metode dakwah ustadz derry sulaiman di balirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...jauh...
Post on 17-Dec-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
METODE DAKWAH USTADZ DERRY SULAIMAN
DI BALI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Muhammad Furqon
NIM: 1113051000069
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020 M
i
ABSTRAK
Muhammad Furqon. Metode Dakwah Ustadz Derry
Sulaiman Di Bali
Sejak memutuskan hengkang dari band metal Betrayer
pada tahun 1998 , beliau memutuskun terbang ke Bali dengan
dalih untuk meningkatkan karir bermusiknya namun setelah
merampungkan album musik bersama band barunya pada tahun
2000 Ustadz Derry Sulaiman justru mendapatkan Hidayah dari
Allah untuk bertaubat dan mengabdikan diri untuk menjadi Da’i.
Di Bali Ustadz Derry Sulaiman pun aktif berdakwah dari pintu ke
pintu, ditepi pantai Kuta bahkan ke berbagai diskotek dan kelab
malam, meskipun kedengarannya cukup ekstrem.
Merujuk dari latar belakang tersebut maka timbul sebuah
rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana Metode
Dakwah Ustadz Derry Sulaiman Di Bali? ia tetap harus memiliki
metode jitu agar dakwah yang dijalaninya dapat disesuaikan
dengan tujuannya Dari sinilah penulis menggali berbagai upaya
metode dakwah yang dilakukan Ustadz Dery Sulaiaman pada
wisatawan mancanegara di bali dengan menerapkan ayat Al-
Quran an-Nahl 125.
Metodologi peneilitian yang digunakan yaitu metode
kualitatif menggambarkan apa yang dilihat dan ditemukan dari
hasil pengamatan. Sumber data yang digunakan adalah sumber
data dari wawancara dari narasumber yaitu Ustadz Derry
Sulaiman dan juga informasi dari media sosial yang berhubungan
dengan objek penulisan ini.
Metode dakwah merupakan perpaduan dakwah dengan
Hikmah, Mau’izhah Hasanah dan Mujadalah. Selain metode
tersebut dibutuhkan pula instrument tambahan dalam
menjalankan aksi sebagai da’i, dan menggabungkan semua
tahapan untuk mencapai maksud serta tujuan dakwahnya.
Keyword: Metode, Dakwah, Ustadz Derry Sulaiman, Da’i
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Asalamualaikum waa rahmatullahi waa barakatuh
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna yang
senantiasa memberikan dan menyempurnakan kenikmatan
hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta sahabatnya
dan keluarganya yang telah membawa umatnya kepada jalan
kebenaran.
Dengan pertolongan dan petunjuk Allah SWT, penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi dengan judul
“Strategi Dakwah Ustadz Derry Sulaiman Pada Wisatawan
Mancanegara di Bali” yang merupakan syarat untuk memperoleh
gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari, dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
peneliti sangat menerima koreksi dan saran dari pembaca agar
skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yakni:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. selaku rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..
3. Dr. Armawati Arbi. M,Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dan Dr. Edi Amin, MA selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Umi Musyarofah, MA selaku dosen pembimbing penulis yang
senantiasa sabar dalam memberikan arahan yang sangat
bermanfaat dan berharga, dengan keramahannya, dan selalu
memberikan dorongan kepada penulis dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan
dalam setiap aktivitasnya.
5. Kepada seluruh Dosen Fakulltas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmunya, memberikan banyak masukan dan nasihat
kepada saya selama menuntut ilmu.
6. Kepada karyawan, serta staff Tata Usaha Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah membantu saya dalam urusan administrasi selama
perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Kepada staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas,
yang telah melayani peminjaman buku-buku sebagai referensi
dalam penulisan skripsi ini.
iv
8. Kepada Ibu, Bapak, kakak-kakak tercinta terima kasih karena
selalu memberikan motivasi dan doa yang tiada henti untuk saya
dan selalu memberikan dukungan kepada saya dalam segala hal.
9. Kepada Narasumber yang telah sangat baik meluangkan
waktunya untuk saya dalam melakukan penelitian skripsi ini
yakni Ustadz Derry Sulaiman.
10. Kepada Saudara-saudaraku dari PAGUYUBAN REMAJA
RW 02 Cempak Putih Ciputat Timur, yang telah memberi
motivasi yang sangat keras
11. Kepada teman-teman saya KPI B 2013, saya sangat bahagia
dan beruntung bisa mengenal kalian.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis berikan.
Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan serta
menuntun kita ke jalan yang diridhai-Nya. Meskipun skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Jakarta, 27 Desember 2019
Muhammad Furqon
NIM:1113051000069
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ............................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ....................................................... 10
G. Sistematika Penelitian ............................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI .................................................... 13
A. Dakwah ..................................................................... 13
1. Pengertian Dakwah ............................................. 13
2. Unsur-unsur Dakwah .......................................... 16
a. Da’i ................................................................ 17
b. Pesan Illahiyah .............................................. 18
c. Media............................................................. 20
d. Mad’u ............................................................ 24
3. Prinsip dalam Berdakwah ................................... 25
B. Metode Dakwah ........................................................ 26
1. Al-Hikmah .......................................................... 28
2. Al-Mau’izhatil al-Hasanah .................................. 30
vi
3. Al-Mujadalah ...................................................... 31
C. Bali ............................................................................ 33
BAB III GAMBARAN UMUM.......................................... 35
A. Biografi Ustad Derry Sulaiman ................................. 35
B. Proses Hijrah ............................................................. 37
C. Dakwah di Bali .......................................................... 39
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN ............ 45
A. Metode Dakwah Ustadz Derry Sulaiman di Bali ...... 45
1. Al-Hikmah .......................................................... 46
2. Al-Mau’izhatil al-Hasanah .................................. 51
3. Al-Mujadalah ...................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................... 59
A. KESIMPULAN ......................................................... 59
B. SARAN ..................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama dakwah, yakni agama
yang wajib untuk disebar luaskan oleh setiap pemeluknya,
sehingga kesempatan berdakwah adalah salah satu hal yang
dimiki oleh setiap Umat Islam untuk mencapai Islam yang
rahmatan lil „alamin. Agama Islam juga mengajarkan kepada
seluruh Umatnya untuk menyebarluaskan kebenaran sesuai
kemampuan yang dimiliki, perkembangan agama Islam yang
begitu pesat adalah karena Islam disebarluaskan kepada
masyarakat dan Islam merupakan agama dakwah. Sebuah metode
dalam berdakwah juga sangat membantu sekali untuk mengajak
mad‟u kepada kebaikan(dakwah). Namun jika hanya
mengandalkan metode saja tidaklah cukup tanpa adanya strategi
khusus dari seorang da‟i. Strategi dakwah dari setiap da‟i
biasanya memiliki ciri khas tersendiri, hal ini terjadi karena
adanya perbedaan situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapi.
Dakwah sendiri yaitu sebuah ajakan, himbauan serta
panggilan kepada diri sendiri, keluarga , maupun orang lain untuk
menjalankan semua perintah dan meninggalkan hal-hal yang
2
dilarang oleh Allah dan Rasulnya.1 Pada umumnya pendakwah
(da’i) selalu menghadapi tantangan dakwah yang berbeda atau
karakter masyarakat yang berbeda pula. Maka perbedaan ini yang
menjadi tantangan besar bagi setiap da’i dalam menyampaikan
dakwahnya, Allah berpesan Dalam surat An nahl ayat 125 :
ى ن إ ع يم ر اد ب س ت ن س ح ن ت ا ظ ع ى م ن ا ت و م ك ح ن ا ك ب ي ب ي ه ت ن ا ى ب ه ن اد ج و
ه س ح أ ه ه ي ب ه س م ع ه ض م ى ب ه ع أ ى ك ه ب ن ر يه إ د ت ه م ن ا ى ب ه ع أ ى ه و
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dakwah Islam tidak dapat memutuskan hubungan dengan
Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan untuk melakukan
dakwah. Sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad SAW
merupakan contoh terbaik bagi kehidupan bermasyarakat.
Seorang penulis barat berkebangsaan Amerika Serikat, Michael
H. Hart menulis dalam bukunya “Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah” bahwa manusia paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia ialah Muhammad SAW.2 Bukan
tanpa alasan ia menjatuhkan pilihan tersebut kepada Muhammad
SAW di peringkat pertama, alasan yang paling mendasar ialah,
1 Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Quran, (Yogyakarta; PT
Pustaka Insane Madani, 2008), h. 1.
2 Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah,Penerjemah: Mahbub Djunaidi, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1986), h. 28.
3
disamping Muhammad SAW seorang pemuka agama, beliau
juga merupakan seorang pemimpin negara yang terampil dan
ahli berdiplomasi.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu,
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
و ل س ل ا أ د ب ى ه س ه و ي ه ع ى الل ه ص ىل الل س ال ر ال ق ق ة ر ي ر ي ه ب أ ه ع
ا يب ر غىد ع ي س وا ب ي ر غ
أ د ا ب م اء ك ب ر غ ه ن ى ىب ط ف
“Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali
dalam keadaan asing pula. Maka berbahagialah bagi orang yang
asing.” (HR. Muslim no. 208)
Hal ini yang juga dialami Ustadz Derry Sulaiman dalam
berdakwah, dalam Islam dakwah merupakan suatu kewajiban
yang tidak memandang status sosial, jabatan atau perbedaan
warna kulit, melainkan bagi seluruh manusia yang mengaku
dirinya muslim. Dalam dakwah juga harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing yang dimiliki, dengan
kata lain setiap orang tidak harus melakukan kegiatan dakwah
layaknya dakwah pada umumnya, namun harus berdasarkan
kemampuan pribadi. Sejak memutuskan hengkang dari band
metal Betrayer pada tahun 1998 , beliau memutuskun terbang ke
Bali dengan dalih untuk meningkatkan karir bermusiknya namun
setelah merampungkan album musik bersama band barunya pada
tahun 2000 Ustadz Derry Sulaiman justru mendapatkan Hidayah
dari Allah untuk bertaubat kembali kejalan yang diridhainya.
4
Setelah perjalanan panjang dengan dikepung berbagai macam
hidayah, di Bali Ustadz Derry Sulaiman pun aktif berdakwah dari
pintu ke pintu, ditepi pantai Kuta bahkan ke berbagai diskotek
dan kelab malam, meskipun kedengarannya cukup ekstrem.
Banyak pengalaman pahit yang dialaminya saat berdakwah ke
berbagai tempat seperti diejek orang, diusir, dibilang sok alim,
sok nabi, digeledah, dibilang teroris berbagai macam alasan
bermunculan karena begitu asingnya Islam dimata orang-orang
disana serta wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung ke
pulau dewata Bali.
Wisatawan mancanegara yang sedang berjemur atau
sekedar bersantai dipinggir pantaipun dipastikan terkejut melihat
penampilan Ustadz Derry Sulaiman yang menggunakan Jubah
Gamis serta memakai Imamah yang melingkar di kepala. Tak
jarang Ustadz Derry Sulaiman memetik gitar untuk membawakan
beberapa lagu Religi beliau, Ustadz Derry Sulaiman juga sangat
mahir melukis kaligrafi hal ini menjadi salah satu daya tarik
untuk memikat mata para wisatawan mancanegara sebelum lebih
jauh berbincang tentang Islam.3
Inilah satu keunikan dakwah Ustadz Derry Sulaiman yang
perlu ditelusuri lebih jauh, bagaimana dakwah beliau pada
akhirnya dapat diterima bahkan dapat mengubah pandangan
wisatawan mancanegara serta masyarakat Bali tentang dakwah
beliau bahkan tentang islam itu sendiri. Maka dari itu penulis
ingin lebih jauh meneliti tentang strategi dakwah Ustadz Derry
Sulaiman dalam menjalankan dakwahnya, yakni dengan judul
3Wawancara langsung Ustadz Derry Sulaiman
5
penelitian sebagai berikut: “Metode Dakwah Ustadz Derry
Sulaiman di Bali”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Masalah merupakan suatu keadaan yang sumbernya dari
hubungan antara dua faktor atau bahkan lebih yang menghasilkan
situasi yang menimbulkan pertanyaan dan dari situlah muncul
kebutuhan akan upaya pencarian jawabannya. Faktor diatas bisa
berupa konsep, data empiris, pengalaman serta unsur-unsur yang
lain, apabila faktor-faktor tersebut pasangkan maka masing-
masingnya akan menimbulkan banyak pertanyaan.4
Setelah menuliskan latar belakang masalah yang telah
penulis paparkan di atas, agar tidak terjadi kerancuan dalam
penulisan ini, maka penulis membatasi penulisan ini hanya pada
strategi dakwah Ustadz Derry Sulaiman. Penulis tidak
melaksanakan observasi langsung dilapangan terhadap dan tidak
melakukan penelitian efek pada objek dakwah dari Ustadz Derry
Sulaiman di Bali.
