laporan pkip brownies bekatul
Post on 21-Jan-2016
297 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Responsi Hari/tanggal : 16 Oktober 2013
Penyusunan Kelayakan Industri Pangan Dosen : Dwiyuni Hastati, STP Msi
Kelompok : 6
KELAYAKAN PELUANG USAHA BARU
Stacia Wiranata J3E112093
Lina Dwi Sanjaya J3E112117
M. Fathin Ibnu Harly. J3E212132
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi perkembangan di Indonesia yang menuju perdagangan
bebas, dituntut kreatifitas yang tinggi dan mempunyai potensi dan kualitas dalam
persaingan suatu produk, baik dalam bidang jasa maupun barang, terlebih dalam
bidang pangan hal ini diperkuat oleh kebutuhan manusia akan makanan. Makanan
merupakan faktor penunjang bagi manusia akan keberlangsungan hidupnya, karena
dengan makanan yang sehat akan menghasilkan pribadi yang sehat sehingga dapat
berkarya dengan baik. Pada era modern sekarang ini banyak sekali inovasi-inovasi
pangan yang beredar dipasaran tetapi tidak semua panganan tersebut aman untuk
dikonsumsi sehingga mucul masalah kesehatan dan sosial ketika usia harapan hidup
bertambah. Perubahan gaya hidup dan pola makan telah meningkatkan penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner, atherosklerosis, penyakit Alzheimer,
disfungsi imunitas, diabetes mellitus, tumor, dan kanker. Penyakit degeneratif diduga
kuat disebabkan oleh senyawa radikal bebas, karena hal tersebut orang-orang
sekarang menjadi lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan, baik dari segi bahan
baku, rasa, kesehatan dan keamanan pangan tersebut dan harga.
Salah satu upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi
makanan fungsional yang banyak ditemukan disekitar kita dengan harga terjangkau.
Telah diketahui bahwa pangan lokal seperti umbi-umbian, biji-bijian dan kacang-
kacangan merupakan sumber pangan lokal yang baik untuk pencegahan penyakit
degeneratif. Salah satu pangan lokal murah dan mudah dijumpai adalah bekatul yang
merupakan limbah dan hasil samping penggilingan padi. Hal ini yang membuat kami
tertantang untuk memasarkan produk baru yang extraordinary fresh , yaitu “BeBe”.
BeBe merupakan inovasi brownies baru dengan berbahan dasar bekatul, yang
diharapkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan pangan yang
unik, sehat, dan enak. Berbisnis brownies merupakan ide berbisnis yang baik, selain
merupakan gagasan baru, bekatul juga mengandung banyak manfaat, antara lain
bekatul kaya akan serat, dapat menurunkan kadar kolestrol dan kadar gula dalam
darah sehingga baik bagi penderita diabetes, bekatul juga kaya vitamin B kompleks
dan vitamin E. Selain itu penggunaan bekatul dapat mengoptimalkan sisa-sisa
pengolahan beras tidak hanya menjadi pangan ternak tetapi menjadi pangan yang
meyehatkan dan berkualitas sehingga dapat mengurangi limbah lingkungan.
Sasaran konsumen yang dijangkau juga sangat luas, dari semua kalangan
(diprioritaskan remaja dan dewasa) pria dan wanita dengan status sosial menengah
dan menengah keatas, selain itu brownies ini aman dikonsumsi bagi penderita
diabetes. Keunggulan produk kami adalah produk disajikan fresh from oven, dan tidak
menggunakan bahan pengawet dan pewarna buatan, dengan kapasitas produksi yang
tidak terlalu banyak (disesuaikan dengan pemintaan). Aspek pemasaran Brownies
Bekatul dapat melalui outlet-outlet yang tersebar di Indonesia.
