makalah 2

Post on 29-Jan-2016

222 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hghgjhkjlkjlkljkhujghyfyh

TRANSCRIPT

MAKALAH

PRAKTIK AUDIT

(PENYELESAIAN AUDIT)

OLEH:

KELOMPOK 2

Winda Putri Ayunda

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2015

PENDAHULUAN

Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran atas suatu laporan keuangan (Standar Profesi Akuntan Publik). Dalam melakukan audit, seorang Auditor memliki tujuan utama yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU). Untuk menjamin para pemakai laporan keuangan bahwa laporan tersebut telah disusun sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan, maka diperlukan pihak ketiga yang bebas tidak memihak (independen) untuk mengadakan penilaian. Pihak ketiga yang independen tersebut adalah Akuntan Publik atau Auditor independen.

Sumbangan Auditor adalah memberikan keterpercayaan terhadap laporan keuangan atau menjadikan laporan keuangan lebih dapat dipercaya, yaitu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak pemakai laporan, baik kreditor, pemegang saham, pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain, laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor independen lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan yang tidak diaudit.

Dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan audit seorang auditor harus melewati empat fase audit, fase pertama adalah merencanakan dan mendesain pendekatan audit, fase kedua adalah melaksanakan uji pengendalian dan uji subtantif atas transaksi, fase ketiga adalah melaksanakan prosedur analitis dan uji rincian saldo, fase keempat yang merupakan fase terakhir adalah penyelesaian audit. Fase keempat yaitu fase penyelesaian audit merupakan fase terakhir dalam melakukan audit namun tidak kalah pentingnya dengan fase sebelumnya. Keputusan yang diambil oleh auditor dalam penyelesaian audit sangat penting bagi hasil akhir dari proses audit yang dilaksanakan.

Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan. Prosedur-prosedur yang diterapkan pada tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu: 1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu kesiklus transaksi maupun saldo rekening

tertentu. 2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca. 3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif auditor.4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan

senior yang berpengalaman.

Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya

PEMBAHASAN

A) Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian & PengungkapanTujuan audit penyajian dan pengungkapan adalah:

Tujuan audit penyajian & pengungkapan Contoh prosedur substantifKeterjadian serta hak dan kewajban Mengungkapkan peristiwa dan transaksi yang terjadi dan terkait dengan entitas.

Mereview kontrak untuk menentukan bahwa piutang usaha dimohonkan sebagai jaminan

KelengkapanSemua pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan telah dimasukkan

Menggunakan daftar pengungkapan untuk menentukan apakah laporan keuangan sudah memuat semua pengungkapan yang diwajibkan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum

Klasifikasi dan kemampuan untuk dipahamiInformasi keuangan disajikan dan digambarkan dengan tepat dan pengungkapannya diekspresikan dengan jelas

Mereview laporan keuangan untuk menentukan apakah asset diklasifikasikan dengan benar antara kategori lancar dan tidak lancar. Baca catatan kaki untuk penjelasannya.

Ketepatan dan penilaianInformasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar pada jumlah yang benar

Merekonsiliasi jumlah yang dimasukkan dalam catatan kaki utang jangka panjang dengan informasi yang diperiksa dan didukung dalam kertas kerja audit utang jangka panjang auditor.

Salah satu kekhawatiran auditor berkenaan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan). Untuk menilai resiko bahwa tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor mempertimbangkan informasi yang diperolehnya selama 3 tahap pertama pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang seharusnya diungkapkan.

B) Review Kewajiban Kontinjen dan KomitmenKewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa

lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas. Kewajiban kontinjen yang material harus diungkapkan dalam catatan kaki.

Diperlukan 3 kondisi agar kewajiban kontinjen ada:1. Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar/kerusakan aktiva yang diakibatkan oleh

kondisi yang ada2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran/kerusakan dimasa

mendatang3. Hasil akan dipecahkan oleh satu/beberapa kejadian dimasa mendatang.

