metakognisi calon guru bergaya kognitif reflektif … · 2020. 1. 16. · 244 metakognisi calon...

Post on 16-Dec-2020

12 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

244

METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

Binur PanjaitanFKIPUniversitasHKBPNommensenMedan

email:panjaitan_binur@yahoo.com

Abstrak: Penelitian inibertujuanuntukmendeskripsikanprosesmetakognisimahasiswacalongurudalammenyelesaikanmasalahmatematika. Jenis penelitian ini adalahpenelitian eksploratif denganpendekatankualitatif.Masalahmatematikadalampenelitianiniterdiriatasmasalahmatematikaformaldanmasalahmatematikakontekstual.SubjekpenelitianiniadalahmahasiswacalonguruProgramStudiPendidikanMatematikaFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasHKBPNommensenyangbergaya kognitif reflektif dan yang bergaya kognitif impulsif.Teknik pengumpulan data dilakukanlewatwawancaramendalamuntukmenggalihal-halyangmemengaruhiterjadinyaprosesmetakognisisubjek.Untukmenentukangayakognitifreflektif-impulsifdigunakanMatching Familiar Figure Test.Datayangsudahvaliddianalisisdenganmemperhatikanbagaimanaprosesmetakognisisubjekterhadappermasalahan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaprosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifreflektifberbedadenganprosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifimpulsif,baikdalammasalahmatematikaformalmaupunmatematikakontekstual.

Kata kunci: metakognisi, pemecahan masalah, gaya kognitif

THE METACOGNITIONOF PROSPECTIVE TEACHERS WITH REFLECTIVE AND IMPULSIVE COGNITIVESTYLEIN SOLVING MATHEMATICAL PROBLEMS

Abstract:Thepurposeofthisresearchistodescribethemetacognitionprocessofcollegestudents,asprospectiveteachers, insolvingmathematicalproblems,eitherformalandcontextualproblems.Thisresearchisexplorativeusingqualitativeapproach.ThesubjectofresearchwasstudentsoftheMathematicsDepartment,FacultyofTeacherTrainingandEducationNommensenUniversitywhohaveeitherreflectiveorimpulsivecognitivestyle.Depthinterviewwascarriedouttofindoutthefactorsthataffectthesubjects’metacognition.Matching Familiar Figure Test wasemployedtofigureoutstudents’cognitivestyleofeither reflectiveor impulsive type.Thedatawere thenanalyzedbypayingattentionat the subjects’metacognitionprocessinsolvingmathematicalproblems.Theresultsshowthatthemetacognitionprocessofthosewithreflectivecognitivestyleisdifferentfromthosewithimpulsivecognitivestyle,eitherinformalorcontextualmathematicalproblem.

Keywords: metacognition, problem solving, cognitive styles

PENDAHULUANProses belajarmatematikamerupakan

prosesmental yang berkaitan dengan kegiatanberpikir danbagaimanapengembangannya un-tukmemperolehpengetahuan,keterampilandanmembentuksikap.Manfaattersebutdiharapkandapat diperoleh sebagai hasil dari proses pe-mecahanmasalah.Melaluipemecahanmasalahmatematika, siswa diarahkan untukmengem-bangkankemampuannyaantaralainmembangunpengetahuanmatematikayangbaru,memecahkanmasalahdalamberbagaikonteksyangberkaitandenganmatematika,menerapkanberbagaistrategi

yangdiperlukan, danmerefleksikan proses pe-mecahanmasalahmatematika(Pearson Learning Group,2008).

Dalampemecahanmasalah, proses ber-pikirsiswamerupakanhalyangperlumendapatperhatianguruterutamauntukmembantusiswaagar dapatmengembangkan kemampuannyamemecahkanmasalahbaikdalamkonteksdunianyatamaupundalamkonteksmatematika.HalinisejalandenganpendapatLester(GartmandanFreiberg,1993)bahwatujuanutamamengajarkanpemecahanmasalah dalammatematika adalahtidak hanya untukmelengkapi siswa dengan

245

sekumpulan keterampilan atau proses, tetapilebihkepadamemungkinkansiswaberpikiruntukdirinyasendiri.

Permasalahanyang sering terjadi bahwaketikasiswadihadapkanpadamasalahmatema-tika,siswatersebuttidakmemikirkanbagaimanadirinyamampumenyelesaikannya.Berpikiruntukdirinyasendiriberkaitandengankesadaransiswaterhadapkemampuannyauntukmengembangkanberbagaicarayangmungkinditempuhdalamme-mecahkanmasalah.Prosesmenyadaridanmeng-aturberpikirsiswadikenalsebagaimetakognisi,termasuk di dalamnya adalah berpikir tentangbagaimanasiswamembuatpendekatanterhadapmasalah,memilihstrategiyangdigunakanuntukmenemukan pemecahan, dan bertanya kepadadiri sendiri tentangmasalah tersebut (GartmandanFreiberg,1993).

Langkah-langkah pemecahanmasalahyangdigunakandalampenelitianiniadalahyangdikembangkanDeCorte(2003)danmenyebutnyasebagaistrategimetakognitifdalampemecahanmasalah.Langkah-langkahtersebutadalahseba-gaiberikut:(1)membangunrepresentasimentaldarimasalah (buat gambar, buat daftar, skema

atau tabel, pisahkan antara data yang relevandenganyangtidak,gunakanpengetahuannyata);(2)membuatrencanamemecahkanmasalah(buatdiagramalir,dugadanperiksa,perhatikanpola,sederhanakan bilangannya); (3)melaksanakanrencanapemecahan;(4)menginterpretasikanhasildanrumuskanjawaban;(5)evaluasisolusi.

