metode pembelajaran akuntansi syariah berbasis tauhid yrp ...€¦ · metode pembelajaran sibghah...

Post on 27-Oct-2020

20 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Metode Pembelajaran Sibghah Ummah

Metode Pembelajaran Akuntansi Syariah Berbasis TauhidYRP - MAMI - JAMAL - FORDEBI - IAIUB Guest House, Malang, 3-4 Maret 2017

Aji Dedi Mulawarman

DAFTAR ISI

1. AMBIGUITAS PENDIDIKAN NASIONAL

2. PENDIDIKAN NASIONAL: Bagaimana Seharusnya?

3. PENDIDIKAN UNTUK MANUSIA: Mendorong Perubahan Motivasi

4. BUNGA CINTA PEMBELAJARAN: Pendekatan Sibghah Ummah

5. PRATIK PEMBELAJARAN: Materi Kuliah Akuntansi Syariah untuk Program S3

1. AMBIGUITAS PENDIDIKAN NASIONAL

TUJUAN PENDIDIKAN

Konsep Manusia

Tujuan Pendidikan

Proses Pembelajaran

OUTCOME PENDIDIKAN

TUJUAN NASIONAL

atau PERADABAN

?

DOMINANT “SOCIAL“ VALUES(Societies, States, Corporations, etc.)

DOMINANT “FAITH” VALUES(Religion, Agnosticism, Scientism, Spiritualism, Secularism, etc.)

TUJUAN PENDIDIKAN DOMINANACKOFF AND GREENBERG (2008)

For too long, we have educated people for a world that no longer exists, extinguishing their creativity, and instilling values antithetical to those of a free, 21st century democracy.

The principal objective of education as currently provided is to ensure the maintenance and preservation of the status quo to produce members of society who will not want to challenge any fundamental aspects of the way things are.

Traditional education focuses on teaching, not learning… without enlightening and wisdom

KESALAHAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NASIONAL MENDORONG KEGILAAN “TANPA AMPUN”

1901…

2006 2013

Internasionalisasi Sistem Pendidikan

AssesmentHDI

GlobalisasiDaily life Problem Solving

(Learning Approach)Scientific Approach

(Positivism)

Evolusi Kurikulum Nasional

Ukuran Modernitas Perkembangan

Manusia & Ekonomi di Dunia

versi UNDP

NeoliberalismHumanism

AnthropocentrismMaterialismSecularism

Adaptasi

AKSI TECHNICAL

MEMILIKI SUBSTANSI”VALUE”1

2

3

insya Allah mewujudkan Insan Ulil Albab

JEBAKAN PADA PENDIDIKAN NASIONAL UNTUK STATUS QUO BARAT?

WESTERN CIVILIZATION

Anthropocentrism, Self InterestReductionism, Empiricism, Numbers

Mechanistic ViewsDesacred Knowledge

Reality is a process, time is quantityHistory is transcendent enthelekheia process

Transfer of Knowledge

1. SECULAR SCHOOL (Beaver 1987) 2. POSITIVE SCIENCE (Watts & Zimmerman)

1.1. SECULAR SCHOOL

SECULAR ACCOUNTING SCHOOL

ACCOUNTINGEDUCATION

SECULAR SCHOOL

(Beaver 1987)

NON RELIGIUSEDUCATION

CONTEXTUALETHICS

PROFESSIONALACCOUNTANT

DARI MANA POLA DASAR SEKULARISASI?EmpiricismJohn Locke

EmpiricismGeorge Berkeley

Scepticism David HumeSelf Interest: Dasar Liberalisme

Impression (Kesan) atas Ideas (Gagasan)memunculkan Human Understanding

Original Understanding Secondary Understanding

Original Impression atas External World, secara langsung akan memunculkan Knowledge dan

berujung pada Sains

Direct PassionSedih, Senang,

Hasrat

Indirect PassionCinta, Hina,

Passion Kontemplamtif

lain

Yang nyata adalah Realitas Tercandra, Bukan tujuan moral

Motif Tindakan Moral Manusia untuk Kepentingan Diri Sendiri

Menolak Prevalensi Kesadaran Suci Ketuhanan

SECULARISATION (AL-ATTAS 1981)

Disenchantment of nature

Desacralisation of power

Deconsecration of values

DISENCHANTMENT OF NATURE

Penegasian kekuatan di luar kekuatan manusia, karena manusia pusat realitas, sehingga orientasinya adalah anthropocentrism/self interest.