Auditor terutama mencurahkan perhatiannya terhadap beberapa kewajiban kontinjen:1. Tuntutan tertunda untuk pelanggaran paten, kewajiban produk atau tindakan

lainnya

2. Perselisihan pajak pendapatan3. Garansi produk4. Diskonto wesel tagih5. Jaminan untuk kewajiban orang lain6. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan

Standar audit dengan jelas menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah yang bertanggung jawab mengidentifikasi dan memutuskan perlakuan akuntansi yang pas untuk kewajiban kontinjen. Dalam banyak audit, tidaklah praktis bagi auditor untuk mengungkapkan kontinjen tanpa kerjasama dengan manajemen.

Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontinjen adalah:1. Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontinjen yang diketahui untuk

menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan dengan benar kontinjensi tersebut (tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan)

2. Mengidentifikasikan sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum diidentifikasikan oleh manajemen (tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan).

Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjen adalah komitmen. Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap di masa mendatang, tanpa memandang apa yang terjadi terhadap laba atau ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan biasanya menggambarkan semua komitmennya baik dalam catatan kaki yang terpisah/ menggabungkannya dengan catatan kaki yang berkaitan dengan kontijensi.

Beberapa prosedur audit yang sering digunakan untuk mencari kewajiban kontinjen, akan tetapi semuanya dapat diterapkan dalam semua audit:

1. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (lisan maupun tertulis) mengenai kemungkinan adanya kontinjensi yang tidak dicatat. Dalam pertanyaan tersebut auditor harus spesifik dalam menggambarkan berbagai jenis kontinjensi yang mungkin memerlukan pengungkapan sebagai pengingat bagi manajemen untuk kontinjensi yang mereka tidak lihat/tidak sepenuhnya mereka pahami. Pada penyelesaian audit, auditor pada umumnya meminta manajemen membuat pernyataan tertulis sebagai bagian dari letter of representation bahwa manajemen menyadari akan tidak adanya kewajiban kontinjen yang tidak diungkapkan.

2. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk penyelesaian pajak pendapatan. Laporan tersebut mungkin mengindikasikan bidang/tahun dimana terdapat perselisihan yang tidak terselesaikan.

3. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk indikasi tuntuan hukum/kontinjensi lainnya.

4. Menganalisis beban hukum untuk periode dibawah audit dan mereview faktur dan laporan dari penasihat hukum untuk indikasi kewajiban kontinjen, terutama tuntutan hukum dan penundaan penilaian pajak.

5. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan jasa hukum untuk kliennya dalam status penundaan tuntutan/kewajiban kontinjen lain.

6. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang mungkin menunjukkan potensi kontinjensi. Contohnya, konfirmasi bank bisa saja menunjukkan diskonto wesel tagih/jaminan dari pinjaman.

7. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan dan tidak digunakan.

Jika auditor menyimpulkan adanya kewajiban kontinjen, auditor harus mengevaluasi arti penting dari kewajiban yang potensial itu dan hakikat dari pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian, dan hak, serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.

Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klienMerupakan prosedur utama yang menjadi tempat auditor bergantung untuk

mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui/klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan tambahan. Penyelidikan standar terhadap pengacara klien, yang disiapkan dikertas surat yang berkop surat perusahaan klien dan ditanda tangani oleh pejabat perusahaan, harus mencantumkan hal berikut:

1. Suatu daftar yang mencantumkan penundanaan tuntutan hukum yang mungkin diajukan dan klaim yang telah dinilai/belum dinilai/penilaian dimana pengacara memiliki keterlibatan yang signifikan. Daftar ini umumnya disiapkan oleh manajemen, akan tetapi manajemen bisa saja meminta pengacara untuk menyiapkan daftar tersebut.

2. Permintaan dimana pengacara memberi masukan informasi/komentar mengenai kemajuan dari setiap item yang terdaftar. Informasi yang diinginkan mencakup tindakan hukum yang akan diambil klien, kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan dan estimasi jumlah/kisaran kerugian potensial.

3. Permintaan biro hukum untuk mengidentifikasi setiap penundaan yang tidak disebutkan/tindakan/pernyataan hukum yang mungkin diajukan bahwa daftar klien tidak lengkap.