Beberapapenelititelahmenunjukkanbah-wametakognisiberperanpentingdalampemecah-anmasalahsertadalamperolehandanpenerapanketerampilanbelajarpadaberbagaibidangpene-muan (Flavell, 1979; Panaoura danPhilippou,2005).Siswayangmampumenyerappelajaranmatematikapadatingkatanpalingtinggidanmem-perolehinformasitentanglatihandalamstrategimetakognitif(yaituperencanaan,pemantauan,danevaluasibelajarnyasendiri)memilikikemampuanlebihbaikdalammengaturbelajarnya(Chamot,Dale,O’MalleydanSpanos,1992).Pemecahanmasalah yang efektif dapat diperoleh denganmemberikesempatankepadasiswauntukmene-rapkanstrategimetakognitifketikamenyelesaikansoal(McLoughlindanHollingworth,2003).

Dari uraian yang sudahdikemukakandiatas,dapatdiketahuibetapapentingnyakemam-

Tabel 1. Aktivitas Metakognisi dalam Pemecahan Masalah Matematika

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

246

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

puanmetakognisidimilikiolehsiswapadasemuatingkatpendidikan.Berkaitandenganitu,penulismemandangperlu untukmengetahuimetakog-nisimahasiswacalongurudalammemecahkanmasalahmatematika,baikmasalahmatematikaformalmaupunkontekstual.Masalahmatematikaformaladalahmasalahmatematikayangdisajikandalambentukkalimatmatematikadenganmeng-gunakan simbol-simbol atau variabel-variabeltertentu, danmasalahmatematika kontekstualadalahmasalahmatematikayangberkaitande-ngankonteks.

Cohors-Fresenborg&Kaune(2007)menge-lompokkanaktivitasmetakognisidalammeme-cahkanmasalahmatematikaterdiriatas(1)peren-canaan(planning),(2)pemantauan(monitoring),dan(3)refleksi(reflection),lebihrincidisajikanpadaTabel1.

Bell,CostellodanKuchemann(1983)me-ngatakansituasibelajaryangpalingefektiftidaksamabagisiswa.Perbedaanituantaralainadalahbergantungpada faktor intelektual, emosional,kepribadian,dankemungkinanjeniskelamindanlatarbudaya.Perbedaan individualyangadadiantarasiswaperludiperhatikanuntukmembantuprosespembelajaranyanglebihefektif.Salahsatuperbedaanindividualantarasesamasiswayangtelahmenjadiperhatianparapsikologadalahgayakognitif.Gayakognitifadalahcarayangkonsistenataukecenderunganseseorangdalammengguna-kankognitifnya(Kozhevnikov,2007).

Kagan(Quiroga,Hernandez,Rubio,Shih,dan Santacreu, 2007)mengelompokkan gayakognitif siswayangdisebut dengangaya kog-nitifimpulsifdanreflektif.Siswayangbergayakognitif reflektifmemiliki karakteristik lambatdalammenyelesaikanmasalahtetapicermat/teliti,sehinggajawabancenderungbetul.Siswayangbergayakognitifimpulsifmemilikikarakteristikcepatmenyelesaikanmasalahtetapikurangcer-mat/telitisehinggajawabancenderungsalah.

Beberapahasilpenelitiantelahmenunjuk-kan indikasibahwahasilbelajarsiswareflektifberbedadengansiswaimpulsif.Radatz(Bell,Cos-tellodanKuchemann,1983)menelitihubungangayakognitifimpulsif-reflektifsiswadengangayakognitifimpulsif-reflektifguru.Hasilpenelitianitumenyatakanbahwasiswaimpulsifcenderunglebihbaikprestasinyajikadiajarolehguruim-pulsif,dansiswareflektifcenderung lebihbaikprestasinyajikadiajarolehgurureflektif.

Navarro,AguilardanAlcalde(1999)me-nyatakan bahwadalammeningkatkan prestasiaritmetika,siswa impulsifmemerlukanbantuanpihaklain,sementarasiswareflektifkurangmem-butuhkanbantuanpihaklain.

HasilpenelitianSwartzdanParkins(Warli,2010),siswaimpulsifmemilikipolapikirkurangefektif,sedangkansiswareflektifmemilikipolapikiryangefektifkarenadalammelakukankog-nisinyaselalumenuntutkesabarandanketelitian.HasilpenelitianWarli (2010),kreativitas siswareflektifberbedadengankreativitassiswaimpulsifdalammemecahkanmasalahgeometri.Kreativi-tassiswareflektifrelatiftinggisementarasiswaimpulsif cenderung sangat rendah.Kreativitasmempunyaiarahkeprodukpemikiranyangbarudanfleksibilitas.Demikian juga denganmeta-kognisijugamengarahkeprodukpemikiranyangbaru.Fleksibilitasjugadibutuhkanpadastrategimetakognitif,yaitusiswadalammenyelesaikanmasalah diharapkan dapatmempunyaimetodepenyelesaian yang berbeda dari yang pernahdiperoleh sebelumnya, sehingga ada dugaanmetakognisiberhubungandengangayakognitifimpulsif-reflektif.

HasilpenelitianBauersfeld(Bell,CostellodanKuchemann, 1983)menunjukkan bahwasiswayangbergayakognitifreflektiflebihbaikprestasinya dalamaritmetika dibandingkan de-ngansiswaimpulsif.

Secara eksplisit hasil penelitian tentanggayakognitifimpulsif-reflektifbelumadayangmenunjukkanbagaimanahubungannyadenganmetakognitif,sehinggaperludiselidikibagaimanasiswareflektifmaupunsiswaimpulsifdalamme-mecahkanmasalahmatematika formalmaupunmatematikakontekstual.

