laporan praktikum rlab - minggu viii - calori work
Post on 02-Oct-2015
47 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama : Andi Falih M.A.P
NPM : 1406608561
Fakultas : Teknik
Departemen : Teknik Elektro
Group : 6
Haeropan Daniko Dwiputra
Michelle Febris Syaiff
Bhagas Aufa Handoyo
Cita Pelangi Putri S
Fikri Averous
Haniva Kholda
Kode Praktikum : KR02
Pekan : Pekan ke -1
Nama Percobaan : Calori Work
Tanggal Praktikum : 27 Februari 2015
Laboratorium Fisika Dasar
(UPP-IPD)
Universitas Indonesia
CALORI WORK
-
I. Tujuan Percobaan :
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Peralatan :
1 unit sumber tegangan yang dapat divariasikan
1 buah kawat konduktor bermassa 2 gr
1 buah termometer
1 unit amperemeter dan voltmeter
I unit adjustable power supply
Camrecorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomoatis
III. Landasan Teori.
Kalor merupakan energi yang berpindah. Kalor dapat didefinisikan
sebagai energi yang pindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Josep Black merupakan
orang pertama yang memberikan pengertian perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu
adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer ,
perbedaan antara suhu antara dingin atau panasnya suatu benda diakibatkan oleh
gerak-gerak partikel yang ada dalam benda. Gerak partikel menimbulkan suatu
energi kinetik yang akibat gerak partikel gerak partikel yang saling bertabrakan dan
menimbulkan suatu gesekan mengakibatkan terjadinya suhu. Sedangkan kalor
merupakan sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah untuk menyesuaikan suhunya. Energi menyatakan ukuran
energi seluruh molekul dalam zat , dan kalor dapat diartikan sebagai perpindahan
sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain karena adanya perbedaan suhu.
Kalor sebagai suatu ukuran tentunya memiliki satuannya sendiri dan
ketika kalor diberikan kepada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan naik.
Satu kalori dapat didedfinisikan sebagai jumlah kalor yang ketika diberikan kepada
-
satu gram air , maka akan menaikan suhu air tersebut sebesar satu derajat celcius.
Secara sistematis kalor dapat ditulis ;
Q=m c (T akhir T awal )
Q = kalor ( Joule )
c = Kalor Jenis ( Joule / Kg oC)
m = massa benda (Kg)
T akhir - Tawal = Perubahan suhu (oC)
Satuan internasional bagi kalor (Q) adalah Joule , Kalor juga dapat ditulis sebagai
dengan satuan kalori (kal) dengan konversi sebagai berikut :
1 kalori = 4 , 18 J 4,2 joule 1 joule 0 , 238 kalori
Berdasarkan persamaan kalor di atas Q bergantung dengan pada jenis zat ,
yaitu kalor jenis zat (c).Kalor jenis merupakan kalor yang diperlukan unruk
menaikkan 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau
1oC. Satuan dari kalor jenis dapat ditulis
dengan Joule / Kg oC, kalori/ gram oC , Kkal /
Kg oC. Kalor jenis merupakan sifat khas suatu
zat yang menunjukan kemampuannya untuk
menyerap kalor. Zat yang memiliki kalor jenis
tinggi mampu menyerap kalor lebih banyak
untuk menaikan suhunya yang rendah.
Tabel kalor jenis benda ( P = 1 atm dan suhu >= 0oC)
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyak energi yang harus diberikan dalam bentuk kalor
untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar satu derajat celcius.
mc = Q / (Ta-To)
-
C = Q / (Ta-To) C = mc
C adalah kapasitas kalor dengan satuan Joule/oC
Perubahan suhu yang positif menunjukan bahwa sistem menerima kalor
sehingga suhunya naik , sedangkan perubahan suhu yang negatif menunjukan suhu
menjadi turun karena sistem melepas kalor ke lingkungan.
Azas Black merupakan Azas yang menyatakan prinsip kekekalan energi .
Kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Benda bersuhu yang lebih
tinggi melepas kalor dan dan suhu yang lebih rendah menerima kalor sehingga
terjadi keseimbangan suhu dalam hal ini disebut kekekalan energi.