2. Perumusan Masalah
Untuk memberikan penjelasan batasan masalah diatas,
maka ada perumusan masalah yang penulis tegaskan dalam
penulisan sebagai berikut:
4 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT
Remaja Rosadakarya, cet 23, 2007), h. 93
6
a. Bagaimana Metode Dakwah Al- Hikmah Ustadz
Derry Sulaiman di Bali ?
b. Bagaimana Metode Dakwah Al- Mauizhah Hasanah
Ustadz Derry Sulaiman di Bali ?
c. Bagaimana Metode Dakwah Al- Mujadalah Ustadz
Derry Sulaiman di Bali ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pembatasan dan perumusan masalah yang
telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana metode dakwah yang digunakan Ustadz
Derry Sulaiman pada wisatawan mancanegara di Bali.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
dan manfaat praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi ataupun rujukan keilmuan dakwah serta ilmu
komunikasi, khususnya yang mendalami strategi, teknik dan
metode dakwah.
7
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan baru bagi
aktivis dakwah, pihak-pihak terkait, serta masyarakat umum
untuk terwujudnya dakwah yang efektif dengan strategi yang
tepat.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis
adalah pendekatan kualitatif yang sifat penelitiannya adalah
deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia
dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam pengistilahannya.5
Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada
analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan
dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati,
penelitian kualitatif juga bertujuan mengembangkan
konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi dan
menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori
dari bawah serta mengembangkan pemahaman akan satu atau
lebih dari fenomena yang dihadapi.6
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1997), h. 3 6
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif :Teori dan Praktik,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), cet. 1 h. 80
8
1. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode deskriptif analisis untuk
menggambarkan secara faktual apa yang dilihat dan ditemukan
dari hasil pengamatan. Bogdan dan Taylor dalam buku penelitian
kualitatif mendefinisikan, “Metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau tulisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat
diamati”.7
a. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Ustadz Derry Sulaiman.
Objek penelitian ini adalah “Metode Dakwah” Ustadz Derry
Sulaiman.
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung :
1. Kandang Jurank Doank merupakan kediaman Dik Doank
pada tanggal 23 Maret 2018
2. Kediaman Ustadz Derry Sulaiman di Citra Grand Cibubur
pada tanggal 20 Agustus 2018.
c. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan
data, yaitu:
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Refisi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 23 h. 4
9
1. Wawancara: yakni suatu cara untuk mengumpulkan
data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung
kepada seorang narasumber, kemudian data yang
diperoleh dengan cara Tanya jawab secara lisan dan
bertatap muka secara langsung antara seorang atau
beberapa orang yang diwawancarai dan
pewawancara.8 dalam hal ini Ustadz Derry Sulaiman.
Maksud dari wawancara ini adalah untuk melengkapi
data, guna menjawab rumusan masalah yang terdapat
dalam penelitian.
2. Studi dokumentasi: yakni tehnik yang juga dilakukan
dalam mengumpulkan data berupa buku, majalah,
makalah, foto, video dan media elektronik ataupun
literatur-literatur lainnya. Tujuan dari studi
dokumentasi adalah memperkuat landasan teori dan
sebagai acuan dalam penelitian. Selain itu, penulis
akan mengumpulkan data berupa foto dan video
dakwah Ustadz Derry Sulaiman.
d. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini,penulis menggunakan teknik
yang mengacu pada buku pedoman akademik program strata
1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
no 507 tahun 2017. yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi
8 Wardi Bachtiar, MetodelogiPenelitian Ilmu Dakwah (Jakarta:
Logos, 1997), Cet. ke-1, h. 20.
10
Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu diperlukan untuk dijadikan
rujukan awal bagi penulis karena mengandung tema yang sama
yaitu para Muballigh sebagai media dakwahnya. Namun,
penelitian terdahulu memiliki subjek dan objek penelitian yang
berbeda, sehingga akan menjadi pembeda dengan penelitian yang
penulis lakukan. Selain itu, penelitian terdahulu akan dapat saling
melengkapi dan menjadi bahan referensi bagi penulis, berikut
ringkasan dari tiga rujukan penelitian terdahulu yang penulis
temukan:
1. Rujukan berjudul “ Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky
Umar Sadid Dalam Menyiarkan Islam Di Kelurahan Pondok Petir
Kecamatan Bojongsari Kota Depok ” oleh Andri Maulana,
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 .
2. Rujukan berjudul “ Metode Dakwah Habib Hasan Bin Ja‟far
Assegaf Pada Jama‟ah Majelis Ta‟lim Nurul Mustofa Di Jakarta
Selatan ” oleh Sopyan, Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009.
3. Rujukan berjudul “ Strategi Dakwah Ustadz Muhammad
Arifin Ilham Di Kalangan Masyarakat Perkotaan” oleh
Muhammad Yusra Nuryazmi Komunikasi Penyiaran Islam
11
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2015.
G. Sistematika Penelitian
Penulis menyusun lima bab uraian di dalam skripsi ini. Agar
penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis membagi
pada sub-sub bab untuk melengkapi penulisa sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini adalah pendahuluan, dalam bab ini ada latar
belakang, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, penjelasan mengenai metode penelitian,
subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik penulisan, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis
Bab ini menyajikan landasan teori dalam penelitian yang
didasarkan teori-teori yang relevan guna memudahkan dalam
memahami dan menafsirkan data, konsep strategi mencakup
(pengertian strategi dan tahapan-tahapan strategi). Konsep
dakwah mencakup (pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah,
macam-macam metode dalam berdakwah).konsep strategi
dakwah mencakup (pengertian strategi dakwah dan prinsip-
prinsip dalam berdakwah) dan yang terakhir ada konsep
mengenai wisatawan mancanegara Bali.
12
BAB III Sekilas Tentang Ustadz Derry Sulaiman
Bab ini memaparkan tentang gambaran umum perjalanan
Ustadz Derry Sulaiman dalam berdakwah dimulai dengan riwayat
hidup, proses hijrah, berdakwah di Bali.
BAB IV Analisis Mengenai Metode Dakwah Ustadz Derry
Sulaiman
Bab ini berisi penjelasan tentang Metode Dakwah Ustadz
Derry Sulaiman dalam meyiarkan Islam pada wisatawan
mancanegara di Bali yaitu dengan observasi yang diperoleh,
mulai dari data-data, hasil wawancara lalu analisis data dari hasil
yang telah penulis temukan kemudian mengaplikasikan teori
dengan hasil yang penulis dapatkan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab terakhi dalam penelitian ini memaparkan kesimpulan
dari apa yang telah penulis teliti disertai dengan saran dan
beberapa lampiran.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Arti kata dakwah diambil dari bahasa Arab yaitu ajakan,
seruan, undangan, panggilan. Dalam ajaran Islam dakwah
memiliki makna mengajak umat manusia dengan cara bijaksana
menuju jalan yang telah di tetapkan Allah SWT, untuk
kebahagian mereka di dunia dan di akhirat.1 Islam merupakan
agama yang selalu menekankan kepada seluruh pemeluknya
untuk senatiasa berperan aktif menerapkan kegiatan dakwah
dalam kesehariannya.2
Pengertian dakwah dapat kita ambil dari memahami terlebih
dahulu asal katanya. Lafadz dakwah berasal dari kata da’a, yad’u,
du’aan/da’watan. Jadi kata du’aa atau dakwah adalah isim
mashdar dari da‟a yang keduanya mempunyai arti yang sama
yaitu ajakan, panggilan atau permohonan.
Nazaruddin mengemukakan jika memamnggil atau
panggilan jika dibedakan maknanya menjadi sebagai berikut:3
1 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-
Mawardi Prima, 2004), Cet. 1, h. 67
2 Said Abdullah Bin Alwi Al-Hadad, Kesempurnaan dan Kemuliaan
Dakwah Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1, h. 55
3 Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet ke 1 h. 21.
14
a. Da’watun bermakna seruan, panggilan,
ajakan anjuran, undangan, diskusi, jemputan,
dan sumpahan.
b. Daa’in atau addaa’ii bermakna orang yang
melaksanakan pekerjaan da’aa, bermakna
orang yang menyeru, memamnggil, mengajak
dan sebagainya. Didunia Islam dikenal
dengan sebutan dai.
c. Mauduu’un bermakna orang yang
dikenaipekerjaan da’aa, berarti orang yang
dipanggil, diajak, diundang dan sebagainya
Adapun beberapa definisi dakwah dari para ahli:
Abu Bakar Zakaria “Dakwah adalah usaha para ulama dan
orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk
memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan
dalam urusan dunia dan keagamaan.4
”Syaikh Ali Mahfudz dalam karyanya “Hidayaatul
Mursyiddin” menulis “Dakwah ialah mendorong (Memotivasi)
manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk,
memerintahkan mereka berbuat ma‟ruf dan mencegahnya dari
perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akahirat.” Farid Ma‟ruf dalam dinamika dan akhlak
dakwah, dakwah itu menyeru atau mengajak kepada suatu
perkara, yakni mengajak kepada jalan Allah agar menerima dan
4
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta:Prenadamedia Group, 2004)h.
11.
15
menjadikan Dienul Islam sebagai dasar dan pedoman hidupnya.5
Sehingga dapat disimpulkan dakwah ialah mengajak serta
meyakinkan orang lain untuk menyembah kepada Allah SWT.
Syekh Adam Abdullah al-Aluri “Dakwah adalah
megarahkan pandangan dan akal manusia kepada kepercayaan
yang berguna dan kebaikan yang bermanfaat. Dakwah juga
kegiatan mengajak (orang) untuk menyelamatkan manusia dari
kesesatan yang hampir menjatuhkannya atau dari kemaksiatan
yang selalu mengelilinginya”.6
Prof. A. Hasyimi juga berpendapat bahwah Dakwah
Islamiyyan memiliki definisi yakni mengajak orang untuk
meyakini dan mengamalkan aqidah serta syariat Islam yang
terlebih dahulu sudah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah
terlebih dahulu. Prof. Dr. Abu Bakar Aceh juga berpendapat
bahwasanya dakwah ialah perintah mengadadakan seruan
kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang
ajaran Rasulullah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang baik.7 Dahulu, Nabi Muhammad
SAW. Memperaktikan islam sebagai perwujudan strategi
indrawi yang disaksikan oleh para sahabat. Para sahabat dapat
menyaksikan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Secara langsung,
4 Farid Ma‟ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, (Surabaya: Pt.
Bina Ilmu, 1981) h. 28.
6 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta:Prenadamedia Group, 2004)h.
12.
6Mohammad Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah,
(Jakarta: Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 10.
