larutan baku
Post on 01-Jul-2015
314 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kita melakukan percobaan atau analisis kimia, pasti kita akan
diperhadapkan pada larutan.Larutan adalah campuran serba sama terdiri
atas dua atau lebih. Di dalam larutan ada yang bertindak sebagai zat pelarut
dan zat terlarut. Pelarut adalah zat atau komponen yang umumnya berwujud
cair yang jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat terlarut adalah komponen
baik gas , cair maupun padat yang jumlahnya lebih sedikit.( Michael Purba,
2006)
Peranan larutan dalam ilmu kimia begitu penting karena melalui
larutannya kita dapat mengetahui tingkat ionisasi suatu larutan. Hasil ionisasi
suatu zat tergantung pada zat itu sendiri.(Paulina Hendrajanti, 2006)
Maksud dari percobaan ini adalah Membuat larutan baku dengan
konsentrasi tertentu.
Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk membuat larutan baku dari
bahan (zat) padat dengan konsentrasi tertentu dan untuk membuat larutan
baku dari zat cair dengan konsentrasi tertentu.
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada penimbangan dan
pelarut suatu zat baik padat maupun cair yang dilarutkan dengan pelarut
yang disesuaikan dengan konsentrasi yang sudah diketahui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Larutan Baku adalah larutan yang telah diketahuai
konsentrasinya.Larutan baku sangat erat hubungannya dengan titrasi
asam basa.Oleh karena itu, titrasi dilakukan untuk menetapkan
kemolaran suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah
diketahui kemolarannya.Dalam hal ini larutan peniter itu adalah
larutan baku. Ketepatan (akurasi) dari konsentrasi larutan yang dititer
salah satunya bergantung pada kepastian kemolaran dari larutan
baku. Jika kemolaran larutan baku tidak pasti maka kemolaran larutan
yang dititer pasti tidak akurat juga.( Michael Purba, 2006)
Tidak semua zat dapat dibuat larutannya dengan kemolaran
yang akurat.Salah satu di antaranya adalah larutan NaOH.Jika kita
akan menyediakan larutan NaOH, maka kita perlu menimbang Kristal
zat itu, kemudian melarutkannya dengan air.Sebagaimana kita ketahui
bahwa Kristal NaOH bersifat hidroskopis (menyerap air) dan juga
dapat mengikat karbon dioksida dari udara.Sifat ini akan
mempengaruhi ketelitian penimbangan dan selanjutnya akan
mempengaruhi akurasi kemolaran larutan yang diperoleh.( Michael
Purba, 2006)
Untuk memperoleh kemolaran larutan dengan akurasi tinggi,
maka diperlukan beberapa sifat zat terlarut berikut :
1. Tersedia dalam kemurnian tinggi
2. Tidak hidroskopis dan tidak bereaksi dengan sesuatu dari udara
3. Mempunyai massa molekul relative(Mr) yang relative besar,
sehingga lebih teliti dalam penimbangan.
4. Larut dalam pelarut yang diinginkan, misalnya dalam air
5. Bersifat stabil (tidak mudah terurai atau berubah menjadi zat lain)
Larutan Baku dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu larutan
baku primer dan larutan baku sekunder.( Michael Purba, 2006)
1. Larutan Baku Primer, yaitu larutan baku yang dibuat dengan
ketelitian tinggi.
2. Larutan Baku Sekunder, yaitu larutan yang kemolarannya
ditetapkan dengan larutan baku primer.
Ada beberapa jenis konsentrasi dalam ilmu kimia antara lain :
( Tim Dosen UNHAS, 2009)
1. Persen berat (%bb )
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat dalam 100
gram larutan.
%bb=massa zat terlarut
massa larutan×100%
2. Persen volume ( %vv )
Banyaknya zat terlarut dalam gran yang terdapat dalam 100
ml larutan.
%vv=massa zat terlarut
massa larutan x 100 %
3. Persen berat per volume (%bv )
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat dalam
100 ml larutan.
