laporan pendahuluan keselamatan dan kesehatan kerja a
Post on 27-Dec-2015
175 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat maAkmur dan sejahtera.
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak
dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.
Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya risiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga
mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang
pokok- pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
B. Tujuan K3
Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian K3 secara filosofi bahwa K3
bertujuan untuk menjamin kesempurnaan jasmaniah dan rokhaniah tenaga kerja
serta hasil karya dan budayanya. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja
bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, dan menjamian :
1. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja dalam
keadaan selamat dan sehat.
2. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan
efesien
3. Bahwa proses produksi dapat berjalan lancar
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan
termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat
dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu setiap usaha K3 tidak
lain adalah usaha pencegahan dan penanggulangan kecelakaan dan
penyakit di tempat kerja.
C. Ruang Lingkup K3
Bertolak dari batasan higiene industri, kesehatan kerja, dan keselamatan
kerja di atas, maka ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja dapat
digariskan sebagai berikut :
1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya
akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
2. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
- Tenaga kerja dari semua jenis dan kjenjang keahlian
- Peralatan dan bahan yang digunkan
- Faktor-faktor lingkungan kerja
- Proses produksi
- Karakteristik dan sifat pekerjaan
- Teknologi dan metodologi kerja
3. Penerapan K3 dilaksanakan secara kholistik sejak perencanaan hingga
pengelolaan hasil dari kegiatan industri barang ataupun jasa.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggungjawab atas keberhasilan usaha K3
D. POKOK DAN FUNGSI KADER UNIT KESEHATAN KERJA
kader pembina KADER Unit Kesehatan Kerja (UKK) adalah
pekerja, sukarela, yang bertugas meningkatkan kesehatan diri dan
kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK adalah
dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan
tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah
dilatih kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan kader pos UKK.
Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
1. PERTEMUAN TINGKAT PEKERJA (PTP) : mengadakan sosialisasi
upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan
survey mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja
2. SURVEY MAWAS DIRI (SMD) : pengenalan, pengumpulan,
pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja
3. MUSYAWARAH MASYARAKAT PEKERJA (MMP) : mengenal
masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga
pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah
4. MEMBENTUK POS UKK : menentukan pengurus pos UKK, jadwal
kegiatan, rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat
dengan tempat kerja
5. PERENCANAAN UKK : menentukan masalah kesehatan kerja
berdasarkan hasil SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan
biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan
6. PENYULUHAN UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan
lingkungan, potensi, risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung
diri), pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja
7. PEMERIKSAAN KESEHATAN, P3K DAN P3P : membantu petugas
kesehatan, pemeriksaan ksehatan umum, pengadaan dan pengelolaan
kartu kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar
penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan
8. UPAYA RUJUKAN : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit
berat yang tidak bisa tertangani.
9. PENCATATAN PELAPORAN : membuat laporan hasil pelaksanaan
kegiatan pelayanan
10. KERJASAMA LINTAS SEKTORAL : pertemuan berkala dengan
anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan
rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja
11. MENGELOLA SUMBER KEUANGAN UKK : mengatur sumber
pemasukan dan pengeluaran pos UKK
12. MEMBANTU PEMBERDAYAAN EKONOMI PEKERJA : integrasi
kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan
pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal
usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
13. MEMBINA KEMAMPUAN DIRI : meningkatkan pengetahuan
melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK,
kunjungan lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu
E. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan
pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya
pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain,
bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya
mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan
dapat secara langsung maupun tidak langsung.Kesehatan masyarakat kerja
perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat
pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan
peralatan kerja di lingkungan PSTKG. Melalui usaha kesehatan
pencegahan di lingkungan kerja masing-masing dapat dicegah adanya
penyakit akibat dampak pencemaran lingkungan maupun akibat aktivitas
dan produk PSTKG terhadap masyarakat konsumen baik di lingkungan
PSTKG maupun masyarakat luas.
Tujuan kesehatan kerja adalah: 1. Memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan
ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan
sosial. 2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya. 3.
Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di
suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam
hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik
maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit
ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu
kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang
ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang
mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
2. Beban kerja: fisik maupun mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising,
panas, debu,parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian
dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun
kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan
produktifitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan
pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya
resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih
tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk
maupun jenis kecelakaannya.
