laporan praktik pengalaman lapangan jurusan...
Post on 14-Nov-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN KCP TULUNGAGUNG
DALAM OPTIMALISASI JUMLAH PESERTA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Tulungagung
Oleh
Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa
NIM. 12402173667
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., MA
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
EKONOMI SYARIAH
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Ekonomi Syariah ini telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Di :
Judul Laporan :
Tulungagung
Strategi BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
Dalam Optimalisasi Jumlah Peserta
Menyetujui,
Dosen Pamong
RIESSA ROSELINE
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. MOHAMAD ASWAD, S.Ag.,MA
NIP. 197506142008011009
Mengesahkan,
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
SISWAHYUDIANTO, M.M
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
berkat, rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kita
panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang mana dengan
pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun laporan akhir hasil Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) ini untuk diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam sebagai tanda bukti bahwa kami telah melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang bertempat di Kantor Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Perintis Tulungagung
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Tentunya dalam penyusunan laporan akhir
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Maftukin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. Bapak H. Dede Nurohmah, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung
3. Bapak Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., MA selaku Dosen Pembimbing
Lapangan PPL BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
4. Bapak Supardi Prayitno selaku Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung
5. Ibu Riessa Roseline selaku Dosen Pamong PPL BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir
hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir hasil Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ini masih jauh dari sempura. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya
laporan penelitian yang akan datang.
iv
Semoga dengan terselesaikannya laporan akhir hasil Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Tulungagung, 07 Januari 2020
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 1
B. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK .......................................................... 5
A. Profil BPJS Ketenagakerjaan ............................................................ 5
B. Profil Lembaga .................................................................................. 8
C. Pelaksanaa Praktik ............................................................................ 10
D. Permasalahan di Lapangan ................................................................ 10
E. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik .............................. 11
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 13
A. Peran BPJS Ketenagakerjaan dalam Melindungi Jaminan Sosial
Penerima Manfaat ............................................................................. 13
B. Strategi BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung dalam Optimalisasi
Jumlah Peserta ................................................................................... 24
C. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi dalam Kepesertaan
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung ....................................... 30
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 32
A. Kesimpulan ....................................................................................... 32
B. Saran .................................................................................................. 33
vi
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Tenaga kerja merupakan seseorang yang mampu bekerja guna
menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan pribadi
maupun masyarakat. Peran para pekerja yakni sebagai salah satu faktor
produksi yang mampu mempengaruhi pendapatan nasional. Dalam
pelaksanaan pembangunan nasional, peran tenaga kerja dalam pembangunan
nasional semakin meningkat dengan disertai semakin tingginya kemungkinan
resiko yang akan dihadapinya. Dengan adanya sebuah lembaga yang dapat
memikul resiko yang tidak pasti tersebut maka para tenaga kerja akan lebih
merasa aman atau terjamin dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari untuk
mencari nafkah atau bekerja.
Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja merupakan sebuah bentuk
dari perlindungan, pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
bagi tenaga kerja dan keluarganya. Perlindungan kepada pekerja dalam
program tersebut lebih ditekankan karena mereka mempunyai kedudukan
yang relatif lemah dimana dalam kenyataannya para pekerja berada dalam
posisi yang penuh dengan resiko berupa kecelakaan kerja, sakit akibat kerja,
dan bisa juga sampai kematian serta tak luput dari terjadinya PHK oleh
perusahaan. Kejadian tersebut kemungkinan besar juga akan mempengaruhi
kehidupan pekerja dan keluarganya sehingga berkemungkinan juga para
pekerja terpaksa tidak bekerja untuk selamanya maupun sementara waktu,
dan penghasilannya akan terhenti ataupun berkurang. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
tersebut perusahaan memiliki tanggung jawab yang besar kepada setiap
pekerja dari beberapa resiko yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.
Pentingnya jaminan sosial diberikan oleh setiap pekerja karena selain
untuk melindungi pekerja dari beberapa resiko yang tidak dapat diramalkan,
2
juga dikarenakan secara ekonomi ataupun sosial tidak merugikan pihak yang
menyelenggarakan maupun pihak yang menerima layanan. Jaminan sosial
juga bentuk dari sebuah investasi yang berbasis sosial dan juga
menguntungkan dalam jangka panjang. Jaminan sosial yakni salah satu jenis
kebijakan sosial guna mengatasi atau meminimalisir tingkat kemiskinan serta
ketimpangan yang ada dalam lingkungan masyarakat.1 Jaminan sosial yang
berbentuk tunjangan pendapatan dapat disebut benefit in cash, sedangkan yang
berwujud bantuan barang atau pelayanan sosial sering disebut benefits in kind.2
Adanya Undang-Undang No.40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yakni sebagai salah satu upaya pemerintah Indonesia guna
meningkatkan jaminan sosial. Sistem Jaminan Sosial Nasional atau SJSN adalah
sebuah program dari negara dengan tujuan memberikan perlindungan yang pasti
serta kesejahteraan sosial bagi seluruh lapisan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan
program tersebut dibentuklah sebuah badan penyelenggara guna
mengimplementasikan sistem jaminan sosial nasional.
BPJS Ketenagakerjaan mengganti call name (sebutan) menjadi BP Jamsostek
sejak Desember 2019. Kemudian peran adanya BPJS Ketenagakerjaan juga untuk
mencegah pengeluaran yang tidak pasti akibat dari kecelakaan kerja yang secara
tidak langsung pun akan berpengaruh dalam penggunaan pendapatannya dari
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Begitu juga dengan resiko kematian
yang dapat menyebabkan keluarga dari tenaga kerja kehilangan pendapatan sehingga
kesejahteraannya akan menurun. Dan dengan resiko di hari tua yang menuntut
supaya memiliki tabungan, guna untuk menikmati masa-masa tersebut agar tetap
memiliki kesejahteraan di masa usia non produktif. Mengingat betapa pentingnya
peran tenaga kerja dalam kemajuan pertumbuhan ekonomi suatu negara khususnya
di Indonesia, maka peran BPJS Ketenagakerjaan juga sangat penting sebagai
pelindung jaminan sosial para tenaga kerja yang sesuai dengan komitmen pada misi
BP Jamsostek. Namun, tidak sedikit dari pekerja maupun perusahaan yang sadar
akan pentingnya mendapat perlindungan jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan.
1 Akhmad Purnama, Analisis Perlindungan Sosial Bagi Pekerja Informal, Jurnal PKS Vol. 14,
No. 2, 2015, hal. 151
2 Suharto, Askesos New Initiative, Apa, Mengapa, Untuk Apa? Hand Out Askesos New Inisistive. (
Yogyakarta : B2P2KS, 2012) hal. 211
3
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing sehingga
dapat mendorong partisipasi serta minat para tenaga kerja maupun para pelaku usaha
untuk menjadi peserta.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Berdasarkan identifikasi dasar pemikiran tersebut, maka tujuan
yang ingin dicapai dari hasil temuan study yakni sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui peran BPJS Ketenagakerjaan dalam melindungi
jaminan sosial penerima manfaat.
b) Untuk mengetahui strategi BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
dalam optimalisasi jumlah peserta.
c) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi
dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
2. Kegunaan
Berikut ini merupakan beberapa kegunaan dari hasil temuan study
dilaksanakannya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) :
a. Kegunaan secara Akademis
1. Diharapkan penelitian dari hasil temuan studi ini dapat
mengembangkan teori yang ada serta menambah wawasan dan
pengetahuan yang bermanfaat sehingga dapat digunakan sebagai
pengetahuan tambahan.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau
perbandingan antara ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan.
b. Kegunaan secara Praktis
Sebagai informasi serta bahan pertimbangan dalam
mengimplementasikan strategi yang akan dilaksanakan oleh BPJS
4
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung untuk meningkatkan partisipasi
tenaga kerja atau meningkatkan jumlah peserta.
C. Waktu dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan pada Gelombang I ini
dimulai pada hari Selasa tanggal 07 bulan Januari sampai hari Jum’at tanggal
07 bulan Febuari tahun 2020. Sedangkan lokasi pelaksanaan kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan yakni di salah satu lembaga di daerah Tulungagung
tepatnya di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung dengan alamat Jl. Mayor Sujadi no. 17,
Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil BPJS Ketenagakerjaan
1. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan
Terbentuknya UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 mengenai
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo
PMP No.8/1956 mengenai pengaturan bantuan untuk usaha
penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 mengenai
pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 mengenai
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), dan diberlakukannya
UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja merupakan sejarah
awal proses dari PT Jamsostek (Persero).
Kemudian setelah itu telah mengalami kemajuan mulai dari
landasan hukum, cara penyelenggaraan maupun bentuk perlindungan.
Pada tahun 1977, dikeluarkannya PP No.33 tahun 1977 tentang
pelaksanaan program ASTEK atau Asuransi Sosial Tenaga Kerja, yang
mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk
mengikuti program tersebut. Selain itu, juga terbit PP No.34/1977 tentang
pembentukan wadah penyelenggara ASTEK (Perum Astek). Kemudian di
tahun mendatang, lahirlah UU No.3 tahun 1992 tentang JAMSOSTEK.
Serta melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program ini memberi
perlindungan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi
tenaga kerja dan keluarganya. Dengan cara memberikan kepastian arus
penerimaan penghasilan untuk ahli waris atau penerima manfaat sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang telah hilang dari
akibat risiko sosial.
Setelah itu di tahun 2004, Pemerintah telah menerbitkan UU
Nomor 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU
6
tersebut berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 mengenai
perubahan pasal 34 ayat 2, yang saat itu berbunyi: “Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat serta
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan”. Manfaat perlindungan yang akan diterima oleh
penerima manfaat dapat memberi rasa aman sehingga akan lebih
memberikan motivasi atau dorongan untuk meningkatkan produktivitas.
