makalah kelompok pemicu 5: termodinamika teknik kimia
Post on 12-Apr-2018
306 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 1/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia2
JAWABAN PERTANYAAN
1. Suatu campuran biner yang berada pada fasa cair terkompresi dialirkan ke dalam
tangki penyimpanan yang berada pada suhu 50o
C dan tekanan 25 kPa. Kelompok
perancangan yang akan menentukan spesifikasi tangki penyimpanan tersebut telah
meminta bantuan anda untuk mengestimasi apakah campuran tersebut setelah masuk
ke dalam tangki akan berupa campuran uap jenuh dan cairan jenuh, seluruhnya cair,
atau seluruhnya uap. Komponen campuran adalah kloroform (1) dan 1,4-dioksan (2)
dengan komposisi ekimolar ( = = 0,5). Tekanan uap jenuh dapat diperkirakan dari
Gambar 11.9 (S&vN ed.4) atau Gambar 11.8 (S,vN&A ed. 5). Data kesetimbangan fasa
cair-uap campuran kloroform (1) dan 1,4-dioksan (2) yang bersifat tak-ideal dapat
dikorelasikan dengan pers. Margules sbb:
dengan A12 0,72 dan A21 1,27
Jawab:
Data
T tangki = T sistem = 50oC
P tangki = P sistem = 25 kPa
= = 0,5
Data-data pada Tabel 1 dan Gambar 1.
Tabel 1. Data VLE untuk kloroform (1)/1,4-Dioksan (2) pada 323,15 K (50oC)
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 2/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia3
(Sumber: J.M. Smith, H.C. van Ness, and M.M. Abbott (SVA), 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 6th
ed. New York: McGraw Hill, hal 409)
Gambar 1. Sistem Kloroform (1)/1,4-Dioksan (2) pada 323,15 K (50oC).
(a) Data Pxy dan korelasinya. (b) Sifat-sifat fasa cair dan korelasinya.
(Sumber: J.M. Smith, H.C. van Ness, and M.M. Abbott (SVA), 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 6th
ed. New York: McGraw Hill, hal 410)
Perhitungan P bubble
Dengan, maka P bubble dapat dihitung sebagai berikut.
… (1)
P bubble = 0,5(0,723)(69,36 kPa) + 0,5(0,835)(15,79 kPa) = 31,666 kPa
Perhitungan P dew
Dengan, maka P dew dapat dihitung sebagai berikut.
… (2)
20,88 kPa
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 3/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia4
Evaluasi Tekanan Sistem
Maka sistem berada dalam dua fasa (campuran cair jenuh dan uap jenuh) dapat
digunakan perhitungan kilat untuk menentukan nilai dan .
Perhitungan Rasio Kesetimbangan K 1 dan K 2
… (3)
Perhitungan nilai V dan L
… (4)
Penyelesaian dengan Program Maple 11 sebagai berikut.
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 4/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia5
Karena L+V =1, dan sistem berada di daerah 2 fasa, maka nilai V harus < 1. V=
0,5600645598
L = 1 V 1 0,56 = 0,44
Perhitungan
… (5)
Perhitungan
… (6)
Pembuktian Daerah 2 Fasa
1. Dengan nilai dan hasil perhitungan, hitung nilai P dengan interpolasi Tabel 1.
P (kPa)
0,3615 24,95 0,6184
P
0,475 29,82 0,7552
… (7) 25,754 kPa
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 5/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia6
Dari perhitungan diperoleh nilai P yang mendekati nilai P sistem, maka perhitungan
valid.
2. Dengan nilai , , dan P hasil perhitungan, lihat keadaan sistem pada Gambar 1.
Dengan mengamati grafik pada Gambar 1, ditemukan bahwa keadaan sistem berada
pada keadaan dua fasa campuran uap jenuh dan cairan jenuh. Maka, perhitungan
dengan flash calculation valid.