Self interest mengarahkan individu berpikir dan berperilaku maksimasi harapan untuk kepentingan sendiri (maximized expected utilities).

Kompetensi profesional adalah pendidik yang berhasil mentransfer kurikulum self-interest dengan kompensasi duniawi

SECULARISATION:

Disenchantment of nature

Desacralisation of power

Deconsecration of values

DESACRALISATION OF POWER

Desakralisasi kekuasaan, terefleksi pada pemisahan kekuasaan dunia dan akherat.

Desakralisasi kekuasaan dalam pendidikan adalah pemisahan ilmu dan agama

SECULARISATION:

Disenchantment of nature

Desacralisation of power

Deconsecration of values

DECONSECRATION OF VALUES

Dekonsekrasi Nilai adalah penegasian nilai Absolut Tuhan, segala sesuatu relatif-material-empiris-kuantifikatif

Pendidikan sekuler bertujuan membangun kehidupan duniawi, seperti sukses, sejahtera, makmur, adil, semuanya serba fisikal dan material.

Tidak ada realitas yang ”benar”, tidak ada normatifitas yang baku, yang ada adalah tampilan realitas empiris apa adanya.

SECULARISATION:

Disenchantment of nature

Desacralisation of power

Deconsecration of values

DUNYA WAL ‘URF DUNYA WAL AKHIRAH

PUSAT AKUNTANSI

adalah DUNIA-BUDAYA

Langit Tercandra

Diri Sosial

PUSAT AKUNTANSI

adalah DUNIA-AKHERAT

Langit Ke Tujuh

Diri Sosial

atau ?Tuhan ada di Langit

tidak berhubungan dengan proses pencapaian trilogi akuntansi

Tuhan ada di Langit ke Tujuhdan berhubungan dengan

proses pencapaian trilogi akuntansi

DUNYA WAL ‘URF ?

PUSAT AKUNTANSI

adalah DUNIA-BUDAYA

Langit Tercandra

Diri Sosial

Tuhan ada di Langittidak berhubungan dengan

proses pencapaian trilogi akuntansi

langit ada di atas

laporan ada di perusahaan

manusia ada di dunia

1.2. POSITIVE SCIENCE

POSITIVE SCIENCE & RELIGIOUS FACTOR

“...from its inception (sociology) was committed to the positivist view that religion in the modern world is merely a survival from man’s primitive past, and doomed to disappear in an era of science and general enlightenment. From the positivist standpoint, religion is basically, instutionalized ignorance and superstition”

Gerhard Lenski; The Religious Factor 1961

POSITIVISTIC APPROACH

PengembanganTeori atau Hipotesis

berbasis Empiris Matematis

ObyektivitasMaterial Surface

Ilmu AkuntansiPAT, Agency Theory,

Entity Theory, Income Concept, Accrual, Going

Concern, etc

Self Interest,Utility,

Usefulness, Transactional

Scarcity,Growth,Profit,

Wealth,Market,

To ExplainTo Predict

dengan Abstract Model

Watts and Zimmermann

Positive Accounting Theory

Milton FriedmanThe Methodology

of Positivistic Economics

FW TaylorPrinciples of

Scientific Management

Ilmu Ekonomi:Produksi-Konsumsi

Supply-Demand, Employment, Game

Theory, etc

Begitu pula Ilmu Manajemen

ORIENTASI UTAMA POSITIVISME

PROGRESS AND EVOLUTION... TOWARD HUMANITY RELIGION

Masyarakat Primitif-Teologis

Masyarakat Rasional-Metafisis

Masyarakat Empiris-Positif

BAD NEWS

GOODNEWS

BAD NEWS

1.3. DAMPAK PADA AKUNTANSI

Neoliberalism

MNC

Secularism

Anthropocentrism

Positivism

Modernism

SCIENTIFICMETHODS

Education and Profession’s

Deregulation and Free Market Law

Academician and Practices

Corporatocration(Comprador)

