l/o/g/o penerapan good manufacturing practice dan work
Post on 15-Oct-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
L/O/G/O
Penerapan Good Manufacturing Practice Dan Work Improvement In Small Enterprise Pada Usaha Kecil
Dan Menengah Untuk Pemenuhan Standar Kesehatan (Studi Kasus : UKM Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya)
Industrial Engineering DepartmentIndustrial Technology Faculty
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya- 2013 -
Diah Rachmi Damarasri| NRP. 2509 100 002Pembimbing : Dr.Ir. SRI GUNANI PARTIWI, M.T.,
Ko-Pembimbing : Dr. Ir. JANTI GUNAWAN, M.Eng.Sc., M.Com.I.B
www.themegallery.com
Outline Presentasi
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Pendahuluan1
Tinjauan Pustaka2
Metodologi Penilitian3
Pengumpulan dan Pengolahan Data4
Analisis dan Interpretasi5
Pengembangan Buku Panduan6
Simpulan dan Saran7
www.themegallery.com
PENDAHULUAN
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Hal-hal yang menjadi dasar penelitian
www.themegallery.com
Latar BelakangSumber Protein Nabati Masyarakat Indonesia
Konsumsi Tempe di Indonesia mencapai 7,3 kg /tahunatau 0,15-0,16 kg/ minggu (BPS, tahun 2011)
Tempe merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Dayatahannya 2-3 hari, lebih dari itu tempe akan rusak atau tidaklayak dikonsumsi.
Industri tempe di Indonesia sebagian besar masih merupakanindustri rumah tangga atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dikerjakan secara tradisional.
Adanya jaminan keamanan dalam produk pangan dapat menjadisalah satu faktor yang meningkatkan preferensi masyarakat.
Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 TentangKeamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan
olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga wajib memilikiSertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
www.themegallery.com
Latar BelakangSPP-IRT diperlukan oleh pelaku UKM agardapat memperluas pasar penjualan.Supermarket, minimimarket, ataupun toko-toko besar lainnya mensyaratkan SPP-IRTbagi produk-produk makanan kemasanuntuk dapat memasarkan produknya.
Persyaratan aspek yang dinilai:lokasi dan lingkunganproduksi, bangunan, fasilitas, peralatan, sanitasi, karyawan
yang bekerja sesuai dengan peraturan Cara ProduksiPangan yang Baik untuk industri rumah tangga
(CPBB-IRT) atau yang biasa di sebut GoodManufacturing Practices (GMP) yang diatur oleh
BPOM.
www.themegallery.com
UKM TEMPE TENGGILIS MEJOYO
1. Kondisi sarana prasarana kerjayang kurang diperhatikan
2. Tata letak ruang yang belumsesuai dengan urutan proses
3. Fasilitas kerja yang belummemadai
4. Kondisi Higiene karyawan5. Kualitas dan keamanan bahan
baku6. Kondisi sanitasi lingkungan di
sekitar UKM
Permasalahan pada UKM Tenggilis Mejoyo
UKM Tempe Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Bertempat di Jalan Tenggilis Kauman Buntu No. 27 milik Bapak Nur Hasan
www.themegallery.com
Permasalahan
Permasalahan Jangka Pendek
• Memerlukan izin SPP-IRT untuk perluasan pasar
• Desain kondisi kerja (layout, alur produksi, lingkungan kerja) yang belum tertata baik
Permasalahan Jangka Panjang
• Kampung Kluster Tempe Tenggilis menjadi Kampung Wisata Kota Surabaya oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, tetapimensyaratkan P-IRT/SPP-IRT untuk tiap UKM
www.themegallery.com
Penyelesaian GAP Permasalahan
Standar Keamanan
Pangan
SPP-IRT(Surat Produksi Pangan
– Industri Rumah Tangga)
Persyaratan SPP-IRT
1. Formulir Pengajuan2. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan dari Dinkes & Kabupaten / Kota3. Satu orang memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
Penilaian Kondisi
UKM
1. Daftar Periksa GMP
2. Daftar Periksa WISE
Sasaran Penilaian
GMP
Kualitas serta keamanan pangan
yang hasil produksi
Sasaran Penilaian
WISE
Kondisi kerja yang nyaman dan aman
untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
Aspek Penilaian GMP
1. Lokasi dan Lingkungan Produksi 2. Bangunan dan Fasilitas 3. Peralatan Produksi 4. Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air 5. Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi 6. Kesehatan dan Higiene Karyawan 7. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi 8. Penyimpanan 9. Pengendalian Proses 10. Pelabelan Pangan 11. Pengawasan oleh Penanggungjawab 12. Penarikan Produk 13. Pencatatan dan Dokumentasi 14. Pelatihan Karyawan
Aspek Penilaian WISE
1.Penyimpanan dan Penanganan Material2.Desain Tempat Kerja3.Keamanan Mesin 4.Zat berbahaya5.Cahaya6.Lingkungan Kerja7.Fasilitas KesejahteraanOrganisasi pekerjaan
Penilaian Daftar Periksa
Sistem Kerja Baru
Daftar periksa GMP-WISE
untuk mendapatkan evaluasi perbaikasn sistem kerja dan pra syarat pemenuhan SPP-
IRT
Evaluasi sistem kerjasecara menyuluruh
Evaluasi dan jaminankualitas dan hygenitas
produk olahan
WISE dikeluarkan olehInternational Labor
Organization (ILO) yang memiliki tujuan memberikan
perbaikan di UKM
Perbaikan dari hasilpenilaian
Disesuaikan denganaspek yang harus
dievaluasi.
GMP dikeluarkan BPOM sebagai syarat
mendapatkan SPP-IRT.
www.themegallery.com
Perumusan Masalah
Bagaimana mengevaluasi kondisi lingkungan,sistem kerja eksisting
Bagaimana menerapkan prinsip mutu dankeamanan pangan yang ditinjau berdasarkan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practices, evaluasi proses kerja sesuai prinsip WISE
Bagaimana menerapkan rekomendasi perbaikansistem kerja sehingga memenuhi kriteria standarkonsumsi pangan.
www.themegallery.com
Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi lingkungan dan sistem kerja pada UKM Tempe
Tenggilis serta perilaku pekerja/masyarakat yang berisiko terhadapkesehatan dan kualitas produk.
2. Merancang konsep implementasi GMP di UKM
Tempe Tenggilis untuk mendapatkan SPP-IRT.
3. Merancang modul panduan penerapan
sistem kerja yang baru untuk perbaikan mutu dankeamanan pangan sekaligus meningkatkanproduktivitas kerja.
Evaluasi
SPP-IRT
Buku Panduan
UKM
www.themegallery.com
Manfaat Penelitian
• Diperoleh rancangan sistem kerja operasional yang sesuai denganGood Manufacturing Practice sehingga mempemudah UKM TempeTenggilis dalam penerapannya.
