lapsus tifoid

Post on 02-Feb-2016

33 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

interna

TRANSCRIPT

Laporan Kasus Demam Tifoid

Sandhy Hapsari Andamari

H2A010046

Identitas Pasien

• IDENTITAS PASIEN• Nama : Tn. W• Umur : 35 tahun• Agama : Islam • Alamat : Tambakboyo 07/01Ambarawa• Suku bangsa : Jawa• Tanggal masuk: 29 – 12 – 2014 • No RM : 071487• Bangsal : Anyelir

Anamnesis

• Keluhan utama

Demam • Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun, naik pada malam hari dan dirasakan sampai menggigil. Keluar keringat banyak.

Pasien juga mengeluh pusing (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun karena lidah terasa pahit. Riwayat muntah (+) ± 2x berisi air. BAK warna kuning lancar, BAB sulit sejak 7 hari yang lalu. Gejala lain seperti batuk (-), sesak (-), kejang (-), mimisan (-), gusi berdarah (-)

• Riwayat penyakit dahulu :• Riwayat penyakit seperti ini : disangkal • Riwayat hipertensi : disangkal• Riwayat diabetes melitus : disangkal• Riwayat penyakit jantung : disangkal• Riwayat operasi : disangkal• Riwayat alergi : disangkal

• Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

• Riwayat hipertensi : disangkal• Riwayat diabetes : disangkal• Riwayat alergi : disangkal

• Riwayat pribadi :

Kebiasaan makan pedas : diakui

• Riwayat sosial ekonomi :

Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS. Kesan ekonomi cukup

Keadaan umum Sakit ringan, composmentis

Tanda vital 1. Tekanan darah 2. Nadi3. Pernafasan 4. Suhu

120/7080x/mnt, reguler, isi dan tegangan cukup20x/mnt38,60C (axiler)

Kulit Warna coklat, sama seperti sekitar

Kepala Bentuk mesosephal, rambut warna hitam

Mata CA -/- , SI -/-

Telinga Sekret (-), darah (-), NT Mastoid (-)

Hidung Sekret (-), epistaksis (-)

Mulut Sianosis (-), lidah kotor (+)

Leher Pembesaran KGB (-), JVP meningkat (-)

Thorax Normochest, simetris SDV +/+ , BJI-II Reguler

Abdomen BU (+) n, NT (+) epigastrium

Ekstremitas Luka (-), kesemutan (-), bengkak (-)

Resume • Pasien datang ke IGD dengan

keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun, naik pada malam hari dan dirasakan sampai menggigil. Keluar keringat banyak.

• Pasien juga mengeluh pusing (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun karena lidah terasa pahit. Riwayat muntah (+) ± 2x berisi air.

• BAK warna kuning lancar, BAB sulit sejak 7 hari yang lalu. Gejala lain seperti batuk (-), sesak (-), kejang (-), mimisan (-), gusi berdarah (-).

• Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, isi dan tegangan cukup, Frekuensi Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 38,6 0C, pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan pada epigastrium

• ASSESSMENT

Demam tifoid

• PLANNING • Darah rutin• Urin rutin• SGPT• IgG & IgM salmonela

Terapi

Non farmakologi

• Istirahat total • Diet rendah serat Farmakologi • Inf RL 20 Tpm• Inj. Ceftriaxon 2 x 1• Paracetamol 3 x 500 mg (j/p) • Inj. Ranitidin 2 x 1amp

Follow up

Tanggal S O A P

29 /12/2014

TD : 120/70N : 80X S : 38,6OCRR: 20X

Pasien mengeluh demam sejak 7 hari SMRS. Demam naik turun. Naik pada malam hari sampai menggigil. Pusing (+), mual (+), muntah (-), BAK lancar, BAB (-)

Ku : tampak sakit sedang, CMKepala : dbnLidah kotor (+)Thorax : dbnAbdomen : perut datar, BU (+) N. NT (+) epigastrium

obs. Febris dd/demam tifoid

Inf RL 20 TpmInj. Ceftriaxon 2 x 1Paracetamol 3 x 1Inj. Ranitidin 2 x 1Inj. Ondansetron 2 x 1

Pemeriksaan penunjang ( 30 – 12 – 2014 )• Lekosit : 29rb• Trombosit : 211• IgM Salmonela : (+6)

Tanggal S O A P

30 /12/2014

TD : 100/70N : 82xRR: 20xS :37,9

Demam (+),mual (+), muntah (-), BAK & BAB tidak ada keluhan

Ku : sakit sedang, CM Abdomen : BU (+) normal, NT (-)