Ruang lingkup PT Jamsostek (Persero) untuk memberikan
perlindungan sosial bagi tenaga kerja yakni melalui 4 (empat) program,
yang mencakup Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kematian
(JKm) bagi tenaga kerja dan keluarganya. Kemudian tahun 2011,
dicetuskan UU No 24 Tahun 2011 mengenai Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). Kemudian sesuai dengan UU tersebut, pada
tanggal 1 Januari ditahun 2014 PT Jamsostek telah berubah menjadi Badan
Hukum Publik. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program
jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKM, JKK serta JHT dengan
penambahan program Jaminan Pensiun (JP) yang dimulai pada 1 Juli
2015.
2. Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan
Visi BPJS Ketenagakerjaan :
Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kebanggaan bangsa,
yang amanah, bertatakelola baik serta unggul dalam operasional dan
pelayanan
Misi BPJS Ketenagakerjaan :
Melalui program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS
Ketenagakerjaan berkomitmen untuk :
1) Melindungi dan menyejahterakan pekerja dan keluarganya.
2) Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.
7
3) Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.
3. Nilai Budaya BPJS Ketenagakerjaan
a) Iman
Insan BPJS Ketenagakerjaan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME, bekerja sebagai ibadah untuk memberikan manfaat dan nilai
bagi pekerja, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
b) Ekselen
Insan BPJS Ketenagakerjaan selalu bersikap profesional, inovatif,
dan bersungguh-sungguh dalam mengupayakan hasil terbaik untuk
memberikan manfaat serta nilai tambah bagi organisasi dan
lingkungan.
c) Teladan
Insan BPJS Ketenagakerjaan senantiasa memulai dari dirinya
sendiri untuk berperilaku sesuai dengan norma, etika dan peraturan
yang berlaku sehingga dapat menjadi contoh ( role model ) bagi
lingkungan sekitarnya.
d) Harmoni
Insan BPJS Ketenagakerjaan mampu membangun kerjasama,
keselarasan, dan mengutamakan keberhasilan bersama.
e) Integritas
Insan BPJS Ketenagakerjaan senantiasa dapat menjaga amanah,
jujur, satu dalam kata dan perbuatan, dapat dipercaya, serta
berkomitmen untuk patuh pada norma dan peraturaan yang
berlaku.
f) Kepedulian
Insan BPJS Ketenagakerjaan senantiasa peduli pada peserta,
lingkungan kerja, dan organisasi sehingga ikut merasa bertanggung
8
jawab dan secara tulus berpartisipasi aktif untuk membawa
kemajuan organisasi.
g) Antusias
Insan BPJS Ketenagakerjaan senantiasa bekerja dengan sukacita,
proaktif, serta bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Filososfi BPJS Ketenagakerjaan
Filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial
ekonomi telah melandasi BPJS Ketenagakerjaan. Kemandirian itu sendiri
artinya tidak bergantung pada orang lain dalam membiayai perawatan pada
saat sakit, kehidupan dihari tua ataupun saat keluarganya meninggal dunia.
Harga diri itu sendiri memiliki arti bahwa jaminan tersebut didapatkan
sebagai hak dan bukan dari belas kasihan dari orang lain. Supaya
pembiayaan dan manfaatnya tersebut optimal, maka pelaksanaan program
BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan secara gotong royong, dimana yang
masih muda membantu yang sudah tua, kemudian yang sehat membantu
yang sedang sakit serta yang memiliki penghasilan tinggi membantu yang
mempunyai penghasilan rendah.3
B. Profil BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
1. Profil Lembaga
Kantor BPJS Ketenagakerjaan ( pada tahun 2019 berubah call
name menjadi BP Jamsostek ) KCP Tulungagung terletak di Jl. Mayor
Sujadi Timur Nomor 17, Ds. Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kab.
Tulungagung, Jawa Timur. BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
merupakan anak cabang dari BPJS Ketenagakerjaan cabang Blitar dan
telah berdiri sejak 2013 di kabupaten Tulungagung. Terkait dengan
kepemimpinannya, pada tahun 2013 KCP Tulungagung masih dibantu
oleh pihak cabang Blitar. Kemudian pada tahun 2014 mulai dipimpin oleh
3 BPJS Ketenagakerjaan, Visi dan Misi,https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/profil/Visi-
dan-Misi.html, diakses pada 05 Februari 2020
9
KKCP (Kepala Kantor Cabang Perintis) yaitu pak Hendro. Setelah
kepemimpinan pak Hendro, pada tahun 2016 terjadi pergantian
kepemimpinan dari pak Hendro menjadi pak Bambang. Lalu pada tahun
2017 kepemimpinan dari pak Bambang menjadi pak Edi Suryono.
Kemudian setelah satu tahun kepemimpinan dari pak Edi Suryono,
kepemimpinan BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung mengalami
kekosongan kurang lebih satu tahun. Sampai pada akhir tahun 2018
kepemimpinan KCP Tulungagung dipimpin oleh Bapak Supardi Prayitno
hingga sekarang.
2. Struktur Organisasi dan Jabatan BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
Daftar pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
No Nama Jabatan
1. Supardi Prayitno Kepala Kantor Cabang Perintis
2. Sugiarto Wibowo AR (Account Representatif) Perintis
3. Riessa Roseline Penata Madya Pelayanan dan Umum
4. Sarah Aninidha Penata Madya Keuangan dan Teknologi Informasi
5. Mahesa Reyhan Prayoga Calon Karyawan
KKCP (Kepala Kantor
Cabang Perintis)
AR (Account
Representatif)
Perintis
PMPU (Penata
Madya Pelayanan
dan Umum)
PMKTI (Penata
Madya Keuangan
dan Teknologi
Informasi)
Calon
Karyawan
Calon
Karyawan
10
6. Adimas Bani Saksono Calon Karyawan
C. Pelaksanaan Praktik
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) KCP Tulungagung dimulai pada
tanggal 07 Januari sampai 07 Februari 2020. Para pegawai datang sebelum
pukul 07.30 dikarenakan pada pukul 07.30 akan dilakukan brifing pagi dan
biasanya pulang 17.00 bankan ada yang pulang lebih dari pukul jam 22.00
karena harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Para pegawai
melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan wewenang mereka masing-
masing.
D. Permasalahan di Lapangan
Beberapa permasalahan di lapangan adalah calon peserta belum
mengetahui perbedaan secara intens antara BPJS Ketenagakerjaan dengan
BPJS Kesehatan. Mayoritas, berfikiran baahwa antara BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan itu sama. Jadi ketika para pekerja tersebut sudah
mendaftarkan diri dalam BPJS Kesehatan, mereka berfikir tidak perlu untuk
mendaftarkan diri kepesertaannya dalam BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian
beberapa calon peserta terlalu mengulur waktu untuk mendaftarkan badan
usahanya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yang mendasarinya. Dan beberapa peserta juga masih belum
mengetahui tata cara mengajukan klaim program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun
(JP). Selain itu sebenarnya minimnya tingkat kesadaran tenaga kerja terhadap
program BPJS Ketenagakerjaan khususnya di KCP Tulungagung dan kendala
yang sering dialami dalam menyelesaikan masalah tenaga kerja khususnya
para tenaga kerja yang terkesan menolak untuk mendaftarkan diri atau
usahanya ke BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut merupakan salah satu
tantangan untuk mengubah pola pikir atau mindset masyarakat di
11
Tulungagung agar mereka itu sadar bahwa pentingnya berpartisipasi dalam
program jaminan sosial ketenagakerjaan di BPJS Ketenagakerjaan.
E. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Tanggapan yang didapatkan dari permasalahan yang diangkat oleh
penulis, bahwasanya dalam menghadapi permasalahan atau kendala yang
berhubungan dengan cara mengajukan klaim ataupun mencairkan program-
program bagi peserta atau penerima manfaat maka BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung akan menjelaskan dan mengarahkan bagaimana proses
dan ketentuan-ketentuan yang terdapat di BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Selain itu BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung juga
sering melakukan sosialisasi untuk menjelaskan lebih rinci tentang BPJS
Ketenagakerjaan termasuk program-program yang ada di dalamnya.
Kemudian selain perihal sosialisasi yang dilakukan oleh pihak
penyelenggara, dalam hal lain seperti calon peserta yang terlalu mengulur
waktu untuk berpartisipasi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan
pihak penyelenggara pun atau khususnya pihak penyelenggara yang ada di
bidang AR Perintis tidak lelah untuk mengunjungi dan memberikan
penjelasan secara mendalam kepada calon peserta.
Perbedaan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan salah
satunya terletak pada cangkupan kepesertaannya. Jika cangkupan kepesertaan
BPJS Kesehatan adalah untuk seluruh penduduk, sedangkan cangkupan
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan adalah untuk seluruh pekerja. Sedangkan
faktor yang mempengaruhi minimnya kesadaran dalam keikutsertaannya di
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung yakni karena kualitas SDM yang
tergolong rendah jika dibandingkan dengan kota-kota bear lainnya.
Kebanyakan para tenaga kerja maupun pengusaha enggan untuk
berpartisipasi dalam kepesertaannya karena masih belum mengetahui
bagaimana manfaat sebenarnya yang akan didapat dalam jangka panjang,
mereka hanya berfikir dalam jangka pendek dan berspekulasi tidak memiliki
resiko saat bekerja. Meskipun begitu, pihak penyelenggara tetap melakukan
pendekatan melalui sosialisasi kepada para pekerja.
12
Terkait dengan penyelesaian masalah tenaga kerja atau pengusaha yang
belum berpartisipasi dalam kepesertaannya di BPJS Ketenagakerjaan akan
diberikan SPP (Surat Pemberitahuan Pendaftaran) 1 pada tenaga kerja atau
pemilik usaha dan dijelaskan terkait dengan program serta manfaat BPJS
Ketenagakerjaan. Lalu setelah seminggu dari pemberian SPP 1 ke tenaga
kerja atau pemilik usaha, dari bagian kepesertaan menelpon tenaga kerja atau
pemilik usaha untuk mengkonfirmasi terkait dengan SPP 1. Jika masih belum
ada konfirmasi, pihak penyelenggara akan memberi SPP 2. Untuk usaha
yang sudah memiliki izin usaha dan sudah menerima SPP 2 lalu dari
pihaknya tidak ada respon maka akan lanjut ke jalur hukum yaitu ke
kejaksaan.