Azas Black berisi bahwa untuk benda yang dicampur dan disolasi
sempurna (tidak ada pertukaran kalor dengan lingkungan) , banyak kalor yang
dilepas benda sama dengan banyak kalor yang diterima oleh lingkungannya. Dari
pernyataan ini maka dapat dirumuskan , azas Black yang ditemukan oleh Josep
Black (1728-1799).
Q lepas = Q terima
Kalor dengan energi listrik memiliki hubungan . Berdasarkan hukum
kekekalan energi maka energi dapat diubah ke bentuk lain salah satunya adalah
kalor dan juga energi listrik. Energi listrik yang diubah atau diserap sama besar
dengan jumlah kalor yang dihasilkan seperti yang disebutkan oleh hukum azas
Black.
Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat
dimusnahkan, maka suatu energi yang terjadi tidak dapat hilang melainkan diubah
dalam bentuk lainnya. Sebagai contoh energi potensial yang terjadi pada suatu
benda meluncur tidak hilang saat benda itu meluncur , namun diubah dalam bentuk
energi lainnya yaitu energi kinetik yang membuat benda itu bergerak , kalor , dan
bunyi. Sama halnya seperti energi yang ada dalam muatan listrik. Ketika suatu
sumber tegangan membuat suatu muatan listrik mengalir dari potensial yang lebih
-
tinggi ke potensial yang lebih rendah akibat adanya perbedaan potensial. Secara
sistematis ;
W=q V
W= Energi listrik (Joule)
q= muatan listrik(coulumb)
V = tegangan(Volt)
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam
suatu rangkaian tertutup. Secara sistematis.
W = V I t
W = Usaha atau energi listrik (Joule)
V = Tegangan(volt)
t = Waktu (s)
Pada percobaan yang terjadi kali ini sebuah sumber tegangan dihubungkan
dengan kawat konduktor atau filamen. Beberapa lama kemudian suhu kawat akan
naik karena kawat menerima kalor sebesar Q = m c (T akhir Tawal) dimana m adalah
massa kawat , c kalor jenis kawat , dan (T akhir T awal) perubahan suhu . Energi
yang memanaskan kawat tersebut / energi kalor berasal dari energi listrik yang
didisipasikan ketika arus listrik sumber tegangan melalui kawat. Energi listrik yang
didisipasikan dirumuskan oleh W = V i t. Kawat yang dialiri listrik pada waktu
tertentu menyebabkan kawat panas dan terjadi fenomena Joule Heating . Arus
listrik yang mengandung muatan yaitu berupa elektron-elektron mengalir dalam
logam konduktor dari kutub bertegangan lebih tinggi ke lebih rendah , terkadang
elektron menumbuk ion positif dalam kawat yang menyebabkan ion positif bergetar
yang memunculkan energi kinetik yang menyebabkan adanya gesekan akibat
tumbukan sehingga menimbulkan panas.
-
IV. Prosedur Percobaan :
Eksperimen rLab ini dapat dialakukan dengan meng klik tombol rLab di bagian
bawah halaman jadwal.
1. Mengaktifkan Web-Cam (meng-klik icon video pada halaman web rLab).
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng-klik radio button desebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor setiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik icon ukur.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di Web-Cam, menunggu hingga
mendekati temperatur awal saat diberika tegangan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
.