%bv=massa zat terlarut
massa larutan x 100 %
4. Molaritas
Disimbolkan dengan M (huruf M miring) digunakan untuk
menyatakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam 1 liter larutan.
a. Untuk bahan padat
M=nv= grMr .V
Dimana : gr = Massa (gr)
Mr = Massa Molekul relatif (BM)
V = Volume larutan (L)
b. Untuk bahan cair
M=% K .1000 . BJBM
Dimana : % K = Persen kadar
BJ = Berat jenis
BM = Berat Molekul (Mr)
5. Normalitas
Ditimbulkan dengan N menyatakan banyaknya gram
ekuivalen terlarut dalam 1 liter larutan. Besarnya 1 gram
merupakan hasil kali mol dengan valensi.
N = gr
BE .V
Dimana : gr = Massa zat (gr)
V = Volume larutan (ml)
BE = Berat ekuivalen
6. Molalitas
Disimbolkan dengan m (huruf m miring) yang menyatakan
jumlah mol zat terlarut per kg pelarut dengan satuan dengan satuan
molekul (m) molalitas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :
M = mol zat terlarut1000gr pelarut
atau m = grMr×1000P
7. Fraksi mol
Disimbolkan dengan X, untuk fraksi mol A (XA) sedangkan
untuk fraksi mol B (XB), yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya mol komponen tersebut dengan mol total dan semua
komponen yang ada.
a. Fraksi mol A
XA = mol A
mol A+mol B
Dimana jumlah fraksi mol total adalah 1
XA + XB = 1
b. Fraksi mol B
XB = molB
mol A+mol B
B. URAIAN BAHAN
1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Berat Molekul : 18
Rumus kimia : H₂O
Pemerian : Air jernih,Tidak berwarna,tidak berbau ,
dan tidak berasa.
Kelarutan : Dapat melarutkan senyawa tertentu
2. ASAM KLORIDA (FI Edisi III hal 53 )
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLODIRUM
Nama lain : Asam klorida
Berat Molekul : 36,46
Rumus kimia : HCl
Pemerian : Cairan tidak berwarna,berasap dan bau
merangsang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat terlarut
3. NATRIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 315 )
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidrogsida
Rumus kimia : NaOH
Berat Molekul : 40
Pemerian : Putih atau paraktis putih ,massa melebur,
berbentuk pellet ,serpihan atau batang
atau bentuk lain ,keras,rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. NATRIUM KARBONAT (FI Edisi III hal 400 )
Nama resmi : NATRII KARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
Berat molekul : 124,20
Rumus kimia : Na₂CO₃
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih
Kelarutan : Mudah larut dalam aur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
5. METIL MERAH (FI Edisi IV hal 1208)
Nama Resmi :BENZOAT HYDROCHLORYDA
Nama lain : Metil merah
Rumus kimia : C₁₅H₁₅N₃O₂
Berat molekul : 305,76
Pemerian : Serbuk merah tua /hablur lembayung
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai penunjuk (indikator)
6. ASAM ASETAT (FI Edisi III hal 41 )
Nama resmi : ACIDUM ACETIKUM
Nama lain : Asam asetat
Rumus kimia : CH₃COOH
Berat molekul : 60
Pemerian :Cairan jernih ,tidak berwarna, bau
menusuk, rasa asam dan tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan : Dapat di campur dengan air dan etanol
(95%) dan gliserol
7. INDIKATOR PP(FI Edisi III hal 675 )
Nama resmi : Fenol Sulfenotalein
Nama lain : Indikator pp
Rumus kimia : C₂₀H₁₄O₄
Pemerian : Serbuk halus tidak berwarna ,warnanya
dari merah muda sampai merah tua
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut etanol
serta mudah larut dalam karbonat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat penunjuk
8. ASAM NITRAT (FI Edisi III hal 50)
Nama resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
Rumus Kimia : HNO3
Berat Molekul : 63
Pemerian : Cairan berasa, sangat korosif, bau khas
sangat berangsang.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol mendidih pada
suhu ± 120 ℃.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
9. KALIUM IODIUM (FI Edisi III hal 330)
Nama resmi : KALII IODIUM
Nama lain : Kalium Iodida
Rumus kimia : KI
Berat Molekul : 166
Pemerian : Hablur Heksahedral, transparan atau
tidak berwarna, agak buram, opak, dan
putih, serbuk granula putih dan
hidroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air terlebih dalam air
mendidih etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anti jamur
10.NATRIUM TIOSULFAT (FI Edisi III hal 428)
Nama resmi : NATRII TIOSULFAT
Nama lain : Natrium tiosulfat
Rumus kimia : Na2S2O3
Berat Molekul : 248,17
Pemerian : Hablur besar, tidak berwarna dan tidak
larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anti dalam sianida
