metabolik endokrin
Post on 23-Dec-2015
55 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
METABOLIK ENDOKRIN ; Kadar gula darah tinggi
Vania Amalia Agatha*
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar
sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-
hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Sistem Endokrin juga mengatur konsentrasi
kadar gula darah. Hormon regulator kadar gula darah terutama disekresikan oleh bagian
endokrin organ pankreas, yaitu insulin dan glucagon. Defisiensi terhadap sekresi insulin dapat
menyebabkan penyakit yang disebut diabetes melitus, yaitu tingginya kadar gula darah akibat
adanya gangguan terhadap kerja insulin.
Dengan penulisan makalah ini, terdapat informasi tentang struktur makroskopik dan
mikroskopik pankreas sebagai organ penghasil hormon regulator gula darah; faal hormon
regulator kadar gula darah yang dihasilkan pancreas dan organ endokrin lainnya dalam
meregulasi kadar gula darah; serta metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang juga
dipengaruhi oleh hormon tersebut.
*Alamat Korespondensi :Vania Amalia Agatha,Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510 E-mail : vaniaamalia@yahoo.com
1
Makroskopik
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar
12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atassampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh duasaluran ke duodenum (usus
12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk
organ retroperitonial kecuali bagian kecilcaudanya yang terletak dalam ligamentum
lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.
Pancreas dapat dibagi dalam carput, collum, corpus, dan cauda: 1.) Carput
Pancreatis setinggi L2 berbentuk cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterica superior serta
dinamakan processus uncinatus. 2.) Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang
mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di
depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica
superior dari aorta. 3.) Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan ke kiri, menyilang garis
tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga. 4.) Cauda Pancreatis berjalan
ke depan menuju ligamentum lienorenale dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
Lihat gambar 1. 1
Gambar 1. Makroskopik pankreas
Batas ke anterior : Dari kanan ke kiri : transversum dan perlekatan mesocolon
transversum, bursa omentalis, dan gaster. Ke posterior : Dari kanan ke kiri : ductus
choledochus, vena portae hepatis dan vena lienalis, dan vena cava inferior, aorta, pangkal
2
arteria mesenterica superior, M. psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren
sinister, dan hilum lienale.
Vaskularisasi nya adalah :
➢A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
➢A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
➢A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang A.lienalis.
Aliran Limfe kelenjar ini terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar.
Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke noduli limfe coeliaci dan mesenterica
superiors. Nnll. Coelicae, hepaticae, mesenterica superior.
Persarafan untuk pankreas berasal dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasimpatis.
N. Vagus (X) dan Nn. Splanchnici melalui plexus coeliacus dan mesenterica superior. 1-2
Mikroskopik
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua
fungsitersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda. 1 . ) Bagian eksokrin, Pankreas dapat
digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, dan merupakan tubuloasinosa kompleks.
Asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid
yang tersusun mengelilingi lumensempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini,
terdapat jaringan ikat halusmengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan
saluran keluar. 2.) Bagian Endokrin, bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans,
tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel
pucatdengan banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20sampai
300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada
kepala dan badan pankreas.Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan
eksokrin disekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.Sel-sel ini
membentuk sekitar 1% dari total jaringan pankreas. Pada manusia, pulau Langerhans terdapat
sekitar 1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar. Darah dari pulau
Langerhansmengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi
beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Dengan pewarnaan
khusus, ssel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat macam:1.Sel Alfa, sebagai penghasil
hormon glukagon. Terletak di tepi pulau,mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran
250nm, dan batas intikadang tidak teratur.2.Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel
ini merupakan selterbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta terletak 3
di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloidromboid atau poligonal
di tengah, dan mitokondria kecil bundar dan banyak.3.Sel Delta, mensekresikan hormon
somatostatin. Terletak di bagian manapun dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan
mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.4.Sel F,
mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan
pankreas ventral.
Pancreas ditutupi suatu simpai jaringan ikat tipis yang menjulurkan septa ke dalamnya,
dan memisahkan lobulus pankreas. Asinus dikelilingi suatu lamina basal yang ditunjang
selubung serat-serat retikulin halus. Pancreas juga memiliki jaringan kapiler luas, yang
penting untuk proses sekresi. Dengan pulasan HE sulit membedakan adanya sel alfa dan betha
yang ada di dalamnya. Lihat gambar 2. 3
Gambar 2. Mikroskopik pankreas
Fisiologi pankreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan endokrin dan eksokrin. Bagian
eksokrin pankreas mengeluarkan larutan basa encer dan enzim – enzim pencernaan melalui
ductus pankreaticus ke dalam lumen saluran pencernaan. Di antara sel sel eksokrin pankreas
tersebar kelompok – kelompok atau pulau – pulau, sel endokrin yang juga dikenal dengan
Pulau – Pulau Pankreas. Jenis sel endokrin pankreas yang paling banyak dijumpai adalah sel ß
(beta), tempat sintesis dan sekresi insulin. Yang juga penting adalah sel α (alfa), yang
menghasilkan glukagon. Sel D (delta), tempat sintesis somatostatin, sedangkan sel endokrin
yang paling jarang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas. Hormon pankreas yang paling
4
penting untuk mengatur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan glukagon. Hormon lain
yang ikut berperan dalam metabolisme energi adalah epinefrin, cortisol, dan growth hormone.
Insulin mempunyai efek yang penting bagi metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Insulin menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah dan
membantu dalam penyimpanan. Saat molekul tersebut masuk ke dalam darah selama masa
absorbsi, insulin mengatur penyerapan sel dan perubahan menjadi glikogen, trigliseral, dan
protein.