IFRS

Politic’s DomainEconomic’s Mindset

Soft-colonialism’s PhaseAnti Religious Process

The IFRS’s Core Datum Values

RINGKASNYA

IASC/IASBInternational Accounting Standards

Committee/International Accounting Standards Committee

IFACInternational Federation of Accountants

Framework forthe Preparation and Presentation of

Financial Statements

Proses Translasi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)

Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan

+SAP, SAK, Kode Etik, SAKSy serta SPAI

Intervensi MNC’s dan Negara Maju

Intervensi IMF, World Bank,

ADB, WTO, GATT, etc

Intervensi BIG FOUR

1.4. DAMPAKNYA PADA PENDIDIKAN

POINTERS: PENDIDIKAN PARSIAL

Konsep Manusia dan Pendidikan Modern melihat manusia sebagaimana pandangan Descartes bahwa:

Manipulasi dan eskploitasi material termasuk manusia seperti bagian-bagian yang parsial dan dapat diurai dalam bagian-bagian

Muncul misalnya dalam penentuan tujuan pendidikan kemudian didasarkan pada model Bloom’s Taxonomy maupun berbagai model-model lainnya yang muncul kemudian

Lebih jauh, pengalaman keberagamaan dianggap selesai di Surga, Tuhan pensiun pada saat manusia ditetapkan sebagai ciptaan terindah dan dinisbahkan sebagai penguasa semesta

POINTERS: PENDIDIKAN MASSAL

Di samping Parsial, pendidikan sebagaimana Paulo Freire menjelaskan:

Pendidikan saat ini adalah menggunakan banking model, dehumanisasi pendidikan dalam bentuk produk-produk “pabrikan” bersifat “massal”,

Produk massal yang disebut pekerja taat aturan, standar, mengabdi pada “kuasa” modal dan menggeser “yang tak berpunya”

Hasil pendidikan membentuk masyarakat terdidik menjadi “culture of silence”

Dampak lanjutannya seperti disebutkan KH. Dewantoro:

Hilangnya lokalitas dan kebudayaan yang jadi substansi kedirian bangsa

STATUS QUO

PENDIDIKAN

PARSIALITAS CARTESIAN- Pixel Kemanusiaan, manusia pusat semesta, Tuhan Pensiun

- Parsialitas pendidikan melalui Bloom’s Taxonomy

PABRIKASI FREIREIAN- Pabrikasi & Banking Model

- Standarisasi berdasar kepentingan Kuasa Modal

- Menindas masyarakat miskin

CULTURE OF SILENCE

DEKULTURASI KH DEWANTORO

Hilangnya spiritualitas, nurani, budaya & kedirian bangsa

2. PENDIDIKAN NASIONAL: Bagaimana Seharusnya?

2.1. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALUUD 1945 PASAL 31 (AMANDEMEN)

Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL UU SISDIKNAS 2003 PASAL 3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2.2. SUBSTANSI PENDIDIKAN NASIONAL SEPERTI APA?

BERGURU PADA HOS TJOKROAMINOTO

Seperti Guru Bangsa kita, HOS Tjokroaminoto, menyampaikan, tentang pendidikan nasional, dalam

MOSLEM NATIONAAL ONDERWIJS:

Dalam dunia Pendidikan dan Pengajaran Sarekat Islam, ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan keduniaan dan ilmu pengetahuan tentang agama Islam tidak boleh dipisah-pisahkan, dengan kata

lain segala keperluan penghidupan dan kehidupan di dunia serta tujuan hidup atau penyerahan diri kepada Allah SWT untuk hidup di akherat nanti

harus berjalan paralel dan seimbang.

insya Allah mewujudkan Insan Ulil Albab

PANDANGAN ATAS MANUSIA

Schumacher memandang manusia bukan seperti benda yang terpisah, tetapi memiliki kesatuan eksistensi

Manusia = ‘m+x+y+z’ (Tumbuhan = ‘m+x’; Hewan = ‘m+x+y’)

‘m’ = mineral, fisik, dan bentuk nyata, tanpa rasa dan nafsu.

‘x’ = life force, kondisi di mana makhluk hidup, bernafas dan tumbuh.