16
seperti melihat terbelahnya rembulan bahkan menyaksikan
Malaikat Jibril dalam bentuk manusia.8
Syekh Muhammad al-Ghazali “Dakwah adalah Program
sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang
dibutuhkan oleh manusia di semua bidang, agar ia dapat
memahami tujuan hidupnya serta menyelidiki petunjuk jalan
yang mengarahkannya menjadi orang-orang yang mendapat
petunjuk”.9 Dengan demikian, dakwah dapat dartikan sebagai
proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia.
Sebagai suatu proses,dakwah tidak hanya merupakan usaha
penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way
of thinking,way of feeling, way of life manusia sebagai sasaran
dakwah kearah kualitas kehidupan yang lebih baik.10
2. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang
selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Jika dalam komunikasi
memiliki unsur-unsur komunikasi yaitu komunikator sebagai
penyampai pesan, maka dalam dakwah disebut sebagai da’i yaitu
penyampai atau pelaku dakwah.
Unsur mad’u disebut sebagai pendengar dakwah atau
penerima pesan dakwah dalam ilmu komunikasi disebut
komunikan. Kemudian pesan dalam ilmu komunikasi sama
7 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 353.
8 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta:Prenadamedia Group, 2004)h.
12.
10 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2009), h. 6.
17
dengan maddah yaitu materi dakwah. Unsur wasilah sama
dengan unsur saluran atau media dalam ilmu komunikasi.
Berikut penulis jelaskan unsur-unsur dakwah adalah sebagai
berikut:
a. Da’i
Secara etimologi, da’i berarti penyampai, pengajar dan
peneguh ajaran ke dalam diri mad’u. Menurut Muhammad Al-
Ghozali juru dakwah adalah para penasehat, para pemimpin, dan
para pemberi peringatan yang memberi nasehat dengan baik,
mangarang dan berkhutbah.11
Dalam konteks komunikasi, da’i sama dengan
komunikator. “Komunikator dakwah diakui sebagai orang yang
shaleh. Perilaku dan sikapnya menjadi salah satu sumber
penilaian dan tujuan perilaku masyarakat.12
Secara
umum da’i seringkali disamakan dengan muballigh (orang yang
menyampaikan ajaran Islam). Namun sebenarnya sebutan
tersebut memiliki konotasi sempit yaitu hanya
membatasi da’i sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam
secara lisan saja. Padahal kewajiban dakwah adalah milik siapa
saja yang mengaku sebagai ummat Rasulullah SAW. Da’i juga
harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang
Allah,alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan
dakwah untuk memberikan solusi terhadap problema yang
11 M. Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 2008), h. 96.
12 Bambang S. Ma‟arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk
Aksi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 39.
18
dihadapi manusia, serta metode yang dihadirkan menjadikan
manusia memiliki perilaku dan pemikiran tidak melenceng.13
b. Pesan Illahiyah (Maddatu Al Dakwah)
Yaitu ajaran Islam dengan berbagai dimensi dan
substansinya, yang dapat dikutip, dan ditafsirkan dari sumbernya
(Al-Quran dan Hadits) atau dapat pula dikutip dari rumusan yang
telah disusun oleh para ulama atau da’i. Didalam dakwah pesan
illahiyah dapat disebut juga sebagai materi dakwah, yaitu pesan-
pesan yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek
dakwah.14
Secara umum materi dakwah bisa diklasifikasikan
menjadi empat masalah pokok:
Pertama : Masalah Akidah yaitu masalah pokok yang
menjadi materi dakwah adalah aqidah Islamiyah. Akidah
(Aqidah) secara harfiah berarti “simpul atau ikatan, sumpah atau
perjanjian, dan kehendak yang kuat”, sedangkan secara
etimologis akidah adalah hal-hal yang diyakini kebenarannya
oleh jiwa, mendatangkan ketentraman hati, menjadi keyakinan
yang kokoh yang tidak tercampur sedikitpun keragu-raguan. Atau
diartikan adalah sejumlah persoalan (kebenaran) yang dapat
diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan
wahyu,akal dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati serta
13
Mustafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Qordhawi Harmoni
antara Kelembutan dan Ketegasan,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,1997), h. 18.
14 Hafi Anshari, Pemahaman dan pengamalan dakwah (Pedoman
Untuk Mujahid Dakwah),(Surabaya: Al Ikhlas, 1993), h. 145.
19
diyakini keshahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.15
Masalah akidah dan keimanan menjadi materi utama
dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah merupakan
komponen utama yang akan membentuk moralitas atau akhlak
ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran Islam. Iman juga
erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam al quran
iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244
kali.16
Dengan standar keimanan maka akan terlihat
kesempuranaan seorang manusia dalam mengenal Allah.
Gambaran tentang manusia sempurna ialah manusia yang
sudah mencapai ketinggian iman dan ilmu. Lebih dari 70 kali
dalam Al quran kata iman dikaitkan dengan amal saleh, dan ilmu
juga selalu diberi sifat yang bermanfaat. Pendidikan Islam harus
diarahkan untuk mengembangkan iman, sehingga melahirkan
anak saleh dan ilmu yang bermanfaat.17
Kedua : Masalah Syariah yaitu hukum atau syariah sering
disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika
ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan
diri dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan
sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan
15 Arif Ma‟ruf, Modul Aqidah Islam seri I, (Jakarta: STID DI Al
Hikmah, 2008), h. 2. 16
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 25.
17Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Ceramah-Ceramah di
Kampus, Cet. VII, (Bandung: Mizan, 1995), h. 115.
20
melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu
menjadi kekuatan peradaban dikalangan kaum muslim.18
Ketiga : Masalah Muamalah yaitu Islam merupakan
agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar porsinya
daripada urusan ibadah. Ibadah muamalah disini dipahami
sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan sesama
makhluk dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Karena
Islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial
daripada kehidupan ritual.
Keempat : Masalah Akhlak Secara etimologis
kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari Khuluqun yang
berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku.19
Menurut Al
Farabi, ilmu akhlak adalah pembahasan tentang keutamaan-
keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan
hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan. Oleh karena itu
berdasarkan pengertian di atas, maka akhlak dalam Islam pada
dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan
ekspresi kondisi jiwanya.
c. Media
Yaitu sarana yang digunakan dalam berdakwah. Dapat
berupa sarana langsung tatap muka atau sarana bermedia apabila
18Ismail R Al Faruqi, Menjelajah Atlas Dunia
Islam,(Bandung:Mizan,2000), h. 305.
19 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam I, (Jakarta:
PT Ichtiar Baru Van Hoeve,2002), h. 190
21
dakwah dilakukan jarak jauh, seperti telepon, televisi, radio, surat
kabar, majalah, dan sebagainya. Wasilah atau media dakwah
adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah
(ajaran Islam) kepada penerima dakwah.Beberapa hal yang dapat
digunakan sebagai media dakwah dianataranya adalah lisan,
tulisan, lukisan atau gambar, audiovisual dan akhlak.20
Hamzah Ya‟kub juga menggolongkan menjadi lima
golongan besar yaitu:
1. Lisan: termasuk dalam bentuk ini adalah Khutbah,
pidato, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah
tamah dalam suatu acara, obrolan secara bebas
setiap ada kesempatan yang semuanya dilakukan
dengan lisan atau bersuara.
2. Tulisan: dakwah yang dilakukan dengan perantara
tulisan umpamanya; buku-buku, majalah surat kabar,
bulletin, risalah, kuliah-kuliah tertulis, pamphlet,
pengumuman tertulis, spanduk-spanduk dan lain
sebagainya.
3. Lukisan: yaitu gambar-gambar dalam seni lukis, foto,
dan lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak
menarik perhatian orang banyak dan dipakai untuk
menggambarkan suatu maksud yang ingin
disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya
komik-komik bergambar Islami untuk anak-anak.
20 Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 32.
22
4. Audio Visual: yaitu suatu cara menyampaikan
sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.
Bentuk ini dilaksanakan dalam televise, radio, film
dan sebagainya.
5. Akhlak: yaitu suatu cara menyampaikan langsung
ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata.21
Secara bahasa wasīlah merupakan bahasa arab yang bisa
berarti wushlah, al-ittishālyaitu segala hal yang dapat
mengantarkan tercapainya kepada sesuatu yang di
maksud.22
sedangkan menurut ibnu mandzur al-wasīlah secara
bahasa merupakan bentuk jama’darikata al-wasalu dan al-
wasailu yang berarti singgasana raja, derajat, atau dekat,
sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat
mendekatkan kepada suatu lainnya.
Dengan demikian, media dakwah adalah alat objektif
yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan
ummat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam
totalitas dakwah yang keberadaannya sangat urgent dalam
menentukan perjalanan dakwah. Dalam pandangan Muhammad
Abdul Fatah Al-Bayanuni. Secara praktis wasilah dalam konteks
dakwah terbagi menjadi dua: wasilah ma’nawiyah danwasilah
madiyah. Wasilah ma’nawiyah adalah media yang bersifat
immaterial seperti rasa cinta kepada Allah dan kepada rasul-
rasulnya dengan mempertebal ikhlas dalam beramal
21 Hamzah Ya‟kub, “Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan
Leadership”, (Bandung: Diponegoro, 1998), h. 47-48
22 Muhammat Abdul Fatah Al-Bayanuni, Al-Madkh Ila Ilmi Ad-
Dakwah, (Bairut: Risalah Publisher, 2001), h.48
23
sedangkan wasilah madiyah adalah sifat material yaitu segala
bentuk alat yang bisa di indra dan dapat membantu
para da’i dalam menyampaikan dakwah kepada mad’u.
Pendapat lain wasilah atau media akwah instrumen
yang di lalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan
antara da’i dan mad’u pada prinsipnya dakwah dalam tataran
proses, sama dengan komonikasi maka media pengantarpun
sama, media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang
melengkapinya terdiri dari media teradisional, modern dan
perpaduan keduanya.23
1. Media Tradisional
Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu
menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya
sesuai dengan komonikasi yang yang berkembang dalam
pergaulan tradisionalnya.
2. Media Modern.
Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi:
media auditif, media visual dan media audio visual.
3. Perpaduan antara media tradisional dan modern
23 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar Kearah Metodologi,
(Bandung:Syahida, 1994), h. 24.
24
Perpaduan disini di maksudkan dengan pemakaian antara media
tradisional dan moderen dalam suatu proses dakwah, contohnya
pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa Islam atau
ceramah di mimbar yang di tayangkan dalam televisi.
Penggunaan media dakwah baik secara tradisional
maupun modern penting untuk selalu diperhatikan oleh da’i.
Media juga mempengaruhi efektivitas dakwah. Dalam memilih
media yang digunakan para da‟i harus memperhatikan kultur
masyarakat sasaran dakwah agar relevan dengan media yang
digunakan.
d. Mad’u
Mad’u adalah sasaran dakwah atau peserta dakwah baik
perseorangan maupun kolektif. Adalah manusia yang menjadi
sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama
Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. Dakwah kepada manusia yang belum beragama
Islam adalah dengan maksud unutk mengajak mereka kpada
tauhid dan beriman kepada Allah, sedangkan dakwah kepada
manusia yang telah mendapat cahaya hidayah Islam adalah untuk
meningkatkan kualitas iman, Islam dan ihsan.24
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga
golongan yaitu: Golongan cerdik cendekia yang cinta kepada
24 Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,
(Jakarta:Kencana, 2009), h. 23.
25
kebenaran, dapat berfikir secara kritis, dan cepat dapat
menangkap persoalan. Golongan awam, yaitu orang kebanyakan
yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta
belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang
tinggi. Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan
tidak mampu membahasnya secara mendalam.
3. Prinsip dalam Berdakwah
Ada prinsip dakwah yang dikemukakan oleh Dr.
