meningoensefalitis

Post on 24-Dec-2015

26 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

neurologi

TRANSCRIPT

Aditya YanuaraniAditya Yanuarani02-07902-079

Pembimbing :Pembimbing :Dr. Tumpal Siagian SpSDr. Tumpal Siagian SpS

Ensefalitis adalah infeksi parenkim otak oleh berbagai macam mikroorganisme.

Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak meningoensefalitis.

PENDAHULUAN

Manifestasi utama meningoensefalitis viral kejang, gangguan kesadaran (“acute organic brain syndrome”), hemiparesis, paralisis bulbaris (meningoencephalomyelitis), gejala-gejala serebelar dan nyeri serta kaku kuduk.

Disebabkan berbagai etiologiDi USA HSVDi Asia JapaneseInsidensi di USA 20.000 kasus/tahunInsidensi Japanese encephalitis 35.000-

50.000/tahun (internasional)1-10 kasus/ 100.000 orang (lokal)Epidemi arbovirus

Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.

GAMBARAN KLINIS

Klasifikasi

Meningitis serosaMeningitis purulenta.

Meningitis Tuberkulosis GeneralisataAkut, subakut, atau kronis demam,

mudah kesal, marah-marah, obstipasi, muntah-muntah.

Ditemukan kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen lainnya.

Demam atau suhu dapat rendahNadi sangat labil, lebih sering dijumpai

bradikardia.

Manifestasi KlinisHiperestesi umum, Abdomen tampak mencekung.

Gangguan saraf otak disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini.

Afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis, hemiparesis, gangguan sensibilitas.

Khas: apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks-refleks tendo yang lemah.

Penatalaksanaan2 HRZE – 7 RH

2 bulan pertamaINH : 1 x 400 mg/hari, oralRifampisin : 1 x 600 mg/hari, oralPirazinamid : 15 - 30 mg/kg/hari, oralStreptomisin : 15 mg/kg/hari, oral

AtauEtambutol : 15 – 20 mg/kg/hari, oral

7 – 12 bulan berikutnyaINH : 1 x 400 mg/hari, oralRifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral

SteroidKesadaran menurunDefisit neurologist fokalDeksametason 10 mg bolus intravena,

kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Meningitis Purulenta

Manifestasi KlinisDemam tinggi, nyeri

kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun.

Pemeriksaan darah:leukositosis dengan pergerakan ke kiri pada hitung jenis.

LCS : Keruh, nanah yang merupakan

campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.Pemeriksaan radiologis:

Foto kepala: periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi

Foto dada

Penatalaksanaan Pneumokok, meningokok:

Ampisilin 12-18 gr IV dosis terbagi per hari, selama minimal 10 hari atau hingga sembuh.

Haemophylus influenzae:Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol

Enterobacteriaceae:Sefotaksim 1-2 gr IV tiap 8 jam resisten kombinasi trimetoprim 80 mg dan sulfametoksazol 400 mg per infuse 2 kali 1 ampul per hari, selama minimal 10 hari.

Staphylococcus aureus yang resisiten terhadap penisilin>Sefotaksim atau seftriakson 6-12 gr IV.

Suatu keadaan demam akut disertai kerusakan pada jaringan parenkim SSP yang menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, gejala neurologis fokal dan kejang

KLASIFIKASI1. Infeksi:

Ensefalitis virus :– Akut – kronis

Ensefalitis non virus2. Non-infeksi

PATOFISIOLOGI Vektor, reaktivasi, Inokulasi Otak

Multiplikasi (RES)

Hematogen/limfogen

Otak (ensefalitis)(inokulasi langsung, Ag – Ab)

MANIFESTASI KLINISBervariasi tergantung dari etiologiGejala dan tanda gangguan neurologis

mencerminkan lokasi infeksi dan peradangan

ENSEFALITIS VIRAL HERPES SIMPLEKS

HSV-2 neonatusHSV-1 dewasaTimbul karena reaktivasi

virus yang laten di ganglion trigeminal

Predileksi temporal dan orbita frontal

Progresif sakit kepala, demam, muntah, kejang sampai koma

LP pleositosis limfositer dengan eritrosit, tekanan meningkat, kadar protein dan titer antibodi terhadap HSV-1 meningkat

EEG periodic high voltage

MRI dan CT-scan edemaTerapi : acyclovir

Gambaran nekrosis hemoragik pada HSV ensefalitis

Japanese Ensefalitis

Anamnesis riwayat kontak dengan nyamuk di daerah endemi

Gejala prodromal,Perubahan status mental, Kejang

Pemeriksaan neurologi gerakan involunter abnormal, hipertoni, hiper refleks.

