laporan studi kasus€¦ · kegiatan ini dilakukan oleh organisai siswa intra sekolah (osis) dan...
Post on 15-Dec-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
LAPORAN STUDI KASUS
Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di Sekolah Unggulan:
Studi Kasus di SMP Negeri 15 Malang
Disusun Oleh:
Asmaul Kusna (170131601064)
Desi Retno Nugraheni (170131601015)
Dewi Rahayu (170131601017)
Okky Wina Savitri (170131601001)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober, 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan anugerah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah laporan tugas studi
kasus “Pengenalan Lingkungan Sekolah” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Layanan Khusus yang dibina oleh
Dr.Mustiningsih, M.Pd
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penyusun telah banyak mendapat
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. untuk itu penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Layanan Khusus yang
telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penyusun mengaharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
Malang, 8 Oktober 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Lampiran iii
Bab I Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Tujuan Pembahasan 5
Metode 5
Ruang Lingkup Pembahasan 5
Bab II Kajian Teori 6
Sejarah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah 6
Layanan Orientasi 7
Bab III Hasil Studi Kasus 14
Profil Sekolah 14
Manajemen Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah
Di SMPN 15 Malang 17
Permasalahan yang ditemui 19
Bab IV Pengembangan Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah
Di SMPN 15 Malang 20
Bab V Penutup 22
Kesimpulan 22
Saran 22
Lampiran 25
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumentasi Pengenalan Lingkungan Sekolah 25
Dokumentasi Suasana SMPN 15 Malang 26
Susunan Panitia Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah 27
Formulir Pengenalan Lingkungan Sekolah 28
Jadwal Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pendidikan melibatkan banyak pihak, dari orang tua, keluarga, sahabat,
teman sebaya, lingkungan sekitar, serta lembaga-lembaga pendidikan resmi dan formal yang
dibentuk pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab di Indonesia ataupun lembaga-
lembaga non formal. Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti
pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, pendidikan
menengah kejuruan dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki
landasan fungsi dan tujuan bersama pendidikan nasional Indonesia. Fungsi dan tujuan
pendidikan nasional Indonesia pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pada jenjang pendidikan formal setiap tahun ajaran baru diadakan penerimaan peserta
didik baru yang bertujuan untuk menyeleksi para calon peserta didik baru dari jenjang
pendidikan sebelumnya menuju jenjang selanjutnya, sebagai contoh peserta didik dari
Sekolah Dasar yang dinyatakan lulus selanjutnya melanjutkan pendidikannya di Sekolah
Menengah Pertama dan sederajatmya. Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia
telah mengalami banyak perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, dan lain sebagainya.
Kebijakan pemerintah yang baru dibidang pendidikan ialah dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah. Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) merupakan
suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan peserta
didik baru. Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi
oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak
menyimpang dengan tujuan sebenarnya.
Dalam Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 diatur bahwa pengenalan lingkungan
sekolah bagi siswa baru dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tiga hari pada minggu
1
pertama awal tahun pelajaran, dan dilaksanakan hanya pada hari sekolah dan jam pelajaran.
Dalam peraturan tersebut pemerintah juga mengatur beberapa ketentuan mengenai
pelaksanaannya diantaranya adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
dilaksanakan selama jam belajar disekolah pada minggu pertama masuk
sekolah selama tiga hari sampai lima hari dan sekolah dilarang mengadakan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang mengarah pada tindak kekerasan, pelecehan,
atau yang lainya serta sekolah dilarang memungut biaya dan membebani orangtua dan peserta
didik dalam bentuk apapun. Apabila sekolah tidak mengikuti ketentuan tersebut maka kepala
sekolah dan guru harus bertanggung jawab dan diberi sanksi sesuai perundang-undangan
yang berlaku.
Masa orientasi sering dijumpai hampir di tiap sekolah, mulai dari tingkat SMP, SMA,
hingga perguruan tinggi. Seluruh sekolah negeri maupun swasta menggunakan kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk mengenalkan sekolah pada peserta didik
baru. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dijadikan sebagai ajang untuk melatih
ketahanan mental, disiplin, dan mempererat tali persaudaraan. Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) juga sering dipakai sebagai sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan
baru di sekolah tersebut. Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, kakak kelas, guru,
hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan
yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah, seperti
a. Memperkenalkan lingkungan sekolah baru.
b. Memperkenalkan siswa baru pada komponen-komponen sekolah beserta aturan, norma,
budaya, dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
c. Memperkenalkan peserta didik baru pada keorganisasian.
d. Memperkenalkan peserta didik pada hymne dan mars sekolah.
e. Memperkenalkan peserta didik pada seluruh keagiatan yang ada disekolah, mengarahkan
peserta didik dalam memilih ekstrakurikuler sesuai dengan minat bakat peserta didik.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah juga dapat berfungsi bagi seorang peserta didik
baru untuk memenuhi salah satu dari tugas perkembangan remaja, yaitu untuk mengambil
seperangkat nilai dan sistem etika yang terdapat dilingkungan barunya sebagai pemandu
dalam bertingkah laku. Dengan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, seorang
peserta didik baru dapat mengetahui nilai-nilai yang dianut lingkungan barunya, termasuk
tata tertib, untuk kemudian diterapkan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari. Untuk dapat
mencapai tujuan MPLS dan proses adaptasi yang baik, tentu ada peranan orang lain untuk
membimbing para peserta didik baru. Proses adaptasi dapat berlangsung baik apabila peserta
didik baru mempersepsikan tingkah laku dan sikap kakak kelas terhadap peserta didik baru
2
cukup baik. Jika hal yang sebaliknya terjadi, tingkah laku dan sikap kakak kelas
dipersepsikan kurang baik, bahkan menjurus ketindak kekerasan ataupun perpeloncoan yang
lebih dikenal dengan bullying (pelecehan). Sayangnya masih menjadi rahasia umum bahwa
sekolah-sekolah menengah pertama, menengah atas bahkan perguruan tinggi di Indonesia
masih memiliki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diwarnai oleh perilaku bullying
(pelecehan) yang dilakukan oleh kakak kelas pada adik kelasnya. Oleh karena itu, kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diselenggarakan sekolah harus benar-benar
diawasi untuk mencegah hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan dari MPLS.