4. Pernyataan yang memberitahukan pengacara mengenai tanggung jawab pengacara untuk memberitahukan manajemen mengenai persoalan hukum yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan dan untuk merespon secara langsung kepada auditor. Jika pengacara memilih untuk membatasi respon, alasan untuk melakuakn hal tersebut harus dimasukkan dalam surat.

Jika pengacara menolak menyediakan auditor informasi mengenai tuntutan hukum yang ada yang material, auditor harus memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang tersedia (suatu keterbatasan lingkup, yang mengharuskan auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian/menolak memberikan pendapat).

C. Review Terhadap Peristiwa Kemudian Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560).Tanggung jawab auditor atas

review Peristiwa setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka review Peristiwa setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.

Tanggal neraca                              Tanggal laporan audit           Tanggal penerbitan LK

31-12-07                                                11-03-08                               26-03-08

Periode review periode memproses LK

Gambar Periode yang tercakup dalam review peristiwa kemudian.

Dari gambar di atas, auditor bertanggung jawab untuk menelaah Peristiwa setelah tanggal neraca yang terjadi antara 31-12-07 dan 11-03-08, tetapi tidak melebihi tanggal laporan audit. Kebanyakan proses audit pada Peristiwa setelah tanggal neraca dilakukan mendekati tanggal laporan audit.

Jenis-Jenis Peristiwa Kemudian Peristiwa kemudian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan dievaluasi

oleh auditor yaitu:1. Peristiwa yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan membutuhkan

penyesuaian.Beberapa Peristiwa setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada

manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Peristiwa Kemudian seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:a) Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar

karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.b) Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada

pembukuan.c) Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai

buku.d) Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh dimasukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah akhir tahun.

2. Peristiwa yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan pengungkapan.Peristiwa ini memberikan bukti dari kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang

dilaporkan, tetapi sangat signifikan sehingga memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun.Akun ini biasanya diungkapkan dengan catatan kaki, tetapi terkadang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan tambahan (supplemental financial statements) yang memasukkan dampak peristiwa seolah-olah peristiwa tersebut muncul pada tanggal neraca.

Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:a) Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau

untuk dijual kembalib)  Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

c) Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan produk

d) Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakarane) Penggabungan usaha atau akuisisi.

Auditor perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi Peristiwa yang berhubungan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan yang muncul setelah tanggal neraca. Jika auditor menentukan bahwa peristiwa setelah tanggal neraca ini berdampak material pada pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus memasukkan paragraph penjelasan, baik yang menjelaskan peristiwa dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal berikut dampaknya.

Pengujian AuditProsedur audit untuk Review Peristiwa setelah tanggal neraca terbagi dalam dua

kategori yaitu:1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir

tahun.Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai

bagian dari pengujian rincian saldo. Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat. Auditor juga menguji tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kas periode setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian penyisihan piutang tidak tertagih.

2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa setelah tanggal neraca.

Pengujian ini dilakukan secara khusus. Pengujian tersebut meliputi:a)      Tanya Jawab dengan Manajemenb)      Koresondensi dengan Pengacara.c)      Review atas Laporan Internal yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.d)     Review atas Pencatatan yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.e)      Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi setelah Tanggal Neraca.f)       Permintaan Surat Representasi.

Penetapan Tanggal GandaKadang auditor menentukan bahwa peristiwa kemudian yang mempengaruhi laporan

keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Dalam situasi ini, PSA 43 (SA 530) mensyaratkan auditor untuk memperluas pengujian audit pada Peristiwa setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian Peristiwa setelah tanggal neraca, yaitu:1. Memperluas seluruh Peristiwa setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.2. Membatasi review Peristiwa setelah tanggal neraca sehubungan dengan Peristiwa

baru setelah tanggal neraca.