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran BPJS Ketenagakerjaan dalam Melindungi Jaminan Sosial
Penerima Manfaat
Adanya pembentukan sebuah negara yakni guna memberikan
kesejahteraan dari berbagai aspek untuk warganya dengan menerapkan
salah satu instrumen sistem jaminan sosial nasional. Jaminan sosial
merupakan instrumen publik yang memberikan perlindungan sosial
kepada anggotanya dari berbagai risiko. Dibentuknya Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan guna menyelenggarakan
program perlindungan serta kesejahteraan bagi seluruh pekerja beserta
keluarganya melalui sistem jaminan sosial. Program Jaminan Sosial
merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi pekerja guna
untuk menjamin keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial
ekonomi serta sebagai sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi
tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya tersebut dengan
pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Untuk
mencapai tujuan dari peran BPJS Ketenagakerjaan sebagai penjamin
jaminan sosial tenaga kerja, maka diterapkanlah program-program jaminan
sosial untuk tenaga kerja sebagai berikut :
1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2015 mengenai Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1 bahwa Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) merupakan sebuah manfaat berupa uang tunai atau pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta saat mengalami kecelakaan
kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja termasuk
kecelakaan yang terjadi pada saat perjalanan dari rumah menuju tempat
14
kerja atau sebaliknya.4 Dalam perihal kepesertaan, pemberi kerja selain
penyelenggara negara dan setiap orang yang bekerja wajib
mendaftarkan dirinya sebagai peserta dalam program JKK kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan perundang-undangan yang ada.5
Dimana peserta pada program JKK terdiri dari peserta Penerima Upah
(PU) yang bekerja pada pemberi kerja yang meliputi pekerja pada
perusahaan, pekerja pada perseorangan dan orang asing yang bekerja di
Indonesia dalam waktu 6 bulan dan peserta Bukan Penerima Upah
(BPU) sebagaimana yang dimaksud pada pasal 1 meliputi pekerja
mandiri atau pekerja tanpa ada hubungan kerja (kontrak kerja) serta
pekerja yang bukan menerima upah.6
Perlu diketahui bahwa ada penambahan manfaat dalam program
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) setelah
presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor
82 tahun 2019 mengenai perubahan atas PP 44 Tahun 2015 tentang
penyelenggaraan program JKK dan JKm. Berikut ini merupakan
manfaat yang akan diterima dari klaim program Jaminan Kecelakaan
Kerja :
a. Biaya pemeriksaan, pengobatan serta perawatan, ketentuan biaya
yang diberikan maksimal 1 tahun dengan biaya paling banyak
Rp20.000.000.
b. Santunan berupa uang meliputi :
1. Biaya pengangkutan, berupa :
a) Angkutan darat, danau, sungai naik jadi maksimal
Rp5.000.000.
4 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1
5 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 4
6 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 5
15
b) Angkutan laut maksimal Rp2.000.000.
c) Angkutan udara maksimal Rp10.000.000.
2. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) yaitu
meliputi :
a) Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) enam bulan
pertama yakni 100% x upah satu bulan.
b) Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) enam bulan
kedua yakni 100% x upah satu bulan.
c) Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) enam bulan
ketiga dan seterusnya yakni 50% x upah satu bulan.
3. Santunan Cacat berupa :
a) Cacat sebagian anatomis
Cacat sebagaian anatomis merupakan suatu kondisi
dimana berkurangnya atau kehilangan sebagian anggota
badan yang secara langsung maupun tidak akan
mengakibatkan berkurang bahkan hingga hilangnya
kemampuan untuk bekerja atau menjalankan aktivitas
pekerjaannnya. Santunan yang akan diterima dari cacat
sebagian anatomis akibat kecelakaan kerja yakni %
tabel x 80 x upah 1 bulan.
b) Cacat total tetap
Cacat total tetap yakni ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan pekerjaan. Santunan yang akan
diterima yaitu 70% x 80 upah satu bulan.
c) Cacat sebagian fungsi
Cacat sebagian fungsi ialah dimana kondisi seseorang
berkurang atau hilangnya sebagian fungsi anggota
badan secara langsung maupun tidak sehingga
16
menyebabkan berkurang atau hilangnya kemampuan
untuk bekerja. Dan santunannya yakni % dari kurang
fungsi x % tabel x 80 x upah sebulan.
4. Santunan Kematian terdiri dari :
a) Santunan Kematian yang akan diterima sebesar 60% x
80 x upah dalam sebulan.
b) Santunan berkala selama 24 bulan yang akan diterima
apabila meninggal dunia akibat dari kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja sebesar Rp12.000.000 (total
dalam 24 bulan) atau Rp 500.000 per bulan.
c) Dan yang terakhir yaitu biaya pemakaman sebesar Rp
10.000.000.
5. Biaya Alat Bantu Dengar maksimum Rp 2.500.000.
6. Biaya Gigi Tiruan maksimal sebesar Rp 5.000.000.
7. Biaya Kacamata (maksimum) sebesar Rp 1.000.000.
8. Biaya Homecare diberikan paling lama 1 tahun dengan
biaya maksimum sebesar Rp 20.000.000.
9. Bantuan beasiswa pendidikan kepada dua anak dari peserta
yang meninggal dunia atau cacat total akibat kecelakaan
kerja atau meninggal dunia (kepesertaan aktif / peserta
meninggal dunia saat masih aktif bekerja dengan masa
iuran minimal 3 tahun) yang masih sekolah dari SD sampai
jenjang Pendidikan Tinggi maksimum sebesar Rp
174.000.000 untuk setiap peserta, untuk rinciannya yakni
sebagai berikut :
a) TK sampai SD (sederajat) sebesar
Rp1.500.000/tahun/anak maksimal selama 8 tahun
17
b) SLTP (sederajat) sebesar Rp2.000.000/tahun/anak
maksimal selama 3 tahun.
c) SLTA (sederajat) sebesar Rp3.000.000/tahun/anak
maksimal selama 3 tahun.
d) Pendidikan tertinggi (maksimal strata 1 atau
pelatihan) sebesar Rp12.000.000/tahun/anak
maksimal selama 5 tahun.7
Perlu diketahui sebagaimana pada Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
Tntang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian pasal 26 bahwa ada masa
kadaluarsanya hak seorang peserta untuk
menuntut/klaim program JKK setelah melebihi 5
tahun sejak kejadian kecelakaan kerja atau setelah 5
tahun didiagnosisnya penyakit akibat kerja. Karena,
dikhawatirkan tempat kejadian kecelakaan kerja
atau dokumen bukti penyakit akibat kerja telah
berubah dan saksi yang diperlukan juga sudah tidak
ada ataupun data yang digunakan sulit untuk dicari.
Maka dari itu ada sebuah kewajiban bagi pemberi
kerja selain penyelenggara negara untuk melaporkan
setiap terjadi Kecelakaan Keja maupun penyakit
akibat kerja tidak lebih dari 2x24 jam yang terhitung
sejak terjadinya didiagnosa penyakit akibat kerja
maupun sejak terjadinya kecelakaan kerja. Hal
tersebut dilakukan supaya data bukti serta
pendukung masih lengkap sehingga penyelesaian
7 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 25
18
kasus Kecelakaan Kerja ataupun penyakit akibat
kerja juga mudah.8
2) Jaminan Kematian (JKm)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 1 bahwa jaminan kematian merupakan manfaat uang
tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia
bukan akibat kecelakaan kerja.9 Menurut pasal 4 yakni peserta terdiri
dari setiap pemberi kerja selain penyelenggara negara dan setiap orang
yang bekerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai
peserta dalam program JKK dan JKm kepada BPJS Ketenagakerjaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada.10
Ada penambahan manfaat dalam program Jaminan Kematian (JKm)
BPJS Ketenagakerjaan setelah presiden Joko Widodo menandatangani
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2019 mengenai perubahan atas
Peraturan Pemerintah 44 Tahun 2015, tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Berikut ini
merupakan manfaat yang akan diterima oleh penerima manfaat (ahli
waris dari peserta) atas klaim program Jaminan Kematian :
a. Santunan sekaligus sebesar Rp 20.000.000 diberikan kepada ahli
waris peserta.
b. Santunan berkala yang dibayarkan selama 24 bulan yakni sebesar
Rp 500.000 per bulan atau dapat diambil sekaligus sebesar Rp
12.000.000 ( diberikan kepada ahli waris peserta yang meninggal
dunia ).
8 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 26.
9 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Pasal 1
10 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Pasal 4
19
c. Biaya pemakaman yang akan diterima yakni sebesar Rp10.000.000
diberikan kepada ahli waris peserta (biaya pemakaman dapat
diberikan kepada pihak yang mengurus pemakaman, apabila
peserta tidak mempunyai ahli waris).
d. Beasiswa pendidikan bagi anak dari peserta dengan minimal masa
iuran 3 tahun yang diberikan pada 2 anak peserta yang diberikan
berkala setiap tahunnya sesuai dengan tingkat pendidikan anak dari
peserta.11
3) Jaminan Hari Tua (JHT)
Sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pasal 6 ayat (2) dalam
penyelenggaraan program JHT. Jaminan hari tua merupakan sebuah
manfaat uang tunai yang akan dibayarkan sekaligus ataupun dibayarkan
sampai batas tertentu sesuai peraturan pemerintah hal ini sesuai dengan
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan No. 7
Tahun 2015 pasal 1 bahwa. Prinsip program JHT yakni sebuah
tabungan guna bekal pada masa tua yang didapat dari akumulasi iuran +
hasil pengembangan, serta dapat diberi sekaligus maupun berkala. Pada
program JHT dapat dibayarkan kepada tenaga kerja apabila :
a. Telah mencapai usia pensiun yaitu 56 tahun.
b. Mengalami total cacat total untuk selama-lamanya.
c. Meninggal dunia.
d. Mengundurkan diri dan terkena PHK.
e. Meninggalkan Negara Republik Indonesia untuk selama-lamanya
(pindah kewarganegaraan untuk WNI dan kembali ke negara asal
untuk WNA).