Pengaturan keseimbangan gula darah adalah aktifitas penkreas yang penting.
Pengaturan konsentrasi glukosa dibagi menjadi beberapa cara: penyerapan glukosa dari GIT,
transport glukosa ke sel, produksi glukosa hati, sekresi glukosa di urine.
Somatostatin berperan sebagai hormon yang menghambat system digestive dalam
beberapa cara, antara lain adalah menghambat pencernaan nutrisi dan menghambat
penyerapan nutrisi. Somatostatin disekresikan melalui sel D melalui respon langsung dari
kenaikan gula darah dan asam amino dalam absorbsi makanan.
Somatostatin memiliki efek penghambat sebagai berikut :
1.bekerja secara lokal di dalam pulau langerhan guna menekan sekresi insulin dan glukagon.
2.menurunkan gerakan lambung, duodenum, dan kandung empedu.
3.mengurangi sekresi dan absorbsi dalam saluran cerna.
Peran utama somatostatin adalah untuk meningkatkan waktu asimilasi makanan dari
usus ke dalam darah. Pada waktu yang sama, pengaruh somatostatin yang menekan sekresi
insulin dan glukagon akan menurunkan penggunaan zat nutrisi yang diabsorbsi oleh jaringan,
sehingga mencegah pemakaian makanan yang cepat dan oleh karena itu membuat makanan
tersedia untuk waktu yang lebih lama. 4
Fungsi Pankreas
Pankreas merupakan salah satuorganpada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulindan glukagon. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
➢Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
5
➢Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogendan menyimpannya di
dalam sel-selnya. Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola
makan yang buruk ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan kadar guladalam tubuh pun
ikut terganggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, bahkan dapat
menyebabkan kematian. 4
Insulin
Insulin menghasilkan empat efek yang menurunkan kadar gula darah dan
penyimpanan karbohidrat. Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam
aminoyang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalamkomposisi
asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup
besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi suatuinsulin pada spesies heterolog tetapi
cukup besar untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik.Insulin dibentuk di retikulum
endoplasma sel B. Insulin kemudiandipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami
pengemasan dalam granula-granula berlapis membran. Pada orang normal, pankreas
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake
karbohidrat, tetapi pada penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.
Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian sel. Molekul glukosa
tidak mudah menembus membran sel tanya adanya insulin. Dengan demikian, sebagian besar
jaringan sangat bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa dari darah dan
menggunakannya. Insulin meningkatkan mekanisme difusi terfasilitasi (dengan perantaraan
pembawa) glukosa ke dalam sel – sel tergantung insulin tersebut melalui fenomena
transporter recruitment. Glukosa dapat masuk ke dalam sel hanya melalui pembawa di
membran plasma yang dikenal sebagai glucose transporter (pengangkutan glukosa). Sel – sel
tergantung insulin memiliki simpanan pengangkut glukosa intrasel. Pengangkut – pengangkut
tersebut diinsersikan ke dalam membran plasma sebagai respons terhadap peningkatan sekresi
insulin sehingga terjadi peningkatan pengangkutan glukosa ke dalam sel. Apabila sekresi
insulin berkurang, pengangkut – pengangkut tersebut sebagian ditarik dari membran sel dan
dikembalikan ke simpanan sel. Beberapa jaringan yang tidak begantung pada insulin untuk
menyerap glukosa dalah otak, otot yang aktif dan hati.
1. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukkan glikogen dari glukosa baik di otot
maupun di hati.6
2. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan
menghambat pengeluaran glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohidrat dan
menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.
3. Insulin menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukogenesis,
perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukan hal ini melalui dua
cara yaitu dengan menurunkan jumlah asam amino di dalam darah yang tersedia bagi hati
untuk glukogenogenesis dan menghambat enzim – enzim hati yang diperlukan untuk
mengubah asam amino menjadi glukosa.
Insulin adalah satu – satunya hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah.
Kerja insulin terhadap penurunan kadar lemak darah dan penyimpanan trigliserida
terdiri dari:
1. Membentuk jalan masuk asam lemak dari darah ke sel jaringan adipose.
2. Meningkatkan transport glukosa ke sel jaringan adipose. Glukosa merupakan
precursor dari pembentukan asam lemak dan gliserol, yang merupakan komponen
utama dalam sintesis trigliserida.
3. Mengaktifkan reaksi kimia yang sangat membutuhkan asam lemak dan glukosa dalam
pembentukan trigliseral.
4. Menghambat lipolisis, mengurangi pengeluaran asam lemak dari jaringan adipose ke
darah.
Secara garis besar, kerja dari insulin adalah pengambilan asam lemak dan glukosa dari
darah dan menyimpannya dalam bentuk trigliserida.
Insulin menurunkan kadar asam amino dalam darah dan mengaktifkan sintesis protein
melalui beberapa cara:
1. Insulin mempromosikan transport aktif asam amino dari darah ke otot dan jaringan
lain.
2. Meningkatkan penggabungan asam amino menjadi protein dengan menstimulasi
mekanisme sintesis protein di sel.