Akumulasi Bukti AkhirAuditor mempunyai beberapa tanggung jawab akumulasi akhir yang dapat

diterapkan untuk seluruh siklus lain disamping penelitian atas kewajiban kontijensi dan menelaah peristiwa kemudian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan melalui 5 jenis berikut, diantaranya :

1.    Melakukan Prosedur Analitis AkhirSaat melakukan prosedur analitis selama tahap review akhir, yang disyaratkan dalam

standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan dan mempertimbangkan hal berikut:a) Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak

diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.

b) Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya.Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit

tambahan dibutuhkan.

2.    Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan UsahaPSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang

substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca.

3.    Memperoleh Surat Representasi ManajemenPSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang

mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit. Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat pada munculnya opini dengan pengecualian. Ada tiga tujuan surat representasi klien tersebut, yaitu:a) Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian

laporan keuangan. b)  Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan

dalam laporan keuangan. c) Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai

spek dalam audit.

SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan. Keempat kategori adalah sebagai berikut:a) Laporan keuanganb) Kelengkapan informasic) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapand) Peristiwa setelah tanggal neraca

4.      Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan DasarAuditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan

keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk memberikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada keyakinan.

5.      Membaca Informasi Lain Dalam laporan TahunanPSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang

dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. SA 550 hanya berkaitan dengan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi diterbitkan bersama

dengan laporan ini. Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam laporan tahunan untuk hampir seluruh perusahaan publik. Jika auditor menyimpulkan bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk mengubah informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.

D. Mengevaluasi Hasil

Bukti yang Tepat yang MencukupiUntuk mengevaluasi akhir menyangkut apakah bukti yang tepat telah dikumpulkan,

auditor mereview dokumentasi audit untuk menentukan apakah semua kelas transaksi yang material, akun, dan pengungkapan telah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan semua situasi audit. Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa semua bagian program audit telah diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah dipenuhi. Untuk membantu memutuskan apakah bukti audit telah mencukupi , auditor sering kali menggunakan suatu Daftar penyelesaian audit ( completing the audit checklist)

Daftar Pemeriksaan Penyelesaian Audit1. Pemeriksaan dokumentasi audit tahun sebelumnya Ya Tidaka. Apakah file audit tahun terakhir diperiksa pada bidang-bidang

yang akan ditekankan dalam audit tahun berjalan?b. Apakah file permanen direview untuk item-item yang

berpengaruh pada tahun berjalan?2. Pengendalian Internala. Apakah pengendalian internal telah dipahami secara memadai?b. Apakah lingkup audit yang memadai menyoroti penilaian risiko

pengendalian?c. Apakah semua efisiensi yang signifikan dari kelemahan yang

material yang telah dilaporkan secara tertulis kepada semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan?

3. Dokumen Umuma. Apakah semua notulen dan resolusi tahun berjalan telah

direview, diabtraksi, dan ditindaklanjuti?b. Apakah file permanen telah diperbaharui?c. Apakah semuakontrak, dan perjanjian penting telah direview

serta diabstraksi, disalin, atau diunduh untuk memastikan bahwa klien menaat semua persyaratan hukum yang ada?

Jika auditor menyimpulkan bahwa bukti audit yang mencukupi belum diperoleh

untuk memutuskan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolah memberikan pendapat.

Bukti yang Mendukung Pendapat AuditorBagian penting ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan telah dinyatakan

secara wajar meliputi review auditor terhadap ikhtisar salah saji yang ditemukannya dalam audit. Jika salah salah sajinya material, auditor harus mengusulkan agar klien memperbaiki laporan keuangan. Walaupun sulit menentukan jumlah dari salah saji akibat salah sampling

auditor harus memutuskan penyesuaian yang diperlukan. Sering kali juga terdapat beberapa salah saji yang tidak material yang belum disesuaikan oleh klien. Auditor harus menggabungkan salah saji yang tidak material tersebut untuk mengevaluasi apakah jumlah gabungannya menjadi material. Banyak cara yang dilakukan auditor untuk mengevaluasi, yang kebanyakan auditor menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan (unadjusted misstatement audit schedule) yaitu menyajikan baik salah saji yang diketahui di mana klien telah memutuskan untuk tidak menyesuaikan dan memproyeksikan salah saji, termasuk kesalahan sampling, maupun total salah saji yang mungkin bagi beberapa kategori laporan keuangan. Bagian sisi kiri bawah skedul audit, yang berjudil “kesimpulan” mencakup perbandingan salah saji dan kurang saji yang mungkin materialitas.