‘y’ = representasi pikiran, nafsu dan intelegensi primitif

’z’ = simbol kesadaran diri, dan hanya dengan itu manusia dapat melakukan pengembangan budaya dan peradabannya yang tidak bersifat liar dan sadis, tetapi lebih dekat pada nilai (value) dan moralitas.

JIWA (RUH)

Manusia menurut Nasr (2005, 122) sebenarnya berada antara ciptaan spiritual dan material dan memiliki sifat keduanya, dan tidak parsial tetapi menyatu.

Z yang disebut penyadaran diri oleh Schumacher mengarah pada citra spiritualitas, disebut Al Ghazali sebagai JIWA/RUH.

Jiwa atau ruh merupakan kesadaran yang bersifat moral spiritual dan berbeda dengan kecerdasan yang bersifat hewani yang diciptakan Allah di alam ruh (’alam al-arwah).

FITRAH JIWA

JIWA bersifat abadi dan memiliki FITRAH (ashl al-fithrah) yang berkecenderungan pada kebaikan dan enggan pada kekejian

JIWA sebagai substansi berfungsi untuk mengetahui-Nya, mendekati-Nya, berbuat untuk-Nya, berjalan menuju-Nya dan menyingkapkan apa yang ada dan dihadapan-Nya (Rabbaniyyah).

5 FAKULTAS JIWA AL GHAZALI

1. Nafsu (nafs)

2. Marah (amarah)

3. Pengetahuan (aql)

4. Keadilan antara tiga kekuatan tersebut (adl)

5. Kekuatan yang mempunyai kemampuan menghayati langsung (dzawq)

*Nafs dan amarah sering digabung menjadi hawa atau nafs saja.

KEADILAN: MOTIF KEAGAMAAN

Keadilan adalah penyeimbang antara perintah akal (rasio) dan hukum Tuhan (dalam Islam disebut Syariah) kepada hawa nafsu dan menjaganya agar tetap terkendali (dhabth).

Keadilan inilah yang disebut sebagai motif atau dorongan keagamaan (ba’its ad-din),

Sedangkan tuntutan nafsu dan amarah sebagai dorongan nafsu (ba’its al- hawa).

Keadilan dengan begitu merepresentasikan bentuk keberpihakan kepada keseimbangan kehidupan.

DZAWQ: PUNCAK SPIRITUALITAS

Religiusitas dan keseimbangan (keadilan) antara hawa nafsu dan dorongan keagamaan tidak dapat terjadi menjadi satu kesatuan yang holistik (utuh), tanpa satu kata kunci kemanusiaan.

Puncak spiritualitas manusia, mengapa misalnya kita diminta untuk berdoa dan atau berzikir dengan khusyu’ dan bukan hanya formalitas, adalah puncak spiritualitas itu sendiri, yaitu DZAWQ.

DZAWQ MENUJU CINTA: RASIO - INTUISI - MELAMPAUI AL GHAZALIAN

Dengan puncak keseimbangan kesadaran spiritual kemanusiaan itulah RASIO naik menuju puncak kesadaran utama, yang memunculkan INTUISI atas apa yang disebut dengan CINTA (MAHABBAH).

MAHABBAH atas realitas dunia dan langit, berujung pada puncak CINTA itu sendiri, Cinta kepada Allah (MAHABBATULLAH).

CINTA UTAMA: IMAN

Cinta dan moral yang religius adalah landasan utama dari semua kehidupan itu sendiri.

Religiusitas berujung pada keimanan.

Dan sebenarnya pula inti iman adalah cinta.

Iqbal (2002, 10-11) melihat cinta Ilahiah adalah ketika setiap manusia sangat mencintai Allah maka dirinya akan menemui Allah.

PENDIDIKAN ORGANIS-DINAMIS

RUH(PUNCAK KESADARAN)

EGO/AQL(KESADARAN)

TUBUH/JISM(MATERI)

ID/NAFS(BAWAH SADAR

PERILAKU)

SUPEREGO/QALB(NURANI)

IMAN (CINTA ILAHIAH)

3. PENDIDIKAN UNTUK MANUSIA: Mendorong Perubahan Motivasi

Individual-Materialistic

Social Interaction

Spiritual Path

MOTIVASI BARAT

3.1. INDIVIDUALISTIC-MATERIALISTIC PARADIGM

Self

Happiness

RationalMaterial

Motivasi berorientasi pada INTERNAL DIRI yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku

Maslow, Alderfer, Herzberg, Mc.Clelland

Diri perlu memahami perbedaan kebutuhan, keinginan dan tujuan, karena tiap individu unik

Motivasi berorientasi pada PROSES bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan, dan dihentikan.