MRI dan CT-scan lesi bilateral di thalamus dan perdarahan

ENSEFALITIS SUPURATIVA AKUT

Etiologi bakteri (Staphylococcus aureus, streptokok, E. coli, M. tuberculosa

dan T. pallidum) , parasit, jamur.Faktor predisposisi infeksi paru, otitis media, mastoiditis, sinusitis, cedera kepala tembus, akibat operasi bedah saraf

Seperti gambaran masa intrakranial.

Trias klasik sakit kepala, demam, defisit neurologis

CT-scan hipodens fokal yang dikelilingi cincin

Terapi kombinasi antibiotik parenteral dosis tinggi dan drainase.

TOXOPLASMOSISEtiologi toxoplasma

gondii Paling sering dijumpai

pada pasien AIDSGambaran klinis

sakit kepala, demam, disorientasi, lethargi, kejang, palsy saraf kranial, ataksia, hemiparesis

INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS CMV virus DNA grup herpes virus sel

edema dan mengandung badan inklusi intranuklear.

Pasien AIDS jika CD 4 di bawah 50 sel/ mm kubik.

Gejala sakit kepala mendadak, demam, somnolen, defisit neurologis fokal dan kejang.

Diagnosis LCS didapati pliositosis ringan, peningkatan protein total dan IgG.

MRI hidrosefalus dan peningkatan intensitas di struktur periventrikuler atau meningeal.

Pemakaian ganciclovir tunggal atau kombinasi meningkatkan angka survival selama beberapa minggu.

PROGRESSIVE MULTIFOCAL ENCEPHALOPATHY (PML) Gangguan progresif demielinisasi area multifokal.

Defisit penglihatan (45%), gangguan mental (38%), dan perubahan kepribadian. Kelemahan motorik muncul pada 75% kasus.

Diagnostik MRI, CT SCAN, dan pemeriksaan LCS.

SUBACUTE SCLEROSING PANENCEPHALITIS (SSPE)

Jarang dijumpai virus measles.

Gejala klinis mirip ensefalitis pada umumnya.

EEG Pola periodik yang khas.

LCS peningkatan Ab antimeasles. MRI dan CT SCAN lesi multifokal di

substantia alba dan atrofi.Terapi diberikan isoprinosine (100 mg/kg

BB/hari) tunggal atau kombinasi dengan interferon secara intrathecal atau intraventrikuler.

PROGRESSIVE RUBELLA PANENCEPHALITIS

Jarang dijumpai. Biasanya

mengenai pria rubela kongenital.

Laten (8-19 thn) gangguan neurologi yang progresif.

DIAGNOSIS Anamnesis dan pemeriksaan fisikPungsi Lumbal (kultur LCS)CT scan, MRIPemeriksaan anti bodi pada fase akut dan konvalesenPCR Herpes simleks ensefalitis

PENATALAKSANAANDirawat di rumah sakit. Pungsi lumbal harus dilakukanKultur LCSPemberian antivirus spesifik Tanda vital dimonitor secara berkelanjutan

dan disupport.

Manajemen dasar dan terapi suportif termasuk pemantauan TIK, restriksi cairan, menghindari pemakaian larutan intravena hipotonis, dan penatalaksanaan terhadap demam.

Pemberian antikonvulsan diberikan pada kejang dan pemberian antikonvulsan profilaksis dipertimbangkan pada ensefalitis berat.

Perlu diperhatikan resiko terjadinya pneumonia aspirasi, ulkus decubitus, kontraktur, deep venous thrombosis daan komplikasinya, serta infeksi dari IV line dan kateter.

IDENTITAS

Nama : Tn SUmur : 35 TahunAlamat : Komplek BPPT Blok I

11 B meruya utara. Jakarta Barat

Pekerjaan : Kuli bangunanAgama : IslamTanggal masuk : 22/9/08

ANAMNESIS

(Alloanamnesis dengan Istri pasien)Keluhan Utama : Kejang Keluhan Tambahan : Demam

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

± 7 hari SMRS pasien batuk, pilek, demam. Demam tidak terlalu tinggi. Lalu pasien meminum obat flu. (oskadon) selama 2 hari. 2 hari kemudian batuk pilek sembih, tetapi masih demam. Tidak ada perbedaan panas siang dan malam.

± 3 hari SMRS demam pasien mendadak tinggi. Menggigil -. Lalu pasien meminum obat penurun panas (dumin). Pasien tidak ke dokter. Panas turun sesaat dan pasien tampak berkeringat. Tetapi kemudian pasien panas kembali.