• Sebagai usulan perbaikan kebijakan dalam rangka memenuhi GoodManufacturing Practice bagi seluruh UKM Tempe Tenggilis makanansehingga dapat bersaing dengan kompetisi lainnya
• Peningkatan hasil produksi (output) dan mutu/kualitas produkUKM Tempe Tenggilis secara umum
www.themegallery.com
Ruang Lingkup Penelitian
Aspek yang diamati pada operasional perusahaan yaitu proses kerja, lingkungan kerja, sanitasi, sarana –prasarana, dan keamanan kerja para pegawai UKM Tempe Tenggilis.
Pengamatan dilakukan pada ruang produksi kerja UKM didaerah Tenggilis Mejoyo Surabaya milik Bapak Nur hasan.
Penilaian daftar periksa GMP-WISE fokus pada produksi tempe.
BATASAN
ASUMSI
Tidak terjadi perubahan kebijakan oleh Pemerintah atau Badan PengawasanObat dan Makanan (BPOM) tentang Good Manufacturing Practices khususnya pada
industri kedelai pada saat pengamatan dilakukan.
Aspek mengenai analisis biaya tidak diperhatikan pada rancangan sistem kerja perbaikan.
www.themegallery.com
TINJAUAN PUSTAKA
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Teori –teori yang menjadi dasar penelitian
www.themegallery.com
Daftar Literature Studies
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Tempe
Good Manufacturing Practices (GMP)
Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP)
Perancangan Fasilitas
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Work Improvement in Small Enterprises (WISE)
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Root Cause Analysis
Review TerdahuluStrategic Experiential Booklet Modules (SEMs)
www.themegallery.com
GMP – Good Manufacturing Practices
Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Produksi
Makanan yang Baik (CPMB) merupakan suatu pedoman cara memproduksimakanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan-persyaratanyang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan bermutu sesuaidengan tuntutan konsumen (Thaheer, 2005).
Pedoman pemeriksaan sarana pengolahan dikeluarkan oleh DepartemenKesehatan Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pedoman GMP atau Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) menurut MenteriKesehatan No.28/MENKES/SK/2004 Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Panganmencakup :Lokasi PabrikBangunanProduk AkhirPeralatan ProduksiBahanHigiene Karyawan
Pengendalian Proses PengolahanFasilitas SanitasiLabelKeterangan ProdukPemeliharaan Sarana Pengolahandan Kegiatan Sanitasi
LaboratoriumWadah KemasanTransportasi.Penyimpanan
www.themegallery.com
GMP – Good Manufacturing Practices
Peraturan GMP terdiri dari desain dan konstruksi higienis untukpengolahan produk makanan, desain dan konstruksi higienis untuk peralatan yangdigunakan dalam proses pengolahan, pembersihan dan desinfeksi peralatan,pemilihan bahan baku dan kondisi yang baik, pelatihan dan higienitas pekerja, sertadokumentasi yang tepat
GMP
Manajemen
Utilitas
Peralatan
Bangunan
Kualitas
Pemeliharaan
Penyimpanan
Sanitasi
Gambar Komponen Dasar GMPSumber : Thaheer, 2005.
www.themegallery.com
Sanitation Standard Operating
Procedures (SSOP)
Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalammenerapkan GMP.
Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit/kecelakaan dari konsumsipangan yang diproduksi dengan cara menghilangkan atau mengendalikan faktor-
faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan bahaya(hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan penggudangan
produk, sampai produk akhir didistribusikan.
KonsumenKonsumen akan terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunanmakanan.
ProdusenMeningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain darikonsumen, dan mengurangi biaya recall
Manfaat
Tujuan
Pengertian
www.themegallery.com
Work Improvement in Small Enterprises (WISE)
Work Improvement in Small Enterprise(WISE) adalah program pelatihanyang memberdayakan usaha kecildan menengah (UKM) untukmengambil tindakan praktis danmurah yang bertujuan memperbaikikondisi kerja.
WISE menekankan hubungan antarakondisi kerja yang baik untuk
meningkatkan produktivitasdan memberikan arahan tentangpentingnya kerjasama antarkaryawan-karyawan untuk mencapaiperubahan yang positif.
www.themegallery.com
Aspek Penilaian Pada Pelatihan WISE
1• Penyimpanan dan
Penanganan Material
2 • Desain Tempat Kerja
3 • Keamanan Mesin
4 • Zat berbahaya
5 • Cahaya
6 • Fasilitas Kesejahteraan
7 • Lingkungan Kerja
8 • Organisasi pekerjaan
Perbaikan yang dirancang diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas,
kualitas dan manfaat lainnya bagi objek amatan dan para pekerja yang ada didalamnya baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
www.themegallery.com
Tinjauan PustakaPerancangan Sistem Kerja Pada
Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Untuk Memenuhi HACCP
(Sari, 2011)
Perancangan Sistempada UKM
Evaluasi mutuproduksi
WISE
Risiko keamanan pangandengan metode HACCP
dan K3
Penerapan GMP Dan WISEPada Usaha Kecil Dan
Menengah Untuk Pemenuhan Standar
Kesehatan (Studi Kasus : UKM TempeTenggilis Mejoyo Surabaya
(Damarasri, 2013)Participatory Methods Effective For
Ergonomic Workplace Improvement (Kawasaki, 2006)
Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP danSSOP Serta Penyusunan Awal RencanaSistem HACCP Pada Produksi Yoghurt
Di KPSBU Lembang, Bandung(Perdana, 2008)
HACCP and OHS; Can Each One Help Improve The Other In The
Catering (Matias, 2012)
www.themegallery.com
Posisi Penelitian
HACCPGMP -
SSOPWISE
Perancangan
Fasilitas
Pendekatan
Ergonomi
1 Yogi Perdana
Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP dan SSOP Serta Penyusunan Awal Rencana Sistem HACCP pada Produksi Yoghurt di KPSBU Lembang, Bandung
2008 Tugas Akhir √ √
2 ArdhiantoUsulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas pada Usaha Kecil Menengah Konveksi Adios 2010 Tugas Akhir √
3 Dinar Nilam S.Perbaikan Perancangan Sistem Kerja Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Untuk Memenuhi HACCP
2011 Tugas Akhir √ √ √
4Joao Carlos de Oliveira Matias at all.