1.2 Tujuan
Pengolahan bekatul sebagai bahan pangan sangat minim, tidak sebanding dengan banyaknya manfaat dan khasiat yang diberikan
Diversifikasi produk baru Memanfaatkan sisa hasil pengolahan sebelumnya, sehingga lebih ramah
lingkungan
BAB II
ASPEK PRODUK
BeBe adalah Brownies bekatul kukus coklat dengan aroma yang khas, dengan
warna coklat mengkilat dengan tambahan selai blueberry yang memiliki tektur padat di
dalam dan lembut di luar yang sangat ‘pas’ dimulut, baik dari segi rasa maupun tekstur.
Brownies Bekatul dipasarkan dalam 3 ukuran, yaitu ukuran large, medium, dan small,
dengan harga yang variatif yaitu Rp 50.000, Rp 40.000, dan Rp 25.000 untuk setiap
ukurannya. Komposisi brownies terdiri dari bahan utama dan bahan pendukung, bahan
utama terdiri dari tepung bekatul dan tepung terigu, sedangakan bahan pendukung terdiri
dari telur ayam, margarin, gula, dan coklat. Produk Brownies Bekatul ini mengandung
lebih banyak tepung bekatul daripada tepung terigu, hal ini dikarenakan kandungan gizi
tepung bekatul jauh lebih tinggi daripada tepung terigu.
Bahan baku utama yaitu tepung bekatul diperoleh dari supplier di daerah Karawang
dan tepung terigu diperoleh dari suplplier terigu dengan standart dan spesifikasi mutu
yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan bahan penunjang diperoleh dari pasar
tradisional Bogor. Untuk proses produksi, alat yang digunakan adalah inventaris
perusahaan yang terdiri dari dandang kukus dan mixer. Proses pembuatan dilakukan
dengan mengocok telur dan gula pasir, kemudian ditambahkan tepung bekatul dan terigu,
lalu di tambahkan coklat dan margarin cair, kemudian dikukus. Semua proses dilakukan
sesuai dengan SOP yang terjaga sanitasi dan higenitasnya.
Produk Brownies Bekatul ini memiliki perbedaan dibandingkan dengan produk
merek lain yang sejenis, yaitu bahan baku utama yang digunakan merupakan bahan yang
kaya akan berbagai manfaat dan gizi (tepung bekatul), selain itu BeBe tidak
menggunakan bahan kimis sintetis, seperti bahan pengawet, pengental, pengembang,
pewarna, dan pemanis buatan. Jadi dapat dikatakan BeBe merupakan suatu produk yang
berasal dari alam yang diolah dengan proses termal dan terjamin sanitasi, higenitas, dan
rasanya.
Untuk pemasaran Brownies Bekatul menggunakan media cetak, media sosial,
media elektronik, dan melalui outlet yang terdapat dibeberapa daerah, yaitu didaerah
Padjajaran, Bogor Jawa Barat dan didaerah Dago, Bandung Jawa Barat. Pemilihan lokasi
didaerah wisata merupakan lokasi yang strategis karena banyaknya turis baik dari dalam
negri maupun dari mancanegara sehingga sangat efektif untuk memasarkan suatu produk
baru. Outlet Bebe menggunakan sumber daya manusia yang berkualitas yang didapat
dari warga sekitar outlet dan didampingi dengan tenaga supervisor.
Produk Brownies Bekatul akan dipasarakan dengan menggunakan kemasan
primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Kemasan primer terdiri dari kertas
plastik yang berlogo food grade, digunakan untuk menutupi seluruh bagian brownis dan
menyerap minyak, kemudian kemasan primer menggunakan kemasan dus berwarna, dan
kemasan tersier terdiri dari tas kertas (paper bag) berlogo BeBe. Contoh desain kemasan
sekunder yang Brownies Bekatul tampilkan dipasaran adalah seperti ini :
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1 Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang berkenaan mengenai kondisi pasar dan
bidang usaha yang dijalankan. Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan
menentukan jumlah barang dan jasa yang harus dihasilkan. Permintaan perseorangan
tidak akan mempengaruhi harga, namun apabila bersama-sama akan membentuk permintaan
dalam pasar. Untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan manajemen, dalam analisis
antara jumlah barang yang diminta dengan semua jumlah variabel yang mempengaruhinya
(Sutojo, 1993). Analisis permintaan yang menghasilkan prakiraan permintaan terhadap suatu
produk merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari perkiraan
penjualan dapat diperkirakan anggarap perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan jumlah
dan macam tenaga kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi, ketersediaan bahan
mentah dan daya tampung gudang (Nurmalina, 2010).
