meningoensefalitis

99
Aditya Yanuarani Aditya Yanuarani 02-079 02-079 Pembimbing : Pembimbing : Dr. Tumpal Siagian SpS Dr. Tumpal Siagian SpS

Upload: rani-septiani-vallery

Post on 24-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

neurologi

TRANSCRIPT

Page 1: Meningoensefalitis

Aditya YanuaraniAditya Yanuarani02-07902-079

Pembimbing :Pembimbing :Dr. Tumpal Siagian SpSDr. Tumpal Siagian SpS

Page 2: Meningoensefalitis

Ensefalitis adalah infeksi parenkim otak oleh berbagai macam mikroorganisme.

Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak meningoensefalitis.

Page 3: Meningoensefalitis

PENDAHULUAN

Manifestasi utama meningoensefalitis viral kejang, gangguan kesadaran (“acute organic brain syndrome”), hemiparesis, paralisis bulbaris (meningoencephalomyelitis), gejala-gejala serebelar dan nyeri serta kaku kuduk.

Page 4: Meningoensefalitis

Disebabkan berbagai etiologiDi USA HSVDi Asia JapaneseInsidensi di USA 20.000 kasus/tahunInsidensi Japanese encephalitis 35.000-

50.000/tahun (internasional)1-10 kasus/ 100.000 orang (lokal)Epidemi arbovirus

Page 5: Meningoensefalitis
Page 6: Meningoensefalitis

Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.

Page 7: Meningoensefalitis

GAMBARAN KLINIS

Page 8: Meningoensefalitis

Klasifikasi

Meningitis serosaMeningitis purulenta.

Page 9: Meningoensefalitis

Meningitis Tuberkulosis GeneralisataAkut, subakut, atau kronis demam,

mudah kesal, marah-marah, obstipasi, muntah-muntah.

Ditemukan kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen lainnya.

Demam atau suhu dapat rendahNadi sangat labil, lebih sering dijumpai

bradikardia.

Page 10: Meningoensefalitis

Manifestasi KlinisHiperestesi umum, Abdomen tampak mencekung.

Gangguan saraf otak disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini.

Afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis, hemiparesis, gangguan sensibilitas.

Khas: apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks-refleks tendo yang lemah.

Page 11: Meningoensefalitis

Penatalaksanaan2 HRZE – 7 RH

2 bulan pertamaINH : 1 x 400 mg/hari, oralRifampisin : 1 x 600 mg/hari, oralPirazinamid : 15 - 30 mg/kg/hari, oralStreptomisin : 15 mg/kg/hari, oral

AtauEtambutol : 15 – 20 mg/kg/hari, oral

7 – 12 bulan berikutnyaINH : 1 x 400 mg/hari, oralRifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral

Page 12: Meningoensefalitis

SteroidKesadaran menurunDefisit neurologist fokalDeksametason 10 mg bolus intravena,

kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Page 13: Meningoensefalitis

Meningitis Purulenta

Manifestasi KlinisDemam tinggi, nyeri

kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun.

Pemeriksaan darah:leukositosis dengan pergerakan ke kiri pada hitung jenis.

Page 14: Meningoensefalitis

LCS : Keruh, nanah yang merupakan

campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.Pemeriksaan radiologis:

Foto kepala: periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi

Foto dada

Page 15: Meningoensefalitis

Penatalaksanaan Pneumokok, meningokok:

Ampisilin 12-18 gr IV dosis terbagi per hari, selama minimal 10 hari atau hingga sembuh.

Haemophylus influenzae:Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol

Page 16: Meningoensefalitis

Enterobacteriaceae:Sefotaksim 1-2 gr IV tiap 8 jam resisten kombinasi trimetoprim 80 mg dan sulfametoksazol 400 mg per infuse 2 kali 1 ampul per hari, selama minimal 10 hari.

Staphylococcus aureus yang resisiten terhadap penisilin>Sefotaksim atau seftriakson 6-12 gr IV.