Muhammad Idris dalam bukunya Ilmu Dakwah sebagi berikut:
a. Memperjelas secara gamblang sasaran-
sasaran ideal. Sebagai langkah awal dalam
berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas
sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi umat
Islam bagaimana yang diharapkan. Baik
dalam wujudnya sebagai individu maupun
wujudnya sebagai suatu komunitas
masyarakat.
b. Merumuskan masalah pokok umat Islam
Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan
umat dari kehancuran dan untuk mewujudkan
cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah
terlebih dahulu masalah pokok yang dihadapi
umat, kesenjangan antara sasaran ideal dan
kenyataan yang konkrit dari pribadi-pribadi
muslim, serta kondisi masyarakat dewasa ini.
26
Jenjang masalah ini pun tidak sama antara
kelompok masyarakat yang satu dengan
kelompok masyarakat lainnya. Setiap kurun
waktu tertentu harus ada kajian ulang
terhadap masalah itu seiring dengan pesatnya
perubahan masyarakat tersebut.
Merumuskan isi dakwah Jika kita sudah berhasil
merumuskan sasaran dakwah beserta masalah yang dihadapi
masyarakat Islam, pada langkah selanjutnya adalah menentukan
isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron dengan
masyarakat Islam sehinnga tercapai sasaran yang telah
ditetapkan. Ketidaksinkronan dalam menentukan isi dakwah ini
bisa menimbulkan dampak negatif yang disebut dengan istilah
“split personality” atau “double morality” pribadi muslim.
Misalnya seorang muslim yang beribadah, tetapi pada waktu
bersamaan ia dapat menjadi pemeras, penindas, koruptor dan
pernuatan tercela lainnya. Jadi, untuk bisa menyusun isi dakwah
secara tepat, dibutuhkan penguasaan ilmu yang komperehensif
atau dengan menghimpun pemikiran-pemikiran beberapa pakar
dari berbagai disiplin ilmu.25
B. Metode Dakwah
Dakwah itu bermakna an-nasyr (menyebarkan), al-balagh
(meyampaikan), al-iqna (menyadarkan), dan ad-di’ayah
(propaganda), yang semuanya ini telah menjadi ilmu tersendiri,
25 Muhammad Idris, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2001), h. 20-21.
27
sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya.26
Semuanya memiliki
pembahasasan, karakteristik, serta sasaran tersendiri bersama
dengan ilmu-ilmu Islam lainnya. Secara eksplisit Allah SWT
memberikan pedoman metodologis dalam menunaikan dakwah.27
Dalam konteks ini dakwah dapat dikategorikan sebagai ilmu
untuk menemukan sebuah metode sesuai dengan Al-Quran surat
an-Nahl (16):125 yaitu dengan hikmah, mau‟izah hasanah dan
mujadalah.
Strategi dakwah adalah metode siasat, taktik atau manuver yang
dipergunakan dalam aktivitas dakwah.28
Asmuni menambahkan,
strategi dakwah yang dipergunakan dalam usaha dakwah harus
memperhatikan beberapa hal, antara lain:
a. Azas filosofi, yaitu azas yang membicarakan tentang
hal-hal yang erat hubungannya dengan tujuan yang
hendak dicapai dalam proses dakwah.
b. Azas psikologi, yaitu azas yang membahas tentang
masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan
manusia. Seorang da‟i adalah manusia, begitu juga
sasaran atau objek dakwah yang memiliki karakter
kejiwaan yang unik, sehingga ketika terdapat hal-hal
yang masih asing pada diri mad‟u tidak diasumsikan
sebagai pemberontakan atau distorsi terhadap ajakan.
26 Taufik al-wa‟iy, Da‟wah ke Jalan Allah, (Jakarta: Robbani Press,
2010), h. 18.
27 Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah (Yogyakarta: Izzan
Pustaka, 2005), Cet IV, h. 28.
28 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:
Al-Ikhlas, 1983), h. 32-33
28
c. Azas sosiologi, yaitu azas yang membahas masalah-
masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
sasaran dakwah, misalnya politik masyarakat
setempat, mayoritas agama di daerah setempat,
filosofi sasaran dakwah, sosio-kultur dan lain
sebagainya, yang sepenuhnya diarahkan pada
persaudaraan yang kokoh, sehingga tidak ada sekat
diantara elemen dakwah, baik kepada objek (mad’u)
maupun kepada sesama subjek (pelaku dakwah).
a. Al-hikmah
Hikmah memiliki arti yang banyak diantaranya; adil,
ilmu, sabar, kenabian, Sunnah dan sebagainya. 29
Metode dakwah
Al-hikmah adalah metode dakwah yang dilakukan dengan
perkataan yang tegas dan benar (membedakan antara mana yang
hak dan mana yang bathil). Kata hikmah jika diartikan secara
makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan
dakwah maka diartikan menghindari hal-hal yang kurang
relevan dalam melakukan tugas dakwah. Aplikasi metode
dakwah dengan hikmah sebagaimana dicontohkan Rasulullah
saw. Sejak beliau berlaku lembut dan santun saat awal periode
Mekah hingga tiba saatnya instruksi mengangkat senjata
memerangi musuh. Rasulullah saw, tidak melakukan dakwah
dengan memukul rata semua kondisi, semua masa, dan semua
29 Syekh Muhammad Abu Al-Fatah, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode
Etik(Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 309
29
manusia. Beliau melakukan dakwah dengan tahapan yang jelas
sebagaimana tahapan turunnya Al-Quran, apabila tidak bertahap
dalam berdakwah justru akan memunculkan ketidaksiapan
masyarakat dalam menerima seruan kebenaran.30
Menurut al-Kasysyaf syekh Zamarkhsyari, al-hikmah adalah
perkataan yang pasti benar. Menjelaskan kebenaran dan
menghilangkan keraguan atau kesamaran. Lalu syekh
Zamarkhsyari juga mengatakan bahwa hikmah diartikan sebagai
al-Quran yakni ajaklah mereka (manusia) mengikuti kitab yang
memuat hikmah.
Al-hikmah merupakan kemampuan da‟i dalam
menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada
dengan argumentasi logis dan bahasa komunikatif.
Adapun definisi hikmah menurut para ahli sebagai
berikut:31
Ar-Raghib “hikmah adalah tercapainya
kebenaran dengan ilmu dan akal, maka hikmah dari
Allah SWT maksudnya mengetahui sesuatu dan
mewujudkannya dengan benar-benar kokoh. Bila
dari manusia artinya mengetahui hal-hal bersifat
wujud(alam nyata) dan perbuatan baik.”
30 Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah (Yogyakarta: Izzan
Pustaka, 2005), Cet IV, h. 31.
31 Syekh Muhammad Abu Al-Fatah, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode
Etik(Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 310
30
Ibnu Al-Atsir “hikmah adalah ungkapan
tentang pengetahuan hal-hal paling utama dengan
melalui ilmu yang paling utama pula.”
Ibnu Katsir “hikmah adalah bijaksan dalam
perbuatan dan perkataannya maka ia meletakkan
sesuatu pada tempatnya”
b. Al-Mau’izhatil al-Hasanah
Secara bahasa Mau‟idzat berasal dari kata
wa‟adzaya‟idzu-wa‟dzan-„idzatan yang berarti nasihat,
bimbingan, pendidikan, dan peringatan.32 Sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi‟ah yang artinya kebalikan dari
sayyi‟ah yang artinya kebaikan lewannya kejelekan. Adapapun
beberapa pendapat para ahli tentang Al-Mau‟izhatil al-
Hasanah:33
a. Al-Shawi “menyampaikan kabar yang
menggembirakan dan kabar yangmenakutkan
serta perkataan yang lembut.”
b. Al-Alusi “Ceramah yang memikat dan pelajaran
yang bermanfaat sehingga tidak ada kesamaran
saat dijadikan nasihat.”
c. Al-qasimi “ ungkapan yang halus dan peristiwa
yang membuat mitra dakwah takut pada siksa
Alla SWT.”
32 Lois Ma‟ruf, Munjid fi al-Lughah wa A’lam (Beirut: Dar Fikr,
1986), h. 907.
33 Ilmu Dakwah, M. Ali Aziz, (Jakarta: Kencana, 2015) h. 395
31
d. Fakhruddin al-Razi “ dalil yang tidak mencapai
derajat yakin, tetapi masih dugaan.”
e. Ibnu Jarir “ ungkapan yang indah.”
Apabila kita telusuri arti dari Mau‟adzatul hasanah, akan kita
dapatkan artinya yaitu kata-kata yang masuk ke dalam kalbu
dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh
kelembutan, tidak membongkar atau memberikan kesalahan
orang lain sebab kelemah-lembutan dalam menasehati sering
kali dapat meluluhkan hati yang keras.lebih mudah melahirkan
kebaikan dari pada larangan dan ancaman. Agar lebih mudah
diterima da‟i dapat menggunakan penguta lain diluar Al-quran
dan Hadits, seperti pendapat ulama, hasil penelitian ilmiah,
berita faktual, dan sebagainya. Adapun beberapa kelebihan cara
Al-Mau‟izhatil al-Hasanah yaitu:34
1. Ungkapan dan lafalnya adalah lembut serta
sesuai dengan keadaan.
2. Banyak dan bermacam-macam bentuknya
sehingga para da’i dapat memilih bentuk yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapinya.
c. Al-Mujadalah
Dari segi bahasa kata mujadalah terambil dari kata
“Jadalah” yang bermakna memintal, melilit. Apabila
34 Syekh Muhammad Abu Al-Fatah, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode
Etik(Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 331
32
ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti faa ala, “jaa
dala” dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan.35
Menurut buku “Metode Dakwah” (M. Munir) mengutip
dari “Fii Ushulil Hiwar” (Oleh: World Assembly of Muslim
Youth) Dari segi istilah (terminologi) pengertian al-mujadalah
(¬al-Hiwar) dari segi istilah, berarti upaya tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana
yang mengharuskan lahirnya permusuhan di antara keduanya.36
Perdebadatan bisa untuk kebaikan dan kejahatan, perdebatan
juga tidak akan berakhir apabila salah satu pihak mengakui
kekalahannya. Jika hikmah dan mauizah hasanah dilaksanakan,
maka keduanyalah yang didahulukan disbanding dengan
perdebatan. Pentingnya mujadalah dalam dakwah yaitu:37
1.Merupakan perkara fitrah, dimana manusia diikat
dengannya datang dari orang yang saleh dan orang
bodoh, besar dan kecil, laki-laki dan perempuan.
2. Sandarannya adalah ilmu dan pengetahuan, maka
mujadalah tidak diperbolehkan tanpa ilmu, dimana Al-
Quran mengingkari (menolak) orang-orang yang
mendebat
3. Menegakkan hujjah terhadap lawan dan
menjadikannya tidak kuasa menjawab. Maka asal cara
35 Ahmad Warson Al-Munawwir, Al-Munawwir, Cetakan Ke-14.
(Jakarta: Pustaka Progresif, 1997), h. 175
36 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) h. 18
37
Syekh Muhammad Abu Al-Fatah, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode
Etik(Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 340
33
mujadalah menegakkan hujjah yang jelas dan tidak
memberikan kesempatan bagi yang mendebat untuk
mengemukakan hujjah yang dipegangnya atau keraguan
yang digunakan sebagai dalil atas kebatilannya.
C. Bali
Bali bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republoik
Indonesia, terletak diantara Jawa dan Lombok. Jika dilihat dari
peta Nusantara, Bali sama sekali tidak terlihat namun bisa
dibilang Bali lebih terkenal dari Indonesia itu sendiri. Ini karena
Bali yang terkenal sebagai “surga pariwisata”, selain itu
masyarakat Bali memandang dirinya sebagai pewaris
kebudayaan Hindu yang telah ditinggalkan oleh tetangga-
tetangga mereka dari pulau Jawa. Dalam hal ini mereka
memperlihatkan kesadaran yang tinggi terhadap jati diri mereka,
serta senantiasa ingin menampilkan ciri khas itu di tengah bangsa
Indonesia pada umumnya38
Pulau Bali tersohor diseantero dunia karena keindahan
pemandangannya dan lebih lagi karena kekayaan tradisi kesenian
dan religinya. Kita dapat mengira bahwa reputasi yang terpuji
sepenuhnya disebabkan oleh daya Tarik orang Bali dan pulaunya.