HACCP and OHS; Can Each One Help Improve
The Other In The Catering 2012 Jurnal Internasional √
5 Sugao, Miyamae-ku, Kawasaki
Participatory Methods Effective For Ergonomic
Workplace Improvement 2006 Jurnal
Internasional √ √
6 Diah Rachmi D.
Penerapan Good Manufacturing Practice dan Work
Improvement In Small Enterprise pada Usaha Kecil dan Menengah Untuk Pemenuhan Standar Kesehatan (Studi Kasus : UKM Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya)
2013 Tugas Akhir √ √ √ √
Konsep metode yang digunakan
No Nama Peneliti Topik Peneliti TahunJenis
Refrensi
www.themegallery.com
METODOLOGI PENELITIAN
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Kerangka berpikir dalam proses penyusunan penelitian
www.themegallery.comFlowchart Penelitian
Studi Literatur- Tinjauan bahan baku dan prosespembuatan tempe-Penerapan GMP-Penerapan WISE- Metode Perancangan Fasilitas-Tahapan penyusunan SSOP
Studi Lapangan-- Permasalahan yang ada pada UKM (melalui observasi dan wawancara)- Kondisi alat dan fasilitas- Layout eksisting- Wawancara narasumber eksternal
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
www.themegallery.com
Data Sekunder- Bahan baku produk yang digunakan- Standar mutu pengolahan tempe- Standar sanitasi lingkungankerja
Data Primer- Proses dan diagram alirproduksi- Layout produksi- Kondisi sanitasi lingkungan sekitar UKM Tempe Tenggilis- Kondisi sarana dan prasarana produksi- Kondisi higiene
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
www.themegallery.com
Penilaian lingkungan kerja dengan
daftar periksa WISE
Apabila menyangkut tentang kualitas makanan akan
disesuaikan dengan standar dan
daftar periksa GMP dari BPOM
Pengolahan hasil evaluasi penilaian dan saran
rekomendasi untuk setiap aspek
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
www.themegallery.com
Aspek Perbaikan Sistem Kerja1. Penyimpanan dan Penanganan Material2. Desain Tempat Kerja3. Keamanan Mesin 4. Zat berbahaya5. Cahaya6. Fasilitas Kesejahteraan7. Lingkungan Kerja
8. Organisasi pekerjaan
Pengolahan hasil daftarperiksa
Pembobotan hasil kuisonerAHP
Pembobotan menggunakandiagram pareto
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
Identifikasi dengan Root Causes Analysis
Daftar Periksa GMP-WISE
www.themegallery.com
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
Perancangan Sistem Kerja-Rancanga kerja SSOP-Rancangan kerja GMP-Rencangan kerja WISE-Perancangan Fasilitas
www.themegallery.com
Analisis kondisi eksistingUKM
Analisis Daftar Periksa GMP-WISE
Analisis alternatifrekomendasi perbaikan
sistem kerja
Analisis pemilihan alternatifmetode penyampaian
perbaikan
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
www.themegallery.com
Analisis karakter bukupanduan
Gaya Visual
Konten Buku Panduan
Benchmarking
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
Prototype Buku Panduan
www.themegallery.com
Simpulan dan saran daripenelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap PengumpulanData
Tahap PengolahanData
Tahap perancanganSistem Kerja
Tahap Analisis danInterpretasi Data
Tahap KonsepPengembangan Buku
Panduan
Tahap Simpulan danSaran
www.themegallery.com
Gambaran Umum
Sistem Kerja IKMDaftar Periksa
GMP + WISE
Metode dan Tools
Ilmu Teknik
Industri
SPP-IRT
Persyaratan
mendapatkan SPP-
IRT
Melakukan
penilaian /
pemeriksaan
sarana produksi
Membuat rancangan perbaikan
sistem kerja berdasarkan
evaluasi daftar periksa
Hasil penilaian
dan evaluasi
Sistem pemeriksaan
Pengajuan
Formulir
Perbaikan
sistem kerja
Mendapatkan
perizinan
www.themegallery.com
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Pengumpulan data eksisting dan pengolahan data untuk pemecahan permasalahan
www.themegallery.com
Kondisi EksistingBeberapa Informasi Objek Amatan:
Kampung Tempe Tenggilis Mejoyo;
Terdapat 23 Pengerajin Tempe
Berdiri sejak Tahun 1938
Terletak di Kecamatan Tenggilis
Mejoyo Kota Surabaya
Fokus amatan: UKM milik Bapak Nur
Hasan
Kapasitas produksi 9,43 kg
kedelai/hari
Produksi: Tempe, Keripik
Tempe, dan Sari Kedelai
Karyawan UKM; 7 Orang (4 L, 3 P)
Pemasaran tempe menyebar di
Surabaya, Sebagian Sidoarjo, dan
Gresik
www.themegallery.com
Deskripsi ProdukTEMPE
•Menggunakan bahan baku kacang kedelai impor.
• Ragi Merek Rapima
• Dua macam jenis: Tempe dengan ketebalan 2 cm dan
5 cm
•Dijual tiap papan panjang (bukan bungkus kecil)
•Sasaran : pedagang tempe eceran
•KERIPIK TEMPE
•Produksi 6 kg / hari
•Dua macam ukuran;
Kecil dengan harga Rp 1.000,00/bungkus
Besar dengan harga Rp 5.000,00/bungkus
• Produksi pada jam 15.00-17.00
•Sasaran: Warung di daerah Tenggilis
•SARI KEDELAI
•Produksi 1 kg / hari
•Produksi pada jam 03.00-05.00
•Harga : Rp 1.000/Bungkus
•Sasaran: Warung di daerah Tenggilis
www.themegallery.com
Proses Produksi1. Kedelai ditakar (ditimbang)
2. Kedelai dibersihkan dari kotoran-
kotorannya (ditampi / tapeni)
3. Kedelai dicuci dengan air hingga bersih
4. Kedelai direbus, sambil diaduk hingga
masak / mateng (selama 2 jam) 90°C
5. Kedelai direndam selama ± 12 jam
6. Kedelai ditiriskan (di tus)
7. Kedelai dikupas (dengan mesin
pengupas kedelai)
8. Kedelai dicuci dengan air hingga bersih
9. Kedelai direbus lagi sambil diaduk
hingga rata (selama 1 jam) 90°C
10. Kedelai ditiriskan (ditus)
11. Kedelai dicampur dengan ragi hingga
merata
12. Kedelai dimasukkan dalam kantong
plastik, dan dibiarkan selama ± 36 jam
13. Tempe siap diipasarkan
www.themegallery.com
Tata Letak UKM Eksisting
Gang Tenggilis
Rumah Penduduk
Area produksi untuk produksi tempeterpisah dengan rumah pribadi
Ruang produksi tempe terletak diantarapemukiman pada penduduk
Terletak di Samping Kali Pembuangan(Pembuangan Limbah)
www.themegallery.com
Peralatan dan Fasilitas UKM
1. Tampan Bambu 2. Drum Plastik 3. Drum Besi 4. Kolam Pencucian
5. Mesin Pengupas
Biji KedelaiKondisi peralatan dan fasilitas UKM
terlihat seadanya dan cenderung kotor.