METODEJenispenelitianiniadalahpenelitianeks-

ploratifdenganpendekatankualitatif.Dikatakanpenelitianeksploratifkarenapenelitiinginmeng-galisecaramendalamtentanghal-halyangmem-pengaruhiterjadinyaprosesmetakognisisubjek.Penelitian denganpendekatan kualitatif adalahpenelitian yang prosedur penelitiannyameng-hasilkandatadeskriptifberupakata-katatertulisataulisandarisubjekyangdiamati.Penelitianinimengungkapterjadinyaprosesmetakognisima-hasiswacalongurudalammemecahkanmasalahmatematika.

247

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Subjek penelitian ini adalahmahasiswacalonguruProgramStudiPendidikanMatematikaFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniver-sitasHKBPNommensenyangbergayakognitifreflektifdanyangbergayakognitifimpulsif.

Instrumendalampenelitianiniterdiridariinstrumenutamadaninstrumenbantu.Instrumenutamaadalahpenelitisendiri,sehinggapadasaatpengumpulandatadilapangan,penelitiberperanserta selama proses penelitian danmengikutikegiatan subjek penelitian yang berhubungandenganpengumpulandatamelaluiwawancara.Selainpenelitisendirisebagaiinstrumenutama,digunakanlembartugassebagaiinstrumenbantu.Sebelumwawancaradilakukan,mahasiswadiberilembar tugas atau soalmatematika formal dansoalmatematika kontekstual. Soalmatematikaformal seperti: “Tentukan turunan dari fungsiy =4x3–18x2+15x –20.Fungsitersebutakanmencapainilaimaksimumbilanilaix =…”dansoalmatematika kontekstual sebagai berikut:“SeorangpetanitambakdiParapatakanmemanenikanmujahirdaritambakmiliknyauntukdijualkepasar.Denganmaksuduntukmenjaminkualitasikannyasekaligusmenghematbiaya,makapetanitersebutmemilihuntuktidakmenggunakanbahanpengawet apapun.Agar ikan yang dipanennyatetapsegarketikasampaipadakonsumen,makaiaharussudahmenjualnyasetelahtjamdarisaatpanen.Dayatahanikanmujahiragartetapsegardapatdinyatakansebagaibilangantaknegatifyangsamadengan15t2 – t3.Tentukanwaktumaksimumyangdiperlukanolehpetanitambaktersebutagarikannyatetapsegarpadasaatdijual”.

Agar instrumen lembar soalmatematikadapatberfungsi secaramaksimalmaka terlebihdahuludiawalidenganvalidasiolehtenagaahli,yangterdiridari2orangahlimatematika,2orangahlipendidikanmatematika,dan1orangmaha-siswa.Validasi diarahkan kepada kesesuaianinstrumen lembar tugas dengan permasalahan,konteksmatematika,dankonteksbahasamatema-tikayangdigunakan.

Untukmengukur gaya kognitif reflektif-impulsif digunakanMatching Familiar Figure Test (MFFT).Kerja tesMFFT adalah sebagaiberikut:diberikansatugambarstandar,kemudiangambarstandaritudicarikembalididalamenambuahgambaryangmiripyangdiberikansekali-gus (Kagan,Rosman,Day,Albert, danPhilips(Kozhevnikov, 2007)).Variabel yang diamatipadaMFFTiniadalahvariabelwaktuyangdi-

gunakanmeresponstesdanvariabelakurasiataubanyaknyakesalahan.Jikawaktuyangdigunakankurangdarimedian,makadisebut penggunaanwaktu sedikit, dan jika lebihdarimediandise-but penggunaanwaktu lama.Demikian jugamenentukanfrekuensibanyaknyajawabansalahdan jawaban benarmenggunakanmedian darifrekuensimenjawabbenar(Quoriga,Hernandez,Rubio,Shih,danSatracreu,2007).

Dalammelakukanwawancaradigunakanpedomanwawancaraataudaftarpertanyaanse-bagaipemanduawal.Namundemikianpedomanataudaftarpertanyaaninitidakbaku,artinyadapatberubahsesuaidengansituasidankondisipadasaatwawancara.

Untukmemperoleh gambaran tentangprosesmetakognisi,dilakukanlangkah-langkahsebagaiberikut:(1)mahasiswadiberitugasuntukmenyelesaikan soal denganmengatakan sesuaidenganapayangdiapikirkan,(2)penelitimenelitihasilpekerjaanmahasiswa,(3)penelitimemberi-kanpertanyaanberkaitandenganjawabanyangdiberikanolehmahasiswamelaluiwawancara.Se-lanjutnyahasildatayangtertulisdanverbal(dariwawancara) dikaji kekonsistensinya.Apabilaadadatayang tidakkonsisten,harusdilakukanwawancarakembali.Datayangdiperolehpadasaatwawancaradirekammenggunakantape re-corderdanhandycam.Berdasarkanhasilrekamandarivideo dan hasil pekerjaan tertulis bagian-bagian yang belum dapat dimengerti,penelitidapatmenunjukkankepadasubjekdanmendis-kusikansetelahmenyelesaikansemuasoal.

Data yang sudahvalid dianalisis denganmemperhatikanbeberapahal,misalnya,bagaima-naprosesmetakognisisubjekterhadappermasala-han;konsep,operasiatau rumus/sifatapayangdigunakandalammenyelesaikanmasalah.