Namun harus juga disadari bahwa citra sorgawi yang kini melekat
pada pulau Bali lebih dari sekedar sarana pariwisata.39
Berwisata
ke Kuta Bali, Anda akan melihat wisatawan mancanegara asal
Australia mendominasi baik di jalan, mal, hingga peginapan.
38 Michel Picard, Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata,
(Jakarta: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia, 2006), cet. 1 h. 16
39 Michel Picard, Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata,
(Jakarta: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia, 2006), cet. 1 h. 21
34
Selain Australia, ada juga Eropa, China, India, hingga Indonesia.
Tentunya berbagai wisatawan tersebut punya karakter unik
tersendiri. Mereka terbiasa berlibur dan menginap bersama
keluarga, di satu tempat saja dalam jangka waktu 5-10 hari.
Wisatawan merupakan kelompok atau individu yang
mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang
dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik
pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang
pernah ia lakukan, menambah bpengetahuan, tertarik oleh suatu
daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung dimasa
yang akan dating. Sedangkan menurut P.W Ogilve “wisatawan
adalah semua yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka
meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang
dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka
mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi, tidak dengan
mencari nafkah/ pengahasilan di tempat yang dituju.”
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Biografi Ustadz Derry Sulaiman
Nama Lahir : Derry Gusman Pramona
Panggilan saat ini : Derry Sulaiman
Tanggal Lahir : Solok Sumatera Barat, 1 Agustus
1979
Sejak kecil Ustadz Derry sulaiman belajar mengaji pada
ustadz-ustadz di kampung tempat dia tinggal di desa Saniangbaka
kabupaten Solok Sumatera Barat, memang saat kecil beliau
berada dilingkungan keluarga yang religius. Sang Ayah
merupakan guru mengaji yang tersohor di Desanya dan Ayahnya
juga lulusan IAIN Padang Fakultas Dakwah. “Suasana keagaman
memang sangat kuat di kampung saya”, memulai pendidikan di
Madrasah Diniyah Awaliyah di Solok tahun 1985 dan lulus
ditahun 1991. Ustadz Derry Sulaiman menjalani tradisi di
Minangkabau bahwasanya setiap anak harus tumbuh dan
berkembang remaja di surau, kalau anak sudah akil baligh akan
merasa malu jika masih tidur dirumah apalagi satu kamar dengan
orang tua.Ustadz Derry Sulaiman mengenal musik saat
tsanawiyah tahun 1991 di Padang Panjang disana mulai belajar
main gitar asal-asalan, awalnya biasa saja untuk sekedar
bernyanyi seperti anak-anak remaja pada umumnya.
36
Hidup Ustadz Derry Sulaiman berubah saat kedua orang
tuanya kecelakaan lalu lintas ibunya meninggal dunia dan
ayahnya mengalami luka yang sangat parah, dan yang
menghiburnya pada saat itu hanya gitar dan lingkungan teman
teman yang senang bermusik dan gitarlah yang sangat
menenangkan hati dan tempat mengadu Ustadz Derry Sulaiman.1
Sampailah ketika Ustadz Derry Sulaiman masuk Sekolah
menengah teknologi industry (SMTI) tahun 1993 di padang
Beliau bertetangga dengan anak metal, awalnya beliau tidak suka
musik metal karena pada pendengarannya hanya sebuah teriakan
yang sangat tidak jelas namun karena terbiasa dengan teman-
teman yang memainkan musik metal itu lama-lama jadi suka
juga. Kemudian membuat band metal bernama liang lahat, lalu
beliau bersama bandnya liang lahat mulai dari panggung ke
panggung serta bergabung dengan komunitas underground di
Padang. Selesai lulus di SMTI langsung menuju Jakarta 1997
untuk menggapai citacita sederhana sebagai anak band ingin jadi
anak Metal paling sangar di dunia, Orang tuanya masih berharap
Ustadz Derry Sulaiman masuk kuliah di IAIN agar ada yang
meneruskan ayahmya sebagai pendakwah.
Jakarta tahun 1998 membuat band baru yang benama
Giblatar , kemudian saat manggung ketika bermain gitar dilirik
band besar Betrayer dan akhirnya saya bergabung dengan
Betrayer yang kebetulan posisi gitar sedang kosong, citacita
1 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
37
Ustadz Derry Suloaiman yang di impikan kesampaian dengan
bergabung dengan band besar saat itu di kalangan musik
underground yaitu Betrayer yang memiliki fans yang sangat
banyak. Baru mulai ngetop dengan Betrayer, timbullah
demonstrasi dimana-mana untuk menggulingkan Presiden
Soeharto di Jakarta, bulan Februari hingga April ada instruksi
dari pimpinan ABRI tidak boleh ada keramaian di Jakarta, Ustadz
Derry Memutuskan melanjutkan karir bermusiknya hingga beliau
pergi ke Bali.2
Tahun 1998 Saat di bali beliau sangat berniat untuk hidup
bebas tanpa aturan karena doktrin Metal yang penuh kebabasan,
baginya saat itu Padang dan Jakarta kurang bebas karena sebentar
sebentar adzan dan penuh aturan. “Masa metal sholat” saat itu
betul-betul beliau sangat tidak suka dengan agama ditambah
teman teman saya yang paham agama terlalu menghakimi bukan
mengajak dengan lembut.
B. Proses Hijrah
Tahun 2000 hidup yang Ustadz Derry Sulaiman idamkan
betul-betul tercapai dan tepat di puncak karirnya, bersamaan
dengan itu di Bali ada sekelompok orang dari Jamaah Tabligh,
mulai ketakutan dengan orang-orang berjenggot dan mulai
menutup diri namun ternyata berbeda dengan Pendakwah lainnya.
Jamaah ini mengajak Ustadz Derry Sulaiman dengan kelemah
lembutan, tidak ada kritik-kritik yang pedas.
2 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
38
Ada gerombolan Da’i menjumpai ustadz derry di kafe,
tiba-tiba seseorang dari gerombolan itu berkata “hey der kamu
mesti bersyukur kepada Allah karena kita semua ini allah jadikan
ummat rasulullah kamu orang mulia”.3 Ustadz Derry Sulaiman
bertanya “Anak metal apa yang mulia maksudnya apanih” orang
maunya apa nih orang. Lalu orang itu berkata “Di kafe ini sangat
bising ayolah kita ke Masjid”. Keesokan harinya Ustadz Derry
Sulaiman datang ke Masjid menemui jamaah tersebut dan
disambut dengan hangat, . lalu bertanyalah Ustadz Derry
Sulaiman tentang musik dan tattoo kemudian dia jawab “music
boleh metal sholat gak boleh tinggal dan orang bertattoo sholat
bagus, yang gak bagus gak bertattoo gak sholat”. Lalu
pendakwah melanjutkan obrolan yang di kafe kemarin bahwa kita
sebaik-baiknya ummat yang di janjikan Allah yang terbaik, yang
diceritakan pada kitab-kitab sebelumnya. Ustadz Derry Sulaiman
langsung memikirkan satu nama yaitu Muhammad SAW.
Ustadz Derry Sulaiman mulai suka kembali dengan islam
yang seperti ini, beliau mulai nyaman dan mengikuti Jamaah
Tabligh ini dan ikut menghadiri pengajian serta ikut program
itikaf tiga hari tiga malam, tiga hari itu Ustadz Derry Sulaiman
belajar meningglakan dunia sebelum meninggal dunia, belajar
tentang kematian sebelum mati.
3 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
39
Hari pertama di Masjid Ustadz Derry Sulaiman sangat
ingin pulang karena kepanasan di dalam Masjid ingin rasanya
keluar masjid tapi orang-orang tersebut menahan Ustadz Derry
Sulaiman dengan mengalihkan pikiran beliau dengan bercerita
nabi-nabi, lalu di benak beliau ini kah ketenangan itu.
Hari kedua ketengangan sangat terasa, di hari ketiga saya
tidak ingin keluar Masjid karena telah menemukan ketenangan
itu. Sholat wajib berjamaah lima waktu tidak putus dari tiga hari
itu berubah cita-cita dari ingin menjadi anak band terkenal
didunia menjadi ingin masuk Surga.4 Dari saat setelah itikaf tiga
hari tiga malam itu beliau mulai hijrah, perubahannya bukan
evolusi tapi beliau berevolusi dengan menggunakan gamis
imamah sorban dan ini lah Sunnah yang paling mudah karena
kepercayaan bahwa mengikuti dan mencintai nabi Muhammad
bisa membawa ke Surga.
C. Dakwah di Bali
Seperti sejarah Indonesia menceritakan awal mula Islam
masuk di Bumi Nusantara, yaitu Islam masuk ke Bali juga
melalui perdagangan. Selain itu perkawinan antara orang Islam
pendatang dengan wanita lokal bali juga merupakan cikal bakal
Islam di pulau Bali. Jejak sejararah klasik Islam di Bali bisa di
telusuri dari komunitas Muslim lama yang telah eksis sejak abad
15 M, di zaman kerajaan Gelgel era kepemimpinan Dalem Ketut
4 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
40
Ngelesir. Tapak historis mereka juga bisa ditelusuri dari prasasti,
bahkan mungkin juga bangunan-bangunan penting kerajaan di
puri, termasuk cap kerajaan Klungkung yang menggunakan huruf
Arab karena pada zaman Raja Ida Bagus Jambe. Kerajaan ini
telah menjalin hubungan diplomatik dengan sebuah kerajaan
Islam di Jambi (Sumatera Selatan). Semua fakta historis tadi
menjadi bukti bahwa Islam hakekatnya bukan fenomena baru di
Bali, melainkan telah menjadi entitas dengan usia ratusan tahun,
hampir sama tuanya dengan komunitas Muslim di daerah-daerah
lain di Indonesia.5
Bersamaan dengan timbulnya kasus Bom Bali dari Masjid
Muhammad di Bali, Ustadz Derry Sulaiman memutuskan
memulai berdakwah. Menggunakan gamis dan sorban beliau
berkelilin dari pantai satu ke pantai yang lain di Bali, beliau
sangat memikirkan cara berdakwah yang betul-betul dapat
diterima dilingkungan para dewa atau daerah hindu yang sangat
besar di Indonesia yaitu Bali, ditambah dengan wisatawan
mancanegara yang kebanyakan non-Muslim. Diawal dakwah
beliau, Ustadz Derry Sulaiman sangat keras dalam berdakwah
karena memutuskan berhenti main musik dan meninggalkan itu.
Tetapi malah ditinggalkan oleh kalangan teman-teman yang
masih bermusik serta Wisatawan Mancanegara dan berfikir keras
kembali bahwa Ustadz Derry Sulaiman sedang di Bali dengan
kultur yang sangat berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Beliau di tuduh sebagai Islam garis keras mengaharamkan musik
5
Dhurorudin Mashad, Muslim Bali Mencari Kembali Harmoni Yang
Hilang, (Jakarta: pustaka Al-Kautsar, 2014) h.133
41
dan sebagainya, “bukan saya mengharamkan musik namun waktu
saya bermusik tergantikan dengan hal yang lebih nikmat yaitu
belajar tentang Islam dan berdakwah.”6
Pada akhirnya ditahun 2005 Ustadz Derry Sulaiman
memutuskan untuk kembali berkarya dengan membuat musik
yang Religi yang mengagungkan nama Allah SWT serta nabi
Muhammad SAW serta menciptakan Lirik dan sya’ir penuh cinta
pada sesama dan mengajak manusia pada kebaikan.