Page 17: Meningoensefalitis

Suatu keadaan demam akut disertai kerusakan pada jaringan parenkim SSP yang menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, gejala neurologis fokal dan kejang

Page 18: Meningoensefalitis

KLASIFIKASI1. Infeksi:

Ensefalitis virus :– Akut – kronis

Ensefalitis non virus2. Non-infeksi

Page 19: Meningoensefalitis

PATOFISIOLOGI Vektor, reaktivasi, Inokulasi Otak

Multiplikasi (RES)

Hematogen/limfogen

Otak (ensefalitis)(inokulasi langsung, Ag – Ab)

Page 20: Meningoensefalitis

MANIFESTASI KLINISBervariasi tergantung dari etiologiGejala dan tanda gangguan neurologis

mencerminkan lokasi infeksi dan peradangan

Page 21: Meningoensefalitis
Page 22: Meningoensefalitis

ENSEFALITIS VIRAL HERPES SIMPLEKS

HSV-2 neonatusHSV-1 dewasaTimbul karena reaktivasi

virus yang laten di ganglion trigeminal

Predileksi temporal dan orbita frontal

Page 23: Meningoensefalitis

Progresif sakit kepala, demam, muntah, kejang sampai koma

LP pleositosis limfositer dengan eritrosit, tekanan meningkat, kadar protein dan titer antibodi terhadap HSV-1 meningkat

Page 24: Meningoensefalitis

EEG periodic high voltage

MRI dan CT-scan edemaTerapi : acyclovir

Page 25: Meningoensefalitis

Gambaran nekrosis hemoragik pada HSV ensefalitis

Page 26: Meningoensefalitis

Japanese Ensefalitis

Anamnesis riwayat kontak dengan nyamuk di daerah endemi

Gejala prodromal,Perubahan status mental, Kejang

Pemeriksaan neurologi gerakan involunter abnormal, hipertoni, hiper refleks.

MRI dan CT-scan lesi bilateral di thalamus dan perdarahan

Page 27: Meningoensefalitis

ENSEFALITIS SUPURATIVA AKUT

Etiologi bakteri (Staphylococcus aureus, streptokok, E. coli, M. tuberculosa

dan T. pallidum) , parasit, jamur.Faktor predisposisi infeksi paru, otitis media, mastoiditis, sinusitis, cedera kepala tembus, akibat operasi bedah saraf

Page 28: Meningoensefalitis

Seperti gambaran masa intrakranial.

Trias klasik sakit kepala, demam, defisit neurologis

CT-scan hipodens fokal yang dikelilingi cincin

Terapi kombinasi antibiotik parenteral dosis tinggi dan drainase.

Page 29: Meningoensefalitis
Page 30: Meningoensefalitis
Page 31: Meningoensefalitis

TOXOPLASMOSISEtiologi toxoplasma

gondii Paling sering dijumpai

pada pasien AIDSGambaran klinis

sakit kepala, demam, disorientasi, lethargi, kejang, palsy saraf kranial, ataksia, hemiparesis

Page 32: Meningoensefalitis

INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS CMV virus DNA grup herpes virus sel

edema dan mengandung badan inklusi intranuklear.

Pasien AIDS jika CD 4 di bawah 50 sel/ mm kubik.

Gejala sakit kepala mendadak, demam, somnolen, defisit neurologis fokal dan kejang.

Page 33: Meningoensefalitis
Page 34: Meningoensefalitis

Diagnosis LCS didapati pliositosis ringan, peningkatan protein total dan IgG.

MRI hidrosefalus dan peningkatan intensitas di struktur periventrikuler atau meningeal.

Pemakaian ganciclovir tunggal atau kombinasi meningkatkan angka survival selama beberapa minggu.

Page 35: Meningoensefalitis

PROGRESSIVE MULTIFOCAL ENCEPHALOPATHY (PML) Gangguan progresif demielinisasi area multifokal.