Kegiatan MPLS yang diselenggarakan sekolah tidak menutup kemungkinan terjadi
bullying (pelecehan) tanpa sepengetahuan pengawas dari pihak guru ataupun sekolah. Di
Indonesia masih banyak tindak bullying (pelecehan) yang dilakukan kakak kelas kepada adik
kelasnya, semua itu terjadi karena kurang adanya pengaawasan yang lebih dalam kegiatan
MPLS. Para peserta didik yang baru dalam mengikuti kegiatan MPLS secara mental masih
merasa takut kepada kakak tingkat, oleh karena itu rasa takut yang dimiliki peserta didik baru
dimanfaatkan oleh para kakak kelas yang menyalahi aturan dari MPLS tersebut. Semua itu
akan berdampak pada rasa balas dendam yang dilakukan kakak kelas dan menjadikan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah sebagai ajang balas dendam kepada adik kelas. Meskipun
dalam demikian para pengawas yang kurang memperhatikan kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah menilai para peserta didik yang sedang mengikuti kegiatan MPLS
menilai kedisiplinan, kepatuhan, kemandirian, tanggung jawab dan sopan santun kepada
teman sebaya maupun kakak kelas adalah hasil dari kegiatan MPLS yang tidak menggunakan
tindakan bullying (pelecehan), melainkan dari tingkah laku dan perilaku kakak kelas.
Penanaman nilai karakter, adab sopan santun, kemandirian, kediplinan, nilai moral
dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah sangat penting untuk dimasukan
kedalam kegiatan MPLS karena tidak dapat dipungkiri di Indonesia kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah terkadang menyalahi aturan yang sudah ditetapkan.
Pendidikan adalah ladang untuk memperbaiki tingkah laku dan perilaku yang kurang baik
menjadi baik, lewat pendidikan juga semua perbedaan sosial, budaya, ras dan suku
dikesampingkan, melalui kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah semua perilaku
yang dinilai kurang baik dijenjang pendidikan sebelumnya akan diperbaiki untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lewat kegiatan MPLS bukan sebagai ajang balas dendam tetapi
sebagai ajang perbaikan perilaku dan tingkah laku yang baik, seperti kedisplinan,
kemandirian, tanggung jawab dan adab sopan santun.
Semua itu akan menjadi nilai tambah tersediri dalam terselenggaranya kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah dan komponen-
3
komponen sekoah kepada peserta didik baru.Perubahan perilaku dan tingkah laku peserta
didik baru setelah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ada yang
berdampak positif bahkan ada juga yang berdampak negatif. Semua terjadi karena ada
bebarapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
perubahan peserta didik baru adalah dari dalam diri peserta didik tersebut karena ketika
peserta didik mengikuti kegiatan MPLS ada hal yang dipikirkan oleh peserta didik baru untuk
kebaikan diri peserta didik tersebut dan rasa keingintahuan yang tinggi peserta didik yang
timbul karena mendapatkan pandangan dilingkungan sekolah baru. Faktor eksternal yang
mempengaruhi perubahan peserta didik baru setelah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah adalah teman sebaya dan orang-orang yang ada disekitar termasuk
kakak kelas dan guru-guru dilingkungan sekolah karena semua itu akan menjadi pendamping
setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik baru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMPN 15 Malang
diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah kegiatan-kegiatan yang diikuti peserta didik baru ditujukan untuk pengenalan
lingkungan baru termasuk untuk bersosialisasi kepada teman-teman baru karena peserta didik
baru yang diterima di SMPN 15 Malang. Bersosialisasi antar teman sebaya termasuk dari
sikap sosial, secara umum sikap sosial adalah hubungan manusia dengan manusia yang lain,
saling ketergantungan dengan manusia lain dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut guru bimbingan dan konseling, diperoleh kesimpulan bahwa dengan jumlah peserta
didik baru yang tidak sedikit dan berasal dari daerah berbeda yang secara umum para peserta
didik baru tidak saling mengenal satu sama lain, dengan diadakannya Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah mereka bisa saling mengenal.
Selain wawacara dengan guru bimbingan konseling, peneliti juga mewawancarai wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan SMPN 15 Malang diperoleh informasi “kegiatan Masa
Orietasi Peserta didik lebih ditekankan kepada pengenalan peserta didik baru kepada
keagamaan khususnya beribadah, setiap hari para peserta didik baru diwajibkan untuk
beribadah sesuai agamanya masing-masing, karena sekolah sudah memfasilitasi tempat
ibadah, seperti masjid untuk yang beragama islam dan
pura bagi agama hindu, serta dengan adanya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ini para
peserta didik baru diberi wawasan baru agar mereka merasa nyaman dan tidak canggung
dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah baru”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa dengan diadakannya Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah penanaman nilai religius kepada peserta didik sangat
ditekankan. Selain penanaman nilai religius, pendidikan karakter pun juga ditanamkan
4
kepada peaserta didik baru lewat kedisplinan dan moral. Sebagai contoh selama kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah mereka berangkat sekolah lebih dan yang berangkat
tidak tepat waktu akan dikenakan sanksi, sanksi disini bukan dengan kekerasan melainkan
sanksi yang mendidik (memunguti sampah). Contoh yang lain selama kegiatan itu peserta
didik diajarkan untuk bersikap dan bertingkah laku yang sopan kepada siapa saja, karena
sikap dan perilaku peserta didik baru yang masih terbawa-terbawa suasana SD, jadi dengan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah para peserta didik baru menjadi lebih baik
dalam segala hal dan menambah wawasan peserta didik baru.