Datawawancaratentangprosesmetakog-nisisubjekketikamemecahkanmasalahdianalisispadasetiaplangkahsebagaiberikut.Padalangkahmembangunrepresentasimentaldarimasalah,ba-gaimanasubjekmelakukanplanning, monitoring danrefleksi,padalangkahmembuatrencanape-mecahanmasalah,bagaimanasubjekmelakukanplanning, monitoringdanrefleksi,padalangkahmelaksanakan rencana pemecahan, bagaimanasubjekmelakukan planning, monitoring danrefleksi, danpada langkahmenginterpretasikanhasil dan rumusan jawaban, bagaimana subjekmelakukanplanning, monitoring dan refleksi,serta pada langkah evaluasi solusi bagaimana

248

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

subjekmelakukan planning, monitoring danrefleksi.

HASIL DAN PEMBAHASANPada bagian ini disajikan hasil peneli-

tianterhadap subjek penelitian denganmetodethink alouddikombinasikandenganwawancaraselamaprosespemecahanmasalah.Subjekberasaldarikelompokbergayakognitifreflektifdandarikelompokbergayakognitifimpulsif.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Reflek-tif pada Pemecahan Masalah Matematika Formal

Padamasalahmatematikaformal,subjekyangbergayakognitifreflektifmembangunrep-resentasimentaldarimasalahdenganhanyamem-bacasoal,dilanjutkanmerencanakanpemecahanmelalui aktivitasmenentukan cara yang akandigunakan, kemudianmelaksanakan rencana.Selanjutnya subjek kembalimembuat rencanadenganmelakukanrefleksiterhadapsyaratsuatufungsi bernilaimaksimumdanmerencanakanpenggunaan cara untuk memfaktorkan.Ke-tikamelaksanakanrencanapemfaktoran,subjekmengalami kesulitan.Pada langkah ini subjekmelakukanbeberapausahamemfaktorkandenganselalumemeriksadenganakurattahapdemitahappemfaktoranyangdilakukan,walaupunmenggu-nakanwaktuyanglebihlama,danternyatasubjekmenyadari hasilnya yang salah.Hal ini sesuaidengan pendapatKozhevnikov (2007), bahwaanakyangbergayakognitif reflektif cenderungmenyelesaikanmasalah denganmenggunakanwaktu lamadanpenyelesaian cenderungbenardanakurat.

Ketikapenelitimemberipertanyaan,apa-kahfungsinyabisadisederhanakan,ternyatasub-jekdapatmelakukanrefleksiterhadaphasilpem-faktorannyayangsalah,danmenyadarilangkahyang semestinya dilakukan.Berikutnya subjekdapatmelaksanakan rencana danmerumuskanjawaban dengan baik.Hal ini sesuai denganpendapatAncilotti (Rozencwajk danCorroyer,2005)yangmenemukanbahwaanakyangreflektifcenderungmemprosessecaraanalitik.

Ketikamemecahkanmasalah,subjeksem-patmengalamikesulitan,yangkemudiandapatdiatasisetelahpenelitimemberisatupertanyaan.Masalah ini berhasil diselesaikan dengan ke-mampuansubjekuntukmengevaluasisolusiyangtadi sudah diketahuinya salah,melalui refleksi

terhadap gagasannya yang salah.Selanjutnyasubjekdapatmelaksanakanrencanayangsudahdibuatsebelumnya.Rumusanjawabanyangtepatdapatdibuatberdasarkanpadainterpretasihasilperhitungandenganhati-hatisebelummengambilkeputusan,dankemudiansubjekmemantapkankeyakinannya.Hal ini sesuai dengan pendapatRozencwajkdanCorroyer(2005),yangmenga-takanbahwaanakyangreflektifmemperhatikansemua kemungkinan pilihan dengan hati-hatisebelummengambilkeputusan.

Pada lembar kerja subjek secara tertulis,telah terungkap hasil pekerjaan yangmemberijawabansesuaipenjelasanlisanyangdiberikan-nya,meski tidakmerincimengapanilaimaksi-mumx=5/2.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Reflektif pada Pemecahan Masalah Matematika Kon-tekstual

Pada pemecahanmasalahmatematikakontekstual, subjek bergaya kognitif reflektifmengawalidenganmembacasoalyanglangsungdiikuti dengan refleksi yangmenghubungkanobjekdengansuatukonsep.Selanjutnyasubjekmembacakembalidanmenuliskanyangdiketahuidanditanyakan.Pembuatanrencanapemecahandiawali dengan refleksi terhadapmetode yangakandigunakanyangselanjutnyamerencanakanpemecahandenganmenggunakanmetodeyangsudahdirefleksikannya.Langkahselanjutnyaada-lahmelaksanakanrencana,melibatkanaktivitasmetakognisidenganmemberikanpenjelasanyangtepat danmengontrol kecermatan perhitungantahapdemitahap.

Proses berikutnya, subjekmembuat ren-cana selanjutnya, yaknimenentukan cara yangakan digunakan, diikuti dengan pelaksanaanrencana, yakni dengan aktivitasmetakognisimemberikanalasanyangtepatdanpadaakhirnyamerumuskan jawaban berdasarkan interpretasihasilperhitungandanmemberipenjelasanyangdikaitkandenganpencapaiantujuan.

Peneliti kemudianmemberi pertanyaanuntukmelihatprosesmetakognisi,yangdijawabsubjekmelaluievaluasisolusidenganmemantaupencapaian tujuan, danmerefleksi kemampuandankelemahansubjeksendiri.Subjekkemudianmenyadari ketidak-tahuannya terhadap alasanmengapacaratersebutdigunakan,tetapisubjekmasihingatbahwabantuksoalsemacaminida-patdiselesaikanmenggunakancarayangsudahpernahdigunakannya.