F. Konsep Beberapa Istilah
Dalam rangka memperoleh lingkungan kerja yang sehat dan mendukung
proses industri dengan berbagai teknologi yang digunakan, upaya ke arah
pemeliharaan, perbaikan, dan peningkatan kondisi lingkungan kerja menjadi
penting perananya. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan Kesehatan dan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Higiene Industri (Industrial Hygiene)
higiene industri dapat diartikan sebagai gangguan kimia dan fisika yang
mungkin dapat merusak kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Lebih lanjut
ditekankan lagi, gangguan tersebut meliputi gangguan oleh adanya debu, kimia,
cairan, gas, uap, dan kabut yang dapat membahayakan pernafasan, kulit, paru-
paru dan mata. Dimungkinkan pula gangguan terjadi karena pemaparan radiasi
a. Tujuan dan ruang lingkup
Tujuan dari higiene industri adalah memberikan perlindungan
terhadap kesehatan tenagakerja melalui penekatan secara teknis terhadap efek
samping penerapan teknologi produksi, agar tercipta lingkungan kerja yang
memenuhi persyaratan kesehatan, sehinggs terwujud tenaga kerja yang sehat,
selamat, sejahtera, dan mampu bekerja produktif dan efisien.
Adapun ruang lingkup kegiatan atau aktivitas higiene industri akan mencakup
hal-hal mengenai mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi, dan
c. Prinsip dasar
Untuk penerapan higiene industri di tempat kerja suatu industri akan
diperlukan pemahaman terhadap 3 prinsip dasar yaitu :
- pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja
- penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja
- pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja
2. Kesehatan Kerja (Occupational Health)
a. Pengertian
kesehatan kerja dalam definisi ini diartikan sebagai sejumlah
upaya untuk meningkatkan kesehtan para pekerja atau karyawan di
dalam masyarakat dan perusahaan/industri.
b. Tujuan dan ruang lingkup
kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
(Total health of all at work). Oleh sebab itu kesehatan kerja meiliki
tujuan untuk :
- Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.
- Melindungi dan mencegah pekerjaan dari semua gangguan
kesehatan akibat lingkungan kerja atau pekerjaanya.
- Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik,
mental, dan pendidikan atau ketermapilannya.
- meningkatkan efesiensi dan produktivitas.
Adapun Ruang Lingkup Kesehatan kerja mencakup kegiatan
yang bersifat komprehensif berupa upaya promotif yang
berupa penyuluahan , preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Upaya promotif berupa penyuluahan, pelatihan dan
peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat dalam
bekerja. Upaya prepentif yakni kegiatan pencagahan
terhadap resiko kesehatan. Upaya kuratif lebih menekankan
pada angka absensi karena sakit dan angka kesakitan. Upaya
rehabilitatif lebih menekankan upaya penyembihan dan
pemeliharaan kesehatan setelah sakit. Dalam disiplin
kesehatan kerja upaya promotif dan prepentif lebih
mengemuka dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif.
c. Prinsip dasar
Jadi pada prinsipnya kesehatan kerja meliputi 3 hal dasar
utama yaitu :
- Upaya kesehatan kerja
- meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan pemenuhan persyaratan kesehata kerja.
- Hakikatnya merupakan penyesuaian atau penyerasian
kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja yg
merupakan beban tambahan yg harus diterima pekerja.
Jadi upaya (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23).
Konsep dasar dari Upaya Kesehatan Kerja ini adalah : Identifikasi
permasalahan, Evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Status kesehatan pencegahan bahaya potensial di tempat kerja Ditempuh
3 langkah utama :
- Pengenalan bahaya potensial di tempat kerja
- Evaluasi bahaya potensial di tempat kerja
- Pengendalian bahaya potensial
3. Keselamatan Kerja (Occupational Safety)
Occupational safety diungkapkan bahwa keselamatan kerja menjadi
penting sebagai bagian resmi manajemen industri atau perusahaan yang lebih
menekankan perhatiannya terhadap pencegahan kecelakaan kerja.
Dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja lebih menitikberatkan usahanya
pada semua tempat kerja dan peralatan kerja dalam proses produksi serta
distribusinya ke masyarakat.
a. Tujuan dan Ruang lingkup
Tujuan dari keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
- Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berasa di
tempat kerja.
- sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
dan efesien.
-
Perbedaan antara Hiperkes dengan Kesehatan Masyarakat
Hiperkes:
1. Tenaga Kerja merupakan Tujuan Utama
2. biasanya mengurusi golongan karyawan yang mudah didekati
3. efektifnya pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan periodik
4. yang dihadapi lingkungan kerja
5. terutama bertujuan meningkatkan produktivitas
6. dibiayai oleh perusahaan atau masyarakat tenaga kerja
7. perkembangan sangat pesat setelah revolusi industri
8. perundang-undangan berada dalam ruang lingkup ketenagakerjaan
Kesehatan Masyarakat :
1. Masyarakat umum merupakan Tujuan Utama
2. biasanya mengurusi masyarakat yang kurang mudah dicapai.