B. Tujuan Pembahasan
Segala sesuatu yang dikerjakan oleh setiap manusia sudah barang tentu memiliki
suatu tujuan, begitupun halnya dengan penelitian ini. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk menjelaskan peranan kegiatan masa orientasi peserta didik (MPLS) dalam
menyiapkan peserta didik baru di SMPN 15 Malang Tahun Pelajaran 2017/2018 .
C. Metode
Metode yang digunakan untuk observasi di SMP Negeri 15 Malang adalah dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
D. Ruang Lingkup Pembahasan
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan
khususnya Manajemen Layanan Khusus karena membahas tentang peranan kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik baru.
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 15
Malang
3. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah peranan kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik baru di SMPN 15 Malang.
4. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMPN 15 Malang.
5. Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin
Penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
pada tanggal 4 Oktober 2018.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Sejarah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Jika ditelusuri, sejarah MPLS, Ospek ini sebenarnya sudah sejak Zaman Kolonial,
tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Pada masa itu,
mereka yang baru masuk harus menjadi “anak buah” si kakak kelas itu seperti membersihkan
ruangan senior. Dan hal itu berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau
Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942) (STOVIA dan GHS sekarang menjadi FKUI
Salemba), pada masa GHS ini kegiatan itu menjadi lebih formal meskipun masih bersifat
sukarela. Istilah yang digunakan pada saat itu adalah ontgroening atau “membuat tidak hijau
lagi”, jadi proses ini dimaksudkan untuk mendewasakan si anak baru itu.
Ketika sudah merdeka pun, proses ini masih dilanjutkan bahkan sampai sekarang.
Setelah era 50-an, kegiatan ini dibuat lebih wajib. Bahkan malah
terkesan semakin tidak mendidik dan hanya menjadi ajang kepuasan si kakak kelas. Yang
biasanya menjadi bagian pemlonco seringkali orang-orang yang kurang kerjaan, jadi semakin
membuat kesan tidak mendidik. Bentuk perkenalannya pun lebih ke bentuk yang kurang
mendidik dan hanya untuk lucu-lucuan seperti si anak baru harus menggunakan aksesoris
yang terlihat lucu, menggunduli rambut, memakai dandanan yang aneh-aneh, dsb. Dan
kegiatannya pun biasanya seenak jidat si senior, seperti membawa barang-barang aneh, dll.
serta penuh kegiatan fisik pastinya anehnya, walaupun banyak ditentang semenjak era 60-an.
Kegiatan seperti ini seakan tidak ada matinya, malah dalam perkembangannya kegiatan
seperti ini malah ditiru oleh SMP dan SMA. Dengan dalih adaptasi dan peralihan masa,
kegiatan inipun dicontoh oleh satuan pendidikan dibawahnya. Walau tidak sesadis di
Universitas, tetap saja terkesan tidak mendidik dan kurang bermanfaat, khususnya pada MOS
di sekolah negeri. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari masyarakat
kebanyakan. Kegiatan inipun semakin lama semakin ringan dan mendidik. Ditambah dengan
semakin terlibatnya pihak sekolah/kampus yang menyebabkan semakin terdidik juga
pelaksananya.
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah sudah mengalami beberapa
perubahan dalam nama ataupun peraturan-peraturannya tetapi tetap dengan tujuan masa
orientasi itu sendiri, peraturan menteri pendidikan dan budaya no 39 tahun 2008 tentang
kesiswaan beserta surat edaran Departemen Pendidikan Nasional No 220/C/MN/2008 tentang
kegiatan Masa Orientasi Siswa. Lamban tahun pemerintah memperbaiki proses kegiatan
6
masa orientasi ini dengan mengeluarkan surat edaran Kementrian Pendidikan Nasional No
1383/C.C4/MN/2010 untuk pelaksanaan kegaiatan masa orientasi siswa agar sekolah-sekolah
tidak melenceng dari peraturan yang berlaku. Tetapi masih banyak sekolah yang kurang
memperhatikan peraturan serta surat edaran tersebut maka ditahun 2014 peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 55 Tahun 2014 tentang pelaksaan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah baru dikeluarkan guna menyempurnakan
peraturan-peraturan sebelumnya dan surat edaran No 59839/MPK/PD/Tahun 2015 tentang
larangan pencegahan praktek perpeloncoan, pelecehan dan kekerasan pada Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah baru di sekolah.
2. Layanan Orientasi
a. Pengertian Layanan Orientasi
Seorang peserta didik yang akan melanjutkan kejenjang pendidikan baru, khususnya
pada jenjang pendidikan formal baik itu sekolah dasar, sekolah menengah, maupun
perguruan tinggi pasti akan menemukan suasana baru baik dengan teman-teman baru,
lingkungan baru. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan baru lebih dekat
dibutuhkan layanan, layanan itu disebut layanan orientasi . Winkel dalam Ninik (2015: 13)
mengemukakan bahwa “layanan orientasi (orientation service) adalah memperkenalkan
lingkungan sekolah kepada murid-murid baru, misalnya tentang program pengajaran,
kegiatan ekstrakurikuler, aturan dan tata tertib sekolah, suasana pergaulan dan cara belajar
yang baik”. Pendapat ini berarti bahwa layanan orientasi adalah pengenalan lingkungan
baru kepada peserta didik baru untuk lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan baru
tersebut.
Menurut Ali Imron (2001: 73) mengemukakan bahwa “orientasi diartikan perkenalan,
perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah”.
Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju
sekolah, halaman sekolah, tempat bermain disekolah, lapangan olahraga, gedung dan
perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan sekolah. Sedangkan
lingkungan sosial sekolah meliputi, kepala sekolah, guru, tenag kependidikan selain guru,
teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah serta pengurus OSIS.