-
Data Pengamatan
1. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0 V
2. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0,65 V
Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)
3 35.13 0.65 22.7
6 35.13 0.65 22.8
9 35.13 0.65 22.9
12 35.13 0.65 23.1
15 35.13 0.65 23.3
18 35.13 0.65 23.5
21 35.13 0.65 23.7
24 35.13 0.65 23.8
27 35.13 0.65 23.9
30 35.13 0.65 24.0
3. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,57V
Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)
3 23.84 0.00 22.9
6 23.84 0.00 22.9
9 23.84 0.00 22.9
12 23.84 0.00 22.9
15 23.84 0.00 22.9
18 23.84 0.00 22.9
21 23.84 0.00 22.8
24 23.84 0.00 22.9
27 23.84 0.00 22.9
30 23.84 0.00 22.9
-
Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)
3 51.10 1.57 22.8
6 51.10 1.57 23.2
9 51.10 1.57 24.1
12 51.10 1.57 25.2
15 51.10 1.57 26.2
18 51.10 1.57 27.1
21 51.10 1.57 27.8
24 51.10 1.57 28.6
27 51.90 1.57 29.2
30 51.90 1.57 29.8
4. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,05V
Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)
3 41.98 1.05 22.9
6 41.98 1.05 23.1
9 41.98 1.05 23.6
12 41.98 1.05 24.0
15 41.98 1.05 24.4
18 41.98 1.05 24.8
21 41.98 1.05 25.2
24 41.98 1.05 25.5
27 41.98 1.05 25.8
30 41.98 1.05 26.1
Grafik
-
Grafik pada saat Vo = 0 V
Grafik pada saat V1 = 0,65 V
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
V0 22.9 22.9 22.9 22.9 22.9 22.9 22.8 22.9 22.9 22.9
22.74
22.76
22.78
22.8
22.82
22.84
22.86
22.88
22.9
22.92
TEM
PER
ATU
R
WAKTU (S)
HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN PERUBAHAN SUHU SAAT VO
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
V1 22.7 22.8 22.9 23.1 23.3 23.5 23.7 23.8 23.9 24
22
22.5
23
23.5
24
24.5
TE
MP
ER
AT
UR
WAKTU (S)
HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN
PERUBAHAN SUHU SAAT V1
-
Grafik pada saat V2 = 1,57 V
Grafik pada saat V3 = 1,05 V
Pengolahan Data
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
V2 22.80 23.20 24.10 25.20 26.20 27.10 27.80 28.60 29.20 29.80
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
TE
MP
ER
AT
UR
WAKTU (S)
HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN
PERUBAHAN SUHU SAAT V2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
V3 22.90 23.10 23.60 24.00 24.40 24.80 25.20 25.50 25.80 26.10
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
TE
MP
ER
AT
UR
WAKTU (S)
HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN
PERUBAHAN SUHU SAAT V3
-
Dari persamaan di atas, energi listrik sama dengan energi kalor, sehingga :
Jika direfleksikan ke persamaan garis y = mx, maka T y, t x, V . I
. m
Untuk V0 = 0
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22.9 9 524.41 68.7
2 6 22.9 36 524.41 137.4
3 9 22.9 81 524.41 206.1
4 12 22.9 144 524.41 274.8
5 15 22.9 225 524.41 343.5
6 18 22.9 324 524.41 412.2
7 21 22.8 441 519.84 478.8
8 24 22.9 576 524.41 549.6
9 27 22.9 729 524.41 618.3
10 30 22.9 900 524.41 687
165 228.9 3465 5239.53 3776.4
m = ()()
2()2
m = 10(3776.4)(165)(228.9)
10(3465)(27225)
m = 0,001
m =.
m.
=
. . = m . .
= .
.
-
Untuk V1 = 0,65 V
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22.7 9 515.29 68.1
2 6 22.8 36 519.84 136.8
3 9 22.9 81 524.41 206.1
4 12 23.1 144 533.61 277.2
5 15 23.3 225 542.89 349.5
6 18 23.5 324 552.25 423
7 21 23.7 441 561.69 497.7
8 24 23.8 576 566.44 571.2
9 27 23.9 729 571.21 645.3
10 30 24 900 576 720
165 233.7 3465 5463.63 3894.9
c = .
m.
c = (0).(23,84103)
0,002.0,001
jadi, C0 = 0 J/KgoC
m = ()()
2()2
m = 10(3894.9)(165)(233.7)
10(3465)(27225)
m =0,05
m =.
m.
c = .
m.
