makalah pemberantasan korupsi
Post on 13-Feb-2018
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
1/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 1/18
Pemberantasan Korupsi
JUMAT, 29 JUNI 2012
evi meriani makalah pemberantasan korupsi
PEMBERANTASAN KORUPSI
MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK
PROYEK TUGAS AKHIR
Oleh :
EVI MERIANI
1113032020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Bandar Lampung
2011
DAFTAR ISI
Daftar isi
i
Kata pengantar
ii
Pendahuluan
1
Pembahasan
Asal Kata dan Pengertian Korupsi .4
Faktor Pendorong Terjadinya Korupsi di Indonesia .
5
Dampak Tejadinya Korupsi di Indonesia .
6
Contoh Kasus Tindak Pidana Korupsi di Indonesia .
7
Lembaga Pemberantasan Korupsi
9
Peraturan Perundang-Undangan Tentang Korupsi
16
Upaya Pemerintahan dalam Memberantas Korupsi di Indonesia
18
2012 (1)
Juni (1)
evi meriani makalah pemberantasan
korupsi
ARSIP BLOG
Evi Meriani
Ikuti 121
Lihat profil lengkapku
MENGENAI SAYA
1 Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk
https://plus.google.com/104248598049523345302http://makalahpipevi.blogspot.com/http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/https://plus.google.com/104248598049523345302http://makalahpipevi.blogspot.com/2012_06_01_archive.htmlhttp://makalahpipevi.blogspot.com/search?updated-min=2012-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2013-01-01T00:00:00-08:00&max-results=1 -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
2/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 2/18
Pentup
Kesimpulan
26
Daftar pusaka
27
KataPengantar
Setiap Negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan negaranya secara keseluruhan
demi tercapainya kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera . untuk itu
komponen-komponen suatu negara terutama pemerintah selalu melakukan usaha-usaha
demi meratanya pembangunan bangsa dan negara itu sendiri . namun terkadang segala
sesuatu yang telah disusun dan direncanakan tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan . banyak sekali halangan dan rintangan dalam usaha melakukan pembangunanbangsa dan negara . bahkan biasanya hambatan ini justru datang dari petinggi-petinggi
negara ini . salah satu masalah terbesar negara ini yang dianggap hambatan yang paling
susah diberantas adalah tindak pidana korupsi . hal inilah yang merupakan masalah
terbesar Negara ini . maraknya tindak pidana korupsi di Indonesia seakan menjadi tren
dikalangan orang-orang penting di Negara ini . korupsi tidak hanya dilakukan sebagai
ajang mencari tambahan penghasilan namun terkadang ada alasan-alasan tertentu yang
sulit diterima oleh masyarakat .
Korupsi secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh yang begitu besar
terhadap kelangsungan kehidupan rakyat Indonesia . sebagian besar rakyat Indonesia
bahkan lebih dari separuhnya adalah rakyat miskin . sedangkan oknum-oknum itu,
seenaknya merampas hak rakyat .
Dalam hal ini pemerintah bekerja keras mencari penyelesaian masalah ini . oleh karena
itu mulailah dibentuk lembaga-lembaga pemberantasan korupsi. Namun pada
kenyataanya hal ini belumlah cukup untuk menanggulangi tindak pidana korupsi . yang
dipertanyakan adalah mengapa hukuman para pelaku tindak pidana korupsi yang seperti
orang tidak berpendidikan ini jauh lebiih ringan dibanding hukuman rakyat biasa yang
sekedar mencuri ayam .
Makalah ini akan menjabarkan tentang pidana korupsi itu sendiri . apa itu korupsi, apa
penyebab terjadinya korupsi, bagaimana tindak pidana korupsi di Indonesia, dan cara
menaggulangi korupsi itu sendiri, serta bagaimna upaya pemerintah dalam
menanggulangi masalah korupsi di Indonesia .
Diharapkan dari pembuatan makalah ini, kita akan lebih memahami masalah yang
dianggap masalah terbesar di Negara ini . disini juga akan dijelaskan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi . hal ini merupakan
salah satu bentuk usaha kecil untuk sosialisasi dalam hal memberantas korupsi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah merasakan dampak dari tindakan korupsi,
terus berupaya secara konkrit, dimulai dari pembenahan aspek hukum, yang sampai saat
ini telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan - peraturan, antara lain
Tap MPR XI tahun 1980, kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi, diantaranya
UU No. 20 tahun 2001 tentang perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Kemudian yang paling monumental dan strategis, Indonesia
memiliki UU No. 30 Tahun 2002, yang menjadi dasar hukum pendirian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), ditambah lagi dengan dua Perpu, lima Inpres dan tiga
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
3/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 3/18
Kepres. Di kalangan masyarakat telah berdiri berbagai LSM anti korupsi seperti ICW,
Masyarakat Profesional Madani (MPM), dan badan-badan lainnya, sebagai wujud
kepedulian dan respon terhadap uapaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Dengan
demikian pemberantasan dan pencegahan korupsi telah menjadi gerakan nasional.
Seharusnya dengan sederet peraturan, dan partisipasi masyarakat tersebut akan semakin
menjauhkan sikap,dan pikiran kita dari tindakan korupsi.
Masyarakat Indonesia bahkan dunia terus menyoroti upaya Indonesia dalam mencegah
dan memberantas korupsi. Masyarakat dan bangsa Indonesia harus mengakui, bahwa hal
tersebut merupakan sebuah prestasi, dan juga harus jujur mengatakan, bahwa prestasi
tersebut, tidak terlepas dari kiprah KPK sebagai lokomotif pemberantasan dan
pencegahan korupsi di Indonesia, yang didukung oleh masyarakat dan LSM, walaupun
dampaknya masih terlalu kecil, tapi tetap kita harus berterima kasih dan bersyukur.
Berbagai upaya pemberantasan korupsi dengan IPK tersebut, pada umumnya masyarakat
masih dinilai belum menggambarkan upaya sunguh-sunguh dari pemerintah dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia. Berbagai sorotan kritis dari publik menjadi ukuran
bahwa masih belum lancarnya laju pemberantasan korupsi di Indonesia. Masyarakat
menduga masih ada praktek tebang pilih dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan
strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamattercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis
untuk membangun budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan
tinggi .
Sesungguhnya korupsi dapat dipandang sebagai fenomena politik, fenomena sosial,
fenomena budaya, fenomena ekonomi, dan sebagai fenomena pembangunan. Karena itu
pula upaya
penanganan korupsi harus dilakukan secara komprehensif melalui startegi atau
pendekatan negara/politik, pendekatan pembangunan, ekonomi, sosial dan budaya.
Selama ini yang telah dan sedang dilakukan masih terkesan parsial, dimana korupsi masih
dipandang sebagai fenomena negara atau fenomena politik. Upaya pencegahan korupsi di
Indonesia juga harus dilakukan melalui upaya perbaikan totalitas system ketatanegaraan
dan penanaman nilai-nilai anti korupsi atau nilai sosial anti korupsi/Budaya Anti Korupsi
(BAK), baik di pemerintahan tingkat pusat mauapun di tingkat daerah.Korupsi sebagai fenomena negara, selama ini difahami sebagai fenomena
penyalahgunaan kekuasaan oleh yang berkuasa.
Berdasarkan pengertian tersebut, korupsi di Indonesia difahami sebagai perilaku pejabat
dan atau organisasi (negara) yang melakukan pelanggaran, dan penyimpangan terhadap
norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada. Korupsi difahami sebagai kejahatan
negara (state corruption). Korupsi terjadi karena monopoli kekuasaan, ditambah
kewenangan bertindak, ditambah adanya kesempatan, dikurangi pertangungjawaban. Jika
demikian, menjadi wajar bila korupsi sangat sulit untuk diberantas apalagi dicegah,
karena korupsi merupakan salah satu karakter atau sifat negara, sehingga negara =
Kekuasaan = Korupsi.
Sebagai fenomena pembangunan, korupsi terjadi dalam proses pembangunan yang
dilakukan oleh negara atau pemerintah.
Pembangunan seharusnya merupakan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi
negara, terutama negara yang termasuk dalam kelompok negara berkembang, termasuk
Indonesia. Di negara berkembang yang melakukan pembangunan adalah pemerintah.
