nico fajar januar - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/47208/6/skripsi tanpa bab...
Post on 06-Nov-2019
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH ORIENTASI KUALITAS, ORIENTASI MEREK DANKEPERCAYAAN TERHADAP NIAT PEMBELIAN SECARA ONLINE
(STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA E-COMMERCE DIUNIVERSITAS LAMPUNG)
Skripsi
Oleh
Nico Fajar Januar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI KUALITAS, ORIENTASI MEREK, DANKEPERCAYAAN TERHADAP NIAT PEMBELIAN SECARA
ONLINE (STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA E-COMMERCEDI UNIVERSITAS LAMPUNG)
OlehNICO FAJAR JANUAR
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel orientasikualitas, orientasi merek dan kepercayaan terhadap niat pembelian secaraonline. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Populasipenelitian adalah Mahasiswa Universitas Lampung yang pernah melakukanpembelian secara online sebelumnya, dan pengambilan responden sebagaisempel penelitian dengan metode Judgement Sampling (PurposiveSampling). Uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan faktor analisis dancronbach’s alpha. Analisis data menggunakan regresi linear berganda,pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji f dan uji koefisien determinasi( ). Hasil analisis diperoleh bahwa orientasi kualitas, orientasi merek dankepercayaan memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian secaraonline, dengan nilai pengaruh terbesar yaitu variabel kepercayaan.
Kata Kunci : Quality Orientation, Brand Orientation, Trust Online, OnlinePurchase Intention, E-Commerce, Toko Online
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF QUALITY ORIENTATION, BRAND ORIENTATIONAND TRUST TO ONLINE PURCHASE INTENTIONS (STUDY ONSTUDENTS USING E-COMMERCE AT LAMPUNG UNIVERSITY)
ByNICO FAJAR JANUAR
The purpose of this research is to know the influence of variable qualityorientation, brand orientation and trust to online purchase intentions. Thisresearch uses a causal research design. The research population is students ofLampung University who have made online purchases before, and takingrespondent as sample of research with judgement sampling (purposive sampling)method. Validity test and reliability test using factor analysis and cronbach'salpha. Data analysis using multiple linear regression, hypothesis test using t test,f test and R square. The analysis results obtained is quality orientation, brandorientation, and trust have positive effect to online purchase intentions, with thegreatest effect on trust.
Keywords: Quality Orientation, Brand Orientation, Trust Online, OnlinePurchase Intention, E-Commerce, Online Shop
PENGARUH ORIENTASI KUALITAS, ORIENTASI MEREK, DANKEPERCAYAAN TERHADAP NIAT PEMBELIAN SECARA
ONLINE (STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA E-COMMERCEDI UNIVERSITAS LAMPUNG)
Oleh
Nico Fajar Januar
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Karanganyar pada tanggal 01 Januari 1995 sebagai anak
ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Agus Budi Suryanto dan Ibu Sri Eni
Cholisa. Penulis memiliki dua orang kakak yang bernama Riza Alfi Rizky
Budianto, Riyan Fiter Kurniawan dan satu adik bernama Rio Dimas Afrizal.
Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 4 Kotabumi
(1999-2006), pendidikan Sekolah Mengengah Pertama Negeri 7 Kotabumi (2006-
2009), dan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kotabumi (2009-2012).
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung pada tahun 2014 dengan jurusan Manajemen dan konsentrasi
Manajemen Pemasaran. Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Joharan, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun
2017 selama 40 hari.
MOTTO
“Jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya Alloh akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu”
(QS. Muhammad : 7)
“Jika kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus
sanggup menahan perihnya kebodohan”
(Imam Syafi’i)
“Do your best and let God do the rest”
(Ben Carson)
“Stay Hungry Stay Foolish”
(Steve Jobs)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT
berikan. Skripsi ini kepersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku Bapak Agus dan Ibu Cholisa,
terimakasih atas segala keringat, doa yang tidak pernah putus untuk
keberhasilanku, motivasi dan kasih sayang yang telah kalian berikan kepadaku
sejak aku masih di dalam kandungan ibu hingga saat ini.
Dua Kakakku dan adikku,
Riza Alfi Rizky, Riyan Fiter Kurniawan dan Rio Dimas Afrizal,
Terimakasih atas doa, motivasi, dan kasih sayang yang telah kalian berikan
kepadaku selama ini. Terimakasih telah memberikan keceriaan dan menjadi
penghiburku ketika rasa penat dan lelah menerpaku.
Serta Almamaterku, Universitas Lampung
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Orientasi Kualitas,
Orientasi Merek dan Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian Secara Online (Studi
Pada Mahasiswa Pengguna E-Commerce di Universitas Lampung)”. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
Sarjana Ekonomi Jurusan S1 Manajemen di Universitas Lampung.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Hj. R.R. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Aida Sari, S.E. M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan pembimbing
akademik yang telah banyak mengarahkan, memberi saran, pembelajaran,
nasihat serta senantiasa membimbing peneliti dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Bapak Rinaldi Bursan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
mengarahkan, memberi saran, pembelajaran, serta senantiasa membimbing
peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Roslina, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji Utama yang telah banyak
mengarahkan, memberi saran, kritik, pembelajaran, dan nasihat.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung yang telah banyak memberikan pengetahuan hingga
peneliti menyelesaikan pendidikan sarjana.
8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan berkas administrasi dan kearsipan.
9. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Agus dan Ibu Cholisa atas doa, cinta, kasih
sayang, nasihat, serta motivasi yang selalu tercurah untukku hingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
10. Abang dan adikku tercinta, Riza Alfi Rizky, Riyan Fiter Kurniawan dan Rio
Dimas Afrizal atas keceriaan yang telah kalian berikan sehingga menjadi
penyemangat dalam penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan di Kampus, Fajar, Hardman, Iduy, Nata, Rama,
Fadil, Mukhtar, Asep, Okta, Sela, Sepni, Heppy, Yosi, Conny, Panca,
Belinda, Dea, dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
yang selalu memberikan motivasi dan saran dalam menyusun skripsi, serta
selalu memberikan semangat dan selalu hadir dalam setiap seminar penulis.
12. Teman-teman KKN Desa Joharan, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten
Lampung Tengah, Gibran, Rio, Bella, Peni dan Rosmaida
13. Keluarga di Bandar Lampung yaitu Keluarga Pak Mujio, Keluarga Pak Tri
Atmojo, Keluarga Pak Rajino yang telah banyak membantu disaat susah
maupun senang selama penulis merantau di Bandar Lampung.
14. Teman seperjuangan di perantauan, sekaligus saudara satu atap LA, Mas
Erwansyah, Mas Fadhil, Ali Fatkhan, Alvin, Dwi Chandra, Tito, Izul, Richil,
Wahyu, Fakih Aulia, dan Fakih Afrizal atas supportnya selama 5 tahun ini.
Tidak lupa juga untuk Aini Qolbiana dan Dian Palupi atas supportnya.
15. Saudara seperjuangan fisabilillah di PPM Baitusshodiq, mulai dari Pengurus
PPM, Dewan Guru PPM, serta santri PPM Baitusshodiq
16. Kepada semua responden yang telah membantu penulis dalam menyusun
penelitian ini dan semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan
kepada penulis.
17. Almamater tercinta Universitas Lampung.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun
ada harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya,
Aamiin.