11.BESI (III) SULFAT (FI Edisi IV hal 1139)
Nama resmi : FERRI NITRAT
Nama lain : Besi (III) Nitrat
Rumus kimia : Fe(NO3)3
Pemerian : Serbuk Kristal warna putih kekuningan
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
12.BARIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 656)
Nama resmi :BARII HYDROXYDUM
Nama lain : Barium hidroksida
Rumus kimia : Ba(OH)2
Berat Molekul : 171
Pemerian : Hablur , tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air, larutan agak keruh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
13.ASAM SULFAT (FI Edisi III hal 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus kimia : H2SO4
Berat Molekul :98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif,
tidak berwarna; jika ditambahkan ke
dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1. Alat
1. Corong gelas
2.Erlenmeyer
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Labu ukur
6. Label dan Lap kering
7. Pipet volume
8. Timbangan
2. Bahan
1. Air suling
2. Bahan padat (NaOH, KI, Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, Fe(NO3)3).
3. Bahan cair (H2SO4, HCl, CH3COOH, HNO3).
4.Indikator fenol merah dan pp.
B. Prosedur Kerja
1. Bahan padat
a. NaOH
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang NaOH 0,1 M sebanyak 4 gr
3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
500 ml lalu tambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya
dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
hingga homogen
5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label
b. KI
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang KI 0,2 N sebanyak 33,2 gr
3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
500 ml lalu tambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya
dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
hingga homogen
5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label
c. Ba(OH)2
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang Ba(OH)2 0,05 M sebanyak 8,55 gr
3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
500 ml lalu tambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya
dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
hingga homogen
5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label
d. Na2S2O3
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang Na2S2O3 0,25N sebanyak 24,8 gr
3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
500 ml lalu tambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya
dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
hingga homogen
5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label
e. Na2CO3
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang NaOH 0,1 M sebanyak 13,25 gr
3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
500 ml lalu tambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya dengan
menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok hingga
homogen
5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label
2. Bahan cair
a. H2SO4
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet H2SO4 0,5 M sebanyak 27,17 ml
3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda batas.
5. Masukkan ke dalam botol dan beri label
b. HNO3
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet H2SO4 0,5 M sebanyak 31,25 ml
3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda batas.
5. Masukkan ke dalam botol dan beri label
c. CH3COOH
A. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet CH3COOH 0,1 M sebanyak 17,2 ml
3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda batas.
5. Masukkan ke dalam botol dan beri label
B. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet CH3COOH 0,01 M sebanyak 1,72 ml
3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda batas.
5. Masukkan ke dalam botol dan beri label
C. 1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet CH3COOH 0,001 M sebanyak 0,172 ml
3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest
4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda batas.
5. Masukkan ke dalam botol dan beri label
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
a. Bahan Padat
No Nama bahan Konsentrasi Berat (S)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
NaOH
KI
Ba(OH)2
Na2CO3
Na2S2O3
Fe(NO3)3
Metil Merah
Indikator PP
0,1 M
0,2 N
0.05 M
0,25 N
0,2 N
0,2 N
-
-
4 gr
33,2 gr
8,55 gr
13,25 gr
24,8 gr
16,06 gr
1
1
b. Bahan Cair
No Nama Bahan Konsentrasi Volume
1.