Pemerintah seharusnya mengarahkan pembangunan menjadi pemberdayaan masyarakat,
sehingga suatu saat masyarakat memiliki kemauan dan kemampuan memenuhi kebutuhan
dan melindungi kepentingan sendiri. Ketidakberdayaan masyarakat sering dijadikan
alasan untuk membantu, bentuk dan jenis bantuan dijadikan proyek, disini pula menjadi
sumber korupsi.
Korupsi sebagai fenomena sosial, dalam hal ini korupsi terjadi dalam hubungan interaksi
atau transaksi antara pemerintah dengan masyarakat, antara pemerintah dengan
pemerintah, antara masyarakat dengan masyarakat. Sebagai fenomena sosial budaya,
korupsi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok : pertama kesepakan gelap(kolusi), kedua upaya menembus kemacetan atau hambatan yang disebabkan peraturan
atau oknum, dan ketiga menhgindari tanggung jawab dan berupaya agar lepas dari jeratan
hukum, misalnya sogok, hadiah, uang pelican, mensponsori suatu kegiatan tertentu
dengan maksud mendapatkan yang bernilai lebih, atau sering dikenal dengan "ada udang
dibalik batu", dll.
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
4/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 4/18
Korupsi sebagai fenomena budaya, dapat difahami bahwa korupsi terjadi karena sudah
menjadi kebiasaan/perilaku yang dibangun berdasarkan nilai-nilai yang diketahui,
difahami dan diyakini seseorang atau sekelompok orang. Nilai-nilai tersebut dibangun
melalui proses sosialisasi dan
internalisasi yang sistematis. Proses tersebut terjadi dalam lingkup pendidikan. Oleh
karena itu, kami memahami bahwa suatu kebiasaan harus dimulai dari merubah mindset
atau pola pikir, atau paradigma, kemudian membentuk perilaku berulang yang coba-coba
dan akhirnya menjadi kebiasaan. Sosialisasi dan internalisasi nilai anti korupsi tersebut
dilakukan kepada seluruh komponen masyarakat dan aparatur pemerintah di pusat dan
daerah, lembaga tinggi Negara, BUMN, BUMD, sehingga nilai sosial anti
korupsi/Budaya Anti Korupsi (BAK) menjadi gerakan nasional dan menjadi kebiasaan
hidup seluruh komponen bangsa Indonesia, menuju kehidupan yang adil makmur dan
sejahtera.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan malakah ini adalah untuk mensosialisasikan apa itu korupsi, dan
bagaimana korupsi itu terjadi di Indonesia, serta bagaimana upaya dalam pemberantasan
masalah terbesar Negara ini . diharapkan dari pembuatan makalah ini kita lebih mengerti
bagaimana upaya pemerintah dalam memerangi korupsi di negri ini . kita pun dapat
sedikit berpartisipasi memberantasi korupsi setelah kita mengerti dengan jelas korupsi di
Indonesia .
C. Rumusan Masalah
Asal Kata dan Pengertian Korupsi
Faktor Pedorong Terjadinya Korupsi di Indonesia
Dampak Negatif korupsi
Contoh Kasus Tindak Pidana Korupsi di Indonesia
Lembaga Pemberantasan Korupsi
Peraturan Perundang-Undangan Tentang Tindak Pidana Korupsi
Upaya Pemerintah dalam Memberantas Korupsi di Indonesia
II. PEMBAHASAN
a) Asal Kata dan Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin : corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermaknabusuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok . Secara harfiah, korupsi adalahperilaku pejabat publik, baik politikus politisi maupunpegawai negeri, yang secara tidakwajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Meskipun kata corruption itu luas sekali artinya,namun sering corruptio dipersamakanartinya dengan penyuapan seperti disebut dalam ensiklopedia Grote Winkler Prins (1977)
PP Pengganti UU Nomor 24 Tahun 1960, mengartikan korupsi sebagai "tindakanseseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaranmemperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidaklangsung merugikan keuangan atau perekonomian negara dan daerah atau merugikankeuangan suatu badan hukum lain yang menerima bantuan dari keuangan negara atau
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_negerihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rusak&action=edit&redlink=1 -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
5/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 5/18
daerah atau badan hukum lain yang memergunakan modal dan kelonggaran-kelonggarandari Negara atau masyarakat", dst.
Kemudian Robert Klitgaard dalam bukunya Controlling Corruption (1998),mendefinisikan korupsi sebagai "tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmisebuah jabatan Negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau untuk melanggar aturan-aturan
pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi". Kemudian secara singkat Komberly AnnElliott dalam Corruption and The Global Economy menyajikan definisi korupsi, yaitu"menyalahgunakan jabatan pemerintahan untuk keuntungan pribadi".
Menurut pasal 25 (penghabisan) perpu nomor 24 tahun 1960 ini disebut peraturan
pemberantasan korupsi diatas saya namakan undang undang anti-korupsipasal , menentukan bahwa tindak pidana korupsi adalah :
a) Tindaakan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu badan yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian nergara atau daerah atau
merugikan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah atau
badan hukum lain yang mempergunakan modal atau kelonggaran kelonggaran dari
Negara atau masyarakat
b) Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau badan dan dilakukan dengan
menyalahgunakan jabatan atau kedudukan
c) Kejahatan-kejahatan tercantum dalam pasal 17-21 peraturan ini dan dalam pasal 209,
210,415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435, kitab undang undang hokum pidana
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)
penggelapan dalam jabatan
pemerasan dalam jabatan
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)menerima gratifikasi (bagipegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmiuntuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam
prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentukpenggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampaidengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalahkleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatasdalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat
penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan. Tergantung dari
negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atautidak. Sebagai contoh, pendanaanpartai politik ada yang legal di satu tempat namun adajuga yang tidak legal di tempat lain.
b) Faktor Pendorong Terjadinya Korupsi di Indonesia
Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawablangsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang
bukan demokratik.
Gaji yang masih rendah, kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan,administrasi yang lamban dan sebagainya.
Sikap mental para pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang haram, tidak
ada kesadaran bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang
dilakukan oleh pejabat pemerintah.
Kurangnya transparansidi pengambilan keputusan pemerintah
Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar daripendanaan politik yang normal.
Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "temanlama".
Lemahnya ketertiban hukum.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kleptokrasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketertiban_hukum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_negerihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transparansi_%28politik%29http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
6/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 6/18
Lemahnyaprofesi hukum.
Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding dengan kebutuhanhidup yang makin hari makin meningkat pernah di kupas oleh B Soedarsono yangmenyatakan antara lain " pada umumnya orang menghubung-hubungkan tumbuhsuburnya korupsi sebab yang paling gampang dihubungkan adalah kurangnya gaji
pejabat-pejabat....." namun B Soedarsono juga sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlakkarena banyaknya faktor yang bekerja dan saling memengaruhi satu sama lain.Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling menentukan, orang-orang yang
berkecukupan banyak yang melakukan korupsi. Namun demikian kurangnya gaji danpendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling menonjol dalam arti merata dan
meluasnya korupsi di Indonesia, hal ini dikemukakan oleh Guy J Parker dalam tulisannyaberjudul "Indonesia 1979: The Record of three decades (Asia Survey Vol. XX No. 2,1980 : 123). Begitu pula J.W Schoorl mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian
pertama tahun 1960 situasi begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan daripegawai, gaji sebulan hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapatdipahami bahwa dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan
banyak diantaranya mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk pelayananyang diberikan". ( Sumber buku "Pemberantasan Korupsi karya Andi Hamzah, 2007)
Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagalmemberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.
Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau"sumbangan kampanye".
c) Dampak negatif korupsi
-
Terhadap demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik,
korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance)
dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan
legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan
korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum dan korupsi di
pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat.
Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena
pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan
jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
- Terhadap perekonomian
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitaspelayanan pemerintahan.
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidakefisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karenakerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabatkorup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yangmenyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi,konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan
pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsimenyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan".
Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnyamempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkaninvestasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedialebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untukmenyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan.Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkunganhidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahandan infrastruktur dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
- Terhadap kesejahteraan umum negara
Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warganegaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan
pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus
membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil (SME). Politikus-politikus "pro-bisnis" ini hanya mengembalikanpertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepadakampanye pemilu mereka.
d) Contoh kasus tindak pidana korupsi di Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sektor_publik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Profesi_hukum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Politikushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SME&action=edit&redlink=1 -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
7/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 7/18
Soeharto
Kasus Soeharto Bekas presiden Soeharto diduga melakukan tindak korupsi di tujuhyayasan (Dakab, Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana Sejahtera Mandiri,Gotong Royong, dan Trikora) Rp 1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri JakartaSelatan, ia tidak hadir dengan alasan sakit. Kemudian majelis hakim Pengadilan NegeriJakarta Selatan mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan. Kejaksaan menyatakanSoeharto dapat kembali dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh?walaupun pernyataankejaksaan ini diragukan banyak kalangan.
PertaminaDugaan korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PTUstaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumurminyak di Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalahUS $ 24.8 juta. Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi OrdeBaru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina FaisalAbdaoe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo.
Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengantersangka seorang pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak inimenghabiskan biaya sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun1995-1996 sebesar 82.6 M, 1996-1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun.Kasus kilang Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negaradirugikan hingga US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam
pembangunan kilang minyak bernama Exor I tersebut.
Kasus Proyek Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (PipianisasiJawa), melibatkan Mantan Direktur Pertamina Faisal Abdaoe, Bos Bimantara RosanoBarack, dan Siti Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta.
Korupsi di BAPINDO
Tahun 1993, pembobolan yang terjadi di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)dilakukan oleh Eddy Tanzil yang hingga saat ini tidak ketahuan dimana rimbanya, Negaradirugikan sebesar 1.3 Triliun.
HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young
Kasus HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young pada 31 Juli 2000 tentangpenggunaan dana reboisasi mengungkapkan ada 51 kasus korupsi dengan kerugian negaraRp 15,025 triliun (versi Masyarakat Transparansi Indonesia). Yang terlibat dalam kasustersebut, antara lain, Bob Hasan, Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat DepartemenKehutanan, dan Tommy Soeharto.
Bob Hasan telah divonis enam tahun penjara. Bob dinyatakan bersalah dalam kasuskorupsi proyek pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun. Direktur Utama PT Mapindo
Pratama itu juga diharuskan membayar ganti rugi US$ 243 juta kepada negara dan dendaRp 15 juta. Kini Bob dikerangkeng di LP Nusakambangan, Jawa Tengah.
Prajogo Pangestu diseret sebagai tersangka kasus korupsi dana reboisasi proyek hutantanaman industri (HTI) PT Musi Hutan Persada, yang diduga merugikan negara Rp 331miliar. Dalam pemeriksaan, Prajogo, yang dikenal dekat dengan bekas presiden Soeharto,membantah keras tuduhan korupsi. Sampai sekarang nasib kasus taipan kakap ini tak jelaskelanjutannya.
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuatketika Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya pada Agustus 2000.Laporan itu menyebut adanya penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari
total dana senilai Rp 144,5 triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewenganpenggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun.
Bekas Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap bertanggung jawabdalam pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat
pengucuran BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhihukuman masing-masing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap terlaluringan oleh para pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding.Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank yang terlibat BLBI, hanya
beberapa yang telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan Haryono (BankAspac), David Nusa Widjaja (Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa),Sjamsul Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern).
Yang jelas, hingga akhir 2002, dari 52 kasus BLBI, baru 20 dalam proses penyelidikandan penyidikan. Sedangkan yang sudah dilimpahkan ke pengadilan hanya enam kasus .
Abdullah Puteh
Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam yang kini non aktif ini menjadi tersangka korupsiAPBD dalam pembelian helikopter dan genset listrik, dengan dugaan kerugian Rp 30miliar.
Kasusnya kini masih ditangani pihak kejaksaan dengan supervisi Komisi PemberantasanKorupsi.
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
8/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 8/18
e) Lembaga pemberantasan korupsi
Di masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi. Yang
pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya, lembaga ini disebut
Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran). Badan ini dipimpin oleh A.H. Nasution dan
dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M. Yamin dan Roeslan Abdulgani.
KepadaParan inilah semua pejabat harus menyampaikan data mengenai pejabat tersebut
dalam bentuk isian formulir yang disediakan.
Mudah ditebak, model perlawanan para pejabat yang korup pada saat itu adalah bereaksi
keras dengan dalih yuridis bahwa dengan doktrin pertanggungjawaban secara langsung
kepada Presiden, formulir itu tidak diserahkan kepada Paran, tapi langsung kepada
Presiden. Diimbuhi dengan kekacauan politik, Paran berakhir tragis, deadlock, dan
akhirnya menyerahkan kembali pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet Djuanda.
Pada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963, pemerintah menunjuk lagi
A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan
Keamanan/Kasab, dibantu oleh Wiryono Prodjodikusumo dengan lembaga baru yang
lebih dikenal dengan Operasi Budhi. Kali ini dengan tugas yang lebih berat, yakni
menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-perusahaannegara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktek korupsi dan
kolusi.
Lagi-lagi alasan politis menyebabkan kemandekan, seperti Direktur Utama Pertamina
yang tugas ke luar negeri dan direksi lainnya menolak karena belum ada surat tugas dari
atasan, menjadi penghalang efektivitas lembaga ini. Operasi ini juga berakhir, meski
berhasil menyelamatkan keuangan negara kurang-lebih Rp 11 miliar. Operasi Budhi ini
dihentikan dengan pengumuman pembubarannya oleh Soebandrio kemudian diganti
menjadi Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar) dengan Presiden
Soekarno menjadi ketuanya serta dibantu oleh Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani.
Bohari pada tahun 2001 mencatatkan bahwa seiring dengan lahirnya lembaga ini,
pemberantasan korupsi di masa Orde Lama pun kembali masuk ke jalur lambat, bahkan
macet.
Pada masa awal Orde Baru, melalui pidato kenegaraan pada 16 Agustus1967, Soeharto
terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang tidak mampu memberantas korupsi dalam
hubungan dengan demokrasi yang terpusat ke istana. Pidato itu seakan memberi harapan
besar seiring dengan dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai
Jaksa Agung. Namun, ternyata ketidakseriusan TPK mulai dipertanyakan dan berujung
pada kebijakan Soeharto untuk menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua
yang dianggap bersih dan berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, Mr Wilopo, dan
A. Tjokroaminoto, dengan tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CV
Waringin, PT Mantrust, Telkom, Pertamina, dan lain-lain.
Empat tokoh bersih ini jadi tanpa taji ketika hasil temuan atas kasus korupsi di Pertamina,
misalnya, sama sekali tidak digubris oleh pemerintah. Lemahnya posisi komite ini pun
menjadi alasan utama. Kemudian, ketika Laksamana Sudomo diangkat sebagai
Pangkopkamtib, dibentuklah Operasi Tertib (Opstib) dengan tugas antara lain juga
memberantas korupsi. Perselisihan pendapat mengenai metode pemberantasan korupsi
yang bottom up atau top down di kalangan pemberantas korupsi itu sendiri cenderung
semakin melemahkan pemberantasan korupsi, sehingga Opstib pun hilang seiring dengan
makin menguatnya kedudukan para koruptor di singgasana Orde Baru.
Era Reformasi
Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie denganmengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisiatau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara(KPKPN), KPPU,atau Lembaga Ombudsman. Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid, membentuk TimGabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) melalui PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2000. Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untukmemberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui suatu judicial review MahkamahAgung, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika membenturkannya ke UU Nomor
Sejarah lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia
Orde Lama
Kabinet Djuanda
Operasi Budhi
Orde Baru
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Yanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pangkopkamtibhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Yaminhttp://id.wikipedia.org/wiki/1967http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sudomohttp://id.wikipedia.org/wiki/A.H._Nasutionhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaksa_Agung_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/16_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soekarnohttp://id.wikipedia.org/wiki/Soebandriohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Menteri_Koordinator_Pertahanan_dan_Keamanan/Kasab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Roeslan_Abdulganihttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Lamahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wiryono_Prodjodikusumo&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tim_Gabungan_Pemberantasan_Tindak_Pidana_Korupsi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Djuandahttp://id.wikipedia.org/wiki/KPPUhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=A._Tjokroaminoto&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komisi_Pengawas_Kekayaan_Pejabat_Negara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Lamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soebandriohttp://id.wikipedia.org/wiki/Wilopohttp://id.wikipedia.org/wiki/Ombudsmanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1963http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keputusan_Presiden&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/A.H._Nasutionhttp://id.wikipedia.org/wiki/I.J._Kasimohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang-Undang_Keadaan_Bahaya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/2001http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Operasi_Tertib&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Agung_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/B.J._Habibie -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
9/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 9/18
31 Tahun 1999. Nasib serupa tapi tak sama dialami oleh KPKPN, dengan dibentuknyaKomisi Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN melebur masuk ke dalam KPK, sehinggaKPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga pemberantasan korupsiterbaru yang masih eksis.