Permintaan pasar akan kudapan brownies terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dari data BPS konsumsi brownies sebagai makanan selingan per kapita per bulan
mengalami peningkatan, yaitu dari 667 piece brownies per kapita per bulan pada tahun 2002
menjadi 1234,5 piece brownis per kapita per bulan pada tahun 2007 (asumsi jumlah warga
bogor adalah 40% dari total penduduk di Indonesia). Konsumsi brownies terus mengalami
peningkatan sebgai makanan kudapan sampai tahun 2011 untuk wilayah Bogor adalah 2.089
buah perbulan ( Friyatno, et al. 2011). Permintaan atas produk brownies datang dari berbagai
konsumen (diseluruh wilayah Indonesia terutama seluruh propinsi Jawa dan DKI Jakarta).
Data dari Badan Pusat Statistik menginformasikan bahwa kemampuan produksi
brownies diwilayah Bogor mencapai 766 piece brownies per bulan (asumsi produksi
brownies 35% dari produksi roti). Sehingga dapat dikatakan masih terdapat peluang terbuka
untuk usaha brownies diwilayah Bogor karena kebutuhan lokal diwilayah Bogor masih belum
dapat terpenuhi.
Menurut BPS dalam Auliana, beras sebagai konsumsi makanan pokok masyarakat
Indonesia memilki data produksi padi mencapai 53,13 juta ton gabah kering giling pada
tahun 2007 (Tempo online,4 Maret 2007). Sebagai perbandingan di USA, 10 persen dari total
produksi padi dapat menghasilkan bekatul, sehingga jika dikonversi dari 53,13 juta ton
produksi padi nasional maka diperkirakan dapat dihasilkan 5,3 juta ton bekatul. Sehingga
dari segi bahan baku tidak akan mendapat kesulitan dalam memproduksi Brownies Bekatul
karena jumlahnya yang melimpah.
Persaingan sentra industri Brownis di Bogor adalah sentra-sentra industri di sekitar
lokasi tersebut. Beberapa industri brownis terkenal diwilayah Bogor adalah Brownis
Amanda, Elsari Brownies, Vario Country, BrownCo, dan Brownies Bogor. Pada umumnya
pesaing usaha tersebut adalah usaha kecil menengah atau Home Industry yang menampilkan
kelebihan dari masing-masing produk yang ditawarkan dengan harga yang variatif dan dari
segi pelayanan dan tempat yang nyaman.
Tabel 1. Tabel pengeluaran rata-rata makanan dan minuman jadi perkapita/bulan di
Indonesia tahun 2002-2007
TahunPengeluaran rata-rata makanan dan
minuman jadi perkapita/bulan (Rp)
2002 20.012
2003 22.068
2004 24.202
2005 27.729
2006 30.169
2007 37.036
Sumber : Susenas tahun 2002-2007
Tabel 2. Jumlah Produksi Roti di Jakarta dari tahun 2001-2004
Tahun Jumlah produksi (kg) Nilai Produksi (Ribu Rupiah)
Tahun Jumlah produksi (kg) Nilai produksi (ribu rupiah)
2001 22.749 124.638,695
2002 24.547 125.487,235
2003 25.102 123.285,362
2004 26.263 128.554,148
Sumber : Badan Pusat Statistik (2004)
3.2 Aspek Pemasaran
Brownies adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, coklat, margrin, dan telur
yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, dan proses pemanggangan dalam oven atau
pengukusan. Kini brownies semakin banyak diminati dan dikonsumsi oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mulai menjamurnya merek-merek brownis
dengan berbagai inovasi yang beredar di pasaran seluruh Indonesia. Hal tersebut didukung
dengan trend menjamurnya butik-butik pastry yang menjual berbagai macam jenis
produk bakeri. Salah satunya ialah brownies karena banyak masyarakat yang menggemari
roti ini karena rasanya yang manis dan unik, maka dengan alasan tersebut munculah “ BeBe “,
yakni brownies coklat dengan mengunakan tepung bekatul.