Bandar Lampung, 30 September 2018Penulis
Nico Fajar Januar
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. iDAFTAR TABEL ..................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. ivDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESISA. Pengertian Pemasaran .......................................................................... 8B. Perilaku Konsumen.............................................................................. 12
1. Pengertian Perilaku Konsumen ..................................................... 122. Perilaku Konsumen di Era Internet ............................................... 13
C. Pengertian E-Commerce ...................................................................... 16D. Variabel Penelitian............................................................................... 17
1. Orientasi Kualitas (X1).................................................................. 182. Orientasi Merek (X2) ..................................................................... 193. Kepercayaan (X3) .......................................................................... 214. Niat Beli (Y) ................................................................................... 24
E. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ............................ 251. H1 : Pengaruh Orientasi Kualitas terhadap Niat Beli .................. 252. H2 : Pengaruh Orientasi Merek terhadap Niat Beli ..................... 263. H3 : Pengaruh Kepercayaan terhadap Niat Beli........................... 26
F. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIANA. Desain Penelitian dan Lokasi Penelitian.............................................. 30B. Variabel Penelitian............................................................................... 30
1. Variabel Independen ...................................................................... 312. Variabel Dependen ........................................................................ 31
C. Populasi................................................................................................ 31D. Sampel.................................................................................................. 32E. Jenis dan Sumber Data......................................................................... 33
ii
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 33G. Skala Pengukuran................................................................................. 34H. Definisi Konseptual ............................................................................. 34I. Definisi Operasional ............................................................................ 37J. Teknik Analisis Data............................................................................ 39
1. Uji Validitas ................................................................................... 392. Uji Reliabilitas ............................................................................... 393. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 404. Uji Hipotesis .................................................................................. 41
a. Uji Parsial (Uji t)...................................................................... 41b. Uji Simultan (Uji f) .................................................................. 41c. Uji Koefisien Determinasi ( ) ............................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Uji Validitas................................................................................ 43B. Hasil Uji Reliabilitas............................................................................ 44C. Karakteristik Responden ...................................................................... 45
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 452. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.................................. 463. Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ........................... 464. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran dalam Sebulan 47
D. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Kuesioner ........... 481. Respon Responden atas Variabel Orientasi Kualitas (X1)............ 482. Respon Responden atas Variabel Orientasi Merek (X2) ............... 503. Respon Responden atas Variabel Kepercayaan (X3) .................... 514. Respon Responden atas Variabel Niat Beli (Y) ............................. 53
E. Analisis Kuantitatif .............................................................................. 541. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 542. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( )............................................ 56
F. Analisis Uji Hipotesis .......................................................................... 571. Uji F ............................................................................................... 572. Uji t ................................................................................................ 58
G. Pembahasan.......................................................................................... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan .............................................................................................. 63B. Saran .................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 282 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian........................ 343 Definisi Operasional ..................................................................... 384 Hasil Uji Validitas......................................................................... 435 Hasil Uji Reliabilitas..................................................................... 456 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ........................ 467 Karakteristik Responden Menurut Usia........................................ 468 Karakteristik Responden Menurut Fakultas.................................. 469 Karakteristik Responden Menurut Pengeluaran Dalam Sebulan.. 4710 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Variabel Orientasi
Kualitas (X1)................................................................................. 4811 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Variabel Orientasi
Merek (X2).................................................................................... 5012 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Variabel
Kepercayaan (X3) ......................................................................... 5213 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Variabel Niat Beli (Y) 5314 Hasil Uji Regresi Linier Berganda................................................ 5415 Hasil Uji Koefisien Determinasi ( )........................................... 5616 Hasil Uji F, Pengaruh variabel X terhadap variabel Y ................. 5717 Hasil Uji T, Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y.............. 58
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Tahun 2017.. 22. Pemanfaatan Internet di Bidang Ekonomi .................................... 33. Model Penelitian ........................................................................... 28
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................... L-12. Karakteristik Responden (Diolah Tahun 2018) ................................... L-23. Hasil Kuesioner (Data Diolah Tahun 2018) ........................................ L-34. Hasil Uji Validitas (Data Diolah Tahun 2018) .................................... L-45. Hasil Uji Reliabilitas (Data Diolah Tahun 2018)................................. L-56. Frequency Tanggapan Responden (Data Diolah Tahun 2018)............ L-67. Hasil Uji Regresi (Data Diolah Tahun 2018)....................................... L-78. Tabel Persentase Distribusi t (df = 81-120) ......................................... L-89. Tabel Persentase Distribusi F (Probabilita = 0.05) .............................. L-9
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi yang semakin berkembang ini, internet bukan lagi menjadi
suatu hal yang tabu bagi masyarakat di dunia ini. Hampir tidak ada orang yang
tidak tahu internet. Internet menghubungkan berjuta hingga milyaran pengguna
tidak hanya di suatu tempat melainkan di seluruh dunia. Dewasa ini internet tidak
terbatas hanya pada pemanfaat informasi yang dapat diakses melalui satu media
melainkan dapat juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi yang
dapat memunculkan sebuah market place baru dan sebuah jaringan bisnis yang
luas dan tidak tebatas oleh tempat dan waktu.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau setara
54,68% dari total penduduk Indonesia sebesar 262 juta orang yang ditunjukkan
pada Gambar 1. Angka ini meningkat 10,56 juta jiwa dibandingkan pengguna
internet pada 2016 silam. Penambahan pengguna internet ini setara dengan 7,96%.
Dilihat dari segi usia, kaum milenial atau yang berusia dibawah 34 tahun yang
paling aktif menggunakan internet. Penduduk berusia 13-18 tahun penetrasinya
pengguna internet mencapai 75,5% dan berusia 19-34 tahun sebesar 74,23%.
Faktor perkembangan tersebut disebabkan karena perkembangan infrastruktur dan
2
mudahnya mendapatkan smartphone atau telepon genggam
(http://www.cnbcindonesia.com).
Gambar 1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Tahun 2017
Sumber: Asosiai Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2017
Menurut Kotler dan Armstrong (2001) e-commerce atau perdagangan elektronik
merupakan istilah umum untuk proses pembelian dan penjualan yang didukung
oleh cara-cara yang elektronik. Penjual tidak perlu membangun atau menyewa
toko sehingga menghemat biaya dan konsumen tidak pergi dari satu toko ke toko
lain. Karena dengan penjual membuka toko online, konsumen dapat menjajaki
toko online tersebut dengan tanpa terbatas ruang dan waktu.
Hasil survei yang dilakukan APJII tahun 2017, sebanyak 45,14% mengunjungi
internet untuk mencari informasi harga, sedangkan 37,82% orang mengunjungi
3
internet untuk mencari informasi produk, dan 32,19% menggunakan internet
untuk melakukan pembeli online atau online shop.
Gambar 2. Pemanfaatan Internet Bidang Ekonomi
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2017
Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia menumbuhkan pasar e-
commerce sehingga di Indonesia bermunculan e-commerce dan marketplace besar
seperti Lazada, Blibli, Tokopedia, Matahari Mall, Bukalapak. Selain situs
berbelanja resmi juga terdapat individu sebagai pelaku e-commerce di media
social seperti Instagram, Facebook, BBM, Twitter.
Penelitian yang dilakukan oleh Ling dkk (2010) mengidentifikasikan berbagai
faktor yang mampu mempengaruhi niat belanja konsumen secara online,
diantaranya adalah: impulse purchase orientation, quality orientation, brand
orientation, online trust, prior online purchase experience. Kelima faktor tersebut
bisa membedakan intensitas niat belanja konsumen secara online. Dalam
4
penelitian ini hanya memakai empat faktor yang tercantum, sedangkan satu faktor
tidak dipakai yaitu impulse purchase orientation. Jones dan Vijayasarathy (1998
dalam Sularto 2004) menemukan bahwa orang menganggap belanja di internet
lebih beresiko dibanding belanja melalui katalog cetak. Masih sulitnya seseorang
untuk menerima resiko dalam berbelanja secara online, merupakan pertimbangan
yang penting dalam melakukan transaksi. Faktor tersebut akan menyebabkan
terjadinya pembelian secara langsung itu sangat kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Monsuwe dkk (2004) menjelaskan bahwa terdapat
faktor yang sangat menentukan seberapa sering konsumen berbelanja secara
online, yaitu faktor kepercayaan karena cita-cita sukses berbisnis di dunia online
adalah kepercayaan pelanggan. Pada kenyataanya, tidak sedikit individu yang
melakukan pembelian melalui internet dikarenakan masalah kepercayaan. Untuk
mendapatkan pembelian yang maksimal, salah satu cara adalah mendapatkan
kepercayaan konsumen.
Konsumen akan lebih cepat mengetahui apabila terjadi kecurangan dalam proses
berbisinis. Kecurangan tersebut akan mengakibatkan citra bisnis di mata
konsumen menjadi buruk, dan besar kemungkinan informasi yang buruk akan
menyebar ke konsumen yang lain. Oleh karena itu, tinggi rendahnya kepercayaan
konsumen terhadap layanan secara online menentukan terjadinya pembelian
secara online.
Konsumen saat bertransaksi online mengharapkan situs yang dikunjungi
menyediakan barang-bararang berkualitas, layanan yang baik dan menjamin
konsumen untuk tertarik dan percaya. Zeithaml et al (1996) dalam McGoldrick
5
(2002:527) menyatakan bahwa kualitas layangan sangat kuat dalam
mempengaruhi niat konsumen untuk membeli kembali. Kualitas yang diharapkan
tiap konsumen berbeda-beda, oleh karena itu peritel diharapkan secara maksimal
untuk memberikan kualitas yang baik, sehingga konsumen menjadi tertarik untuk
membeli, dan tertarik juga untuk membeli ulang.
Selain melihat dari sisi kualitas barang dan layanan, konsumen juga melihat dari
kekuatan merek barang, konsumen memiliki pandangan terhadap berbagai merek
yang mereka kenal atau anggap menguntungkan bagi dirinya, sehingga menjadi
dasar untuk membeli barang tersebut. Konsumen lebih memilih merek yang
familiar dari pada merek yang baru atau asing. Merek merupakan salah satu aspek
yang penting untuk mempengaruhi pembelian yang dilakukan konsumen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thamizhvanan dan Xavier (2013)
dengan sampel 360 mahasiswa MBA di India terhadap niat beli produk-produk e-
commerce diketahui bahwa variabel orientasi kualitas memiliki pengaruh yang
relatif kecil terhadap niat beli hanya sebesar 6,9%, variabel orientasi merek
memiliki pengaruh yang relatif kecil juga sebesar 12,5% terhadap niat beli,
sedangkan variabel kepercayaan merupakan variabel dengan pengaruh terbesar
yaitu sebesar 39,0 % terhadap niat beli.