- KPK di bawah Taufiequrachman Ruki (2003-2007)
Pada tanggal 16 Desember 2003, Taufiequrachman Ruki, seorang alumni AkademiKepolisian (Akpol) 1971, dilantik menjadi Ketua KPK. Di bawah kepemimpinanTaufiequrachman Ruki, KPK hendak memposisikan dirinya sebagai katalisator (pemicu)
bagi aparat dan institusi lain untuk terciptanya jalannya sebuah "good and clean
governance" (pemerintahan baik dan bersih) di Republik Indonesia. Sebagai seorangmantan Anggota DPR RI dari tahun 1992 sampai 2001, Taufiequrachman walaupunkonsisten mendapat kritik dari berbagai pihak tentang dugaan tebang pilih pemberantasankorupsi.
Menurut Taufiequrachman Ruki, pemberantasan korupsi tidak hanya mengenaibagaimana menangkap dan memidanakan pelaku tindak pidana korupsi, tapi jugabagaimana mencegah tindak pidana korupsi agar tidak terulang pada masa yang akandatang melalui pendidikan antikorupsi, kampanye antikorupsi dan adanya contoh "islandof integrity" (daerah contoh yang bebas korupsi).Pernyataan Taufiequrachman mengacu pada definisi korupsi yang dinyatakan dalam UU
No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001. Menurutnya, tindakan preventif(pencegahan) dan represif (pengekangan) ini dilakukan dengan "memposisikan KPKsebagai katalisator (trigger) bagi aparat atau institusi lain agar tercipta good and clean
governance dengan pilar utama transparansi, partisipasi dan akuntabilitas".Taufiequrachman mengemukakan data hasil survei Transparency Internasional mengenai
penilaian masyarakat bisnis dunia terhadap pelayanan publik di Indonesia. Hasil survei itumemberikan nilai IPK (Indeks Persepsi Korupsi) sebesar 2,2 kepada Indonesia. Nilaitersebut menempatkan Indonesia pada urutan 137 dari 159 negara tersurvei. SurveiTransparency International Indonesia berkesimpulan bahwa lembaga yang harusdibersihkan menurut responden, adalah: lembaga peradilan (27%), perpajakan (17%),kepolisian (11%), DPRD (10%), kementerian/departemen (9%), bea dan cukai (7%),BUMN (5%), lembaga pendidikan (4%), perijinan (3%), dan pekerjaan umum (2%).Lebih lanjut disampaikan, survei terbaru Transparency International yaitu "BarometerKorupsi Global", menempatkan partai politik di Indonesia sebagai institusi terkorupdengan nilai 4,2 (dengan rentang penilaian 1-5, 5 untuk yang terkorup). Masih berangkatdari data tersebut, di Asia, Indonesia menduduki prestasi sebagai negara terkorup denganskor 9.25 (terkorup 10) di atas India (8,9), Vietnam (8,67), Filipina (8,33) dan Thailand(7,33).Dengan adanya data tersebut, terukur bahwa keberadaan korupsi di Indonesia telahmembudaya baik secara sistemik dan endemik. Maka Taufiequrachman berasumsi bahwakunci utama dalam pemberantasan korupsi adalah integritas yang akan mencegahmanusia dari perbuatan tercela, entah itu "corruption by needs" (korupsi karenakebutuhan), "corruption by greeds" (korupsi karena keserakahan) atau "corruption byopportunities" (korupsi karena kesempatan). Taufiequrachman juga menyampaikan
bahwa pembudayaan etika dan integritas antikorupsi harus melalui proses yang tidakmudah, sehingga dibutuhkan adanya peran pemimpin sebagai teladan dengan melibatkaninstitusi keluarga, pemerintah, organisasi masyarakat dan organisasi bisnis.
- Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK)
Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia
yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas
korupsidi Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Saat ini KPK dipimpin bersama oleh 4 orang wakil ketuanya, yakni Chandra
Marta Hamzah, Bibit Samad Rianto, Mochammad Jasin, dan Hayono Umar, setelah
Perpu Plt. KPK ditolak oleh DPR. Pada 25 November, M. Busyro Muqoddas terpilih
menjadi ketua KPK setelah melalui proses pemungutan suara oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
VisiMewujudkan Lembaga yang Mampu Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hayono_Umar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=UU_No._31_Tahun_1999&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mochammad_Jasin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chandra_Marta_Hamzah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bibit_Samad_Riantohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=IPK&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Filipinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Korupsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Taufiequrachman_Rukihttp://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=UU_No._20_Tahun_2001&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akademi_Kepolisian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/M._Busyro_Muqoddashttp://id.wikipedia.org/wiki/DPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/2003http://id.wikipedia.org/wiki/Asia -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
10/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 10/18
Misi
Pendobrak dan Pendorong Indonesia yang Bebas dari Korupsi
Menjadi Pemimpin dan Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan Indonesiayang Bebas dari Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:
1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindakpidana korupsi
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindakpidana korupsi
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi dan
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang :
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidanakorupsi
2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidanakorupsi
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepadainstansi yang terkait
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenangmelakukan pemberantasan tindak pidana korupsi dan
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi
K P K
(Berdasar Lampiran Peraturan Pimpinan Komisi Pemberantasan KorupsiNo. PER-08/XII/2008 Tanggal Desember 2008)
Nama-nama anggota KPK
Muhammad BusyroMuqoddas
Bibit SamadRianto
Chandra M.Hamzah
MochammadJasin
HaryonoUmar
AntasariAzhar
Contoh profil anggota KPK :
Muhammad Busyro Muqoddas
Lahir di Yogyakarta, 17 Juli 1952, menamatkan pendidikan sarjana hukum di UniversitasIslam Indonesia, meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada, danmenyelesaikan program S-3 Hukum di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Berbagai jabatan di bidang hukum telah dilakoni oleh Busjro, mulai dari DirekturLembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta (1983-1986), anggota Dewan Kode Etik IKADIN Yogyakarta (1998-2000),anggota Dewan Etik ICM Yogyakarta (2000-2005). Selain iu, Busyro dipercaya menjadiKetua Komisi Yudisial mulai tahun 2005 sebelum akhirnya terpilih menjadi KetuaKomisi Pemberantasan Korupsi pada 2010.
Di lingkungan akademis, Busyro memiliki pengalaman menjadi Pembantu Dekan IIIFakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (1986-1988), dilanjutkan sebagai PembantuDekan I Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia hingga 1990.
Bapak dari tiga anak ini pernah mengikuti Pelatihan Investigasi Pelanggaran HAM Berat(2004) dan peserta pra-pelatihan internasional dalam bidang Human Rights, ConflictTransformation and Peace Promotion in Norwegia yang diselenggarakan oleh DirjenPerlindungan HAM, Departemen Hukum dan HAM RI bersama dengan Institute ofHuman Rights, University of Oslo Norwegia, di Bogor (2004). Busyro yang memilikihobi membaca buku dan olahraga, pada 2008 meraih penghargaan Bung Hatta Anti
Corruption Award (BHACA).Busyro terpilih menjadi Ketua KPK setelah melewati serangkaian fit and proper test olehKomisi III DPR RI pada 25 November 2010. Menggantikan Ketua KPK Antasari Azhar,Busyro dilantik dan diambil sumpah oleh Presiden RI pada 20 Desember 2010.
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=275690630729898935 -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
11/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 11/18
Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait dengan KPK :
Undang-Undang No. 3 Tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi
Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negera yangBersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi
Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat
dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan TindakPidana Korupsi
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi
Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan TindakPidana Korupsi
Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem ManajemenSumber Daya Manusia KPK
f) Peraturan Perundang-Undangan Tentang Tindak Pidana Korupsi
Yang kini menonjol adalah tiga unsur yaitu (a) memperkaya diri, (b) menyalahgunakanjabatan atau kedudukan (c) merugikan keuangan atau perekonomian Negara .