3. Menghambat degradasi protein.
Mekanisme kerja / sifat insulin adalah meningkatkan pemasukkan glukosa melalui
membran sel otot rangka, otot polos dan otot jantung serta tidak pada sel epitel usus, tubulus
ginjal, dan jaringan saraf ( kecuali daerah tertentu di hipotalamus ). 5
7
Glukagon
Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29nresidu asam
amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil darisel-sel alfa, yang
mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon
melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dariglikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi
lain, seperti asam amino, gliserol, danasam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Kemudian hati mengeluarkanglukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah
meningkat.Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darahmelalui
sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-
sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhansmerangsang sel-sel untuk
mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat,tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang
dan produksinya diperlambat.Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan
sel-selalfa mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar guladarah
yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan konsumsi makanan yangmengandung protein bisa
meningkatkan kadar asam amino darah jugamenyebabkan peningkatan sekresi glukagon.
Sekresi glukagon dihambat olehGHIH (somatostatin).Glukagon kehilangan aktivitas
biologiknya apabila diperfusi melewati hatiatau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal
atau otot. Glukagon jugadiinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa
glukagondihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang
menghancurkaninsulin dan protein-protein lain.
Glucagon mempengaruhi beberapa proses metabolisme yang sama dengan insulin,
namun dalam beberapa kasus kerja dari glucagon berlawanan dengan kerja dari insulin.
Tempat utama dari kerja glucagon adalah di hati, dimana glucagon menghasilkan beberapa
efek terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Inti dari efek glucagon terhadap metabolisme karbohidrat adalah meningkatkan
produksi glukosa hati dan meningkatkan pengeluaran dan kadar gula darah. Glucagon
menghasilkan efek hiperglikemik dengan meningkatkan sintesis glikogen, membantu
glikogenolisis, dan menstimulus glikoneogenesis.
Glucagon membantu produksi keton hati dengan membantu perubahan asam lemak
menjadi badan keton. Kadar asam lemak dan keton darah meningkat karena kerja dari
glucagon.
8
Glucagon menghambat sintesis protein hati dan membantu pemecahan protein hati.
Glukagon juga membantu katabolisme protein dalam hati, namun tidak mempengaruhi kadar
asam amino dalam darah karena tempat utama penyimpanan asam amino di otot.
Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin menghambat
sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam
pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreassomatostatin mengalami hiperglikemia dan
gejala-gejala diabetes lain yangmenghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga
mengalamidispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi
asamlambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi
kandungempedu.Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan
yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginindan
leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan
saluran cerna ke dalam darah perifer. 6
Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yangdibentuk oleh
sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang
ditemukan di usus dan mungkin hormon salurancerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di
otak dan sistem saraf otonom. Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang
mengandung protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun
olehsomatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanintidak
mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein mungkindiperantarai secara
tidak langsung. Pada manusia, polipeptida pankreasmemperlambat penyerapan makanan, dan
hormon ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faal
sebenarnya masih belum diketahui. 6
Epinefrin, cortisol, hormon pertumbuhan dan hormon tiroid juga memiliki efek metabolik.
Hormone stress, epinefrin dan cortisol, keduanya meningkatkan kadar gula dan asam
lemak darah melalui beberapa efek metabolisme. Sebagai tambahan, cortisol mengerahkan
asam amino melalui katabolisme protein. Selama masa kelaparan yang panjang, cortisol juga
membantu menjaga konsentrasi kadar gula darah.
9
Growth hormon mempunyai efek anabolisme protein di otot. GH dapat meningkatkan
kadar gula dan asam lemak darah. Tidur nynyak, stress, olahraga, dan hipoglikemia dapat
menstimulus sekresi GH, untuk menyediakan asam lemak sebagai energy dan glukosa untuk
otak. GH seperti kortisol, mengatur kadar gula darah saat kelaparan.
Walaupun hormon tiroid meningkatkan ukuran metabolisme dan aksi anabolisme,
katabolisme, perubahan dalam sekresi hormone tiroid tidak berpengaruh dalam pengaturan
homeostasis. Alasannya control dari hormone tiroid tidak secara langsung berpengaruh dalam
menjaga kadar nutrisi darah. Kedua, pengaruh dari hormon tiroid terlalu lambat dibanding
pengaturan yang cepat oleh pengatur kadar nutrisi darah yang normal. 6
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi
yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting.
Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke
dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua
bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar
metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan bakar
universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat spesifik,
misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan
protein, yaitu glikoprotein serta proteoglikan.
Sifat diet atau makanan menentukan pola dasar metabolisme di dalam tubuh. Mamalia,
termasuk manusia harus memproses hasil penyerapan produk-produk pencernaan karbohidrat,
lipid dan protein dari makanan. Secara berurutan, produk-produk ini terutama adalah glukosa,
asam lemak serta gliserol dan asam amino. Semua produk hasil pencernaan diproses melalui
lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu produk umum yaitu Asetil KoA, yang
kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai
katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
10
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat
jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen
ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat
sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi. 7
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat,
dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain
itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:
Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O
11
Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 6P
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: 7
12
Gambar 3. Glikolisis
sum
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P
Oksidasi piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA,
yang terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda
yang bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan
membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks -keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa
non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi derivate
hidroksietil tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok
prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya
TDP lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA,
dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein
tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi. 7
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
13
Siklus asam sitrat
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil
KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan,
dalam bentuk ATP. Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama
untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan
banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus
tersebut.
14
Gambar 4. Lintasan oksidasi piruvat
Gambar 5. Siklus asam sitrat sebagai jalur bersama metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein.
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi
dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik.
Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar
ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau
kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria. 7
15
Gambar 6. Lintasan detail Siklus Kreb’s
Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1 FADH2
akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam siklus asam sitrat.
Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke rantai respirasi dalam
membrane interna mitokondria (lihat kembali gambar tentang siklus ini).