Tidak ada jaminan keamanan dan
kebersihan dari peralatan yang digunakan
dalam proses produksi
www.themegallery.com
Penilaian Daftar Periksa GMP-WISE
Start
Tinjauan lapangan pada UKM Tenggilis Mejoyo
Surabaya
● Kondisi kerja UKM ● Wawancara dengan pemilik usaha
Pemeriksaan daftar periksa GMP-WISE
Hasil Penilaian● Prioritas setiap aspek●Nilai kondisi tiap aspek
Menentukan kriteria dan sub kriteria pada penilaian
daftar periksa
Penentuan bobot sub kriteria prioritas
menggunakan AHP
Perhitungan nilai bobot prioritas dengan nilai
kondisi UKM dari daftar periksa GMP-WISE
Didapatkan nilai urutan sub
kriteria yang harus diperbaiki
Apakah sub kriteria merupakan prioritas
pengerjaan?
Perbaikan sistem kerja
Penyusunan buku panduan
Finish
Tidak Prioritas
Prioritas
A
A
Start
Tinjauan lapangan pada UKM Tenggilis Mejoyo
Surabaya
● Kondisi kerja UKM ● Wawancara dengan pemilik usaha
Pemeriksaan daftar periksa GMP-WISE
Hasil Penilaian● Prioritas setiap aspek●Nilai kondisi tiap aspek
Menentukan kriteria dan sub kriteria pada penilaian
daftar periksa
Penentuan bobot sub kriteria prioritas
menggunakan AHP
Perhitungan nilai bobot prioritas dengan nilai
kondisi UKM dari daftar periksa GMP-WISE
Didapatkan nilai urutan sub
kriteria yang harus diperbaiki
Apakah sub kriteria merupakan prioritas
pengerjaan?
Perbaikan sistem kerja
Penyusunan buku panduan
Finish
Tidak Prioritas
Prioritas
www.themegallery.com
Daftar Periksa GMP-WISE
Penilaian 1:
Pemilihan Tindakan PRIORITAS
-Verifikasi dengan pemilik ataupengawas UKM. -Kriteria Prioritas:1. Mempengaruhi proses kerja
lainnya, 2. Mempengaruhi higIenitas
produk jadi.3. Persyaratan yang harus ada
pada proses kerja UKM.
www.themegallery.com
Daftar Periksa GMP-WISE
Penilaian 1:
Pemilihan Tindakan PRIORITAS
-Verifikasi dengan pemilik ataupengawas UKM. -Kriteria Prioritas:1. Mempengaruhi proses kerja
lainnya, 2. Mempengaruhi higIenitas
produk jadi.3. Persyaratan yang harus ada
pada proses kerja UKM.
Penilaian 2:
Pemilihan KONDISI sistem kerja
1. Tidak Terlaksana tidak/belumdilaksanakan
2. Buruk tidak diberlakukan sesuaipersyaratan GMP
3. Kurang pelaksanaan hanyasebagian kecil dari persyaratanGMP
4. Cukup pelaksanaan sudahsebagian besar atau mendekatipersyaratan GMP
5. Baik proses atau persyaratantelah dilaksanakan sepenuhnyasesuai GMP.
www.themegallery.com
Penilaian UKM Amatan
Warna KriteriaBiru Muda Penyimpanan dan Penanganan Material
Jingga Mesin dan Proses Produksi
Hitam Desain Tempat Kerja
Ungu Pencahayaan
Kuning Sanitasi dan Zat Berbahaya
Hijau Fasilitas Kesejahteraan
Biru Tua Lingkungan Kerja
Merah Karyawan dan Organisasi Pekerjaan
Dari 25 aspek, 9 aspek belum
terlaksana. 6 aspek dalam
kondisi buruk. 4 aspek kondisi
kurang. 6 Aspek kondisi Cukup
www.themegallery.com
Penilaian Untuk Tiap Aspek
1. Penyimpanan dan Penanganan Material
Parameter GMP Parameter WISE Kondisi Eksisting
Bahan dan produk akhirharus disimpan dalamruang denganpenerangannya cukup dantidak menyentuh lantai.
● Penempatan bahandisesuaikan dengan kedekatanproses yang biasamembutuhkan peralatantersebut.● Menggunakan rak gantungagar memudahkanpenyimpanan
● UKM tidak memilikiruang khusus penyimpananbahan baku, karena kedelailangsung diproses(direndam) didalam drum plastik, untuk penggantitempat penyimpanan.
Bahan dan produk akhirharus disimpan terpisahdalam ruangan yang bersih, sesuai dengansuhu penyimpanan, bebashama.
● Menghindari penempatanbahan baku di lantai● Mendekatkan tempatpenyimpanan peralatan yang sering digunakan● Menggunakan rak bertingkatuntuk efisiensi luas ruangan
● Bahan baku diletakan ditempat khusus yang dekatdengan tempat produksi. Sedangkan produk jadidiletakan pada rak bertingkatyang dirancang khusus pihakUKM.
Sub Kriteria
Penempatan
Bahan baku
Penyimpanan
dengan rak
bertingkat
www.themegallery.com
Penilaian Untuk Tiap Aspek
1. Penyimpanan dan Penanganan Material
Sub Kriteria
Penempatan
Bahan baku
Penyimpanan
dengan rak
bertingkat
Penilaian GMP Pada Objek Amatan Penilaian WISE Pada Objek Amatan
●Media penyimpanan kurang karena tidak terdapat ruang khusus dan hanya ditinggalkan diruang produksi kerja.● Bahan baku tidak diletakan langsung dilantai, tetapi didalam drum plastik. Tidak ada jaminan kebersihan pada drum plastik biru.
●Keterbatasan luas UKM menjadikan penyimpanan bahanbaku tidak menyesuaikan alurproduksi hanyak diletakan sesuaidengan tempat yang kosong.
Tempat penyimpanan cukup, karena diletakan pada rak bertingkat di ruangan terpisah. Tetapi ruangan penyimpanan di tempat terbuka (teras rumah), sehingga risiko suhu dan kebersihan kurang terjamin.
Penempatan cukup baik, karenatidak langsung menyentuh lantai, dekat dengan tempat produksi, danmenggunakan rak bertingkat.