3. sulit melakukan pemeriksaan kesehatan periodik
4. yang dihadapi lingkungan umum
5. terutama bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
6. dibiayai oleh anggaran pemerintah
7. perkembangan sangat pesat setelah kemajuan dibidang Ilmu jasad-jasad renik
8. perundang-undangan berada dalam Ilmu Kesehatan
Program Kerja dan Kegiatan
A. Program dan Kegiatan
1. Program obat dan berbekalan kesehatan
1) Tujuan:
Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkau obat dan berbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika
2) Sasaran:
a. Meningkatnya penggunaan obat generik di PKD menjadi 98%
b. Meningkatnya penggunaan perbekalan kesehatan yang
memenuhi standar kesehatan.
c. Sarana kesehatan yang dimonitoring meningkat menjadi 90%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
dan Bidan Desa.
2) Sasaran:
a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam
b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota
c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota
d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh
pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran
3) Kegiatan Pokok:
a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance
Advance
RS)
b. Upaya Kesehatan Kerja
c. Peningkatan Kesehatan dasar
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. peningkatan Kesehatan masyarakat
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
1) Tujuan:
Terawasinya mutu, keamanan dan kasiat produk terapetik/obat, obat tradisioanl
(OT), kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRK), produk komplemen
(PK) dan makanan serta produk hasil olahannya.
2) Sasaran:
Pelayanan kefarmasian yang diawasi dan dikendalikan mencapai 95%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pengawasan dan Pengendalian pelayanan kefarmasian
b. Peningkatan pengawasan keamanan pangan berbahaya
c. Peningkatan mutu pelayanan farmasi
4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
1) Tujuan:
Pelayanan pengobatan tradisional yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan
2) Sasaran:
a. Pengobat tradisional yang terdaftar mencapai 95%
b. Semua kabupaten/kota melaksanakan TOGA
c. Pengobat tradisional yang memenuhi standar kesehatan
mencapai 95%
3) Kegiatan Pokok:
a. Revitalisasi dan pembinaan Pengobatan Tradisional
b. Pembinaan TOGA
c. Pelayanan Pengobatan Tradisional
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut
2) Sasaran:
a. Terbentuknya Desa Siaga di seluruh Bali
b. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan
rumah tangga, sekolah, fasilitas pemerintah, tempat kerja
dan tempat-tempat umum
3) Kegiatan Pokok:
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatnya status gizi masyarakat secara optimal sehingga dapat meningkatkan
intelektualitas dan produktifitas sumberdaya manusia
2) Sasaran :
a. Semua Kecamatan bebas rawan gizi
b. Semua Balita mendapat Makanan Tambahan Pendamping ASI
(MP ASI)
c. Keluarga Sadar gizi menjadi 45%
d. Semua Balita dengan gizi kurang mendapat perawatan
e. Meningkatnya Cakupan Pemberian ASI Eklusif 50%
f. Menurunnya Prevalensi KEK Ibu Hamil sampai dengan <2%
g. Tercapapainya persentase Bayi BGM <4%
h. Menurunnya prevalensi kurang gizi sampai dengan 3%.
i. Menurunnya prevalensi Berat Badan Bayi Lahir Rendah
(BBLR) : 1,75. %
j. Meningkatnya Cakupan Pemberian Vitamin A menjadi 90%.
k. Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe III
menjadi 86%.
l. Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe I
menjadi 90%.
m. Meningkatnya cakupan penanggulangan garam beryodium
menjadi 75%.
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan pendidikan gizi masyarakat
b. Penanggulangan dan perbaikan gizi masyarakat
7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1) Tujuan:
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian penyakit berbasis lingkunganmelalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakan pembangunan
berwawasan Kesehatan
2) Sasaran:
a. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan sarana air
bersih yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 96% dan
keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan menjadi 84%
b. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 88%
c. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 93%
d. Meningkatnya prosentase tempat pengolahan makanan TPM
yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 93 %
e. Meningkatnya prosentase institusi kesehatan yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 100 %
f. Semua kab/kota menjadi kab/kota sehat
3) Kegiatan Pokok:
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1) Tujuan:
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular
2) Sasaran:
a. Semua Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization )
b. Terselenggaranya system surveilans dan kewaspadaan dini
serta penanggulangan KLB/Wabah
c. Menurunya Angka Accute Flacid Paralysis (AFP
rate) menjadi 2/100.000 penduduk.