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan
fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi
oksidatif. Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi.
Fosfat berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada
tingkat substrat) pada saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
16
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita
hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan
rincian sebagai berikut: 7-8
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke
dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan
energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses
anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. 8
17
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa
pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
18
Gambar 7. Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis
Glikogen Glikogen
Glukosa transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan
16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung. 8
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia,
barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan
glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara
ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus
Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s. 8
Metabolisme Lipid
Setelah mengalami pencernaan di usus, molekul lemak akan diabsorpsi. Namun
molekul lemak tidak dapat diabsorpsi begitu saja. Hal ini dikarenakan sifat lemak yang
hidrofobik. Sehingga harus ada molekul pembawa, yaitu khilomikron. Khilomikron akan
membawa asam lemak bersama 2 monogliserida ke dalam limfe kemudian beredar dalam
darah. Selain menggunakan khilomikron, bentuk transportasi lemak yang lain di dalam darah
ialah VLDL, HDL, LDL, IDL, dan FFA yang terikat albumin. Jalur metabolisme lemak akan
dimulai ketika asam lemak masuk ke dalam sel.
19
Gambar 9. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak di dalam tubuh meliputi metabolisme:
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh dapat masuk ke dalam sel untuk mengalami oksidasi. Di dalam sel,
oksidasi asam lemak akan terjadi di dalam mitokondria. Namun asam lemak yang
masuk ke dalam mitokondria umumnya berukuran kecil. Bila jumlah atom C pada
asam lemak lebih dari 12, maka akan ada molekul pembawa yang disebut sebagai
karnitin yang akan membawa asam lemak jenis ini masuk untuk mengalami oksidasi
di dalam mitokondria. Di dalam mitokondria, jenis oksidasi asam lemak jenuh ini ialah
oksidasi beta. Oksidasi ini merupakan oksidasi utama yang terjadi di dalam
mitokondria. Senyawa awal dari proses metabolisme ini ialah asil ko-A yang
merupakan bentuk aktivasi dari molekul asam lemak bebas. Pada proses oksidasi ini
memerlukan koenzim NAD dan FAD yang akan menghasilkan energi melalui rantai
pernapasan. Oksidasi asam lemak jenuh dapat meghasilkan asetil ko-A dan propionil
ko-A (bila jumlah atom C ganjil). Asetil ko-A dapat masuk ke dalam siklus asam
sitrat.
Selain itu proses oksidasi asam lemak jenuh dapat berlangsung di peroksisom. Namun
proses ini tidak dapat menghasilkan ATP. Asam lemak rantai panjang umumnya
mengalami oksidasi di peroksisom. Pada oksidasi ini dihasilkan oktanoil-koA dan
asetil ko-A. Proses oksidasi alfa asam lemak dapat berlangsung di jaringan otak.
Proses ini juga tidak menghasilkan ATP dan tidak perlu pengaktifan oleh asil ko-A.
Oksidasi omega berlangsund di hepar. Dimana proses oksidasi ini memerlukan
NADPH dan dikatalisis oleh sitokrom P-450 serta dapat menghasilkan asam
dikarboksilat.
20
2. Asam lemak tidak jenuh
Pada reaksi ini jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit dibanding asam lemak jenuh.
Hal ini dikarenakan akan dipakai 2 ATP pada reaksi oksidasi beta yang merupakan
bagian dari reaksi yang menghasilkan FADH2. Produk oksidasinya sama dengan
oksidasi asam lemak jenuh, akan tetapi jumlah ATP berbeda.
Asam lemak juga dapat disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de novo
maupun pemanjangan gugus asam lemak. Jalus sintesis de novo merupakan jalur
ekstramitokondria yang mengubah asetil ko-A menjadi asam palmitat. Jalur ini akan
berlangsung bila ada kelebihan kalori makanan. Sumber utama jalur ini ialah karbohidrat.
Melalui proses glikolisis dan oksidasi piruvat akan dihasilkan asetil Ko-A. Awalnya asetil
ko-A akan diubah ke malonil ko-A dengan bantuan asetil ko-A karboksilase. Selanjutnya
malonil ko-A akan masuk ke kompleks enzim untuk menghasilkan asam palmitat.
Kompleks enzim ini terdiri dari 7 enzim yang akan menambah 2 atom C pada setiap kerja
enzimnya. 8
3. Eikosanoat
Merupakan senyawa yang berasal dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh disini bersifat essensial, yaitu asam linoleat (ω6), asam alfa linolenat (ω3) dan
asam arakhidonat (ω9). Sintesis eikisanoat melalui jalan metabolisme siklooksigenasi
dan lipokigenase. Akan menghasilkan leukotrien, prostaglandin, prostasiklin, dan
tromboksan.
4. Triasilgliserol
Sintesis triasilgliserol terjadi di hati, jaringan adiposa dan mukosa usus. Proses ini
terutama terjadi di mikrosom.
Proses di mukosa usus terjadi melalui reaksi berikut:
2-monoasilgliserol + 2 asil ko-A triasilgliserol + 2 koA
Triasilgliserol diangkut dalam khilomikron ke limfe untuk masuk ke dalam darah.
Proses di hati terjadi melalui reaksi berikut:
Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA + Pi
Gliserol 3-P bisa didapat melalui gliserol maupun glukosa melalui proses
glikolisis. Namun gliserol disini tidak dapat dipakai karena keatifan glikokinase
yang rendah.