Mualaf dari Amerika Serikat David Scherer yang
memiliki nama muslim Muhammad Hafiz sebagai teman dan
pengusaha di Bali itu berpendapat bahwa Ustadz yang
berpenampilan Seperti Ustadz Derry Sulaiman sangat di
butuhkan di Bali karena menarik perhatian Wisatawan
mancanegara dan dapat bergaul dengan anak-anak muda. Dakwah
beliau juga sangat tidak wajar karena berdakwah di kafe, bar,
diskotek dan pinggir pantai.
Selain dengan musik Ustadz Derry Sulaiman juga
berdakwah dengan Kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad
dengan disain yang menarik, keahlian ini juga ada pada dirinya
ketika pertama kali beliau di Bali. Melukis juga merupakan mata
6 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
42
pencarian Ustadz Derry Sulaiman selain bermusik pada awal
kedatangannya di Bali.7
Tahun 2007 hampir habis semua harta yang Ustadz Derry
Sulaiman punya, hutang banyak sekali barang habis terjual, suatu
hari setelah pulang sholat dari masjid Muhammad di bali ada
pesan dari orang tua dibali yaitu bapak Ali Haris orang arab
Yaman dia liat Ustadz Derry Sulaiman sedang melamun tidak ada
uang, ada pesan darinya hanya satu kalimat yaitu “orang kaya
mati orang miskin mati”. Dari kalimat itu Ustadz Derry Sulaiman
membuat satu mahakarya musik religinya. Sepulangnya Ustadz
Derry Sulaiman dari hongkong beliau langsung menuju Bandung
untuk menemui sahabat lamanya membicarakan urusan rekaman
lagu itu, lalu lagu “orang kaya mati orang miskin mati”di
aransement secara professional, kemudian lagu itu digunakan
SCTV untuk sinetron Mak Ijah Pergi ke Mekkah. Setelah lagu itu
meledak, Trans tv menemui Ustadz Derry Sulaiman di bali untuk
pergi ke Jakarta membicarakan program acaranya.
Pada tahun 2015 Ustadz Derry Sulaiman resmi di kontrak
oleh trans 7 untuk program NGOPI (ngobrol perkara iman)
bersama Sunu mantan vokalis Mata Band dan Rey mantan
vokalis Nineball, dari saat itu Ustadz Derry Sulaiman menetap di
Jakarta lagi hingga saat ini, Ustadz Derry Sulaiman sama sekali
tidak memiliki niat untuk menjadi ustadz televise namun Allah
7 Wawancara dengan Ustadz Derry Sulaiaman dikediamannya pukul
20.15
43
SWT berkehendak lain lain. Ustadz Derry Sulaiman aktif kembali
di belantika Musik Indonesia bukan keinginan pribadi namun
dengan hadirnya di dunia musik insyaallah akan membawa
manfaat, serta menyeru kepada jalan Allah SWT.
44
45
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Metode Dakwah Ustadz Derry Sulaiman di Bali
Dakwah merupakan penyampaian pesan-pesan ajaran
agama yang berisikan akidah dan norma-norma perilaku yang
menjadikan rujukan masyarakat beragama. Lalu bagaimana
strategi yang paling ideal dalam menyampaikan pesan-pesan
ajaran agama tersebut. Setelah merujuk pada sejumlah ayat Al-
Qur’an yang membahas tentang dakwah, maka ayat yang paling
tertuju pada hal dakwah yaitu ada pada surat An-Nahl 125. Ayat
itu menyinggung tentang dakwah dengan beberapa hal : metode
dakwah bilhikmah, metode dakwah al-mauidzotulhasanah, dan
al-mujadalah
Setelah proses hijrah Ustadz Derry Sulaiman dari seorang
musisi musik metal menjadi pendakwah pada tahun 2000 bukan
berarti perjalanan Dakwah berjalan dengan mulus, Ia sangat
membutuhkan strategi khusus agar dakwahnya tepat pada sasaran
dan sesuai dengan tujuannya. Khususnya ketika berhadapan
dengan mad’u yang berlatar belakang sebagai wisatawan
mancanegara di Bali dan kebanyakan non-muslim, ditambah pada
46
era awal 2000an kasus pemboman dan teroris sangat kental
tertuju pada umat Islam serta tercipta suasana Islamophobia. Hal
yang sangat menyakitkan adalah ketika teman-teman metal
sebagai tujuan awal utama dakwahnya malah menjauhi Ustadz
Derry Sulaiman karena beliau tidak bermusik lagi, kegundahan
sangat memenuhi isi fikirannya pada saat itu, cara yang tepat
untuk berdakwah. Jika teman bermusik saja menjauh, bagaimana
dakwah kepada wisatawan mancanegara apalagi
mengislamkannya.1
Maka sebuah metode dibutuhkan seorang da’i untuk
mencapai tujuan yang di inginkan, ketiga tahap tersebut juga
bertujuan untuk memastikan bahwa mad’u dapat mengerti pesan
yang detirma dan sesuai dengan tujuan da’i. Penulis akan
mencoba menjabarkan lima tahapan strategi tersebut.
1. Al-Hikmah Yang Dilakukan Ustadz Derry Sulaiman
Aksi di sini yaitu melakukan suatu perumusuan serta
peninjauan yang dilakukan oleh Ustadz Derry Sulaiman, serta
memikirkan suata komponen untuk menjelaskan tentang apa
yang harus dilakukan olehnya dan apa yang semestinya dia
selesaikan. Sehingga maksud dan tujuan dakwah Ustadz
Derry Sulaiman sesuai dengan apa yang diinginkan.
“Saya lihat dakwah itu memang harus dengan action
gabisa dengan ngomong aja, bicara agama keseringan
lidah tapi pada kesehariannya jarang mengamalkannya.
Sungguh sia sia kalau retorika bagus tapi penerapannya
1 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
47
tidak ada pada dirinya maka saya ubah diri saya sesuai
yang di terapkan nabi Muhammad saw.
Maka saya mulai pada diri saya, Lebih dari itu sasaran
dakwah saya juga lain yang saya dakwahin bule-bule nih
wisatawan mancanegara, jadi bahasa nomer satu
selanjutnya anak-anak band dan orang-orang yang
berjemur di pantai.”2
Strategi dalam dakwahnya dimulai dari ibdabinnafsi yaitu
dakwah yang dimulai dari diri sendiri dan mengisi dengan
akhlakul karimah berdasarkan pengamatan penulis, selain
mencari informasi tentang mad’u yang akan didakwahi, Ustadz
Derry Sulaiman juga menegaskan bahwa keinginan dan
panggilan dakwah yang tulus karena Allah SWT adalah hal
penting sebelum dilakukannya dakwah, serta memerlukan aksi
nyata dan keberanian berbicara sangat diperlukan, namun jangan
hanya lisan yang berkata perihal agama tetapi perbuatan dan
pengamalan pada diri sendiri tidak ada.
Mengacu pada karakteristik wisatawan mancanegara yang
datang ke Bali untuk bersantai dan berlibur, dari semua itu niat
tulus dakwah dijalan Allah SWT, tauhid dan akhlak pada diri
seorang da’i merupakan hal yang sangat penting yang harus di
perhatikan dibanding dengan yang lainmya. Sebaik-baiknya da’i
dia yang selalu ber-Istigfar pada Allah SWT serta bershalawat
dan menerapkan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebelum
melangkahkan kaki untuk berdakwah.
2 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
48
Penulis memahami betul ketika Ustadz Derry Sulaiman
menyampaikan dakwahnya pada Wisatawan Mancanegara di Bali
bahasa bukan menjadi halangan, karena beberapa tahun sebelum
memutuskan berhijrah dan memutuskan untuk berdakwah beliau
tentu sudah mendalami bahasa Inggris untuk keperluan
dakwahnya. Satu kalimat tauhid juga sangat berguna mewakili
dakwahnya di Bali.
Penulis menegaskan bahwa, jika keberanian dan aksi
nyata sudah dijalani, cara penyampaian sudah baik, sunnah nabi
Muhammad diterapkan, dakwah yang di berikan tidak akan
sampai pada mad’u apabila tidak ada niat yang tulus untuk
berdakwah dijalan Allah SWT pada diri seorang da’i.
Dakwah dengan akhlakul karimah memang sangat
dibutuhkan da’i saat ini untuk mengikuti jejak nabi Muhammad
SAW dan dijamin meraih kesuksesan dalam setiap dakwahnya,
dakwah yang baik adalah dakwah yang bisa berakhlak pada diri
sendiri dan juga pada orang banyak. Disuatu tempat, yang dilihat
sebenarnya bukanlah perkataan-perkataan namun perbuatan
yang nyata yang menjadi tolak ukur mad’u terhadap para da’i.
Situasi atau keadaan dimana tindakan yang dimaksud
akan berlangsung. Ini meliputi penjelasan tentang keadaan fisik
maupun budaya dan lingkungan masyarakat dimana kegiatan itu
akan dilaksanakan
“kata ulama nabi pake sorban saya pake sorban, nabi
pakai silak mata saya pakai cilak mata, nabi pakai siwak
saya pakai siwak, nabi potong kumis saya potong kumis,
49
nabi pake tongkat saya pakai tongkat saya terapkan
dakwah dengan usuwah bukan dengan huujah.”3
Penulis memahami mengapa Ustadz Derry Sulaiman
memilih pakaian dengan baju gamis serta menggunakan sorban
imamah dalam setiap penampilannya karena selain mengikuti
Sunnah nabi Muhammad SAW beliau ingin terlihat sederhana.
Beliau juga berpendapat pakaian nabi sehari-hari yaitu gamis dan
nabi sangat menyukai itu, jika nabi Muhammad senang, kita
selaku ummatnya juga harus menyenangi itu.
Dampaknya adalah ketika Ustadz Derry Sulaiman
menggunakan gamis dan sorban, beliau mendapat perhatian lebih
dari Wisatawan mancanegara dengan berbagai macam
asumsinya, yang terpenting diri beliau sudah menjadi pusat
perhatian untuk mata wisatawan mancanegara.
“Belajar dari bule, orang bule gak ngajak orang tapi
dengan gaya berjalan jalan di pinggir pantai dengan
antingnya dengan tattonya dengan celana robek robek
dan rambut warna warni keesokan harinya orang lokal
mengikuti bule bule itu, dari situ saya menerka nerka dan
ternyata dengan contoh langsung orang lebih tertarik
dibanding dengan kata kata karena terlihat langsung.”4
3 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
4 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
50
Pada sisi lain penulis dapat memahami kehidupan di Bali
bahwa dengan semakin menonjolkan sesuatu yang asing dimata
orang-orang semakin menjadi pusat perhatian, Ustadz Derry
Sulaiaman selalu menghadirkan pandangan tersebut. Selain itu
beliau menggunakan gamis, imamah dan sorban untuk terlihat
sederhana dimata orang-orang dan dimata Allah SWT juga untuk
totalitas hijrahnya yang menurutnya hijrahnya itu adalah hijrah
yang revolusi secara cepat.
Konsistensi Ustadz Derry Sulaiman dalam berpakaian
menggunakan gamis, imamah dan sorban pada tiap kesempatan
dalam berdakwah ternyata merupakan salah satu cara dakwah
beliau melalui tindakan atau dakwah bil-haal,
Selanjutnya beliau dengan niat kepada Allah SWT
menerapkan pada dirinya dari pelajaran penting bahwa akan
selalu percaya diri dengan apa yang beliau gunakan yaitu baju
gamis, imamah dan sorban sebagaimana yang nabi Muhammad
SAW kenakan dan yakin akan ada banyak mata yang tertuju
padanya, karena kasus bom Bali yang menyudutkan umat Islam
Saya jalan dulu keliling di pantai bali hanya dengan
gamis dan sorban, tentu juga menebarkan senyuman yang
tulus. beberapa tahun kemudian udah ada ratusan ikuti
style saya sampai ada bule bertanya langsung ke saya
dimana kamu beli baju ini.”5
Ustadz Derry Sulaiman mampu mengubah pola pikir
wisatawan mancanegara dengan menciptakan suasana yang
5 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
51
damai yang teduh dalam sosok yang menggunakan gamis,
imamah dan sorban. Dari hal berpakaian saja Ustadz Derry
Sulaiman yang dipandang aneh bagi sebagian wisatawan
mancanegara tapi dapat dikatakan mampu untuk mengubah
pandangan bahwa tidak semua muslim yang berpakaian gamis,
imamah dan sorban adalah Islam yang keras, tidak toleran.