d. Meningkatnya Cakupan Penemuan BTA+ menjadi 70%
e. Meningkatnya Cakupan Keberhasilan pengobatan TB menjadi
85%.
f. Menurunya Angka Kematian diare (CFR) diare pada saat KLB
menjadi < 1%
g. Menurunnya angka kesakitan Penyakit demam berdarah
menjadi 100/100.000 penduduk.
h. Menurunnya Angka Kematian (CFR) akibat penyakit DBD
menjadi <1%.
i. Meningkatnya Angka bebas jentik ≥ 95%
j. Menurunnya Angka Annual Parasite Incidence menjadi
< 1/1000 penduduk
k. MeningkatkanCakupan penenuan pneumonia Balita 94%
l. Meningkatnya persentase ODHA yang memenuhi syarat
mendapat ARV 81%
m. Tercapainya Angka prevalensi kusta < 1/10.000 penduduk
3) Kegiatan Pokok:
9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1) Tujuan:
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar.
2) Sasaran:
Sarana dan tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan 80%
3) Kegiatan Pokok:
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
1) Tujuan:
Terlayaninya penduduk miskin dalam pelayanan kesehatan
2) Sasaran:
Seluruh penduduk miskin di Bali memperoleh pelayanan kesehatan
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin melalui Jamkesmas
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
1) Tujuan:
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan jaringannya.
2) Sasaran:
Puskesmas yang ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap mencapai 39
puskesmas
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas rawat inap
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata
1) Tujuan:
Meningkatnya ketersediaan pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
2) Sasaran:
Tersedianya sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata yang memenuhi standar pelayanan kesehatan di 9
kab/kota
3) Kegiatan Pokok:
13. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
1) Tujuan:
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
2) Sasaran:
Semua sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar kualitas pelayanan kesehatan
3) Kegiatan Pokok:
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Masyarakat
1) Tujuan:
Terlindunginya kesehatan masyarakat dengan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan
2) Sasaran:
Masyarakat yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar
mencapai 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat miskin
b. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat melalui JKSB
(Jaminan Kesehatan Sosial Bali)
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak balita
2) Sasaran:
a. Neonatal dengan komplikasi yang ditangani: 80%
b. Kunjungan neonatal: 95%
c. Deteksi dini tumbuh kembang anak di Posyandu: 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Deteksi dini tumbuh kembang anak
b. Pendidikan dan pelatihan perawatan anak balita
c. Monitoring dan evaluasi
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehaan Lansia
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia
2) Sasaran:
Seluruh desa di Bali menyelenggarakan Posyandu lansia
3) Kegiatan Pokok:
a. Revilatisasi Posyandu lansia
b. Pengembangan posyandu lansia
17. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
1) Tujuan:
Terawasinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil olahannya.
2) Sasaran:
Terawasi dan terkendalinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil
olahannya: 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan pengawasan dan pengendalian keamanan dan
kesehatan makanan
b. Peningkatan pemberdayaan konsumen / masyarakat
c. Bimbingan dan Pengendalian
18. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan dan keselamatan ibu melahirkan anak
2) Sasaran:
a. Seluruh persalinan mendapat pertolongan tenaga kesehatan
b. Ibu hamil mendapat pelayanan K1: 100%
c. Ibu hamil mendapat pelayanan K4: 95%
d. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani menjadi 98%
e. Pelayanan ibu nifas mencapai 98%
f. Peserta KB aktif menjadi 75%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pertolongan persalinan ibu hamil dari keluarga kurang mampu
b. Bimbingan dan pengendalian
19. Program Pendidikan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
1) Tujuan:
Meningkatnyakemampuan, ketrampilan dan profesionalisme pegawai dan calon
pegawai negeri sipil yang berkaitan dengan kesehatan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal.
2) Sasaran:
a. Jumlah tenaga teknis yang ditingkatkan kemampuannya
sebanyak 50%
b. Terealisasinya pemenuhan kebutuhan tenaga PTT sebanyak
80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelatihan dan pendidikan formal
b. Pembinaan dan penyebarluasan tenaga kesehatan
c. Perencanaan dan pendataan tenaga kesehatan
B. Program Transisi
Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota, maka
sampai tahun 2013 program pengembangan kesehatan dititikberatan pada:
1. Program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
2. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan
yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma
sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut
3. Peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas
lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana
prasarana dalam bidang medis, mutu serta ketersediaan
obat
yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antara
daerah baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi
dengan kabupaten/kota.