21
Proses di jaringan adiposa melalui :
Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA + Pi
Tidak seperti di hati dan mukosa usus, triasilgliserol yang terbentuk disini akan
disimpan di jaringan adiposa.
Sedangkan proses katabolisme triasilgliserol terutama terjadi di jaringan adiposa
dengan jalan memotong asam lemak satu per satu hingga tersisa gliserol. Enzim yang
berperan yaitu triasil gliserol lipase, diasil gliserol lipase dan monoasil gliserol lipase.
Sedangkan triasilgliserol yang terdapat di dalam VLDL dan khilomikron dihidrolisis
oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada dinding pembuluh darah.
5. Benda keton
Proses ketogenesis terjadi di mitokondria dan hati. Proses ini memakai asetil-KoA
sebagai bahan baku. Pada proses ini dibutuhkan enzim tiolase, HMG-koA sintase,
HMG-koA liase dan beta 3-OH butirat .
Jenis bedan keton yang dihasilkan ialah aseton, asam asetoasetat dan asam beta 3-OH
butirat. Kedua asam ini bisa saling interkonversi.
Benda keton yang terbentuk bisa dibawa darah ke jaringan ekstrahepatik untuk
diaktifkan menjadi asetil ko-A. Sementara aseton akan keluar melalui udara
pernapasan.
Ketogenesis meningkat pada peningkatan asam lemak bebas dalam darah yang bisa
terjadi pada keadaan kelaparan, DM tidak terkontrol, diet tinggi lemak dan hormon
yang meningkatkan lipolisis. Akibat peningkatan ketogenesis dapat menyebabkan
ketosis dan asidosis metabolik.
6. Lipoprotein
Lemak dalam darah ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein didalam darah
dapat dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektroforesa. Bila dipisahkan
lipoprotein akan tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil (lapisan atas)
hingga berat molekul terbesar (lapisan bawah). Dengan cara ultrasentrifugasi didapat
susunan dari atas ke bawah ialah khilomikron, VLDL, LDL dan HDL.2
Khilomikron disintesis dalam sel usus dengan menggunakan protein apo-B48 dalam
ribosom dan retikulum endoplasma kasar serta sintesis lipid di retikulum endoplasma
halus. Setelah itu terjadi penggabungan antara komponen lipid dan protein di
retikulum endoplasma halus. Kemudian terjadi sintesis apo-AI dan apo-AII
22
membentuk khilomikron yang belum sempurna. Tambahan apo-C dan apo-E akan
menyempurnakan khilomikron. Pada badan golgi dapat terjadi penambahan
karbohidrat pada lipoprotein ini.
VLDL disintesis bagian proteinnya menggunakan apo-B100 di ribosom dan retikulum
endoplasma kasar sedangkan lipid disintesis di retikulum endoplasma halus. Dalam
retikulum endoplasma halus juga akan bergabung membentuk VLDL nascent seperti
khilomikron. Kemudian akan mendapat penambahan apo-E dan apo-C serta
karbohidrat.
HDL disintesis dengan menggunakan apo A1. HDL awalnya berbentuk diskoid hingga
menjadi sferis yang merupakan HDL sempurna. Dalam HDL terdapat banyak
fosfolipid.
7. Kolesterol
Kolesterol adalah lipid amfipatik yang merupakan komponen struktural esensial pada
membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak
jaringan dari asetil-koA dan merupakan prekursor semua steroid lain di dalam tubuh.
Pembentukan kolesterol
Pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung di retikulum endoplasma dan
melibatkan pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai samping membentuk
desmosterol, dan akhirnya membentuk kolesterol.
Ekskresi kolesterol
Kolesterol diekskresikan dari tubuh di dalam empedu sebagai kolesterol atau asam (garam)
empedu.Asam empedu primer disintesis di hati dari kolesterol. 7alfa-hidroksilasi adalah
tahap regulatorik pertama dan terpenting dalam biosintesis asam empedu dikatalisis oleh
kolesterol7alfa-hidroksilase (merupakan monooksigenase dan perlu NADPH dan sit450).
Tahap-tahap selanjutnya juga dikatalisis oleh enzim-enzim monooksigenase menghasilkan
asam empedu primer. Sebagian asam empedu primer di usus mengalami perubahan lebih
lanjut akibat aktivitas bakteri usus yang mencakup dekonjugasi dan 7alfa-dehidroksilasi
yang menghasilkan asam empedu sekunder, asam deoksikolat dan asam litokolat. Asam
empedu primer dan sekunder diserap di ileum dan 98-99% dikembalikan ke hati melalui
sirkulasi porta (sirkulasi enterohepatik). Sebagian kecil asam empedu yang lolos dari
absorbsi dikeluarkan melalui tinja. 8
23
Metabolisme Protein
Protein yang dimakan didalam tubuh akan dihidrolisis menggunakan enzim-enzim
tertentu. Adapun enzim yang bekerja ialah pepsin dengan bantuan HCl di lambung. Setelah
mencapai usus halus, maka pankreas akan mensekresikan tripsin, kimotripsin dan
karboksipeptidase yang juga bekerja untuk memotong protein menjadi polipeptida. Yang
bertugas sebagai pemecah terakhir ialah peptidase dan aminopeptidase. Setelah terbentuk
asam amino, melalui transpor mediated aktif dengan bantuan ion natrium, asam amino akan
dibawa ke dalam darah melalui lumen usus halus. Vitamin B6 membantu kerja ion natrium
ini.
Asam amino dapat disintesis dalam tubuh dan didapatkan dari makanan. Seperit yang telah
dibahas diatas, asam amino yang disintesis tubuh disebut sebagai asam amino non essensial.