Meskipun berbahan dasar tepung bekatul tetapi rasa dan aroma bekaul itu sendiri itu
sendiri tidak strong , karena campuran coklat dan selai blueberry sehingga sangat ‘pas’
dimulut, disertai dengan berbagai manfaat yang dihasilkan dari tepung bekatul. Tepung
bekatul digunakan sebagai bahan utama yang memiliki kandungan nutrisi seperti, kaya serat
dan vitamin B kompleks dan E, serta dapat menurunkan gula darah sehingga aman
dikonsumsi bagi penderita diabetes. Kesan sehat dan enak merupakan tampilan yang ingin
ditunjukan pada produk brownies bekatul ini.
Produk Brownies Bekatul dipromosikan dengan cara membuka stand atau kedai di
event-event pangan dan pameran pangan. Selain itu juga digunakan sistem jemput bola,
dengan menawarkan produk langsung ke konsumen serta memberlakukan sistem membeli 3
pack large brownis gratis 1 pack brownis small setiap hari Selasa disetiap outlet. Selain itu,
pemasaran juga menggunakan social media (FB, twitter, instagram, dll) dan menggunakan
media cetak (majalah dan koran). Aspek selanjutnya yang mempengaruhi pemasaran suatu
produk adalah pemilihan lokasi yang tepat dan strategis. Lokasi yang strategis memiliki
keunggulan tersendiri dalam menjalankan suatu usaha. Lokasi yang mudah dijangkau
cenderung memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk sehingga meningkatkan daya
jual dari suatu produk. Brownies Bekatul memiliki lokasi strategis yang dipilih untuk lokasi
pemasaran, diantaranya di darah Padjajaran, Bogor. Selain itu Brownies Bekatul juga
membuka beberapa cabang didaerah Dago Bandung Jawa Barat.
Selain lokasi yang strategis, faktor lain yang mempengaruhi pemasaran dari suatu
produk adalah harganya yang relatif terjangkau. Harga merupakan jumlah uang yang harus
dibayar oleh pelanggan untuk setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Penentuan
harga didasarkan atas perhitungan biayaproduksi yang ditambah dengan profit yang
disesuaikan dengan harga produk sejenis. Penentuan harga yang stabil juga merupakan salah
satu strategi yangdapat menjaga konsumen tidak berpaling ke produk lainnya. Produk
memiliki harga yang bervariasi, yakni :
- BeBe large : Rp 50.000
- BeBe medium : Rp 40.000
- BeBe small : Rp 25.000
Target pemasaran merupakan sasaran pasar yang ingin dituju oleh suatu produsen yang
akan menawarkan produknya. Target pasar yang tepat dengan karakteristik produk yang ingin
ditawarkan mampu meningkatkan penjualan suatu produk. Target pemasaran pada produk
Brownies Bekatul, umumnya mampu diterima oleh semua kalangan, tetapi lebih ditargetkan
untuk usia anak-anak hingga dewasa. Pada usia tersebut, cenderung membutuhkan gizi yang
cukup bagi tubuh. Selain itu Brownies Bekatul ini aman dikonsumsi bagi penderita diabetes
karena kandungannya yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Brownies Bekatul juga membuat stan di acara-acara tertentu, seperti pameran pangan
dengan desain “Qualit Time to Share” dengan menunjukan unussual positioning dari Vege
Bread, yaitu brownies sehat dan enak. Untuk kedepannya, Vege Bread dapat menitik
beratkan sebagai icon brownies sehat dan enak yang cocok sebagai buah tangan dari kota
wisata Bogor dan Bandung.