5. Pengembangan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas).
Program Pengawasan obat dan makanan serta pemantapan manajemen
pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara sinergis lintas
sektor
Senin, 03 Juni 2013
Program Kerja dan Kegiatan
A. Program dan Kegiatan
1. Program obat dan berbekalan kesehatan
1) Tujuan:
Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkau obat dan berbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika
2) Sasaran:
a. Meningkatnya penggunaan obat generik di PKD menjadi 98%
b. Meningkatnya penggunaan perbekalan kesehatan yang
memenuhi standar kesehatan.
c. Sarana kesehatan yang dimonitoring meningkat menjadi 90%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
dan Bidan Desa.
2) Sasaran:
a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam
b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota
c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota
d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh
pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran
3) Kegiatan Pokok:
a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance
Advance
RS)
b. Upaya Kesehatan Kerja
c. Peningkatan Kesehatan dasar
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. peningkatan Kesehatan masyarakat
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
1) Tujuan:
Terawasinya mutu, keamanan dan kasiat produk terapetik/obat, obat tradisioanl
(OT), kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRK), produk komplemen
(PK) dan makanan serta produk hasil olahannya.
2) Sasaran:
Pelayanan kefarmasian yang diawasi dan dikendalikan mencapai 95%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pengawasan dan Pengendalian pelayanan kefarmasian
b. Peningkatan pengawasan keamanan pangan berbahaya
c. Peningkatan mutu pelayanan farmasi
4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
1) Tujuan:
Pelayanan pengobatan tradisional yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan
2) Sasaran:
a. Pengobat tradisional yang terdaftar mencapai 95%
b. Semua kabupaten/kota melaksanakan TOGA
c. Pengobat tradisional yang memenuhi standar kesehatan
mencapai 95%
3) Kegiatan Pokok:
a. Revitalisasi dan pembinaan Pengobatan Tradisional
b. Pembinaan TOGA
c. Pelayanan Pengobatan Tradisional
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut
2) Sasaran:
a. Terbentuknya Desa Siaga di seluruh Bali
b. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan
rumah tangga, sekolah, fasilitas pemerintah, tempat kerja
dan tempat-tempat umum
3) Kegiatan Pokok:
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatnya status gizi masyarakat secara optimal sehingga dapat meningkatkan
intelektualitas dan produktifitas sumberdaya manusia
2) Sasaran :
a. Semua Kecamatan bebas rawan gizi
b. Semua Balita mendapat Makanan Tambahan Pendamping ASI
(MP ASI)
c. Keluarga Sadar gizi menjadi 45%
d. Semua Balita dengan gizi kurang mendapat perawatan
e. Meningkatnya Cakupan Pemberian ASI Eklusif 50%
f. Menurunnya Prevalensi KEK Ibu Hamil sampai dengan <2%
g. Tercapapainya persentase Bayi BGM <4%
h. Menurunnya prevalensi kurang gizi sampai dengan 3%.
i. Menurunnya prevalensi Berat Badan Bayi Lahir Rendah
(BBLR) : 1,75. %
j. Meningkatnya Cakupan Pemberian Vitamin A menjadi 90%.
k. Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe III
menjadi 86%.
l. Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe I
menjadi 90%.
m. Meningkatnya cakupan penanggulangan garam beryodium
menjadi 75%.
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan pendidikan gizi masyarakat
b. Penanggulangan dan perbaikan gizi masyarakat
7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1) Tujuan:
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian penyakit berbasis lingkunganmelalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakan pembangunan
berwawasan Kesehatan
2) Sasaran:
a. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan sarana air
bersih yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 96% dan
keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan menjadi 84%
b. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 88%
c. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 93%
d. Meningkatnya prosentase tempat pengolahan makanan TPM
yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 93 %
e. Meningkatnya prosentase institusi kesehatan yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 100 %
f. Semua kab/kota menjadi kab/kota sehat
3) Kegiatan Pokok:
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1) Tujuan:
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular
2) Sasaran:
a. Semua Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization )
b. Terselenggaranya system surveilans dan kewaspadaan dini
serta penanggulangan KLB/Wabah
c. Menurunya Angka Accute Flacid Paralysis (AFP
rate) menjadi 2/100.000 penduduk.
d. Meningkatnya Cakupan Penemuan BTA+ menjadi 70%
e. Meningkatnya Cakupan Keberhasilan pengobatan TB menjadi
85%.