Berdasarkan hasil di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa layanan orientasi
adalah bimbingan dan konseling dalam memperkenalkan suasana baru atau lingkungan
baru seperti program pengajaran, tata tertib sekolah, cara belajar, lingkungan fisik dan
lingkungan sosial yang berada di sekolah kepada peserta didik baru agar para peserta didik
baru tidak salah jalan dalam melaksakan kegiatan pembelajaran dan pergaulan selama
peserta didik menyelesaikan pendidikannya di sekolah baru.
7
b. Macam-macam layanan orientasi
Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa, dikarenakan
pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam
memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti
pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya.
Bagi siswa, ketidak kenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga
pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru di masukinya itu dapat memperlambat
kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu, mereka perlu
diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu.
Menurut Allan & McKean yang dikutip oleh Prayitno (2004: 256) menegaskan bahwa
tanpa program-program orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa
berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Individu yang memasuki lingkungan baru
perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya.Hal-hal yang
perlu diketahui itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik (seperti gedung-
gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan (seperti
jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung syarat-syarat bekerja, suasan kerja),
peraturan dan berbagai ketentuan lainya (seperti disiplin, hak dan kewajiban), jenis
personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan diantara mereka. Untuk
lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:
1) Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
2) Kurikulum yang ada
3) Penyelenggaraan pengajaran
4) Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
5) Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
6) Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, ruang praktek)
7) Fasilitas menunjang (sarana olah raga dan rekreasi,pelayanan kesehatan, pelayanan
bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
8) Staf pengajar dan tata usaha
9) Hak dan kewajiban siswa
10) Organisasi siswa
11) Organisasi orang tua siswa
12) Organisasi sekola secara menyeluruh
8
Layanan orientasi ini diberikan kepada semua peserta didik, khususnya peserta didik
baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan dengan tujuan agar mereka mempunyai
pengenalan yang baik tentang sekolah yang dimasukinya, termasuk tentang program-
program bimbingan.
c. Tujuan layanan orientasi
Tujuan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yakni memberikan
pemahaman yang baik bagi para peserta didik baru tentang hak dan kewajiban mereka
sebagai warga pelajar, sehingga diharapkan para peserta didik disamping cerdas, terampil,
tangguh, mandiri, berbudi pekerti luhur, bermoral, dapat mengembangkan sikap positif
dan bertaqwa juga terhindar dari pengaruh negatif yang datang dari dalam maupun luar
sekolah. Hasil yang diharapkan dari pemberian layanan orientasi adalah mempermudah
peserta didik dalam menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan sosial kegiatan belajar,
dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan peserta didik. Tujuan pelaksanaan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah adalah:
1) Memberikan gambaran tentang profil pembinaan kesiswaan.
2) Mempertinggi tingkat produktivitas, sehingga terwujud siswa yang mempunyai sikap
mandiri, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, sekaligus mempertinggi daya
saing.
3) Membantu, membina dan mengembangkan perilaku-perilaku yang beriman dan
bertaqwa yang mengarah pada pembentukan pribadi yang utuh baik jasmani dan
rohani.
4) Membantu menumbuhkan nilai-nlai demokratis, keadilan, kebebasan dan
kesetiakawanan.
5) Mengembangkan dan mempersiapkan peserta didik, sehingga dapat membina diri
sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan sekolah yang baru secara positif dan
dinamis.
Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar
individu dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada
pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan menghantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun kegiatan yang dilakukan
dalam layanan orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan keterangan tentang
berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar, guru-guru, para
peserta didik lama, lingkungan fisik sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan
9
konseling, kantor guru dan sekolah, perpustakaan, laboraturium, mushola sekolah, dan
sebagainya
Tujuan program layanan orientasi ialah memberikan pengenalan kepada murid-
murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhmya. Selain itu layanan
orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian peserta didik
dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain disekolah yang berkaitan dengan
keberhasilan peserta didik. Seperti halnya ketika para peserta didik baru mengikuti
kegiatan masa orientasi di sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler, selain itu mereka juga
diperkenalkan dengan pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah dan sebagainya.
d. Fungsi layanan orientasi.
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara
rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 SK Menpan nomor
84/1993 tentang guru dan angka kreditnya adalah sebagai berikut:
1) Fungsi pemahaman, yaitu membantu peserta didik untuk mengenal dan memahami
diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal
dan memahami lingkungan baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami
dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya. Seperti halnya ketika
seorang peserta didik pada saat masa orientasi atau sekarang disebut MPLS, para
peserta didik baru diperkenalkan tentang hal baru yang terdapat di sekolah seperti
pengenalan lingkungan sekolah, gedung sekolah.
2) Fungsi pencegahan, yaitu upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat menghambat dan mengganggu proses
perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan
yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar. Seperti ada contoh
ketika seorang peserta didik untuk berinteraksi kepada teman barunya, maka konselor
dapat segera membantu peserta didiknya agar bisa berinteraksi dengan baik sehingga
hal ini tidak berkelanjutan sampai seorang peserta didik tersebut lulus sekolah.
3) Fungsi perbaikan dan penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik yang
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Hal ini dapat terlihat ketika seorang peserta didik tiba-tiba saja merenung didalam
kelas, dikarenakan dia mempunyai masalah pribadi, yakni kedua orang taunya sering
bertengkar didepannya sehingga dalam keseharian peserta didik ini berubah menjadi
10
pendiam dan suka merenung, berkaitan dengan hal ini maka tugas seorang pendidik
adalah membantu peserta didik tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sehingga
keceriaan peserta didik ini bisa kembali seperti dulu lagi.
4) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya
didalam maupun di luar lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS berlangsung biasanya pada saat
hari terakhir kegiatan MPLS, para peserta didik diperkenalkan dengan berbagai
macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah tujuannya agar para siswa dapat
menentukan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan bakat dan minat mereka sehingga
tidak salah memilih ekstrakurikuler.
5) Fungsi adaptasi, yaitu upaya membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai peserta didik,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun
materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan peserta didik.