Kurang
Skor 3
Cukup
Skor 2
www.themegallery.com
Pengolahan Data dengan Metode AHP
Struktur HirarkiPenilaian Sistem Kerja
UKM
Penyimpanandan Penanganan
Material
Kebersihan penyimpanan bahan baku
Peralatan perpindahan dan
penyimpananmaterial
Alat bantu perpindahanbahan baku
Titik genggamalat bantu
perpindahan
Jalurperpindahan
material
Mesin dan Proses Produksi
Pemeriksaan mesin dan
fasilitas
Pelindung mesin
Label bahaya pada mesin
Catatan kerusakan bahan
baku
Bagan alur produksi
Kebersihan peralatan
Tempat penyimpanan
peralatan
Kemasan pada pangan
Desain Tempat Kerja
Ruang produksi yang luas dan sesuai urutan
Penempatan material yang
sering digunakan
Penyesuaian ketinggian
peralatan kerja
Kursi dengan sandaran
Kondisi lantai, dinding, dan
langit-langit
Pencahayaan
Penggunaan cahaya matahari
Ventilasi bangunan
Sanitasi dan Zat Berbahaya
Program Higiene dan
sanitasi
Tersedia wadah sampah / limbah
Atisipasi zat berbahaya, karyawan
dan produk jadi
Perlengkapan perlindungan
karyawan
Label kemasan pada produk
olahan
Larangan hewan berkeliaran
Penanganan bahan kimia
Penghalang sumber panas
dan bising
Alat pemadam kebakaran
Fasilitas Kesejahteraan
Fasilitas minum
Sarana cuci tangan
Pembersihan peralatan dan perlengkapan
Pemeliharaan kebersihan
pribadi
Peralatan P3K
Program kebersihan
Lingkungan Kerja
Lokasi produksi
Perlindungan tempat kerja
Sirkulasi suhu yang panas
Ketersediaan fasilitas air yang
cukup
Karyawan dan Organisasi Pekerjaan
Perarturan kebijakan K3
bagi karyawan
Perawatan kebersihan karyawan
Peraturan kerja karyawan
Kesempatan istirahat
Sertifikasi pemilik usaha
Pengawasan internal UKM
Dokumentasi produksi
www.themegallery.com
Pengolahan Data dengan Metode AHP
Pakar dalam Penilaian Kuisoner AHP
● Memiliki pengetahuan mengenai sistemkerja UKM● Mengetahui perbandingan sistem kerjaantar UKM yang dikelola.● Memiliki pengalaman dalam menghadapimasalah sistem kerja berbagai macam UKM
Pendamping /
Pembina UKM
● Mengetahui proses kerjapembuatan produk di UKM secaramendetail.● Memiliki pengalaman dalam proseskerja UKM selama beberapa tahun.
Pelaku Usaha
● Memiliki pengalaman dan pengetahuanmengenai keamanan pangan● Memiliki pengalaman dan pengetahuanmengenai keamanan pangan
Praktisi
● Mengetahui kualifikasi UKM yang baik berdasarkan berbagai macamparameter keilmuan● Mengetahui secara umum gambaransistem kerja UKM amatan
Akademisi
Rizki Febriyanti, S.T. Bapak Nur Hasan
Herry Susanto.
Susi Mamin Janti Gunawan
www.themegallery.com
Kuisoner AHP
9 7 5 3 1 3 5 7 9
1 Penyimpanan & Penanganan Material v Mesin dan Proses Produksi2 Penyimpanan & Penanganan Material v Desain Tempat Kerja3 Penyimpanan & Penanganan Material v Pencahayaan4 Penyimpanan & Penanganan Material v Sanitasi dan Zat Berbahaya5 Penyimpanan & Penanganan Material v Fasilitas Kesejahteraan 6 Penyimpanan & Penanganan Material v Lingkungan Kerja7 Penyimpanan & Penanganan Material v Karyawan dan Organisasi Pekerjaan8 Mesin dan Proses Produksi v Desain Tempat Kerja9 Mesin dan Proses Produksi v Pencahayaan
10 Mesin dan Proses Produksi v Sanitasi dan Zat Berbahaya11 Mesin dan Proses Produksi v Fasilitas Kesejahteraan 12 Mesin dan Proses Produksi v Lingkungan Kerja13 Mesin dan Proses Produksi v Karyawan dan Organisasi Pekerjaan
No Kriteria ASkala Penilaian Aspek Utama
Kriteria B
Software Expert Choice
www.themegallery.com
Nilai Bobot AHP
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.070.0730.065
0.083
0.065
0.0480.036
0.078
0.04
0.104
0.018
0.050.045
0.082
0.042
0.1
Bo
bo
t S
ub
Kri
teri
a
Sub Kriteria
Bobot Global Kombinasi
InkonsistensiExpert 1 Expert 2 Expert 3 Expert 4 Expert 5 Kombinasi
0.24 0.05 0.04 0.06 0.47 0.02
Nilai Inkonsistensi
Bobot kontribusi x
Nilai Kondisi dari
Daftar Periksa GMP-
WISE
Langkah selanjutnya melakukan perhitungan:
www.themegallery.com
Urutan Aspek PerbaikanKode Sub Kriteria Permasalahan
Nilai Sub
KriteriaRanking % Kumulatif
A Program higiene dan sanitasi 0.520 16.2% 16.2%
B Kebersihan peralatan 0.360 11.2% 27.3%
C Sertifikasi pemilik usaha 0.350 10.9% 38.2%
DTata letak ruang produksi yang
luas dan sesuai urutan kerja0.260 8.1% 46.3%
E Kebersihan penempatan material 0.210 6.5% 52.8%
F Antisipasi zat berbahaya 0.200 6.2% 59.0%
GKondisi kebersihan lantai, dinding, dan langit-langit
0.192 6.0% 65.0%
H Ketersediaan air 0.164 5.1% 70.1%
I Ventilasi bangunan 0.156 4.8% 74.9%
JPembersihan peralatan dan perlengkapan
0.150 4.7% 79.6%
K Penyimpanan dengan rak bertingkat 0.146 4.5% 84.1%
L Lokasi produksi 0.135 4.2% 88.3%
M Pemeriksaan mesin dan fasilitas 0.130 4.0% 92.4%
N Infrastruktur sarana cuci tangan 0.090 2.8% 95.2%
O Kebijakan K3 0.084 2.6% 97.8%
P Penggunaan cahaya matahari 0.072 2.2% 100%
TOTAL 3.219 100.0%
A B C D E
Nilai Sub Kriteria 0.52 0.359666 0.35 0.26 0.21
% Kumulatif 31% 52% 72% 88% 100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
-0.11
0.09
0.29
0.49
0.69
0.89
1.09
1.29
1.49
1.69
Pers
en K
umul
atif
Nila
i Kri
teri
a
Pareto Chart Lima Sub Kriteria
Pareto Chart Untuk 5 Kriteria
www.themegallery.com
Identifikasi Penyebab Permasalahan
No
Sub
Kriteria Permasalahan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
1
Program higiene dan sanitasi
Tidak tersedia wadahsampah yang tertatarapi (sesuai denganjenis sampah) untuklimbah hasil produksiUKM
Tidak ada kesadaranpemilik UKM dalammenjaga lingkungankerja yang adadisekitar UKM
Tidak terdapat modal untuk pengadaan wadah sampah
Tidak mengetahui akibat atau pentingnya memiliki wadah sampah terpisah untuk hasil limbah yang dikeluarkan UKM
Belum merasakan risiko bahaya yang timbul dari kebiasaan membuang limbah sembarangan
Tidak ada media edukasi dalammenjaga kebersihandan keamanan padalingkungan kerja
Tidak terlaksana program kerja rutin dalam penerapan hiegiene dan sanitasi di tempat kerja UKM
Pemilik UKM tidak mengetahui pentingnya program hiegine dan sanitasi untuk sistem kerja UKM dan produk olahan.