f. Menurunya Angka Kematian diare (CFR) diare pada saat KLB
menjadi < 1%
g. Menurunnya angka kesakitan Penyakit demam berdarah
menjadi 100/100.000 penduduk.
h. Menurunnya Angka Kematian (CFR) akibat penyakit DBD
menjadi <1%.
i. Meningkatnya Angka bebas jentik ≥ 95%
j. Menurunnya Angka Annual Parasite Incidence menjadi
< 1/1000 penduduk
k. MeningkatkanCakupan penenuan pneumonia Balita 94%
l. Meningkatnya persentase ODHA yang memenuhi syarat
mendapat ARV 81%
m. Tercapainya Angka prevalensi kusta < 1/10.000 penduduk
3) Kegiatan Pokok:
9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1) Tujuan:
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar.
2) Sasaran:
Sarana dan tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan 80%
3) Kegiatan Pokok:
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
1) Tujuan:
Terlayaninya penduduk miskin dalam pelayanan kesehatan
2) Sasaran:
Seluruh penduduk miskin di Bali memperoleh pelayanan kesehatan
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin melalui Jamkesmas
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
1) Tujuan:
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan jaringannya.
2) Sasaran:
Puskesmas yang ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap mencapai 39
puskesmas
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas rawat inap
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata
1) Tujuan:
Meningkatnya ketersediaan pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
2) Sasaran:
Tersedianya sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata yang memenuhi standar pelayanan kesehatan di 9
kab/kota
3) Kegiatan Pokok:
13. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
1) Tujuan:
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
2) Sasaran:
Semua sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar kualitas pelayanan kesehatan
3) Kegiatan Pokok:
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Masyarakat
1) Tujuan:
Terlindunginya kesehatan masyarakat dengan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan
2) Sasaran:
Masyarakat yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar
mencapai 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat miskin
b. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat melalui JKSB
(Jaminan Kesehatan Sosial Bali)
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak balita
2) Sasaran:
a. Neonatal dengan komplikasi yang ditangani: 80%
b. Kunjungan neonatal: 95%
c. Deteksi dini tumbuh kembang anak di Posyandu: 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Deteksi dini tumbuh kembang anak
b. Pendidikan dan pelatihan perawatan anak balita
c. Monitoring dan evaluasi
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehaan Lansia
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia
2) Sasaran:
Seluruh desa di Bali menyelenggarakan Posyandu lansia
3) Kegiatan Pokok:
a. Revilatisasi Posyandu lansia
b. Pengembangan posyandu lansia
17. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
1) Tujuan:
Terawasinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil olahannya.
2) Sasaran:
Terawasi dan terkendalinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil
olahannya: 80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Peningkatan pengawasan dan pengendalian keamanan dan
kesehatan makanan
b. Peningkatan pemberdayaan konsumen / masyarakat
c. Bimbingan dan Pengendalian
18. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak
1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan dan keselamatan ibu melahirkan anak
2) Sasaran:
a. Seluruh persalinan mendapat pertolongan tenaga kesehatan
b. Ibu hamil mendapat pelayanan K1: 100%
c. Ibu hamil mendapat pelayanan K4: 95%
d. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani menjadi 98%
e. Pelayanan ibu nifas mencapai 98%
f. Peserta KB aktif menjadi 75%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pertolongan persalinan ibu hamil dari keluarga kurang mampu
b. Bimbingan dan pengendalian
19. Program Pendidikan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
1) Tujuan:
Meningkatnyakemampuan, ketrampilan dan profesionalisme pegawai dan calon
pegawai negeri sipil yang berkaitan dengan kesehatan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal.
2) Sasaran:
a. Jumlah tenaga teknis yang ditingkatkan kemampuannya
sebanyak 50%
b. Terealisasinya pemenuhan kebutuhan tenaga PTT sebanyak
80%
3) Kegiatan Pokok:
a. Pelatihan dan pendidikan formal
b. Pembinaan dan penyebarluasan tenaga kesehatan
c. Perencanaan dan pendataan tenaga kesehatan
B. Program Transisi
Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota, maka
sampai tahun 2013 program pengembangan kesehatan dititikberatan pada:
1. Program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
2. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan
yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma
sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut
3. Peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas
lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana
prasarana dalam bidang medis, mutu serta ketersediaan
obat
yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antara
daerah baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi
dengan kabupaten/kota.
5. Pengembangan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas).
Program Pengawasan obat dan makanan serta pemantapan manajemen
pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara sinergis lintas
sektor
top related