Biasanya para guru terutama Waka Kurikulum ditugaskan untuk mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan kurikulum yang akan digunakann ditahun ajaran baru,
sehingga kurikulum yang digunakan nantinya dapat menjadikan peserta didik menjadi
lebih aktif lagi dalam belajar dan diharapkan kurikulum yang digunakan bisa sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Setiap kurikulum yang di arah kan oleh pemerintah
tidak lain bertujuan yang sama yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
6) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Layanan orientasi ini ditujukan kepada peserta didik baru dan untuk pihak-pihak lain
terutama orang tua/wali peserta didik guna memberikan pemahaman dan penyesuaian
diri terutama penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan sekolah yang baru
dimasukinya.
11
e. Metode dalam Layanan Orientasi
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada peserta
didik dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan
kunjungan lapangan.
Layanan orientasi bisa dilakukan dengan teknik-teknik
1) Penyajian, yaitu melalui ceramah yang dilaksanakan pada saat Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah, tanya jawab, dan diskusi yang dilakukan oleh konselor
dengan guru danpara peserta didik.
2) Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
3) Partisipasi yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan,
mencoba, dan mengalami sendiri. Jadi seorang konselor harus ikut berpartisipasi
dalam pelaksanaan kegiatan.
4) Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen
yang terkait.
5) Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam
tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
f. Pelaksanaan Layanan Orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara seperti ceramah,
tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran,
tayangan foto atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud misalnya, ruang kelas,
laboraturium, perpustakaan dan lain-lain, meskipun materi orientasi dapat diberikan oleh
guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran namun seluruh kegiatan
itu direncanakan oleh guru pembimbing. Proses atau tahap layanan orientasi adalah
sebagai berikut:
1) Perencanaan
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
(a) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan layanan,
(b) Menetapkan peserta layanan,
(c) Menetapkan jenis kegaitan, termasuk format kegiatan,
(d) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, narasumber, dan media,
(e) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
(a) Mengorganisasikan kegiatan layanan,
12
(b) Mengimplementasikan kegiatan tertentu temasuk implementasi format layanan dan
penggunaan media.
3) Evaluasi
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:
(a) Menetapkan materi evaluasi,
(b) Menetapkan prosedur evaluasi,
(c) Menyusun instrumen evaluasi,
(d) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
(e) Mengolah hasil aplikasi instrumen.
4) Analisis hasil evaluasi
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
(a) Menetapkan standar analisis,
(b) Melakukan analisi,
(c) Menafsirkan hasil analisi.
5) Tindak lanjut
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
(a) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
(b) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait,
(c) Melaksanakan rencan tindak lanjut.
6) Laporan, meliputi:
(a) Menyusun laporan layana orientasi,
(b) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah)
dan mendokumentasikannya.
13
BAB III
HASIL STUDI KASUS
A. Profil Sekolah
Kepala Sekolah: Agus Wahyudi, M.Pd
Daftar Nama Guru:
1. Deny Wahyudi, S.Pd
2. Abdul Chaliq Hari Muljo, S.Pd
3. Suparno, S.Pd
4. Ahmad Wahyudi, S.Pd
5. Priyo Tamam Hadi, S.Pd
6. Sudarto, S.Pd
7. Dina Pudji Astutik, S.Pd
8. Imam Bonjol, S.Pd
9. Ahmad Bukhori, S.Pd
10. Mardi Waloyo, S.Pd
11. Sugianto, S.Pd
12. Zaenal Muttaqin, S.Pd
13. Widiastutik, S.Pd
14. Dwi Poernomo, S.Pd
15. Sumiari, S.Pd
16. Achmad Muslih S.Pd
Alamat: Jl. Bukit Dieng T/8, PISANGCANDI, Kec. Sukun, Kota Malang Prov. Jawa
Timur
Nomor Telepon: 0341-571715
Email: smp15malang@gmail.com
Identitas Sekolah:
NPSN : 20533787
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMP
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : Mendikbud No. 0594/O/1985
Tanggal SK Pendirian : 1985-11-22
SK Izin Operasional : Mendikbud No. 0594/O/1985
Tanggal SK Izin Operasional : 1985-11-22
14
Data Pelengkap:
Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
Nama Bank : BANK JATIM
Cabang KCP/Unit : Malang
Rekening Atas Nama : SMP NEGERI 15 MALANG
Luas Tanah Milik : 10800
Luas Tanah Bukan Milik : 0
Data Rinci:
Status BOS : Bersedia Menerima
Waku Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)
Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik : 12100
Akses Internet : Lainnya
Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 15 Kota Malang
“Terwujudnya insan SMP cerdas yang berbudaya lingkungan dengan berlandaskan iman
dan taqwa”.
Indikator Pencapaian Visi :
1) Terwujudnya lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan
bertaqwa.
2) Terwujudnya standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
di sekolah.
3) Terwujudnya lingkungan sekolah dan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan.
4) Terwujudnya standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan
perkembangan masa kini.
5) Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang ramah lingkungan.
6) Terwujudnya standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar operasional
prosedur (SOP).
7) Terwujudnya standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari sponsor dan
pemerhati pendidikan.
8) Terwujudnya standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.
9) Terwujudnya rasa kepedulian terhadap alam sekitar.
10) Terwujudnya pribadi dengan pembiasaan hidup bersih dan sehat.
15
MISI SMP NEGERI 15 MALANG
1) Meningkatkan kompetensi lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air,
beriman dan bertaqwa.
2) Melaksanakan standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
di sekolah.
3) Membangun karakter warga sekolah yang dapat melestarikan lingkungan.
4) Meningkatkan standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan
perkembangan masa kini.
5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan yang ramah
lingkungan.
6) Mengembangkan standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar
operasional prosedur (SOP).
7) Meningkatkan pengembangan standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari
sponsor dan pemerhati pendidikan.
8) Mengembangkan standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.
9) Membangun karakter warga sekolah yang peka terhadap kerusakan lingkungan.
