naskah publikasi fungsi pemerintah daerah kabupaten bantul
Post on 26-Dec-2015
16 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
FUNGSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL
DALAM PENGELOLAAN BIDANG PARIWISATA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia saat ini merupakan salah satu negara yang sedang
berkembang yang ada di dunia, maka perkembangan tersebut harus diikuti dengan
perkembangan pemerintahan yang ada maupun perkembangan masyarakat serta
peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan tujuan Negara yang
terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar Negara Indonesia.
Negara Indonesia menggunakan asas desentralisasi dimana Pemerintah Pusat
menyerahkan urusan pemerintahan yang ada di daerah kepada Pemerintah Daerah
sebagai urusan rumah tangganya, Namun dalam hal urusan pelaksanaan pemerintahan
terdapat perbedaan yang diatur dalam Pasal 10 ayat 3 Undang-Undang No. 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintah Daerah. Salah satu urusan pemerintah pusat yang
diserahkan kepada daerah yaitu bidang pariwisata.
Dalam ketentuan pasal 18 Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan menyatakan bahwa Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah
mengatur dan mengelola urusan pariwisata sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka Pemerintah dan Pemerintah
Daerah bekerjasama dalam penyelenggaraan kepariwisataan yang ada di Indonesia.
1
Pada wilayah Kabupaten Bantul, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan
merupakan salah satu instansi yang berkecimpung pada bidang kepariwisataan yang
bekerjasama dengan instansi lainnya, seperti : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dll maupun dengan pihak swasta.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas dan fungsi
Pemerintah Daerah di bidang kepariwisataan, antara lain terdapat pada :
1. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 Tentang Pembentukan dan
Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bantul;
2. Peraturan Daerah No 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul;
3. Peraturan Bupati Bantul No. 82 Tahun 2007 Tentang Rincian Tugas
dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul.
Hasil dari kegiatan kepariwisataan oleh Pemerintah Daerah yaitu
Pendapatan Asli Daerah yang digunakan untuk memenuhi kehidupan masyarakat,
namun kenyataannya masih terdapat kesenjangan dalam kehidupan masyarakat
Kabupaten Bantul, karena sebagian masyarakat tidak memperoleh hasil dari kegiatan
kepariwisataan yang dilakukan Pemerintah Daerah.
Dalam penulisan tesis ini aspek hukum yang berkaitan dengan bidang
kepariwisataan berkaitan dengan sektor industri yang dapat dilihat pada beberapa
daerah di Kabupaten Bantul, antara lain : kerajinan gerabah di daerah Kasongan,
Pasar Seni Gabusan, kerajinan kayu di daerah Imogiri dll.
2
Pemerintah Daerah seharusnya melakukan intensifikasi dalam pengelolaan
bidang kepariwisataan berupa : penyuluhan, pendidikan, pelatihan yang berkaitan
dengan sektor industri. Selain itu juga melakukan ekstensifikasi berupa melakukan
pemasaran dan promosi, menawarkan pada investor untuk menanamkan modalnya.
Namun yang terjadi dilapangan masih dilihat bahwa aparat Pemerintah Daerah
kurang melakukan hal-hal tersebut, sehingga perkembangan pariwisata masih kurang,
maka bidang pariwisata kurang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
dapat mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
dalam pengelolaan bidang pariwisata?
b. Kendala yuridis apa sajakah yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantul dalam pengelolaan Bidang Pariwisata?
c. Langkah hukum apa sajakah yang dilakukan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul dalam pengelolaan Bidang Pariwisata?
3
3. Keaslian Penelitian
Penulisan tesis yang dilakukan penulis memuat tentang FUNGSI
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL DALAM PENGELOLAAN
BIDANG PARIWISATA, sepengetahuan penulis pada saat melakukan penelitian
hukum pernah ditemukan skripsi yang terkait dengan judul tersebut yang dilakukan
oleh mahasiswa UGM yang bernama Suci Dwi Hapsari, NIM : 03/167023/HK/16216,
namun dalam skripsinya dengan judul PERANAN DINAS PARIWISATA DALAM
RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
BANTUL yang ditulis pada tanggal 10 April 2008.
Perbedaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan yang telah
dilakukan oleh Suci Dwi Hapsari nampak setelah dilakukan penelitian oleh penulis,
karena penelitian yang dilakukan penulis dilakukan secara kombinasi yaitu penelitian
hukum normatif dan penelitian hukum empiris dimana data pustaka, narasumber,
stake holder maupun responden, lokasi, populasi maupun sampel yang dilakukan
penelitian oleh penulis berbeda dengan yang telah dilakukan oleh Suci Dwi Hapsari.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis akan berbeda dengan yang telah dilakukan oleh Suci Dwi
Hapsari.
4
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan dan
bermanfaaat bagi perkembangan ilmu hukum khususnya mengenai
Hukum Administrasi Negara dan Pemerintah Daerah mengenai
pengelolaan bidang pariwisata.
b. Manfaat Praktis, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi
Pemerintah Daerah di Indonesia, khususnya Kabupaten Bantul.
5. Tujuan Penelitian
a. Diskriptif, yaitu untuk mengetahui pelaksanaan fungsi Pemerintah
Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan bidang pariwisata.
b. Kreatif, yaitu untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan bidang
pariwisata.
c. Inovatif, yaitu untuk mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan bidang
pariwisata.
B. METODE PENELITIAN
1. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam tesis ini adalah penelitian hukum Normatif dan
penelitian hukum Empiris
5
Dalam tesis ini, penelitian hukum Normatif berkaitan dengan fungsi
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan Bidang
Pariwisata.
Penelitian hukum Empiris yang dilakukan penulis dalam tesis ini untuk
mengetahui pelaksanaan fungsi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan
bidang Pariwisata.
2. Bentuk Data
a. Data pustaka, diperoleh dari literatur maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang berasal dari bahan hukum :
1. primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat;
2. sekunder, memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer;
3. tertier, sifatnya fakultatif yakni bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.1
b. Data lapangan, diperoleh dengan cara penelitian hukum Empiris
langsung dari narasumber (Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul dan Pejabat DPKAD “Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah.” Kabupaten Bantul), stake holder (Pejabat DPRD
“Dewan Perwakilan Rakyat Daerah” Kabupaten Bantul) dan
responden sebanyak 50 Orang masyarakat Kabupaten Bantul yang
1 Maria SW. Sumardjono, Metodologi Penelitian Ilmu Hukum, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta,
2007, hal.13-14.
6
terdiri dari hal : pendorong, menikmati dan yang tidak berperan secara
langsung di bidang Pariwisata.
3. Cara pengumpulan data
a. Data pustaka, diperoleh dengan melakukan pengamatan melalui
media tertentu yaitu media kepustakaan, menganalisa, memahami dan
merefleksi ulang tentang berbagai tulisan dari para pakar terkait
dengan penulisan tesis ini, serta peraturan perudang-undangan untuk
mengumpulkan bahan hukum primer dan sekunder.
b. Data lapangan, diperoleh dengan melakukan jenis penelitian Empiris
yang mengkaji fakta hukum guna mengetahui perbedaan antara Das
Sein dengan Das Sollen, sebagai contoh masih terjadinya kesenjangan
kehidupan masyarakat Kabupaten Bantul.
Alat pengumpulan data yang digunakan berupa checklist dan
rating scale.
4. Analisa
a. Data Pustaka, dianalisa dengan penelitian ilmu hukum Normatif,
langkah atau kegiatan melakukan analisa mempunyai sifat yang sangat
khusus, kekhususannya adalah apakah syarat-syarat Normatif dari
7
hukum itu sudah terpenuhi atau belum sesuai dengan ketentuan dan
bangunan hukum itu sendiri. 2
b. Data lapangan, diperoleh dengan cara membangun teori dengan
menganalisis fakta hukum yang ada dan berkembang ditengah
masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi.
5. Lain-lain
a. Lokasi Penelitian, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul,
khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, DPKAD “Dinas
Pengelolaan Kas dan Aset Daerah”, DPRD “Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah” Kabupaten Bantul dan daerah wisata yang akan
merasakan dampak dari kegiatan kepariwisataan.
b. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, khususnya Dinas Kebudayaan.
Kabupaten dan Pariwisata Bantul, DPKAD “Dinas Pengelolaan Kas
dan Aset Daerah” dan DPRD “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”
Kabupaten Bantul.
2 Bahder Johan Nasution, MetodePenelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm 87.
8
Sampel yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah
masyarakat Kabupaten Bantul yang terdiri dari : pendorong,
menikmati dan yang tidak berperan secara langsung di bidang
Pariwisata.