2.
3.
4.
5.
6.
H2SO4
HCl
CH3COOH
CH3COOH
CH3COOH
HNO3
0,5 M
0,1 M
0,01 M
0,001 M
0,1 M
0,5 M
27,17 ml
8,24 ml
1,72 ml
0,172 ml
17,2 ml
31,25 ml
B. Perhitungan
a. Bahan Padat
1). NaOH Na + OH⁺ ⁻
Dik : BM = 40
V = 1 liter
Dit : gram….?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,1. 40
= 4 gr
2). KI K + I⁺ ⁻
Dik : BM = 166
V = 1 liter
Dit : gram…..?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,2. 166
= 33,2 gr
3). Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-
Dik : BM = 171
V = 1 liter
Dit : gram….?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,05. 171
= 8,55
4). Na2CO3 2Na + CO⁺ 3-2
Dik : BM = 106
BE =12BM
¿12106=53
Dit : gr ?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,25 . 53
= 13,25
5). Na2S2O3 2Na+ + S2O32-
Dik : BM = 248,17
BE =12BM
=12248,17=124,09
Dit : gr ?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,2 . 124,09
= 24,8
6). Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-
Dik : BM = 241
BE =13BM
=13241=80,3
Dit : gr ?
Penyelesaian :
gr = V. N. BE
= 1. 0,2 . 80,3
= 16,06
b. Bahan Cair
1). H2SO4 2H+ + SO4-2
BM : 98 M = 0,5 M
BE :12BM :
1298=49
%K = 98
Bj = 1,84
Penyelesaian :
M=% K .1000 .BjBM .100
¿98 .10 .1,84
98
¿1803 ,298
¿18,4
M1 . V1 = M2 . V2
18,4 . V1 = 0,5 . 1000
V1 = 0,510018,4
V1 = 27,7 / 2,72 ml
2). HCL H+ + Cl-
Dik : %K = 23
Bj = 1,18
BM = 36
Penyelesaian :
M=% K .1000 .BjBM .100
¿37 .10 .1,18
36
¿12,12
M1 . V1 = M2 . V2
12,12 . V1 = 0,1 1000
V1 = 0,1 .100012,12
V1 = 8,25
3). HNO3 0,5 dalam 1000 ml
Dik : %K = 71
Bj = 1,42
BM = 63
Dit : ?
Penyelesaian :
M=% K .1000 .BjBM .100
¿71.10 .1,42
63
¿16,003
M1 . V1 = M2 . V2
16,03 . V1 = 0,5 . 1000
V1 = 50016,003
V1 = 31,24
4). CH3COOH 0,1 M dalam 1000 ml
Dik : %K = 33,5
Bj = 1,042
BM = 60
Dit : ?
Penyelesaian :
M=% K .1000 .BjBM .100
¿33,5 .10 .1,042
60
¿5,817
M1 . V1 = M2 . V2
5,817 . V1 = 0,1 . 1000
V1 = 1005,817
V1 = 17,19 / 17,2 ml
5). CH3COOH 0,001 M dalam 1000 ml
M1 . V1 = M2 . V2
5,817 . V1 = 0,001 . 1000
V1 = 1
5,817
V1 = 0,1719 / 0,172 ml
6). CH3COOH 0,01 M dalam 1000 ml
M1 . V1 = M2 . V2
5,817 . V1 = 0,01 . 1000
V1 = 105,817
V1 = 1,719 / 7,12 ml
C. Reaksi
a. Bahan Padat
NaOH Na+ + OH-
Kl K+ + I-
Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-
Na2S2O3 2Na+ + S2O32-
Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3
Na2CO3 2Na+ + CO32-
b. Bahan Cair
H2SO4 2H+ + SO42-
HCl H + + Cl-
CH3COOH CH3COO- + H+
HNO3 H+ + NO3-
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dimana bahan yang digunakan berupa bahan
padat dan bahan cair.Dimana bahan padat : NaOH 0,1 M dengan berat 4 gr,
KI 0,2 M dengan berat 33,2 gr, Ba(OH)2 0,05 M dengan berat 8,55 gr,
Na2CO3 0,25 N dengan berat 13,25 gr, Na2S2O3 0,2 N dengan berat 24,8,
dan Fe(NO3)3 0,2 N dengan berat 16,06.Sedangkan untuk bahan padat :
H2SO4 0,5 M dengan volume 27,17 ml, HCl 0,1 M dengan volume 8,24 ml,
CH3COOH 0,1 M dengan volume 17,2 ml, CH3COOH 0,01 M dengan volume
1,72 ml, CH3COOH 0,001 M dengan volume 0,172 ml, dan HNO3 0,5 M
dengan volume 31,25 ml.
