limbah dan air kotor muara

Post on 13-Jul-2016

27 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

limbah dan air kotor muara

TRANSCRIPT

ARIEF LUKMAN 121120001Rekayasa Lingkungan

PENGELOLAAN AIR KOTOR PADA KAWASAN MUARA ANGKE`

Air Kotor

Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci, limbah rumah tangga, dll. Air kotor ini tidak dapat digunakan secara langsung apalagi untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan berarti air kotor tidak dapat dimanfaatkan, air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan. Seperti di kota-kota besar di mana warga sulit mendapat air.

• Lingkungan yang bersih bebas dari segala polusi dan kotoran merupakan dambaan setiap orang. Namun pesatnya perkembangan di segala bidang membawa akibat atau dampak pada lingkungan yaitu LIMBAH. • Limbah pada umumnya terbagi tiga yaitu :

• 1. Limbah padat ( solid wastes )• 2. Limbah cair ( liquid wastes )• 3. Limbah gas ( gaseous wastes )

KEADAAN UMUM KAWASAN MUARA ANGKE • Kondisi lahan Muara Angke dengan dengan luas ± 67 Ha, terletak di delta Muara Angke Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara dan secara astronomis terletak pada posisi 6°6′21″ LS, 106°46′29.8″ BT. Kawasan Muara Angke secara secara geografis berbatasan dengan: - sebelah barat : Kali Angke - sebelah selatan : Kali Angke - sebelah timur : Jalan Pluit - sebelah barat : Laut Jawa (Teluk Jakarta)

Kawasan Muara Angke:1.kawasan pemukiman 2.kawasan pengolahan hasil perikanan tradisional (PHPT) 3.kawasan pelabuhan perikanan (dan TPI) 4.tambak

Secara administratif Muara Angke terdiri dari 3 RW yaitu : RW 01, RW 011, dan RW 20, serta terdapat 3 perkampungan nelayan tradisional di yaitu, Kampung Nias, Kampung Baru, Empang.

KONDISI EKSISTING

SIAPAKAH PENGHASIL AIR LIMBAH DIKAWASAN MUARA ANGKE?

• Kegiatan dan fasilitas di kawasan pelabuhan perikanan antara lain berupa tempat pelelangan ikan, pujasera, pasar grosir ikan, dermaga pelabuhan, tempat pengepakan, kontainer, pasar pengecer ikan, gudang garam dan pabrik es. • Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut meliputi sampah dan limbah cair.

1. KAWASAN PELABUHAN PERIKANAN

Tempat Pelelangan Pujaseri Pasar Grosir Ikan

Dermaga PelabuhanTempat Pengepakan Pabrik Es

No Aktifitas ekonomi Pelabuhan PHPT Pemukiman Resmi Pemukiman Tak Resmi

1 Pegawai pelabuhan (PNS) √      

2 Pedagang ikan √ √ √ √

3 Pedagang barang & makanan √ √    

4 Warung makan √ √ √ √

5 Jasa angkutan barang √ √ √ √

6 Jasa angkutan umum √ √    

FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN PELABUHAN PERIKANAN DAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN • Fasilitas pokok terdiri dari lahan, dermaga, tanggul pemecah

gelombang, kolam pelabuhan, tiang pengikat kapal/bholar, dan fender kayu.

• Fasilitas fungsional, yaitu TPI dan kantor lama, TPI dan kantor baru, tempat pengepakan, cold storage, kios, gudang, kantor, pasar grosir, pasar pengecer. Kios ikan bakar Pujaseri, bangsal pengolahan hasil perikanan, gudang alat-alat perikanan, kolam penampungan, bengkel alat-alat kapal, dan SPBU dwi fungsi.

• Fasilitas penunjang: Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas perhubungan, Syahbandar, KPLP dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) yang masing-masing 1 unit. Koperasi 2 unit, yang salah satu fungsinya adalah menyelenggarakan lelang. Pos polisi KP3. Bank DKI 1 unit. Terminal bis. Pasar inpres 1 unit.

2. KAWASAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TRADISIONAL

• Usaha pengolahan ikan tradisional dilakukan pada seluas 5 hektar terdiri dari 212 unit tempat pengolahan ikan. Setiap unit berlantai 2 dengan ukuran 5 x 6 m2 dan tempat penjemuran seluas 120 m2. • Produksi olahan ikan antara 30-40 ton/hari. Semua bentuk pengolahan ikan tersebut menghasilkan limbah: sisik, jeroan dan limbah cair

• Pasar ikan : 1016 lapak sumber ikan : berbagai daerah 60-100 truk (@ 4 ton/truk/hari

PENGOLAHAN IKAN

Penjemuran Ikan

Jenis Usaha Pengolahan Ikan

No Jenis Usaha Jumlah Kelompok

1 Pengolah ikan asin 57

2 Pengolah ikan pindang & olahan lainnya 27

3 Pengolah teras 25

4 Pengolah kerupuk kulit pari 9

3. Kawasan pemukiman

Muara Angke terdiri dari: • 3 RW, yiatu RW 01, RW 011, dan RW 20 dan • 3 perkampungan nelayan tradisional : Kampung Nias, Kampung Baru, dan Empang.

Jumlah penduduk seluruhnya 21680 jiwa.

PEMUKIMAN PENDUDUK Pemukim Jumlah KK Jumlah Jiwa

RW-01   4784

RW-11   4510

RW-20   2136

Kampung Baru 800 2000

Kampung Nias 300 750

Kampung Empang 3000 7500

Jumlah 4100 21680

PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SAAT INI

Penanganan Sampah & Air limbah

Kawasan Penanganan Sampah

Penanganan Air Bersih

1. Kaw. Pelabuhan Perikanan

Dikelola Unit Pelabuhan (pihak Ketiga) Dibawa ke TPA

Disalurkan ke waduk pelabuhan

2. Kaw. Pengelolaan Ikan (PHPT)

Dikelola Unit Pelabuhan dibawa Ke TPA

Disalurkan ke waduk & IPAL Domestik

3. Kaw. Permukiman Dikelola Dinas Kebersihan Dibawa Ke TPA

Disalurkan ke waduk & IPAL Domestik

ALIRAN AIR LIMBAH

• 1. Proses secara fisik• Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fisik

pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, dan settling tank (settling pond).

• 2. Proses secara biologi• Proses biologi dilakukan dengan cara memberikan perlakuan

atau proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process.

• 3. Proses kimia• Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan

kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.

PENANGANAN SAMPAH Fasilitas : Kapal penangkap sampah Mobil pengangkut Bak sampah TPPS

4 unit2 unit2 unit2 unit

Pengangkutan : Ke TPSS Ke TPA Personil

4Kali 2Kali 34 orang

PENANGANAN LUMPUR DAN LIMBAH CAIR

Sumber : • Pasar grosir • Pasar pengecer • PHPT (pengolahan hasil penangkapan tradisional) • Pengepakan/pengolahan

Perlakuan : • Penggelontoran saluran/drainase sepanjang 1.000 m - 2

kali seminggu (kondisi rusak) • Lumpur/limbah cair ditampung di kolam

penampungan/IPAL dan dialirkan ke laut dengan menggunakan pompa.

KOLAM PENAMPUNGAN AIR LIMBAH (WADUK)

LUAS 7.500 M2 KEDALAMAN 5 M DILENGKAPI DENGAN 4 UNIT POMPA LISTRIK KAPASITAS 350 LITER/DETIK. DIOPERASIKAN SETIAP HARI. LAMA PENGOPERASIAN 4 - 8 JAM SETIAP HARI. Instalasi pengolahan air limbah • Jumlah : 1 unit • Kapasitas : 500 m3/hari • Sistem IPAL : otomatis • Swapantau : setiap hari

POTENSI BEBAN PENCEMARAN MUARA ANGKE

MENGHITUNG BEBAN PENCEMARAN

Perhitungan secara cepat beban pencemaran dari berbagai sumber kegiatan dengan menggunakan rumus sbb : P = J x BOD Keterangan : P = Beban pencemaran (kg/hr) J = Jumlah pencemar (unit/hari) BOD = Beban polutan BOD limbah (gr/unit)

Kriteria Standar (Puslitbang SDA & Djajadiningrat,1989)

BOD pengolahan ikan = 7,9 kg/ton produk BOD penduduk 40 gr/kap/hr dan COD 55 gr/kap/hr.