Demam tifoid

Inf RL 20 TpmInj. Ceftriaxon 2 x 1Paracetamol 3 x 1Inj. Ranitidin 2 x 1Inj. Ondansetron 2 x 1

Tanggal S O A P

31 /12/2014

TD : 120/80N : 85xRR: 20xS :37,6

Demam (+) Ku : sakit sedang, CM Abdomen : BU (+) normal, NT (-)  Hasil lab :Lekosit : 2.9Trombosit :211IgG & IgM Salmonela : 6

Demam tifoid

Inf RL 20 TpmInj. Ceftriaxon 2 x 1Paracetamol 3 x 1Inj. Ranitidin 2 x 1Inj. Ondansetron 2 x 1

Tanggal S O A P

1 /1/2015

TD : 112/80N : 82xRR: 20xS :36,5

Demam menurun Ku : sakit sedang, CM Abdomen : BU (+) normal, NT (+) epigastrium

Demam tifoid

Inf RL 20 TpmInj. Ceftriaxon 2 x 1Paracetamol 3 x 1Inj. Ranitidin 2 x 1Inj. Ondansetron 2 x 1

Demam Tifoid

• Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi yang masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari.

• Demam tifoid dapat menginfeksi semua orang dan tidak ada perbedaan antara laki-laki maupun perempuan.

• Penularannya secara feko – oral. Dapat masuk ke tubuh manusia melalui makan dan minuman yang tercemar.(patogenesis)

• Transmisi juga dapat terjadi secara transplasental dari ibu hamil ke janin (patogenesis)

• MI sekitar 10 – 14 hari, ± 2 mgg. (gejala klinik)

• Minggu I

demam ± 39 - 40 oC terutama sore dan malam hari, nyeri kepala, batuk, anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri otot dan malaise

• Minggu II

demam, lidah khas warna putih, bradikarsi relatif, hepatosplenomegali, meteorismus dan bahkan gangguan kesadaran.

• Hematologi (px penunjang)

– Hb normal / turun – Lekosit rendah / normal / tinggi – Neutrofil rendah dengan limfositosis relatif – LED meningkat – Trombosit normal / menurun

• Urinalisis – Protein bervariasi dari negatif – positif – Lekosit dan eritrosit normal tapi dapat meningkat

jika terjadi komplikasi

• Kimia klinis (SGPT & SGOT) sering meningkat

• Imunoserologi – Widal untuk mendeteksi antibodi (kurang

sensitif)– IgG & IgM Salmonella (lebih sensitif)

IgM (+) menandakan infeksi akut

IgG (+) menandakan pernah kontak/terinfeksi/reinfeksi/di daerah endemik

• Mikrobiologi (kultur)

Gall culture atau biakan empedu merupakan gold standard untuk demam tifoid. Kekurangan uji ini adalah hasilnya tidak dapat segera diketahui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman (positif antara 2-7 hari, jika belum ada ditunggu 7 hari lagi)

• Biologi molekuler

Cara ini dilakukan dengan perbanyakan DNA kuman kemudian diindentifikasi dengan DNA probe yang spesifik

• Diagnosis demam tifoid ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

• Gambaran darah juga membantu menentukan diagnosis. Jika terdapat leukopenia polimorfonuklear (PMN) dengan limfositosis relatif pada hari ke-10 dari demam, arah demam tifoid menjadi jelas

• Tatalaksana – Tirah baring – Manajemen nutrisi (rendah serat, tinggi

protein, kalori)– Manajemen medis

• Antibiotik (kloramfenikol, tiamfenikol, ampisilin dan kotrimoksasol, kuinolon)

• Kortikosteroid hanya diindikasikan pada tifoid yang disertai penurunan kesadaran.

• Komplikasi – Intestinal : perdarahan usus , perforasi usus,

ileus paralitik, pankreatitis – Ekstraintestinal : kardiovaskuler, darah

(anemia), paru (pneumonia), hepatobilier (hepatitis & kolesistitis), ginjal (pielonefritis), neuropsikiatrik.

• Prognosis demam tifoid tergantung dari usia, keadaan umum, status imunitas, jumlah dan virulensi kuman, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Prognosis buruk jika terdapat gejala klinis yang berat seperti hiperpireksia atau febris kontinyu, kesadaran menurun, malnutrisi, dehidrasi, asidosis, peritonitis, bronkopneumonia, dan komplikasi lain.

TERIMAKASIH

top related