Berdasarkan temuan penelitian Thamizhvanan dan Xavier (2013) maka perlu
dilakukan penelitian dengan sampel yang berbeda yaitu mahasiswa Universitas
Lampung dengan menggunakan variabel penelitan yang sama yaitu orientasi
merek, orientasi kualitas dan kepercayaan terhadap niat beli.
6
B. RumusanMasalah
Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Thamizhvanan dan Xavier (2013)
diketahui bahwa variabel orientasi kualitas memiliki pengaruh yang relatif kecil
terhadap niat beli hanya sebesar 6,9%, variabel orientasi merek memiliki
pengaruh sebesar 12,5% terhadap niat beli, sedangkan variabel kepercayaan
merupakan variabel dengan pengaruh terbesar yaitu sebesar 39,0 % terhadap niat
beli. Berdasakan temuan tersebut diketahui bahwa pengaruh yang relatif kecil
terjadi pada variabel orientasi kualitas dan orientasi merek terhadap niat beli
produk-produk e-commerce di India.
Jika membandingkan dengan Gambar 2, pemanfaatan internet di bidang ekonomi
sebanyak 45,14% melihat situs e-commerce untuk membandingkan harga.
Thamizhvanan dan Xavier (2013) menyatakan konsumen yang melakukan
mencari informasi harga merupakan indikasi konsumen memiliki niat untuk
melakukan pembelian. Jika dikaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Thamizhvanan dan Xavier (2013) yang menghasilkan bahwa pengaruh orintasi
kualitas dan orientasi merek terhadap niat beli relatif kecil, maka perlu dilakukan
penelitian ulang dengan obyek yang berbeda yaitu pengguna internet di kalangan
mahasiswa Univrsitas Lampung. Sehingga permasalahan penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah orientasi kualitas berpengaruh terhadap niat pembelian secara
online?
7
2. Apakah orientasi merek berpengaruh terhadap niat pembelian secara
online?
3. Apakah orientasi kepercayaan berpengaruh terhadap niat pembelian secara
online?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini
berdasarkan rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh orientasi kualitas terhadap niat pembelian
secara online
2. Untuk mengatahui pengaruh orientasi kepercayaan terhadap niat
pembelian secara online
3. Untuk mengetahui pengaruh orientasi merek terhadap niat pembelian
secara online
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, baik sebagai
praktisi, akademis, atau pemerhati pemasaran, manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Praktisi
Dengan mengetahui dan memahami mengenai pengaruh orientasi kualitas,
orientasi merek dan kepercayaan terhadap niat beli konsumen pada pembelian
secara online, diharapkan perusahaan dapat lebih mengenal apa yang
diinginkan oleh konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
konsumen dan dapat menjadikan perusahaan semakin berkembang di masa
yang akan datang.
8
2. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang ingin melakukan
penelitian sejenis atau melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
orientasi kualitas, orientasi merek dan kepercayaan terhadap niat beli
konsumen pada pembelian secara online di situs e-commerce.
8
BAB IIKAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi. Saat ini sering dijumpai
banyak orang yang berbicara mengenai penjualan, pembelian, transaksi, dan
perdagangan. Istilah ini sudah jelas tidak sama dengan pengertian pemasaran.
Kesalahan pengertian tersebut menimbulkan pandangan yang keliru bukan hanya
tentang kegiatan yang terdapat dalam bidang pemasaran, tetapi juga tugas seorang
tenaga yang bergerak dalam bidang pemasaran, ketika masyarakat membicarakan
tentang pemasaran pada umumnya pandangan mereka akan menuju pada
permintaan, pembelian, dan harga.
Apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan membicarakan tentang
pemasaran, fokus perhatian mereka adalah pada proses penjualan produk atau pun
jasa. Pandangan yang sempit dalam pengertian pemasaran menyebabkan banyak
pengusaha masih berorientasi pada produksi atau berpikir dari segi produksi.
Melihat uraian di atas, terlihat bahwa pemasaran dalam arti sempit oleh para
pengusaha sering diartikan sebagai kegiatan distribusi atau kegiatan yang
dibutuhkan untuk menempatkan produk ke tangan konsumen. Pemasaran
umumnya dikatakan sebagai sebuah proses atau aktifitas dalam bisnis untuk
mengenalkan produk atau jasa kepada masyarakat.
9
Swastha dan Irawan (2008) mengatakan pemasaran merupakan salah satu dari
kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan
mendapatkan laba
American Marketing Association mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu
fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan,
dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), pemasaran adalah sebuah
proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun
hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai
keuntungan dari konsumen.
Daryanto (2011) memberikan definisi bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain. Pengertian Marketing menurut Kotler (2004), pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalam individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Mengkaji dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, pemasaran
merupakan seluruh aktifitas yang dilakukan untuk menyampaikan,
menginformasikan, membujuk, serta untuk meningkatkan minat konsumen
maupun calon konsumen terhadap suatu produk baik barang ataupun jasa.
10
Kegiatan pemasaran pada dasarnya merupakan semua usaha ataupun proses yang
dilakukan oleh perusahaan ataupun pengelola usaha untuk menarik niat beli
konsumen, sehingga pemasaran sangat erat kaitannya dengan niat beli konsumen
Kotler (2006), berpendapat bahwa niat beli timbul setelah adanya proses evaluasi
alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian
pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun niat.
Umumnya niat beli adalah suatu pemusatan perhatian individu terhadap suatu
barang yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, sehingga
niat tersebut menimbulkan keinginan dan kemudian timbul perasaan yang
meyakinkan individu bahwa barang tersebut memiliki manfaat, dan individu ingin
memiliki barang tersebut dengan cara membeli dengan uang.
Swastha dan Irawan (2001), Faktor-faktor yang mempengaruhi niat membeli
berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas
dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat niat membeli,
ketidakpuasan biasanya menghilangkan niat, rasa senang dan puas disini meliputi
bauran produk, layanan dan fasilitas, serta harga yang dibayarkan oleh konsumen
sesuai dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen tersebut.
Schiffman dan Kanuk (2007), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran
akan kebutuhan, pengenalan produk (seberapa jauh konsumen mengenal serta
mendapatkan informasi mengenai produk baik merek, review, serta rasa percaya
terhadap produk tersebut) dan evaluasi alternatif adalah faktor yang dapat
menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal (input) tersebut terdiri
dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya.
11
Tellez dan Mazhari (2011), kegiatan pemasaran perusahaan adalah stimulus untuk
mendapatkan, menginformasikan serta meyakinkan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk dengan perantara desain kemasan, kuantitas, dan jaminan
akan kualitas yang selalu terjaga (Marketing Mix), media massa, dan personal
selling sehingga dapat memunculkan niat beli konsumen, sedangkan contoh dari
faktor sosial budaya adalah pengaruh yang berasal dari rekomendasi orang lain
(words of mouth), misalnya melalui teman, keluarga, maupun pendapat seseorang
di koran maupun majalah. Niat beli kemudian akan dipengaruhi oleh motivasi,
persepsi, kepribadian konsumen. Faktor-faktor ini menjadikan konsumen kembali
mengalami proses, suatu bentuk pembelajaran dan suatu kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan pembelian, yang di mana konsumen akan mempertimbangkan
kembali mengenai niatnya untuk membeli sebuah produk, apakah motivasi dari
pembelian, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk, kepribadian dan
perilaku sehari-hari konsumen yang berhubungan langsung dengan proses
pengambilan keputusan (apa yang diinginkan oleh konsumen, pengetahuan akan
pilihan yang bervariasi, informasi yang mereka dapat, dan hasil evaluasi mereka
mengenai produk serta alternatif yang mereka dapat).
Pemaparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa niat beli konsumen
dipengaruhi oleh rasa senang dan puas terhadap produk, pengenalan produk
(seberapa jauh konsumen mengenal serta mendapatkan informasi mengenai
produk baik merek, review, serta rasa percaya terhadap produk tersebut), evaluasi
terhadap produk baik produk pengganti, kualitas, dan merek produk, rekomendasi
orang lain terhadap suatu produk, persepsi konsumen, serta jaminan atas kualitas
12
yang akan selalu terjaga yang kemudian akan membuat konsumen menjadi loyal
terhadap produk tersebut.
B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Strategi pemasaran bergantung kepada sejauh mana perusahaan memahami
perilaku konsumen. Strategi tersebutlah yang kemudian akan membawa
perusahaan menuju kesuksesan. Karena syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan
dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Dalam mempertahankan
pelanggan perusahaan harus mampu memuaskan dan memenuhi keinginan dan
harapan konsumen. Oleh karena itu, penting untuk perusahaan memahami
perilaku konsumen demi menyusun strategi pemasaran yang hendak diterapkan.
