laporan kp fix maksimal!!!
Post on 14-Apr-2016
103 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan yang ada di Indonesia memiliki beberapa jenis
perusahaan, yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan keuangan yang
berbentuk badan hukum perseorangan, Firma, CV, PT, Yayasan, baik yang
dimiliki oleh swasta maupun negara. PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang
penyediaan pupuk di Indonesia. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki
fungsi dan peranan yang sangat penting dalam mengelola sistem pupuk
palembang, khususnya dalam manajemen sistem pupuk yang meliputi
produksi, distribusi dan pemasaran pupuk yang menghubungkan pusat
produksi pupuk kepada distributor dengan para petani. Pelayanan berangkat
dari visi misi dan strategi hingga kemudian berkembang dalam organisasi,
sistem dan manajemen perusahaan.
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki aset tetapdalam
melancarkan kegiatan operasioanal perusahaan yang memiliki aktivitas yang
besar ataupun kecil, baik aset tetap dalam jumlah yang besar maupun
jumlah kecil, begitu juga dengan Perusahaan PT. PUPUK SRIWIDJAJA
PALEMBANG.
1
Karena PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan perusahaan
BUMN yang besar. Maka, pastilah memiliki aset tetap yang banyak dalam
menunjang aktivitas operasional perusahaan. Dengan aset tetap yang
dimiliki begitu banyak dapat menunjukkan kekayaan yang diperoleh oleh
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, seringkali laporan tidak sesuai dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan karena dokumen yang tidak lengkap atau
hilang. Oleh karena itu, untuk perusahaan sebesar PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang, konsisten dan pendokumentasian data yang baik sangat
diperlukan untuk dapat memberikan masukan dalam membuat suatu
keputusan.
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa peranan aset tetap memiliki
peran dalam melancarkan atau membantu operasional perusahaan. Dengan
demikian aset tetap yang merupakan faktor yang sangat penting
sebagaimana faktor pendukung yang lain. Karena, jika aset tetap dibiarkan
begitu saja tanpa adanya pencatatan dan prosedur yang harus di lewati,
dapat mengakibatkan jumlah kekayaan perusahaan tidak tercatat dengan
baik dan hal tersebut dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.
Untuk mencegah terjadinya penumpukan aset tetap yang tidak tercatat
dengan prosedur yang tidak seharusnya. Maka, diperlukan suatu sistem dan
prosedur yang baik dalam perolehan dan pelepasan aset tetap yang harus
dijalankan sesuai dengan sistem yang ada untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2
Berdasarkan uraian diatas serta pengalaman Kerja Praktek pada
perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang maka penulis menyusun suatu
Laporan Kerja Praktek dengan judul “PROSEDUR PEROLEHAN
PENGGUNAAN DAN PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP PADA PT.
PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
akan mengambil pengamatan yang ada yaitu: “Bagaimana prosedur
pelaksanaan dalam perolehan, penggunaan dan pelepasan aktiva tetap di PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.”
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Adapun ruang lingkup permasalahan adalah mengenai sistem yang
diterapkan dalam memperoleh, menggunakan dan menghapus aset tetap di
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang pada Tahun 2012.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.4.1 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui ada atau tidak adanya penyelewengan dalam
pengadaan aktiva tetap yang mengakibatkan kerugian dalam PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang
b) Mengidentifikasi sistem dalam pengadaan dan pelepasan aktiva
tetap di PT. Pupuk Sriwidjaja
3
c) Mengetahui fungsi dan dokumen yang dibutuhkan dalam
pengadaan maupun pelepasan aktiva tetap.
1.4.2 Manfaat Penulisan
a) Bagi Perusahaan
Memberikan masukan (ide-ide) dalam mengaplikasikan
sistem perolehan, penggunaan dan pelepasan aktiva tetap dan
juga sebagai informasi bagi pihak eksternal perusahaan untuk
mengetahui kekayaan yang dimiliki oleh PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
b) Bagi Universitas
Untuk mengetahui sejauh mana ilmu Sistem Akuntansi
yang diterapkan dalam perusahaan, sehingga pihak universitas
akan terus meningkatkan cara pembelajaran dengan
mengembangkan teori – teori yang ada.
c) Bagi Mahasiswa
Sebagai wadah informasi bagi mahasiswa untuk
mempelajari dan mengetahui sistem perolehan, penggunaan dan
pelepasan aktiva tetap pada perusahaan sebagai alat pembanding
antara teori-teori yang didapatkan di perkuliahan dengan
pengaplikasiannya di dunia kerja.
4
1.5 Metode Pengumpulan Data
Menurut J. Supranto (2003:13) metode pengumpulan data berdasarkan tempat
sebagai berikut:
a. Riset Lapangan (Field Research)
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
kepada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penulisan laporan.
Metode ini terbagi menjadi dua cara, yaitu:
Interview
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab secara langsung kepada narasumber/ bagian – bagian
yang terkait didalam perusahaan. Untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan penulis melakukan tanya jawab atau dialog
langsung dengan karyawan-karyawan dan Suppervisor Bagian Aset
Tetap PT. PUSRI.
Dokumentasi
Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental
dari seseorang.
Melalui metode dokumentasi ini, penulis mengumpulkan data-data
mengenai perusahaan sebagai bahan untuk menyusun laporan yang
penulis dapatkan dengan meminta file – file yang diperlukan
kepada karyawan yang berwenang pada bagian aset tetap dalam
perusahaan.
5
b. Riset Kepustakaan (Library Research)
Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca,
mempelajari, mengutip, serta membandingkan informasi yang ada didalam
buku – buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
Berdasarkan metode pengumpulan diatas, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data, yaitu:
1. Riset Lapangan (Field Research) yaitu observasi dan interview.
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Sumber – sumber data menurut J. Supranto (2003:6) adalah sebagai
berikut:
o Data Sekunder (Secondary Data)
Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi serta untuk menentukkan tindakan yang akan diambil
sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Penulis
mengumpulkan data dan informasi dari berbagai referensi seperti
buku-buku, laporan-laporan kerja praktek yang ada diperpustakaan
jurusan Akuntansi Universitas Indo Global Mandiri yang terkait
tentang perolehan aset tetap.
1.6 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam pembahasan ini, maka penulis membaginya
dalam bab, yang meliputinya:
6
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini dikemukakan secara garis besar
mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang
lingkup masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode
pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian prosedur,
pengertian aset tetap, karakteristik aset tetap, jenis – jenis
AS
aset tetap, pengertian pengadaan aset tetap, fungsi dan
dokumen yang terkait dalam pengadaan aset tetap,
pengertian pelepasan aset tetap, fungsi dan dokumen yang
terkait dalam pengadaan aset tetap.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang , visi dan misi perusahaan,
lingkup dan jaringan usaha, struktur organisasi.