c = (0,65).(35,13103)
0,002.0,05
jadi, C1 = 228.35 J/KgoC
-
Untuk V2 = 1.57 V
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22.8 9 519.84 68.4
2 6 23.2 36 538.24 139.2
3 9 24.1 81 580.81 216.9
4 12 25.2 144 635.04 302.4
5 15 26.2 225 686.44 393
6 18 27.1 324 734.41 487.8
7 21 27.8 441 772.84 583.8
8 24 28.6 576 817.96 686.4
9 27 29.2 729 852.64 788.4
10 30 29.8 900 888.04 894
165 264 3465 7026.26 4560.3
Untuk V3 = 1,05 V
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22.9 9 524.41 68.7
2 6 23.1 36 533.61 138.6
3 9 23.6 81 556.96 212.4
m = ()()
2()2
m = 10(4560.3)(165)(264)
10(3465)(27225)
m = 0.27
m =.
m.
c = .
m.
c = (1.57).(51.1103)
0,002.0.27
jadi, C2 = 146 J/KgoC
-
4 12 24 144 576 288
5 15 24.4 225 595.36 366
6 18 24.8 324 615.04 446.4
7 21 25.2 441 635.04 529.2
8 24 25.5 576 650.25 612
9 27 25.8 729 665.64 696.6
10 30 26.1 900 681.21 783
165 245.4 3465 6033.52 4140.9
Kalor Jenis Percobaan
c = 1+2+3
3
c = 228.35+146+174.48
3
c = 182.94 J/KgoC
m = ()()
2()2
m = 10(4140.9)(165)(245.4)
10(3465)(27225)
m = 0.12
m =.
m.
c = .
m.
c = (1.05).(41.09103)
0,002.0.12
jadi, C3 = 174.48 J/KgoC
-
Untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan
ini, nilai kalor jenis yang didapat mendekati nilai kalor jenis emas sebesar 130
J/KgoC. Maka dapat dihitung kesalahan literaturnya sebesar :
Kesalahan literatur = |
| 100%
= |182.94130
130| 100% = 40,72 %
V. Analisis :
5.1 Analisis Percobaan
Pada percobaan R-Lab KR-02 Calori Work terdapat 1 jenis percobaan
untuk mencari data kuat arus yang mengalir (i), dan suhu yang dihasilkan oleh
kawat penghantar terhadap perbedaan tegangan dan diukur tiap perubahan waktu
sebesar 3 sekon. Dalam percobaan ini dilakukan 4 kali pengulangan terhadap
pengukuran data, dimana pada masing-masing pengulangan menggunakan besar
tegangan dari catu daya yang berbeda-beda (V0=0V, V1=0.64V, V2=1.57V, dan
V3=1.05V). Pada percobaan ini memanfaatkan prinsip dari kesetimbangan energi,
dan azas Black, dimana jumlah dari energi yang dipindahkan melalui suatu
medium akan sama besarnya dengan jumlah energi yang diterima oleh medium
lain meskipun wujud dari medium tersebut berbeda. Kawat penghantar yang
dialiri arus listrik mengandung elektron-elektron yang akan merambat pada
batang konduktor tersebut. Pada perambatan elektron di kawat konduktor
tersebutlah terjadi peristiwa Joule Heating. Peristiwa Joule Heating dapat terjadi
akibat elektron-elektron yang mengalir pada suatu kawat penghantar dari kutub
bertegangan tinggi ke kutub yang bertegangan lebih rendah akan memungkinkan
terjadinya tubrukan antara elektron tersebut dengan ion-ion positif pada kawat
penghantar, sehingga dengan terjadinya tumbukan secara terus-menerus antara
ion-ion positif dengan elektron yang mengalir selama kawat masih dialiri arus
listrik mengakibatkan timbulnya energi kalor (panas) pada batang kawat
penghantar tersebut. perubahan bentuk energi yang terjadi adalah antara energi
-
mekanik dengan energi kalor, meskipun belum tentu semua dari energi mekanik
akibat dari pergerakan elektron-elektron tersebut berubah secara keseluruhan
menjadi energi kalor. Dimungkinkan juga terjadinya perambatan energi pada
medium yang berbeda-beda (radiasi pada udara), selain dalam hal ini yang jadi
pengukuran kenaikan suhu adalah kenaikan suhu dari kawat penghantar. Dengan
diberi tegangan yang berbeda-beda dari catu daya pada setiap pengulangan
percobaan, maka nilai kuat arus (i) dan suhu yang dihasilkan setiap 3 sekon pun
akan membentuk kecenderungan nilai yang berbeda-beda namun dengan pola
perubahan yang hampir sama.