Kurang adanya tindak ketegasan dari pemerintah dalam kewajiban menjalankan hiegiene dan sanitasi di industri rumah tangga khususnya pangan
Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai program hiegine dan sanitasi untuk sistem kerja UKM
2Kebersihan peralatan
Lokasi dan media dalam membersihkan peralatan kerja tidak terjamin
Tidak adanya kepedulian pemilik usaha ataupun karyawan dalam menjaga kebersihan peralatan kerja
Keterbatasan modal dalam menyediakanmedia pembersihan padasistem kerja UKM
Tidak ada komplain dari pihak eksternal mengenai kebersihan peralatan kerja yang digunakan
Tidak mengetahui standar dalam pembersihan peralatan (baik cara ataupun media pembersihnya)
Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai program menjaga kebersihan peralatan kerja di industri rumah tangga pangan
3Sertifikasi pemilik usaha
Tidak adanya kepemilikan SPP-IRT ataupun P-IRT pada UKM
Usaha masih berjalan tanpa adanya SPP-IRT dan P-IRT
Belum mengetahui manfaat yang didapatkan apabila memiliki SPP-IRT dan P-IRT dalam usaha yang dijalankan
Tidak memiliki waktu dan arahan dalam pengajuan SPP-IRT dan P-IRT
Tidak ada media edukasi dalam mengarahkan pemilik usaha dalam mengajukan SPP-IRT maupun P-IRT
www.themegallery.com
Identifikasi Penyebab Permasalahan
No
Sub
Kriteria Permasalahan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
4
Tata letak ruang produksi yang luas dan sesuai urutan kerja
Keterbatasanluas ruangproduksi kerja
Pemilik UKM hanya menggunakan tempat yang tersedia apa adanya (sekedar bisa digunakan)
Keterbatasan modal dalam perluasanruangan kerja UKM
Tidak ada standar ruang produksi yang layak digunakan dalam proses produksi IRT pangan
Tidak ada media edukasi dalam memberikan contoh ruang produksi yang layak digunakan dan sesuai dengan urutan proses kerja, agar mengefisiensikan waktu dan tenaga
Lokasi ruang produksi yang berada di wilayah padat penduduk
Keterbatasan modal dalam pemilihan lokasi produksi kerja yang layak
Belum adanyakepedulianmasyarakat sekitardalam menjagakebersihan disekitarlokasi produksipangan
Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai menjaga kebersihan lokasi produksi kerja bersama
5Kebersihan penempatan material
Media fasilitas untuk penempatan material kerja yang belum tersedia
Tempat penyimpanan dengan kondisi sekarang dianggap praktis dan tidak banyak mengeluarkan modal
Belum timbul permasalahan dari media penyimpanan yang tidak ada jaminan kebersihan
Keterbatasan tempat penyimpanan pada UKM
Belum mengetahui standar atau contoh yang baik dalam menjaga peralatan kerja
Tidak ada media edukasi dalammemberikancontohpenyimpananperalatan kerjaIRT pangan
www.themegallery.com
Usulan Perancangan Sistem, Kerja
Rekomendasi
Perbaikan UKM
Rancangan WISE
Rancangan WISE bertujuan meningkatkan produktivitas sistem kerja UKM. Dengan menerapkan metode WISE di UKM dapat merubah kondisi kerja lebih sederhana, efektif, dan terjangkau.
Rancangan SSOP
Sanitation Standard
Operating Procedures
bertujuan mengidentifikasi semua langkah dalam operasi yang kritis terhadap keamanan dan mutu pangan.
Perancagan Fasilitas
Perencanaan Fasilitas merupakan salah satu rekomendasi perbaikan yang dapat digambarkan dalam penelitian ini.
Rancangan GMP
Rancangan GMP merupakan hal yang berkaitan dengan pemenuhan sistem kerja terhadap fasilitas dan sanitasi pada proses produksi yang dilakukan oleh UKM (sesuai dengan urutan proses kerja).
www.themegallery.com
Perencanaan Fasilitas : Penentuan Kebutuhan Ruang
No Fasilitas Kondisi
1 Warehouse Bahan Baku Belum tersedia2 Warehouse Produk Jadi Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP3 Kamar Mandi Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP4 Ruang Office Belum tersedia5 Tempat Penyucian Peralatan Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP
6Tempat Penakaran dan PemisahanKotoran Kedelai
Belum tersedia
7 Tempat Pencucian Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP8 Tempat Perebusan Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP9 Tempat Pengupasan Biji Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP
10 Tempat Perendaman Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP11 Tempat Penirisan Kedelai Belum tersedia
12Tempat Pencampuran Ragi dan Pembungkusan Kedelai
Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP
13 Musholla Belum tersedia
www.themegallery.com
Perencanaan Fasilitas : Systematic Layout Planning - ARC
1. Warehouse Bahan
Baku
5. Tempat Pencucian
Peralatan
4. Ruang Office
3. Kamar Mandi
2. Warehouse Produk
Jadi
9. Tempat
Pengupasan Biji
Kedelai
8. Tempat Perebusan
Kedelai
7. Tempat Pencucian
Kedelai
6. Tempat Penakaran dan
Pemisahan Kotoran
Kedelai
10. Tempat
Perendaman Kedelai
11. Tempat Penirisan
Kedelai
12. Tempat Pencampuran
Ragi dan Pembungkusan
Kedelai
13. Mushola
O
1X
9U
X
9 I
6
U
U
U
U
U
U
U
9
X
9 I
1X
9X
9X
9X
9X
9
UX
9E
2,3,6
U
O
X
9U
U
U
U
U
U
U
E
4
U
U
U
U
U
U
U
U
I
4
X
9X
9
UX
9
UX
9X
9
U
A
2,4,6A
2,4,6
U
U
U
X
9
X
A
2,4,6E
6E
6,7E
7X
9
U
U
U
U
U
U
U
A
2,4,6
A
2,4,6
A
2,4,6
A
2,4,6
U
U
I
8I
8
U
www.themegallery.com
Perencanaan Fasilitas : Systematic Layout Planning - ARD
12
3
4
6
7
9
10
11
12
13
5
8
www.themegallery.com
Perencanaan Fasilitas : Systematic Layout Planning - SRD
Warehouse
Bahan Baku
Warehouse Produk Jadi Kantor OfficeMushola
Kamar
Mandi
Tempat
Pencucian
Peralatan
Tempat
Penakaran dan
pemisahan
kotoran
Tempat Pencucian
Kedelai
Tem
pa
t Pereb
usa
n
Tempat
Pengupasan Biji
Kedelai
Tem
pa
t
Per
end
am
an
Ked
ela
i
Tempat Penirisan
Kedelai
Tempat
Pencampuran
Ragi dan
Pembungkusan
1
2
3 4 5
6
7
8
9
10
Aliran Bahan Baku
Masuk
Aliran Produk Jadi
Keluar
Wilayah Basah
www.themegallery.com
Gambaran Layout 2D
www.themegallery.com
Gambaran Layout 3D
www.themegallery.com
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya terhadap data yang telah diolah