10) Mengembangkan kegiatan dengan pola hidup bersih dan sehat.
TUJUAN SMP NEGERI 15 MALANG
Dalam rangka pencapaian visi dan misi SMP Negeri 15 Malang memiliki tujuan sebagai
berikut :
1) Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan
bertaqwa.
2) Mewujudkan standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di
sekolah.
3) Mewujudkan karakter warga sekolah yang dapat melestarikan lingkungan.
4) Mewujudkan standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan
perkembangan masa kini.
5) Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang ramah lingkungan.
6) Mewujudkan standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar operasional
prosedur (SOP).
7) Mewujudkan standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari sponsor dan
pemerhati pendidikan.
8) Mewujudkan standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.
16
9) Menwujudkan karakter warga sekolah yang peka terhadap kerusakan lingkungan
10) Mewujudkan kegiatan dengan pola hidup bersih dan sehat.
B. Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMPN 15 Malang
Pekan orientasi adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk sekolah.
Jika pada hari-hari pertama masuk sekolah, peserta didik diperkenalkan dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, maka pada pekan orientasi
studi ini diperkenalkan secara rinci. Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan
secara rinci tersebut adalah peraturan dan tata tertib sekolah, guru, dan personalia sekolah,
perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bengkel sekolah, kafetaria sekolah,
bimbingan dan konseling, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi
program studi, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.
1. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Para peserta didik perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah. Sebab, tata tertib
sekolah ini mengatur perilaku peserta didik di sekolah. Adapun tata tertib sekolah yang
harus dipatuhi oleh peserta didik adalah:
a) Peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
sekolah.
b) Peserta didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung tinggi
nama baik sekolah.
c) Peserta didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran
dimulai.
d) Peserta didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.
e) Pada jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan kelas
atau meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala sekolah.
f) Selama jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan sekolah
tanpa ijin kepala sekolah.
g) Setiap peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dapat
menunjukkan keterangan yang sah.
h) Setiap peserta didik yang wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.
i) Peserta didik tidak dibenarkan membawa rokok atau merokok, baik di dalam kelas,
maupun halaman sekolah, dan lingkungannya.
j) Peserta didik dilarang berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan yang
mencolok.
k) Peserta didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran.
17
l) Peserta didik dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu
pelajaran di sekolah.
m) Setiap peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat-lambatnya tanggal
20 setiap bulan.
n) Pelanggaran atas tata tertib sekolah dapat menyebabkan peserta didik dikeluarkan
dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing sementara.
2. Guru dan Personalia Sekolah
Pada pekan orientasi peserta didik ini, para peserta didik harus diperkenalkan dengan
guru-guru dan personalia sekolah secara detail. Perkenalan secara detail demikian sangat
penting, agar peserta didik mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia
sekolah yang akan memberikan layanan kepadanya. Lebih jauh, peserta didik akan dapat
mengetahui alamat, dan kepada siapa menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.
Peserta didik akan tahu, kepada guru mana ia harus mengadukan mata pelajaran dan
personalia sekolah ini.
3. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah ini juga harus diperkenalkan kepada peserta didik. Yang
diperkenalkan menyangkut siapa yang mengelola dan mengepalai, dan apa saja tugas dan
tanggung jawab mereka. Peserta didik perlu diperkenalkan berapa jumlah koleksi bahan
pustaka yang dipunyai perpustakaan sekolah, macam-macam, dan jenis koleksi buku, dari
mana koleksi yang dipunyai selama ini. Peserta didik juga diperkenalkan dengan layanan
yang dapat diberikan oleh perpustakaan, misalnya layanan baca, peminjaman, pemesanan,
dan pengembalian.
Agar peserta didik dapat menggunakan semaksimal mungkin tanpa mengganggu
keberlangsungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, peserta didik perlu diberi
informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman,
pemesanan, dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Pada saat ini, peserta didik juga
dijelaskan tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan
dan pengembalian buku atau koleksi bahan pustaka berikut sanksi atas pelanggarannya.
4. Laboratorium Sekolah
Layanan laboratorium ini juga perlu diperkenalkan kepada peserta didik baru. Tidak
berbeda dengan perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu diperkenalkan
kepada para petugas laboratorium berikut tugas dan tanggung jawabnya. Lebih lanjut
peserta didika diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki
sekolah, termasuk sarana dan prasarana, perlengkapan, dan fasilitas yang dipunyai. Tata
18
cara menggunakan masing-masing laboratorium beserta dengan petunjuk teknisnya perlu
juga disampaikan.
5. Bengkel Sekolah
Bengkel yang dimiliki sekolah perlu diperkenalkan kepada peserta didik baru. Tujuan,
fungsi, dan pemanfaatannya itu perlu pula diperkenalkan kepada peserta didik baru.
C. Permasalahan yang Ditemui
Dalam kegiatan PLS terdapat beberapa masalah yang ditemui, antara lain:
1. Pengawasan yang kurang dari pihak kepala sekolah maupun guru
Pada saat kegiatan pengenalan lingkungan sekolah guru maupun kepala
sekolah tidak bisa penuh untuk terus mengawasi. Sebab, ada hal yang harus
diselesaikan oleh guru seperti adanya tugas dinas diluar sekolah. Walaupun ada guru
yang mengawasi tapi tidak penuh waktu dalam mengawasi.
2. Kurangnya persiapan dari pihak panitia dalam mempersiapkan materi pada kegiatan
PLS
Biasanya panitia kurang komunikasi dan pembagian tugas yang kurang jelas.
Sehingga, persiapan materi dianggap kurang siap.
3. Terdapat kekurangan dalam pemberian materi yang disampaikan oleh guru
Guru yang diberikan tugas dadakan oleh panitia karena untuk menggantikan
pemateri yang tidak bisa hadir menyebabkan guru yang ditunjuk tersebut kurang siap
dalam memberikan isi materi kepada peserta PLS.