Semua itu dapat terjadi apabila pakaian yang digunakan di
dampingi dengan akhlak yang baik, niat yang tulus karena Allah
Swt dan kelemah lembutan dari da’i yang menjalankannya.
2. Al-Mau’izhatil al-Hasanah Ustadz Derry Sulaiman
Posisi Ustadz Derry Sulaiman disini merupakan agen
yang harus mengetahui setiap aspek apapun dari mad’u. Diri
Ustadz Derry Sulaiman sendiri yang harus dan akan
melaksanakan tugasnya sebagai agen, tugas ini dapat juga
dikatakan sebagai penerapan dakwah termasuk semua yang
diketahuinya tentang subtansinya. Subtansi agen mencakup
semua aspek kemanusiaannya, sikapnya, pribadinya, sejarahnya,
dan faktor-faktor terkait lainnya.
“khususnya untuk bule-bule dan umumnya orang-orang
kebanyakan itu sangat tidak menyukai kesenangannya
dirampas apalagi dalam dakwah kita langsung nyuruh
tobat, ingat Allah dengan nada yang memerintah itu
sangat tidak disukai itu yang seperti itu bisa-bisa gagal
dakwah, dari yang ringan-ringan dulu dari pakaian saya
ditanya Tanya, kenapa pakai gamis, kenapa jenggotan
kenapa main dipantai, dari keingin tahuan itu hidayah
52
Allah SWT akan merasuk pada hati setiap yang
bertanya”6
Mengingat Ustadz Derry Sulaiman berhadapan dengan
mad’u yang kebanyakan wisatawan mancanegara Dalam hal ini
beliau sedang melakukan dakwah bil-hikmah dengan memahami
betul aspek kemanusiaan, sikap dan pribadi seseorang bahwa
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”.7
Ustadz Derry Sulaiman tak akan mengusik pribadi dari
masing-masing wisatawan mancanegara tentang apapun pada diri
mereka apalagi menjelek-jelekan agama lain, beliau hanya
berbincang permasalahan ringan mengenai Islam. Ustadz Derry
Sulaiman juga pernah merasa tidak nyaman saat dirinya masih
menjadi musisi metal ketika di ceramahi orang-orang yang isi
cermahnya mengandung kebencian, tidak memperhatikan aspek
psikologi sesorang serta latar belakang kehidupannya dan bisa
dibilang mengganggu bahkan mengusik kesenangannya. Beliau
memahami karena memang pernah mengalaminya tentang
bagaimana berucap pada seseorang yang memiliki latar belakang
6 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
7 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
53
tertentu. Ustadz Derry Sulaiman selalu ditanya mengenai
bagaimana pandangan terhadap Islam, mengapa pakaianmu
seperti ini, mengapa kepalamu dililitkan kain, dari pertanyaan-
pertanyaan sederhana seperti itulah Ustadz Derry Sulaiman
memberikan ceramahnya.
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan, menjadi
kesempatan beliau menyelipkan kalimat tauhid Laa Illaaha
Illaallah pada dakwahnya, sebuah kalimat yang sangat ringan
namun berat maknanya. Kalimat tauhid tersebut merupakan
kalimat yang terbaik dalam tujuan dakwahnya.
Penulis mengamati betul bahwa Ustadz Derry Sulaiman
menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan diatas dijabarkan
dengan hikmah serta rasioanal dan logis, hal ini membuat
wisatawan mancanegara menjadi kagum bahkan ada yang sangat
penasaran dengan keseharian beliau, sehingga ada beberapa dari
wisatawan mancanegara mengamati keseharian beliau dan juga
ada keinginan dari mereka untuk mempelajari Islam lebih dalam
pada Ustadz Derry Sulaiman sampai-sampai mendatanginya di
dekat areal Masjid Muhammad di bali. Selain itu, instrument atau
alat-alat yang akan dan harus digunakan oleh Ustadz Derry
Sulaiman dalam melakukan tindakan atau menjadikan salah satu
pendukung Metode Dakwahnya, hal ini meliputi saluran-saluran
komunikasi, jalan pikiran, media, cara, pesan, atau alat-alat
terkait lainnya.
“awal-awal hijrah dulu saya berhenti total di dunia
musik, entah itu main band, rekaman, konser, buat lagu,
bahkan sekedar main-main gitar diteras rumah itu saya
tinggalkan. Saya meninggalkan musik bukan karena
54
permasalahan halal dan haramnya dari berbagai
pendapat para ulama, tapi memang pada saat awal-awal
saya hijrah tidak ada waktu untuk main gitar apalagi
konser band. Tapi dari situ saya memikirkan agar dakwah
tuh sampai ke telinga-telinga teman-teman saya yang
masih terjun di dunia musik metal atau bahkan yang
spesialnya bisa menarik wisatawan mancanegara dengan
harapan bisa mensyahadtkan.”8
Suatu waktu daya tarik wisatawan mancanegara di Bali
terhadap dakwah Ustadz Derry Sulaiman menurun, hal itu
membuat dirinya kembali memikirkan Strategi berdakwah agar
memiliki daya tarik lebih dari pada yang sebelumnya dimata
wisatawan mancanegara di Bali.
“Akhirnya saya pegang gitar lagi dengan tujuan agar
dakwah saya bisa diterima dengan mudah dan banyak
yang lebih tertarik lagi liat saya, untuk memperhatikan
apa yang saya susupi didalam bergitar itu. udah gamisan
sorbanan pegang gitar langka nih ustadz, seperti itulah
kira-kira.”9
Setelah dengan niat tulus kepada Allah SWT, sama seperti
hal sebelumnya, pada sore hari Ustadz Derry Sulaiman
berkeliling di sekitaran pantai namun yang berbeda kali ini beliau
menghampiri wisatawan mancanegara yang sedang berkumpul
dan sedang bercandaria dan beliau meminjam gitar yang sedang
8 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
9 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
55
dimainkan salah satu dari Wisatawan mancanegara yang sedang
berkumpul itu.
Kelompok wisatawan mancanegara itu terperangah
melihat aksi bermain gitar Ustadz Derry Sulaiman, wajar saja
karena mereka tidak mengetahui bahwa beliau merupakan
mantan gitaris metal yang terkenal di Jakarta dan memang cukup
mendalami dunia metal underground sejak masa-masa remajanya.
Semakin terkaget lagi ketika Ustadz Derry Sulaiman
menyebutkan Band-band metal terkenal di dunia serta sejarah
metal itu sendiri. Kebingungan dan rasa takjub semakin tak
terelakkan karena memang dalam pandangan orang-orang barat,
Islam merupakan agama primitive, kuno dan lain sebagainya.
Setelah tertarik dengan aksi bergitar dan pengetahuan musik
metal Ustadz Derry Sulaiman, beliau memasukan dakwahnya
dengan memperkenalkan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
serta menegaskan bahwa Islam adalah agama rahmatan liil
alamin. Agama yang menebarkan kasih sayang, keindahan dan
perdamaian untuk seluruh alam semesta yang sangat bertolak
belakang dengan pandangan wisatawan mancanegara bahkan
seluruh orang barat pada umumnya.
3. Al-Mujadalah Ustadz Derry Sulaiman
Seperti pembahasan pada sub-bab sebelumnya bahwa
metode dakwah itu merupakan perpaduan Al-Hikmah dan Al-
Mau’izhatil al-Hasanah untuk menemukan alasan untuk
bertindak, yang diantaranya mencakup tujuan, akibat ataupun
56
hasil dari tindakan yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan
dan hasil wawancara penulis dengan Ustadz Derry Sulaiman
bahwa maksud tujuan, akibat ataupun hasilnya bukan hanya
untuk memperkenalkan Islam pada wisatawan mancanegara
melainkan agar wisatawan mancanegara dapat memeluk agama
Islam bahkan hingga menjadi da’i di negaranya masing-masing
setelah pulang berlibur atau berwisata di Bali.
“Kalau ketemu orang orang bule non muslim harus ajak
masuk islam, sebelum saya berpisah saya harus ajarkan
sahadat, mau tidak mau urusan lain. Hari ini umat islam
tak paham itu
Jadi kepada orang non muslim adalah dakwah islamiyah ,
dakwah pada muslim adalah dakwah imaniyah. Contoh
dakwah pada non muslim bagai membangunkan orang
tidur, dakwah pada muslim bagai membangunkan orang
yang pura pura tidur.
Banyak saya kalu syahadatin bule sudah ratusan ada
yang sudah haji umroh dan menikahkan bule dengan cara
islam yang hari ini jadi dai juga ada, tapi kadang kadang
habis liburan dia balik ke Negara masing masing tidak
usah khawatir ada sang perawat hidayah yaitu allah.
Kalau mau beli mobil beli aja mobil jangan takut tidak
bisa merawatnya seperti itu peribaratannya.”10
Penulis mengamati bahwa Ustadz Derry Sulaiman merasa
bahwa dakwah kepada wisatawan mancanegara lebih mudah
karena untuk memperkenalkan Islam, sedangkan dakwah pada
sesama muslim lebih berat karena untuk mempertebal keimanan,
10 Wawancara Ustadz Derry Sulaiman 20 Agustus 2018 di
kediamannya di Cibubur pukul 20.06.
57
tetapi sebagai seorang pendakwah beliau mencoba
menyeimbangkan diantara keduanya lewat pengalaman dalam
setiap dakwahnya. Penulis juga memahami bahwa maksud dan
tujuan kesuksesan dakwah dari seorang da’i adalah ketika
dakwahnya dapat diterima oleh mad’u, sedangkan suatu
kesuksesan, maksud, dan tujuan yang dimaksud Ustadz Derry
Sulaiman adalah ketika dakwahnya dapat membuat wisatawan
mancanegara memeluk agama Islam. Bahkan lebih dari itu,
kesuksesan yang paling tinggi adalah ketika wisatawan
mancanegara dapat menjadi juru dakwah untuk orang lain
dinegaranya masing-masing.
58
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang
Strategi Dakwah Ustadz Derry Sulaiaman Di Bali, penulis dapat
menghasilkan kesimpulan akhir dari penulisan karya ilmiah ini
sebagai berikut:
1. Dakwah Al-Hikmah Yang Dilakukan Ustadz Derry
Sulaiman.
Ustadz Derry Sulaiman melakukan dakwah
dengan mempersiapkan bahasa Inggris sebagai bahasa
universal untuk mempermudah dakwahnya kepada
wisatawan mancanegara, tidak hanya sekedar ceramah di
mimbar masjid tetapi melakukan aksi nyata dilapangan
untuk mengajak kepada Islam, mengenal Allah SWT dan
menjalankan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Suasana
yang diciptakan Ustadz Derry Sulaiman untuk menarik
perhatian para wisatawan Mancanegara yang sedang
berjemur di pantai adalah dengan gaya busana
menggunakan baju gamis, sorban, dan imamah. Menebar
senyuman kepada setiap wisatawan mancanegara juga
memberikan asumsi bahwa Islam tidak menyeramkan.
60
Sebagai agen dakwah, Ustadz Derry Sulaiman
mengetahui segala sesuatu tentang mad’u yang di
dakwahi, baik yang disukai maupun yang tidak disukai
untuk memudahkannya memperkenalkan Allah,
Rasulullah, apa yang di bolehkan serta yang dilarang
dalam Islam. Dengan kata lain untuk membedakan yang
Haq dan bathil dengan cara yang lebih ringan agar dapat
diterima mad’u dengan mudah.