249

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Pada jawaban tertulis, subjek juga tidakmengungkapkanhal-halyangtelahdiungkapkan-nyasecaralisankedalambentuktulisanpadalem-barjawaban.Salahsatuyangtidakjelasterungkapadalahrumusanjawaban.Keadaaninitentudapatberakibatpadatidaksampainyainformasiyangseharusnyadikemukakankepadaoranglainyangakanmenilaihasilkerjanya.Mengingatpenilaianhasilbelajardisekolahselamainibanyakdidasar-kanpada hasil pekerjaan tertulis,makahal initentucukupmerugikansubjekitusendiri.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Im-pulsif pada Pemecahan Masalah Matematika Formal

Seperti halnya subjek bergaya kognitifreflektif,padamasalahmatematikaformal,sub-jekbergayakognitif impulsif jugamembangunrepresentasimentaldarimasalahlangsungdenganmembacasoal.Subjekkemudianmerencanakanpemecahanyaknimencariturunanfungsidenganaktivitasmenentukancarayangdigunakandanmelaksanakanrencanatersebutdenganaktivitasmetakognisinya.Selanjutnyasubjekmenentukancarauntukmencari nilaimaksimum,danuntukitusubjekmelakukanmonitoringuntukmema-hamisoal.Setelahmelakukanmonitoring,subjekkembalimerencanakanpemfaktorandandiikutirefleksi terhadaprencanayaknimemperhatikandampakcarayangdigunakan,sehinggasubjekda-patmenentukanbahwafungsidapatlebihmudahdifaktorkanbiladibagi3lebihdulu.Hasilrefleksiinimengarahkan subjek untukmemperbaharuicarayangdigunakannya.

Pada tahap ini penelitimelihat kurangsempurnanyarencanadanpelaksanaanyakhusus-nyaberkaitan dengan fungsi yangdifaktorkan,sehinggaperlumemberipertanyaan.Subjekmen-jawabpertanyaanpenelitimelaluirefleksidenganmelihatkemungkinankesalahanterhadapsolusidan akhirnya dapatmenyadarinya, tetapi tidakdapatmemberikanalasanyangtepatdanhanyamemberiargumentasinegatif,dansubjekmem-berikanargumentasinegatiftersebutdengancaratergesa-gesaataudenganwaktuyangsangatsing-kat.HalinisesuaidenganpendapatKozhevnikov(2007)bahwaanakyangbergayakognitifimpulsifcenderungmenyelesaikanmasalahdenganmeng-gunakanwaktuyangsingkattetapipenyelesaiancenderungsalahdantidakakurat.

Penelitijugamengajukanbeberapaperta-nyaanuntukmengetahuimetakognisisubjekpada

langkah selanjutnya, dan subjekmenjawabde-nganmelakukanrefleksipadaevaluasisolusi,danrefleksipadapemahamanmasalah.Disampingitusubjekjugamelakukanpemantauansolusiyangdiperolehdankemudianmerumuskanjawaban.

Berdasarkanhasilpekerjaansubjeksecaratertulis,tampakbahwapenyajianhasilpemecahanmasalahsecaratertulistidakmenggambarkanha-sildenganbaik.Salahsatukekuranganpenyajianinformasidaripekerjaantertulistersebutadalahtidakjelasnyarumusanjawabanterhadapperta-nyaanpadasoal.Subjeksebenarnyatelahberu-sahauntukmenunjukkannilaixagarfungsinyamencapainilaimaksimum,namunsetelahmen-cobamelakukanperhitungan,subjekmendapatikerumitanperhitungan,kemudianlangsungmeng-hentikanperhitungandanmembuatkesimpulandengan yakin bahwa nilaimaksimumdicapaipadax=5/2.Nampaknyasubjektidaksabaruntukmemeriksatahapdemitahap,sehinggalangsungmengambilkeputusandengancepat.HalinisesuaidenganpendapatPenchevadanPapazpva(2006),yangmengatakan bahwa anak yang impulsifcenderungmengambil keputusandengan cepatsetelahmemeriksapilihanjawaban.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Im-pulsif pada Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual

Padamasalahmatematika kontekstual,subjek bergaya kognitif impulsifmulai denganmembaca soal danmenuliskan yang diketahuidanditanyakanyangdiikutidenganmemeriksaterminologitentangwaktumaksimum.Padalang-kahberikutnyasubjekmerencanakanpemecahandengan caramenentukan satu cara yang digu-nakan dan langsungmelaksanakan pemecahandengancaratersebut.Langkahberikutnyasubjekmembuatrencanapemecahanlagidenganmenen-tukancarayangdigunakandanditeruskandenganmelaksanakan pemecahan denganmenentukanhasilnya,tetapihasilinitidaktepat.Peneliticobamembangkitkanmetakognisi subjekmelaluisatupertanyaanyangdiberikan.Hasilnyasubjekmelakukanrefleksidenganmengenalirepresentasiyangsalah,namunhanyasebagian,dantidakmen-cakupsecarakeseluruhanrepresentasitersebut.

Selanjutnyasubjekmerencanakanpemeca-han berikutnya denganmenentukan cara yangakan digunakan.Ketika penelitimenanyakanalasanmengapamenggunakancaratersebut,sub-jekmemberiargumentasinegatif.Refleksiyang

250

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

dilakukansubjekuntukmengenaligagasanyangsalahdilakukansebagaijawabanataspertanyaanpeneliti,dilanjutkandenganmemeriksakesesua-iantujuanyanghendakdicapai.

Berikutnyasubjekmerencanakanpemeca-han selanjutnyadenganmenentukan cara yangdigunakan,tetapinilaiyangdigunakannyaadalahnilaiyangtidakbenarsehinggapenelitimencobamemberipertanyaanuntukmembangkitkanmeta-kognisinyalagi.Hasilnya,subjekmelakukanre-fleksidenganmemperhatikanterjadinyakesalahandanmemperhatikanstrukturlambangmatematikayangdigunakan.Hasil inimembuat refleksi se-lanjutnyasebagai jawaban terhadappertanyaanpenelitimenjaditerarahsesuaiyangdiharapkan.HalinisesuaidenganpendapatNavarro,Aguilar,danAlcalde(1999)bahwauntukmeningkatkanprestasi, siswa impulsifmemerlukan bantuanpihak lain seperti pelatihan, sementara siswareflektif kurangmembutuhkan bantuan pihaklaindalammemecahkanmasalaharitmetika.Pe-mantauandilakukansubjekterhadapkesesuaiantujuanyanghendakdicapai.