Defisit penglihatan (45%), gangguan mental (38%), dan perubahan kepribadian. Kelemahan motorik muncul pada 75% kasus.

Diagnostik MRI, CT SCAN, dan pemeriksaan LCS.

Page 36: Meningoensefalitis

SUBACUTE SCLEROSING PANENCEPHALITIS (SSPE)

Jarang dijumpai virus measles.

Gejala klinis mirip ensefalitis pada umumnya.

EEG Pola periodik yang khas.

Page 37: Meningoensefalitis

LCS peningkatan Ab antimeasles. MRI dan CT SCAN lesi multifokal di

substantia alba dan atrofi.Terapi diberikan isoprinosine (100 mg/kg

BB/hari) tunggal atau kombinasi dengan interferon secara intrathecal atau intraventrikuler.

Page 38: Meningoensefalitis

PROGRESSIVE RUBELLA PANENCEPHALITIS

Jarang dijumpai. Biasanya

mengenai pria rubela kongenital.

Laten (8-19 thn) gangguan neurologi yang progresif.

Page 39: Meningoensefalitis

DIAGNOSIS Anamnesis dan pemeriksaan fisikPungsi Lumbal (kultur LCS)CT scan, MRIPemeriksaan anti bodi pada fase akut dan konvalesenPCR Herpes simleks ensefalitis

Page 40: Meningoensefalitis

PENATALAKSANAANDirawat di rumah sakit. Pungsi lumbal harus dilakukanKultur LCSPemberian antivirus spesifik Tanda vital dimonitor secara berkelanjutan

dan disupport.

Page 41: Meningoensefalitis

Manajemen dasar dan terapi suportif termasuk pemantauan TIK, restriksi cairan, menghindari pemakaian larutan intravena hipotonis, dan penatalaksanaan terhadap demam.

Pemberian antikonvulsan diberikan pada kejang dan pemberian antikonvulsan profilaksis dipertimbangkan pada ensefalitis berat.

Perlu diperhatikan resiko terjadinya pneumonia aspirasi, ulkus decubitus, kontraktur, deep venous thrombosis daan komplikasinya, serta infeksi dari IV line dan kateter.

Page 42: Meningoensefalitis
Page 43: Meningoensefalitis

IDENTITAS

Nama : Tn SUmur : 35 TahunAlamat : Komplek BPPT Blok I

11 B meruya utara. Jakarta Barat

Pekerjaan : Kuli bangunanAgama : IslamTanggal masuk : 22/9/08

Page 44: Meningoensefalitis

ANAMNESIS

(Alloanamnesis dengan Istri pasien)Keluhan Utama : Kejang Keluhan Tambahan : Demam

Page 45: Meningoensefalitis

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

± 7 hari SMRS pasien batuk, pilek, demam. Demam tidak terlalu tinggi. Lalu pasien meminum obat flu. (oskadon) selama 2 hari. 2 hari kemudian batuk pilek sembih, tetapi masih demam. Tidak ada perbedaan panas siang dan malam.

± 3 hari SMRS demam pasien mendadak tinggi. Menggigil -. Lalu pasien meminum obat penurun panas (dumin). Pasien tidak ke dokter. Panas turun sesaat dan pasien tampak berkeringat. Tetapi kemudian pasien panas kembali.

Page 46: Meningoensefalitis

± 2 hari SMRS pasien masih demam tinggi. Demam disertai kejang. Keang di seluruh tubuh. Badan tampak kaku dan mata melotot. Kejang belangsung 10 menit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Mual +, muntah + 2 x. Lalu pasien di bawa ke RS Siloam, lalu di scan kepala, EKG dan rontgen dada. Di RS siloam pasien kembali kejang. Lalu oleh dokter diberi valium dan dilantin. Karena alasan financial, pasien dirujuk ke RSUFKUKI.