Menurut Hawkins dan Mothersbaugh (Suryani, 2013) perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta
proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan
menghentikan produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan
kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Perilaku
konsumen merupakan proses yang dinamis mencakup perilaku konsumen
individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus
mengalami perubahan. Sciffman dan Kanuk (Sumarwan, 2011) mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai istilah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sumarwan (2011)
menyimpulkan definisi perilaku konsumen yaitu semua kegiatan, tindakan, serta
13
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan
kegiatan evaluasi.
Konsumen melakukan serangkaian aktivitas dalam membuat keputusan
pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen memiliki masalah dan
melakukan proses pengambilan keputusan rasional untuk memecahkan masalah
(Sumarwan, 2011). Menurut Blackwell, Miniard dan Engel dalam Suryani (2013),
agar dapat memahami perilaku konsumen secara tepat, pemasar perlu
memperhatikan tindakan langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,
mengonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama juga
diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2013), bahwa perilaku
konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat
keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang
dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
2. Perilaku Konsumen di Era Internet
Perkembangan teknologi termasuk internet telah mengubah berbagai aspek
kehidupan tidak terkecuali perilaku konsumen. Perubahan dalam cara memperoleh
informasi, kebutuhan mengambil keputusan dengan cara yang cepat tanpa terikat
ruang dan waktu, serta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri di dunia maya
berdampak terhadap perilaku konsumen dalam membeli dan mengonsumsi
produk. Menurut Suryani (2013) terdapat perbedaan perilaku pembelian antara
pembelian melalui internet dengan pembelian langsung. Pembelian melalui
14
internet dipengaruhi oleh layanan langsung yang dirasakan ketika mencari
informasi dan transaksi maupun komunikasi yang berlangsung. Pembelian melalui
internet dipengaruhi oleh kualitas layanan (e-service) yang dirasakan konsumen
dan sebenarnya merupakan fenomena kompleks yang melibatkan banyak proses
seperti navigasi, pencarian informasi, transaksi dan interaksi antara konsumen
dengan perusahaan. Lee dan Lin dalam Suryani (2013) mengusulkan model
dimensi kualitas e-service, yakni :
1. Desain Website
Kualitas website merupakan faktor penting bagi toko online. Website yang
bermutu adalah yang dalam desainnya memudahkan interaksi dengan
konsumen. Desain dengan tampilan yang menarik juga merupakan daya
tarik penting yang akan mempengaruhi pembelian melalui internetKualitas
website merupakan faktor penting bagi toko online. Website yang bermutu
adalah yang dalam desainnya memudahkan interaksi dengan konsumen.
Desain dengan tampilan yang menarik juga merupakan daya tarik penting
yang akan mempengaruhi pembelian melalui internet
2. Reliabilitas
Reliabilitas dinilai dari kemampuan website dalam memberikan informasi
dan ketepatan dalam pengisian, respon yang tepat dan cepat, menjaga
informasi personal secara aman. Faktor reliabilitas ini menjadi isu penting
dari sisi konsumen, karena akan mempengaruhi kenyamanan, dan rasa
aman atas pembelian yang dilakukan.
3. Ketanggapan
15
Konsumen mengharapkan pihak toko/perusahaan yang melakukan
pembelian melalui online cepat tanggap jika ada masalah-masalah yang
disampaikan oleh konsumen. Konsumen biasanya menilai ketanggapan ini
kecepatan navigasi, menelusur informasi, kesempatan untuk bertanya dan
dalam menerima jawaban.
4. Kepercayaan
Kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan konsumen untuk menerima
kerentanan dari belanja online dalam memenuhi harapannya. Menurut
Kimery dan Mc Card kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan
konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online
berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja
online pada masa mendatang. Jika konsumen percaya, mereka yakin
bahwa perilakunya dalam berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan
bersikap positif mereka mau berbelanja online pada masa yang akan
datang.
5. Personalisasi
Personalisasi mencakup layanan yang memungkinkan konsumen
memperoleh perhatian dan berdialog dengan perusahaan. Contohnya
pemberian ucapan terimakasih kepada konsumen dan ketersediaan ruang
yang memungkinkan konsumen memberikan komentar dan umpan balik
serta menerima umpan balik dari perusahaan yang menawarkan prosuknya
melalui internet.Personalisasi mencakup layanan yang memungkinkan
konsumen memperoleh perhatian dan berdialog dengan perusahaan.
16
Contohnya pemberian ucapan terimakasih kepada konsumen dan
ketersediaan ruang yang memungkinkan konsumen memberikan komentar
dan umpan balik serta menerima umpan balik dari perusahaan yang
menawarkan prosuknya melalui internet.
C. Pengertian E-Commerce
Electronic commerce atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan perdagangan
elektronik dan lebih dikenal dengan sebutan e-commerce telah merubah cara
bisnis baru. Hal ini terkait dengan pembelian dan penjualan informasi, produk dan
jasa melalui jaringan komunikasi komputer. Menurut Bajaj dan Nag (2000) E-
commerce (EC) membantu melakukan perdagangan tradisional melalui cara-cara
baru mentransfer dan memproses informasi, karena informasi merupakan inti dari
semua kegiatan komersial. E-commerce mengacu pada pertukaran informasi
bisnis menggunakan pertukaran data elektronik, surat elektronik, electronic
bulletin board, transfer dana elektronik dan teknologi berbasis jaringan lainnya.
Informasi secara elektronik ditransfer dari komputer ke komputer dengan cara
otomatis. Kotler dan Armstrong (2001) menjelaskan bahwa perdagangan
elektronik (electronic commerce) merupakan istilah umum untuk proses
pembelian dan penjualan yang didukung oleh cara-cara elektronik.
Menurut Hidayat (2008) e-commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang
memungkinkan transaksi jual-beli dilakukan secara online dari sudut tempat
dimanapun. E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan
tidak dilakukan secara offline, yaitu :
17
1. Produk: banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti
komputer (hardware, software, aksesoris), buku (print edition, e-book),
musik, baju, mainan anak, tiket pertandingan, dan lain sebagainya.
2. Tempat menjual (a place to sell): tempat menjual adalah internet yang
berarti harus memiliki domain dan hosting.
3. Cara menerima pemesanan: e-mail, telepon, sms, dan lain-lain.
4. Cara pembayaran: cash on delivery, kertu kredit, internet payment, dan
lain-lain.
5. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui jasa pengiriman
paket, download jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu
(software, e-book).
6. Customer service: e-mail, chatting, telepon, dan lain-lain.
Praktik e-commerce nyatanya mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan
dan kemudahan bagi konsumen yang selanjutnya memicu timbulnya belanja
online. Menurut Y.B Anang (2010), kegiatan online shopping merupakan bentuk
komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung,
melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media
notebook, komputer, atau handphone yang tersambung dengan layanan akses
internet.
D. Variabel Penelitian
Ada beberapa hal penting dalam strategi pemasaran yang harus disampaikan
kepada konsumen ntuk meningkatkan niat beli online yaitu orientasi kualitas,
orientasi merek dan kepercayaan (Thamizhvanan dan Xavier, 2013), sehingga
18
ketiga hal tersebut menjadi variabel dalam penelitian ini yang akan berhubungan
dengan niat beli konsumen melalui online. Penelitian ini memiliki tiga variabel
bebas (X1, X2, dan X3) dan satu variabel terikat (Y) yaitu:
1. Orientasi Kualitas (X1)
Kualitas dianggap sebagai komponen strategis utama keunggulan kompetitif dan
oleh karena itu peningkatan produk atau kualitas layanan telah menjadi hal yang
utama untuk perusahaan (Daniel, Reitsperger, dan Gregson, 1995; Foster dan
Sjoblom, (1996) dalam Ling (2010). Garvin (1984) dalam Ling (2010)
berpendapat bahwa perbedaan dalam jumlah beberapa bahan atau atribut yang
dimiliki oleh produk dianggap untuk mencerminkan perbedaan dalam kualitas.
Dalam definisi pengguna berbasis kualitas adalah sejauh mana suatu produk atau
jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, Ling (2010). Heizer (2006)
berpendapat bahwa kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar
Pengalaman dalam bisnis online menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan online (Reichheld &
Schefter 2000) dalam Hsu (2008). Indikator pelanggan menjadi tertarik untuk
membeli suatu produk, salah satunya di pengaruhi oleh kualitas pelayanan,
pelayanan yang buruk akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen, dan akan memberikan citra yang buruk terhadap bisnis online tersebut.
Kualitas disini mencakup kualitas pelayanan dan kualitas dari produk tersebut.