2. Data kesetimbangan fasa uap-cair dari campuran biner metanol (komponen 1) dan
metil etil keton (komponen 2) pada 64,3°C dapat dikorelasikan oleh persamaan Wilson
dengan parameter-parameter berikut :
a. Tentukanlah syarat terbentuknya azeotrope
Jawab:
Azeotrop didefinisikan sebagai campuran dari dua atau lebih larutan (kimia) dengan
perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap / tidak bisa diubah lagi dengan cara destilasi
sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di didihkan, uap yang dihasilkan juga
memiliki perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat ikatan antar
molekul pada kedua larutannya. Terdapat dua jenis azeotrop, yaitu azeotrop positif dan azeotropnegatif.
Berdasarkan literatur syarat terbentuknya azeotrop adalah sebaga berikut :
...(8)
dimana
...(9)
dengan
...(10)
dan
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 6/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia7
...(11)
b. Definisi dan kegunaan koefisien aktivitas
Jawab:
Definisi koefisien aktivitas
Koefisien aktivitas (γ) merupakan perbandingan antara fugasitas suatu spesi pada campuran
cairan dan fugasitas pada campuran ideal. Persamaan untuk menghitung fugasitas adalah sebagai
berikut :
Kegunaan koefisien aktivitas
Salah satu syarat dalam kesetimbangan uap-cair sistem nyata adalah . Dengan
memasukkan definisi koefisien fugasitas untuk fugasitas pada fase uap dan koefisien aktivitas untuk
fugasitas pada fase cair, akan didapatkan persamaan:
…(13)
Dimana ϕi dapat dijabarkan menjadi:
…(14)
Faktor eksponensial dari persamaan di atas disebut faktor Poynting . Pada tekanan rendah
hingga sedang, faktor Poynting dapat diabaikan. Persamaan (14) disebut juga persamaan
gamma/phi untuk kesetimbangan uap-cair.
Nilai Φi pada campuran biner dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang telah
diekspansi virial:
…(15)
…(16)
Sedangkan nilai γi dapat dicari dengan model Energi Gibbs berlebih dengan suhu konstan.
Persamaan (13) dapat digunakan untuk menghitung dew point dan bubble point . Persamaan
tersebut dapat diselesaikan untuk xi maupun yi sehingga didapatkan:
…(17)
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 7/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia8
…(18)
Pada saat Σxi dan Σyi = 1, maka persamaan (17) dan (18) dapat diselesaikan untuk
mendapatkan nilai P :
…(19)
…(20)
Sama seperti perhitungan pada kesetimbangan uap-cair biasa, ada empat tipe perhitungan
bubble point dan dew point , yakni:
a. BUBL P. Pada perhitungan ini, nilai γi yang dibutuhkan untuk menghitung Φi belum
diketahui. Oleh karena itu, pada perhitungan awal, Φi diasumsikan bernilai 1. Nilai tekanan
jenuh kemudian dievaluasi dari persamaan Antoine untuk T yang diberikan, lalu nilai
tekanan jenuh ini dimasukkan ke persamaan (15) atau (16) untuk mendapatkan nilai Φi.
Nilai koefisien aktivitas sendiri didapatkan dari korelasi dengan menggunakan model Energi
Gibbs berlebih. Nilai-nilai tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan (19),
sehingga didapatkan nilai P untuk iterasi selanjutnya. Iterasi berlanjut hingga selisih antara
Pn dan Pn-1 lebih kecil dari toleransi (ɛ), yang menandakan bahwa perhitungan telah
mencapai konvergensi.
Gambar 2. Skema Perhitungan BUBL P
(sumber: Smith, J.M., Ness, H.C.V., Abbott, M.M. 2001. Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc)
a. DEW P. Pada perhitungan ini, nilai γi dan ϕi pada keadaan awal dibuat bernilai sama.
Kemudian, tekanan jenuh dievaluasi dengan menggunakan persamaan Antoine untuk suhu
yang diketahui, yang kemudian disubstitusikan pada Persamaan (20) untuk mendapatkan P.