11 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 34
20
Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian
jika mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Diambil maksimal 10% dari total saldo sebagai persiapan usia
pensiun.
b. Diambil maksimal 30% dari total saldo untuk uang perumahan.
Perlu diketahui bahwa tenaga kerja yang telah menjadi PNS, TNI/ Polri
tidak dapat mengajukan klaim serta peserta yang mengalami PHK dan
resign dengan masa tunggu 1 bulan (dalam proses revisi PP) sebagaimana
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2015.
4) Jaminan Pensiun (JP)
Program JP diselenggarakan berdasarkan UU No. 24 tahun 2011
tentang BPJS pasal 6 ayat (2). Jaminan Pensiun (JP) yakni berupa
jaminan sosial agar peserta atau ahli warisnya agar tetap hidup dengan
layak dengan cara memberi kepastian penghasilan setelah peserta
memasuki usia pensiun, meninggal ataupun mengalami cacat total
tetap.12 Peserta dalam program JP terdiri atas pekerja yang bekerja pada
pemberi kerja selain penyelenggara negara serta pekerja yang bekerja
pada pemberi kerja penyelenggara negara. Ketentuan tentang pekerja
yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara sudah diatur
dengan peraturan pemerintah, sedangkan kepesertaan pekerja yang
bekerja kepada pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib
mendaftarkan seluruh pekerjaannya kepada BPJS Ketenagakerjaan
sebagai peserta sesuai penahapan kepesertaan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.13
Kepesertaan program JP berlaku saat pekerja telah terdaftar dan
iuran pertamanya sudah dibayarkan di BPJS Ketenagakerjaan. Selain
12 Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor,
Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 1
13 Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor,
Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 2
21
itu, pekerja yang sudah didaftarkan oleh pemberi kerja dan memiliki
usia paling banyak sebelum memasuki usia pensiun. Penetapan usia
pensiun yakni pada usia 56 tahun dan mulai tanggal 1 bulan Januari
2019 usia pensiun menjadi 57 tahun dan setiap 3 tahun berikutnya usia
pensiun ditambah 1 tahun sampai mencapai usia 65 tahun. Dalam hal
tersebut, pemberi kerja harus berpartisipasi dalam kepesertaan di BPJS
Ketenagakerjaan dan pekerja wajib memberitahu kepesertaannya
kepada pemberi kerja di tempat kerja yang baru dengan menunjukkan
kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan kemudian akan diteruskan
kepesertaannya. Menurut PP No. 45 Tahun 2015, program Jaminan
Pensiun memiiki 2 manfaat, yaitu :
1) Manfaat diterima secara berkala
a. Masa iuran paling singkat selama 15 tahun.
b. Manfaat yang akan diterima minimal sebesar Rp300.000
(disesuaikan kenaikannya setuap tahun).
c. Manfaat yang akan diperoleh maksimal Rp3.600.000
(disesuaikan kenaikannya setiap tahun).
Perhitungan manfaat, yaitu :
1% x Masa iuran (dibagi 12 bulan) X Rata-rata Upah
Tertimbang.
2) Manfaat diterima sekaligus
a. Masa iuran program jaminan pensiun kurang dari 15 tahun.
b. Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa
iuran minimum 15 tahun.
c. Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan
ketentuan memenuhi atau memenuhi masa iuran minimum 15
tahun.
d. Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia, jika:
22
1. Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah
peserta terdaftar dalam program jaminan pensiun kurang
dari 1 bulan.
2. Meninggal dunia dengan kepesertaan kurang dari 1 bulan.
3. Pemberi kerja dan peserta rutin membayar iuran dengan
density rate kurang dari 80%.
Perhitungan manfaat yang akan diterima yaitu :
Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan.
Ada 4 program perlindungan untuk para pekerja yang di
selenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat yang akan didapatkan
oleh penerima manfaat sangatlah berpengaruh bagi kehidupan penerima
manfaat baik untuk saat itu juga (saat klaim program) maupun masa
selanjutnya. Oleh karenanya, perlu disadari untuk seluruh lapisan
masyarakat akan adanya program-program yang diselenggarakan oleh
BPJS Ketenagakerjaan. Peran BPJS Ketenagakerjaan sebagai penjamin
perlindungan dan kesejahteraan pekerja dan keluarganya tertuang dalam
misi BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri. Secara tidak langsung, dengan
adanya program tersebut juga dapat membantu untuk mengurangi
kemiskinan di Indonesia. Misalnya, ketika seorang kepala keluarga yang
sedang mencari nafkah mengalami risiko kecelakaan kerja dan
menyebabkan pengeluaran banyak untuk pengobatan serta perawatannya
sehingga mengakibatkan kesulitan secara financial. Karena satu-satunya
pencari nafkah atau satu – satunya yang menjadi sumber kehidupan bagi
keluarga yang ditopangnya telah tertimpa musibah akibat kecelakaan
kerja. Belum lagi, risiko untuk mengalami kematian. Oleh karenanya,
peran penting BPJS Ketenagakerjaan secara tidak langsung juga
berpengaruh dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Terutama di
Indonesia ini adalah negara yang mempunyai penduduk terbesar nomor
23
urut keempat dengan persentase penduduk miskin sebesar 9,41% pada
bulan Maret 2019.14
Berdasarkan program yang sudah dijelaskan diatas, maka perlu
diketahui bahwa ruang lingkup BPJS Ketenagakerjaan meliputi JKK /
Jaminan Kecelakaan Kerja, JKm / Jaminan Kematian, JHT / Jaminan Hrai
Tua, dan JP / Jaminan Pensiun. Ruang lingkup yang pertama yakni
Jaminan Kecelakaan Kerja, dimana pihak penyelenggara akan memberi
kompensasi serta rehabilitasi bagi pekerja (sudah menjadi peserta) yang
telah mengalami risiko kecelakaan maupun menderita penyakit akibat
kerja dimulai dari saat berangkat kerja sampai tiba kembali dirumah. Bagi
pekerja pada segmentasi PU atau Penerima Upah, iuran untuk program
tersebut sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi
kemungkinan hilangnya sebagian maupun seluruh pendapatan yang
diakibatkan oleh risiko sosial seperti penyakit akibat kerja, cacat karena
kecelakaan kerja atau bahkan bisa menyebabkan kematian karena adanya
risiko kerja maka diperlukan peran dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan. Dan perlu diketahui bahwa keselamatan serta
kesehatan para pekerja merupakan tanggung jawab perusahaan
(pengusaha) sehingga pengusaha pun wajib untuk membayar iuran
program JKK yang berkisar 0,24% dari upah yang dilaporkan.
Ruang lingkup yang kedua yakni Jaminan Kematian, dimana
prgram tersebut diselenggarakan untuk memberi santunan kematian yang
akan dibayarkan kepada penerima manfaat / ahli waris dari peserta yang
meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. Program JKm ini
merupakan salah satu upaya guna meringankan beban keluarga baik dalam
bentuk biaya pemakaman atau santunan berupa uang. Pihak perusahaan /
badan usaha wajib menanggung iuran program JKm sebesar 0,3% dari
upah yang dilaporkan. Ruang lingkup selanjutnya yaitu Jaminan Hari Tua
atau biasa disebut dengan program JHT. Perlindungan yang diberikan dari
14 Badan Pusat Statistik. Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2019, ( Jakarta : Badan Pusat
Statistik, 2019 ), hal. 1
24
program JHT yakni berupa simpanan uang atau dana untuk persiapan di
hari tua. Besar iuran yang di tanggung oleh perusahaan yaitu 3,7% dari
upah yang dilaporkan dan untuk pekerja yaitu sebesar 2% dari upah yang
dilaporkan. Pembayaran manfaat dari program JHT dapat diambil
sekaligus ketika peserta memasuki usia pensiun, cacat total tetap,
meninggal dunia ataupun berhenti bekerja (dengan masa tunggu 1 bulan).
Dan ruang lingkup yang terakhir yakni Jaminan Pensiun (JP).
Program JP merupakan sebuah perlindungan berupa penggantian sebagian
penghasilan atau pendapatan bulanan saat mencapai usia atau masa
pensiun. Besar iurannya dibayarkan oleh perusahaan maupun badan usaha
sebesar 2% dari upah yang dilaporkan sedangkan untuk pekerja sebesar
1% dari upah yang telah dilaporkan. Adanya program Jaminan Pensiun
yakni untuk mempertahankan standar atau derajat kehidupan yang layak
bagi peserta yang kehilangan atau berkurangnya pengahasilan maupun
pendapatan yang disebabkan oleh memasuki usia pensiun.
B. Strategi BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung dalam
Optimalisasi Jumlah Peserta
Kesejahteraan para tenaga kerja sangatlah penting dalam
meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Semakin tinggi
produktivitas suatu negara maka semakin pesat pula pertumbuhan
ekonomi suatu negara tersebut. Salah satu indikator dalam menilai kinerja
perekonomian yakni dengan melihat pertumbuhan ekonomi, terutama
untuk mengkaji atau menganalisa mengenai hasil pembangunan ekonomi
yang diselenggarakan disuatu negara maupun daerah.15 Perekonomian
suatu negara akan mengalami pertumbuhan jika jumlah total output
produksi barang dan penyediaan jasa pada tahun masa sekarang (atau
tahun ke-n) lebih tinggi dari tahun sebelumnya.16 Oleh sebab itu,
15 Syahrur Romi dan Etik Umiyati, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum
terhadap Kemiskinan di Kota Jambi, e-Jurnal Perpektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah Vol.7,
No.1, 2018, hal.1
16 Eva Erviani, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode
Tahun 1980.I-2004.IV, Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No.2, hal. 72
25
pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan sejauh mana kegiatan
ekonomi dapat meningkatkan produktivitas masyarakat pada tahun
tertentu. Namun, meningkatnya pertumbuhan ekonomi tidak
mencerminkan bahwa tingkat kesejahteraan pada suatu negara tersebut
juga tinggi. Salah satu indikator kesejahteraan yaitu tingkat kemiskinan.