Pelayanan yang berkualitas tinggi digunakan untuk menarik, memelihara, dan
19
meningkatkan hubungan yang baik pada pelanggan. Menurut Foster (2008:53),
pelayanan kepada konsumen dilakukan pedagang eceran untuk memberikan:
a. Kemudahan kepada konsumen potensial dalam berbelanja atau
mengenal tempat barang/jasa yang disediakan. Dalam hal ini
konsumen akan lebih mudah menemukan barang yang di cari tanpa
harus kebingungan mencarinya.
b. Kemudahan pelaksanaan transaksi pada saat konsumen berusaha
melakukan pembelian. Pembayaran yang praktis dan tidak terlalu rumit
akan memudahkan konsumen.
c. Kepuasan pelanggan terhadap jasa atau barang setelah transaksi
dengan cara:
a. Pre transaction service, pelayanan yang disediakan untuk
pelanggan sebelum masuk ke dalam transaksi penjualan yaitu
information aids (bantuan informasi) dan Inconvenience hours
(saat yang menyenangkan). Bantuan informasi dapat berupa
informasi seperti karakteristik produk sampai informasi cara
pembayaran.
b. Transaction service, pelayanan yang disediakan selama penjualan,
seperti kredit, pembukusan hadiah, personal shopping, aktivitas
perakitan bermacam-macam barang untuk langganan.
c. Past transaction service, pelayanan yang disediakan setelah
penjualan dilakukan seperti penanganan keluhan, pengembalian
barang, pelayanan dan perbaikan, pengiriman barang.
2. Orientasi Merek (X2)
20
Terdapat banyak faktor yang menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih
suatu barang untuk dibelinya, salah satunya adalah faktor brand/merek. Menurut
David dkk (2001), definisi kekuatan sebuah merek yaitu merek yang mampu
memuaskan konsumen. Menurut Aaker, 1991 dalam Ling 2010 Merek
didefinisikan sebagai nama atau simbol, dari sebuah merek dagang dan desain
kemasan yang unik dari suatu produk, yang membedakan mereka dari merek-
merek sejenis dan pesaingnya. Definisi menurut Knapp (2002:9) merek
merupakan internalisasi jumlah dari semua kesan yang diterima oleh para
pelanggan dan konsumen yang dihasilkan dalam sebuah posisi khusus di pikiran
mereka berdasarkan manfaat-manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan.
Dari definisi tersebut dapat diartikan, merek mempunyai kontribusi yang besar
dalam mempengaruhi penjualan, dengan memiliki merek yang kuat dan dikenal
baik oleh konsumen, maka perusahaan dapat bersaing dengan merek pesaing dan
juga konsumen akan sulit berpaling pada merek lain, karena dalam persepsi di
pikiran konsumen sudah tertanam citra yang baik terhadap merek yang dihasilkan
perusahaan.
Setiap konsumen merasa bahwa merek kepercayaannya, dapat memberikan
kenyamanan, kepercayaan, kesenangan dan identitas. Akibatnya, konsumen selalu
memberikan “praduga baik” pada merek tersebut. Inilah yang disebut timbal balik
antara konsumen dan merek. Konsumen perlu merek, baik maupun buruk, agar
mereka punya referensi di antara sekian banyak merek yang ada. Menurut David
dkk (2001), hal terbaik yang bisa dilakukan sebuah merek adalah menjadi “tangan
kanan” dari konsumen tersebut.
Menurut Knapp (2002:238), merek sejati terdiri dari tiga konsep kunci:
21
1. Kekhususan (memiliki karakteristik-karakteristik unik)
2. Persepsi (dirasakan sebagai suatu merek yang khusus oleh audiens
target)
3. Manfaat (menawarkan manfaat-manfaat fungsional dan emosional)
Sebuah merek yang kuat tidak hanya berguna untuk menarik pelanggan baru saja,
tetapi juga memiliki kunci untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan
pembelian produk oleh konsumen. Sebuah penelitian yang di lakukan oleh
Jayawardhena, Wright dan Dennis (2007) dalam Ling 2010 menyimpulkan bahwa
orientasi merek yang positif sangat berkaitan dengan niat pembelian konsumen
secara online. Maksutnya pemikiran positif yang konsumen punya dari suatu
merek barang akan mengakibatkan konsumen untuk membeli atau selalu
mempercayai merek tersebut, dan akan sulit untuk berpindah ke merek yang
lainnya.
3. Kepercayaan (X3)
Pembelian secara online mempunyai resiko yang lebih besar dari pada pembelian
secara tradisonal, karena bisnis ini dilakukan dari jarak yang jauh. Konsumen
tidak dapat melihat pegawai yang menjual, tidak dapat melihat secara fisik barang
yang di jual, dan memeriksa kualitas produk yang diinginkan, oleh karena itu
kepercayaan merupakan faktor yang penting bagi pengusaha untuk menjual
produknya.
Kepercayaan menjadi komponen yang sangat penting dari strategi pemasran yang
ditujukan untuk mengarah pada penciptaan hubungan yang baik pada pelanggan.
22
Pelanggan harus mampu merasakan bahwa pelanggan dapat mengandalkan
perusahaan dan perusahaan harus dapat dipercaya. Menurut Moorman dkk (1993).
“Kepercayaan adalah keinginan untuk menggantungkan diri pada mitra bertukar
yang dipercayai”. Menurut Kimery dan McCard (2002) dalam Ling (2010)
mendefiniskan kepercayaan adalah sebagai kesediaan pelanggan untuk menerima
kelemahan transaksi online berdasarkan harapan yang positf terhadap perilaku
toko online berdasarkan harapan yang positif terhadap perilaku toko online di
masa depan. Barber (1983) dalam Ling (2010) menyebutkan kepercayaan adalah
harapan tentang perilaku individu dalam masyarakat di mana mereka hidup atau
dengan dimana mereka memerintah. Kepercayaan juga diartikan sebagai harapan
bagi individu-individu untuk percaya dalam hal tertulis atau lisan, kata-kata, janji
atau pernyataan dari individu lain yang dapat diandalkan, Chow dan Holden
(1997) dalam Graf (2005).
Dari definisi dan uraian di atas, kepercayaan merupakan variabel terpenting dalam
membangun hubungan jangka panjang antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Keberhasilan penjualan online tergantung pada faktor kepercayaan, karena pada
umumnya konsumen akan membeli berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu
Chiou (2004) dalam Hsu (2008) mengatakan bahwa kepercayaan yang dirasakan
konsumen dapat mempengaruhi kepuasan secara keseluruhan.
Tractinsky (1999) dan Gefen & Straub (2004) dalam Ling (2010) menyimpulkan
bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen, semakin tinggi pula niat
pembelian konsumen. Pendapat ini menjelaskan bahwa kepercayaan dapat
menentukan seberapa besar niat pembelian seseorang pada pembelian online. Jika
23
kepercayaan rendah, maka niat pembelian akan suatu penjualan online akan
rendah, demikian pula sebaliknya
Dimensi kepercayaan online menurut Camp (2001) dalam Ling (2010), ada 3
macam:
1) Keamanan, definisi keamanan menurut (Kim dan Shim, 2002) dalam
Ling (2010) adalah sejauh mana pelanggan percaya bahwa seberapa
aman internet bagi mereka untuk mengirimkan informasi penting dan
pribadi terhadap transaksi bisnis. Keamanan memainkan peranan
penting dalam mempengaruhi sikap konsumen dan niat pembelian.
2) Privasi, dalam berbisnis online mempunyai resiko yang cukup besar,
terutama dalam pemberian informasi seperti nomor kartu kredit di
internet. Resiko adalah suatu ketidakpastian yang di pertimbangkan
orang untuk memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara online.
3) Keandalan, keandalan suatu perusahaan dalam berbisnis online patut
dipertanyakan, apakah perusahan dapat memberikan jaminan
keamanan pada konsumen atas transaksi dan data-data konsumen atau
tidak. Kim Shim (2002) dalam Ling (2010) mengatakan bahwa
kesadaran akan keamanan pribadi seseorang memiliki pengaruh
signifikan terhadap sikap konsumen dan niat pembelian online. Oleh
karena itu konsumen mengharapkan perusahaan yang dapat diandalkan
dan dipercaya.
Teo dan Yu (2005) menyatakan kepercayaan merujuk pada keyakinan bahwa
syarat structural yang dibutuhkan ada untuk menambah probabilitas pencapaian
24
hasil yang diinginkan. Maksudnya bahwa kepercayaan adalah syarat mutlak yang
harus dimiliki suatu perusahaan untuk mencapai profit yang diinginkan
perusahaan. Dari teori diatas kepercayaan merupakan salah satu indikator yang
harus di punya oleh para pengusaha untuk dapat terus mengambangkan usahanya.
4. Niat Beli (Y)
Menurut Shet (Mangkunegara 2002:29) “niat merupakan prediksi yang meliputi
kapan, dimana dan bagaimana konsumen bertindak terhadap suatu merek atau
produk dan dipengaruhi oleh faktor dengan segera mendahului tingkah laku, yang
dipengaruhi oleh komponen sikap atau pribadi dan komponen sosial atau norma
yang berlaku di masyarakat.
Dari uraian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa niat beli adalah
kecenderungan seseorang untuk bertindak dilandasi dengan adanya ketertarikan
terhadap suatu obyek dan diikuti oleh keinginan untuk mendapatkan obyek yang
diinginkan tersebut melalui proses transaksi pertukaran. Niat beli ini ditunjukkan
melalui adanya sikap positif dan perasaan senang terhadap suatu produk yang
akan diikuti dengan tindakan lebih lanjut untuk membeli.