Langkahselanjutnyasubjekmerencanakankembalipemecahanmasalahdenganmenentukancara yang akan digunakan, kemudian penelitimemberipertanyaanlagiuntukmelihatmetakog-nisi yang dilakukannya, dan subjekmenjawabdenganmelakukan refleksi terhadap rencanatersebutdenganmelihatdampakpenerapaancarayangdigunakannya.

Selanjutnya subjekmelaksanakan pe-mecahansesuairencanadanmemperolehhasil,tetapihasilinitidakdimengertiolehsubjek,danmenyimpulkannya sebagai hasil akhirmeskisebenarnya tidak sesuai dengan tujuan.Hasilyangtidaksesuaiinimenunjukkanbahwasubjektidakberhasilmemahamimasalahdenganbenarsehinggatidaktahukapantujuandapatdicapai.Penelitimencobamembangkitkanmetakognisisubjekdenganmemberipertanyaan,subjekmen-jawabdenganserangkaianrefleksi,danpadaakh-irnyasubjekmengenali representasiyangsalahsehinggadapatmerumuskanjawabansesuaihasilperhitungan dengan benar.Untukmeyakinkanhasil yang diperolehnya, penelitimemberikanbeberapapertanyaandandijawabsubjekdenganmelakukan pemantauan pada argumentasinyadan subjekmeyakini bahwa argumentasi yangdiberikannyasudahtepat.

Hasil pekerjaan subjek secara tertulismenunjukkanbeberapaperubahanberpikiryang

dilakukanolehsubjek,yangtampakpadabebera-pacoretanataupenggantianpadalembarjawaban.Perubahaninikemungkinanmenjadisalahsatupenyebabterjadinyakebingungan,termasukpadasaatmerumuskanjawabanakhir.

Perbandingan Proses Metakognisi Subjek Ber-gaya Kognitif Reflektif dengan Subjek Bergaya Kognitif Impulsif pada Masalah Matematika Formal

Padamasalahmatematikaformal,subjekbergayakognitifreflektifmembangunrepresen-tasimental darimasalah langsungdengan satuaktivitasmetakognisi yaknimenentukanposisiawalmelalui aktivitasmembaca soal saja.Padamasalahmatematikakontekstual, subjekmem-bangunrepresentasimentaldarimasalahdenganmelibatkanbeberapaaktivitasmetakognisipadamenentukanposisiawal.Aktivitastersebutterdiriatasduaaktivitasmerencanakandansatuaktivitasrefleksi.Kedudukanrefleksipadatahappemaha-manmasalah ini kiranya cukuppenting dalammembantu subjek untukmemudahkan langkahpemecahanmasalahselanjutnya.

Padalangkahmembuatrencanapemecahanmasalah,subjekmelakukannyadenganmelibat-kan aktivitasmetakognisi ketikamenentukancarayangakandigunakandandidukungrefleksiuntukmemperhatikandampakpenggunaancara.Aktivitasmetakognisiyangdilakukanolehsub-jekpada tahap ini sangatmiripantaramasalahmatematikaformaldenganmasalahmatematikakontekstual.

Pada langkah pelaksanaan rencana pe-mecahan,subjekmelakukannyadenganmelibat-kanaktivitasmetakognisimengontrolkecermatanperhitungan.Padatahapini,tampakpulabahwasubjekmelakukan aktivitasmetakognisi yangmirip antaramasalah formaldanmasalahkon-tekstual.

Padalangkahperumusanjawaban,subjekmelakukanaktivitasmetakognisiyaknimerumus-kanjawabanmelaluiinterpretasihasilperhitunganpadamasalahformal.Padamasalahkontekstual,subjekmerumuskanjawabanmelaluiinterpretasihasil perhitungan, didukung alasan yang tepatdenganmemperhatikanpencapaiantujuan.

Evaluasisolusidilakukanpadakeduajenismasalah yang dipecahkan. Salah satu evaluasisolusi yangdilakukan adalah terhadap langkahmelaksanakanrencanapemecahan,yaknimelaluiaktivitasmetakognisi refleksi untukmengenali

251

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

gagasanyangsalahkhususnyaketikasubjektidakdapatmelakukan pemfaktoran padamasalahformal. Sedangkan padamasalah kontekstualevaluasisolusidilakukandenganaktivitasmeta-kognisimemantaupencapaiantujuandanrefleksiuntukmemperhatikankekuatandankelemahandirisubjeksendiri.Keduaaktivitasmetakognisiinidilakukansetelahsubjekselesaimerumuskanjawaban.

Perbandingan Proses Metakognisi Subjek Ber-gaya Kognitif Reflektif dengan Subjek Bergaya Kognitif Impulsif pada Masalah Matematika Kontekstual

Pada langkahmembangun representasimentaldarimasalah,subjekmelakukanaktivitasmetakognisimembaca soal sambilmenuliskanyangdiketahuidanditanyakan.Padalangkahinisubjektidaklagimelakukanaktivitasmetakognisilain.Padajenismasalahformal,langkahinicukupsuksesbagisubjek,hinggadapatmenyelesaikanmasalahdenganbenar,namunlangkahsepertiinimenjaditidakmemberikanhasilyangbaikpadamasalahkontekstual.Keadaaniniterbuktipadabagianakhirketikamerumuskanjawaban,subjektidaktahuyangmanadiantarahasil-hasilperhi-tunganyangdiperolehnyadapatdijadikansebagaijawabanterhadappertanyaan.Dengankatalain,subjekmengalamikesulitanpadasaatmenginter-pretasikanhasilperhitungansebagaiakibatdaritidakmemahamimasalahdenganbaik.

