1986:35).
Amanat : - Kita harus yakin dengan adanya Tuhan, jika tidak maka kita tidak
tidak lebih dari orang kafir yang mudah dipengaruhi setan.
- Tidak ada kata terlambat untuk kita mencari Tuhan. Selama kita
masih punya keyakinan akan adanya Tuhan maka kiat pasti akan
menemukannya.
- Jauhilah perbuatan syirik karena syirik merupakan suatu
perbuatan yang paling dibenci Allah (Tuhan Yang Maha Esa).
top related