Selain membaca peluang yang ada, Brownie Bekatul juga merencanakan pemasaran
yang lebih spesifik baik dari target pasar, segmen pasar, 4P (produk,tempat, promosi, harga),
unussual positioning, pesan, dan jalur distribusinya. Perencanaan pemasaran yang spesifik
dari Brownies Bekatul adalah sebagai berikut:
Nama produk : BeBe (Brownies Bekatul)
Profil : CV. BeBe
Target pasar : anak-anak sampai dewasa
Unussual Positioning : Brownies sehat dan enak.
Placement : Tingkatkan daya kretifitas loe dengan yang sehat dan alami
Brownis Bekatul memiliki strategi untuk dapat bertahan menjadi icon suatu tempat
wisata dan tetap terus bertahan didalam dunia perdagangan dengan beberpa cara, seperti
memperkuat promosi baik melalui media cetak, elektonik, maupun online, dan melalui
pameran pangan. Kemudian mematenkan Brownies Bekatul sebagai brownis sehat dan aman
sehingga konsumen yakin dan menjadi pelanggan tetap. Brownies Bekatul juga menampilkan
Nutrition Fact pada label kemasan, serta melalui promosi-promosi pada hari atau event
tertentu. Selain itu, BeBe juga akan terus berinovasi untuk menciptakan produk yang
berkualitas dan variatif. Semua kegiatan ini diharapkan agar BeBe dapat bertahan
menghadapi persaingan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Friyatno, et al. 2011. Pengembangan usaha diversifikasi pangan sebagai modal deseminasi inovasi terknologi [laporan akhir]. Bogor (ID) : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. Home page available from : http://pse.litbang.deptan.go.id (9 Oktober 2013).
Nusawanti, TA. 2009. Analsis strategi pengembangan usaha roti pada Bagas Bakery, kabupaten Kendal [skripsi]. Bogor (ID) : Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Nurmalina, Rita. 2010. Studi kelayakan bisnis. Bogor (ID) : Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institus Pertanian Bogor.
Auliana, dkk. 2009. Pelatihan Pengolahan Bekatul Sebagai Makanan Fungsional Dalam Pembuatan Aneka Makanan Di Kelurahan Wedomartani Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta [Artikel]. Yogyakarta (ID) : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Negeri Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Bahan dan Alat
1.1 Bahan Baku :
Tepung terigu 25 g Tepung bekatul 75 g Gula pasir 100 g Coklat bubuk 50 g
Coklat batang 175 g Telur 3 butir Margarin 100 g
Selai Blueberry 3 sdm
1.2 Alat :
Alat pengukus Loyang cetakan Panci
Pengaduk Mixer Kuas
Lampiran 2 : Proses Produksi
Campurkan telur dan
gula menggunakan mixer
Masukkan gula pasir
Masukkan 3 butir telur
Aduk hingga adonan mengembang dan berwarna keputih-putihan
Masukkan tepung terigu dan tepung bekatul ke dalam adonan
Masukkan mentega yang telah dicairkan ke dalam adonan
Masukkan coklat yang telah dicairkan ke dalam adonan
Aduk semua adonan hingga merata
Adonan yang telah dimasukkan ke dalam loyang
Masukkan loyang ke dalam panci kukus
Tuangkan adonan ke dalam loyang
Adonan di dalam panci kukus
Kukus selama 30 menit dengan api kecil
Lampiran 3 : spesifikasi bahan baku
Bahan Baku Spesifikasi
Tepung bekatul Coklat terang dan berbau khas
Tepung terigu Bewarna putih dan tidak bau apek
Telur ayam Jenis ayam negri, tidak berbunyi ketika dikocok
Coklat batang Halus dan masih keras
Coklat bubuk Halus, tidak menggumpal, berbau khas
Margarin Bewarna kuning cerah dan tidak bau tengik
Gula pasir Gula pasir kristal
Tabel 1. Spesifikasi bahan baku
top related