Kemiskinan yakni suatu kondisi ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi ataupun meningkatkan kebutuhan konsumsi / pangan serta
kualitas hidupnya. Menurut Bank Dunia ( World Bank ) salah satu
penyebab kemiskinan yakni kurangnya pendapatan serta aset untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tingkat kesehatan
dan perumahan serta pendidikan yang dapat diterima.17
. Salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir masalah
tersebut yaitu dengan menyelenggarakan program jaminan sosial untuk
para tenaga kerja. Penyelenggaraan program tersebut dapat mengurangi
atau salah satu solusi dari permasalahan kesejahteraan atau kemiskinan
yang ada di negara Indonesia. Karena meskipun tidak mayoritas, penyebab
kemiskinan atau rendahnya tingkat kesejahteraan itu timbul karena tidak
terjaminnya jaminan sosial para tenaga kerja dan keluarganya. Misalnya
adalah ketika tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja atau meninggal
dunia maka keluarga yang ditinggalnya pun akan mengalami kesulitan
finansial, sehingga akan menyebabkan berhentinya atau berkurangnya
pendapatan sebagai akibat dari resiko tersebut. Oleh karenanya, dengan
adanya manfaat dari program jaminan sosial tenaga kerja, risiko dari
aktivitas kerja akan ditanggung oleh pihak penyelenggara sebagaimana
telah dipaparkan pada point sebelumnya. Maka dari itu, dibutuhkan
kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan adanya program – program
yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Dengan adanya
program perlindungan jaminan sosial untuk para pekerja (peserta), maka
hal tersebut juga akan meningkatkan taraf hidup ataupun kesejahteraan
17 Syahrur Romi dan Etik Umiyati, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum
terhadap Kemiskinan di Kota Jambi, e-Jurnal Perpektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah Vol.7,
No.1, 2018, hal.2
26
para penerima manfaat di masa yang akan datang. Namun, sangat
disayangkan tidak semua masyarakat khususnya tenaga kerja maupun
badan usaha sadar akan manfaat dari program jaminan sosial
ketenagakerjaan. Karena tidak semua para tenaga kerja sadar akan
program dari jaminan sosial ini, maka sangat penting menyusunan strategi
agar para pekerja tersebut sadar akan manfaat yang akan diperoleh dari
program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Strategi
merupakan suatu metode atau cara menyelesaikan sesuatu agar bisa
menggapai tujuan yang direncanakan.18 Definisi lain menurut Kenneth R.
Andrews yakni suatu bentuk keputusan didalam perusahaan yang
mengungkapkan serta menentukan sasaran, maksud maupun tujuan yang
bisa menghasilkan kebijaksanaan serta merencanakan guna meraih tujuan
dan jangkauan bisnis dari target yang ingin dicapai oleh perusahaan.19 Jadi
dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan sebuah metode atau cara
yang dirancang maupun direncanakan oleh sebuah perusahaan maupun
lembaga ( pihak yang terkait ) guna meraih tujuan yang telah ditetapkan.
Sehingga dengan semakin sadarnya para tenaga kerja akan hal
tersebut, maka misi BPJS untuk melindungi dan menyejahterakan seluruh
pekerja dan keluarganya pun akan tercapai. Dan secara tidak langsung hal
tersebut akan mendorong ataupun meningkatkan produktivitas dan daya
saing pekerja. Karena dengan terjaminannya jaminan sosial pekerja maka
secara tidak langsung pun juga akan meningkatkan motivasi mereka untuk
bekerja. Sehingga akan mendorong produktivitas dan akan meningkatkan
PDB (Produk Domestik Bruto) di negara Indonesia itu sendiri. Berikut ini
merupakan strategi yang diterapkan di BPJS KCP Tulungagung :
a) Pendekatan melalui Stakeholder
Stakeholder merupakan sebuah kelompok organisasi
maupun individu baik laki-laki / perempuan yang mempunyai
18 Mangkuprawira, Manajemen SDM Strategik, (Jakarta : PT Ghalia, 2004), hal. 14
19 Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), hal. 89
27
kepentingan, terlibat maupun dipengaruhi oleh kegiatan tertentu.20
Sedangkan menurut pendapat lain, stakeholder yakni pihak yang
memberikan dampak ataupun yang terkena oleh dampak dari suatu
program maupun kebijakan. Pihak tersebut bisa saja sebagai
individu, kelompok sosial, komunitas ataupun lembaga yang
terdapat dalam setiap tingkat golongan masyarakat.21 Pendekatan
melalui stakeholder ini sangat penting dalam memberikan
informasi terkait BPJS Ketenagakerjaan. Pendekatan melewati
stakeholder ini bisa melalui kerjasama dari Pemerintah Daerah,
Asosiasi, dan PERISAI. Kerjasama tersebut supaya mereka bisa
memberikan informasi kepada anggotanya akan program beserta
manfaat secara mendetail dari diselenggarakannya program
jaminan sosial ketenagakerjaan ini. Kerjasama yang terjalin
tersebut merupakan kerjasama tidak secara langsung atau tidak ada
ikatan kerjasama (MoU). Berikut ini merupakan beberapa
penjelasan mengenai bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pihak
penyelenggara dalam pendekatan melalui stakeholder :
1) Pemeritah Daerah
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagi
unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.22 Dalam kerjasamanya, antara
Pemerintah Daerah dengan pihak penyelenggara (BPJS
Ketenagakerjaan) hanya masih beberapa dinas yang masih
mengikatkan tenaga kontraknya. Misalnya Dinas
20 Hertifah, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif Di
Indonesia, ( Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003 ), hal. 29
21 Muhammad Iqbal, Analisis Pemangku Kepentingan dan Implementasinya dalam Pembangunan
Pertanian, Jurnal Litbang Pertanian vol 26, no. 3, 2007, hal. 90
22 M. Rendi Aridhayandi, Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Pemerintahan yang Baik
(Good Governance) Dibidang Pembinaan Pengawasan Indikasi Geografis, Jurnal Hukum &
Pembangunan Tahun ke 48, No. 4, 2018, hal. 884
28
Peternakan, Dinas Koperasi, Dinas Lingkungan Hidup, dan
Dinas Tenaga Kerja.
2) Asosiasi
Asosiasi yaitu suatu kumpulan bersama atau
kelompok sosial yang terdiri beberapa individu baik laki-
laki maupun perempuan yang memiliki ikatan dan tujuan
yang telah ditentukan. Metode pendekatan melalui
kerjasama secara tidak langsung dengan perkumpulan atau
asosiasi tergolong efektif. Jadi, pihak penyelenggara
bersinergi dengan asoasi-asosiasi tersebut dalam
memberikan sosialisasi terhadap anggota kelompoknya.
Misal, perangkat desa seluruh daerah Kabupaten
Tulungagung sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Hal tersebut tergerak dari asosiasi
perangkat desa Kabupaten Tulungagung. Dan pada tahun
ini, akan bersinergi dengan asosiasi BPD ( Badan
Permusyawaratan Desa ) Kabupaten Tulungagung guna
memberikan informasi terkait program jaminan sosial
ketenagakerjaan kepada anggota-anggota BPD tersebut.
3) Perisai
Perisai adalah Penggerak Jaminan Sosial Indonesia.
Perisai merupakan sebuah inovasi berupa program dari
pusat untuk memperluas kepesertaan dalam memberikan
perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Jadi agen
Perisai ini memiliki prospek untuk meningkatkan
kepesertaan anggota BPJS Ketenagakerjaan Dengan
adanya Perisai ini, secara tidak langsung sangat membantu
karyawan di KCP yang SDM nya terbatas. Selain itu peran
dengan adanya Perisai ini adalah untuk lebih dekat ke
lapisan masyarakat Tulungagung dalam penyampaian
program terkait jaminan sosial ketenagakerjaan. Untuk
29
sementara ini, Perisai di Kabupaten Tulungagung masi ada
di daerah Besuki dan Tanggunggunung.
b) Pendekatan melalui Media Sosial dan Radio
Pendekatam melalui media sosial ini sangat penting, karena
media sosial di zaman sekarang sangat memegang peranan penting
di lapisan masyarakat. Di era digitalisasi ini mayoritas masyarakat
memiliki media sosial. Rencananya, pihak penyelenggara akan
mengekspos terkait dalam memberikan santunan kematian yang
diberikan kepada ahliwaris tenaga kerja yang meninggal dunia.