BAB IV PEMBAHASAN
7
Dalam bab ini merupakan pembahasan dari permasalahn
yang ada yaitu Prosedur Perolehan, Penggunaan dan
Penghapusan Aktiva Tetap.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari
pembahasan masalah – masalh yang ada kemudian penulis
akan memberikan saran – saran yang mungkin berguna bagi
pihak perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam
mengatasi permasalahan tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Prosedur
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “ Sistem Akuntansi”,
prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa
orang dalam sebuah organisasi, dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Prosedur bisa didokumentasikan atau tidak, tergantung dengan
kebutuhan dari setiap organisasi atau perusahaan. Prosedur yang
didokumentasikan disebut dengan prosedur tertulis. Biasanya prosedur jenis
ini memiliki aturan formal yang harus dipatuhi. Aturan-aturan tersebut antara
lain.
Struktur, maksud dan ruang lingkup suatu kegiatan.
Siapa yang bertanggung jawab menerapkan prosedur
Acuan atau dokumen terkait
Proses atau tahapan kegiatan yang perlu dilakukan, bagaimana melakukan
dan di mana akan dilakukan
Bahan, alat dan dokumen yang digunakan
Dokumentasi dan rekaman
Lampiran
Informasi pengendalian
9
2.2 Prosedur Perolehan, Penggunaan dan Penghapusan Aktiva Tetap
2.2.1 Pengertian Aktiva Tetap
Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti
peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan dan tanah. Aset
tetap (fix asset) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif
permanen. Aset berwujud atau tangible asset merupakan aset berwujud
atau terlihat secara fisik. Aset tersebut dimiliki atau digunakan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasi
normal.
Peranan aset tetap ini sangatlah besar dalam perusahaan baik ditinjau
dari segi fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi
pengelolaannya yang melibatkan banyak orang, maupun dari segi
pengawasannya yang agak rumit.
Aset tetap menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam buku
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:16:2) adalah aset berwujud yang
dimilki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Soemarso S.R (2005:20) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Suatu
Pengantar” menuliskan secara berpoin yaitu:
Aktiva Tetap yaitu aset berwujud yang:
1. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun.
10
2. Digunakan dalam kegiatan perusahaan.
3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan.
4. Nilainya cukup besar.
Pengertian aktiva tetap menurut Mulyadi dalam bukunya yang
berjudul “ Sistem Akuntansi” (2001:591) yaitu: Aktiva Tetap adalah
kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi,
lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Sedangkan pengertian aktiva tetap menurut Sunarto dan Teguh
Ernawati dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap (2003:77) adalah: Aktiva
tetap adalah aktiva yang mempunyai manfaat dalam jangka panjang lebih
dari satu tahun dipergunakan secara aktif untuk kegiatan usaha dan tudak
diamksudkan untuk dijual kembali dalam rangka untuk memperoleh laba.
Aktiva Tetap merupakan bagian utama dalam suatu perusahaan.
Penentuan apakah suatu pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap
(penyusutan, perolehan, dan lain-lain) merupakan suatu aktiva atau beban
dapat berpengaruh signifikan dalam hasil operasi yang dilaporkan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk membuat kebijakan
khusus mengenai aktiva tetap untuk menghindari salah saji dalam laporan
keuangan.
11
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
diakui sebagai aktiva tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
b. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali untuk memperoleh
laba.
c. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
dipergunakan.
d. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal.
e. Dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
2.3 Penggolongan dan Klasifikasi Aktiva Tetap
Untuk tujuan akuntansi, Machfoedz (1999:54) menggolongkan aktiva
tetap menjadi dua yaitu: “ (1) aktiva tetap dengan umur terbatas (depreciable
assets); (2) aktiva tetap dengan umur tak terbatas (underpreciable assets)”.
1. Aktiva tetap dengan umur terbatas (depreciable assets), yaitu
aktiva tetap yang memberikan manfaat ekonomi pada
perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan harga
perolehannya harus dialokasikan melalui penyusutan. Contoh:
mesin, gedung, alat angkut, komputer dan sejenisnya.
2. Aktiva tetap dengan umur tak terbatas (underpreciable assets),
yaitu aktiva tetap yang tidak akan habis digunakan atau tidak
diketahui kapan manfaat ekonominya akan habis sehingga
harga perolehannya tidak perlu dialokasikan atau disusutkan,
Contohnya tanah.
12
Sofyan Syafri Harahap (2002:20) juga melakukan pengelompokkan aktiva
tetap dalam berbagai sudut antara lain:
1. Sudut Substansi Aset
Aset Berwujud (Tangible Assets).Misalnya gedung, mesin, peralatan
dll
Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets).Misalnya hak patent,
trademark, goodwill, franchise dll
2. Aset Disusutkan atau tidak disusutkan
Aset disusutkan (Depresiasi plant asset) seperti mesin, bangunan,
peralatan, kendaraan dll.
Aset tdiak disusutkan (Undepreciated plant asset) seperti tanah
3. Aset Berdasarkan Jenisnya
Bangunan, gedung yang berdiri pencatatannya dipisah dari lahan yang
menjadi lokasinya
Lahan, sebidang tanah kosong ataupun sudah ada bangunannya,
pencatatannya dipisah dengan bangunan.
Mesin, didalamnya termasuk peralatan yang menjadi
komponen/bagian dari mesin
Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti kendaraan bermotor, alat
pengangkut dll
Perabot, semua yang merupakan isi dari gedung. misalnya perabotan
kantor, perabotan pabrik
13
Inventaris, peralatan yang digunakan sperti inventaris gudang,
inventaris kantor dll
Prasarana, seperti jalan akses, pagar, jembatan dll.
2.4 Karakteristik Aset Tetap
Aset Tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:
Mempunyai wujud fisik
Tidak ditujukan untuk dijual lagi
Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan
contohnya tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.
Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai
manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal.
Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual
lagi seperti barang dagang/persediaan atau investasi) misal, mobil bagi
dealer mobil diakui sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan
bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap"
bukan persediaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:16.2) suatu benda berwujud harus
diakui sebagai suatu aset tetap apabila:
Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan
berkenan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas.
Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.
14
2.5 Pengadaan Aset Tetap
Perolehan aktiva tetap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain, yang menjadi permasalahan akuntansinya adalah dengan
carabagaimana aktiva tetap itu diperoleh perusahaan sehingga menjadi
miliknya.Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian aktiva
tetap,pengangkutan aktiva tetap itu, pemasangan dan sampai aktiva tetap itu
siapdipergunakan dalam proses produksi atau kegiatan perusahaan.
Harga perolehan didefinisikan Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2)
sebagai “jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar
imbalanlain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat
perolehan ataukonstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siapuntuk digunakan”.
Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Pembelian kontan atau tunai.
b. Pembelian secara angsuran atau kredit.
c. Pembelian dengan surat berharga.
d. Pertukaran atau tukar tambah (trade in).
e. Sumbangan pihak lain (donation).
f. Dibangun sendiri.
15
a. Pembelian dengan Tunai atau Kontan.
Aktiva yang dibeli dengan uang kontan atau tunai dicatat sebesar
uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-
biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi
potongan harga yang diberikan.
Standar Akuntansi Keuangan (2004,16.14) bahwa :
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya,
termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non
refundable), dan setiap biaya yang diatribusikan secara langsung
dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva
tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap
potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
b. Pembelian dengan Kredit Jangka Panjang
Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan
dengan kredit jangka panjang. Sisa utang itu biasanya dibuktikan
surat berharga, bukti hutang hipotik dan lain-lain. Utang ini
biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan
pembayaran bunga. Pembebanan bunga dapat berdasarkan metode
bunga flat dan sisa utang.
c. Pembelian dengan surat berharga
Jika aktiva tetap diperoleh dengan mengeluarkan saham atau
obligasi, maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga pasar
saham atau obligasi pada saat pembelian. Nilai saham atau obligasi
dicatat sebesar nilai nominal atau seharga nilai pari. Jika harga pasar
16
lebih besar dari harga pari selisihnya dicatat sebagai premium (agio
saham) dan jika harga pasar lebih kecil dari harga pari selisihnya
dicatat sebagai discount (disagio saham).
d. Tukar tambah (trade in)
Perolehan aktiva tetap dengan cara ini, yaitu aktiva tetap perusahaan
ditukar dengan aktiva tetap lain, baik yang sejenis maupun yang
berlainan jenis. Cara pencatatannya, aktiva tetap yang baru, dicatat
berdasarkan nilai pasar, jika nilai pasar aktiva tetap tersebut
diketahui. Apabila penukaran yang dilakukan ditambah dengan
uang kas maka harga perolehannya adalah harga pasar barang yang
diserahkan ditambah dengan uang tunai yang diserahkan. Perbedaan
antara nilai pasar yang baru dengan buku aktiva tetap yang lama
dicatat sebagai keuntungan atau kerugian atas pertukaran. Berikut
ini akan penulis jelaskan beberapa transaksi pertukaran aktiva tetap:
a) Harga pasar aktiva tetap yang ditukarkan tidak diketahui
Apabila harga pasar tidak diketahui sedangkan jenis barang
yang ditukarkan sejenis ataupun berbeda aktiva tetap yang
diterima dicatat sebesar nilai buku aktiva tetap yang
diserahkan. Nilai aktiva tetap yang diserahkan bersama nilai
akumulasi pernyusutannya dapat dihapuskan melalui jurnal.
b) Bila harga pasar diketahui maka pencatatan harganya adalah
sebagai berikut: a. Aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar
harga pasar dari aktiva yang diberikan b. Tetapi jika harga
pasar yang diterima lebih wajar, dalam arti lebih kuat nilai
17
objektifitasnya dan buktinya, maka catatlah sebesar nilai
aktiva tetap yang diterima itu. c. Jika aktiva yang baru harga
pasarnya lebih akurat dibandingkan dengan harga pasar
aktiva tetap bekas pakai, dalam hal ini yang dipakai sebagai
harganya adalah harga aktiva tetap yang baru itu. Perlu
diingat bahwa harga yang dimaksud adalah harga kontan
(kas) bukan harga faktur dan harga lainnya. d. Jika ternyata
ada perbedaan antara harga pasar yang dicatat tadi dengan
nilai buku aktiva tetap yang diserahkan maka catatlah laba
atau rugi. Laba berarti nilai buku ditambah uang kas (jika
ada) lebih kecil dari harga pasar yang dicatat. Rugi berarti
nilai buku ditambah uang kas (jika ada) lebih besar dari harga
pasar.
e. Diterima dari sumbangan
Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan atau diterima
dari sumbangan maka transaksi ini disebut non reciprocal transfer
atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik.
f. Dibangun sendiri
Perolehan aktiva tetap dengan membuat sendiri dicatat sebesar
biaya yang dikorbankan, yaitu meliputi biaya langsung dan biaya
tak langsung. Untuk biaya bahan dan upah yang berhubungan
dengan kegiatan tersebut tidak menjadi masalah karena umumnya
dapat dibebankan secara langsung, tetapi untuk menentukan biaya
tidak langsung cukup sulit, karena biasanya ada biaya yang
18
dibebankan untuk semua atau beberapa kegiatan. Ada dua cara yang
biasanya dipergunakan untuk menetapkan berapa besar biaya tidak
langsung yang akan dibebankan terhadap aktiva tetap yang
dibangun sendiri, yaitu :
a) Metode incremental cost.
Pada metode ini overhead yang dibebankan adalah kenaikan
(tambahan) overhead akibat adanya pembangunan aktiva
tersebut.
b) Metode proportional.
Menurut metode ini biaya yang dibebankan bukan hanya
kenaikan overhead itu tetapi dibebankan overhead tetap
secara merata untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan
pembangunan itu sendiri. Bila aktiva tetap yang dibangun
sendiri itu dengan modal pinjaman maka selama pengerjaan,
bunga pinjaman dianggap sebagai cost aktiva atau
dikapitalisasikan. Perhitungan biaya bunga yang dapat
dikapitalisasi menurut Harnanto (2002:336) antara lain:
i. Hanya biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dapat
dikapitalisasi. Bunga atas modal sendiri tidak untuk
dikapitalisasi.
ii. Jumlah maksimum biaya bunga yang dapat
dikapitalisasi meliputi seluruh bunga yang dibayar
dan terhutang dalam tahun berjalan.
19
iii. Biaya bunga dihitung dari sejak terjadinya
pengeluaran untuk kegiatan konstruksi sampai
dengan tarif kegiatan konstruksi berakhir dan aktiva
siap untuk dipakai.
iv. Jumlah rata-rata pengeluaran akumulatif dipakai
sebagai dasar penghitungan biaya bunga. Biaya
bunga dapat dihitung pada setiap kali terjadi
pengeluaran atau dapat diestimasi berdasar asumsi
pengeluaran terjadi secara merata dalam masa
berlangsungnya kegiatan konstruksi. Pengeluaran
adalah pembayaran kas bukan akrual.
v. Dalam hal kegiatan konstruksi meliputi jangka
waktu lebih dari satu periode akuntansi, jumlah
pengeluaran akumulatif meliputi pengeluaran yang
terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.
vi. Suku bunga yang dipakai sebagai dasar
penghitungan biaya bunga yang dapat dikapitalisasi
adalah:
(a) suku bunga pinjaman khusus untuk kegiatan
konstruksi aktiva tetap untuk pengeluaran akumulatif
sampai dengan jumlah pinjaman khusus dan (b) suku
bunga rata-rata tertimbang pinjaman lain untuk
pengeluaran akumulatif diatas pinjaman khusus.