Pasal 16 menentukan :
a) Barang siapa melakukan tindak pidana korupsi yang dimaksud dalam pasal 1 sub a dan b
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun dan/ atau denda
setinggi tingginya satu juta rupiah
b) Segalaa harta bendaa yang diperoleh dari korupsi dirampas
c) Si terhukum dapat juga diwajibkan membayar uang pengganti yang jumlahnya sama
dengan harta benda yang diperoleh dari korupsi .
Pasal 17 membuat suatu tindak pidana baru yaitu : barang siapa memberi hadiah atau janji
kepada seseorang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau daerah atau
badan hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari Negara
atau masyarakat dengan mengingat suatu kekuasaan atau suatu wewenang yang melekat
pada jabatan atau kedudukannya, atau yang oleh si pemberi hadiah atau janji dianggap
melekat pada jabatan atau kedudukan itu dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya dua belas tahun dan/atau denda setinggi-tinggiya satu juta rupiah .
Demikianlah ditetapkan dalam pasal 5 ayat 3 ditagaskan oleh pasal 7 bahwa : perkara
dalam perkara korupsi ini jaksa berhak membuka, memeriksa, dan menyita surat-surat
dan kiriman kiriman yang melalui jawatan pos, telegram, dan telepon, yang dapat
disangka mempunyai hubungan dengan perkara pidana korupsi yang sedang disidik atau
dituntut .
Dalam study ini pendekatan yang dipakai ialah pendekatan normatif . norma-norma yang
ada dalam masyarakat bukan merupakan norma hukum saja, tetapi juga meliputi norma
agama, kebiasaan, dan kesusilaan sehingga pendekatan normatif ini pun terlampau luas
ruang lingkupnya . kadang-kadang norma norma yang lain itu berjalan seiring dengan
norma hukum . tetapi sering pula tidak sejalan . pendekatan ini disebut pendekatan
normatif . pendekatan normatif dalam arti sempit, yaitu pendekatan yang ditujukan
kepada norma hukum yang masih mempunyai beberapa jalur .
a) Jalur Hukum Perdata
Kemungkinan gugatan perdata terhadap para koruptor berupa ganti kerugian kepada
Negara sesuai pasal 1365 BW terutama terhadap koruptor yang telah meninggal dunia .
hal ini telah diatur dalam pasal 32,33, dan 34 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 yang
merupakan perbaikan pengaturan dalam UU PTPK 1971 .Andaikata pun tidak diatur dalam UU PTPK 1999 tetap saja Negara (antara lain melalaui
kejaksaan) untuk menggugat perdata para koruptor .
b) Jalur Hukum Administrasi
Dalam keputusan presiden nomor 14 A Thun 1980, yang mengatur tentang tata
http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=20http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=17http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=23http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=24http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=19http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=18http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=21http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/visit.php?cid=2&lid=22 -
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
12/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 12/18
Cara rekanan yang dan masalah komisi, diskon, dan sebagainya . hanya saja
Ketentuan dalam Keeputusan Presiden Nomor 14 A Tahun 1980 ini perlu
dikaitkan dengan sanksi, kalau perlu dengan sanksi administratif . sebelum
peraturan ini, sebenarnya telah ada ICW (Inside Comtabiliteits Wet) 23 April
1864 stbl 1864 Nomor 106, stbl 1925, Nomor 445 ditambah dan diubah dengan LN
1954 Nomor 6, 1955 tentang Pengelolaan Keuangan Negara . begitu pula
dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri .
c) jalur hukum pidana
Jalur ini pun luas ruang lingkupnya karena seperti diketahui korupsi itu tidak
Berupa korupsi material dan keuangan saja, tetapi juga merupakan korupsi
Politik, korupsi ilmu, korupsi sastra, dan seni . di Amerika Serikat korupsi pilotik itu
justru mendapat perhatian yang besar sekali, terutama karena terjadi
skandal Watergate
di Indonesia korupsi politik seperti ini di ancam dengan hukuman pidana
menurut Undang-Undang tentang Pemiliihan Umum (Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1999)
di Malaysia, korupsi dalam pemilihan umum (pemilihan raya) termasuk yang
disidik oleh BPR (Badan Pemberantasan Rasuah)
nyatalah bahwa perumusan ini termasuk dalam pengertiian korupsi politik
seperti yang dimaksudkan di atas . korupsi ilmu sastra, seni pun diancam pidana
tercantum dalam Undang-Undang Hak Cipta (Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1982 yang di ubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987, kemudian oleh
Undang-Undang No. 12 Tahun 1997)
Dalam undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi hanya diatur
tentang korupsi material dan keuangan, ditambah dengan beberapa delik jabatan dan delik
lain yang ada kaitanyya dengan penyesuaian perkara korupsi .
Jelaslah bahwa delik yang tercantum dalam UU PTPK itu sebagai ius constitutum
dirasakan masih terlalu sempit . masih banyak perbuatan yang dirasakan seharusnya
dipidana (ius constituendum) tidak tercakup di dalamnya . secara sosiologis, nepotisme
(memasang keluarga atau teman pada posisi pemerintah tanpa memenuhi persyaratan
untuk itu) dipandang sangat buruk dan merugikan masyarakat, tetapi tidak termasuk
sebagai delik korupsi . Syied Hussein Alatas membagi klasifikasi jenis korupsi Dallam
tiga kelompok : (a) paksaan pengeluaran uang, (b) sogokan, (c) nepotisme .
Sekarang telah ada Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupai, Kolusi, Nepotisme (LN Nomor 3851), tetapi
rumusan deliknya tidak ada sehingga sulit jaksa membuat surat dakwaan . ada sanksi,
tetapi tidak ada rumusan delik (definisi delik) . tidak ada definisi delik dalam rumusan .
bagaimana membuktikan seseorang telah melakukan nepotisme . memang tidak ada
Negara yang membuat rumusan delik tentang nepotisme karena itu lebih berada dalam
ruang lingkup sosial . (social issue, not legal issue) .
g) Upaya Pemerintah Dalam Memberantas Korupsi di Indonesi
- Strategi Pemberantasan Korupsi
bertambah besar volume pembangunan maka semakin besar pula kemungkinan
kebocoran . ditambah dengan gaji pegawai negeri yang memang sangat minim di Negara-
negara berkembang seperti Indonesia, pegawai negeri terdorong untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang kadang-kadang menggunakkan kekuasaanya untuk menambah
penghasilanya.
Memang terjadi korupsi yang besar-besaran bagi mereka yang telah memperoleh
pendapatan yang memadai disebabkan karena sifatnya yang serakah, tetapi ini bukan hal
yang menyeluruh .
Guner Myrdal berpendapat bahwa jalan untuk memberantas korupsi ialah sebagai berikut
:
(a) Menaikkan gaji pegawai rendah (dan menengah)
(b) Menaikkan moral pegawai tinggi
(c) Legalisasi pemungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal
Sudah jelas bahwa kalangan elite kekuasaan harus member keteladanan bagi yang
dibawah . untuk mencegah korupsi besar-besaran, bagi penjabat yang menduduki jabatan
yang rawan korupsi seperti bidang pelayanan masyarakat, pendapatan Negara, penegak
hukum, dan pembuat kebijaksanaan harus didaftar kekayaannya sebelum menjabat
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
13/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 13/18
jabatanya sehingga mudah diperiksa pertambahan kekayaannya dibandingkan dengan
pendapatan yang resmi .
Artinya pegawai negeri atau penjabat yang tidak dapat membuktikan kekayaanya yang
tidak seimbang debnga pendapatannyya yang resmi dapat digugat langsung secara perdata
oleh penuntu umum berdasarkan perbuatan melanggar hukum . dengan demikian, harus
ada sistem pendaftaran kekayaan penjabat sebelum dan sesudah menjabat sehingga dapat
dihitung pertambahan kekayaan itu .
Penuntutan pidana hanya mempunyai fungsi sebagai obat yang terakhir . jelas korupsi
tidak akan terberantas hanya dengan penjatuhan pidana yang berat saja, tanpa suatu
prevensi yang lebih efektif .