Page 47: Meningoensefalitis

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat jatuh disangkal, Riwayat minum obat-obatan disangkal. Riwayat. Riwayat penyakit jantung disangkal, darah tinggi disangkal, kencing manis disangkal, riwayat batuk lama disangkal, kontak dengan penderita batuk lama atau minum obat dalam jangka waktu lama disangkal.

Page 48: Meningoensefalitis

Makan, minum , kebiasaan :Pasien mempunyai kebiasaan merokok

kadang sampai 1 bungkus sehari. Dan minum kopi. Sehari mencapai 3-4 gelas.

Kedudukan dalam keluarga :Suami

Page 49: Meningoensefalitis

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : SoporGCS : E1V1M5Tekanan darah : 130/100 mmhgNadi : 80 X/menitSuhu : 36,2ºCRR : 22 X/menit

Page 50: Meningoensefalitis

Umur klinis : 40-anBentuk badan : astenikusGizi : kurangKulit : sawo matangKuku : tidak sianosisKGB : tidak teraba membesarTurgor : baik

Page 51: Meningoensefalitis

Status regionalKepala : normocephaliWajah : tidak ada kelainan, efloresensi (+)Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterikHidung : bentuk biasa, lapang +/+,

sekret -/-Mulut : tidak ada kelainanTelinga : lapang +/+, sekret -/-Leher : jejas (-), efloresensi (+)Toraks : pergerakan dinding dada simetris

kanan = kiri, retraksi –, efloresensi (+)Paru-paru : bunyi nafas dasar vesikuler,

ronki +/+, wheezing -/- Jantung : bunyi jantung I& II murni,

gallop -, murmur –Abdomen : datar, lemas, BU +5 x/mntHepar : tidak terabaLien : tidak terabaVesica urinaria : tidak ada kelainanGenitalia externa : tidak di lakukanExtremitas : tidak ada kelainanSendi : tidak ada kelainanOtot- otot : tidak ada kelainan

Page 52: Meningoensefalitis

PEMERIKSAAN NEUROLOGISKesadaran : GCS E1V1M5 = 7Rangsang meningealKaku kuduk : +Brudzinki I : -Brudzinki II : -/-laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

Page 53: Meningoensefalitis

II. Gangguan Saraf CranialN I : Tidak dilakukanN.II : Funduskopi tidak

dilakukanN.III, IV,VI : Pupil: bulat, isokor,

3mm/3mmreflex cahaya langsung +/+reflex cahaya tidak langsung +/+Doll’s eye phenomen -/- pergerakan bola mata sulit dinilai

Page 54: Meningoensefalitis

N.V : reflex kornea +/+, reflex maseter -

N.VII : angkat alis, kerut dahi sulit dinilai

menyeringai : sulkus nasolabialis kanan=kiri

N.VIII : Tidak dilakukanN.IX, X : Refleks okulokardiak - Refleks sinus karotikus -N. X I : sulit dinilaiN.XII : Sulit dinilai

Page 55: Meningoensefalitis

MotorikDerajat kekuatan otot : Sulit

dinilaiTonus otot : normotoniTrofi otot : eutrofiGerakan spontan abnormal : -

Page 56: Meningoensefalitis

IV. KoordinasiStatis : Sulit dinilaiDinamis : Sulit dilakukan

Page 57: Meningoensefalitis

Reflex FisiologisBiseps : -- / --Triseps : --/--KPR : --/--APR : --/--

PatologisBabbinski : -/-Chaddock : -/-Oppenheim : -/-Gordon : -/-Schaeffer : -/-

Page 58: Meningoensefalitis

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium: H2TL, Darah lengkap, GDS,

Ureum creatinin, AGD, Elektrolit, Widal Foto thoraks (22/9/08) di RS Siloam kesan :

BronkpneumoniaCT Brain (22/9/08) di RS Siloam.