Total terdapat 12 asam amino non essensial. 9 diantaranya disintesis dari komponen siklus
asam sitrat, sedangkan 3 yang lain didapatkan dari asam amino essensial.
Biosintesis asam amino non essensial:
1. α – ketoglutarat Asam Glutamat
2. Asam Glutamat Glutamin
3. Glutamat Prolin Hidroksi Prolin
4. Piruvat Alanin
5. Oksaloaseat Aspartat Alanin
6. D-3-Fosfogliserat Serin
7. Glioksilat dan Kolin Glisin
8. Metionin dan Serin Sistein
9. Phenilalanin Tirosin
10. Lisin Hidroksi Lisin
Setelah asam amino disintesis, maka di ribosom asam amino akan dirangkai
membentuk protein. Protein tubuh mempunyai masa turn over dan dapat dikatabolisme.
Lisosim merupakan tempat utama katabolisme protein, sedangkan sitosol merupakan tempat
katabolisme protein yang memiliki masa kerja pendek dan protein yang abnormal. Setelah
dikatabolisme, bentuk ekskresi terutama dari protein ialah urea melalui urin. Urea disintesis
melalui empat tahap, yaitu:
1. Transaminasi
24
Pada transaminasi dengan bantuan piruvat dan α – ketoglutarat, berbagai macam asam
amino akan diubah kedalam bentuk keto sedangkan piruvat akan membentuk alanin
dan α – ketoglutarat akan membentuk glutamat. Caranya ialah dengan melepas gugus
amina dari asam amino. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Piruvat + Asam Amino α Alanin + Asam Amino α-keto (ALA
transaminase)
α – ketoglutarat + Asam Amino α Glutamat + Asam Amino α-keto
(glutamat transaminase)
Namun pemusatan asam amino lebih bekerja untuk pembentukan asam glutamat
dibanding alanin. Reaksi transaminasi tidak terjadi pada asam amino lisin, threonin,
prolin dan hidroksi prolin. Glutamat hasil proses transaminasi dapat mengalami proses
deaminasi oksidatif untuk menghasilkan amoniak.
2. Deaminasi Oksidatif
Pada proses ini glutamat akan melepas gugus amina yang akan bereaksi dengan ion
hidrogen membentuk amoniak.
L-Glutamat + NAD+/NADP+ α – ketoglutarat + NH3 + NADH/NADPH + H+
(L-glutamat dehidrogenase)
3. Transpor Amonia
Amoniak ditranspor dalam darah menuju ke hati untuk mengalami intoksikasi. Kadar
amoniak yang normal dalam darah ialah berkisar 10-20 µg/dL. Kadar amoniak yang
tinggi dapat menyebabkan gangguan bicara, penglihatan kabur hingga koma. Hal ini
dapat dijumpai pada sirosis hati. Selain hasil katabolisme, amoniak darah juga berasal
dari senyawa N di kolon akibat aktivitas bakteri usus.
Setelah sampai di hati, amoniak dapat digunakan untuk sintesis urea ataupun
pembentukan asam amino.
4. Sintesis Urea
Terjadi di hati. Dalam hepatosit, proses ini terjadi di mitokondria dan sitosil. Enzim
pengatur pada siklus urea ialah karbamoil fosfat sintase I. Senyawa awal yang
dibutuhkan ialah NH4+ dan CO2. Nitrogen disini dapat dibawa oleh asam amino
citrulin, ornitin, arginin, arginin suksinat dan aspartat. Kondisi patologis seperti
diabetes melitus tidak terkontrol dapat mendorong peningkatan sintesis urea. Kelainan
pada siklus urea dapat menyebabkan intoksikasi amonia yang dapat menyebabkan
retardasi mental.
25
Senyawa nitrogen dalam keadaan tertentu intakenya dibutuhkan lebih tinggi. Pada
kondisi patologis ekskresi nitrogen dapat meningkat. Perbandingan antara jumlah
nitrogen yang masuk ke dalam tubuh dengan jumlah nitrogen yang diekskresikan
disebut sebagai balans nitrogen. Balans nitrogen cenderung positif pada masa
pertumbuhan, kehamilan, masa penyembuhan dan pemberian hormon anabolik.
Sedangkan balans nitrogen yang negatif ditemukan pada malnutrisi dan penyakit berat
seperti kanker dan diabetes melitus. Orang dewasa yang sehat memiliki balans
nitrogen yang seimbang. 8
Gizi
Karbohidrat
Karbohidrat makanan utama adalah polisakarida,disakarida, dan monosakarida. Zat
tepung dan derivatnya merupakan polisakarida satu-satunya yang dicerna di dalam saluran
cerna manusia. Dalam glikogen molekul-molekul glukosa kebanyakan berbentuk rantai
panjang, tapi dengan beberapa percabangan rantai amilopektin yang merupakan 80-90% zat
tepung makanan, adalah serupa tetapi lebih sedikit percabangannya, sedangkan amilosa
berbentuk rantai lurus. Glikogen ditemukan pada hewan, sedangkan amilosa dan amilopektin
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Disakarida, yaitu laktosa (gula susu) dan sukrosa (gula tebu)
juga dicerna, bersama dengan monosakarida yaitu fruktosa dan glukosa.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen
yang disimpan dalam oto dan hati, serta dapat diubah dengan cepat ketika tubuh memerlukan
energy. Karbohidrat dibuat melalui fotosintesis, proses penggunaan energy matahari yang
memungkinkan tanaman berklorofil untuk mengambil karbondioksida melalui akarnya dan
melepaskan oksigen ke dalam udara. Karbon dan air yang tersisa dalam tanaman membentuk
karbohidrat.