20
vii. Jika dana yang berasal dari pinjaman khusus di
investasikan untuk sementara waktu sambil
menunggu tanggal jatuh temponya pembayaran,
pendapatan dari investasi tidak dikurangkan dari
biaya bunga untuk menentukan biaya bunga yang
sesungguhnya terjadi kecuali dana berasal dari
pinjaman dengan fasilitas bunga bebas pajak.
viii. Total biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dan
bagian dari biaya bunga yang dapat dikapitalisasi
dalam tahun berjalan harus diungkapkan didalam
laporan keuangan.
2.5.1 Fungsi yang Berkaitan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap
Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut Mulyadi
(2001:300) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi
persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang
telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
21
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih
dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada
pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan
kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan
dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
Dan juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari
pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian
adalah fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian
kedalam register bukti kas keluar. Dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar yang
berfungsi sebagai catatan utang. Sedangkan fungsi persediaan
bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli kedalam.
22
2.5.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap
Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam
sistem akuntansi pembelian adalah :
1. Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi
gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian
barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam
surat permintaan pembelian.
2. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga
bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali
terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian yang besar.
3. Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada
pemasok yang telah dipilih.
4. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah
23
memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang
tercantum dalam surat order pembelian.
5. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order
pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut
dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang,
spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan
perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan
kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat
perubahan order pembelian.
6. Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar
pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada
pemasok.
2.5.3 Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian
Menurut Mulyadi(2001:3001) jarimgan prosedur yang membentuk sistem
akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi
pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk
24
barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan
permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan
menggunakan surat permintaan pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain,
untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk
sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan
kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari
pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk
menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan
pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai
catatan utang.
25
6. Prosedur distribusi pembelian.
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.6 Pelepasan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama
dapat dibuang, dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lainnya. Dalam kasus
pelepasan aktiva tetap, nilai buku dilakukan dengan cara mendebit akun
akumulasi penyusutan sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aktiva
bersangkutan sebesar harga perolehannya (biaya histories). Dalam bagian ini,
yang akan dibahas hanyalah pelepasan aktiva dengan cara dibuang atau
dijual, sedangkan pertukaran aktiva akan dibahas nanti dalam buku akuntansi
lanjutannya.
Aktiva tetap seharusnya tidak dihapus oleh karena aktiva tersebut telah
disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih dipakai, hanya perolehan dan
akumulasi penyusutannya seharusnya masih tetap nampak dalam buku besar.
Dalam hal ini, buku besar aktiva tetap berfungsi sebagai salah satu cara untuk
mengendalikan (memantau) kepemilikan aktiva yang masih digunakan dalam
kegiatan operasional harian perusahaan.
26
Ketika aktiva tetap tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama
bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau harga pasar, maka aktiva
bersangkutan biasanya akan dibuang.
Aktiva tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan menjual,
menukarkan atau karena terpaksa menghentikannya. Pada waktu aktiva
dilepaskan, penyusutan aktiva tetap tersebut dicatat sampai tanggal pelepasan.
Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan dapat dihitung
berdasarkan selisih antara harga perolehan aktiva tetap dan akumulasi
penyusutannya.
Menurut Mulyadi (2001:596) bahwa “Jika berdasarkan pertimbangan
teknis atau ekonomis suatu aktiva tetap tidak layak diteruskan pemakaiannya,
manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan pemakaian aktiva tetap
yang bersangkutan”.
Selanjutnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2)
menyatakan “Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau
bila aktiva secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada
manfaat keekonomisan masa yang akan datang diharapkan dari
pelepasannya”.
Dalam pelepasan aktiva tetap pada beberapa cara yaitu:
a. Pembesituaan Aktiva Tetap
Manakah aktiva tetap tidak lagi berharga dan mesti dibesituakan maka
biaya perolehan dan saldo akumulasi penyusutan mesti dihitungkan dari
catatan-catatan akuntansi. Apabila semua biaya perolehan aktiva sudah
27
disusutkan, tidak ada kerugian dalam pelepasan aktiva tersebut.
Sebaliknya bilamana biaya perolehannya belum disusutkan sepenuhnya,
maka biaya perolehan yang belum sempat disusutkan merupakan
kerugian atas pelepasan aktiva.
b. Penghancuran Aktiva Tetap
Kadangkala kecelakaan, kebakaran, banjir, petir dan bencana alam
menghancurkan aktiva tetap sehingga menyebabkan perusahaan
menanggung rugi.
c. Penjualan Aktiva Tetap
Perusahaan kerapkali melepas aktiva tetapnya dengan menjual aktiva
tetap tersebut. Dengan membandingkan nilai buku aktiva (biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) dengan harga jualnya (nilai
realisasi bersih bilamana terdapat beban penjualan). Perusahaan bisa
mendapat untung atau menanggung rugi. Apabila harga jual lebih besar
dari nilai buku aktiva, maka perusahaan menanggung untung.
Sebaliknya, jika harga jual dibawah nilai buku, maka perusahaan
menderita kerugian.
2.6.1 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Di Dalam Prosedur Pelepasan Aset
Tetap
1. Direktur Utama
Pejabat ini yang memberikan otoritas terhadap semua
mutasi aset tetap. Otoritas yang dicatumkan dalam formulir surat
permintaan otoritasi investasi dan surat otoritasi pelepasan.
28
2. Fungsi Aset Tetap
Fungsi ini bertanggung jawab atas pengolongan aset tetap
perusahaan.Fungsiini memiliki wewenang dalam
penempatan,pemindahandan penghentian peralatan aset aset
tetap.Dalam struktur organisasi fungsi ini berada ditangan bagian
aset tetap dibawah direktur utama.
3. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen
sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan
mutasi aset tetap dan penyelenggaran bukti pembantu aset
tetap.Disamping itu,fungsi akuntansi tanggung jawab atas
penyelenggaran jurnal yang bersangkutan dengan aset tetap
(register bukti kas keluar dan jurnal umum) dalam sturktur
organisasi fungsi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
bukti pembantu aset tetap adalah bagian kartu aset tetap.
2.6.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pelepasan Aset Tetap
1. Surat Permintaan Penghentian Aset Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan
pemberian kuasa untuk penghentian pemakaian aset tetap.
2. Surat Perintah kerja
Dokumen ini mempunyai 2 fungsi: sebagai perintah
dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aset tetap dan
29
sebagai catatan yang dipakai untuk mengumpulkan biaya
pembuatan aset tetap.Dokumen ini digunakan sebagai perintah
kerja pemasangan aset tetap yang dibeli,pembongkaran aset
tetap yang dihentikan pemakaiannya.