Kesan : edema cerebriEKG (22/9/08) di RS Siloam kesan :

Supraventrikular Takikardi

Page 59: Meningoensefalitis

Hasil laboratorium darah, 22 September 2008

RS SILOAM Leukosit : 15.000/ul Hemoglobin : 14,5 g/dl Hematokrit : 42,7 % Trombosit : 169.000/ul

Elektrolit Na : 128 K : 4,9

AGD pH : 7,27 pCO2 : 29,0 pO2 : 76,7 Bikarbonat : 13,3 BE : -11,5 TCO2 : 14,2 Sat O2 : 93 %

Page 60: Meningoensefalitis

UKI(08.00)

Ureum : 58 mg/dl Kadar Kreatinini darah : 1,85 mg/dl GDS : 87 mg dl

 AGD (08.00)

pH : 7,208 pCO2 : 41,8 Sat O2 : 99% Kons 02 : 21,3 BE : -11,1 BB : 36,8 HCO3 : 16,2 TCO2 : 17,5

Page 61: Meningoensefalitis

Darah lengkap (09.00) LED : 5 mm/jam Hb : 15,0 g/dl Leukosit : 22,9 ribu/u Eritrosit : 4,93 juta/ul Hematokrit : 43 % Trombosit : 103 ribu/ul MCV : 87 fl MCH : 30,4 pg MCHC : 35 % Retikulosit : 7 % Basofil : 0 % Eosinofil : 0 % Batang : 7% Segmen : 82 % Limfosit : 10 % Monosit : 1 %

Page 62: Meningoensefalitis

Urinalisa Warna : kuning keruh Berat jenis : 1,025 pH : 6,0 Darah : + 3 Leukosit Esterase : negatif Nitrit : negatif Protein urine : +2 Bilirubin : negatif Aseton urin : negatif Reduksi : hegatif Urobilinogen : normal Leukosit : 8-10/LPB Eritrosit : 30-40/LPB Sel epitel : +1 Bakteri : +1 Kristal : negatif

Page 63: Meningoensefalitis

Bilirubin total : 0,8 mg/dl Bilirubin direk : 0,5 mg/dl Protein total : 6,6 g/dl Albumin : 3,8 g/dl SGOT : 504 U/L SGPT : 113 U/L Gamma GT : 43 U/L Asam urat : 14,2 mg/dl

Elektrolit Na : 141 mmol/L Kalium : 3,7 mmol/L Klorida : 106 mmol/L

Page 64: Meningoensefalitis

Widal S. Typhose H : + 1/320 S Paratyphi A H : + 1/160 S. Paratyphi B H : negatif S. Paratyphi CH : negatif S. Typhose O : +1/160 S. Paratyphi A O : negatif S. Paratyphi B O : Negatif

Page 65: Meningoensefalitis

DIAGNOSA : Diagnosis Klinis : penurunan

kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen +

Parenkim otak

Page 66: Meningoensefalitis

PenatalaksanaanRawat inapIVFD : I NaCl 0,9 %

I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosaKemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT k/pValium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg 

Page 67: Meningoensefalitis

FOLLOW UP Tanggal 23 Maret 2007 (PH 1) S : Sakit kepala (+) kejang (-) O : Status generalis Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen Tekanan darah : 110/70 mmhg Nadi : 80 X/menit Suhu : 38oC RR : 26x/mnt   Pemeriksaan neurologis GCS E3V5M6 =11 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : + Brudzinki I : - Brudzinki II : -/- laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

Page 68: Meningoensefalitis

Pemeriksaan neurologisGCS E3V5M6 =11 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +Brudzinki I : -Brudzinki II : -/-laseque : >70o/>70o

kernig : -/-

Page 69: Meningoensefalitis

MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 2222 5555 3333Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : - / -Refleks Patologis : - / -Sensibilitas : sulit dinilaiOtonom : miksi baik dengan

kateter Laboratorium tgl 23/9/08Anti HCV total : negatif 

A:Diagnosis Klinis : Hemiparese Sinistra +

penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen + Korteks

Cerebri

Page 70: Meningoensefalitis

A:Diagnosis Klinis : Hemiparese Sinistra

+ penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen +

parenkim otak

Page 71: Meningoensefalitis

TERAPI : IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT k/pValium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg Visit dr SadekPCT Dirutinkan 3 x 1

