makalah pusat investasi
Post on 01-Jan-2016
1.824 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
A PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen
dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggungjawaban
ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya
manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah
pengawasannya dan yang merupakan tanggungjawabnya atau suatu sistem yang
mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban.
Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah
sebagai berikut: ”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi
yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban
mereka.” Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258)
adalah sebagai berikut : “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.
B PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit
organisasi yang dipirnpinnya. Dalam kaitan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan
dari beberapa pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini
membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah
bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya
bergilir, serta unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat
pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-divisi.
Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-unit kecil
dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu
lingkup organisasi.
Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan
dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan,
biaya dan investasi.
Pusat Pertanggungjawaban Investasi
Pusat Investasi
merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur investasi guna
mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut
pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang
dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.
Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai
investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan
keputusan yang tepat.
2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3. Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber
ekonomi.
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
Bentuk Pusat Investasi
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis maupun
Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi
yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur
prestasi pusat investasi.
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi
diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment
base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran
prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga
sebagai residual income. Berikut ini adalah contoh penghitungan kedua metode tersebut
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASI
Kita perlu membedakan antara evaluasi terhadap pusat investasi dan evaluasi
terhadap menejer yang mengelolanya. Kemampuan suatu divisi menghasilkan
suatu kinerja yang baik tidak terlepas dari upaya-upaya manajernya.
Manajer pusat investasi mengemban tanggung jawab atas pendapatan, baban
dan laba operasi terkendalikan yang dihubungkan dengan investasi yang
digunakan.. Karena beban tersebut maka manajer pusat investasi memikul
tanggung jawab mendulang laba yang konsisten dengan besarnya aktiva yang
ditanamkan dalam divisinya.
Sebagian besar divisi perusahaan dapat diperlakukan sebagai pusat laba dan
sekaligus pusat investasi. Seandainya manajer divisi dapat mempengaruhi
secara signifikan keputusan-keputusan yang mempengaruhi investasi dalam
aktiva divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap
sebagai pusat investasi. Apabila manajer divisi tidak dapat mempengaruhi
keputusan-keputusan investasi, maka divisi tersebut diperlakukan sebagai
pusat laba. Anak perusahaan biasanya diperlakukan sebagai pusat investasi.
Ukuran yang biasa digunakan adalah Return on Investment dan Residual
Income.
Return On Investment (ROI)
Divisi yang menjadi pusat investasi mempunyai laporan rugi-laba dan neraca
sendiri. Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang
bermanfaat, ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan
dalam setiap pusat investasi. Karena manajer pusat investasi juga
bertanggungjawab untuk mengendalikan asset yang ditanam dalam pusat
pertanggungjawabannya, maka manajer harus memikul tanggungjawab atas
penggunaan asset tersebut.
ROI didifinisikan sebagai pendapatan operasi neto dibagi dengan rata-rata
aktiva operasional
R O I = Laba Neto Operasi / Rata-Rata Aktiva Opersional
Laba Neto Operasi adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) Aktiva
operasional mencakup kas, piutang, inventasir, bangunan/pabrik dan peralatan,
dan aktiva lain yang dipertahankan perusahaan dan digunakan untuk aktivitas
produktif.
Rumus ROI dapat dinyatakan sebagai berikut:
R O I = Profit Margin X Perputaran Aktiva
Laba Neto Operasi Penjualan
= ————————– X ——————————-
Penjualan Rata-rata Aset Operasi
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh manajer pusat investasi untuk
menaikan ROI, yaitu:
1. Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya guna meningkatkan
profit margin.
2. Mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio perputaran aktiva.
3. Meningkatkan penjualan yang dengan sendirinya akan mengatrol laba
bersih.
Bagi perusahaan yang melaporkan laba terkendali secara terpisah dari laba
operasi bersih, maka kalkulasi tingkat imbalan haruslah memakai laba operasi
terkendali sebagai factor pembilang rumus ROI.
Kebaikan ROI:
1. ROI mendorong manajer Devisi memperhatikan hubungan antara
penjualan, biaya dan investasi.
2. ROI mendorong manajer Devisi untuk menghemat biaya.
3. ROI mencegah investasi yang dipandang berlebihan, dalam hal ini
manajer akan mengurangi aktiva yang tidak produktif yang diharapkan akan
mengurangi biaya operasi.
Kelemahan ROI:
1. ROI mendorong manajer untuk tidak melakukan investasi yang
menurunkan ROI rata-rata Divisi meskipun investasi tersebut sebenarnya
akan menaikkan laba perusahaan secara keseluruhan.
2. ROI mendorong manajer untuk menfokuskan laba jangka pendek yang
akan merugikan perusahaan dalam jangka panjang.
Laba Residu
Adalah laba neto operasi yang diperoleh pusat investasi diatas kembalian
minimal dari aktiva operasional yang digunakan Tujuan penggunaan Laba
Residual atau nilai tambah ekonomis (Economis Value Added/EVA) adalah
memaksimalkan jumlah total laba redisu atau nilai tambah ekonomi, dan tidak
untuk memaksimalkan ROI secara keseluruhan.
Contoh:
PT LEWE mempunyai total nilai rata-rata aktiva operasional sebesar Rp.
25.000.000,- dengan laba operasi neto Rp. 5.000.000,- dan tingkat
pengembalian minimal yang ditetapkan 15%, maka besarnya laba residu dapat
dihitung:
Laba Neto Operasi Rp. 5.000.000,-
Pengembalian Minimal 15 %
15% X Rp. 5.000.000,- Rp. 3.750.000,-
Laba Residu Rp. 1.250.000,-
Kebaikan RI:
1. Keunggulan utama dari RI adalah dapat diterimanya usulan investasi
yang telah ditolak dengan ROI, walaupun investasi tersebut dapat menaikan
laba perusahaan secara keseluruhan tetapi ROI rata-rata Divisi turun.
2. RI dapat menggunakan kembalian minimum yang berbeda-beda untuk
berbagai jenis aktiva.
Kelemahan RI:
1. RI, sebagaimana ROI dapat mendorong manajer untuk berpandangan
jangka pendek.
2. RI adalah ukuran profitabilitas absolut, hal ini akan menghasilkan
penilaian prestasi yang tidak adil apabila kedua Divisi tersebut mempunyai
Investasi yang berbeda. Untuk mengatasinya maka diperlukan mengukur
Residual Return yang menghubungkan RI dengan Investasi.
top related