makalah menejemen konstruksi proyek
Post on 14-Feb-2017
452 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah “softskill
”MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI”.” yang merupakan tugas mata kuliah
Manajemen Proyek. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad S.A.W dan keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman
Aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Dalam makalah ini saya membahas mengenai Pengertian Dan Peranan Manajemen
Konstruksi. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah
yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, semua
masalah tadi bisa teratasi dengan baik. Oleh karena itu saya banyak mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah cakrawala
pemikiran bagi para pembaca.
Segala hormat saya sampaikan,
Terimakasih,Wassaalamualaikum wr.wb
Palembang, 23 Desember 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Maksud Dan Tujuan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Konstruksi.........................................................3
2.2 Tujuan Dari Manajemen Proyek Dalam PMK .......................................4
2.3 Pembentuk Manajemen Proyek Sebagai MK..........................................5
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi Pada Tahapan Proyek..........................5
2.5 Tahapan Siklus Proyek Konstruksi...........................................................7
2.6 Karakteristik Siklus Proyek......................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek. Dimana proyek adalah bentuk
usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber
daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk
mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau
bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang
teknik sipil/eangineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin
ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan
elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi (CPM), suatu proses penerapan
fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana
berjalan secara sistimatis pada setiap bagian – bagian tersebut yang terdapat pada proyek,
dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai
tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu.
Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih
ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, dua puluh persen dari
manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk
didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah Menelisik dari latar belakang yang tertera di atas maka dapat diperoleh masalah –
masalah yang perlu akan pembahasan dan berkesinambungan sehingga masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri?
2. Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi?
3. Apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranannya sebagai
menejemen konstruksi?
4. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
5. Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
1
6. Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?
1.3 Manfaat Dan Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang membahas mengenai
menejemen proyek yakni :
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri
2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya dari menejemen proyek dalam pelaksanaan
menejemen konstruksi
3. Mengerti akan apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat
peranannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menejemen Proyek Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan
dalam5M (manpower, material, mechines, money and method).
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan
melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai
tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya
manusia,bukan material atau finansial. We are managing human resources. Selain
manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia
(penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja),
pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan
pengawasan.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada
definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan
oleh Stoner sebagai berikut :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan
seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa memperdulikan, keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan
3
kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
2.2 Tujuan Dari Menejemen Proyek Dalam Pelaksanaan Menejemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal
sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan
pelaksanaanpengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control)
dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap
perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi
proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai
berikut
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan
proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam
bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional
proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan
pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (feasible) mulai dari
tahap disain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam
penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan
setelah tahap disain
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan
dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi
dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak
pelaksanaan untuk kontraktor.
4
2.3 Pembentuk Manajemen Proyek Sebagai Menejemen Konstruksi
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas system dalam
usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur
terhadap tujuan yang telah ditentukan.
1. Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi
hasil
(output ).
2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan
terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa
yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
4. MempunyaiSasaranyangJelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku
suatu
sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan,
sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapan proyek- Agency Construction Manajement (ACM) Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik
dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan
pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari
fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu
bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa
kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
5
- Extended Service Construction Management (ESCM) Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-
kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh
konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
- Owner Construction Management (OCM) Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
- Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung
jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian
Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para
kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang
dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah
proyek pembangunan.
- Construction Management Association of America (CMAA)menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer
konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu,
manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktek
profesional.
- Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksiadalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan
mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan
menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan
melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang
desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang
didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk
6
memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada
independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini
memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan
consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat
maksimal.
2.5 Tahapan siklus proyek konstruksiSiklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal
kegiatan proyek sampai akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu proyek
bersifat unik, maka akan selalu dijumpai masalah ketidak pastian. Dalam
pelaksanaan suatu proyek biasanya dilaksanakan dalam beberapa tahap/phase. Tahap-
tahap pelaksanan proyek dikenal dalam istilah siklus hidup proyek.
- Karakteristik Tahapan Suatu Proyek Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian satu atau lebih
deliverables. Suatu deliverables bersifat terukur, misalnya study kelayakan, detail-detail
suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan karenanya suatu
tahapan merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari desain yang logis untuk
menjamin definisi produk atau proyek yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai dengan tinjauan
ulang (review) terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja proyek yaitu (a)
menentukan kapan proyek dilanjutkan ketahap berikutnya, dan (b) mendeteksi dan
membetulkan kesalahan dalam analisis biaya secara efektif. Tahap atau tinjauan akhir ini
sering disebut phases exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or kill
points(titik berbahaya). Setiap tahap proyek secara umum meliputi seperangkat rencana
definisi deliverables untuk menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang
diinginkan. Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap pertama, dan
tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan (requirwements), desain (design),
membangun (built), uji coba (test), memulai (startup), penyerahan (turnover), dan
sebagainya.
- Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya,
yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem
masih aktif.
1. Penahapan Dalam Siklus Sistem
7
Proses mewujudkan sistem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus
system berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas
jenismkegiatan yang dominan.
- Siklus Sistem dan Siklus Biaya
Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu
penilaianmenyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah
karakteristik system yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan
kriteria terhadap biaya yang diperlikan. Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode
siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering, manufaktur
dan kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.
2.6 Karakteristik Siklus Proyek Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai
akhir. Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan study kelayakan diperlukan
sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah dari proyek. Siklus proyek juga
menentukan apakah tindakan transisi pada awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan
proyek atau tidak. Dalam hal ini siklus proyek dapat digunakan sebagai penghubung
antara dengan kegiatan operasional untuk membentuk organisasi proyek.
Siklus Proyek umumnya mendefinisikan:
1. Kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian
arsitek termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan)
2. Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian
setiap deliverabledireview, diferivikasi dan falidasi
3. Siapakan yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek
4. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek yang
tertalalu detail memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist untuk menunjukkan struktur
dan konsistensi pelaksanaan proyek. Siklus proyek yang detail sering disebut dengan
metodologi manajemen.
Kebanyakan siklus proyek memiliki sejumlah karakteristik umum yaitu:
1. Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal rendah dan bertambah tinggi
kearah akhir, dan langsung rendah/turun pada tahap akhir.
8
2. Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah,dan risiko ketidakpastian tinggi
pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan pelaksanaan proyek umumnya akan
nampak pada tahap pelaksanaan proyek selanjutnya.
3 Kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk dan biaya
final proyek sangat tinggi pada saat awal dan langsung menurun/rendah pada setelah
proyek berjalan. Konstribusi utama pada penomena ini adalah perubahan biaya dan
koreksi kesalahan umumnya meningkat saat proyek berlangsung.
Representasi Siklus Proyek
Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek yang
sering digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000) tahapan siklus
proyek dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology
development)- meliputi kegiatan: pengkajian terhadap berbagai alternatif yang akan
digunakan, pengembangan komponen/subsistem dan pendemonstrasian teknologi dengan
sistem konsep baru, dan tahap ini diakhiri dengan pemilihan teknologi yang akan
digunakan.
2. Tahap pengembangan sistem dan uji coba (system development and
demonstration) – meliputi kegiatan: integrasi sistem, meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi, uji coba pengembangan model, pengembangan dan uji coba awal
terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir dengan uji coba pada
lingkungan/kontek yang sebenarnya.
3. Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) – meliputi kegiatan
produksi awal dalam volume terbatas, produksi secara penuh sesuai kapasitas. Tahap ini
tumpang tindih dengan tahap operasi dan pendukung
4. Tahap pendukung (support): tahap ini sebenarnya bagian dari tahap produksi,
tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan. Dalam berbagai
proyek, dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan kapasitas, koreksi terhadap kesalahan
produk dan sebagainya.
o Proyek Konstruksi : Siklus Proyek Konstruksi Umumnya Sebagai
Berikut:
9
1. Tahap studi kelayakan (feasibility)- tahap ini meliputi kegiatan: perumusan proyek,
studi kelayakan, strategi perencanaan dan persetujuan. Keputusan untuk
melajutkan atau tidak proyek yang akan dibuat dilakukan pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) - tahap ini meliputi
kegiatan: pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan
penjadualan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan. Penyelesaian
kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (constraction) – tahap ini meliputi manufacturing (penyiapan
mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan uji coba. Semua
fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada akhir tahap ini.
4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) – tahap ini meliputi: uji coba
akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus sudah dapat bekerja
secara penuh.
BAB IIIPENUTUP
10
Kesimpulan : Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan
bahwa menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen konstruksi dimana
dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat
yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek
konstruksi.
Saran : Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen proyek posisinya dalam
menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan sematang –
matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau adanya kesalahan
menejemen maka akan gagal total lah suatu proye tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
11
https://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen-konstruksi-proyek.html?m=1
12
top related