Pada percobaan ini menggunakan alat-alat seperti sumber tegangan (catu
daya), kawat penghantar, voltmeter dan amperemeter, termometer, dan praktikan
terhubung dengan PC beserta Camcorder melalui sambungan jaringan internet
agar dapat berinteraksi secara langsung dengan alat percobaan agar dapat
mendapatkan data percobaan yang diminta. Setelah percobaan dengan
menggunakan tegangan V0 selesai dilakukan, maka pada saat ingin melakukan
pengulangan percobaan dengan sumber tegangan V1 terlebih dahulu praktikan
harus menunggu suhu pada termometer mendekati suhu T0 dari percobaan
menggunakan tegangan V0. Dengan tujuan agar tingkat ketelitian pada saat
praktikan melakukan perhitungan data percobaan untuk mendapatkan nilai dari
kalor jenis kawat penghantar (c) didapat seakurat mungkin. Terdapat sedikit
anomali yang terjadi pada percobaan ini, yaitu pada saat dilakukan perhitungan
kuat arus (i) dan suhu pada selang 3 detik. Data terakhir pada termometer sebelum
tombol hitung ditekan menunjukkan nilai yang berbeda dengan T0 dari data
percobaan yang didapat pada tabel. Suhu pada tabel data percobaan cenderung
bernilai lebih kecil 30C dibandingkan dengan nilai pada layar termometer. Hal ini
membuat praktikan harus mengulangi percobaan ini lebih dari 1 kali, agar data
percobaan yang didapat sesuai dengan ketentuan dari prosedur percobaan.
5.2 Analisis Hasil
Dari data percobaan yang diolah untuk mendapatkan nilai kalor jenis dari
kawat penghantar, ditemukan bahwa nilai kalor jenis yang didapat dari masing-
-
masing pengulangan percobaan menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Hal ini
dapat terjadi salah satunya mungkin diakibatkan dari anomali yang terjadi pada
data percobaan.
Pada percobaan 1 hingga percobaan 4, pertama-tama yang perlu dilakukan
adalah membuat grafik hubungan antara waktu dan suhu pada kawat penghantar.
Data percobaan dipindahkan pada tabel agar mudah dalam memindahkannya pada
grafik percobaan.
Setelah dilakukan percobaan maka didapat total sebanyak 40 data yang
didapat dari empat variasi percobaan. Pada tegangan pertama yaitu 0V perubahan
suhu tidak terjadi, hanya terjadi satu kali itu pun terjadi karena terpengaruh oleh
suhu lingkungan. Selanjutnya pada tegangan 0.65V suhu mengalami kenaikan
dari 22.7 oC hingga 24 oC selama 30 detik. Selanjutnya pada 1.57V suhu
mengalami kenaikan dari 22.4 oC menjadi 29.8 oC selama 30 detik. Terakhir pada
tegangan 1.05V suhu mengalami kenaikan dari 22.9 oC menjadi 26.1 oC. setelah
dilakukan pencatatan tersebut maka dilakukan penghitungan least square untuk
mencari kalor jenis setiap percobaan. Pada percobaan dengan Vo=0V didapatkan
Co= 0 J/Kg oC, lalu V1=0.65V menghasilkan kalor jenis sebesar 228.35 J/Kg oC.
Sedangkan pada V2 dan V3 dihasilkan C2 dan C3 sebesar 146 J/Kg oC dan
174.48 J/Kg oC. Setelah didapatkan kalor jenis masing-masing maka perlu dicari
rata-rata kalor jenisnya untuk menentukan jenis kawat apa yang digunakan pada
percobaan maka didapat C = 182.95 J/KgoC yang mendekati kalor jenis emas
sebesar 130 J/KgoC
5.3 Analisis Kesalahan
Pada percobaan 2 (V1 = 0.65 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah
0,5%. Pada percobaan 3 (V2 = 1.57 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah
2,7%. Sedangkan pada percobaan 4 dengan (V3 = 1.05 V) didapat nilai kesalahan
relatifnya adalah 1,2%. Dan nilai kesalahan literatur dari ketiga percobaan diatas
adalah 1,4%. kesalahan yang terjadi dapat timbul akibat :
-
Kesalahan praktikan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menekan
tombol hitung pada layar percobaan.