Sehingga dari situ akan semakin banyak masyarakat Kabupaten
Tulungagung yang mengetahui bukti secara nyata akan manfaat
yang diterima oleh penerima manfaat. Kemudian selain itu,
rencananya pihak penyelenggara akan melakukan talkshow ke
beberapa stasiun radio untuk memberikan informasi serta edukasi
terkait program jaminan sosial ketenagakerjaan.
c) Sosialisasi Terbuka
Salah satu contoh kegiatan sosialisasi terbuka yaitu di
daerah Keboireng. Kegiatan ini tentunya melalui kerjasama dengan
desa terkait. Sosialisasi terbuka di daerah Keboireng ini
mencangkup ke semua lapisan masyarakat desa Keboireng atau
untuk umum. Jadi bisa saja pedagang yang di Gemah yang
domisilinyapun di daerah Keboireng.
d) Program Desa Sadar
Kemudian strategi selanjutnya yaitu menyelenggarakan
Program Desa Sadar. Jadi, setiap tahun pihak penyelenggara
mengajukan usulan pada salah satu desa di kabupaten Tulungagung
untuk diajukan sebagai desa sadar BPJS Ketenagakerjaan. Desa
Sadar itu sendiri yakni mayoritas penduduk desa tersebut sudah
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Program tersebut tentunya
didukung oleh pemerintah daerah, kepala desa atau perangkat desa
30
maupun BPD untuk memebrikan informasi kepada masyarakat
tentang program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.
e) Pendataan Data Potensi
Strategi terakhir yaitu melalui pendataan data potensi badan
usaha yang ada di Kabputaen Tulungagung. Misalnya pendataan
data potensi pada Dinas Koperasi ada beberapa potensi dari
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kemudian pada Dinas
kesehatan ada potensi dari beberapa Apotek, Rumah Sakit, dan
Puskesmas. Selain itu, pada Dinas Perindustrian ada potensi dari
pedagang-pedagang yang berada di pasar. Selain itu pendataan data
potensial juga dilakukan dengan cara melakukan pendataan
beberapa badan usaha secara langsung di suatu daerah dengan
melihat atau menganalisa secara singkat badan usaha tersebut
bagaimana kondisi atau keadaan secara sekilas badan usaha
tersebut dalam satu daerah misalnya daerah Boyolangu sampai
Campurdarat. Kemudian setelah melalui pendataan data potensi
tersebut, badan usaha yang sudah termasuk dalam list atau catatan
akan dikunjungi dan diberikan SP 1.
C. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi dalam Kepesertaan
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
Sebenarnya pihak penyelenggara atau BPJS Ketenagakerjaan ini
membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk Pemerintah Daerah,
asosiasi-asosiasi, maupun para agen Perisai supaya dalam memberikan
sosialisasi ada tekanan agar anggotanya ikut berpartisipasi dalam
keanggotaan di BPJS Ketenagakerjaan. Tingkat partisipasi untuk menjadi
anggota atau peserta BPJS Ketenagakerjaan di KCP Tulungagung ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang pertama adalah belum sadarnya masyarakat terhadap
asuransi ketenagakerjaan. Mindset atau pola pikir masyarakat kebanyakn
masih berfikiran masa sekarang (short term) bukan masa yang akan datang
31
atau dalam jangka panjang (long term). Padahal, yang namanya risiko
merupakan suatu ketidakpastian yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Akibat dari risiko tersebutlah yang akan mengubah keadaan para
pekerja tersebut. Ketika pekerja mengalami risiko kecelakaan kerja
ataupun meninggal dunia, maka akibat dari risiko yang akan ditimpanya
sebenarnya juga akan lebih berat lagi apabila para pekerja tersebut tidak
dalam keanggotaan atau ikut serta dalam program perlindungan jaminan
sosial. Mayarakat di Tulungagung ini mayoritas baru sadar akan manfaat
dari program jaminan sosial ketenagakerjaan ketika temannya ada yang
mengalami risiko kecelakaan kerja ataupun kematian.
Kemudian faktor selanjutnya yaitu mengenai budaya ikut-ikutan.
Di Tulungagung, masyarakatnya cenderung memiliki budaya tersebut.
Jadi, ketika salah satu ada yang ikut menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan yang lain pun juga akan mengikuti. Misalnya dalam salah
satu asosiasi, pemimpinnya ikut serta dalam kepesertaan maka anggotanya
juga akan mengikuti. Jadi disitu dalam budaya ikut-ikutan ada dua sisi
positif dan negatifnya. Disisi positifnya, ketika ketua atau pimpinan
tersebut sadar akan program jaminan sosial ketenagakerjaan maka hal
tersebut juga akan memudahkan atau mempercepat proses kepesertaan
pihak penyelenggara. Namun, disisi negatifnya dari budaya tersebut yaitu
ketika pimpinan dari asosiasi itu tidak sadar akan program ini maka hal
tersebut juga akan menghambat pihak penyelenggara dalam upayanya
menyadarkan masyarakat akan program jaminan sosial ketenagakerjaan.
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
BPJS Ketenagakerjaan merupakan salah satu bentuk upaya dari
pemerintah dalam menyejahterakan tenaga kerja melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Ketenagakerjaan di mana merupakan badan
hukum publik yang dibentuk berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011. BPJS
Ketenagakerjaan memiliki peran penting untuk melindungi dan
menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya sesuai yang tertuang
dalam misi pihak penyelenggara itu sendiri melalui empat programnya
yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua
serta Jaminan Pensiun yang sebagaimana mestinya tertuang dalam
ketentuan Undang-Undang SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia.
Menyadari akan pentingnya tanggung jawab tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan juga terus meningkatkan kualitas dan kompentesi di
seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan
manfaat yang akan langsung bisa dinikmati pekerja dan keluarganya.
Selain itu, dengan sistem yang semakin maju program BPJS
Ketenagakerjaan juga dapat memberi kontribusi guna peningkatan
pertumbuhan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, sangat penting untuk pihak penyelenggara dalam
meningkatkan atau optimalisasi jumlah peserta. Dan diperlukan strategi
khusus untuk pihak penyelenggara khususnya BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung untuk meningkatkan partisipasi para tenaga kerja dan
pengusaha. Strategi yang telah dirancang untuk mengoptimalkan tujuan
tersbut yaitu melalui pendekatan stakeholder dimana pihak penyelenggara
melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah, asosiasi dan PERISAI.
Kemudian selain itu, strategi yang akan digencarkan yaitu mengekspos
melalui media soial seperti instagram, facebook dan juga melakukan
33
talkshaw melalui saluran radio. Selain kedua strategi tersubut, piha
penyelenggara juga mengadakan sosialisasi terbuka, menyelenggarakan
program desa sadar, dan pendataan data potensial.
Namun perlu diketahui juga, bahwa ada beberapa faktor yang
memengaruhi tingkat partisipasi dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Faktor tersebut yaitu kurangnya kesadaran masyarakat
akan prpgram jaminan sosial ketenagakerjaan. Pola pikir atau mindset
masyarakat itu sendiri masih berfikiran masa sekarang tidak memikirkan
dalam skala jangka panjang. Sehingga mereka baru sadar ketika salah satu
daru teman atau kerabatnya itu mengalami risiko kecelakaan kerja atau
meninggal dunia. Kemudian faktor selanjutnya yaitu mengenai budaya
masyarakat yang cenderung suka ikut-ikut an. Sehingga dalam budaya ini
membawa dua sisi positif dan negatif. Sisis positifnya adalah ketika
pimpinan dari salah satu sebuah asosiasi ikut serta dalam kepesertaannya
di BPJS Ketenagakerjaan maka para anggotanya pun juga akan ikut dalam
kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan. Namun sisi negatifnya adalah
sebaliknya, jika pimpinannya tidak sadar akan program yang di
selenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan ini maka anggotanya juga ikut
tidak mendaftarkan kepesertaannya di BPJS Ketengakerjaan.
B. Saran
1) Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisni Islam sebagai pengelola praktik :
a. Untuk kedepannya diharapkan pembekalan kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan dilaksananakan sesuai jadwal. Sehingga
pemahaman yang diterima juga akan lebih mudah diterima dan kondisi
juga lebih kondusif.
b. Untuk kedepannya juga diharapkan agar meningkatkan komunikasi
dengan peserta ataupun dengan lembaga ppl untuk memastikan bahwa
PPL berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan rancangan.
2) Untuk Instansi atau lembaga tempat praktik :
34
Dari permasalahan yang saya ambil untuk temuan studi ini, diharapkan
dapat dijadikan acuan atau bahan pertimbangan khususnya di bidang
kepesertaan dalam menyusun strategi yang lebih efektif dan efisien lagi
untuk mengoptimalkan jumlah peserta dan meningkatkan partisipasi
tenaga kerja maupun pengusaha dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
di KCP Tulungagung.
3) Untuk mahasiswa sebagai peserta praktik :
a. Lebih disiplin lagi dalam melaksanakan kegiatan PPL.
b. Ketepatan waktu di tempat PPL harus lebih diperhatikan.
c. Pengalaman bekerja di tempat PPL dijadikan ilmu baru, seperti
manajemen ilmu, membangun komunikasi yang baik dan sikap saling
menghargai.
DAFTAR RUJUKAN
Badan Pusat Statistik. 2019. Profil Kemiskinan di Indonesia. Jakarta : Badan
Pusat Statistik.
BPJS Ketenagakerjaan. Visi dan Misi. https://www.bpjsketenagakerjaan.
go.id/page/profil/Visi-danMisi.html (diakses tanggal 05 Februari 2020).
Erviani, Eva. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Periode Tahun 1980 I-2004 IV. Majalah Ilmiah UNIKOM,
Volume 7, No. 2.
Hertifah. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance : 20 Prakarsa
Inovatif dan Partisipatif Di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Iqbal, Muhammad. 2007. Analisis Pemangku Kepentingan dan
Implementasinya dalam Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang
Pertanian, Volume 26, No. 3.
Manap. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Mangkuprawira. 2004. Manajemen SDM Strategik. Jakarta : PT Ghalia.
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Nomor, Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan
Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 1.
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Nomor, Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan
Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 4.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 25.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 26.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 34.
Purnama, Akhmad. 2015. Analisis Perlindungan Sosial Bagi Pekerja
Informal. Jurnal PKS, Volume 14, No. 2.
Rensi, M. Adridhayandi. 2018. Peran Pemerintah Daerah Dalam
Pelaksanaan Pemerintahan yang Baik (Good Governance) Dibidang
Pembinaan Pengawasan Indikasi Geografis. Jurnal Hukum &
Pembangunan Tahun ke 48, No. 4.
Romi, Syahrur dan Etik Umiyati. 2018. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan
Upah Minimum terhadap Kemiskinan di Kota Jambi. E-Jurnal Perspektif
Ekonomi dan Pembangunan Daerah, Volume 7, No. 1.