Page 72: Meningoensefalitis

Tanggal 24 Maret 2007 (PH 2)S : Panas O : Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : ApatisTekanan darah : 110/70 mmhgNadi : 80 X/menitSuhu : 37,6oCRR : 24x/mnt 

Page 73: Meningoensefalitis

Pemeriksaan neurologisGCS E3V3M6 =12 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 0000 4444 0000Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : - /-Refleks Patologis : - / -

Page 74: Meningoensefalitis

Laboratorium tgl 24/9/08HbsAG : negatif  Therapy : Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mgMetronidazole 2x2 tab

Page 75: Meningoensefalitis

Visit dr Ayub Patinama SpS:Periksa HIV

Lab tagl 24/9/08 : Anti HIV imunologi : non reaktifIgM anti toxoplasma : negatif (< 0,27)

Page 76: Meningoensefalitis

Tanggal 25 Maret 2007 (PH 6)S : -O : Status generalisKeadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : SomnolenTekanan darah : 110/70 mmhgNadi : 88 X/menitSuhu : 37,7oCRR : 24x/mnt 

Page 77: Meningoensefalitis

Pemeriksaan neurologisGCS E3V1M6 =10 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : +MotorikDerajat kekuatan otot : 5555 0000 4444 0000Gerakan spontan abnormal : -Refleks fisiologis : KPR -/- APR -/-Refleks Patologis : - / -

Page 78: Meningoensefalitis

A: Diagnosis Klinis : Hemiparese

Sinistra + penurunan kesadaranDiagnosis etiologis :

Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen

+ Korteks Cerebri 

Page 79: Meningoensefalitis

Terapi Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofil Medika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 3 x 1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mg  Visit dr. Tumpal SpS Lumbal pungsi informed consent

Page 80: Meningoensefalitis

Tanggal 26 Maret 2007 (PH 6) S : - O : Status generalis Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : Sopor Tekanan darah : 130/70 mmhg Nadi : 88 X/menit Suhu : 39,9oC RR : 28x/mnt

Pemeriksaan neurologis GCS E2V2M4 =8 Rangsang meningeal : Kaku kuduk : + Motorik Tidak ada lateralisasi Gerakan spontan abnormal : - Refleks fisiologis : KPR -/- APR -/- Refleks Patologis : - / -  

Page 81: Meningoensefalitis

Lab tgl 26/9/08 Hb : 14,1 Leukosit : 10.500 Ht : 40,8 Trombosit : 91000 Ureum darah : 85 Creatinin : 1,83 Na : 127 Kalium : 4,4 Klorida : 101

 A: Diagnosis Klinis : penurunan kesadaranDiagnosis etiologis : Meningoensefalitis Diagnosis topis : Meningen + parenkim

otak

Page 82: Meningoensefalitis

IVFD : Diit : SV 8x 200 IVFD : I NaCl 0,9 % I NaCl +6 gr notrofilMedika mentosa : Kemicetin 4 x 1 grCeftriaxone 2 x 1 grDexamethasone 4x1 ampRanitidin 4 x 1 amp PCT 3x1Valium inj k/p kejangDilantin 3 x 100 mgUrispas 2x1

Visit dr Chyntia M SahetapyLp besokPx BTA LCS

Page 83: Meningoensefalitis

RESUME± 7 hari SMRS pasien batuk +pilek+ demam+. ± 3

hari SMRS demam pasien mendadak tinggi.Pasien meminum obat penurun panas. ± 2 hari SMRS pasien masih demam tinggi. Kejang +. Kejang di seluruh tubuh. Badan tampak kaku dan mata melotot. 10 menit. Setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. Mual +, muntah + 2 x. di bawa ke RS Siloam, scan kepala, EKG & rontgen dada. Os kembali kejang. Lalu oleh dokter diberi valium dan dilantin. Karena alasan financial, pasien dirujuk ke RSUFKUKI. Pasien mempunyai kebiasaan merokok kadang sampai 1 bungkus sehari. Dan minum kopi. Sehari mencapai 3-4 gelas.