Dalam menentukan niat beli seseorang dapat di lihat dari seberapa sering
seseorang membeli suatu barang tersebut secara terus menerus. Laroche, Kim dan
Zhou (1996) dalam Ling (2010) menegaskan bahwa variable seperti pertimbangan
dalam membeli suatu merek dan expection untuk membeli sebuah merek dapat
digunakan untuk mengukur niat pembelian konsumen.
25
Berdasarkan argument Pavlou (2003) dalam Ling (2010), niat beli online adalah
situasi ketika seorang pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam
transaksi online. Transaksi online dapat dianggap sebagai kegiatan di mana proses
pengambilan informasi, transfer informasi, dan membeli produk jadi. Jadi jika
seseorang berniat untuk membeli suatu barang maka para konsumen tidak segan
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pembelian konsumen.
E. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Teori dan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, serta rumusan masalah dan
tujuan yang ingin didapat dari penelitian ini, maka peneliti menggunakan
hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh Orientasi Kualitas Terhadap Niat Beli
Trasaksi online yang dilakukan oleh pembeli dan penjual meskipun antara penjual
dan pembeli tidak bertatap muka, namun penjual dapat memberikan layanan
selama proses transaksi penjualan online terjadi sampai barang diterima oleh
konsumen. Kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk diukur
agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Kualitas layanan
merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh penjual
dalam rangka memuaskan konsumen dengan memberikan atau menyampaikan
keinginan atau permintaan konsumen melebihi apa yang diharapkan oleh
konsumen (Kotler dan Keller 2012; 156).
Tamizhvanan dan Xavier (2013) mengungkapkan bahwa orientasi layanan dalam
bisnis online tidak jauh berbeda dengan bisnis pada umumnya. Konsumen
menuntut produsen atau penyedia jasa untuk memberikan layanan yang terbaik
26
selama proses transaksi pembelian online. Penelitian yang dilakukan oleh
Tamizhvanan dan Xavier (2013) dengan sampel 360 mahasiswa MBA di India
menghasilkan pengaruh kualitas layanan online hanya sebesar 6,9%. Berdasarkan
penelitian Tamizhvanan dan Xavier (2013) maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Orientasi kualitas berpengaruh positif terhadap niat beli
2. Pengaruh Orientasi Merek terhadap Niat Beli
Merek merupakan suatu tanda atau nama, ataupun simbol desain yang
menginterpretasikan sebuah produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Identifikasi tersebut berfungsi sebagai pembeda dengan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan. Merek dapat mencerminkan janji yang diucapkan oleh produsen
terhadap konsumen atau kualitas produk yang akan perusahaan hasilkan.
Setiap merek mempunyai kegunaan tersendiri, dengan adanya nama merek,
konsumen dapat mudah, memakai dan menggunakan merek yang mereka
inginkan. Penelitian yang dilakukan oleh Tamizhvanan dan Xavier (2013)
menunjukkan bahwa ketika orang-orang termotivasi untuk menemukan berbagai
produk dalam rangka untuk mencoba hal yang berbeda, mereka akan lebih
memilih untuk berbelanja di internet, karena internet menyediakan lingkungan
dengan berbegai barang atau jasa dengan berbegai macam merek. Kosumen akan
memperesepsikan merek yang lebih dikenal untuk melakukan niat pembelian.
Hasil penelitian Tamizhvanan dan Xavier (2013) menunjukan bahwa pengaruh
orientasi merek terhadap niat beli positif sebesar 12,5%, dengan demikian
hipotesis yang dirumusakan sebagai berikut :
27
H2 : Orientasi merek berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen
3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Niat Beli
Kepercayaan adalah suatu keyakinan terhadap pihak tertentu untuk melakukan
suatu hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa seseorang yang
dipercayai akan memenuhi segala kewajibannya. Kepercayaan adalah suatu
gagasan deskripstif yang dianut oleh seseorang. apabila seseorang percaya
terhadap suatu produk atau jasa yang mereka gunakan, maka orang lain pun akan
ikut mempercayai produk atau jasa tersebut. Sikap seseorang dapat ditentukan
dengan suatu obyek, dimana sikap seseorang dapat membentuk kepercayaan
terhadap suatu produk atau jasa (Kotler dan Keller 2012 : 188).
Tamizhvanan dan Xavier (2013) mengungkapkan bahwa karakteristik merek
relatif lebih berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan pada sebuah merek
suatu produk atau jasa. Sedangkan kepercayaan pada merek adalah kemauan atau
keinginan konsumen dalam menghadapi risiko terkait dengan pemikiran bahawa
merek yang dibeli akan memberikan hasil positif atau menguntungkan. Dalam
sebuah bisnis, kepercayaan sangat dibutuhkan, dimana dalam sebuah transaksi
dalam bisnis kepercayaan harus ada pada masing-masing pihak. Tanpa adanya
sebuah kepercayaan, maka sebuah bisnis tidak akan berjalan dengan baik.
Sehingga dengan adanya kepercayaan, dapat menguatkan kejarsama yang baik
antar konsumen dan konsumen memiliki niat untuk mengkonsumsi merek yang
ditawarkan.
28
Pengaruh kepercayaan terhadap niat beli pada penelitian yang dilakukan oleh
Tamizhvanan dan Xavier (2013) sebesar 39,0%, dengan demikian hipotesis yang
dirumuskan sebagai berikut :
H3 : Kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat beli
Berdasarkan kajian penelitian terdahulu maka model penelitian yang diajukan
peneliti sebagai berikut:
H1
H2
H3
Gambar 3. Model Penelitian (Sumber : Tamizhvanan dan Xavier ; 2013)
F. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu bahan acuan dan pendukung
untuk melakukan penelitian. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkaji
masalah niat beli yang masing-masing dipengaruhi faktor orientasi kualitas,
orientasi merek, kepercayaan dan beberapa penelitian lainnya yang masih
Orientasi Merek(X1)
Orientasi Kualitas(X2)
Kepecayaan (X3)
Niat Beli (Y)
29
memiliki kaitan dengan variabel dalam penelitian ini. Sebagai acuannya,
digunakan beberapa penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul, Hasil yang didapat1 Arun
Thamizhvanan,M.J. Xavier(2013)
Determinats of customersonline purchase intention:an empirical study in India
Penelitian ini menetapkanbahwa orientasi pembelianimpuls, pengalamanpembelian onlinesebelumnya dankepercayaan onlineberpengaruh signifikanterhadap niat membelipelanggan
Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu2 Kwek Choon
Ling,Lau TeckChai,Tan HoiPiew(2010)
The Effects of ShoppingOrientations, Online Trustand Prior OnlinePurchase Experiencetoward Customers’ OnlinePurchase Intention
Temuan mengungkapkanbahwa niat pembelianimpulsif, orientasikualitas, orientasi merek,kepercayaan online danpengalaman pembelianonline sebelumnyaberhubungan positifdengan niat pembelianonline
30
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan metode survei.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Sofian
Efffendi dan Tukiran, 2012). Metode survei yang dilakukan fokus pada
pengumpulan data responden yang memiliki informasi tertentu sehingga
memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini digolongkan dalam penelitian
asosiatif kausal atau hubungan, yaitu penelitian untuk mengetahui sebab akibat.
Hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
(Sugiyono, 2012).
Obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung yang pernah
melakukan pembelian online di e-commerce
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
31
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen
Menurut Rusli (2014) variabel independen atau variabel bebas merupakan
variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen merupakan variabel yang variabelitasnya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu:
1. Orientasi Kualitas (X1)
2. Orientasi Merek (X2)
3. Kepercayaan (X3)
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang memberikan
reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen
adalah variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Rusli, 2014).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah niat beli (Y).
C. Populasi
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
32
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung yang pernah
melakukan pembelian online di e-commerce.
D. Sampel
Sugiyono (2013) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan sampel non probabilitas. Teknik
yang digunakan adalah menggunakan teknik judgment sampling. Judgement
sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa Universitas Lampung
2. Pernah melakukan pembelian online pada situs e-commerce yang ada.
Oleh karena itu besar sampel yang digunakan dihitung dengan rumus menurut
Widiyanto (2008), sebagai berikut:
= ( )Keterangan:
n: Ukuran sampel
z: Skor pada signifikan tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka z = 1,96
Moe: Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:= ( , )( ) = 96,04 = 97 atau dibulatkan menjadi 100
33
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden yang merupakan pengguna
internet di Bandar Lampung dan pernah berbelanja secara online.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut Sangadji dan
Sopiah (2010) data kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam
angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Sumber data atau informasi
didapatkan dari sumber primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer diperoleh berdasarkan
jawaban dari responden terhadap kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi
kebutuhan penelitian tertentu. Seperti buku, jurnal, dan terbitan yang
dikeluarkan oleh media massa atau perusahaan yang berhubungan dengan
penelitian ini
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pernyataan berupa
kuesioner yang disebarkan kepada responden. Menurut Sugiyono (2013)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
34
dijawabnya. Daftar pertanyaan kuesioner yang digunakan bersifat tertutup.