Nilai P kemudian dimasukkan ke Persamaan (17) untuk mendapatkan nilai xi. Nilai γi
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 8/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia9
kemudian dievaluasi dan disubstitusi ke persamaan (20) untuk mendapatkan nilai tekanan
baru. Nilai tekanan ini kemudian digunakan untuk mencari nilai Φi. Dalam perhitungan
DEW P, ada dua loop perhitungan yang terjadi, yakni perhitungan P dan γ i. Untuk
menormalisasi nilai x, digunakan persamaan:
…(21)
Gambar 3. Skema Perhitungan DEW P
(sumber: Smith, J.M., Ness, H.C.V., Abbott, M.M. 2001. Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc)
b. BUBL T
Pada perhitungan BUBL T, nilai T belum diketahui, sehingga nilai T diestimasi pada awal
perhitungan. Nilai T sendiri merupakan perkalian antara suhu jenuh spesi dan fraksinya, dan
suhu jenuh dapat diketahui dengan persamaan:
…(22)
Tekanan jenuh spesi tergantung pada suhu, namun rasio tekanan jenuh tidak bergantung
pada suhu, sehingga variabel inilah yang digunakan untuk perhitungan BUBL T:
…(23)
Setelah nilai P jsat diketahui, maka nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai T:
…(24)
Sama seperti perhitungan pada BUBL P, nilai Φi dibuat estimasi awal yang bernilai 1, lalu
dilakukan iterasi yang skemanya dapat dilihat dalam diagram:
Gambar 4. Skema Perhitungan BUBL T
(sumber: Smith, J.M., Ness, H.C.V., Abbott, M.M. 2001. Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc)
c. DEW T
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 9/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia10
Langkah-langkah iterasi dalam perhitungan DEW T sebenarnya hampir mirip dengan
perhitungan DEW P. Hanya saja, dalam DEW T, nilai T dicari dengan cara yang sama
seperti dalam perhitungan BUBL T.
Gambar 5. Skema Perhitungan DEW T
(sumber: Smith, J.M., Ness, H.C.V., Abbott, M.M. 2001. Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc)
Konsep koefisien fugasitas dan aktivitas ini juga dapat diterapkan untuk memodifikasi perhitungan
flash. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan flash adalah:
…(25)
…(26)
…(27)
Skema perhitungan flash dengan menggunakan koefisien fugasitas dan aktivitas ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 10/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia11
Gambar 6. Skema Perhitungan Flash
(sumber: Smith, J.M., Ness, H.C.V., Abbott, M.M. 2001. Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc)
c. Bagaimana anda menjelaskan kesetimbangan uap-cair yang dapat di asumsikan fasa
uap bersifat ideal:
y i P =
untuk menghitung data VLE eksperimen pada tekanan rendah dipakai persamaan
sat ii
i
ii
i
i p x
P y
f x
P y
(i = 1,2,...N) ...(28)
Untuk mencari persamaan larutan 1 dan 2 pada sistem biner, persamaan diatas dapat
diubah menjadi
sat P x P y1111
dan sat
i P x P y222
...(29)
Dan diperoleh sat sat P x P x P
222111 dan
sat sat
sat
P x P x
P x y
222111
211
1
...(30)
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 11/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia12
Pada kesetimbangan fasa ideal, nilai koefisien aktivitas adalah 1 sehingga dapat diabaikan dan
persamaan hanya menjadi hukum Raoult biasa. Namun, pada kesetimbangan fasa tak ideal,
koefisien aktivitas nilainya tidak satu, sehingga dimasukkan ke dalam perhitungan tekanan seperti
yang dijabarkan pada persamaan (29) dan (30). Berikut ini adalah tabel yang merangkum
perbandingan antara kesetimbangan fasa sistem ideal dan tak ideal:
Kesetimbangan Fasa Sistem
Ideal
Kesetimbangan Fasa Sistem Tak-
Ideal
- Campurannya terdiri atas fasa
uap ideal dan fasa cair ideal
- Larutan tidak ideal adalah larutan
atau sistem yang tidak mengikuti
hukum Raoult pada seluruh kisarankomposisi dari sistem tersebut
- sistem ini tidak terdiri dari fasa uap
dan fasa cair yang ideal
-Ukuran molekul / komponennya
tidak jauh berbeda
-Ukuran molekul / komponennya
jauh berbeda
- Gaya tarik-menarik/tolak-
menolaknya tidak jauh berbeda
- Gaya tarik-menarik/tolak-
menolaknya cukup besar
- Rumus untuk gas ideal fasa cair-
uap: Hukum Raoult
P y P x i
sat
ii ..