2. Dakwah Al-Mauizhah Hasanah Ustadz Derry
Sulaiman
Menggunakan dakwah yang menarik agar dapat
diterima mad’u dengan menambahkan instrument atau
alat-alat untuk berdakwah. merealisasikan dirinya sebagai
agen dakwah, terkadang Ustadz Derry Sulaiman
memainkan alat music berupa gitar sebelum memulai
materi dakwahnya tentang tauhid, sejarah dan sunnah
Rasulullah Saw, apa yang dibolehkan serta apa yang
dilarang dalam Islam. Melukis kaligrafi dipinggir pantai
terkadang dilakukan untuk menjadi daya tarik Ustadz
Derry Sulaiman agar para mad’u lebih jauh bertanya
tentang apa maksud dari kaligrafi yang dilukiskan
olehnya.
61
3. Dakwah Al-Mujadalah Ustadz Derry Sulaiman
Maksud dan tujuan dakwah dari Ustadz Derry
Sulaiman yaitu memperkenalkan Islam kepada manusia
diseluruh penjuru dunia dan wisatawan mancanegara di
Bali dapat memeluk Islam. karena dakwah Islamiyah jauh
lebih mudah dari pada dakwah Imaniyah. Bahkan
terkadang ada perdebatan bahwa Islam adalah agama
teroris, agama yang keras, agama yang radikal semata-
mata hanya untuk menyudutkan Islam. Ustadz Derry
Sulaiman mampu menepis itu semua dengan dua metode
sebelumnya dan di buktikan secara nyata, bahkan Ustadz
derry Sulaiman sangat menghindari adanya perdebatan itu
sendiri, dan lebih fokus untuk memperkenalkan apa itu
Islam.
B. Saran
Pada kesimpulan diatas sebagai pendakwah yang
kebanyakan dari mad’u dari mancanegara sebaiknya da’I
mempelajari lebih banyak bahasa asing agar dakwah lebih
sampai kepada wisatawan mancanegara yang tidak terlalu
menguasai bahasa Inggris, dan sebaiknya dakwah juga
dilakukan dengan materi yang lebih dalam, tidak hanya
sebatas dakwah Islamiyah namun wisatawan mancanegara
juga perlu diberikan dakwah Imaniyah untuk mempertebal
keimanan khususnya wisatawan mancanegara di bali yang
telah memeluk agama Islam yang telah pulang ke
negaranya masing-masing, agar dapat melanjutkan estafet
62
dakwah dari Ustadz Derry Sulaiman untuk
mendakwahkan Islam kepada keluarga,teman-temannya
di Negara asalnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Said Bin Alwi Al-Hadad. 2001. Kesempurnaan dan
Kemuliaan Dakwah Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Al Faruqi, Ismail, R. 2000. Menjelajah Atlas Dunia Islam,
Bandung: Mizan.
Anshari, Hafi. 1993. Pemahaman dan pengamalan dakwah
(Pedoman Untuk Mujahid Dakwah), Surabaya: Al Ikhlas.
Ardani, Mohammad. 2006. Memahami Permasalahan Fikih
Dakwah, Jakarta: Mitra Cahaya Utama.
Aziz M, Ali. 2009.Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana.
Bachtiar, Wardi. 1997. MetodelogiPenelitian Ilmu Dakwah,
Jakarta: Logos.
Dahlan, Abdul, A. 2002. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam
I, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Effendy Onong, U. 2007 Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek,Bandung, Remaja Posdakarya.
Fatah M, Abdul, Al-Bayanuni. 2001. Al-Madkh Ila Ilmi Ad-
Dakwah, Bairut: Risalah Publisher.
Gunawan, Imam. 2013 Metode Penelitian Kualitatif :Teori dan
Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hart Michael, H. 1986. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh
dalam Sejarah, Penerjemah: Mahbub Djunaidi, Jakarta :
Pustaka Jaya.
Jauch R, Lawrence dan William F, Gluek. 1988 Manajemen
Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta:Erlangga.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna,
Jakarta: Pemada Media Group.
Ma’arif Bambang, S. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma
Untuk Aksi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
63
64
Malaikah, Mustafa. 1997. Manhaj Dakwah Yusuf Qordhawi
Harmoni antara Kelembutan dan Ketegasan, Jakarta:
Pustaka Al Kautsat.
Ma’ruf, Arif. 2008. Modul Aqidah Islam seri I, Jakarta: STID DI
Al Hikmah.
Ma’ruf, Lois. 1986 Munjid fi al-Lughah wa A’lam Beirut: Dar
Fikr.
Moleong Lexy. J 2007. Metode Penelitian Kualitatif , Bandung:
PT Remaja Rosadakarya.
Munir, M. 2006. Metode Dakwah, Jakarta: Kencana.
Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi, 2009. Manajemen
Dakwah, Jakarta: Kencana.
Najamuddin. 2008. Metode Dakwah Menurut Al-Quran,
Yogyakarta: PT Pustaka Insane Madani.
Noor Farid, M. 1981. Dinamika dan Akhlak Dakwah, Surabaya:
Pt. Bina Ilmu.
Omar M, T, Y.2004 Islam dan Dakwah, Jakarta: PT. Al-Mawardi
Prima.
Panitia Istilah Manajemen Lembaga LPM. 1983. Kamus Istilah
Manajemen, Jakarta: Balai Askara.
Picard, Michel. 2006. Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya
Pariwisata, (Jakarta: (KPG) Kepustakaan Populer
Gramedia.
Rakhmat, Jalaludin. Islam Alternatif, Ceramah-Ceramah di
Kampus, Bandung: Mizan.
Steiner George, A dan John B, Miner. 1997. Kebijakan dan
Strategi Manajemen, Jakarta: Erlangga.
Subandi, Ahmad. 1994. Ilmu Dakwah Pengantar Kearah
Metodologi, Bandung: Syahida.
Suhandang, Kustadi. 2014. Strategi Dakwah, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukayat, Tata. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Syabibi M, Ridho. 2008. Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
65
Syukir,Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,
Surabaya: Al-Ikhlas.
Tisnawati, Emi dan Kurniawan Saefullah. 2005. Kurniawan.
Pengantar Manajemen, Jakarta: Pemada Media Group.
Warson Al-Munawwir, Ahmad. 1997. Al-Munawwir,. Jakarta:
Pustaka Progresif.
Ya’kub, Hamzah. 1998. “Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan
Leadership”, Bandung: Diponegoro.
https://travel.kompas.com/read/2018/09/28/100300827/melihat-
karakteristik-wisatawan-mancanegara-di-kuta-bali.
66
66
LAMPIRAN
67
Transkrip Wawancara
Narasumber : Ustadz Derry Sulaiman
Tempat : Kediaman Ustadz Derry Sulaiman
Komplek Citra Grand Cibubur
Tanggal dan Waktu : 20 Agustus 2018, pukul 20.00-
21.30 WIB
1. Apa yang Ustadz Derry untuk lakukan Dakwah dengan
Hikmah?
Jawab:
Saya lihat dakwah itu memang harus dengan action gabisa
dengan ngomong aja, bicara agama keseringan lidah tapi pada
kesehariannya jarang mengamalkannya. Sungguh sia sia
kalau retorika bagus tapi penerapannya tidak ada pada dirinya
maka saya ubah diri saya sesuai yang di terapkan nabi
Muhammad saw. Maka saya mulai pada diri saya, Lebih dari
itu sasaran dakwah saya juga lain yang saya dakwahin bule-
bule nih wisatawan mancanegara, jadi bahasa nomer satu
selanjutnya anak-anak band dan orang-orang yang berjemur
di pantai.”
68
Kata ulama nabi pake sorban saya pake sorban, nabi pakai
silak mata saya pakai cilak mata, nabi pakai siwak saya pakai
siwak, nabi potong kumis saya potong kumis, nabi pake
tongkat saya pakai tongkat saya terapkan dakwah dengan
usuwah bukan dengan huujah.”Belajar dari bule, orang bule
gak ngajak orang tapi dengan gaya berjalan jalan di pinggir
pantai dengan antingnya dengan tattonya dengan celana robek
robek dan rambut warna warni keesokan harinya orang lokal
mengikuti bule bule itu, dari situ saya menerka nerka dan
ternyata dengan contoh langsung orang lebih tertarik
dibanding dengan kata kata karena terlihat langsung.
Saya jalan dulu keliling di pantai bali hanya dengan gamis
dan sorban, tentu juga menebarkan senyuman yang tulus.
beberapa tahun kemudian udah ada ratusan ikuti style saya
sampai ada bule bertanya langsung ke saya dimana kamu beli
baju ini.
2. Bagaimana Al=Mauizhah Hasanah Ustadz Derry saat
berdakwah?
69
Jawab:
Khususnya untuk bule-bule dan umumnya orang-orang
kebanyakan itu sangat tidak menyukai kesenangannya
dirampas apalagi dalam dakwah kita langsung nyuruh tobat,
ingat Allah dengan nada yang memerintah itu sangat tidak
disukai itu yang seperti itu bisa-bisa gagal dakwah, dari yang
ringan-ringan dulu dari pakaian saya ditanya Tanya, kenapa
pakai gamis, kenapa jenggotan kenapa main dipantai, dari
keingin tahuan itu hidayah Allah SWT akan merasuk pada
hati setiap yang bertanya. Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
3. Alat-alat apa yang Ustadz Derry gunakan untuk membantu
Dakwah Ustadz pada Wisatawan Mancanegara?
Jawab:
Awal-awal hijrah dulu saya berhenti total di dunia musik,
entah itu main band, rekaman, konser, buat lagu, bahkan
70
sekedar main-main gitar diteras rumah itu saya tinggalkan.
Saya meninggalkan music bukan karena permasalahan halal
dan haramnya dari berbagai pendapat para ulama, tapi
memang pada saat awal-awal saya hijrah tidak ada waktu
untuk main gitar apalagi konser band. Tapi dari situ saya
memikirkan agar dakwah tuh sampai ke telinga-telinga
teman-teman saya yang masih terjun di dunia musik metal
atau bahkan yang spesialnya bisa menarik wisatawan
mancanegara dengan harapan bisa mensyahadtkan. Akhirnya
saya pegang gitar lagi dengan tujuan agar dakwah saya bisa
diterima dengan mudah dan banyak yang lebih tertarik lagi
liat saya, untuk memperhatikan apa yang saya susupi didalam
bergitar itu. udah gamisan sorbanan pegang gitar langka nih
ustadz, seperti itulah kira-kira.
4. Adakah dakwah Mujadalah saat di Bali?
Jawab:
71
Kalau ketemu orang orang bule non muslim harus ajak masuk
islam, sebelum saya berpisah saya harus ajarkan sahadat, mau
tidak mau urusan lain. Jadi kepada orang non muslim adalah
doa islamiyah , dakwah pada muslim adalah dakwah
imaniyah. Contoh dakwah pada non muslim bagai
membangunkan orang tidur, dakwah pada muslim bagai
membangunkan orang yang pura pura tidur.
Banyak saya kalu syahadatin bule sudah ratusan ada yang
sudah haji umroh dan menikahkan bule dengan cara islam
yang hari ini jadi dai juga ada, tapi kadang kadang habis
liburan dia balik ke Negara masing masing tidak usah
khawatir ada sang perawat hidayah yaitu allah. Kalau mau
beli mobil beli aja mobil jangan takut tidak bisa merawatnya
seperti itu peribaratannya.
Ustadz Derry Sulaiman saat berdakwah di Pantai Uluwatu
Bali
72
73
Saat berdakwah di Café sekitaran Pantai di Bali
Foto Penulis bersama Ustadz Derry Sulaiman di
Kediamannya daerah Cibubur
74
Foto Penulis bersama Ustadz Derry Sulaiman di Kandang
Jurank Doank
75
top related