± 2 hari SMRS pasien masih demam tinggi. Demam disertai kejang. Keang di seluruh tubuh. Badan tampak kaku dan mata melotot. Kejang belangsung 10 menit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Mual +, muntah + 2 x. Lalu pasien di bawa ke RS Siloam, lalu di scan kepala, EKG dan rontgen dada. Di RS siloam pasien kembali kejang. Lalu oleh dokter diberi valium dan dilantin. Karena alasan financial, pasien dirujuk ke RSUFKUKI.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat jatuh disangkal, Riwayat minum obat-obatan disangkal. Riwayat. Riwayat penyakit jantung disangkal, darah tinggi disangkal, kencing manis disangkal, riwayat batuk lama disangkal, kontak dengan penderita batuk lama atau minum obat dalam jangka waktu lama disangkal.

Makan, minum , kebiasaan :Pasien mempunyai kebiasaan merokok

kadang sampai 1 bungkus sehari. Dan minum kopi. Sehari mencapai 3-4 gelas.

Kedudukan dalam keluarga :Suami

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : SoporGCS : E1V1M5Tekanan darah : 130/100 mmhgNadi : 80 X/menitSuhu : 36,2ºCRR : 22 X/menit

Umur klinis : 40-anBentuk badan : astenikusGizi : kurangKulit : sawo matangKuku : tidak sianosisKGB : tidak teraba membesarTurgor : baik

Status regionalKepala : normocephaliWajah : tidak ada kelainan, efloresensi (+)Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterikHidung : bentuk biasa, lapang +/+,

sekret -/-Mulut : tidak ada kelainanTelinga : lapang +/+, sekret -/-Leher : jejas (-), efloresensi (+)Toraks : pergerakan dinding dada simetris

kanan = kiri, retraksi –, efloresensi (+)Paru-paru : bunyi nafas dasar vesikuler,

ronki +/+, wheezing -/- Jantung : bunyi jantung I& II murni,

gallop -, murmur –Abdomen : datar, lemas, BU +5 x/mntHepar : tidak terabaLien : tidak terabaVesica urinaria : tidak ada kelainanGenitalia externa : tidak di lakukanExtremitas : tidak ada kelainanSendi : tidak ada kelainanOtot- otot : tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN NEUROLOGISKesadaran : GCS E1V1M5 = 7Rangsang meningealKaku kuduk : +Brudzinki I : -Brudzinki II : -/-laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

II. Gangguan Saraf CranialN I : Tidak dilakukanN.II : Funduskopi tidak

dilakukanN.III, IV,VI : Pupil: bulat, isokor,

3mm/3mmreflex cahaya langsung +/+reflex cahaya tidak langsung +/+Doll’s eye phenomen -/- pergerakan bola mata sulit dinilai

N.V : reflex kornea +/+, reflex maseter -

N.VII : angkat alis, kerut dahi sulit dinilai

menyeringai : sulkus nasolabialis kanan=kiri

N.VIII : Tidak dilakukanN.IX, X : Refleks okulokardiak - Refleks sinus karotikus -N. X I : sulit dinilaiN.XII : Sulit dinilai

MotorikDerajat kekuatan otot : Sulit

dinilaiTonus otot : normotoniTrofi otot : eutrofiGerakan spontan abnormal : -

IV. KoordinasiStatis : Sulit dinilaiDinamis : Sulit dilakukan

Reflex FisiologisBiseps : -- / --Triseps : --/--KPR : --/--APR : --/--

PatologisBabbinski : -/-Chaddock : -/-Oppenheim : -/-Gordon : -/-Schaeffer : -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium: H2TL, Darah lengkap, GDS,

Ureum creatinin, AGD, Elektrolit, Widal Foto thoraks (22/9/08) di RS Siloam kesan :

BronkpneumoniaCT Brain (22/9/08) di RS Siloam.