Page 84: Meningoensefalitis

Status generalisKUKesadaranTDNadiRR

Page 85: Meningoensefalitis

Pemeriksaan jasmaniStatius generalisGCS (22/9/08) : E1V1M5 7 (sopor)(23/9/08) : E3V5M6 14 (Composmentis)(24/9/08) : E3V3M6 12 (Apatis)(25/9/08) : E3V1M6 10 (somnolen)(26/9/08) : E2V2M4 8 (sopor)

Page 86: Meningoensefalitis

Derajat kekuatan motorik (23/9/08)5555 22225555 3333(24/9/08)5555 00004444 0000

Page 87: Meningoensefalitis

Pemeriksaan neurologisRangsang meningeal : Kaku kuduk +

Page 88: Meningoensefalitis

Laboratorium22/9/08Leukosit : 15.000/ulLeukosit : 22.900/ul

Trombosit : 169.000Trombosit : 103.000

26/9/08Leukosit : 10.500Trombosit : 91.000

Page 89: Meningoensefalitis

22/9/08Ureum : 58 mg/dlKreatinin : 87 mg/dl

Page 90: Meningoensefalitis

22/9/08AGDpH : 7,208HCO3 : 16,2TC)2 : 17,5• UrineLeukosit : 8-10/LPBEritrosit : 30-40/LPB• Kimia darahSGOT : 504 U/LSGPT : 113 U/L

Page 91: Meningoensefalitis

22/9/08WidalS Typhosa H : +1/320S Paratyphi A H : +1/160S Typhosa O : +1/160

Page 92: Meningoensefalitis

24/9/08

HIV : non reaktifIgM anti toxiplasma : negatif (0,27)

Page 93: Meningoensefalitis

Laboratorium Leukosit : 15.000/ul

AGD pH : 7,27 pCO2 : 29,0 pO2 : 76,7 Bikarbonat : 13,3 BE : -11,5 TCO2 : 14,2 Sat O2 : 93 %

Asidosis metabolik terkompensasi

Page 94: Meningoensefalitis

PrognosisAd vitam : dubia ad malamAd sanationum : dubia ad bonamAd functionum : dubia ad malam

Page 95: Meningoensefalitis

Analisa kasusMeningoensefalitis demam, kejang, dan

kesadaran menurun . pemeriksaan neurologis didapatkan rangsang

meningeal, kaku kuduk(+)

Page 96: Meningoensefalitis

NaCl merupakan cairan kristaloid yang tidak mengandung glukosa oleh karena hiperglikemia dapat menyebabkan edema serebri.

Pemberian Valium mengantisipasi kejang tidak berulang dan mengatasi kegelisahan pada pasien.

Pemberian ceftriaxone 2 x 1 gr untuk mencegah adanya infeksi yang disebabkan oleh kuman gram + maupun

Page 97: Meningoensefalitis

Pemberian dexamethason Menghambat reaksi inflamasi, Mencegah komplikasi infeksi, Menurunkan edema serebri, Mencegah perlekatan. Mencegah arteritis/infark otak

Ranitidin di gunakan untuk mencegah strees ulcer yang dapat menyebabkan perdarahan.

Pemberian Notrofil sebagai neuroprotektan terhadap kerusakan otak sekunder.

Page 98: Meningoensefalitis

Saran : dilakukan px Lumbal pungsi untuk mengtahui kuman yang terdapat pada LCS

Pasien sebaiknya di rawat di ruang ICU untuk penanganan yang lebih intensif

Page 99: Meningoensefalitis