Padalangkahmembuatrencanapemecah-an,subjekterfokuspadapenentuancarayangakandigunakan, baik padamasalah formalmaupunpadamasalahkontekstual.Darihasilwawancarayangdilakukanpenelititerhadapsubjek,terlihatbahwaternyatasubjektidakmengetahuialasanmengapacarayangdipilihnyaharusdigunakan.Beberapapertanyaanyangdiajukanpeneliti,di-jawabolehsubjekdenganargumentasiyangtidaktepat,ataudalamtulisaninipenulissebutsebagaiargumentasinegatif.

Padalangkahpelaksanaanrencana,terlihatbahwaaktivitasmetakognisisubjekpadamasalahkontekstualcukupbervariasidenganmelibatkanperencanaan,monitoringdanrefleksi,sedangkanpadamasalahformal,aktivitasmetakognisisubjekhanyameliputiperencanaansajatanpamelakukanpemantauandanrefleksi.

Pada langkah interpretasi hasil dan ru-muskan jawaban, subjekmelakukan beberapaaktivitasmetakognisi pada soal kontekstual

baikperencanaan,pemantauanmaupunrefleksi.Namuntidakdemikiandenganmasalahformal.Padamasalahformal,aktivitasmetakognisipadalangkahinihanyaberuparumusanjawabansepertihasilperhitungansaja.

Padalangkahevaluasisolusi,untukbentukmasalahmatematikakontekstual,subjekmelibat-kanaktivitasmetakognisicukupberagam.Padabentukmasalahformal,evaluasisolusidilakukandalambentuk refleksi danmemperhatikan carakerjasendiri.Padamasalahkontekstual,evaluasisolusimelibatkan aktivitasmetakognisi berupapemantauandanrefleksi.

SIMPULANBerdasarkanhasil yang sudahdiperoleh,

dapatdibuatkesimpulanberikut.Pada pemecahanmasalahmatematika

formal,prosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifreflektifdansubjekyangbergayakognitifimpulsif,terlihatbahwakurangnyavariasiaktivi-tasmetakognisipadasetiaplangkahpemecahan.Variasiaktivitasmetakognisihanyaterjadipadalangkahevaluasisolusiyangkhususnyadilakukansubjekbergayakognitifimpulsifsebagairesponataspertanyaanpeneliti.Secaralebihdetaildisa-jikanberikut.(1)Padalangkahmembangunrepresentasimental

darimasalahdilakukanolehsubjekbergayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsiflangsungdengansatuaktivitasmeta-kognisiyaknimelaluiaktivitasmembacasoalsaja.

(2)Padalangkahmembuatrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukannyaak-tivitasmetakognisi yaknimenentukan carayangakandigunakandandidukungrefleksiuntukmemperhatikan dampakpenggunaancarayangdipilih.Namundemikian,ternyatasubjekbergayakognitifimpulsiftidakmenge-tahui alasanmengapa cara yangdipilihnyaharusdigunakan.

(3)Padalangkahpelaksanaanrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifmelakukanaktivitasmetakognisiyaknimengontrolke-cermatan perhitungan dilakukan sebagaiwujudkesadarannyadalamusahamengatasikesulitan,namuntidakdemikiandengansub-jekyangbergayakognitifimpulsif.

(4)Pada langkah interpretasi hasil danmeru-muskan jawaban, subjek bergaya kognitif

252

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

reflektifmelakukan aktivitasmetakognisiyaknimerumuskan jawabanmelalui inter-pretasihasilperhitungan,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanaktivitasmetakognisihanyaberuparumusanjawabanse-pertihasilperhitungansaja.

(5)Padalangkahevaluasisolusi,subjekbergayakognitif reflektifmelakukan refleksi untukmengenali gagasan yang salah, sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanrefleksidenganmemperhatikancarakerjanyasaja.Padamasalahmatematika kontekstual,

prosesmetakognisiyangdilakukansubjekber-gayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsifmenunjukkan adanya dinamika, dancukup berbeda dengan padamasalahmatema-tikaformal.Secaraumum,keragamanaktivitasmetakognisi terjadi pada langkahmembangunrepresentasimentaldarimasalah,langkahinter-pretasihasildanmerumuskanjawaban,sertapadalangkahevaluasisolusi.Secaradetaildikemuka-kansebagaiberikut.(1)Padalangkahmembangunrepresentasimental

darimasalahdilakukandenganmelibatkanbe-berapaaktivitasmetakognisi.Subjekbergayakognitifreflektifmelakukanduaaktivitasme-rencanakanyangdiselingiolehsatuaktivitasrefleksi, sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukan satu aktivitas aktivitasmetakognisimembacasoalsambilmenuliskanyangdiketahuidanditanyasertamelakukankontroldenganmemeriksaterminologiyangdigunakan.Padalangkahinisubjekbergayakognitif impulsif tidakmelakukan refleksiyang ternyata pada akhirnyamemunculkankebingungan.

(2)Padalangkahmembuatrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifmelakukanaktivitasmetakognisi yangmirip denganpadamasalah formal, yaknimenentukanpenggunaan cara danmelakukan refleksimemperhatikan dampak penggunaan cara.Subjek bergaya kognitif impulsifmelaku-kanlangkahinidenganhanyaterfokuspadapenentuancarayangakandigunakan,tetapisubjektidakmengetahuialasanmengapacarayangdipilihnyamestidigunakan.