www.themegallery.com
Analisis Kondisi Eksisting UKM Tempe Tenggilis Surabaya
Lokasi UKM Kondisi Ruang ProduksiKebersihan Fasilitas dan
Peralatan Kerja
Izin SPP-IRT
Faktor Eksternal
1. Belum adanya dukungan penuh dari pihakpemerintah dalam memperbaiki UKM kecil disurabaya
2. Biaya bahan baku kedelai yang semakin meningkatdari tahun ke tahun
3. Banyaknya produk impor yang masuk sehinggabanyak konsumen yang hilang.
www.themegallery.com
Analisis Kondisi Eksisting UKM Tempe Tenggilis Surabaya
Lokasi UKM Kondisi Ruang ProduksiKebersihan Fasilitas dan
Peralatan Kerja
Izin SPP-IRT
Faktor Internal
1. Kurangnya modal dari pemilik usaha2. Kurangnya informasi terkait standar produksi
yang baik sesuai keamanan dan kebersihan pangan3. Budaya atau tradisi tradisional yang masih
digunakan beberapa pengerajin dalam melakukanproses kerja
4. Kurangnya informasi teknologi menyebabkan parapengerajin tidak mengikuti perkembangan zaman.
www.themegallery.com
Analisis Daftar Periksa
Kelebihan Daftar Periksa GMP-WISE
1. Memberikan dua output pada satu kali penilaian2. Penambahan gambar ilustrasi disetiap
pertanyaan juga memberikan kemudahan penilai
Kekurangan Daftar Periksa GMP-WISE
1. Penilai diharapkan sesorang yang mengetahui
sistem kerja UKM
2. Melakukan penilaian secara langsung pada objekpengamatan.
3. Pertanyaan cukup banyak, yaitu 46 pertanyaan
www.themegallery.com
Analisis Penilaian Sistem Kerja Berdasarkan Daftar Periksa GMP-WISE
Program higienis dan
sanitasi kerja
1. Mengurangi risiko
bahaya penularan /
kontaminasi makananpada saat prosesproduksi berlangsung
2. Higienitas merupakansalah satu persyaratan
yang termasuk pada
metode GMP dan kriteriayang diberikan oleh dinaskesehatan..
1. Antar kriteria saling berhubungan dan saling melengkapi
2. Pemenuhan lima kriteria teratas yang paling mempengaruhidirasa dapat melengkapi kriteria lainnya untuk memenuhi standarkeamanan dan kebersihan pangan olahan.
www.themegallery.com
Analisis Alternatif Rekomendasi Perbaikan Sistem Kerja
SSOP GMP WISE
•Kebersihan Peralatan•Tata letak ruang produksiyang luas
•Program Higienitas danSanitasi•Kebersihan Peralatan•Sertifikat SPP-IRT
•Tata letak ruang produksiyang luas•Kebersihan penempatanbahan baku
Menghindari risikokontaminasi silang dariluar terhadap proses
produksi
Permasalahan dalampengolahan bahan bakudari awal hingga menjadi
produk siap konsumsi
Meningkatkan produktivitasdan efisiensi kerja yaituWISE. Melengkapi dua
rekomendasi sistem kerjaGMP dan SSOP
•Pemilik usaha dan karyawan harus memiliki komitmen kuat dalam melakukanperubahan pola kerja / kebiasaan•Pemilik usaha mengeluarkan sebagian modal untuk memperbaiki
infrastruktur ruang produksi agar lebih baik dan terjamin
Hal yang diperhatikan
www.themegallery.com
Contoh Rekomendasi
NoTahap Proses
Kerja
Rekomendasi Perbaikan
SSOP GMP WISE
1
Penakaran
bahan baku (biji
kedelai)
Kunci 2 - peralatan dan perlengkapan kerja pegawai pada saat melaksanakan proses kerja
●Melakukan inspeksi dengan mengisi daftar periksa penerimaan bahan●Alat timbang memiliki presisi yang tepat, dengan cara melakukan pengecekan rutin untuk menjaga keakuratan.●Menjaga kebersihan alat timbang sebelum digunakan.
● Menyediakan alat pengangkutan menggunakan sistem trolli dorong atau perangkat lain yang menggunakan roda untuk memudahkan penggunaan dalam proses pengangkutan.
2Pembersihan
Biji Kedelai
Kunci 3 -Pencegahan kontaminasi silang, pembersihan bahan baku dengan produk yang dikonsumsi.
●Karyawan menggunakan baju produksi lengkap yaitu sarung tangan, masker, dan penutup kepala agar meminimalisir kontaminasi.●Melakukan proses pencucian serta pemeriksaan kondisi alat produksi sebelum digunakan.●Menggunakan air cucian dari PDAM yang terjamin kebersihannya.●Melakukan pencucian kedelai sebanyak dua kali, untuk menjamin tidak tercampur mikroba pada bahan baku produk.
●Tersedia sumber air bersih dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi.●Sistem saluran pembuangan air harus selalu berjalan lancar untuk mencegah genangan air yang mengundang hama, jangan sampai limbah buangan tercecer di lantai produksi dan menggenangi jalan.
3Pencucian
kedelai
● Kunci 1 - Keamanan air yang digunakan saat pencucian● Kunci 2 - Kebersihan wadah tampung kedelai dalam pembersihan●Kunci 3-Sarana pembuangan limbah sisa pencucian kedelai yang terstruktur
www.themegallery.com
Analisis Perancangan Tata Letak (Layout) dan Fasilitas
Kelebihan Tata Letak UKM Baru
1. Telah menyesuaikan urutan proses produksi
2. Menjauhkan dari sumber kontaminasi silang (Kamar mandi, tempat penyucian, pembuangan limbah)
3. Mengkolompokan ruang produksi yang membutuhkan sumberair dan menghasilkan limbah air pula
Kekurangan Tata Letak UKM Baru
1. Dibutuhkan lokasi produksi baru, karena lokasieksisting tidak mendukung tata letak perbaikan
2. Dibutuhkan biaya yang cukup besar dalammelakukan perbaikan
www.themegallery.com
Analisis Pemilihan Alternatif Metode Penyampaian Perbaikan
Pemilihan Alternatif
Berikut merupakan beberapa alternatif metode untukmemberikan informasi sistem kerja yang baik sesuai dengan standar dari GMP-WISE yang sesuai dengan pengerajin UKM yaitu :
– Buku panduan sistem kerja untuk memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan,
– Software penilaian sistem kerja sesuai dengan daftar periksa GMP-WISE,
– Sosialisasi dan pelatihan perancangan sistem kerja
– Kebijakan pemerintah sekitar mengenai sistem kerja yang baik.