Kesan : edema cerebriEKG (22/9/08) di RS Siloam kesan :

Supraventrikular Takikardi

Hasil laboratorium darah, 22 September 2008

RS SILOAM Leukosit : 15.000/ul Hemoglobin : 14,5 g/dl Hematokrit : 42,7 % Trombosit : 169.000/ul

Elektrolit Na : 128 K : 4,9

AGD pH : 7,27 pCO2 : 29,0 pO2 : 76,7 Bikarbonat : 13,3 BE : -11,5 TCO2 : 14,2 Sat O2 : 93 %

UKI(08.00)

Ureum : 58 mg/dl Kadar Kreatinini darah : 1,85 mg/dl GDS : 87 mg dl

 AGD (08.00)

pH : 7,208 pCO2 : 41,8 Sat O2 : 99% Kons 02 : 21,3 BE : -11,1 BB : 36,8 HCO3 : 16,2 TCO2 : 17,5

Darah lengkap (09.00) LED : 5 mm/jam Hb : 15,0 g/dl Leukosit : 22,9 ribu/u Eritrosit : 4,93 juta/ul Hematokrit : 43 % Trombosit : 103 ribu/ul MCV : 87 fl MCH : 30,4 pg MCHC : 35 % Retikulosit : 7 % Basofil : 0 % Eosinofil : 0 % Batang : 7% Segmen : 82 % Limfosit : 10 % Monosit : 1 %

Urinalisa Warna : kuning keruh Berat jenis : 1,025 pH : 6,0 Darah : + 3 Leukosit Esterase : negatif Nitrit : negatif Protein urine : +2 Bilirubin : negatif Aseton urin : negatif Reduksi : hegatif Urobilinogen : normal Leukosit : 8-10/LPB Eritrosit : 30-40/LPB Sel epitel : +1 Bakteri : +1 Kristal : negatif

Bilirubin total : 0,8 mg/dl Bilirubin direk : 0,5 mg/dl Protein total : 6,6 g/dl Albumin : 3,8 g/dl SGOT : 504 U/L SGPT : 113 U/L Gamma GT : 43 U/L Asam urat : 14,2 mg/dl

Elektrolit Na : 141 mmol/L Kalium : 3,7 mmol/L Klorida : 106 mmol/L

Widal S. Typhose H : + 1/320 S Paratyphi A H : + 1/160 S. Paratyphi B H : negatif S. Paratyphi CH : negatif S. Typhose O : +1/160 S. Paratyphi A O : negatif S. Paratyphi B O : Negatif

DIAGNOSA : Diagnosis Klinis : penurunan

kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen +

Parenkim otak

PenatalaksanaanRawat inapIVFD : I NaCl 0,9 %

I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosaKemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT k/pValium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg 

FOLLOW UP Tanggal 23 Maret 2007 (PH 1) S : Sakit kepala (+) kejang (-) O : Status generalis Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen Tekanan darah : 110/70 mmhg Nadi : 80 X/menit Suhu : 38oC RR : 26x/mnt   Pemeriksaan neurologis GCS E3V5M6 =11 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : + Brudzinki I : - Brudzinki II : -/- laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

Pemeriksaan neurologisGCS E3V5M6 =11 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +Brudzinki I : -Brudzinki II : -/-laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 2222 5555 3333Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : - / -Refleks Patologis : - / -Sensibilitas : sulit dinilaiOtonom : miksi baik dengan

kateter Laboratorium tgl 23/9/08Anti HCV total : negatif 

A:Diagnosis Klinis : Hemiparese Sinistra +

penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen + Korteks

Cerebri

A:Diagnosis Klinis : Hemiparese Sinistra

+ penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen +

parenkim otak

TERAPI : IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT k/pValium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg Visit dr SadekPCT Dirutinkan 3 x 1

Tanggal 24 Maret 2007 (PH 2)S : Panas O : Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : ApatisTekanan darah : 110/70 mmhgNadi : 80 X/menitSuhu : 37,6oCRR : 24x/mnt 

Pemeriksaan neurologisGCS E3V3M6 =12 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 0000 4444 0000Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : - /-Refleks Patologis : - / -

Laboratorium tgl 24/9/08HbsAG : negatif  Therapy : Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mgMetronidazole 2x2 tab

Visit dr Ayub Patinama SpS:Periksa HIV

Lab tagl 24/9/08 : Anti HIV imunologi : non reaktifIgM anti toxoplasma : negatif (< 0,27)

Tanggal 25 Maret 2007 (PH 6)S : -O : Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : SomnolenTekanan darah : 110/70 mmhgNadi : 88 X/menitSuhu : 37,7oCRR : 24x/mnt 

Pemeriksaan neurologisGCS E3V1M6 =10 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 0000 4444 0000Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : KPR -/- APR -/-Refleks Patologis : - / -

A: Diagnosis Klinis : Hemiparese

Sinistra + penurunan kesadaranDiagnosis etiologis :

Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen

+ Korteks Cerebri 

Terapi Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofil Medika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg  Visit dr. Tumpal SpS Lumbal pungsi informed consent