Dengan pidana mati pun seperti di RRC ternyata tidak menghapus korupsi . satu hal yang
sering dilipakan kurang diperhatikannya peningkatan kesadaran hukum rakyat . selalu
penegak hukum saja yang diancam dengan tindakan keras, tetapi jika rakyatnya senidiri
menoleransi korupsi, yang setiap kali memerlukan layanan selalau menyediakan amplop,
dan setiap kena perkara langsung mencari siapa penyidik, penuntut, atau hakimnya untuk
disogok, lingkaran setan korupsi tidak akan terberantas .
Di Negara Negara Afrika Bagian Selatan dirumuskan strsategi pemberantasan korupsi
berbentuk piramida yang pada puncaknya adalah prevensi (pencerahan), sedangkan pada
kedua sisinya masing masing pendidikan masyarakat (public education) dan pemidanaan
(punishment)
Dalam memberantas korupsi harus dicari penyebabnya terlebih dahulu, kemudian
penyebab itu dihilangkan dengan cara prevensi disusul dengan pendidikan (peningkatan
kesadaran hukum) masyarakat disertai dengan tindakan represif (pemidanaa) .
- Kebijakan pemerintah dalam memberantas korupsi harus didukung seluruh
warga
Kebijakan pemerintah dalam memberantas korupsi yang sangat serius merupakanbagian dari upaya dalam merealisasikan good governance dan clean government yaitusistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Program itu harus didukung dandijabarkan oleh seluruh warga Departemen Pertahanan sesuai fungsi, tugas dankewenangan masing-masing.
Seluruh warga, khususnya para pejabat untuk bekerja lebih keras dan lebih cermatsesuai aturan yang telah ditetapkan serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela.Lebih lanjut, ketidakcermatan dalam melaksanakan tugas bukan saja akan mengganggutertibnya tatanan dan orientasi organisasi serta menghambat pencapaian sasaran yangtelah ditetapkan. Tetapi hal itu juga dapat merusak moral, sikap dan disiplin yangsekaligus merusak citra lembaga
Untuk itu, hal yang perlu ditekankan disini untuk dipedomani dan dilaksanakan, antaralain : pertama, melaksanakan tugas sesuai fungsi, kewenangan serta aturan-aturan yangtelah digariskan. Kedua, sinergi, disiplin, dan motivasi untuk memberikan yangterbaik. Ketiga, jangan mudah tergoda mengambil jalan pintas yang dapat mengarah
pada hal-hal yang berpotensi merugikan, baik secara perorangan maupunkelembagaan.
- Upaya pemberantasan korupsi seiring kemajuan teknologi dan komunikasi
Dalam pemberantasan korupsi terkandung makna penindakan dan pencegahan korupsi,
serta ruang untuk peran serta masyarakat yang seharusnya dapat lebih ditingkatkan
dengan adanya perbaikan akses masyarakat terhadap informasi. Teknologi informasi
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan publik sebagai salah satu cara melakukan
pencegahan korupsi. Sedangkan di sisi penindakan, (tanpa bermaksud mengesampingkan
pro kontra yang terjadi) undang-undang memberi ruang bagi para penegak hukum yaitu
Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendapatkan dan
menggunakan informasi elektronik guna memperkuat pembuktian kasus korupsi. Saat ini
kita tengah menanti kehadiran Peraturan Pemerintah yang akan mengatur lebih lanjut
intersepsi dalam rangka penegakan hukum, sesuai amanah undang-undang.
Dari survei Persepsi Masyarakat Terhadap KPK dan Korupsi Tahun 2008, didapati bahwa
belum terlalu banyak orang yang tahu bahwa tugas dan wewenang yang diamanahkan
kepada KPK bukan hanya tugas yang terkait dengan penanganan kasus korupsi dan
penanganan pengaduan masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi, karena sekalipun telah
banyak yang dilakukan oleh KPK dalam melakukan pencegahan korupsi dan dalam
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
14/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 14/18
mengkaji sistem administrasi lembaga negara/pemerintah yang berpotensi korupsi,
kegiatan-kegiatan itu menurut kalangan pers kalah nilai jualnya jika dibandingkan dengan
liputan atas penindakan korupsi.
Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan
peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Karenanya ada tiga hal yang perlu digarisbawahi yaitu mencegah, memberantas
dalam arti menindak pelaku korupsi, dan peran serta masyarakat.
Kemajuan teknologi informasi sudah banyak membantu KPK dalam melakukan tugas-
tugasnya. Dari mulai gedung KPK yang dirancang sebagai smart building, paper-less
information system yang diberlakukan sebagai mekanisme komunikasi internal di KPK,
dan program-program kampanye serta pendidikan antikorupsi KPK. Dalam meningkatkan
peran serta masyarakat, informasi elektronik sangat dibutuhkan agar informasi yang
disampaikan dapat lebih cepat diterima, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya. KPK juga telah mengadakan berbagai lomba bagi pelajar, mahasiswa,
dan masyarakat yang antara lain berupa lomba PSA antikorupsi, lomba film pendek
antikorupsi, lomba poster, dan lomba-lomba lainnya.
- Penggunaaan teknologi informasi dalam memperkuat pembuktian kasus
korupsi
Penegak hukum di Indonesia, dalam hal ini Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi sama-sama diberi kewenangan melakukan penyadapan. Dan tidak
seperti yang dipersepsikan banyak orang, para penegak hukum tidak bisa sekehendakhatinya menggunakan instrumen yang sensitif ini.
Bagi KPK, penyadapan hanya dapat dilakukan setelah ada surat tugas yang
ditandatangani Pimpinan KPK yang menganut kepemimpinan kolektif di antara lima
komisionernya. Sedangkan keputusan untuk melakukan penyadapan didasarkan pada
kebutuhan untuk memperkuat alat bukti dalam kegiatan penyelidikan. Penyelidikan itu
sendiri dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data dan keterangan dilakukan setelah
ditemukan indikasi tindak pidana korupsi. Dengan demikian, penyadapan bukan
merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendapatkan bukti adanya suatu
tindak pidana korupsi, dan keputusan untuk melakukannya bukanlah keputusan yang
mudah.
Dalam melakukan penyadapan sesuai kewenangan yang diatur dalam Pasal 26 UU No.
31/1999 jo UU No. 20/2001 serta pasal 12 butir a UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK tunduk pada Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Nomor 11/PER/M.KOMINFO/02/2006 tentang Teknis Penyadapan
Terhadap Informasi. Karena itu KPK tidak menganggap lahirnya Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai ancaman, karena
penyadapan yang selama ini dilakukan merupakan lawfull interception, sesuai aturan
yang ada dan dilakukan dengan tanggung jawab, profesionalisme, dan kehati-hatian
ekstra.
KPK tidak pernah menyebarluaskan hasil sadapan, kecuali sebagai pembuktian di sidang
pengadilan, yang diperdengarkan atas perintah hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Kesimpangsiuran informasi terjadi, ketika salah satu stasiun televisi swasta menayangkan
program yang memuat upaya penindakan KPK lengkap dengan pemutaran rekaman hasilpenyadapan yang dilakukan KPK.
Terkait dengan banyaknya tayangan dalam program tersebut yang menampilkan para
terperiksa, terdakwa, dan terpidana kasus-kasus yang ditangani KPK,
ada sebagian masyarakat yang menduga ada andil KPK di dalamnya. Sebagai catatan,
gambar-gambar dan rekaman yang ditampilkan tersebut diambil dari ruang persidangan
atau di halaman dan lobby tamu KPK yang merupakan ruang publik. Parahnya lagi bukan
hanya masyarakat awam hukum yang berpendapat demikian. Dalam satu kesempatan talk
show di salah satu universitas di Yogyakarta medio September 2008 ini, seorang doktor
hukumpun menyatakan bahwa KPK telah melanggar hak asasi manusia para terdakwa
kasus tindak pidana korupsi karena memperdengarkan secara terus-menerus rekaman
pembicaraan dengan tujuan sebagai hukuman asesoris yang diberikan untuk
mempermalukan mereka.
Selama ini, KPK berusaha melaksanakan tugas yang diamanahkan oleh undang-undang
dengan semaksimal mungkin memanfaatkan kewenangan yang ada. Karena itu Undang
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik akan kami cermati sebagai salah satu aturan
yang harus ditaati dan dilaksanakan.