Jika auditor menyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, mereka kembali memiliki dua pilihan: laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau harus memberikan baik pendapat wajar dengan pengecualian maupun pendapat tidak wajar.

Pengungkapan Laporan KeuanganEvaluasi akhir apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah memenuhi

semua tujuan penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan, banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar penyelesaian pengungkapan laporan keuangan (financial statement disclosure checklist)

Daftar Pemeriksaan Pengungkapan Laporan Keuangan: Properti, Pabrik, dan Peralatan1. Apakah jumlah tercatat properti yang digadaikan dan masih terutang diungkapkan?2. Apakah rincian transaksi penjualan dan leaseback selama periode berjalan

diungkapkan?3. Apakah jumlah tercatat properti yang bukan merupakan bagian dari pengoperasian pabrik- sebagai contoh, menganggur atau disimpan untuk investasi atau dijual?

Kuesioner ini dirancang mengingatkan auditor akan masalah pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan memfasilitasi review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.

Mengaudit Review DokumentasiAda tiga alasan mengapa seorang anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti

dengan seksama review dokumentasi audit pada tahap penyelesaian audit:a) Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman. Sebagian besar

dari kebanyakan audit dilaksanakan oleh personil yang memiliki pengalaman kerja kurang dari empat atau lima tahun, kurangnya pengalaman akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk memberikan pertimbangan profesional dalam situasi kompleks.

b) Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan public. Pada setiap KAP, kualitas kinerja staf sangat bervariasi, tetapi review yang cermat oleh personil puncak kantor bersangkutan akan membantu kita mempertahankan kualitas audit yang seragam.

c) Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor. Auditor harus berusaha untuk tetap bersikap objektif selama melakukan audit, tetapi mereka

mungkin saja kehilangan prespektif yang sebenarnya pada audit yang panjang ketika masalah yang kompleks harus dipecahkan.

Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan tentang klien dan situasi audit.

Review IndependenPada tahap penyelesaian audit yang lebih besar ,sudah hal umum yaitu membiarkan

laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit direview oleh reviewer independen yang sama sekali tidak berpartisipasi dalam audit, tetapi merupakan anggota kantor akuntan publik yang melakukan audit. Suatu review independen diharuskan oleh SEC, termasuk review informasi keuangan interim dan audit pengendalian internal dan mengambil posisi berlawanan untuk memastikan pelaksanaan audit sudah memadai.

Ikhtisar Evaluasi BuktiYaitu apakah bukti yang tepat dan mencukupi dan apakah bukti tersebut mendukung

pendapat atas laporan keuangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali mengevaluasi risiko audit yang dicapai, menurut akun dan siklus, dan kemudian melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi apakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan mengestimasikan salah saji dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan secara keseluruhan. Berdasarkan evaluasi tersebut diterbitkanlah laporan audit atas laporan keuangan.

E. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen

Mengkomunikasikan Kecurangan dan Tindakan IlegalSAS 99 dan SAS 54 mengharuskan auditor untuk mengkomunikasikan semua

kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit/kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas. Tujuannya untuk membantu komite audit dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.

Mengkomunikasikan Defisiensi Pengendalian InternalAuditor juga harus mengkomunikasikan secara tertulis defisiensi pengendalian

internal yang signifikan dan kelemahan material dalam perancangan/pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak. Dalam perusahaan yang lebih besar, komunikasi ini dilakukan kepada komite audit sementara dalam perusahaan kecil dilakukan kepada pemilik/manajer senior.