- Rumus untuk sistem tak-ideal:
Persamaan Margules
21212121
x x x A x A RT
G E
1122112
2
21 2ln x A A A x
dan
2211221
2
12 2ln x A A A x
- nilai Φi sama dengan Φi sat , maka
nilai 1 sat
i
i
i
- terjadi penyimpangan dari hukum
Raoult dan hukum Dalton
dikarenakan gaya inter molekul-
molekul sejenis dan tidak sejenis
tidak sama.
- koefisien aktivitas (γi) = 1
Jika temperatur tidak diketahui, maka tekanan uap jenuh dapat diketahui melalui korelasi Antoine ,
yaitu :
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 12/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia13
T C
B A P
sat
ln ...(31)
Dimana A, B, dan C adalah konstanta regresi yang spesifik untuk setiap zat. Persamaan Antoine ini
berlaku untuk tekanan rendah sampai menengah.
Namun, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, persamaan Antoine tidak sesuai dengan
data yang diperoleh secara eksperimen yang akurat untuk suhu di atas titik didih normal, sehingga
dikembangkan persamaan Riedel , yaitu :
5
43
2
1 lnln C sat
T C T C T
C C P ...(32)
Dimana C1, C2, C3, dan C4 adalah konstanta regresi
C5 adalah eksponen yang nilainya = 1, 2, atau 6 tergantung pada regresi yang sesuai
dengan data.
Untuk beberapa tujuan digunakan API Technical Data Book yang merupakan persamaan Riedel
yang dimodifikasi. Persamaan ini sesuai untuk hidrokarbon pada semua rentang tekanan.
Persamaannya adalah :
2
2
43
2
1 lnln
T
DT C T C
T
C C P
sat ...(33)
Kedua persamaan Reidel ini dapat diekstrapolasi hingga di atas temperatur kritis.
d. Apakah kasus di atas dapat diselesikan dengan mengunakan persamaan Antoine untuk
menghitung tekanan uap fluida murni
Jawab:
Limit dari penggunaan persamaan Antoine adalah bahwa persamaan Antoine tidak dapat
digunakan untuk memplot tekanan uap pada titik tripel hingga titik kritis suatu zat. Titik kritis
methanol terjadi pada suhu 240OC, sedangkan titik kritis metil etil keton terjadi pada suhu
262,5OC. Suhu dari sistem yang diberikan oleh soal adalah sebesar 64,3OC yang masih jauh
dari titik kritis kedua komponen yang menyusun campuran. Oleh karena itu, persamaan
Antoine masih dapat digunakan untuk mencari tekanan uap murni dari campuran yang
diberikan dalam soal.
e. Tentukan nilai P dan {x} pada 64,3°C dan y1 = 0,842.
Jawab :
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan adalah campuran merupakan campuran tak ideal.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung P dan {x} adalah:
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 13/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia14
1. Menghitung nilai koefisien aktivitas dengan menggunakan persamaan:
…(34)
….(35)
2. Menghitung tekanan jenuh masing-masing komponen dengan persamaan Antoine
…(36)
Nilai A, B dan C untuk komponen methanol (1) dan metil etil keton (2) adalah sebagai
berikut:
Komponen Ai Bi Ci
Methanol (1) 7,87863 1474,110 230,0
Metil etil keton (2) 6,97421 1209,600 216,0
Dimana P adalah dalam mmHg dan T dalam oC.