Dalam percobaan ini, untuk dapat mengetahui berapa banyak bahan
yang digunakan maka terlebih dahulu membuat perhitungan dengan
menggunakan rumus sesuai dengan bahan yang digunakan.
Percobaan ini banyak menggunakan alat, misalnya : Erlenmeyer. Jika
bahannya berupa zat padat maka terlebih dahulu bahan tersebut harus
ditimbang karena tidak dapat langsung dimasukkan kedalam labu takar.
Sebaliknya, jika bahan tersebut berupa cairan maka bahan tersebut dapat
langsung dimasukkan kedalam labu ukur.
Banyak hal yang bisa terjadi dalam pembuatan larutan baku. Adapun
faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Penimbangan dan perhitungan sampel kurang teliti
2. Adanya pengaruh dari bahan yang digunakan
3. Prosedur kerja yang kurang tepat
4. Penggunakan alat yang kurang tepat
5. Cara pengadukan yang kurang sempurna
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan tersebut dapat disimpulkan :
1. Larutan NaOH 0,1 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 4 gr untuk pembuatan larutan baku
2. Larutan Kl 0,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 33,2 gr untuk pembuatan larutan baku
3. Larutan Ba(OH)2 0,05 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 8,55 gr untuk pembuatan larutan baku
4. Larutan Na2CO3 0,25 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 13,25 gr untuk pembuatan larutan baku
5. Larutan Na2S2CO3 0,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 24,8 gr untuk pembuatan larutan baku
6. Larutan Fe(NO)30,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka
dibutuhkan 16,06 gr untuk pembuatan larutan baku
7. Untuk mengencerkan larutan H2SO4 0,5 M ke dalam 1000 ml air
maka dibutuhkan 2,72 ml H2SO4
8. Untuk mengencerkan larutan HCl 0,1 M ke dalam 1000 ml air
maka dibutuhkan 31,24 ml HNO3
9. Untuk mengencerkan larutan HNO3 0,5 M ke dalam 1000 ml air
maka dibutuhkan 31,24 ml HNO3
10.Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,1 M ke dalam 1000
ml air maka dibutuhkan 17,2 ml
11.Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,01 M ke dalam 1000
ml air maka dibutuhkan 1,72 ml
12.Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,001 M ke dalam
1000 ml air maka dibutuhkan 0,172 ml
B. Saran
Saran kami agar alat-alat dan bahan yang kurang lengkap
agar dapat dilengkapi biar pada saat kita praktikum tidak ada lagi
kendala yang terjadi.
LAMPIRAN
CARA KERJA
1. Untuk Bahan Padat
2. Untuk Bahan Cair
Timbang sesuai gr yang
telah diperoleh pada
setiap bahan padat
Bahan padat + air
Labu ukur 100 ml + air sampai tanda batas
Masukkan larutan ke dalam botol
Diukur sesuai volume yg diperoleh
Bahan cair + air
Labu 100 ml + air hingga tanda batas
Masukkan larutan kedalam botol
top related