Teknik pengambilan sampelnya dengan cara Purposive
Sampling, yaitu peneliti menggunakan pertimbangannya sendiri
dengan berbekal pengetahuan yang cukup tentang populasi untuk
memilih anggota-anggota sampel.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan
bidang pariwisata.
a. Data Pustaka.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul merupakan
salah satu perangkat daerah yang memiliki kedudukan, tugas dan fungsi.
Hal tersebut terdapat dalam pasal 3-5 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2003 Tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Bantul. Selain itu juga terdapat pada paragraf 2
Peraturan Daerah No 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dan terdapat
pada Peraturan Bupati Bantul No. 82 Tahun 2007 yang mengatur Tentang
9
Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul.
b. Data Lapangan
Menurut Uminto Giring Wibowo, SE, MM, MH selaku Ketua
Komisi C DPRD “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah” Kabupaten Bantul,
bahwa anggota DPRD sudah melaksanakan tugasnya, dengan cara terjun
langsung ke masyarakat untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di lapangan.
Menurut A. Diah Setyawati, SH. M.Hum selaku Kepala Bidang
Pemasaran dan Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul, bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul telah
melaksanakan fungsinya, yaitu melakukan penyuluhan, pelatihan,
pengawasan, memberikan bantuan modal.
Menurut Abu Dzarin Noor Hadi, SH. M.Kes selaku Kepala DPKAD
“Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah”, bahwa DPKAD telah
melakukan pengelolaan keuangan daerah baik Pendapatan Asli Daerah
maupun pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah serta
melakukan pengelolaan Aset Daerah.
Data lapangan diperoleh dari 50 orang responden, berkaitan dengan :
1. Peran serta Dinas-dinas terkait dalam pengelolaan bidang
pariwisata di Kabupaten Bantul.
10
2. Tingkat kerjasama antara instansi Pemerintahan dalam
pengelolaan bidang pariwisata di Kabupaten Bantul.
3. Tingkat kerjasama dalam pengelolaan bidang pariwisata antara
Pemerintah Daerah dengan pihak swasta di Kabupaten Bantul.
4. Sektor usaha dalam pengelolaan bidang pariwisata yang
berkembang di Kabupaten Bantul.Sektor Industri bidang pariwisata
yang berkembang.
5. Sektor Industri bidang pariwisata yang berkembang di
Kabupaten Bantul.
6. Usaha Pemerintah Daerah dalam pengelolaan bidang
pariwisata untuk memperbaiki daerah wisata di Kabupaten
Bantul.Upaya Pemerintah Daerah untuk melakukan promosi pariwisata.
7. Usaha Pemerintah Daerah dalam hal penyuluhan, pendidikan
dan pelatihan dalam pengelolaan bidang pariwisata di Kabupaten
Bantul.
8. Upaya Pemerintah Daerah dalam melakukan promosi
pariwisata.
9. Kegiatan budaya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
10. Unsur aman dan tertib pada daerah wisata di Kabupaten
Bantul.
11. Unsur bersih pada daerah wisata Kabupaten Bantul.
11
12. Pembangunan tempat usaha pada daerah wisata Kabupaten
Bantul.
13. Pembangunan jalan di daerah wisata Kabupaten Bantul.
14. Penegakan hukum bidang pariwisata di Kabupaten Bantul.
15. Sumber Daya Manusia yang berperan pada bidang pariwisata
di Kabupaten Bantul.
c. Pembahasan
Berdasarkan data pustaka dan data lapangan, bahwa Pemerintah
Daerah Kabupaten Bantul masih kurang melaksanakan fungsinya, maka
bidang pariwisata belum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat, karena :
a. Belum dilaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Pemerintah Daerah masih kekurangan Sumber Daya Manusia;
c. Kurang kordinasi antara aparat yang bertugas/dengan instansi terkait.
B. Kendala Yuridis yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
dalam pengelolaan Bidang Pariwisata.