Tertutup artinya alternatif-alternatif jawaban telah disediakan.
G. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur akan
menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini
menggunakan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persespsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor.
Tabel 2 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2013)
H. Definisi Konseptual
Menurut Sinarimbun dan Effendi (2000) definisi konseptual merupakan
pemaknaan dari konsep yang digunakan sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasikan konsep tersebut dilapangan. Dalam penelitian ini variabel yang
35
akan dianalisis adalah orientasi kualitas, orientasi merek, kepercayaan. Berikut
penjelasannya.
a. Orientasi Kualitas
Kualitas adalah sejauh mana produk atau jasa memenuhi atau melebihi
harapan konsumen dalam hal ini sangatlah mempengaruhi pembelian
kembali dalam pembelian online. Kualitas didefinisikan sebagai
kesesuaian dengan spesifikasi (Ling et al., 2010). Kesesuaian kualitas
berkaitan dengan sejauh mana produk memenuhi standar desain tertentu,
hal tersebut definisi berbasis nilai setara dengan kualitas kinerja dengan
harga yang dapat diterima, atau alternatif tanpa biaya yang mahal.
Dampak orientasi kualitas terhadap niat pembelian online
didokumentasikan dalam literatur yang masih ada. Ling et al. (2010)
menyatakan bahwa pembelian yang selektif cenderung
mempertimbangkan kualitas, berbagai jenis produk yang akan di pilih
oleh konsumen. Dalam konteks lingkungan web-shoping, Gehrt et al.
(2007) menemukan bahwa pelanggan yang merasakan kenyamanan pada
saat belanja yang cenderung selektif dalam memilih kualitas, dan orientasi
konsumen akan mendorong niat untuk melakukan pembelian kembali
secara online.
b. Orientasi Merek
Orientasi merek didefinisikan sebagai nama atau simbol, merek dagang
dan desain paket yang unik mengidentifikasi produk atau jasa dari
pengecer, dan membedakan mereka dari orang-orang dari pesaingnya. Di
pasar, identitas merek perusahaan adalah jangkar kognitif dan titik
36
pengakuan di mana pelanggan merasakan banyak keraguan dalam
melakukan pembelian maka brand oriantation sangat mempengaruhi
konsumen untuk melakukan kegiatan tersebut (Rajshekhar et al., 2005).
Bagi banyak pengecer online, nama merek adalah nama perusahaan.
Dalam lingkungan e-commerce, dipercaya perusahaan dan nama-nama
merek yang digunakan oleh pelanggan sebagai pengganti untuk informasi
produk ketika mereka maksud untuk melakukan pembelian secara online
(Ward dan Lee, 2000). Beberapa studi telah menemukan bahwa loyalitas
merek menunjukkan dampak yang kuat pada niat pembelian di ritel dunia
tradisional (Ling et al. 2010). Sebuah nama merek yang kuat tidak hanya
menarik pelanggan baru, tetapi juga memiliki kemampuan membuka
untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan keputusan pembelian
mereka dan menajdikan konsumen melakukan kegiatan pembelian
kembali. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Jayawardhena et al.,
2007) menyimpulkan bahwa orientasi merek secara positif berhubungan
dengan niat beli online.
c. Kepercayaan
Kepercayaan konsumen akan timbul ketika penjual tidak mengambil
keuntungan pihak ke dua maka dari itu akan timbul rasa kepercayaan dari
konsumen untuk mendorong membeli kembali. Kepercayaan (trust)
terjadi ketika satu pihak percaya kepada tindakan pihak lain. Akibatnya,
untuk percaya merek atau jasa, pelanggan atau pengguna harus melihat
kualitas menjadi positif. Kepercayaan telah diakui sebagai peran penting
dalam mempengaruhi hubungan komitmen dan loyalitas pelanggan
37
terhadap layanan-layanan tertentu. Menurut Dutta et al. (2011)
menyebutkan bahwa orang yang paling sering menjaga tentang privasi
mereka adalah ketika mereka tidak memiliki kepercayaan pada orang lain.
Menurut Lee et al. (2011) menyebutkan bahwa manfaat yang dirasakan
didefinisikan bahwa sejauh mana konsumen percaya bahwa belanja online
akan meningkatkan kinerja transaksinya atau pembelian kembali akan
terjadi.
d. Niat Beli
Niat beli individu terkait dengan perilaku, dan dapat diklasifikasikan
sebagai komponen kognitif perilaku individu tentang bagaimana individu
berkeinginan untuk membeli produk secara spesifik (Ling et al. 2010).
Menurut Salisbury et al. (2001) dalam Ling et al. (2010) niat beli individu
dapat digunakan untuk menentukan kekuatan niat individu dalam
melakukan pembelian secara spesifik. Menurut argumen Pavlou (2003)
dalam Ling et al. (2010), niat beli online adalah situasi ketika seorang
pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam transaksi online..
Pengambilan informasi dianggap sebagai niat untuk menggunakan situs
web. Namun, pembelian produk lebih dianggap sebagai niat untuk
menggunakan situs web. Dalam rangka untuk memicu niat beli online,
web pengecer harus menyelidiki dampak dari orientasi pembelian pada
niat beli online
I. Definisi Operasional
38
Menurut Mustafa (2009) definisi operasional adalah suatu definisi variabel
yang memberikan gambaran bagaimana suatu variable akan diukur, jadi variabel
harus mempunyai pengertian yang sangat spesifik dan terukur
Tabel 3 Definisi Operasional
VariabelPenelitian
Definisi Indikator SkalaPengukuran
OrientasiKualitas(X1)
Menurut Rahma dkk layananyang diberikan oleh jasaberbeda dengan kualitasyang diberikan secaraonline. Meskipun antarapenjual dan pembeli tidakbertatap muka, namunpenjual dapat memberikanlayanan selama prosestransaksi penjualan onlineterjadi sampai barangditerima oleh konsumen.
1. Jasa yangberkualitas
2. KualitasProduk Tinggi
Likert
OrientasiMerek(X2)
Merek merupakan suatutanda atau nama, ataupunsimbol desain yang sebuahproduk atau jasa yangdihasilkan perusahaan.Identifikasi tersebutberfungsi sebagai pembedadengan produk yangditawarkan oleh perusahaan.Merek dapat mencerminkanjanji yang diucapkan olehprodusen terhadapkonsumen atau kualitasproduk yang akan
1. Penting untukmembeliproduk yangterkenal
2. Suka denganproduk merekterkenal
Likert
39
perusahaan hasilkanKepercayaan(X3)
Kepercayaan adalah suatugagasan deskripstif yangdianut oleh seseorang.apabila seseorang percayaterhadap suatu produk ataujasa yang mereka gunakan,maka orang lain pun akanikut mempercayai produkatau jasa tersebut. Sikapseseorang dapat ditentukandengan suatu obyek, dimanasikap seseorang dapatmembentuk kepercayaanterhadap suatu produk ataujasa
1. Bertanggungjawabterhadapkustomer
2. Memperhatikan kustomer
3. Bisa dipercayadan Jujur
4. Fasilitas tokoonline bisadiandalkan
5. Situs tokoonline aman
6. Keamananprivasi bagikustomer
Likert
Lanjutan Tabel 3. Definisi Operasional
Niat Beli(Y1)
Niat membeli merupakansuatu rencana yang disusunoleh konsumen untukmelakukan pembelianbarang atau jasa di masamendatang. Dengan katalain, bahwa konsumen dapatmerefleksikan pembeliannyaterhadap sejumlah produkatau jasa yang sudahdirencanakan denganmenggunakan merek tertentu
1. Kesenanganberbelanjaonline
2. Kepuasanberbelanjaonline
3. Menyukaiberbelanjaonline
4. Toko onlinetempat yangbaik untukberbelanja.
Likert
Sumber: Jurnal Thamizhvanan & Xavier (2013)
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan seberapa valid suatu instrumen
mengukur konsep yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti
instumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat dan benar. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan faktor
40
analisis. Valid atau tidaknya sebuah instrumen dilihat dari faktor loading
masing-masing variabel. Nilai faktor loading akan dibandingkan dengan
angka tetapan minimal yaitu sebesar 0,5 (Hair et al 2003 dalam Ferdinand
2006 : 155). Apabila faktor loading lebih besar dari 0.5 maka instrumen
tersebut dianggap valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dapat dipercaya dan handal. Pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh
koefisien Alpha Croanbach dengan kriteria apabila nilai Alpha Croanbach
hitung lebih besar dari Alpha Croanbach if Item Deleted maka indikator
dinyatakan reliabel (Hair et al 2003 dalam Ferdinand 2006 : 158). Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran,
bila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan
instrumen yang sama.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Rusli (2014) analisis regresi merupakan salah satu analisis yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.
Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti apabila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda
akan dilakukan bila jumlah variabel independennya lebih dari dua (Sugiyono,
41
2013). Berikut ini persamaan regresi untuk tiga prediktor menurut Sugiyanto
(2013).