Karbohidrat dikelompokan menurut jumlah unit gula, atau sakarida, yang membentuk
strukturnya:
Karbohidrat sederhana adalah gula dengan struktur sederhana yang terdiri dari satu
(monosakarida) atau dua (disakarida) unit gula.
Karbohidrat kompleks, atau tepung, yang terdiri dari banyak unit gula (polisakarida)
Monosakarida yang sederhana
26
Monosakarida yang dikenal juga dengan gula sederhana adalah karbohidrat yang dapat
diserap melalui usus halus ke dalam darah. Dari sini, monosakarida kemudian akan berjalan
ke hati. Monosakarida tidak dipecah dalam proses pencernaan.
Contoh monosakarida meliputi :
Glukosa (dektrosa), yang berasal dari pencernaan tepung dan beredar dalam darah;
gula ini merupakan bahan bakar utama sel.
Fruktosa (gula buah), yang ditemukan dalam buah dan madu.
Galaktosa, yang berasal dari pencernaan laktosa dan merupakan gulayang paling
manis.
Disakarida yang manis
disakarida terdiri dari dua monosakarida (salah satunya adalah glukosa) yang tidak
mengandung molekul air. Karbohidrat sederhana ini harus dicerna dulu menjadi komponen
monosakaridanya sebelum diserap.
Disakarida yang penting antara lain:
Sukrosa, gula dapur yang biasa digunakan, biasa dijumpai dalam jumlah sedikit pada
beberapa sayuran dan buah.
Laktosa, gula yang tidak manis dan dijumpai dalam susu, membantu penyerapan
kalsium dan membantu menghasilkan bakteri yang penting untuk produksi vitamin K
di dalam usus.
Maltose, gula yang ditemukan dalam padi-padian yang sedang tumbuh dan juga
merupakan produk sampingan dan pencernaan di lambung.
Polisakarida
Polisakarida, atau karbohidrat kompleks, terdiri dari molekul karbohidrat yang lebih besar,
lebih kompleks yang mengandung banyak unit gula. Polisakarida diingesti dan dipecah
menjadi gula sederhana agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Contoh polisakarida antara lain:
Tepung, yang terutama ditemukan dalam makanan nabati dan paling banyak terdapat
pada padi-padian, kacang-kacangan dan sayuran yang mengandungzat tepung.
27
Glikogen, yang dibentuk dalam jaringan tubuh dan kemudian dan kemudian akan
diubah menjadi glukosa sesuai kebutuhan untuk menjadi glukosa sesuai kebutuhan
untuk keseimbangan metabolism dan energy.
Serat, sering dianggap sebagai bagian yang kasar dari makanan, ditemukan pada buah-
buahan, sayuran, kacang-kacangan dan padi-padian
Fungsi karbohidrat
Proses metabolic dari anabolisme dan katabolisme menjaga persediaan karbohidrat
tubuh dalam aliran yang konstan, memastikan tersedianya persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan energy dan produksi senyawa penting lainnya.
Fungsi lain dari karbohidrat antara lain:
Menghemat protein selama produksi energi.
Membantu pembakaran lemak agar lebih efisien dan lebih sempurna.
Menjadi sumber energy cepat.
Membantu fungsi normal usus.
Sebagai laksatif dan membantu absorpsi kalsium
Walaupun tubuh dapat membuat glukosa dari asam amino dan gliserol, karbohidrat
merupakan sumber energy yang utama dalam tubuh. 9
Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang larut dalam alcohol dan dalam larutan organik
lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Lemak mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen.
Walaupun elemen-elemen ini juga menyusun karbohidrat, perbandingan oksigen terhadap
karbon dan hydrogen lebih rendah disbanding lemak. Karena lemak lebih sedikit mengandung
oksigen, kalori yang dihasilkannya dua kali lebih banyak dari pada karbohidrat dalam jumlah
yang sama. Tubuh banyak mendapat lemak dari makanan yang dikonsumsi, tetapi tubuh juga
membentuk beberapa lemak.
Pengelompokan lemak
Ada tiga jenis lemak: trigliserida, lemak trans, fosfolipid dan sterol. 9
Trigliserida
28
Sekitar 95% lemak dalam makanan merupakan trigliserida dan trigliserida merupakan bentuk
lemak utama yang disimpan dalam tubuh. Struktur dasar trigliserida terdiri atas satu molekul
gliserol yang bergabung dengan tiga rantai asam lemak.
Lemak Trans
Dalam suatu proses yang disebut hidrogenasi, produsen makanan menambahkan hydrogen ke
dalam minyak tak jenuh ganda untuk membuat padat dalam suhu ruangan. Proses hidrogenasi
ini memperpanjang usia kadaluarsa makanan hingga mengurangi kemungkinannya untuk
menjadi tengik. Minyak yang hanya sedikit terhidroginasi tetap berbentuk cair, tetapi lebih
stabil daripada lemak tak jenuh ganda karena tidak mempunyai ikatan rangkap sebanyak
lemak tak jenuh ganda. Namun, minyak yang terhidroginasi parsial berbentuk padat pada
suhu ruangan.
Fosfolipid
Fosfolipid adalah sekelompok lemak majemuk yang menyerupai trigliserida. Fosfolipid
mengandung satu molekul gliserol, tetapi hanya mengandung dua rantai asam lemak.