Suharto. 2012. Askesos New Initiative, Apa, Mengapa, Untuk Apa? Hand Out
Askesos New Inisistive. Yogyakarta : B2P2KS.
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu pertama tanggal 07-10 Januari 2020, bertempat di lembaga
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan : Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa/
12402173667/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Selasa, 07 Januari 2020 adalah hari pertama dilaksanakan kegiatan PPL.
Agenda pertama dimulai dari briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Hal ini merupakan rutinitas pagi untuk
menyampaikan beberapa hal yang perlu disampaikan. Kemudian agenda kedua
yakni memilah atau mengklasifikasikan beberapa berkas dari BPJS
Ketenagakerjaan, yaitu berkas klaim jenis Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Hari Tua
(JHT), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) serta
merekap laporan pembayaran manfaat produk JP, JHT, JKK dan JKM mulai awal
Januari sampai tanggal 07 Januari. Dari semua berkas-berkas tersebut selalu ada
kode transaksinya seperti Jaminan Hari Tua (JHT) dari urutan nomor transaksi 2
49 yang diklaim pada tanggal 03 Januari tahun 2020 dan Jaminan Pensiun (JP) dari
urutan nomor transaksi 20 sampai 21 yang diklaim pada tanggal 03 Januari tahun
2020. Dan yang terakhir, dosen pamong atau pihak lembaga menganjurkan untuk
membuat kartu tenaga kerja kategori BPU (Bukan Penerima Upah). Produk BPJS
yang digunakan adalah Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) serta iuran yang dikenakan yakni sebesar Rp 16.800,- dalam jangka waktu
satu bulan. Jaminan Kematian (JKM) yaitu salah satu program yang memberikan
perlindungan bagi ahli waris dari pekerja yang mengalami risiko meninggal dunia.
Sedangkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yakni salah satu program yang
memberikan perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
dan aktifitas mulai dari berangkat, di lokasi kerja, hingga pulang kembali ke
rumah.
Rabu, 08 Januari 2020 merupakan hari kedua dilaksanakan kegiatan PPL
yang diawali dengan briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Kemudian agenda selanjutnya yakni membantu merekap daftar
inventaris ruangan dimulai dari ruang rapat, kepesertaan, pelayanan, arsip, dapur
dan mushola. Perekapan daftar inventaris ruangan dilakukan karena BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung baru saja direnovasi sehingga ada beberapa
barang yang dipindahkan ke ruangan lainnya. Agenda selanjutnya yaitu merekap
memo pada bulan Desember 2019 yang bertujuan untuk meninjau kembali agenda
di bulan Desember seperti service AC atau pengeluaran lainnya. Dan agenda yang
terahir sama seperti hari sebelumnya yaitu mengklasifikasikan beberapa berkas
Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP)
serta merekap laporan pembayaran manfaat produk JP, JHT, JKK dan JKM pada
hari ini.
Kamis, 09 Januari 2020 adalah hari ketiga dilaksanakan kegiatan PPL.
Agenda pertama merupakan rutinitas setiap pagi seperti hari sebelumnya yakni
briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Agenda kedua yaitu menyusun undangan untuk tagihan iuran para
peserta BPJS ketenagakerjaan KCP Tulungagung yang belum membayar iuran.
Agenda selanjutnya yakni melanjutkan merekap daftar inventaris ruangan yang
dikerjakan pada hari sebelumnya. Dan agenda yang terahir yakni
mengklasifikasikan beberapa berkas seperti hari sebelumnya yakni voucher klaim
Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan
Kecelakaan Kerja yang di klaim pada hari ini serta merekap laporan pembayaran
manfaat produk JP, JHT, JKK dan JKM pada hari ini juga.
Jum’at, 10 Januari 2020 adalah hari terahir pada minggu pertama
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama seperti hari sebelumnya yakni
memulainya dengan melakukan brifing bersama dengan seluruh pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua yakni melanjutkan merekap
inventaris ruangan kemudian mencari serta mencocokkan barang-barang yang
telah didata sebelumnya pada bulan Maret 2019. Agenda ini membutuhkan waktu
lama karena adanya renovasi ruangan serta pemindahan tata letak ruang pelayanan,
kepesertaan dan ruang rapat sehingga beberapa aset/barang dipindahkan ke
ruangan lain. Selain mencari barang tersebut, juga harus menyesuaikannya dengan
kode yang ada di setiap barang yang ditemukan dengan data daftar inventaris
ruangan yang sudah di perbarui pada tahun kemarin (sebelum dilakukan renovasi
dan perubahan tata letak ruangan).
Tulungagung, 10 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu kedua tanggal 13-17 Januari 2020, bertempat di lembaga
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan : Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa/
12402173667/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 13 Januari 2020 adalah hari pertama pada minggu kedua
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari briefing bersama dengan
seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Hal ini merupakan
rutinitas pagi seperti minggu sebelumnya untuk menyampaikan beberapa hal yang
perlu disampaikan. Kemudian agenda kedua yakni mengunjungi
DISNAKERTRANS Kabupaten Tulungagung untuk membantu di bagian
pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung khusus bagi Pekerja Migran
Indonesia (PMI). Disana, menginput rekapitulasi data pencetakan kartu PMI pada
bulan Januari tahun 2020 khusunya yang melakukan pencetakan kartu pada
tanggal 13. Masa perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pada
saat itu melakukan pencetakan kartu ada 3 kategori yaitu pra ( sebelum
penempatan kerja ke negara tujuan ), selama dan sesudah penempatan / bekerja di
negara tujuan , kemudian perpanjangan masa perlindungan (reentry). Ada
sebanyak 5 perusahaan dengan 5 negara tujuan yang melakukan pencetakan kartu
pada saat itu. Negara tujuan terbanyak yakni Malaysia. Agenda selanjutnya yakni
membantu melakukan pembuatan kartu sebanyak 50 untuk 50 peserta. Proses
pembuatan kartu dimulai dari mencetak sesuai dengan nama peserta dan NIK
kemudian setelah proses tersebut selesai yakni membantu proses laminating.
Selasa, 14 Januari 2020 adalah hari kedua pada minggu kedua dilaksanakan
kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari briefing bersama dengan seluruh
pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua yaitu
melengkapi salah satu berkas klaim program JHT ( Jaminan Hari Tua ) dari urutan
nomor transaksi 129 sampai 165 yakni sebanyak 36 berkas. Kemudian agenda
yang ketika yaitu merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada
tanggal 14 Januari 2020 di buku besar sebanyak 24 kasus.
Rabu, 15 Januari 2020 adalah hari ketiga pada minggu kedua dilaksanakan
kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari briefing bersama dengan seluruh
pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua yakni
melengkapi berkas voucher jaminan JHT dengan menambahkan bukti transfer
pada berkas tersebut yang dimulai dari urutan nomor transaksi 129 sampai 165
(sebanyak 36 berkas) yang dicetak pada tanggal 14 Januari 2020. Agenda ketiga
yakni merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari ini di
buku besar sebanyak 6 kasus. Agenda keempat yaitu melakukan diskusi dengan
salah satu karyawan untuk membahas beberapa masalah terkait lembaga.
Kamis, 16 Januari 2020 merupakan hari keempat pada minggu ketiga
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari briefing bersama dengan
seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua yakni
melengkapi berkas voucher jaminan JHT berdasarkan segmentasi BPU (Bukan
Penerima Upah) dan PU (Penerima Upah) dengan menambahkan bukti transfer
pada berkas tersebut yang dimulai dari urutan nomor transaksi 171 sampai 194
(sebanyak 24 berkas) yang dicetak pada tanggal 16 Januari 2020. Kemudian
melengkapi berkas voucher jaminan Jaminan Pensiun. Agenda terakhir yakni
merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari ini di buku
besar sebanyak 24 kasus dan JP sebanyak 1 kasus.
Jum’at, 17 Januari 2020 adalah hari kelima pada minggu kedua
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama yakni dimulai dari rutinitas setiap
pagi dihari Jum’at, yaitu melakukan senam pagi dan briefing bersama dengan
seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua yakni
membantu menyusun laporan cek kasus almarhumah Ibu Mariyatun untuk klaim
voucher jaminan JKM. Agenda ketiga yaitu melakukan perekapan Data Inventaris
Ruangan (DIR). Agenda keempat yakni melakukan konsultasi kepada dosen
pamong dan juga bersama salah satu karyawan lembaga. Agenda kelima adalah
mengantarkan SP 1 di salah satu tempat wisata Brond Waterpark desa Sobontoro.
Kemudian mendapatkan tugas dari mas Mahesa untuk mencari usaha yang sudah
memiliki izin usaha namun belum terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yaitu per
anak minimal 5 usaha.
Tulungagung, 17 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ketiga tanggal 20-24 Januari 2020, bertempat di lembaga
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan : Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa/
12402173667/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 20 Januari 2020 adalah hari pertama pada minggu ketiga
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Agenda kedua yakni membuat laporan dari tugas yang diberikan
pada minggu kedua. Agenda ketiga adalah mengunjungi DISNAKERTRANS
Kabupaten Tulungagung untuk membantu di bagian pelayanan BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung khusus bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Disana, menginput rekapitulasi data pencetakan kartu PMI pada bulan Januari
tahun 2020 khusunya yang melakukan pencetakan kartu pada tanggal 20 Januari
sebanyak 6 peserta.
Selasa, 21 Januari 2020 adalah hari kedua pada minggu ketiga
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Agenda kedua yaitu melanjutkan perekapan data Daftar Inventaris
Ruangan (DIR). Agenda terakhir adalah merekap pembukuan transfer manfaat
klaim produk JHT pada hari ini di buku besar sebanyak 18 kasus.
