mekanisme dan gangguan pendengaran
Post on 08-Aug-2015
164 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Mekanisme dan Gangguan
Pendengaran Aprianus Musa Dopong(102011156)
Kelompok F3
Email: chompz99@gmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna no. 6, Jakarta 11510
Pendahuluan
Organ pendengaran salah satunya merupakan telinga. Telinga adalah organ penginderaan
dengan fungsi ganda dan kompleks. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi
seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal
dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara
tergantung pada kemampuan mendengar.Pembahasan ini akan membantu kita memahami
tentang struktur organ pendengaran, bagaimana telinga bekerja, gangguan pendengaran dan
apa saja yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran.
Pembahasan
1. Struktur dan anatomi telinga.
A. Susunan mikroskopis dan makroskopis.1
Susunan Telinga manusia terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian
dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh
telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang
kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.1
1. Aurikula (daun telinga)
Terdiri dari tulang rawan elastin yang berkelok-kelok dilapisi kulit.
Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya
ke dalam MAE
2. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)
Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S
1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan elastin
2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen.
Berfungsi melokalisasikan arah datangnya bunyi
Pada MAE terdapat rambut halus, kelenjar sebasesa, dan kelenjar seruminosa
Kelenjar seruminosa menghasilkan serumen yang berguna mencegah serangga masuk
dan bersifat bakterisid.
3. Membrana Tympani
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
Berbentuk oval
Terdiri dari 3 lapis: luar (dilapisi epidermis tipis), tengah (terdiri dari serat
kolagen,elastin,fibroblas), dan lapisan dalam (mukosa terdiri atas epitel selapis
kubis,lamina propia tipis)
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
4. Tulang-tulang Pendengaran (ossikula auditoris)
Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
Terletak diatas fenestra ovalis dan fenestra rotundum
Berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan
meneruskannya ke jendela oval
5. Tuba Eustachius
Menghubungkan auris media dengan faring
Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam
telinga tengah
6. Koklea
Skala media / duktus koklearis yang mengandung reseptor pendengaran
Skala media didalamnya terdapat alat organ corti, dan membrane tectoria
Terdapat suatu bangunan segitiga(modiolus) yang terdiri dari tulang-tulang di antara
jaringan ikat dan saraf yang membentuk N.Kokhlearis .
Dalam modiolus terdapat ruang skala vestibule, ruang skala timpani, ruang skali
media.
7. Organ vestibular
Organ sensoris yang mendeteksi sensasi-sensasi mengenai keseimbangan
Terletak di sebelah medial auris media
Terdiri dari labirin tulang yang mengandung labirin membranosa
Labirin membranosa: duktus koklearis, kanalis semisirkularis , utrikulus dan sakulus
Mempunyai 4 nukleus vestibularis:
1. Nucleus vestibularis superior
2. Nucleus vestibularis medial
3. Nucleus vestibularis lateral
4. Nucleus vestibularis inferior
Telinga luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini
terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju
saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis
kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen
dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.2,3
Telinga luar yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana
timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata.
Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali
lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan
gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan
meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat
dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan
menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga
lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga
medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir
pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme
pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga.
Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.2,3
Diunduh dari http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/telinga-indera-pendengaran.html pada
tanggal 16 April 2012
Telinga tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan
kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani
terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran
ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)
dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi
udara di bagian mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tulang terkecil
(osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian,
otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan
dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.
Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana
sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk
cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi,
cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula
perilimfe.Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,
menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat
terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau
menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam
telinga tengah dengan tekanan atmosfer.2,3
Diunduh dari http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/telinga-indera-pendengaran.html pada
tanggal 16 April 2012
Telinga dalam
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah
siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus dan
ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan
canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan
dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada
bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ
corti.2,3
Auris interna disebut juga labyrinth terletak dalam pars petrosa os temporal. Telinga
dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran yaitu dan
keseimbangan yang disebut kanalis semisirkularis, begitu juga kranial VII (nervus fasialis)
dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.
Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi
posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan
mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini
distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.Koklea berbentuk seperti
rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan
mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang
labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang
dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak
melalui aquaduktus koklearis.