Bukannya mengikat asam lemak ketifa, fosfolipid malah mengikat kelompok fosfat dan
senyawa lainnya yang mengandung nitrogen.
Sterol
Sterol adalah molekul kompleks yang atom-atom karbonnya membentuk empat struktur siklik
yang tergabung dengan berbagai rantai samping. Sterol tidak mengandung molekul gliserol
atau asam lemak. Salah satunya adalah kolesterol.
Fungsi lemak
Kebanyakan orang sadar betul bahwa lemak berperan terhdap cita rasa, rasa kenyang dan
kelezatan makanan. Lemak juga member tekstur terhadap makanan, memperkuat cita rasanya
dan mempertajam bau harumnya.
Ada enam fungsi umum lemak antara lain: 9
Menghasilkan energy bagi tubuh
Memudahkan penyerapan vitamin larut lemak
Memasok asam lemak esensial
Menyokong dan melindungi organ dalam
29
Membantun pengaturan suhu
Melumasi jaringan tubuh
Sumber lemak 9
Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Beberapa lemakdapat terlihat
kasat mata, seperti mentega dan gajih yang terlihat mengelilingi sepotong daging steak.
Lima besar sumber asam lemak jenuh dalam menu makan orang dewasa:
Daging
Mentega
Bumbu salad
Keju
Susu
Protein 9
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteos yang berarti yang utama atau yang
didahulukan, di mana benar adanya bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam
setiap organisme.
Protein merupakan bagian terbesar pada tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang
rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jarigan lain dan cairan tubuh.
Semua enzim, hormon, pengangkutan zat-zat gizi, matriks intraseluler dan lain sebagainya
adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein adalah molekul makromolekul yang mempunyai berat molekul antara 5 ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen
(H), oksigen (O) dan nitrogen(N); beberapa asam amino di samping itu mengandung unsur-
unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt. Unsur utama protein adalah nitrogen, di mana
nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
30
Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012.. Ini dapat dibayangkan bila
diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino.
Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas 8 asam
amino esensial (tidak dapat diproduksi tubuh) dan 10 asam amino non-esensial (dapat
diproduksi tubuh). Asam amino esensial tersebut adalah: Phenilalanin, Valin, Lysin, Isoleusin,
Triptophan, Threonin, Leusin, dan Methionin. Sedangkan asam amino yang non-esensial
adalah Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glysin, Serin, Prolin, Hidroksiprolin, Tyronin,
Hidroksilisin, Asparagin, dan Alanin. Selain itu, jug terdapat 2 asam amino semi-esensial
(asam amino yang dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan orang dewasa, tetapi tidak
mencukupi untuk proses pertumbuhan anak – anak), yaitu Arginin dan Histidin.
Klasifikasi Protein 9
Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein:
1. Protein Simpleks. Hasil hidrolisis total protein jenis ini merupakan campuran yang
hanya terdiri atas asam-asam amino.
2. Protein Kompleks (complex protein, conjugated protein). Hasil hidrolisa total dari
protein jenis ini. Selain terdiri atas berbagai jenis asam amino juga terdapat komponen
lain miisalnya unsur logam gugusan phosphat dan sebagainya (contoh: hemoglobin,
lipoprotein, glikoprotein, dan sebagainya)
3. Protein Derivat (protein derivative). Merupakan ikatan antara (intermediate product)
sebagal hasil hidrolisa parsial dari protein native, miisalnya albumosa, peptone dan
sebagainya.
Berdasarkan sumbernya, protein dikiasifikasikan menjadi:
1. Protein hewani, yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dan binatang, seperti
protein dari daging, protein susu, dan sebagainya.
2. Protein nabati, yaitu protein yang berasal dan bahan makanan turnbuhan, seperti
protein dari jagung (zein), dan terigu, dan sebagainya.
Fungsi Protein 9
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan.
Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian pecah dan
disintesis kembali. Tiap hari sekitar 3% jumlah protein total berada dalam keadaan
berubah ini.
2. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
31
Hormon tiroid, epinefrin, insulin adalah ptotein, begitu juga dengan enzim. Ikatan-
ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-perubahan biokimia
yang terjadi di dalam tubuh.
3. Mengatur keseimbangan air.
Keseimbangan cairan tubuh harus dijaga melaui sistem kompleks yang melibatkan
protein dan elektrolit.
4. Memelihara netralitas tubuh.
Protein tubuh bentindak sebagai buffer, menjaga pH tetap konstan. Sebagian besar
jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,35-7,45).
5. Pembentukan antibodi
kemampuan tubuh terhadap detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun dikontrol oleh
enzim-enzim yang terdapat terutama di dalam hati.
6. Mengangkut zat-zat gizi
Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna
melaui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan
melalui membran sel ke dalam sel-sel.
7. Sumber energi.
Protein menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g.
Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasil
olahannya seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya.
Daftar pustaka :
1. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray anatomy for students. 1 st ed. Philadelphia :
Elsevier Churchill livingstone 2005; h.102-52.
32
2. Snell, Richard. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC 2006 ; h.
87-98.
3. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Cetakan ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2009; h. 32-
9.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC 2006 ; h.
124-45.
5. Sherwood. Editor bahasa Indonesia: Beatricia I. Fisiologi manusia. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC 2003;h.667-76.
6. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC 2005; h. 214-87.
7. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harper's
illustrated biochemistry. 26th ed. Boston: McGraw-Hill 2006; p. 234-56.
8. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive).
Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No.32 2002; h. 54-67.
9. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat:
2008.h.31-95.
33
top related