3. Bukti Memorial
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk
pencarian transaksi depresiasi aset tetap,harga pokok aset tetap
yang telah selesai dibangun,penghentian pemakaian aset
tetap,dan pengeluaran modal.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Perusahaan
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang
didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24
Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama
untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah
di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk
dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor produsen pupuk
nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan dan
komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh
pemerintah.
Selain sebagai produsen pupuk nasional,Pusri juga mengemban
tugas dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain
yang berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani
sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk
mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan
pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan
pupuk urea non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor
perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan
31
yang lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public Service
Obligation (PSO).
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan
industri pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam
manajemen dan wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah. Saat ini Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang dengan tetap menggunakan brand dan merk dagang
Pusri.
3.2 Sekilas Profil dalam Waktu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pemegang saham
tunggal adalah Pemerintah Republik Indonesia.
Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang, dengan
kegiatan usaha memproduksi pupuk urea.
Pada tahun 1963 beroperasi pabrik pupuk urea pertama yaitu ”PUSRI I”
dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun.
Tahun 1974 dibangun pabrik pupuk Urea kedua yaitu “PUSRI II” dengan
kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton pertahun (sejak tahun 1992
kapasitasnya ditingkatkan/optimasi menjadi 570.000 ton/tahun).
Tahun 1976 dibangun pabrik pupuk Urea ketiga, yaitu “PUSRI III” dengan
kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.
Tahun 1977 dibangun pabrik pupuk Urea keempat, yaitu “PUSRI IV”
dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.
32
Tahun 1990 dibangun pabrik pupuk Urea, yaitu “PUSRI I B” dengan
kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun sebagai pengganti pabrik
Pusri I yang dihentikan operasinya karena usia teknis dan sudah tidak
efisien lagi. Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1994, merupakan
pabrik pertama yang dikerjakan sebagian besar oleh ahli-ahli bangsa
Indonesia, yang dibangun dengan konsep hemat energi dan menggunakan
sistem kendali komputer “Distributed Control System”
Tahun 1979, pemerintah menetapkan PT.Pusri sebagai perusahaan yang
bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk
bersubsidi, baik yang berskala dari produksi dalam negeri maupun import
untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi pertanian (Bimas dan
Inmas).
Tahun 1997 dibentuk Holding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT. Pusri
ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan.
Tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapus subsidi dan tata niaga
seluruh jenis pupuk, baik pupuk yang diproduksi dalam negeri maupun
pupuk import
Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh Pemerintah melalui
Kepmen Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, tanggal 14 Maret 2001,
dimana unit niaga Pusri dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk
di lini III (kabupaten) sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani
dilaksanakan oleh distributor (BUMN, Swasta, Koperasi)
Pada tahun 2003 keluar Kepmen Perindag No.70/MPP/2003 tanggal 11
Februari 2003 tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi dan berarti
33
PT Pusri tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan
pupuk secara nasional tetapi dibagi dalam beberapa rayon.
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah
berdirinya Pusri, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk
pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik
Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton
urea dan 59.400 ton ammonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk
yang terus meningkat, maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah
membangun sejumlah pabrik Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II
dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun. Pusri III
yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per
tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan
kapasitas terpasang sebesar 570.000. upaya peremajaan dan peningkatan
kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea
Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan pabrik pusri I yang
dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang menurun.
Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani
sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk
mendukung program pangan nasional denganmemprioritaskan produksi dan
pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah indonesia.
Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang
ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada
PUSRI, melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP
34
nomor 34 tahun 1998, maka PUSRI yang berkedudukan di Palembang,
Sumatera Selatan menjadi induk perusahaan (Operating Holding) dengan
membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan
langsung yaitu PT Rekayasa Industri, masing-masing perusahaan bergerak
dalam bidang usaha :
PT. Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.
Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18,
Phonska, DAP, NPK, ZK dan industri kimialainnya serta Pupuk
Organik.
PT. Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.
Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.
PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang,
Kalimantan Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan
industri kimia lainnya.
PT. Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe,
Nanggroe Aceh Darussalam. Memproduksi dan memasarkan pupuk
urea dan industri kimia lainnya.
PT. Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, bergerak dalam
penyediaan jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna
membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,
pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,
diesel).
PT. Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha
utamanya adalah Perdagangan Umum.
35
3.3 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
“Menjadi Perusahaan yang berdaya saing tinggi dalam industri pupuk,
industri kimia dan agrokimia, distribusi dan perdagangan serta jasa
Engineering, Procurement dan Construction baik di tingkat regional maupun
global"
2. Misi Perusahaan
1) Memproduksi dan memasarkan pupuk, untuk mendukung ketahanan
pangan nasional (swasembada pangan), produk - produk petrokimia dan
jasa-jasa EPC serta memperdagangkan produk pertanian di pasar
nasional dan global dengan memperhatikan aspek mutu secara
menyeluruh.
2) Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha Perusahaan.
3) Memberikan kontribusi pada pembangunan melalui pengambangan
industri pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya
alam yang ramah lingkungan.
4) Peduli pada masyarakat lingkungan (community development ).
5) Mengutamakan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup
dalam setiap kegiatan usaha.
6) Melakukan pengembangan usaha ke hulu untuk mendapatkan sumber
bahan baku.
36
3.4 ArtiLambang PT. PupukSriwidjaja Palembang
Gambar 3.4
Lambang PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
Sumber : PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
Adapun arti dari lambang PT. PUSRI di atas adalah sebagai berikut :
1. Lambang Pusri yang berbentuk huruf ‘’U’’ melambangkan singkatan
‘’Urea’’, lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep. Kehakiman &
HAM No. 021391.
2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT. Pusri.
3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12, melambangkan bulan
Desember pendirian PT. Pusri.
4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini
melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT. Pusri.
37
5. Perahu kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di
tepian Sungai Musi.
6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan
prospek perusahaan dimasa datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan dibatasi
garis-garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang
melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan,
ketenangan dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita
itu.
3.5 Latar Belakang Pendirian Pusri
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber alam yang
kaya dan tenaga kerja yang melimpah, sehingga sektor pertanian merupakan
prioritas utama yang mendapat perhatian dari Pemerintah.
Di sisi lain laju pertumbuhan penduduk yang meningkat membawa
korelasi meningkatnya kebutuhan pangan yang harus diikuti dengan usaha
peningkatan produksi melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor
pertanian serta pembangunan pabrik kimia.
Perencanaan pembangunan pabrik pupuk kimia dipercayakan kepada
Biro Perancang Negara (BPN), yang berada langsung di bawah Perdana
Menteri Ir. Juanda dengan Mr. Ali Budiarjo dan Prof. Otong Kosasih,
masing-masing sebagai Dirjen dan Wakil Dirjen BPN untuk membuat
rancangan proyek pupuk urea yang kemudian dimasukkan dalam Rancangan
Pembangunan Lima Tahun Pertama (1956-1960).