1. Data Pustaka, berkaitan dengan :
a. Peraturan perundang-undangan, masih terdapat kekurangan, antara lain:
12
Lemahnya law enforcement, sampai saat ini belum secara tegas
menerapkan hukum yang berlaku mengenai bidang pariwisata;
Kurangnya kordinasi kebijakan antar instansi pemerintah, hakikat
daripada pembangunan kepariwisataaaan adalah lintas sektor, lintas
wilayah, dan multidimensional.
b. Ketaatan Asas dan Teori
Pelaksanaan kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Bantul
berdasarkan asas dan teori yang ada, namun masih sering terjadi
permasalahan dimana masih sering terjadi memikirkan kepentingan
masing-masing kurang memperhatikan masyarakat pada umumnya.
c. Eksekutor, masih terdapat kekurangan, antara lain :
Kurangnya kemampuan Sumber Daya Manusia;
Kekhawatiran wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata pantai;
Keterbatasan sarana dan prasarana dinas;
Keterbatasan anggaran.
2. Data Lapangan
Menurut Uminto Giring Wibowo, SE, MM, MH selaku Ketua
Komisi C, DPRD “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah“ Kabupaten Bantul,
bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul belum melaksanakan
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pariwisata dengan baik, seperti :
Pemerintah Daerah tidak tegas menarik pajak Perhotelan dan Restoran,
Pemerintah Daerah tidak tegas menarik pajak penghasilan.
13
Menurut Abu Dzarin Noor Hadi, SH. M.Kes selaku Kepala DPKAD
“Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah”, bahwa : masih adanya
pelanggaran-pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan belum
terbentuknya kerjasama/kemitraan yang kokoh dengan MOU. 3
Menurut A. Diah Setyawati, SH. M.Hum selaku Kepala Bidang
Pemasaran dan Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul, bahwa dalam pelaksanan kegiatan pariwisata masih terdapat
kendala yang terjadi di Lapangan, salah satunya adalah Undang-Undang
pariwisata belum ditindak lanjuti didalam Peraturan Daerah.
Data lapangan diperoleh dari 50 orang responden, berkaitan dengan :
1. Penyebab kendala yuridis dalam pengelolaan bidang pariwisata
Kabupaten Bantul.
2. Dampak negatif yang timbul dengan adanya kegiatan bidang pariwisata
di Kabupaten Bantul
3. Kekurangan yang terdapat pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
dalam melaksanakan tugasnya mengelola bidang Pariwisata.
3 Kuisioner pada tanggal 15 Juli 2009
14
4. Kendala dalam pengelolaan bidang pariwisata yang berasal dari
masyarakat Kabupaten Bantul.
5. Penghambat perkembangan daerah wisata di Kabupaten Bantul.
6. Pelaksanaan hukum yang berkaitan dengan pengelolaan bidang
pariwisata di Kabupaten Bantul.
7. Keadaan sarana dan prasarana pada daerah wisata di Kabupaten Bantul.
8. Keadaan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Bantul.
3. Pembahasan
Kendala yuridis yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
di Bidang Pariwisata berkaitan dengan :
a. Peraturan perundang undangan, disebabkan lemahnya law enforcement
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah terhadap pelaku pelanggaran
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Ketaatan Asas dan Teori, karena tidak semua peraturan perundang-
undangan mengatur tentang perilaku masyarakat, maka asas dan teori
ini membantu jalannya hukum yang berlaku, sehingga perlu adanya
ketaatan terhadap asas dan teori yang ada.
c. Eksekutor, berkaitan dengan kurangnya kemampuan Sumber Daya
Manusia pada bidang pariwisata, kekhawatiran wisatawan untuk
berkunjung ke obyek wisata pantai, keterbatasan sarana dan prasarana
dinas, keterbatasan anggaran, rendahnya kesadaran wisata masyarakat.
15
C. Langkah hukum yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
dalam pengelolaan Bidang Pariwisata
1. Data Pustaka, berkaitan dengan :
a. Peraturan Perundang-Undangan, antara lain melaksanakan penegakan
hukum di bidang pariwisata sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku mengenai bidang pariwisata. melakukan
sosialisasi peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan
memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang tidak melaksanakan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.4
b. Ketaatan asas dan teori, antara lain melakukan pengembangan
kelembagaan dan sumber daya manusia dan menambah jumlah tenaga
kerja yang terdidik dan terlatih di bidang Pariwisata.5
c. Eksekutor, antara lain melakukan pelatihan, pendidikan, penyuluhan
bidang kepariwisataan, mengembangkan obyek wisata dan daya tarik
wisata, meningkatkan sarana dan prasarana, mengembangkan
4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Bantul, 2008, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, hal 18.5 Ibid
16
pemasaran dan promosi, meningkatan kemitraan, mengembangkan
produk wisata.