4. Biasanya peserta didik baru kurang memerhatikan apa yang disampaikan oleh guru
dan kurang bersemangat
Peserta yang diberikan materi dalam seminar akan kurang memerhatikan
apalagi pada posisi belakang dan karena tidak terdapat game yang disertakan dalam
seminar membuat peserta PLS semakin bosan serta kurang bersemangat.
5. Panitia terkadang kurang komunikasi dengan pembina, sehingga ada hal-hal yang
tidak diketahui oleh pihak sekolah.
Panitia yang membuat kegiatan tambahan dan tidak dikomunikasikan kepada
pihak sekolah. Sehingga, hal tersebut membuat pihak sekolah tidak mengetahui ada
kegiatan-kegiatan yang baru dari yang telah disetujui oleh sekolah tersebut.
19
BAB IV
PENGEMBANGAN LAYANAN KHUSUS PENGENALAN LINGKUNGAN
SEKOLAH DI SMPN 15 MALANG
PENGEMBANGAN MPLS “MULTIPLE INTELEGENT”
Memasuki tahun ajaran baru 2017/2018, sekolah diwajibkan melaksanakan kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai pengganti Masa Orientasi Sekolah
(MOS). Ketentuan MPLS pada tahun 2017 juga masih mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 18 tahun 2016. Tujuan utama MPLS adalah
membangun suasana ramah tamah, nyaman dan menyenangkan bagi calon siswa baru. Sesuai
peraturan, SMPN 15 Malang turut melaksanakan kegiatan tersebut. Di sini MPLS lebih
diarahkan untuk kegiatan membangun interaksi positif dan menyenangkan antara siswa
dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa haruslah
mengedepankan iman kemudian baru prestasi. Jika seorang siswa tidak dibekali dengan iman,
sepandai apapun siswa itu tidak akan berhasil. Iman akan membentuk sopan santun dan
karakter bagi setiap siswa dan akan mengantarkan mereka ke jalan kesuksesan.
Iman akan mendasari sebuah prestasi, salah satu programnya adalah multiple
intelegent. Jangan sampai, misalkan, mengukur kepandaian seseorang hanya dengan
mengukur kepandaian ikan hanya dengan memanjat pohon. Kita harapkan ya mengukur
kemampuan ikan hanya dengan berenang. Di malam inagurasi nanti, boleh menampilkan
pantomim, boleh apa saja yang penting sesuai dengan kemampuan. Itulah yang dimaksud
dengan kita mengakomodasi kemampuan multiple intelegent mereka untuk menuju ke era
yang lebih global. Sekolah seharusnya tidak menggelar MPLS dengan kekerasan dan
senioritas untuk mengenalkan siswa ke lingkungan sekolah. Perlakuan lembut dan manusiawi
yang dilakukan, karena justru akan menjadikan siswa menghormati sesama siswa dan tak ada
lagi rasa iri dengki. Tema untuk MPLS ini yaitu dengan multiple intelegent kita akomodasi
kemampuan anak agar dapat berkembang lebih baik dengan adanya era globalisasi.
Tujuannya mengenali potensi diri siswa baru, membantu siswa baru untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya serta menumbuhkan motivasi, semangat dan
belajar efektif sebagai siswa baru. Selain itu, MPLS juga diharapkan bisa mengembangkan
interaksi positif antarsiswa dan lingkungan sekitar. Dengan demikian segala bentuk
perpeloncoan, budaya senioritas serta hukuman fisik tidak mendidik di SMPN 15 Malang
kami larang untuk dilakukan selama MPLS. Konsep MPLS di SMPN 15 Malang bahwasanya
siswa-siswi baru harus kita beri penghargaan bukan perpeloncoan.
20
Teknik dalam MPLS adalah materi murni tentang orientasi lingkungan sekolah.
Kegiatan dibuat semenarik mungkin, menyenangkan, kreatif dan edukatif. Rangkaian MPLS
dilakukan selama tiga hari. Kegiatannya meliputi pengenalan lingkungan sekolah, pemberian
edukasi dan motivasi serta ditutup dengan malam inagurasi perkemahan Sabtu-Minggu
(Persami). Persiapan Persami dapat dilaksanakan di lapangan sekolah. Tentu pembina
pramuka memiliki latar belakang, salah satunya Karena anak kelas sepuluh masih baru,
belum mengenal kondisi lingkungan sekolahnya. Kalau langsung dibawa ke (Bumi
Perkemahan) kurang pas karena pramuka ini sebagai acara penutupan MPLS
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang peranan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik
baru di SMPN 15 Malang Tahun Pelajaran 2017/2018 , maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa peran dari kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dalam
menyiapkan peserta didik baru sangat berperan yaitu dalam pengenalan lingkungan
sekolah bagi peserta didik baru seperti sarana prasarana, tata tertib dan perangkat sekolah.
serta dalam penyesuaian lingkungan baru peserta didik yang dapat beradaptasi dengan cara
belajar dan penyesuaian dengan teman-teman yang baru dikenalnya kemudian dalam
pembentukan kedisiplinan peserta didik baru yang terbentuk selama kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah seperti kedisiplinan masuk sekolah, membuang sampah
dan kedisiplinan dalam proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa semakin
terprogram dan terlaksana dengan baik kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
maka sangat berperan kegiatan tersebut untuk menyiapkan peserta didik baru dalam hal
mental, fisik dan akademik.
B. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari hasil
penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:
1. Kepada peserta didik baru agar dapat beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah
baru baik dalam penyesuaian dengan teman ataupun cara belajar, patuh akan tata tertib
sekolah sehingga peserta didik dapat lebih mengembangkan pengetahuan, dapat
mengimplementasikan program-program MPLS secara berkelanjutan tidak hanya pada
waktu kegiatan masa orientasi, serta untuk perbaikan diri peserta didik baru.