Rabu, 22 Januari 2020 adalah hari ketiga pada minggu ketiga dilaksanakan
kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Kemudian agenda kedua yakni merekap pembukuan transfer manfaat klaim
produk JHT pada hari ini di buku besar sebanyak 21 kasus. Agenda ketiga adalah
ikut mengantarkan SP 1 bersama Fatim dan mas Mahesa mengantarkan ke usaha
yang sudah memiliki izin usaha serta belum berpartisipasi dalam keesertaannya di
BPJS Ketenagakerjaan. Yang pertama adalah mengantarkan SP I ke UD
Primadona Kue Gethi bu Suparmi di desa Jabalsari, kemudian pabrik tas Fooboo
di desa Purworejo, pabrik gula merah pak Budi di desa Sambijajar (namun tidak
bertemu dengan pemilik usaha), UD Isabel di desa Karangrejo, jenang tradisional
pak Lasimun di desa Bono, dan yang terakhir adalah di jenang tradirional Barokah
di desa Bono.
Kamis, 23 Januari 2020 adalah hari keempat pada minggu ketiga
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Agenda kedua yaitu membantu mencetak kartu peserta dan
memasukkannya ke amplop bersama dengan sertifikat kepesertaan. Agenda ketiga
yaitu merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari ini di
buku besar sebanyak 11 kasus. Agenda keempat yaitu mengantarkan sisa SP I ke
Pabrik Ketjap Cap Kuda, Jamboland Waterpark Tulungagung, Pabrik Mi CV.
Subur Jaya Tulungagung, dan PT. Cahaya Pasific Raya bersama mas Mahesa dan
Fatim. Namun ternyata Pabrik Ketjap Cap Kuda, Jamboland Waterpark
Tulungagung, dan Pabrik Mi CV Subur Jaya sebagian sudah terdaftar menjadi
peserta BPJS Ketenagakerjaan dan sebagian juga mengganti badan usaha dari CV
menjadi PT. Setelah mengantar SP I, yakni melanjutkan mencari rumah salah satu
peserta BPJS Ketenagakerjaan yang beralamatkan di desa Moyoketen. Pencarian
peserta ini dikarenakan ada kesalahan berkas yang dibawa oleh peserta tersebut.
Jum’at, 24 Januari 2020 adalah hari kelima pada minggu ketiga. Hari ini
tidak melakukan briefing dikarenakan pak Supardi selaku KKCP (Kepala Kantor
Cabang Perintis) sedang ada tugas di Blitar. Sehingga agenda pertama yakni
dimulai dengan merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari
ini di buku besar sebanyak 14 kasus serta merekap BUBM. Dan agenda terakhir
yakni melipat dan memasukkan surat terkait dengan pemberian kartu kepesertaan
pada peserta baru ke dalam amplop dan nantinya akan dikirim ke perusahan terkait
melalui kantor pos.
Tulungagung, 24 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu keempat tanggal 27-31 Januari 2020, bertempat di lembaga
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan : Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa/
12402173667/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 27 Januari 2020 adalah hari pertama pada minggu keempat
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Agenda ketiga yaitu melengkapi salah satu berkas klaim program
JHT ( Jaminan Hari Tua ) dari urutan nomor transaksi 285 sampai 292 dengan
tanggal cetak 27 Januari. Agenda terakhir adalah merekap pembukuan transfer
manfaat klaim produk JHT pada hari ini di buku besar sebanyak 8 kasus.
Selasa, 28 Januari 2020 adalah hari kedua pada minggu keempat
dilaksanakan kegiatan PPL. Agenda pertama yaitu dimulai dari rutinitas setiap
pagi, yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua adalah melengkapi berkas
klaim program JHT sebanyak 10 klaim dan program Jaminan Pensiun sebanyak 1
klaim. Agenda ketiga yaitu merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk
JHT pada hari ini di buku besar sebanyak 10 kasus.
Rabu, 29 Januari 2020 adalah hari ketiga pada minggu keempat
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama adalah dimulai dari rutinitas
setiap pagi, yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Agenda kedua adalah melengkapi berkas
voucher jaminan program JHT ( Jaminan Hari Tua ) dari urutan nomor transaksi
294 sampai 303 dan JP ( Jaminan Pensiun ) dengan nomor urut transaksi 35.
Agenda ketiga adalah menyusun surat perihal kepesertaan program jaminan sosial
BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 150 surat untuk aparatur desa, 138 surat untuk
usaha, dan 145 surat untuk sekolah. Dan agenda terakhir adalah merekap
pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari ini di buku besar
sebanyak 12 kasus.
Kamis, 30 Januari 2020 adalah hari keempat pada minggu keempat
dilaksanakannya kegiatan PPL. Hari ini tidak dilakukan briefing dikarenakan pak
Supardi sedang ada tugas dinas ke Surabaya. Jadi agenda pertama dimulai dengan
membantu menyiapkan kegiatan acara IIK (Ibu-Ibu Karyawan) yang akan
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2020. Setelahnya kami menyiapkan
bingkisan untuk perpisahan pada salah satu rekan kerja para pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Dan agenda terakhir adalah merekap
pembukuan transfer manfaat klaim produk JHT pada hari ini di buku besar
sebanyak 5 kasus.
Jum’at, 31 Januari 2020 adalah hari kelima pada minggu keempat
dilaksanakannya kegiatan PPL. Hari ini tidak dilakukan brifing dikarenakan pak
Supardi sedang ada tugas dinas ke Surabaya. Jadi agenda pertama dan terakhir
adalah merekap dan melengkapi dokumen atau berkas Jaminan Hari dari urutan
nomor transaksi 318 sampai 322 tanggal 31 Januari 2020.
Tulungagung, 31 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu kelima tanggal 03-07 Februari 2020, bertempat di lembaga
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan : Nurrizka Aliya Alfafa Khoirunnisa/
12402173667/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 03 Februari 2020 adalah hari pertama pada minggu kelima
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi
yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Agenda kedua adalah menyusun dan melengkapi berkas
Jaminan Hari Tua pada formulir BPU (Bukan Penerima Upah) yang di klaim
tanggal 3 Februari 2020. Agenda terakhir adalah mengantarkan SP 1 didampingi
oleh mas Mahesa ke NYK (Kedai Kopi) daerah Kauman kemudian melanjutkan
mengirim SP 1 ke Rumah Putih House Coffee di Daerah Kampungdalem
Kabupaten Tulungagung.
Selasa, 04 Februari 2020 adalah hari kedua pada minggu kelima
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Agenda kedua yaitu melengkapi berkas voucher Jaminan Hari
Tua dari urutan nomor transaksi 2 sampai 62 dengan tanggal cetak 04 Februari
2020. Agenda kedua adalah melengkapi formulir Jaminan Hari Tua untuk
segmentasi BPU ( Bukan Penerima Upah ) sebanyak 18 formulir. Dan agenda
terakhir adalah merekap pembukuan transfer manfaat klaim produk Jaminan Hari
Tua pada hari ini di buku besar sebanyak 61 kasus.
Rabu, 05 Februari 2020 adalah hari ketiga pada minggu kelima
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama seluruh dengan pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Agenda kedua adalah merekap pembukuan transfer manfaat
klaim program Jaminan Hari Tua pada hari ini di buku besar sebanyak 33 kasus,
klaim program Jaminan Pensiun sebanyak 4 kasus dan klaim program Jaminan
Kematian sebanyak 1 kasus. Agenda ketiga adalah melengkapi voucher Jaminan
Pensiun sebanyak 18 berkas. Dan agenda terakhir adalah membantu bapak
Supardi untuk menginput data program jaminan sosial ketenagakerjaan berupa
Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun serta Jaminan Hari Tua mengenai
rekapitulasi data transfer manfaat kepada penerima manfaat pada tanggal 05
Februari.
Kamis, 06 Februari 2020 adalah hari keempat pada minggu kelima
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung. Agenda kedua yakni melengkapi berkas voucher Jaminan
Hari Tua dari urutan nomor transaksi 98 sampai 130 dan berkas voucher Jaminan
Pensiun dengan nomor urut transaksi 28 dengan tanggal cetak 06 Februari 2020.
Agenda ketiga adalah merekap pembukuan transfer manfaat klaim program
Jaminan Hari Tua sebanyak 33 kasus. Agenda keempat ialah menyusun dan
melengkapi dokumen klaim Jaminan Hari Tua dengan menambahkan formulir
ceklist daftar klaim Jaminan Hari Tua 12 data. Dan agenda terakhir adalah
menyusun surat pemberitahuan tagihan iuran dari nomor surat 606 sampai 687.
Jum’at, 07 Februari 2020 adalah hari terakhir pada minggu kelima
dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda pertama dimulai dari rutinitas setiap pagi,
yaitu melakukan briefing bersama dengan seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung serta menyampaikan beberapa kesan untuk lembaga karena
hari ini adalah hari terakhir dilaksanakannya kegiatan PPL. Agenda selanjutnya
ialah merekap pembukuan transfer manfaat klaim program Jaminan Hari Tua
sebanyak 17 kasus. Agenda ketiga ialah melengkapi formulir BPU (Bukan
Penerima Upah ) untuk klaim voucher program Jaminan Hari Tua sebanyak 4
berkas. Dan agenda terakhir yakni melengkapi berkas voucher Jaminan Hari Tua
dari urutan nomor transaksi 132 sampai 146 dengan tanggal cetak 07 Februari
2020.
Tulungagung, 07 Februari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
DOKUMENTASI KEGIATAN PPL DI BPJS
KETENAGAKERJAAN KCP TULUNGAGUNG
1. Foto bersama dengan staff BPJS Ketenagakerjaan
2. Kunjungan Dosem Pembimbing Lapangan (DPL)
3. Mengklasifikasikan berkas-berkas program JHT,JKm,JKK dan JP
4. Menyusun SP 1 serta undangan terkait Kepesertaan di BPJS
Ketenagakerjaan
5. Menginput data untuk rekapan SP 1
6. Mengantarkan SP 1 di salah satu Badan Usaha Kabupaten
Tulungagung yakni di PT Cahaya Pasifik Raya
top related