= + + +Keterangan:
Y : Niat Beli
X1: Orientasi Kualitas
X2: Orientasi Merek
X3: Kepercayaan
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2005).
= √ −√ −Keterangan:
r : Korelasi parsial yang ditentukan
n : Jumlah sampel
t : t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Kriteria yang digunakan adalah:
42
1. Dapat melihat dari nilai derajat kepercayaan atau signifikan. Jika
derajat kepercayaan ≤ 5% maka hipotesis yang diajukan dapat
diterima, namun jika derajat kepercayaan≥ 5% maka hipotesis ditolak.
2. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka
hipotesis diterima.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan atau uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara
bersama sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahuinya dapat menggunakan rumus:
= /( − )( − − )Keterangan:
R2 : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah anggota sampel
f : Fhitung yang selanjutnya dibanding dengan Ftabel
Kriteria pengujiannya adalah:
1. Dapat dilihat dari nilai derajat kepercayaan atau signifikan. Jika
derajat kepercayaan ≤ 5% maka hipotesis yang diajukan dapat
diterima, namun jika derajat kepercayaan≥ 5% maka hipotesis ditolak.
2. Jika Fhitung> Ftabel maka hipotesis yang diajukan diterima.
43
c. Uji Koefisien Determinasi ( )
Menurut Ghozali ( 2013:97) Koefisien determinasi (R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu
(0 ≤ R² ≤1). Nilai (R²) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu, berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
BAB. VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini antara lain:
1. Hipotesis yang menyatakan orientasi kualitas berpengaruh positif terhadap
niat pembelian berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan yang diperoleh adalah
orientasi kualitas berpengaruh positif terhadap niat pembelian secara
online.
2. Hipotesis yang menyatakan bahwa orientasi merek berpengaruh positif
terhadap niat pembelian berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan yang
diperoleh adalah orientasi merek berpengaruh positif terhadap niat
pembelian secara online.
3. Hipotesis yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif
terhadap niat pembelian berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan yang
diperoleh adalah kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat pembelian
secara online.
B. Saran
64
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. Pemilik situs belanja online harus menghindari keragu-raguan konsumen
untuk bertransaksi. Cara yang dapat dilakukan adalah memberikan
jaminan keamanan saat bertrasaksi dan ketepatan waktu pengiriman
barang. Selain itu pemilik situs juga memastikan bahwa barang yang
diterima memiliki kualitas sesuai dengan apa yang diinformasikan pada
situs. Garansi barang dan pembebasan biaya pengiriman juga perlu
diinformasikan apabila produk yang diterima dalam keadaan rusak atau
mutu yang tidak sesuai.
2. Situs belanja online juga perlu membuat testimoni konsumen secara
berkala untuk ditampilkan di situs belanja online. Konsumen cenderung
setelah menerima barang tidak memberikan testimoni. Pemilik situs dapat
mengatasi hal ini dengan memberikan hadiah atas testimoni terbaik kepada
konsumen secara berkala seperti periode bulanan. Pemberian hadiah atas
testimoni diharapkan mendorong konsumen untuk melakukan testimoni
setelah melakukan transaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, N., dan Dewi, C.K (2016). Pengaruh Shopping Orientation, Online Trustdan Prior Online Purchase Experience terhadap Online Purchase Intention(Studi Pada Online Shop Hijabi House). Jurnal Ekonomi Vol 20 No.2
Baskara, Hariyadi. (2014). Analisis Pengaruh Kepercayaan, Keamanan, KualitasPelayanan dan Persepsi Akan Resiko Terhadap Keputusan PembelianMelalui Situs Jejaring Sosial (Social Networking Websites)
Basu, Swastha, & Irawan, (2001). Manajemen Pemasaran Modern, Liberty.Yogyakarta.
Cut Mitra Susanti, Mukhlis Yunus, dan Syafruddin Chan. (2015). PengaruhOrientasi Berbelanja Dan Kualitas Website Terhadap Word Of Mouth(WOM) Dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Online (JurnalManajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala).
Daryanto. (2011). Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Bandung: Satu Nusa.
Dutta, Soumitra, Ginette Law dan William H Dutton. (2011). The New InternetWorld: A Global Perspective on Freedom of Expression, Privacy, Trust andSecurity Online. SSRN Electronic Journal. Agustus 2011
Effendi Sofian dan Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei.Jakarta:LP3ES
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan PenerbitUniversitas Diponegoro. Semarang
Gehrt, K.C., Onzo, N., Fujita, K. and Rajan, N.R. (2007). ‘The emergence ofinternet shopping in Japan: identification of shopping orientation-definedsegment’, Journal of Marketing Theory and Practice, 15(2), 167-177.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP.
Jayawardhena, Chanaka, Charles Dennis dan Len Tiu Wright. (2007). ConsumersOnline: Intentions, Orientations and Segmentation. International Journal ofRetail & Distribution Management 35(6)
John C. Mowen, Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen (Jilid 1), Edisi.Kelima. Jakarta: Erlangga
Kamlesh K. bajaj dan Debjani Nag. (2000). E-Commerce: Revolusi Baru DuniaBisnis (Ter. Oleh. H.A.Imam Mawardi), PT. Arkana Press, Surabaya
Ki Lee, Choong, Myung Ja Kim dan Namho Chung. (2011). The effect ofperceived trust on electronic commerce: Shopping online for tourismproducts and services in South Korea. Tourism Management 32(2):256-265.April 2011
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi. 13.Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Ling, Kwek Choon, Lau Teck Chai dan Tan Hoi Piew. (2010). The Effects ofShopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experiencetoward Customers’ Online Purchase Intention. International BusinessResearch. Vol. 3, No. 3; July
Michael R. Ward, Michael J. Lee, (2000) "Internet shopping, consumer searchand product branding", Journal of Product & Brand Management , Vol. 9Issue: 1, pp.6-20
Mujiyana, Mujiyana dan Ingge Elissa. (2013). Analisis Faktor-Faktor YangMempengaruhi Keputusan Pembelian Via Internet Pada Toko Online. JurnalUndip Vol 8, No. 3
Ni Komang Riang Widnyani dan Tjahjono Djatmiko. (2012). PengaruhKepercayaan, Kemudahan Dan Kualitas Pelayanan E-Commerce TerhadapKeputusan Pembelian Secara Online Di Ana Silver Bali. (Jurnal ManajemenBisnis Telekomunikasi dan informatika, Universitas Telkom).
Pamungkas, Y.F.C. (2014). Pengaruh Orientasi Pembelian, Kepercayaan, DanPengalaman Pembelian Online Terhadap Minat Beli Online.
Pavlou, P. A., dan Gefen, D., (2002). Building Effective Online Marketplaces withInstitution-based Trust. Proceedings of Twenty-Third InternationalConference on Information Systems, pp. 667-675.
Rusli, Muhammad. (2014). Pengelolaan Statistik yang Menyenangkan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian: PendekatanPraktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta: PT.Indeks.
Singarimbun, M dan Efendi,. (2000). Metode Penelitian Survey. Jakarta : PT.Pustaka LP3ES
Singgih Santoso. (2000). Latihan SPSS Statistik Parmetik. Gramedia, Jakarta
Sophia. (2014). Pengaruh Orientasi Belanja, Kepercayaan Online, danPengalaman Pembelian Sebelumnya terhadap Minat Beli Pelanggan SecaraOnline pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Supranto dan Limakrisna, (2013). Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah UntukMenyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Edisi 2). Mitra Wacana Media
Suryani, Tatik. (2013). Perilaku Konsumen Di Era Internet. Yogyakarta: GrahaIlmu
Tellez, M. V. T. and Mazhari, S. (2011). Customer Equity Drivers and PurchaseIntentions Examining the Customer Equity Framework in the RetailClothing Industry in a Swedish Context: H&M and Gina Tricot as the CaseStudy.
Thamizhvanan, Arun dan Xavier, M.J.(2013). Determinants of customers onlinepurchase intention: an empirical study in India. Journal of Indian BusinessResearch, Vol.5 Issue: 1, pp. 17-32
Ujang Sumarwan. (2011). Perilaku Konsumen. Bogor : Ghalia Indonesia.
Franedya, Roy., 2018, APJII: Pengguna Internet 2017 Mencapai 143,26 Juta, Naik8%, [online], (https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20180219142137-37-4727/apjii-pengguna-internet-2017-mencapai-14326-juta-naik-8, diaksestanggal 22 Februari 2018)
Sigmaresearch, Indonesia Menjadi Negara Dengan Perkembangan E-CommerceTerpesat, [online], (http://sigmaresearch.com.or.id/index.php/news/46-news/62-indonesia-menjadi-negara-dengan-perkembangan-e-commerce-terpesat.html, diakses tanggal 3 Januari 2018)
Jpnn, 2015, Perkembangan Bisnis e-Commerce di Indonesia Melesat, [online],(https://www.jpnn.com/news/perkembangan-bisnis-e-commerce-di-indonesia-melesat, diakses tanggal 3 Januari 2018)
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2017. “Penetrasi &Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2017”
top related