2. Kepada panitia MPLS agar dapat menyusun program-program kegiatan dalam
menyelenggarakan kegiatan MPLS baik sosialisasi lingkungan sekolah atau kegiatan
lainya karena pembentukan mental, fisik dan akademik peserta didik diawali dari
proses orientasi maka jika dalam MPLS tidak berdasarkan aturan yang berlaku maka
pembentukan karakter peserta didik mengalami hambatan.
3. Kepada pihak Sekolah khususnya Kepala Sekolah dan ketua OSIS agar dapat
memantau proses kegiatan MPLS dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-
oknum yang menyalahi aturan dan tujuan MPLS agar dalam kegiatan MPLS tidak
22
terjadi tindakan yang menyebabkan kegiatan MPLS dijadikan sebagai ajang balas
dendam bukan sebagai ajang pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru.
23
DAFTAR RUJUKAN
Agung & Sunarto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Amti & Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharudin & Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler.
Jogjakarta: Diva Press
Cicih & Dirman. 2014. Krakteristik Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djumhur & Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu
Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
Hidayah, Ninik Nuzulul. 2014. Implementasi Layanan Orientasi Siswa dengan Model
Perkemahan Dakwah dalam Pembentukan Karakter Nahdliyyah di Smp Khadijah
Surabaya. (Jurnal). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Imron, Ali. 2001. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Melo, Manase. 1986. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kurnia.
Nani & Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Afabeta.
Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tohirin. 2013. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dokumentasi Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMPN 15 Malang
25
Dokumentasi Suasana SMPN 15 Malang
26
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TENTANG : PANITIA KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 15 MALANG UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PISANGCANDI KOTA MALANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NOMOR : 422.1/ /SD.064/VI/2017
TANGGAL : 19 Juni 2017
SUSUNAN PANITIA KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 15 MALANG UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PISANGCANDI KOTA MALANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
NO NAMA JABATAN
KET DINAS PANITIA
1 AGUS WAHYUDI, M.PD Kepala Sekolah Penanggung
jawab
2 DENY WAHYUDI, S.PD Guru Bahasa
Inggris Ketua
3 AHMAD WAHYUDI, S.PD Tata Usaha Sekretaris
4 DINA PUDJI ASTUTIK, S.PD Guru Ekonomi Bendahara
6 PRIYO TAMAM HADI, S.PD Guru Sejarah
7 WIDIASTUTIK, S.PD Guru Bahasa Indonesi
9 ZAENAL MUTTAQIN, S.PD Guru PJOK
10 ABDUL CHALIQ HARI MULJO,
S.PdI Guru PAI
Kepala SMPN 15 Malang
Agus Wahyudi, M.Pd NIP 196001041979121002
27
FORMULIR PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
BAGI SISWA BARU
A. PROFIL SISWA
1. Nama : .......................................................
2. Jenis Kelamin : .......................................................
3. Urutan anak : Anak ke……..dari……….bersaudara
4. Tempat tanggal lahir : .......................................................
5. Agama : .......................................................
6. Alamat rumah : .......................................................
7. Asal sekolah : .......................................................
8. Riwayat Kesehatan :
No Penyakit berat pernah/sedang
diderita Jenis alergi yang
diderita
1
2
3
4
5
9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang seni, olahraga, sains, dll
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..................
10. Sebutkan sifat/perilaku siswa yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan
No Sifat/Perilaku Menonjol Sifat/Perilaku yang perlu
ditingkatkan
1
2
3
4
28
B. PROFIL ORANG TUA/WALI
No Data Bapak / Wali Ibu/ Wali
1 Nama
2 Tempat, Tanggal Lahir
3 Pekerjaan
4 Pendidikan
Terakhir
5 Alamat Saat Ini
6 No. Telp / HP
........................., ....................... 20....
Orang Tua / Wali
(......................................)
29
JADWAL KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
No Hari/
Tanggal Waktu Kegiatan
Penanggung
Jawab Keterangan
Pengisian Formulir
Pengenalan Lingkungan
Sekolah
Kegiatan pengenalan siswa
Kegiatan pengenalan warga
sekolah;
Kegiatan pengenalan visi-
misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib
sekolah;
Kegiatan pengenalan fasilitas
sarana dan prasarana sekolah
dengan memegang prinsip persamaan hak seluruh
siswa;
Pengenalan stakeholders
sekolah.
Simulasi penyelesaian suatu
masalah untuk menumbuhkan motivasi dan
semangat belajar siswa;
Kegiatan pengenalan etika
komunikasi, termasuk tata
cara menyapa/berbicara menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Pembiasaan salam, senyum,
sapa, sopan, dan santun;
Pengenalan etika pergaulan
antar siswa serta antara siswa dengan guru dan tenaga
kependidikan, termasuk
kepada sikap simpati, empati,
dan saling menghargai, serta sportif.
Kegiatan penanaman dan
penumbuhan akhlak dan
karakter;
Pengenalan budaya dan tata
tertib sekolah;
Pemilihan tema kegiatan
pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan
nilai-nilai positif
Mengenalkan kegiatan ekstra
kurikuler yang ada di sekolah
Mengajak siswa berkeliling ke
seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas,
30
sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta
kegunaannya.
Menginformasikan fasilitas-
fasilitas umum di sekitar sekolah.
Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan
sarana prasarana sekolah dan
fasilitas-fasilitas umum.
Kegiatan yang menjalin
keakraban antar siswa dengan warga sekolah antara
lain
dengan permainan atau
diskusi kelompok.
Kerja bakti membersihkan
lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara
membuang sampah sesuai
dengan jenis sampah.
Mengajarkan simulasi antri
melalui baris sebelum masuk kelas, dan pada
saat bergantian memakai
fasilitas sekolah.
Mengetahui, Kepala Sekolah
AGUS WAHYUDI, M.Pd
NIP 196001041979121002
Karangampel, Juni 2017 Ketua Panitia
DENY WAHYUDI, S.Pd
NIP 196007171983051005
31
top related