MENGHITUNG TIMBULAN SAMPAH

Perhitungan secara cepat timbulan sampah dari berbagai sumber kegiatan dengan menggunakan rumus sbb : P = J x S Keterangan : • P = Beban pencemaran (kg/hr) • J = Jumlah pencemar (unit/hari) • S = Konversi sampah:

0,3 kg/kap/hari (penduduk); 0,2 kg/unit/hr (pasar); 0,05 kg/pegawai (kantor, bengkel dll)

Potensi SAMPAH

Potensi AIR LIMBAH

BEBAN PENCEMARAN

KESIMPULAN TARGET PROGRAM

Penurunan beban pencemaran Kawasan Muara Angke dari seluruh sumber pencemar, dalam waktu 3 tahun (Tahun 2012 – 2014), berupa : • Penurunan pencemar air limbah hasil perlakuan IPAL Kolam air limbah domestik Kali Angke, dari BOD 93,53 mg/l menjadi BOD 12 mg/l (Baku mutu air Kelas IV PP 82 Tahun 2001) • Penurunan pencemar air limbah dari kolam pelabuhan dari BOD 47,05 mg/l menjadi 20 mg/l (Baku mutu air laut).

Program penurunan beban pencemaran:

1. Peningkatan sistem drainase 2.Perbaikan dan peningkatan kapasitas IPAL tepi Kali Angke 3.Pembuatan IPAL pada kolam penampungan limbah cair pelabuhan 4. Peningkatan efektifitas penanganan sampah, dengan melibatkan masyarakat, pedagang, pengusaha dan swasta lainnya 5. Koordinasi antar lembaga yang ada dalam pengelolaan lingkungan pada setiap kawasan (pelabuhan, PHPT, pemukiman)

MASALAH DAN SOLUSI TEKNIS

• Air Limbah 1.Kolam limbah Kali Angke dgn IPAL-nya selama ini tidak berfungsi 2.Kolam limbah Pelabuhan belum ada IPAL-nya 3.Saluran drainase air limbah mampat oleh sampah dan sedimentasi limbah lumpur 4.Masuknya air pasang laut (Rob), air saluran drainase meluap ke darat

SOLUSI

1. IPAL dan kolam limbah Kali Angke harus ditingkatkan dan dioperasikan sesuai standar kapasitasnya

2. Kolam limbah Pelabuhan harus dilengkapi dengan IPAL

3. Pengerukan endapan seluruh saluran drainase air limbah

4. Pembangunan benteng/tanggul pantai penahan air pasang (Rob)

Sampah

• 1.Penanganan sampah belum efektif • 2.Pembuangan sampah oleh masyarakat dan pedagang pasar di luar tempat sampah, menyumbat saluran drainase air limbah • 3.Masyarakat dan pedagang pasar belum dilibatkan dalam penanganan sampah

Solusi

• 1.Penambahan frekwensi pengangkutan sampah • 2.Penyediaan tempat sampah bagi masyarakat, pedagang pasar, usaha swasta dan perkantoran • 3.Partisipasi masyarakat, pedagang dan dunia usaha dgn penerapan retribusi sampah dan air limbah secara proporsional • 4.Penerapan sanksi hukum secara tegas bagi pembuang sampah

MASALAH & Solusi Koordinatif

No Instansi Peran1

BPLHD Wilayah Jakarta Utara

a.Menyusun dan mengembangkan konsep dan program pengelolaan air limbah dan sampah di kawasan Muara Angke b.Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan konsep dan program pengelolaan air limbah dan sampah di kawasan Muara Angke

2Dinas Kelautan & Pertanian (UPT PKPP & PPI)

a.Melakukan upaya pembersihan sampah di kawasan Pelabuhan, termasuk pasar ikan dan sekitarnya b.Melakukan pengelolaan air limbah di kawasan Pelabuhan, meliputi pemeliharaan saluran drainase dan pengolahan air limbah di waduk penampung air limbah di Kawasan Pelabuhan, serta peningkatan efektifitas IPAL agar air yang dihasilkan memenuhi baku mutu air limbah yang berlaku c.Melakukan pemompaan air waduk pelabuhan ke laut pada saat air pasang