Timbul anomali pada saat percobaan, dimana nilai T0 dari masing-
masing percobaan nilainya berbeda-beda antara nilai pada layar
termometer dengan nilai yang didapat di dalam tabel data percobaan.
Tingkat keakuratan pengambilan data percobaan yang belum stabil,
karena harus bergantung dari kecepatan jaringan internet yang digunakan
sebagai media memberikan perintah kepada komputer server.
5.4 Analisa Grafik
Grafik hasil perhitungan telah dilakukan dan berdasarkan pengamatan
yang diperoleh dapat dilihat bahwa grafik tidak sepenuhnya berbentuk garis lurus,
seharusnya grafik yang dihasilkan adalah grafik garis lurus. Hal ini kemungkinan
disebabkan hal yang sama seperti analisis hasil yaitu temperatur awal yang salah.
Grafik menunjukkan variabel x yang diwakili oleh waktu (s) dan variabel y
diwakili oleh suhu (oC).
Dari grafik yang didapat pada percobaan ini, ditunjukkan bahwa
perbandingan nilai data percobaan dengan nilai grafik regresi liniernya
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat pada grafik
regresi linier, dimana selisih antara grafik data percobaan dengan grafik regresi
liniernya menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Karena skala pada grafik yang dipakai tidak sama, sehingga nilai gradien
dari grafik yang didapat tidak digambarkan dengan baik pada grafik regresi
liniernya. Jika digunakan skala grafik yang sama, maka grafik akan
menggambarkan hasil yang lebih sejajar dengan sumbu x pada grafik tersebut.
Gambar dari grafik ini menunujkan hubungan antar nilai dengan
waktu (t) yang menunjukkan yang mengalami perubahan seiring dengan
-
lamanya waktu. Nilai yaitu merepresentasikan sumbu y dan nilai t
mereprentasikan sumbu x.
Gradien semakin besar bila nilai t semakin besar. Hal ini menunjukan
bahwa nilai bergantung dengan dari nilai t yaitu sebanding dengan t,
semakin besar nilai t maka semakin besar pula nilai nya.
VI. Kesimpulan :
Besar energi yang berpindah sebelum arus dialirkan pada kawat
penghantar, dengan energi yang dihasilkan setelah arus dialirkan pada
kawat penghantar nilainya pasti sama.
Kapasitas kalor sebuah kawat konduktor dapat ditentukan dengan
melakukan percobaan calori work yaitu dengan memanfaatkan energi
listrik yang terdisipasi pada kawat sehingga terjadi perubahan energi pada
kawat yaitu energi listrik menjadi kalor yang mengakibatkan adanya
sehingga nilai kalor jenis zat dapat ditemukan.
Setiap konduktor memiliki nilai kalor jenisnya sendiri dan spesifik pada
setiap jenis konduktor.
Ketika kawat dialiri listrik maka temperatur kawat tersebut akan naik.
Semakin tinggi arus listrik yang mengalir maka temperatur kawat akan
semakin besar.
Benda yang memiliki kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa
benda tersebut mempunyai konduktivitas yang tinggi, karena dapat
menaikkan suhunya dengan energi yang kecil.
Benda yang memiliki kalor jenis besar menandakan bahwa
konduktivitasnya rendah, karena berarti benda tersebut membutuhkan
energi yang besar untuk menaikkan suhunya.
VII. Referensi :
- Halliday, David. dkk. 2001. Fundamental of Physics, 6th edition. New
Jersey: John Wiley & Sons.
-
- Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
- Giancoli,D.C; Physics for Scientist and Engineering, 3rd Edition, Prentice
Hall, N.J 2000.
- Giancoli, D. C. 2005. Physics for Scientist and Engineers, 6th edition.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
top related