Labirin membranosa tersusun atas :
- Duktus semicircularis
- Ultriculus dan sacculus
- Ductus cochlearis
Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam.Banyak
kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular
menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel
rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang
cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan
linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang
akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus,
nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis,
yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis
(nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius
internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa
nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak. 2,3
Diunduh dari http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/telinga-indera-pendengaran.html pada
tanggal 16 April 2012
Jaras Persarafan Pendengaran
Diperlihatkan bahwa serabut dari ganglion spiralis organ corti masuk ke nukleus
koklearis yang terletak pada bagian atas medulla oblongata. Pada tempat ini semua serabut
bersinaps dan neuron tingkat dua berjalan terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak
dan berakhir di nukleus olivarius superior. Beberapa serabut tingkat kedua lainnya juga
berjalan ke nukleus olivarius superior pada sisi yang sama. Dari nukleus tersebut, berjalan ke
atas melalui lemniskus lateralis. Beberapa serabut berakhir di nukleus lemniskus lateralis,
tetapi sebagian besar melewati nukleus ini dan berjalan ke kolikulus inferior, tempat semua
atau hampir semua serabut pendengaran bersinaps. Dari sini jaras berjalan ke nukleus
genikulatum medial, tempat semua serabut bersinaps. Akhirnya, jaras berlanjut melalui
radiasio auditorius ke korteks auditorik, yang terutama terletak pada girus superior lobus
temporalis. Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubunganya dengan lintasan
pendengaran pertama implus dari masing-masing telinga dihantarkan melalui lintasan
pendengaran kedua batang sisi otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada
lintasan kontralateral.Kedua banyak serabut kolateral dari traktus audiorius berjalan langsung
ke dalam system retikularis batang otak sehingga bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan
otak.4
Fungsi korteks serebri pada pendengaran
Setiap daerah di membrana basilaris berhubungan dengan daerah tertentu di korteks
pendengaran dalam lobus temporalis. Dengan demikian, setiap neuron korteks hanya
diaktifkan oleh nada-nada tertentu. Neuron-neuron aferen yang menangkap sinyal auditorius
dari sel-sel rambut keluar dari koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ corti
dan korteks pendengaran melibatkan beberapa sinap dalam perjalanannya, terutama adalah
sinaps di batang otak dan nukleus genikulatus medialis talamus. Batang otak menggunakan
masukan pendengaran untuk kewaspadaan. Sinyal pendengaran dari kedua telinga disalurkan
ke kedua lobus temporalis karena serat-seratnya bersilangan secara parsial di otak. Karena
itu, gangguan di jalur pendengaran pada salah satu sisi melewati batang otak tidak akan
mengganggu pendengaran kedua telinga. Korteks pendengaran tersusun atas kolom-kolom.
Korteks pendengaran primer mempersepsikan suara diskret sementara korteks pendengaran
yang lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasi suara-suara yang berbeda menjadi pola yang
koheren dan berarti. Proyeksi lintasan pendengaran korteks serebri menunjukan bahwa
korteks pendengaran terletak terutama tidak hanya pada daerah supratemporal girus tempralis
superior tetapi juga meluas melewati batas lateral lobus temporalis jauh melewati korteks
insula dan sampai ke bagian paling lateral lobus parietalis.4,5
2. Mekanisme pendengaran6
Selain berfungsi sebagai organ pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai organ
keseimbangan. Keseimbangan terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis.
a. keseimbangan statis
Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi
letak kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini
adalah makula utrikulus dan makula sakuli.Bila kepala miring ke satu arah, otolith yang berat
akan tertaut ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan mendorong lapisan gelatinosa ke
bawah yang kemudian mendorong silia. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan
melalui bagian vetibularis dari syaraf ke VIII yaitu N.Vestibularis kemudian ke korteks otak.6
b. Keseimbangan dinamis
Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap
gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya mundur,maju,miring. Bila kepala bergerak kesegala
arah, maka cairan didalam canalis semisirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga
akan menekukan cupula. Kupula digetarkan cairan endolimf yang akan berhubungan dengan
silia. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala
kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.6
Proses terjadinya pendengaran7
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah
getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena
kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah
bertekanan rendah akibat penjarangan molekul tersebut. Pendengaran seperti halnya indra
somatik lain merupakan indra mekanoreseptor. Hal ini karena telinga memberikan respon
terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara.7
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dalam bentuk gelombang yang dialirkan
melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani
diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan
luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energy getar yang telah diamplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala
vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong
endolimfe, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan
membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleks stereosilia sel-sel rambut, sehingg kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,
sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditoris,lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai korteks
pendengaran(area 39-40) di lobus temporalis.7
Membran basilaris yang terletak dekat telinga tengah lebih pendek dan kaku, akan
bergetar bila ada getaran dengan nada rendah. Hal ini dapat diibaratkan dengan senar gitar
yang pendek dan tegang, akan beresonansi dengan nada tinggi. Getaran yang bernada tinggi
pada perilymp scala vestibuli akan melintasi membrana vestibularis yang terletak dekat ke
telinga tengah. Sebaliknya nada rendah akan menggetarkan bagian membrana basilaris di
daerah apex. Getaran ini kemudian akan turun ke perilymp scala tympani, kemudian keluar
melalui tingkap bulat ke telinga tengah untuk diredam. Karena organ corti menumpang pada
membrana basilaris, sewaktu membrana basilaris bergetar, sel-sel rambut juga bergerak naik
turun dan rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu
membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial. Perubahan bentuk
mekanis rambut yang maju mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang mekanis di
sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan
potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian. Sel-sel rambut berkomunikasi
melalui sinaps kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf
auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut menyebabkan peningkatan kecepatan
pengeluaran zat perantara mereka yang menaikan potensial aksi di serat-serat aferen.
Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut
mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrana
basilaris bergerak ke bawah). Perubahan potensial berjenjang di reseptor mengakibatkan
perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Impuls kemudian
dijalarkan melalui saraf otak statoacustikus (saraf pendengaran) ke medulla oblongata
kemudian ke colliculus. Persepsi auditif terjadi setelah proses sensori atau sensasi auditif.
Gangguan Pendengaran7
Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa
sementara dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau
lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal. Pendengaran yang baik
ditentukan oleh penghantaran getaran bunyi dari udara ke sel reseptor dan penghantaran
potensial aksi dari sel reseptor ke SSP. 7
Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan
gangguan telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural,yang terbagi atas tuli koklea dan tuli
retrokoklea. Sumbatan tuba eustachius menyebabkan gangguan telinga tengah dan akan
terdapat tuli konduktif. Gangguan pada vena jugulare berupa aneurisma akan menyebabkan
telinga berbunyi sesuai dengan denyut jantung.7
Tuli dibagi atas tuli konduktif,tuli sensorineural serta tuli campur :
1. Gangguan fungsi pendengaran( Tuli hantar/tuli Konduktif ): terjadi ketika gelombang
suara, terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah
siput ( koklea ) yaitu bagian dari auris interna .hal ini bisa dikarenakan rupture
membrane tympani,otosklerosis,dan otitis media. Contoh gangguan pendengaran
konduktif : berlubangnya membrane timpani dan mengerasanya persendian antara
tulang-tulang pendengaran
2. Tuli sensorineural : akibat kerusakan jaras auditorik.
3. Tuli campur : disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli
campur dapat merupakan satu penyakit,misalnya radang teling tengah dengan
komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan,misalnya
tumor nervus VII(tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).7
3. Test pendengaran7
Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran mlalui udara dan
melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni.
Tes Penala
Pemeriksaan ini merupakan tes kualitatif. Terdapat berbagai macam tes penala, seperti tes
Rinne, tes Weber, tes Schwabach.
Tes Rinne
Ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada
telinga yang diperiksa.
Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada
planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak
mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus
pasien. Pada keadaan normal pasien dapat terus mendengarkan suara, menunjukkan bahwa
konduksi udara berlangsung lebih lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran
konduktif, konduksi tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui
tulang temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala
melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran sensorineural
memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari tulang, meskipun
keduanya merupakan konduktor, yang buruk dan segala suara diterima seperti sangat jauh
dan lemah. Bila masih terdengar disebut Rinne positif(+),bila tidak terdengarr disebut Rinne
negative(-).7
Tes Weber
Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua
telinga pasien.Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.
Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis median(di vertex,dahi,pangkal
hidung,di tengah-tengah gigi seri atau di dagu). Jika telinga pasien mendengar atau
mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika
kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti
tidak ada lateralisasi. Bila terjadi kehilangan sensorineural, suara akan mengalami lateralisasi
ke telinga yang pendengarannya lebih baik. Uji Weber berguna untuk kasus kehilangan
pendengaran unilateral.7
Tes Schwabach
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara
pemeriksa dengan pasien .
Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar
oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada
planum mastoid pasien. Apabila pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach
memanjang. Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek atau normal.Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau
normal yaitu mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan
garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah
pasien tidak mendengarnya, segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum
mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach normal. Sebaliknya jika pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek.7
Kesimpulan
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Telinga kita merupahan salah
satu organ yang paling kompleks. Dengannya, gelombang udara ditangkap dan diubah
menjadi suara di otak kita. Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri
dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi molekul-molekul udara yang
berselang-seling dengan daerah bertekanan rendah. Telinga turut mengendalikan
keseimbangan dan berpengaruh banyak terhadap bagaimana kita bersentuhan dengan dunia
disekeliling kita. Kemampuan atau kekurangmampuan kita dalam mendengar akan
berdampak kepada hampir seluruh aspek kehidupan kita.
Daftar Pustaka
1. Pearce Evelyn. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: Gramedia pustaka utama;
2009.
2. Slonane ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
3. Sherwood Lauren. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2002.
4. Hearing, J. C. o. I. (2007). Year 2007 Position Statement: Principles and Guidelines for
Early Hearing Detection and Intervention Programs. Pediatrics, 120(4), 898-921. doi:
10.1542/peds.2007-2333.
5. Johnson, J. L., White, K. R., Widen, J. E., Gravel, J. S., James, M., Kennalley, T., . . .
Holstrum, J. (2005). A Multicenter Evaluation of How Many Infants With Permanent
Hearing Loss Pass a Two-Stage Otoacoustic Emissions/Automated Auditory Brainstem
Response Newborn Hearing Screening Protocol. Pediatrics, 116(3), 663-672. doi:
10.1542/peds.2004-1688.
6. Berg, A. L., Spitzer, J. B., Towers, H. M., Bartosiewicz, C., & Diamond, B. E. (2005).
Newborn Hearing Screening in the NICU: Profile of Failed Auditory Brainstem
Response/Passed Otoacoustic Emission. Pediatrics, 116(4), 933-938. doi:
10.1542/peds.2004-2806.
7. Mutaqqin arif. Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakrta:
Salemba medika; 2008.
top related