3Dinas Kebersihan

a.Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembersihan sampah di Kawasan Muara Angke b.Mengkoordinasikan pelaksanaan pembersihan sampah di seluruh kawasan Muara Angke c.Menyiapkan dan mengoperasikan truk pengangkut sampah untuk mengambil sampah di TPS tiap 2 minggu untuk dibawa ke TPA. d.Melaporkan hasil pelaksanaan kepada Walikota setiap 3 (tiga) bulan sekali

4Dinas Perhubungan

a.Melakukan perencanaan dan pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah dan air limbah b.Melakukan pembersihan sampah dan penyaluran air limbah di arel binaan (terminal bus dan pelabuhan penumpang)

5Dinas Pekerjaan Umum

a.Melakukan perencanaan & pembangunan saluran-saluran air limbah dan pemompaan air limbah dari waduk tepi kali Angke ke Kali Angke b.Membangun dan memelihara infrastruktur jalan, serta membangun benteng pengendalian air pasang (rob) c.Melakukan pembersihan dan pengankutan sampah di badan air sungai Kali Angke

6Walikota Jakarta Utara

a.Melakukan koordinasi pencegahan dan penanggulangan pencemaran air limbah dan sampah di kawasan Muara Angke, terutama di kawasan pemukiman b.Melakukan koordinasi di tingkat wilayah guna pengendalian pencemaran air limbah dan pembersihan sampah di kawasan Muara Angke c.Penyuluhan dan pembinaan masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup

TEKNOLOGI YANG BISA DITERAPKANPENGOLAHAN AIR LIMBAH

DENGAN PROSES BIOFILM TERCELUP

Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan media penyangga untuk pengebang-biakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material organik atau bahan material anorganik.

BIOFILM TERCELUP

Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.

BIOFILM TERCELUP

Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem suplai udara dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah (pusat), aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”, dan aersai dengan sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai keuntungan dan kekurangan. Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang diharapkan. Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran sirkulasi atau aliran putar kecuali pada sistem aerasi merata seluruh permukaan media.

BIOFILM TERCELUP

Jika kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat digunakan untuk mengolah air limbah dengan beban organik (organic loading) yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan juga media biofilter yang dapat melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang besar. Biasanya untuk media biofilter dari bahan anaorganik, semakin kecil diameternya luas permukaannya semakin besar, sehinggan jumlah mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga menjadi besar pula.

BIOFILM TERCELUP

Keuntungan• Pengoperasiannya mudah Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm, tanpa dilakukan sirkulasi lumpur, tidak terjadi masalah “bulking” seperti pada proses lumpur aktif (Activated sludge process). Oleh karena itu pengelolaaanya sangat mudah.• Pengolahan• Lumpur yang dihasilkan sedikit Dibandingakan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan pada proses biofilm relatif lebih kecil. Di dalam proses lumpur aktif antara 30 – 60 % dari BOD yang dihilangkan (removal BOD) diubah menjadi lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada proses biofilm hanya sekitar 10-30 %. Hal ini disebabkan karena pada proses biofilm rantai makanan lebih panjang dan melibatkan aktifitas mikroorganisme dengan orde yang lebih tinggi dibandingkan pada proses lumpur aktif.• Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi

rendah maupun konsentrasi tinggi. Oleh karena di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm mikroorganisme atau mikroba melekat pada permukaan medium penyangga maka pengontrolan terhadap mikroorganisme atau mikroba lebih mudah. Proses biofilm tersebut cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi.

• Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi.

Di dalam proses biofilter mikro-organisme melekat pada permukaan unggun media, akibatnya konsentrasi biomasa mikro-organisme per satuan volume relatif besar sehingga relatif tahan terhadap fluktuasi beban organik maupun fluktuasi beban hidrolik.• Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil.

Jika suhu air limbah turun maka aktifitas mikroorganisme juga berkurang, tetapi oleh karena di dalam proses biofilm substrat maupun enzim dapat terdifusi sampai ke bagian dalam lapisan biofilm dan juga lapisan biofilm bertambah tebal maka pengaruh penurunan suhu (suhu rendah) tidak begitu besar.

Terima Kasih

top related