Dalam penjelasan umum Undang-Undang tentang KPK disebutkan bahwa : ..Tindak
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
15/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 15/18
pidana korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap hak-
hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, dan karena itu semua maka tindak pidana
korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi
suatu kejahatan luar biasa.
Kalimat di atas bisa jadi merupakan salah satu alasan undang-undang ini mengatur
kembali pemberian kewenangan penyadapan kepada KPK, sekalipun kewenangan yang
sama telah diberikan dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tentang dimungkinkannya alat bukti petunjuk berupa informasi yang diucapkan, dikirim,
diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu
dan dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan
atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang
tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara
elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka,
atau perforasi yang memiliki makna.
Dari keinginan rakyat yang diterjemahkan dalam undang-undang yang menyatakan bahwa
korupsi merupakan kejahatan luar biasa, seharusnya membawa implikasi pada
penanganan korupsi dengan cara-cara yang luar biasa pula sekalipun tetap dalam
koridor aturan hukum yang berlaku. Terkait dengan kontroversi penyadapan dalam
penindakan korupsi kita dapat mengambil penyadapan atas kasus terorisme sebagai
pembanding.
POLRI telah lama melakukan penyadapan untuk kasus terorisme dan tidak pernah ada
yang mempermasalahkannya. Besar kemungkinan karena kita sudah memahami bahaya
terorisme.Hal ini menjadi tantangan bagi KPK untuk lebih giat menyampaikan betapa seriusnya
implikasi dari korupsi ini. Betapa besar ongkos sosial korupsi yang harus dibayar seluruh
rakyat Indonesia.
Ketika seorang Penyelenggara Negara menerima suap, uang suap itu masih bisa
berperan dalam memutar roda perekonomian negara, sebagian bisa digunakan untuk
membantu orang lain, atau bahkan disumbangkan ke lembaga keagamaan.
Namun yang selama ini kurang kita sadari - kerusakan sudah terjadi, ketika seseorang
dibiarkan melanggar aturan yang ditetapkan dengan tujuan-tujuan tertentu - karena dia
telah menyuap, entah itu membabat hutan, memasukkan barang ilegal, menjual obat
palsu, atau ribuan jenis lain pelanggaran yang pada akhirnya akan bermuara pada
kesengsaraan rakyat Indonesia.
Mengingat itu semua, masih bisakah kita dengan percaya diri mengatakan bahwa bukan
perilaku koruptif kitalah yang menyebabkan rakyat di bumi yang kaya raya ini harus berdiri
berjam-jam sekedar untuk mendapatkan sembako atau uang sekedarnya? Alangkah tidak
sepadan jika boleh kita membandingkan antara uang suap yang berpindah tangan itu
dengan ongkos dan azab yang harus ditanggung (oleh orang lain, saudara kita sendiri).
Sebagai penutup, Undang-Undang ITE mensyaratkan adanya Peraturan Pemerintah yang
mengatur tata cara intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum. Para
penegak hukum termasuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil tentu saja berkepentingan
dengan pengaturan dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Karenanya keterlibatan mereka
dalam penyusunan Peraturan Pemerintah ini diperlukan untuk menjamin profesionalisme,
tanggung jawab, dan asas keadilan dalam pelaksanaan dan pemanfaatan hasil intersepsi.
- Kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi belum maksimal
Kinerja pemerintah dalam pemberantasan kasus korupsi masih belum maksimal. Dalam
lima tahun terakhir, masih banyak ditemukan kebijakan yang justru melemahkan upaya
pemberantasan korupsi. Dengan kata lain, prestasi eksekutif di bawah kepemimpinan
Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) dalam memberantas korupsi masih
jauh dari ekspektasi publik.
Tidak sedikit kebijakan pemerintah yang justru menggembosi langkah pemberantasan
korupsi itu sendiri. Lihat saja dari pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden SBY
mengenai kewenangan KPK yang dianggapnya terlalu besar, upaya BPKP mengaudit
KPK, serta rivalitas KPK vs Polri, terang Zainal Arifin Mochtar, Ketua Pusat Kajian Anti
Korupsi (PUKAT) Fakultas Hukum (FH) UGM .
selain adanya upaya melemahkan KPK oleh pemerintah, masih terdapat beberapa catatan
atas kebijakan pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi selama lima tahun
terakhir. Pertama, kebijakan Presiden yang berdampak pada pemberantasan korupsi,
antara lain, Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,Keppres No. 11 Tahun 2005 tentang Pembentukan Timtas Tipikor, dan PP No. 37 Tahun
2006 tentang Kenaikan Tunjangan Anggota DPRD.
Inpres No. 5 Tahun 2004 dan Keppres No. 11 Tahun 2005, merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas pemberantasan korupsi. Namun dalam pelaksanaan, keduanya
tidak berjalan efektif dan masih meninggalkan banyak catatan. Sementara itu, PP No. 37
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
16/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 16/18
Tahun 2006 justru merupakan blunder kebijakan yang ditempuh pemerintah. Dengan
keluarnya PP tersebut, potensi terjadinya gejala korupsi, khususnya bagi anggota DPRD,
menjadi semakin besar. Kedua, peran pemerintah dalam pembentukan undang-undang
anti korupsi. Dalam penyusunan RUU Pengadilan Tipikor, pemerintah terbukti lamban.
Selain itu, juga pada UU No. 3 Tahun 2009 tentang MA. Komitmen pemerintah dalam hal
ini patut dipertanyakan sebab isu paling krusial tentang perpanjangan usia hakim agung
justru diusulkan oleh pemerintah.
Terakhir, penyelesaian adat atas dugaan kasus korupsi. Setidak-tidaknya terdapat dua
kasus yang disoroti, yakni kasus Amien Rais vs Presiden SBY dan Yusril Ihza Mahendra
vs Taufiequrrahman Ruki. Dalam konteks ini, Presiden terlihat mengintervensi proses
hukum yang semestinya dapat dijalankan sesuai dengan prosedur.
Ditambahkan oleh Eddy O.S. Hiariej, staf pengajar FH UGM yang juga anggota Pukat,
bahwa dari keseluruhan hal tersebut seolah-olah menjadi antitesis terkait dengan
keseriusan pemerintah dalam mendukung gerakan anti korupsi. Jargon-jargon yang
selama ini diserukan tampaknya masih jauh dari implementasi .
Menimbang keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi
Di negeri ini, korupsi agaknya telah menjadi penyakit akut yang sulit untuk diberantas.
Bertahun-tahun di bawah pemerintahan yang korup, menjadikan penyebaran korupsi
semakin meluas dan sistemik. Korupsi yang meluas dengan gampang dapat kita jumpai
pada hampir seluruh kantor pelayanan publik. Korupsi menjadi bagian dari sistempengelolaan negara. Celakanya, korupsi kerap melibatkan petinggi-petinggi negeri ini.
Ketua DPR misalnya, adalah seorang terpidana yang entah mengapa tidak perlu
mendekam di penjara seperti terpidana lainnya. Bisa jadi, Akbar Tanjung si terpidana itu
bisa menyeret pejabat lainnya ke penjara kalau dirinya harus menginap di hotel prodeo.
Dari sisi hukum, aparat penegak hukum juga tampak letoi ketika berhadapan dengan
korupsi. Kalau menghadapi teroris macam Amrozi, Imam Samudera, dan lain sebagainya,
dengan sigap polisi bertindak. Kejaksaan pun, dengan proses yang sangat cepat, mampu
menyeret para terdakwa ke hadapan hakim di persidangan. Tetapi, sama seperti politisi,
ketika menangani kasus korupsi ada banyak alasan sehingga berkas perkara mesti bolak-
balik dikembalikan ke polisi, bukti tidak mendukung, atau keluar SP3 (Surat Perintah
Penghentian Penyidikan) kalau tidak dituntut bebas.
Macetnya hukum dalam penanganan kasus korupsi bisa dimengerti dengan melihat
korupsi sebagai fenomena sosiologis. Dalam kaca mata sosiologis, korupsi melibatkan
jaringan elit kekuasaan, baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Karena itu, bercokolnya Ketua DPR dari jerat hukum bisa dibaca sebagai upaya
melindungi elit lain. Juga mengapa Jaksa Agung yang jelas-jelas dilaporkan ke polisi oleh
Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN)
karena laporan palsu masih duduk di kursinya. Oleh sebab itu, korupsi dianggap sebagai
kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime. Untuk memberantasnya, dibutuhkan
pendekatan hukum yang luar biasa pula.