38
Dalam REPELITA Pertama 1956-1960, Badan Perancang Nasional
merencanakan 3 proyek istimewa yaitu :
1. Proyek Pupuk Urea I
2. Proyek Besi Baja
3. Proyek Rayon
Dari ketiga proyek tersebut diputuskan akan dilaksanakan terlebih
dahulu proyek pupuk urea I.
Pada saat kehidupan perekonomian Indonesia mengalami masa sulit di
awal tahun enampuluhan, dengan tingkat inflasi yang tinggi terutama
disebabkan rendahnya suplai bahan pangan di dalam negeri dan terbatasnya
sumber dana untuk mengimpor barang-barang kebutuhan masyarakat, di
samping pernerintah kian membatasi imporuntuk mencegah krisis neraca
pembayaran, maka Pusri mulai mencatat kehadirannya di tengah masyarakat.
3.5.1 Nama perusahaan
Konsep pendirian perusahaan yang akan menangani proyek
pupuk urea I telah disiapkan oleh Prof. Ir. Otong Kosasih dan Ir.
Rachman Subandi di tahun 1985. Pada waktu akan merealisasikannya
dalam bentuk Badan Hukum timbul persoalan pemilihan nama yang
tepat bagi perusahaan yang baru ini. Prof. Ir. Otong Kosasih
mengusulkan agar perusahaan diberi nama PT. Pupuk Indonesia,
sedangkan usul dari Bank Industri Negara (BIN) adalah PT. Sriwidjaja.
Hasil kesepakatan akhirnya diputuskan untuk menggabung kedua nama
yang diusulkan itu menjadi PT. PUPUK SRIWIDJAJA.
39
Nama Sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh
ini, untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama
yang telah termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu
penggunaan nama Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa
Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke
puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam.
Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan
keluhuran "Sriwidjaja" mempunyai relevansi bagi kebesaran cita-cita
khususnya dalam kesatuan dan ketahanan wawasan Nusantara.
3.6 Jenis Produksi PT. PUPUKSRIWIDJAJA(Persero) Palembang
Jenis Jenis Produksi Pupuk yang dihasilkan oleh PT. PUPUK
SRIWIDJAJA (Persero) Palembang.
No Jenis Pupuk
1 Pupuk Organik Ramah Lingkungan.
2 Pupuk Tripel Superfosfat
3 Pupuk MOP ( Mupiate of Potash )
4 Pupuk ZA ( Amimonium Sulphate )
5 Pupuk NPK ( Nitrogen, P205, K20)
6 Pupuk Urea
7 Pupuk SP- 36 (Super Phosphate = P2 05 36%
Tabel 3.6
Jenis Pupuk yang di produksi PT. PUPUK SRIWIDJAJA (Persero)
Palembang.
40
3.7 Sturuktur Organisasi PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang
Sebagai korporat organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
dipimpin oleh seorang direktur utama bersama 4 (empat) orang direktur
lainnya yang diawasi oleh Dewan Komisari sebagai wakil pemegang saham.
Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terdiri dari Direktorat
Utama, Direktorat Produksi, Direktorat Keuangan dan Pemasaran, Direktorat
Teknik dan Pengembangan, dan Direktorat SDM dan Umum (Gambar 2.2),
dibawah Direktorat dibentuk subdirektorat pada unit penunjang (fungsional)
dan kompartemen pada unit operasional dengan tugas sebagai koordinator
aktivitas.
Di dalam bagan struktur organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
terbagi atas beberapa tingkatan :
1.Tingkat Direksi
2.Tingkat Kepala Kompartemen/Divisi
3.Tingkat Kepala Departemen
4.Tingkat Kepala Bagian
5.Tingkat Kepala Seksi
6.Tingkat Staff
7.Tingkat Pelaksana
41
Dilihat dari struktur organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang,
dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi yang digunakan adalah
struktur organisasi struktural, ciri-cirinya bahwa setiap manajer
membawahi beberapa kepala bagian (supervisor) dan kepala bagian
membawahi beberapa kepala seksi dan seterusnya.
Secara singkat akan diuraikan tujuan jabatan dan bagian dari
masing-masing direktorat :
1. Direktorat Utama
- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan perusahaan sebagai
suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan jangka panjang
setiap bidang hasil pokok, yang dilakukan melalui penyebaran visi
dan usaha-usaha pertambahan nilai, penciptaan suasana kerja yang
kondusif dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang
berkepentingan agar tercapai kinerja dan keuntungan yang optimal,
dan pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan.
- Mengarahkan kegiatan perencanaan strategis dan pengembangan
usaha perusahaan-perusahaan anggota holding agar tercapai sinergi
operasional, keuangan, dan manajemen diantara anggota holding
secara optimal.