3. Menghitung tekanan sistem dengan persamaan Hukum Raoult yang telah dimodifikasi yaitu:
…(37)
Pada soal ini, tekanan dapat dirumuskan menjadi:
…(38)
Sementara itu nilai y1 dapat dihitung dengan persamaan:
…(39)
Ketiga langkah di atas dilakukan untuk nilai x1 = 0 dan x2 = 1 hingga nilai x1 = 1 dan x2 = 0.
Untuk menyelesaikan ketiga langkah tersebut, kami menggunakan bantuan program
Microsoft Excel:
x1 x2 ln γ1 ln γ2 γ1 γ2 P y1
0.000 1.000 0.892 0.082 2.439 1.085 15.497 0.000
0.100 0.900 0.628 0.257 1.874 1.293 19.927 0.166
0.200 0.800 0.439 0.370 1.551 1.448 22.016 0.248
0.300 0.700 0.301 0.438 1.352 1.550 22.644 0.316
0.400 0.600 0.201 0.470 1.222 1.600 22.331 0.386
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 14/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia15
0.500 0.500 0.127 0.471 1.136 1.601 21.446 0.467
0.600 0.400 0.075 0.441 1.078 1.555 20.284 0.562
0.700 0.300 0.039 0.380 1.040 1.462 19.097 0.672
0.800 0.200 0.016 0.281 1.016 1.325 18.118 0.7910.900 0.100 0.004 0.135 1.004 1.144 17.563 0.907
1.000 0.000 0.000 -0.079 1.000 0.924 17.633 1.000
Untuk mencari P, x1 dan x2 pada y1 = 0,842, maka dilakukan interpolasi pada bagian tabel
yang diberi highlight berwarna biru:
Mencari P
Mencari x1
Mencari x2
Jadi, pada T = 64,3°C dan y1 = 0,842, nilai P adalah 17,874 mmHg serta nilai x1 = 0,844
dan x2 = 0,156
f. Tentukan apabila campuran ini memiliki azeotrop pada 64,3°C.
Jawab :
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 15/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia16
Pertanyaan ini mengacu pada data yang disajikan di nomor e.
Syarat azeotrop seperti pada persamaan 8, yaitu:
Atau
Untuk mengetahui apakah campuran ini berada dalam azeotrop ataupun tidak, syarat
terbentuknya azeotrop harus terpenuhi. Langkah-langkah untuk mengetahui keadaan azeotrop
ini adalah :
1. Menghitung nilai relative volativity (α) dimana x=0 dan x=1 pada T = 64,3°C.
Persamaan umum relative volativity adalah:
...(40)
Nilai y1 dapat dihitung menggunakan persamaan (39), yaitu
Kemudian persamaan ini dapat diolah menjadi
...(41)
Substitusi persamaan (41) ke persamaan (40), sehingga menghasilkan :
...(42)
Ketika x1=0, maka dan . Sedangkan ketika x1=1, maka dan ,
dimana A merupakan komponen metanol bernilai 7,87863 dan Psat didapat dari soal e.Sehingga relative volativity diperoleh :
Dari relative volativity yang didapat, maka memenuhi syarat azeotrop dimana
Sehingga, kondisi azeotrop dapat terjadi.
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 16/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia17
2. Menghitung tekanan azeotrop pada suhu 64,3°C
Menghitung komposisi azeotrop (
Perbedaan antara hubungan persamaan untuk ln dan ln menimbulkan persamaan
umum :
...(43)
Dari persamaan (43), untuk a12=1, diperoleh :
...(44)
Menghitung nilai koefisien aktivitas
Menghitung
Dengan , tekanan azeotrop pada suhu 64,3°C adalah
Jadi tekanan azeotrop pada suhu 64,3°C sebesar 48 mmHg.
7/21/2019 Makalah Kelompok Pemicu 5: Termodinamika Teknik Kimia
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelompok-pemicu-5-termodinamika-teknik-kimia 17/17
”Kesetimbangan VLE tidak ideal”
Termodinamika - Kelompok 3
Departemen Teknik Kimia18
DAFTAR PUSTAKA
J.M. Smith, H.C. van Ness, and M.M. Abbott (SVA), 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 6th ed. New York: McGraw Hill.
top related