2. Data Lapangan
Menurut Uminto Giring Wibowo, SE, MM, MH selaku Ketua
Komisi C DPRD “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah“ Kabupaten Bantul,
bahwa : Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul memberikan pendidikan dan
pelatihan di bidang kepariwisatan kepada aparat Pemerintah Daerah,
Swasta maupun masyarakat Kabupaten Bantul dan melakukan promosi
terhadap kegiatan pariwisata.
Menurut Abu Dzarin Noor Hadi, SH. M.Kes selaku Kepala DPKAD
“ Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ” bahwa : Pemerintah
Daerah Kabupaten Bantul berusaha memperbaiki sarana dan prasarana
yang ada di obyek wisata yang berada di Kabupaten Bantul bekerjasama
dengan instansi terkait dalam hal pengelolaan pendapatan daerah.
Menurut A. Diah Setyawati, SH. M.Hum selaku Kepala Bidang
Pemasaran dan Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul, bahwa : Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul memberikan
pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan dengan kepariwisataan dan
melakukan perbaikan-perbaikan maupun pembangunan obyek wisata.
Data lapangan diperoleh dari 50 orang responden, berkaitan dengan :
17
1. Usaha Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam pengelolaan bidang hukum berkaitan dengan pariwisata.
2. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia berkaitan
dalam pengelolaan bidang Pariwisata.
3. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam hal pengembangan obyek wisata di Kabupaten Bantul.
4. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam hal pengembangan produk wisata di Kabupaten Bantul.
5. Pihak-pihak yang turut bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bantul dalam pengelolaan daerah wisata.
6. Instansi yang berkedudukan di Kabupaten Bantul yang
turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam
usaha pengembangan daerah wisata di Kabupaten Bantul.
7. Sanksi terhadap pelaku pelanggaran peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Kabupaten Bantul.
3. Pembahasan
Langkah hukum untuk mengatasi kendala yuridis di bidang
kepariwisataan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan
masyarakat yaitu berkaitan dengan :
18
a. Peraturan perundang-undangan, antara lain dengan cara melaksanakan
penegakan hukum di bidang pariwisata sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai bidang pariwisata,
melakukan sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku
mengenai pariwisata, memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang
tidak melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai pariwisata.
b. Ketaatan asas dan teori, antara lain melakukan pengembangan
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia serta menambah jumlah
tenaga kerja yang terdidik dan terlatih di bidang Pariwisata.
c. Eksekutor, antara lain : melakukan pelatihan, pendidikan, penyuluhan
bidang kepariwisataan kepada pihak-pihak yang berperan dibidang
pariwisata, mengembangkan obyek wisata dan daya tarik wisata,
meningkatkan sarana dan prasarana, mengembangkan pemasaran dan
promosi, meningkatkan kemitraan, mengembangan produk wisata.
D. PENUTUP
Berdasarkan analisis yang telah dideskripsikan pada bab-bab terdahulu dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantul dalam pengelolaan bidang pariwisata masih terdapat banyak
19
kekurangan/dapat dikatakan bahwa Pemeritah Daerah belum
melaksanakan fungsinya dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada :
a. Belum dilaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pariwisata oleh aparat Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
penegakan hukum.
b. Aparat Pemerintah Daerah yang berkecimpung dalam kegiatan
pariwisata tidak semuanya mengetahui tentang pariwisata.
c. Pemerintah Daerah kurang kordinasi antara aparat yang bertugas
maupun dengan instansi terkait dan masyarakat.
d. Pelaku kegiatan pariwisata belum melaksanakan tugas dan perannya
dengan baik;
e. Masih terjadi kesenjangan kehidupan pada masyarakat;
2. Kendala yuridis yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam
pengelolaan Bidang Pariwisata, antara lain berkaitan dengan :
a. Peraturan perundang-undangan, yaitu :
Dalam pelaksanaan penegakan hukum di bidang kepariwisatan masih
belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak-pihak yang berperan pada
bidang pariwisata.
b. Ketaatan asas dan teori, yaitu :
20
Masih sering terjadi benturan kepentingan dalam pelaksanaan bidang
pariwisata yang tidak sesuai dengan asas dan teori yang ada.