Vrom, Adams, Locke

Diri perlu memahami proses motivasi dan bagaimana individu membuat pilihan berdasarkan preferensi, penghargaan dan pencapaian

3.1. INDIVIDUALISTIC-MATERIALISTIC PARADIGM

3.2. SOCIAL INTERACTION PARADIGM

Social Behavior

Happiness

MaterialEmphatic

3.2. SOCIAL INTERACTION PARADIGM

I-Ching concept (The Book of Change) digunakan Gibson dan Wu (1991) memformulasikan paradigma baru motivasi yang disebut dengan Social Interaction Paradigm of Human Cooperative Behavior.

Orientasi utamanya adalah MOTIVASI SOSIAL, bukan diri.

Filsafat I-Ching menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus bertanggungjawab terhadap lingkungannya selama hidupnya.

3.3. SPIRITUAL PATH PARADIGM

Individual and

Cultural Context

Spiritual Self

Social Self

Material Self

3.4. DAPATKAH KITA MENCARI JALAN LAIN?

Apakah pencarian makna motivasi diri hanya berbasis pada pengalaman (experience) dan kenyataan sosial (social reality) saja?

RELIGIOUS PARADIGM: FROM THE SKY WISDOM

Faith from God’s

Consciousness

Hereafter

Motivation

Social Motivation

Self Motivation

RELIGIOUS PARADIGM: FROM THE SKY WISDOM

Faith from God’s

Consciousness

Hereafter

Motivation

Social Motivation

Self Motivation

Aku sedang shalat dan ingin memanjangkannya, tetapi tangis seorang bayimenggerakkan hatiku memendekkan shalat, karena khawatir akan kecemasan ibu

yang ikut berjamaah terhadap tangis bayinya (HR Bukhari-Muslim)

RELIGIOUS PARADIGM: FROM THE SKY WISDOM

Faith from God’s

Consciousness

Hereafter

Motivation

Social Motivation

Self Motivation

ü Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dalam kekenyangan sementaratetangganya kelaparan (Hadits)

ü Allah tidak akan memandang seseorang di hari kiamat, yaitu orang yangmemutuskan tali silaturrahim (Hadits)

RELIGIOUS PARADIGM: FROM THE SKY WISDOM

Faith from God’s

Consciousness

Hereafter

Motivation

Social Motivation

Self Motivation

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secaraberombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-

pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah,

kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar: 73)

TUJUAN MANUSIA: CINTA ILAHI

Dalam bahasa Al Qur’an:

“orang-orang yang beriman sangat dalam kecintaan mereka kepada Allah”.

Muhammad saw. mengungkapkan:

“orang-orang yang benar-benar beriman ketika aku dan Allah yang paling dicintai bagimu”.

Tingkat awal dari cinta adalah merasakan pesona dan pada tingkat yang lebih tinggi adalah kerinduan yang tak pernah padam kepada Yang Dicinta.

TUJUAN PENDIDIKAN: CINTA ILAHI

Tujuan Pendidikan dengan demikian merupakan implementasi tujuan kemanusiaan itu sendiri

Tujuan Pendidikan adalah untuk membangkitkan fitrah kesadaran utuh manusia melalui proses penghambaan disertai cinta eksistensial kepada Allah untuk membangun peradaban yang lebih baik.

Proses pencapaian Cinta Ilahi melalui Tujuan Pendidikan dapat digambarkan sebagai BUNGA CINTA PEMBELAJARAN

4. BUNGA CINTA PEMBELAJARAN:Pendekatan Sibghah Ummah

Aql

Nafs

Amarah

Membangkitkan Rasio Bertauhid dan Intuisi Profetik

Diskursus Tiga fakultas melalui realitas Kontekstual vs Tekstual

TAHAPAN PEMBELAJARAN AWAL

‘Adl

Rekonstruksi Realitas melalui Fakultas Dzawq (Dzikir, Shalat, Tazkiya an Nafs)