Komunikasi Lain dengan Komite AuditTujuannya yaitu :

1. Untuk mengkomunikasikan tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan. Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas laporan keuangan dirancang untuk memperoleh assurance yang masuk akal dan bukan absolut, mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan serta mengindikasikan bahwa auditor tidak emberikan pendapat tentang keefektifan pengendalian internal, disamping keterbatasan lainnya dari audit atas laporan keuangan.

2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit. Seperti pendekatan auditor untuk mengatasi resiko yang signifikan dan pertimbangan terhadap pengendalian internal,serta penetapan waktu audit.

3. Untuk menyediakan temuan yang signifikan bagi pihak yang berkepentingan yang diperoleh selama audit. Komunikasi tersebut mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji yang diperbaiki yang terdeteksi selama audit, dan pandangan auditor tentang aspek kualitatif dari praktik serta estimasi akuntansi yang signifikan dan kesulitan yang signifikan yang ditemui selama audit, termasuk ketidaksepakatan dengan manajemen.

4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak/yang terlibat dalam tata kelola.

Komunikasi mengenai temuan yang signifikan yang diperoleh selama audit umumnya dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai persoalan lainnya dapat dilakukan secara lisan/tertulis, dengan komunikasi lisan didokumentasikan dalam file audit. Pada umumnya, komunikasi mengenai tanggung jawab auditor dan lingkup audit serta penetapan waktu akan terjadi pada awal audit, sementara komunikasi mengenai temuan yang signifikan dapat terjadi sepanjang periode penugasan.

Surat manajemen (management letter)Ditujukan untuk memberi tahu personil klien mengenai rekomendasi akuntan public

untuk memperbaiki setiap bagian bisnis klien. Sebagian besar rekomendasi ini berfokus pada saran agar operasi berjalan lebih efisien. Perpaduan antara pengalaman auditor dalam berbagai bisnis dan pemahaman yang mendalam yang diperoleh ketika melaksanakan audit telah menempatkan auditor pada posisi yang unik untuk menyediakan bantuan kepada manajemen.

Banyak KAP menulis surat manajemen pada setiap audit untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa kantor tersebut telah menambah nilai bagi bisnis diluar dari jasa yabg disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong hubungan yang lebih baik dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan jasa manajemen yang dapat disediakan oleh KAP.

F. Penemuan Fakta Lebih LanjutKetika penemuan fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban untuk

memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa laporan ternyata menyesatkan setelah diterbitkan, tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk segera menerbitkan laporan keuangan yang telah direvisi yang mencantumkan penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Jika laporan keuangan periode selanjutnya telah selesai sebelum laporan yang direvisi akan diterbitkan, tidaklah dibenarkan untuk mengungkapkan salah saji dalam laporan keuangan periode selanjutnya.

Jika klien menolak mengungkapkan laporan yang mengandung salah saji, auditor harus memberi tahu dewan direksi. Auditor juga harus memberi tahu agen regulator yang memilii juridiksi terhadap klien bahwa laporan tidak lagi dinyatakan secara wajar dan juga setiap orang yang mengandalkan laporan keuangan itu.

Penemuan fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan kembali/penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari peristiwa bisnis yang terjadi sebelum tanggal laporan auditor. Sebagai contoh, revisi terhadap laporan keuangan tidak perlu dilakukan

jika piutang usaha diyakini dapat ditagih setelah direview yang memadai atas fakta pada tanggal laporan audit, tetapi kemudian pelanggan mengajukan kebangkrutan. Namun jika pelanggan mengajukan kebangkrutan sebelum tanggal laporan audit, ada penemuan fakta lebih lanjut.

Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi bertanggung jawab mencari fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka harus mengoreksinya. Dalam sebagian besar kasus, penemuan fakta lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya, atau ketika klien melaporkan salah saji kepada auditor.

DAFTAR PUSTAKA

Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Arens A. Alvin, Amir Abadi Jusuf (2008). Jasa

Auditing dan Assurance, Jilid 2, 12th edition, Jakarta: Salemba Empat.

Tuanakotta Theodorus M (2014), Audit Berbasis ISA (International Standard on Auditing),

Jakarta: Salemba Empat.

www.google.com

top related