(3)Padalangkahmelaksanakanrencanapemeca-han, aktivitasmetakognisi yang dilakukansubjekbergayakognitifreflektifyaknimenen-tukanhasilyangmungkindicapaisertamen-

gontrolkecermatanperhitungan.Padatahapini,subjekmelakukanaktivitasmetakognisiyangmirip dengan aktivitas padamasalahformal.Aktivitasmetakognisisubjekbergayakognitifimpulsifhanyameliputimerencana-kan saja tanpamelakukanpemantauandanrefleksi.

(4)Padalangkahinterpretasihasildanmerumus-kanjawaban,subjekbergayakognitifreflektifmerumuskan jawabanmelalui interpretasihasilperhitungandidukungalasanyangtepatdenganmemperhatikan pencapaian tujuan,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanaktivitasmetakognisiberupape-rencanaan,pemantauanmaupunrefleksi.

(5)Pada langkah evaluasi solusi, subjek ber-gaya kognitif reflektifmelakukan aktivitasmetakognisimemantau pencapaian tujuandanrefleksiuntukmemperhatikankekuatandankelemahandirisendiri,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifevaluasisolusime-libatkanaktivitasmetakognisiberupapeman-tauandanrefleksi,yangumumnyamerupakanresponsataspertanyaanpeneliti.

UCAPAN TERIMA KASIHTerimakasihdiucapkankepadaProf.Dr.

MonangSitorusM.Si., selakuKetuaLembagaPenelitiandanPengabdianpadaMasyarakatUni-versitasHKBPNommensenyangmemberikandana penelitian, dan kepadaKetua ProgramStudiPendidikanMatematikayangmemberikankemudahanfasilitasselamamelakukanpenelitian.Terimakasih jugakepadapihak redaksiJurnal Cakrawala Pendidikan UniversitasNegeriYog-yakartayangmemberikesempatankepadapenulisuntukmempublikasikanartikelini.

DAFTAR PUSTAKABell,A.W.,Costello,J.,danKuchemann,D.E.

1983.Review of Research in Mathematical Education.NFER-NELSONPublishingCompanyLtd.,DarvilleHouse

Chamot,A.U.,Dale,M.,O’Malley,J.M.,Spanos,G.A.1992.“LearningandProblemSolvingStrategies of ESL Students.”Bilingual Research Journal, 16: 3& 4 Summer/Fall,1–34.

Cohors-Fresenborg, E., andKaune,C., 2007.Modelling Classroom Discussion and

253

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Categorizing Discursive and Metacogni-tive Activities, InProceedingofCERME5,1180–1189.

DeCorte,E.2003,Intervention Research: A Cara for Bridging the Theory – Practice Gap in Mathematics Education,ProceedingsoftheInternationalConference,TheMathematicsEducation into the 21stCenturyProject,BrnoCzechRepublic.

Flavell,J.H.1979,MetacognitionandCognitiveMonitoring,ANewAreaofCognitive –Developmental Inquiry, inNelson,T.O.(Ed), 1992, Metacognition,Allyn andBacon,Boston.

Gartman,S.,andFreiberg,M.,1993,Metacogni-tionandMathematicalProblemSolving:HelpingStudentstoAskTheRightQues-tions,The Mathematics Educator,Volume6Number1,9–13.

Kozhevnikov,Maria.2007.Cognitive Style in the Context of Modern Psychology: Toward an Integrated Framework of Cognitve Style.PsychologicalBulletinVolume 133No.3 pp. 464-481.American PsychologicalAssosiation.

McLoughlin, C., andHollingworth,R. 2003.ExploringaHiddenDimensionofOnlineQuality:MatacognitiveSkillDevelopment,16th ODLAA Biennial Forum Conference Proceedings. http://www.signadou,acu.edu.auDiunduhtanggal12Januari2013.

Navarro, Jose I.,AguilarManuel, danAlcaldeConcha.1999.Relationship of Arithmetic Problem Solving and Reflective-impulsive Cognitive Styles in Third- Grade Students.

PsychologicalReport,OhoiStateUniver-sity.

Panaoura,A.,andPhilippou,G.,2005,The Mea-surement of Young Pupils’ Metacognitive Ability in Mathematics: The Case of Self-Representation and Self-Evaluation,www.ucy.ac.cy,Diunduhtanggal12November2013.

PearsonLearningGroup,Problem-Solving Ex-periences: Making Sense of Mathematics, Research Paper,www.pearsonlearning.com,diaksestanggal2Maret2013.

Pencheva,E.,&Papazova,E.2006.Cognitive Style And Values.PsychologicalTypeandCulture—East&West:AMulticulturalRe-searchConference, http://typeandculture.org/Pages/C_papers06/PenchevaCognitiveStyle.pdfdiaksestanggal4Maret2014.

Quiroga,A.,Hernandez, J.M.,Rupio,V.,Shih,P.C., dan Santacreu, J. 2007. Influence of Impulsivity-Reflexivity when Testing Dynamic Spatial Ability: Sex and g Differ-ences.TheSpanishJournalofPsychology2007,Vol.10,No.2,294-302.

Rozencwajk,PaulettedanCorroyer,Denis.2005.Cognitive Processes in the Reflective-Impulsive Cognitive Style. TheJournalofGeneticPsychology,Vol.166No.4HeldrefPublication.

Warli,2010.Profil Kreativitas Siswa yang Ber-gaya Kognitif Reflektif dan Siswa yang Ber-gaya Kognitif Impulsif dalam Memecahkan Masalah Geometri. DisertasiPPSUnesaSurabaya.

top related