MahabbahIman Asali

(Mahabbah)

• Jebakan pengalaman internalisasi diri dalam permainan “hati” akan menjebak pada cinta yang berbalik pada internalisasi diri tanpa ujung

• Jebakan pengalaman hati bahkan lebih dahsyat karena cinta “hati” akan mendorong setiap diri melampaui cinta fisik - kembali pada kezaliman “anti adl” itu sendiri - tak tercandra oleh apapun kecuali oleh yang mengalami

Internalisasi Diri

IMAN

TAHAP PEMBELAJARAN LANJUT

Pembelajaran Kelopak Luar 1 (abcd)

Pembelajaran Kelopak Dalam

Sibghah Ummah

Pembelajaran Kelopak Luar 2 (efgh)

BUNGA “CINTA” PEMBELAJARANKELOPAK DALAM

1. Ruh (Puncak Kesadaran)

2. Kesadaran/Ego/Aql

3. Nurani/Superego/Qalb

4. Bawah Sadar/Id/Nafs

5. Tubuh/Materi/Jism

IMAN

1

25

4 3

Pengalaman Internal Rasio

Bertauhid dan

Intuisi Profetik

BUNGA “CINTA” PEMBELAJARANKELOPAK LUAR

A. The increase of knowledge

B. Memorizing

C. Acquisitions of facts, procedures, etc.,

D. Abstraction of meaning

E. An interpretative process aimed at the understanding of reality

F. Changing as a person

G. A self awareness with intuitive process

H. An obedience activity with religous way

SIBGHAH UMMAH

B

C

D

EF

G

H

APengalaman Eksternal

menempuh Kesadaran Ummah

Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan KEBAIKAN, mencegah KEMUNGKARAN, dan beriman kepada ALLAH.

Ali Imron: 110

BUNGA “CINTA” PEMBELAJARANKELOPAK LUAR

• Konsepsi A-C • Reproductive view of learning (Kuantitatif),

menghasilkan pengetahuan terstruktur, tidak dapat aplikatif dalam realitas-realitas baru

• Konsepsi D-F • Constructive view of learning (Integratif dan Kualitatif),

menekankan makna & pemahaman, akhirnya mengendalikan pengetahuan terstruktur sehingga dapat menyelesaikan masalah aktual-kontekstual. Munculnya rasio bertauhid

• Konsepsi G-H• G-H menjadi titik untuk melakukan pilihan

pembelajaran yang terstruktur, integral dan atau sinergis, merupakan proses pembebasan. Emansipasi, mengasah intuisi berkesadaran (G). Dilanjutkan Ketundukan dan Penyerahan diri secara Total pada Sang Pencipta (H) menuju kesadaran keumatan, dengan munculnya intuisi profetik

SIBGHAHUMMAH

B

C

D

EF

G

H

A

5. PRAKTIK PEMBELAJARAN:Materi Kuliah Akuntansi Syariah untuk Program S3

SUBSTANSI

Mata Kuliah ini pada dasarnya menyajikan perkembangan disiplin akuntansi syariah berdasarkan pada penelitian dari berbagai paradigma.

Sajian mata kuliah ini lebih ditekankan pada penelitian akuntansi syariah masa lalu, masa kini, dan perkembangannya, sekaligus menginspirasi perkembangan disiplin akuntansi syariah pada masa yang akan datang.

TUJUAN

Memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk akuntansi syariah terkini yang dihasilkan oleh penelitian.

Memberikan pemahaman bahwa perkembangan bentuk disiplin akuntansi syariah dihasilkan oleh proses penelitian.

Memberikan inspirasi untuk penelitian berikutnya dalam upaya menemukan bentuk-bentuk baru disiplin akuntansi syariah.

MODEL PEMBELAJARAN

Perkuliahan dilakukan menggunakan pendekatan Refleksi Utuhan, aktivitas refleksif kritis intuitif atas diri, lingkungan sosial dan alam, serta spiritual sesuai nilai-nilai Islam.

Pendekatannya dengan memotret realitas kesemestaan lewat empat hal, yaitu Praksis, Konsep, Moral dan Nilai.

–ajidedim-

“Jangan jadi buih di lautan, jadilah ombak yang menggulung lautan.”

top related