KPK, Komisi Super?
Salah satu produk hukum yang digulirkan untuk memberantas korupsi adalah
pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau disingkat KPK.
Pembentukan komisi ini merupakan amanat dari UU No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Korupsi yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2001.UU Anti Korupsi itu merupakan amandemen dari UU No.3 Tahun 1971 tentang Anti
Korupsi yang dianggap sudah tidak memadai lagi.
Karena korupsi adalah extra ordinary crime, maka ada beberapa kewenangan luar biasa
yang dimiliki oleh KPK. Diantaranya, pertama dipergunakannya alat bukti elektronik
dalam pembuktian. Alat bukti elektronik meliputi e-mail, rekaman suara, rekaman video
dan sebagainya. Bandingkan dengan KUHAP yang hanya mengakui kesaksian langsung
dari seseorang.
Kedua, KPK memiliki kewenangan dalam hal penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.
Bahkan KPK bisa mengambil alih kasus korupsi yang sedang ditangani oleh kejaksaan
atau kepolisian. Sebagai kejahatan yang luar biasa, korupsi memang tidak bisa ditangani
oleh aparatus negara konvensional seperti kejaksaan dan kepolisian. Apalagi dalam kurun
waktu yang lama terbukti dua institusi penegak hukum itu gagal memberantas korupsi.
Ketiga, berbeda dengan kejahatan lain, persidangan kasus korupsi juga dilakukan dengan
cara di luar kelaziman. Kelak kalau KPK telah berfungsi, koruptor akan diadili dalam
Pengadilan Korupsi. Hakim yang mengadili, baik di tingkat pertama (Pengadilan Negeri),
banding (Pengadilan Tinggi) maupun kasasi (MA) terdiri dari lima orang, dua hakim
reguler sedangkan tiga sisanya adalah hakim ad hoc.
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
17/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.html 17/18
Keempat, KPK tidak hanya bertugas pada ranah penegakan hukum. KPK juga melakukan
tugas pencegahan, seperti memeriksa laporan kekayaan pejabat negara. Dengan
berfungsinya KPK, maka KPKPN akan dibubarkan dan akan menjadi salah satu divisi
dalam KPK. Dengan demikian, kasus laporan palsu kekayaan Jaksa Agung tidak akan
terulang lagi karena berbeda dengan KPKPN, KPK bisa langsung menyidik dan menyeret
Jaksa Agung ke Pengadilan Korupsi.
Karena begitu besarnya kekuasaan yang dimiliki oleh KPK, banyak pihak berharap KPK
akan menjadi obat ampuh untuk menyembuhkan negeri ini dari korupsi. Apalagi anggota
KPK hanya lima orang sehingga bisa mengurangi benturan kepentingan.
Berdasarkan pengalaman Komnas HAM dan KPKN, jumlah anggota yang besar
menjadikan kedua komisi itu tidak bisa lincah dalam mengambil keputusan. Belum lagi
komposisi anggota yang berwarna-warni latar belakangnya, menjadikan gerakan kedua
komisi semakin lamban karena banyaknya kepentingan yang harus diakomodasi.
Akan tetapi, kekuasaan besar KPK juga tidak lepas dari ancaman dari para koruptor dan
elit politik yang tidak berkepentingan. Sejak awal sebetulnya proses pembentukan komisi
super ini kerap tersendat-sendat.
Proses pembentukan KPK sendiri harus melalui berbagai tahapan yang cukup panjang.
Pertama diawali dengan pembentukan tim seleksi. Anggota Tim Seleksi dipilih oleh
Menteri Kehakiman dan HAM dan ditetapkan oleh Presiden dengan Keppres. Selanjutnya
Tim Seleksi yang akan memilik kandidat anggota KPK sebanyak 10 orang atau dua kali
jabatan yang tersedia.
Tugas memilih siapa anggota komisi yang akan menjadi musuh koruptor nomor satu
adalah DPR. Tim Seleksi akan memberikan 10 nama ke DPR yang akan memilih lima
diantaranya sebagai anggota KPK. Lalu anggota KPK akan diangkat oleh Presiden.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk KPK sekitar 185 hari atau 6 bulan
5 hari. Perkiraan ini adalah perkiraan optimis, artinya proses pembentukan berjalan lancar
dan tidak ada kejadian penting di luar perkiraan yang bisa menggagalkan proses tersebut.
Tenggat waktu yang diberikan oleh UU No.30 Tahun 2002 adalah satu tahun. UU No. 30
disahkan tanggal 27 Desember 2002 sehingga KPK harus sudah terbentuk 27 Desember
2003.
III. PENUTUP
a) Kesimpulan
Tindakan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian Negara dan daerah
atau merugikan keuangan suatu badan hukum lain yang menerima bantuan dari keuangan
Negara atau daerah atau badan hukum lain yang memergunakan modal dan kelonggaran-
kelonggaran dari Negara atau masyarakat .
korupsi membawa banyak sekali pengaruh negatif yang berdampak langsung terhadap
kehidupan masyarakat, antara lain dampaknya terhadap demokrasi, terhadap
perekonomian negara, dan tentu saja terhadap kesejahteraan umum negri ini . banyaksekali contoh-contoh kasus tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia . korupsi di
Indonesia difahami sebagai perilaku pejabat dan atau organisasi (Negara) yang
melakukan pelanggaran, dan penyimpangan terhadap norma-norma atau peraturan-
peraturan yang ada.
Sebagai fenomena pembangunan, korupsi terjadi dalam proses pembangunan yang
dilakukan oleh negara atau pemerintah. Setiap tindak pidana korupsi baik dalam bentuk
penyogok atau sebagai penerima sogok akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang tindak pidana korupsi .
Sejauh ini pemerintah terus melakukan upaya dalam memberantas korupsi . salah satunya
adalah dengan membentuk lembaga pemberantasan korupsi yang saat ini dikenal denganKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . selain itu pemerintah juga memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat dalam membantu upaya
pemberantasan korupsi di negri
ini . namun hal ini tidak akan sempurna tanpa adanya dukungan dari komponen utama
-
7/23/2019 Makalah Pemberantasan Korupsi
18/18
5/16/2015 Pem ber antasan Kor upsi: evi m er iani m akalah pem ber antasan kor upsi
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh Evi Meriani di 07.18
dan terbesar yaitu masyarakat umum .
Untuk itu sebenarnya usaha yang paling efektif untuk memerngi korupsi di Indonesia
adalah kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat umum . Selain itu
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan meminimalisir trejadinya tindak
pidana korupsi .
Hukum yang tegas juga diperlukan untuk menjerat para tikus berdasiini yang mencuri
hak rakyat .
Kombinasi antara semua aspek yang telah disebutkan di atas adalah upaya sempurna
dalam memerangi masalah korupsi di indonesia .
Daftar Pustaka
Hamzah jur andi,(2005), pemberantasan korupsi, Jakarta,PT Raja Grafindo
Persada
Dikoro wirdjono projo,(2005),tindak pidana tertentu di Indonesia, Jakarta,PT
Raja Grafindo Pesada
Komisi Pemberantasan Korupsi (2008), Survei Persepsi Masyarakat Terhadap
KPK dan Korupsi Tahun 2008.
www.wikipedia.com
+1 Rekomendasikan ini di Google
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Accou
Publikasikan
Pratinjau
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.
https://www.blogger.com/http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=275690630729898935&postID=3979486211290982805&target=twitterhttps://plus.google.com/104248598049523345302http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=275690630729898935&postID=3979486211290982805&target=pinteresthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=275690630729898935&postID=3979486211290982805&target=facebookhttp://makalahpipevi.blogspot.com/http://makalahpipevi.blogspot.com/2012/06/pemberantasan-korupsi.htmlhttp://www.wikipedia.com/http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=275690630729898935&postID=3979486211290982805&target=bloghttp://makalahpipevi.blogspot.com/feeds/3979486211290982805/comments/defaulthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=275690630729898935&postID=3979486211290982805&target=email
top related