2. Direktorat Produksi
- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan produksi,
pemeliharaan pabrik dan kegiatan penunjang/pendukung produksi
dan sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan
45
strategis pada setiap hasil produksi, yang dilakukan melalui
penyebaran visi dan usaha-usaha pertambahan nilai dari setiap
proses produksi, penciptaan suasana kerja yang kondusif dan
memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang
berkepentingan agar tercapai jumlah produksi masing-masing
produk yang optimal. Direktorat produksi terdiri atas beberapa divisi
antara lain :
1) Divisi Pemeliharaan, membawahi :
a. Departemen Pemeliharaan Mekanikal
b. Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen
c. Departemen Perbengkelan
d. Departemen Jaminan dan Pengendalian Kualitas
e. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around
2) Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan,
membawahi :
a. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
b. Departemen Laboratorium
c. Departemen K3 dan Lingkungan Hidup
3) Divisi Operasi, membawahi :
a. Departemen Operasi Pabrik Pusri IB
b. Departemen Operasi Pabrik Pusri II
c. Departemen Operasi Pabrik Pusri III
d. Departemen Operasi Pabrik Pusri IV
46
e. Departemen Pengantongan dan Angkutan
3. Direktorat Teknik dan Pengembangan
- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan perekayasaan teknik,
pengadaaan, kontruksi, dan kegiatan pendukungnya, kegiatan
pengembangan usaha perseroan, dan pengembangan sistem
manajemen sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui
perencanaan strategis serta hasil dari bidang teknik dan
pengembangan yang dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-
usaha pertambahan nilai pada setiap proses manajemen teknik dan
pengembangan dan penciptaan suasana kerja yang kondusif agar
tercapai peningkatan mutu di semua bidang hasil pokok perseroan
untuk mendukung aktivitas perusahaan. Direktorat teknik dan
pengembangan terdiri atas beberapa divisi yaitu :
1) Divisi Teknik dan Pengadaan, membawahi :
a. Departemen Rancang Bangun dan Perekayasaan
b. Departemen Pengadaan Barang dan Jasa
c. Departemen Perencanaan Material dan Pergudangan
2) Divisi Perencanaan dan Pengembangan, membawahi :
a. Departemen Pengembangan Usaha dan Teknologi
b. Departemen Perencanaan Perusahaan, KPI, dan Sistem
Manajemen
c. Departemen Teknologi Informasi
3) Divisi Perkapalan, membawahi :
47
a. Sistem Keselamatan dan Keamanan Kapal
b. Nahkoda Kapal Milik
c. Departemen Armada dan Usaha
d. Departemen Teknik dan Penunjang
e. Departemen Administrasi dan Keuangan
4. Direktorat Keuangan dan Pemasaran
- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan distribusi, pemasaran
dan keuangan perseroan sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi
melalui perencanaan strategis pada setiap bidang hasil pokok dan
keuangan, yang dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-usaha
pertambahan nilai setiap proses distribusi, pemasaran, keuangan,
akuntansi, resiko perusahaan, penciptaan suasana kerja yang kondusif
dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang
berkepentingan agar proses manajemen distribusi, pemasaran dan
keuangan berjalan optimal untuk mendukung kegiatan operasional
perseroan. Direktorat keuangan terdiri dari beberapa divisi yaitu :
1) Divisi Penjualan, membawahi :
a. Departemen Penjualan Wilayah I
b. Departemen Penjualan Wilayah II
2) Divisi Pemasaran, membawahi :
a. Departemen Strategi dan Perencanaan Pemasaran
b. Departemen Pemasaran dan Distribusi
c. Departemen Pengendalian dan Pelayanan Pelanggan
48
3) Divisi Keuangan, membawahi :
a. Departemen Keuangan
b. Departemen Anggaran
c. Departemen Akuntansi
d. Departemen Akuntansi Terdiri dari 6 (enam) bagian, yaitu :
- Staf Pengembangan Sistem Akuntansi
- Bagian Akuntansi Biaya
- Bagian Verifikasi
- Bagian Akuntansi Pelaporan Keuangan
- Bagian Akuntansi Hutang-Piutang
- Bagian Akuntansi Persediaan dan Aktiva Tetap
5. Direktorat SDM dan Umum
Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang SDM dan
Umum sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan
strategis pada setiap bidang hasil pokok SDM dan Umum yang
dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-usaha pertambahan nilai
setiap proses manajemen SDM dan Umum, penciptaan suasana kerja
yang kondusif, dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak
yang berkepentingan agar proses manajemen SDM dan Umum berjalan
optimal untuk mendukung kegiatan operasional perseroan. Direktorat
SDM dan Umum terdiri dari beberapa divisi, yaitu :
1) Divisi SDM, membawahi :
a. Departemen Pengembangan SDM dan Organisasi
49
b. Departemen Ketenagakerjaan
c. Departemen Pendidikan dan Pelatihan
d. Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
2) Divisi Umum, membawahi :
a. Departemen Sarana dan Umum
b. Departemen Sekuriti
c. Perwakilan Pusri Jakarta
50
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Jenis-Jenis Aset Tetap Pada PT. PUSRI Palembang
PT. Pusri adalah salah satu perusahaan industri yang memproduksi
dan memasarkan pupuk kepada konsumen. Sebagaimana perusahaan
industri, maka aset merupakan salah satu investasi yang relatif besar
jumlahnya.Perhitungan aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan
dengan batasan penetapan nilai aset tetap (Capital expenditure and revenue
expenditure) sesuai penggolongan aset sebagai berikut :
Jenis Aset Batasan Penetapan Nilai Aset
Tetap (Sebelum PPN)
Tanah
Bangunan
Mesin dan Peralatan
Pabrik
Kapal dan Sarana
Pelayaran
(Termasuk
Peralatan Kapal)
Alat berat/Bus/Truk
Kendaraan
Peralatan
kantor/Perabot
Rumah
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Tabel 4.1
51
Sedangkan jenis aset yang harganya dibawah batasan tersebut diatas
sebelum diperhitungkan PPN dicatat sebagai barang inventaris perusahaan
1. Tanah :
Umur dan nilai tanah tidak usang dan tidak berkurang, sehingga
tanah tidak disusutkandan prinsip ini diberlakukan untuk perpajakan
termasuk golongan tanah.
Yaitu: Tanah tempat gedung berdiri, halaman untuk parkir, dan taman.
Nilai tanah yang tercantum dalam neraca ialah harga perolehan
tanah yang terdiri dari :
a. Harga pembelian.
b. Ongkos-ongkos seperti biaya balik nama dan biaya notaris.
c. Biaya pematangan tanah.
d. Biaya pengurusan surat-surat izin sehubung dengan tanah.
Jenis hak atas tanah: Seperti hak milik, hak guna bangunan, hak
pakai, neraca fiscal tdak membedakan hak jenis tanah.
2. Gedung :
Umurnya terbatas sehingga harus disusutkan. Didalam neraca
dicatat sesuai harga perolehannya. Bagunan dapat diperoleh melalui
pembelian atau karena dibangun.
3. Mesin dan Peralatan pabrik
52
Dalam neraca dicatat sesuai harga perolehannya. Termasuk dalam
perolehanaktiva tetap ialah biaya yang digolongkan kedalam belanja
modal (capital expenditure),harus dikapitalisasi karena untuk
menambahkan nilai aktiva tetap, termasuk biaya bunga pinjaman yang
dikeluarkan untuk membangunsuatu proyek dapat dikapitalisasi.
Pengertian kapitalisasi ialah pengeluaran yang menambah nilai aktiva
tetap.