Self learning
Structure
learning
www.themegallery.com
Klasifikasi Alternatif Metode
berdasarkan SEMs’(Strategic Experiental Modules)
No Alternatif Metode Sense Feel Think Act Relate
1 Buku Panduan Sistem Kerja
2
Pelatihan dan Sosialisai
Penerapan Sistem Kerja yang
Baik
3
Kebijakan Pemerintah
Mengenai Sistem Kerja yang
Baik
4Software Penilaian Sistem
Kerja UKM
www.themegallery.com
Alternatif Terpilih
Membuat Buku PanduanSistem Kerja
Idealnya menjalankan serangkaian
metode disamping
www.themegallery.com
KONSEP PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Buku panduan digunakan untuk memberikan arahan kepada pemilik usaha
www.themegallery.com
Konsep Pengembangan Buku
• Analisis Karakter (faktor demografis, faktor geografis, psikografis target audience, karakteristik jenis audience, dan jenis data)
• Gaya Visual (Bahasa, Tipografi, Ukuran buku , komposisi warna, layout)
• Konten buku ( bagian identitas, bagian isi, bagian akhir)
• Benchmarking
Contoh Buku Panduan PerancanganSistem Kerja pada UKM Tempe untuk
Pemenuhan Standar Kesehatan
www.themegallery.com
SIMPULAN DAN SARAN
- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-
Buku panduan digunakan untuk memberikan arahan kepada pemilik usaha
www.themegallery.com
Simpulan
Dari enam belas aspek yang menjadi prioritas perbaikan sistemkerja UKM Tempe Tenggilis. Lima aspek utama permasalahanyang diperbaiki diantaranya adalah• Ketersediaan program higiene dan sanitasi,• Kondisi kebersihan peralatan kerja,• Kepemilikan sertifikasi pemilik usaha dan izin usaha,• Tata letak ruang produksi yang luas dan sesuai urutan kerja• Kebersihan penempatan material.
Perancangan sistem kerja perbaikan untuk memenuhipersyaratan SPP-IRT adalah dengan menerapkan sistemkerja perbaikan SSOP, GMP, dan didukung denganmetode WISE.
www.themegallery.com
Simpulan (2)
Metode terpilih yang digunakan untuk memberikaninformasi mengenai perbaikan sistem kerja diUKM Tempe Tenggilis yaitu pembuatan buku
panduan yang ditujukan untuk memperbaiki mutudan keamanan pangan dari hasil produksi UKM, serta meningkatkan produktivitas kerja
www.themegallery.com
Saran
BIAYA
Penelitian dapat dilanjutkan dengan memperhatikanfaktor biaya dan mengarah pada faktor efisiensi
ALTERNATIF METODE
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam perbaikansistem kerja yang berkelanjutan pada pengerajin UKM Tempe seharusnya dilakukan implementasi dari serangkaian alternatif
metode, bukan hanya satu metode saja.
OBJEK PENELITIAN SELANJUTNYA
Lingkup objek penelitian dapat diperluas yaitu untukberbagai macam jenis UKM pangan lainnya.
www.themegallery.com
Daftar Pustaka• Ardhianto. (2011), Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Pada Usaha Kecil Menengah Konveksi Adios,
Jakarta: Universitas Gunadarma
• Ariawati, Ria Ratna. (2004). Usaha Kecil dan Kesempatan Kerja. Fakultas Ekonomi, UNIKOM. Jakarta.
• Badan Pusat Statistik (2009), Peraturam Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 TentangKlasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, BPS, Jakarta.
• Bourgeois, R. (2005), Analytical Hierarchy Process: an Overview, UNCAPSA-UNESCAP, Bogor.
• Departemen Kesehatan (1991), Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Depkes RI Jakarta.
• Dipta, I. W. (2004). Membangun Jaringan Usaha Bagi Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta.
• Heragu, S. (2006), Facilities Design, 2nd edition, New York: Universe, Inc.
• Mangkunegara, A. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
• Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
• Kopersi Produsen Tahu Tempe Indonesia (2013), Buku Saku Rumah Tempe Indonesia, Buku Saku, Vol. 1, KOPTI, Bogor.
• Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2002). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran danIndustri No. 1404/MENKES/XI/2002, Jakarta
• Menteri Negara Sekretaris Negara. (1996). Undang-Undang Republik Indonesia No. 7. 1996 tentangPangan, Jakarta.
• Ramadhani M, Fariza A, Basuki DK. (2007). Sistem Pendukung Keputusan Identifikasi Penyebab SusutDistribusi Energi Listrik Menggunakan Metode FMEA. Jakarta.
• Rooney, J.J & Heuve, L.N.V (2004), Root Cause analysis for Beginners. Diakses 2 Juni 2013 dari situshttps://webspace.utexas.edu
• Saaty (1983). The Analytic Hierarchy Process; Planning, Priority, Setting, Resource Allocation. University of Pittsburgh.
www.themegallery.com
Daftar Pustaka (2)
• Saaty, Thomas L., and Luis G. Vargas. (1994). The Analytical Hierarchy Process, University of Pittsburgh
• Sari (2011), Perancangan Sistem Kerja Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Untuk Memenuhi HACCP (Studi Kasus : UKM Syafrida Produsen Snacks), Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
• Schmitt, B. H., (1999). Bernd Schmitt. New York: The Free Press.
• Suharna, C. (2006), Kajian Sistem Manajemen Mutu Pada Pengolahan Ikan Jambal Roti di PangandaranKabupaten Ciamis, Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 10 April 2011. http://www.uajy.ac.id/jurnal/jti/2000/4/3/pdf/2000_4_3_6.pdf
• Suma'mur. (2001). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan . Jakarta: Gunung Agung.
• Perdana (2008), Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP dan SSOP Serta Penyusunan Awal Rencana SistemHACCP Pada Produksi Yoghurt Di KPSBU Lembang, Bandung, Surabaya: Institut Teknologi SepuluhNopember.
• Thaheer, H. (2005). Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara, Jakarta.
• Widianarko. (2002). Tips Pangan “Teknologi, Nutrisi, dan Keamanan Pangan”. Grasindo. Jakarta
• Wignjosoebroto, S. (2000) Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk MeningkatkanProduktivitas Kerja. Jakarta : PT. Gunawidya.
• Wignjosoebroto, S. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri (Edisi Pertama Catakan Kedua). Surabaya : Guna Widya.
• Wignjosoebroto, S. (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (Edisi Ketiga). Surabaya : GunaWidya.
• Wikepedia. (2013). Demografi. Diakses pada tanggal 6 Juni 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi
www.themegallery.com
TERIMA KASIH
top related