materi barotrauma
Post on 10-Feb-2018
252 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 MATERI BAROTRAUMA
1/4
1
BAROTRAUMA
By: Eko Febriyanto
AKPER HANG TUAH JAKARTA
A. PengertianBarotrauma adalah kerusakan jaringan akibat perubahan tekanan barometrik
yang terjadi pada saat menyelam atau saat terbang. Perubahan tekanan udara yang
besar secara mendadak pada waktu menyelam scuba ( alat untuk bernafas di
dalam air ) atau terbang dapat menyebabkan gelombang tekanan di telinga dalam
dengan akibat kerusakan struktur telinga dalam. (P. Van den Broek, 2009)Hukum Boyle menyatakan bahwa suatu penurunan atau peningkatan pada
tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan ( secara berurutan ) suatu
volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur yang lentur,
maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi atau kompresi. (Boies, 1997)
B. PenyebabPenyebab dari barotrauma adalah penyumbatan pada saluran tuba eustakius.
Hal ini terjadi karena rumitnya fungsi tuba eustakius, tuba eustakius secara normal
selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah, menguap
dan dengan manuver valsava (membuang nafas dengan cara menutup hidung dan
mulut ). Pilek, rinitis, alergi serta berbagai variasi anatomis individual tersebut
yang menjadikan tuba eustakius rentan untuk berfungsi secara normal.
C. PatofisiologiBumi diselubungi oleh udara yang disebut Atmosfer Bumi. Atmosfer itu
terbentang mulai dari permukaan bumi sampai ketinggian 3.000 km. Udara
tersebut mempunyai massa dan berat. Lapisan udara ini akan menimbulkan suatu
tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang
udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya, begitu pula sebaliknya semakin
dalam lokasi semakin rapat udaranya dan tekanan udara semakin besar.
Dengan menurunnya tekanan lingkungan, udara dalam telinga tengah akan
mengembang dan secara pasif akan keluar melalui tuba eustakius. Dengan
-
7/22/2019 MATERI BAROTRAUMA
2/4
2
meningkatnya tekanan lingkungan, udara dalam telinga tengah dan dalam tuba
eustakius menjadi tertekan. Hal ini cenderung menyebabkan penciutan tuba
eustakius. Jika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah dan lingkungan
sekitar menjadi terlalu besar ( sekitar 90 sampai dengan 100 mmHg ), maka
bagian kartilanginosa dari tuba eustakius akan sangat menciut. Jika tidak
ditambahkan udara melalui tuba eustakius untuk memulihkan volume telinga
tengah, maka struktur-struktur dalam telinga tengah dan jaringan di dekatnya akan
rusak dengan makin bertambahnya perbedaan tekanan.
Terjadi rangkaian kerusakan yang dapat diperkirakan dengan berlanjutnya
keadaan vakum relatif dalam rongga telinga tengah. Mula-mula membrana
timpani tertarik ke dalam, retraksi menyebabkan membrana timpani teregang dan
pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil sehingga tampak gambaran injeksi dan
bula hemoragik pada membrana timpani. Dengan makin meningkatnya tekanan,
pembuluh-pembuluh darah kecil pada mukosa telinga tengah juga akan berdilatasi
dan pecah, menimbulkan hemotimpanum. Kadang-kadang tekanan dapat
menyebabkan ruptur membrana timpani.
D. Jenis-jenis Barotrauma1. Barotrauma Telinga Luar
Barotrauma telinga luar berhubungan dengan dunia luar, maka pada
waktu menyelam, air akan masuk ke dalam meatus akustikus eksternus. Bila
meatus akustikus eksternus tertutup, maka terdapat udara yang terjebak.
Pada waktu tekanan bertambah, mengecilnya volume udara tidak mungkin
dikompensasi dengan kolapsnya rongga (kanalis akustikus eksternus), hal
ini berakibat terjadinya dekongesti, perdarahan dan tertariknya membranatimpani ke lateral. Peristiwa ini mulai terjadi bila terdapat perbedaan
tekanan air dan tekanan udara dalam rongga kanalis akustikus eksternus
sebesar 150 mmHg atau lebih, yaitu sedalam 1,5 2 meter.
2. Barotrauma Telinga TengahBarotrauma telinga tengah akibat adanya penyempitan, inflamasi atau
udema pada mukosa tuba eustakius sehingga mempengaruhi kepatenannya
dan merupakan penyulit untuk menyeimbangkan tekanan telinga tengah
-
7/22/2019 MATERI BAROTRAUMA
3/4
3
terhadap tekanan ambient yang terjadi pada saat ascent maupun descent,
baik penyelaman maupun penerbangan. Terjadinya barotrauma tergantung
pada kecepatan penurunan atau kecepatan peningkatan tekanan ambient
yang jauh berbeda dengan kecepatan peningkatan tekanan telinga tengah.
3. Barotrauma Telinga DalamBarotrauma telinga dalam biasanya adalah komplikasi dari barotrauma
telinga tengah pada waktu menyelam, disebabkan karena malakukan
manuver valsava yang dipaksakan. Bila terjadi perubahan dalam kavum
timpani akibat barotrauma maka membran timpani akan mengalami edema
dan akan menekan stapes yang terletak pada foramen ovale dan membran
pada foramen rotunda, yang mengakibatkan peningkatan tekanan di telinga
dalam yang akan merangsang labirin vestibuler sehingga terjadi deviasi.
E. Tanda dan Gejala1. Nyeri pada telinga setelah menyelam / terbang.2. Rasa tersumbat pada telinga / tuli konduktif.3. Kadang perdarahan ringan pada membrana timpani.
F. Penanganan Pada Penderita Barotrauma1. Manuver valsava untuk menyeimbangkan tekanan jika telinga tersumbat
pada saat menyelam atau terbang.
2. Pemberian obat dekongestan sampai gejala tersebut hilang.3. Untuk barotrauma telinga dalam dapat dilakukan dengan perawatan di
rumah sakit dan istirahat dengan elevasi kepala pada posisi 30-40o.
G. Pencegahan1. Hindari menyelam atau terbang jika kondisi tubuh sedang flu, alergi dan
gangguan pada telinga.
2. Gunakan dekongestan jika harus terbang atau menyelam dalam kondisi flu.3. Jika pada terjadi pada waktu menyelam, hentikan menyelam dan naiklah
beberapa meter ke atas untuk menyeimbangkan tekanan.
-
7/22/2019 MATERI BAROTRAUMA
4/4
4
4. Sebelum terbang dan pada saat turun sebaiknya mengunyah permen karetdan melakukan manuver valsava.
5. Khusus pada bayi sebelum terbang dan pada saat akan turun sebaiknya agartetap disusui atau menghisap air dalam botol agar saluran tuba eustaius
terbuka.
H. Daftar PustakaAdams, Boies, Higler.(1997).BOIES : Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta :
EGC.
Ashari, Irwan. (2011). Barotrauma. [Online]. Tersedia:
http://www.dokterirga.com/barotrauma-2/ [12 September 2013].
P. Van den Broek, L. Feenstra.(2009). Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok,
Hidung dan Telinga. Edisi 12. Jakarta : EGC.
http://www.dokterirga.com/barotrauma-2/http://www.dokterirga.com/barotrauma-2/
top related