4.2 Pengadaan Aset Tetap pada PT. PUSRI Palembang
Dalam PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam mendapatkan aktiva
tetapnya dikenal dengan Pengadaan Aktiva Tetap.Dikarenakan PT. Pupuk
Sriwidjaja adalah sebuah perusahaan industri yang memproduksi dan
memasarkan pupuk kepada konsumen.Dan cara pengadaan aktiva tetap PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam pengadaan aktiva tetap, yaitu:
1. Pembelian Aktiva Secara Tunai.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melakukan pengadaan atau
penambahan aset tetap melalui cara pembelian tunai. Dengan
prosesnya, yang akan disajikan dengan tabel flow chart pengadaan aset
tetap, sebagai berikut:
53
Dokumen
Tagihan
MenerimaBarang,QC
Menerbitkan LPB
Proses
Entry AsetKeModul Fixed Aset
Copy
LPB
Report
Aset
MembuatNomorAs
et
Flow Chart Pengadaan Aset Tetap
Copy LPB
Proses
Verifikasi
& MPP
Proses VKB
ST/ Cheque
MengirimBarang Lapo
ranAsetProses
Penyusutan
MenerimaBarang (F-
01) *
TABEL GAMBAR 4.2
Prosedur Perolehan Aktiva Tetap pada PT. Pusri Sriwidjaja Palembang
Dari tabel flow chart diatas dapat dijelaskan bahwa dalam
pengadaan aset tetap dimulai ketika rekanan mengirim barang kemudian
dokumen barang diterima oleh user selanjutnya dokumen barang yang
telah diterima dikirim kebagian gudang pada bagian gudang dibuatlah
nomor aset dan bagian ini menerbitkan LPB,tahap selanjutnya bagian adm
aset menerima copy berkas LPB. Kemudian bagian akuntansi aset tetap
dan persediaan menerima copy LPB dan laporan aset.Selanjutnya dan
merupakan tahap akhir adalah adanya laporan aset yang di keluarkan oleh
bagian pelaporan keuangan.Pada tahap awal sebelumnya rekanan
54
mengirimkan dokumen tagihan yang selanjutnya di verifikasi di bagian
verifikasi kemudian pada bagian kassa menegluarkan VKB.
Jurnal pada pembelian aset secara tunai:
Dr. Aset Tetap Rp.xxxx
Cr. Kas Rp. xxxx
4.2.1 Fungsi Yang Berkaitan Dalam Pengadaan Aset Tetap Pada
PT.PUSRI Palembang
1. Fungsi Gudang
Pada PT. PUSRI Palembang, fungsi gudang
bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian
sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan.Fungsi gudang ini di lakukan oleh bagian
gudang.
2. Fungsi Pembelian
Pada PT. PUSRI Palembang Fungsi pembelian
dilakukan oleh departemen akuntansi.
3. Fugsi Penerimaan
Pada PT. PUSRI Palembang Fungsi Penerimaan
dilakukan oleh bagian gudang.
4. Fungsi Akuntansi
55
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi
pembelian pada PT. PUSRI Palembang dilakukan oleh
departemen Akuntansi
4.2.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap
1. Surat permintaan pembelian
Pada PT. PUSRI Palembang pada tahap awal ini di
keluarkannya surat permintaan pembilian oleh user yang
membutuhkannya.Dokumen ini merupakan formulir yang diisi
oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian
melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu
seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2. Surat permintaan penawaran harga
Pada PT.PUSRI Palembang surat permintaan penawaran
harga di keluarkan oleh bagian logistik perusahaan.Dokumen
ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak
repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang
besar.
3. Surat order pembelian
Pada PT. PUSRI Palembang surat ordr pembelian
dikeluarkan oleh PO pada bagian logistik.Dokumen ini
56
digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah
dipilih.
4. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah
memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang
tercantum dalam surat order pembelian.Pada PT. PUSRI
Palembang dikeluarkannya LPB.
5. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat
order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan
barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang
bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan
tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan
menggunakan surat perubahan order pembelian.
6. Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar
pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang
kepada pemasok.Pada PT.PUSRI Palembang pada tahap akhir
ini akan mengeluarkan dokumen berupa VKB.
57
4.3 Pelepasan Aktiva Tetap
PT.PUSRI Palembang melakukan penghapusan terhadap aktiva tetap
yang tidak lagi memiliki umur ekonomis.Dalam kasus pelepasan aktiva tetap,
nilai buku dilakukan dengan cara mendebit akun akumulasi penyusutan
sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aktiva bersangkutan sebesar harga
perolehannya (biaya histories).Dalam bagian ini, yang akan dibahas hanyalah
pelepasan aktiva dengan cara dibuang atau dijual.
Ketika aktiva tetap tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih
lama bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau harga pasar, maka
aktiva bersangkutan biasanya akan dibuang.Dibawah ini akan ditampilkan
prosedur penghapusan aset tetap.
58
TABEL GAMBAR 4.3
Prosedur Penghapusan Aktiva Tetap pada PT. PUSRI Palembang
Maka ayat jurnal yang diperlu dibuat adalah sebagai berikut:
Dr. Akumulasi Penyusutan Rp.xxxx
Kerugian Penghapusan aset tetap Rp.xxxx
Cr. Aset Tetap Rp.xxxx
59
4.3.1 Fungsi-Fungsi yang Terkait di Dalam Prosedur Pelepasan Aset
Tetap pada PT. PUSRI Palembang
1. Direktur Utama
Pada PT. PUSRI Palembang penjabat yang memberikan
otoritas terhadap semua penghapusan aset yang ada di PT. PUSRI
Palembang adalah Direksi.
2. Fugsi Aset Tetap
Fungsi ini bertanggung jawab atas pengolongan aset tetap
perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan,
pemindahan dan penghentian peralatan aset aset tetap.Pada PT.
PUSRI Palembang yang mejalankan fungsi aset tetap ini adalah
Departemen Umum
3. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen
sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan
mutasi aset tetap dan penyelenggaran bukti pembantu aset tetap.
Disamping itu,fungsi akuntansi tanggung jawab atas
penyelenggaran jurnal yang bersangkutan dengan aset tetap
(register bukti kas keluar dan jurnal umum) dalam sturktur
organisasi fungsi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
bukti pembantu aset tetap adalah bagian kartu aset tetap.Pada PT.
60
PUSRI Palembang fungsi akuntansi ini di lakukan oleh
Departemen Akuntansi.
4.3.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pelepasan Aset Tetap Pada PT.
PUSRI Palembang
1. Surat Permintaan Penghentian Aset Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian kuasa
untuk penghentian pemakaian aset tetap.Dokumen ini dibuat oleh
user yang memohon permintaan penghapusan aset tetap.
2. Surat Perintah Kerja
Dokumen ini dikeluarkan setelah surat perintah
penghentian aset tetap dikeluarkan surat perintah kerja inipada PT.
PUSRI Palembang dikeuarkan oleh departemen umum yaitu
dokumen ADP.
3. Bukti Memorial
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk
pencarian transaksi depresiasi aset tetap,harga pokok aset tetap
yang telah selesai dibangun,penghentian pemakaian aset tetap dan
pengeluaran modal.Pada PT. PUSRI Palembang Bukti Memorial
berupa GL, Bahan Jurnal dan Dokumen.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan di PT.
PUSRI Palembang dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur yang ada di
dalam pengadaan dan pelepasan aset tetap pada PT. PUSRI Palembang sudah
terlaksanakan dengan baik dan sesuai dengan teori yang teah di terapkan dan
sesuai dengan prinsip akuntansi secar umum.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran
yang dapat diberikan hendaknya harus terus dipertahankan kalau perlu lebih
ditingkatkan lagi agar PUSRI terus maju dan berkembang dimasa yang akan
datang.
62
top related