c. Eksekutor (pelaksanaan bidang pariwisata)
Belum semua pihak yang berperan melaksanakan tugas dan perannya
dengan baik, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
3. Langkah hukum yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
dalam pengelolaan Bidang Pariwisata yaitu dalam hal :
a. Peraturan perundang-undangan
i. Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pelaksanaan
penegakan hukum di bidang pariwisata harus berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai bidang
pariwisata.
ii. Melakukan sosialisasi terhadap peraturan perudang-undangan
yang berlaku mengenai bidang pariwisata.
iii. Memberikan sanksi bagi pelaku pelanggaran peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai bidang pariwisata.
b. Ketaatan asas dan teori
21
1. Pengembangan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, karena
manusia selalu berkembang, maka asas dan teori yang ada juga
harus mengikuti perkembangan tersebut sehingga dapat digunakan
untuk mendukung pelaksanaan hukum yang berlaku.
2. Menambah jumlah tenaga kerja yang terdidik dan terlatih di
bidang Pariwisata, agar dapat tercipta tenaga ahli baru yang dapat
mengikuti perkembangan yang ada.
d. Eksekutor
1. Melakukan pelatihan, pendidikan, penyuluhan bidang pariwisata
kepada pihak-pihak yang berperan dibidang pariwisata.
2. Melakukan pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukun bidang
pariwisata.
4. Melakukan pengembangan pemasaran dan promosi, agar suatu
daerah wisata dapat lebih dikenal oleh banyak orang sehingga
banyak wisatawan yang berkunjung sehingga dapat meningkatkan
pendapatan pada daerah wisata tersebut.
5. Meningkatkan kemitraan dengan cara melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak yang berperan pada bidang pariwisata, baik
antara instansi Pemerintahan maupun dengan pihak swasta dan
masyarakat.
22
6. Melakukan pengembangan Produk Wisata, antara lain :
Pengembangan Fisik Obyek Wisata, Peningkatan Sarana Wisata,
Pengendalian Pariwisata, Peningkatan Pelayanan Wisata,
Sosialisasi dan Pelaksanaan Perda tentang Pariwisata,
Penambahan daya tarik wisata, Pengembangan agrowisata di
obyek wisata.6
B. SARAN
Saran yang diberikan penulis dalam tesis ini bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul dalam pengelolaan bidang pariwisata dan bagi masyarakat agar
kegiatan pariwisata dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
tersebut, yaitu :
a. Bagi Pemerintah Daerah
1. Bersama dengan Pemerintah Pusat maupun instansi terkait dengan
bidang pariwisata dalam penegakan hukum harus berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai bidang
pariwisata;
2. Melakukan pelatihan, pembinaan, pendidikan kepada aparat
Pemerintah Daerah baik mengenai Peraturan Perundang-Undangan
maupun pelaksanaan teknis dilapangan;
6 Ibid.
23
3. Lebih sering melakukan promosi/pemasaran mengenai obyek wisata
agar daerah wisata yang ada lebih dikenal oleh masyarakat luas;
4. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung pada
daerah wisata yang ada di Kabupaten Bantul;
5. Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan dari
sektor pariwisata dengan lebih baik, yaitu saat menerima,
penghitungan, pengeluaran/penyetoran dilakukan dengan cermat.
b. Bagi masyarakat
1. Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai
bidang pariwisata;
2. Turut serta membantu Pemerintah Daerah dalam upaya memajukan
bidang pariwisata di Kabupaten Bantul, yaitu dengan cara melakukan
promosi mengenai daerah wisata yang ada di Kabupaten Bantul;
3. Apabila berkecimpung dalam kegiatan pariwisata yang dikenai pajak
oleh Pemerintah Daerah sebaiknya membayar pajak tersebut;
4. Ikut serta dalam kegiatan pelatihan, pendidikan, penyuluhan tentang
pariwisata;
5. Turut serta menjaga obyek wisata yang ada, baik keadaan alam sekitar
maupun sarana dan prasarana yang ada di obyek wisata tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Maria SW. Sumardjono, Metodologi Penelitian Ilmu Hukum, Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta, 2007.
Bahder Johan Nasution, MetodePenelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
2008.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata KabupateN Bantul, Bantul, 2008.
25
top related