Tanggal 26 Maret 2007 (PH 6) S : - O : Status generalis Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : Sopor Tekanan darah : 130/70 mmhg Nadi : 88 X/menit Suhu : 39,9oC RR : 28x/mnt

Pemeriksaan neurologis GCS E2V2M4 =8 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : + Motorik Tidak ada lateralisasi Gerakan spontan abnormal : - Refleks fisiologis : KPR -/- APR -/- Refleks Patologis : - / -  

Lab tgl 26/9/08 Hb : 14,1 Leukosit : 10.500 Ht : 40,8 Trombosit : 91000 Ureum darah : 85 Creatinin : 1,83 Na : 127 Kalium : 4,4 Klorida : 101

 A: Diagnosis Klinis : penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen + parenkim

otak

IVFD : Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 4x1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mgUrispas 2x1

Visit dr Chyntia M SahetapyLp besokPx BTA LCS

RESUME± 7 hari SMRS pasien batuk +pilek+ demam+. ± 3

hari SMRS demam pasien mendadak tinggi.Pasien meminum obat penurun panas. ± 2 hari SMRS pasien masih demam tinggi. Kejang +. Kejang di seluruh tubuh. Badan tampak kaku dan mata melotot. 10 menit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Mual +, muntah + 2 x. di bawa ke RS Siloam, scan kepala, EKG & rontgen dada. Os kembali kejang. Lalu oleh dokter diberi valium dan dilantin. Karena alasan financial, pasien dirujuk ke RSUFKUKI. Pasien mempunyai kebiasaan merokok kadang sampai 1 bungkus sehari. Dan minum kopi. Sehari mencapai 3-4 gelas.

Status generalisKUKesadaranTDNadiRR

Pemeriksaan jasmaniStatius generalisGCS (22/9/08) : E1V1M5 7 (sopor)(23/9/08) : E3V5M6 14 (Composmentis)(24/9/08) : E3V3M6 12 (Apatis)(25/9/08) : E3V1M6 10 (somnolen)(26/9/08) : E2V2M4 8 (sopor)

Derajat kekuatan motorik (23/9/08)5555 22225555 3333(24/9/08)5555 00004444 0000

Pemeriksaan neurologisRangsang meningeal : Kaku kuduk +

Laboratorium22/9/08Leukosit : 15.000/ulLeukosit : 22.900/ul

Trombosit : 169.000Trombosit : 103.000

26/9/08Leukosit : 10.500Trombosit : 91.000

22/9/08Ureum : 58 mg/dlKreatinin : 87 mg/dl

22/9/08AGDpH : 7,208HCO3 : 16,2TC)2 : 17,5• UrineLeukosit : 8-10/LPBEritrosit : 30-40/LPB• Kimia darahSGOT : 504 U/LSGPT : 113 U/L

22/9/08WidalS Typhosa H : +1/320S Paratyphi A H : +1/160S Typhosa O : +1/160

24/9/08

HIV : non reaktifIgM anti toxiplasma : negatif (0,27)

Laboratorium Leukosit : 15.000/ul

AGD pH : 7,27 pCO2 : 29,0 pO2 : 76,7 Bikarbonat : 13,3 BE : -11,5 TCO2 : 14,2 Sat O2 : 93 %

Asidosis metabolik terkompensasi

PrognosisAd vitam : dubia ad malamAd sanationum : dubia ad bonamAd functionum : dubia ad malam

Analisa kasusMeningoensefalitis demam, kejang, dan

kesadaran menurun . pemeriksaan neurologis didapatkan rangsang

meningeal, kaku kuduk(+)

NaCl merupakan cairan kristaloid yang tidak mengandung glukosa oleh karena hiperglikemia dapat menyebabkan edema serebri.

Pemberian Valium mengantisipasi kejang tidak berulang dan mengatasi kegelisahan pada pasien.

Pemberian ceftriaxone 2 x 1 gr untuk mencegah adanya infeksi yang disebabkan oleh kuman gram + maupun

Pemberian dexamethason Menghambat reaksi inflamasi, Mencegah komplikasi infeksi, Menurunkan edema serebri, Mencegah perlekatan. Mencegah arteritis/infark otak

Ranitidin di gunakan untuk mencegah strees ulcer yang dapat menyebabkan perdarahan.

Pemberian Notrofil sebagai neuroprotektan terhadap kerusakan otak sekunder.

Saran : dilakukan px Lumbal pungsi untuk mengtahui kuman yang terdapat pada LCS

Pasien sebaiknya di rawat di ruang ICU untuk penanganan yang lebih intensif

top related